27
BAB SATU ILMU FILSAFAT 1.1. Pengertian Filsafat Berfilsafat merupakan salah satu ciri kemanusiaan manusia. Ketika manusia mulai bertanya-tanya disertai rasa kagum dan heran dikatakan manusia mulai berfilsafat. Van Peursen mangatakan bahwa berfilsafat berarti bertanya-tanya disertai rasa heran. Dalam renungan-renungannya Aristoteles menyatakan bahwa rasa heran merupakan perangsang bagi filsafat. Dengan mulai merasa heran manusia terlibat dalam permasalahannya, sambil bertanya-tanya manusia berkiblat pada sesuatu yang ada di luar jangkauan hidupnya. Bertanya-tanya dan rasa heran merangsang manusia untuk berpikir secara mendasar, menyeluruh, dan kritis untuk memperoleh kepastian dan kebenaran yang hakiki. Pengetahuan filsafat timbul dari pengalaman sehari-hari dan dari pergaulan antar manusia dan interaksi manusia dengan benda-benda. Jadi berfilsafat sebenarnya terjadi ditengah-tengah kejadian yang biasa dan merupakan perenungan sehari-hari. Setiap pengalaman manusia mengandung kemungkinan terbukanya dimensi filsafat. Demikian pula sebaliknya setiap persoalan filsafat selalu berakar dari pertanyaan-pertanyaan manusia (The Liang Gie, 2004). Filsafat mempelajari hakikat fundamental dari eksistensi manusia, hubungan manusia dengan eksistensi. Filsafat merupakan sistem komprehensip ide-ide tentang hakikat manusia dan hakikat realitas dimana manusia hidup. 1

Bab Satu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

filosofi sains

Citation preview

Page 1: Bab Satu

BAB SATUILMU FILSAFAT

1.1. Pengertian Filsafat

Berfilsafat merupakan salah satu ciri kemanusiaan manusia.Ketika manusia mulai bertanya-tanya disertai rasa kagum danheran dikatakan manusia mulai berfilsafat. Van Peursenmangatakan bahwa berfilsafat berarti bertanya-tanya disertai rasaheran. Dalam renungan-renungannya Aristoteles menyatakanbahwa rasa heran merupakan perangsang bagi filsafat. Denganmulai merasa heran manusia terlibat dalam permasalahannya,sambil bertanya-tanya manusia berkiblat pada sesuatu yang ada diluar jangkauan hidupnya. Bertanya-tanya dan rasa heranmerangsang manusia untuk berpikir secara mendasar,menyeluruh, dan kritis untuk memperoleh kepastian dankebenaran yang hakiki.

Pengetahuan filsafat timbul dari pengalaman sehari-hari dandari pergaulan antar manusia dan interaksi manusia denganbenda-benda. Jadi berfilsafat sebenarnya terjadi ditengah-tengahkejadian yang biasa dan merupakan perenungan sehari-hari.Setiap pengalaman manusia mengandung kemungkinanterbukanya dimensi filsafat. Demikian pula sebaliknya setiappersoalan filsafat selalu berakar dari pertanyaan-pertanyaanmanusia (The Liang Gie, 2004). Filsafat mempelajari hakikatfundamental dari eksistensi manusia, hubungan manusia denganeksistensi. Filsafat merupakan sistem komprehensip ide-idetentang hakikat manusia dan hakikat realitas dimana manusiahidup.

1

Page 2: Bab Satu

Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani ”Philosophia” yangtersusun oleh dua kata philos yang berarti teman atau cinta dansophia yang berarti kebijaksanaan. Jadi secara etimologis filsafatberarti cinta akan kebijaksanaan. Secara lebih luas filsafat adalahaktivitas manusia dalam memahami kebenaran yang fundamentaltentang dirinya, dunia dimana ia hidup, serta hubungannyadengan manusia lain dan dunia sekitarnya. Setiap orang yangmempelajari filsafat akan terlibat dalam bertanya, menjawabpertanyaan, dan berargumentasi.

Orang yang pertama-tama memperkenalkan istilahphilosopia dan philosopos adalah Pythagoras yang hidup padazaman Yunani Kuno antara 572 s/d 496 SM. Ia adalah seorangahli matematik yang terkenal dengan dalil Phytagorasnya.Phytagoras menyatakan dirinya adalah pencinta kearifan.Menurutnya kearifan yang sesungguhnya hanya dimiliki Tuhan.Aliran filsafat yang didirikan oleh Phytagoras disebutPhytagoreanisme yang mengemukakan bahwa bilanganmerupakan intisari dari semua benda maupun dasar dari sifat-sifatbenda. Segenap gejala alam merupakan pengungkapan inderawidari perbandingan-perbandingan matematik (The LiangGie,2004).

Walaupun Phytagoras orang pertama yang memperkenalkanistilah philosopia, namun dia bukan orang yang disebut sebagaifilsuf pertama. Orang yang disebut sebagai ”filsup pertama” ataubapak filsafat adalah Thales (640-546 SM). Ia seorang filsuf dariMiletos yang mendirikan filsafat alam semesta yang kemudiandikenal dengan kosmologi. Para filsuf yang tergolong dalamaliran filsafat ini seperti Thales, Anaximandros, Anaximenesmempertanyakan unsur tunggal apakah yang membentuk atauyang menjadi dasar perubahan alam semesta. Ketiga orang inimengemukakan jawaban yang berbeda. Thales menyatakanbahwa air merupakan merupakan unsur pembentuk atau menjadi

2

Page 3: Bab Satu

dasar perubahan alam semesta, Anaximandros menjawabnyabahwa unsur itu adalah ”yang tak terbatas” (to apeiron), danAnaximenes menjawabnya bahwa unsur itu adalah udara.Menurut aliran kosmos filsafat adalah suatu penelaahan terhadapasal mula, unsur-unsur, dan kaidah-kaidah alam semesta.

Secara terminologi terdapat berbagai pengertian filsafat yangsatu sama lain tidak sama bahkan bertentangan. Pengembanganpengertian filsafat oleh para filsuf secara historis bergantungkepada pertanyaan apa yang menarik perhatian mereka. Setiapfilsuf terkemuka dan suatu aliran filsafati memberikan definisifilsafat yang berlainan sesuai dengan segi yang menjadiperhatiannya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa filsafatadalah sebuah metode dari pada suatu klaim, proposisi, atau teori.Berikut ini dikemukakan beberapa definisi filsafat.

