Upload
salinee-maya
View
219
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai salah satu program yang langsung berhubungan
dengan peserta didik sudah dirilis sejak tahun 1976 dan diperkuat tahun 1984 dengan
terbitnya SKB 4 Menteri yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri yang diperbaharui pada tahun 2003.
Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat merupakan
hal yang sangat penting dalam mewujudkan peserta didik yang sehat dan cerdas.
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah adalah upaya pendidikan dan
kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, terarah dan bertanggung jawab dalam
menanamkan, menumbuhkan dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari..
Dalam pelaksanaan program UKS selama ini masih dirasakan belum sesuai dengan yang
diharapkan, kegiatan pendidikan kesehatan lebih bersifat pengajaran, penambahan
pengetahuan dan kurang menekankan pada segi praktis yang dapat diaplikasikan pada
kehidupan sehari-hari. Pelayanan kesehatan pada peserta didik meliputi promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan pembinaan lingkungan sekolah sehat lebih ditekankan
pada lingkungan fisik, mental dan sosial. Disamping itu, koordinasi dalam pelaksanaan
program belum terjalin dengan baik pada setiap jenjang Tim Pembina UKS. Oleh karena itu
perlu pemberdayaan Tim Pembina UKS dan Tim Pelaksana dalam rangka memantapkan
pelaksanaan program UKS ke depan.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan Jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Di antara tujuan tersebut terdapat tujuan yang
menyangkut kesehatan baik kesehatan jasmani maupun kesehatan mental sosial, dimana
keduanya sangat mempengaruhi terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI UPAYA KESEHATAN SEKOLAH
Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
peserta didik pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai
SMA/SMK/MA.
Usaha Kesehatan Sekolah atau UKS adalah upaya pendidikan dan kesehatan yang
dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah, dan bertanggung jawab dalam
menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan membimbing untuk menghayati,
menyenangi, dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-
hari (Ahmad Selvia, 2009:1) Sedangkan Menurut Soenarjo, Usaha Kesehatan Sekolah adalah
suatu usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah, dengan sasaran utama
adalah anak-anak sekolah dan lingkungannya. Sedangkan menurut Depdikbud
(1985:7),Usaha Kesehatan Sekolah adalah bagian integral dari system Pendidikan Nasional
yang juga berkaitan dengan system kesehatan Nasional.
2.2 TUJUAN UPAYA KESEHATAN SEKOLAH
Menurut Ahmad Selvia, tujuan UKS adalah untuk meningkat mutu pendidikan dan prestasi
belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat
kesehatan peserta didik maupun warga belajar dan menciptakan lingkungan yang sehat,
sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam
rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
Sedangkan tujuan UKS menurut Depdikbud,adalah sebagai berikut:
a. Tujuan umum
Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta
menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya.
b. Tujuan khusus
Untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik
yang didalamnya mencakup:
1) Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat,
serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah dan di perguruan
agama, di rumah tangga, maupun di lingkungan masyarakat;
2) Sehat, baik dalam arti fisik, mental maupun sosial;
3) Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan
narkotika, obat-obatan berbahaya, alkohol dan rokok.
Berdasarkan kedua pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan UKS adalah
membentuk manusia Indonesia seutuhnya untuk melakukan budaya hidup sehat dalam
lingkungan sekolah pada khususnya dan lingkungan masyarakat untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa.
Tujuan Pembinaan dan Pengembangan UKS
Tujuan pembinaan dan pengembangan UKS adalah agar pengelolaan UKS mulai dari pusat
sampai ke daerah dan sekolah/madrasah dilaksanakan secara terpadu, terarah, intensif,
berkesinambungan sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2.3 Sasaran UKS
Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi:
a. Sasaran Primer : peserta didik
b. Sasaran Sekunder : guru, pamong belajar/ tutor, komite sekolah/orang tua, pengelola
pendidikan dan pengelola kesehatan, serta TP UKS disetiap jenjang
c. Sasaran Tertier : Lembaga pendidikan mulai dari tingkat prasekolah sampai pada sekolah
lanjutan tingkat atas, termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan perguruan agama beserta
lingkungannya.
