Bab v Dekmesin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dek mesin pada kapal

Citation preview

Teknika Kapal Niaga

Teknika Kapal Niaga

Teknika Kapal Niaga

BAB- V

Mesin-Mesin Dek5.1 Umum

Disamping mesin-mesin yang ada dikamar mesin dan dioperasikan oleh awak kapal bagian mesin, dikapal juga terdapat mesin-mesin yang sehari-hari dioperasikan oleh awak kapal bagian dek. Mesin-mesin ini dipasang diluar kamar mesin dan digunakan untuk membantu operasi kapal seperti menaikkan dan menurunkan jangkar, mengemudikan kapal, membongkar dan memuat muatan, menarik tali untuk sandar di dermaga dan lain-lain. Karena dioperasikan oleh awak kapal bagian dek, disebut sebagai mesin-mesin dek. Walaupun mesin-mesin tersebut dioperasikan oleh awak kapal bagian dek, namun jika terjadi kerusakan, adalah tanggungjawab awak kapal bagian mesin. Perawatan yang kecil-kecil seperti memberi atau menambah gemuk memang dilakukan oleh awak kapal bagian dek, namun jika terjadi kerusakan, atau macet, maka awak kapal mesin yang mempunyai kewajiban untuk membetulkannya.Oleh karena itu, awak kapal bagian mesin juga harus memahami mesin-mesin ini, baik cara kerjanya maupun rincian bagian-bagian yang penting. Mesin-mesin dek yang biasanya terdapat dikapal adalah:

1. Mesin Jangkar

2. Mesin Kemudi

3. Mesin Kapstan atau Penarik Tali4. Mesin Derek

5. Bow Thruster / Pendorong Haluan

5.2 Mesin Jangkar (Windlass)

Mesin ini digunakan untuk menurunkan dan menaikkan jangkar yang terpasang di bagian depan atau haluan kapal. Seperti diketahui fungsi jangkar di kapal sangat penting, terutama sewaktu kapal harus berlabuh ditengah laut agar kapal tidak hanyut dan tetap pada posisi yang sudah ditentukan. Mesin ini dapat digerakkan dengan tenaga listrik atau uap (jika kapalnya mempunyai ketel uap induk). Biasanya mesin jangkar mempunyai fungsi ganda, yaitu sekaligus sebagai mesin penarik tali (tros), yang dipakai sewaktu kapal akan sandar di dermaga. Mesin ini sepenuhnya dibawah operasional awak kapal bagian dek, dan biasanya hanya boleh dioperasikan oleh awak kapal yang sudah berpengalaman atau oleh bosun / setang kapal.a. Fungsi dan Prinsip Kerja

Seperti dijelaskan diatas, mesin ini gunanya untuk menurunkan dan menaikkan kembali jangkar kapal. Jangkar kapal dipasang diluar haluan bagian depan, dikiri dan kanan. Masing-masing jangkar diikatkan ke rantai yang sangat panjang, sering mencapai 250 meter, tergantung ukuran dan jenis kapal. Rantai yang sangat panjang dan berat ini disimpan di kamar rantai (chain locker). Lokasi kamar rantai dibawah dek utama paling depan, namun diatas tangki ceruk depan (fore peak tank). Diantara kamar rantai dan jangkar dipasang mesin jangkar yang dipasang diatas dek haluan melalui roda rantai yang mempunyai bentuk khas, sedemikian rupa sehingga rantai jangkar dapat ikut berputar jika roda ini digerakkan oleh motor penggeraknya. Roda rantai inilah yang dapat digerakkan atau diputar oleh mesin jangkar, misalnya oleh motor listrik melalui serangkaian roda-roda gigi sehingga kecepatannya dapat diatur sesuai kebutuhan. Antara roda rantai atau kabel jangkar dengan motor penggeraknya, dipasang kopling (clutch) dan roda yang dapat direm secara manual, yaitu untuk menghentikan putaran roda rantai jika jangkar sudah berada di posisi yang benar didasar laut. Kopling ini dapat dimasukkan ke roda rantai dan bisa dilepas dengan tangan (manual).

