Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB V
PEMBINGKAIAN BERITA DAN REFLEKSI HASIL PENELITIAN
5.1 PEMBINGKAIAN BERITA
5.1.1 Pembingkaian Berita Kompas TV
i. Analisis Pemberitaan Quick Count Pemilihan Presiden 2014
tanggal 9 Juli 2014
Dalam pemberitaan Quick Count Pemilihan Presiden 2014 tanggal 9 Juli
2014 Kompas TV menghadirkan tayangan yaitu Hitung Cepat Kompas yang
dipandu oleh pembawa acara Aiman Witjaksono dan Cindy Sistyarani. Dalam
tayangan tersebut memberikan informasi tentang penghitungan suara quick
count dari data yang diolah oleh Litbang Kompas yaitu lembaga suvei yang
dipakai oleh Kompas TV. Dihadirkan pula beberapa narasumber diantaranya
Yenny Wahid (Puteri dari Gus Dur), Osdar (wartawan senior kompas), dan
Hamzah Haz (wakil presiden ke-9 peride 2001-2004). Yenny mengatakan
bahwa hasil akhir tidak jauh dari Quick Count Kompas. Selain itu juga news
anker memberitakan secara live suasana dan perkembangan dari masing-masing
pasangan calon presiden dan wakil presiden yaitu Prabowo-Hatta dan Jokowi-
Jusuf Kalla. Pemberitaan yang disampaikan oleh reporter Kompas TV yang
mengunjungi kediaman dari masing-masing pasangan capres cawapres. Selain
itu reporter dari Kompas TV juga disebar ke berbagai daerah di Indonesia untuk
memberikan informasi tentang perkembangan dari hasil quick count dari
berbagai daerah.
Pemberitaan Quick Count di Kompas TV mencakup pemberitaan dari
Capres nomor urut satu dan Capres nomor urut dua. Kedua Capres diliput di
kediaman masing-masing dan diwawancari seputar penghitungan cepat dan
perolehan hasil dari masing-masing Capres. Baik dari pasangan nomor urut 1
dan pasangan nomor urut 2, masing-masing diwawancarai dan Kompas TV
memberikan informasi dari kedua pasangan tersebut.
Narasumber yang dihadirkankan pun menjawab pertanyaan-pertanyaan
dari news anker secara universal. Tidak memihak, tidak menjatuhkan salah satu
2
kandidat dari capres dan cawapres. Kompas TV mengemas pemberitaan quick
count tanggal 9 Juli 2014 dengan cara yang berusaha untuk terlihat netral, tidak
memihak kepada salah satu pasangan capres cawapres.
ii. Analisis Pemberitaan Quick Count Pemilian Presiden 2014 tanggal
16 Juli 2014
a. Kompas Siang
Pada Kompas siang 16 Juli 2014, Kompas TV menyiarkan berita terkait
pemberitaan Pemilu Capres 2014 mengenai Jokowi yang datang ke rumah
Megawati, dan Prabowo yang bertemu dengan Muhammadiyah dan Nahdatul
Ulama. Selain itu juga diberitakan mengenai kecurigaan Pemilu Presiden 2014,
pencoblosan ulang yang dilakukan di beberapa daerah di Indonesia.
b. Kompas Petang
Pada Kompas petang 16 Juli 2014, Kompas TV menyiarkan berita
terkait pemberitaan Pemilu Capres 2014 mengenai pencoblosan ulang di
beberapa daerah di Indonesia. Kompas TV menyampaikan berita dengan
membuka mengenai masalah apa saja yang ada sehingga sampai terjadinya
pemungutan suara ulang di beberapa daerah di Indonesia. Dalam berita Kompas
Petang 16 Juli 2014 juga dihadirkan Titi Anggraini (Direktur Ekskutif Perudem)
sebagai narasumber untuk menjelaskan masalah seperti apa yang terjadi
sehingga harus dilakukannya pemungutan suara ulang di beberapa daerah di
Indonesia.
Selain itu Kompas TV juga menugaskan reporter Kompas TV untuk
mewawancarai salah satu saksi dari Capres namun reporter tidak menyebutkan
capres nomor urut satu atau capres nomor urut dua.
3
iii. Analisis Pemberitaan Quick Count Pemilian Presiden 2014 tanggal
21 Juli 2014
a. Kompas Siang
Pada Kompas siang 21 Juli 2014, Kompas TV menyiarkan berita terkait
pemberitaan Pemilu Capres 2014 mengenai buka bersama di Istana Jokowi,
Prabowo dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Berita selanjutnya mengenai pengamanan 22 Juli saat pengumuman dari
KPU pusat. Prabowo-Hatta dan Tim Kampanye Nasional Koalisi merah putih
meminta kepada KPU untuk menghentikan penghitungan suara Pilpres 2014
karena mereka menemukan banyak kecurangan. Tim Jokowi-JK tidak mau
menanggapi hal tersebut, dan berharap agar KPU tetap konsisten dengan jadwal
yang sudah ditetapkan. Tim sukses Prabowo-Hatta berencana untuk
memperkarakan hasil Pilpres ke ranah hukum.
Diberitakan suasana KPU menjelang pengumuman Pilpres bahwa sudah
tercatat 15 Provinsi unggul Prabowo-Hatta yaitu 13.176.384 suara, berselisih
sekitar 900.000 dengan Jokowi-JK yaitu 12.250.000.
b. Kompas Petang
Pada Kompas petang 21 Juli 2014, Kompas TV menyiarkan berita
terkait pemberitaan Pemilu Capres 2014 tentang aksi pemilu damai. Relawan
dari kedua capres dan cawapres kumpul di Bundaran HI Jakarta untuk
menyatakan komitmen dengan hasil dari KPU dengan damai. Para relawan
berkomitmen mendukung siapapun presiden yang terpilih nantinya.
Selain itu Kompas petang juga memberitakan tentang rekapitulasi
pilpres. Pada hari kedua rapat pleno rekapitulasi perolehan suara nasional KPU
menggarap 6 provinsi dalam 6 jam terakhir. Pasangan Prabowo-Hatta unggul di
provinsi Riau dengan selisih tipis 6.800 suara. Jokowi-JK unggul di Jawa
Tengah dengan selisih 6,5 juta suara.
Berita selanjutnya adalah tentang perkembangan rekapitulasi suara.
Sudah ada 22 provinsi yang ditetapkan oleh KPU. Jokowi-JK masih unggul
sekitar 40 juta suara, dan Prabowo-Hatta mendapatkan sekitar 38 juta suara.
4
Perjalanan rekapitulasi tidak berjalan lancar karena banyaknya intrupsi dari para
saksi dan juga Bawaslu sehingga proses rekapitulasi tidak berjalan secepat hari
pertama. KPU menargetkan ada 18 provinsi yang diselesaikan, namun baru 7
provinsi yang sudah selesai. KPU tetap bersikeras tanggal 22 Juli akan
menetapkan siapa yang akan duduk di RI 1 dan RI 2. KPU merencanankan
semuanya 18 provinsi harus selesai pada pukul 12 malam.
5.1.2 Pembingkaian Berita Metro TV
i. Analisis Pemberitaan Quick Count Pemilihan Presiden 2014
tanggal 9 Juli 2014
Pada tanggal 9 Juli 2014 Metro TV menayangkan program acara yaitu
‘Live Event Quick Count Presiden Pilihan Kita’. Acara tersebut dibawakan oleh
News Anker Indra maulana, dan dihadirkan beberapa narasumber yaitu
Burhanuddin Muhtadi selaku Direktur Eksekutif Indikator Indonesia, Eep
Saefulloh selaku pengamat politik, Hasan Hasbi dari Cyrus Netwotk, dan juga
Adjie Alfaraby dari Lingkaran Survei Indonesia
News Anker selalu mengupdate informasi Quick count Pemilu. Saat data
yang sudah masuk sekitar 10,90% dengan perolehan suara pasangan nomor urut
2 memperoleh 56,82% dan pasangan nomor urut 1 memperoleh suara sebesar
43,18%.
