Upload
rizka-mustika
View
92
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
107
VIII.1 PENDAHULUAN
Produktivitas adalah ukuran untuk mengukur efektivitas dan efisiensi
suatu perusahaan atau suatu negara. Efektivitas adalah ukuran pencapaian
atas hasil akhir, sedangkan efisiensi adalah ukuran pemanfaatan sumberdaya
untuk menghasilkan produk atau jasa. Produktivitas juga merupakan
perbandingan antara efektivitas dengan efisiensi, atau antara nilai total dari
keluarkan dengan nilai total dari masukan. Untuk mencapai produktivitas
tinggi dicapai dengan meningkatkan nilai tambah dari keluaran dan
mengefisienkan pemanfaatan sumberdaya (material, personel, mesin
produksi, energi).
Pengukuran produktivitas dapat dilakukan secara makro pada tingkat
negara, maupun secara mikro dalam lingkup perusahaan. Dalam lingkup
perusahaan dapat diukur produktivitas total maupun produktivitas secara
perbagian, misalkan produktivitas tenaga kerja, produktivitas modal,
produktivitas mesin produksi dan sebagainya. Ukuran produktivitas dapat
secara indeks maupun dalam angka perbandingan.
Usaha peningkatan perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai
pendekatan dua diantaranya, yaitu pendekatan teknik industri dan pendekatan
hubungan manusia (organisasi kerja). Pendekatan teknik industri
memanfaatkan alat analisis teknik tatacara, metoda kerja atau pengukuran
kerja dan sebagainya. Pendekatan hubungan manusia menekankan melalui
organisasi, di antaranya dengan cara perubahan organisasi.
VIII.2 PENYAJIAN
VIII.2.1 PRODUKTIVITAS, EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS
Produktivitas adalah ukuran perbandingan antara efektivitas dan
efisiensi yang dicapai dalam suatu perusahaan. Efektivitas menunjukkan hasil
yang telah dicapai, sedangkan efisiensi adalah pemanfaatan sumberdaya yang
dikonsumsi. Konsep produktivitas digunakan secara luas untuk mengukur
tingkat efektivitas dan efisiensi. Ada perusahaan yang efektivitasnya tinggi
BAB VIII
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
108
namun efisiensinya rendah, dan sebaliknya efisiensinya tinggi sedangkan
kurang efektif, produktivitas rendah.
Efisiensi merupakan perbandingan antara hasil keluaran aktual
terhadap standar yang diharapkan. Misalnya, hal kerja seorang operator
adalah 120 unit/jam, sedangkan laju standrnya adalah 180 unit/jam. Efisiensi
operator dapat dihitung sebesar.
120/180 x 100% = 66,67%
Efektivitas adalah tingkat pencapaian tujuan atau sasaran
Produktivitas = Masukan
Keluaran
Produktivitas = Efisiensi
sEfektivita
Produktivitas = digunakan yang Sumberdaya
dicapaiyangHarga
Contoh penerapan produktivitas pada kendaraan bermotor, hasil yang
dicapai oleh mobil adalah jarak yang dicapai dalam satuan kilometer,
sedangkan unsur masukan adalah jumlah bensin yang dikonsumsi. Bila jarak
yang dicapai adalah 100 Km, dengan konsumsi bensin 10 liter, maka
produktivitas mobil adalah :
Produktivitasmobil = Masukan
Keluaran =
Ltr 10
Km 100
= 10 Km / liter
Dalam contoh mobil di atas, unsur-unsur yang berpengaruh pada
produktivitas di antaranya kondisi mesin mobil, kinerja mesin, teknik
mengendarai mobil, kondisi jalan dan sebaiknya. Bila unsur di atas
diperhitungkan, hasil produktivitasnya akan tinggi. Dalam lingkup
perusahaan unsur-unsur yang mempengaruhi masukan adalah sumberdaya
yang digunakan (5M + 1) sedangkan hasil yang dicapai adalah nilai tambah
dari produk /jasa yang dihasilkan.
