15
25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Diskripsi Kondisi Awal Hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester 2 tahun pelajaran 2011/2012, sebelum diadakan penelitian belumlah tuntas. Hal ini disebabkan guru lebih banyak melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) terutama mata pelajaran matematika belum menggunakan pendekatan pembelajaran yang menarik. Minat siswa untuk belajar matematika sangat kurang siswa cenderung lupa pada pelajaran yang sudah diberikan. Akibatnya kemampuan pemahaman konsep matematka setelah diadakan evaluasi belajar pada akhir pembelajaran hasilnya masih jauh dari harapan dan tujuan pembelajaran. Hasil belajar siswa sebelum diadakan tindakan dapat dibaca Tebel 5 distribusi frekuensi hasil belajar pra siklus di bawah ini: Tabel 5. Distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri Kedungrejo Pra Siklus No Ketuntasan Frekuensi Prosentase 1 Tuntas 27 57% 2 Tidak tuntas 20 43% Jumlah 47 100% Minimum 30 Maksimum 80 Siswa dinyatakan berhasil atau tuntas jika nilai KKM pada Kompetensi Dasar pelajaran matematika adalah 63. Sehingga siswa yang belum mendapatkan nilai 63 dikategorikan belum tuntas belajarnya. Siswa kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo yang belum tuntas hasil belajarnya sebanyak 20 siswa dari 47 siswa, yang dapat disajikan pada Gambar 1 di bawah ini:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Pertemuan pertama siklus 1 aktivitas belajar siswa kelas II SD Negeri 2 Kedungrejo selama mengikuti pembelajaran kooperatif dalam pelajaran

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 25

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Diskripsi Kondisi Awal

    Hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester 2 tahun pelajaran 2011/2012, sebelum

    diadakan penelitian belumlah tuntas. Hal ini disebabkan guru lebih banyak melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) terutama mata pelajaran matematika belum menggunakan pendekatan pembelajaran yang menarik. Minat siswa untuk belajar matematika sangat kurang siswa cenderung lupa pada pelajaran yang sudah diberikan. Akibatnya kemampuan pemahaman konsep matematka setelah diadakan evaluasi belajar pada akhir pembelajaran hasilnya masih jauh dari harapan dan tujuan pembelajaran. Hasil belajar siswa sebelum diadakan tindakan dapat dibaca Tebel 5 distribusi frekuensi hasil belajar pra siklus di bawah ini:

    Tabel 5. Distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri Kedungrejo

    Pra Siklus

    No Ketuntasan Frekuensi Prosentase 1 Tuntas 27 57% 2 Tidak tuntas 20 43%

    Jumlah 47 100% Minimum 30

    Maksimum 80 Siswa dinyatakan berhasil atau tuntas jika nilai KKM pada Kompetensi Dasar

    pelajaran matematika adalah 63. Sehingga siswa yang belum mendapatkan nilai 63

    dikategorikan belum tuntas belajarnya. Siswa kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo yang belum tuntas hasil belajarnya sebanyak 20 siswa dari 47 siswa, yang dapat disajikan pada Gambar 1 di bawah ini:

  • 26

    Gambar.1 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo Pra Siklus

    Gambar 1 menunjukkan siswa yang belum tuntas mencapai 47%. Pada pembelajaran matematika siswa terpancang oleh penjelasan dan sejumlah tugas yang diberikan guru. Akibatnya kemampuan pemahaman konsep matematika pada materi bilangan pecahan rendah. Dari hasil analisis data tersebut dijadikan sebagai sempel

    penelitian. Penelitian dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap siklus dilakukan tiga pertemuan. 4.1.2. Siklus 1 4.1.2.1. Perencanaan Tindakan Siklus 1

    Hasil evaluasi yang diadakan pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika. Tindakan awal, 1) menyusun rencana pembelajaran kooperatif dengan materi membandingkan pecahan, 2) menyiapkan media pembelajaran, 3) menyiapkan lembar observasi kinerja guru dan aktivitas belajar siswa untuk mengamati kegiatan situasi dan kondisi selama proses belajar mengajar berlangsung, 4) menyiapkan soal evaluasi dengan materi membandingkan pecahan yang diberikan pada akhir pertemuan kedua. 5) menyiapkan soal perbaikan dan pengayaan dengan materi membandingkan pecahan.

