24
Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP BAB V TONASE (TONNAGE) A. Pengertian Tonase Kapal ialah sebuah benda terapung yang digunakan untuk sarana transportasi dan pengangkutan di atas air, baik berupa barang, penumpang, hewan dan lain-lain. Karena fungsinya inilah maka besar kecilnya sebuah kapal tidak saja dinyatakan dalam ukuran-ukuran memanjang atau membujur, melebar atau melintang dan tegak saja, tetapi juga dinyatakan dan dilengkapi pula dengan ukuran-ukuran isi maupun berat. Dengan kata lain, besarnya sebuah kapal tidak saja dinyatakan seperti apa yang kita lihat dalam ukuran fisiknya, tetapi juga dari kemampuan kapal tersebut mengangkut muatan. Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa kapaln tanker dan kapal barang umum dengan daya angkut yang sama akan kelihatan berbeda baik dalam ukuran panjang, lebar maupun dalamnya. Guna dari pada ukuran-ukuran ini ialah untuk mengetahui beasr kecilnya sebuah kapal, besar kecilnya daya angkut kapal tersebut dan sekaligus mengetahui besarnya bea-bea yang harus dikeluarkan, seperti bea pelabuhan, bea sandar, bea terusan dan lain sebagainya. B. Jenis Tonase Tonase sebuah kapal dapat diperinci sebagai berikut : 1. Isi kotor (Gross Tonnage = Bruto Register Ton = BRT) Isi kotor besarnya tertera di dalam sertifikat kapal itu, isi kotor merupakan jumlah dari, - Isi ruangan dibawah geladak ukur dan geladak tonnase atau yang sering kita dengan sebagai geladak jalan terus yang paling atas( upper most continuously deck) - Isi ruangan/tempat-tempat antara geladak kedua dan geladak atas - Isi ruangan-ruangan yang tertutup secara permanent pada geladak atas atau geladak diatasnya. - Isi dari ambang palka ( ½ % dari BRT kapal) Isi atau volume ruangan dibawah geladak ukur mengandung pengertian volume dari ruangan- ruangan yang dibatasi oleh : - Di sebelah atas oleh geladak jalan terus paling atas. - Di sebelah bawah oleh bagian atas dari lajur dasar dalam. - Di sebelah samping oleh bagian sebelah dalam gading-gading.( Lihat lebar tonnase) Di samping itu volume ruangan dibawah geladak ukur termasuk volume dari poros baling- baling atau bentuk-bentuk apendasi lain pada kulit kapal di bawah geladak ukur.

BAB V TONASE (TONNAGE) A. - Selamat Datang di …bp3ipjakarta.ac.id/attachments/article/625/Konstruksi dan...atau bentuk-bentuk apendasi lain pada kulit kapal di bawah geladak ukur

  • Upload
    vucong

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

BAB V

TONASE (TONNAGE)

A. Pengertian Tonase

Kapal ialah sebuah benda terapung yang digunakan untuk sarana transportasi dan pengangkutan di

atas air, baik berupa barang, penumpang, hewan dan lain-lain. Karena fungsinya inilah maka besar

kecilnya sebuah kapal tidak saja dinyatakan dalam ukuran-ukuran memanjang atau membujur, melebar

atau melintang dan tegak saja, tetapi juga dinyatakan dan dilengkapi pula dengan ukuran-ukuran isi

maupun berat. Dengan kata lain, besarnya sebuah kapal tidak saja dinyatakan seperti apa yang kita lihat

dalam ukuran fisiknya, tetapi juga dari kemampuan kapal tersebut mengangkut muatan. Sebagai contoh

dapat dikemukakan bahwa kapaln tanker dan kapal barang umum dengan daya angkut yang sama akan

kelihatan berbeda baik dalam ukuran panjang, lebar maupun dalamnya.

Guna dari pada ukuran-ukuran ini ialah untuk mengetahui beasr kecilnya sebuah kapal, besar

kecilnya daya angkut kapal tersebut dan sekaligus mengetahui besarnya bea-bea yang harus

dikeluarkan, seperti bea pelabuhan, bea sandar, bea terusan dan lain sebagainya.

B. Jenis Tonase

Tonase sebuah kapal dapat diperinci sebagai berikut :

1. Isi kotor (Gross Tonnage = Bruto Register Ton = BRT)

Isi kotor besarnya tertera di dalam sertifikat kapal itu, isi kotor merupakan jumlah dari,

- Isi ruangan dibawah geladak ukur dan geladak tonnase atau yang sering kita dengan sebagai

geladak jalan terus yang paling atas( upper most continuously deck)

- Isi ruangan/tempat-tempat antara geladak kedua dan geladak atas

- Isi ruangan-ruangan yang tertutup secara permanent pada geladak atas atau geladak diatasnya.

- Isi dari ambang palka ( ½ % dari BRT kapal)

Isi atau volume ruangan dibawah geladak ukur mengandung pengertian volume dari ruangan-

ruangan yang dibatasi oleh :

- Di sebelah atas oleh geladak jalan terus paling atas.

- Di sebelah bawah oleh bagian atas dari lajur dasar dalam.

- Di sebelah samping oleh bagian sebelah dalam gading-gading.( Lihat lebar tonnase)

Di samping itu volume ruangan dibawah geladak ukur termasuk volume dari poros baling- baling

atau bentuk-bentuk apendasi lain pada kulit kapal di bawah geladak ukur.

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

13

Isi kotor (GRT atau BRT)merupakan isi dari sebuah kapal dikurangi dengan isi sejumlah ruangan

tertentu yang berfungsi sebagai ruangan untuk keamana kapal. Ruangan- ruangan itu disebut

sebagai ruangan yang dikecualikan (exempted spaces) atau ruangan-ruangan yang dikurangi

(deducted spaces) Dengan kata lain isi kotor sebuah kapal dapat diartikan sebagai isi sebuah kapal

dikurangi dengan ruangan-ruangan yang dikecualikan ,seperti:

- Dasar berganda (double bottom)

- Tangki ceruk depan (fore peak tank)

- Tangki ceruk belakang (after peak tank)

- Deak sheller ( sehller deck)

- Dapur (galley)

- Anjungan (kamar kemudi)= bridge

- Kantor nachcoda (master’s office)

- Ruang kosong diatas kamar mesin, dll.