Dalam pemberitaan tersebut terjadi tanya jawab antara news anker
dengan narasumber, dan juga news anker dengan reporter yang disebar di
berbagai wilayah. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh news anker
meliputi data masuk yang belum terdistribusi secara merata. Basis-basis wilayah
kekuasaan dari kedua pasangan calon capres dan cawapres. Pertanyaan
mengenai kampanye hitam yang sudah terjadi. pertanyaan mengenai analisa
kondisi politik. Antisipasi yang dilakukan untuk tidak terjadinya kecurangan-
kecurangan. Pertanyaan mengenai anggapan dari kalangan Golkar yang dimana
mantan ketua umum partai golkar ikut bertarung.
Diperilhatkan juga suasana konfrensi pers dari Joko widodo di
Kebagusan. Jokowi menyampaikan terimakasih kepada seluruh masyarakat
5
Indonesia. Jokowi juga mengajak agar semuanya ikut mengawal jalannya hasil
rekapitulasi agar tetap bersih dan jujur.
Masing-masing narasumber menjawab dan mejelaskan sesuai dari
bidangnya masing-masing.masing-masing narasumber memaparkan jawaban
yang ditanyakan oleh news anker.
ii. Analisis Pemberitaan Quick Count Pemilian Presiden 2014 tanggal
16 Juli 2014
a. Metro Siang
Pada Metro Siang 16 Juli 2014, Metro TV menyiarkan berita terkait
pemberitaan Pemilu Capres 2014 mengenai Dugaan kecurangan Pilpres. Di
Sampang Ketapang, Jawa Timur data penghitugan suara untuk pasangan
Jokowi-JK adalah nol dan tidak ada tanda tangan dari saksi baik Prabowo-Hatta
dan Jokowi-JK di C1. Khofifah Indar Parawansa (Ketua Muslimat NU)
menyampaikan 100% data yang ada di DPT hadir, dan 100% memilih.
Nusron Wahid (Tim Sukses Jokowi-JK) berpendapat bahwa hal tersebut
adalah modus, kecurigaan jangan-jangan tidak ada pemilihan atau orang
dimobilisasi datang atau tidak datang, kartu panggilan suara diminta, kemudian
dicoblos oleh 1 atau 2 orang. Tim sukses Jokowi-Jk akan mengangkat masalah
ini di kabupaten, dan melihat reaksi Bawaslu. Nusron menambahkan bahwa
beliau pesimis hal tersebut akan ditindak lanjuti, beliau mengatakan “menang
tidak bermartabat dan tidak berkualitas”.
b. Metro Malam
Pada Metro Malam 16 Juli 2014, Metro TV menyiarkan berita terkait
pemberitaan Pemilu Capres 2014 mengenai Rekapitulasi Medan dan Jakarta
Pusat, dan mengenai masalah di KPU Jakarta Utara Di Medan langsung
terhubung dengan repoter Metro TV Fazilah Khairunnisa yang melaporkan
bahwa rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara di tingkat kota Medan masih
belum berlangsung. Acara dibuka dan dipimpin langsung oleh ketua KPU kota
Medan, dihadiri oleh 21 ketua PPK Kecamatan kota Medan, 2 saksi dari kedua
calon, juga Panwaslu dari kota Medan.
6
Sudah 15 kecamatan yang dibacakan oleh ketua PPK masing-masing,
diantaranya yaitu Medan Kota, Sunggal, Helfetia, Denai, Medan Barat, Medan
Belawang, Medan Maimun, Medan Area, Medan Johor, Medan Malelang,
Medan Labuhan, dan Medan Tembok. Sudah ada 14 kecamatan yang disahkan,
dan ada 1 kecamatan yaitu Medan Helfetia yang belum dapat disahkan dan
ditunda karena adanya selisih dua suara yang lebih disetiap kelurahan yang ada
di Medan Heltefia.
Di Jakarta Pusat, reporter Metro TV Stella Clarissa melaporkan bahwa
8 kecamatan unggul pasanagn Jokowi-JK menang telak di 5 kecamatan, yaitu
gambir, senen, johar baru, kemayoran, dan sawah besar. Di menteng, cempaka
putih, dan tanah abang Jokowi-JK kalah tipis.
Ketua KPU Jakarta Pusat bagaimana perjalanan atau proses dari
menjelaskan rapat pleno hari ada sedikit gangguan karena pasangan nomor urut
satu Prabowo-Hatta menolak berita acara sejak dari tingkat kecamatan bahkan
sampai di tingkat kota.
KPU memastikan tidak ada perubahan data yang dilakukan oleh KPPS.
Ketua KPUD Jakarta Utara Abdul Muin mengatakan rekomendasi Bawaslu
untuk melakukan pencoblosan ulang tidak akan dilakukan oleh pihak KPUD
Jakarta Utara, Ia menilai memang terjadi pelanggaran oleh KPPS dimana
pengurus membuka kotak suara diluar mekanisme yang seharusnya, namun
setelah dikroscek kembali tidak ada perubahan data apapun. Namun pihak
KPUD Jakarta Utara tetap akan memberikan sanksi kepada petugas KPPS yang
terlibat dan tidak akan diikut sertakan dalam pemilu selanjutnya.
7
iii. Analisis Pemberitaan Quick Count Pemilian Presiden 2014 tanggal
21 Juli 2014
a. Metro Siang
Metro Siang 21 Juli 2014 dalam program acara Wideshot sebelum
program tersebut dimulai diawali dengan cuplikan Jokowi mengeluarkan
statment bahwa tidak ada pengerahan massa. “Kita tidak ada pengerahan
massa, kita tidak lagi gunakan atribut kampanye no. 2 dan avatar, tidak
kenakan baju kotak-kotak. Kita kembali ke Indonesia Raya”
News anker membahas tentang penghitungan suara yang sudah
memenuhi 17 provinsi dan akan melihat bagaimana hasil. Adanya hitung-
hitungan lain. Bagaimana hitungan dari provinsi ke provinsi, jumlahnya seperti
apa dan adanya kemungkinan untuk permintaan suara ulang, penundaan
rekapitulasi, mungkinkah hal itu dilakukan. Prabowo bersama dengan tim
koalisi merah putih meminta penundaan rekapitulasi penghitungan suara di
KPU. Prabowo menilai KPU harus menjalankan rekomendasi Bawaslu untuk
pemungutan suara ulang di lebih dari 5000 TPS sebelum menghitung total hasil
perolehan suara capres dalam pilpres.
Klaim ketidakberesan Pilpres dikemukakan capres Prabowo Subianto
didasari laporan-laporan dari tim kampanye Prabowo-Hatta di daerah. Dalam
laporan yang diterima, Prabowo menuding terjadi kecurangan dan manipulasi
hasil rekapitulasi suara.
Tim koalisi merah putih siap membeberkan data-data kecurangan. Tim
Prabowo-Hatta menegaskan akan mengajukan para penyelenggara Pilpres ke
meja hijau jika terus menjalankan proses Pilpres tanpa mengindahkan
peringatan mereka.
Idrus Marham selaku tim sukses Prabowo-Hatta memaparkan bahwa
menurutnya dibalik kecurangan yang mempengaruhi hasil pemilihan presiden
2014. Tim Prabowo-Hatta menyatakan sikap terhadap beberapa kecurangan itu.
Yang pertama adalah meminta kepada KPU pusat yang telah melakukan
rekapitulasi terhadap hasil-hasil Pemilu dari berbagai provinsi untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang telah direkomendasikan oleh Bawaslu
8
dan tim sukses Prabowo-Hatta meminta agar tidak melanjutkan rekapitulasi
penghitungan suara sebelum menyelesaikan masalah-masalah yang ada. KPU
melanjutkan proses rekapitulasi hasil Pilpres meski kubu Prabowo-Hatta telah
meminta KPU untuk menunda pengumuman dan proses rekapitulasi.
Enggartiasto Lukita (timses Jokowi-JK) mengatakan bahwa
penghitungannya sesuai dengan yang diputuskan di KPU. Yunarto Wijaya
(pakar komunikasi politik) mengatakan bahwa Proses rekapitulasi secara
manual tujuannya adalah agar semua pihak bisa mengawasi dengan berbagai
level. Ada di PPS, ada di PPK kabupaten, kota, provinsi. Dan tanggal 22
menetapkan rekapitulasi yang sudah mulai bisa dihitung dari PPS ditetapkan.