Socrates (469-399 SM) menyatakan bahwa filsafat adalahsuatu peninjauan diri yang bersifat reflektif atau perenunganterhadap azas-azas kehidupan yang adil dan bahagia.Socrates adalah orang yang menentang ajaran para sofis. Iamembela ”yang benar” dan ”yang baik” sebagai nilai-nilaiobjektif yang harus diterima dan dijunjung tinggi oleh semuaorang. Menurut Socrates pengetahuan adalah kebijaksanaandan kebijaksanaan adalah kebahagiaan.

Plato (427-347 SM) seorang filsuf Yunani yang dilahirkan diAthena merupakan murid Socrates menyatakan bahwafilsafat merupakan pencarian yang bersifat spekulatif ataupengetahuan tentang segala yang ada, ilmu yang berminatuntuk mencapai kebenaran yang asli. Filsafat Platodinamakan filsafat spekulatif.

3

Page 4: Bab Satu

Aristoteles(384-322) berasal dari Stageira di Yunani Utaramerupakan murid Plato yang terkenal mengemukakan duadefinisi tentang filsafat. Yang pertama, filsafat adalah ilmutentang prinsip-prinsip pertama. Kedua, filsafat adalah ilmuyang menyelidiki keberadaan sebagai keberadaan dan ciri-ciri yang tergolong pada` objek itu berdasarkan sifatalaminya sendiri. Filsafat meliputi kebenaran yangterkandung dalam ilmu-ilmu metafisika, logika, etika,ekonomi, politik, dan estetika.

Filsafat menurut aliran Stoisisme. Aliran Stoisisme didirikandi Athena oleh Zeno sekitar tahun 300 SM. Menurut aliranini keselarasan antara manusia dan alam semesta dapattercapai dengan hidup sesuai dengan alam dalam dirimengikuti petunjuk akal dan hukum alam ” logos” ( sebagaiakal alam semesta). Menurut pengikut aliran stoisismefilsafat adalah suatu pencarian azas-azas rasional yangmempertalikan alam semesta dan kehidupan manusia dalamsuatu kebulatan tunggal yang logis.

Marcus Tullius Cicero (106-43 SM), seorang politikus danahli pidato Romawi yang tergolong sebagai filsuf stois,menyatakan filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yangmaha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.

Al-Farabi, seorang filsuf Muslim menyatakan bahwa filsafatadalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud yangbertujuan untuk menyelidiki hakikat yang sbenarnya.

Immanuel Kant, seorang pemikir Barat, menyatakan filsafatmerupakan ilmu pokok dari segala pengetahuan yangmeliputi empat persoalan, yaitu: apakah yang dapat kita

4

Page 5: Bab Satu

ketahui (metafisika), apakah yang boleh kita kerjakan (etika),sampai dimanakah pengetahuan kita (agama), dan apakahmanusia itu (antropologi).

Langeveld menyatakan bahwa filsafat adalah berpikirtentang masalah-masalah yang akhir dan menentukan, yaitumasalah-masalah yang mengenai makna Keadaan, Tuhankeabadian dan kebebasan.

William Thomas, menyatakan bahwa filsafat adalah studifundmental dari hakikat eksistensi, manusia serta hubunganmanusia dengan eksistensi.

Ceorge Wilhelm Friedrich Hegel, seorang filsuf Jermanyang menganut aliran filsafat idealis menyatakan bahwafilsafat adalah penyelidikan tentang hal-hal denganpemikiran dan perenungan.

Herbet Spencer, seorang filsuf Inggris menyatakan bahwafilsafat merupakan pengetahuan dari generalitas yangtertinggi derajatnya.

Bertrand Russel, menganggap filsafat sebagai kritikterhadap pengetahuan, karena filsafat memeriksa secarakritis azas-azas yang dipakai dalam ilmu dan dalamkehidupan sehari-hari, dan mencari suatu ketakselarasanyang terkandung dalam azas-azas itu.

Harold H, Titus menyatakan bahwa filsafat merupakanproses refleksi dan pengkritisan terhadap keyakinan-keyakinan kita yang dianut paling dalam.

5

Page 6: Bab Satu

Masih banyak pengertian filsafat yang tidak ditunjukkandisini. Dari definisi di atas jelas tampak bahwa setiap definisisangat bergantung pada pusat perhatian, aliran filsafat, danmetode yang dianut oleh para filsuf. Oleh karena itu, kitatidak bisa menyatakan manakah definisi yang benar atausalah. Pengertian-pengertian filsafat di atas menyiratkanbahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidikidan memikirkan segala sesuatu secara mendalam dansungguh-sungguh, radikal sehingga mencapai hakikat segalasituasi tersebut.

1.2. Objek FilsafatObjek kajian filsafat dapat dibedakan atas objek material danobjek formal. Objek material adalah segala sesuatu yangditelaah oleh filsafat. Objek material dapat berupa manusia,hewan, tumbuhan, alam semesta, bahkan sampai akhirat.Poedjawijatna menyatakan bahwa objek material filsafatadalah ada dan yang mungkin ada. Berdasarkan objekmaterial filsafat maka dikenal berbagai cabang filsafatseperti misalnya: filsafat tentang manusia (antropologi),filsafat tentang alam (kosmologi), filsafat ketuhanan(teologi), filsafat tentang pikiran (philosophy of mind),filsafat moral (moral philosophy), filsafat agama (philosophyof religion), filsafat ilmu (philosophy of science), filsafatbahasa (philosophy of language), dan sebagainya.

Obyek formal adalah sudut pandang atau cara pandangterhadap objek material serta prinsip-prinsip yang digunakan.Setiap objek material filsafat dapat dipandang dari berbagaisudut pandang sehingga akan menghasilkan subbidangfilsafat yang lebih khusus.

6

Page 7: Bab Satu

1.3. Metode FilsafatMenurut Descartes, agar filsafat dan ilmu dapat berkembangdiperlukan suatu metode yang baik. Descartes mulai denganmenyangsikan segala-galanya secara radikal terhadapseluruh pengetahuan yang ia miliki dan kebenaran-kebenaranyang dianutnya (Berten, 1997). Bila terdapat suatu kebenaranyang tahan dalam kesangsian yang radikal itu, maka itulahkebenaran yang sama sekali pasti dan harus dijadikanfondamen bagi seluruh ilmu pengetahuan. Untuk ini adaungkapan yang sangat terkenal dari Descartes yaitu “Cogitoergo sum” yang artinya karena berpikir saya ada.

