42
BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 PENGUMPULAN DATA 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator atau lebih dikenal dengan lemari es, prosesnya melalui empat lini produksi utama, yaitu : Line Cabinet Process, Line Door Process, Line Total Assy,Line Testing, Line finishing dan yang terahir adalah line Packing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut ini

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

BAB IV

PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

4.1 PENGUMPULAN DATA

4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es

Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator atau lebih dikenal

dengan lemari es, prosesnya melalui empat lini produksi utama, yaitu : Line Cabinet

Process, Line Door Process, Line Total Assy,Line Testing, Line finishing dan yang

terahir adalah line Packing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut

ini

Page 2: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

47

:

Diagram 4.1 : Main Flow Process

Di setiap lini produksi utama terdiri dari beberapa sub-sub lini produksi yang

melakukan suatu proses tersendiri dan nantinya akan bergabung menjadi lini porduksi

utama. Pada lini produksi utama dikepalai oleh seorang Supervisor (pengawas dan

mereka membawahi beberapa kepala group yang mengepalai masing masing sub lini

produksi.

CABINET PROCESS

DOOR PROCESS

TOTAL ASSEMBLY

COOLING TESTING (AGING

PROCESS)

FINISHING PROCESS

PACKING PROCESS

Page 3: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

48

A. Cabinet Proses

Di lini produksi cabinet proses, terdiri dari beberapa sub lini yaitu :

Diagram 4.2 : Flow Process Cabinet

Pada lini produksi Roll Forming, terjadi proses pembentukan bagian luar dari

rangka lemari es atau yang biasa disebut dengan cabinet. Bagian luar cabinet ini

terbuat dari proses pembentukan material yang berupa lembaran dari plat metal

Roll Forming process

Food Liner Vacum Forming Process

Cabinet Assembly process

P.U (Poly Urethane) Injection Process

Cabinet After P.U Assembly Process

Page 4: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

49

setebal 0.5 mm yang diproses dengan cara cold working atau biasa dikenal dengan

proses bending.

Food liner vacum forming adalah proses pembentukan part food liner dengan

cara blow molding. Food liner terbuat dari material plastik ABS yang berupa

lembaran dan kemudian dipanaskan lalu dicetak dengan menggunakan cetakan atau

mould yang dibantu dengan hisapan dan dorongan tekanan dari angin. Food liner

sendiri memiliki fungsi sebagai rangka bagian luar yang nantinya akan digunakan

sebagi tempat atau dudukan dari media penyimpanan makanan di dalam lemari es.

Setelah foodliner dan cabinet roll forming terbentuk, maka kedua part ini dirakit

dengan tambahan beberapa part yang lain sehingga siap untuk diproses berikutnya.

Proses perakitan ini biasa dikenal dengan sebutan Cabinet Assembly process. Setelah

melalui proses perakitan, cabinet siap untuk diproses berikutnya yaitu proses injeksi

Poly Urethane(P.U). Proses ini adalah proses memasukan cairan kimia atau cairan

P.U kedalam bagian cabinet yang sudah terpasang dengan Food liner yang nantinya

akan terjadi reaksi kimia didalam cabinet sehingga cairan PU akan berubah bentuk

menjadi padat atau berwujud seperti foam. Proses ini berfungsi sebagai media isolator

untuk mencegah perpindahan kalor yang terjadi di dalam lemari es,sehingga lemari es

akan tetap dingin.

Setelah melalui proses poly urethane injection, maka cabinet akan dirakit

dengan beberapa komponen penunjang dan nantinya akan siap untuk proses perakitan

dengan komponen-komponen pintu lemari es. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah

Page 5: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

50

gambaran tentang bagian cabinet yang tersusun menjadi sebuah cabinet assembly

process.

Gambar 4.1. : Cabinet Assembly

Page 6: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

51

B. Door Process

Dalam proses pembuatan sebuah pintu lemari es, terdapat beberapa urutan kerja

sebagai berikut

Digram 4.3 : Flow Door process

Pada proses door plate forming, material pintu yang berupa lembaran plat metal

yang sudah tertentu ukurannya, dibentuk dengan menggunakan sebuah cetakan atau

dies sesuai dengan profil yang a telah dirancang tehadap dies itu. Total proses

pembentukan door plate ini ada tiga proses pembentukan yang terdiri dari 3 buah

dies yaitu dies piercing door plate, dies bending proses satu dan dies bending proses

dua.

Door Plate Forming

Door Plate Assembly

P.U (Poly Urethane) Injection Process

Door After P.U Assembly Process

Page 7: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

52

Setelah door plate dibentuk, kini barang tersebut di pasang atau dirakit dengan

komponen utama pintu yaitu door cap dan elemen kunci pintu yang kemudian

assembly door plate tersebut siap untuk diproses injeksi poly urethane.

Seperti layaknya proses pada pembuatan cabinet, pintu lemari es juga mengalami

proses injeksi poly urethane yang berfungsi sama seperti pada cabinet yaitu sebagai

isolator temperature,sehingga temperature dingin yang ada dalam lemari es tidak

dapat keluar dan tertukar oleh temperatur yang ada di dalam lemari es.

Setelah proses injeksi, pintu tersebut kemudian dirakit oleh beberapa komponen

seperti door handle, door liner dan gasket frame. Untuk dapat melihat lebih jelas

proses pada pintu, berikut ini adalah gambar dari komponen, komponen pintu lemari

es.

Page 8: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

53

Gambar 4.2 : Komponen Door Process

C. Proses Total Assembly, Aging dan Finisihing

Pada saat cabinet assembly sudah melalui proses injection PU, maka cabinet

tersebut diproses kembali dengan cara merakitnya dengan komponen pendinginan

seperti komporesor, evaporator, evap mask serta beberapa part yang terdapat dalam

komponen cabinet assembly tersebut. .

