132
IV-1 BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan Sistem yang ditinjau adalah industri besar dan sedang yang termasuk dalam golongan kendaraan bermotor dan alat angkutan selain kendaraan bermotor roda empat atau yang berada di bawah Direktorat Jenderal Industri Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan, Departemen Perindustrian RI Jakarta. Penggolongan industri besar dan sedang didasarkan pada jumlah tenaga kerja yang dimiliki. Industri kendaraan bermotor dan alat angkutan selain kendaraan bermotor termasuk dalam industri pengolahan dengan kode klasifikasi baku lapangan usaha industri (KBLI 34 dan KBLI 35). Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia adalah klasifikasi lapangan usaha berdasarkan International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC). Menurut definisi Badan Pusat Statistik (2005), industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dan barang yang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. Sedangkan pengertian usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan memiliki catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut. Industri kendaraan bermotor dan alat angkutan selain kendaraan bermotor terdiri dari beberapa industri yaitu: (BPS, 1998) 34 Industri kendaraan bermotor

BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

  • Upload
    hakhanh

  • View
    225

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-1

BAB IV

PENGEMBANGAN MODEL

IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

Sistem yang ditinjau adalah industri besar dan sedang yang termasuk dalam

golongan kendaraan bermotor dan alat angkutan selain kendaraan bermotor roda

empat atau yang berada di bawah Direktorat Jenderal Industri Alat Transportasi

Darat dan Kedirgantaraan, Departemen Perindustrian RI Jakarta. Penggolongan

industri besar dan sedang didasarkan pada jumlah tenaga kerja yang dimiliki.

Industri kendaraan bermotor dan alat angkutan selain kendaraan bermotor

termasuk dalam industri pengolahan dengan kode klasifikasi baku lapangan usaha

industri (KBLI 34 dan KBLI 35). Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia

adalah klasifikasi lapangan usaha berdasarkan International Standard Industrial

Classification of All Economic Activities (ISIC).

Menurut definisi Badan Pusat Statistik (2005), industri pengolahan adalah suatu

kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara

mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi,

dan barang yang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya

lebih dekat kepada pemakai akhir. Sedangkan pengertian usaha industri adalah

suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan

menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu,

dan memiliki catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya

serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut.

Industri kendaraan bermotor dan alat angkutan selain kendaraan bermotor terdiri

dari beberapa industri yaitu: (BPS, 1998)

34 Industri kendaraan bermotor

Page 2: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-2

341 Industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih

3410 Industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih

34100 Industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih

Meliputi usaha pembuatan atau perakitan kendaraan bermotor untuk

penumpang atau barang: sedan, jeep, truck, pick up, bus dan stasion

wagon. Termasuk pembuatan kendaraan untuk keperluan khusus, seperti:

mobil pemadam kebakaran, mobil toko, mobil penyapu jalan, ambulan,

dan sejenisnya.

342 Industri karoseri kendaraan bermotor roda empat atau lebih

3420 Industri karoseri kendaraan bermotor roda empat atau lebih

34200 Industri karoseri kendaraan bermotor roda empat atau lebih

Meliputi usaha pembuatan bagian-bagian mobil, seperti: bak truk, bodi

bus, bodi pick up, bodi untuk kendaraan penumpang, kendaraan bermotor

untuk penggunaan khusus: container, caravan, dan mobil tangki.

Termasuk pembuatan trailer, semi trailer dan bagian-bagiannya.

343 Industri perlengkapan dan komponen kendaraan bermotor roda empat atau

lebih

3430 Industri perlengkapan dan komponen kendaraan bermotor roda empat atau

lebih

34300 Industri perlengkapan dan komponen kendaraan bermotor roda empat

atau lebih

Meliputi usaha pembuatan komponen dan suku cadang kendaraan

bermotor roda empat atau lebih, seperti: motor, pembakaran dalam, shock

absorber, leaf sporing, radiator, fuel tank, dan muffler.

35 Industri alat angkutan, selain kendaraan bermotor roda empat atau

lebih

351 Industri pembuatan dan perbaikan kapal dan perahu

35111 Industri kapal/perahu

Page 3: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-3

35112 Industri peralatan dan perlengkapan kapal

35114 Industri pemotongan kapal

35115 Industri bangunan lepas pantai

35120 Industri pembuatan dan pemeliharaan perahu pesiar, rekreasi dan olahraga

352 Industri kereta api

35201 Industri kereta api, bagian dan perlengkapannya

35202 Industri jasa penunjang kereta api

353 Industri pesawat terbang

35301 Industri pesawat terbang dan perlengkapannya

35302 Industri jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang

359 Industri alat angkut lainnya

35911 Industri sepeda motor dan sejenisnya

35912 Industri komponen dan perlengkapan sepeda motor dan sejenisnya

Meliputi usaha pembuatan dan perakitan secara lengkap dari macam-

macam sepeda motor dan sejenisnya, seperti: skuter, bemo, a side-car, dan

sejenisnya. Termasuk sepeda yang dilengkapi motor.

35921 Industri sepeda dan becak

35922 Industri perlengkapan sepeda dan becak

35990 Industri alat angkut yang belum termasuk dalam kelompok manapun

Industri otomotif yang dibahas pada penelitian ini adalah industri karoseri (ISIC

atau International Standard Industral Classification of All Economics Activities

34200), industri komponen kendaraan roda empat (ISIC 34300) dan industri

komponen kendaraan roda dua (ISIC 35912) yang disebut industri komponen

otomotif. Sektor industri komponen otomotif termasuk industri pengolahan yang

kini merupakan faktor utama dalam perekonomian Indonesia. Sektor industri

pengolahan sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB Indonesia

selama sepuluh tahun terakhir. Sebagai gambaran, pada tahun 2005 peran sektor

Page 4: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-4

industri pengolahan diperkirakan mencapai lebih dari seperempat (28,06 persen)

komponen pembentukan PDB. Perinciannya dapat dilihat pada Tabel IV.1.

Tabel IV.1. Distribusi persentase Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlakumenurut lapangan usaha, 2002-2005 (Statistik Indonesia 2005/2006, BPS –Jakarta)

Lapangan usaha 2002 2003 2004 2005

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan danPerikanana. Tanaman bahan makananb. Tanaman perkebunanc. Peternakan dan hasil-hasilnyad. Kehutanane. Perikanan

2. Pertambangana. Minyak dan gas bumib. Pertambangan bukan migasc. Penggalian

3. Industri Pengolahana. Industri migas

- Pengilangan minyak bumi- Gas alam cair

b. Industri bukan migas- Makanan, minuman, dan tembakau- Tekstil, barang kulit dan alas kaki- Barang kayu dan hasil hutan lain- Kertas dan barang cetakan- Pupuk, kimia, dan barang dari karet- Semen dan bahan galian bukan

logam- Logam dasar besi dan baja- Alat angkutan, mesin dan peralatan- Barang lainnya

4. Listrik, gas, dan air bersih- Listrik- Gas kota- Air bersih

5. Konstruksi6. Perdagangan, hotel dan restoran

- Perdagangan besar dan eceran- Hotel- Restoran

15.46

8,032,361,890,972,218,835,112,810,9128,723,832,391,4424,897,973,451,621,332,720,980,765,870,190,840,590,110,146,0717,1413,350,573,22

15,19

7,832,321,860,912,278,334,732,650,9528,253,852,481,3724,407,663,361,481,382,820,950,675,870,210,940,690,110,146,2216,6412,940,563,14

14,59

7,282,271,790,872,388,634,942,740,9528,133,912,391,5224,227,193,151,371,362,810,960,756,410,220,970,680,140,156,2916,2712,690,563,02

13,40

6,732,121,580,792,1810,446,163,310,9728,064,913,151,7623,156,522,801,271,242,810,910,746,640,220,920,630,140,156,3515,7512,330,542,88

Di Indonesia, industri pengolahan dibagi menjadi empat kelompok, yaitu industri

besar, industri sedang, industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga.

Pengelompokkan ini didasarkan pada banyaknya pekerja yang terlibat di

dalamnya, tanpa memperhatikan penggunaan mesin produksi yang digunakan

ataupun modal yang ditanamkan. Adapun kategorinya adalah sebagai berikut:

Page 5: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-5

Industri besar adalah perusahaan industri yang mempunyai pekerja 100 orang

atau lebih;

Industri sedang adalah perusahaan industri yang mempunyai pekerja 20-99

orang;

Industri kecil adalah perusahaan industri yang mempunyai pekerja 5-19 orang;

Industri kerajinan rumah tangga adalah usaha industri yang mempunyai

pekerja antara 1-4 orang.

Berikut ini adalah gambaran umum sistem industri kendaraan bermotor dan

komponen yang ditunjukkan pada Gambar IV.1.

Page 6: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-6

Gambar IV.1. Sistem industri kendaraan bermotor dan komponen (Pawitra, 1986)

Page 7: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-7

Prinsipal

Prinsipal menentukan performansi industri otomotif di Indonesia selama

menguasai aspek-aspek rancang bangun, perekayasaan, pembelanjaan, keahlian

pemasaran, harga, testing, kualitas komponen dan warranty. Kemampuan-

kemampuan yang dimiliki prinsipal terutama bertalian dengan merek kendaraan

bermotor yang bersangkutan. Kemampuan yang dimiliki oleh prinsipal

merupakan dasar bagi prinsipal untuk memperoleh keuntungan dengan cara

memasuki dan mempertahankan pasar di negara-negara di dunia. Prinsipal-

prinsipal masuk ke pasar dunia dalam bentuk perusahaan multi nasional dengan

pertimbangan-pertimbangan beberapa hal seperti negara dengan stabilitas politik

yang tinggi, kesempatan pasar yang besar, pertumbuhan ekonomi yang pesat,

memiliki kesatuan budaya, serta dengan hambatan-hambatan kecil dalam bidang

hukum.

Begitu pula pertimbangan prinsipal memasuki Indonesia. Kemudian, prinsipal-

prinsipal mengelola sendiri distribusi produk-produknya melalui pembentukan

perusahaan perakitan, manufacturing dan perusahaan-perusahaan perdagangan

prinsipal sendiri. Namun demikian, adanya larangan pemerintah bagi perusahaan

atau orang asing melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, maka prinsipal-prinsipal

luar negeri mengadakan antara lain perjanjian manajemen, teknis persetujuan

lisensi dengan perusahaan nasional, atau jika diijinkan mengadakan perusahaan

patungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa prinsipal menentukan arah

perkembangan bisnis otomotif beserta industrialisasinya.

Agen tunggal dan pelaku lainnya

Agen tunggal, beserta perakit/manufacturer dan pabrikan komponen otomotif

merupakan kaitan primer dengan para prinsipal luar negeri. Para agen tunggal

menduduki posisi sentral karena:

1. Pemerintah memberikan tanggung jawab besar kepada mereka dalam rangka

industrialisasi otomotif, terutama komponen-komponen yang berkaitan

dengan merek seperti kabin, chassis, dan mesin

Page 8: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-8

2. Secara hukum, agen tunggal menjadi franchise dari suatu merek sehingga

bertanggung jawab dan mempunyai hak untuk impor, distribusi, merakit,

menyediakan suku cadang dan kegiatan purna jual lainnya

3. Memiliki kekuasaan terhadap para dealer termasuk kekuasaan politis.

Fungsi-fungsi agen tunggal seperti impor, distribusi, purna jual pembelanjaan,

investasi komponen utama dan lain-lain ditentukan oleh pertimbangan efektivitas.

Agen tunggal telah memiliki organisasi dan pengalaman manajerial, telah

mengadakan investasi dan secara hukum bertanggung jawab, tidak hanya kepada

prinsipal namun juga kepada pemerintah. Sehingga perlu pula ditata mengenai

komponen-komponen manakah yang berhubungan dengan merek (captive

components) dan yang mana merupakan komponen universal. Dengan demikian

dapat ditentukan tanggung jawab masing-masing lembaga dalam struktur bisnis

otomotif.

Menurut Pawitra (1986) struktur pelaku-pelaku bisnis otomotif masih perlu ditata,

baik mengenai fungsi-fungsinya maupun mengenai komponen-komponen yang

terikat dengan merek dan komponen-komponen universal. Berikut ini merupakan

pelaku atau pemain kunci dalam industri otomotif.

Performansi bisnis otomotif = F (pemerintah, prinsipal, agen tunggal,

variabel-variabel tak terkendali)

IV.1.1 Perkembangan Kebijakan Industri Otomotif Nasional

Secara time series, perkembangan industri otomotif nasional cukup baik. Data

sepuluh tahun terakhir menunjukkan adanya trend kenaikan, meskipun dalam

lingkup waktu yang lebih kecil terjadi gejolak.

Karakteristik pasar otomotif sangat sensitif terhadap perubahan kebijakan dan

peraturan, baik perubahan politik, maupun ekonomi-moneter.

Page 9: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-9

Periode Sebelum Tight Money Policy (TMP) 1991

Industri otomotif nasional menunjukkan kemampuannya dalam merebut pangsa

pasar nasional. Peningkatan kemampuan teknologi proses yang diikuti oleh

peningkatan daya beli masyarakat, mengangkat produksi industri otomotif secara

signifikan. Dalam dua tahun (1976 – 1978) produksi otomotif naik tajam sebesar

1,5 kali lipat, yakni mencapai 103.000 unit dari 70.000 unit sebelumnya. Bahkan

dengan adanya kondisi stabilitas ekonomi dan stabilitas keamanan, sampai tahun

1981 pemasaran mencapai angka kurang lebih 210.000 unit.

Tahun 1981, terjadi gejolak ekonomi lokal, yakni laju inflasi yang relatif tinggi,

dan berdampak pada rendahnya daya beli, dan kondisi ini berjalan sampai tahun

1983, sehingga menyebabkan angka penjualan menurun pada angka 150.000 unit.

Tahun 1983, pemerintah mengeluarkan kebijakan moneter yang sangat

berdampak pada ekonomi secara makro, yakni devaluasi rupiah sebesar 27,5 %.

Dan kebijakan ini mampu menahan penurunan penjualan produk otomotif

nasional. Tahun 1984, pemerintah melakukan devaluasi rupiah sebesar 31 % dan

mampu menaikkan pasar industri otomotif mencapai 160.000 unit.

Tahun 1987, pemerintah mengeluarkan kebijakan uang ketat (tight money policy)

suatu program pengendalian neraca APBN, dan berimplikasi pada penurunan

pasar. TMP 87, disusul dengan perubahan regulasi perbankan tahun 1989, yang

memberikan beberapa kemudahan terutama dalam kredit (termasuk kredit

konsumsi, dan kredit pemilikan kendaraan) sehingga memberikan pengaruh yang

besar terhadap industri. Hasilnya sampai tahun 1990 angka penjualan kendaraan

bermotor mencapai 274.000 unit, suatu angka yang belum pernah dicapai

sebelumnya.

Tahun 1991, pemerintah mengeluarkan kebijakan TMP ke II, dan membuat angka

pemasaran kendaraan turun sampai 170.000 unit pada tahun 1992.

Page 10: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-10

Periode 1991 sampai dengan Krisis Moneter 1998

Beberapa kebijakan strategis dikeluarkan oleh pemerintah dalam bidang moneter.

Banyak sekali kebijakan yang berimplikasi pada pasar kendaraan. Kebijakan

bulan Juni yang dikenal dengan PAKJUN 93 mampu mengangkat pasar

kendaraan ke angka 322.000 unit.

Tahun 1996 pemerintah mencanangkan tentang Industri Mobil Nasional yang

dikenal dengan MOBNAS. Pada periode awal Mobnas, pasar melonjak pada

angka 387.000 unit pada tahun 1997 dan Krisis Moneter (Krismon 1998)

menghancurkan pasar industri otomotif nasional sampai angka 50.000 unit.

Periode Pasca Krismon sampai sekarang

Berangkat dari keterpurukan ekonomi akibat Krismon tersebut, pemerintah

melakukan pembenahan terutama dari sisi politik dan ekonomi, memberikan

angin segar bagi industri kendaraan. Pemilu tahun 1999 memberikan implikasi

pada kenaikan angka penjualan kendaraan mencapai 300.000 unit pada tahun

2000. Pertumbuhan ekonomi, kepercayaan investor pada sistem ekonomi dan

politik dalam negeri secara bertahap mampu menaikkan angka penjualan

domestik pada tahun 2003 mencapai 354.000 unit. Dan direncanakan untuk tahun

2006 ini mampu mencapai angka 500.000 unit.

Page 11: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-11

7288

103 103

172

208

189

152 152144

162 160 158178

274261

170

211

322

379

332

387

58

94

301 299318

354

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003

Tahun

Uni

tPen

jual

an(x

1000

)

Gambar IV.2. Grafik perkembangan pasar kendaraan roda 4 nasional(Disperindag Jabar, 2006)

Page 12: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-12

IV.1.2 Kebijakan Otomotif Saat Ini

Kebijakan baru di bidang otomotif yang diberlakukan mulai tanggal 1 Juli 1999

dimaksudkan guna mengantisipasi perkembangan masa mendatang yang secara

ringkasnya dapat dilihat pada Gambar IV.3. Aspek penting dari kebijakan itu

mencakup (Sargo, 2004):

Dihapuskannya sistem insentif yang dikaitkan dengan ketentuan pencapaian

kandungan lokal. Industri bebas memilih tingkat kegiatan yang akan dilakukan

apakah manufaktur, perakitan atau impor utuh.

Diutamakan produksi jenis sedan dan kendaraan niaga kecil (di bawah 1.500

cc) dengan mengandalkan pasar dan kemampuan produksi yang telah ada,

sekaligus mendorong industri komponen.

Tarif bea masuk (BM) dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM)

disesuaikan dengan ketentuan harmonized system (HS), dan tidak ada lagi

perlakuan khusus terkait dengan investasi.

Mempersiapkan industri agar lebih berdaya saing, memasuki era perdagangan

bebas (AFTA tahun 2002 dan APEC). Impor kendaraan dalam keadaan utuh

(CBU) dipermudah, dengan tarif diturunkan.

Dengan kebijakan tersebut, dan selanjutnya dengan pengaturan tarif (Tabel IV.2),

pemerintah ingin mengarahkan industri menjadi lebih berdaya saing. Adapun

strategi yang dipilih (Depperin, 2007):

Mendorong perkembangan industri komponen sebagai pendukung industri

kendaraan.

Mempertahankan dan mendorong perkembangan industri kendaraan niaga

kategori I, sedan kecil dan sepeda motor.

Meningkatkan ekspor, terutama komponen.

Melakukan restrukturisasi pasar dan industri melalui penyesuaian tarif bea

masuk.

Page 13: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-13

Gambar IV.3. Kebijakan Otomotif 1999 (IATDK Depperin, 2007)

Tabel IV.2. Bea Masuk (BM) dan Pajak Barang Mewah (PPn.BM)Unit KomponenKategori Keterangan CBU CKD IKD Assy/BD IKD PPn.BM

cc < 1.5 lt 65 35 15 *1) 15 10 *4) 301.5 lt < cc < 3.0 lt (P) / 2.5 (D) 70 40 15 40Mobil Penumpang <

10 (Sedan)cc > 3.0 lt (P) / 2.5 (D) 80 50 15 75cc < 1.5 lt 45 25 15 *2) 15 10 *5) 101.5 lt < cc < 2.5 lt 45 25 15 *2) 15 10 *5) 202.5 lt < cc < 3.0 lt (P) 45 25 15 *2) 15 10 *5) 40

Mobil Penumpang <10 4 x 2 (Van)

cc > 3.0 lt (P) / 2.5 (D) 45 25 15 *2) 15 10 *5) 75cc < 1.5 lt 45 25 15 301.5 lt < cc < 3.0 lt (P) / 2.5 (D) 45 25 15 40

4 x 4 (Jeep / Van 4x4)

cc > 3.0 lt (P) / 2.5 (D) 45 25 15 755 ton < GVW < 24 ton (P/D) 40 25 5 *3) 15 10Mobil penumpang > 10

(Bus) GVW > 24 ton (P/D) 5 5 5 *3) 15 10GVW < 5 ton(P/D) 45 25 15 *2) 15 10 *5) 0GVW 5 -24 ton (P/D) 40 25 5 *3) 15 10 *4) 0Trucks / Pick UpGVW > 24 ton (P/D) 10 5 5 *3) 0

Double Cab. 4x4 / 4x2(Passenger > 3)

GVW < 5 ton (P/D) doublecabin, all cc

45 25 5 *3) 15 10 *5) 20

cc < 250 35 25 15 0250 < cc < 500 60 25 15 60Sepeda Motorcc > 500 60 25 15 75

Sumber: IATDK Depperin, 2007Catatan :* Unit (CKD, CBU, IKD) 2004 berdasarkan Kep. Menteri Keuangan RI N0.: 465/KMK/K.01/2003 (20 Oktober 2003)

Page 14: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-14

* PPnBM tahun 2004 berdasarkan PP No. 43/2003 (31 Juli 2003)* P = Petrol D = Diesel* Blank material = 5%*1) Exluding engine*2) Excluding body & chassis, engine, transmission, drive axle*3) Excluding body & chassis, engine*4) For engine, transmission, drive axle* Assy/BD (Breakdown)

Melalui kebijakan yang ada saat ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi

untuk melepaskan diri dari apa yang dikatakan bahwa indusri ini harganya mahal,

daya saing rendah, pemakan devisa, dan seterusnya. Upaya mendorong ekspor di

lain pihak membawa konsekuensi pasar dalam negeri juga harus terbuka bagi

produk dari luar. Dalam hal ini, yang menjadi ukuran adalah kemampuan bersaing

dalam mutu, harga dan pelayanan serta kepuasan konsumen. Berikut ini adalah

tabel perbandingan industri otomotif Thailand dengan Indonesia untuk

mengetahui posisi industri otomotif nasional (Tabel IV.3).

Tabel IV.3. Perbandingan industri otomotif Thailand dengan IndonesiaNegara Thailand Indonesia

Jumlah industri perakit (buah) 15 20Jumlah industri komponen (buah) 1.709 + 600Kapasitas terpasang tahun 2005 (unit/tahun) 1.400.000 855.000Utilisasi kapasitas terpasang tahun 2005 (%) 81 59Pasar domestik tahun 2005 (unit) 703.000 533.917Volume ekspor KBM tahun 2005 (unit) 440.000 18.112Nilai ekspor komponen tahun 2005 (USD) 5.450.000.000 1.482.714.000Kandungan lokal (%) 70-90 30

Sumber: IATDK Depperin, 2007

Page 15: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-15

KETERANGAN

1. KETENTUAN TENTANG: CKD

ATPM ASSEMBLER

2. KETENTUAN TENTANG: IMPOR CBU IMPOR CKD PEMISAHAN SEDAN-NIAGA

3. SK 307: PENGGUNAAN KOMPONEN LOKAL LARANGAN IMPOR CBU

4. SK 167: PEMBENTUKAN PANTAP INTERDEP

5. SK 178: PENEGASAN BERLAKUNYA SK 307

6. SK 349: PEMBATASAN MERK/TYPE

7. – PEMBUBARAN PANTAP INTERDEP-- PEMBATASAN MERK/TYPE TIDAK BERLAKU

8. SK 371: KEHARUSAN PENGGUNAAN KANDUNGAN

LOKAL (PENDALAMAN)

9. SK 34: PENJADWALAN KEMBALI KANDUNGAN

LOKAL SISTEM PENALTI

10. SK 114: PENGHITUNGAN KANDUNGAN LOKAL INSENTIF KANDUNGAN LOKAL

DEREGULASI: INVESTIGASI INVESTASI IMPOR CBU PENURUNAN TARIF

11. DEREGULASI: PENURUNAN TARIF

12. INPRES 2: MOBNAS

13. PP 36: INTENSIF TAMBAHAN ATAS KANDUNGAN

LOKAL

14. DEREGULASI 1999

Gambar IV.4. Kebijakan industri otomotif 1969-1999 (Sargo, 2004)

Page 16: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-16

IV.1.3 Ramalan Perkembangan Pasar Otomotif Dalam Negeri

Meskipun sangat banyak faktor yang mempengaruhi pasar otomotif dan sangat

rentan dengan pengaruh ekonomi makro, stabilitas politik dan sosial, tetapi

berdasarkan data yang lalu dapat dilakukan forecasting (Gambar IV.5).

Ramalan Perkembangan Pasar Otomotif Dalam Negeri

261

170211

322379

332387

5894

301 299 318354

483530

500

570620

700750

0

100

200

300

400

500

600

700

800

1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tahun

Uni

tPen

jual

an(x

1000

)

Gambar IV.5. Ramalan perkembangan pasar otomotif dalam negeri(Disperindag Jabar, 2006)

Page 17: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-17

IV.1.4 Struktur Industri Kendaraan Bermotor

Tumbuhnya pemasok industri kendaraan bermotor akan mempengaruhi struktur

industri, dimana pada industri kendaraan bermotor diatur menjadi 4 strata. Strata

pertama akan membuat dan menyediakan komponen secara langsung ke perakitan

mobil. Strata kedua akan menghasilkan sebagian part yang lebih sederhana yang

tercakup di suatu komponen yang tercakup dalam strata pertama. Strata ketiga dan

keempat pada umumnya menyediakan bahan baku. Gambaran struktur industri

kendaraan bermotor dapat dilihat pada Gambar IV.6.

Gambar IV.6. Struktur industri kendaraan bermotor (IATDK Depperin, 2007)

7 1

67 43

3 15

PMA PMDN

77 59

8

110

18

Anggota Giamm

Car/Motorcycle maker

Tier 1-2

Tier 3-4

TOTAL

136

Page 18: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-18

Berikut adalah jenis-jenis komponen berdasarkan tier.

TIER 1 – 2

• Engine Assy :

Engine Block/Cover; Crank/Cam Shaft; Connecting Rod; Piston Assy;

Bearing; Valve; Fly Wheel; Water/Oil/Fuel Pump; Air Cleaner; Oil/Fuel

Filter; Spark Plug; Silent Chain; Pulley; V-Belt; Gasket; Starter;

Alternator; Brackets etc.

• Body

Side/Floor/Roof/Door panel; Door Frame; Bracket; Hinge etc.