Isi kotor biasanya diberikan dalam kaki kubik, . Untuk mendapatkan tonnasenya. Maka jumlah

tersebut dibagi dengan 100. Dengan kata lain 1(satu) Register ton= 100 kaki kubik atau 2,83 meter

kubik.

2. Isi bersih (Net tonnage= Netto Register Ton=NRT)

Isi bersih sebuah kapal diperoleh dari isi kotor(BRT) dikurangi dengan isi sejumlah ruangan yang

berfungsii tidak dapat dipakai untuk mengangkut barang dagangan seperti:

- Kamar nachcoda dan kamar anak kapal (master’s and crew accommodation)

- Wc-wc

- Ruangan jangkar (chain locker)

- Kamar radio ( radio station)

- Gudang serang (bos’n store)

- Kamar mesin(propelling machinery spaces) yang meliputi kamar mesinnya sendiri (engine

room),terowongan poros baling-baling (shaf tunnel atau shaft alley), ruang keluar darurat

(espact trunk),ruang untuk tangki harian (daily consumption tank), ruang untuk menyimpan

alat-alat mesin atau suku cadang mesin (engine store), ruang mesin kemudi (steering engine

room) dan ruang untuk bengkel mesin (engine workshop).

Cara pengurangan volume ruang amar mesin dari gs ton untuk mendapatkan net ton disesuaikan

dengan besarnya ruangan kamar mesin tersebut. Perhitungan-perhitungan mengenai ini diatur di

dalam DANUBE RULE.

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

14

3. Isi Tolak (Displaement = berat benaman)

Isi tolak sebuah kapal yang terapung di air ialah berat air yang dipindahkan oleh kapal itu. Dengan

demikian isi tolak sebuah kapal sama dengan jumlah ton air yang dipindahkan atau sama dengan

berat seluruh kapal beserta isinya. Isi tolak merupakan jumlah dari:

- Berat kapal kosong hanya dengan inventaris tatap saja

- Berat muatan

- Berat bahan bakar, air tawar, ballas dan gudang

- Berat perlengkapan dan inventaris tak tetap.

Untuk menghitung volume kapal yang terapung di air laut: kita dapat memakai rumus

L x B x D x Cb dimana

L = panjang kapal

B = lebar kapal

D = dalam/sarat kapal

1 long ton = 1016 kg = 2240 lbs

Bj air laut diambil rata-rata 1,025 dan untuk air tawar = 1,000.

Cb atau block coefficient berkisar antara 0.65 – 0.68.

Contoh :

Kapal yang panjangnya 64 m, maximum lebarnya 10 m, mempunyai sarat kapal kosong (light draft)

0.5 m dan sarat muatan penuh (load draft) 4 m. Block coefficient of fitness 0.6 pada light draft dan 0.75m

pada load draft.

Hitunglah : DWT (Dead Weight Ton) kapal tersebut ?

Light Displacement = L x B x draft x Cb

= 64 x 10 x 0.5 x 0.6

= 192 m³

Load Displacement = L x B x draft x Cb

= 64 x 10 x 4 x 0.75

= 1920 m³

DWT = ( Load Displacement – Light Displacement) x 1.025

= ( 1920 – 192 ) x 1.025

= 1771.2 ton.

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

Isi Tolok

15

4. Bobot mati (DWT = Dead Weight Ton)

Bobot mati atau yang sering disebut sebagai DWT ialah isi Tolok dikurangi dengan berat

kapal kosong dan inventaris tetap saja. Dengan demikian bobot mati dapat diartikan dengan jumlah

jumlah berat muatan, bahan bakar, air tawar, ballast, gudang dan inventaris tidak tetap, sehingga

kapal tenggelam sampai sarat maksimumnya.

Cargo DWT ialah berat muatan yang dapat dimuat/diangkut oleh kapal tersebut. Dengan kata

lain, cargo DWT itu merupakan bobot mati dikurangi dengan bahan bakar, air tawar, ballast,

gudang dan inventaris tak tetap.

- Berat kapal kosong + inventaris tetap

- Berat muatan Cargo DWT

- Berat bahan bakar

- Berat air tawar Bobot mati DWT

- Berat ballast

- Berat gudang

Stowage factor atau faktor pemuatan ialah jumlah meter kubik ruangan yang dipakai untuk

memadatkan 1 ton muatan.

5. Tonase perlengkapan (Equipment tonnage) ialah tonase yang diperlukan oleh Biro klasifikasi untuk

menentukan ukuran dan kekuatan alat-alat labuh, seperti jangkar, rantai jangkar, derek jangkar dan

lain-lain.

6. Tonase tenaga (Power tonnage) ialah berat kapal kotor ditambah PK (tenaga kuda) mesin kapal itu

sendiri (BRT + PK mesin).

7. Berat kapal kosong (Light displacement) ialah berat kapal hanya dengan inventaris tetap saja, tanpa

muatan, bahan bakar, air tawar, ballast dan lain-lain.

8. Isi benaman (Volume of displacement) ialah volume zat cair yang dipindahkan oleh kapal itu

sendiri. Volume = Berat (benda) x Berat jenis.

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

16

Pengaruh berat jenis pada sarat kapal dan kepindahan air :

Pengaruh terhadap kapal bentuk persegi :

Volume baru x Bj baru = Volume lama x Bj lama

Volume baru ÷ Volume lama = Bj lama ÷ Bj baru

Sarat baru Bj. lama

Sarat lama Bj. baru

Contoh :

Sebuah kapal bentuk segi panjang terapung dengan sarat rata-rata = 4.2 meter di pelabuhan

yang B.J. airnya 1.020 kg/m³. Hitunglah sarat rata-ratanya bila kapal tersebut terapung di laut yang

B.J. airnya 1.025 kg/m³.