Page 9: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

54

Gambar 4.4 : Perakitan Kompresor

Page 10: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

55

Gambar 4.4 : Total Assembly Component

Apabila assembly dari cabinet telah selesai, maka komponen pintu yang telah

siap segera dipasang pada cabinet. Setelah itu unit tersebut diisi kompresornya

dengan gas refrigerant atau yang biasa dikenal dengan Freon. Setelah gas terisi pada

kompresor, maka unit lemari es ditransfer ke tempet pengetesan cooling.

Pada tempat pengetesan cooling atau aging process, unit lemari es dinyalakan

selama sekitar setengah jam. Selama pengetesan berlangsung, ada seorang operator

yang bertugas memeriksa kebocoran pada kompresor dan juga selama pengetesan

berlangsung, pintu dari lemari es dilarang keras untuk dibuka,ini bertujuan untuk

Page 11: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

56

mendapatkan hasil yang actual dari proses pengetesan tersebut. Setelah waktu

pengetesan selesai, pintu lemari es dibuka dan di periksa temperaturnya dengan

menggunakan sensor suhu.pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa hasil

pengetesan pendinginan apakah suhu yang ada dalam lemari es sudah sesuai dengan

standar yang sudah di tentukan.

Setelah proses aging selesai, maka unit yang telah menjalani proses

pengetesan cooling dibersihkan agar tidak ada sisa bunga es atau kotoran-kotoran

yang lain terdapat di dalam unit tersebut. Kemudian unit yang sudh dibersihkan di

berikan name plate untuk mengidentifikasi nomor pembuatannya.

D. Proses packing

Unit yang telah dibersihkan, kini siap untuk di packing. Proses ini adalah

proses terahir sebelum unit dikirim ke gudang barang jadi. Pada proses ini unit di

masukan kedalam sebuah karton box yang sebelumnya unit telah dipasangi dengan

styro foam atau cushion pada bagian ata dan bagian bawah yang berfungsi sebagai

bantalan agar unit yang di bungkus oleh karton box tidak mengalami benturan pada

saat dalam perjalanan menuju gudang atau bahkan saat dikirim ke konsumen.

Setelah unit di bungkus oleh karton box dan cushion, maka unti tersebut diikat

dengan menggunakan tali packing dengan menggunakan mesin Wrapt Bend. Proses

Page 12: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

57

ini adalah bagian yang paling terahir dari seluruh proses pembuatan sebuah lemari es.

Berikut ini adalah gambar dari proses packing.

Gambar 4.8 : Proses Packing

Page 13: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

58

4.1.2 Model Baru Lemari Es

Dalam pengembangan sebuah model baru, ada beberapa tahapan umum yang

dilaksanakan hingga model baru tersebut dapat di produksi di lini produksi. Tahapan-

tahapan itu adalah

Diagram 4.4 : Flow Model Baru

Product Authorization adalah sebuah tahap dimana rencana model baru yang akan

dikembangkan, dianalisa terlebuh dahulau dan kemudian diajukan sebagai proposal

pengembangan model baru oleh pihak engineering yang bertindak sebagai tim riset

Product Authorization

Drawing Design

Tooling Order

Engineering Trial

Setup Data

New Model Information

Pre-Mass Production

Mass Production

Page 14: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

59

and development kepada jajaran top management dan direksi

PT SHARP ELECTRONIC INDONESIA. Kemudian pihak top management akan

mengadakan pertemuan dengan pihak costing dan marketing untuk membahas

seluruh biaya dan harga jual dari model baru yang akan dikembangkan. Setelah

terjadi persetujuan antara pihak marketing dan pihak costing bersama jajaran top

management, barulah seluruh pihak tersebut akan menandatangani persetujuan untuk

proposal pengembangan model baru yang akan dijalankan.

Setelah proposal disetujui, engineering akan menyiapkan seluruh data yang

berkaitan dengan model baru tersebut seperti bill of material, ECN dan jiga prosedur-

prosedur model baru yang lain. Selain itu, pihak engineering juga akan sekaligus

menyiapkan seluruh gambar detai produk yang akan dibuat untuk model baru dan

kemudian akan memesan peralatan-peralatan (tooling) kepada pihak vendor untuk

menunjang produksi model baru tersebut.

Setelah toolong selesai dibuat oleh vendor yang ditunjuk untuk membuatnya,

kemudian pihak engineering akan mengadakan percobaan atau trial terhadap tooling-

tooling tersebut. Kemudian setelah tooling-tooling tersebut sudah siap dan

menghasilkan produk yang ok melalui tahap trial, maka engineering akan

mengadakan simulasi produksi dalam jumlah yang kecil (natara 50 sampai100 unit).

Proses ini dinamakan proses pre-mass production. Tahap ini bertujuan untuk

mengidentifikasi dan mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh model baru

yang nantinya akan timbul pada saat mass production dijalankan. Setealh tahapan itu

Page 15: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

60

selesai, barulah model baru tersebut dijalankan di lini produksi dengan jumlah

produksi yang sesungguhnya.

4.1.3 Lemari Es 150 Liter

Setelah dilakukan survey di beberapa pusat elektronik dan juga beberapa situs di

internet yang menjual produk-produk elektronika, didapatkan harga-harga lemari es

150 liter dari berbagai merek dagang.,lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut

ini:

Tabel 4.1: Harga pasaran lemari es 150 liter

No Produsen Tipe Harga 1 TOSHIBA GR-H 151 Rp1,246,000

2 TOSHIBA GR-F 150BC Rp1,300,000

3 PANASONIC NR-A16KN Rp1,347,000

4 SHARP SJ-15MKII Rp1,200,000

5 UCHIDA URG-168GY Rp1,086,000

4.1.4 Bench Marking Lemari Es 150 liter

Dari hasil survey yang dilakukan terhadap beberapa merek lemari es 150 liter di

beberapa pusat elektronik, didapatkan harga jual termurah yaitu pada lemari es yang

berasal dari produsen UCHIDA dengan tipe URG-168GY. Berdasarkan hal tersebut,

maka lemari es UCHIDA tipe URG 168GY akan dijadikan objek bench marking

Page 16: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

61

untuk dijadikan sebagai salah satu acuan dalam hal biaya material serta perancangan

kontruksi dari komponen-komponen yang digunakan dalam pengembangan model

baru SJ-M151.