• Chassis

Main Frame; cross Member; Brackets

• Clutch & Transmission

- Clutch Cover/Facing/Disc etc

- Transmission Case; Gears; Shaft; Bearing etc

• Propeller Shafts & Axle

- Propeller shaft; Universal Joint; Axle Cover; Gears; Bearing etc

• Suspension System

- Shock Absorber; Coil/Rear Spring; Wheel; Tire; Strut Bar etc

• Steering System

- Steering wheel/Column; Tie Rod; Bearing etc

• Exhaust System

- Exhaust Pipe; Silencer/Muffler

• Brake System

- Brake Drum/Disc; Brake Shoe/Pad; Tube; Valve; Control Cable

• Electrical/Electronic

- Wiring Harness; Battery; Switch/Relay/ Flasher; Lamp; Horn; Ignition

Coil; High Tension cable; Alternator; Starter; engine Control Unit; ABS

etc

• Cooling System

Page 19: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-19

- Radiator; Hose; Water Pump; Brackets etc

• Air Conditioner

- Evaporator; Cooling Unit; Compressor; Accumulator Dryer; Hose &

Pipe; Brackets; Oil Valve; Control Units etc

• Interior

- Sheet; Dashboard; Safety Belt; Safety Glass; Floor Mat etc

Tier 2 – 3

• Al/Fe/Steel Casting

• Steel Forging

• Bearing

• Bolt & Nut

• Friction Material

• Bearing

• Oil Seal

• Gasket

• etc

Tier 3 – 4

• Tooling

- Mold; Dies; Jig & Fixture; Tool Holder/Bit

• Steel & Alloy

- Sheet; Strip; Wire

• Alumunium & Al Alloy

- Ingots; Strip; Sheets

• Cu & Alloy

- Strip; Sheets; Wire

• Nickel Ni

• Glass

Page 20: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-20

• Timbal Pb

• Seng Zn

• Timah Putih Sn

• Plastic

- PE; PP; PA; ABS etc

• Rubber

- Natural; Synthetic Silicon etc

IV.2 Pengembangan Model

Pengembangan model digunakan untuk mengetahui lebih baik sistem yang menjadi

pusat kajian oleh pembuat model. Pengetahuan tentang berjalannya sistem yang

akan dimodelkan, digambarkan dalam dua diagram yaitu diagram sub sistem dan

diagram hubungan kausal.

IV.2.1 Diagram Sub Sistem

Model dibangun berdasarkan pada sistem industri dan struktur industri kendaraan

bermotor (Gambar IV.1 dan Gambar IV.6). Model yang dibangun terdiri dari tujuh

buah sub sistem yang saling berkaitan yaitu sub sistem industri komponen

otomotif, sub sistem bahan baku, sub sistem tenaga kerja, sub sistem permintaan

pasar domestik, sub sistem permintaan pasar ekspor, sub sistem pemerintah, dan

sub sistem impor. Untuk lebih jelas mengenai keterkaitannya dapat dilihat pada

Gambar IV.7 di bawah ini.

Page 21: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-21

Gambar IV.7. Diagram sub sistem industri komponen otomotif

Page 22: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-22

Pada diagram sub sistem di atas, sub sistem industri komponen otomotif terdiri dari

tier 1-2, tier 2-3 dan tier 3-4, dimana hasil produksi yang dihasilkan dari industri

komponen otomotif dibagi menurut klasifikasi namun dalam alirannya, klasifikasi

di atas dilakukan agregat dalam perhitungannya. Dalam memproduksi, industri

komponen otomotif memerlukan bahan baku dimana pengadaannya berasal dari

lokal dan impor, barang kapital dan tenaga kerja diperlukan untuk melakukan

transformasi dari input menjadi output. Aliran hasil produksi yang dihasilkan

industri komponen otomotif terbagi menjadi dua yaitu permintaan pasar domestik

dan permintaan pasar ekspor. Sedangkan aliran impor secara fisik dapat berupa

bahan baku maupun produk jadi baik di pasar domestik dan pasar ekspor.

Sedangkan peran pemerintah di sini adalah membina, mengawasi dan

mengendalikan dalam hal yang berhubungan dengan perekonomian makro. Untuk

lebih jelasnya mengenai aliran dapat dilihat pada Tabel IV.4 di bawah ini.

Tabel IV.4. From to chart aliran pada diagram sub sistem

Page 23: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-23

Sub sistem industri komponen otomotif

Sub sistem industri komponen menggambarkan penyediaan barang komoditi (tier

1-2, tier 2-3 dan tier 3-4) ke sub sistem permintaan pasar domestik dan permintaan

pasar ekspor. Sub sistem industri komponen juga menyediakan barang dan jasa

bagi pemerintah yang direpresentasikan dalam pengeluaran pemerintah. Sub sistem

industri komponen harus membayar retribusi kepada pemerintah berupa pajak

maupun tingkat tarif yang telah ditetapkan.

Sub sistem industri komponen otomotif memerlukan barang kapital yang

menggambarkan investasi para penanam modal untuk membeli barang dan

peralatan modal yang diperlukan untuk berproduksi. Pada tesis ini, investasi kapital

diasumsikan hanya dipengaruh oleh ekspektasi profit industri dalam jangka

panjang.

Sub sistem bahan baku

Sub sistem bahan baku menggambarkan input berupa bahan mentah yang

diperlukan oleh produksi yang kemudian diolah menjadi barang setengah jadi dan

produk jadi. Pengadaan bahan baku untuk membuat komponen dilakukan secara

lokal dan impor.

Sub sistem tenaga kerja

Sub sistem tenaga kerja menggambarkan penyediaan tenaga kerja bagi industri

komponen otomotif. Sub sistem tenaga kerja juga menggambarkan ketersediaan

kesempatan kerja yang ditawarkan oleh industri komponen otomotif.

Sub sistem permintaan pasar domestik

Sub sistem permintaan pasar domestik akan membeli barang konsumsi yang

dihasilkan oleh sub sistem industri komponen otomotif. Dalam sub sistem ini juga

digambarkan mekanisme pembentukan harga yang dipengaruhi oleh mekanisme

permintaan dan penawaran.

Page 24: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-24

Sub sistem permintaan pasar ekspor

Sub sistem permintaan pasar ekspor akan membeli barang konsumsi yang

dihasilkan sub sistem industri komponen otomotif. Dalam sub sistem ini juga

digambarkan mekanisme pembentukan harga yang dipengaruhi oleh mekanisme

permintaan dan penawaran.

Sub sistem pemerintah

Sub sistem pemerintah menggambarkan sebagai pengawas, pengendali, pemberi

pengarahan, pembina serta pengambil kebijakan dalam mekanisme ekonomi

makro. Pemerintah berperan dalam menentukan besarnya pajak yang harus dibayar

oleh sektor produksi dan masyarakat serta tingkat tarif dalam perdagangan

internasional. Sub sistem pemerintah juga menggambarkan mekanisme

pembentukan produk domestik bruto.

Sub sistem impor

Sub sistem impor menggambarkan mekanisme impor barang konsumsi, mengingat

sistem yang ditinjau berada dalam sistem perekonomian terbuka. Pasar luar negeri

melakukan pemesanan atas produk dalam negeri dan sebaliknya pasar domestik

juga melakukan pemesanan produk impor yang dihasilkan negara lain.

Page 25: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-25

IV.2.2 Diagram Hubungan Kausal

IV.2.2.1 Sub Sistem Industri Komponen Otomotif

Tingkat permintaankonsumen OEM &

AM

Kebutuhanproduksi Tier

1234

Kebutuhankapasitas

produksi Tier1234

Gap kapasitasTier 1234

Investasi kapitalTier 1234

Kapasitasterpasang

produksi Tier1234

Tingkat produksiTier 1234

Output industriTier 1234

Persediaanproduk jadiTier 1234

Pengirimanproduk jadiTier 1234

Tingkat permintaandomestik OEM & AM

Tingkat permintaanekspor OEM & AM

Persediaanbahan baku

Produktivitastenaga kerja

B-1

B-2

Sub sistempermintaan pasar

domestik

Sub sistempermintaan pasar

ekspor

Sub sistembahan baku

Sub sistemtenaga kerja

+

+

+

+

+

+

+

+

++

+

+

+

-

-

-

Gambar IV.8. Diagram hubungan kausal sub sistem industri komponen otomotif

Sub sistem industri komponen dibangun untuk memodelkan interaksi antara sistem

industri dengan permintaan pasar. Industri menerjemahkan permintaan konsumen

baik domestik maupun ekspor yang berasal dari OEM (Original Equipment

manufacturing) dan AM (After Market) menjadi kebutuhan produksi tier 1234.

Adanya kebutuhan produksi tier 1234 ini akan menimbulkan kebutuhan terhadap

kapasitas produksi yang ditentukan oleh ketersediaan barang kapital, tenaga kerja

dan bahan baku. Jika kebutuhan produksi tier 1234 melebihi kapasitas produksi

dari barang kapital, maka akan timbul gap kapasitas. Gap ini akan disesuaikan

dengan investasi kapital sehingga kapasitas produksi sama dengan kebutuhan

produksi tier 1234 (loop B-2).

Peningkatan kapasitas produksi akan meningkatkan tingkat produksi yang

dilakukan oleh industri. Output produksi yang diklasifikasikan dalam tier 1234

Page 26: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-26

kemudian disimpan dalam persediaan produk jadi untuk selanjutnya dilakukan

pengiriman ke pasar berdasarkan permintaan pasar. Tingkat pengiriman yang

dilakukan akan mengurangi produk jadi sehingga menimbulkan kebutuhan

produksi untuk menyeimbangkan gap permintaan dan penawaran (loop B-1).

Barang Kapital Industri Komponen Otomotif

Gambar IV.9. Diagram hubungan kausal barang kapitalindustri komponen otomotif

Barang kapital menggambarkan mekanisme pengadaan barang kapital sebagai

realisasi investasi. Dimana kebutuhan kapital dapat diketahui melalui kebutuhan

kapasitas tier 1234 kemudian menjadi kebutuhan kapital tier 1234. Penambahan

barang kapital tier 1234 terjadi karena penyusutan akan kapasitas produksi yang

disebut depresiasi. Penambahan kapasitas akan terjadi apabila kapital terpasang

lebih kecil dari kebutuhan kapital yang menyebabkan timbulnya gap kapital.

Page 27: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-27

Terpenuhinya investasi berpengaruh positif terhadap kapital terpasang sebagai

penyeimbang akan gap kapital (loop B-3). Peningkatan kapital terpasang berarti

kapasitas terpasang juga meningkat sehingga dapat mendorong output industri.

IV.2.2.2. Sub Sistem Bahan Baku

Kebutuhan bahanbaku tier 1234

Gap bahan bakutier 1234

Tingkat pemesananbahan baku tier

1234

Persediaanbahan baku

tier 1234

Tingkat produksiaktual tier 1234

Kebutuhanproduksi tier 1234

Output industritier 1234

Kapasitasterpasang

Output potensialtenaga kerja

+

+

+

+

+

+

+

+

-

Sub sistemtenaga kerja

Sub sistem industrikomponen otomotif

B-4

Gambar IV.10. Diagram hubungan kausal sub sistem bahan baku

Sub sistem ini menguraikan pengadaan bahan baku tier 1234 bagi kebutuhan

produksi industri komponen otomotif. Mekanisme yang terjadi pada sub sistem

bahan baku tier 1234 adalah kebutuhan atas bahan baku tier 1234 yang timbul

sebagai tanggapan akan adanya kebutuhan produksi tier 1234. Kebutuhan produksi

Page 28: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-28

itu dikonversikan menjadi kebutuhan bahan baku melalui rasio input-output.

Kebutuhan bahan baku tier 1234 untuk kegiatan produksi ini akan dibandingkan

dengan persediaan bahan baku yang ada di industri. Jika persediaan bahan baku

lebih kecil daripada kebutuhannya, industri akan melakukan pemesanan bahan

baku, baik bahan baku domestik maupun impor, untuk menutupi gap bahan baku

(loop B-4). Tingkat ketersediaan bahan baku ini akan mempengaruhi tingkat

produksi yang mungkin dilakukan oleh industri.

IV.2.2.3 Sub Sistem Tenaga Kerja

Gambar IV.11. Diagram hubungan kausal sub sistem tenaga kerja

Sub sistem tenaga kerja menggambarkan mekanisme yang terjadi dalam penciptaan

lapangan kerja, perekrutan, pelatihan, pemberhentian tenaga kerja serta pengaruh

Page 29: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-29

yang diberikan oleh kapabilitas tenaga kerja terhadap tingkat produksi yang

mampu dilakukan oleh industri. Kemampuan tenaga kerja dicerminkan oleh tingkat

ketrampilan kerja yang direprentasikan oleh variabel produktivitas tenaga kerja.

Kebutuhan produksi akan mendorong penambahan kapital untuk meningkatkan

kapasitas terpasangnya. Selanjutnya, penambahan kapital akan mendorong akan

kebutuhan tenaga kerja dibandingkan dengan tenaga kerja yang tersedia. Jika

kebutuhan tenaga kerja lebih besar dari pada tenaga kerja tersedia maka akan

timbul gap tenaga kerja yang mengakibatkan adanya penyerapan tenaga kerja dan

sebaliknya (loop B-5). Tenaga kerja tersedia yang diserap industri berasal dari

angkatan kerja nasional yang tersedia yang akan menghasilkan output potensial

tenaga kerja yang dipengaruhi oleh produktivitas tenaga kerja. Output dari tenaga

kerja juga dipengaruhi oleh kapasitas terpasang menjadi output yang berasal dari

tenaga kerja dan kapital untuk mendorong output industri.

IV.2.2.4 Sub Sistem Permintaan Pasar Domestik

Tingkatpermintaan

domestik dariOEM & AM

Kebutuhanproduksi

domestik dariOEM & AM

Kebutuhanproduksi tier 1234

Kapasitasproduksi tier 1234

Output industri :tier 1234

Output industriuntuk konsumsi

domestik :tier 1234

Persediaanproduk jadidomestik :Tier 1234

Harga produk jadidomestik

Tingkatattractiveness

produk domestik :Tier 1234

Tingkatpengiriman

produk domestik :Tier 1234

Ketersediaanproduk di pasar

domestik :Tier 1234

+ + +

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

-

-

Sub sistem industrikomponen otomotif

R-1

R-2

B-6

-

Penyediaan bahanbaku substitusi

impor

Efisiensikegiatanindustri

--

Market share

Ukuran pasardomestik

+

Gambar IV.12. Diagram hubungan kausal sub sistem permintaan pasar domestik

Page 30: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-30

Sub sistem permintaan pasar domestik terdiri dari tiga buah loop. Dua loop positif

(R-1 & R-2) menggambarkan mekanisme market clearing dimana pertemuan

antara permintaan pasar dan tingkat penawaran oleh industri akan menentukan

harga produk. Sedangkan satu buah loop negatif (B-6) menggambarkan kegiatan

produksi pasar domestik sebagai tanggapan atas tingkat permintaan pasar domestik

ke industri.

Tingkat permintaan pasar domestik ditentukan oleh besarnya tingkat attractiveness

produk domestik. Tingkat attractiveness produk domestik dipengaruhi oleh harga

dan ketersediaan produk jadi di pasar domestik. Sementara itu, harga produk

dibentuk oleh mekanisme penawaran seperti efisiensi pemakaian bahan baku,

efisiensi kegiatan industri dan permintaan yang terjadi. Mekanisme ini

direpresentasikan oleh persediaan produk jadi dan tingkat permintaan pasar.

Permintaan pasar dan harga berbanding lurus sedangkan penawaran industri

berbanding terbalik dengan harga. Harga produk dan ketersediaan produk di

pasaran akan menentukan tingkat permintaan yang kemudian akan mendorong

kebutuhan produksi. Tingkat produksi yang dilakukan akan meningkatkan

persediaan produk jadi di industri yang berarti penawaran meningkat dan

selanjutnya mekanisme penentu tingkat attractiveness produk akan terbentuk.

Mekanisme tersebut digambarkan pada loop R-1 dan R-2. Jika penawaran industri

lebih besar daripada permintaan pasar, maka industri akan mengurangi tingkat

produksinya (loop B-6) dan mekanisme penawaran dan permintaan yang baru akan

terbentuk.

Page 31: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-31

IV.2.2.5 Sub Sistem Permintaan Pasar Ekspor

Gambar IV.13. Diagram hubungan kausal sub sistem permintaan pasar ekspor

Sub sistem permintaan pasar ekspor terdiri dari tiga buah loop. Dua loop positif (R-

3 & R-4) menggambarkan mekanisme market clearing dimana pertemuan antara

permintaan pasar dan tingkat penawaran oleh industri seperti efisiensi bahan baku,

efisiensi kegiatan industri yang akan menentukan harga produk. Sedangkan satu

buah loop negatif (B-7) menggambarkan kegiatan produksi pasar domestik sebagai

tanggapan atas tingkat permintaan pasar ekspor ke industri.

Tingkat permintaan pasar ekspor ditentukan oleh besarnya tingkat attractiveness

produk ekspor. Tingkat attractiveness produk ekspor dipengaruhi oleh harga dan

Page 32: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-32

ketersediaan produk jadi di pasar ekspor. Sementara itu, harga produk dibentuk

oleh mekanisme penawaran dan permintaan yang terjadi. Mekanisme ini

direpresentasikan oleh persediaan produk jadi dan tingkat permintaan pasar.

Permintaan pasar dan harga berbanding lurus sedangkan penawaran industri

berbanding terbalik dengan harga. Harga produk dan ketersediaan produk di

pasaran akan menentukan tingkat permintaan yang kemudian akan mendorong

kebutuhan produksi. Tingkat produksi yang dilakukan akan meningkatkan

persediaan produk jadi di industri yang berarti penawaran meningkat dan

selanjutnya mekanisme penentu tingkat attractiveness produk akan terbentuk.

Mekanisme tersebut digambarkan pada loop R-1 dan R-2. Jika penawaran industri

lebih besar daripada permintaan pasar, maka industri akan mengurangi tingkat

produksinya (loop B-7) dan mekanisme penawaran dan permintaan yang baru akan

terbentuk. Adapun negara tujuan ekspor seperti Thailand, Malaysia, Filiphina,

Singapura, Australia, Amerika, Jepang, dan lain-lain. Sedangkan produk yang

diekspor seperti crank case, piston ring, crank shaft, cylinder liner, dan lain-lain.

IV.2.2.6 Sub Sistem Pemerintah

Gambar IV.14. Diagram hubungan kausal sub sistem pemerintah

Page 33: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-33

Sub sistem pemerintah menggambarkan mekanisme pembentuk produk domestik

bruto. Produk domestik bruto Indonesia dibentuk oleh beberapa komponen, yaitu

pengeluaran pemerintah, ekspor netto, konsumsi masyarakat dan investasi nasional.

Pemerintah juga menetapkan kebijakan dalam bentuk tarif perdagangan

internasional (bea masuk barang impor dan bea ekspor) serta tingkat pajak.

Pengeluaran pemerintah, konsumsi masyarakat, investasi nasional, dan ekspor akan

meningkatkan permintaan agregat dan impor akan mengurangi permintaan agregat.

Permintaan agregat akan mempengaruhi besarnya produk domestik bruto yang

kemudian akan mempengaruhi tingkat impor (loop B-8) dan tingkat pendapatan

disposible. Besarnya tingkat pendapatan disposible ditentukan oleh besarnya PDB

dan pajak pendapatan. Besarnya pendapatan disposible akan mendorong daya

konsumsi masyarakat (loop R-5).

IV.2.2.7 Sub Sistem Impor

Permintaandomestik

Tingkatpengirimandomestik

Permintaandomestik tidak

terpenuhiTingkat impor

Neracaperdagangan

Tingkat eksporTingkat

pengirimanekspor

+

-

+

+

+

-

B-9-

Sub sistempermintaan domestik

Sub sistempermintaan ekspor

Permintaanproduk lokal

Permintaanproduk impor

+

+

Tarif impor

-

Gambar IV.15. Diagram hubungan kausal sub sistem impor

Page 34: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-34

Sub sistem impor menggambarkan mekanisme timbulnya tingkat impor yang

diakibatkan oleh tidak terpenuhinya permintaan pasar domestik. Besarnya tingkat

impor dipengaruhi oleh persaingan harga antara harga produk domestik dan harga

produk impor yang ada di pasar yang akan mempengaruhi pada jumlah permintaan.

Jika harga produk impor lebih murah dari harga produk domestik maka permintaan

akan impor akan bertambah dan jumlah permintaan pasar domestik akan menurun,

dan sebaliknya. Adapun negara asal impor seperti Thailand, Australia, Singapura,

Amerika, Jepang, German. Produk yang diimpor seperti piston, crank shaft, crank

case cover, cylinder head, ignition coil, dan lain-lain.

IV.3 Formulasi Model

Konseptualisasi sistem yang telah digambarkan dalam diagram sub sistem dan

diagram hubungan kausal kemudian akan dikonversikan ke dalam persamaan

matematis yang selanjutnya dilakukan simulasi komputer. Konstruksi persamaan

matematis didasarkan pada diagram alir. Pada tesis ini, konstruksi program

komputer dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Powersim Constructor

version 2.5d.

IV.3.1 Sub Sistem Industri Komponen Otomotif

Nilai output industri adalah keluaran yang dihasilkan dari proses kegiatan industri

yang berupa barang yang dihasilkan. Dalam model ini, nilai output industri

dihitung dari keluaran proses produksi yang berupa barang yang dihasilkan. Nilai

output industri ditentukan oleh tingkat produksi yang dilakukan oleh industri.

nilai output industri

aux OutputInds = LjProdSlsi

OutputInds : nilai output industri [rupiah per tahun]LjProdSlsi : tingkat produksi [rupiah per tahun]

Page 35: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-35

Tingkat produksi dinyatakan dengan delay. Asumsi delay orde 3 pada variabel

tingkat produksi digunakan untuk menggambarkan distribusi proses produksi

selama waktu siklus manufaktur yang diasumsikan selama 0,5 tahun. Waktu siklus

manufaktur merupakan rata-rata delay sejak mulai produksi hingga penyelesaian

dimana produk siap dikirim ke pasar.

tingkat produksi

aux LjProdSlsi = DELAYMTR(LjProdInds, WktSkls, 3)const WktSkls = 0,5 tahun

LjProdSlsi : tingkat produksi [rupiah per tahun]LjProdInds : tingkat produksi aktual [rupiah per tahun]WktSkls : waktu siklus manufaktur [tahun]

Tingkat produksi aktual merupakan tingkat produksi yang mungkin dilakukan oleh

industri dengan melihat pengaruh ketersediaan bahan baku untuk keperluan proses

produksi.

tingkat produksi aktual

aux LjProdInds = RtProdPos*EfkMat

LjProdInds : tingkat produksi aktual [rupiah per tahun]RtProdPos : tingkat produksi yang mungkin

dilakukan[rupiah per tahun]

EfkMat : pengaruh persediaan bahan baku padatingkat produksi

[tanpa satuan]

Tingkat produksi yang mungkin dilakukan merupakan fungsi dari kapasitas

produksi yang dihitung berdasarkan output potensial dari kapasitas terpasang

dengan melihat pengaruh ketersediaan tenaga kerja yang mengoperasikan kapital

tersebut.

tingkat produksi yang mungkin dilakukan

aux RtProdPos = Output_Kpsts_TK

Page 36: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-36

RtProdPos : tingkat produksi yang mungkindilakukan

[rupiah per tahun]

Output_Kpsts_TK : output potensial produksi darikapasitas dan tenaga kerja

[rupiah per tahun]

output potensial produksi dari kapasitas dan tenaga kerja

aux Output_Kpsts_TK = PotOutKpsts*EfkTK

Output_Kpsts_TK : output potensial produksi darikapasitas dan tenaga kerja

[rupiah per tahun]

PotOutKpsts : output potensial produksi darikapasitas

[rupiah per tahun]

EfkTK : pengaruh ketersediaan tenaga kerjapada tingkat produksi

[tanpa satuan]

Kegiatan produksi dilakukan sebagai tanggapan akan produksi yang diharapkan.

Tingkat produksi yang diharapkan ditentukan oleh koreksi tingkat produksi yang

diharapkan ditambah penyesuaian gap produk setengah jadi. Produksi yang

diharapkan ditentukan oleh permintaan pasar ditambah penyesuaian gap persediaan

produk jadi.

tingkat produksi yang diharapkan

aux KorTkRcnProd = MAX(0,TkRcnProd)aux TkRcnProd = KorRcnProd+AdjWIP

KorTkRcnProd : koreksi tingkat produksi yangdiharapkan

[rupiah per tahun]

TkRcnProd : tingkat produksi yang diharapkan [rupiah per tahun]KorRcnProd : koreksi produksi yang diharapkan [rupiah per tahun]AdjWIP : penyesuaian gap produk setengah jadi [rupiah per tahun]

produksi yang diharapkan

aux KorRcnProd = MAX(0,RcnProd)aux RcnProd = PrmlnPrmtn+AdjPersdPrdkJd

KorRcnProd : koreksi produksi yang diharapkan [rupiah per tahun]RcnProd : produksi yang diharapkan [rupiah per tahun]PrmlnPrmtn : peramalan permintaan pasar [rupiah per tahun]AdjPersdPrdkJd : penyesuaian gap persediaan produk jadi [rupiah per tahun]

Page 37: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-37

Penyesuaian gap produk setengah jadi dilakukan untuk menjamin agar produk

dalam proses selalu berada pada level yang diharapkan sehingga mampu

menghasilkan produk jadi pada waktu yang diinginkan dan dikirim ke pasar sesuai

dengan permintaan. Penyesuaian gap dilakukan jika terjadi perbedaan antara

produk setengah jadi yang diharapkan dengan produk setengah jadi saat sekarang

selama waktu penyesuaian gap produk setengah jadi.

penyesuaian gap produk setengah jadi

aux AdjWIP = (RcnWIP-WIP)/WktAdjWIPconst WktAdjWIP = 0,5 tahun

AdjWIP : penyesuaian gap produk setengah jadi [rupiah per tahun]RcnWIP : produk setengah jadi yang diharapkan [rupiah]WIP : produk setengah jadi [rupiah]WktAdjWIP : waktu penyesuaian gap produk

setengah jadi[tahun]

Untuk menghasilkan output yang diinginkan, selama waktu siklus manufaktur

industri harus memiliki sejumlah produk setengah jadi. Material selama waktu

siklus manufaktur berada dalam level produk setengah jadi (work in process), yang

berarti material tersebut masih menjalani beberapa proses produksi. Produk

setengah jadi yang diharapkan ditentukan oleh produksi yang diharapkan dikalikan

dengan waktu siklus manufaktur.

produk setengah jadi

flow WIP = +dt*LjProdInds-dt*LjProdSlsiinit WIP = RcnWIP

WIP : produk setengah jadi [rupiah]LjProdInds : tingkat produksi aktual [rupiah per tahun]LjProdSlsi : tingkat produksi [rupiah per tahun]RcnWIP : produk setengah jadi yang diharapkan [rupiah]

produk setengah jadi yang diharapkan

aux RcnWIP = KorRcnProd* WktSkls

RcnWIP : produk setengah jadi yang diharapkan [rupiah]

Page 38: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-38

KorRcnProd : produksi yang diharapkan [rupiah per tahun]WktSkls : waktu siklus manufaktur [tahun]

Peramalan permintaan pasar dilakukan dengan menggunakan first-order

exponential smoothing dari total tingkat permintaan pasar. Smoothing merupakan

pemodelan yang realistis untuk digunakan pada proses peramalan (Sterman, 2000).