109
Model sistem produksi
Gambar 8.1 Model produksi
Dari model sistem produksi di atas maka dapat dibuat batasan suatu
peroduktivitas dalam lingkup perusahaan adalah :
Produktivitas = MasukanTotal
KeluaranTotal
Produktivitas = E) M(5masukannilaiTotal
n)Prods/d1(ProdtambahnilaiTotal
Dari persamaan di atas maka untuk mencapai peningkatan produktivitas
dicapai dengan menaikkan tambah dari produk, dan dengan cara
mengefisiensi masukan dari sumberdaya (5M + E). Peningkatan nilai tambah
didapat dengan cara menaikkan kualitas produk dan menekan biaya produksi
dengan teknologi, sehingga rupiah/unit semakin rendah. Sedangkan efisiensi
sumberdaya dilakukan dengan cara mengenali sumber-sumber pemborosan
dan berusaha menghilangkan pemborosan tersebut.
Ada tiga jenis dasar produktivitas:
Produktivitas partial: perbandingan hasil keluaran dengan cara satu
masukan. Misalnya produktivitas tenaga kerja, produktivitas modal,
produktivitas bahan baku.
Produktivitas faktor total: perbandingan hasil bersih dengan jumlah
Man (Manusia)
Machine (mesin)
Money (modal)
Method (metoda)
Material (bahan)
Energy (energi)
Proses produksi/ manufaktur
Produk 1
Produk 2 Produk 3 Produk 4
110
tenaga kerja dan modal. Hasil bersih adalah hasil total dikurangi
barang/komponen, jadi dikurangi pelayanan/jasa yang dibeli.
Produktivitas total: perbandingran hasil total dengan jumlah semua
masukan (modal, tenaga kerja, material)
Ketiga jenis produktivitas memiliki kelebihan dan kekurangan, antara lain
Produktivitas partial, memiliki kelebihan mudah dimengerti, mudah
dihitung, datanya mudah diperoleh dengan cepat dapat disampaikan pada
pimpinan, dan merupakan cara mendiagnose indikator yang perlu
diperbaiki.
Sedangkan produktivitas faktor total dan produktivitas total, kelebihannya
memberi gambaran perusahaan secara keseluruhan, dapat memberi cara
perbaikan jika digabungkan dengan produktivitas partial, dan mudah
dianalisis untuk mengetahui kepekaan.
Kelemahan produktivitas partial adalah bisa memberi arah yang salah,
jika tidak digabungkan dengan ukuran produktivitas yang lainnya dan bukan
merupakan alat pendekatan pengendalian keuntungan yang baik. Kelemahan
produktivitas faktor total dan produktivitas total adalah sulit dihitung karena
kesulitan memperoleh data secara lengkap dan akurat, lebih dominan untuk
mengukur faktor tenaga kerja dan modal sehingga hasil perhitungan tidak
tepat, jika porsi biaya material besar.
VIII.2.2 PENGUKURAN PRODUKTIVITAS
Pengukuran produktivitas penting peranannya, dengan mengetahui
nilai indek produktivitas manajemen dapat mengukur kinerja perusahaan.
Selanjutnya, manajemen dapat membuat langkah untuk peningkatan
produktivitas.
Produktivitas merupakan nilai total dari seluruh kinerja perusahaan,
termasuk di dalamnya produktivitas tenaga kerja, produktivitas mesin
111
produksi, produktivitas modal kerja dan seterusnya. Produktivitas dapat juga
diukur secara pembagian, misalkan produktivitas tenaga kerja, produktivitas
mesin produksi :
Produktivitas = Efisiensi
sEfektivita
Produktivitas = digunakan yang Sumberdaya
dicapaiyangHarga
Produktivitas parsial (SDM)
Produktivitas = kerjaTenagamasukannilaiTotal
n)Prods/d1(ProdtambahnilaiTotal .
Produktivitas parsial (Modal)
Produktivitas = kerjamodaldarimasukannilaiTotal
n).Prods/d1(ProdtambahnilaiTotal
Produktivitas total
Produktivitas = EILK
O
Dengan : O = Output/ nilai keluaran yang dihasilkan
K = Kapital/ nilai modal yang digunakan
L = Labor/ nilai upah tenaga kerja
I = Intermediate (pembelian material + jasa)
E = Energi / sumber tenaga yang digunakan
Nilai-nilai input harus diubah dalam besaran nilai uang, rupiah atau dollar.
Perbedaan nilai masukan dan nilai keluaran merupakan nilai marjinal kotor
(gross margin). Angka perubahan dari angka marjin kotor dari periode ke
periode berikutnya menyatakan tingkatan produktivitas perusahaan.
Sebagai contoh, pabrik TV menghasilkan 100 TV berwarna dengan
112
mengerahkan 20 pekerja, akan diukur produktivitas tenaga kerjanya sebagai
berikut ini.