Setelah dilakukan bench marking pada model tersebut, maka didapatkan data

komponen-komponen yang digunakan dalam lemari es UCHIDA tipe UR 168GY.

Berikut adalah data-data yang didapatkan :

Tabel 4.2 : Komponen UCHIDA UR-168GY

KOMPONEN MATERIAL KETERANGAN JUMLAH UNITDOOR PARTS DOOR PLATE PCS 960x637.5 1 PC TOP & BOTTOM DOOR CAP ABS 1 PC HANDLE BASE A ABS 38.85 gr 1 PC HANDLE BASE B ABS 56 gr 1 PC HANDLE COVER ABS 18.15 gr 1 PC GASKET PVC 612.05 gr 1 PC DOOR LINER HIPS 938 gr 1 PC BAR POCKET PVC 58 gr 4 PC SCREW D/L Steel, Zn Plt 26 PC DOOR LINER CUSHION PSF 2 PC CABINET PARTS CABINET SHEET Steel, Painting Est. 25% cheaper 1 PC BASE PLATE Steel, Painting Est. 10% cheaper 1 PC FOOD LINER SHEET ABS 1156 gr 1 PC BACK TOP PLATE SGCC 790X560 1 PC BOTTOM PLATE Corr. Plastic Est. 25% cheaper 1 PC ANGLE R Steel, Painting Est. 25% cheaper 1 PC ANGLE L Steel, Painting Est. 10% cheaper 1 PC BASE FRAME Steel, Painting 520x180xT1 1 PC SCREW BASE FRAME Steel, Zn Plt 2 PC COMP BOLT Steel, Zn Plt 4 PC COMP WASHER Steel, Zn Plt 4 PC ELECTRICAL PARTS DOOR SWITCH --- 1 PC

Page 17: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

62

LAMP --- 1 PC LAMP SOCKET PP Soft type 1 PC THERMOSTAT Dial Type 1 PC THERMO TUBE PVC 2.85 gr 1 PC THERMOSTAT WIRE 1 PC CE CONNECTOR --- 6 PC AC CORD --- 2m, 3 wires 1 PC

SCREW AC CORD Steel, Zn Plating 1 PC

F/L WIRE ASSY Mat. HVSF Mat. HVSF 1 PC COMP WIRE ASSY Mat. HVSF With PVC tube 1 PC COOLING PARTS COMPRESSOR --- Samsung CD130H 1 PC EVAPORATOR Alumunium 668X375XT1.4 1 PC DP PIPE Cu Dia4.76xT0.5x5410 1 PC SUCTION PIPE Cu Dia6xT0.4x850 1 PC CAPILLARY PIPE Cu L = 800 1 PC VACUM PIPE Cu 1 Pc 1 PC DRYER Cu 1 PC DRYER CLAMP SGCC 1 PC

SCREW DRYER CLAMP Steel, Zn Plating 1 PC

CHEMICALS ISOCYANATE --- 1,928 GR POLYOL --- 1,326 GR CYCLOPENTANE --- 216 GR REFRIGERANT R134a 105 gr 105 GR

OUTER PARTS TOP HINGE COVER ABS 11 gr 1 PC TOP HINGE PLATE Steel, Zn Plt 74.25 gr 1 PC TOP HINGE SCREW Steel, Zn Plt 3 PC TH TAPPING PLATE Steel, Zn Plt 1 PC RIVET Alumunium 1 PC BOTTOM HINGE Steel, Zn Plt 134.7 gr 1 PC DOOR STOPPER Steel, Zn Plt 22.15 gr 1 PC SCREW B.HINGE Steel, Zn Plt 2 PC SCREW DS Steel, Zn Plt 2 PC

Page 18: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

63

ADJUSTABLE LEG PP 50.85 gr 1 PC FRONT LEG PP 54.30 gr 1 PC INNER PARTS CRISPER GPPS 891 gr 1 PC SLIDING SHELF GPPS 385 gr 1 PC MEAT TRAY GPPS 461 gr 1 PC GLASS SHELF Glass 458x180xt3 1 PC GLASS SHELF CUSHION PP 1 PC EVAP DOOR GPPS 202 gr 1 PC EVAP MASK PP 116 gr 1 PC CONTROL BOX HIPS 157 gr 1 PC ICE TRAY PP 50 gr 1 PC THERMO DIAL HIPS 4 gr 1 PC THERMO CLAMP SGCC 5.3 gr 1 PC THERMO CLAMP SPACER ABS 1 PC THERMO LOCK Nylon 1 PC EVAP IO COVER PSF 1 PC SCREW SUS Sus 5 PC PRINTING & PACKING PARTS OP.MAN. PLASTIC BAG PP 1 PC OP.MANUAL 4 Sheets 1 PC GUARANTEE CARD 135x280 1 PC NON CFC LABEL 1 PC BADGE Sus Sus T0.1 1 PC WIRING DIAGRAM --- 1 PC CAUTION LABEL 1 PC CAB. PLASTIC BAG PP 1 PC BOX PACKING --- 1170x1060 1 PC CUSHION R/L PSF 241 gr 1 PC STRAPPING BAND --- 6600 mm 6,600 MM OTHERS ABSORBEN RUBBER NR 2 PC DP OUTLET SEALER N-Pu-F 1 PC SUCTION OUTLET SEALER N-Pu-F 1 PC WIRE OUTLET SEALER N-Pu-F 2 PC EVAP BUSHING PP 2 PC SILICON SEALANT Silicone All around 54gr 54 GR

Page 19: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

64

4.1.5 Struktur Biaya Lemari Es

Dalam memproduksi sebuah lemari es, diperlukan biaya-biaya baik langsung

ataupun tidak langsung untuk agar proses produksi dapat terus berlangsung. Di

PT SHARP ELECTRONIC INDONESIA khususnya di divisi Home Apliances,

dalam membuat sebuah lemari es, dibutuhkan beberapa biaya,yaitu :

1. Biaya material (Material Cost)

Biaya material adalah biaya yang dikeluarkan untuk seluruh kebutuhan

material dalam membuat satu unit produk.