Sarat baru Bj. lama

Sarat lama Bj. Baru

Sarat baru = B.J. lama x Sarat lama

B.J. baru

Sarat baru = (1.020 ÷ 1.025) x 4.2 m = 4.18 meter.

9. Modified Tonnage

Kapal dengan geladak shelter terbuka mempunyai tonase yang lebih kecil dari pada yang

seharusnya kapal tersebut miliki, sehingga kapal-kapal tersebut tidak dapat dimuati lebih dalam

lagi. Untuk menjamin keselamatan kapal-kapal tersebut, akan lebih baik jika semua geladak

shelternya ditutup rapat sehingga terjadilah perubahan di dalam perhitungan tonasenya. Perhitungan

tonasenya sama dengan pada kapal-kapal yang geladak antaranya tertutup secara permanen atau

yang sering disebut sebagai kapal dengan geladak shelter tertutup. Dengan demikian penambahan

tonasenya akan sama dengan pengurangan tonase sebagai akibat jika geladak shelternya terbuka.

Namun dengan sendirinya lambung bebas kapal tersebut akan bertambah. Dalam hal ini baik tonase

maupun lambung bebasnya dihitung dan diukur seperti kalau geladak kedua, bukan geladak atas

sebagai geladak lambung bebas (freeboard deck).

Kapal-kapal yang tonasenya dirubah seperti ini diberi tanda tonase di kedua lambungnya

untuk menunjukkan kenyataan ini. Modified tonnage tidak secara otomatis diberi, tetapi hanya

diberikan jika pemilik kapal menghendakinya. Sebab tanpa demikian garis muat dan tonasenya

akan diperhitungkan secara normal dimana geladak atas dianggap sebagai lambung bebasnya.

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

17

10. Alternative Tonnage

Sebuah kapal dapat saja memiliki 2 (dua) tonase sebagai alternatif, yaitu full tonnage dan

alternative tonnage, asalkan pemilik kapal menghendakinya. Pada full tonnage, tonase

diperhitungkan secara normal atau biasa dengan geladak atas sebagai geladak lambung bebasnya,

sedangkan pada alternative tonnage lambung bebas diperhitungkan berdasarkan asumsi bahwa

geladak kedua sebagai geladak lambung bebasnya. Tanda tonase ditempatkan pada kedua lambung

kapal untuk menunjukkkan hal ini.

Tanda tonase menunjukkan mana dari kedua tonase ini yang diambil sebagai tonase kapal

tersebut. Jika tanda tonase terendam, kapal dianggap dimuati sampai garis muat maksimumnya dan

tonasenya adalah Full tonnage. Jika tanda tonase berada di atas garis air, kapal tersebut dianggap

memiliki Modified tonnage.

TANDA “MODIFIED TONNAGE” Geladak kedua

305 mm

305 mm

TF

F 381 mm

T

S

W

TANDA “ALTERNATIVE TONNAGE” TF

F

T

229 mm

S

W

Geladak kedua

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

18

BAB VI

KEMUDI (RUDDER)

Tidak dapat disangkal bahwa kemudi memegang peranan yang sangat dalam pelayaran dengan

sebuah kapal. Bahkan ikut menentukan faktor keselamatan sebuah kapal. Sehubungan dengan peranan

kemudi tersebut di atas SOLAS ’74 melalui Peraturan 29 Bagian B Bab 11-1 mengenai perangkat kemudi (

Resolusi A : 210 (VII) ) menyebutkan sebagai berikut :

1. Bagi kapal penumpang dan kapal barang .

a. Kapal-kapal harus dilengkapi dengan perangkat kemudi induk ( utama ) dan perangkat kemudi bantu

yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah.

b. Perangkat kemudi utama harus berkekuatan yang layak dan cukup untuk mengemudikan kapal

pada kecepatan ekonomis maksimum. Perangkat kemudi utama dan poros kemudi harus di

pasang sedemikian rupa sehingga pada kecepatan mundur maksimum tidak mengalami

kerusakan.

c. Perangkat kemudi bantu harus mempunyai kekuatan yang layak dan cukup untuk mengemudikan

kapal pada kecepatan sekedar untuk dapat berlayar dan dipakai dengan segera dalam

keadaan darurat.

d. Kedudukan kemudi yang tepat pada kapal tenaga harus terlihat di stasiun pengemudi utama

( kamar kemudi anjungan )

2. Hanya bagi kapal penumpang .

a. Perangkat kemudi induk harus mampu memutar daun kemudi dari kedudukan 350 di satu sisi

sampai ke kedudukan 350

disisi lain selagi kapal berjalan maju dengan kecepatan ekonomis

maksimum. Daun kemudi harus dapat diputar dari kedudukan 350 disalah satu sisi ke kedudukan

350 disisi yang lain dalam waktu 28 detik pada kecepatan ekonomis maksimum.

b. Perangkat kemudi bantu harus dapat digerakkan dengan tenaga dimana pemerintah

mensyaratkan bahwa garis tengah poros kemudi pada posisi celaga berukuran lebih 9’’ (

228,6 mm ).

c. Jika unit tenaga perangkat kemudi induk dan sambungan – sambungannya di pasang secara

rangkap yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Pemerintah, dan masing – masing

unit tenaga itu dapat membuat perangkat kemudi sesuai dengan syarat – syarat paragraph.

d. Jika pemerintah mensyaratkan suatu poros kemudi yang garis tengahnya pada posisi celaga

lebih dari 9” (228,6 mm) harus dilengkapi dengan stasiun pengemudian pengganti yang

ditempatkan sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan oleh Pemerintah. Sistem-sistem

pengawasan perangkat kemudi jarak jauh dari stasiun pengemudian utama dan stasiun pengemudi

pengganti, harus ditata sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh

Pemerintah, yaitu bahwa dengan macetnya salah satu dari sistem itu tidak akan mengakibatkan

kapal tidak dapat dikemudikan dengan menggunakan sistem lain.

e. Sarana yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh Pemerintah harus dilengkapkan untuk

memungkinkan penyampaian aba-aba dari anjungan ke stasiun pengemudian pengganti.