Metode-metode penalaran dan penelitian filosofis merupakanpendekatan ilmiah yang umum, namun di atas metodetersebut proses filosofis untuk menemukan cara-caramemandang dan mengetahui fakta-fakta merupakanfenomena pengalaman. Metode kefilsafatan yang benarharuslah tidak memihak, tidak bias dengan dogma-dogmakhusus, tetapi memahami proses refleksi dan spekulasi dandalam waktu yang sama dapat menerima metode penalarandeduktif dan induktif. Filsafat merupakan jalan bagi pengetahuan kebenaran, olehkarena itu metodenya harus bersesuaian dengan hakikatkebenaran itu. Metode yang digunakan filsafat dalammendekati kebenaran banyak bergantung kepada konsep kitatentang filsafat dan hakikat tujuan dari filsafat itu sendiri.Menurut Swami Krisnananda, jika tujuan seseorang adalahmateri, pikiran atau spirit, maka ia bisa menjadi materialistis,idealis atau mistis. Instrumen pengetahuan yang ia gunakanbisa kesadaran, pemahaman, penalaran atau intuisi. Teori-teori pengetahuan yang digunakan bisa empiris, rasionalis,

7

Page 8: Bab Satu

transidentalis, absolute idealis atau spiritual intuisionis.Semua teori-tori itu berujung pada dua proses yaitu:perenungan (contemplation) dari apa yang dipertimbangkansebagai sesuatu yang pasti dan nyata, dan analisis serta studikritis dari pengalaman empiris, meliputi semua metode-metode dan kesimpulan-kesimpulan ilmu. Teori-teoripengetahuan dan realitas secara umum mempengaruhiinvestigasi kritis seseorang dan mendapatkan sistem pikiranyang kuat setelah memperpanjang perenungan(contemplation) pada hakikat realitas yang mungkin.

Skeptisme Filsafat dimulai dengan rasa heran. Keajaiban duniamenimbulkan rasa kagum dan keanehan-keanehannyamembangkitkan rasa heran. Kekaguman ini secara alamiahmembawa orang pada penelitian yang serius tentang hakikatbenda-benda, terutama bagi orang-orang yang tidak puashanya berdiam diri dan memiliki rasa ingin tahu terhadapkebenaran di balik keheranannya tentang dunia. Iamenyelidiki, berspekulasi, berargumen dan berdiskusi untukmenyudahi opini tentang hakikat benda-benda di dunia yangmengagumkan ini. Namun, manusia modern memasukiwilayah filsafat melalui keraguan dan berpikir skeptis.Manusia mulai meragukan validitas otoritas, dogma, dankeyakinan tradisional yang telah diterima. Descartes, mulaidengan meragukan segala sesuatu, termasuk validitaspikirannya sendiri. Belakangan Kant juga mengikuti metodekritis dalam penelitian filsafat. Sementara itu Bradleyberanggapan bahwa tujuan utama filsafat adalah ”studiskeptis dari prinsip-prinsip pertama” tetapi ia menambahkan”by sceptism is not meant doubt or disbelief in some tenet or

8

Page 9: Bab Satu

tenets. I Understand by it an attempt to become aware todoubt all preconception.”

Rasionalisme dan Empirisme Masalah yang sering muncul dalam filsafat adalah hubunganantara pikiran kita dan dunia. Dua aliran filsafat telahmemberikan jawaban terhadap masalah ini yaitu aliranrasionalisme dan empirisme. Rasionalisme percaya bahwacara untuk memperoleh pengetahuana adalah melaluisumber daya logika dan intelektual. Para filsuf penganutrasionalisme adalah Rene Descartes (1596-1650), NicolasMalebranche (1638-1715), Baruch De Spinoza, CotteriedWilhelm Leibniz (1646-1716), dan Christian Wolff (1679-1754). Menurut paham rasionalisme ratio atau penalaranmerupakan sumber pengetahuan yang dapat dipercaya.Hanya pengetahuan yang diperoleh melalui akal yangmemenuhi syarat yang dituntut oleh pengetahuan ilmiah.Pengalaman hanya dapat digunakan untuk mengukuhkanpengetahuan yang telah didapatkan dengan rasio. Penalarantidak didasarkan pada data pengalaman, tetapi diolah darikebenaran dasar yang tidak menuntut untuk menjadi danmendasarkan diri pada pengalaman (Baggini, 1988). Kriteriakebenaran bukanlah sensori tetapi intelektual, rasional dandeduktif. Penalaran dimulai dengan apa yang disebut apriori, sebab penalaran yang demikian mendahuluipengalaman. Pengetahuan yang sesunggunya adalah aprioridan tidak bergantung kepada pengalaman. Misalnya 2+2=4merupakan suatu apriori. Hanya dengan memikirkannya,kita tahu bahwa penjumlahan ini benar. Kita tidak perlumencari apakah dunia nyata menyediakan petunjuk yangmembenarkan penjumlahan itu.

9

Page 10: Bab Satu

Dalam menyusun pengetahuannya, kaum rasionalismenggunakan metode deduktif. Premis yang dipakai dalampenalaran didapatkan dari ide–ide yang menurutanggapannya jelas dan dapat diterima. Masalah utama yangdihadapi kaum rasionalis adalah adalah evaluasi darikebenaran premis-premis yang dipakai dalam penalarandeduktif. Karena premis-premis ini semuanya bersumber daripenalaran rasional yang bersifat abstrak dan terbebas daripengalaman maka evaluasi semacam ini tidak dapatdilakukan (Suryasumantri, 2003). Oleh karena itu lewatpenalaran rasional dimungkinkan akan didapatkanbermacam-macam pengetahuan yang berbeda untuk suatusubjek yang sama tanpa ada kesepakatan yang dapatditerima oleh semua pihak.

Berbeda dengan kaum rasionalis, kaum empiris menyatakanbahwa pengetahuan bukan didapat dari penalaran yangbersifat abstrak, namun lewat pengalaman konkrit. Parafilsuf yang termasuk dalam empirisme adalah ThomasHobbes (1588-1679), John Loke(1632-2704), GeorgeBerkeley (1685-1753), dan David Hume (1711-1776). Kaumempiris beranggapan bahwa semua pengetahuan yangdiperoleh dengan pengertian adalah apa yang ada di luardirinya dan penalaran berfungsi untuk menilai secara hati-hati hakikat dari material yang disediakan untuknya. Hukumpenalaran adalah kopi dari dan dikontrol oleh pengetahuanaposteriori. Konsep-konsep rasional adalah produk daripengalaman material. Sumber utama pengetahuan adalahpengalaman dan bukan pikiran atau penalaran. Metode untukmemperoleh pengetahuan adalah induktif. Pengetahuan tidakakan bisa bertambah hanya dengan rasio. Tak dapat

10

Page 11: Bab Satu

dibayangkan kalau pengetahuan apriori bebas daripengertian pengalaman.