Wahidah Sueb (mantan anggota Bawaslu) mengatakan bahwa Ia mengapresiasi
transparansi yang dilakukan oleh KPU, karena dengan begitu masyarakat jadi
tahu karena masyarakat tersaji informasinya. Transparansi ini yang belum ada
di pemilu sebelumnya.
Wahidah Sueb menjelaskan mengenai kemungkinan perubahan hasil
suara jika ada salah satu pihak yang keberatan. Ia mengatakan bahwa ruang
mengoreksi sudah ada di tiap tingkatan.
News Anker menginformasikan bahwa calon presiden Prabowo
Subianto berniat mempidanakan ketua dan komisioner Komisi Pemilihan
Umum (KPU) jika tidak mengulang pemungutan suara di lebih dari 5800 TPS
di Jakarta.
Wahidah Sueb menjelaskan mengenai pertanyaan mungkin atau
tidaknya KPU dan jajarannya dipidanakan, bahwa undang-undang Pilpres UU
42 tahun 2008 menyebutkan ada beberapa pasal pidana yang memungkinkan
untuk dipidanakan. Misalnya untuk rekapitulasi, apabila karena kelalaian
menyebabkan hilangnya atau rusaknya hasil rekapitulasi itu bisa dipidana, tapi
jalur pidana Pemilu bukan pidana umum.
Wahidah Sueb menjelaskan bahwa semua yang sifatnya manipulasi,
baik penghitungan dan rekapitulasi bisa dipidanakan, tapi jalurnya pidana
Pemilu bukan pidana umum.
9
Yunarto Wijaya menjelaskan bahwa sudah diatur di dalam UU 42 pasal
165 yang mengatakan bahwa dimungkinkan untuk dilakukan pemungutan suara
ulang, tetapi 10 hari maksimal setelah pencoblosan dilakukan. Tetapi KPU
memiliki hak untuk menolak ketika tidak ada argumentasi yang cukup kuat. Tim
Prabowo diperbolehkan meminta penundaan dengan logika yang dimiliki, tetapi
KPU juga memiliki hak secara konstitusional apabila dianggap tidak memenuhi
prasyarat untuk meneruskan. Tim dari Prabowo-Hatta menyiapkan 2000
advokat untuk maju membuka hasil Pemilu presiden jika calon yang mereka
usung kalah.
Enggartiasto Lukita menanggapi bahwa mereka mempersiapkan
semuanya sampai dengan ke MK. Mulai data primer, data C1 asli, mereka sudah
kumpulkan, lalu seluruh rekapan berjenjang dari mulai kelurahan, kecamatan,
kabupaten, kota dan provinsi. Tim Jokowi-JK sudah siapkan tim hukum, dan
tim hukum dipimpin oleh Tri Melia Panjaitan dan dari berbagai pengacara.
Relawan pengacara sudah mendaftarkan dan lebih dari 200 pengacara yang
sudah terdaftar.
Yunarto Wijaya mengatakan bahwa ia tidak melihat ada ruang gerak
untuk menunda keputusan. Yunarto Wijaya menambahkan bahwa dirinya tidak
pernah melihat dalam sejarah Pilkada dengan kondisi apapun ada upaya untuk
mengundur penetapan rekapitulasi. Yunarto Wijaya menjelaskan menurutnya
Pemilu kali ini betul-betul mencerminkan demokrasi partisipasi. Semua pihak
terlihat dalam lintas percakapan melalui Pemilu, dan semua berharap ujungnya
damai karena jika berujung dengan damai menurutnya ini Pemilu terbaik dalam
konteks bisa disebut sebagai turunan dari demokrasi partisipasi.
Wahidah Sueb menjelaskan bahwa dalam menjalankan Pemilu harus
selalu berada pada koridor hukum yang ada. KPU telah menyusun jadwal, ada
pertaruhan kredibilitas KPU saat jadwal itu bergeser, KPU tentu akan berusaha
memaksimalkan itu. Jika masing-masing pihak punya bukti yang menunjukkan
bahwa rekapitulasi di tingkat bawah tidak sesuai dengan penghitungan
sebenarnya, siapkan masing-masing bukti untuk bertarung di MK, karena di
MK masih terstruktur dan sistematis.
10
Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa relawan Jokowi-JK sudah
mentaati dan semua sudah memberikan komitmennya untuk taat kepada
permintaan dan perintah dari Jokowi.
Yunarto Wijaya mengatakan bahwa hal tersebut bisa lihat kedewasaan
timses dan kandidat. Jika akan ada pengerahan. Hal tersebut menunjukkan
kandidat dan timses menganggap kompetisi di dalam Pemilu adalah akhir.
Tetapi jika kandidat yang menganggap perayaan tidak perlu berlebihan, kalah
pun harus legowo berarti mereka menganggap bahwa kompetisi itu adalah awal
dari pertarungan yang sesungguhnya. Yunarto Wijaya bahwa dari situ Ia dapat
menilai kandidat mana yang lebih dewasa, timses mana yang lebih dewasa.
b. Metro Petang
Metro Petang 21 Juli 2014 program acara Primetime News yang dipandu
oleh Indra Maulana membahas seputar Pilpres.
Topik pertama KPU akan menetapkan pemenang Pilpres berdasarkan
perolehan suara terbanyak beberapa jam lagi. Hasil perolehan suara sementra
menunjukkan Jokowi-JK masih mengungguli pasangan Prabowo-Hatta. Proses
rekapitulasi sempat diwarnai insiden keterlambatan kedatangan saksi dari
pasangan Prabowo-Hatta.
Reporter Ferry menyampaikan perkembangan proses rekapitulasi di
kantor KPU. Ferry memaparkan bahwa sudah 22 provinsi yang selesai dihitung
dan provinsi terakhir yang selesai dan juga disepakati hasil perolehan suaranya
adalah provinsi Lampung. Suara yang dihitung oleh KPU tahap tingkat nasional
mencapai 80 juta lebih suara. Perolehan suara antara Prabowo Subianto dan juga
Hatta Rajasa jika dibandingkan dengan Joko Widodo dan juga Jusuf Kalla
berbeda selisih 3 juta. Terdapat beberapa provinsi yang jumlah DPTnya cukup
tinggi diantaranya untuk provinsi Sumatera Utara, provinsi Sulawesi Selatan,
dan juga provinsi DKI Jakarta.
News Anker bertanya kepada Ferry mengenai penghitungan dan
pengumuman hasil rekapitulasi akankah dipaksakan atau dilanjutkan esok hari
tanggal 22.
11
Ferry menyampaikan bahwa KPU menargetkan 21 Juli 2014 semua 33
provinsi dibahas rekapitulasi dan bisa selesai maksimal pada pukul 24 atau
pukul 00 WIB. Jika ada provinsi yang belum selesai direkapitulasi atau dibahas
maka akan dilanjutkan besok pagi sebelum diumumkan secara keseluruhan
dengan digabungkan perolehan suara dari rekapitulasi Pemilu luar negeri dan
juga disahkan dengan meminta persetujuan dari masing-masing pasangan calon
presiden dan juga calon wakil presiden serta persetujuan dari Badan Pengawas
Pemilu.
Komisioner KPU Hadar nafis Gumay menyatakan bahwa dalam setiap
event-event besar seperti misalnya pengumuman hasil Pemilu Presiden ini KPU
sudah pasti akan mengundang masing-masing kandidat baik capres cawapres,
namun untuk kehadiran diserahkan kepada masing-masing pasangan karena
bukan suatu kewajiban, jika kedua pasangan tidak dapat hadir maka bisa
diwakili oleh masing-masing saksi.
Prabowo Subianto dalam sejumlah kesempatan sudah mengatakan akan
menghormati hasil Pemilu pada Pilpres saat mendeklarasikan kemenangan versi
hitung cepat 4 lembaga pada 9 Juli lalu. Prabowo juga meminta pendukungnya
untuk menunggu hasil hitung KPU. Dalam wawancara BBC dia mengatakan
bahwa dia telah perpuluh kali mengatakan bahwa dia akan menerima hasil KPU.
Namun sikap Prabowo berubah. Prabowo menuding adanya ketidakberesan
karena KPU dan mempertanyakan proses Pilpres yang digelar.