Produktivitas = digunakan yang Sumberdaya
dicapaiyangHarga
= Pekerja/TV520
100
Usaha peningkatan produktivitas pekerja dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu :
memperbaiki metode kerja sehingga 100 TV dapat diselesaikan oleh 14
orang pekerja dalam waktu yang sama, sehingga produktivitasnya
menjadi:
Produktivitas = pekerja14
TV 100 = 6,16 TV / pekerja
dengan menerapkan teknologi produksi baru dan peningkatan ketrampilan
pekerja, sehingga dengan 20 pekerja dapat dihasilkan 130 TV dalam
waktu yang sama;
Produktivitas = pekerja2
TV 130
0 = 6,5 TV / pekerja
Teknik pengukuran di atas dinamakan dengan teknik perbandingan
nilai keluaran dengan nilai masukan. Ada cara lain dalam mengukur
produktivitas, yaitu dengan teknik indeks. Cara indeks banyak dipakai karena
memiliki kelebihan bisa membandingkan indeks produktivitas tahun yang
lalu dan tahun sekarang dengan perbandingan standar. Cara indek juga
banyak digunakan oleh pemerintah (Biro Statistik), sehingga dengan cara
indeks hasil pengukuran produktivitas dapat dbandingkan langsung dengan
organisasi lain.
113
Kriteria yang dipakai dalam pengukuran produktivitas
validitas, data harus benar dan menunjukkan perubahan produktivitas;
harus lengkap, mencakup seluruh data yang relevan baik untuk unsur
keluaran, maupun masukan;
dapat diperbandingkan, pengukuran harus akurat dan hasilnya dapat
dibandingkan dengan periode sebelumnya;
biaya efektivitas, hasil pengukuran dapat digunakan untuk mengadakan
perbaikan dalam organisasi.
Tabel 8.1 Perhitungan perbandingan – indeks
Periode dasar Periode berikut
Besaran
(1)
Indek*)
(2)
Besaran (3) Indek**
(4)
1. Output (unit 50.000, 100 81.900, 163,8
2. Jam kerja 5.000,- 100 6.500, 130,0
3. Gaji / upah Rp 30.000, 100 Rp 42.000 140,8
Perbandingan :
4. Output/jam kerja
(baris 1 + baris 2)
10 100 12,6 126,0
5. Upah/jam kerja
(baris 2 + baris 2)
Rp 6,0 100 Rp 8,5 108,3
6. Upah/output
(baris 5 + baris 4)
Rp 6,0 100 Rp 0,51 86,0
Catatan :
*) indeks 100% diperoleh dari kolom (1) dibagi dirinya sendiri karena
dijadikan periode dasar.
**) indeks 163,8% diperoleh dari {kolom (1) kolom (3)}.
VIII.2.3 Teknik Peningkatan Produktivitas
Produktivitas bisa diukur secara makro (lingkup nasional) maupun
dalam lingkup mikro (perusahaan). Pengukuran secara makro memerlukan
seluruh data yang dihasilkan secara nasional. Ada dua pendekatan dalam
114
teknik peningkatan produktivitas, pertama pendekatan teknik industri dan
ekonomi dan yang kedua pendekatan hubungan manusia.
Menurut survey ada sekitar 50 metode untuk perbaikan produktivitas,
yang diklasifikasikan ke dalam lima jenis dasar yaitu berbasis teknologi,
berbahasis tenaga kerja (orang), berbasis produk, berbasis proses, dan
berbasis material. Teknik berbasis teknoogi memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, contohnya CAD-CAM, robotika, teknik laser,
manajemen perawatan, konservasi energi dan sebagainya.
Teknik berbasis pekerja dilakukan dengan meningkatkan kepuasan
kerja dan memotivasi kerja, misalnya dengan memberikan upah perangsang,
promosi, pengayaan dan perluasan tugas (job enrichment and job
enlargement), perputaran tugas (job ration), peningkatan keahlian, kurva
pengalaman, komunikasi, mutu penyeliaan hukuman/sanksi, dan gugus
kendali mutu.
Perbaikan produktivitas berbasis produk dilakukan melalui peninjauan
kembali terhadap produk seperti rekayasa nilai (value engineering),
diversifikasi produk, standarisasi, peningkatan keandalan, dan promosi
produk terpadu.