    57%

    43%

    Presentasi Hasil Belajar Matematika Pra Siklus

    Tuntas

    Tidak Tuntas

  • 27

    4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

    Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilaksanakan pada minggu pertama dan kedua bulan maret 2012 yang berlangsung selama tiga kali pertemuan. Langkah-langkah tindakan yang dilakukan pada pertemuan pertama sama pada pertemuan kedua, hanya dengan indikator yang berbeda. Langkah tindakan awal: 1) menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai. 2) memberikan motivasi dengan cara melakukan tanya jawab yang berhubungan dengan materi.

    Awal kegiatan inti pertemuan pertama siklus 1: 1) menyajikan dan menjelaskanan materi yang di bahas. 2) memandu siswa membuat kelompok dan mengatur tempat duduk. 3) memfasilitasi lembar kerja siswa/bahan-bahan diskusi. 4) membagikan bahan-bahan diskusi kelompok pada setiap kelompok. 5) meminta siswa menyelesaikan tugas dalam kelompok. 6) membantu siswa yang mengalami kesulitan. 7) mengamati kerja sama tiap anggota kelompok. 8) menjadi moderator dalam tanggapan, pertanyaan dan masukan dalam kegiatan presentasi hasil kerja kelompok. 9) memberi penguatan terhadap materi yang sudah dibahas

    Pada kegiatan akhir: 1) memberikan latihan soal sebagai kuis. 2) memberikan tugas rumah. 3) pembelajaran ditutup dengan memberikan informasi tentang pembelajaran yang

    akan datang. Pada pertemuan kedua siklus 1, langkah-langkah kegiatan pembelajaran kooperatif

    hampir sama pada pertemuan pertama. Hanya saja diawal pembelajaran dalam memberikan motivasi dengan cara mengoreksi tugas rumah, kemudian diakhir pembelajaran memberikan soal evaluasi sebagai kuis siklus 1. Evaluasi diberikan untuk mengukur keberhasilan tindakan yang dilakukan guru yaitu pembelajaran kooperatif.

    Pada pertemuan ketiga guru melakukan tindak lanjut dengan cara memberikan remidial dan pengayaan sesuai dengan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika materi pertumbuhan hewan. 4.1.2.3. Hasil Tindakan Siklus 1

    Aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran kooperatif pada siklus 1 memperoleh penilaian yang dilakukan observer seperti tampak pada Tabel 6 di bawah ini:

  • 28

    Tabel. 6 Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo

    pada Siklus 1 Pelaksanaan Skor yang diperoleh Prosentase Kriteria

    Pertemuan 1 35 63% Cukup baik

    Pertemuan 2 40 71% Baik

    Pertemuan pertama siklus 1 aktivitas belajar siswa kelas II SD Negeri 2 Kedungrejo

    selama mengikuti pembelajaran kooperatif dalam pelajaran matematika memperoleh presentase 63% dengan kategori cukup baik. Pada pertemuan kedua memperoleh 71% dengan kategori baik. Secara keseluruhan aktivitas siswa selama mengikuti pelajaran kurang berani, aktif dan masih banyak yang mengalami kesulitan.

    Hasil kuis siklus 1 sebagai evaluasi yang dilaksanakan pada pertemuan kedua sebelum diadakan perbaikan dan penganyaan tersaji pada Tabel 7 di bawah ini:

    Tabel. 7 Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo

    Siklus 1 No Ketuntasan Frekuensi Prosentase 1 Tuntas 33 70% 2 Tidak tuntas 14 30%

    Jumlah 47 100% Minimum 50

    Maksimum 100

    Hasil belajar Matematika siklus 1 siswa yang tuntas 33 siswa dan siswa yang tidak tuntas 14 siswa. Sudah ada siswa yang mendapat nilai maksimum yaitu 100, nilai siswa terendah yaitu 50. Ketuntasan belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo tersaji pada Gambar 2 di bawah ini:

  • 29

    Gambar. 2 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo Siklus 1

    Gambar 2 menunjukkan siswa yang tuntas mencapai 70% sedangkan siswa yang

    tidak tuntas hanya 30%. Walaupun mengalami peningkatan namun hasil tersebut belum sesuai dengan indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu 37 siswa yang tuntas dalam kelas

    atau ketuntasan klasikal 79%. Sehingga penelitian dilanjutkan pada putaran berikutnya. 4.1.2.4. Hasil Observasi Siklus 1

    Pada proses kegiatan belajar mengajar berlangsung pada siklus 1 dinilai oleh observer. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran kooperatif dan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran. Tapi penilaian difokuskan pada kinerja guru selama mengajar. Pertemuan pertama siklus 1 item kegiatan guru dalam pembelajaran kooperatif memperoleh penilaian dari observer tampak pada Tabel 8 di bawah ini:

    Tabel. 8 Hasil Penilaian Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Kooperatif Siklus 1

    Pertemuan Total skor Nilai aktivitas Kriteria

    Siklus 1 Pertemuan 1

    33 55% Kurang

    Siklus 1 Pertemuan 2

    46 77% Baik

    70%

    30%

    Presentasi Hasil Belajar Matematika Siklus 1

    Tuntas

    Tidak Tuntas

  • 30

    Pada pertemuan pertama dengan mendasarkan hasil skor penilaian yang berjumlah

    33 atau presentasenya adalah 55%. Secara umum dapat dikatakan pada pembelajaran pertemuan pertama siklus 1 dilaksanakan kurang maksimal. Kegiatan yang belum dilakukan yaitu meminta siswa menyelesaikan tugas dalam kelompok, membantu siswa yang mengalami kesulitan, mengamati kerja sama tiap anggota kelompok, memberi penguatan terhadap materi yang sudah dibahas. Dan melakukan perbaikan dan pengayaan. Selama pembelajaran siswa masih ramai dan sebagian besar siswa belum mengerti tentang pembelajaran yang dilakukan, siswa takut bertanya kepada guru, hanya siswa tertentu saja yang aktif dalam kegiatan pembelajaran berlangsung.

    Pada pertemuan kedua siklus 1 kegiatan guru dalam pembelajaran kooperatif setelah diamati oleh observer mendapat skor 46 atau presentase 77% dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan guru baik. Pada pertemuan kedua ini aspek yang belum dilakukan pada pertemuan pertama berkurang. Walaupun masih ada siswa yang masih ramai tetapi sebagian besar siswa sudah mengerti pembelajaran yang dilakukan 4.1.2.5. Hasil Rerleksi Siklus 1

    Sebelum melakukan tindakan pada siklus 2 diadakan refleksi proses pembelajaran. Refleksi diadakan dengan melibatkan teman sejawat. Kegiatan refleksi bertujuan untuk

    mendapatkan kritik dan saran dari teman sejawat selaku observer, agar pada siklus berikutnya hasil evaluasi pembelajaran mencapai target yang telah ditentukan. Hasil refleksi pada siklus 1 adalah sebagai berikut ini: a) Dari observer

    Kinerja guru dalam pembelajaran kooperatif pada siklus 1 sudah dikategorikan kurang berhasil yang dapat dilihat dari hasil penilaian kinerja guru yaitu mendapat nilai presentase 57% dan 77%. Guru tidak maksimal dalam melaksanakan pembelajaran. Masih ada siswa yang bercanda dan bercerita dengan teman lain atau sibuk corat – coret gambar di buku, dalam kegiatan diskusi guru kurang melibatkan seluruh siswa hanya siswa yang ditunjuk sebagai ketua kelompok yang menyelesaikan dalam kegiatan tersebut. Sehingga siswa yang lain menjadi ramai dan kurang aktif dalam diskusi. Hasil belajar siswa pada siklus 1 belum sesuai dengan indikator keberhasilan. Hal ini disebabkan guru dalam kegiatan pembelajaran kurang optimal dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran yang sudah direncanakan.