Kelemahan utama empirisme adalah akan banyak kebenarandan prinsip pemikiran yang secara mutlak menjadi dasar bagipenalaran yang tepat tidak dibenarkan dan didasarkan padapengalaman (Baggini, 1988). Di samping itu, pengetahuanyang disusun secara empiris cenderung hanya merupakankumpulan fakta-fakta dan belum tentu bersifat konsistenbahkan mungkin terdapat hal-hal yang kontradiktif. Suatukumpulan fakta, atau kaitan antar berbagai fakta belum tentumenjamin terwujudnya suatu sistem pengetahuan yangsistematis kecuali kalu dia hanya seorang kolektor barang-barang serbaneka (Larrabae, dalam Suryasumantri, 2003).

Metode Kritis KantMetode kritis Kant merupakan upaya untuk memdamaikan

rasionalisme dengan empirisme. Rasionalisme mementingkanunsur-unsur apriori dalam pengenalan yang berarti unsur-unsuryang tidak terkait dengan pengalaman, sedangkan empirismemenekankan unsur-unsur aposteriori, yang berarti unsur-unsuryang berasal dari pengalaman (Bertens, 1997). Kant mengambilargumen-argumen kaum empirisme dan rasionalis danmembangun sistem baru yang sangat penting dalam sejarahpemikiran filsafat. Kant mengikuti metode analisis kondisi-kondisi dan keterbatasan-keterbatasan pengetahuan. Iamenyatakan bahwa, meskipun materi pengetahuan kita disediakanoleh pengertian kita, universalitas dan kebutuhan akan materipengetahuann itu datang dari hakikat dan keadaan pemahaman,yakni orang-orang yang mengetahui semua benda di dunia.Tetapi dunia yang kita ketahui melalui pengetahuan aprioribukanlah dunia nyata, ia dibangun oleh material yang disediakan

11

Page 12: Bab Satu

oleh pengertian yang meningkatkan karakter universalitas dankebutuhan bilamana ia dibawa ke dalam yang dibentuk olehkategori-kategori yang disediakan oleh pemahaman. Duniarealitas tidak dapat diketahui dengan kekuatan yang dimilikimanusia pada saat ini. Bila kita telah diberkahi kesadaran umumatau intuisi intelektual yang tak terpengaruhi oleh penilaian dankategori pemahaman, sangat mungkin bagi kita untuk mengetahuirealitas seperti itu, tetapi bila jenis kesadaran seperti itu tidak kitamiliki, kita tidak bisa mengetahui realitas. Apa yang kita tahuhanyalah fakta-fakta empiris atau fenomena yang dibangun olehpersepsi dan konsep-konsep pada semua orang. Potulat-postulattentang realitas yang dinalar lebih lanjut hanyalah kebutuhanyang dirasakan olehnya dan bukan realitas bagi dirinya.

Dalam filsafat Kant penalaran mecapai keterbatasannya dan jugaakan menjadi sadar terhadap keterbatasannya. Tingkatanpengertian, pemahaman dan penalaran diselidiki dengan cermatdan diuji secara kritis dan diungkapkan kelemahan-klemahannya.Bagi Kant, pengetahuan adalah produk rasional dari logika.

Metode Dialektika dari Hegel

Hegel juga mengambil metode kritis dari Kan’t dilengkapi denganapa yang disebut dengan metode dialektika Metode Hegel initerjadi dalam proses dialektis konstruktif dari opposisi danrekonsiliasi. Tesis, antitesis, dan sintesis adalah ciri dari metodeini. Proses dialektika selalu terdiri dari tiga fase. Fase pertamaadalah tesis yang menampilkan antitesis (fase kedua), dan faseketiga adalah fase yang mendamaikan (rekonsiliasi) tesis danantitesis menjadi sintesis. Dalam síntesis baik tesis maupunantitesis mendapat eksistensi baru. Dalam sintesis itu tesis danantitesis menjadi ”aufgehoben”, yang berarti tidak berlaku lagi,

12

Page 13: Bab Satu

atau diangkat dibawa ke tingkat yang lebih tinggi (Berten, 1997).Sintesis ini sendiri akan menjadi tesis yang juga menampilkanantitesis. Tesis dan antitesis ini kemudian berdamai lagi untukmembentuk sintesis dengan tingkatan yang lebih tinggi. Prosesunifikasi dialektis untuk membentuk sintesis yang lebih tinggiberlangsung secara kontinu dalam berbagai tingkatan, secaraprogresif, sampai keadaan Absolut tercapai, dimana semuakontradiksi diakhiri dan secara penuh terdamaikan. Disini akandikemukan tiga contoh yang berasal dari Hegel (seperti disaduroleh Berten, 1997).

Contoh pertama tentang bentuk negara. Bentuk negara yangpertama adalah diktatur; dimana hidup kemasyarakatandiatur dengan baik, tetapi warga negara tidak mempunyaikebebasan apapun (tesis). Bentuk diktatur ini menimbulkanantitesis yaitu bentuk negara anarki, dimana warga negaramemiliki kebebasan tanpa batas, sehingga kehidupanbermasyarakat menjadi kacau. Perdamaian dari keduabentuk negara ini menghasilkan bentuk negara demokrasikonstitusional (sintesis), dimana negara menjaminkebebasan warga negaranya, namun dibatasi oleh undang-undang. Dengan bentuk demokrasi konstitusional ini, keduabentuk negara yakni diktatur dan anarki menjadi”aufgehoben” (sudah lewat dan tidak ada lagi). Namun apayang bernilai dalam diktatur dan anarki masih tersimpandalam negara demokratis dan konstitusional. Yang bernilaidalam bentuk diktatur adalah hidup kemasyarakatan yangteratur dan yang bernilai dalam anarki adalah kebebasan.Kedua-duanya disimpan dalam negara demokrasikonstitusional.