Gambar 5.1 Mesin Jangkar

Masing-masing jangkar mempunyai roda rantai sendiri sehingga karena setiap kapal memiliki dua jangkar, maka roda rantainya juga terdapat dua buah, yaitu di kiri dan kanan. Namun mesin jangkarnya cukup satu, yang dapat digunakan baik untuk roda rantai kiri maupun roda rantai kanan. Walaupun disetiap kapal mempunyai dua buah jangkar dan masing-masing diikat dengan rantai tersendiri, namun jarang sekali kapal menggunakan kedua jangkar sekaligus. Jika terpaksa, dan dianggap perlu menggunakan kedua jangkarnya, biasanya dalam keadaan darurat, maka hal demikian dilakukan secara bergantian, yaitu jangkar kiri dulu dijatuhkan (istilah dikapal di lego), baru kemudian jangkar sebelah kanan dijatuhkan. Demikian juga jika akan dinaikkan kembali, caranya adalah satu per satu, tidak dapat sekaligus. Perlu dipahami terlebih dahulu, bahwa sewaktu menurunkan jangkar ke dasar laut, mesin atau motor penggeraknya tidak digunakan. Untuk menurunkan jangkar, jikq semua ikatan jangkarnya sudah dilepas semua, cukup dengan melepaskan kopling dari motor penggerak, dan melonggarkan rem pada roda jangkar. Karena beratnya sendiri, ditambah dengan bobot rantai yang juga berat, jangkar akan jatuh dan meluncur sendiri ke laut. Disini awak kapal bagian dek hanya mengontrol berapa panjang rantai yang sudah turun, dan jika sudah cukup, roda jangkar direm sehingga jangkar tidak turun lebih jauh lagi. Agar jangkar tidak terus jatuh kelaut, dipasang sejenis stopper dialur rantai diatas dek. Stopper ini terpasang diatas lantai dek dan dengan cara memasukkan kait-kaitnya ke lubang rantai, jangkar tidak akan jatuh kelaut lebih dalam.b. Cara kerja dan pengoperasian

Seperti diuraikan diatas, jangkar diturunkan dengan melepas rem roda rantai jangkar dan karena beratnya sendiri jangkar jatuh kelaut. Namun untuk menaikkan kembali, harus menggunakan mesin penggerak. Untuk dapat memutar atau memutar roda rantai jangkar, kopling harus dimasukkan dulu ke roda jangkar kiri atau kanan, tergantung jangkar mana yang sebelumnya dijatuhkan ke laut dan akan diangkat kembali ke kapal.

Sebelum memasukkan kopling ke roda jangkar, harus diperhatikan terlebih dulu cara-cara yang benar, sesuai dengan petunjuk pengoperasian yang diberikan oleh pabrik pembuatnya. Petunjuk pengoperasian ini biasanya terdapat atau ditempelkan pada dinding atau rumah mesin jangkar. Hal ini penting diketahui, disamping pekerjaan dapat dilakukan benar, keselamatan juga lebih terjamin. Walaupun kelihatannya pekerjaan menurunkan atau menaikkan jangkar sederhana dan mudah, namun, jika tidak mengikuti petunjuk yang benar dan sesuai dengan prosedur, dapat berakibat kecelakaan yang mengerikan. Bahkan posisi berdiri operator dan orang-orang lain yang ada disekitar mesin jangkar yang akan dioperasikan, harus diperhatikan agar selalu berada ditempat aman dan tidak berada didekat rantai jangkar dan bagian-bagian lainnya yang berputar.

Gambar 5.2 Mesin Jangkar dan Bagian-bagiannyaSebelum mengoperasikan mesin jangkar, baik menurunkan maupun menaikkan jangkar, harus dipastikan apakah arus listrik untuk motor penggeraknya sudah ada. Caranya adalah dengan melihat lampu di sinyal di kotak starter, jika sudah menyala berarti arus listrik sudah ada, atau mencoba motor dengan menekan tombolnya sebentar. Jika belum, harus segera menghubungi kamar mesin untuk memberikan arus listrik ini. Tetapi jika mesin jangkar digerakkan dengan tenaga uap, maka harus dipastikan uapnya sudah sampai ke mesin jangkar, dan cara ini dapat dilakukan dengan cara membuka katup cerat sehingga dipastikan bahwa uapnya sudah ada. Selanjutnya dilakukan tindakan-tindakan pengamanan dulu, yaitu dipastikan bahwa kopling belum terpasang, stopper rantai masih terpasang, sabuk rem pada roda jangkar dalam keadaan menutup dan tidak ada benda-benda disekitar mesin yang dapat mengganggu kelancaran pekerjaan atau pengoperasian.