Total permintaan pasar dihitung berdasarkan permintaan pasar domestik dan

permintaan pasar ekspor.

peramalan permintaan pasar

flow PrmlnPrmtn = +dt*LjPrbhnPrmtninit PrmlnPrmtn = TotPrmtn

PrmlnPrmtn : peramalan permintaan pasar [rupiah per tahun]LjPrbhnPrmtn : perubahan tingkat permintaan pasar [rupiah per tahun

per tahun]TotPrmtn : total tingkat permintaan pasar [rupiah per tahun]

total tingkat permintaan pasar

aux TotPrmtn = PrmtnDom+PrmtnEksp

TotPrmtn : total tingkat permintaan pasar [rupiah per tahun]PrmtnDom : permintaan pasar domestik [rupiah per tahun]PrmtnEksp : permintaan pasar ekspor [rupiah per tahun]

Perubahan tingkat permintaan pasar merupakan selisih total tingkat permintaan

pasar dengan peramalan permintaan pasar. Perubahan ini dihitung selama waktu

yang diperlukan oleh industri untuk merata-ratakan tingkat permintaan pasar yang

diasumsikan selama 0,5 tahun.

perubahan tingkat permintaan pasar

aux LjPrbhnPrmtn = (TotPrmtn-PrmlnPrmtn)/WktRtPrmtnconst WktRtPrmtn = 0,5 tahun

LjPrbhnPrmtn : perubahan tingkat permintaan pasar [tahun]TotPrmtn : total tingkat permintaan pasar [rupiah per tahun]PrmlnPrmtn : peramalan permintaan pasar [rupiah per tahun]WktRtPrmtn : waktu merata-ratakan tingkat [tahun]

Page 39: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-39

permintaan konsumen

Penyesuaian gap persediaan produk jadi dilakukan agar persediaan produk jadi

selalu berada pada level yang diharapkan. Penyesuaian dilakukan jika terjadi

perbedaan antara persediaan produk jadi yang diharapkan dengan persediaan

produk jadi saat sekarang selama waktu penyesuaian gap persediaan produk jadi.

Waktu penyesuaian gap persediaan produk jadi pada model ini diasumsikan selama

0,5 tahun.

penyesuaian gap persediaan produk jadi

aux AdjPersdPrdkJd = (RcnPersd-PersdPrdkJd)/WktAdjPersdPrdkJdconst WktAdjPersdPrdkJd = 0,5 tahun

AdjPersdPrdkJd : penyesuaian gap persediaan produkjadi

[rupiah per tahun]

RcnPersd : persediaan produk jadi yangdiharapkan

[rupiah]

PersdPrdkJd : persediaan produk jadi [rupiah]WktAdjPersdPrdkJd : waktu penyesuaian gap persediaan

produk jadi[tahun]

Persediaan produk jadi yang diharapkan ditentukan oleh peramalan permintaan

pasar dikalikan referensi waktu cakupan persediaan produk jadi. Referensi waktu

cakupan persediaan produk jadi yang diharapkan oleh industri, yang dalam model

ini diasumsikan selama 0,5 tahun.

persediaan produk jadi yang diharapkan

aux RcnPersd = PrmlnPrmtn*WktCkpRefPersconst WktCkpRefPers = 0,5 tahun

RcnPersd : persediaan produk jadi yang diharapkan [rupiah]PrmlnPrmtn : Peramalan permintaan pasar [rupiah per tahun]WktCkpRefPers : referensi waktu cakupan persediaan

produk jadi[tahun]

Persediaan produk jadi merupakan penjumlahan antara persediaan produk jadi

untuk pasar domestik dengan persediaan produk jadi untuk pasar ekspor.

Page 40: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-40

persediaan produk jadi

aux PersdPrdkJd = PersdPrdkJdDom+PersdPrdkJdEksp

PersdPrdkJd : persediaan produk jadi [rupiah]PersdPrdkJdDom : persediaan produk jadi untuk pasar

domestik[rupiah]

PersdPrdkJdEksp : persediaan produk jadi untuk pasar ekspor [rupiah]

Penentuan Biaya Produksi

Ekspektasi ongkos produksi dimodelkan dengan delay informasi orde pertama dari

ongkos produksi dengan asumsi waktu penyesuaian ekspektasi ongkos produksi

konstan selama 1 tahun. Waktu ini merupakan waktu yang diperlukan produsen

untuk membentuk persepsi mengenai ongkos produksi. Ongkos produksi dihitung

dari penjumlahan ongkos variabel dengan ongkos tetap.

ekspektasi ongkos produksi

aux EksptsBiyProd = DELAYINF(BiyUnit, WktAdjBiyProd)const WktAdjBiy = 1 tahun

EksptsBiyProd : ekspektasi ongkos produksi [rupiah per unit]BiyUnit : ongkos produksi total [rupiah per unit]WktAdjBiyProd : waktu penyesuaian ongkos produksi [tahun]

ongkos produksi total

aux BiyUnit = BiyVar+BiyTtpconst BiyTtp = INIT(HrgDsr-BiyVar)const HrgDsr = Rp 9.595,00 {Harga ini setara dengan 1$ pada tahun 2000}

BiyUnit : ongkos produksi total [rupiah per unit]BiyVar : ongkos variabel [rupiah per unit]BiyTtp : ongkos tetap [rupiah per unit]HrgDsr : harga dasar produk [rupiah per unit]

ekspektasi biaya variabel

aux EksptsBiyVar = DELAYINF(BiyVar, WktAdjEksptsBiyVar)const WktAdjEksptsBiyVar = 0,5 tahun

Page 41: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-41

EksptsBiyVar : ekspektasi ongkos variabel [rupiah per unit]BiyVar : ongkos variabel [rupiah per unit]WktAdjEksptsBiyVar : waktu penyesuaian ekspektasi

ongkos variabel[tahun]

Ongkos variabel merupakan penjumlahan ongkos bahan baku, baik bahan baku

domestik maupun impor, dan ongkos variabel lain. Ongkos bahan baku domestik

dinyatakan oleh besarnya perubahan ongkos bahan baku domestik yang

dipengaruhi oleh tingkat inflasi (Gambar IV.16) pada setiap tahunnya. Proporsi

ongkos variabel terhadap ongkos total sama dengan 0,88. Nilai proporsi ini

diperoleh dari rata-rata proporsi ongkos variabel terhadap ongkos total tahun 2000-

2005.

ongkos variabel

aux BiyVar = BiyMatDom+BiyMatImp+PctBiyOutMat*HrgDsrconst PctBiyOutMat = 0,1 {Rata-rata ongkos variabel di luar bahan baku terhadap

ongkos total pada tahun 2000-2005}const HrgDsr = Rp 9.595,00 {Harga ini setara dengan 1$ pada tahun 2000}

BiyVar : ongkos variabel [rupiah per unit]BiyMatDom : ongkos bahan baku domestik [rupiah per unit]BiyMatImp : ongkos bahan baku impor [rupiah per unit]PctBiyOutMat : proporsi ongkos variabel di luar

bahan baku terhadap ongkos total[tanpa satuan]

HrgDsr : harga dasar produk [rupiah per unit]

ongkos bahan baku domestik

flow BiyMatDom = +dt*LJPrbhnBiyMatDominit BiyMatDom = InitBiyMat*(1-RtoMatImp)

BiyMatDom : ongkos bahan baku domestik [rupiah per unit]LJPrbhnBiyMatDom : perubahan ongkos bahan baku

domestik[rupiah per unitper tahun]

InitBiyMat : inisialisasi ongkos bahan baku [rupiah per unit]RtoMatImp : proporsi penggunaan bahan baku

impor[tanpa satuan]

Page 42: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-42

perubahan ongkos bahan baku domestik

aux LJPrbhnBiyMatDom = BiyMatDom*TkInfls

LJPrbhnBiyMatDom : perubahan ongkos bahan bakudomestik

[rupiah per unitper tahun]

BiyMatDom : ongkos bahan baku domestik [rupiah per unit]TkInfls : tingkat inflasi di Indonesia [per tahun]

Tingkat Inflasi di Indonesia

00.02

0.04

0.06

0.080.1

0.120.14

0.16

0.18

2000 2001 2002 2003 2004 2005

Tahun

TkIn

fls[p

erta

hun]

TkInfls : Tingkat Inflasi [per tahun]

Gambar IV.16. Grafik tingkat inflasi di Indonesia

tingkat inflasi di Indonesia

aux TkInfls = GRAPH(TIME, 2000, 1, T_Infls)const T_Infls = [0.0833,0.1256,0.1003,0.0506,0.064,0.1711] {Inflasi pada tahun

2000-2005}dim T_Infls = (i=1..6)

TkInfls : tingkat inflasi di Indonesia [per tahun]T_Infls : tabel tingkat inflasi di Indonesia [per tahun]

inisialisasi ongkos bahan baku

aux InitBiyMat = HrgDsr*(InitPctBiyVar-PctBiyOutMat)const HrgDsr = Rp 9.595,00 {Harga ini setara dengan 1$ pada tahun 2000}const InitPctBiyVar = 0,88 {Rata-rata proporsi Ongkos Variabel Terhadap

Ongkos Total pada Tahun 2000-2005}const PctBiyOutMat = 0,1 {Rata-rata ongkos variabel di luar bahan baku terhadap

ongkos total pada tahun 2000-2005}

Page 43: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-43

InitBiyMat : inisialisasi ongkos bahan baku [rupiah per unit]HrgDsr : harga dasar produk [rupiah per unit]InitPctBiyVar : inisialisasi proporsi ongkos variabel

terhadap ongkos total[tanpa satuan]

PctBiyOutMat : proporsi ongkos variabel di luarbahan baku terhadap ongkos total

[tanpa satuan]

Ongkos bahan baku impor dipengaruhi oleh proporsi penggunaan bahan baku

impor yang diperoleh dari rata-rata penggunaan bahan baku impor periode 2000-

2005 dan kurs rupiah.

ongkos bahan baku impor

aux BiyMatImp = InitBiyMat*RtoMatImp*KursMultiplierconst RtoMatImp = 0,45 {Rata-rata penggunaan bahan baku impor terhadap

ongkos variabel pada tahun 2000-2005}

BiyMatImp : ongkos bahan baku impor [rupiah per unit]InitBiyMat : inisialisasi ongkos bahan baku [rupiah per unit]RtoMatImp : proporsi penggunaan bahan baku

impor[tanpa satuan]

KursMultiplier : pengali nilai tukar rupiah terhadapdollar Amerika

[tanpa satuan]

Nilai Tukar

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

2000 2001 2002 2003 2004 2005

Tahun

Nil

ai

tuka

r[r

up

iah

terh

ada

pD

oll

ar]

Gambar IV.17. Grafik nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika

Page 44: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-44

pengali nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika

aux KursMultiplier = Kurs/INIT(Kurs)aux Kurs = GRAPH(TIME, 2000, 1, [9595,10400,8940,8465,9290,9900])

KursMultiplier : pengali nilai tukar rupiah terhadapdollar Amerika

[tanpa satuan]

Kurs : nilai tukar rupiah terhadap dollarAmerika

[rupiah per dollar]

Barang Kapital Industri Komponen Otomotif

Dua karakteristik penting yang menjadi ukuran performansi pada barang kapital

adalah output potensial produksi dari kapasitas dan realisasi produksi terhadap

kapasitas terpasang. Output potensial dari kapasitas terpasang ditentukan oleh

kapasitas produksi dari kapital terpasang dikalikan dengan tingkat utilisasi

kapasitas. Sedangkan realisasi produksi terhadap kapasitas terpasang merupakan

rasio antara tingkat produksi dengan kapasitas produksi dari kapital.

output potensial produksi dari kapasitas

aux PotOutKpsts = KpstsProdKptl*UtilKpsts

PotOutKpsts : output potensial produksi dari kapasitas [rupiah per tahun]KpstsProdKptl : kapasitas produksi dari kapital

terpasang[rupiah per tahun]

UtilKpsts : tingkat utilisasi kapasitas [tanpa satuan]

prosentase realisasi produksi terhadap kapasitas terpasang

aux PctAktlProd = PCT(LjProdInds/KpstsProdKptl)

PctAktlProd : prosentase realisasi produksiterhadap kapasitas terpasang

[tanpa satuan]

LjProdInds : tingkat produksi [rupiah per tahun]KpstsProdKptl : kapasitas produksi dari kapital [rupiah per tahun]

Utilisasi kapasitas diformulasikan sebagai delay informasi orde pertama dari

indikasi utilisasi kapasitas berdasarkan ekspektasi profit dalam jangka pendek dan

schedule pressure. Formulasi dengan menggunakan delay didasari oleh alasan

Page 45: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-45

bahwa utilisasi tidak dapat diubah dengan segera. Diperlukan waktu bagi produsen

untuk untuk mengumpulkan data tentang ongkos dan profit. Meskipun data-data ini

telah tersedia, diperlukan waktu untuk membentuk persepsi mengenai profit.

Bahkan ketika produsen telah memutuskan tentang utilitas yang akan digunakan,

diperlukan waktu untuk mengimplementasikan keputusan tersebut. Waktu

penyesuaian utilisasi kapasitas merepresentasikan agregasi seluruh kegiatan mulai

dari pengumpulan data, pengambilan keputusan hingga implementasi keputusan

yang dalam model ini diasumsikan selama 0,5 tahun.

tingkat utilisasi kapasitas

aux UtilKpsts = DELAYINF(IndksUtilPrftSP, WktAdjUtilKpsts)const WktAdjUtilKpsts = 0,5 tahun

UtilKpsts : tingkat utilisasi kapasitas [tanpa satuan]IndksUtilPrftSP : indikasi tingkat utilisasi kapasitas

berdasar keuntungan[tanpa satuan]

WktAdjUtilKpsts : waktu penyesuaian utilitas kapasitas [tahun]

Indikasi tingkat utilisasi kapasitas berdasar keuntungan jangka pendek dan

schedule pressure ditentukan oleh indikasi tingkat utilisasi kapasitas berdasar

keuntungan dan pengaruh schedule pressure produksi pada utilisasi kapasitas

produksi. Indikasi tingkat utilisasi kapasitas berdasar keuntungan merupakan fungsi

non linear dari ekspektasi keuntungan industri dalam jangka pendek.

indikasi tingkat utilisasi kapasitas berdasar keuntungan jangka pendek dan schedule

pressure

aux IndksUtilPrftSP = IndksUtilPrft*Efk_SP

IndksUtilPrftSP : indikasi tingkat utilisasi kapasitas berdasarkeuntungan jangka pendek dan schedulepressure

[tanpa satuan]

IndksUtilPrft : indikasi tingkat utilisasi kapasitas berdasarkeuntungan

[tanpa satuan]

Efk_SP : pengaruh schedule pressure produksi padautilisasi kapasitas produksi

[tanpa satuan]

Page 46: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-46

indikasi tingkat utilisasi kapasitas berdasar keuntungan

aux IndksUtilPrft = EfkPrftSTPdUtil

IndksUtilPrft : indikasi tingkat utilisasi kapasitas berdasarkeuntungan jangka pendek

[tanpa satuan]

EfkPrftSTPdUtil : pengaruh indikasi tingkat utilisasikapasitas berdasar keuntungan jangkapendek

[tanpa satuan]

Pengaruh profit jangka pendek pada utilisasi kapasitas dirumuskan sebagai fungsi

non linear dari ekspektasi profit jangka pendek. Fungsi non linear yang digunakan

pada model ini merupakan fungsi utilisasi untuk industri secara agregat. Dalam

kasus ini, akan terdapat distribusi antara produktivitas kapital dan ongkos produksi

dimana beberapa kapital dapat beroperasi lebih efisien daripada kapital yang lain.

Ekspektasi profit dalam jangka pendek pada persamaan merepresentasikan rata-rata

tingkat kepercayaan seluruh produsen dimana akan ada beberapa produsen yang

optimis sementara ada juga beberapa produsen yang merasa pesimis terhadap

ekspektasi keuntungan industri dalam jangka pendek. Gambaran utilisasi industri

secara agregat dapat dilihat pada Gambar IV.18.

Pada saat ekspektasi profit dalam jangka pendek rendah, hanya industri yang

efisien dan produsen yang optimis yang akan mengoperasikan kapitalnya. Seiring

dengan meningkatnya ekspektasi profit dalam jangka pendek ini, akan lebih banyak

lagi produsen yang merasa optimis sehingga utilisasi kapasitas meningkat dan

mencapai saturasi ketika seluruh kapital yang ada telah dioperasikan.

Page 47: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-47

Indikasi Tingkat Utilisasi Kapasitas Berdasarkan KeuntunganJangka Pendek

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 1.5 1.75 2 2.25 2.5 2.75 3 3.25 3.5 3.75 4 4.25 4.5 4.75 5

EksptsPrftST [tanpa satuan)

Efk

Prf

tST

PdU

til[

tan

pa

sat

uan

]

EfkPrftSTPdUtil : indikasi tingkat utilisasi kapasitas berdasarkeuntungan jangka pendek [tanpa satuan]

EksptsPrftST : ekspektasi keuntungan industri jangka pendek[tanpa satuan]

Gambar IV.18. Grafik indikasi tingkat utilisasi kapasitas berdasar keuntunganjangka pendek terhadap keuntungan jangka pendek

indikasi tingkat utilisasi kapasitas berdasar keuntungan jangka pendek

aux EfkPrftSTPdUtil = GRAPH(EksptsPrftST, 0, 0.25, T_EfkPrftSTPdUtil)const T_EfkPrftSTPdUtil=

[0,0,0,0.05,0.5,0.68,0.75,0.8,0.84,0.87,0.9,0.93,0.96,0.985,0.995,0.995,1,1,1,1,1] {Sterman, 2000, hal.803}

dim T_EfkPrftSTPdUtil = (i = 1..21)

EfkPrftSTPdUtil : pengaruh keuntungan jangkapendek pada utilisasi kapasitas

[tanpa satuan]

EksptsPrftST : ekspektasi keuntungan industridalam jangka pendek

[tanpa satuan]

T_EfkPrftSTPdUtil : tabel pengaruh tingkat profitabilitasindustri

[tanpa satuan]

ekspektasi keuntungan industri dalam jangka pendek

aux EksptsPrftST = EksptsHrgST/EksptsBiyVar

EksptsPrftST : ekspektasi keuntungan industri dalamjangka pendek

[tanpa satuan]

Page 48: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-48

EksptsHrgST : ekspektasi harga dalam jangka pendek [rupiah per unit]EksptsBiyVar : ekspektasi biaya variabel [rupiah per unit]

Ekspektasi harga dalam jangka pendek dirumuskan sebagai delay informasi orde

pertama dari rata-rata harga produk di pasaran domestik maupun ekspor. Rata-rata

harga produk dihitung dengan memberi bobot pada harga produk berdasarkan

tingkat pengiriman produk ke masing-masing pasar, baik domestik maupun ekspor

dengan waktu penyesuaian ekspektasi harga sama dengan 1 tahun.

ekspektasi harga dalam jangka pendek

aux EksptsHrgST = DELAYINF(RtHrg, WktAdjHrgST)const WktAdjHrgST = 1 tahun

EksptsHrgST : ekspektasi harga dalam jangkapendek

[rupiah per unit]

RtHrg : Rata-rata harga produk [rupiah per unit]WktAdjHrgST : waktu penyesuaian ekspektasi harga

dalam jangka pendek[tahun]

rata-rata harga produk

aux RtHrg=(HrgDom*LjKrmDom+HrgEksp*LjKrmEksp)/(LjKrmDom+LjKrmEksp)

RtHrg : Rata-rata harga produk [rupiah per unit]HrgDom : harga produk di pasar domestik [rupiah per unit]LjKrmDom : tingkat pengiriman produk ke pasar

domestik[rupiah per tahun]

HrgEksp : harga produk di pasar ekspor [rupiah per unit]LjKrmEksp : tingkat pengiriman produk ke pasar

ekspor[rupiah per tahun]

Jika indikasi utilisasi berdasar profit masih belum mencukupi karena ternyata

industri mengalami kekurangan persediaan, maka timbul schedule pressure dan

produsen akan meningkatkan utilisasi kapasitasnya. Dampak schedule pressure

pada utilisasi kapasitas merupakan fungsi non linear seperti pada Gambar IV.19.

pengaruh schedule pressure produksi pada utilisasi kapasitas produksi

aux Efk_SP = GRAPH(SchdPres, 0, 0.25, T_Efk_SP)

Page 49: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-49

const T_Efk_SP = [0,0.33,0.62,0.85,1,1.1,1.17,1.22,1.25,1.25,1.25] {Sterman,2000, hal. 571}

dim T_Efk_SP = (i = 1..11)

Efk_SP : pengaruh schedule pressure produksipada utilisasi kapasitas produksi

[tanpa satuan]

SchdPres : Schedule pressure [tanpa satuan]T_Efk_SP : tabel pengaruh schedule pressure

produksi pada utilisasi kapasitasproduksi

[tanpa satuan]

Pengaruh Schedule Pressure Produksi pada UtilisasiKapasitas Produksi

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 1.5 1.75 2 2.25 2.5

SchdPres [tanpa satuan]

Efk

_SP

[tan

pasa

tuan

]

Efk_SP : pengaruh schedule pressure produksi padautilisasi kapasitas produksi [tanpa satuan]

SchdPres : schedule pressure [tanpa satuan]

Gambar IV.19. Grafik pengaruh schedule pressure pada utilisasi kapasitas produksi

Schedule pressure menggambarkan rasio antara koreksi kebutuhan produksi yang

diharapkan dengan perkalian antara kapasitas produksi dari kapital dikali utilisasi

kapasitas berdasar keuntungan jangka pendek.

schedule pressure

aux SchdPres = KorTkRcnProd/(KpstsProdKptl*IndksUtilPrft)

SchdPres : schedule pressure [tanpa satuan]KorTkRcnProd : koreksi tingkat produksi yang [rupiah per tahun]

Page 50: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-50

diharapkanKpstsProdKptl : kapasitas produksi dari kapital [rupiah per tahun]IndksUtilPrft : indikasi tingkat utilisasi kapasitas

berdasar keuntungan jangka pendek[tanpa satuan]

Kapasitas produksi dari kapital terpasang diperoleh dengan membagi nilai kapital

terpasang dengan capital output ratio (COR). Capital output ratio merupakan rasio

modal-produksi yang menyatakan besarnya investasi yang diperlukan untuk

menghasilkan tambahan satu output (Sukirno, 1999). Selama periode simulasi

model dasar, diasumsikan bahwa nilai rasio modal-produksi konstan sebesar 1.

Nilai ini diperoleh dari rata-rata rasio modal-produksi untuk industri komponen

otomotif di Indonesia.

kapasitas produksi dari kapital

aux KpstsProdKptl = (KptlTpsng/COR)/WktKorKpstsconst COR = 1 {Rata-rata COR Industri pada tahun 2000-2005}const WktKorKpsts = 1 tahun

KpstsProdKptl : kapasitas produksi dari kapital [rupiah per tahun]KptlTpsng : kapital terpasang [rupiah]COR : capital output ratio [tanpa satuan]WktKorKpsts : waktu koreksi kapasitas [tahun]

Kapital dalam model ini merepresentasikan bangunan dan peralatan modal yang

digunakan untuk melakukan kegiatan produksi. Nilai kapital terpasang ditentukan

oleh tingkat akuisisi kapital dikurangi dengan tingkat depresiasi kapital.

kapital terpasang

flow KptlTpsng = -dt*LjDprsKptl+dt*LjAkssKptlinit KptlTpsng = InitKptlTpsng

KptlTpsng : kapital terpasang [rupiah]LjDprsKptl : tingkat depresiasi kapital terpasang [rupiah per tahun]LjAkssKptl : tingkat akuisisi kapital [rupiah per tahun]InitKptlTpsng : Inisialisasi nilai kapital terpasang [rupiah]

Page 51: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-51

Inisialisasi nilai kapital terpasang dihitung dengan mengalikan rasio modal-

produksi dengan kapasitas produksi awal dari kapasitas terpasang yang dapat

diketahui dengan membagi referensi permintaan pasar ke industri dengan indikasi

utilisasi kapasitas berdasar ekspektasi profit jangka pendek. Referensi permintaan

pasar ke industri merupakan total referensi permintaan pasar domestik dan ekspor.

inisialisasi nilai kapital terpasang

const InitKptlTpsng = INIT((RefPrmtnInds/IndksUtilPrft)*COR)

InitKptlTpsng : Inisialisasi nilai kapital terpasang [rupiah]RefPrmtnInds : referensi permintaan pasar ke

industri[rupiah per tahun]

IndksUtilPrft : indikasi utilisasi kapasitas berdasarekspektasi profit jangka pendek

[tanpa satuan]

COR : capital output ratio [tanpa satuan]

referensi permintaan pasar ke industri

aux RefPrmtnInds = RefPrmtnDom+RefPrmtnEksp

RefPrmtnInds : referensi permintaan pasar keindustri

[rupiah per tahun]

RefPrmtnDom : referensi permintaan pasar domestik [rupiah per tahun]RefPrmtnEksp : referensi permintaan pasar ekspor [rupiah per tahun]

Tingkat akuisisi kapital dimodelkan dengan delay dari tingkat pemesanan kapital.