2.4 Ruang Lingkup Program dan Pembinaan UKS
a. Ruang Lingkup Program UKS
Ruang lingkup UKS adalah ruang lingkup yang tercermin dalam Tiga Program Pokok Usaha
Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS), yaitu sebagai berikut:
1) Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan, yang meliputi aspek:
Pemberian pengetahuan dan keterampilan tentang prinsip-prinsip hidup sehat
Penanaman perilaku/kebiasaan hidup sehat dan daya tangkal pengaruh buruk dari
luar
Pelatihan dan penanaman pola hidup sehat agar dapat diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
2) Penyelenggaraan pelayanan Kesehatan di sekolah antara lain dalam bentuk:
pelayanan kesehatan;
pemeriksaan penjaringan kesehatan peserta didik
pengobatan ringan dan P3K maupun P3P
pencegahan penyakit (imunisasi, PSN, PHBS, PKHS);
penyuluhan kesehatan;
pengawasan warung sekolah dan perbaikan gizi;
pencatatan dan pelaporan tentang keadaan penyakit dan status gizi dan hal lainnya
yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan;
rujukan kesehatan ke Puskesmas;
UKGS
Pemeriksaan berkala.
3) Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat, baik fisik, mental, sosial maupun
lingkungan yang meliputi:
Pelaksanaan 7K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, keamanan, kerinda-
ngan, kekeluargaan );
pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan;
pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah (guru, peserta didik, pegawai
sekolah, komite sekolah dan masyarakat sekitar).
b. Ruang Lingkup Pembinaan UKS
Ruang lingkup pembinaan UKS meliputi:
1) Pendidikan kesehatan;
2) Pelayanan kesehatan;
3) Pemeliharaan lingkungan kehidupan sekolah sehat;
4) Ketenagaan;
5) Sarana prasarana;
6) Penelitian dan pengembangan;
7) Manajemen/organisasi;
8) Monitoring dan evaluasi
Kedudukan UKS di Sekolah
Keberadaan UKS di sekolah sangat besar manfaatnya dalam hal pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan anak usia sekolah, terutama pada aspek status gizi dan kesehatannya
Diffah Hanim dkk, (2005:2). Hal ini disebabkan karena anak-anak usia sekolah tersebut
merupakan kelompok umur yang sangat rawan terhadap masalah gizi dan kesehatan,
disamping populasi mereka juga merupakan kelompok terbesar dari kelompok usia anak
wajib belajar. Sekolah merupakan intitusi yang terorganisir dengan baik dan merupakan
wadah pembentukan karakter dan media yang mampu menanamkan pengertian dan kebiasaan
hidup sehat Bahkan tak jarang, sekolah melalui anak didiknya mampu mempengaruhi
perilaku hidup sehat orang tua anak didik tersebut. Menurut Depdikbud (1985:45), UKS
dilakukan secara intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler adalah
melaksanakan pendidikan pada saat jam pelajaran berlangsung sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Pendidikan ini tidak hanya diberikan pada saat mata pelajaran Pendidikan Jasmani
saja, namun bisa juga secara integratif pada saat mata pelajaran lainnya disampaikan kepada
peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler adalah melaksanakan pendidikan di luar jam pelajaran
yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah. Misalnya, melaksanakan penyuluhan tentang,
gizi, narkoba, dan sebagainya terhadap peserta didik, guru dan orang tua. Melaksanakan
pelatihan UKS bagi peserta didik, guru pembina UKS dan kader kesehatan.Melaksanakan
pendidikan dan kebiasaan hidup bersih melalui program sekolah sehat.
c. Pengertian Sarana dan Prasarana
Sarana mengandung arti sesuatu yang dapat digunakan atau dapat dimanfaatkan.Demikian
juga dengan prasarana yaitu segala sesuatu fasilitas yang melengkapi kebutuhan sarana yang
memiliki sifat permanen atau tidak dapat dipindahkan.Hal ini senada dengan yang
Dikemukakan oleh Agus S. Suryobroto (2004:4).Sarana atau alat adalah segala sesuatu yang
diperlukan dalam pembelajaran jasmani, mudah di bawa, dipindahkan oleh pelakunya atau
siswa.Sedangkan prasarana atau fasilitas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, bersifat permanen atau tidak dapat dipindah-
pindahkan.Menurut Soepartono (2000: 4) prasarana berarti “segala sesuatu yang merupakan
penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha atau pembangunan).”
Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting dari keberhasilan suatu
kegiatan.Semakin lengkap sarana penunjang makin efektif pula suatu kegiatan.Sarana adalah
segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan.
Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama tergeraknya
suatu proses (Depdiknas, 2002:999).
Jadi sarana dan prasana merupakan alat serta penunjang utama tergeraknya suatu proses yang
kemudian nanti akan mencapai tujuan yang ingin tercapainya suatu kegiatan.
2.5 Faktor Pendukung UKS
Untuk mencapai 3 tujuan program pokok UKS, perlu pula dilakukan upaya untuk mendukung
kegiatan UKS di sekolah. Adapun faktor pendukung kegiatan UKS di sekolah menurut
Ahmad Selvia, antara lain yaitu:
a. Pembinaan Ketenagaan
Pengertian ketenagaan meliputi :
Pembinaan teknis guru (guru dan petugas kesehatan)
Pembinaan non teknis (pengelola pendidikan, pengawas sekolah, anggota Tim
Pembina UKS, karyawan sekolah dan sebagainya)
Pembinaan ketenagaan untuk pembinaan teknis dan non teknis meliputi :
1) Peningkatan jumlah (kualitas) dalam kegiatan :
Pendidikan formal untuk tenaga kependidikan.
Pendidikan formal untuk tenaga kesehatan.
Menambah tenaga guru dan pendidikan jasamani dan kesehatan, bimbingan dan
penyuluhan, tenaga puskesmas (medis dan paramedis).
Menambah tenaga disekolah, seperti penjaga sekolah, petugas kebersihan, dan lain-
lain, yang sesuai dengan kebutuhan, dan diusahakan secara bersama-sama dengan
dewan sekolah
Menatar guru yang sudah ada dalam bidang kesehatan sehingga meraka dapat
ditugaskan mengajar pendidikan kesehatan.
2) Peningkatan mutu (kualitas) dalam kegiatan :
Pendidiakan formal
Penataran/kursus singkat.
Forum diskusi
Ceramah.
Rapat Kerja.
Seminar.
Supervisi dan bimbingan teknis.
Studi banding.
b. Pembinaan Sarana Dan Prasarana
Pembinaan sarana dan prasarana untuk pendidikan kesehatan maupun pelayanan kesehatan,
yang mencakup perangkat lunak (antara lain, alat peraga pendidikan kesehatan, alat peraga
pelayanan kesehatan), perlu dilakukan pembakuan.Pembinaan sarana dan prasarana
pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan mencakup hal-hal sebagai berikut.
1) Pengadaan, Misalnya :
Pengadaan buku.
Pengadaan alat peraga.
Pengadaan ruang khusus untuk UKS, beserta perabotannya, alat. kesehatan, bahan
dan obat.
2) Pemeliharaan ini termasuk pengadaan dana untuk pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan, melalui anggaran rutin, anggaran
pembangunan, maupun bantuan lain yang tidak mengikat.
3) Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan
melalui teknologi tepat guna.
2.6. Landasan Hukum
Sebagai suatu kegiatan yang diselenggarakan melalui kerjasama lintas sektoral, landasan
hukum Usaha Kesehatan Sekolah adalah:
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan.
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2011 tentang Peran Gubernur selaku Wakil
Pemerintah Pusat.
SKB Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri
Dalam Negeri Nomor : 1/U/SKB/2003, Nomor : 1067/Menkes/ SKB/VII/2003,
Nomor : MA/230 A/2003, Nomor : 26 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang
Pembinaan dan Pengembangan UKS.