Untuk menurunkan jangkar, pastikan apakah ikatan-ikatan pada jangkar sudah dilepas dan jangkar benar-benar bebas dari ikatan. Selanjutnya stopper dan rantai jangkar dalam keadaan bebas dan tidak ikatan-ikatan atau benda asing pada rantai jangkar. Pastikan sekali lagi rem roda jangkar masih terpasang kuat, karena sekarang hanya rem tersebutlah yang masih mengikat jangkar agar jangkar tidak jatuh kelaut. Rem roda jangkar ini hanya bisa dioperasikan secara manual atau tangan. Artinya, untuk melepas atau menekan rem ini harus dilakukan dengan tangan atau manual, melalui handel atau tuas. Selanjutnya laporkan ke anjungan, jangkar siap dilego, dan menunggu aba-aba dari anjungan atau dari Nakhoda. Jika aba-aba diberikan, biasanya dengan aba-aba lego, handel pemutar rem roda jangkar diputar atau dibuka pelan, dan jika roda sudah mulai bergerak, segera putar handel rem dengan cepat, tetapi jangan terlalu besar. Jangkar akan segera meluncur kebawah membawa rantai jangkar yang ujungnya berada didalam kamar rantai jangkar (chain locker). Handel pemutar rem roda jangkar tetap harus dikendalikan. Sementara itu perhatikan tanda-tanda yang terdapat pada rantai jangkar, biasanya dengan cat warna putih, yang menandakan berapa panjang sudah rantai yang ikut turun bersama jangkar. Laporkan ke anjungan setiap menemukan cat warna putih pada rantai. Jika Nakhoda sudah memberi aba-aba stop, maka handel rem segera putar kembali kearah masuk sehingga rem bekerja dan menghentikan laju rantai jangkar. Jika Nakhoda sudah puas dengan panjang rantai yang terbawa jangkar, dan memberi aba-aba selesai, maka rantai jangkar ditambah ikatan dengan memasang stopper dan ikatan-ikatan lain yang perlu. Ini gunanya agar rantai jangkar tidak memanjang akibat tertarik oleh rantai jangkar yang kemungkinan akan merosot atau jatuh sendiri akibat tarikan arus.Untuk menaikkan kembali jangkar, maka prosedur persiapan yang sama seperti sewaktu akan menurunkan jangkat dilakukan lagi, dan faktor keamanan harus sangat diperhatikan. Jika jangkar kiri yang dijatuhkan, maka kopling dari motor penggerak dimasukkan ke roda jangkar sebelah kiri dan pastikan kopling benar-benar terpasang sempurna. Jika aba-aba untuk menaikkan jangkar sudah diberikan (biasanya berupa teriakan hibob), maka tombol motor mesin jangkar ditekan atau handel untuk ini ditarik, sehingga roda jangkar berputar namun dengan arah yang berbeda sewaktu jangkar jatuh. Putaran ini akan membawa rantai jangkar naik dan meluncur masuk kembali le chain locker, dan membawa serta jangkarnya. Mesin jangkar tetap dijalankan sampai jangkar kembali masuk ke sangkar atau posisi dimana jangkar tergantung. Selanjutnya pekerjaan penyimpanan dan pengikatan jangkar yang biasa dilakukan oleh awak kapal bagian dek.Yang perlu diketahui lagi adalah, bahwa mesin penggerak untuk mesin jangkar ini tidak khusus hanya untuk menaikkan jangkar, tetapi biasanya sekaligus digunakan untuk menjadi pemutar tali atau tros kapal, yaitu untuk mengikat kapal di dermaga. Tali atau tros kapal berukuran sekurangnya 5 cm, bahkan ada yang 12 cm, dan dengan panjangnya yang mencapai ratusan meter, untuk menariknya akan sangat berat. Untu itu diperlukan mesin pemutar, yang biasa disebut kapstan. Rincian mengenai hal ini dibahas dibab ini yaitu tentang kapstan di sub bab 5.6

Gambar 5.3 Mesin Jangkar yang digunakan untuk menarik tali/tros kapalc. Perawatan Mesin Jangkar

Perawatan sehari-hari dilakukan oleh awak kapal bagian dek, yaitu dalam hal kebersihan dan pemberian atau penambahan gemuk serta minyak pelumas setiap minggu. Namun untuk melakukan perawatan bagian-bagian mesin lain seperti penggantian sabuk rem, kontaktor-kontaktor listrik dan pemeriksaan kualitas minyak lumas dan penggantiannya, dilakukan oleh awak kapal bagian mesin. Dalam hal keselamatan, yang pertama adalah, seperti yang diuraikan sebelumnya, operator atau orang yang menjalankan mesin jangkar adalah harus awak kapal yang sudah berpengalaman atau awak kapal yang mendapat tugas atau ditunjuk oleh pimpinan kapal.