Komisioner KPU menjelaskan bahwa semua korekomendasi dari
Bawaslu sudah dilakukan termasuk pelaksanaan pemungutan suara ulang di
sejumlah wilayah. Joko Widodo dihadapan ribuan relawannya pada 9 Juli lalu
sudah menyerukan untuk menghormati hasil Pilpres kali ini. Ucapannya
kembali dipertegas dengan meminta pendukung dan relawannya untuk tidak
memenuhi kawasan di depan KPU untuk menghindari potensi bentrokan.
Jelang pengumuman resmi Pilpres yang berlangsung tanggal 22 Juli tim
Prabowo-Hatta berencana mempidanakan KPU. Hal tersebut bisa menjadi
pedang bermata dua bagi Prabowo. Disatu sisi Prabowo dianggap hendak
mencari kebenaran dan keadilan karena seharusnya KPU masih ada waktu
hingga 9 Agustus untuk mengumumkan hasil rekapitulasi, namun sikap
12
Prabowo bisa dianggap manufer politik untuk mengintrupsi kemenangan
Jokowi-JK.
Dimas Oki Nugroho selaku pengamat politik mengatakan bahwa agenda
KPU tanggal 22 sudah ditetapkan. Kenapa Prabowo dengan tim dulu tidak
pernah mempersoalkan ini. Menurutnya hasil rekapitulasi bisa dilihat dari mulai
quick count dari lembaga-lembaga yang punya kredibilitas sampai yang
perhitungan C1 di KPU yang bisa dilihat secara transparan, suara Jokowi cukup
tinggi. Ikrar Nusa Bhakti mengatakan jika ada upaya-upaya untuk menunda
penghitungan suara, alasan-alasannya harus jelas.
Menjelang penetapan hasil Pilpres makin berkembang dinamika politik
dari kubu kandidat yang bertarung. Prabowo-Hatta menyebutkan akan
mempidanakan KPU jika tetap melanjutkan proses rekapitulasi nasional. Refly
Harun mengatakan bahwa Pemilu sudah diatur dalam Undang-Undang Pilpres
dan Undang-Undang Pemilu legislatif. Semua tindak pidana Pemilu
prosedurnya ada Panwaslu atau Bawaslu ke polisi, jaksa, pengadilan, dan lain-
lain.
Taufik Basari selaku tim hukum dari pasangan Jokowi-JK mengatakan
bahwa tim dari Jokowi-JK agak bingung dasar hukumnya apa ketika tim
Prabowo-Hatta meminta tim penundaan rekapitulasi. Ia menilai sudah tepat
apabila KPU tetap melanjutkan rekapitulasi karena memang sudah dijadwalkan
harus selesai tanggal 22 Juli. Taufik Basari mengatakan ada 2 hal, pertama
adalah landasan hukumnya, yang kedua alasannya. Alasan untuk meminta
penundaan.
News Anker sudah melakukan wawancara kepada dengan Firman
Wijaya selaku tim Prabowo-Hatta mengenai tudingan Prabowo yang ingin
memidanakan KPU karena dianggap tidak mengindahkan protes dari Prabowo.
Firman Wijaya menjelaskan ada problem-problem pada perhitungan di
tingkat daerah dan berakhir dengan rekomendasi dari Bawaslu yang meminta
untuk dilakukan pemungutan ulang. Ada dokumen yang terkait dengan Pileg
yang digunakan untuk Pilpres, ada daerah pemilihan yang menggunakan
dokumen Pileg untuk pemilihan presiden, beberapa dokumen termasuk
13
dokumen DPP di beberapa daerah seperti Jakarta. Ia memaparkan di Papua hasil
penghitungannya ada, tetapi menurut saksi-saksi pelaksanaan atau
penyelenggaraan Pemilunya tidak ada.
Taufik Basari menanggapi pernyataan dari Firman Wijaya. Ia
menjelaskan bahwa disetiap tahapan rekapitulasi ada proses-proses yang bisa
diajukan. Jika tidak terdapat titik temu bisa mengisi form keberatan, yang akan
dibawa pada tahapan keatasnya lagi. Taufik Basari mengatakan bahwa Ia tidak
paham apa maksudnya ada dokumen-dokumen Pileg yang dipakai dalam
Pilpres, apakah memang ada ataukah diada-adakan. Ia menyarankan jika ada
permasalahan sampaikan kemudian ditunjukkan apa yang menjadi masalah,
kemudian masalah bisa diselesaikan pada tahapan rapat pleno nanti akan dicari
solusinya. Menanggapi pernyataan Taufik Basari, Firman Wijaya menjelaskan
bahwa KPU harus mendengar dan bekerjasama dengan lembaga-lembaga lain
yang punya fungsi kontrol dan monitoring.
News Anker bertanya kembali kepada Firman Wijaya mengapa tidak
memilih berjuang dulu di rapat pleno. Firman Wijaya mengatakan bahwa
timnya akan perjuangkan. Ia sebagai PH akan menggunakan atau menempuh
jalur-jalur tersebut, tetapi ia juga meminta kepada KPU tidak secara definitif
mematok tanggal 22.
Refly Harun menjelaskan bahwa Pemilu adalah bertahap, berproses.
Selalu dibuat mekanisme komplain penyelesaian persoalan dalam tahapan,
karena Pemilu terkait dengan tahapan-tahapan lainnya. Tahapan penetapan akan
terkait dengan tahapan kapan presiden dan wakil presiden ditetapkan, kemudian
endingnya 20 oktober harus sudah ada pelantikan presiden dan wakil presiden
yang baru. Seharusnya semua pihak baik Kubu Prabowo-Hatta maupun Kubu
Jokowi-JK sudah menggunakan segala instrumennya di dalam tahapan itu,
mereka harus menyadari betul bahwa mereka yang harus aktif proaktif dan
tahapan itu harus diselesaikan secara baik, bukan terakhir-terakhir baru
prosesnya mau dibalikkan kembali. Jika ada masalah yang masif, terstruktur,
dan sistematis tinggal diajukan ke Mahkamah Konstitusi dan pasti menang,
karena mantra MK sepanjang dia masif terstruktur dan sistematis bisa
dimenangkan.
14
News Anker menginformasikan bahwa Jusuf Kalla menyerukan kepada
pendukung dan relawan pasangan Jokowi-JK untuk menjaga suasana kondusif
dalam respon hasil rekapitulasi suara hasil Pilpres. Jusuf kalla menyampaikan
bahwa teman-teman juga relawan tidak perlu berpesta-pesta.
News Anker mengatakan bahwa hasil rekapitulasi provinsi yang telah
direkap secara nasional menempatkan pasangan Jokowi-JK sebagai pendulang
suara terbanyak. News anker bertanya kepada Bima Arya mengenai
tanggapannya melihat perkembangan rekapitulasi yang tengah dilakukan oleh
KPU, pasangan Jokowi-JK unggul. Bima Arya mengatakan bahwa apapun
hasilnya harus dihormati bersama dan sikapi secara bijak. Karena sudah ada
peroses berjalan dalam berbagai tingkatan, mulai dari KPU kota, provinsi, dan
adakn dihitung di tingkat nasional.
News Anker bertanya kepada Bima Arya tanggapan mengenai
pernyataan dari putera Amien Rais yaitu Hanafi Rais yang sudah memberikan
surat terbuka yang mengakui kemenangan perolehan suara Jokowi-JK
berdasarkan pantauan rekapitulasi KPU tingkat provinsi dan mengajak
pendukung Prabowo-Hatta untuk legowo. Bima Arya menjelaskan bahwa
timnya tidak ingin mendahului pernyataan dari Pak Prabowo atau Bung hatta.
Timnya siap menang dan siap kalah.
News Anker meminta tanggapan kepada Bima Arya mengenai tim
Prabowo-Hatta yang lain ada yang menyatakan bahwa ada wacana ingin
merekapitulasi ulang bahkan ada yang ingin memidanakan KPU. Bima Arya
menjelaskan bahwa hal tersebut wajar. Tapi ia memiliki keyakinan bahwa pada
ujungnya semua akan arif dan bijak untuk berfikir jauh ke depan, dan
memperhatikan kepentingan bangsa yang besar diatas kepentingan partai politik
diatas kepentingan kelompok atau bahkan diatas kepentingan individu.