Teknik berbasis proses atau pekerjaan yaitu teknik tatacara
pengukuran kerja, perancangan kerja, evaluasi jabatan, ergonomi,
penjadwalan produksi. Teknik berbasis material dilakukan dengan
pengendalian persediaan, penerapan MRP, manajemen material,
pengendalian mutu, perbaikan sistem pemindahan material, pemakaian ulang
atau daur ulang material.
Semua teknik di atas dapat juga dikelompokkan dalam beberapa kategori
yang meliputi :
teknik industri, misalnya perancangan kerja;
pemasaran, misalnya promosi;
pengendalian sistem, contohnya pengendalian persediaan;
penelitian operasional;
teknik komputer;
115
manajemen (penjadwalan produksi);
psikologi (partisipasi kerja);
ilmu perilaku dan lain sebagainya.
Metode kerja adalah langkah-langkah sistematis untuk melakukan
suatu pekerjaan dengan cara mudah efisien dengan biaya yang ekonomis.
Cara yang digunakan adalah dengan memperbaiki proses, tata letak
mesin/fasilitas, merancang fasilitas dan peralatan kerja, dan mengurangi
tingkat kesulitan kerja dan kelelahan kerja, mengurangi penggunaan material,
mesin produksi dan pekerja, serta mengembangkan lingkungan kerja yang
lebih baik.
Untuk dapat memperbaiki metode kerja digunakan beberapa alat
analisis, di antaranya diagram aliran proses, diagram aliran, diagram tangan
kiri-kanan, diagram manusia-mesin dan sebagainya. Kondisi persaingan yang
ketat dan tekanan ekonomi yang ketat menuntut perubahan lebih produktif.
Tolak ukur metoda kerja yang lebih baik, yaitu waktu produksi lebih singkat
dan biaya lebih ekonomis akan berdampak langsung pada produktivitas lebih
tinggi. Manfaat lain dari peningkatan produktivitas di atas, juga berpengaruh
pada:
pengurangan tingkat kelelahan pekerja;
tataletak kerja lebih berdaya guna;
design produk lebih baik;
penanganan material lebih cepat;
peningkatan keamanan kerja;
peningkatan moral pekerja.
116
PETA ALIRAN PRORES
Ringkasan
Kegiatan Sekarang Usulan Benda
Jml Wkt Jml W
kt
Jml W
kt
Pekerjaan :
O Operasi Nomor peta :
= Pemeriksaan 6 51,07 Orang Bahan :
Transportasi - - Sekarang
Usulan
D Menunggu 212,8
3
Dipetakan oleh : Chandra M.S
Penyimpanan Tanggal
dipetkan
: 7 November
1988
Uraian kegiatan Lambang Jrk Jml Wk
t O = D
Steker dirakit di stasiun I
Raktian steker dipindah ke staf II
Steker menunggu steker lainnya
Dus kecil dipak
Dipindahkan ke stasiun II
Dus kecil diberi cap
Dus kecil dimaksukkan dalam kotak
Dus kecil menggu dus kecil lain
Kotak besar dipak
Dipindahkan ke gudang
Disimpan di gudang
Gambar 8.2 Peta aliran proses
Pengukuran kerja adalah untuk menetapkan berapa waktu standar
yang digunakan untuk menyelesaikan satu unit produk oleh seorang pekerja
dengan kondisi kerja normal. Dengan pengukuran waktu dapat dianalis waktu
yang tidak efektif, dan memperbaikinya sehingga waktu kerja lebih
117
kondusif. Waktu standar dapat bermanfaat pula untuk:
membandingkan efisiensi dari beberapa alternatif metode kerja;
mengukur beban kerja, dan menyeimbangkan untuk kerja tim;
membuat rencana penjadwalan produksi berdasarkan waktu standar;
mengukur kinerja pemanfaatan mesin produksi, serta pekerja.
Menentukan dasar penggajian dan perhitungan bonus bagi pekerja yang
berprestasi;
Dijadikan dasar dalam pembuatan kontrak, dan waktu penyerahan produk
secara pasti.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengukuran kerja:
pilih pekerjaan yang akan diukur waktu standarnya;
catat data yang relevan, berdasarkan pada metoda kerja serta elemen
kerjanya;
lakukan analisis dari data tadi, tetapkan metoda dan gerakan kerja paling
efektif, serta pisahkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif;
lakukan pengukuran kembali menurut elemen pekerjaan;
menghitung besarnya waktu standar;
tetapkan waktu standar dari metoda terbaru.
Pendekatan hubungan
Pendekatan hubungan manusia lebih menekankan aspek manusia
sebagai bagian dari organisasi yang paling utama. Pengembangan organisasi
adalah salah satu cara peningkatan produktivitas. Organissi yang dinamis
selalu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Hanya organisasi yang
dinamis dan mau berubah menjadi lebih baik yang akan tetap berkaitan.
Banyak organisasi pada awalnya tidak dibangun dengan konsep
pengembangan sumber daya manusia dengan benar. Dalam kondisi
persaingan ketat, tuntutan kualitas sumber daya manusia menjadi sangat
penting. Jumlah pegawai yang banyak akan cenderung menimbulkan biaya
overhead yang besar dan mengurangi laba perusahaan. Langkah yang diambil
118
adalah dengan mengadakan penataan kembali organisasi.
Contoh kasus, perusahaan PT Jasatama mengidentifikasikan adanya
penurunan keuntungan selama dua tahun berturut-turut. Ada dua penyebab
turunnya laba, yaitu penurunan tingkat penjualan karena kerasnya persaingan
dan besarnya biaya overhead perusahaan. Pihak manajemen menetapkan
bahwa cara yang akan ditempuh adalah penataan kembali pegawai.
Kemudian diadakan analisis biaya-manfaat, biaya yang dikeluarkan
berupa biaya pesangon untuk pegawai yang akan dipensiun dini, manfaat
yang diperoleh adalah peluang menghembat biaya overhead untuk tahun-
tahun mendatang. Analisa biaya manfaat menunjukkan hasil yang positif, dan
langkah penataan kembali layak dilaksanakan.
Gambar 8.3 Langkah pengembangan organisasi
Langkah berikutnya menentukan strategi perubahan, yaitu dengan
menata kembali dan mengadakan pensiun dini bagi pegawai yang usianya di
atas 45 thun dan berpendidikan SMP ke bawah. Setiap pegawai yang
dipensiun dini mendapatkan uang pesangon 20 kali gaji bulanan,
direncanakan seperempat dari seluruh pegawai yang ada saat ini.
Rekrukturisasi ini merupakan kebijakan dari manajemen puncak.
Identifikasi problem organissi
Mengenali masalah
Analisa Biaya-manfaat
Mengembangkan strategi perubahan
Intervensi
Mengukur dan evaluasi hasil perubahan
Umpan balik
119
Setelah berlangsung dalam setengah tahun diadakan evaluasi dari
seluruh rencana. Kemudian monitor berapa realisasi dari pegawai yang sudah
mengajukan pensiun, serta berapa kemajuan yang dicapai dari penataan
kembali. Adakah overhead perusahaan berkurang atau tetap besar. Bila
hasilnya tidak sesuai dengan standar diadakan koreksi lagi, bila dikoreksi
pada tingkat pengembangan strategi atau koreksi dari langkah paling awal.
Di samping penataan kembali tentu saja masih banyak teknik yang
didasarkan pada hubungan manusia seperti komunikasi atau hal-hal lain yang
dikaitkan dengan peningkatan kepuasan seperti yang dikemukakan Hezberg
pada Teori Dua Faktornya atau sesuai dengan hirarki kebutuhan Maslow.
VIII.3 PENUTUP
Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian tentang
a. efisiensi;
b. efektivitas;
c. produktivitas.
2. Berikan contoh nyata (dengan data kuantitatif) dari soal no 1 a, b dan c diatas
3. Berikan yang penjelasan yang dimaksudkan dengan nilai masukan serta
nilai keluaran dari produktivitas.
4. Pengukuran produktivitas tidak hanya di bidang produksi, berikan contoh
aplikasi pengukuran produktivitas untuk bidang-bidang berikut ini:
a. jasa angkutan
b. jasa perbankan
c. jasa pendidikan.
identifikasi nama yang termasuk nilai masukan dan nilai keluaran dari
ketiga hal diatas.
5. Perusahaan PT Jasatama dalam dua tahun terakhir memiliki data
keuangan seperti pada tabel 8.3 dibawah. Anda diminta untuk mengukur
besarnya produktivitas dengan pendekatan indek dan perbandingan.
120
Tabel 8.3 Data keuangan PT Jasatama
Tahun 1992 besaran 1993 besaran
1. Output (unit) 73.000, 90,200,
2. Jam kerja 4.400, 5.500,
3. Gaji / Upah $ 45.000, $ 58.000,
Perbandingan:
4. Output/jam kerja
5. Upah/jam kerja
121
Pengertian dan gugus kendali mutu
Gugus kendali mutu (GKM) adalah sekelompok karyawan dari unit kerja
suatu perusahaan/organisasi yang sama, yang bertemu secara berkala
mengupayakan pengendalian mutu dengan cara mengidentifikasi
permasalahan, menganalisis dan mencari pemecahan masalah yang dihadapi
dalam pekerjaan di unit kerjanya dengan mempergunakan teknik kendali
mutu. Mutu didefinisikan sebagai totalitas nilai yang melekat pada suatu
produk. Nilai tersebut mencakup beberapa hal, menyangkut spesifikasi
keandalan produk, kemudahan operasional, bisa menyesuaikan dengan
peralatan lain (compatible)
Tujuan yang akan dicapai dari pelaksanaan GKM:
meningkatkan kemampuan manajerial para karyawan operasional agar
tumbuh kebiasaan berpikir analisis;
mendorong setiap karyawan agar mampu memberikan sumbangan pikiran
yang berkaitan dengan pengendalian mutu, sehingga tercipta lingkungan
kerja dimana karyawannya sadar akan mutu, permasalahan dan merasa
berkepentingan untuk memperbaikinya;
Meningkatkan moral karyawan dengan membuka kesempatan untuk
berperan serta dalam mengembangkan mutu di unit kerjanya dengan
didukung oleh pola hubungan karyawan dan atasan yang harmonis;
Mengarahkan agar stiap karyawan dapat terlibat dalam suatu bentuk
kerjasama kelompok yang dinamis dalam usaha untuk mencari pemecahan
masalah dalam hal mutu pelayanan/produk dan mutu kerja.
BAB IX
MANAJEMEN MUTU
122
Keuntungan dari pelaksanaan gugus kendali mutu bisa ditinjau dari sisi
karyawan maupun sisi perusahaan. Bagi karyawan:
mengembangkan kemampuan dari setiap pribadi di dalam melihat dan
mengenali permasalahan serta mencari alternatif pemecahannya;
mengembangkan kemampuan berkomunikasi/berpartisipasi dalam
kegiatan kelompok;
membiasakan berpikir secara analitis dengan menggunakan teknik-teknik
quality control;
Bagi perusahaan/organisasi
mengembangkan perusahaan melalui akumulasi gagasan perbaikan;
memperbaiki hubungan perusahaan dengan karyawan;
meningkatkan partisipasi semua karyawan di dalam mendukung tujuan.
Manajemen mutu
Kualitas adalah totalitas nilai yang melekat pada produk atau jasa. Totalitas
nilai diartikan sebagai spesifikasi dan kinerja dari produk, hendaknya dapat
dievaluasi dan memuaskan pemakai/pelanggan produk. Kualitas sebuah
tabung lampu TL dapat diketahui dari beberapa atribut, misalnya: kecerahan
cahaya, penggunaan daya (watt), panjang, diameter, umur pakai, merek dan
sebagainya. Dalam peningkatan kualitas suatu produk atau jasa tidak hanya
pada produk itu sendiri, tetapi juga dengan biaya/harga produk, pengiriman
produk, keamanan.
Kualitas dari produk, menyangkut kualitas produk itu sendiri dalam rangka
memuaskan pelanggan.
Kualitas dari harga, biaya hendaknya dapat ditekan sedemikian rupa tanpa
meningkatkan mutu produk, ini dicapai dengan teknologi produksi atau
perbaikan metoda kerja, pekenakan biaya bukan berarti produk bermutu
rendah.
123
Kualitas pengiriman, pengiriman harus tepat waktu sesuai tanggal yang
disepakati, jangan terlambat atau terlalu cepat.
Kualitas keamanan, produk yang dihasilkan hendaknya tidak membahayakan
bagi pemakai dan mudah pengorganisasiannya.
Pengendalian kualitas dimaksudkan metode dari sistem terintegrasi agar
memenuhi standar ekonomi produksi yang memenuhi kebutuhan
pelanggan/pemakai produk atau jasa. Untuk maksud pengendalian digunakan
alat statistik, yang disebut sebagai statistik pengendali kualitas. Pengendalian
kualitas tidak cukup dilaksanakan disatu bagian saja, tetapi di semua bagian
dari perusahaan. GKM merupakan teknik pengendalian yang dilakukan di
satu bagian. Untuk pelaksanaan di semua bagian dari perusahaan disebut
Pengendalian Kualitas Terpadu (Total Quality Control- TQC).