Gambar 5.4 Mesin Jangkar diatas Dek HaluanPerlu dipahami, sekali lagi disampaikan, bahwa mesin jangkar tidak khusus untuk menaikkan dan/atau menurunkan jangkar saja, tetapi juga untuk menarik dan mengulur tros kapal, sehingga keadaan sekitar dek haluan banyak dipenuhi tali-tali kapal dan alat-alat lain yang mungkin mengganggu jalannya mesin. Jadi, untuk keselamatan, kondisi dek harus selalu diatur agar barang-barang yang ada diatur sehingga tidak mengganggu operasi mesin.5.3 Mesin Kemudi (Steering Engine) Mesin kemudi adalah mesin penggerak daun kemudi yang terletak diburitan kapal, agar kapal dapat dibelokkan kekiri atau kekanan. Biasanya menggunakan sistim tenaga penggerak listrik, mekanis dan hidrolis dan terdiri dua unit terpisah, yaitu :a. Instalasi penggerak daun kemudi atau sehari-hari disebut mesin kemudi yang terdiri dari pompa-pompa minyak lumas dan kwadran serta tabung-tabung yang fungsinya untuk mendorong plunyer, poros daun kemudi dan daun kemudi yang berada diluar kapal serta sejumlah katup-katup pengatur penggerak. Instalasi ini terletak diburitan kapal, diatas daun kemudi, diatas tangki ceruk belakang (after peak tank).b. Telemotor, yang fungsinya untuk mengatur katup-katup penggerak yang bekerja secara otomatis sesuai perintah dari roda kemudi di anjungan sehingga mesin kemudi diburitan bekerja dan daun kemudi dapat digerakkan ke kiri atau ke kanan. Telemotor ini terdiri dari roda kemudi dan pipa-pipa hidrolis yang menghubungkan roda kemudi di anjungan dengan mesin kemudi di buritan kapal.

Disamping mesin kemudi utama, terdapat mesin kemudi darurat yang digunakan jika mesin kemudi macet/tidak berfungsi, baik telemotor maupun instalasi penggeraknya (misalnya jika pompa minyak lumasnya macet) atau tidak ada aliran listrik. Mesin kemudi darurat dapat digerakkan dengan tangan dan harus selalu diperiksa dan dicoba pada waktu-waktu tertentu.5.3.1 Fungsi dan Cara KerjaSalah satu jenis telemotor yang terdapat dikapal adalah sebagaimana terlihat pada gambar 5.4 yang terdiri dari roda kemudi yang dapat digerakkan dengan tangan. Roda kemudi yang digerakkan tangan tersebut akan menggerakkan roda gigi didalam didalam konsole tertutup seperti terlihat digambar. Konsole ini berisi minyak pelumas yang berfungsi sebagai tenaga penggerak hidrolis dan terbagi menjadi dua bagian, yaitu tangki minyak lumas bagian kiri dan kanan. Didalam tangki ini terdapat plunyer yang dapat bergerak keatas dan kebawah, akibat putaran roda gigi yang digerakkan roda kemudi, yang kemudian akan mendorong atau mengalirkan minyak hidrolis ke mesin kemudi. Sistem pengiriman tekanan minyak dari anjungan ke mesin kemudi di buritan disebut telemotor, dan tergantung arah putaran roda kemudi di anjungan, minyak lumas dikirim melalui pipa di kiri atau di kanan roda kemudi. Jika roda diputar kekanan atau searah jarum jam, maka minyak lumas akan terdorong oleh plunyer ditangki kanan sehingga minyak mengalir kekanan. Dorongan minyak lumas akan sampai ke instalasi mesin kemudi diburitan, dan melalui mekanisme yang sudah ditata sedemikian rupa, akan mendorong daun kemudi kearah kanan, sehingga kapal akan berbelok ke kanan. Demikian pula sebaliknya, jika roda kemudi diputar kekiri, maka minyak lumas akan mengalir kearah kiri, dan di buritan, mesin kemudi akan mendorong daun kemudi kekiri.

Diatas konsole biasanya dipasang penunjuk dan/atau kompas, untuk melihat berapa derajat putaran yang sudah dilakukan atau yang diinginkan.

