33
28 BAB IV TAHAPAN PRA-PRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCA PRODUKSI Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau produksi film dokumenter. Adapun proses tersebut terdiri dari tiga tahapan yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi. 4.1 PRA PRODUKSI Tahap pra produksi adalah tahap awal pencarian data, dimana data tersebut akan digunakan sebagai pedoman untuk melakukan tahap produksi. Data yang diperoleh kemudian dijadikan bahan untuk menentukan alur dari film dokumenter yang dibuat. Pada tahap pra produksi, penulis melakukan tahap riset lapangan, perancangan story line, dan pencarian kru. 4.1.1 Riset Lapangan Pada tahap pengambilan data awal, metode yang dilakukan penulis adalah dengan cara melakukan riset langsung ke lokasi karaoke di Sarirejo. Penulis melakukan proses wawancara dan diskusi mengenai karaoke yang ada di kawasan Sarirejo. Pada riset yang pertama, penulis bertemu dengan bapak Yanto. Dari proses wawancara dan diskusi tersebut, didapat informasi bahwa karaoke di Sarirejo sudah ada sejak lama dan pengoperasiannya diawasi oleh pemerintah kota. Pertemuan selanjutnya penulis berkunjung lagi ke karaoke Sarirejo dan bertemu dengan mas Aris Munandar, salah satu pemilik karaoke di Sarirejo. Dari proses wawancara, penulis mendapatkan informasi mengenai asal usul mas Aris bekerja di dunia karaoke. Selain itu, penulis juga diberi kesempatan untuk melihat langsung bagaimana suasana di dalam room karaoke. Penulis juga bertemu dengan seorang pekerja wanita di karaoke tersebut yang menjadi salah satu narasumber.

BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

28

BAB IV

TAHAPAN PRA-PRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCA PRODUKSI

Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau produksi film dokumenter.

Adapun proses tersebut terdiri dari tiga tahapan yaitu pra produksi, produksi dan

pasca produksi.

4.1 PRA PRODUKSI

Tahap pra produksi adalah tahap awal pencarian data, dimana data tersebut

akan digunakan sebagai pedoman untuk melakukan tahap produksi. Data

yang diperoleh kemudian dijadikan bahan untuk menentukan alur dari film

dokumenter yang dibuat. Pada tahap pra produksi, penulis melakukan tahap

riset lapangan, perancangan story line, dan pencarian kru.

4.1.1 Riset Lapangan

Pada tahap pengambilan data awal, metode yang dilakukan

penulis adalah dengan cara melakukan riset langsung ke lokasi

karaoke di Sarirejo. Penulis melakukan proses wawancara dan diskusi

mengenai karaoke yang ada di kawasan Sarirejo. Pada riset yang

pertama, penulis bertemu dengan bapak Yanto. Dari proses

wawancara dan diskusi tersebut, didapat informasi bahwa karaoke di

Sarirejo sudah ada sejak lama dan pengoperasiannya diawasi oleh

pemerintah kota.

Pertemuan selanjutnya penulis berkunjung lagi ke karaoke

Sarirejo dan bertemu dengan mas Aris Munandar, salah satu pemilik

karaoke di Sarirejo. Dari proses wawancara, penulis mendapatkan

informasi mengenai asal usul mas Aris bekerja di dunia karaoke.

Selain itu, penulis juga diberi kesempatan untuk melihat langsung

bagaimana suasana di dalam room karaoke. Penulis juga bertemu

dengan seorang pekerja wanita di karaoke tersebut yang menjadi salah

satu narasumber.

Page 2: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

29

Penulis berkunjung ke luar kawasan karaoke untuk mencari

pekerja karaoke yang tinggal di suatu daerah. Tepatnya di daerah

Gunung Sari, penulis bertemu dengan seorang wanita yang juga

bekerja sebagai pemandu karaoke. Penulis berkesempatan

mendengarkan cerita dan pengalaman wanita tersebut selama bekerja

di dunia karaoke. Akhirnya, penulis memutuskan untuk menjadikan

wanita tersebut sebagai narasumber.