Asumsi delay orde 3 pada variabel tingkat akuisisi kapital digunakan untuk

menggambarkan distribusi proses pemesanan dan konstruksi. Pemesanan kapital

dilakukan sebagai tanggapan akan kebutuhan kapital dan diasumsikan bahwa

kapital yang telah dipesan tidak dapat dibatalkan. Waktu akuisisi kapital

diasumsikan konstan selama 4 tahun.

tingkat akuisisi kapital

aux LjAkssKptl = DELAYMTR(LjPmsnnKptl, WktAkssKptl, 3)const WktAkssKptl = 4 tahun

LjAkssKptl : tingkat akuisisi kapital [rupiah per tahun]LjPmsnnKptl : tingkat pemesanan kapital [rupiah per tahun]

Page 52: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-52

WktAkssKptl : selang waktu akuisisi kapital [tahun]

tingkat pemesanan kapital

aux LjPmsnnKptl = KorRcnPmsnnKptl

LjPmsnnKptl : tingkat pemesanan kapital [rupiah per tahun]KorRcnPmsnnKptl : koreksi tingkat pemesanan

kapital[rupiah per tahun]

tingkat pemesanan kapital yang diharapkan

aux RcnPmsnnKptl = RcnAkssKptl+AdjKptlDlmKonstrs

RcnPmsnnKptl : tingkat pemesanan kapital yangdiharapkan

[rupiah per tahun]

RcnAkssKptl : tingkat akuisisi kapital yangdiharapkan

[rupiah per tahun]

AdjKptlDlmKonstrs : penyesuaian gap kapital dalammasa konstruksi

[rupiah per tahun]

Akuisisi kapital dilakukan karena adanya penurunan nilai kapital akibat depresiasi

dan kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Kebutuhan akuisisi kapital

dihitung berdasarkan ekspektasi produsen terhadap depresiasi kapital dan

penyesuaian gap kapital. Penyesuaian gap kapital dilakukan jika terdapat

perbedaan antara kebutuhan kapital dengan kapital terpasang saat sekarang. Waktu

penyesuaian gap kapital diasumsikan konstan selama 3 tahun. Dalam model ini,

ekspektasi tingkat depresiasi kapital diasumsikan sama dengan depresiasi kapital

aktual, dimana depresiasi kapital dihitung dengan metode garis lurus dengan rata-

rata umur kapital sama dengan 20 tahun.

tingkat akuisisi kapital yang diharapkan

aux RcnAkssKptl = AdjKptl+EksptsDprs

RcnAkssKptl : tingkat akuisisi kapital yangdiharapkan

[rupiah per tahun]

AdjKptl : penyesuaian gap kapital [rupiah per tahun]EksptsDprs : ekspektasi tingkat depresiasi kapital

terpasang[rupiah per tahun]

Page 53: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-53

ekspektasi tingkat depresiasi kapital terpasang

aux EksptsDprs = LjDprsKptl

EksptsDprs : ekspektasi tingkat depresiasi kapitalterpasang

[rupiah per tahun]

LjDprsKptl : tingkat depresiasi kapital terpasang [rupiah per tahun]

tingkat depresiasi kapital terpasang

aux LjDprsKptl = KptlTpsng/RtUmrKptlconst RtUmrKptl = 20 tahun

LjDprsKptl : tingkat depresiasi kapital terpasang [rupiah per tahun]KptlTpsng : kapital terpasang [rupiah]RtUmrKptl : rata-rata umur kapital [tahun]

penyesuaian gap kapital

aux AdjKptl = (RcnKptl-KptlTpsng)/WktAdjKptlconst WktAdjKptl = 3 tahun

AdjKptl : penyesuaian gap kapital [rupiah per tahun]RcnKptl : kapital yang diharapkan [rupiah]KptlTpsng : kapital terpasang [rupiah]WktAdjKptl : waktu penyesuaian gap kapital [tahun]

Kebutuhan kapital ditentukan berdasarkan kapital terpasang saat ini dan

dipengaruhi oleh profitabilitas industri dalam jangka panjang. Fungsi non linear

dari pengaruh ekspektasi profitabilitas industri dalam jangka panjang pada investasi

kapital yang digambarkan dalam bentuk grafik seperti terlihat pada Gambar IV.20.

Industri akan menambah kapital terpasangnya apabila mereka yakin bahwa

investasi baru pada kapital akan memberikan keuntungan. Hal ini berarti akan ada

pemain baru yang masuk. Sebaliknya, jika dalam jangka panjang industri tidak

memberikan keuntungan, efek ekspektasi profitabilitas menjadi negatif yang berarti

ada beberapa yang keluar dari pasar dan hanya pemain yang optimis dan efisien

yang tetap bertahan. Dalam model ini, kebutuhan investasi kapital diasumsikan

hanya dipengaruhi oleh ekspektasi profitabilitas jangka panjang.

Page 54: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-54

kapital yang diharapkan

aux RcnKptl = KptlTpsng*EfkPrftLTPdKptl

RcnKptl : kapital yang diharapkan [rupiah]KptlTpsng : kapital terpasang [rupiah]EfkPrftLTPdKptl : pengaruh tingkat profitabilitas industri

dalam jangka panjang terhadap investasikapasitas terpasang

[tanpa satuan]

pengaruh tingkat profitabilitas industri dalam jangka panjang terhadap investasikapasitas terpasangaux EfkPrftLTPdKptl = GRAPH(EksptsPrftLT, -1, 0.25, T_EfkPrtfLTPdKptl)const T_EfkPrtfLTPdKptl = [0,0.1,0.3,0.67,1,1.25,1.45,1.6,1.7] {Sterman, 2000,

hal 809}dim T_EfkPrtfLTPdKptl = (i = 1..9)

EfkPrftLTPdKptl : pengaruh tingkat profitabilitasindustri dalam jangka panjangterhadap investasi kapasitas terpasang

[tanpa satuan]

EksptsPrftLT : ekspektasi keuntungan industri dalamjangka panjang

[tanpa satuan]

T_EfkPrtfLTPdKptl : tabel pengaruh tingkat profitabilitasindustri dalam jangka panjang padainvestasi kapital

[tanpa satuan]

Page 55: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-55

Pengaruh Tingkat Profitabilitas Industri

00.2

0.40.6

0.81

1.21.4

1.61.8

-1 -0.75 -0.5 -0.25 0 0.25 0.5 0.75 1

EksptsPrftLT [tanpa satuan]

Efk

Prf

tPd

Kpt

l[ta

npa

satu

an]

EfkPrftPdKptl : pengaruh tingkat profitabilitas industri dalamjangka panjang terhadap investasi kapasitasterpasang [tanpa satuan]

EksptsPrftLT : ekspektasi keuntungan industri dalam jangkapanjang [tanpa satuan]

Gambar IV.20. Grafik pengaruh tingkat profitabilitas industri

Ekspektasi keuntungan industri dalam jangka panjang merupakan perbedaan antara

ekspektasi harga dalam janga panjang dengan ekspektasi ongkos produksi. Dalam

model ini, diasumsikan tidak ada perkembangan teknologi pada kapital sehingga

ongkos untuk kapital baru akan konstan dalam kondisi equilibrium.

ekspektasi keuntungan industri dalam jangka panjang

aux EksptsPrftLT = (EsptsHrgLT - EksptsBiyProd) / EsptsHrgLT

EksptsPrftLT : ekspektasi keuntungan industri dalamjangka panjang

[tanpa satuan]

EsptsHrgLT : Ekspektasi harga dalam jangka panjang [tanpa satuan]EksptsBiyProd : Ekspektasi ongkos produksi [rupiah per unit]

Ekspektasi harga dalam jangka panjang diformulasikan sebagai delay informasi

orde pertama dari rata-rata harga produk di pasaran dengan waktu penyesuaian

ekspektasi harga dalam jangka panjang sama dengan 2 tahun.

Page 56: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-56

ekspektasi harga dalam jangka panjang

aux EsptsHrgLT = DELAYINF(RtHrg, WktAdjHrgLT)const WktAdjHrgLT = 2 tahun

EsptsHrgLT : ekspektasi harga dalam jangkapanjang

[rupiah per unit]

RtHrg : rata-rata harga produk [rupiah per unit]WktAdjHrgLT : waktu penyesuaian ekspektasi harga

dalam jangka panjang[tahun]

Penyesuaian gap kapital dalam masa konstruksi dilakukan agar diperoleh tingkat

akuisisi kapital yang sesuai dengan kebutuhan akuisisi. Penyesuaian dilakukan jika

terdapat perbedaan antara kapital dalam masa konstruksi yang diharapkan dengan

barang kapital dalam masa konstruksi. Waktu penyesuaian gap kapital dalam masa

konstruksi pada model ini diasumsikan selama 1 tahun.

penyesuaian gap kapital dalam masa konstruksi

aux AdjKptlDlmKonstrs=(RcnKonstrsKptl-KonstruksiKptl)/WktAdjKptlDlmKonstrs

const WktAdjKptlKonstrs = 1 tahun

AdjKptlDlmKonstrs : penyesuaian gap kapital dalammasa konstruksi

[rupiah per tahun]

RcnKonstrsKptl : kapital dalam masa konstruksiyang diharapkan

[rupiah]

KonstruksiKptl : barang kapital dalam masakonstruksi

[rupiah]

WktAdjDlmKptlKonstrs : waktu penyesuaian gap kapitaldalam masa konstruksi

[tahun]

kapital dalam masa konstruksi yang diharapkan

aux RcnKonstrsKptl = RcnAkssKptl*WktAkssKptl

RcnKonstrsKptl : kapital dalam masa konstruksi yangdiharapkan

[rupiah]

RcnAkssKptl : tingkat akuisisi kapital yangdiharapkan

[rupiah per tahun]

WktAkssKptl : selang waktu akuisisi kapital [tahun]

Page 57: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-57

barang kapital dalam masa konstruksi

flow KonstruksiKptl = -dt*LjAkssKptl+dt*LjPmsnnKptlinit KonstruksiKptl = LjDprsKptl*WktAkssKptl

KonstruksiKptl : barang kapital dalam masa konstruksi [rupiah]LjAkssKptl : tingkat akuisisi kapital [rupiah per tahun]LjPmsnnKptl : tingkat pemesanan kapital [rupiah per tahun]LjDprsKptl : tingkat depresiasi kapital terpasang [rupiah per tahun]WktAkssKptl : selang waktu akuisisi kapital [tahun]

IV.3.2 Sub Sistem Bahan Baku

Ketersediaan bahan baku akan sangat mempengaruhi tingkat produksi yang

mungkin dilakukan oleh industri. Ketidaktersediaan bahan baku industri akan

mengakibatkan kegiatan produksi tertunda. Dalam model ini, pengaruh persediaan

bahan baku ditunjukkan oleh rasio output potensial produksi dari ketersediaan

bahan baku dengan tingkat produksi yang mungkin dilakukan.

pengaruh persediaan bahan baku pada tingkat produksi

aux EfkMat = MIN((OutMat/RtProdPos),1)

EfkMat : pengaruh persediaan bahan baku padatingkat produksi

[tanpa satuan]

OutMat : output potensial produksi dariketersediaan bahan baku

[rupiah per tahun]

RtProdPos : tingkat produksi yang mungkindilakukan

[rupiah per tahun]

Output potensial produksi dari ketersediaan bahan baku menggambarkan tingkat

produksi yang mungkin dilakukan dengan melihat persediaan bahan baku. Output

potensial ini ditentukan oleh tingkat pemakaian bahan baku dengan komposisi

input bahan baku terhadap output. Tingkat pemakaian bahan baku ditentukan oleh

tingkat pemakaian bahan baku yang diharapkan dikalikan dengan rasio pemakaian

bahan baku.

Page 58: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-58

output potensial produksi dari ketersediaan bahan baku

aux OutMat = LjPmkainMat/IO_Ratio

OutMat : output potensial produksi dariketersediaan bahan baku

[rupiah per tahun]

LjPmkainMat : tingkat pemakaian bahan baku [rupiah per tahun]IO_Ratio : rasio input bahan baku terhadap

output industri[tanpa satuan]

tingkat pemakaian bahan baku

aux LjPmkainMat = RcnPmkinMat*RtoPmkinMat

LjPmkainMat : tingkat pemakaian bahan baku [rupiah per tahun]RcnPmkinMat : tingkat pemakaian bahan baku yang

diharapkan[rupiah per tahun]

RtoPmkinMat : rasio pemakaian bahan baku [tanpa satuan]

tingkat pemakaian bahan baku yang diharapkan

aux RcnPmkinMat= RtProdPos*IO_Ratio

RcnPmkinMat : tingkat pemakaian bahan baku yangdiharapkan

[rupiah per tahun]

RtProdPos : tingkat produksi yang mungkindilakukan

[rupiah per tahun]

IO_Ratio : rasio input bahan baku terhadapoutput industri

[tanpa satuan]

Rasio pemakaian bahan baku menggambarkan rasio pemakaian bahan baku dari

persediaan bahan baku yang ada. Level persediaan bahan baku merepresentasikan

agregat bahan baku komoditi. Variabel rasio pemakaian bahan baku merupakan

fungsi non linear dari rasio maksimum tingkat pemakaian bahan baku dengan

kebutuhan pemakaian bahan baku (Gambar IV.21).

rasio pemakaian bahan baku

aux RtoPmkinMat=GRAPH(MaxPmkinMat/RcnPmkinMat,0,0.1,T_RtoPmkinMat)

const T_RtoPmkinMat = [0,0.2,0.4,0.58,0.73,0.85,0.93,0.97,0.99,1,1] {Sterman,2000, hal.721}

dim T_RtoPmkinMat = (i=1..11)

Page 59: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-59

RtoPmkinMat : rasio pemakaian bahan baku [tanpa satuan]MaxPmkinMat : maksimum tingkat pemakaian bahan

baku[rupiah per tahun]

RcnPmkinMat : tingkat pemakaian bahan baku yangdiharapkan

[rupiah per tahun]

T_RtoPmkinMat : tabel rasio pemakaian bahan baku [tanpa satuan]

Rasio Pemakaian Bahan Baku

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

MaxPmkinMat/RcnPmkinMat [tanpa satuan]

Rto

Pm

kin

Mat

[tan

pa

satu

an]

RtoPmkinMat : rasio pemakaian bahan baku [tanpa satuan]MaxPmkin/RcnPmkinMat : rasio antara tingkat pemakaian bahan baku yang

diharapkan dengan tingkat pemakaian bahanbaku yang diharapkan [tanpa satuan]

Gambar IV.21. Grafik rasio pemakaian bahan baku

Maksimum tingkat pemakaian bahan baku ditentukan oleh level persediaan bahan

baku industri dibagi dengan waktu cakupan persediaan bahan baku. Persediaan

bahan baku industri ditentukan oleh tingkat pengiriman bahan baku dikurangi

dengan tingkat pemakaian bahan baku. Sementara itu, waktu cakupan persediaan

bahan baku diasumsikan sama dengan 0,25 tahun.

maksimum tingkat pemakaian bahan baku

aux MaxPmkinMat = Persd_Mat/WktCkpMatconst WktCkpMat = 0,25 tahun

Page 60: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-60

MaxPmkinMat : maksimum tingkat pemakaian bahanbaku

[rupiah per tahun]

Persd_Mat : persediaan bahan baku industri [rupiah]WktCkpMat : Waktu cakupan persediaan bahan

baku[tahun]

persediaan bahan baku industri

flow Persd_Mat = +dt*LjKrmMat-dt*LjPmkainMatinit Persd_Mat = RcnPersdMat

Persd_Mat : persediaan bahan baku industri [rupiah]LjPmkainMat : tingkat pemakaian bahan baku [rupiah per tahun]LjKrmMat : tingkat pengiriman bahan baku [rupiah per tahun]RcnPersdMat : persediaan bahan baku yang

diharapkan[rupiah]

persediaan bahan baku yang diharapkan

aux RcnPersdMat = RcnPmkinMat*WktCkpMat

RcnPersdMat : persediaan bahan baku yangdiharapkan

[rupiah]

RcnPmkinMat : tingkat pemakaian bahan baku yangdiharapkan

[rupiah per tahun]

WktCkpMat : waktu cakupan persediaan bahan baku [tahun]

Tingkat pengiriman bahan baku dimodelkan dengan delay dari tingkat pemesanan

bahan baku, dimana pemesanan dilakukan sebagai tanggapan atas kebutuhan

terhadap bahan baku untuk melakukan proses produksi. Asumsi delay orde 3 pada

variabel tingkat pengiriman bahan baku digunakan untuk menggambarkan

distribusi proses pemesanan dan pemenuhan order oleh pemasok. Dalam model ini

diasumsikan tidak ada konstrain kapasitas produksi dari pemasok, yang berarti

bahwa pemasok selalu dapat memenuhi order bahan baku oleh industri. Waktu

pengiriman bahan baku diasumsikan konstan sama dengan 0,25 tahun.

Diasumsikan pula bahwa bahan baku yang telah dipesan tidak dapat dibatalkan.

tingkat pengiriman bahan baku

aux LjKrmMat = DELAYMTR(LjPmsnnMat, WktKrmMatPmsk, 3)const WktKrmMatPmsk = 0,25 tahun

Page 61: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-61

LjKrmMat : tingkat pengiriman bahan baku [rupiah per tahun]LjPmsnnMat : tingkat pemesanan bahan baku [rupiah per tahun]WktKrmMatPmsk : waktu pengiriman bahan baku oleh

supplier[tahun]

tingkat pengiriman bahan baku yang diharapkan

aux RcnKrmMat = RcnPmkinMat+AdjPersdMat

RcnKrmMat : tingkat pengiriman bahan baku yangdiharapkan

[rupiah per tahun]

RcnPmkinMat : tingkat pemakaian bahan baku yangdiharapkan

[rupiah per tahun]

AdjPersdMat : penyesuaian gap persediaan bahan baku [rupiah per tahun]

tingkat pemesanan bahan baku

aux LjPmsnnMat = KorRcnPmsnnMat

LjPmsnnMat : tingkat pemesanan bahan baku [rupiah per tahun]KorRcnPmsnnMat : koreksi tingkat pemesanan bahan baku

yang diharapkan[rupiah per tahun]

tingkat pemesanan bahan baku yang diharapkan

aux RcnPmsnnMat = RcnKrmMat+AdjMatDlmPsnn

RcnPmsnnMat : tingkat pemesanan bahan baku yangdiharapkan

[rupiah per tahun]

RcnKrmMat : tingkat pengiriman bahan baku yangdiharapkan

[rupiah per tahun]

AdjMatDlmPsnn : penyesuaian gap bahan baku dalampesanan

[rupiah per tahun]

Penyesuaian gap persediaan bahan baku dilakukan untuk menjamin agar persediaan

bahan baku selalu berada pada level yang diharapkan. Waktu penyesuaian gap

persediaan bahan baku pada model ini diasumsikan selama 0,25 tahun.

penyesuaian gap persediaan bahan baku

aux AdjPersdMat = (RcnPersdMat-Persd_Mat)/WktAdjPersdMatconst WktAdjPersdMat = 0,25 tahun

Page 62: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-62

AdjPersdMat : penyesuaian gap persediaan bahan baku [rupiah per tahun]RcnPersdMat : persediaan bahan baku yang diharapkan [rupiah]Persd_Mat : persediaan bahan baku industri [rupiah]WktAdjPersdMat : waktu penyesuaian gap persediaan

bahan baku[tahun]

Penyesuaian gap bahan baku dalam pesanan dilakukan agar diperoleh tingkat

pengiriman bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan pengiriman sehingga dapat

digunakan untuk proses produksi pada saat yang dibutuhkan. Waktu penyesuaian

gap penyesuaian supply line bahan baku diasumsikan selama 0,25 tahun dengan

mengacu pada waktu pengiriman bahan baku oleh pemasok.

penyesuaian gap bahan baku dalam pesanan

aux AdjMatDlmPsnn = (RcnMatDlmPsnn-MatDlmPsnn)/WktAdjPmsnnMatconst WktAdjPmsnnMat = 0,25 tahun

AdjMatDlmPsnn : penyesuaian gap bahan baku dalampesanan

[rupiah per tahun]

RcnMatDlmPsnn : bahan baku dalam pesanan yangdiharapkan

[rupiah]

MatDlmPsnn : bahan baku dalam pesanan [rupiah]WktAdjPmsnnMat : waktu penyesuaian gap supply line

bahan baku[tahun]

bahan baku dalam pesanan

flow MatDlmPsnn = +dt*LjPmsnnMat-dt*LjKrmMatinit MatDlmPsnn = RcnMatDlmPsnn

MatDlmPsnn : bahan baku dalam pesanan [rupiah]LjPmsnnMat : tingkat pemesanan bahan baku [rupiah per tahun]LjKrmMat : tingkat pengiriman bahan baku [rupiah per tahun]RcnMatDlmPsnn : bahan baku dalam pesanan yang

diharapkan[rupiah]

Ekspektasi produsen terhadap selang waktu pengiriman bahan baku oleh pemasok

menggambarkan persepsi produsen terhadap kecenderungan waktu pengiriman

bahan baku oleh pemasok.

Page 63: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-63

ekspektasi produsen terhadap selang waktu pengiriman bahan baku

aux WktEksptsPrdsnKrmMat = RefWktKrmMatPmsk*EfkLTMataux RefWktKrmMatPmsk = WktKrmMatPmsk

WktEksptsPrdsnKrmMat : ekspektasi produsen terhadap selangwaktu pengiriman bahan baku

[tahun]

RefWktKrmMatPmsk : persepsi produsen terhadap selangwaktu pengiriman bahan baku

[tahun]

EfkLTMat : Pengaruh lead time pemasok padaekspektasi produsen terhadap selangwaktu pengiriman bahan baku

[tanpa satuan]

WktKrmMatPmsk : waktu pengiriman bahan baku olehsupplier

[tahun]

Pengaruh lead time pemasok diformulasikan sebagai fungsi non linear dari rasio

antara persepsi produsen dengan terhadap waktu pengiriman bahan baku dengan

referensi waktu pengiriman bahan baku. Fungsi non linear dapat dilihat pada

Gambar IV.22.

Pengaruh Lead Time Pemasok pada Ekspektasi Produsen

0

0.5

11.5

22.5

3

3.5

44.5

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6

PrspsPrdsnKrmMat/RefWktKrmMatPmsk [tanpa satuan]

EfkL

TMat

[tanp

asa

tuan

]

EfkLTMat : pengaruh lead time pemasok pada ekspektasiprodusen terhadap selang waktu pengirimanbahan baku [tanpa satuan]

PrspsPrdsnKrmMat/RefWktKrmMatPmsk

: rasio antara ekspektasi produsen terhadap selangwaktu pengiriman bahan baku dengan persepsiprodusen terhadap selang waktu pengirimanbahan baku [tanpa satuan]

Gambar IV.22. Grafik pengaruh lead time pemasok pada ekspektasi produsen

Page 64: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-64

Grafik di atas menyatakan bahwa jika persepsi produsen terhadap waktu

pengiriman bahan baku oleh pemasok lebih besar daripada referensi waktu

pengiriman bahan baku, ekspektasi produsen terhadap waktu pengiriman bahan

baku pada periode berikutnya akan meningkat. Hal ini berarti waktu pengiriman

bahan baku oleh produsen semakin lama dan berimbas pada semakin banyaknya

kebutuhan bahan baku dalam pesanan agar tingkat pengiriman bahan baku tetap

sesuai dengan kebutuhan pengiriman.

pengaruh lead time pemasok pada ekspektasi produsen

aux EfkLTMat=GRAPH(PrspsPrdsnKrmMat/RefWktKrmMatPmsk,0,0.5,T_EfkLTMat)

const T_EfkLTMat = [0,0.5,1,1.5,2.1,2.8,3.3,3.6,3.8,3.9,3.95,3.98,4] {Sterman,2000, hal. 737}

dim T_EfkLTMat = (i = 1..13)

EfkLTMat : pengaruh lead time pemasok padaekspektasi produsen terhadap selangwaktu pengiriman bahan baku

[tanpa satuan]

PrspsPrdsnKrmMat : persepsi produsen terhadap selangwaktu pengiriman bahan baku

[tahun]

RefWktKrmMatPmsk : referensi waktu pengiriman bahanbaku

[tahun]

T_EfkLTMat : tabel pengaruh lead time pemasokpada ekspektasi

[tanpa satuan]

Persepsi produsen terhadap waktu pengiriman bahan baku diformulasikan sebagai

delay informasi orde pertama dari waktu aktual yang diperlukan produsen untuk

melakukan pengiriman bahan baku. Perumusan dengan delay ini didasari bahwa

produsen memerlukan waktu untuk membentuk persepsi tersebut, yang dalam

model ini waktu persepsi diasumsikan selama 1 tahun.

persepsi produsen terhadap selang waktu pengiriman bahan baku

aux PrspsPrdsnKrmMat =DELAYINF(WktKrmMat, WktPrspsKrmMat, 1,RefWktKrmMatPmsk)

const WktPrspsKrmMat = 1 tahun

Page 65: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-65

PrspsPrdsnKrmMat : persepsi produsen terhadap selangwaktu pengiriman bahan baku

[tahun]

WktKrmMat : selang waktu pengiriman bahan baku [tahun]WktPrspsKrmMat : waktu persepsi delay pengiriman

bahan baku[tahun]

RefWktKrmMatPmsk : persepsi produsen terhadap selangwaktu pengiriman bahan baku

[tahun]

selang waktu pengiriman bahan baku

aux WktKrmMat = MatDlmPsnn/LjKrmMat

WktKrmMat : selang waktu pengiriman bahan baku [tahun]MatDlmPsnn : bahan baku dalam pesanan [rupiah]LjKrmMat : tingkat pengiriman bahan baku [rupiah per tahun]

Level bahan baku dalam pesanan ditentukan oleh tingkat pemesanan bahan baku

dikurangi dengan tingkat pengiriman bahan baku, dengan nilai inisialisasi sama

dengan kebutuhan bahan baku dalam pesanan yang diharapkan.

bahan baku dalam pesanan

flow MatDlmPsnn = +dt*LjPmsnnMat-dt*LjKrmMatinit MatDlmPsnn = RcnMatDlmPsnn

MatDlmPsnn : bahan baku dalam pesanan [rupiah]LjPmsnnMat : tingkat pemesanan bahan baku [rupiah per tahun]LjKrmMat : tingkat pengiriman bahan baku [rupiah per tahun]RcnMatDlmPsnn : bahan baku dalam pesanan yang

diharapkan[rupiah]

IV.3.3 Sub Sistem Tenaga Kerja

Ketersediaan tenaga kerja akan mempengaruhi output potensial produksi karena

tenaga kerja diperlukan untuk mengoperasikan kapital yang telah diakuisisi oleh

industri. Dalam model ini, pengaruh ketersediaan tenaga kerja ditunjukkan oleh

rasio output potensial tenaga kerja dengan output potensial dari kapasitas.

pengaruh ketersediaan tenaga kerja pada tingkat produksi

aux EfkTK = MIN((PotOutTK/PotOutKpsts),1)

Page 66: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-66

EfkTK : pengaruh ketersediaan tenaga kerjapada tingkat produksi

[tanpa satuan]

PotOutTK : output potensial tenaga kerja [rupiah per tahun]PotOutKpsts : output potensial produksi dari kapasitas [rupiah per tahun]

output potensial tenaga kerja

aux PotOutTK = KpbltsTK/KbthTKperKptl

PotOutTK : output potensial tenaga kerja [rupiah per tahun]KpbltsTK : kapabilitas tenaga kerja [orang]KbthTKperKptl : kebutuhan tenaga kerja per satu unit

output kapasitas terpasang[orang per rupiahper tahun]

Kebutuhan tenaga kerja per satu unit output kapasitas diperoleh dari data tahun

2000 sampai 2005 dengan membagi jumlah tenaga kerja dengan output yang

dihasilkan pada setiap tahunnya.

kebutuhan tenaga kerja per satu unit output kapasitas terpasang

aux KbthTKperKptl = GRAPH(TIME,2000,1,T_KbthTKperKptl)const T_KbthTKperKptl = [1.94,2.32,4.19,3.64,4.13,2.59]*10^-9 {Rasio antara

jumlah tenaga kerja industri dengan nilai output industri tahun 2000-2005}dim T_KbthTKperKptl = (i = 1..6)

KbthTKperKptl : kebutuhan tenaga kerja per satu unitoutput kapasitas terpasang

[orang per rupiahper tahun]

T_KbthTKperKptl : tabel kebutuhan tenaga kerja per satuunit output kapasitas terpasang

[orang per rupiahper tahun]

Kapabilitas tenaga kerja menunjukkan jumlah tenaga kerja aktual yang mampu

mengoperasikan kapital dengan membedakan produktivitas tenaga kerja belum

terampil dan tenaga kerja terampil.