Gambar 5.5 Konsole kemudi di anjungan

Adapun instalasi mesin kemudi diburitan, terdiri dari blok pemutar batang daun kemudi, dimana blok pemutar ini digerakkan oleh plunyer-plunyer dari silinder-silinder yang berisi minyak hidrolis. Gerakan plunyer-plunyer didalam silinder diatur oleh tekanan minyak hidrolis yang dikirim dari anjungan. Jika dari anjungan minyaknya berasal dari silinder sebelah kanan, maka, dengan pengaturan katup-katup tiga arah (three way valve), minyak dari silinder kiri akan mendorong pluner kearah kanan, dan selanjutnya akan memutar batang kemudi kekanan. Sebaliknya jika dari anjungan minyaknya berasal dari silinder kiri, maka, silinder kanan dikamar kemudi akan mendorong plunyer kearah kiri.Untuk dapat memutar batang kemudi, diperlukan daya yang sangat besar, oleh karenanya digunakan pompa hidrolis yang kapasitasnya besar. Agar pompa dapat bekerja terus menerus dan mampu mendorong batang kemudi, digunakan ppmpa dari jenis heleshaw, yang dapat diandalkan dan tahan jika harus bekerja terus menerus selama kapal jalan. Pompa ini mensirkulasikan minyak hidrolis dari tangki ekspansi melalui silinder-silinder yang paling sedikit berjumlah 2 buah, dan kemudian minyaknya kembali ke tangki. Dalam keadaan kemudi diam ditengah, pompa hidrolis hanya mensirkulasikan minyak hidrolis dari tangki kembali ketangki. Namun begitu ada gerakan minyak dari anjungan, apakah kekiri atau ke kanan, maka tekanan minyak dari pompa kealihkan ke salah satu silinder yang akan mendorong plunyer. Hal ini dimungkinkan dengan mengatur katup-katup minyak hidrolis yang akan membuka dan menutup sesuai dengan arah tekanan hidrolis yang diterima.

Jenis lain dari sistem kemudi adalah dengan sistem listrik. Dalam hal ini, arah gerakan untuk memutar daun kemudi dari anjungan memalui kendali listrik, yaitu dengan pengaturan arus-arus searah, yang dapat memutar balik arah putaran motor penggerak batang kemudi. Batang kemudi digerakkan oleh motor listrik yang arah putarannya dapat dibalik, sesuai dengan perintah yang dikirim dari anjungan. Skema pengaturan arus listrik tersebut dapat dilihat di halaman berikut (gambar 5.6).

Gambar 5.6 Mesin Kemudi Hidrolis di Buritan

5.3.2 Bagian-bagian Pokok

Dari uraian tersebut diatas, maka dapat diketahui bagian-bagian pokok instalasi mesin kemudi, yaitu:

a. Telemotor

i. Roda Kemudi di anjungan berfungsi untuk memutar roda gigi atau rack

i. Konsole kemudi yang terdiri dari:

Roda gigi yang menggerakkan plunyer keatas atau kebawah. Jika diputar kekanan, maka plunyer akan bergerak kebawah dan mendorong minyak keluar, sementara itu plunyer kiri akan bergerak keatas, dan sebaliknya.

Tangki minyak hidrolis kiri kanan Batang plunyer yang digerakkan roda gigi dan mendorong minyak b. Mesin Kemudi di buritan yang terdiri:

i. Batang kemudi

ii. Blok batang kemudi, yang akan digerakkan oleh plunyer dan kemudian memutar batang kemudi

iii. Silinder-silinder pendorong,

iv. Pompa Hidrolis, yang berfungsi memompa minyak hidrolis hingga menghasilkan tekanan hidrolis yang cukup kuat untuk mendorong blok batang kemudi kekiri atau kekanan

v. Plunyer

vi. Tangki minyak hidrolis

Mesin Kemudi Listrik.

Selain mesin atau sistem kemudi yang dijalankan secara hidrolis, ada kapal yang menggunakan sistem listrik. Sistem ini menggunakan sistem kontrol untuk menggerakkan daun kemudi yang seluruhnya menggunakan listrik melalui berbagai perangkat listrik dan elektronik sehingga arah gerakan daun kemudi dapat dikontrol dari anjungan.