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

19

3. Hanya untuk kapal Barang

a. Perangkat kemudi bantu harus digerakan dengan tenaga dimana Pemerintah mensyaratkan garis

tengah poros kemudi pada posisi celaga berukuran lebih dari 14”(355 mm)

b. Perangkat kemudi bantu tidak dipersyaratkan dengan ketentuan bahwa unit-unit dan

sambungannya itu yang sedang bekerja secara bersama – sama memenuhi ketentuan sub

paragraf (2) paragraf (a) Peraturan ini.

4. Jenis-jenis Kemudi

a. Kemudi biasa

Ialah kemudi yang seluruh daun kemudinya berada dibelakang poros putar. Yang terdiri

dari pelat tunggal atau anda. Kemudi biasa pelat tunggal konstruksinya terdiri dari pelat tunggal

saja dan pelat ganda, kontruksi daun kemudinya terdiri dari lembaran berganda dimana kedua

ujungnya dihubungkan satu sama lain sehingga didalamnya terbentuk rongga. Kerangka kemudi

biasa dapat terbuat dari baja tempa atau pelat yang di las, kemudi pelat ganda kedua sisinya di

tutupi pelat – pelat sehingga ditengahnya berbentuk rongga.

Kerangka kemudi biasa dapat saja terbuat dari baja tempa, dapat juga dari pelat yang dilas.

Hanya saja pada kemudi biasa pelat ganda, kedua sisinya ditutupi dengan pelat-pelat, sehingga

ditengahnya berbentuk rongga. Banyak kapal-kapal modern memakai daun kemudi jenis ini dan

didisain sedemikian rupa sehingga berbentuk streamline. Kemudi pelat ganda, dapat merupakan

kemudi biasa, dapat juga berbentuk kemudi berimbang atau semi berimbang. Pada kemudi pelat

ganda, permukaan pelat sebelah dalamnya dilapis dengan bitumastic atau jenis bahan pelapis

lainnya. Rongga di dalamnya sering juga diisi dengan busa plastic, bahkan kadang-kadang diisi

dengan minyak bekas sampai ± 75%, dengan maksud agar bagian dalam daun kemudi tetap

terawatt dengan baik.

1. Konstruksi kemudi biasa

Pada umumnya konstruksi kemudi biasa ditandai dengan cirri-ciri tertentu seperti :

- Daun kemudi terletak 100% di belakang poros putarnya.

- Sebagai penguat daun kemudi biasanya diberi kerangka atau rusuk atau lengan kemudi agar

kemudi dapat berfungsi dengan baik dan cukup kuat menahan tekanan dari luar.

- Selalu dilengkapi dengan kokor jantan (pintle) dan kokot betina (gudgeon) agar kemudi

dapat dilepaskan dengan mudah dari linggi kemudi bila diperlukan.

- Susunan kemudi biasa terdiri dari 2 bagian utama, yaitu daun kemudi dan poros kemudi

atas dan bawah yang saling dihubungkan dengan sebuah kopling.

- Pada susunan kemudi biasa terdapat bagian-bagian yang terletak pada sumbu yang sama,

yaitu poros kemudi atas, baut penutup atau pengunci, baut kemudi biasa dan baut cembung

putar (taats).

- Agar daun kemudi pada waktu diputar tidak melewati batas maksimum cikar 35° seperti

yang disyaratkan, maka pada linggi kemudi terdapat Nok kemudi (rudder stops) tepat di

belakang salah satu kokot atasnya.

- Di dalam kopling kemudi terdapat baji yang gunanya untuk menahan dan membantu baut-

baut kopling, dengan sendirinya membantu memperkuat berputarnya kopling. Dengan

adanya kopling daun kemudi bias dilepas bila diperlukan.

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

20

Umumnya daun kemudi dilepas bila daun kemudi mengalami kerusakan atau pecah dan bila

pelat cembung putar mengalami keausan. Ausnya pelat cembung putar dapat diketahui dari

membesarnya jarak antara kedua kokot atas dan bawah. Jarak normalnya antara 15-25 mm.

Bagian atas dari pelat cembung putar ini, berbentuk cembung yang terbuat dari bahan yang

keras sekali, agar dapat menahan gesekan antara baut dan pelat cembung putar bila kemudi

disimpangkan. Hal ini disebabkan karena pelat cembung putar ini berfungsi sebagai tempat

tumpuhan kemudi (titik dukung kemudi) dan sebagai pelancar berputarnya daun kemudi di

anjungan.

2. Cara mengganti daun kemudi di Dock

- Kemudi dicikar ke kiri atau ke kanan kemudian ditahan dengan takal di lambung kapal.

- Baut dan flens kopling dibuka/dilepas.

- Kwadran kemudi dilepas atau diangkat dan diganjal dengan kayu.

- Baji dibuka.

- Baut-baut kemudi dan baut penutup dibuka/dilepas.

- Kencangkan tali pada balok penahan.

- Daun kemudi didorong dari bawah, sabelumnya kemudi dicikar sebaliknya. Mendorong dari

bawah ini maksudnya agar pelat cembung putar terlepas, lalu baut cembung putarnya

dibuka.

Bila kita hendak melepaskan pelat cembung putar saja, tidak perlu daun kemudi diangkat.