  • 31

    b) Saran dari observer

    Pada putaran berikutnya guru harus menegor siswa yang tidak memperhatikan pelajaran. Melibatkan anggota kelompok untuk presentasi dan bila tidak ada siswa yang memberi tanggapan guru menunjuk kelompok siswa untuk memberikan tanggapan. Selain itu, guru harus semaksimal mungkin dalam melaksanakan item-item kinerja guru yang sudah ditetapkan. 4.1.3. Siklus 2 4.1.3.1. Perencanaan Tindakan Siklus 2.

    Hasil refleksi pada siklus 1 dengan teman sejawat/observer menjadi salah satu pertimbangan untuk melaksanakan pendekatan yang lebih baik lagi. Pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan pada minggu ketiga dan keempat bulan Maret 2012 dan dilakukan tiga kali pertemuan. Dalam kegiatan perencanaan menyusun: 1) rencana pembelajaran kooperatif materi menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pecahan. 2) menyiapkan media pembelajaran. 3) menyiapkan lembar observasi kinerja guru dan aktivitas belajar siswa untuk mengamati kegiatan situasi dan kondisi selama proses belajar mengajar berlangsung. 4) menyiapkan soal evaluasi dengan materi menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pecahan. 5) menyiapkan soal perbaikan dan pengayaan.

    4.1.3.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Pelaksanaan tindakan siklus 2 dilaksanakan dengan langkah-langkah tindakan yang

    dilakukan pada pertemuan pertama sama pada pertemuan kedua, hanya dengan indikator yang berbeda. Langkah tindakan awal: 1) menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai. 2) memberikan motivasi dengan cara melakukan tanya jawab yang berhubungan dengan materi.

    Awal kegiatan inti pertemuan pertama siklus 2: 1) menyajikan dan menjelaskanan materi yang di bahas. 2) memandu siswa membuat kelompok dan mengatur tempat duduk. 3) memfasilitasi lembar kerja siswa/bahan-bahan diskusi. 4) membagikan bahan-bahan diskusi kelompok pada setiap kelompok. 5) meminta siswa menyelesaikan tugas dalam kelompok. 6) membantu siswa yang mengalami kesulitan. 7) mengamati kerja sama tiap anggota kelompok. 8) menjadi moderator dalam tanggapan, pertanyaan dan masukan dalam kegiatan presentasi hasil kerja kelompok. 9) memberi penguatan terhadap materi yang sudah dibahas

  • 32

    Pada kegiatan akhir: 1) memberikan latihan soal sebagai kuis. 2) memberikan tugas

    rumah. 3) pembelajaran ditutup dengan memberikan informasi tentang pembelajaran yang akan datang.

    Pada pertemuan kedua siklus 2, langkah-langkah kegiatan pembelajaran kooperatif hampir sama pada pertemuan pertama. Hanya saja diawal pembelajaran dalam memberikan motivasi dengan cara mengoreksi tugas rumah, kemudian diakhir pembelajaran memberikan soal evaluasi sebagai kuis siklus 1. Evaluasi diberikan untuk mengukur keberhasilan tindakan yang dilakukan guru yaitu pembelajaran kooperatif.

    Pada pertemuan ketiga guru melakukan tindak lanjut dengan cara memberikan remidial dan pengayaan sesuai dengan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika materi menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pecahan. 4.1.3.3. Hasil Tindakan Siklus 2.

    Penialain aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran kooperatif pada siklus 2 yang dinilai oleh observer memperoleh seperti tampak pada Tabel 9 di bawah ini:

    Tabel. 9 Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas III SD Negeri Kedungrejo

    pada Siklus 2 Pelaksanaan Skor yang diperoleh Prosentase Kriteria

    Pertemuan 1 48 86% Baik sekali

    Pertemuan 2 51 91% Baik Sekali

    Pertemuan pertama siklus 2 aktivitas belajar siswa kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo

    selama mengikuti pembelajaran kooperatif dalam pelajaran matematika memperoleh presentase 86% dengan baik sekali. Pada pertemuan kedua memperoleh 91% dengan kategori baik sekali. Seluruh siswa sudah banyak melakukan kegiatan pembelajaran yang direncanakan.