Ada dua jenis sistem kemudi listrik yaitu mesin kemudi sistem Ward Leonard dan sistem motor tunggal langsung (direct single motor system). Yang paling banyak digunakan adalah sistem Ward Leonard, yang skemanya dapat dlihat pada gambar 5.7 di halaman berikut. Di sistem ini terdapat motor generator yang dihubungkan dengan exciter yang akan memberikan arus medan ke motor, dan dimana exciter ini merupakan salah satu komponen kontrol jaringan bersama dengan komponen lainnya. Dalam keadaan diam, dimana kemudi ada diposisi tengah-tengah, sistem kontrolnya seimbang, tidak ada medan exciter maupun output dari exciter dan generator. Namun jika roda kemudi di anjungan diputar, baik ke kiri maupun ke kanan, maka terjadi ketidak-seimbangan dan kontak rheostat bergerak, akan terjadi tegangan didalam medan exciter dan generator. Selanjutnya generator akan menjalankan motor penggerak daun kemudi ke kiri atau ke kanan sesuai gerakan roda kemudi di anjungan.

Gambar 5.7 Skema Sistem Kemudi ListrikGambar-gambar lain dari bagian sistem kemudi kapal

Gambar 5.8 Jenis-jensi Bagian Mesin Kemudi penggerak daun kemudi

Gambar 5.9 Mesin Kemudi dan bagian-bagiannya

5.3.3 Persyaratan Mesin Kemudi

Mesin kemudi harus memenuhi syarat-syarat sesuai dengan ketentuan yang tercantum didalam SOLAS, yang pada dasarnya adalah:

a. Harus dapat diandalkan dan mampu bekerja terus menerusb. Harus dapat mendorong pemutar batang dan/atau daun kemudi (rudder stock) sebesar 28 derajat kekiri, kembali ke tengah-tengah, kemudian ke kanan dan kembali ke tengah-tengah dalam waktu paling lama atau tidak lebih dari 30 sekon

c. Memiliki sistem kemudi cadangan dan/atau sistem kemudi darurat yang dapat digerakkan dengan tangan. Sistem cadangan ini harus mempunyai kemampuan yang setara dengan mesin kemudi utamanya, namun tidak harus dapat dijalankan atau dikontrol dari anjungan.

d. Mempunyai sistem komunikasi dari kamar mesin kemudi ke anjungan atau ruang kemudi dan ke ruang kontrol di kamar mesin yang dapat diandalkan.Disamping itu, dalam setiap persiapan untuk mengolah gerak kapal, sistem dan mesin kemudi harus diuji / ditest terlebih dulu sesuai prosedur dan dipastikan sistem kemudi serta seluruh unit-unitnya bekerja normal. Pengujian dilakukan bersama antara awak kapal bagian mesin dan awak kapal bagian dek.

Gambar 5.10 Pompa Heleshaw khusus untuk pompa Hidrolis Mesin Kemudi

Perawatan mesin kemudi meliputi:

a. Di ruang kemudi atau dianjungan:

Kebersihan ruangan disekitar roda kemudi

Pemeriksaan jumlah dan kualitas minyak hidrolis

Pemeriksaan kebocoran minyak

Pemberian gemuk dibagian-bagian tertentu, dan lain-lain

b. Di kamar mesin kemudi

Perawatan motor-motor listrik

Sistem hidrolis, termasuk jumlah dan kualitas minyak lumas yang digunakan

Pemeriksaan jumlah dan kualitas minyak hidrolis

Pemeriksaan katup-katup hidrolis

Pemeriksaan kebocoran minyak hidrolis dan lain-lain

5.4 Mesin Penarik Tali (Capstan)

Mesin ini, yang biasanya digerakkan dengan energi listrik, dipasang di bagian buritan kapal untuk mengulur dan menarik tali / tros kapal sewaktu kapal akan sandar atau meninggalkan dermaga. Cara kerjanya sederhana karena hanya terdiri dari motor listrik serta kopling dan roda-roda gigi. Yang jelas, mesin ini harus dapat digerakkan atau diputar dengan arah berlawanan, karena kadang-kadang harus menarik tali, sedangkan dilain waktu harus dapat mengulur tali kapal yang berat.

Gambar 5.11 Sketsa Mesin Kapstan

Walaupun hanya untuk menarik tali kapal yang berukuran besar dan berat, motor penggeraknya harus kuat karena sering sekali tali harus menahan kapal atau menarik kapal agar dapat merapat ke dermaga.

Khusus untuk mesin kapstan yang ditempatkan dibagian haluan kapal, untuk menarik dan mengulur tali kapal tersebut tidak harus dengan menggunakan mesin kapstan khusus. Unit penarik tali ini biasanya disatukan dengan mesin jangkar. Jadi pada mesin jangkar dipasang satu unit pemutar untuk penarik tali, yang dengan sistem kopling, motor penggerak untuk rantai jangkar dapat dipindahkan ke sistem penarik tali. Dan jika akan digunakan untuk jangkar, kopling dipindahkan kembali ke sistem jangkar.Di kapal-kapal besar dan modern, mesin kapstan ini dibuat otomatis, dan dipasang terus menerus selama kapal sandar di dermaga. Akibat kondisi air ditempat kapal sandar yang terpengaruh pasang surut, mengakibatkan tali pengikat kapal terlau kencang atau terlalu kendor sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada lambung. Dengan cara tomatis, jika tali kendor, maka motor penggeraknya akan jalan dan mengencangkan tali tambat kapal. Sebaliknya, jika tali terlalu kencang, maka kapstan ini akan mengendorkan tali. Di halaman berikut gambar mengenai mesin kapstan otomatis yang dipasang di kapal.

Gambar 5.12 Mesin Kapstan Otomatis

Cara pengoperasiannya sangat sederhana dan relatif mudah, hanya dengan menggerakkan handel-handel putaran kiri dan putaran kanan, atau putaran menarik tali dan putaran mengulur tali. Yang penting disini adalah masalah keselamatan orang, karena dalam pengoperasiannya, posisi tali sering tidak terkontrol, dan kemungkinan orang untuk terbelit selalu ada. Sikap hati-hati dan waspada harus selalu diperhatikan.

Untuk itulah harus selalu diingat, orang yang mengoperasikan mesin ini haruslah orang yang sudah berpengalaman dan kompeten atau orang yang khusus diberi tugas untuk itu. Mereka yang baru atau belum mengetahui benar cara kerjanya, dilarang keras menjalankan mesin ini atau mesin-mesin lain yang sejenis.

5.5 Mesin Derek (Winches) Mesin Derek atau mesinpengangkat adalah mesin yang digunakan untuk operasi muatan di pelabuhan dan sepenuhnya dibawah pengoperasian awak kapal bagian dek. Mesin-mesin ini ditempatkan di dek, di depan atau dibelakang mulut palka. Jumlahnya tergantung jumlah palka dan jenis mesin derek, apakah batang pemuatnya bida diputar atau batang pemuatnya tetap. Biasanya mesin derek menggunakan tenaga listrik, yang kadang-kadang dibantu dengan sistem hidrolis (kombinasi elektris dan hidrolis).Jenis-jenis Mesin Derek

Menurut sumber tenaga atau energinya, mesin ini dibagi menjadi mesin uap, motor listrik dan hidrolis. Jenis derek yang menggunakan uap dapat dikatakan sudah tidak ada lagi, adapun jenis listrik, sekarang sering dikombinasikan dengan sistem hidrolis.

Menurut sistem operasinya, mesin derek dibagi menjadi dua jenis, yaitu tunggal dan ganda. Seperti diketahui, walaupun fungsi utama mesin derek adalah mengangkat dan/atau menurunkan barang, tetapi untuk dikapal, tempat atau lokasi dimana barang diangkat, berbeda dengan tempat atau lpokasi dimana barang tersebut harus diturunkan. Karena itu, sesudah diangkat, barang harus dipindahkan ke lokasi penurunan, baru sesudah itu barang diturunkan. Demikian juga sebaliknya. Dalam hal ini, dikapal untuk setiap ruang muatan atau palka, ada yang menggunakan dua mesin derek (ganda), dan ada yang menggunakan satu mesin saja (tunggal).Untuk mesin derek tunggal, terdapat rumah dimana operator menjalankan tugas mengoperasikan mesin ini. Pada sistem ini, rumahnya harus dapat diputar sedemikian rupa, hingga batang muat derek mampu mencapai lokasi pengangkatan dan penurunan barang.

Gambar 5.13 Salah satu mesin derek tunggal dan bagian-bagiannya.

Pada sistem mesin derek ganda, dimana terdapat dua mesin, satu mesin memasang batang-batang muatnya diposisi pengangkatan, sementara mesin yang lain pada posisi penurunan.

Posisi atau lokasi penurunan, tergantung dari jenis operasi muatannya. Jika kapal memuat barang, maka posisi pengangkatan ada disamping kapal atau disisi darat. Sedangkan posisi penurunan diatas ruang muatan dimana barang dimasukkan ke dalam kapal. Demikian juga sebaliknya, jika operasi kapal adalah membongkar muatan, maka posisi pengangkatan diatas ruang muatan, dan posisi penurunan di samping kapal agar barang dapat diturunkan ke dermaga atau tongkang (jika operasi muatan ditengah laut melalui tongkang).Prinsip Kerja dan pengoperasiannya sederhana dan relatif mudah, yaitu hanya menggerakkan handel-handel untuk memutar teromol kawat baja yang digunakan untuk menaikkan dan menurunkan barang.