Contoh kedua adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri,dan anak. Bagi suami istri adalah yang lain dan bagi istri

13

Page 14: Bab Satu

suami adalah hal lain. Suami dan istri dapat dianggapsebagai dua kutub yang bertentangan (tesis dan antitesis).Sementara itu, anak tidak merupakan hal lain begitu sajabaik bagi suami dan istri. Anak dapat dianggap sebagaisintesis antara suami dan istri. Pada anak suami maupunistri akan menemukan sebagian dari dirinya. Dengan katalain pertentangan antara suami dan istri sudah menjadi”aufgehoben” dalam si anak.

Contoh ketiga adalah tiga konsep penting dalam filsafatyaitu ”ada”, ”ketiadaan”, dan ”menjadi”. ”Ada”merupakan tesis lawannya adalah ”ketiadaan” yangmerupakan antitesis. Pertentangan antara ”ada” dan”ketiadaan” diperdamaikan dalam sintesisnya yaitu”menjadi”, karena ”menjadi” berarti sebagian ada dansebagian tidak ada. Hal yang menjadi sudah ada tetapibelum sepenuh-penuhnya.

Mengikuti pandangan Hegel, logika dan metafisika satu dansama. Studi tentang penalaran adalah studi tentang realitas, danmetafisika adalah ilmu tentang realitas. Semua yang real adalahrasional, dan semua yang rasional adalah real. Hegel menolak ideKan’t bahwa kategori pengetahuan adalah di luar realitas, dantidak dapat diterapkan dalam masalah realitas. Dalam metodekritisnya, Kant mengatakan bahwa “pikiran tidak berdiri diantara kita dan benda-benda, mengasingkan kita dari benda-benda; tetapi menyatukan kita dengan benda-benda. Iaberpendapat bahwa kategori pengetahuan ada dalam hakikatuniversal dari realitas itu sendiri dan tidak terbatas hanya padamengetahui subjek. Kategori-kategori menjadi prosespengembangan pikiran melalui metode dialektika yaknipergerakan tesis, antitesis, dan sintesis atau afirmasi, negosiasi,

14

Page 15: Bab Satu

dan rekonsiliasi. Pengetahuan menjadi identik dengan realitas.Pikiran tentang ada akan terpadu dalam suatu Absolut.

Metode Socrates dan PlatoMetode Socrates terdiri dari perdebatan-perdebatan dari anatomisubjek dalam bentuk dialog. Metode ini dijalankan denganpercakapan-percakapan. Sokrates tidak menyelidiki fakta-faktatetapi menganalisis pendapat-pendapat atau aturan-aturan yangdikemukakan orang. Sokrates mengajukan pertanyaan-pertanyaantentang pekerjaan dan soal-soal praktis dalam kehidupan mereka.Sokrates selalu mulai dengan menganggap jawaban pertamasebagai suatu hipotesis dan dengan pertanyaan lebih lanjut iamenarik segala konsekwensi yang dapat disimpulkan darijawaban tersebut. Jika ternyata hipotesis pertama tidak dapatdipertahankan, karena membawa konsekwensi-konsekwensi yangmustahil, maka hipotesis itu diganti dengan hipotesis lain. Laluhipotesis kedua ini diselidiki dengan pertanyaan-pertanyaan laindari pihak Socrates, dan seterusnya. Dalam metode Sokartesdialog atau wawancara merupakan cara efektif dalam menemukanpengetahuan.

Metode Intuisi Metode ini dikembangkan oleh Plotinus dan Henri Bargson.Metode ini menjelaskan bahwa untuk memahami hakikat segalakenyataan diperlukan intuisi, yaitu suatu tenaga rohani, suatukecakapan untuk menyimpulkan serta meninjau dengan sadar.Intuisi adalah naluri yang telah mendapat kesadaran diri, yangdiciptakan untuk memikirkan sasaran serta memperluas sasaranitu menurut kehendak sendiri tanpa batas (Sudarsono,2001).Prinsip dari metode Plotinus adalah harmoni, maksudnya adalahmengumpulkan banyak bahan dari beberapa filsuf lain kemudiandibanding-bandingkan dan ditimbang-timbang kembali sehinggadapat diberi tafsiran baru. Kemudian dicari kebenaran dengan

15

Page 16: Bab Satu

jalan yang sangat kompleks. Metode intuisi melibatkan persepsitentang realitas dengan menggabungkan kesadaran dengan prosesperubahan.

Metode Skolastik.Metode skolastik sering disebut sebagai metode sintesis deduktif.Metode Skolastik banyak diwarnai oleh pemikiran ThomasAquinas. Pemikiran Thoman Aquinas ini bersifat sistematisdengan penalaran yang logis dan rasional untuk mencarikebenaran. Pemikiran Thomas Aquinas erat sekali dengan teologi.Namun demikian filsafatnya dapat dipandang sebagai suatufilsafat kodrati yang murni. Oleh karena itu ia ia tahu benar akantuntutan penelitian kebenaran, dan secara jujur mengakui bahwapengetahuan insan dapat diadakan juga. Thomas menyimpulkanadanya dua macam pengetahuan yang tidak saling bertentangantetapi beridri sendiri secara berdampingan, yaitu pengetahuanilmiah yang berpangkal pada akal yang terang serta memiliki hal-hal yang bersifat insani umum sebagai sasaran, dan pengetahuaniman, yang berpangkal dari wahyu dan memiliki kbenaran ilahai,yang ada dlam kitab suci, sebagai sasarannya.

Perbedaan antara pengetahuan dengan akal dan pengetahuan imanitu menentukan hubungan antara filsafat dan teologi. Filsafatbekerja atas terang yang bersifat alamiah semata-mata, yangdatang dari akal manusia. Teologi memerlukan wahyu, yangmemberikan kebenaran-kebenaran ilahi sebagai sasarannya.

Metode FenomenologisMetode ini dibangun oleh Husserl.Kata fenomenologis berasaldari bahasa Yunani ” fenomenon” yang berarti sesuatu yangnampak atau gejala. Fenomenologi adalah suatu aliran yangmembicarakan tentang segala sesuatu yang menampakkan diri,

16

Page 17: Bab Satu

atau suatu aliran yang membicarakan tentang gejala. Padaprinsipnya dengan metode fenomenologis Husserl ingin mencapai” hakikat segala sesuatu”, maksudnya adalah agar agar mencapai”pengertian yang sebenarnya” atau ” hal yang sebenarnya” yangmenerobos semua gejala yang tampak. Usaha untuk mencapaihakikat segala sesuatu adalah reduksion, reduksi, atau”penyaringan” yaitu reduksi fenomenologis, reduksi eidetistransedental.