Melepas pelat cembung putar dapat dilakukan dengan mendorong ke atas memakai baut

kecil melalui lobang di bawah pelat tersebut. Diameter lobang antara 1 – 1½ inchi.

b. Kemudi berimbang

Kemudi berimbang ialah kemudi yang daun kemudinya sebagian berada di belakang poros

putar dan sebagian kecil berada di depan poros putarnya. Pada kemudi berimbang penuh 25 –

30% bagian daun kemudi berada di depan poros putar, sedangkan sisanya berada di belakang

poros putar. Pada kemudi semi berimbang bagian daun kemudi yang berada di depan poros putar

lebih kecil dari 20%.

Pada kemudi berimbang, jika kemudi disimpangkan, pusat tekanan melintang yang bekerja

pada daun kemudi di belakang poros putar bergeser kea rah mendekati poros putar (ke tengah)

sehingga memperingan pemakaian tenaga mesin kemudi. Sebagai akibat dari pergeseran yang

dimaksud, tekanan air yang diterima oleh daun kemudi di belakang poros putar sama dengan

tekanan yang diterima oleh daun kemudi di depan poros putar. Sebagai akibatnya, pada kemudi

berimbang penuh, kemudi sangat mudah digerakkan. Dengan sudut kemudi yang kecil sekalipun

kemudi sudah mempunyai kecendrungan untuk berputar (menyimpang). Hal ini berlainan sekali

dengan kemudi biasa, dimana untuk menggerakkan daun kemudi membutuhkan tenaga mesin

yang besar. Namun perlu diingat bahwa ratio tekanan antara sudut kemudi yang satu dengan

lainnya berbeda. Dengan kata lain tidak pada setiap sudut penyimpangan kemudi, tekanan air

berimbang. Kebanyakan kemudi berimbang tekanan air akan berimbang pada sudut -

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

100

21

penyimpangan 15° . Pada kemudi semi berimbang dimana bagian daun kemudi di depan poros

putar terlalu kecil untuk memberikan efek berimbang secara penuh.

KEMUDI BIASA

KEMUDI BERIMBANG KEMUDI SEMI BERIMBANG

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

22

Kemudi dan linggi baling-baling

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

70 -

75%

>8

0% <

20

%

28

28

23

BAB VII

PENAMPANG MELINTANG DAN MEMBUJUR SEBUAH KAPAL

Penampang sebuah kapal atau bagian-bagiannya, umumnya dibedakan atas penampang melintang

dan penampang membujur. Bentuk dari penampang-penampang ini sangat tergantung dari tipe sebuah

kapal dan kegunaan dari kapal tersebut. Dengan demikian sistem kerangka yang digunakan dalam

membangun kapal tersebut ikut menentukan konstruksi melintang dan membujurnya.

A. Penampang Melintang

Penampang melintang sebuah kapal dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kaitan

antara tipe kapal, sistem kerangka yang digunakan yang sekaligus memberikan perbedaan yang

nyata mengenai perkuatan-perkuatan dan jumlahnya pada konstruksi bagian kapal yang mendapat

tekanan terbesar, yaitu dasar berganda. Dengan kata lain wrang-wrang yang digunakan sebagai

perkuatan dasar berganda sebuah kapal akan sangat bergantung dari jenis kerangka yang digunakan

pada konstruksi melintang kapal tersebut.

PENAMPANG MELINTANG KAPAL

Penampang melintang sebuah kapal dengan sistem kerangka melintang yang melalui wrang penuh (atas)

dan wrang terbuka (bawah).

24

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

Nama suku bagian penampang melintang sebuah kapal :

1. Lunas tegak (vertical keel)

2. Lunas datar (horizontal keel)

3. Kulit kapal bagian bawah (bottom plating)

4. Lajur samping (bilge strake)

5. Kulit lambung (shell plating)

6. Lajur bingkai (sheer strake)

7. Pelat tank top = lajur dasar dalam (tank top plating)

8. Geladak antara bawah (lower tween deck)

9. Geladak antara atas (upper tween deck)

10. Geladak utama (main deck)

11. Wrang penuh (solid floor)

12. Wrang terbuka (open floor)

13. Baja siku gading balik

14. Longitudinals

15. Pelat pengisian (bilge bracket)

16. Pelat kipas (guesset plate)

17. Papan penutup got (bilge bracket covers)

18. Lobang peringan (lightening holes)

19. Lempeng samping (margin plate)

20. Balok geladak (deck beam)

21. Pelat lutut = pelat siku (bracket)

22. Gading-gading (frames)

23. Lunas samping (bilge keel)

24. Tiang (pillars)

25. Ambang palka (hatch coaming)

26. Penyangga ambang palka (hatch coaming stay)

27. Baja siku gading

28. Bracket

29. Lobang udara (air holes)

30. Lobang air (water holes)

25

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

Penampang melintang sebuah kapal dengan sistem konstruksi membujur melalui wrang penuh

26

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

Nama suku bagian :

1. Lunas tegak

2. Lunas datar

3. Kulit kapal bagian bawah (pelat dasar bawah/alas)

4. Pelat samping

5. Kulit kapal/lambung kapal

6. Lajur bingkai

7. Lajur dasar dalam (pelat tank top)

8. Geladak antara bawah

9. Geladak antara atas

10. Geladak atas (utama)

11. Wrang penuh

12. Wrang terbuka

13. Wrang tertutup

14. Longitudinal

15. Pelat pengisian (bilge plate)

16. Pelat kipas

17. Balok perkuatan membujur

18. Tutup geladak bawah

19. Lempeng samping

20. Balok geladak

21. Pelat siku

22. Gading-gading

23. Penguat dek

24. Tiang (pillar)

25. s/d 27 ambang palka

28. Penyangga ambang

29. Pagar

30. Pelat siku penguat

31. Bagian atas pagar

32. Dinding kedap air

33. Penguat dinding

34. Lunas samping

27

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

B. Penampang membujur

1. Konstruksi haluan kapal

Haluan sebuah kapal merupakan bagian yang paling besar mendapat tekanan dan tegangan-

tegangan, sebagai akibat terjangan kapal terhadap air dan pukulan-pukulan ombak. Untuk

mengatasi tegangan-tegangan tersebut, konstruksi haluan sebuah kapal harus dibangun cukup

kuat dengan jalan :

- Di depan sekat penlanggaran bagian bawah, dipasang wrang-wrang terbuka yang cukup

tinggi yang diperkuat dengan perkuatan-perkuatan melintang dan balok-balok geladak.