Gambar 5.14 Batang Muat dan bagian-bagiannya

.

Gambar 5.15 Sistem Penutup Palka Mekanis (Mc Gregor)Arah putaran teromol hanya dua, yaitu kekiri dan/atau ke kanan, dimana jika ke kiri, muatan akan tertarik ke atas, jika ke kanan, muatan akan turun.

Kecuali untuk operasi muatan, mesin derek ini juga sering digunakan untuk membuka dan menutup penutup palka yang menggunakan sistem penutup mekanis. Sistem ini sering disebut sistem Mc GregorDalam banyak hal, yang mengoperasikan derek untuk operasi bongkar muat bukan awak kapal, tetapi petugas khusus dari darat yang ditunjuk oleh perusahaan bongkar muat (PBM). Namun untuk perawatan dan pengawasan operasinya, tetap menjadi tanggungjawab awak kapal.Perawatan mesin derek meliputi: Motor listrik, dibawah pengawasan Ahli Listrik Kapal

Pemeriksaan minyak lumas dan/atau gemuk roda-roda gigi

Kontaktor-kontaktor yang terdapat didalam kotak switch dan kotak kontrol Batang pemuat

Tali atau kawat baja atau sling untuk mengangkat barang

Blok-blok muat, termasuk roda-rodanya, yaitu tempat tali meluncur.

Pemeriksaan kebersihan sekitar mesin dan motornya 5.6 Bow ThrusterBow Thruster adalah mesin pendorong haluan, yang digunakan jika kapal mengolah gerak, terutama sewaktu kapal akan sandar dan/atau meninggalkan dermaga. Tidak semua kapal memiliki mesin ini, karena disamping mahal, perawatannya cukup sulit dan manfaatnya kurang ekonomis.

Bow thruster, seperti namanya, dipasang dibagian haluan kapal, untuk mendorong haluan agar haluan dapat bergerak ke kiri atau ke kanan, tanpa menggunakan kemudi. Ini sangat membantu Nakhoda kapal, terutama jika kapal menggunakan sistem propeler yang dapat diatur kisarnya, yaitu CPP (controllable Pitch Propeller).

Dorongan terhadap haluan kapal ini diperoleh dari putaran propeler yang dipasang didalam terowongan di haluan kapal, dibawah garis air. Misalkan propeler diputar searah jarum jam, propeler didalam terowongan ini akan mendorong air ke kiri, sehingga haluan kapal akan bergerak ke kanan. Demikian juga sebaliknya. Untuk itu, propeler dari bow thruster garus dapat diputar baik searha jarum kam, maupun ke arag sebaliknya. Pengaturan arah putaran dapat diperoleh dengan merubah arah putaran motor penggerak bow thruster, atau dengan sistem CPP (Controllable Pitch Propeller). Dalam sistem ini, yang dirubah adalah posisi daun propeler.

Seperti diketahui, dalam sistem CPP, jika posisi daun propeler netral, motor tetap jalan dan propelerpun tetap berputar, namun tidak ada gaya dorong dari daun propeler. Jika posisi daun propeler dirubah, maka akan terjadi gaya dorong sesuai arah atau posisi daun propeler bow thruster.

Jadi, fungsi Bow Thruster sama seperti propeler dan putarannya dapat diatur ke kiri atau kekanan, sehingga arah dorongan haluan dapat dilakukan sesuai dengan yang dikehendaki. Posisi propelernya didalam terowongan dibagian haluan dan berada didalam air, sedangkan motor penggeraknya, berada didalam kapal. Jadi seperti halnya dengan propeler, agar air laut tidak masuk ke ruangan didalam kapal, harus diberi seal atau penyumbat.

Kerja serta arah putaran propeler Bow Thruster harus dapat dikontrol dari anjungan, melalui sistem telemotor listrik. Perawatannya cukup sulit karena hanya dapat dilakukan diatas dok, sehingga jika terjadi kemacetan, bow thruster tidak dapat difungsikan kecuali kapal harus naik dok dulu.

Gambar 5.16 Bow Thruster

Gambar 5.17 Posisi Bow Thrusterooooooooo00000000000000000oooooooooo

Bow Thruster

Arah dorongan

5.16Direktorat Pembinaan Sekolaj Menengah Kejuruan (2008)

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)5.15