kapabilitas tenaga kerja

aux KpbltsTK = (TKTrampil*PrdktvtsTK1)+(TK0Trampil*PrdktvtsTK0)const PrdktvtsTK1 = 1const PrdktvtsTK0 = 0.5

Page 67: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-67

KpbltsTK : kapabilitas tenaga kerja [orang]TKTrampil : tenaga kerja terampil [orang]PrdktvtsTK1 : produktivitas tenaga kerja terampil [tanpa satuan]TK0Trampil : tenaga kerja belum terampil [orang]PrdktvtsTK0 : produktivitas tenaga kerja belum terampil [tanpa satuan]

Level tenaga terampil diperoleh dari tingkat asimilasi tenaga kerja yang

menggambarkan proses pelatihan tenaga kerja belum terampil dikurangi tingkat

pengurangan dan pemberhentian tenaga kerja terampil. Dalam model ini

diasumsikan bahwa industri tidak melakukan rekruitmen terhadap tenaga kerja

terampil, sehingga tenaga kerja baru harus melalui proses pelatihan terlebih dahulu

untuk mencapai tingkat produktivitas penuh. Diasumsikan pula bahwa selama masa

pelatihan tidak ada tenaga kerja yang keluar. Inisialisasi jumlah tenaga kerja

terampil sama dengan kebutuhan tenaga kerja saat sekarang. Kebutuhan tenaga

kerja diperoleh dengan mengalikan output potensial produksi dari kapasitas

dikalikan kebutuhan tenaga kerja per satu unit output kapasitas terpasang.

tenaga kerja terampil

flow TKTrampil = +dt*LjAsml-dt*LjPngrngn-dt*TkPmbhtnTK1init TKTrampil = RcnTK

TKTrampil : tenaga kerja terampil [orang]LjAsml : tingkat asimilasi tenaga kerja [orang per tahun]LjPngrngn : ekspektasi tingkat pengurangan

tenaga kerja[orang per tahun]

TkPmbhtnTK1 : tingkat pemberhentian tenaga kerjaterampil

[orang per tahun]

RcnTK : kebutuhan tenaga kerja [orang per tahun]

kebutuhan tenaga kerja

aux RcnTK = PotOutKpsts*KbthTKperKptl

RcnTK : kebutuhan tenaga kerja [orang per tahun]PotOutKpsts : output potensial produksi dari

kapasitas[rupiah per tahun]

KbthTKperKptl : kebutuhan tenaga kerja per satu unitoutput kapasitas terpasang

[orang per rupiahper tahun]

Page 68: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-68

ekspektasi tingkat pengurangan tenaga kerja

aux LjPngrngn = TKTrampil/RtBkrjconst RtBkrj = 25 tahun

LjPngrngn : tingkat pengurangan tenaga kerja [orang per tahun]TKTrampil : tenaga kerja terampil [orang]RtBkrj : rata-rata lama bekerja [tahun]

tingkat asimilasi tenaga kerja

aux LjAsml = TK0Trampil/WktAsmlconst WktAsml = 1 tahun

LjAsml : tingkat asimilasi tenaga kerja [orang per tahun]TK0Trampil : tenaga kerja belum terampil [orang]WktAsml : waktu pelatihan tenaga kerja [tahun]

Pemberhentian tenaga kerja dilakukan bila industri mengalami kelebihan tenaga

kerja. Terjadinya kelebihan tenaga kerja dapat dilihat pada saat variabel kebutuhan

perekrutan tenaga kerja menunjukkan nilai yang negatif. Untuk melakukan

pemberhentian, industri akan mendahulukan tenaga kerja belum terampil karena

memberhentikan tenaga kerja belum terampil lebih mudah dilakukan daripada

memberhentikan tenaga kerja yang telah terampil. Dalam model ini, diasumsikan

bahwa kemauan industri untuk melakukan pemberhentian tenaga kerja sama

dengan 1, yang berarti jika terjadi kelebihan tenaga kerja maka industri akan

langsung melakukan pemberhentian tenaga kerja tanpa memperhitungkan faktor-

faktor lain.

tingkat pemberhentian tenaga kerja terampil

aux TkPmbhtnTK1=MIN((RcnTkPmbhtnTK-TkPmbhtnTK0),MaxPmbhtnTK1)

TkPmbhtnTK1 : tingkat pemberhentian tenaga kerjaterampil

[orang per tahun]

RcnTkPmbhtnTK : tingkat pemberhentian tenaga kerjayang diharapkan

[orang per tahun]

TkPmbhtnTK0 : tingkat pemberhentian tenaga kerjabelum terampil

[orang per tahun]

MaxPmbhtnTK1 : maksimum tingkat pemberhentiantenaga kerja terampil

[orang per tahun]

Page 69: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-69

maksimum tingkat pemberhentian tenaga kerja terampil

aux MaxPmbhtnTK1 = TKTrampil/WktPmbhtnTKconst WktPmbhtnTK = 1 tahun

MaxPmbhtnTK1 : maksimum tingkat pemberhentiantenaga kerja terampil

[orang per tahun]

TKTrampil : tenaga kerja terampil [orang]WktPmbhtnTK : waktu pemberhentian tenaga kerja [tahun]

tingkat pemberhentian tenaga kerja yang diharapkan

aux RcnTkPmbhtnTK = MAX(0,-RcnPrkrtnTK)*MtvsPmbhtnconst MtvsPmbhtn = 1

RcnTkPmbhtnTK : tingkat pemberhentian tenaga kerjayang diharapkan

[orang per tahun]

MtvsPmbhtn : kemauan untuk memberhentikantenaga kerja

[tanpa satuan]

RcnPrkrtnTK : tingkat perekrutan tenaga kerja yangdiharapkan

[orang per tahun]

tingkat pemberhentian tenaga kerja belum terampil

aux TkPmbhtnTK0 = MIN(RcnTkPmbhtnTK, MaxPmbhtnTK0)

TkPmbhtnTK0 : tingkat pemberhentian tenaga kerjabelum terampil

[orang per tahun]

RcnTkPmbhtnTK : tingkat pemberhentian tenaga kerjayang diharapkan

[orang per tahun]

MaxPmbhtnTK0 : maksimum tingkat pemberhentiantenaga kerja belum terampil

[orang per tahun]

maksimum tingkat pemberhentian tenaga kerja belum terampil

aux MaxPmbhtnTK0 = TK0Trampil/WktPmbhtnTKconst WktPmbhtnTK = 1 tahun

MaxPmbhtnTK0 : maksimum tingkat pemberhentiantenaga kerja belum terampil

[orang per tahun]

TK0Trampil : tenaga kerja belum terampil [orang]WktPmbhtnTK : waktu pemberhentian tenaga kerja [tahun]

Page 70: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-70

Kebutuhan perekrutan tenaga kerja dilakukan karena adanya kebutuhan untuk

menyesuaikan gap tenaga kerja dan adanya pengurangan tenaga kerja yang telah

lama bekerja di industri. Penyesuaian gap tenaga kerja dilakukan saat terjadi

perbedaan antara jumlah tenaga kerja total, baik tenaga kerja terampil dan tenaga

kerja belum terampil, dengan kebutuhan tenaga kerja. Dalam model ini, ekspektasi

pengurangan tenaga kerja diasumsikan sama dengan tingkat pengurangan tenaga

kerja aktual.

tingkat perekrutan tenaga kerja yang diharapkan

aux RcnPrkrtnTK = AdjTK+TkPngrngnTK

RcnPrkrtnTK : tingkat perekrutan tenaga kerja yangdiharapkan

[orang per tahun]

AdjTK : Penyesuaian gap tenaga kerja [orang per tahun]TkPngrngnTK : ekspektasi tingkat pengurangan tenaga

kerja[orang per tahun]

ekspektasi tingkat pengurangan tenaga kerja

aux TkPngrngnTK = LjPngrngn

TkPngrngnTK : ekspektasi tingkat pengurangan tenagakerja

[orang per tahun]

LjPngrngn : tingkat pengurangan tenaga kerja [orang per tahun]

penyesuaian gap tenaga kerja

aux AdjTK = (RcnTK-TotTK)/WktAdjTKconst WktAdjTK = 1 tahun

AdjTK : penyesuaian gap tenaga kerja [orang per tahun]RcnTK-TotTK : kebutuhan tenaga kerja [orang per tahun]TotTK : tenaga kerja total [orang]WktAdjTK : waktu penyesuaian gap tenaga kerja [tahun]

tenaga kerja total

aux TotTK = TKTrampil+TK0Trampil

TotTK : tenaga kerja total [orang]TKTrampil : tenaga kerja terampil [orang]TK0Trampil : tenaga kerja belum terampil [orang]

Page 71: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-71

Level tenaga kerja belum terampil ditentukan oleh tingkat perekrutan tenaga kerja

dikurangi oleh tingkat asimilasi dan tingkat pemberhentian tenaga kerja belum

terampil. Diasumsikan bahwa pada tahun 2000 semua tenaga kerja yang ada telah

memiliki ketrampilan, sehingga nilai inisialisasi level tenaga kerja belum terampil

sama dengan nol.

tenaga kerja belum terampil

flow TK0Trampil = -dt*LjAsml+dt*LjPrkrtnTK-dt*TkPmbhtnTK0init TK0Trampil = 0 {Diasumsikan pada Tahun 2000 Semua Tenaga Kerja

yang Ada Telah Memiliki Ketrampilan}

TK0Trampil : Tenaga kerja belum terampil [orang]LjAsml : Tingkat asimilasi tenaga kerja [orang per tahun]LjPrkrtnTK : Tingkat perekrutan tenaga kerja [orang per tahun]TkPmbhtnTK0 : Tingkat pemberhentian tenaga kerja

belum terampil[orang per tahun]

Perekrutan tenaga kerja dilakukan jika terdapat kesempatan kerja di industri.

Industri melakukan perekrutan dari angkatan kerja nasional. Kesempatan kerja

yang tersedia timbul karena adanya kebutuhan untuk menambah tenaga kerja dan

penyesuaian gap kesempatan kerja. Kesempatan kerja yang ada akan berkurang

oleh adanya perekrutan tenaga kerja. Kesempatan kerja yang ditawarkan dapat

dibatalkan jika ternyata kebutuhan penciptaan tenaga kerja belum menunjukkan

nilai negatif yang berarti di industri telah terjadi kelebihan tenaga kerja.

tingkat perekrutan tenaga kerja

aux LjPrkrtnTK = MIN(TKInds,LwKrj)/WktPrkrtnconst WktPrkrtn = 0,5 tahun

LjPrkrtnTK : tingkat perekrutan tenaga kerja [orang per tahun]TKInds : tenaga kerja di industri [orang]LwKrj : kesempatan kerja yang tersedia [orang]WktPrkrtn : waktu perekrutan. [tahun]

Page 72: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-72

kesempatan kerja yang tersedia

flow LwKrj = -dt*LjPntpnLwKrj+dt*LjPcptnLwKrj-dt*LjPmbtlnTKinit LwKrj = RcnLwKrj

LwKrj : kesempatan kerja yang tersedia [orang]LjPntpnLwKrj : tingkat penutupan kesempatan kerja [orang per tahun]LjPcptnLwKrj : tingkat penciptaan kesempatan kerja [orang per tahun]LjPmbtlnTK : tingkat pembatalan kesempatan kerja [orang per tahun]RcnLwKrj : kesempatan kerja yang diharapkan [orang]

kesempatan kerja yang diharapkan

aux RcnLwKrj = RcnPrkrtnTK*WktPrkrtn

RcnLwKrj : kesempatan kerja yang diharapkan [orang]RcnPrkrtnTK : tingkat perekrutan tenaga kerja yang

diharapkan[orang per tahun]

WktPrkrtn : waktu perekrutan [tahun]

tingkat penciptaan kesempatan kerja

aux LjPcptnLwKrj = KorPcptnLwKrj

LjPcptnLwKrj : tingkat penciptaan kesempatan kerja [orang per tahun]KorPcptnLwKrj : koreksi tingkat penciptaan kesempatan

kerja yang diharapkan[orang per tahun]

tingkat penciptaan kesempatan kerja yang diharapkan

aux RcnPcptnLwKrj = RcnPrkrtnTK+AdjLwKrjaux KorPcptnLwKrj = MAX(0,RcnPcptnLwKrj)

RcnPcptnLwKrj : tingkat penciptaan kesempatan kerjayang diharapkan

[orang per tahun]

RcnPrkrtnTK : tingkat perekrutan tenaga kerja yangdiharapkan

[orang per tahun]

AdjLwKrj : penyesuaian gap kesempatan kerja [orang per tahun]KorPcptnLwKrj : koreksi tingkat penciptaan kesempatan

kerja yang diharapkan[orang per tahun]

penyesuaian gap kesempatan kerja

aux AdjLwKrj = (RcnLwKrj-LwKrj)/WktAdjLwKrjconst WktAdjLwKrj = 1 tahun

AdjLwKrj : penyesuaian gap kesempatan kerja [orang per tahun]

Page 73: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-73

RcnLwKrj : kesempatan kerja yang diharapkan [orang]LwKrj : kesempatan kerja yang tersedia [orang]WktAdjLwKrj : waktu penyesuaian gap kesempatan

kerja[tahun]

tingkat penutupan kesempatan kerja

aux LjPntpnLwKrj = LjPrkrtnTK

LjPntpnLwKrj : tingkat penutupan kesempatan kerja [orang per tahun]LjPrkrtnTK : tingkat perekrutan tenaga kerja [orang per tahun]

tingkat pembatalan kesempatan kerja

aux LjPmbtlnTK = MIN(TkPmbtlnTK,MaxPmbtlnTK)

LjPmbtlnTK : tingkat pembatalan kesempatan kerja [orang per tahun]TkPmbtlnTK : tingkat pembatalan kesempatan kerja

yang diharapkan[orang per tahun]

MaxPmbtlnTK : maksimum tingkat pembatalankesempatan kerja

[orang per tahun]

maksimum tingkat pembatalan kesempatan kerja

aux MaxPmbtlnTK = LwKrj/WktPmbtlnTKconst WktPmbtlnTK = 1 tahun

MaxPmbtlnTK : maksimum tingkat pembatalankesempatan kerja

[orang per tahun]

LwKrj : kesempatan kerja yang tersedia [orang]WktPmbtlnTK : waktu pembatalan kesempatan kerja [tahun]

tingkat pembatalan kesempatan kerja yang diharapkan

aux TkPmbtlnTK = MAX(0,-RcnPcptnLwKrj)

TkPmbtlnTK : tingkat pembatalan kesempatan kerjayang diharapkan

[orang per tahun]

RcnPcptnLwKrj : tingkat penciptaan kesempatan kerjayang diharapkan

[orang per tahun]

Page 74: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-74

Pertumbuhan angkatan kerja

Jumlah tenaga kerja di industri nasional dihitung berdasarkan jumlah tenaga kerja

dikalikan dengan prosentase tenaga kerja industri terhadap tenaga kerja nasional.

Nilai prosentase ini merupakan rata-rata prosentase tenaga kerja industri terhadap

tenaga kerja nasional tahun 2000-2005.

tenaga kerja di industri

aux TKInds = TKBkrj*PctTKIndsconst PctTKInds = 0,0006 {Rata-Rata Prosentase Tenaga Kerja Industri terhadap

Tenaga Kerja Nasional Tahun 2000-2005}

TKInds : tenaga kerja di industri [orang]TKBkrj : jumlah tenaga kerja nasional [orang]PctTKInds : prosentase tenaga kerja industri terhadap

tenaga kerja nasional[tanpa satuan]

Tenaga kerja adalah bagian dari angkatan kerja yang memiliki pekerjaan (BPS,

2005). Jumlah tenaga kerja nasional dihitung berdasarkan jumlah angkatan kerja

dikali dengan rata-rata prosentase bekerja terhadap angkatan kerja. Nilai prosentase

diperoleh dari rata-rata prosentase bekerja terhadap angkatan kerja tahun 2000-

2005.

jumlah tenaga kerja nasional

aux TKBkrj = AktKrjNas*PctBkrjconst PctBkrj = 0,91 {Rata-Rata Prosentase Bekerja terhadap Angkatan Kerja

Tahun 2000-2005}

TKBkrj : jumlah tenaga kerja nasional [orang]AktKrjNas : angkatan kerja nasional [orang]PctBkrj : prosentase bekerja terhadap

angkatan kerja[tanpa satuan]

Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan

namun sementara tidak bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan (BPS, 2005).

Penduduk usia kerja yang tidak ingin mencari pekerjaan (misal: pelajar dan

Page 75: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-75

mahasiswa, ibu rumah tangga) adalah bukan angkatan kerja. Angkatan kerja

dihitung dengan mengalikan populasi penduduk usia kerja dengan tingkat

partisipasi angkatan kerja. Nilai tingkat partisipasi angkatan kerja diperoleh dari

rata-rata tingkat partisipasi angkatan kerja tahun 2000-2005 yang merupakan

perbandingan antara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja.

angkatan kerja nasional

aux AktKrjNas = Pop1565*RtPrtspsAgktKrjNasconst RtPrtspsAgktKrjNas = 0,68 {Rata-Rata Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Tahun 2000-2005}

AktKrjNas : angkatan kerja nasional [orang]Pop1565 : populasi penduduk usia 15-65

tahun (populasi penduduk usiakerja)

[orang per tahun]

RtPrtspsAgktKrjNas : tingkat partisipasi angkatan kerjanasional

[tanpa satuan]

Populasi penduduk usia kerja diperoleh dari tingkat maturitas penduduk usia 0-14

tahun dikurangi tingkat maturitas dan tingkat kematian penduduk usia 15-65 tahun.

Nilai inisialisasi penduduk usia kerja diperoleh dari populasi penduduk usia 15-65

tahun pada tahun 2000 (BPS, 2002).

populasi penduduk usia 15-65 tahun (populasi penduduk usia kerja)

flow Pop1565 = +dt*LjMtrts014-dt*LjMtrts1565-dt*LjKmtin1565init Pop1565 = 141.170.805 orang {Populasi Penduduk Usia 15-65 Tahun pada

Tahun 2000}

Pop1565 : populasi penduduk usia 15-65tahun (populasi penduduk usiakerja)

[orang per tahun]

LjMtrts014 : tingkat maturitas penduduk usia 0-14 tahun

[orang per tahun]

LjMtrts1565 : tingkat maturitas penduduk usia15-65 tahun

[orang per tahun]

LjKmtin1565 : tingkat kematian penduduk usia15-65 tahun

[orang per tahun]

Page 76: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-76

Populasi penduduk usia 0-14 tahun diperoleh dari tingkat kelahiran dikurangi

tingkat maturitas dan tingkat kematian penduduk usia 0-14 tahun. Nilai inisialisasi

penduduk usia 0-14 tahun diperoleh dari populasi penduduk 0-14 tahun pada tahun

2000 (BPS, 2002).

populasi penduduk usia 0-14 tahun

flow Pop014 = -dt*LjKmtin014-dt*LjMtrts014+dt*LjKlhrninit Pop014 = 63.961.195 orang {Populasi Penduduk Usia 0-14 Tahun pada

Tahun 2000}

Pop014 : populasi penduduk usia 0-14 tahun [orang]LjKmtin014 : tingkat kematian penduduk usia 0-

14 tahun[orang per tahun]

LjMtrts014 : tingkat maturitas penduduk usia 0-14 tahun

[orang per tahun]

LjKlhrn : tingkat kelahiran penduduk [orang per tahun]

Tingkat maturitas menunjukkan jumlah penduduk yang berpindah dari satu struktur

umur ke struktur umur yang lebih tinggi. Tingkat maturitas dirumuskan sebagai

delay pipeline karena distribusi waktu di dalam suatu struktur umur setiap orang

sama. Inisialisasi tingkat maturitas diperoleh dengan mengasumsikan distribusi

masing-masing tingkatan umur dalam suatu struktur adalah sama.

tingkat maturitas penduduk usia 0-14 tahun

aux LjMtrts014 = DELAYPPL(LjKlhrn, RtMtrts014,(Pop014/RtMtrts014))const RtMtrts014 = 14 tahun

LjMtrts014 : tingkat maturitas penduduk usia 0-14 tahun

[orang per tahun]

LjKlhrn : tingkat kelahiran penduduk [orang per tahun]RtMtrts014 : lama penduduk berada dalam

struktur usia 0-14 tahun[tahun]

Pop014 : populasi penduduk usia 0-14 tahun [orang]

tingkat maturitas penduduk usia 15-65 tahun

aux LjMtrts1565=DELAYPPL(LjMtrts014, RtMtrts1565,(Pop1565/RtMtrts1565))const RtMtrts1565 = 51 tahun

Page 77: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-77

LjMtrts1565 : tingkat maturitas penduduk usia15-65 tahun

[orang per tahun]

LjMtrts014 : tingkat maturitas penduduk usia 0-14 tahun

[orang per tahun]

RtMtrts1565 : lama penduduk berada dalamstruktur usia 15-65 tahun

[tahun]

Pop1565 : populasi penduduk usia 15-65tahun (populasi penduduk usiakerja)

[orang per tahun]

Perhitungan tingkat kematian pada setiap struktur umur dilakukan dengan

mengasumsikan angka kematian setiap struktur umur sama dengan angka kematian

kasar (CDR) pada populasi.

tingkat kematian penduduk usia 0-14 tahun

aux LjKmtin014 = Pop014*CDR/1000

LjKmtin014 : tingkat kematian penduduk usia 0-14 tahun

[orang per tahun]

Pop014 : populasi penduduk usia 0-14 tahun [orang]CDR : angka kematian kasar [orang per tahun]

tingkat kematian penduduk usia 15-65 tahun

aux LjKmtin1565 = Pop1565*CDR/1000

LjKmtin1565 : tingkat kematian penduduk usia15-65 tahun

[orang per tahun]

Pop1565 : populasi penduduk usia 15-65tahun (populasi penduduk usiakerja)

[orang per tahun]

CDR : angka kematian kasar [per tahun]

Populasi penduduk Indonesia ditentukan oleh tingkat kelahiran dan tingkat

kematian dengan asumsi net migrasi sama dengan nol. Nilai inisialisasi populasi

penduduk Indonesia diperoleh dari populasi penduduk Indonesia tahun 2000 (BPS,

2002).

populasi penduduk Indonesia

flow Populasi = +dt*LjKlhrn-dt*LjKmtin

Page 78: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-78

init Populasi = 205.132.000 orang{Populasi Penduduk Indonesia Tahun 2000}

Populasi : populasi penduduk Indonesia [orang]LjKlhrn : tingkat kelahiran penduduk [orang per tahun]LjKmtin : tingkat kematian penduduk [orang per tahun]

Tingkat kematian yang terjadi pada suatu tahun diperoleh dari hasil perkalian

antara jumlah penduduk dengan angka kematian kasar. Cara yang sama juga

digunakan untuk menghitung tingkat kematian.

tingkat kelahiran penduduk

aux LjKlhrn = Populasi*CBR/1000

LjKlhrn : tingkat kelahiran penduduk [orang per tahun]Populasi : populasi penduduk Indonesia [orang]CBR : angka kelahiran kasar [per tahun]

tingkat kematian penduduk

aux LjKmtin = Populasi*CDR/1000

LjKmtin : tingkat kematian penduduk [orang per tahun]Populasi : populasi penduduk Indonesia [orang]CDR : angka kematian kasar [per tahun]

Untuk menentukan tingkat kelahiran dan kematian penduduk digunakan parameter

angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate) dan angka kematian kasar (Crude Death

Rate). Parameter ini menunjukkan angka kelahiran (dan atau kematian) per seribu

penduduk. Telah diuraikan sebelumnya pada bagian diagram hubungan kausal

bahwa peningkatan pendapatan akan menurunkan tingkat kelahiran dan kematian

pada suatu negara. Hubungan antara PDB per kapita dengan CDR dan CBR di

Indonesia yang diperoleh dari data penelitian sebelumnya yang menunjukkan

adanya kecenderungan yang mendukung pernyataan tersebut. Berdasarkan data

historis, dapat dibuat grafik hubungan antara produk domestik bruto riil per kapita

dengan angka kelahiran dan angka kematian di Indonesia seperti terlihat pada

Gambar IV.23 dan IV.24.

Page 79: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-79

Angka Kematian Kasar

0

2

4

6

8

10

12

750000 1000000 1250000 1500000 1750000 2000000 2250000 2500000 2750000 3000000

PDB_perKpt [rupiah per orang]

CD

R[p

erta

hu

n]

CDR : angka kematian kasarPDB_perKpt : produk domestik bruto riil per kapita

Gambar IV.23. Grafik hubungan angka kematian kasar dengan PDB per kapita

Angka Kelahiran Kasar

0

5

10

15

20

25

30

750000 1000000 1250000 1500000 1750000 2000000 2250000 2500000 2750000 3000000

PDB_perKpt [rupiah per orang]

CB

R[p

erta

hun]

CBR : angka kelahiran kasar [per tahun]PDB_perKpt : produk domestik bruto riil per kapita [rupiah per

tahun]

Gambar IV.24. Grafik hubungan angka kelahiran kasar dengan PDB per kapita

Page 80: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-80

angka kelahiran kasar

aux CBR = GRAPH(PDB_perKpt, 750000, 250000, T_CBR)const T_CBR = [28,26,26,23,23,21,21,20,20,20] {Estimasi Giyanti, 2004}dim T_CBR = (i = 1..10)

CBR : angka kelahiran kasar [per tahun]PDB_perKpt : produk domestik bruto riil per

kapita[rupiah per orang]

T_CBR : tabel CBR [per tahun]

angka kematian kasar

aux CDR = GRAPH(PDB_perKpt, 750000, 250000, T_CDR)const T_CDR = [10,9,9,8,8,8,7,7,6,6] {Estimasi Giyanti, 2004}dim T_CDR = (i = 1..10)

CDR : angka kematian kasar [per tahun]PDB_perKpt : produk domestik bruto riil per

kapita[rupiah per orang]

T_CDR : tabel CDR [per tahun]

PDB riil per kapita yang merupakan indikator bagi pendapatan seseorang,

merupakan hasil pembagian antara PDB riil dengan jumlah penduduk dalam satu

tahun.

produk domestik bruto riil per kapita

aux PDB_perKpt = PDBRiil/Populasi

PDB_perKpt : produk domestik bruto riil perkapita

[rupiah per orang]

PDBRiil : produk domestik bruto riil [rupiah]Populasi : populasi penduduk Indonesia [orang]

IV.3.4 Sub Sistem Permintaan Pasar Domestik

Dalam model ini diasumsikan industri akan kehilangan order jika tidak dapat

memenuhi permintaan pasar dengan segera (tidak ada backlog). Permintaan pasar

domestik dimodelkan dengan delay informasi orde pertama dari indikasi

permintaan pasar domestik. Perumusan dengan delay ini didasari alasan bahwa

Page 81: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-81

pasar tidak dapat dengan segera merespon perubahan harga produk. Diperlukan

waktu bagi pasar untuk membentuk persepsi tentang harga serta mencari produk

substitusi. Waktu ini diagregasikan dalam waktu penyesuaian permintaan pasar

domestik yang diasumsikan konstan selama 0,5 tahun. Pangsa pasar domestik

merupakan persentase permintaan pasar domestik terhadap total permintaan pasar.

permintaan pasar domestik

aux PrmtnDom=DELAYINF(IndksPrmtnDom,WktAdjPrmtnDom ,1,RefPrmtnDom)const WktAdjPrmtnDom = 0,5 tahun

PrmtnDom : permintaan pasar domestik [rupiah per tahun]IndksPrmtnDom : indikasi permintaan pasar

domestik ke industri[rupiah per tahun]

WktAdjPrmtnDom : waktu penyesuaian permintaanpasar domestik

[tahun]

RefPrmtnDom : referensi permintaan pasardomestik

[rupiah per tahun]

aux PgsPsrDom = PCT(PrmtnDom/TotPrmtn)

PgsPsrDom : pangsa pasar domestik [tanpa satuan]PrmtnDom : permintaan pasar domestik [rupiah per tahun]TotPrmtn : total tingkat permintaan pasar [rupiah per tahun]

Indikasi permintaan pasar domestik ke industri menggambarkan jumlah barang

yang diminta sebagai respon pasar terhadap perubahan harga. Dalam model ini

diasumsikan kurva permintaan berbentuk garis lurus. Pada saat harga produk di

pasar domestik sama dengan harga referensi, yang merepresentasikan harga produk

substitusi, indikasi permintaan akan sama dengan referensi permintaan pasar

domestik yang berarti sama dengan permintaan potensial di pasar domestik.

indikasi permintaan pasar domestik ke industri

aux IndksPrmtnDom=RefPrmtnDom*MAX(0, 1+KrvRefPrmtnDom*(HrgDom-HrgPrdkImp)/RefPrmtnDom)

IndksPrmtnDom : indikasi permintaan pasardomestik ke industri

[rupiah per tahun]

RefPrmtnDom : referensi permintaan pasar [rupiah per tahun]

Page 82: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-82

domestikKrvRefPrmtnDom : kemiringan kurva permintaan

pasar domestik[tanpa satuan]

HrgDom : harga produk di pasar domestik [rupiah per unit]rgPrdkImp : harga produk impor di pasar

domestik[rupiah per unit]

referensi permintaan pasar domestik

aux RefPrmtnDom = PotPrmtnDom

RefPrmtnDom : referensi permintaan pasardomestik

[rupiah per tahun]

PotPrmtnDom : permintaan potensial pasardomestik

[rupiah per tahun]

Akumulasi permintaan potensial pasar domestik dinyatakan oleh besarnya

pertumbuhan permintaan pasar domestik setiap tahunnya. Nilai pertumbuhan ini

diperoleh dengan mengalikan permintaan potensial pasar domestik dikalikan

dengan pertumbuhan permintaan pasar domestik. Tingkat pertumbuhan permintaan

pasar domestik pada model ini diramalkan melalui pertumbuhan konsumsi

masyarakat atas barang dan jasa dengan asumsi tingkat pertumbuhan tingkat

pertumbuhan yang sama juga akan terjadi pada konsumsi industri komponen

otomotif. Waktu peramalan permintaan pasar pada model ini sama dengan 1 tahun.

Nilai inisialisasi permintaan potensial pasar domestik diperoleh dari nilai produksi

industri komponen otomotif pada tahun 2000 dikalikan dengan proporsi output

industri untuk pasar dalam negeri.

permintaan potensial pasar domestik

flow PotPrmtnDom = +dt*LjPrbhnPrmtnDominit PotPrmtnDom = InitPotPrmtnDomconst InitPotPrmtnDom = Rp 19.291.053.518.525,00 {Output Aktual Industri

Tahun 2000 x (1-Prosentase Produksi yang Diekspor)}

PotPrmtnDom : permintaan potensial pasardomestik

[rupiah per tahun]

LjPrbhnPrmtnDom : perubahan permintaan pasardomestik

[rupiah per tahunper tahun

InitPotPrmtnDom : inisialisasi permintaan pasar [rupiah per tahun]

Page 83: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-83

domestik

perubahan permintaan pasar domestik

aux LjPrbhnPrmtnDom = PotPrmtnDom*PrtmbhnPrmtnDom

LjPrbhnPrmtnDom : perubahan permintaan pasardomestik

[rupiah per tahunper tahun]

PotPrmtnDom : permintaan potensial pasardomestik

[rupiah per tahun]

PrtmbhnPrmtnDom : pertumbuhan permintaan pasardomestik

[per tahun]

pertumbuhan permintaan pasar domestik

aux PrtmbhnPrmtnDom = TREND(Konsumsi, WktPrmlnPrmtn)const WktPrmlnPrmtn = 1 tahun

PrtmbhnPrmtnDom : pertumbuhan permintaan pasardomestik

[per tahun]

Konsumsi : konsumsi masyarakat [rupiah]WktPrmlnPrmtn : waktu peramalan tingkat

permintaan pasar[tahun]

Kemiringan kurva permintaan ditentukan dengan terlebih dahulu menentukan

koefisien elastisitas permintaan pasar domestik pada harga referensi. Koefisien

elastisitas permintaan adalah angka yang menggambarkan berapa besar perubahan

jumlah barang yang diminta dibandingkan dengan perubahan harga. Dalam model

ini, koefisien elastisitas permintaan pasar domestik diperoleh berdasarkan hasil

estimasi Sawitri (1999).

kemiringan kurva permintaan pasar domestik

aux KrvRefPrmtnDom = (-RefPrmtnDom * ElstsPrmtnDom) /HrgPrdkImpconst ElstsPrmtnDom = 0,259 {Hasil estimasi Sawitri, 1999}

KrvRefPrmtnDom : kemiringan kurva permintaanpasar domestik

[tanpa satuan]

RefPrmtnDom : referensi permintaan pasardomestik

[rupiah per tahun]

ElstsPrmtnDom : elastisitas permintaan domestik [tanpa satuan]HrgPrdkImp : harga produk impor di pasar

domestik[rupiah per unit]

Page 84: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-84

Harga produk di pasar domestik ditentukan oleh ekspektasi produsen terhadap

harga produk di pasar domestik dan dipengaruhi oleh ongkos produksi dan waktu

cakupan persediaan produk jadi di pasar domestik.

harga produk di pasar domestik

aux HrgDom = EksptsHrgDom*EfkEksptsHrgDom*EfkCkpPersdPrdkJdDom

HrgDom : harga produk di pasar domestik [rupiah per unit]EksptsHrgDom : ekspektasi harga di pasar

domestik[rupiah per unit]

EfkEksptsHrgDom : pengaruh ongkos produksi padaharga produk di pasar domestik

[tanpa satuan]

EfkCkpPersdPrdkJdDom : pengaruh waktu cakupanpersediaan produk jadi terhadapharga di pasar domestik

[tanpa satuan]

Ekspektasi produsen terhadap harga produk di pasar domestik dinyatakan oleh

besarnya perubahan ekspektasi harga. Nilai inisialisasi ekspektasi harga produk di

pasar domestik sama dengan Rp 9.595,00 dimana nilai ini setara dengan 1$ pada

tahun 2000. Inisialisasi ini digunakan untuk menggambarkan bahwa pada awal

simulasi, harga produk nasional sama dengan harga produk impor.

ekspektasi harga di pasar domestik

flow EksptsHrgDom = +dt*LjPrbhnHrgDominit EksptsHrgDom = RefHrgDom

EksptsHrgDom : ekspektasi harga di pasar domestik [rupiah per unit]LjPrbhnHrgDom : perubahan ekspektasi harga di

pasar domestik[rupiah per unitper tahun]

RefHrgDom : referensi harga di pasar domestik [rupiah per unit]

referensi harga di pasar domestik

aux RefHrgDom = HrgDsrconst HrgDsr = Rp 9.595,00 {Harga ini setara dengan 1$ pada tahun 2000}

RefHrgDom : referensi harga di pasar domestik [rupiah per unit]HrgDsr : harga dasar produk [rupiah per unit]

Page 85: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-85

Perubahan ekspektasi produsen terhadap harga produk di pasar domestik terjadi

karena adanya perbedaan antara indikasi harga produk di pasar domestik dengan

ekspektasi harga pada saat ini. Indikasi harga di pasar domestik merupakan nilai

maksimum dari harga minimum dengan harga produk di pasar domestik. Harga

minimum adalah harga yang ditentukan berdasarkan ekspektasi ongkos variabel.

perubahan ekspektasi harga di pasar domestik

aux LjPrbhnHrgDom = (IndksHrgPsrDom-EksptsHrgDom)/WktAdjHrgconst WktAdjHrg = 1 tahun

LjPrbhnHrgDom : perubahan ekspektasi harga dipasar domestik

[rupiah per unitper tahun]

IndksHrgPsrDom : indikasi harga di pasar domestik [rupiah per unit]EksptsHrgDom : ekspektasi harga di pasar domestik [rupiah per unit]WktAdjHrg : waktu penyesuaian perubahan

ekspektasi harga[tahun]

indikasi harga di pasar domestik

aux IndksHrgPsrDom = MAX(MinHrgDom,HrgDom)

IndksHrgPsrDom : indikasi harga di pasar domestik [rupiah per unit]MinHrgDom : harga minimum di pasar domestik [rupiah per unit]HrgDom : harga produk di pasar domestik [rupiah per unit]

harga minimum di pasar domestik

aux MinHrgDom = EksptsBiyVar

MinHrgDom : harga minimum di pasar domestik [rupiah per unit]EksptsBiyVar : ekspektasi biaya variabel [rupiah per unit]

pengaruh ongkos produksi pada harga produk di pasar domestik

aux EfkEksptsHrgDom = GRAPH((EksptsBiyProd/EksptsHrgDom), 0, 0.20,T_EfkEksptsHrgDom)

const T_EfkEksptsHrgDom=[0.75,0.80,0.85,0.90,0.95,1.00,1.05,1.10,1.15,1.20,1.25,1.30,1.35,1.40,1.45,1.50] {Sterman, 2000, hal. 819}

dim T_EfkEksptsHrgDom = (i = 1..16)

Page 86: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-86

EfkEksptsHrgDom : pengaruh ongkos produksi padaharga produk di pasar domestik

[tanpa satuan]

EksptsBiyProd : ekspektasi ongkos produksi [rupiah per unit]EksptsHrgDom : ekspektasi harga di pasar domestik [rupiah per unit]T_EfkEksptsHrgDom : tabel pengaruh ongkos produksi

pada harga[tanpa satuan]

Pengaruh Ongkos Produksi pada Harga Produk di PasarDomestik

0

0.20.4

0.6

0.81

1.2

1.41.6

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3

EksptsBiyProd/EksptsHrgDom [tanpa satuan]

Efk

Eks

pts

Hrg

Dom

[tan

pa

satu

an]

EfkEksptsHrgDom : pengaruh ongkos produksi pada harga produk dipasar domestik [tanpa satuan]

EksptsBiyProd/EksptsHrgDom

: rasio antara ekspektasi ongkos produksi denganekspektasi harga di pasar domestik [tanpasatuan]

Gambar IV.25. Grafik pengaruh ongkos produksi pada harga produk di pasar

Harga bergantung pada persepsi produsen terhadap waktu cakupan persediaan

produk jadi di pasar domestik, bukan pada waktu cakupan saat itu juga, karena

tingkat pengiriman tidak dapat diketahui seketika itu juga. Variabel pengaruh

waktu cakupan persediaan produk jadi pada harga di pasar domestik menyatakan

bahwa harga akan turun jika waktu cakupan persediaan produk jadi di pasar

domestik melebihi referensinya, dan sebaliknya. Pengaruh ini merupakan fungsi

non linear dari rasio waktu cakupan persediaan produk jadi dan dirumuskan dengan

graph (Gambar IV.26).

Page 87: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-87

Pengaruh Waktu Cakupan Persediaan Produk Jadi terhadapHarga di Pasar Domestik

0

0.5

1

1.5

2

2.5

0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 1.5 1.75 2 2.25

RtoCkpPersdDom [tanpa satuan]

Efk

Ckp

Per

sdP

rdkJ

dD

om

[tan

pa

satu

an]

EfkCkpPersdPrdkJdDom : pengaruh waktu cakupan persediaan produk jaditerhadap harga di pasar domestik [tanpa satuan]

RtoCkpPersdDom : rasio waktu cakupan persediaan produk jadiuntuk pasar domestik [tanpa satuan]

Gambar IV.26. Grafik pengaruh waktu cakupan produk jadi terhadapharga di pasar domestik

pengaruh waktu cakupan persediaan produk jadi terhadap harga di pasar domestik

aux EfkCkpPersdPrdkJdDom=GRAPH(RtoCkpPersdDom,0,0.25,T_EfkCkpPersd)

const T_EfkCkpPersd = [2.24,1.58,1.29,1.12,1,0.91,0.85,0.79,0.75,0.71]{Sterman, 2000, 821}

dim T_EfkCkpPersd = (i = 1..10)

EfkCkpPersdPrdkJdDom : pengaruh waktu cakupanpersediaan produk jadi terhadapharga di pasar domestik

[tanpa satuan]

RtoCkpPersdDom : rasio waktu cakupan persediaanproduk jadi untuk pasar domestik

[tanpa satuan]

T_EfkCkpPersd : pengaruh waktu cakupanpersediaan produk jadi terhadapharga di pasar domestik

[tanpa satuan]

rasio waktu cakupan persediaan produk jadi untuk pasar domestik

aux RtoCkpPersdDom = PrspsPrdsnCkpPersdDom/WktCkpRefPers

Page 88: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-88

RtoCkpPersdDom : rasio waktu cakupan persediaanproduk jadi untuk pasardomestik

[tanpa satuan]

PrspsPrdsnCkpPersdDom : persepsi produsen pada waktucakupan persediaan produk jadiuntuk pasar domestik

[tahun]

WktCkpRefPers : referensi waktu cakupanpersediaan produk jadi

[tahun]

persepsi produsen pada waktu cakupan persediaan produk jadi untuk pasar

domestik

aux PrspsPrdsnCkpPersdDom=DELAYINF(CkpPersdDom, WktPrspsCkpPersd)const WktPrspsCkpPersd = 0,167 tahun

PrspsPrdsnCkpPersdDom : persepsi produsen pada waktucakupan persediaan produk jadiuntuk pasar domestik

[tahun]

CkpPersdDom : waktu cakupan persediaanproduk jadi

[tahun]

WktPrspsCkpPersd : waktu persepsi cakupanpersediaan produk jadi

[tahun]

waktu cakupan persediaan produk jadi untuk pasar domestik

aux CkpPersdDom = PersdPrdkJdDom/LjKrmDom

CkpPersdDom : waktu cakupan persediaan produkjadi untuk pasar domestik

[tahun]

PersdPrdkJdDom : persediaan produk jadi untuk pasardomestik

[rupiah]

LjKrmDom : tingkat pengiriman produk kepasar domestik

[rupiah per tahun]

Level persediaan produk jadi untuk pasar domestik ditentukan oleh output industri

yang dialokasikan untuk pasar domestik dikurangi oleh tingkat pengiriman produk

ke pasar domestik. Pengalokasian output industri pada model ini diasumsikan

didasarkan pada rasio permintaan pasar domestik terhadap total permintaan. Nilai

inisialisasi level persediaan produk jadi untuk pasar domestik dihitung berdasarkan

inisial permintaan pasar domestik dikalikan dengan referensi waktu cakupan

persediaan produk jadi.

Page 89: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-89

persediaan produk jadi untuk pasar domestik

flow PersdPrdkJdDom = +dt*LjOutIndsDom-dt*LjKrmDominit PersdPrdkJdDom = InitPersdPrdkJdDom

PersdPrdkJdDom : persediaan produk jadi untuk pasardomestik

[rupiah]

LjOutIndsDom : nilai produksi untuk pasardomestik

[rupiah per tahun]

LjKrmDom : tingkat pengiriman produk kepasar domestik

[rupiah per tahun]

InitPersdPrdkJdDom : inisialisasi persediaan produk jadiuntuk pasar domestik

[rupiah]

inisialisasi persediaan produk jadi untuk pasar domestik

const InitPersdPrdkJdDom = INIT(PrmtnDom*WktCkpRefPers)const WktCkpRefPers = 0,5 tahun

InitPersdPrdkJdDom : inisialisasi persediaan produk jadiuntuk pasar domestik

[rupiah]

PrmtnDom : permintaan pasar domestik [rupiah per tahun]WktCkpRefPers : referensi waktu cakupan

persediaan produk jadi[tahun]

nilai produksi untuk pasar domestik

aux LjOutIndsDom = OutputInds*(PrmtnDom/TotPrmtn)

LjOutIndsDom : nilai produksi untuk pasardomestik

[rupiah per tahun]

OutputInds : nilai output industri [rupiah per tahun]PrmtnDom : Permintaan pasar domestik [rupiah per tahun]TotPrmtn : total tingkat permintaan pasar [rupiah per tahun]

Tingkat pengiriman produk ke pasar domestik dinyatakan oleh perkalian antara

pengiriman produk ke pasar domestik yang diharapkan dengan rasio pemenuhan

pesanan di pasar domestik. Tingkat pengiriman produk ke pasar domestik yang

diharapkan ditentukan oleh besarnya permintaan pasar domestik.

tingkat pengiriman produk ke pasar domestik

aux LjKrmDom = RcnKrmDom*RtoKrmPrmtnDom

Page 90: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-90

LjKrmDom : tingkat pengiriman produk ke pasardomestik

[rupiah per tahun]

RcnKrmDom : tingkat pengiriman produk ke pasardomestik yang diharapkan

[rupiah per tahun]

RtoKrmPrmtnDom : rasio pemenuhan pesanan di pasardomestik

[tanpa satuan]

tingkat pengiriman produk ke pasar domestik yang diharapkan

aux RcnKrmDom = PrmtnDom

RcnKrmDom : tingkat pengiriman produk ke pasardomestik yang diharapkan

[rupiah per tahun]

PrmtnDom : Permintaan pasar domestik [rupiah per tahun]

Rasio Pemenuhan Pesanan di Pasar Domestik

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2

Max KrmDom/RcnKrmDom [tanpa satuan]

Rto

Krm

Prm

tnD

om[ta

npa

satu

an]

RtoKrmPrmtnDom : rasio pemenuhan pesanan di pasar domestik[tanpa satuan]

MaxKrmDom/RcnKrmDom

: rasio antara maksimum tingkat pengirimanproduk ke pasar domestik dengan tingkatpengiriman produk ke pasar domestik yangdiharapkan [tanpa satuan]

Gambar IV.27. Grafik rasio pemenuhan pesanan di pasar domestik

rasio pemenuhan pesanan di pasar domestik

aux RtoKrmPrmtnDom = GRAPH(MaxKrmDom / RcnKrmDom,0,0.2,T_RtoPmnhn)

Page 91: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-91

const T_RtoPmnhn = [0,0.2,0.4,0.58,0.73,0.85,0.93,0.97,0.99,1,1] {Sterman,2000, hal.721}

dim T_RtoPmnhn = (i=1..11)

RtoKrmPrmtnDom : rasio pemenuhan pesanan di pasardomestik

[tanpa satuan]

MaxKrmDom : maksimum tingkat pengirimanproduk ke pasar domestik

[rupiah per tahun]

RcnKrmDom : tingkat pengiriman produk ke pasardomestik yang diharapkan

[rupiah per tahun]

T_RtoPmnhn : tabel rasio pemenuhan order [tanpa satuan]

Maksimum tingkat pengiriman produk ke pasar domestik ditentukan oleh level

persediaan produk jadi untuk pasar domestik dibagi dengan waktu proses

pengiriman ke pasar domestik yang diasumsikan sama dengan 0,25 tahun.

maksimum tingkat pengiriman produk ke pasar domestik

aux MaxKrmDom = PersdPrdkJdDom/WktKrmDomconst WktKrmDom = 0,25 tahun

MaxKrmDom : maksimum tingkat pengirimanproduk ke pasar domestik

[rupiah per tahun]

PersdPrdkJdDom : persediaan produk jadi untuk pasardomestik

[rupiah]

WktKrmDom : waktu proses pengiriman ke pasardomestik

[tahun]

IV.3.5 Sub Sistem Permintaan Pasar Ekspor

Mekanisme interaksi antar variabel pada sub sistem permintaan pasar ekspor pada

dasarnya sama dengan mekanisme yang terjadi pada sub sistem permintaan pasar

domestik. Karena itu, pada bagian ini interaksi antar variabel hanya akan

diterangkan secara sekilas sementara itu keterangan lebih detail mengenai variabel-

variabel dalam sub sistem permintaan pasar ekspor dapat dilihat pada sub sistem

permintaan pasar domestik. Dalam sub sistem permintaan pasar ekspor

diasumsikan juga bahwa industri akan kehilangan order jika tidak dapat memenuhi

permintaan pasar pasar ekspor dengan segera (tidak ada backlog).

Page 92: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-92

permintaan pasar ekspor

aux PrmtnEksp=DELAYINF(IndksPrmtnEksp, WktAdjPrmtnEksp,1,RefPrmtnEksp)const WktAdjPrmtnEksp = 0,5 tahun

PrmtnEksp : permintaan pasar ekspor [rupiah per tahun]IndksPrmtnEksp : indikasi permintaan pasar ekspor

ke industri[rupiah per tahun]

WktAdjPrmtnEksp : waktu penyesuaian permintaanekspor

[tahun]

RefPrmtnEksp : referensi permintaan pasar ekspor [rupiah per tahun]

aux PgsPsrEksp = PCT(PrmtnEksp/TotPrmtn)

PgsPsrEksp : pangsa pasar ekspor [tanpa satuan]PrmtnDom : permintaan pasar domestik [rupiah per tahun]TotPrmtn : total tingkat permintaan pasar [rupiah per tahun]

indikasi permintaan pasar ekspor ke industri

aux IndksPrmtnEksp=RefPrmtnEksp*MAX(0,1+KrvRefPrmtnEksp*(HrgPrdkEkspLN-RefHrgEksp)/RefPrmtnEksp)

IndksPrmtnEksp : indikasi permintaan pasar eksporke industri

[rupiah per tahun]

RefPrmtnEksp : referensi permintaan pasar ekspor [rupiah per tahun]KrvRefPrmtnEksp : kemiringan kurva permintaan

pasar ekspor[tanpa satuan]

HrgPrdkEkspLN : harga produk di pasar luar negeri [dollar per unit]RefHrgEks : referensi harga pasar untuk produk

ekspor[dollar per unit]

referensi permintaan pasar ekspor

aux RefPrmtnEksp = PotPrmtnEks

RefPrmtnEksp : referensi permintaan pasar ekspor [rupiah per tahun]PotPrmtnEks : permintaan potensial pasar ekspor [rupiah per tahun]

Nilai inisialisasi permintaan potensial pasar ekspor diperoleh dari nilai produksi

aktual industri komponen otomotif pada tahun 2000 dikalikan dengan proporsi

output industri untuk perdagangan internasional (BPS, 2005).

Page 93: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-93

permintaan potensial pasar ekspor

flow PotPrmtnEks = +dt*LjPrbhnPrmtnEkspinit PotPrmtnEks = InitPotPrmtnEkspconst InitPotPrmtnEksp = Rp 5.676.067.182.475,00 {Output Aktual Industri

Tahun 2000 x Prosentase Produksi yang Diekspor}

PotPrmtnEks : Permintaan potensial pasar ekspor [rupiah per tahun]LjPrbhnPrmtnEksp : perubahan permintaan pasar

ekspor[rupiah per tahunper tahun]

InitPotPrmtnEksp : inisialisasi permintaan pasarekspor

[rupiah per tahun]

Tingkat pertumbuhan permintaan pasar ekspor dalam model ini diperoleh dari rata-

rata pertumbuhan output industri yang dialokasikan untuk pasar ekspor selama

periode 2000-2005.

perubahan permintaan pasar ekspor

aux LjPrbhnPrmtnEksp = PotPrmtnEks*PrtmbhnPrmtnEkspconst PrtmbhnPrmtnEksp = 0,16 {Rata-rata pertumbuhan permintaan ekspor

industri pada tahun 2000-2005}

LjPrbhnPrmtnEksp : perubahan permintaan pasar ekspor [rupiah per tahunper tahun]

PotPrmtnEks : permintaan potensial pasar ekspor [rupiah per tahun]PrtmbhnPrmtnEksp : Pertumbuhan permintaan ekspor [per tahun]

Kemiringan kurva permintaan ditentukan dengan terlebih dahulu menentukan

koefisien elastisitas permintaan ekspor pada harga referensi. Dalam model ini,

koefisien elastisitas permintaan ekspor diperoleh berdasarkan hasil estimasi Sawitri

(1999).

kemiringan kurva permintaan pasar ekspor

aux KrvRefPrmtnEksp = (-RefPrmtnEksp * ElstsPrmtnEksp) /RefHrgEksconst ElstsPrmtnEksp = 2,088 {Hasil estimasi Sawitri,1999}

KrvRefPrmtnEksp : kemiringan kurva permintaanekspor

[tanpa satuan]

RefPrmtnEksp : referensi permintaan pasar ekspor [rupiah per tahun]ElstsPrmtnEksp : elastisitas permintaan ekspor [tanpa satuan]

Page 94: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-94

RefHrgEks : referensi harga pasar untuk produkekspor

[rupiah per unit]

Referensi harga pasar untuk produk ekspor ditentukan berdasarkan harga dasar

produk internasional dikalikan dengan tarif ekspor.

referensi harga pasar untuk produk ekspor

aux RefHrgEks = InitHrgDsr*(1+TrfEksp)const InitHrgDsr = $1const TrfEksp = 0 {Kebijakan industri otomotif tahun 1999}

RefHrgEks : referensi harga pasar untuk produkekspor

[dollar per unit]

InitHrgDsr : harga dasar produk internasional [dollar per unit]TrfEksp : bea ekspor [tanpa satuan]

Harga produk nasional di luar negeri dipengaruhi oleh mata uang asing yang dalam

model ini direpresentasikan oleh nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika dan

bea ekspor. Bea ekspor yang dikenakan pemerintah kepada produsen pada akhirnya

akan ditanggung oleh konsumen karena pada dasarnya produsen tidak ingin

keuntungannya berkurang akibat bea ekspor ini.

harga produk di pasar luar negeri

aux HrgPrdkEkspLN = (HrgEksp/Kurs)*(1+TrfEksp)

HrgPrdkEkspLN : harga produk ekspor di pasar luarnegeri

[dollar per unit]

HrgEksp : harga produk di pasar ekspor [rupiah per unit]Kurs : nilai tukar rupiah terhadap dollar

Amerika[rupiah per dollar]

TrfEksp : bea ekspor [tanpa satuan]

Harga produk untuk pasar ekspor ditentukan oleh ekspektasi produsen terhadap

harga produk di pasar ekspor dan dipengaruhi oleh ongkos produksi dan waktu

cakupan persediaan produk jadi di pasar ekspor.

Page 95: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-95

harga produk di pasar ekspor

aux HrgEksp = EksptsHrgEksp*EfkEksptsHrgEksp*EfkCkpPersdPrdkJdEksp

HrgEksp : harga produk di pasar ekspor [rupiah per unit]EksptsHrgEksp : ekspektasi harga di pasar ekspor [rupiah per unit]EfkEksptsHrgEksp : pengaruh ongkos produksi pada

harga produk di pasar ekspor[tanpa satuan]

EfkCkpPersdPrdkJdEksp : pengaruh waktu cakupanpersediaan produk jadi terhadapharga di pasar ekspor

[tanpa satuan]

Nilai ekspektasi harga di pasar ekspor sama dengan referensi harga untuk pasar

ekspor, dimana referensi harga untuk pasar ekspor ini sama dengan harga dasar

produk. Harga dasar produk yang ditetapkan sebesar Rp 9.595,00 dimana nilai ini

setara dengan 1$ pada tahun 2000. Inisialisasi ini digunakan untuk menggambarkan

bahwa pada awal simulasi, harga produk nasional untuk pasar ekspor sama dengan

harga produk di negara-negara lain.

ekspektasi harga di pasar ekspor

flow EksptsHrgEksp = +dt*LjPrbhnHrgEkspinit EksptsHrgEksp = RefHrgEksp

EksptsHrgEksp : ekspektasi harga di pasar ekspor [rupiah per unit]LjPrbhnHrgEksp : perubahan ekspektasi harga di

pasar ekspor[rupiah per unitper tahun]

RefHrgEksp : referensi harga di pasar ekspor [rupiah per unit]

referensi harga di pasar ekspor

aux RefHrgEksp = HrgDsrconst HrgDsr = Rp 9.595,00 {Harga ini setara dengan 1$ pada tahun 2000}

RefHrgEksp : referensi harga di pasar ekspor [rupiah per unit]HrgDsr : harga dasar produk [rupiah per unit]

perubahan ekspektasi perubahan harga di pasar ekspor

aux LjPrbhnHrgEksp = (IndksHrgPsrEksp-EksptsHrgEksp)/WktAdjHrgconst WktAdjHrg = 1 tahun

LjPrbhnHrgEksp : perubahan ekspektasi harga di [rupiah per unit

Page 96: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-96

pasar ekspor per tahun]IndksHrgPsrEksp : indikasi harga di pasar ekspor [rupiah per unit]EksptsHrgEksp : ekspektasi harga di pasar ekspor [rupiah per unit]WktAdjHrg : waktu penyesuaian perubahan

ekspektasi harga[tahun]

indikasi harga di pasar ekspor

aux IndksHrgPsrEksp = MAX(MinHrgEksp,HrgEksp)

IndksHrgPsrEksp : indikasi harga di pasar ekspor [rupiah per unit]MinHrgEksp : harga minimum di pasar ekspor [rupiah per unit]HrgEksp : harga produk di pasar ekspor [rupiah per unit]

harga minimum di pasar ekspor

aux MinHrgEksp = EksptsBiyVar

MinHrgEksp : harga minimum di pasar ekspor [rupiah per unit]EksptsBiyVar : ekspektasi biaya variabel [rupiah per unit]

pengaruh ongkos produksi pada harga produk di pasar ekspor

aux EfkEksptsHrgEksp = GRAPH((EksptsBiyProd/EksptsHrgEksp), 0, 0.20,T_EfkEksptsHrgDom)

const T_EfkEksptsHrgDom=[0.75,0.80,0.85,0.90,0.95,1.00,1.05,1.10,1.15,1.20,1.25,1.30,1.35,1.40,1.45,1.50] {Sterman, 2000, hal 819}

dim T_EfkEksptsHrgDom = (i = 1..16)

EfkEksptsHrgEksp : pengaruh ongkos produksi padaharga produk di pasar ekspor

[tanpa satuan]

EksptsBiyProd : ekspektasi ongkos produksi [rupiah per unit]EksptsHrgEksp : ekspektasi harga di pasar ekspor [rupiah per unit]T_EfkEksptsHrgDom : tabel pengaruh ongkos produksi

pada harga[tanpa satuan]

pengaruh waktu cakupan persediaan produk jadi terhadap harga di pasar ekspor

aux EfkCkpPersdPrdkJdEksp=GRAPH(RtoCkpPersdEksp,0,0.25,T_EfkCkpPersd)

const T_EfkCkpPersd = [2.24,1.58,1.29,1.12,1,0.91,0.85,0.79,0.75,0.71]{Sterman, 2000, hal.821}

dim T_EfkCkpPersd = (i = 1..10)

EfkCkpPersdPrdkJdEksp : pengaruh waktu cakupan [tanpa satuan]

Page 97: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-97

persediaan produk jadi terhadapharga di pasar ekspor

RtoCkpPersdEksp : rasio waktu cakupan persediaanproduk jadi untuk pasar ekspor

[tanpa satuan]

T_EfkCkpPersd : tabel pengaruh waktu cakupanpersediaan produk jadi padaharga

[tanpa satuan]

Pengaruh Ongkos Produksi pada Harga Produk di PasarEkspor

00.20.4

0.60.8

11.2

1.41.6

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3

EksptsBiyProd/EksptsHrgEksp [tanpa satuan]

Efk

Eks

pts

Hrg

Eks

p[ta

npa

satu

an]

EfkEksptsHrgEksp : pengaruh ongkos produksi pada harga produk dipasar ekspor [tanpa satuan]

EksptsBiyProd/EksptsHrgEksp

: rasio antara ekspektasi ongkos produksi denganekspektasi harga di pasar ekspor [tanpa satuan]

Gambar IV.28. Grafik pengaruh ongkos produksi pada hargaproduksi pasar ekspor

Page 98: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-98

Pengaruh Waktu Cakupan Persediaan Produk Jadi terhadapHarga di Pasar Ekspor

0

0.5

1

1.5

2

2.5

0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 1.5 1.75 2 2.25

RtoCkpPersdEksp [tanpa satuan]

Efk

Ckp

Per

sdP

rdkJ

dE

ksp

[tan

pa

satu

an]

EfkCkpPersdPrdkJdEksp : pengaruh waktu cakupan persediaan produk jaditerhadap harga di pasar ekspor [tanpa satuan]

RtoCkpPersdEksp : rasio waktu cakupan persediaan produk jadiuntuk pasar ekspor [tanpa satuan]

Gambar IV.29. Grafik pengaruh waktu cakupan persediaan produk jaditerhadap harga di pasar ekspor

rasio waktu cakupan persediaan produk jadi untuk pasar ekspor

aux RtoCkpPerdEksp = PrspsCkpEksp/WktCkpRefPersconst WktCkpRefPers = 0,5 tahun

RtoCkpPerdEksp : rasio waktu cakupan persediaanproduk jadi untuk pasar ekspor

[tanpa satuan]

PrspsCkpEksp : persepsi produsen pada waktucakupan persediaan produk jadiuntuk pasar ekspor

[tahun]

WktCkpRefPers : referensi waktu cakupanpersediaan produk jadi

[tahun]

persepsi produsen pada waktu cakupan persediaan

aux PrspsCkpEksp = DELAYINF(CkpPersdEksp, WktPrspsCkpPersd)const WktPrspsCkpPersd = 0,167 tahun

PrspsCkpEksp : persepsi produsen pada waktucakupan persediaan produk jadiuntuk pasar ekspor

[tahun]

Page 99: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-99

CkpPersdEksp : waktu cakupan persediaan produkjadi untuk pasar ekspor

[tahun]

WktPrspsCkpPersd : waktu persepsi cakupan persediaanproduk jadi

[tahun]

waktu cakupan persediaan produk jadi untuk pasar ekspor

aux CkpPersdEksp = PersdPrdkJdEksp/LjKrmEksp

CkpPersdEksp : waktu cakupan persediaan produkjadi untuk pasar ekspor

[tahun]

PersdPrdkJdEksp : persediaan produk jadi untuk pasarekspor

[rupiah]

LjKrmEksp : tingkat pengiriman produk ke pasarekspor

[rupiah per tahun]

persediaan produk jadi untuk pasar ekspor

flow PersdPrdkJdEksp = +dt*LjOutIndsEksp-dt*LjKrmEkspinit PersdPrdkJdEksp = InitPersdPrdkJdEksp

PersdPrdkJdEksp : persediaan produk jadi untuk pasarekspor

[rupiah]

LjOutIndsEksp : nilai produksi untuk pasar ekspor [rupiah per tahun]LjKrmEksp : waktu proses pengiriman ke pasar

ekspor[tahun]

InitPersdPrdkJdEksp : inisialisasi persediaan produk jadiuntuk pasar domestik

[rupiah]

inisialisasi persediaan produk jadi untuk pasar domestik

const InitPersdPrdkJdDom = INIT(PrmtnDom*WktCkpRefPers)

InitPersdPrdkJdDom : inisialisasi persediaan produk jadiuntuk pasar domestik

[rupiah]

PrmtnDom : permintaan pasar ekspor [rupiah per tahun]WktCkpRefPers : referensi waktu cakupan

persediaan produk jadi[tahun]

nilai produksi untuk pasar ekspor

aux LjOutIndsEksp = OutputInds*(PrmtnEksp/TotPrmtn)

LjOutIndsEksp : nilai produksi untuk pasar ekspor [rupiah per tahun]OutputInds : nilai output industri [rupiah per tahun]PrmtnEksp : permintaan pasar ekspor [rupiah per tahun]

Page 100: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-100

TotPrmtn : total tingkat permintaan pasar [rupiah per tahun]

tingkat pengiriman produk ke pasar ekspor

aux LjKrmEksp = RcnKrmEksp*RtoPmnhnEksp

LjKrmEksp : tingkat pengiriman produk ke pasarekspor

[rupiah per tahun]

RcnKrmEksp : tingkat pengiriman produk ke pasarekspor yang diharapkan

[rupiah per tahun]

RtoPmnhnEksp : rasio pemenuhan pesanan di pasarekspor

[tanpa satuan]

tingkat pengiriman produk ke pasar ekspor yang diharapkan

aux RcnKrmEksp = PrmtnEksp

RcnKrmEksp : tingkat pengiriman produk ke pasarekspor yang diharapkan

[rupiah per tahun]

PrmtnEksp : permintaan pasar ekspor [rupiah per tahun]

Variabel rasio pemenuhan pesanan di pasar ekspor merupakan fungsi non linear

dari rasio maksimum tingkat pengiriman dari ketersediaan produk jadi untuk pasar

ekspor yang ada dengan kebutuhan pengiriman produk ke pasar ekspor. Fungsi non

linear ini dirumuskan dengan fungsi graph dan gambaran mengenai rasio

pemenuhan order untuk pasar ekspor dapat dilihat pada Gambar IV.30. Keterangan

lebih detail mengenai rasio pemenuhan pesanan dapat dilihat pada sub sistem

bahan baku untuk variabel rasio pemakaian bahan baku.

Page 101: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-101

Rasio Pemenuhan Pesanan di Pasar Ekspor

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2

MaxKrmEksp/RcnKrmEksp [tanpa satuan]

Rto

Pm

nhnE

ksp

[tanp

asa

tuan

]

RtoPmnhnEksp : rasio pemenuhan pesanan di pasar ekspor [tanpasatuan]

MaxKrmEksp/RcnKrmEksp

: rasio antara maksimum tingkat pengirimanproduk ke pasar ekspor dengan tingkatpengiriman produk ke pasar ekspor [tanpasatuan]

Gambar IV.30. Grafik rasio pemenuhan pesanan di pasar ekspor

rasio pemenuhan pesanan di pasar ekspor

aux RtoPmnhnEksp= GRAPH(MaxKrmEksp / RcnKrmEksp,0,0.2,T_RtoPmnhn)const T_RtoPmnhn = [0,0.2,0.4,0.58,0.73,0.85,0.93,0.97,0.99,1,1] {Sterman,

2000, hal.721}dim T_RtoPmnhn = (i=1..11)

RtoPmnhnEksp : rasio pemenuhan pesanan di pasarekspor

[tanpa satuan]

MaxKrmEksp : maksimum tingkat pengirimanproduk ke pasar ekspor

[rupiah per tahun]

RcnKrmEksp : tingkat pengiriman produk ke pasarekspor yang diharapkan

[rupiah per tahun]

T_RtoPmnhn : tabel rasio pemenuhan order [tanpa satuan]

maksimum tingkat pengiriman produk ke pasar ekspor

aux MaxKrmEksp = PersdPrdkJdEksp/WktKrmEkspconst WktKrmEksp = 0,25 tahun

Page 102: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-102

MaxKrmEksp : maksimum tingkat pengirimanproduk ke pasar ekspor

[rupiah per tahun]

PersdPrdkJdEksp : persediaan produk jadi untuk pasarekspor

[rupiah]

WktKrmEksp : waktu proses pengiriman ke pasarekspor

[tahun]

IV.3.6 Sub Sistem Pemerintah

Pengeluaran konsumsi masyarakat ditentukan oleh pendapatan disposible dikalikan

dengan kecenderungan mengkonsumsi marginal (MPC). Pendapatan disposible

adalah pendapatan yang siap dibelanjakan yaitu pendapatan yang telah dikenai

pajak pendapatan. Pajak pendapatan yang digunakan dalam model ini diasumsikan

konstan sebesar 20% dengan menggunakan aturan pajak proporsional. Sedangkan

MPC adalah perbandingan antara pertambahan konsumsi yang dilakukan dengan

adanya pertambahan pendapatan disposible. Nilai MPC diperoleh dari rata-rata

prosentase perbandingan pertambahan konsumsi dan pertambahan pendapatan dari

data pembentukan produk domestik bruto riil tahun 2000-2005.

konsumsi masyarakat

aux Konsumsi = PdptnDpsbl*MPCconst MPC = 0,75 {Rata-Rata Prosentase Pengeluaran untuk Konsumsi dari

Produk Domestik Bruto Riil Setelah Diperhitungkan Pajak yangDiasumsikan Konstan Sebesar 20%}

Consumption : konsumsi masyarakat [rupiah]DispIncome : pendapatan disposible [rupiah]MPC : kecondongan mengkonsumsi

marginal[tanpa satuan]

pendapatan disposible

aux PdptnDpsbl = Pdptn0Tax-(Pdptn0Tax*Pajak)const Pajak = 0,20 {Asumsi : Pajak Proporsional}

PdptnDpsbl : pendapatan disposible [rupiah]Pdptn0Tax : ekspektasi pendapatan [rupiah]Pajak : tingkat pajak [tanpa satuan]

Page 103: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-103

ekspektasi pendapatan

flow Pdptn0Tax = +dt*LjPrbhnPdptn0Taxinit Pdptn0Tax = InitPDBRiil

Pdptn0Tax : ekspektasi pendapatan [rupiah]LjPrbhnPdptn0Tax : perubahan ekspektasi pendapatan [rupiah per tahun]InitPDBRiil : inisialisasi produk domestik bruto

riil[rupiah]

perubahan ekspektasi pendapatan

aux LjPrbhnPdptn0Tax = (PDBRiil-Pdptn0Tax)/WktPmbtknPdptnconst WktPmbtknPdptn = 2 tahun

LjPrbhnPdptn0Tax : perubahan ekspektasi pendapatan [rupiah per tahun]PDBRiil : produk domestik bruto riil [rupiah]Pdptn0Tax : ekspektasi pendapatan [rupiah]WktPmbtknPdptn : waktu pembentukan ekspektasi

pendapatan[tahun]

Akumulasi PDB riil dinyatakan oleh besarnya pertumbuhan PDB riil dalam setiap

tahunnya. Nilai inisialisasi PDB riil diperoleh dari data pembentukan produk

domestik bruto riil tahun 2000.

produk domestik bruto riil

flow PDBRiil = +dt*LjPrbhnPDBRiilinit PDBRiil = InitPDBRiil

PDBRiil : produk domestik bruto riil [rupiah]LjPrbhnPDBRiil : perubahan produk domestik bruto

riil[rupiah per tahun]

InitPDBRiil : inisialisasi produk domestik brutoriil

[rupiah]

inisialisasi produk domestik bruto riil

aux InitPDBRiil = (InitPglrnPmrth+InitMdlTtp+InitEkspNas)*MoneyMltpconst InitPglrnPmrth = Rp 24.119.600.000.000 {Pengeluaran Pemerintah Tahun

2000}const InitMdlTtp = Rp 74.578.300.000.000 {Pembentukan Modal Tetap Tahun

2000}const InitEkspNas = Rp 596.079.780.000.000 {Ekspor Nasional Tahun 2000}

Page 104: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-104

InitGDPReal : inisialisasi produk domestik brutoriil

[rupiah]

InitGovex : inisialisasi pengeluaran pemerintah [rupiah]InitInv : inisialisasi pembentukan modal

tetap tahun 2000[rupiah]

InitNatExp : inisialisasi ekspor nasional [rupiah]MoneyMltp : money multiplier [tanpa satuan]

Dalam perekonomian terbuka, money multiplier dihitung berdasarkan MPC dan

tingkat impor (m). Tingkat impor diperoleh dari rata-rata prosentase impor

terhadap produk domestik bruto riil pada tahun 2000-2005.

money multiplier

aux MoneyMltp = 1/(1-MPC+MPC*Pajak+m)const m = 0,18 {Rata-Rata Prosentase Impor dari Produk Domestik Bruto Riil

Tahun 2000-2005}

MoneyMltp : money multiplier [tanpa satuan]MPC : kecondongan mengkonsumsi

marginal[tanpa satuan]

Pajak : tingkat pajak [tanpa satuan]M : prosentase pendapatan untuk

impor[tanpa satuan]

Nilai pertumbuhan PDB riil diperoleh dari jumlah pengaruh yang diberikan oleh

nilai ekspor, pengeluaran pemerintah dan investasi terhadap PDB riil. Pengaruh

yang diberikan oleh nilai ekspor, pengeluaran pemerintah dan investasi pada

pertumbuhan pendapatan nasional dinyatakan oleh pertumbuhan komponen

tersebut dikalikan dengan money multiplier.

perubahan produk domestik bruto riil

aux LjPrbhnPDBRiil = EfkEkspNas+EfkPglrnPmrth+EfkMdlTtp

LjPrbhnPDBRiil : perubahan PDB real [rupiah per tahun]EfkEkspNas : pengaruh kenaikan ekspor pada

pendapatan nasional[rupiah per tahun]

EfkPglrnPmrth : pengaruh kenaikan pengeluaranpemerintah pada pendapatannasional

[rupiah per tahun]

Page 105: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-105

EfkMdlTtp : pengaruh perubahan investasi padapendapatan nasional

[rupiah per tahun]

pengaruh kenaikan ekspor pada pendapatan nasional

aux EfkEkspNas = LjPrbhnEkspNas*MoneyMltp

EfkEkspNas : pengaruh kenaikan ekspor padapendapatan nasional

[rupiah per tahun]

LjPrbhnEkspNas : perubahan ekspor nasional [rupiah per tahun]MoneyMltp : money multiplier [tanpa satuan]

pengaruh kenaikan pengeluaran pemerintah pada pendapatan nasional

aux EfkPglrnPmrth = LjPrbhnPglrnPmrth*MoneyMltp

EfkPglrnPmrth : pengaruh kenaikan pengeluaranpemerintah pada pendapatannasional

[rupiah per tahun]

LjPrbhnPglrnPmrth : perubahan pengeluaran pemerintah [rupiah per tahun]MoneyMltp : money multiplier [tanpa satuan]

pengaruh kenaikan investasi pada pendapatan nasional

aux EfkMdlTtp = LjPrbhnMdlTtp*MoneyMltp

EfkMdlTtp : pengaruh kenaikan investasi padapendapatan nasional

[rupiah per tahun]

LjPrbhnMdlTtp : perubahan investasi nasional [rupiah per tahun]MoneyMltp : money multiplier [tanpa satuan]

Pertumbuhan ekspor, pengeluaran pemerintah dan investasi pada model ini

diasumsikan konstan. Nilai pertumbuhan diperoleh dari rata-rata pertumbuhan tiap

komponen tahun 2000-2005.

ekspor nasional

flow EkspNas = +dt*LjPrbhnEkspNasinit EkspNas = InitEkspNasconst InitEkspNas = Rp 596.079.780.000.000,00 {Ekspor Nasional Tahun 2000}

EkspNas : ekspor nasional [rupiah]LjPrbhnEkspNas : perubahan ekspor nasional [rupiah per tahun]InitEkspNas : inisialisasi ekspor nasional [rupiah]

Page 106: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-106

perubahan ekspor nasional

aux LjPrbhnEkspNas = EkspNas*PrtmbhnEkspNasconst PrtmbhnEkspNas = 0,01 {Rata-Rata Pertumbuhan Ekspor Nasional Tahun

2000-2005}

LjPrbhnEkspNas : perubahan ekspor nasional [rupiah per tahun]EkspNas : ekspor nasional [rupiah]PrtmbhnEkspNas : pertumbuhan ekspor nasional [per tahun]

pengeluaran pemerintah

flow PglrnPmrth = +dt*LjPrbhnPglrnPmrthinit PglrnPmrth = InitPglrnPmrthconst InitPglrnPmrth = Rp 24.119.600.000.000,00 {Pengeluaran Pemerintah

Tahun 2000}

PglrnPmrth : pengeluaran pemerintah [rupiah]LjPrbhnPglrnPmrth : perubahan pengeluaran pemerintah [rupiah per tahun]InitPglrnPmrth : inisialisasi pengeluaran pemerintah [rupiah]

perubahan pengeluaran pemerintah

aux LjPrbhnPglrnPmrth = PglrnPmrth*PrtmbhnPglrnPmrthconst PrtmbhnPglrnPmrth= 0,13 {Rata-Rata Pertumbuhan Pengeluaran

Pemerintah Tahun 2000-2005}

LjPrbhnPglrnPmrth : perubahan pengeluaran pemerintah [rupiah per tahun]PglrnPmrth : pengeluaran pemerintah [rupiah]PrtmbhnPglrnPmrth : pertumbuhan pengeluaran

pemerintah[per tahun]

investasi nasional

flow ModalTetap = +dt*LjPrbhnMdlTtpinit ModalTetap = InitMdlTtpconst InitMdlTtp = Rp 74.578.300.000.000,00 {Pembentukan Modal Tetap

Tahun 2000}

ModalTetap : investasi nasional [rupiah]LjPrbhnMdlTtp : perubahan investasi nasional [rupiah per tahun]InitMdlTtp : inisialisasi pembentukan modal

tetap tahun 1999[rupiah]

Page 107: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-107

perubahan investasi nasional

aux LjPrbhnMdlTtp = ModalTetap*PrtmbhnMdlTtpconst PrtmbhnMdlTtp = 0,06 {Rata-Rata Pertumbuhan Modal Tetap Nasional

Tahun 2000-2005}

LjPrbhnMdlTtp : perubahan investasi nasional [rupiah per tahun]ModalTetap : investasi nasional [rupiah]PrtmbhnMdlTtp : pertumbuhan investasi nasional [per tahun]

IV.3.7 Sub Sistem Impor

Sub sistem impor menguraikan tentang pembentukan harga produk impor dan

tingkat permintaan impor karena pasar dalam negeri diperebutkan baik produk

nasional maupun produk impor. Harga produk impor di dalam domestik dihitung

dengan mata uang dalam negeri. Karena itu, harga produk impor di pasar domestik

sangat dipengaruhi oleh kurs Rupiah disamping pajak impor yang harus ditanggung

oleh konsumen. Data tarif impor yang digunakan pada model merupakan kebijakan

otomotif tahun 1999.

harga produk impor di pasar domestik

aux HrgPrdkImp = DELAYINF(HrgImpStlhPjk, 1,1, HrgPrdkImpDN)

HrgPrdkImp : harga produk impor di pasardomestik

[rupiah per unit]

HrgImpStlhPjk : harga produk impor di pasardomestik setelah dikenai tarifimpor

[rupiah per unit]

HrgPrdkImpDN : referensi harga produk impor dipasar domestik

[rupiah per unit]

harga produk impor di pasar domestik setelah dikenai tarif impor

aux HrgImpStlhPjk = RefHrgImp*(1+TrfImpor)*Kursconst RefHrgImp = $1const TrfImpor = 0,15 {Kebijakan otomotif tahun 1999}

HrgImpStlhPjk : harga produk impor di pasardomestik setelah dikenai tarifimpor

[rupiah per unit]

RefHrgImp : referensi harga produk impor [dollar per unit]

Page 108: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-108

TrfImpor : tarif impor [tanpa satuan]Kurs : nilai tukar rupiah terhadap dollar

Amerika[rupiah per dollar]

Referensi harga produk impor di pasar domestik dihitung berdasarkan referensi

harga produk impor dikalikan dengan inisialisasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar

Amerika tahun 2000.

referensi harga produk impor di pasar domestik

const HrgPrdkImpDN = INIT(RefHrgImp*Kurs)

HrgPrdkImpDN : referensi harga produk impor dipasar domestik

[rupiah per unit]

RefHrgImp : referensi harga produk impor [$ per unit]Kurs : nilai tukar rupiah terhadap Dollar

Amerika[rupiah per dollar]

Impor akan mengurangi neraca perdagangan suatu negara. Neraca perdagangan

merupakan selisih antara tingkat ekspor dengan tingkat impor. Tingkat ekspor oleh

industri komponen otomotif dihitung berdasarkan tingkat pengiriman produk ke

pasar ekspor. Tingkat impor potensial dapat dihitung dari referensi permintaan

pasar domestik dikurangi tingkat pengiriman ke pasar domestik. Hal ini berarti

bahwa permintaan potensial pasar domestik atas barang komponen otomotif tidak

dapat dipenuhi sehingga merupakan peluang bagi masuknya produk impor.

neraca perdagangan komoditi

aux NrcPrdgn = TkEkspor-TkImpor

NrcPrdgn : neraca perdagangan komoditi [rupiah per tahun]TkEkspor : tingkat ekspor komoditi [rupiah per tahun]TkImpor : tingkat impor komoditi [rupiah per tahun]

tingkat ekspor komoditi

aux TkEkspor = LjKrmEksp

TkEkspor : tingkat ekspor komoditi [rupiah per tahun]LjKrmEksp : tingkat pengiriman produk ke pasar [rupiah per tahun]

Page 109: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-109

ekspor

tingkat impor komoditi

aux TkImpor = MAX(0,RefPrmtnDom-LjKrmDom)

TkImpor : tingkat impor komoditi [rupiah per tahun]RefPrmtnDom : referensi permintaan pasar

domestik[rupiah per tahun]

LjKrmDom : tingkat pengiriman produk ke pasardomestik

[rupiah per tahun]

IV.4 Pengujian Model Sistem Dinamis

Proses pengujian yang diterapkan pada model yang dibangun dibagi menjadi dua

bagian, yaitu validasi struktur model dan validasi perilaku model. Validasi struktur

model yang dilakukan adalah verifikasi struktur dan uji konsistensi dimensi.