Wrang-wrang ini membentang dari sisi yang satu ke sisi lainnya, dimana bagian atasnya

diperkuat lagi dengansebuah flens. Pada bagian tengah-tengah wrang secara membujur,

dipasang penguat tengah (center girder) yang berhenti pada jarak beberapa gading dari

linggi depan. Pada bagian di depannya, kulit kapal menjadi sedemikian sempitnya, sehingga

tidak perlu dipasang penguat tengah lagi.

- Disamping wrang-wrang terbuka tersebut di atas, pada bagian di depan sekat pelanggaran

juga dipasang penguat-penguat tegak dan mendatar. Penguat tegak dapat berupa

tiang/topang atau dapat juga berupa dinding membujur yang berlubang (wash-plate).

Penguat mendatar berupa susunan balok-balok geladak tambahan yang bentuk dan

konstruksinya sama dengan balok geladak biasa yang diperkuat dengan tiang atau pelat

berlubang tadi. Antara penguat tegak dan penguat melintang, maupun antara penguat

melintang dengan kulit kapal, dipasang pelat-pelat lutut yang cukup tebal dan kuat,

walaupun tidak semuanya. Susunan balok-balok geladak tambahan ini biasanya dipasang di

dalam tangki ceruk depan atau pada sebelah bawah geladak terendah. Jarak tegak antara

susunan yang satu dengan lainnya adalah 2 meter.

- Pada setiap susunan balok-balok geladak tambahan dipasang senta samping (side stringer)

yang bentuk dan konstruksinya sama dengan senta geladak (deck stringer) biasa. Pertemuan

antara senta samping dengan kulit kapal di bagian linggi, biasanya membentuk semacam

segitiga yang saling mengikatsecara terpadu, yang lebih dikenal dengan nama “breasthooks”

- Gading-gading pada bagian haluan, biasanya jaraknya lebih rapat satu sama lain. Pada jarak

kurang lebih 15% panjang kapal terhitung dari linggi depan, gading-gading pada bagian

bawahnya (deep framing) diperkuat, (20% lebih kuat) kelingannya lebih rapat, juga pelat

lutut antara gading-gading dengan kulit kapal dipertebal.

- Lajur-lajur di dekat lunas, pelatnya dipertebal.

28

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

Konstruksi membujur sebuah kapal

Konstruksi membujur kapal Ro-Ro

29

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

BAB VIII

GELADAK DAN DASAR BERGANDA

A. Geladak

Secara umum konstruksi geladak adalah suatu bentuk permukaan datar atau hampir mendatar yang menutupi sisi atas ruangan-ruangan di kapal. Dilihat dari segi konstruksi, geladak adalah kumpulan komponen-komponen konstruksi mendatar yang terdiri atas balk geladak, pembujur geladak, penumpu geadak dan pelat geladak yang dibatasi oleh lambung di sekililingnya. Fungsi geladak adalah untuk : Menjaga kekedapan kapal, Menempatkan dan melindungi barang atau kargo, tempat anak buah kapal dan penumpang, Menambah kekuatan memanjang dan melintang. Oleh sebab itu, persyaratan perencanaan dan pemasangan geladak betul-betul kedap air dan memenuhi persyaratan ukuran tertentu. Susunan konstruksi geladak adalah : balok geladak ditempatkan secara melintang kapal, dengan penumpu geladak dipasang searah dengan panjang kapal, sedangkan balok geladak dan gading dihubungkan dengan lutut. 1. Macam – macam geladak

Dari segi arsitektur kapal, geladak dapat dibagi sebagai berikut :

a. Geladak utama, yaitu geladak menerus yang dipasang paling penting sebagai komponen

konstruksi pada kapalkapal yang mempunyai lebih dari satu geladak.

b. Geladak kedua, ketiga dan seterusnya, yaitu geladak yang terletak di bawah geladak utama

secara berurutan.

c. Kapal-kapal berurutan relatif besar, terutama kapal penumpang, mempunyai geladak yang

sangat banyak baik di bawah maupun di atas geladak utama.

Dari segi konstruksi, dikenal pula istilah geladak kekuatan. Geladak menurut Biro Klasifikasi

Indonesia didifinisikan sebagai berikut.

Geladak teratas yang menerus sepanjang kapal yang merupakan lingkar kerangka bujur

pokok.

Geladak bangunan atas memanjang di dalam daerah 0,4 L tengah kapal dan lebih panjang

dari 0,15 L.

Geladak bangunan atas yang panjangnya di bawah 12 m, tidak dianggap sebagai geladak

kekuatan.

Geladak penggal atau geladak bangunan atas yang diturunkan, memanjang ke dalam

daerah 0,4 L tengah kapal.

Geladak utama dapat pula dianggap sebagai kekuatan, asalkan memenuhi persyaratan yang telah

ditentukan oleh Biro Klasifikasi. Berarti pula geladak tersebut memenuhi dua fungsi, yaitu sebagai

geladak utama dan geladak kekuatan. Sebuah geladak yang menerus dan terletak di bawah

geladak utama kapal dianamkan geladak kedua, ketiga, dan seterusnya. Geladak ini dinamakan

geladak antara. Jadi, didifinisi geladak antara adalah geladak yang terletak di bawah geladak atas

dan berada di atas geladak lainnya. Selain dari geladak yang telah dijelaskan di atas, ada pula

geladak di atas geladak utama. Geladak tersebut ada yang yang menerus dan ada pula yang

tepotong, yang dimaia sesuai dengan fungsinya. Misalnya geladak sekoci, geladak kimbul,

geladak akil, dan geladak anjungan.