News Anker menanyakan kepada Khofifah upaya dari tim Jokowi-JK
untuk menciptakan suasana yang kondusif. Khofifah selaku juru bicara tim
Jokowi-JK menjelaskan bahwa suasana yang terbangun oleh tim resmi ataukah
oleh relawan terus menerus dilakukan berlapis-lapis dari sebelum kampanye.
Konsolidasi internal sudah dilakukan Jokowi sejak 4 hari yang lalu
menyampaikan bahwa jika melakukan syukuran lakukan di rumah masing-
15
masing atau di kantor masing-masing dan tidak menggerakkan massa,
tanggalkan baju kotak-kotak atau yang berkaitan dengan identitas pasangan
nomor 2. Tim relawan membangun konsolidasi yang sama.
News Anker menanyakan kepada Gun Gun mengenai jaminan yang
diberikan dari kedua kubu. Gun Gun selaku pengamat politik berpendapat
bahwa yang paling penting dilakukan oleh elite adalah memastikan kandidat tim
pemenangannya, relawan, dan segala macam pihak-pihak yang berintegrasi
dalam tim pemenangan untuk tetap berada dalam situasi yang kondusif.
News Anker bertanya ke Khofifah mengenai konklusi yang akan
dilakukan pihak Jokowi-JK agar dapat menyatukan kembali bangsa Indonesia.
Khofifah berpendapat bahwa Jokowi JK sudah membangun komunikasi pasca
Pilpres, yaitu pikiran-pikiran yang terkait dengan bagaimana membangun
bangsa secara bersama-sama bergandengan tangan dan melibatkan seluruh
potensi efektif negeri ini.
16
5.1.3 Pembingkaian Berita TV One
i. Analisis Pemberitaan Quick Count Pemilihan Presiden 2014
Pemberitaan quick di TV One menampilkan pemberitaan tentang pasangan
nomor urut 1 yaitu Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Dalam acara tersebut tersebut
didatangkan narasumber untuk membahas mengenai quick count, salah satunya adalah
Bara Hasibuan. Dalam acara tersebut Bara Hasibuan menyampaikan bahwa kita harus
membangun tradisi politik yang sehat, karena akan terus menggunakan sistem
pemilihan langsung untuk memilih presiden. Ia menambahkan di era kemajuan
teknologi eksimpuls quick count dapat menjadi acuan dalam melihat siapa yang akan
menang. Ia mengingatkan kepada masing-masing pasangan bahwa seharusnya bisa
bersikap arif dan bijaksana.
Salah satu news anker menginformasikan tentang perolehan suara yang didapat,
yaitu dari PUSKAPTIS.
Pasangan Prabowo-Hatta mendapatkan 52,04% yang mengungguli pasangan
Jokowi-JK. Tim pasangan Jokowi-JK, Arya menanggapi. Ia mengatakan bahwa
konfrensi pers yang diadakan oleh pasangan Jokowi-JK bersama Megawati, Surya
Paloh, dan Wiranto adalah bukan sesuatu yang mengada-ada, ada dasar yang digunakan
yaitu dari berbagai survei yang kredibel yang tidak dibuat. Deklarasi adalah sesuatu
yang wajar dalam kaitan mengacu pada hasil quick count dari lembaga-lembaga survei
dan diekspose ke publik. Menurutnya kemenangan Jokowi-JK sudah di tangan dengan
hasil survei yang mereka miliki, yang terekam di rakyat dan yang terekspose dari
berbagai media cetak dan elektronik baik dalam dan luar negeri.
Hadir Husein mewakili musisi yang memberikan pendapatnya mengenai
perbedaan hasil quick count. Husein lebih memilih mendengar langsung hasil dari KPU
nanti. Menurutnya siapapun yang menjadi presiden nanti pasti sudah memiliki program
sendiri untuk mengurai benang kusut yang selama ini ada di Indonesia. Ia berharap
kepada presiden yang terpilih nanti hal tersebut bukan hanya menjadi program, tetapi
akan benar-benar bisa direalisasikan dan menjadi efek untuk menjadi solusi masalah
negara yang sebelumnya. Harapan secara pribadi dan mewakili musisi Indonesia agar
masalah pembajakan di Indonesia dapat teratasi.
17
Prabowo memberikan pernyataan bahwa koalisis merah putih sangat kuat.
Sudah dibuktikan dalam sidang pleno DPR RI yang dipimpin oleh saudara Trio Budi
Santoso, sudah terlihat kekuatan koalisi merah putih.
Kwik Kian Gie menanggapi tentang perbedaan hasil quick count. Ia mengatakan
bahwa publik opini diombang-ambing sejak awal. Opini publik dan media massa
dipakai untuk mempengaruhi dalam perpolitikan dan lembaga survei dijadikan
lembaga-lembaga komersial untuk mencari uang. Ia mengucapkan terimakasih kepada
Prabowo yang ternyata tidak marah akan tetapi menunggu sampai tanggal 22.
Penyebab perbedaan quick count, Kwik Kian Gie menjelaskan bahwa lembaga
survei yang begitu banyak, sejak awal bedanya sudah terlampau banyak sehingga dapat
diketahui lembaga-lembaga survei tidak obyektif atau mempunyaii kepentingan politik
atau dikomersialkan.
Prabowo mengatakan bahwa dari koalisi merah putih telah memantau dan
mengumpulkan keterangan-keterangan yang masuk dari quick count dari berbagai
lembaga survei. Dari lembaga-lembaga survei yang mereka gunakan sebagai acuan, Ia
bersyukur bahwa dari survei keterangan yang masuk menunjukkan bahwa pasangan
nomor urut 1 Prabowo-Hatta mendapat dukungann dan mandat dari rakyat Indonesia.
Prabowo mewakili dari koalisi merah putih menyampaikan terimakasih kepada seluruh
rakyat Indonesia atas kepercayaan yang telah diberikan kepada Prabowo-Hatta dari
koalisi merah putih. Prabowo menjelaskan bahwa timnya menunggu sampai semua data
masuk dan setelah 90% Prabowo meminta kepada seluruh anggota pendukung koalisi
merah putih dan seluruh rakyat Indonesia untuk menjaga dan mengawal kemenangan
sampai perhitungan resmi selasai dari petugas-petugas KPU dan penetapan resmi dari
KPU pusat. Meskipun diunggulkan Prabowo meminta agar pendukungnya tidak
merayakan dengan berlebihan.
Ketua KPU mengatakan bahwa penghitungan suara telah selesai di TPS. KPU
berharap agar semua pihak menempatkan hasil quick count proporsional dengan tetap
mengawal proses rangkaian rekapitulasi sampai nanti penetapan hasil secara nasional.
18
5.1 REFLEKSI HASIL PENELITIAN
Dari hasil analisis berita masing-masing televisi, perlu dianalisa berdasarkan teori
Framing William A. Gamson. Analisis yang akan dilakukan adalah bagaimana cara Metro TV,
Kompas TV, dan TV One membingkai pemberitaan tentang quick count pemilihan presiden
2014
19
Tabel 5.1
Analisa Pembingkaian Berita
ASPEK METRO TV KOMPAS TV TV ONE
Methapors (Perumpamaan atau
Pengandaian)
Prabowo meyakinkan publik
bahwa beliau dan timnya akan
menerima hasil KPU dengan
melontarkan kalimat bahwa
sudah perpuluh kali menyatakan
hal tersebut.
Cathphrases (Frase yang menarik,
kontras, menonjol dalam suatu wacana)
Jokowi adalah kita (masyarakat) Diperlihatkan kedua relawan
bertukar atribut sebagai symbol
perdamaian.
Exemplar (Mengaitkan bingkai dengan
contoh, uraian (bisa teori, perbandingan
yang didapat dari yang memperjelas
bingkai.)
Jokowi-JK memiliki
kemantapan pemilih lebih besar,
hal itu dibuktikan dengan basis-
basis wilayah kekuatan Jokowi
dan hasil dari quick count. Tim
dari Jokowi-JK sudah
melakukan himbauan supaya
tidak ada pengerahan massa. Tim
Jokowi-JK sudah siap bila tim
Prabowo-Hatta ingin membawa
masalah penghitungan suara
kepada hukum.
Litbang Kompas yang
merupakam lembaga survey
yang didirikan oleh Kompas
Tidak memihak diantara kedua
pasangan. Masing-masing
pasangan unggul di 4 lembaga
survey yang mereka jadikan
acuan.
Prabowo-Hatta menang dalam
penghitungan quick count
menurut lembaga surei yang
mereka jadikan acuan. Dan
menurut Prabowo koalisi
merah putih memiliki
kekuatan.
20
Depiction (Penggambaran atau pelukisan
suatu isu yang bersifat konotatif.
Defiction ini umumnya berupa kosa kata,
leksikon untuk melabeli sesuatu.)
Jokowi-JK disebut sebagai “anti
hero”, dan pihak yang berbeda
sendiri penghitungannya
dianggap oleh tim Jokowi-JK
bahwa pihak tersebut ingin
tampil anti mainstream.
Menampilkan presiden SBY
yang mengatakan bahwa
kekalahan itu mulia,
mengucapkan selamat kepada
yang menang itu indah.
Lembaga-lembaga survei
digunakan untuk kepentingan
komersial.
Visual Image (Gambar, grafik, citra yang
mendukung bingkai secara keseluruhan.
Bisa berupa foto, kartun atau grafik untuk
menekankan dan mendukung pesan yang
ingin disampaikan.)
Menampilkan lead pada setiap
berita yang memperlihatkan
bahwa Jokowi lebih unggul
dibandingkan Prabowo-Hatta,
dan lead yang memperlihatkan
bahwa tim dari pasangan
Prabowo-Hatta yang melakukan
kecurangan. Dan gambar-
gambar serta perolehan suara
yang mendukung pasangan
Jokowi-JK.
Menampilkan pemberitaan baik
dari pasangan Prabowo-Hatta
maupun Jokowi-JK dalam
konfrensi pers yang masing-
masing phak menyatakan
bahwa timnya sebagai
pemenang. Diperlihatkan juga
sebaran pemilih baik itu untuk
Praowo-Hatta maupun Jokowi-
JK.
Ditampilkan perolehan suara
yang menampilkan Prabowo-
Hatta menang dari pasangan
Jokowi-JK.
Roots (Analisis klausal atau sebab akibat) Masalah-masalah dalam
penghitungan suara di KPU,
masalah mengenai proses Pilpres
yang terus dilanjutkan tidak
diperkenankan oleh pasangan
Prabowo-Hatta karena
menurutnya ada kecurangan-
kecurangan di dalamnya dan
akan di bawa ke ranah hukum.
Sempat diadakan pemlihan
ulang karena adanya masalah
pada pemilihan seblumnya.
Tim Prabowo-Hatta meminta
untuk menghentikan
penghitungan suara karena
mereka banyak menemukan
kecurangan.
Appeals to principle (Premis dasar, klaim-
klaim moral)
Suara bergeser kepada Jokowi
karena sebelumnya Jokowi
didera kampanye hitam dari
kubu Prabowo. Lembaga survei
boleh salah namun tidak boleh
bohong, penetapan tidak bisa
Perolehan suara antara
Prabowo-Hatta dengan Jokowi-
JK diberitakan. Kompas TV
memiliki lembaga survey yang
didirikan sendiri dengan
Pasangan Prabowo-Hatta
lebih unggul dibandingkan
pasangan Jokowi-JK dengan
menyebutkan lembaga survey
yang menjadi acuan yaitu
PUSKPATIS, JSI, dan
21
diundur karena sudah dinyatakan
waktunya dan hal tersebut
berpengaruh terhadap tatanan
penetapan yang lainnya.
mengambil sampel di 2000
tempat pemungutan suara.
Lembaga Indonesia Research
Consult.
Consequences (Efek atau konsekuensi
bingkai)
Masyarakat, khussnya teman-
teman dari Papua, dan salah satu
warga dari Karanganyar begitu
antusisas menyambut Jokowi-JK
sebagai pasangan Capres dan
Cawapres yang baru.
Persatuan Indonesia lebih
penting dari apapun, siapapun
pemenangnya sudah saatnya
kedua kandidat bersatu.
Sumber : Analisis Data Sekunder Tahun 2015
22
Media memiliki kemampuan untuk mempengaruhi opini publik dan
perilaku masyarakat (Klapper, 1960). Media dianggap memiliki peran sangat
penting dalam mentransmisi dan menstimulasi permasalahan politik (Negrine,
1996). Karena hebatnya pengaruh media massa, sejumlah pihak memanfaatkannya
untuk tujuan-tujuan yang kurang patut, misalnya media massa sangat efektif dalam
strategi ‘pembunuhan karakter’. 1Media yang sangat berpengaruh terhadap
perilaku masyarakat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu media global dan media
lokal. Pembedaan ini didasarkan pada suatu ideologi tertentu. Ideologi ini akan
sangat ditentukan dalam konteks seperti apa media massa tersebut berkembang.
Hiruk pikuk media global maupun lokal telah membawa implikasi sendiri
yang sangat besar bagi dunia politik. Kecurangan politik dapat dengan mudah
diangkat menjadi isu nasional maupun isu global. Kontrol sosial yang dilakukan
oleh media global maupun media lokal memberikan tekanan kepada semua pihak
yang terlibat dalam proses politik untuk bersaing secara fair dan sehat. Informasi
yang dibawa media massa dapat dilihat dan dibaca langsung oleh masyarakat. Hal
ini membuat sikap yang meletakkan media massa di garis depan dalam
pembentukan opini publik jelas merupakan sikap yang efektif dan strategis.
Terdapat kepentingan dan ideologi dibalik informasi yang disebarkan.
Masing-masing sumber berdasarkan versi sendiri-sendiri berusaha meyakinkan
publik bahwa mereka yang paling benar. Karena itu publik menerima informasi
yang sering sekali berkontradiksi satu dengan yang lain. Membanjiri informasi
dalam jumlah besar dan saling kontradiksi ini membuat publik disatu sisi dapat
dengan mudah mencari informasi, namun disisi lain akan menghadapi
kompleksitas yang tinggi dalam mengelolanya. Menjadi sulit untuk membedakan
antara yang benar dengan rumor atau isu, sehingga bisa dikatakan bahwa publik
menjadi korban dari berlebihannya informasi. Disebut korban mengingat bahwa
publik menjadi sangat sulit mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Masing-
masing pihak akan mencoba mengeksploitasi informasi menurut kepentingannya
sendiri. Informasi itulah yang dijejalkan kepada publik. Pemahaman publik akan
suatu peristiwa tidak terjadi secara langsung melalui interaksi dengan peristiwa
1 Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas. (2012). Halaman 19
23
tersebut, melainkan dimediasi oleh informasi yang sudah diolah oleh golongan
tertentu.
Dalam kasus pemberitaan quick count pemilihan presiden 2014 di Kompas
TV, Metro TV, dan TV One masing-masing media membingkai pemberitaannya
sesuai dengan ideologi dari masing-masing media. Media massa seharusnya
bersifat netral dalam pembingkaian berita agar masyarakat dapat benar-benar
melihat pemberitaan yang sebenar-benarnya, dan tidak direkayasa.
Kompas TV yang dimiliki oleh Chairul Tanjung memperlihatkan berita-
berita baik itu dari Prabowo-Hatta dan juga dari Jokowi-JK. Masing-masing capres
diperlihatkan pemberitaan baik buruknya. Dalam penghitungan quick count
Kompas TV mempunyai lembaga hitung sendiri yaitu Litbang Kompas yang
mengambil sampel dari 2000 TPS. Litbang Kompas sendiri merupakan lembaga
yang juga dipakai oleh pasangan Jokowi-JK untuk penghitungan suara. Dalam
pemberitaannya Kompas TV memperlihatkan segala informasi baik dari Prabowo-
Hatta maupun Jokowi-JK. Narasumber yang wawancarai juga ada yang dari tim
Prabowo-Hatta maupun tim Jokowi-JK.