    Hasil kuis siklus 2 sebagai evaluasi yang dilaksanakan pada pertemuan kedua sebelum diadakan perbaikan dan penganyaan tersaji pada Tabel 10 di bawah ini:

  • 33

    Tabel 10 Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo

    Siklus 2 No Ketuntasan Frekuensi Prosentase 1 Tuntas 42 89% 2 Tidak tuntas 5 11%

    Jumlah 47 100% Minimum 50

    Maksimum 100

    Hasil belajar matematika siklus 2 siswa yang tuntas berjumlah 42 dan siswa yang

    tidak tuntas berjumlah 5 siswa meningkat dibandingkan dengan pra siklus dan siklus 1. Ketuntasan belajar matmatika siswa kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo pada siklus 2 tersaji pada Gambar 3 di bawah ini:

    Gambar. 3 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo Siklus 2

    Gambar 3 menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar matematika siswa kelas III

    pada siklus 2 dengan jumlah siswa yang nilainya ≥ 63 atau yang memenuhi KKM sudah

    terlihat meningkat. Hasil yang diperoleh pada siklus 2 sudah mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada penelitian ini. Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apabila jumlah siswa yang tuntas >37 siswa dari 47 siswa kelas III. Dari data tersebut dapat diperoleh fakta bahwa siswa yang telah tuntas pada siklus 2 sudah

    89%

    11%

    Presentasi Hasil Belajar Matematika Siklus 2

    Tuntas

    Tidak Tuntas

  • 34

    mencapai 89% (42 siswa). Dari hasil data siklus 2 tersebut sudah menunjukkan

    ketuntasan keberhasilan individu siswa dan sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian. 4.1.3.4 Hasil Observasi Siklus 2

    Kegiatan observasi terhadap kegiatan pembelajaran guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif pada siklus 2 baik pada pertemuan pertama dan kedua yang dinilai observer sudah menunjukkan hasil yang lebih baik dari siklus 1.

    Tabel. 11 Hasil Penilaian Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Kooperatif Siklus 2

    Pertemuan Total skor Nilai aktivitas Kriteria

    Siklus 2 Pertemuan 1 51 85% Baik Siklus 2 Pertemuan 2 57 95% Baik sekali

    Pada pertemuan pertama memperoleh skor 51 atau dengan nilai presentase

    kegiatan 85%. Kegiatan yang belum dilakukan yaitu melakukan tindak lanjut/perbaikan dan pengayaan. Pada pertemuan kedua siklus 2 mendapat skor 57 atau nilai presentase kegiatan 95%, semua kegiatan yang dilakukan guru semua dilaksanakan dengan kriteria baik. 4.1.3.5 Hasil Refleksi Siklus 2

    Pada akhir kegiatan siklus 2 diadakan refleksi proses pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi diadakan dengan melibatkan teman sejawat. Kegiatan refleksi bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari teman sejawat selaku observer. Hasil refleksi tersebut adalah pembelajaran kooperatif pada siklus 2 pertemuan pertama sudah baik sekali, untuk pertemuan berikutnya guru harus mengoptimalkan seluruh kegiatan yang direncanakan agar hasilnya lebih baik lagi. Dalam diskusi guru membantu siswa yang mengalami kesulitan. Pada pertemuan pertama siklus 2 siswa sudah terbiasa terhadap pembelajaran yang dilakukan, pembelajaran kelihatan aktif dan siswa tidak ramai sendiri. Siswa yang sebelumnya tidak berani bertanya menjadi berani bertanya terhadap kesulitan yang ditemui.

    Pada pertemuan kedua yang dilakukan guru sudah bisa dikatakan berhasil, yang dapat ditunjukkan dari meningkatnya hasil ketuntasan belajar siswa yaitu 42 siswa atau 89% siswa tuntas. Dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif yang dilakukan pada siklus

  • 35

    2 sudah berhasil karena memperoleh penilaian pada pertemuan pertama adalah 85%

    meningkat menjadi 95%. 4.2. Hasil Analisis Data

    Data yang diperoleh dari pengamatan dalam penelitian ini meliputi hasil pembelajaran siswa dan kegiatan pembelajaran baik dari siklus 1 dan siklus 2 sebagai berikut: 4.2.1. Hasil Penilaian Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Kooperatif.

    Setelah diamati atau dicatat oleh observer kinerja guru dalam mengajar dengan pendekatan kooperatif diperoleh data yang tampak Tabel 12 di bawah ini:

    Tabel. 12 Perbandingan Kegiatan Guru Mengajar dalam Pembelajaran Kooperatif Siklus 1 dan

    Siklus 2

    Aktivitas Mengajar Nilai Prosentase Kriteria Siklus 1 Pertemuan ke 1 55% Kurang Siklus 1 pertemuan ke 2 77% Baik Siklus 2 pertemuan ke 1 85% Baik Siklus 2 pertemuan ke 2 95% Baik sekali

    Dilihat dari hasil tersebut bahwa kegiatan guru mengajar dalam pendekatan

    kooperatif pada siklus 1 pertemuan pertama yaitu 55% dengan kategori kurang dan pertemuan kedua 77% dengan kategori baik. Sedangkan pada siklus 2 mengalami

    peningkatan, pada pertemuan pertama siklus 2 menjadi 85% dengan kategori baik dan pada pertemuan kedua 95% dengan kategori baik sekali. Dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan kooperatif pada pelajaran matemtika siswa kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo dari setiap pertemuan mengalami peningkatan yang ditunjukkan dari nilai presentase kegiatan guru mengajar. Jika dilihat dari dari seluruh kegiatan pembelajaran yang direncanakan, maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran siklus 2 berhasil.

  • 36

    4.2.2. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo Setelah diamati dan dicatat oleh guru ataupun observer mengenai hasil belajar

    siswa kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo pada pelajaran matematika materi tentang pecahan diperoleh data seperti tampak pada Tabel 13 di bawah ini:

    Tabel. 13 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa III SD Negeri 2 Kedungrejo

    Pra Siklus, Siklus 1 Dan Siklus 2

    No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 1 Tuntas 27 57% 33 70% 42 89% 2 Tidak tuntas 20 43% 14 30% 5 11%

    Jumlah 47 100% 47 100% 47 100% Nilai Minimum 30 50 50

    Nilai Maksimum 85 100 100

    Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa ada kenaikan hasil belajar dari pra siklus sampai siklus 2. Nilai siswa yang diatas KKM dari pra siklus 27 siswa meningkat pada siklus 1 menjadi 33 siswa, meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 42 siswa dari 47 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 4 di bawah ini:

    Gambar. 4 Diagram Batang Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

    Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

    57%70%

    89%

    43%30%

    11%

    Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo

    Tuntas Tidak Tuntas

  • 37

    Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar siswa sebelum

    tindakan kelas dilaksanakan mengalami peningkatan dari ketuntasan klasikal 57% siswa tuntas dan setelah dilaksanakan tindakan dengan pendekatan kooperatif dalam pembelajaran pada siklus 1 ketuntasan belajar mencapai 70% siswa tuntas, sedangkan pada siklus 2 ketuntasan klasikal mencapai 89% siswa tuntas hasil belajarnya. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada siklus 2 berhasil sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian ini yaitu siswa kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo pada pelajaran Matematika yang nilainya diatas KKM lebih 37 siswa.

    4.3. Pembahasan 4.3.1 Kinerja Guru dalam Pembelajaran Kooperatif

    Dari hasil refleksi pada siklus 1 diperoleh hasil temuan sebagai berikut: Kinerja guru dalam pembelajaran kooperatif pada siklus 1 dikategorikan belum berhasil. Hasil penilaian kinerja guru yaitu mendapat nilai presentase 55% dengan kategori kurang pada pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua memperoleh presentase 77% dikategorikan baik. Selain itu, hasil belajar siswa pada siklus 1 juga belum sesuai dengan indikator keberhasilan. Hal ini disebabkan dalam kegiatan pembelajaran kurang optimal dalam menerapkan langkah-

    langkah pembelajaran yang sudah direncanakan. Selain itu, dalam kegiatan diskusi dan presentasi guru kurang melibatkan seluruh siswa hanya siswa yang ditunjuk sebagai ketua kelompok yang ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Sehingga siswa yang lain menjadi ramai dan kurang aktif dalam melakukan kegiatan diskusi dan demonstrasi. Masih banyak siswa yang bercanda sendiri atau bermain sendiri yang mengakibatkan siswa kurang memahami materi pelajaran.

    Pada siklus 2 pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan tiga kali pertemuan guru harus melibatkan seluruh siswa. Pada kegiatan presentasi setiap kelompok yang mendapat giliran semua anggota kelompok harus maju untuk mempresentasikan hasil tugasnya. Hal ini dimaksud agar siswa dalam menerima materi pelajaran yang dibahas mudah dipahami oleh siswa. Dalam kegiatan diskusi siswa merasa senang dan termotivasi dalam kegiatan yang dilakukan, karena seluruh siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran kooperatif.

  • 38

    Kinerja guru dalam pembelajaran kooperatif juga mengalami peningkatan yaitu dari

    85% pada siklus 1 menjadi 95% dengan kategori baik sekali pada siklus 2. 4.3.2. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo

    Hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan sebelum dilaksanakan tindakan sangatlah kurang memuaskan. Sehingga guru merasa prihatin terhadap rendahnya hasil belajar matematika tersebut dan memberikan tindakan dengan melakukan pembelajaran kooperatif. Pemberian tindakan yang dilakukan mendapat hasil yang lebih baik yang dapat dilihat dari meningkatnya ketuntasan belajar matematika siswa dari pra siklus, siklus 1 sampai siklus 2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini:

    Tabel. 14 Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa kelas III SD Negeri 2 Kedungrejo

    Kategori Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

    Jumlah siswa

    Prosentse Jumlah siswa

    Prosentse Jumlah siswa

    Prosentse

    Tuntas 27 57% 33 70% 42 89% Tidak Tuntas 20 43% 14 30% 5 11%

    Jumlah 47 100% 47 100% 47 100%

    Tabel 14 menunjukkan ketuntasan belajar siswa sebelum dilakukan tindakan berjumlah 27 siswa atau 57%, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas sama 20 siswa atau 43%. Rendahnya hasil belajar matematika disebabkan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar terutama mata pelajaran matematika belum menggunakan pendekatan pembelajaran yang menarik. Minat siswa untuk belajar matematika sangat kurang siswa cenderung lupa pada pelajaran yang sudah diberikan. Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan pada siklus 1, hasil belajar siswa meningkat dibandingkan sebelum diadakan tindakan. Hasil belajar matematika siswa kelas III siklus 1 yaitu siswa yang tuntas bertambah 6 siswa sehingga jumlah siswa yang tuntas pada siklus 1 adalah 33 siswa dengan prosentasi 70% sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas berkurang jumlahnya

    menjadi 14 siswa atau 30%. Kemudian dengan arahan, kritik dan saran dari obeserver dengan memperbaiki

    pembelajaran kooperatif yang dilakukan memperoleh hasil yang memuaskan. Pada siklus 2 ketuntasan belajar matematika siswa mengalami peningkatan yaitu jumlah siswa yang nilainya diatas KKM yaitu 63 bertambah lagi 9 siswa menjadi 42 siswa yang tuntas hasil

  • 39

    belajarnya dengan ketuntasan klasikal 89%. Secara otomatis jumlah siswa yang belum

    tuntas nilainya semakin berkurang jumlahnya yaitu 5 siswa. Kelima siswa tersebut kurang dalam kemampuan akademiknya pada pelajaran matematika maupun pelajaran lainnya dibandingkan siswa lainnya, sehingga perlu diberikan jam tambahan agar kelima siswa tersebut tidak selalu ketinggalan dalam menerima pelajaran. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada siklus 2 berhasil sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian ini yaitu siswa yang tuntas mencapai 37 siswa dari 47 siswa dalam kelas.