Didalam reduksi fenomenolgis kita harus menyaring pengalaman-pengalaman kita, dengan maksud supaya mendapatkan fenomenadalam wujud yang semurni-murninya. Reduksi eidetis adalahpenyaringan dalam tanda kurung segala hal yang buka eidos atauinti sari hakikat gejala atau fenomena. Jadi hasil reduksi eidetisadalah ” penilikana hakikat”. Disini melihat hakikat sesuatu.Inilah pengertian yang sejati. Dalam reduksi transedental harusditempatkan tanda kurung dahulu ialah eksistensi dan segalasesuatu yang tiada hubungan timbal balik dengan kesadaranmurni, supaya dari objek itu akhirnya orang sampai kepada apayang ada pada subjek itu sendiri, dengan lain kata, metodefenomenlogis itu diterapkan kepada subjeknya sendiri dankepada pembuatannya, kepada kesadaran yang murni (sudarsono,2001)

1.4. Kebenaran KefilsafatanPertanyaan tentang ” apakah kebenaran itu?” merupakanpersoalan penting dalam filsafat. Kebenaran filsafat bersifatuniversal, yaitu kebenaran yang bersifat umum tanpa dibatasi olehruang dan waktu, artinya bahwa kebenaran itu berlaku untuksemua ruang dan setiap waktu. Kebenaran filsafat adalahkebenaran hakiki yang bersifat subjektif. Ia merupakan hasilpemikiran dari berbagai sudut pandang pemikir. Dengan demikian

17

Page 18: Bab Satu

hasil pemikiran filsafati tidak dapat dibandingkan dalam arti baik-buruk atau benar-salahnya (Sutarjo, 2006). Banyak contohmenunjukkan bahwa suatu pendapat baru tidak serta mertamenggugurkan pendapat lama. Pendapat Palto dan Sokratesmisalnya pada Yunani kuno tidak berarti tidak berlaku lagisetelah adanya pendapat modern sperti Husserl atau Jasper,bahkan jika ada pemikiran pasca-modernpun. Yang dapatdikatakan dalam menyikapi perbedaaan padangan-pandanganpara filsuf adalah pendapat filsuf yanga satu ”lain” atau”berdeda” dengan filsuf yang lain.

1.5. Keguanaan Filsafat

Kegunaan Umum FilsafatApa yang dipelajari dalam filsafat dapat digunakan dalamberbagai bidang kehidupan, hal ini karena filsafat menyentuhbegitu banyak subjek, khususnya lagi metode-metodenyaditerapkan dalam setiap bidang kehidupan. Di bawah inidiuraikan berbagai kegunaan filsafat. Pemecahan Masalah Umum. Belajar filsafat dapat meningkatkankemampuan untuk memecahkan masalah. Filsafat membantu kitaunuk menganalisis konsep-konsep, definisi-definisi, argumen-argumen dan masalah. Ia memberi kontribusi kepada kita untukmengorganisasikan ide-ide dan isu-isu, berhadapan denganpertanyaan-pertanyaan tentang nilai-nilai, dan menyaringinformasi-informasi yang esensial. Filsafat membantu kita untukmembedakan antara pandangan (views) dan untuk menemukandasar umum antara posisi yang saling berlawanan. Filsafat jugamembantu kita untuk melakukan sintesa terhadap berbagaipandangan atau persepektif menjadi suatu suatu kesatuan.

18

Page 19: Bab Satu

Keterampilan komunikasi. Filsafat juga dapat membantu kitauntuk meningkatkan keterampilan komunikasi. Ia menyediakanpiranti dasar dari ekspresi diri, seperti keterampilanmempresentasikan ide-ide yang terstruktur dengan baik, argumen-argumen yang sistematis. Filsafat membantu kita untukmengungkapkan apakah kekhususan dari pandangan seseorang,meningkatkan kemampuan kita untuk menjelaskan materi-materiyang sulit, dan membantu kita untuk mengeliminasi ambiguitasdan ketidakjelasan antara apa yang kita tulis dengan apa yang kitaucapkan.

Daya Persuasif. Filsafat menyediakan latihan-latihan dalammengkonstruksi formulasi yang jelas, argumentasi yang baik, dancontoh-contoh. Ia membantu kita mengembangkan kemampuanuntuk meyakinkan seseorang. Kita dapat belajar membangun danmempertahankan pandangan-pandangan kita, mengapresiasiposisi yang bersaing, dan menunjukkan kekuatan untukmenampilan pandangan-andangan alternatif. Kapasitas ini dpatdikembangkan tidak hanya melalui membaca dan menulis dalamfilsafat, tetapi juga melalui dialog filosofis, di dalam dan diluarkelas, yakni melalui pendidikan filosofis.

Keterampilan menulis. Menulis dapat diajarkan secara intensifmelalui kuliah-kuliah filsafat, dan melalui tugas-tugas dalam teksfilsafat. Filsafat mengajarkan interpretive writing melalui teksyang menantang, comparatif writing melalui penekanan padakejujuran pada posisi alternatif, argumentative writing melaluipengembangan kemampuan siswa untuk menyatakan pandangan-pandangannya, dan deskriptive writing melalui gambaran detaildari contoh-contoh konkrit.

19

Page 20: Bab Satu

Kegunaan Filsafat dalam Upaya PendidikanDi samping kegunaan filsafat yang telah diuraikan di atas, filsafatjuga juga berguna dalam upaya pendidikan baik di universitasmaupun pada berbagai kegiatan profesional dan personal, yangdiikuti dengan wisuda. Keguanaan filsafat dalam bidangpendidikan adalah sebagai berikut.

Memahami disiplin ilmu yang satu dengan yang lain.Beberapa pertanyaan penting yang terkait dengan suatudisiplin ilmu adalah tentang hakikat konsep-konsep danhubungannya dengan disiplin ilmu yang lain. Sebagai contohfilsafat ilmu diperlukan sebagai pelengkap pemahaman dariilmu alam dan ilmu-ilmu sosial yang diturunkan dari kerjailmiah itu sendiri. Filsafat literatur dan filsafat sejarahmemiliki nilai yang sama dalam memahami seni. Fislafatjuga sangat esensial dalam mengukur berbagai standar daribukti-bukti yang digunakan oleh disiplin ilmu yang lain.Karena semua bidang pengetahuan menggunakan penalarandan harus memiliki bukti-bukti standar, logika danepistemologi memiliki sangkut paut yang umum padaseluruh bidang tersebut.

Pengembangan Metode Penelitian dan Analisis. Filsafatdalam upaya pendidikan juga memberi kontribusi kepadapeningkatan kapasitas untuk mengemukakan hipotesis,melakukan penelitian, dan meletakan masalah ke dalambentuk yang manageble. Pemikiran-pemikiran filsafatimenekankan dengan kuat kejelasn formulasi ide-ide danpermasalahan, memilih data yang relevan, dan metodeobjektif untuk mengukur ide-ide dan proposal. Ia jugamenekankan pengembangan pikiran dari arah baru yang

20

Page 21: Bab Satu

disarankan oleh hipotesis dan pertanyaan-pertanyaan yangdirumuskan dalam penelitian.

Tugas 2Uraian di atas menunjukkan kegunaan filsafat dalam karierakademis. Fislafat juga memiliki kegunaan dalam karier-kariernonakademik. Uraikanlah kegunaan filsafat dalam karier-kariernonakademik dimaksud. Sertailah dengan contoh uraian anda itu.

1.6. Bidang Kajian filsafat

Filsafat tidak sama benar dengan bidang-bidang studi lain. Ia unikbaik dalam metode maupun hakikat dan keluasan materinya.Filsafat menyangkut pertanyaan dalam setiap dimensi kehidupanmanusia, dan teknik-teknik penerapannya pada berbagaipersoalan pada setiap bidang kajian. Tidak ada definisi singkatyang bisa mengungkapkan kekayaan dan variasi dari filsafat.Filsafat mengembangkan kapasitas untuk melihat dunia dariindividu lain dan budaya lain, ia meningkatkan kemampuanseseorang untuk mempersepsi hubungan antara berbagai bidangstudi, dan kedalaman kesadaran seseorang terhadap makna danvariasi pengalaman manusia. Sebagai suatu studi yang sistematikterhadap isu dan ide-ide, filsafat dapat menguji konsep danpandangan-pandangan yang diturunkan dari sains, seni, agama,politik, atau bidang lainnya. Penilaian filosofis ide-ide dan isu-isudapat mengambil berbagai bentuk, tetapi studi-studi filsafatiseringkali dipusatkan pada makna ide-ide dan basis dasarnya,koherensi, dan hubungannya dengan ide-ide yang lain. Sebagaicontoh, Demokrasi. Apakah demokrasi itu? Apa yangmenjustifikasi bahwa ia merupakan sistem pemerintahan?Dapatkah demokrasi mengijinkan rakyat untuk memilih dirinyasendiri?, dan bagaimana hubungannya dengan kebebasan

21

Page 22: Bab Satu

berpolitik? Misalnya lagi, pengetahuan manusia. Apa hakikatpengetahuan itu? Apa keluasaannya? Apakah kita harus selalupunya bukti untuk mengetahuinya? Apa yang dapat kita ketahuitentang pikiran dan perasaan orang lain? Atau tentang yang akandatang? Apa jenis-jenis pengetahuan itu? Apakah ia mendasar?Jenis-jenis pertanyaan lain juga bisa ditujukan kepada seni,moralitas, agama, ilmu, dan setiap bidang utama aktivitasmanusia. Filsafat mengeksplorasi semua itu. Ia memandangnyasecara mikroskopis dan dari perspektif yang luas dari eksistensimanusia. Secara tradisional bidang filsafat dibagi ke dalam limabidang studi yaitu metafisika (metaphysics), epistemologi(epistemology), etika (ethics), logika (logic), dan sejarah filsafat(history of philosophy).

Metafisika adalah cabang filsafat yang membicarakan hakikatrealitas, apa eksistensi itu, seperti apa eksistensi itu, danbagaimana eksistensi itu tersusun. Dalam metafisika filsuf tertarikpada pertanyaan-pertanyaan seperti: apakah tuhan itu ada?,apakah kebenaran itu? Apa manusia itu? Apa yang membuatmanusia sama sepanjang waktu? Apa dunia itu tersusun darimateri?, apakah manusia memiliki pikiran? Jika ya bagaimanahubungan pikiran dengan raga? Apakah manusia mahluk bebas?Bagaimana terjadinya hubungan sebab akibat?

Epistemologi: Epistemologi adalah studi tentang hakikat danlingkup pengetahuan. Perhatian utama ditujukan kepadapertanyaan apa yang dapat kita ketahui dan bagaimana kita dapatmengetahuinya? Pertanyaan-pertanyaan specifik yang menjadiperhatian epistemologi adalah: Apakah pengetahuan itu? Apakahkita mengetahui segala sesuatu? Bagaimana kita mengetahui apayang kita ketahui? Dapatkah kita menjustifikasi dalam mengklaim

22

Page 23: Bab Satu

untuk mengetahui benda tertentu? Apakah batas pengetahuankita?

Etika. Etika adalah studi tentang tingkah laku atau perbuatanmanusia dalam hubungannya dengan baik dan buruk. Etikamenaruh perhatian kepada apa yang boleh dilakukan dan apayang tidak boleh dilakukan. Pertanyaan besar yang akan dijawabdalam etika adalah apa yang baik itu dan apa yang buruk itu. Jadifilsuf yang menaruh perhatian pada etika akan berusahamenjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah baik itu? Apayang membuat perbuatan atau seseorang itu baik? Apa benar itu?Apa yang membuat perbuatan itu benar? Apakah moralitas ituobjektif atau subjektif?

Logika. Bidang lain yang sangat penting dari bidang telaahfilsafat adalah yang berhubungan dengan metode membedakanpenalaran baik dari penalaran buruk. Logika merupakan studitentang hakikat dan struktur argumen. Mereka yang tertarik padaetika akan berusaha menjawab pertanyaan pertanyaan seperti:Apa yang membangun penalaran baik atau penalaran buruk itu?Bagaimana kita menentukan apakah penalaran yang dikemukakanseseorang baik atau buruk? Pengetahuan tentang logika dapatmembantu kita menilai seberapa baik premis yang kitakembangkan mendukung kesimpulan yang kita bangun. Logikajuga membantu kita dalam menerima atau menolak pandangandalam membangun suatu penalaran. Logika juga membantu kitauntuk mendapatkan argumen bila kita ingin melihat secarasederhanam suatu statemen yang kurang benar, menemukanasumsi-asumsi, dan merumuskan kalim minimum yan harus kitabangun bila kita membukikan pandangan kita.

