23
175 BAB VI KESIMPULAN, REKOMENDASI & SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan berdasarkan pertanyaan penelitian utama yakni; mengetahui hubungan antara setting fisik dan pola aktivitas kawasan sebagai penghasil sampah kawasan pantai Baru Pandansimo. Untuk memperjelas hubungan antara setting fisik dan pola aktivitas terhadap sampah kawasan, maka dapat disimpulkan dengan rincian sebagai berikut; 6.1.1. Tata Guna Lahan Sebagai Sumber Sampah Dalam kaitannya dengan sampah kawasan maka jenis peruntukan lahan tersebut menghasilkan timbulan sampah dengan rincian sebagai berikut; Peruntukan Lahan Pemukiman mengahsilkan sampah komunal rumah tangga sebanyak 144 kg/hari atau 585 liter/hari. Peruntukan Lahan Peternakan menghasilkan sampah kotoran ternak sebanyak 2.000 kg/hari atau 400 liter/hari. Peuntukan Lahan Komersil & Wisata Pantai terdiri dari sampah kuliner sebanyak 12,55 kilogram perhari atau 105 liter perhari. 6.1.2. Setting Fisik & Pola Aktivitas serta Hubungannya dengan Sampah Kawasan. 6.1.2.1. Tata Bangunan Pemukiman dan Pola Aktivitas Pembuangan Sampah. Peran tata bangunan pemukiman dan hubungannya dengan pola aktivitas dan perilaku penghuni dalam membuang sampah maka ditemukan empat pola (A,B,C & D) yang merupakan pola aktivitas penghuni dalam pembuangan sampah pada lingkungan fisik (lahan kosong/pekarangan) yang terbentuk dari setting fisik tata bangunan.

BAB VI KESIMPULAN, REKOMENDASI & SARANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66047/potongan/S2...udara (gas buangan kendaraan) maka aktivitas kendaraan bermotor menghasilkan gas buangan

  • Upload
    ngodang

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

175

BAB VI KESIMPULAN, REKOMENDASI & SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan berdasarkan pertanyaan penelitian utama yakni; mengetahui

hubungan antara setting fisik dan pola aktivitas kawasan sebagai penghasil

sampah kawasan pantai Baru Pandansimo. Untuk memperjelas hubungan

antara setting fisik dan pola aktivitas terhadap sampah kawasan, maka dapat

disimpulkan dengan rincian sebagai berikut;

6.1.1. Tata Guna Lahan Sebagai Sumber Sampah Dalam kaitannya dengan sampah kawasan maka jenis peruntukan

lahan tersebut menghasilkan timbulan sampah dengan rincian sebagai

berikut;

Peruntukan Lahan Pemukiman mengahsilkan sampah komunal

rumah tangga sebanyak 144 kg/hari atau 585 liter/hari.

Peruntukan Lahan Peternakan menghasilkan sampah kotoran

ternak sebanyak 2.000 kg/hari atau 400 liter/hari.

Peuntukan Lahan Komersil & Wisata Pantai terdiri dari sampah

kuliner sebanyak 12,55 kilogram perhari atau 105 liter perhari.

6.1.2. Setting Fisik & Pola Aktivitas serta Hubungannya dengan

Sampah Kawasan. 6.1.2.1. Tata Bangunan Pemukiman dan Pola Aktivitas

Pembuangan Sampah. Peran tata bangunan pemukiman dan hubungannya dengan pola

aktivitas dan perilaku penghuni dalam membuang sampah maka

ditemukan empat pola (A,B,C & D) yang merupakan pola aktivitas

penghuni dalam pembuangan sampah pada lingkungan fisik (lahan

kosong/pekarangan) yang terbentuk dari setting fisik tata bangunan.

176

Tabel 6.1

Karakteristik Pola Perilkau Pembuangan Sampah oleh Warga pada Lingkungan Fisik Area Perkampungan.

Pola Tata Massa

Bangunan Pemukiman Pola Tata

Massa Bangunan Pola Pembuangan

sampah Jumlah

Tipe dan Titik

A

- Tata masa bangunan berada

pada bidang tanah yang tidak cukup luas.

- Orientasi Banguan menghadap jalan.

- Pola ruang yang terbentuk: pekarangan pada sisi depan bangunan.

- Sampah

dikumpulkan dan dibakar pada bagian depan pekarangan yakni pada sisi kiri/kanan pekarangan.