4.1.2 Perancangan Naskah Voice Over pada Story Board

Tabel 4.1. Naskah Voice Over pada Story Board

No Audio Visual Keterangan Durasi

1 Wawancara Medium

Shot

Cuplikan

wawancara

narasumber

30”

2 Instrumen Dark +

Text

Text :

Sebuah film

tentang

perjuangan

mereka

dalam

menjalani

kehidupan

10”

3 Musik instrumen Drone

Gapura

Selamat

Datang

Kota

Salatiga

Text :

Salatiga 2020

10”

4 VO :

KOTA SALATIGA/

Drone

Lapangan

Kondisi

geografis

10”

Page 3: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

30

SEBUAH KOTA KECIL

YANG TERLETAK DI

KAKI GUNUNG

MERBABU// LEBIH

DARI 190.000 JIWA

PENDUDUK TINGGAL

DI KOTA TERSEBUT/

MAKA TAK HERAN/

SALATIGA KINI

MENJADI KOTA

YANG SANGAT

RAMAI//

Pancasila

dan

keramaian

Salatiga

Salatiga saat

ini

5 VO : DI TENGAH

HINGAR BINGAR

KERAMAIAN KOTA

SALATIGA/ MASIH

ADA TEMPAT

HIBURAN MALAM

BERUPA WISATA

KARAOKE// YAITU

KARAOKE SARIREJO/

ATAU YANG LEBIH

DIKENAL DENGAN

SEBUTAN KARAOKE

SEMBIR//

Very Long

shot

rumah

karaoke

Sarirejo

dari jalan

Keterangan

lokasi

karaoke di

Salatiga

20”

6 VO : PADAHAL/

KARAOKE DI KOTA-

KOTA BESAR

INDONESIA/ SEPERTI

YANG ADA DI GANG

Capture

kasus

penutupan

Gang

Dolly dan

Capture

berita sumber

terpercaya

tentang

penutupan

30”

Page 4: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

31

DOLLY SURABAYA/

DAN HOTEL ALEXIS

DI JAKARTA/ SUDAH

DITUTUP//

Alexis kasus

7 VO : FAKTANYA/

KARAOKE DI

SALATIGA MASIH

BEROPERASI HINGGA

SAAT INI//

Very Long

shot

gapura

masuk

Sarirejo +

Rumah

Karaoke

Fakta rumah

karaoke

Salatiga yang

masih

beroperasi

hingga saat

ini

30”

8 Wawancara Medium

shot

Point

wawancara :

kisah hidup

dan latar

belakang

mendirikan

karaoke

2’

9 Wawancara Medium

shot

Pendapat

warga sekitar

tentang apa

itu karaoke

Sarirejo?

1’

10 VO : TIDAK

DIPUNGKIRI/

KEBERADAAN

KARAOKE SARIREJO/

DAPAT DIKATAKAN

MENJADI SUMBER

MATA

Very long

shot

rumah

karaoke

Long shot

room

karaoke

Perlihatkan

kondisi

dalam rumah

karaoke

30”

Page 5: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

32

PENCAHARIAN/

HIDUP BAIK BAGI

WARGA LOKAL/

MAUPUN

PENDATANG//

NAMUN/ DI MATA

MASYARAKAT/

DUNIA KARAOKE

MASIH DIPANDANG

NEGATIF// TERLEBIH

BAGI PARA WANITA

PEMANDU KARAOKE

ATAU PK/ LADIES

COMPANION ATAU

LC//

11 Wawancara Medium

shot

Pendapat

warga

mengenai

sosok PK

atau LC

30”

12 VO : LC BERTUGAS

MENEMANI

PELANGGAN KETIKA

BERNYANYI DALAM

RUANG KARAOKE//

MAKA TAK HERAN/

JIKA TIAP RUMAH

KARAOKE PASTI

ADA SOSOK LC

YANG JUMLAHNYA

Long Shot

LC

Aktivitas yg

dilakukan di

rumah

karaoke ((LC

menemani

pelanggan)

1’

Page 6: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

33

PUN TIDAK SEDIKIT//

13 VO : MEMILIH

BEKERJA SEBAGAI

SEORANG LC/

SEBENARNYA

APAKAH YANG

MENJADI ALASAN

MEREKA?// APA

YANG MEREKA

PERJUANGKAN?//

DAN BAGAIMANA

CERITA HIDUP

MEREKA?//

UNTUK MENJAWAB

PERTANYAAN-

PERTANYAAN

TERSEBUT/ SAYA

MELAKUKAN

PENELUSURAN

LANGSUNG KE

LOKASI KARAOKE//

Close up

LC pada

saat make

up

Pengantar

wawancara

LC

20”

14 Wawancara Medium

shot

Point

wawancara :

latar

belakang,

motif,

tanggungan,

suka duka

2’

15 Wawancara Close up

LC make

30”

Page 7: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

34

up dan

persiapan

16 VO : DI SELA-SELA

PENELUSURAN/

SAYA BERTEMU

PULA DENGAN

SEORANG WANITA/

YANG JUGA

BEKERJA SEBAGAI

SEORANG LC//

HANYA SAJA/ DIA

MEMILIKI CERITA

YANG BERBEDA

DARI SEBELUMNYA//

30”