Metro TV membingkai berita mengenai quick count secara keseluruhan
lebih memperlihatkan sisi positif dari pasangan Jokowi-JK dibandingkan dengan
Prabowo-Hatta. Metro TV yang dimiliki oleh Surya Paloh memang mengusung
pasangan capres dan cawapres nomor urut 2 yaitu Jokowi-JK. Dalam setiap
pemberitaan diperlihatkan pernyataan-pernyataan yang menaikan pencitraan
Jokowi-JK dan seolah-olah menjatuhkan pencitraan dari Prabowo-Hatta. Selain itu
dalam pemberitaannya bukan hanya kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh anker,
tetapi juga dari headline pun terlihat sekali Metro TV berada dikubu pasangan
Jokowi-JK misalnya “Penundaan Pengumuman Tidak Ada Gunanya. Pemilu
Sudah Selesai”. Selain itu juga narasumber yang dihadirkan semuanya berada di
pihak Jokowi-JK. Ada narasumber yang didatangkan dari Prabowo-Hatta di acara
yang disiarkan oleh Metro TV, tetapi tidak sebanding dengan banyaknya
narasumber yang didatangkan dari tim Jokowi-JK. Jika dilihat dari penghitungan
quick count sendiri yang ditayangkan oleh Metro TV selalu unggul pasangan
Jokowi-JK dibandingkan Prabowo-Hatta.
24
TV One yang dimiliki oleh Aburizal Bakrie membingkai berita quick count
menonjolkan Prabowo-Hatta dan seolah-olah menjatuhkan pencitraan dari
pasangan Jokowi-JK. Narasumber yang dihadirkan dalam pemberitaannya pun
adalah orang-orang yang mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Dari pasangan
Jokowi-JK ada juga yang dihadirkan namun tidak sebanding dengan narasumber
yang dihadirkan dari pihak Prabowo-Hatta. Jika dilihat dari hasil penghitungan
suara quick count terlihat sangat jelas perbedaan angka yang diumumkan oleh TV
One jika dibandingkan dengan Kompas TV dan Metro TV.
Media massa yaitu Kompas TV, Metro TV dan TV One masing-masing
memiliki cara untuk membingkai berita yang disampaikan kepada khalayak.
Menurut William A. Gamson, analisis framming memiliki perangkat yang
mempengaruhi pembingkaian berita, yaitu perangkat framing (framing device )
yang terdiri dari methapors, yaitu cara memindahkan makna dengan
menggabungkan dua fakta melalui analogi, seperti kiasan : bak, bagai, laksana, dan
sebagainya. Cathphrases, yaitu merupakan bentuk kata, atau frase khas cerminan
fakta yang merujuk pada pemikiran atau semangat sosial tertentu. Dalam wacana
berita, catchphrases biasanya berupa jargon, slogan, atau semboyan. Exemplars,
yaitu mengemas fakta tertentu secara mendalam agar memiliki bobot makna lebih
untuk dijadikan rujukan/ pelajaran, bisa juga menjadi pelengkap dalam wacana
untuk membenarkan suatu perspektif. Depiction, yaitu penggambaran fakta
memakai kata, istilah, kalimat bermakna konotatif, dan bertendensi khusus agar
pemahaman khalayak terarah ke citra tertentu, misalnya gairah, harapan, posisi,
moral, serta perubahan. Visual image, yaitu pemakaian foto, diagram, grafis, tabel,
kartun, dan sejenisnya untuk mengekspresikan kesan, misalnya, perhatian
(penegasan) atau penolakan (kontras), menggunakan huruf yang dibesar kecilkan,
ditebalkan, dimiringkan atau digaris bawahi, serta pemakaian bermacam warna.
Tata letak halaman juga merupakan bagian dari dimensi visual wacana, seperti
lebar kolom, penempatan halaman, dan panjang berita. Selain itu terdapat juga
perangkat penalaran (reasioning devices) diantaranya roots, yaitu analisis kausal
dengan mengedepankan hubungan yang melibatkan suatu objek atau lebih yang
dianggap sebagai sebab terjadinya hal yang lain, digunakan sebagai pemberi alasan
pembenaran dan penyimpulan.. Appeals to principle, yaitu upaya memberikan
alasan pembenaran dengan memakai logika dan prinsip moral untuk mengklaim
25
sebuah kebenaran saat membangun wacana. Yang mempunyai sifat apriori,
dogmatis, simplistik, dan monokausal kadang membuat khalayak tak berdaya
menyanggah isi argumentasi. Cosequences, yaitu berupa efek yang didapati dari
bingkai. Hal ini sejalan dengan penggunaan model framing Gamson dan
Modigliani yang semua perangkat pada analisisnya mengacu pada pandangan
tertentu, dan masing-masing kelompok menarik dukungan publik. Dengan
memperbagus kemasan (package) dari sebuah isu, maka opini publik yang
berkembang mendukung mereka, atau mengindahkan kebenaran versi mereka.
Dari perangkat-perangkat tersebut masing-masing media memperlihatkan
pembingkaiannya. Media yang membingkai pemberitaan mengenai quick count
memiliki tujuan masing-masing. Baik dari Metro TV, Kompas TV, dan TV One.
Metro TV yang mengusung pasangan nomor urut 2 yaitu Jokowi-JK
memperlihatkan pemberitaan-pemberitaan mengenai Jokowi-JK dengan
menonjolkan pencitraannya, misalnya saat Adjie yang merupakan peneliti dari
Lingkaran Survei Indonesia mengatakan bahwa adanya spontanitas dukungan dari
publik secara luas yang melihat adanya sosok capres yang secara personality ataupun
performance dilihat tidak berbeda jauh dengan masyarakat kebanyakan. Metro TV
menghadirkan pemberitaan terkait pasangan nomor urut 1 yaitu Prabowo-Hatta
dengan menonjolkan masalah-masalah yang ada pada pasangan mereka, misalnya
Proses rekapitulasi sempat diwarnai insiden keterlambatan kedatangan saksi dari
pasangan Prabowo-Hatta. TV One membingkai berita dengan menonjolkan
pencitraan dari pasangan Prabowo-Hatta, misalnya saat Kwik Kian Gie
mengucapkan terimakasih kepada Prabowo yang ternyata tidak marah akan tetapi
menunggu sampai tanggal 22. Sedangkan Kompas TV membingkai berita dengan
memberitakan tentang pasangan nomor urut 1 dan pasangan nomor urut 2,
misalnya Pasangan jokowi-JK unggul di Litbang Kompas, Indikator politik,
Saifulmujani Research Center, dan CSIS Cyrus ; Pasangan Prabowo-Hatta unggul
di PUSKAPTIS, LSN, JSI, dan ELC. Wacana media yang dilakukan setiap media
memberikan dampak bagi khalayak dan menimbulkan pendapat sosial.
Misalnya saat khalayak melihat pemberitaan di Metro TV. Metro TV
mengangkat pencitraan Jokowi-JK, apa yang dialami oleh Jokowi-JK yang seolah-
olah merasa dirugikan oleh pasangan capres dan cawapres nomor urut 1,
perkembangan penghitungan suara diberitakan secara gamblang oleh Metro TV.
26
Hal tersebut membuat khalayak memiliki pendapat bahwa Jokowi-JK merupakan
calon pemimpin yang layak untuk bangsa Indonesia, dengan segala pernyataan
yang dibuat. Saat melihat hasil penghitungan suara masyarakat dibuat yakin bahwa
pemimpin Indonesia selanjutnya adalah Jokowi dan Jusuf Kalla.
Saat khalayak melihat pemberitaan di TV One yang memperlihatkan
pemberitaan mengenai Prabowo-Hatta dengan pernyataan-pernyataan yang dibuat
seolah-olah pasangan Prabowo-Hatta berada di pihak yang dirugikan oleh pihak
Jokowi-JK. Informasi mengenai penghitungan hasil suara sementara juga yang
menunjukkan bahwa Prabowo-Hatta unggul dari Jokowi-JK. Khalayak menjadi
melihat dua hasil berbeda yang diberikan. TV One sendiri sempat ditegur oleh KPI
karena dianggap memberikan pemberitaan yang tidak sesai dengan isu yang ada,
sehingga sempat diberhentikan selama beberapa hari dan tidak diperbolehkan
untuk menyiarkan pemberitaan mengenai quick count. Tayangan hasil quick count
yang dilakukan dua tv, TV One dan Metro TV, sempat menimbulkan kebingungan
publik. baik TV One dan Metro TV, menyatakan bahwa jagoannya masing-masing
unggul. Kebingungan ini bisa membuat kegaduhan, karena hasil yang sah adalah
real count yang dikeluarkan oleh KPU. untuk itu maka ada himbauan yang
dikeluarkan untuk tidak menanyangkan kembali hasil quick count, tetapi itu hanya
dilakukan oleh TV One.
