Upload
nguyenkien
View
228
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN
RITA UTAMI / 250 06 015
49
BAB IV
STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. X DENGAN
BEBERAPA PROYEK KONSTRUKSINYA
Objek studi kasus penelitian ini adalah perusahaan kontraktor PT. X yang telah
berkiprah cukup lama dalam bidang jasa konstruksi dan kontraktor. Kantor pusat
kontraktor PT. X berlokasi di Jakarta. Proyek yang menjadi objek penelitian ini
adalah proyek-proyek PT. X yang masih dalam proses konstruksi dan termasuk
proyek yang menggunakan material besi beton dalam jumlah yang besar. Proyek-
proyek tersebut bernama Proyek X1 yang berlokasi di Jakarta Utara dan Proyek
X2 yang berlokasi di Jakarta Selatan. Proyek X1 merupakan proyek perbaikan
berat dermaga, sementara Proyek X2 adalah proyek pembangunan gedung kantor
bertingkat.
Sebelum melaksanakan survey, dilakukan kunjungan awal ke kantor pusat PT. X
untuk mendata/melihat daftar proyek PT. X yang sedang berjalan. Melalui
kebijakan kantor pusat inilah, penulis mendapatkan rekomendasi mengenai
proyek-proyek yang menggunakan besi beton dengan volume tinggi, dan
mendapat kemudahan pula dalam berkomunikasi dengan pihak proyek untuk
pelaksanaan survey dan pengambilan data. Data penelitian yang didapat dari
pengamatan objek studi secara langsung, penggunaan media kuesioner, bahkan
juga dari wawancara-wawancara dengan pihak-pihak terkait, diharapkan akan
memberikan gambaran tentang kegiatan penyimpanan yang dilakukan oleh PT. X
dengan kedua proyeknya yang memiliki karakteristik proyek yang berbeda.
IV.1. Deskripsi Perusahaan PT. X
Perusahaan PT. X yang menjadi objek observasi thesis ini merupakan salah satu
perusahaan kontraktor nasional yang telah selama kurun waktu 55 tahun lebih
berkecimpung dalam bidang jasa konstruksi dan kontraktor, yakni dalam
pendirian bangunan bertingkat, jalan, jembatan, bendungan, irigasi, dan
sebagainya. Dengan memberikan pelayanan yang didasari oleh ketepatan waktu,
IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN
RITA UTAMI / 250 06 015
50
biaya, dan kualitas, perusahaan ini menjadi perusahaan kontraktor pertama yang
mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000. Sejak didirikan pada tahun 1953,
perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan BUMN yang telah cukup banyak
berkontribusi dalam pelaksanaan pembangunan yang saat ini telah digunakan dan
dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Perusahaan ini membagi wilayah operasinya ke dalam tiga wilayah operasi yang
lokasinya tersebar di beberapa tempat di Indonesia. Masing-masing wilayah
operasinya kemudian dibagi lagi menjadi beberapa kantor cabang.
Wilayah Operasi I, meliputi pulau Sumatera, dibagi menjadi tiga kantor cabang:
Cabang I, meliputi Nanggro Aceh Darusalam dan Sumatera Utara.
Cabang II, meliputi Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka –
Belitung, dan Banten.
Cabang IX, meliputi Sumatera Barat, Jambi, Riau, dan Batam.
Wilayah Operasi II, meliputi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat, dibagi menjadi
dua kantor cabang:
Cabang III, meliputi Jakarta.
Cabang IV, meliputi Jawa Barat.
Wilayah Operasi III, meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi,
dan Provinsi Papua. Dibagi menjadi tiga kantor cabang:
Cabang V, meliputi Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.
Cabang VI, meliputi Balik Papan - Kalimantan Timur.
Cabang VII, meliputi Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Proyek-proyek yang penulis jadikan objek studi kasus pada thesis ini berada pada
wilayah operasi II perusahaan yang meliputi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat.
IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN
RITA UTAMI / 250 06 015
51
IV.2. Alur Proses Besi Beton di PT. X
Kebutuhan besi beton proyek-proyek yang dijalankan oleh PT. X dikelola secara
terpusat oleh Divisi Pengadaan (Procurement) Pusat. Divisi Procurement Pusat
memiliki kontrak payung dengan beberapa suplier besi beton seperti PT. Cakra
Tunggal, Interworld, dan Master Steel. Proyek-proyek yang ingin memesan besi
beton, pertama-tama mengirimkan permintaan pesanan dan schedule rencana
pendatangan besi beton kepada Divisi Procurement Pusat. Divisi Procurement
Pusat kemudian akan merekap kebutuhan proyek-proyek tersebut dan membuat
rencana kebutuhan besi beton bulanan berikut skedul pemesanan kepada suplier.
Berdasarkan permintaan pesanan proyek dan skedul rencana pendatangan besi
beton, Divisi Procurement Pusat kemudian meminta suplier besi beton untuk
melakukan pengiriman besi beton ke proyek sesuai dengan pesanan proyek.
Suplier selanjutnya mengantarkan besi beton dengan menggunakan trailer sampai
tiba di proyek, penurunan (unloading) besi beton dari trailer ke gudang
penyimpanan menjadi tanggung jawab proyek.
Logistik proyek kemudian akan mengontrol proses kedatangan barang di gudang
penerimaan, melakukan penyimpanan sesuai dengan ketentuan penyimpanan
barang, dan mengontrol proses penerimaan dan penyimpanan besi beton oleh
petugas gudang.
1. Proses kedatangan besi beton di gudang penerimaan
Besi beton yang didatangkan suplier, sebelum diturunkan, diperiksa secara
langsung terlebih dahulu apakah sesuai dengan pesanan atau tidak oleh
logistik proyek. Surat jalan yang dibawa oleh suplier kemudian
distempel/dicap dan diberikan tanda tangan oleh logistik proyek. Setelah besi
beton diturunkan, kemudian dilakukan pemeriksaan kualitas besi beton dan
K3L oleh superintendent besi beton. Setelah kualitas yang diperiksa sesuai
dengan pesanan yang diharapkan, suplier membutuhkan tanda tangan pada
surat jalan tersebut.
IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN
RITA UTAMI / 250 06 015
52
2. Proses penyimpanan besi beton di gudang penyimpanan
Setelah melalui proses kedatangan barang, besi beton selanjutnya
dipindahkan ke gudang penyimpanan. Besi beton berdasarkan ketentuan
penyimpanan barang PT. X akan disimpan di gudang penyimpanan terbuka.
Setelah disimpan lalu besi beton diberi label.
3. Proses penerimaan dan penyimpanan besi beton oleh petugas gudang
Di gudang penyimpanan, besi beton kembali diperiksa oleh petugas gudang
untuk verifikasi kualitas. Lalu setelah lolos pemeriksaan, petugas gudang
menanda-tangani surat jalan, lalu mencatatkan besi beton yang baru masuk ke
gudang pada Bon Penerimaan Gudang (BPG) dan Kartu Stock Harian.
Pemeriksaan mutu dan kelayakan barang kembali dilakukan untuk dicatatkan
pada Kartu Stock Harian. Besi beton selanjutnya dikirim ke unit peminta
sesuai permintaan dengan mencatatkannya pada Bon Pengeluaran Barang
(BPB) dan Kartu Stock Harian.
Selanjutnya besi beton tersebut akan disimpan di gudang penyimpanan terbuka
maksimum selama 1 bulan. Gudang terbuka di proyek bisa terbuat dari pohon
kelapa (biaya Rp 100.000,- – Rp 400.000,-/per meter), pasangan batu/pondasi batu
kali setinggi 20-30 cm (biaya Rp 400.000,-/per meter kubik), profil baja, cansteen
bekas, atau kayu bekas dari pohon kelapa. Pada prinsipnya besi beton tidak boleh
ditaruh langsung di atas tanah asli untuk melindungi besi beton dari karat, yakni
besi beton sebaiknya disimpan pada level 30 cm di atas tanah asli. Besi beton
tersebut disimpan dengan ditutup oleh terpal (biayanya Rp 7.000,- per meter
persegi). Setelah besi beton tiba di gudang penyimpanan, proses selanjutnya
adalah fabrikasi besi beton, yakni pemotongan (cutting) dan pembengkokan
(bending). Proses fabrikasi besi beton umumnya hanya dilakukan selama beberapa
hari oleh beberapa orang tenaga kerja dengan 1 alat bar cutter dan 1 alat bar
bender. Setelah melalui proses fabrikasi, besi beton dapat di-install di lapangan.
Besi beton yang belum digunakan di proyek akan tercatat pada laporan sisa bahan
(LSB). Besi beton umumnya termasuk pada material on site (MOS) yang diakui
progresnya ketika kedatangan, yakni sebesar 70 % saat kedatangan, dan 30 %
sisanya diakui setelah terpasang di lapangan.
IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN
RITA UTAMI / 250 06 015
53
IV.3. Organisasi Proyek pada Proyek-proyek PT. X
Organisasi proyek perusahaan kontraktor PT. X dikelola oleh personalia inti yang
tergabung dalam tim proyek. Tim proyek ini dipimpin oleh Project Manager dan
dibantu oleh tiga orang Site Manager, yakni Site Engineering Manager (SEM)
atau Manajer Teknik, Site Operation Manager (SOM) atau Manajer Operasi, dan
Site Administration Manager (SAM) atau Manajer Administrasi. Masing-masing
Site Manager ini memiliki staf yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.
Pada bagan berikut dapat dilihat organisasi proyek yang diterapkan perusahaan
dalam pelaksanaan suatu proyek. Skema ini sederhana, namun telah
memperhitungkan efisiensi dan efektivitas penanganan pekerjaan di lapangan.
Tugas dan wewenang personalia kunci pada tim proyek ini yakni sebagai berikut:
a. Project Manager
Project Manager berwenang untuk menyusun personalia tim proyek (SEM,
SOM, dan SAM) yang akan menjadi pembantu-pembantunya dalam
mengelola proyek dan kemudian bersama tim merencanakan pelaksanaan
proyek, termasuk mengadakan sumber daya seperti bahan/material, tenaga
kerja/mandor, subkontraktor, dan peralatan konstruksi.
b. Site Engineering Manager (SEM) atau Manajer Teknik
SEM bertugas memimpin unit engineering dan berwenang mengelola urusan
yang menyangkut fungsi perencanaan teknik dan pengendalian, meliputi:
1. Perencanaan
a. Perencanaan metode pelaksanaan (construction method)
b. Perencanaan gambar kerja (shopdrawing)
c. Perencanaan jadwal pelaksanaan (master schedule), jadwal bahan
(material schedule), jadwal peralatan (equipment schedule) dan jadwal
tenaga kerja (labor schedule)
d. Perencanaan mutu (quality plan)
e. Perencanaan arus kas (cash flow)
f. Perencanaan kesehatan dan kesehatan kerja (safety plan)
IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN
RITA UTAMI / 250 06 015
54
g. Pemilihan subkontraktor
2. Pengendalian
Pengendalian merupakan suatu proses membandingkan seluruh
perencanaan yang telah dibuat dengan realisasi yang dicapai dalam
pelaksanaannya dengan melakukan analisis terhadap deviasi yang terjadi.
Apabila yang terjadi adalah deviasi negatif, maka harus dicari cara tertentu
untuk menyelesaikannya.
c. Site Operation Manager (SOM) atau Manajer Operasi Lapangan
SOM bertugas memimpin unit operasi lapangan dan berwenang untuk
mengelola pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuai dengan fungsi
operasionalnya, meliputi:
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan baik teknis maupun
keuangan sebagaimana yang telah disiapkan oleh unit engineering.
2. Mengkoordinasikan para Kepala Pelaksana (General Superintendant)
dalam mengendalikan dan mengontrol pekerjaan para mandor dan
subkontraktor.
3. Membina dan melatih keterampilah para staf, tukang, dan mandor.
4. Melakukan penilaian kemampuannya sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
d. Site Administration Manager (SAM) atau Manajer Administrasi
Lapangan
SAM bertugas memimpin unit administrasi proyek dan berwenang mengelola
urusan keuangan, akuntansi/pembukuan, urusan umum dan SDM proyek,
antara lain meliputi:
1. Menyiapkan urusan administrasi penagihan kepada Pemilik Proyek.
2. Melakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal (media pembukuan).
3. Melakukan verifikasi seluruh dokumen transaksi pembayaran.
4. Mengurus masalah perpajakan dan asuransi, dll.
IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN
RITA UTAMI / 250 06 015
55
IV.4. Deskripsi Proyek-proyek PT. X yang Menjadi Objek Studi
a. Proyek X1
1. Deskripsi Proyek X1
Gambar IV.1. Konstruksi Proyek X1
Proyek X1 adalah Proyek Perbaikan Berat Eksisting Dermaga, satu
dari sekian banyak proyek yang sedang dikerjakan oleh PT. X di Jakarta.
Pemilik proyek ini adalah pemerintah, dalam hal ini diwakilkan oleh PT.
Pelabuhan Indonesia II yang melayani kegiatan-kegiatan pelayanan kapal,
pelayanan barang, dan pelayanan rupa-rupa. Proyek X1 ini berlokasi di
kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, dijalankan dengan jenis kontrak
lumpsum yang bernilai Rp 57.201.300.000,-. Lingkup pekerjaan PT. X
pada Proyek X1 ini adalah pekerjaan struktur yang meliputi konstruksi
pancang, beton, bolar, fender, ramp, dan aksesoris. Proyek X1 seluas
9.023 m2 ini dijalankan selama 420 hari kerja yang dimulai sejak tanggal 6
Desember 2007 sampai tanggal 28 Januari 2009, yakni kurang lebih
selama 14 bulan. Durasi waktu yang digunakan oleh tim inti proyek untuk
melakukan perencanaan dan pengendalian kegiatan penyimpanan besi
beton adalah selama 8 bulan. Kebutuhan besi beton total pada Proyek X1
ini berjumlah 1.290 ton.
IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN
RITA UTAMI / 250 06 015
56
2. Struktur Organisasi Proyek X1
GENERAL MANAGER
Tedja Tjahjana
PROJECT MANAGER
Tedja Tjahjana
QC/SHEO
Eko Mayanto
S.E.M
Budhi Handani
S.A.M
Dadung Putrajati
S.SAdriyansyah
Q.S
Yayan. S
PERALATAN
Uma Rukman
DRAFTER
Cecep
LOGISTIK
Eko. P
KEAMANAN
Purwanto
OFFICE BOY
Indra
KEU & UMUM
Tasliman
AKUNTANSI
Asbial
SURVEYOR
Sardjono
SURVEYOR
Mujito
GSP. II
Sodikin
GSP. I
Sukani
S.O.M
Suwandi
KEAMANAN
Suhardiman
Struktur Organisasi Proyek X1
Gambar IV.2. Struktur Organisasi Proyek X1
3. Penyimpanan Besi Beton pada Proyek X1
Proyek X1 merupakan proyek konstruksi perbaikan berat dermaga yang
bentuk konstruksinya lebih bersifat horizontal seluas 9.023 m2. Proses
konstruksi proyek X1 ini dibagi ke dalam tiga tahapan blok, yakni Blok 5,
blok 6, dan blok 7. Blok 5 terdiri dari 45 sub blok dengan luas total 5.575
m2 dan berat besi beton total 907.102 kg. Blok 6 terdiri dari 10 sub blok
dengan luas 1.521 m2 dan berat besi beton total 247.480 kg. Blok 7 terdiri
dari 14 sub blok dengan luas total 2.000 m2 dan berat besi beton total
325.417 kg.
IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN
RITA UTAMI / 250 06 015
57
Tabel IV.1. Distribusi Besi Beton pada Proyek X1
No BlokJumlah Sub Blok
Luas [m2]Volume Besi Beton [Kg]
1 5 45 5,575 907,102
2 6 10 1,521 247,480
3 7 14 2,000 325,417
9,096 1,479,999Total
Gudang penyimpanan besi beton di Proyek X1 merupakan gudang terbuka
yang terbuat dari dudukan pohon kelapa yang bernilai Rp 3.700.000,-.
Berdekatan dengan gudang penyimpanan, terdapat pula tempat fabrikasi
besi beton yang bernilai Rp 1.500.000,-. Karena bentuk konstruksinya
yang horizontal, gudang penyimpanan terbuka dan tempat fabrikasi besi
beton beberapa kali harus dipindahkan agar lokasinya berdekatan dengan
blok yang akan dikonstruksi. Sehingga selain terdapat biaya pembuatan
gudang penyimpanan terbuka dan tempat fabrikasi besi beton, terdapat
pula biaya pemindahan gudang penyimpanan terbuka dan tempat fabrikasi.
Gambar IV.3. Gudang Penyimpanan Besi Beton Proyek X1
IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN
RITA UTAMI / 250 06 015
58
Gambar IV.4. Gudang Penyimpanan Besi Beton Proyek X1
Pada proyek X1, peralatan fabrikasi yang digunakan adalah satu buah alat
bar cutter dan dua buah alat bar bender yang disewa dari kopersi PT. X.
Durasi pemakaian peralatan fabrikasi tersebut adalah selama 8 bulan.
Setiap sub blok pada Proyek X1, pemotongan besi beton dikerjakan rata-
rata selama tiga hari oleh empat orang pekerja yang terdiri dari seorang
tukang dan tiga orang pembantu tukang, serta pembengkokan besi beton
dikerjakan rata-rata selama empat hari oleh 8 orang pekerja yang terdiri
dari dua orang tukang dan empat orang pembantu tukang. Kesemua
pekerja ini diasumsikan bekerja dengan jam kerja normal, yakni selama 8
jam perhari. Upah tukang pada Proyek X1 Rp 45.000,- per hari, dan upah
pembantu tukang adalah Rp 35.000,- per hari. Peralatan bar cutter dan bar
bender masing-masingnya disewa dengan biaya RP 2.000.000,- per bulan.
Biaya operasional bar cutter maupun bar bender ditanggung oleh Proyek
X1, meliputi biaya listrik dan bahan bakar untuk pengoperasian alat.
Tim inti Proyek X1 yang ikut terlibat dalam mengelola penyimpanan besi
beton di gudang penyimpanan besi beton dan tempat fabrikasi besi beton
meliputi Project Manager, Site Engineering Manager, Site Operation
Manager, Site Administration Manager, Inventory Engineer,
Superintendent besi beton, dan Penerima Barang. Mereka mengadakan
rapat khusus untuk mengelola penyimpanan besi beton di Proyek X1
sebanyak 8 kali @ 2 jam. Penjaga gudang penyimpanan besi beton dan
tempat fabrikasi besi beton adalah satpam Proyek X1 yang sekaligus
bertugas menjaga keamanan di Proyek X1. Jika diprosentasekan, luas
IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN
RITA UTAMI / 250 06 015
59
gudang penyimpanan besi beton dan tempat fabrikasi besi beton adalah 0,4
% dari luas proyek X1.
b. Proyek X2
1. Deskripsi Proyek X2
Gambar IV.5. Konstruksi Proyek X2
Proyek X2 adalah Proyek Konstruksi Gedung Perkantoran, satu dari
sekian banyak proyek yang sedang dikerjakan oleh PT. X yang juga
berlokasi di Jakarta. Pemilik proyek ini adalah PT. Loka Mampang Indah
Realty. Proyek X2 ini berlokasi di sekitar Jl. T.B. Simatupang, Jakarta
Selatan, dijalankan dengan jenis kontrak lumpsum fixed price yang bernilai
Rp 52.318.181.818,182,-. Lingkup pekerjaan PT. X pada Proyek X2 ini
adalah pekerjaan struktur yang meliputi konstruksi besmen dua lantai
(meliputi ruang M/E, GWT, dan STP) dan gedung kantor 20 lantai.
Pekerjaan lainnya yang juga termasuk pada lingkup pekerjaan PT. X pada
Proyek X2 ini yakni landsekap, interior, dan disain eksterior. Proyek X2
seluas 38.837 m2 ini dijalankan selama 365 hari kerja yang dimulai sejak
IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN
RITA UTAMI / 250 06 015
60
tanggal 3 Agustus 2007 sampai tanggal 3 Agustus 2008, yakni kurang
lebih selama 12 bulan. Durasi waktu yang digunakan oleh tim inti proyek
untuk melakukan perencanaan dan pengendalian kegiatan penyimpanan
besi beton adalah selama 6 bulan. Kebutuhan besi beton total pada Proyek
X1 ini berjumlah 2.244,171 ton.
2. Struktur Organisasi Proyek X2
PROJECT MANAGER
Iwayan Sudenia
SURVOYER
1. Munarto2. Sugiarto
SECURITY
1. Jahrudin2. Ade Agus.T
GSP 2
Agus Suryanto
LOGISTIK
1. Suroso2. Ikhsanudin
OFFICE BOY
Hasan
SP ME
Supriyanto
DRAFTER
1. Romi2. Pasha
GA /AKUNTANSI
M. Helmi
SP BEKISTING
Sutiyono
METODE
Teguh Zaenal
SITE ADM.MANAGER (SAM)
Imam Santoso
SP BESI
Marlon Aruan
SITE ENG.MANAGER (SEM)
Anwar Ismail
SAFETY&HOUSEKEEPING OFFICER (SHO)
Arifin. S
GSP 1
Sumadi
POP/QS
Hendra Ningrat
QUALITY CONTROL
Bayu Wahyudi
SITE OP. MANAGER(SOM)
Syech Abdurrahman
EQUIPMENT
1. Timbul
Struktur Organisasi ProyekX2
Gambar IV.6. Struktur Organisasi Proyek X2
3. Penyimpanan Besi Beton pada Proyek X2
Proyek X2 merupakan proyek konstruksi pembangunan gedung
perkantoran 20 lantai dengan dua lantai besmen. Bentuk konstruksinya
lebih bersifat vertikal seluas 38.837 m2. Gudang penyimpanan besi beton
di Proyek X2 merupakan gudang terbuka yang terbuat dari dudukan profil
baja yang bernilai Rp 12.000.000,-. Berdekatan dengan lokasi gudang
penyimpanan, terdapat pula tempat fabrikasi besi beton senilai Rp
1.000.000,-. Karena bentuk konstruksinya yang vertikal, gudang
IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN
RITA UTAMI / 250 06 015
61
penyimpanan terbuka dan tempat fabrikasi besi beton berlokasi tetap
selama proses konstruksi dan tidak mengalami perpindahan.
Gambar IV.7. Gudang Penyimpanan Besi Beton Proyek X2
Gambar IV.8. Gudang Fabrikasi Besi Beton Proyek X2
Proyek konstruksi seluas 38.837 m2 ini terdistribusi pada setiap lantainya
sebagai berikut:
IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN
RITA UTAMI / 250 06 015
62
Tabel IV.2. Distribusi Besi Beton pada Proyek X2
No Lantai Luas [m2]Volume Besi Beton
[Kg]
1 Basement 2 4,268 699,263
2 Basement 1 4,336 195,296
3 Lantai 1 4,933 202,604
4 Lantai 2 1,230 68,204
5 Lantai 3 1,417 71,708
6 Lantai 4 1,417 69,691
7 Lantai 5 1,417 69,691
8 Lantai 6 1,417 69,691
9 Lantai 7 1,417 69,691
10 Lantai 8 1,427 67,931
11 Lantai 9 1,427 62,781
12 Lantai 10 1,427 62,781
13 Lantai 11 1,427 62,781
14 Lantai 12 1,427 62,461
15 Lantai 13 1,427 61,489
16 Lantai 14 1,427 57,301
17 Lantai 15 1,427 58,616
18 Lantai 16 1,426 59,563
19 Lantai 17 1,426 59,072
20 Lantai 18 1,336 61,659
21 Lantai Atap 1,381 51,89738,837 2,244,171Total
Pada proyek X2, peralatan fabrikasi yang digunakan adalah satu buah alat
bar cutter dan satu buah alat bar bender yang disewa dari koperasi PT. X.
Durasi pemakaian peralatan fabrikasi tersebut adalah selama 8 bulan.
Upah tukang dan upah pembantu tukang pada Proyek X1 adalah Rp
42.500,- per hari. Peralatan bar cutter dan bar bender masing-masingnya
disewa dengan biaya RP 2.000.000,- per bulan. Biaya operasional bar
cutter maupun bar bender ditanggung oleh Koperasi PT. X, meliputi biaya
listrik dan bahan bakar untuk pengoperasian alat.
Tim inti Proyek X2 yang ikut terlibat dalam mengelola penyimpanan besi
beton di gudang penyimpanan besi beton dan tempat fabrikasi besi beton
IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN
RITA UTAMI / 250 06 015
63
meliputi Project Manager, Site Engineering Manager, Site Operation
Manager, Site Administration Manager, Inventory Engineer,
Superintendent besi beton, dan Penerima Barang. Mereka mengadakan
rapat khusus untuk mengelola penyimpanan besi beton di Proyek X2
sebanyak 6 kali @ 2 jam. Penjaga gudang penyimpanan besi beton dan
tempat fabrikasi besi beton adalah satpam Proyek X2 yang sekaligus
bertugas menjaga keamanan di Proyek X2. Jika diprosentasekan, luas
gudang penyimpanan besi beton dan tempat fabrikasi besi beton adalah 0,4
% dari luas proyek X2.