23

Page 24: Bab Satu

Sejarah Filsafat. Sejarah filsafat adalah studi tentang seluruhperiode perkembangan filsafat, seperti misalnya zaman kuno,zaman pertengahan, zaman modern, abad kesembilan belas,periode abad kedua puluh. Sejarah filsafat berusaha memahamigambaran besar, pengaruhnya pada yang lain, dan pentingnyauntuk isu-isu kontemporer. Sejarah filsafat sering kali dipandangsebagai studi yan terpisah dari filsafat, seperti misalnya padakasus Filsafat Amerika.

Cabang-Cabang Khusus FilsafatDari bidang kajian filsafat secara tradisional di atas berkembanglagi cabang-cabang filsafat yang lebih khusus seperti berikut.

Filsafat Pikiran (Philosophy of Mind). Cabang ini muncul darimetafisika yang menaruh perhatian pada pikiran dan fenomenamental. Filsafat pikiran tidak hanya membahas hubungan antaramental dan fisik, tetapi juga pada konsep-konsep mental yangesensial seperti: kepercayaan, desire, emosi, perasaan, sensasi,kebijaksanaan, personalitas, dan lain-lain.

Filsafat Agama (Philosophy of Religion). Bidang lain yangmenjadi perhatian dari metafisika adalah pemahaman tentagkonsep Tuhan, termasuk keberadaan sgala pengetahuan.

Filsafat Ilmu (Philosophy of Science) Filsafat ilmu merupakanbagian dari epistemology. Filsafat ilmu merupakan studi tentangasumsi, fondasi, dan implikasi ilmu. Secara umum bidang kajianfilsafat ilmu dibedakan atas dua bidang yaitu epistemolgi ilmudan metafisika ilmu. Filsafat ilmu dibagi atas filsafat ilmu alamdan filsafat ilmu social. Masing-masing cabang ini kemudiandibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Misalnya

24

Page 25: Bab Satu

filsafat ilmu alam dibagi menjadi filsafat fisika, filsafat biologi,filsafat matematik, dll. Demikian juga filsafat ilmu social dibagilagi menjadi filsfat ekonomi, filsafat sejarah, filsafat administrasi,dll. Filsuf filsafat ilmu tertarik pada sejarah konsep-konsep danistilah-istilah dan bagaimana kedua itu digunakan dalam ilmu,hubungan antara proposisi dan argument (logika formal),penalaran yang menghubungkan hipotesis dan kesimpulan(metode ilmiah), bagaimana ilmu menjelaskan fenomena alamdan meramalkan terjadinya fenomena (observasi), jenis penalaranyang digunakan untuk sampai kepada kesimpulan ilmiah(deduksi, induksi, dan abduksi); formulasi, lingkup, danketerbatasan pemahaman ilmiah, makna yang harus digunakanuntuk menentukan kapan informasi ilmiah memiliki dukunganyang tepat (objektivitas); dan implikasi dari metode ilmiah danmodel-model, terhadap teknologi yang muncul dari pengetahauanilmiah bagi masyarakat luas (penerapan ilmu).Subbagian Etika. Dari bidang etika muncul beberapa subbidangutama seperti Filsafat Politik (political Philosophy), FilsafatSosial (Social Philosophy), Filsafat hukum (Philosophy of Law),Etika Medis (Medical Ethics), dan Etika Bisnis (Business Ethics).Filsifat politik membahas tentang justifikasi dan keterbatasan-keterbatasan control pemerintah terhadap individu-individu, artidaru kesamaan dimuka hukum, dasar dari kebebasan ekonomi,dan masalah-masalah lain yang berhubungan denganpemerintahan. Filsafat politik juga menguji hakikat dankemungkinan argument bagi berbagai bentuk-bentuk kompetisiorganisasi politik, sperti welfare democracy(kapitalis, sosialis),anarkisme, komunisme, dan fasisme. Filsafat social seringdipandang sebagai gabungan dari filsafat politik dengan masalah-masalah moral dalam dimensi social dalam sekala luas.Diantaranya adalah dasar-dasar compulsory education, thepossible grounds for preferensial treatment of minorities

25

Page 26: Bab Satu

perlakuan terhadap minoritas, hukum perpajakan (the justice oftaxation), batasan-batasan yang tepat bila ada, pada kebebasanberkerasi dalam seni. Fislafat hukum mengeksplorasi topic-topikseperti apakah hukum itu?, apa jenis-jenis hukum yang ada?,bagaimana hubungan hukum dan moralitas, ………….. Etikamedis berhubungan dengan masalah-masalah yang muncul dalamilmu kesehatan dan praktek-praktik kesehatan. Diantaranyastandar yang diterapkan dalam hubungan pasien dan petugaskesehatan, peranyaan-pertanyaan moral yang muncul dariprosedur khusus sperti aborsi, standar rsearch kedokteran, seperticontoh rekayasa genetika, dan percobaan yang menggunakanmanusia sebagai subjek. Etika bisnis berhubungan denganpertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana moral obligation bisakonflik dengan motivasi keuntungan dan bagaimana konflik itudiselesaikan. Topic-topik lain yang juga menjadi perhatian adalahhakikat dan lingkup tanggungjawab social dari perusahan,hukum-hukumnya dalam masyarakat bebas, dan hubungannyadengan institusi lain.

Filsafat Seni (Philosophy of Art (Aesthetics)). Cabang filsafat inimerupakan salah satu cabang yang tertua. Filsafat seni adalahstudi mengenai hakikat seni, meliputi seni rupa, seni lukis, senipatung, dan seni literature. Pertanyaan utama yang berhubungandengan filsafat seni adalah bagaimana kreasi artistik (seni) itudiinterpretasikan dan dinilai, dan bagaimana hubungan senidengan bidang-bidang lain seperti terhadapm kecantikan,moralitas, agama, ilmu, dan unsur-unsur penting lainnya darikehidupan manusia.

Filsafat Bahasa ( Philosophy of Language). Bidang ini merupakan bagian dari epistemology dan metafisika.Ia menyangkut pertanyaan-pertanyaan yang mendalam tentang

26

Page 27: Bab Satu

bahasa seperti misalnya: hakikat suatu makna, hubungan antarakata dan benda, berbagai teori tentang pembelajaran bahasa, dankejelasan antara kegunaan literal dan figuratif dari bahasa. Karenabahasa merupakan hal penting pada hampir semua kegiatanmanusia, filsafat bahasa dapat meningkatkan pemahaman kitaterhadap bidang-bidang akademik maupun aktivitas sehari-hari.

27