± 6 hunian dengan terdapat 8 titik pembuangan.

B

- Tata masa bangunan berada

pada bidang tanah yang cukup luas.

- Orientasi Banguan menghadap jalan.

- Pola ruang yang terbentuk: pekarangan cukup luas pada sisi kiri/kanan bangunan.

- Sampah

dikumpulkan dan dibakar pada pekarangan pada sisi kiri/kanan bangunan dengan tujuan mengurangi kesan visual terhadap sampah.

± 10 hunian dengan terdapat 11 titik pembuangan.

C

- Tata masa bangunan berada

pada bidang tanah yang tidak cukup luas dan terdiri dari beberapa masa bangunan (tetangga)

- Orientasi Banguan menghadap jalan.

- Pola ruang yang terbentuk: ruang bersama (halaman) diantara bangunan

- Sampah

dikumpulkan dan dibakar pada halaman antara bangunan; bersifat sharing lokasi pembuangan sampah bersama.

± 1 hunian dengan terdapat 2 titik pembuangan.

D

- Tata masa bangunan berada

pada bidang tanah yang tidak cukup luas.

- Orientasi Banguan menghadap jalan, bersinggungan langsung dengan halaman kosong disisi kiri/kanan.

- Pola ruang yang terbentuk: ruang terbuka (lahan kosong) pada sisi kiri/kanan bangunan.

- Sampah

dikumpulkan dan dibakar pada lahan kosong tersebut dan terkadang menjadi lokasi pembuangan sampah bersama.

± 5 hunian dengan terdapat 6 titik pembuangan.

177

6.1.2.2. Tata Bangunan Komersil & Pola Aktivitas Pembuangan Sampah

Pola tata massa bangunan komersil dan kaitnya dengan pola

perilaku pembuangan sampah yang dilakukan oleh pedagang kaitannya

dengan sebaran titik penimbunan dan pembakaran sampah maka

ditemukan 2 Pola utama (A & B) dimana pola ini menunjukan sebaran

titik pembuangan dan penimbunan sampah oleh perilaku pedagang

cenderung dilakukan disekitar bangunan komersil dikarenakan faktor

keterbatasan ketersediaan fasilitas tempat sampah pada warung kuliner.

Secara umum ditemukan sebayak 32 titik dengan rincian sebagai

berikut;

Tabel 6.2

Karakteristik Pola Perilkau Pembuangan Sampah pada Lingkungan Fisik Bangunan Area Wisata

Pola Tata Massa

Bangunan Pemukiman PolaTata

Massa Bangunan Pola

Pembuangan sampah

Jumlah Tipe dan Titik

A

- Tata masa bangunan

singel linear dan sejajar dengan jalan.

- Orientasi Banguan menghadap jalan.

- Pola ruang yang terbentuk: adanya ruang antara tiap bangunan komersil.

- Sampah

dikumpulkan dan dibakar pada ruang antara bangunan tersebut.

terdapat 17 titik pembuangan dan pembakaran sampah

B

- Tata masa bangunan

singel linear dan sejajar mengikuti garis pantai.

- Orientasi Banguan menghadap ke pantai.

- Pola ruang yang terbentuk: ruang luar yang luas dan beragam dan bersinggunga dengan elemen hijau (pohon cemara udang).

- Sampah

dikumpulkan dan ditimbun pada area sekitar bangunan (dominasi disekitar pohon cemara udang)

terdapat 15 titik pembuangan dan pembakaran sampah

178

6.1.2.3. Hubungan Pola Aktivitas dan Sampah Kawasan.

Dengan teknik overlay peta antara peta sebaran aktivitas

pengunjung (aktivitas pada ruang luar) dan sebaran titik pembuangan

sampah pengunjung pada area wisata ditemukan bahwa; pola aktivitas

statis (kumpul – duduk – makan) berhubungan dengan jumlah lokasi

sebaran sampah yakni sebanayak 34 titik sebaran. Sedangkan pola

aktivitas dinamis (bergerak – bermain-main, dsb) cenderung tidak

menghasilkan sebaran sampah.

6.1.2.4. Ketersediaan Fasilitas Fisik Penanganan Sampah Area Komersil

Dengan teknik overlay peta antara peta sebaran tempat sampah

area wisata dan peta titik pembuangan sampah kawasan wisata maka

diperoleh;

Titik pembuangan sampah baik yang dilakukan oleh pedagang

maupun oleh pengunjung nyatanya masih termasuk dalam

area jangkauan dari titik penempatan tempat sampah.

Penumpukan sampah disekitar area penempatan tempat

sampah dikarenakan kapasitas (volume) dalam menampung

sampah tidak mencukupi atau tempat sampah yang tersedia

telah penuh sehingga sampah ditimbun pada lokasi

disekitarnya.

6.1.3. Ruang Terbuka (Open Space) dan Pola Sebaran Sampah Kawasan

Dengan melakukan teknik overlay peta maka diperoleh kesimpulan

terhadap ruang terbuka dan sampah kawasan yakni;

Overlay peta ruang terbuka pasif pada area pemukiman dan

peta sebaran titik pembuangan sampah area pemukiman

menunjukan bahwa; ruang pasif yang berbentuk berupa

halaman/pekarangan/lahan kosong dengan nilai akitivitas dan

interaksi sosial yang rendah mengakibatkan area tersebut

179

menjadi lokasi penimbunan/pembuangan sampah dan

dilakukan oleh penghuni pada area pemukiman.

Overlay peta ruang terbuka aktif area wisata dan peta sebaran

titik pembuangan sampah area wisata (oleh pengunjung dan

pedagang) menunjukan bahwa; tingginya aktivitas wisata yang

berlangsung pada ruang terbuka aktif lokasi wisata maka

aktivitas tersebut cenderung menghasilkan sebaran sampah

disekitar area wisata.

6.1.4. Jaringan Jalan dan Sumber Limbah Udara Kawasan Dalam kaitannya dengan permasalahan limbah khususnya limbah

udara (gas buangan kendaraan) maka aktivitas kendaraan bermotor

menghasilkan gas buangan sebesar 1.805 gram/km (masih dibawah

ambang batas yakni 2.400 gram/km) namun kondisi ini akan terus

meningkat setiap tahun dikarenakan kenaikan jumlah pengunjung yang

konstan akan beriringan dengan peningkatan jumlah pemakaian

kendaraan untuk mengakses kawasan.

6.1.5. Tata Vegetasi dan Sampah Daun Cemara Udang Analisis terhadap tata hijau kawasan maka elemen hijau yang

ditinjau berupa Ruang Terbuka Hijau (Persawahan dan Perkebunan),

serta tata hijau berbentuk liniear maupun berkelompok. Dalam kaitannya

dengan sampah kawasan maka tata vegetasi yang dianalisis berupa tata

vegetasi pohon Cemara Udang yang menghasilkan jumlah timbulan

sampah organik dedaunan sebanyak 264 liter/hari dan ditemuia

disepanjang lokasi pantai.

6.1.6. Signage dan Perilaku Pembunagan Sampah Dalam kaitannya dengan sampah kawasan maka fungsi signage

sebagai statutory yakni memberikan informasi atau himbauan terhadap

perilaku pembuangan sampah pada tempatnya masih mengalami

permasalahan diantaranya berupa faktor kekurangan jumlah signage,

180

kondisi fisik signage serta bentuk desain dari signage yang kurang

mencolok atau menarik secara fisual.

Secara umum maka hubungan antara setting fisik kawasan dan

pola aktivitas dapat disimpulkan secara sederhana pada matriks

hubungan berikut ini;

Gambar. 6.1. Matriks Hubungan Setting Fisik, Pola Aktivitas

dan Jenis Sampah Kawasan.

181

6.2. Rekomendasi 6.2.1. Rekomendasi Umum Rekomendasi yang diberikan adalah guna menjawab pertanyaan

penelitian (2) Seperti apa arahan penataan Master Plan kawasan pantai Baru

Pandansimo berkonsep Zero Waste (nir-limbah). Adapun rekomendasi umum

yang diusulkan adalah mempertimbangkan hasil temuan penelitian yakni

dengan melihat konteks permasalahan dan potensi kawasan sehingga

dihasilkan rekomendasi yang lebih tepat.

Secara umum maka ditemukan dasar-dasar pertimbangan yang akan

diguanakan sebagai acuan dalam memberikan usulan berupa arahan desain

atau guidelines sebagai berikut;

1) Menguatkan keberadaan elemen-elemen fisik pembentuk kawasan

pantai Baru Pandansimo dengan pertimbangan pengolahan potensi

dan permasalahan sampah kawasan.

2) Merancang arahan desain tentang pengolahan sampah dan limbah

dengan konsep zero waste.

3) Merencanakan penyediaan fasilitas fisik pelayanan dan pengolahan

sampah.

6.2.2. Rekomendasi Khusus (Guidelines) Rekomendasi khusus adalah berupa arahan-arahan spesifik terhadap

arahan setting fisik dan aktivitas kawasan, arahan fasilitas fisik penanganan

sampah dan arahan pengolahan dan pengangkutan sampah yang

kesemuanya berkaitan dengan konsep zero waste kawasan. Berikut adalah

rincian dari arahan penataan kawasan;

6.2.2.1. Arahan Setting Fisik Kawasan.

Tabel 6.3.

Rekomndasi Arahan Penataan Kawasan Pantai Baru Pandansimo.

Elemen Arahan Arahan Tata Guna Lahan Tata Guna lahan diarahkan dan disesuaikan dengan peruntukan lahan.

Arahan Konsep peruntukan lahan secara umum yakni terdiri dari konsep kawasan wisata diantaranya wisata pedesaan (eco village), wisata edukasi

182

(techno-park) dan wisata bahari (waterfront area).

Tata Bangunan Arahan Tata Bangunan Pemukiman; - Penataan bangunan pemukiman dengan mempertahankan

karakteristik area pedesaan. - Pertumbuhan bangunan diarahkan dengan konsep rumah tumbuh

(horizontal). - Tata massa bangunan diorientasikan pada ruang terbuka bersama

(comunnal space) sehingga membentuk inercore dimana kurang lebih 7 -10 hunian atau setiap cluster memiliki 1 ruang bersama.

- Setiap bangunan disediakan tempat sampah individu untuk mewadahi sampah rumah tangga (minimal 2 jenis tempat sampah – organik & anorganik)

- Setiap radius 50 – 100 meter disediakan bak sampah komunal. Arahan Tata Bangunan Komersil.

- Penataan bangunan komersil disesuaikan dengan fungsi kawasan wisata.

- Jarak penataan bangunan komersil ≤ garis sepadan pantai yakni antara 80 – 100 meter dari garis pantai.

- Setiap bangunan komersil disediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah kuliner (minimal 2 jenis tempat sampah – organik & anorganik)

- Setiap radius 50 meter disediakan tempat sampah khusus area wisata (terdiri dari 3 jenis wadah sampah; plastik-organik-kertas).

Jaringan Jalan Mengintegrasikan jaringan jalan dengan menghubungkan jaringan jalan

yang terputus serta memperkuat ending point jalan dengan elemen pelengkap.

Arahan Penataan konsep zero caron dengan pengadaan sistem car free zone diantara; - Penyediaan kantong-kantong parkir kendaraan (bus, mobil, sepeda

motor) yang disesuaikan dengan radius kenyamanan pejalan kaki yakni 400 meter.

- Penataan sirkulasi jalur sepeda (bike routes) sebagai satu-satunya moda transportasi didalam kawasan dengan sistem rental. Lokasi peminjaman sepeda berada sedekat mungkin dengan lokasi parkir kendaraan bermotor (interchanges moda).

- Lajur sepeda mengikuti lajur jalan dengan penandaan jalur yang jelas (penandaan dengan elemen warna)

- Lokasi parkir sepeda disediakan disetiap lokasi wisata atau tempat-tempat yang menjadi generator aktivitas.

Jalur Pedestrian Arahan penataan jalur pedestrian disediakan pada jalur akses utama dalam kawasan dengan rincian; - Lebar jalur pedestrian 2 meter. - Berada pada sisi kiri dan kanan jalan. - Setipa penghubung antara jalur pedestrian yang memotong jalan

kendaraan dilengkapi dengan jalur penghubung (lebar 4 mmeter)

183

- Jalur pedestrian diarahkan menuju lokasi wisata atau menuju generator aktivitas kawasan.

- Setiap jarak 50 – 100 meter disediak tempat sampah khusus pedestrian (minimal 2 jenis wadah – organik & anorganik)

- Dilengkapi dengan elemen pelengkap seperti signage, bangku, lampu dan lainnya)

Ruang Terbuka Arahan penataan ruang terbuka dikhususkan pada fungsi ekologis dan sosial.

Penataan ruang terbuka pada area pemukiman sebagai communal open space. Setiap segmen area pemukiman minimal 1 communal open space.

Setiap ruang terbuka dilengkapi dengan fasilitas pewadahan sampah berupa tempat sampah (minimal 2 jenis wadah).

Tata Vegetasi Arahan penataan tata vegetasi dengan pengadaan jalur vegetasi sebagai green corridor pada setiap jalan utama.

Jenis vegetasi disesuaikan dengan fungsi tanaman yakni sebagai pengarah, peneduh, climate control, dan liannya.

Jalur vegetasi selalu dihubungkan dengan ruang terbuka hijau seperti pekarangan, perkebunan dan lainnya).

Sigange Jenis dan fungsi signage; sebagai pengarah, penujuk, informasi dan sebagainya. terutama untuk signage dengan fungsi himbauan untuk membuang sampah pada tempatnya.

Kondisi fisik; tidak mudah rusak. Jumlah signage dan lokasi penempatan disesuaikan dengan kebutuhan

kawasan. Desain signage; mencolok secara fisual, menarik dan jelas dan mudah

dibaca.

6.2.2.2. Arahan Penerapan Prinsip 3R Arahan kegiatan pengolahan sampah dengan prinsip 3R dikategorikan

kedalam area perumahan, fasilitas umum dan area komersil antara lain

sebagai berikut; Tabel 6.4.

Arahan Pengerjaan 3R pada Area Wisata Pantai Baru Pandansimo

Penanganan 3R Contoh Cara Pengerjaan

Reduce

Penghuni dan Pengunjung membiasakan bawa tas belanja dari rumah Pengunjung diharuskan meminjam tas/kantong daur ulang yang telah

disediakan oleh pengelola wisata dan akan dikembalikan pada saat telah seselai berwista.

Kantong/tas yang dipinjamkan dikembalikan dengan sampah didalamnya, sehingga dapat ditukarkan untuk membayar parkir kendaraan.

Pengunjung diharuskan membawa botol minum isi ulang.

184

Pedagang diharuskan menggunakan bahan daur ulang dari kertas, plastik, dan lain sebagainya yang dapat digunakan untuk keperluan jasa komersil.

Menggunakan daun pisang sebagai bahan pembungkus makanan. Menyajikan makanan/minuman dengan piring/gelas.

Reuse

Gunakan kembali sampah yang masih dapat dimanfaatkkan untuk produk lain, seperti pakan ternak

Penggunaan Kemasan Plastik Untuk Polibag seperti kantong plastik dapat digunakan sebagai pengganti pot untuk tanaman/ penghijauan pada area pemukiman Pandansimo.

Kaleng bekas untuk pot bunga; gelas air mineral untuk tempat pembibitan tanaman.

Recycle

Menjual produk-produk hasil daur ulang sampah dari area pemukiman dan area wisata (seperti kertas, plastik, dll) sebagai hasil kerajinan tangan sekaligus sebagai souvenir khas pandansimo.

Berilah insentif kepada pengunjung pandansimo yang membeli barang hasil daur ulang sampah.

Pengolahan sampah organik (sisa makanan kuliner) sebagai pupuk kompos maupun sebagai pelet ikan.

Membuat tempat sampah komunal dari bahan bekas seperti drum bekas, ban bekas yang diolah dengan nilai estetis.

Gabus styrofoam menjadi bataco dan pot bunga

6.2.2.3. Arahan Pewadahan Sampah Arahan berupa pewadahan tempat sampah maka diklasifikasikan sesuai

dengan sumber sampah. Secara umum penggunaan elemen warna untuk

membedakan ketiga jenis tempat sampah yaitu:

Warna hijau untuk sampah organik

Warna kuning untuk sampah anorganik

Warna merah untuk sampah berbahaya/B3

Tabel 6.5.

Arahan Penwadahan Sampah Pada Kawasan Berdasarkan Sumber Sampah.

Sumber sampah Jenis pewadahan Daerah perumahan Kantong plastik/kertas, volume sesuai yang tersedia di

Pasaran Bak sampah permanen, ukuran bervariasi, biasanya dari

Daerah perumahan pasangan Bin plastik/tong, volume 40-60 Iiter, dengan tutup.

Pasar Bin/tong sampah, volume 50–60 Iiter Bin plastik, volume 120-140 Iiter dengan tutup dan

memakai roda.

185

Gerobak sampah, volume 1,0 m3. Kontainer dari Armroll kapasitas 6–10 m3. Bak sampah.

Bangunan Komersil Kantong plastik, volume bervariasi. Pertokoan - Bin plastik/tong, volume 50-60 Iiter. Bin plastik, volume 120-140 liter dgn roda.

Tempat umum, jalan dan taman

Bin plastik/tong volume 50-60 Iiter, yang dipasang secara permanen.

Bin plastik, volume 120 - 140 It dengan roda. (Sumber: Draft 2 NSPM -Teknik Lingkungan ITB -Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R)

6.2.2.4. Arahan Pengolahan Sampah dan Limbah Kawasan dengan Konsep Zero Waste.

Arahan pengolahan sampah dan limbah kawasan adalah dengan tujuan

untuk menolah sampah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis

sekaligus sebagai upaya menekan jumlah timbulan sampah kawasan. Adapun

arahan pengolahan dapat dilihat pada bagan di bawah ini;

Gambar. 6.2.

Bagan Alur Pengolahan Sampah dan limbah Kawasan Pantai Baru Pandansimo

186

6.2.2.5. Arahan Pengangkutan dan Pengolahan Sampah

Arahan pengangkutan sampah diperlukan alat pengumpulan dan

pengangkutan sebagai berikut :

1) Strategi pengangkutan sampah berdasarkan jenis sampah;

Penjadwalan waktu pengumpulan, dimana sampah mudah

membusuk hendaknya diangkut paling lama 2 hari sekali, sedang

sampah non-hayati (anorganik) diangkut dengan frekuensi

seminggu sekali.

Sampah Plastik; sampah diangkut dari setiap tempat sampah di

setiap sumber sampah yang kemudian dikumpulkan dan dipilah

pada rumah pilah sampah. pemilahan dilakukan untuk memilah

sampah plastik yang dapat dijual langsung ataupun sampah

plastik yang harus diolah menjadi produk.

Sampah Daun Cemara Udang; Penyapuan sampah daun

cemara dilakukan oleh petugas kebersihan yang kemudian

diangkut dan dikumpulkan pada rumah komposting yang mana

akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos.

Sampah Kuliner; Sampah kuliner berupa sisa makan pada

tempat sampah diangkut dari setiap warung kuliner kemudian

dikumpulkan pada rumah komposting juga yang berfungsi

sebagai wadah untuk mengeringkan jenis sampah ini untuk

pembuatan pakan ikan.

Sampah Kotoran Ternak; Jenis sampah ini cukup dekat dengan

lokasi rumah komposting sehingga alurnya adalah sampah

diangkut untuk bahan baku pembuatan biogas dan pupuk

kompos.

2) Alat pengumpul sampah dapat dilaksanakn dengan berbagai cara

diantaranya;

Alat pengumpul tradisional, seperti gerobak dan beca

sampah.

Alat pengumpul bermotor, seperti motor sampah.

187

Gambar. 6.3

Arahan Master Plan Pantai Baru Pandansimo

6.2.2.6. Peta – Peta Arahan Penataan

188

Gambar. 6.4

Peta Arahan Penempatan Tata Guna Lahan

189

Gambar. 6.5

Peta Arahan Jaringan Jalan & Sirkulasi

190

Gambar. 6.6 Peta Arahan Konsep Car Free Zone

191

Gambar. 6.7 Peta Arahan Ruang Terbuka & Tata Vegetasi

192

Gambar. 6.8 Peta Arahan Jalur Pedestrian

193

Gambar. 6.9 Peta Arahan Alur Pengangkutan dan Pengolahan Sampah Kawasan

194

Gambar. 6.10 Peta Arahan Ruang Penempatan Tempat Sampah pada Area Wisata

195

Gambar. 6.11

Peta Arahan Penempatan Tempat Sampah Pada Area Pemukiman

196

Gambar. 6.12

Suasana Kawasan Pantai Baru Pandansimo

197

6.3. Saran

Dalam memperkuat dan mengembangkan hasil penelitian ini ke depan

jika diteliti dengan topik yang sama, maka dapat disarankan dengan

penambahan beberapa aspek, yaitu:

1. Studi tentang pengolahan sampah yang lebih mendalam hal

menejemen pengolahan sampah yang lebih baik sehingga

mengarah pada implementasi pengolahan sampah kawasan yang

berciri khas kawasan tepi pantai.

2. Kajian mengenai penataan kawasan dengan menambahkan unsur

keterhubungan lain selain setting fisik dan pola aktivtas sehingga

didapatkan keterhubungan permasalahan sampah yang lebih

mendalam.