3
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai perbandingan keberadaan Clostridium tetani pada feses sapi dengan kuda di Kota Binjai Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 dengan jumlah sampel sebanyak 30 sampel feses yang terdiri dari 15 sampel feses sapi dan 15 sampel feses kuda, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa Clostridium tetani lebih banyak terdapat pada feses kuda dibandingkan dengan feses sapi yaitu dengan perbandingan 93,3 % : 66,7% (pewarnaan Gram dari Cooked Meat Medium) dan 100% : 86,7% (pewarnaan Schaeffer Fulton dari Cooked Meat Medium). Dan juga tidak hanya Clostridium tetani yang terdapat pada feses sapi dan kuda tetapi juga terdapat sangkaan jenis bakteri batang anaerob lain yaitu Clostridium perfringens dan Clostridium difficile dengan persentase Clostridium 55

Bab Vi Kesimpulan Dan Saran

Embed Size (px)

Citation preview

56

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN6.1Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai perbandingan keberadaan Clostridium tetani pada feses sapi dengan kuda di Kota Binjai Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 dengan jumlah sampel sebanyak 30 sampel feses yang terdiri dari 15 sampel feses sapi dan 15 sampel feses kuda, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa Clostridium tetani lebih banyak terdapat pada feses kuda dibandingkan dengan feses sapi yaitu dengan perbandingan 93,3 % : 66,7% (pewarnaan Gram dari Cooked Meat Medium) dan 100% : 86,7% (pewarnaan Schaeffer Fulton dari Cooked Meat Medium). Dan juga tidak hanya Clostridium tetani yang terdapat pada feses sapi dan kuda tetapi juga terdapat sangkaan jenis bakteri batang anaerob lain yaitu Clostridium perfringens dan Clostridium difficile dengan persentase Clostridium tetani lebih tinggi pada feses sapi dan kuda dibandingkan dengan Clostridium perfringens dan Clostridium difficile.6.2Saran

Saran peneliti mengenai penelitian ini :

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih banyak untuk mengetahui mengenai keberadaan Clostridium tetani pada feses sapi dan kuda di berbagai peternakan. 2. Untuk peternak sapi dan kuda agar selalu menjaga kebersihan kandang terhadap feses hewan tersebut, oleh karena merupakan sumber infeksi penyakit tetanus.

3. Sebaiknya melakukan imunisasi TT bagi peternak kuda dan sapi untuk meningkatkan kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah terjangkitnya penyakit tetanus.

4. Untuk petani yang menggunakan pupuk kandang harus selalu memakai sarung tangan dalam bekerja dan selalu mencuci tangan agar terhindar dari kuman tetanus.

5. Untuk masyarakat sekitar juga harus lebih waspada terhadap feses kuda dan sapi, dan perlu selalu memakai alas kaki, oleh karena infeksi adalah melalui luka.

6. Untuk masyarakat harus lebih berhati-hati dalam berkendara agar tidak terjadi luka akibat kecelakaan yang dapat menyebabkan penyakit tetanus.

7. Jika terjadi luka harus cepat diobati dan dirawat dengan baik agar tidak terinfeksi kuman tetanus.

8. Untuk masyarakat agar lebih waspada dalam menggunakan tusuk gigi, oleh karena agar tidak terjadi luka sehingga menyebakan tetanus

55