17 Wawancara Medium

shot +

siluet

Point

wawancara :

latar

belakang,

motif,

tanggungan,

suka duka

2’

18 VO : RIUHNYA

SUARA MUSIK/ DAN

KERLAP-KERLIP

LAMPU MALAM/

MENJADI PENANDA

JAM

BEROPERASINYA

RUMAH KARAOKE//

Long shot

rumah

karaoke

Shot apapun

aktivitas yg

dilakukan LC

30”

19 VO : NAMUN/ Long shot Shot kondisi 20”

Page 8: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

35

SEKETIKA KERLIP

LAMPU MALAM

TERSEBUT MENJADI

REDUP// MEREKA

YANG BEKERJA DI

DUNIA KARAOKE/

IKUT MERASAKAN

DAMPAK ADANYA

PANDEMI KORONA//

KARAOKE TIDAK

BEROPERASI DAN

MEREKA TIDAK

DAPAT BEKERJA//

LALU/ APA YANG

MEREKA

LAKUKAN?// APA

YANG MEREKA

RASAKAN?//

rumah

karaoke

kini rumah

karaoke yang

sepi akibat

pandemi

korona

20 Wawancara Medium

shot

Apa yang

mereka

lakukan pada

masa

pandemi?

Bagaimana

tanggapannya

? Apa pesan

yang

disampaikan?

2’

21 VO : MEREKA

HANYALAH 2

Long shot

halaman

Kesimpulan

dan pesan

1’

Page 9: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

36

CONTOH/ DARI

BANYAKNYA

PEKERJA MALAM

YANG ADA// DUNIA

MALAM YANG

KERAP KALI

DIPANDANG

NEGATIF/

NYATANYA

MENYIMPAN

SEGELINTIR CERITA

DAN KISAH HIDUP/

SOSOK-SOSOK YANG

BERJUANG//

BERJUANG UNTUK

MEMPERTAHANKAN

HIDUP/ DAN BAHKAN

MENGHIDUPI ORANG

LAIN//

PERLU KITA

RENUNGKAN/ AGAR

TIDAK MUDAH

MENILAI APA YANG

HANYA TERLIHAT/

JIKA TIDAK TAU

KEBENARANNYA//

TETAP BERJUANG/

UNTUK MENJALANI

LIKA-LIKU

KEHIDUPAN INI//

rumah

karaoke

Long shot

dalam

ruang

karaoke

Medium

shot LC

22 Musik instrumen Credit title Credit title 1’

Page 10: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

37

4.1.3 Pencarian Kru

Pada tahap ini, penulis mencari kru yang bertugas membantu

proses pembuatan film dokumenter. Adapun kru yang dibutuhkan

dalam proses pembuatan film dokumenter ini adalah asisten sutradara,

kameramen, editor dan koordinator lapangan atau hubungan

masyarakat. Pada saat proses pencarian kru, penulis tidak langsung

mendapat persetujuan dari seluruh kru secara bersamaan, bahkan ada

penolakan dari beberapa pihak yang penulis pilih. Hal ini terjadi

karena beberapa kru yang penulis pilih sedang fokus dengan proposal

dan skripsi masing-masing.

Keterbatasan waktu untuk rapat pra produksi dan sulitnya

penyesuaian waktu juga menjadi alasan penolakan beberapa pihak

yang penulis pilih. Disamping itu, dalam masa pandemi korona ini

memang tidak dianjurkan untuk menciptakan kerumunan. Sehingga

penulis memutuskan untuk mengatasinya dengan tidak banyak

melibatkan kru dalam proses produksi film dokumenter ini dan

melakukan rapat secara daring.

4.2 PRODUKSI

Proses produksi ini merupakan proses menggali data sebanyak-

banyaknya dari narasumber. Dengan melakukan metode wawancara langsung

dan direkam menggunakan kamera dan clip on untuk merekam suara. Selain

wawancara, untuk menambah stok gambar dilakukan juga pengambilan

gambar di lokasi sekitar wawancara.

Pada tahap produksi, penulis memilih narasumber dan lokasi yang

sesuai dengan perancangan film dokumenter agar sesuai dengan tujuan awal

yaitu untuk mengetahui kompleks kehidupan pemandu karaoke. Dengan

pertimbangan tersebut, penulis memilih narasumber yang terdiri dari wanita

pemandu karaoke, pemilik karaoke dan beberapa warga sekitar yang tinggal

atau memiliki usaha di lingkungan karaoke.

Page 11: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

38

Adapun lokasi pengambilan gambar yang dipilih adalah lokasi

karaoke, room karaoke, rumah pekerja wanita, dan beberapa spot ikon

keramaian kota Salatiga. Selain proses pengambilan gambar, pada tahap

produksi ini juga dilakukan proses rekaman suara yang digunakan untuk VO

(voice over) sebagai pemandu jalannya alur cerita.

4.3 PASCA PRODUKSI

Setelah semua tahap produksi sudah dilewati, barulah masuk pada tahap

pasca produksi.

4.3.1 Persiapan Editing

Tahap persiapan editing dimulai dengan memilih satu per sat video

yang akan dipakai dan memisahkan video yang tidak dipakai dalam

film. Hal ini dilakukan agar memudahkan pemilihan video yang akan

dipakai pada saat editing film. Sehingga, saat proses editing

berlangsung hanya tinggal menyesuaikan story line yang sudah ada.

4.3.2 Perangkaian Film/Editing

Pada tahap ini, semua hasil rekaman video yang dilakukan melalui

kamera akan masuk pada tahap editing. Dalam proses editing, penulis

menggunakan perangkat keras berupa komputer, dan perangkat lunak

berupa Adobe Premiere Pro CC2020. Tahapan editing terdiri dari

importing data ke software editing, import dan cutting visual,

penyelarasan audio dengan visual, menambah backsound, super

impose gambar, penambahan subtitle, dan penambahan credit title.

a) Importing data ke Software Editing

Page 12: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

39

Gambar 2.Proses Importing data ke software editing

Proses memasukkan gambar yang diperlukan ke dalam software

Adobe Premiere Pro untuk kemudian diedit sehingga menjadi

sebuah film.

b) Import dan Cutting Visual

Gambar 2.Proses Import dan Cutting Visual

Proses menggabungkan potongan-potongan fotage menjadi

sequence yang sudah ada sebelumnya melalui proses import

video.

Page 13: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

40

c) Penyelarasan Audio dengan Visual

Gambar 3.Proses Penyelarasan Audio dengan Visual

Proses ini bertujuan untuk menyelaraskan video dengan suara,

mengingat beberapa suara direkam menggunakan audio recorder

secara terpisah dengan microfon yang ada pada kamera.

d) Penambahan Backsound

Gambar 4.Proses Penambahan Backsound

Backsound digunakan untuk menambah kesan dari setiap adegan

yang ditampilkan. Contoh apabila ada adegan sedih atau

narasumber yang sedang menangis, maka dipilih backsound yang

low beat dan lembut sehingga penonton akan semakin merasakan

kesedihan yang ditampilkan. Dalam pembuatan film dokumenter

Page 14: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

41

ini, penulis menggunakan backsound dari epidemicsound.com

dengan lisensi berbayar.

e) Penambahan Super Impose Gambar

Gambar 5.Proses Penambahan Super Impose Gambar

Proses menambahkan elemen seperti teks dan gambar pada sela-

sela video guna memperjelas informasi yang disampaikan. Dalam

film ini, elemen yang ditambahkan berupa capture berita tentang

penutupan Gang Dolly di Surabaya dan Hotel Alexis di Jakarta.

f) Penambahan Subtitle

Gambar 6.Proses Penambahan Subtitle

Untuk memperjelas percakapan maupun voice over yang ada pada

film, maka ditambahkan subtitle sesuai dengan dialog yang ada.

Dalam film ini, ada juga beberapa bahasa daerah yang diucapkan

Page 15: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

42

oleh narasumber sehingga harus ditambahkan subtitle agar

penonton dapat memahami maksud dari dialog.

g) Penambahan Credit Title

Gambar 7.Proses Penambahan Credit Title

Credit title dibuat menggunakan tools : Type Tools, kemudian

ditambah black video dengan menurunkan opacity dan

ditempatkan dibagian bawah video.

h) Color Grading

Gambar 8.Proses Color Grading

Merupakan proses akhir dalam editing video sebelum rendering,

dimana tiap footage akan diwarnai agar warna tiap scene selaras.

Page 16: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

43

i) Rendering

Gambar 9.Proses Rendering

Proses rendering ini merupakan proses terakhir dalam pembuatan

film. Dimana semua elemen baik audio, video dan teks

digabungkan menjadi satu kesatuan video yang utuh. Format

akhir video yang dihasilkan dari proses rendering ini berupa .mp4

.

4.3.3 Film Dokumenter dalam Ilmu Komunikasi

1) Film dalam Komunikasi Massa

Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual

untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang

berkumpul di suatu tempat tertentu (Heru Effendy, 2002: 134).