Pemasaran Perencanaan Litbang Produksi Penjualan Layanan Pelanggan
Gambar 10.1 Konsep pengendalian mutu terpadu
Konsep GKM berasal dari Jepang disesuaikan dengan kultur yang berlaku
setempat. Sistem manajemen yang dianut adalah sistem PDCA (Plan-Do-
Check-Action). Konsep ini melihat bahwa perubahan dalam manajemen
hendaknya dilakukan terus menerus tanpa menimbulkan gejolak. Plan berarti
merencanakan pekerjaan sedang Do berarti pelaksanaan dari rencana kerja,
Check berarti mengadakan evaluasi dari hasil kerja, dan Action berarti
tindakan koreksi dari penyimpangan antara hasil dengan perencanaan.
Pengendalian mutu terpadu
Action Plan Check Do
Action
124
Gambar 10.2 Daur manajemen PDCA
Tujuh alat analisis GKM
Proses pengendalian kualitas dengan GKM harus dilakukan dengan
pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan beberapa alat analisis untuk
mengolah data. Ada tujuah alat analisis yang digunakan yaitu:
lembar pengamatan (check sheet);
diagram stratifikasi (stratification diagram);
grafik (graph);
diagram sebab-akibat (cause and effect diagram);
diagram pareto (pareto diagram);
histogram (histogram);
bagan kendali (control chart).
Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan digunakan untuk mengumpulkan data yang akan
digunakan untuk dianalisis. Data hendaknya merupakan fakta sebenarnya,
bukan merupakan data masa lalu yang usang dan data yang dapat dipercaya.
Langkah-langkah pengumpulan data:
tentukan tujuan yang akan dicapai;
tentukan kriteria yang akan diamati;
putuskan cara untuk mencari data;
rancang tabel pengamatan, sesuaikan dengan kebutuhannya;
kaji ulang apakah rancangan tabel cukup andal;
125
jika cukup andal, gunakan tabel tersebut.
Tabel 10.1 Pengunaan daya listrik
Pemakaian besar watt Lama Kwh Proses
1. Lemari Es 100 watt 5 jam 0,5 6%
2. Rice cooker 40 watt 1,5 jam 0,6 8%
3. AC 1000 watt 3 jam 3,0 37%
4. Komputer 300 watt 6 jam 1,8 22%
5. Penerangan 100 watt 10 jam 1,0 12%
6. TV 200 watt 6 jam 1,3 15%
8,1 Kwh 100%
Stratifikasi
Stratifikasi digunakan untuk mengklasifikasikan data yang spesifik menurut
kelompoknya, misalkan operator, spesifikasi mesin, waktu pembagian kerja
dan sebagainya.
Langkah-langkah stratifikasi
Langkah 1
Tetapkan krakteristik spesifik dari masalah. Tergantung dari datayg dimiliki,
karakteristik menunjukkan suatu kualitas atau kualitas atau nilai uang.
Karakteristik kualitas ditunjukkan dengan rasio produk gagal, ratio material
yang hilang, jam kerja.
Langkah 2
Tunjukkan kondisi total dari kualitas, kuantitas atau nilai uangnya.
Langkah 3
Identifikasi penyebab penyebaran dengan menggunakan histogram. Dengan
histogram penyebaran mudah diidentifikasikan.
126
Langkah 4
Mengklasifikasikan data berdasarkan:
waktu pagi, sore, hari, minggu;
operator skill rendah, trampil, kelamin, usia dan sebagainya;
mesin & peralatan kerja jenis mesin, modle mesin, teknologi, kapasitas
mesin, mesin baru-lama;
proses kecepatan lini produksi, produksi operasi, stasiun kerja, temperatur
tekanan, kecepatan putaran, metoda dan sebagainya;
material pemasok, merk, waktu pasokan, ukuran lot, tempat penyetoran,
waktu penyetoran;
pengukuran instrumen, personel, metoda pengukuran
pemeriksaan pemeriksa, temapt pemeriksaan, metoda pemeriksaan dan
sebagainya;
lingkungan temperatur, kelembaban, curah hujan, angin, penerangran dan
seterusnya;
Agar stratifikasi efektif, hal yang harus dilakukan adalah :
identifikasi perbedaan dengan statifikasi;
identifikasi karakteristik menyolok;
identifikasi sesuatu secara numerik;
identifikasi bentuk penyebaran data.
Gambar 10.3 Stratifikasi Produk
Grafik
ditolak
diterima
batas bawah batas atas
127
Grafik adalah cara penyajian data dengan bentuk visual. Dengan
grafik data yang jumlahnya banyak dan memuat angka-angka akan tersaji
secara jelas dan mudah untuk diamati. Keuntungan lainnya efisien dalam
menyajikan data dengan akurat serta dapat dibandingkan dengan data pada
periode lainnya. Bentuk grafik bermacam-macam diantaranya:
diagram alir (flow chart);
diagram penjadwalan (schedulling chart);
diagram rekaman (recording chart);
diagram perhitungan (calculation chart);
diagram statisk (statistical chart).
Untuk keperluan GKM banyak digunakan diagram statisik. Jenis-jenisnya
diantaranya:
Persentase
a. Grafik balok (bar chart)
b. Grafik garis (line graph).
1989 Produk A B C D E
1990 A B C D E
Tahun/bulan
Tahun/bulan
128
1991 A B C D E
1992 A B C D E
1993 A A B C
c. Grafik jalur perbandingan penjualan produk
d. Grafik lingkaran
Gambar 10.4 Model-model grafik
Diagram sebab akibat
Diagram sebab akiabt atau disebut diagram tulang ikan digunakan untuk
mengidentifikasikan adanya hubungan sebab dan akibat suatu masalah.
Akibat dari suatu masalah pasti ada penyebabnya. Diagram ini
menggambarkan hubungan sebab-akibat dari berbagai kriteria.
Contoh efek dari ban mobil gundul bisa disebabkan oleh mobil, teknik
mengemudi, kondisi jalan, kualitas ban, lingkungan (jalan, cuaca), paku.
Langkah-langkah menyusun sebab-akibat:
Langkah 1
Tetapkan masalah yang diamati, misalkan: pemborosan energi listrik,
pemborosan waktu produksi, penundaan pengiriman, pemborosan biaya
produksi, produk gagal dsb.
Langkah 2
Produk A 45
Produk 0 20
Produk A 35
129
Identifikasi penyebab yang menimbulkan akibat yang disebutkan pada
langkah 1 diatas, ditinjau dari 4 M + E (Man, Machine, Materials, Methods
& Enviroment) atau manusia, mesin, material, metode dan lingkungan.
Langkah 3
Faktor penyebab dibagi menjadi faktor utama dan faktor penunjang, faktor
penunjang dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih terperinci lagi.
Gambar 10.6 faktor-faktor diagram sebab-akibat
Manusia Manusia
Manusia
Manusia Manusia Manusia
Pengemudi Paku
Manusia
Cuaca
Jalan
Mobil
Jalan*)
Manusia
Cuaca*)
Hujan*
kerikil*)
Lingkungan jelel (utama)
130
Gambar 10.7 Faktor utama dan faktor penunjang
Diagram pareto
Diagram pareto digunakan untuk mengidentifikasikan faktor penyebab yang
paling dominan. Dengan parcto dapat dilihat dari sejumlah faktor, dapat
disusun faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan.
Pemakaian Besar watt Lama Kwh Presentase
1. Lemari Es 100 watt 5 jam 0,5 6%
2. Rice cooker 400 watt 1,5 jam 0,6 8%
3. AC 1000 watt 3 jam 3,0 37%
4. Komputer 300 watt 6 jam 1,8 22%
5. Penerangran 100 watt 10 jam 1,0 12%
6. TV 200 watt 6 jam 1,2 15%
Dari tabel di atas dapat dibuat tabel Pareto, dengan cara membuat ranking
tertinggi secara urut sebagai berikut:
energi untuk ac 37%
untuk komputer 22%
pemakaian tv 15%
penerangran 12%
rice cooker 8%
lemari es 6%
131
Procen Pareto
22%
15%
12%
8%
6%
22%
37%
15%
12%
8%
100%
132
Gambar 10.8 Diagram pareto dari penggunaan energi listrik
Histogram
Histrogrram adalah grafik yang menggambarkan penyebaran data dari data
aktual yang diperoleh dari pengamatan dilapangan. Jumlah data hendaknya
lebih dari 30, dengan asumsi telah memenuhi sarat sebagai kurva normal.
Langkah-langkah penyusunan histogram sebagai berikut :
tentukan jumlah dada yang akan diolah (N);
tentukan jumlah kelas (k = N);
menghitung interval kelas (h);