SKB Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri
Dalam Negeri Nomor : 2/P/SKB/2003; Nomor : 1068/Menkes/ SKB/VII/2003;
Nomor : MA/230 B/2003; Nomor : 4415-404 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003
tentang Tim Pembina UKS Pusat.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 1 Tahun 2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2.7 PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN UKS
A. PROGRAM PEMBINAAN PESERTA DIDIK
Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat ksehatan peserta didik dilakukan
upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat (Trias UKS).
1. Pendidikan Kesehatan
a. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Tujuan pendidikan kesehatan ialah agar peserta didik:
1) Memiliki pengetahuan tentang kesehatan,termasuk cara hidup sehat dan teratur;
2) Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat;
3) Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan,
pertolongan, dan perawatan kesehatan;
4) Memiliki perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS);
5) Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit.
6) Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk diluar (narkoba, arus informasi, dan gaya
hidup yang tidak sehat).
B. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan melalui:
1) Kegiatan Kurikuler
Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan pendidikan
pada jam pelajaran. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan sesuai dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) khususnya pada standard isi yang telah diatur dalam Peraturan
Mendiknas nomor 22 tahun 2006 pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.
a) Taman Kanak-kanak/Raudhatuh Athfal
Pelaksanaan pendidikan kesehatan sesuai dengan Garis-garis Besar Program Pengajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, yang diberikan pengenalan,pembangkit
minat,dan penanaman kebiasaan hidup sehat. Materi pendidikan kesehatan mencakup:
(1) Kebersihan dan kesehatan pribadi;
(2) Kebersihan dan kerapihan lingkungan;
(3) Makanan dan minuman sehat.
b) Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan pendidikan
pada jam pelajaran. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan sesuai dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) khususnya pada standard isi yang telah diatur dalam Peraturan
Mendiknas nomor 22 tahun 2006 pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan. Pelaksanaannya diberikan melalui peningkatan pengetahuan penanaman nilai dan
sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan
hal yang berkaitan dengan pemeliharaan,pertolongan dan perawatan kesehatan.
Materi pendidikan kesehatan mencakup:
(1) Menjaga kebersihan diri;
(2) Mengenal pentingnya imunisasi;
(3) Mengenal makanan sehat;
(4) Mengenal bahaya penyakit diare,demam berdarah dan influenza;
(5) Menjaga kebersihan lingkungan (sekolah/madrasah dan rumah);
(6) Membiasakan buang sampah pada tempatnya
(7) Mengenal cara menjaga kebersihan alat reproduksi;
(8) Mengenal bahaya merokok bagi kesehatan;
(9) Mengenal bahaya minuman keras;
(10) Mengenal bahaya narkoba;
(11)Mengenal cara menolak ajakan menggunakan narkoba;
(12) Mengenal cara menolak perlakuan pelecehan seksual
c) Sekolah Menengah Pertama/Madrash Tsanawiyah
Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan pendidikan
pada jam pelajaran. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan sesuai dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) khususnya pada standard isi yang telah diatur dalam Peraturan
Mendiknas nomor 22 tahun 2006 pada mata Pelajaran Pendidikan Jasmani,Olahraga dan
Kesehatan, dimana untuk pendidikan kesehatan pelaksanaanya dilakukan melalui
peningkatan pengetahuan, keterampilan, penanaman kebiasaan hidup sehat, terutama melalui
pemahaman penafsiran konsep-konsep yang berkaitan dengan prinsip hidup sehat.
Materi pendidikan kesehatan mencakup:
(1) Memahami pola makanan sehat;
(2) Memahami perlunya keseimbangan gizi;
(3) Memahami berbagai penyakit menular seksual;
(4) Mengenal bahaya seks bebas;
(5) Memahami berbagai penyakit menular yang bersumber dari lingkungan yang tidak sehat;
(6) Memahami cara menghindari bahaya kebakaran;
(7) Memahami cara menghadapi berbagai bencana alam.
d) Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalu kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan pendidikan
pada jam pelajaran. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan sesuai dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) khususnya pada standard isi yang telah diatur dalam Peraturan
Mendiknas nomor 22 tahun 2006 pada dimata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan,keterampilan,
terutama melalui peningkatan pemahaman dan penafsiran konsep-konsep yang berkaitan
dengan prinsip hidup sehat sehingga mempunyai kemampuan untuk menularkan perilaku
hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Materi pendidikan kesehatan mencakup:
(1) Menganilisis bahaya penggunaan narkoba;
(2) Memahami berbagai peraturan perundangan tentang narkoba;
(3) Menganalisis dampak seks bebas;
(4) Memahami cara menghindari seks bebas;
(5) Memahami bahaya HIV/AIDS;
(6) Memahami cara menghindari penularan seks bebas. Pada sekolah/madrasah kejuruan
yang banyak menggunakan mesin-mesin, peralatan tenaga listrik/elektronika bahan kimia
untuk pelaksanaan praktek dibengkel sekolah/madrasah dapat mengakibatkan resiko atau
bahaya kecelakaan bagi peserta didik. Untuk itu perlu ditanamkan sikap hidup yang selalu
mengutamakan keselamatan kerja. Sehingga pendidikan kesehatan untuk sekolah/madrasah
kejuruan harus ditekankan juga kepada pendidikan keamanan dan keselamatan kerja.
e) Sekolah Luar Biasa
Pendidikan kesehatan pada SDLB, SMPLB, dan SMALB dilaksanakan sesuai dengan
kurikulum, materi, maupun metode pengajarannya disesuaikan dengan kebutuhan,tingkat
kemampuan peserta didik,tingkat kemampuan guru serta situasi dan kondisi sekolah, peserta
didik, sarana dan fasilitas pedidikan yang tersedia.
2) Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada
waktu libur) yang dilakukan di sekolah/madrasah ataupun diluar sekolah/madrasah dengan
tujuan antara lain untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi
upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler mencakup kegiatan
yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan
lingkungan sekolah/madrasah sehat.
a) Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara lain;
Wisata siswa;
Kemah (Persami);
Ceramah, diskusi;
Lomba-lomba;
Bimbingan hidup sehat;
Apotik hidup;
Kebun sekolah;
Kerja bakti;
Majalah dinding;
Pramuka;
Piket sekolah.
Catatan: OSIS mempunyai peranan yang besar dalam pelaksanaan program UKS yang
dilakukan secara ekstrakurikuler di SMP dan SMA. Dalam pelaksanaan program UKS, OSIS
dapat mengamati adanya masalah yang berkaitan dengan kesehatan, melaporkannya kepada
guru pembina OSIS, agar bersama-sama mencari cara penanggulangannya antara lain berupa
kegiatan berdasarkan konsep 7K.
2.8 DOKTER KECIL
Adalah peserta didik yang ikut melaksanakan sebagian usaha pelayanan kesehatan serta
berperan aktif dalam kegiatan kesehatan yang diselenggarakan di sekolah. Peserta didik
yang dapat menjadi dokter kecil telah menduduki kelas IV, V, berprestasi di kelas,
berwatak pemimpin, bertanggungjawab, bersih, berperilaku sehat serta telah mendapat
pelatihan dari petugas puskesmas / Tim Pembina UKS.
Kegiatan yang dilakukan dokter kecil diantaranya :
a. Mengamati kebersihan dan kesehatan pribadi
b. Mengenali penyakit secara awal
c. Pengobatan sederhana
d. Menimbang dan mengukur tinggi
e. Memeriksa ketajaman penglihatan
f. Memeriksa kebersihan gigi
BAB 3
KESIMPULAN
Upaya kesehatan sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan
kesehatan anak usia sekolah dan lingkungan sekolah serta seluruh warga sekolah pada
setiap jalur, jenis, jenjang pendidikan mulai TK/RA sampa SMA/SMK/MA. Tujuan UKS
adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dan derajat kesehatan peserta didik
maupun warga sekolah serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingg memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya. Sasaran UKS adalah peserta didik sekolah / madrasah,
Satuan Pendidikan Luar Sekolah, Guru, pamong Belajar, Pengelola Pendidikan, pengelola
Kesehatan dan masyarakat.Jadi diharapkan bahawa semua pihak menyokong dan
mendukung program upaya kesehatan sekolah agar uks bisa berjalan lancar.
BAB 3
DAFTAR PUSTAKA