Film juga merupakan sarana hiburan yang sangat menyenangkan

bagi masyarakat. Selain itu, film menjadi media untuk

mendapatkan ilmu dan wawasan serta menjadi sarana efektif

untuk proses pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas film sebagai media

komunikasi yang ampuh terhadap massa yang menjadi

sasarannya, karena sifatnya yang audio visual yaitu gambar dan

suara. Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak

dalam waktu singkat dan mampu mempengaruhi penonton.

Page 17: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

44

Pada film dokumenter ini, disajikan informasi tentang

keberadaan karaoke Sarirejo di Salatiga. Selain itu, informasi

berupa kisah hidup pemilik usaha karaoke, dan 2 orang yang

bekerja sebagai Pemandu Karaoke atau Ladies Companion juga

banyak diceritakan. Film dokumenter ini menyajikan informasi

berupa audio dan visual sehingga penonton tidak hanya

menikmatinya melalui suara atau gambar saja.

2) Teori SOR (Stimulus Organism Response)

Teori S-O-R merupakan teori komunikasi sebagai singkatan

dari stimulus- organism- respon. Menurut teori ini, media massa

sangat berperan dalam memengaruhi komunikan atau penerima

pesan, teori S-R ini menggambarkan proses komunikasi secara

sederhana yang hanya melibatkan dua komponen, yaitu media

massa dan penerima pesan, yaitu khalayak. Namun respon

sesungguhnya juga dimodifikasi oleh organisme (O) yang

stimulus dan penerima menaggapinya dengan menunjukkan

respon sehingga dinamakan teori S-O-R (Morissan, 2010:17).

Sementara itu, Onong Uchjana Efendy (2003.253)

menjelaskan 3 unsur penting dalam model komunikasi S-O-R itu

yaitu : Pesan ( Stimulus, S), Komunikan (Organism, O) dan Efek

(Response, R).

Pesan (Stimulus), merupakan pesan yang disampaikan

komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan

tersebut dapat berupa tanda dan lambang.

Pada film dokumenter ini, pesan yang disampaikan diawali

dengan kondisi geografis singkat kota Salatiga yang

ditunjukkan pada scene di menit 00.00.40 – 00.00.58.

ditampilkan dalam sudut pengambilan gambar extreme long

shot menggunakan drone untuk menunjukkan kesan luas dan

padat. Ditampilkan pula gambar gunung dan bangunan-

Page 18: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

45

bangunan yang ada di kawasan kota dari sudut pandang high

angle.

Gambar 10.Telusur Kisah Wanita Penghibur menit ke 00.00.44

Selanjutnya, pesan berupa realita keberadaan dan operasional

karraoke Sarirejo di kota Salatiga yang dimunculkan dalam

bentuk gambar atau video dan narasi voice over pada scene di

menit 00.01.01 – 00.01.14 dan 00.01.28 – 00.01.32. Gambar

diambil dari sudut pandang normal atau eye level, dengan

menggunakan ukuran gambar very long shot untuk

menunjukkana rumah-rumah di lokasi karaoke.

Gambar 11Telusur Kisah Wanita Penghibur menit ke 00.01.13

Terdapat pesan berupa capture berita penutupan Gang Dolly di

Surabaya dan Hotel Alexis di Jakarta pada scene di menit

00.01.16 – 00.01.25.

Page 19: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

46

Gambar 12.Telusur Kisah Wanita Penghibur menit ke 00.01.21

Pesan mengenai identitas dan asal mula narasumber

mendirikan sebuah lokasi karaoke disampaikan langsung

melalui wawancara pada scene di menit 00.01.37 – 00.02.51.

Gambar diambil dari sudut pandang normal atau eye level,

dengan menggunakan ukuran gambar medium shot untuk

menunjukkana emosi dan ekspresi narasumber pada saat

diwawancara.

Gambar 13.Telusur Kisah Wanita Penghibur menit ke 00.02.47

Informasi dari warga yang berjualan di sekitar lokasi karaoke

juga disampaikan langsung oleh narasumber melalui

wawancara yang ditampilkan pada scene di menit 00.03.03 –

00. 03.11 dan 00.03.12 – 00.03.25. Gambar diambil dari sudut

pandang normal atau eye level, dengan menggunakan ukuran

Page 20: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

47

gambar medium shot untuk menunjukkana emosi dan ekspresi

narasumber pada saat diwawancara.