Saat khalayak melihat pemberitaan di Kompas TV yang memberitakan baik
pasangan Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK dengan berbagai sudut pandang baik
pencitraan dari Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK, pemberitaan-pemberitaan
miring yang dialami oleh pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, hasil quick
count yang dibuat oleh Kompas sendiri yang diberi nama Litbang Kompas yang
menunjukkan pasangan Jokowi-JK unggul dari Prabowo-Hatta.
Wacana media yang sedemikian banyaknya dari ketiga media tersebut
membuat pendapat umum masyarakat menjadi beragam. Saat melihat pemberitaan
TV One, dan setelah itu melihat Pemberitaan Metro TV, lalu melihat pemberitaan
dari Kompas TV khalayak memiliki pendapatnya masing-masing. Dampak dari
pendapat umum tersebut adanya tindakan yang dilakukan oleh masyarakat.
Pendukung Jokowi-JK melakukan beberapa kali konvoi untuk merayakan
kemenangan hasil quick count Jokowi-JK. Pendukung Prabowo-Hatta juga
27
melakukan konvoi setelah adanya deklarasi dari Prabowo yang menyatakan
kemenangan dari hasil quick count. Hal tersebut merupakan hal yang
mempengaruhi dalam dunia sosial. Antusiasme masyarakat dalam mendukung
pasangan perseiden dan wakil presidennya masing-masing menimbulkasn aksi
yang beragam yang dilakukan para relawan dari kedua pasangan capres dan
cawapres. Masyarakat menjadi tidak bersatu, banyak terjadi perselisihan selama
pemilu berlangsung bahkan sampai pengumuman hasil quick count menuju kepada
penghitungan hasil real count, walaupun ada juga relawan yang ingin bersama-
sama membangun dan mandukung siapapun presiden dan wakil presiden yang
nantinya terpilih.
Gamson menyatakan bahwa lembaga sosial dan elita yang memimpinnya
mampu mendominasi dunia sosial dengan memaksakan frame yang mendukung
kepentingan mereka. Framing yang digunakan oleh masing-masing media
bergantung kepada kepemilikan modal pemilik media tersebut. Cara masing-
masing media memberitakan, membingkai pemberitaannya ditentukan oleh
kepentingan pemilik dari media tersebut.
Media yang saat ini sangat mudah diakses terutama televisi. Media yang
seharusnya bisa memberikan informasi/ berita yang sebenar-benarnya tanpa ada
rekayasa dan keberpihakan terhadap kelompok atau golongan tertentu pada
kenyataannya terdapat beberapa media yang menginformasikan pemberitaan yang
sudah dibuat dengan mementingkan kepentingan kelompok tertentu. Berkaca pada
Kompas TV seharusnya media-media lain terkhusus Metro TV dan TV One
menyajikan berita dengan cara menginformasikan semua hal dalam hal ini
pemberitaan tentang quick count terkait dengan capres dan cawapres baik itu
nomor urut 1 dan nomor urut 2. Bukan memberitakan hanya dari salah satu pihak.
Pihak yang satu ditinggikan dan pihak lain dijatuhkan. Sehingga pada akhirnya
wacana media yang diberikan dapat memberikan pendapat umum yang baik karena
masyarakat dapat menilai sendiri secara keseluruhan mana yang terbaik yang dapat
menjadi capres dan cawapres selanjutnya. Masyarakat juga dapat mengetahui hasil
dari quick count yang sebenar-benarnya tanpa rekayasa demi kepentingan individu,
kelompok, atau golongan tertentu.
28
Menurut Habermas yang berbicara mengenai teori ruang publik atau public
sphere, isi media ditentukan oleh faktor seperti pemilik media, modal, dan
pendapatan media. Dan media menganggap bahwa ada kecenderungan kebebasan
yang sebebas-bebasnya. Media tidak mengenal batasan apapun, mereka
menganggap bebas memberitakan apapun yang pantas untuk dicetak. Melalui teori
tersebut dapat dilihat dari ketiga media yaitu Metro TV, Kompas TV, dan TV One
media mana yang masih mengenal batasan dan media mana yang menganggap
kebebasan yang dimiliki sebagai suatu hal yang tidak memiliki batasan.
Pemberitaan di Metro TV yang mengusung pasangan capres dan cawapres
nomor urut 2 Jokowi-JK dalam pengemasan pemberitaannya terlihat masih
mementingkan faktor-faktor yaitu pemilik media, modal, dan pendapatan media.
Metro TV yang dimiliki oleh Surya Paloh dan mengusung pasangan Jokowi-JK
tidak mengenal batasan apapun. Metro TV memberitakan pemberitaan mengenai
pasangan Jokowi-JK dan juga hasil perolehan penghitungan quick count dengan
sangat gamblang dan mengedepankan persoalan keuntungan dan kepemilikan dari
media tersebut, sehingga apa yang diberitakan adalah sesuatu yang membuat Metro
TV tetap “untung” tanpa memikirkan opini publik.
Kompas TV yang dimiliki oleh Chairul Tanjung mengemas pemberitaan
mengenai pasangan capres dan cawapres baik nomor urut 1 maupun nomor urut 2
secara keseluruhan. Baik dan buruknya semua ditampilkan. Dalam penghitungan
quick count Kompas TV juga memiliki lembaga survei sendiri yang mengambil
sampel dari 2000 TPS yang diberi nama Litbang Kompas. Kompas TV masih
memiliki batasan dalam pemberitaan. Walaupun mungkin kompas TV juga
memiliki kepentingan dalam modal dan pendapatan di medianya namun Kompas
TV juga tidak melupakan opini publik, sehingga dalam pemberitaannya Kompas
TV cenderung bersikap netral agar masyarakat dapat menilai sendiri mana yang
terbaik menurut cara pandang dari masing-masing orang yang melihat pemberitaan
tersebut.
TV One yang dimiliki oleh Aburizal Bakrie yang mengusung pasangan
capres dan cawapres nomor urut 1 Prabowo-Hatta, dalam pengemasan
pemberitaannya terlihat masih mementingkan faktor-faktor yaitu pemilik media,
modal, dan pendapatan media. TV One memberitakan pemberitaan mengenai
29
pasangan Prabowo-Hatta dan juga hasil perolehan penghitungan quick count
dengan sangat gamblang dan mengedepankan persoalan keuntungan dan
kepemilikan dari media tersebut, sehingga apa yang diberitakan adalah sesuatu
yang membuat TV One tetap “untung” tanpa memikirkan opini publik. TV One
memiliki hasil penghitungan suara quick count yang berbeda dengan TV lainnya
khususnya dengan Metro TV dan Kompas TV.
Dari ketiga media tersebut dapat terlihat bahwa Kompas TV adalah TV
yang masih memilik batasan dalam pemberitaan mengenai pemberitaan quick
count pemilihan presiden dan wakil presiden 2014 karena dapat mengesampingkan
kepentingan dari media tersebut dan masih menganggap opini publik itu penting.
Berkaca pada Kompas TV sebaiknya media tetap netral karena pada hakekatnya
media seharusnya dapat menjadi acuan bagi masyarakat yang melihatnya.
Berikut ini merupakan tabel tabel perolehan presentase dari masing-masing
televisi media televisi dari lembaga survei yang dipakai sebagai acuan.
Tabel 5.2
Presentase Hasil Quick Count Metro TV, Kompas TV, dan TV One Sesuai Lembaga
Survei Dari Masing-Masing Med
Sumber : Data Sekunder (Data Video) Diolah Tahun 2015
MEDIA LEMBAGA SURVEI
PRESENTASE HASIL QUICK
COUNT
PRABOWO-
HATTA JOKOWI-JK
Metro TV
Lembaga Indikator Indonesia 47,46% 52,54%
Lingkaran Survei Indonesia 46,6% 53,4%
Litbang Kompas 47,8% 52,1%
Cyrus Network 48,1% 51,9%
CSIS 47,9% 52,0%
SMRC 47,2% 52,8%
Kompas TV Litbang Kompas 47,65% 52,35%
TV One
Jaringan Suara Indonesia 50,16% 47,95%
PUSKAPTIS 52,05% 47,95%
Lembaga Survei Nasional 50,56% 49,44%
Indonesia Research Center 51,11% 38,89%
30