Sedangkan validasi perilaku model dilakukan dengan melakukan uji reproduksi

perilaku, uji prediksi perilaku dan uji statistik.

IV.4.1 Validasi Struktur Model

IV.4.1.1 Uji Kecukupan Batasan Model

Pada pengembangan model ini, ada beberapa konsep dan permasalahan yang

diperlakukan sebagai variabel eksogen dan variabel yang tidak dicakup. Walaupun

konsep dan masalah tersebut cukup penting dan berpengaruh pada sistem yang

sedang dimodelkan, namun model yang dibuat masih relevan dengan tujuan yang

akan ingin dicapai. Batasan model yang digunakan pada model ini seperti

ditunjukkan pada tabel sudah dapat diterima. Dengan memperlakukan variabel-

variabel inti sebagai variabel endogen, model dapat digunakan untuk

menggambarkan sistem yang ditinjau dan mampu memecahkan masalah sesuai

dengan tujuan pemodelan. Variabel-variabel yang diperlakukan sebagai variabel

eksogen dan variabel yang tidak dicakup tersebut diterangkan pada bagian ini.

Page 110: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-110

Variabel eksogenus

Tingkat Inflasi

Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku

dalam suatu perekonomian (Sukirno, 1999). Tingkat inflasi menggambarkan

prosentase pertambahan harga dari waktu ke waktu. Dalam model ini, mekanisme

dan struktur inflasi tidak dimodelkan karena banyak faktor yang sulit untuk diukur

seperti kekacauan politik. Tingkat inflasi dalam model ini digunakan untuk untuk

menggambarkan kenaikan harga bahan baku terhadap ongkos produksi.

Tingkat Tarif

Tingkat tarif pada model ini diperlakukan sebagai variabel eksogen yang akan

mempengaruhi besarnya harga produk yang harus dibayar oleh konsumen.

Tingkat Pajak

Tingkat pajak pada model ini diperlakukan sebagai variabel eksogen yang

berpengaruh pada pendapatan disposible. Besarnya pendapatan disposible akan

mempengaruhi pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa, dalam hal ini adalah

produk komponen otomotif.

Kurs Rupiah

Kurs rupiah pada model ini diperlakukan sebagai variabel eksogen yang digunakan

untuk menentukan besarnya harga produk ekspor dan produk impor. Kurs yang

digunakan adalah dollar Amerika terhadap rupiah.

Variabel yang tidak dicakup

Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan menentukan besarnya konsumsi masyarakat terhadap barang

dan jasa. Pada distribusi pendapatan yang tidak merata biasanya tingkat

Page 111: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-111

tabungannya cenderung besar begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan adanya

kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi lebih tinggi daripada menabung.

Tabungan Masyarakat

Pada model ini, tabungan masyarakat yang digunakan sebagai dana investasi

kapital yang dilakukan oleh investor tidak dicakup. Dimana tabungan masyarakat

berasal dari rumah tangga, melalui institusi–institusi keuangan yang kemudian

mengalir ke sektor perusahaan.

Tingkat Bunga

Menurut Keynes, tingkat bunga ditentukan oleh besarnya permintaan dan

penawaran uang. Tingkat bunga akan menentukan jenis investasi yang menarik

bagi investor. Pada prinsipnya, selama keuntungan yang diperoleh lebih besar dari

tingkat bunga maka pengusaha akan melakukan investasi pada bidang tersebut.

Dalam model ini, tingkat bunga tidak dibahas.

Kemajuan Teknologi

Pada model tesis ini, diasumsikan bahwa tingkat teknologi yang digunakan selama

periode simulasi tidak berubah. Perkembangan teknologi pada peralatan modal

akan mempengaruhi efisiensi kegiatan produksi. Akan tetapi kemajuan teknologi

tidak dicakup di dalam model dan diasumsikan bahwa ongkos untuk kapital baru

akan konstan dalam kondisi equlibrium.

Tingkat Upah

Tingkat upah merupakan salah satu daya tarik dalam menentukan jenis pekerjaan.

Dalam hal ini, tingkat upah tidak dimasukkan dalam model karena masih banyak

pekerjaan yang dicari oleh masyarakat dengan tingkat upah dibawah upah

minimum regional.

Page 112: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-112

IV.4.1.2 Uji Kesesuaian Struktur

Model tesis yang dibangun berdasarkan pada beberapa model dasar sehingga dapat

dikatakan bahwa struktur model telah memenuhi dan sesuai dengan pengetahuan

yang ada dalam struktur sistem nyata. Struktur utama dari sistem nyata telah

dimodelkan dengan level agregasi yang sesuai dengan tujuan analisis. Struktur

model dibangun berdasarkan studi literatur atas model-model dasar berikut ini:

A generic commodity market model (Sterman, 2000)

Model yang dibangun terdiri dari beberapa sub model yaitu:

- Produksi dan persediaan

- Utilisasi kapasitas

- Kapasitas produksi

- Kapasitas yang diharapkan

- Permintaan pasar ke industri

- Penentuan harga komoditi

Produksi dan persediaan

Sub model ini analog dengan sub sistem industri komponen otomotif. Sub model

industri komponen otomotif menggambarkan kegiatan produksi di industri serta

pasar industri ke pasar barang.

Utilisasi kapasitas

Sub model ini analog dengan sub sistem industri komponen otomotif. Sub model

ini memodelkan kebijakan produsen dalam menggunakan kapasitas terpasangnya.

Kapasitas produksi

Sub model ini analog dengan sub sistem industri komponen otomotif. Sub model

ini memodelkan struktur pemesanan dan akuisisi kapital untuk memperoleh

kapasitas produksi yang sesuai dengan kebutuhan produksi.

Page 113: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-113

Kapasitas yang diharapkan

Sub model ini analog dengan sub sistem industri komponen otomotif. Sub model

ini memodelkan pengaruh tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh

pada kemauan produsen untuk menambah barang modalnya.

Permintaan pasar ke industri

Sub model ini analog dengan sub sistem permintaan pasar domestik dan

permintaan pasar ekspor. Sub model ini memodelkan struktur umum proses

permintaan pasar ke industri berdasarkan respon pasar terhadap perubahan harga

barang.

Penentuan harga komoditi

Sub model ini analog dengan sub sistem permintaan pasar domestik dan

permintaan pasar ekspor. Sub model ini memodelkan struktur penentuan harga

berdasarkan keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Sub model ini juga

memodelkan secara endogen ongkos produksi terhadap harga produk.

IV.4.1.3 Uji Konsistensi Dimensi

Uji ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan atas dimensi dalam seluruh

persamaan di dalam model yang dibangun untuk memastikan terjadinya konsistensi

dimensi. Dimensi variabel pada model yang dibangun telah diperiksa bahwa

dimensi seluruh variabel pada kedua sisi persamaan telah seimbang, sehingga

model dikatakan valid dari segi konsistensi dimensinya serta tidak bertentangan

dengan konsep yang ada pada sistem nyata.

IV.4.1.4 Uji Kesesuaian Parameter

Uji kesesuaian parameter digunakan untuk memverifikasi apakah variabel dan

parameter yang terlibat dalam model memiliki konsep yang berarti dalam sistem

nyata. Parameter-parameter yang digunakan dalam model ini telah diperiksa bahwa

Page 114: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-114

seluruh parameter yang dilibatkan dalam model tidak bertentangan dengan konsep

yang ada pada sistem yang dimodelkan.

IV.4.2 Validasi Perilaku Model

IV.4.2.1 Uji Model pada Kondisi Ekstrim

Model diuji pada kondisi ekstrim dengan mengeset nilai produktivitas sama dengan

nol. Setting produktivitas tenaga kerja ini digunakan untuk menggambarkan

ketersediaan tenaga kerja yang diperlukan untuk mengoperasikan kapital.

Berdasarkan uji model pada kondisi ekstrim ini, model mampu menunjukkan

robustness-nya seperti yang ditunjukkan oleh variabel output industri dan

persediaan produk jadi pada Gambar IV.31.

Robustness model ditunjukkan oleh nilai output industri yang sama dengan nol. Hal

ini dikarenakan kegiatan produksi tidak dapat dilakukan oleh industri karena tenaga

kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan kapital tidak ada. Variabel lain yang

digunakan untuk menilai robustness model yang dibangun adalah persediaan

produk jadi. Dimana persediaan produk jadi yang ada digunakan untuk memenuhi

permintaan pasar dan karena kegiatan produksi tidak berjalan maka level

persediaan barang jadi menjadi nol.

Page 115: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-115

OutputInds : nilai output industri [rupiah per tahun]PersdPrdkJd : total persediaan produk jadi [rupiah per tahun]

Gambar IV.31. Uji perilaku model pada kondisi ekstrim

IV.4.2.2 Uji Kesalahan Integrasi

Model dasar disimulasikan dengan time step (interval solusi, dt) sama dengan

0,0078125 tahun dan metode integrasi yang digunakan adalah Euler (fixed step).

Untuk menguji kesalahan pemilihan time step dan metode integrasi, model

disimulasikan pada berbagai time step dan metode integrasi.

Uji kesalahan pemilihan time step

Uji kesalahan pemilihan time step dilakukan dengan melakukan simulasi model

dasar pada lima time step yang berbeda seperti yang ditunjukkan pada Tabel IV.5.

Hasil pengujian (Gambar IV.32) menunjukkan bahwa pada rentang time step

0,0078125 sampai 0,625 tahun, model tidak sensitif terhadap pemilihan time step .

Pada time step 0,125 tahun, perilaku model tidak berubah akan tetapi nilai output

model berbeda jika dibandingkan dengan empat simulasi sebelumnya. Dengan

demikian, pemilihan time step pada model dasar dapat diterima.

Page 116: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-116

Tabel IV.5. Pemilihan time step

Simulasi ke- Time step (dt) (tahun)

1 0,0078125

2 0,015625

3 0,03125

4 0,0625

5 0,125

OutputInds : nilai output industri [rupiah per tahun]

Gambar IV.32. Uji perilaku model terhadap pemilihan time step

Uji kesalahan pemilihan metode integrasi

Metode integrasi yang akan dibandingkan dalam uji ini adalah metode Euler dan

Runge-Kutta dengan fixed step. Metode integrasi Euler merupakan metode

integrasi yang sederhana dan cukup memadai untuk diterapkan pada berbagai

model. Dimana metode Runge-Kutta memerlukan waktu komputasi yang lebih

lama daripada metode Euler pada time step yang sama. Jika perilaku model hasil

simulasi dengan metode Runge-Kutta tidak menunjukkan perbedaan yang

signifikan, maka metode Euler yang digunakan dapat diterima.

Page 117: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-117

Pada model tesis yang dibangun, uji kesalahan pemilihan metode integrasi

dilakukan dengan membandingkan output simulasi dasar yang dilakukan dengan

metode Euler dengan output simulasi metode Runge-Kutta pada berbagai orde

seperti ditunjukkan pada Tabel IV.6. Hasil pengujian menunjukkan bahwa output

dan perilaku model dengan metode Euler tidak menunjukkan perbedaan yang

signifikan (Gambar IV.33). Dengan demikian, pemilihan metode Euler pada model

dasar dapat diterima.

Tabel IV.6. Pemilihan metode integrasi

Simulasi ke- Metode integrasi (fixed step)

1 Euler

2 Runge-Kutta 2

3 Runge-Kutta 3

4 Runge-Kutta 4

OutputInds : nilai output industri [rupiah per tahun]

Gambar IV.33. Uji perilaku model terhadap pemilihan metode integrasi

Page 118: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-118

IV.4.2.3 Uji Reproduksi Perilaku

Dalam uji reproduksi perilaku, perilaku yang dihasilkan oleh model dibandingkan

dengan perilaku sistem nyata. Variabel yang akan dibandingkan adalah nilai output

industri. Hasil uji reproduksi perilaku menunjukkan bahwa output model dasar

mampu mengikuti perilaku sistem nyata yang dimodelkan seperti ditunjukkan pada

Gambar IV.34.

OutputInds : nilai output industri [rupiah per tahun]AktualOutputInds : nilai output industri aktual [rupiah per tahun]

Gambar IV.34. Uji reproduksi perilaku

Untuk menilai kesesuaian perilaku model dengan sistem nyata, pada model tesis ini

digunakan statistik Theil Inequality. Statistik Theil Inequality digunakan untuk

mengetahui apakah perbedaan output yang dihasilkan oleh model terhadap data

aktual disebabkan oleh kesalahan sistematis atau karena efek random (Sterman,

2000). Deskripsi lebih detail mengenai statistik Theil Inequality dan intepretasinya

dapat dilihat pada bagian lampiran.

Page 119: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-119

Hasil uji statistik Theil Inequality menghasilkan output sebagai berikut:

UM = 0,0934

US = 0,1541

UC = 0,7525

UM : bias

US : unequal variation

UC : unequal covariation

Berdasarkan uji statistik Theil Inequality, terlihat bahwa kesalahan (error)

terkonsentrasi pada unequal covariation, UC. Hal ini berarti bahwa secara statistik,

output model memiliki rata-rata (mean) dan tren yang sama dengan data.

Kesalahan (error) yang terjadi antara output model dengan data aktual disebabkan

oleh efek random (unsystematic error).

IV.4.2.4 Uji Prediksi Perilaku

Uji prediksi perilaku memfokuskan pada perilaku model di masa depan. Uji

prediksi perilaku yang akan dilakukan adalah event prediction test yang

memfokuskan pada dinamika alami dari suatu kejadian. Output model harus

menunjukkan perilaku yang logis dan tidak bertentangan dengan pemikiran

rasional. Pada bagian ini akan diuji perilaku model dalam menghadapi lonjakan

dan penurunan permintaan pasar, baik domestik maupun ekspor, 30% pada tahun

2006 karena terjadi perubahan selera pasar terhadap komoditi tinjauan. Untuk

melakukan uji ini, pada model dasar digunakan fungsi STEP pada variabel

permintaan pasar domestik (PrmtnDom) dan permintaan pasar ekspor (PrmtnEksp)

yang merepresentasikan lonjakan (Gambar IV.35 & Gambar IV.36) dan penurunan

yang terjadi (Gambar IV.37 & Gambar IV.38).

Page 120: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-120

TotPrmtn : total permintaan pasar [rupiah per tahun]LjProdInds : tingkat produksi aktual [rupiah per tahun]OutputInds : nilai output industri [rupiah per tahun]LjPmsnnKptl : tingkat pemesanan kapital [rupiah per tahun]PotOutTK : output potensial tenaga kerja [rupiah per tahun]

Gambar IV.35. Perilaku model menghadapi lonjakan permintaan pasar:kriteria produksi

PrmtnDom : permintaan pasar domestik [rupiah per tahun]LjKrmDom : tingkat pengiriman produk ke pasar domestik [rupiah per

tahun]PrmtnEksp : permintaan pasar ekspor [rupiah per tahun]LjKrmEksp : tingkat pengiriman produk ke pasar ekspor [rupiah per

tahun]

Gambar IV.36. Perilaku model menghadapi lonjakan permintaan pasar:kriteria pengiriman

Page 121: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-121

Lonjakan permintaan pasar pada tahun 2006 mengakibatkan tingkat produksi

aktual dan nilai output industri tidak mampu mengimbangi lonjakan ini. Hal

tersebut dikarenakan untuk mencapai tingkat produksi yang diinginkan, industri

perlu melakukan penyesuaian terhadap kapasitas produksinya melalui akusisi

kapital maupun perekrutan tenaga kerja. Sedangkan proses perekrutan tenaga kerja

ditunjukkan oleh output potensial tenaga kerja yang semakin meningkat.

Proses akuisisi kapital dan perekrutan tenaga kerja memerlukan delay. Hal ini

mengakibatkan saat terjadi lonjakan, industri tidak mampu memenuhi permintaan

pasar. Indikasi tersebut ditunjukkan oleh tingkat pengiriman produk yang lebih

kecil daripada permintaan pasar. Sehingga industri kehilangan order.

TotPrmtn : total permintaan pasar [rupiah per tahun]LjProdInds : tingkat produksi aktual [rupiah per tahun]OutputInds : nilai output industri [rupiah per tahun]LjPmsnnKptl : tingkat pemesanan kapita [rupiah per tahun]PotOutTK : output potensial tenaga kerja [rupiah per tahun]

Gambar IV.37. Perilaku model menghadapi penurunan permintaan pasar:kriteria produksi

Page 122: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-122

PrmtnDom : permintaan pasar domestik [rupiah per tahun]LjKrmDom : tingkat pengiriman produk ke pasar domestik [rupiah

per tahun]PrmtnEksp : permintaan pasar ekspor [rupiah per tahun]LjKrmEksp : tingkat pengiriman produk ke pasar ekspor [rupiah

per tahun]

Gambar IV.38. Perilaku model menghadapi penurunan permintaan pasar:kriteria pengiriman

Penurunan permintaan pasar secara tiba-tiba pada tahun 2006 mengakibatkan

industri harus mengurangi tingkat produksinya pada awal tahun 2006. Pada tahun

berikutnya, permintaan pasar berfluktuasi. Hal ini dikarenakan industri tidak dapat

menyesuaikan tingkat produksinya dengan segera karena dibutuhkan delay untuk

perencanaan dan implementasi keputusan. Fluktuasi permintaan ini mengakibatkan

fluktuasi dalam proses akuisisi kapital dan penyerapan tenaga kerja.

Hasil uji prediksi perilaku dengan perubahan secara tiba-tiba pada variabel

permintaan pasar dapat dijelaskan dan tidak bertentangan dengan pemikiran

rasional. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model yang dibangun adalah

valid baik dilihat dari struktur maupun perilaku model.

Page 123: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-123

IV.5 Analisis Sensitivitas

Dalam pemodelan, parameter dan struktur model sangat dipengaruhi oleh unsur

subyektivitas pembuat model sehingga diperlukan analisis variabel untuk melihat

variabel-variabael yang perlu diperhatikan, baik dalam estimasi parameter dan

proses pengumpulan data maupun dalam perancangan kebijakan. Pada bagian ini,

analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah beberapa parameter untuk melihat

sensitivitas numerik dan perilaku. Ada beberapa analisis yang dilakukan secara

univariat (dengan mengubah satu parameter sementara parameter yang lain tetap)

dan adapula yang dilakukan secara bivariat (dengan mengubah dua parameter

secara simultan). Parameter yang digunakan pada analisis sensitivitas dapat dilihat

pada Tabel IV.7.

Sensitivitas numerik

Menurut Sterman (2000), pada dasarnya semua model matematika sensitiv secara

numerik jika dilakukan perubahan parameter pada model. Karena itu, berdasar

analisis sensitivitas numerik yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan mengenai

parameter yang perlu diperhatikan dalam proses estimasi proses parameter.

Analisis sensitivitas numerik dilakukan terhadap output model dasar (OutputInds)

dengan periode simulasi adalah tahun 2000-2005 karena model dasar yang

dibangun telah dinyatakan valid berdasarkan uji reproduksi yang telah dilakukan.

Page 124: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-124

Tabel IV.7. Parameter dalam analisis sensitivitas

Parameter Nilai Satuan

TkInfls Tingkat inflasi 0.07 Tanpa satuan

InitPctBiyVar Proporsi ongkos variabel

terhadap ongkos total0.50 Tanpa satuan

ElstsPrmtnDom Elastisitas permintaan

domestik0.50 Tanpa satuan

ElstsPrmtnEksp Elastisitas permintaan

ekspor0.50 Tanpa satuan

COR Rasio modal produksi 0.50 Tanpa satuan

RtoMatImp Proporsi bahan baku 0.2 Tanpa satuan

KbthTKperKptl Kebutuhan tenaga kerja

per satu unit output1e-9 Orang/rupiah/tahun

WktAsml Waktu pelatihan tenaga

kerja0.50 Tahun

WktAkssKptl Selang waktu akuisisi

kapital2.5 Tahun

WktKrmDom Waktu proses

pengiriman ke pasar

domestik

0.125 Tahun

WktKrmEksp Waktu proses

pengiriman ke pasar

ekspor

0.125 Tahun

Page 125: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-125

OutputInds : nilai output industri [rupiah per tahun]

1. Model dasar2. Perubahan tingkat inflasi (TkInfls)3. Perubahan proporsi ongkos variabel terhadap ongkos total

(InitPctBiyVar)4. Perubahan elastisitas permintaan domestik (ElstsPrmtnDom)

dan elastisitas permintaan ekspor (ElstsPrmtnEksp)5. Perubahan rasio modal produksi (COR)

Gambar IV.39a. Analisis sensitivitas numerik (a)

Page 126: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-126

OutputInds : nilai output industri [rupiah per tahun]

1. Model dasar2. Perubahan proporsi bahan baku (RtoMatImp)3. Perubahan kebutuhan tenaga kerja per satu unit output

(KbthTKperKptl) dan waktu pelatihan tenaga kerja (WktAsml)4. Perubahan selang waktu akusisi kapital (WktAkssKptl)5. Perubahan waktu proses pengiriman ke pasar domestik dan

pasar ekspor (WktKrmDom & WktKrmEksp)

Gambar IV.39b. Analisis sensitivitas numerik (b)

Secara numerik, output model hasil analisis sensitivitas berbeda dengan output

model dasar. Namun ketika parameter COR diubah dan diterapkan ke model dasar

ternyata output model hasil analisis sensitivitas sama secara numerik dengan output

model dasar. Sementara itu, parameter-parameter lain, pada awal simulasi (2000-

2005) tidak sensitiv secara numerik seperti ditunjukkan pada Gambar IV.39a dan

IV.39b. Output model dengan perubahan parameter selain KbthTKperKptl dan

WktAsml sedikit berbeda namun perilaku model masih mengikuti perilaku model

dasar.

Page 127: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-127

Sensitivitas perilaku

Sensitivitas perilaku dilakukan untuk melihat sensitivitas model terhadap perilaku.

Hasil analisis sensitivitas dapat digunakan untuk mengidentifikasi parameter-

parameter yang perlu mendapat perhatian dalam proses perancangan kebijakan.

Analisis sensitivitas perilaku dilakukan dengan membandingkan output model pada

variabel-variabel yang menjadi ukuran performansi sistem, yaitu nilai output

industri (OutputInds) dengan periode simulasi 2000-2025. Hal ini didasarkan pada

horison waktu simulasi yang digunakan untuk perancangan kebijakan dalam model

ini adalah 25 tahun, dari tahun 2000 hingga 2025. Output hasil analisis sensitivitas

terhadap beberapa variabel dapat dilihat pada Gambar IV.40 sampai Gambar IV.45.

OutputInds : nilai output industri [rupiah per tahun]

1. Model dasar2. Perubahan tingkat inflasi (TkInfls)3. Perubahan proporsi ongkos variabel terhadap ongkos total

(InitPctBiyVar)4. Perubahan elastisitas permintaan domestik (ElstsPrmtnDom) dan

elastisitas permintaan ekspor (ElstsPrmtnEksp)5. Perubahan rasio modal produksi (COR)

Gambar IV.40. Analisis sensitivitas perilaku (a):kriteria nilai output industri

Page 128: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-128

OutputInds : nilai output industri [rupiah per tahun]

1. Model dasar2. Perubahan proporsi bahan baku (RtoMatImp)3. Perubahan kebutuhan tenaga kerja per satu unit output

(KbthnTKperKptl) dan waktu pelatihan tenaga kerja (WktAsml)4. Perubahan selang waktu akusisi kapital (WktAkssKptl)5. Perubahan waktu proses pengiriman (WktKrmDom dan WktKrmEksp)

Gambar IV.41. Analisis sensitivitas perilaku (b):kriteria nilai output industri

Page 129: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-129

TotPrmtn : total permintaan pasar [rupiah per tahun]

1. Model dasar2. Perubahan tingkat inflasi (TkInfls)3. Perubahan proporsi ongkos variabel terhadap ongkos total

(InitPctBiyVar)4. Perubahan elastisitas permintaan domestik (ElstsPrmtnDom) dan

elastisitas permintaan ekspor (ElstsPrmtnEksp)5. Perubahan rasio modal produksi (COR)

Gambar IV.42. Analisis sensitivitas perilaku (a):kriteria total permintaan pasar

Page 130: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-130

TotPrmtn : total permintaan pasar [rupiah per tahun]

1. Model dasar2. Perubahan proporsi bahan baku (RtoMatImp)3. Perubahan kebutuhan tenaga kerja per satu unit output

(KbthnTKperKptl) dan waktu pelatihan tenaga kerja (WktAsml)4. Perubahan selang waktu akusisi kapital (WktAkssKptl)5. Perubahan waktu proses pengiriman (WktKrmDom dan WktKrmEksp)

Gambar IV.43. Analisis sensitivitas perilaku (b):kriteria total permintaan pasar [rupiah per tahun]

Page 131: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-131

NrcPrdgn : neraca perdagangan [rupiah per tahun]

1. Model dasar2. Perubahan tingkat inflasi (TkInfls)3. Perubahan proporsi ongkos variabel terhadap ongkos total

(InitPctBiyVar)4. Perubahan elastisitas permintaan domestik (ElstsPrmtnDom) dan

elastisitas permintaan ekspor (ElstsPrmtnEksp)5. Perubahan rasio modal produksi (COR)

Gambar IV.44. Analisis sensitivitas perilaku (a):kriteria neraca perdagangan

Page 132: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum …digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-mursitinim-31523-5... · BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV-132

NrcPrdgn : neraca perdagangan [rupiah per tahun]

1. Model dasar2. Perubahan proporsi bahan baku (RtoMatImp)3. Perubahan kebutuhan tenaga kerja per satu unit output

(KbthnTKperKptl) dan waktu pelatihan tenaga kerja (WktAsml)4. Perubahan selang waktu akusisi kapital (WktAkssKptl)5. Perubahan waktu proses pengiriman (WktKrmDom dan

WktKrmEksp)

Gambar IV.45. Analisis sensitivitas perilaku (b):kriteria neraca perdagangan

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas perilaku, perubahan parameter tingkat inflasi

(TkInfls), proporsi ongkos variabel terhadap ongkos total (InitPctBiyVar),

perubahan kebutuhan tenaga kerja per satu unit output (KbthnTKperKptl) dan

waktu pelatihan tenaga kerja (WktAsml) serta Perubahan selang waktu akusisi

kapital (WktAkssKptl) memberikan memberikan perilaku yang lebih baik daripada

model dasar. Yang patut menjadi perhatian di sini adalah parameter inflasi, waktu

proses pengiriman baik pasar domestik dan pasar ekspor. Perilaku model hasil

analisis sensitivitas sangat berbeda dengan perilaku model dasar ketika dilakukan

perubahan pada parameter tersebut.