30

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

Pada kapal kargo, yang hanya mempunyai sebuah geladak, geladak tersebut dapat berfungsi

sebagai geladak atas, geladak kekuatan, dan geladak utama. Perencanaan geladak yang lebih

menguntungkan bias dilihat dari segi penampang melintang kapal, adalah berbentuk cembung

Keuntungannya, air yang ada di tengah kapal dapat mengalir ke samping. Kenaikan ini dinamakan

camber. Camber mempunyai ukuran ketinggian normal F B, di mana B adalah lebar maksimum

kapal.

Dari bentuk susunan geladak yang sering dipakai di kapal, ada beberapa macam geladak yaitu

sebagai berikut.

Geladak kayu dan pelat baja, yaitu geladak yang dibuat dari bahan kayu dengan beberapa

pelat lajur geladak. Pelat lajur geladak dipasang pada beberapa tempat tertentu, yaitu pada

sisi geladak. Pelat lajur pengikat, yang mencakup bukaanbukaan geladak, dan pelat diagonal

dipasang sekitar tiang agung, sedangkan kayu dipasang membentang di atas pelatpelat lajur

geladak tersebut. Dengan dipasangnya geladak kayu, akan lebih memberikan perlindungan

terhadap perbedaan suhu, karena bersifat isolasi terhadap panas dan dingin. Juga kalau orang

berjalan di atas geladak kayu lebih nyaman dibanding berjalan di atas geladak pelat

Geladak pelat, yaitu geladak yang seluruhnya dibuat dari bahan-bahan pelat baja.

Pemasangan geladak pelat tersebut akan memenuhi kekuatan kapal serta mengurangi biaya

pembuatan dan perawatan.

Geladak pelat dengan lapisan, yaitu geladak yang dibuat dari bahan pelat baja dan di atasnya

diberi lapisan kayu atau bahan-bahan lainnya. Maksud pemasangan lapisan tersebut adalah

untuk mengambil manfaat kebaikan-kebaikan dari bahan kayu atau bahan lainnya, meskipun

biaya pembuatannya lebih besar dan memerlukan perawatan yang lebih cermat.

1. geladak utama

2. Gading

3. geladak kedua

4. geladak ketiga

5. Pelat alas da;am

6. Lutut bilga

7. Pelat lutut

31

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

B. Dasar Berganda (Double Bottom)

- Pengertian Dasar Berganda

Dasar berganda ialah bagian dari konstruksi kapal yang dibatasi :

Bagian bawah : - oleh kulit kapal bagian bawah (bottom shell plating)

Bagian atas : - oleh tank top (tank top plating) atau pelat dasar dalam (inner bottom plating)

Bagian samping : - oleh lempeng samping (margin plate)

Bagian depan : - oleh sekat kedap air terdepan/sekat pelanggaran (collosion bulkhead)

Bagian belakang : - oleh sekat kedap air paling belakang atau (after peak bulkhead)

- Guna dasar berganda :

1. Bila kapal kandas dan mengalami kebocoran, masih ada dasar yang kedap air.

2. Sebagai ruangan muatan cair, air tawar, bahan bakar, ballast dan lain sebagainya.

3. Membantu mengatur stabilitas kapal.

Air ballast dapat juga dipakai untuk membantu mengambangkan kapal kandas. Air ballast

dapat juga membantu agar baling-baling dan daun kemudi dapat terendam lebih dalam

sehingga dapat bekerja lebih berdaya guna.

4. Menambah kekuatan melintang kapal.

- Dasar berganda kerangka melintang

Dasar berganda dengan kerangka melintang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :

Dilengkapi dengan wrang-wrang penuh pada setiap gading di bawah kamar mesin, kursi

ketel, dinding-dinding kedap air dan di daerah yang perlu dilindungi.

Jarak antara wrang-wrang penuh tersebut tidak lebih dari 3.05 m dengan diselingi wrang

terbuka antaranya.

Pada kapal-kapal yang lebarnya sampai dengan 20 m harus dilengkapi dengan sebuah

gading-gading membujur (longitudinal) pada setiap sisi. Pada kapal-kapal yang lebarnya

lebih dari 20 m dilengkapi dengan 2 buah longitudinal pada setiap sisi yang terbentang

sejauh mungkin dari muka ke belakang.

Wrang penuh yang terbentang melintang dari penyangga tengah sampai lempeng samping

pada setiap sisinya, diberi lobang peringan, kecuali kalau wrang tersebut wrang kedap air,

wrang kedap air ditempatkan di bawah atau di dekat dinding-dinding. Jika tinggi penyangga

tengah sampai 915 mm, wrang tersebut harus diperkuat dengan penguat tegak.

Wrang-wrang terbuka ditempatkan di antara wrang-wrang penuh, pada bagian rendahnya

kosong (tanpa pelat) dan pada bagian ujung-ujungnya diberi bracket. Bracket ini lebarnya

paling sedikit ¾ tinggi penyanggah tengah. Longitudinal pada wrang terbuka ini diperkuat

dengan sebuah batang tegak. Bila jarak antara bracket dengan longitudinal cukup besar,

maka boleh ditambah dengan sebuah perkuatan serupa lagi.

Pada sistem kerangka melintang, penyangga tengah dan lempeng samping tidak terputus,

demikian pula wrang melintangnya sedangkan longitudinalnya terputus pada wrang

melintangnya.

32

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

Penampang melintang Dasar Berganda dengan kerangka melintang :

1

1. Gading-gading 9

2. Tank side bracket

3. Lempeng samping

4. Longitudinal 7

5. Penyangga tengah

6. Bracket 8

7. Wrang penuh

8. Wrang terbuka

9. Pelat tank top

- Dasar Berganda kerangka membujur

Sistem ini umumnya diperuntukan bagi kapal-kapal yang panjangnya lebih dari 120 meter.