Gambar 14.Telusur Kisah Wanita Penghibur menit ke 00.03.10

Selanjutnya, tanggapan dan masyarakat sekitar mengenai

sosok Pemandu Karaoke (PK) atau Ladies Companion (LC)

disampaikan langsung oleh narasumber dalam wawancara pada

scene di menit 00.03.40 – 00.03.51 dan 00.03.52 – 00.04.10.

Gambar diambil dari sudut pandang normal atau eye level,

dengan menggunakan ukuran gambar medium shot untuk

menunjukkana emosi dan ekspresi narasumber pada saat

diwawancara.

Gambar 15.Telusur Kisah Wanita Penghibur menit ke 00.04.01

Page 21: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

48

Pesan berupa kisah hidup, alasan, dan perjuangan LC dalam

melakoni pekerjaannya disampaikan secara langsung dalam

wawancara pada scene di menit 00.04.50 – 00.07.29. Gambar

diambil dari sudut pandang normal atau eye level, dengan

menggunakan ukuran gambar medium shot tetapi tidak

menggunakan pencahayaan tambahan sehingga gambar

menjadi siluet karena wajah dari narasumber harus

disembunyikan.

Gambar 16.Telusur Kisah Wanita Penghibur menit ke 00.05.06

Beralih dari narasumber LC yang sebelumnya, ada lagi kisah

hidup, alasan dan perjuangan LC yang memiliki cerita berbeda,

dijelaskan secara langsung dalam wawancara pada scene di

menit 00.07.55 – 00.13.55. Gambar diambil dari sudut

pandang normal atau eye level, dengan menggunakan ukuran

gambar medium shot tetapi tidak menggunakan pencahayaan

tambahan sehingga gambar menjadi siluet karena wajah dari

narasumber harus disembunyikan.

Page 22: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

49

Gambar 17.Telusur Kisah Wanita Penghibur menit ke 00.12.58

Informasi selanjutnya tentang dampak pandemi korona yang

dirasakan oleh kedua narasumber yang bekerja sebagai LC.

Disampaikan secara langsung dalam wawancara pada scene di

menit 00.14.43 – 00.15.06 dan 00.15.07 – 00.15.38.

Gambar 18.Telusur Kisah Wanita Penghibur menit ke 00.14.46

Di akhir wawancara dengan kedua LC, mereka menyampaikan

harapan untuk kehidupan mereka di masa yang akan datang.

Disampaikan secara langsung dalam wawancara pada scene di

menit 00.16.04 – 00.16.50 dan 00.16.52 – 00.17.24.

Page 23: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

50

Gambar 19.Telusur Kisah Wanita Penghibur menit ke 00.16.42

Sebagai penutup, disampaikan juga pesan berupa voice over

pada scene di menit 00.17.30 – 00.17.43. Gambar diambil dari

dengan teknik over shoulder dengan menggunakan ukuran

gambar medium shot tetapi tidak menggunakan pencahayaan

tambahan sehingga gambar menjadi siluet karena wajah dari

narasumber harus disembunyikan.

Gambar 20.Telusur Kisah Wanita Penghibur menit ke 00.7.36

Komunikan (Organism), merupakan keadaan komunikan

disaat menerima pesan. Pesan yang disampaikan oleh

komunikator diterima sebagai informasi, dan komunikan akan

memperhatikan informasi yang disampaikan oleh komunikator.

Perhatian disini diartikan bahwa komunikan akan

Page 24: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

51

memperhatikan setiap pesan yang disampaikan melalui tanda

dan lambang. Selanjutnya, komunikan mencoba untuk

mengartikan dan memahami setiap pesan yang disampaikan

oleh komunikator.

Sebanyak 30 penonton yang selanjutnya disebut sebagai

responden setelah menyaksikan film dokumenter ini kemudian

diminta untuk mengisi penilaian uji publik. Adapun penilaian

ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana audience

menerima pesan yang ada pada film.

Efek (Response), merupakan dampak dari efek komunikasi.

Efek dari komunikasi adalah perubahan sikap afektif, kognitif,

konatif. Efek kognitif merupakan efek yang ditimbulkan

setelah adanya komunikasi, efek kognitif berarti bahwa setiap

informasi menjadi bahan pengetahuan bagi komunikan

(Effendy, 2009:255).

Dalam film dokumenter ini, respon yang diberikan oleh

audience disampaikan melalui form uji publik dan juga

komentar pada platform Youtube.

3) Teori Bertahan Hidup (Survival of the Fittest)

Kajian teori survival of the fittest berawal dari pemikiran

Charles Darwin yang kemudian dirumuskan oleh Herbert

Spencer. Ken Plummer merumuskan dasar pemikiran teori

tersebut dengan asumsi bahwa masyarakat mengalami

perkembangan layaknya tubuh makhluk hidup yaitu hewan.1

Tubuh hewan memiliki struktur yang dapat dilihat bentukknya

seperti tangan, kaki, jantung, hati, otak. Layaknya struktur yang

ada pada hewan , begitu pula struktur yang ada di masyarakat

seperti budaya, ekonomi, agama, sistem politik dan hukum.

Selanjutnya, survivalitas masyarakat juga digambarkan

seperti struktur tubuh beserta fungsi-fungsinya. Otak untuk

1 Jurnal “Al-Qalam” Volume 25 Nomor 1 Juni 2019, diakses pada 7 Desember 2020

Page 25: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

52

memberikan kecerdasan dan menyelaraskan tindakan, jantung

untuk memompa darah, kaki untuk berjalan, begitu juga fungsi

struktur-struktur yang ada di masyarakat. Sistem politik berfungsi

untuk mengatur kehidupan bernegara, hukum untuk

mengendalikan masyarakat, dan ekonomi berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan hidup.

Sementara itu, strategi bertahan atau survival strategy

dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mempertahankan eksistensinya baik yang bersifat material

maupun non material baik seseorang maupun sekelompok orang.2

Sehingga, dalam perspektif sosiologi, strategi bertahan digunakan

sebagai pilihan di tengah ancaman kehidupan baik dalam struktur

ekonomi, sosial atau budaya yang sewaktu-waktu dapat merusak

nilai-nilai kehidupan yang dijalani.

Bila dikaitkan dengan film dokumenter ini, survival

strategy dilakukan oleh narasumber yaitu usaha yang

dilakukannya untuk bertahan hidup. Dalam struktur ekonomi, di

tengah ancaman krisis ekonomi dan desakan pemenuhan

kebutuhan hidup, narasumber dengan nama samaran Luna yang

bekerja sebagai Pemandu Karaoke berusaha untuk memenuhi

kebutuhan. Ditunjukkan pada scene di menit 00.06.06 – 00.06.20

dengan dialog yang menyatakan bahwa penghasilan sebagai

seorang PK atau LC itu tidak menentu, terkadang cukup untuk

memenuhi kebutuhan, tapi terkadang juga kuang apabila sepi

pelanggan. Dilanjutkan dengan pernyataan bahwa ia berusaha

untuk mencukupkan kebutuhan hidupnya.

2 Jurnal Society, Volume II, Nomor 1, Juni 2014 diakses pada 7 Desember 2020

Page 26: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

53

Gambar 21.Telusur Kisah Wanita Penghibur menit ke 00.06.11

Sementara itu, narasumber kedua dengan nama samaran Jelita

juga mengungkapkan usaha bertahan hidupnya dengan menjadi

seorang PK atau LC karena alasan pemenuhan hidup untuknya

dan anaknya, disamping itu sang suami juga tidak bekerja. Demi

tetap bisa bertahan hidup, ia beralih dari pekerjaannya yang

sebelumnya karena gaji yang didapatkan hanya Rp.15.000.

Ditunjukkan pada scene di menit 00.08.14 – 00.08.42.

Gambar 22.Telusur Kisah Wanita Penghibur menit ke 00.06.11

Dampak dari adanya pandemi korona juga dirasakan oleh

narasumber dengan nama samaran Luna. Ia mengungkapkan

usaha dan cara yang dilakukannya untuk tetap mendapatkan

penghasilan di tengah pandemi. Ia mengatakan bahwa dirinya

Page 27: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

54

mengandalkan relasi dengan tamu-tamu agar mengirimkan uang,

terkadang menjalani pertemuan di luar karaoke Sarirejo karena

karaoke di Salatiga tidak diperbolehkan beroperasi pada saat itu.

Ditunjukkan pada scene di menit 00.14.43 – 00.15.06.

Gambar 23.Telusur Kisah Wanita Penghibur menit ke 00.14.49

Dalam struktur sosial, narasumber dengan nama samaran Jelita

mengungkapkan bahwa dirinya tidak peduli terhadap tanggapan

negatif dari orang lain tentang pekerjaan yang dilakoninya. Ia

juga menegaskan bahwa ia bukan hidup atas bantuan uang dari

orang yang memberikan tanggapan negatif tersebut. Ditunjukkan

pada scene di menit 00.10.42 – 00.11.04.

Gambar 24.Telusur Kisah Wanita Penghibur menit ke 00.10.51

4.3.4 Kendala Pembuatan Film

Page 28: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

55

Proses pembuatan film dokumenter ini membutuhkan observasi yang

cukup panjang. Penulis menyadari bahwa riset dan observasi yang

penulis lakukan masih kurang mendalam mengingat adanya pandemi

virus korona yang masih terjadi saat ini. Dalam pembuatan film ini,

penulis menemui beberapa kendala, diamtaranya :

a) Narasumber (LC) mabuk saat malam hari sebelum diwawancara,

sehingga harus menunggu pulih dan sehat kembali untuk siap

melakukan wawancara.

b) Mati listrik di daerah Sarirejo akibat adanya hujan deras dan pohon

tumbang pada saat akan dilakukan pengambilan gambar. Karena

hal tersbut, maka terpaksa mengganti jadwal pengambilan gambar

di lain hari.

c) Gangguan suara musik dari pelanggan dan LC karaoke pada saat

pengambilan video wawancara di room karaoke. Akibatnya,

menimbulkan suara noise sehingga harus menunggu tamu dan LC

selesai bernyanyi.

d) Kendala teknis yaitu pada saat proses editing video, software yang

digunakan mengalami crash sehingga harus instal ulang aplikasi.

4.3.5 Uji Publik

Setelah keseluruhan film dokumenter selesai diproduksi, penulis

melakukan uji publik film tersebut dengan cara mengunggah film

pada platform youtube dan menyebar form penilaian dalam google

document. Orang yang sudah menonton film diminta untuk mengisi

penilaian tersebut kemudian mengirimkan kembali pada penulis. Hasil

penilaian yang didapat akan dikumpulkan dan disimpulkan untuk

mengetahui hasil tugas akhir dari pembuatan film dokumenter.

Adapun aspek penilaian uji publik sebagai berikut :

1) Nama Film Dokumenter ini menarik untuk khalayak sasarannya.

2) Pesan dalam Film Dokumenter ini sesuai untuk khalayak

sasarannya.

Page 29: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

56

3) Khalayak sasaran dapat memahami dengan jelas pesan yang

disampaikan melalui Film Dokumenter ini.

4) Durasi Film Dokumenter ini sesuai untuk khalayak sasarannya.

5) Pengisi suara yang menarasikan Film Dokumenter ini terdengar

jelas dalam menyampaikan pesan.

6) Kualitas audio dalam Film Dokumenter ini jernih.

7) Kualitas gambar dalam Film Dokumenter ini baik dan jelas.

8) Narasumber dapat menyampaikan pesan dengan baik, tepat

sasaran tujuannya.

9) Bahasa yang digunakan dalam Film Dokumenter sesuai dan dapat

dipahami oleh khalayak sasarannya.

10) Film Dokumenter ini layak untuk dipublikasikan kepada khalayak

sasarannya.

11) Film Dokumenter ini telah memenuhi Etika.

12) Ada penyajian animasi yang berisi data untuk memperjelas pesan

yang disampaikan melalui Film Dokumenter ini.

Berdasarkan aspek penilaian tersebut, dari total 30 responden

diperoleh hasil sebagai berikut :

Gambar 25.Hasil Penilaian Uji Publik Pertanyaan 1

Page 30: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

57

Gambar 26.Hasil Penilaian Uji Publik Pertanyaan 2

Gambar 27.Hasil Penilaian Uji Publik Pertanyaan 3

Gambar 28.Hasil Penilaian Uji Publik Pertanyaan 4

Page 31: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

58

Gambar 29.Hasil Penilaian Uji Publik Pertanyaan 5

Gambar 30.Hasil Penilaian Uji Publik Pertanyaan 6

Gambar 31.Hasil Penilaian Uji Publik Pertanyaan 7

Page 32: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

59

Gambar 32.Hasil Penilaian Uji Publik Pertanyaan 8

Gambar 33.Hasil Penilaian Uji Publik Pertanyaan 9

Gambar 34.Hasil Penilaian Uji Publik Pertanyaan 10

Page 33: BAB IV Pada bab ini membahas tentang proses pembuatan atau

60

Gambar 35.Hasil Penilaian Uji Publik Pertanyaan 11

Gambar 36.Hasil Penilaian Uji Publik Pertanyaan 12

Berdasarkan hasil penilaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa judul

yang digunakan dalam film menarik, suara voice over disajikan

dengan jelas. Akan tetapi masih ada beberapa koreksi terutama pada

kurangnya penyajian grafis/animasi dan penyajian subtitle yang dirasa

terlalu kecil sehingga ada beberapa bagian yang tidak terlihat dengan

jelas. Selain itu, kualitas audio dan visual masih harus diperbaiki.