2. Biaya Over Head Pabrik (BOP)

Biaya over head pabrik adalah biaya-biaya yang digunakan dalam membuat

satu unit produk baik langsung maupun tidak langsung. Pada penerapannya di

PT SHARP ELECTRONIC INDONESIA, biaya over head dihitung dengan

menggunakan waktu standar pembuatan satu unit lemari es dikalikan dengan

biaya waktu standar per menit dan kemudian ditambahkan dengan biaya

royalty. Pada saat penelitian ini sedang dijalankan, biaya untuk waktu standar

per menit adalah sabesar Rp 1.314,-. Dan rumusan untuk BOP adalah sebagai

berikut:

Page 20: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

65

BOP : Biaya Over Head Pabrik

ST : Standard Time (waktu Standar)

CST : Cost Standard Time

R : Royalty

Pada penerapannya, biaya tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung

yang digunakan dalam memproduksi suatu unit lemari es juga termasuk

kedalam biaya ini. Biaya royalty adalah biaya yang dibebankan kepada

produksi per unit lemari es untuk dibayarkan kepada pihak yang memegang

lisensi akan merk yang digunakan, dalam hal ini adalah SHARP JAPAN

Corp. Besar biaya royalty yang dibebankan kepada satu unit lemari es adalah

3% dari harga jual bersih

3. Biaya Total Pabrikasi (Manufacturing Cost)

Biaya Total Pabrikasi adalah total biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan

suatu unit lemari es yang berhubungan erat dengan proses pabrikasi. Biaya ini

adalah penjumlahan antara total material cost dengan total BOP.

BOP = ( ST x CST ) + R

R = 3% x Harga Penjualan Bersih

Manufacturing Cost = Material Cost + BOP + Depresiasi Mould

Page 21: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

66

4. Biaya Depresiasi Tooling

Biaya Depresiasi Tooling adalah pembebanan biaya pada tiap unit produk

yang diproduksi dari harga pembuatan mould yang digunakan untuk produk

tersebut yang dibagi dengan banyaknya produk yang diproduksi dalam satu

priode tertentu. Pada penerapannya di PT SHARP ELECTRONIC

INDONESIA, biaya depresiasi dihitung berdasarkan jumlah unit yang dibuat

dalm satu tahun setengan atau 18 bulan, sehingga dalam bual ke 19 sudah

tidak ada biaya depresiasi dari tooling tersebut. Nilai sisa setelah bulan

produksi ke 19 diasumsikan tidak ada.

5. Biaya Administrasi Penjualan (BAP)

Biaya administrasi dan promosi adalah biaya yang dibebankan kepada satu

unit lemari es dalam melalui proses penjualan. Komponen boaya yang

termasuk dalam biaya ini adalah biaya untuk distribusi produk ke pasar, biaya

promosi, biaya administrasi, dan biaya tenaga kerja yang terlibat didalamnya.

Besarnya biaya ini adalah 27 % dari harga jual bersih.

BAP = 27% x Harga Penjualan Bersih

Depresiasi = Total HargaTooling / Qty produk 18 bulan

Page 22: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

67

6. Harga Penjualan Bersih

Harga penjualan bersih adalah selisih antara harga penjualan kotor sebelum

pajak (10%) dikurangi dengan biaya Rebate yang diberikan untuk para agen

penjualan.

7. Biaya Rebate

Biaya Rebate adalah biaya potongan penjualan yang diberikan kepada para

agen penjual apabila membeli dalam jumlah tertentu. Dalam biaya ini

termasuk juga biaya bonus bagi agen-agen penjualan bial dapat memasarkan

dalam jumlah tertentu. Besarnya biaya ini adalah sebesar 3.5% dari harga

penjualan kotor sebelum pajak. Yang dimaksudkan pajak disini adalah pajak

pertambahan nilai (PPn) yang besarnya adalah 10%

Rebate = 3.5% x Harga Penjualan kotor

Harga Penjualan Bersih = Harga Penjualan kotor - Rebate

Page 23: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

68

8. Keuntungan (Profit)

Keuntungan di tip unuit lemari es didapatkan dari hasil selisih antara harga

penjualan bersih dikurangi dengan biaya administrasi penjualan dan kemudian

dikurangi dengan total biaya pabrikasi.

4.1.6 Struktur Biaya Lemari Es SJ-15 MKII

Lemari es tipe 15MKII adalah model lemari es yang diproduksi oleh PT SHARP

ELECTRONIC INDONESIA untuk bersaing dikelas 150 liter. Tipe lemari es ini

sudah mulai diproduksi dari awal tahun 2006 hingga sekarang.berikut ini adalah

struktur biaya yang terdapat pada lemari es tipe SJ-15MKII :

Tabel 4.3 : Biaya dan harga jual SJ-15MKII

Jenis Biaya Jumlah Biaya Total biaya Pabrikasi Rp766,310.00

Total Biaya Administrasi penjualan Rp255,218.00

Harga Jual (sesudah pajak) Rp1,089,000.00

Keuntungan = Harga Penjualan Bersih - Biaya Pabrikasi - BAP

Page 24: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

69

4.1.7 Waktu Standar (ST) Lemari Es 150 Liter

Data waktu standar berikut ini adalah waktu standar yang didapatkan dari

hasil pengolahan waktu standar yang berasal dari model lemari es 150 liter yang telah

diproduksi terlebih dahulu. Sehingga diasumsikan bahwa lemri es model baru 150

liter akan memakan waktu standar yang sama dengan waktu standar dari model

lemari es 150 liter yang telah berjalan.

Tabel 4.4 : ST lemari es 150 liter

No WORK STATION ST(Min) Jumlah Operator

Main Line 1 Roll forming 1.74 4 2 Cabinet assy 3.54 10 3 Food liner assy 3.56 8 4 Cabinet PU 2.38 6 5 Total PU 2.01 7 6 Total assy 5.70 16 7 Test room 2.53 7 8 Aging 1.60 6 9 Finishing and Packing 5.79 21 Sub Line 1 Vacum forming 1.48 2 2 PAP 0.38 1 3 Door PU 1.07 4 4 Evap assy 1.03 4 5 Finishing 0.34 1 6 Relay 0.31 1

TOTAL 33.45 98

Page 25: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

70

4.2 PENGOLAHAN DATA

4.2.1 Kapasitas Produksi Lemari Es 150 Liter

Waktu kerja yang dimiliki oleh PT SHARP ELECTRONIC INDONESIA

dalam memproduksi lemari es terbagi menjadi 3 shift, yang lamanya masing-masing

sebagai berikut :

Tabel 4.5 : Jam kerja PT SEID

Working Hours Shift (H) (Min)

1 8 480 2 7.5 450 3 7 420

Total 22.5 1350

Kapasitas produksi dihitung melalui rata-rata standard time yang dimiliki oleh

satu orang operator dalam melakukan pekerjaannya di stasiun kerja pada area main

line,karena pada area main line system prosesnya adalah dengan menggunakan

�ystem ban berjalan (conveyor) atau dengan kata lain dengan menggunakan

continues flow. Sedangkan pada subline, system produksi yang dipakai adalah

dengan �ystem stok. Berikut ini adalah data rata-rata satndart time yang dimiliki oleh

satu orang operator

Page 26: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

71

Tabel 4.6 : ST main line

No Stasiun Kerja ST(Min)Jumlah

Operator ST /

Operator 1 Roll forming 1.74 4 0.44 2 Cabinet assy 3.54 10 0.35 3 Food liner assy 3.56 8 0.45 4 Cabinet PU 2.38 6 0.40 5 Total PU 2.01 7 0.29 6 Total assy 5.70 16 0.36 7 Test room 2.53 7 0.36 8 Aging 1.60 6 0.27 9 Finishing and Packing 5.79 21 0.28

Rata-rata 0.35

Kapasitas produksi satu hari kerja didapatkan dengan cara membagi total waktu

kerja dengan standard time rata yang kemudian dikalikan dengan tingkat efisiensi

produksi yang diasumsikan sebesar 15%. Dari data di atas, maka didapatkan kapasitas

produksi dalam satuhari kerja adalah sebesar :

Kapasitas Produksi per hari = (1350 / 0.35) x (1-15%) = 3278 unit

Untuk memproduksi lemari es 150 liter, pada lini produksi cabinet PU injection

hanya terdapat maksimum 4 buah jig yang tersedia untuk model tersebut dari total

kapasitas conveyor PU Jig yang sebanyak 14 buah jig. Jika diasumsikan bahwa total

jig cabinet PU injection untuk model 150 liter di operasikan semua, maka kapasitas

produksi lemari es 150 liter per satu hari kerja adalah sebagai berikut :

Kapasitas Produksi lemari es 150 liter = (4/14) x 3278 = 936 Unit

Page 27: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

72

4.2.2 Hasil Bench Marking

A. Estimasi Harga Pokok Penjualan Lemari Es UCHIDA URG-168GY

Dari harga yang didapatkan pada saat survey pasar secara langsung, harga lemari

ES UCHIDA tipe 168GY adalah yang termurah dikelas lemari es 150liter yaitu

sebesar Rp 1.086.000,-. Jika diasumsikan laba yang diambil oleh pedagang adalah

sebesar 10% (diambil berdasarkan membandingkan harga pasar 15MKII dengan

harga penjualan 15MKII) dan PPn 10%, maka Harga penjualan dari lemari es

UCHIDA-UR168GY adalah sebesar :

Harga Jual UCHIDA-URG168GY = (Rp 1.086.000 x 90%)x90% = Rp 879.660

Atau jika dibulatkan, harga jual lemari es UCHIDA-URG168GY =Rp 880.000

B. Perbandingan Lemari Es UCHIDA-UR168GY Dengan SJ-15MKII

Dari hasil yang didapatkan melalui bench marking, maka didapatkan data berat

atau dimensi melalui proses pengukuran di tiap komponen yang terdapat pada lemari

es UCHIDA-URG168GY.Dari data-data tersebut kemudian dapat diestimasikan

harga pekomponen dari lemari es UCHIDA-URG168GY, setelah itu kemudian

dibandingkan dengan model lemari es yang diproduksi oleh PT SHARP

ELECTRONIC INDONESIA dikelas 150 liter, yaitu lemari es tipe SJ-15MKII.

Berikut adalah perbandingan dari harga masing-masing lemari es:

Page 28: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

73

Tabel 4.7 : Estimasi biaya SJ-15 MK Vs URG168GY

SHARP UCHIDA SJ-15MKII URG168GY

(Estimate price) MAIN REFRIGERATOR PARTS CABINET PARTS 197,288 177,055 DOOR PARTS 70,366 76,955 COOLING & ELECTRICAL PARTS 294,488 309,532

TOTAL MAIN PARTS 562,142 563,542 OTHER REFRIGERATOR PARTS

INNER PARTS 66,797 45,320 OUTER PARTS 5,840 9,005 PACKING & PRINTING PARTS 18,003 16,933 OTHERS 16,149 6,678 TOTAL OTHER PARTS 106,789 77,936 GRAND TOTAL MAT.COST 668,931 641,478 SELLING PRICE 980,100 880,000

4.2.3 Perancangan Model Baru SJ-M151

A Estimasi Biaya Material

Dari data diatas, didapatkan bahwa total biaya pada sub komponen cabinet parts,

inner parts, packing and printing parts serta other parts pada lemari es UCHIDA-

URG168GY lebih murah dibandingkan dengan lemari es SHARP model SJ-15MKII.

Kemudian diputuskan untuk merancang komponen komponen yang baru di sub

komponen tersebut khususnya Berikut ini adalah harga komponen-komponen yang

dirancang ulang yang dihitung berdasarkan estimasi berat dan juga berdasarkan harga

material dasar yang ada di pasaran dari komponen tersebut.

Page 29: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

74

Tabel 4.8 : Estimasi biaya material SJ-M151

SJ-M151

(Estimate price) MAIN REFRIGERATOR PARTS CABINET PARTS 132,445 DOOR PARTS 64,084 COOLING & ELECTRICAL PARTS 237,300 TOTAL MAIN PARTS 433,829 OTHER REFRIGERATOR PARTS INNER PARTS 37,597 OUTER PARTS 5,428 PACKING & PRINTING PARTS 14,207 OTHERS 4,281 TOTAL OTHER PARTS 61,513 GRAND TOTAL MAT.COST 495,342

Berikut ini adalah daftar komponen-komponen baru yang melalui proses

perancangan dan akan digunakan unuk model baru tersebut beserta besarnya harga

investasi yang harus dikeluarkan untuk pembuatan tooling komponen-komponen

tersebut.

Page 30: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

75

Tabel 4.9 : Estimasi harga tooling

TOOLS PRICE (estimate)

NO DESCRIPTION MATL. CAV. USD Rp (1$=Rp9000) PLASTIC MOULDING 1 F/L Vacum forming mould ABS 1 x 1 $22,000 Rp198,000,000 2 D/L Vacum forming mould ABS 1 x 1 $9,000 Rp81,000,000 3 Evap Door mould PP 1 x 1 $14,000 Rp126,000,000 4 Control Box mould PP 1 x 1 $9,000 Rp81,000,000

5 Door Bar Guard Extrusion mould PVC 1 x 1 $2,000 Rp18,000,000

6 Base Plate Plastic Mould ABS 1 x 2 $16,000 Rp144,000,000 7 Angle R/L Plastic mould PP 1 x 2 $16,000 Rp144,000,000 8 Base Frame Plastic mould PP 1 x 1 $20,000 Rp180,000,000 9 Back Plate vacum mould ABS 1 x 1 $17,000 Rp153,000,000

10 Door Cap T/B mould HIPS 1 x 2 $17,000 Rp153,000,000 11 Door Insulation (set) mould PSF 1 x 2 $4,000 Rp36,000,000 METAL DIES 1 F/L Trimming die ABS 1 x 1 $22,000 Rp198,000,000 2 D/L trimming die ABS 1 x 1 $7,000 Rp63,000,000 3 Evaporator trimming die --- 1 x 1 $6,000 Rp54,000,000

4 Door plate piercing die (modify) --- 1 x 1 $3,000 Rp27,000,000

5 Back plate trimming die ABS 1 x 1 $7,000 Rp63,000,000 OTHERS

1 Door PU jig (4 sets) --- 4 sets $5,300 Rp47,700,000

2 Cabinet jig spacer (4 sets) --- 4 sets $3,000 Rp27,000,000

3 Evap bending jig --- 1 sets $1,600 Rp14,400,000

4 Allowance $3,000 Rp27,000,000 TOTAL INVESTMENT $203,900 Rp1,835,100,000

Page 31: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

76

B. Target Harga Penjualan

Berdasarkan dari harga jual yang diestimasikan pada lemari es UCHIDA-

URG168GY sebesar Rp 880.000,- , maka pihak top managemen menentukan target

harga jual yaitu dibawah dari satu juta rupiah, atau ditetapkan sebesar Rp900.000,- ,

Maka harga jual setelah pajak :

Rp900.000 x 110% = Rp 990.000

C. Biaya Rebate

Biaya rebate didapatkan dari 3,5% harga penjualan. Dari target harga penjualan

yang ditetapkan, maka besarnya biaya rebate adalah:

Rp 900.000 x 3,5% = Rp 31.500,-

D. Harga Penjualan Bersih

Harga penjualan didapatkan dari selisih antara biaya rebate dengan harga

penjualan. Harga penjualan bersih dari model baru ini adalah :

` Rp 900.000 – Rp 31.500 = Rp 868.500,-

E. Biaya Administrasi Penjualan

Biaya administrasi penjualan adalah sebesar 27% dari harga penjualan bersih.

Untuk model baru ini, didapatkan biaya adminstrasi penjualan yaitu sebesar :

Rp 868.500 x 27% = Rp 234.495,-

Page 32: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

77

F. Biaya Royalty

Biaya Royalty adalah sebesar 3% dari harga penjualan bersih. Untuk model baru

ini, didapatkan biaya Royalty yaitu sebesar :

Rp 868.500 x 3% = Rp 26.055,-

G. Biaya Overhead Pabrik

Dari data sebelumnya, didapatkan total waktu standar pembuatan lemari es 150

liter adalah sebesar 33.45 menit. Biaya waktu standar per menit adalah sebesar

Rp1.134,- , maka biaya waktu standar per unit

Biaya waktu Standar = Rp 1.134 x 33.45 = Rp 37.932,-

Dari perhitungan sebelumnya, biaya royalty adalah sebesar Rp 26.055,- , maka

biaya Overhead pabrik adalah sebesar :

BOP = Rp 37.932 + 26.055 = Rp 63.987,-

H. Biaya Depresiasi Tooling

Dalam memproduksi model baru SJ-M151, dibutuhkan beberapa pembuatan

tooling untuk menunjang produksi model baru tersebut. Total biaya yang dikeluarkan

dari pembuatan tooling tersebut adalah sebesar $203,900 atau sebesar

Rp1.835.100.000,- (diasumsikan kurs Dollar US = Rp 9000 / Dollar).

Page 33: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

78

Kapasitas produksi untuk lemari es 150 liter pada satu hari kerja adalah sebesar

936 unit. Jika diasumsikan dalam satu bulan terdapat 20 hari kerja, maka kapasitas

pada saat terjadinya depresiasi tooling atau selama 18 bulan adalah sebesar :

936 x 20 x 18 = 336.960 unit

Dari hasil perhitungan diatas, maka didapatkan biaya depresiasi tooling pada

setiap unit model baru adalah sebesar :

Rp1.835.100.000 / 336.960 = Rp 5.446,-

Tabel 4.10 : Depresiasi tiap priode

Priode Depresiasi Nilai Sisa (bulan) Rp Rp

1 101,950,000 1,733,150,000 2 101,950,000 1,631,200,000 3 101,950,000 1,529,250,000 4 101,950,000 1,427,300,000 5 101,950,000 1,325,350,000 6 101,950,000 1,223,400,000 7 101,950,000 1,121,450,000 8 101,950,000 1,019,500,000 9 101,950,000 917,550,000

10 101,950,000 815,600,000 11 101,950,000 713,650,000 12 101,950,000 611,700,000 13 101,950,000 509,750,000 14 101,950,000 407,800,000 15 101,950,000 305,850,000 16 101,950,000 203,900,000 17 101,950,000 101,950,000 18 101,950,000 -

Page 34: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

79

I. Total Biaya Pabrikasi

Total biaya pabrikasi didapatkan dari penjumlahan biaya material, biaya

Overhead pabrik dan biaya depresiasi tooling. Besarnya total biaya pabrikasi untuk

model baru ini pada setiapunitnya adalah sebesar

Rp 495.342 + Rp 63.987 + Rp 5.446 = Rp 564.775 ,-

Pada saat biaya depresiasi telah habis, maka total biaya pabrikasi adalah sebesar :

Rp 495.342 + Rp 63.987 = Rp 559.329,-

J. Perhitungan Rugi-Laba Tiap Unit Model Baru

Keuntungan yang didapatkan pada setiap unit adalah selisih dari harga penjualan

bersih per unit dengan total biaya pabrikasi dan kemudian dikurangi dengan biaya

administrasi penjualan. Berikut adalah besarnya rugi-laba pada model baru SJ-M151

pada priode 18 bulan pertama

Rp 868.500 - Rp 564.775 - Rp 234.495 = Rp 69.230,-

Pada priode 19 bulan dan seterusnya, rugi laba yang didapat dari model baru ini

adalah sebesar :

Rp 868.500 - Rp 559.389- Rp 234.495 = Rp 74.676,-

Dari hasil perhitungan diatas kapasitas produksi untuk model baru ini per hari

sebesar 936 unit. Jika dalam satu bulan terdapat 20 hari kerja, maka kapasitas

Page 35: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

80

produksi nya adalah sebesar 18.720 unit. Untuk keuntungan setiap bulannya pada saat

priode 18 bulan pertama adalah sebesar :

18.720 unit x Rp 69.230 = Rp 1.295.985.600,-

Dari hasil keuntungan pada priode 18 bulan pertama, maka diketahui pajak

pertambahan hasil yang dikenakan adalah sebesar 35%. Maka keuntungan perunit

setelah pajak pada saat masih terbebani nilai depresiasi adalah sebesar :

Rp 69.230 x (1-35%) = Rp 44.999

Keuntungan pada setiap unit setelah tidak terbebani biaya depresiasi adalah

sebesar :

Rp 74.676 x (1-35%) = Rp 48.539

4.3 ANALISA DATA

4.3.1 Perhitungan Aliran kas Bersih

Berdasarkan dari perhitungan rugi-laba, pada tiap unit model baru SJ-M151

perusahaan mendapatkan keuntungan bersih setalah pajak pada setiap unit adalah

sebesar Rp 44.999,- pada priode 18 bualn pertama dan Rp 48.539,- pada sisa priode

berikutnya. Jika diasumikan umur proyek ekonomis tersebut adalah selama 3 tahun,

maka perusahaan mendapatkan keuntungan ditahun pertama sebesar :

Rp 44.999 x 936 x 20 x 12 = Rp 10.108.575.360,-

Page 36: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

81

Pada tahun kedua, keuntungan pada setiap unit berubah dikarenakan 6 bulan

terahir pada tahun tersebut sudah tidak terbebani lagi biaya depresiasi dari tooling.

Keuntungan pada tahun kedua adalah sebesar :

(Rp 44.999 x 936 x 20 x 6) + (Rp 48.539x 936 x 20 x 6) = Rp 10.506.188.160,-

Pada tahun ketiga, keuntungan pada setiap unit berubah dibandingkan tahun-

tahun sebelumnya, karena pada tahun tersebut sudah tidak terbebani lagi biaya

depresiasi dari tooling. Keuntungan pada tahun ketiga adalah sebesar :

Rp 48.539 x 936 x 20 x 12 = Rp 10.903.800.960,-

Jika diasumsikan, tingkat bunga pada saat ini adalah sebesar 8%, maka total

besarnya nilai sekarang (present value) dari keuntungan adalah sebesar

Rp 27.021.922.237,-. Berikut adalah data hasil perhitungannya :

P = F x ( p/f, i , n)

Tabel 4.11 : Nilai sekarang laba bersih pada bunga 8%

Th Keuntungan bersih p/f (8%) Nila Sekarang (pv)

1 10,108,575,360 0.9259

9,359,529,925.82

2 10,506,188,160

0.8573

9,006,955,109.57

3 10,903,800,960 0.7938

8,655,437,202.05

Total 27,021,922,237.44

Page 37: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

82

4.3.2 Analisa Net Present Value (NPV)

Dari perhitungan sebelumnya, diketahui bahwa nilai keuntungan bersih sekarang

adalah sebesar Rp 27.021.922.237,-. Investasi yang dikeluarkan untuk menjalankan

model baru ini hanyalah pada pembuatan tooling yaitu sebesar Rp 1.835.100.000,-.

Dari hasil data tersebut, maka didapatkan besarnya nilai NPV adalah sebagai berikut :

NPV = PV – Io

NPV = Rp 27.021.922.237 - Rp 1.835.100.000 = Rp25.186.822.237,-

Dari perhitungan diatas, didapatkan bahwa nilai NPV>0, maka dapat disimpulkan

bahawa proyek tersebut layak untuk dijalankan.

4.3.3 Analisa Average Rate of Return (ARR)

Dari data di atas, didapatkan rata-rata keuntungan bersih setiap tahunnya selama 3

priode adalah sebagai berikut :

Rata-rata keuntungan = Total keuntungan selama 3 tahun / 3

Rata-rata keuntungan = Rp 31.518.546.480 / 3 = Rp 10.506.188.160,-

Maka ARR dapat diketahui nilainya, yaitu sebesar :

ARR = Rata-rata keuntungan / besarnya investasi

ARR = Rp 10.506.188.160 / Rp 1.835.100.000 = 5,725

Page 38: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

83

Jika dilihat dari hasil perhitungan diatas, diketahui bahawa nilai ARR adalah lebih

besar dari nilai bunga deposito yang sedang berlaku sekarang ini yang besarnya

6.5%-9.5%. Maka dapat disimpulkan bahwa proyek model baru tersebut layak untuk

dijalankan.

4.3.4 Analisa Probability Index (PI)

Metode ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara nilai NPV dengan

nilai investasi yang dikeluarkan. Adapun perhitungannya sebagai berikut :

investasiNPVPI =

725.13000.100.835.1237.822.186.25

==Rp

RpPI

Dari hasil perhitungan diatas, didapatkan bahwa nilai Probability index dari

proyek model baru ini adalah sebesar 13.725,. Karena nilai PI > 1, maka poryek

model baru tersebut layak untuk dijalankan.

Page 39: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

84

4.3.5 Analisa Benefit Cost Rasio (BCR)

Benefit Cost Rasio adalah salah satu metode penilaian kelayakan investasi yang

digunakan dengan cara membandingkan antara manfaat yang didapatkan dari proyek

yang didapatka dan total biaya yang dikeluarkan pada saat ini. Apabila nilai BCR >1,

maka proyek layak untuk dijalankan.Dan begitupun sebaliknya, jika nilai BCR<1,

maka proyek tidak layak untuk dijalankan.

Berikut ini adalah hasil pengolahan data dari nilai manfaat (dalam hal ini adalah

harga penjualan bersih) pada priode ini yang dikeluarkan selama waktu ekonomis

danjuag nilai biaya saat ini yang dikeluarkan untuk priode yang sama.

Tabel 4.12 : PV penjualan dan PV biaya

Tahun Penjualan Total Biaya p/f

(8%) PV Penjualan PV Biaya

1 195,099,840,000

179,548,090,752 0.9259 180,642,941,856 166,243,577,227

2 195,099,840,000

178,936,390,752

0.8573 167,259,092,832 153,402,167,791

3 195,099,840,000

178,324,690,752 0.7938 154,870,252,992 141,554,139,518

Total 502,772,287,680 461,199,884,537

CostBenefitBCR =

09,1537.884.199.461680.287.772.502

==BCR

Page 40: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

85

Nilai BCR dihasilkan sebesar 1,09 atau > 1 , maka proyek model baru layak untuk

dijalankan.

4.3.6 Analisa Payback- Priode

Payback-Priode adalah metode untuk mengetahui priode pengembalian nilai

investasi yang dikeluarkan untuk suatu proyek. Dalam analisa payback-priode untuk

model baru SJ-M151, priode pengembalian dihitung berdasarkan biaya investasi yang

dikeluarkan dan kemudian akan dibagi dengan keuntungan per unit dari produk

tersebut. Setelah itu akan dibandingkan dengan tingkat kapasitas produksi dari

produk tersebut. Berikut ini adalah penghitungan payback priode untuk model baru

SJ-M151.

unitprofitinvestasipaybackunitJumlah

/__ =

unitRp

RppaybackunitJumlah _265082,26507230.69

000.100.835.1__ ===

Page 41: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

86

Dari data diatas diketahui kapasitas produksi satu hari untuk model lemari es 150

liter adalah sebesar 936 unit. Maka besarnya priode pengembalian investasi adalah

selama :

haripriodePayback _2932.282,26507936

26508====−

Dari hasil perhitungan payback priode tersebut, jika dibandingkan dengan waktu

ekonomis dari proyek selama 3 tahun, maka dapat disimpulkan bahwa proyek

tersebut layak untuk dijalankan.

4.3.7 Analisa Internal Rate of Return (IRR)

Motede ini digunakan untuk mengetahui tingkat suku bunga yang dihasilkan dari

suatu proyek investasi yang nantinya akan dibandingkan dengan tingkat suku bunga

yang sedang berlaku saat ini.

Untuk menghitung nilai IRR maka harus digunakan formula sebagai berikut :

∑= +

=N

ttIRR

Ct1 )1(

(Io)Investment Initial

∑= +

+−=N

ttIRR

CtIo1 )1(

0

Page 42: BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2007-3-00482-TIAS BAB IV.pdf · 4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator

87

Dimana :

Io = Investasi awal yang dikeluarkan

Ct = Aliran kas pada tiap priode selama masa ekonomis proyek

t = Priode dari masing-masing aliran kas

Kemudian diketahui nilai investasi yang dikeluarkan sebesar Rp1.835.100.000

dan besar aliran kas pada proide tahun pertama,kedua dan ketiga adalah sebesar

Rp10.108.575.360,- ,Rp10.506.188.160,- dan Rp10.903.800.960,-. Maka nilai IRR

dapat dihitung sebesar:

0 = -(1.835.100.000) + [(10.108.575.360/(1+IRR)1) + (10.506.188.160/(1+IRR)2)

+ (10.903.800.960/(1+IRR)3)]

IRR = 5,525368

Dari hasil perhitungan diatas, didapatkan bahwa nilai IRR > dari pada nilai

dposito yang sedang berlaku dimasyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa proyek

layak untuk dijalankan.