Longitudinalnya terbuat dari balok rata, atau dapat juga dari balok bertombol atau dari balok

siku balik yang ditunjang oleh wrang penuh pada setiap jarak tak lebih dari 3.7 meter.

Longitudinalnya diperkuat dengan sebuah batang tegak pada wrang. Longitudinal ini

didudukkan pada wrang sedalam minimal 150 mm dan harus terbentang sepanjang dalam dari

wrang itu. Cirri-ciri kerangka membujur sebagai berikut :

Pada kerangka membujur, wrang penuh dipasang di bawah gading-gading kamar mesin,

kursi ketel, dinding kedap air dan pada ujung bracket deep tank.

Jika tidak ada wrang lain diantara kedua wrang penuh, bagian tersebut perlu diberi bracket

dari lempeng samping sampai ke longitudinal terdekat. Penyangga tengah juga diberi

bracket dengan jarak tidak lebih dari 1.25 meter.

Bila jarak antara sebuah wrang dengan wrang lainnya sampai 2 atau lebih jarak gading,

maka untuk memperkuat longitudinal dipasang penguat tegak paling sedikit 100 mm

dalamnya.

Kapal-kapal yang lebarnya sampai dengan 14 – 21 meter dipasang sebuah longitudinal pada

setiap sisi. Bila lebar kapal lebih dari 21 meter, dipasang dua buah longitudinal pada setiap

sisi.

Pada kapal yang panjangnya kurang dari 215 meter, longitudinalnya terputus pada wrang

kedap air (tertutup) dan sebagai penggantinya diberi bracket, tetapi pada kapal yang

panjangnya lebih dari 215 meter, longitudinalnya jalan terus tanpa terputus.

Jarak antara wrang yang satu dengan lainnya tidak melebihi 3.7 meter kecuali kapal tersebut

diperuntukkan bagi pengangkut barang-barang berat atau biji-bijian tambang, jarak

maksimumnya 2.5 meter.

33

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

Ketentuan SOLAS ’74 mengenai dasar berganda Bab 11-1 Peraturan 10

Sejauh yang dapat dilaksanakan dasar berganda sebuah kapal dipasang mulai dari sekat pelanggaran

atau sekat ceruk depan sampai sekat ceruk belakang. Namun dalam kenyataannya SOLAS ’74 memberikan

ketentuan mengenai panjang dasar berganda sebuah kapal sebagai berikut :

a. (1) Di kapal-kapal yang panjangnya 50 meter (165 feet) dan kurang dari 61 meter (200 feet) harus

dipasang dasar berganda paling sedikit dari sekat di depan kamar mesin sampai dengan sekat

ceruk depan atau sejauh dapat dilaksanakan sedekat mungkin dengan sekat tersebut.

(2) Di kapal-kapal yang panjangnya 61 meter (200 feet) dan kurang dari 76 meter (249 feet) harus

dipasang dasar berganda paling sedikit dari sekat-sekat kamar mesin diteruskan sampai ke sekat

ceruk haluan dan sekat ceruk buritan atau sejauh dapat dilaksanakan sampai sedekat mungkin

dengan sekat-sekat tersebut.

(3) Di kapal-kapal yang panjangnya 76 meter (249 feet) atau lebih harus dipasang dasar berganda

dari sekat ceruk haluan sampai sekat ceruk buritan atau sedekat mungkin dengan sekat-sekat

tersebut.

KM

DB

50 m < Panjang Dasar Berganda kapal < 61 m

KM

DB DB

61 m < Panjang Dasar Berganda kapal < 76 m

KM

DB DB DB

Panjang Dasar Berganda kapal > 76 m

34

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

b. Bila dasar berganda diharuskan untuk dipasang, maka tingginya ditentukan atau harus mendapat

persetujuan pemerintah dan dasar dalam diteruskan sampai ke sisi lambung sedemikian rupa

sehingga dapat melindungi dasar kapal sampai ke lengkungan got (bilge). Perlindungan ini

dianggap memenuhi syarat bila garis potong antara lempeng samping (margin plate) dengan lajur

samping (bilge strake), tidak lebih rendah dari suatu bidang datar yang melalui titik potong antara

garis gading utama dengan garis diagonal yang dibuat melalui titik potong garis gading dengan

lunas, dimana garis diagonal tersebut membentuk sudut 25° dengan alas dan memotong bidang

simetri pada setengah lebar kapal terbesar.

c. Got pengering (drain well) yang dibuat di dalam dasar berganda yang digunakan untuk

mengeringkan palka/ruang muat dan lain sebagainya tidak boleh lebih rendah dari yang diperlukan.

Bagaimanapun dalamnya got tersebut tidak boleh lebih dalam dari dasar berganda di bidang simetri

dikurangi 18 inchi atau tidak lebih dalam dari bidang datar yang melalui titik potong gading-gading

dengan diagonal. Got yang ada di belakang ujung poros baling-baling boleh diteruskan sampai ke

dasar luar. Got-got lainnya, misalnya untuk minyak pelumas di bawah mesin utama, dapat diijinkan

oleh pemerintah, bila susunannya memberikan perlindungan yang setarap dengan yang diperoleh

dari dasar berganda seperti yang diharuskan oleh peraturan ini.

d. Dasar berganda tidak diperlukan bagi kompartemen-kompartemen kedap air yang berukuran sedang

dan digunakan untuk mengangkut minyak dan yang melakukan pelayaran internasional jarak dekat

secara teratur, pemerintah dapat memberikan kelonggaran terhadap konstruksi dasar berganda di

bagian manapun dari kapal itu, yang faktor pembaginya tidak lebih besar dari 0.50 bila ternyata

pemasangan dasar berganda di bagian tersebut tidak sesuai dengan rancangan dan pelaksanaan

tugas yang baik di kapal.

½ Lebar terbesar

CL

Dasar Berganda

25°

35

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP