BABVI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAB VI

Citation preview

BAB VI NUKLEUS

BAB IVNUKLEUS

Kompetensi dasar

Mengidentifikasi inti struktur dan fungsi inti selDeskripsi

Aktivitas sel dikontrol oleh inti sel (nukleus). Nukleus tersusun atas membran inti dan nukleoplasma. Di dalam nukleoplasma terdapat nukleolus dan materi genetik. Materi genetik berupa kromatin yang mengandung DNA.Kata kunci

SELAPUT INTI Struktur Ultra

Adanya membran yang memisahkan bahan nukleus dari sitoplasma di sekelilingnya adalah salah satu sifat yang khas yang membedakan eukariota dari prakariota. Adanya membran yang membatasi inti pertama kali ditunjukkan oleh O. Hertwig dalam tahun 1893. Tetapi, pada waktu itu minat untuk mempelajari membran tersebut sangat kecil. hingga saat mikroskop elektron dapat membuktikan bahwa membran inti adalah bersifat bilayer lipid. Kedua membran berfusi pada tempat pori inti, sedang di bagian-bagian lain dipisahkan oleh ruang perinukleus yang bervariasi dalam ketebalannya antara 10-50 nm. Kenampakan yang melipat pada pori-pori inti dan tipisnya ruang perinukleus memantapkan istilah "nuclear envelope". Suatu bahan, yang "fibrous" terdapat di sebelah dalam membran inti; diduga memberi kekuatan pada membran inti dan merupakan tempat heterokromatin yang perifer.

Fungsi

Fungsi membran inti bermacam-macam. Fungsi utamanya yaitu mengkompartementalisasi nukleoplasma. Mitokondria, badan-badan golgi, lisosom, kloroplas, dan organela lain yang tidak termasuk ke dalam bagian inti, sedangkan kromasom dan nucleoli jarang keluar ke sitoplasma. Namun precursor ribosom dari nugleolus dan molekul imRNA dan tRNA dapat meninggalkan inti melewati pori inti. Juga, moiekul-molekul memasuki inti dari sitoplasma.

Gambar 6.1 Hasil mikroskop elektron dari selaput intiMATRIKS INTIKomposisi Kimia

Komponen kimia yang pokok pada matriks adalah protein. Tergantung pada tipe sel atau jaringan asal matriks, protein mungkin lebih dari 90 % dari bahan, dengan jumlah kecil RNA, DNA, dan fosfolipida.

Fungsi

Fungsi matriks inti adalah replikasi, transkripsi, dan proses dan transpor posttranskripsional.

Gambar 6.2Model untuk susunan porus inti.KROMATINTergantung pada sifat-sifat pewarna, dibedakan dua tipe kromatin pada inti interfase (Gambar 6.1). Bagian krornosoma yang diwarnai, berwarna terang muda hanya sebagian mengalami kondensasi; kromatin ini disebut eukromatin dan biasanya merupakan sebagian besar kromatin yang tersebar setelah mitosis berakhir. Pada daerah pewarnaan yang nampak lebih gelap, kromatin tetap pada keadaan terkondensasi dan disebut heterokromatin. Biasanya terdapat beberapa kromatin yang terkondensasi di sekeliling nukleolus, disebut kromatin intranukleolar. Kromatin perinukeolar dan kromatin intranukleolar mempunyai hubungan satu sama lain. Keduanya disebut kromatin nukleolar.

Kromatin sering berhubungan (menempel) pada membran dalam inti, disebut kromatin perifer yang "condensed". Di antara kromatin perifer dengan kromatin nukleolar terdapat daerah-daerah yang diwarnai muda, disebut kromatin yang tersebar.

NUKLEOSOMPada organisme uniseluler sederhana DNA terdapat dalam keadaan bebas di dalam sel, sedang pada eukariota DNA terdapat dalam ikatan non-kovalen dengan protein, umumnya protein-histon. Pada organisme eukariota tinggi, asosiasi DNA histon membentuk struktur yang lebih kompleks lagi, disebut nukleosoma. Struktur ini kemudian membentuk apa yang disebut kromosom. Nukleosom tersusun oleh partikel teras, ditambah dengan "spacer" atau "linker" DNA dan H, histon. Ini adalah unit yang mengandung 200 pasang basa DNA.

NUKLEOLUSNukleolus adalah bagian dalam inti sel yang paling dominan dan adalah di antara struktur subseluler yang diuraikan dengan mikroskopi (oleh Fontana dalam tahun 1774). Nukleolus tidak dipisahkan dari bagian nukleoplasma oleh membran, tetapi pada banyak sel, tepinya mempunyai hubungan dengan kromatin (kromatin perinukleus). Tergantung pada keadaan fisiologi sel, nukleoli bervariasi dalam jumlah, dan ukuran. Nukleolus terutama mengandung RNA dan protein.

Fungsi nukleolus mempunyai hubungan dengan sintesis protein. Adalah jelas bahwa fungsi primer nukleolus adalah sintesis sebagian besar tRNA yang terdapat pada subunit kecil dan besar pada ribosom dan penumpukan rRNA dengan protein ribosom untuk membentuk partikel-partikel preribosom.

Kegiatan yang terjadi dari satu pembelahan sel ke pembelahan berikutnya disebut daur hidup (siklus) sel, yang mencakup dua fase yaitu : pembelahan sel (M) dan interfase. Pembelahan sel meliputi dua tahapan yaitu : karyokinesis atau mitosis dan sitokinesis, sedangkan interfase mencakup 3 buah tahapan yaitu : G1, S, dan G2 (Gambar 6.4). Pada GI, sel anakan tumbuh menjadi dewasa pada S, terjadi replikasi dan transkripsi DNA; sedangkan pada G, sel mempersiapkan diri untuk membelah. Pada bagian ini tidak akan dibahas hal-hal yang terjadi di G1, S. dan G2. Namun patut diingat bahwa apabila hasil pembelahan memberikan dua buah sel anakan yang tidak sama besar, maka G, bagi sel anakan yang kecil lebih lama dari sel anakan yang besar (Gambar 6.5). yang akan dibahas di sini hanya mekanisme pembelahan selPuncak daur hidup sel yaitu pembelahan sel, yang secara umum diberi tanda M yang berarti fase mitosis. Pada waktu singkat kromatin di inti sel induk memampat membentuk kromosom, untuk kemudian bersama-sama dengan seluruh isi sel, dibagi dua ke sel anakan. Namun, mekanisme tahapan tersebut tidak sesederhana yang diduga.

Gambar 6.3 Skema daur hidup sel.

5. Kematian Sel Sebagai bagian dari Pertumbuhan

Seekor cacing nematoda (Caenor habditis elegans) hermaprodit menghasilkan 1030 inti sel somatis dalatn pertumbuhannya, tetapi 131 sel mengalami kematian. Program kematian sel harus terjadi dan pada tempat yang tidak ditentukan. Pada sel yang amati karena rusak atau karena keracunan, selnya akan mengembang dan pecah, sehingga kandungan sel tumpah pada sel tetangganya. Hal ini merupakan kematian sel yang normal, dan dikenal sebagai apoptosis. Pada kejadian ini inti sel menjadi kental, selnya berkerut dan secara cepat akan ditelan dan dicerna oleh sel tetangganya yang normal.

Oleh karena apoptosis terjadi secara dan tidak berbekas proses kematian sel kurang diperhatikan. Kemungkinan proses kematian sel penting dalam pembelahan sel yang akan menghasilkan tipe sel yang benar baik dalam jumlah maupun posisinya. Kematian sel secara normal dapat dikatakan sebagai bunuh diri, khususnya sel yang mengaktivasi program kematian dan membunuh dirinya sendiri. Contohnya pada ('. elegans yang mempunyai 2 gen (Ced-3 dan Ced-4), Ced = Cell Death Abnormal; yang diketahui dapat menyebabkan 131 sel mati. Apabila gen tersebut tidak diaktifkan dengan cara mutasi, sel yang secara normal akan mati, menjadi survive. Sebaliknya, apabila Ced-3 dan Ced-4 mengalami ekspresi berlebih akan diekspresikan bukan pada tempatnya, akan menginaktifkan gen lain Ced-9. Gen ini akan menekan program kematian sel, sehingga banyak sel yang harus mati menjadi survive.

Sel-sel prokariotik, yang tidak mempunyai inti dan DNA umumnya lebih kecil, mungkin mempunyai daur hidup sel hanya 20 atau 30 menit.

Replikasi DNA terjadi pada bagian khusus dalam interfase yang disebut fase S (S berarti sintesis). Interval ini diketahui sebagai fase G, (G singkatan dari gap). Perlengkapan fase S biasanya tidak Iansung diikuti oleh fase M. gap antara akhir fase S dan awal fase M disebut fase G2. fase G, pada daur hidup sel ditandai adanya sintesis dan akumulasi RNA dan protein dalam sitoplasma dan disertai oleh pertumbuhan sel. Selama fase S, sintesis protein berlangsung terus tetapi terutama di dalam inti sel. Di sini histon-histon tambahan dibentuk sehubungan DNA yang baru disintesis. Pada akhir fase S, inti sel mengandung 2 komplemen penuh bahan genetik dan memasuki fase G2, pada waktu terjadi beberapa pertumbuhan sitoplasma dan sel menyiapkan diri untuk pembelahan inti.

Lama waktu fase-fase G1, S, G2 dan M bervariasi antara pelbagai tipe sel, tetapi variasi antara sel-sel yang sama tipenya biasanya sangat kecil. Variasi terbesar terlihat pada fase G1. jika daur hidup sel sangat lama, kebanyakan dari perpanjangan terjadi pada fase G,. Sebaliknya, pada sel-sel ovum, bila daur hidup sel sangat pendek, fase G, sangat singkat atau bahkan tidak ada. Sel-sel embrio hewan membelah dengan cepat dengan hanya sedikit mengalami pertumbuhan. Daur hidup sel mungkin hanya meliputi 1 jam tanpa adanya fase G1 dan sintesis DNA terjadi selama mitosis atau setelah selesai mitosis. Jadi lama daur hidup sel seluruhnya tergantung terutama pada lama fase G1.

Selama fase M, isi inti sei mengalami peruhahan dan penataan kembali. Sebelum mulainya mitosis, DNA tersebar di seluruh bagian inti sel, tetapi pada profase, bahan inti mengalami kondensasi membentuk kromosom. Sifat dramatik proses kondensasi ini dapat dilihat jika orang menganggap bahwa pada sel manusia, DNA yang mempunyai panjang 10 -15 kaki pada stadium tersebar, mengalami kondensasi membentuk 46 kromosom yang terduplikasi yang panjangnya kurang daripada 15 inci. Pada fase-fase yang lain pada mitosis, kromosom yang telah mengalami duplikasi didistribusikan pada sel anakannya, mengarah ke pembelahan sel atau sitokinesis.

Mitosis pada Sel Hewan

Selama pembelahan inti atau mitosis, terjadi perubahan progresif dalam struktur dan morfologi kromosom. Walaupun mitosis merupakan proses yang berkesinambungan, pembelahan ini dibagi dalam 4 kelompok stadia pokok. Profase, stadium pertama mitosis, berupa kondensasi kromosom, hilangnya anak inti dan pembentukan mikrotubula gelendong. Jika sebelum profase sel mengandung sentriola, maka sentiola juga mengalami replikasi pada stadium ini, dan kedua sentriola yang dihasilkan bermigrasi ke ujung-ujung yang berlawanan pada gelendong. Kromosom dapat dilihat nyata dengan menggunakan mikroskop cahaya, kelihatan memendek dan menebal selama fase ini dan tersusun oleh 2 kromatida yang bersatu pada sentromer atau kinetokora. Kromatida-kromatida tersebut merupakan hasil replikasi DNA kromosoml selama interfase pada daur hidup sel.

Pada akhir profase (kadang-kadang disebut prometafase), kromosom bermigrasi ke arah pusat gelendong. Penyebabnya belum diketahui, selama metafase, sentromer pada masing-masing kromosom pada bidang ekuatorial tersusun pada bidang ekuatorial. Pada waktu ini sentromer-sentromer melekat pada benang-benang gelendong sedemikian rupa hingga tiap kromatida melekat pada kutub yang berlawanan pada gelendong. Beberapa di antara benang-benang gelendong tidak membentuk kesatuan dengan kromosom dan menghubungkan langsung kedua kutub yang berlawanan. Sentromer-sentromer mengalami duplikasi, hingga setiap kromatida menjadi kromosom yang independen.

Mulanya anafase ditandai dengan bergeraknya kromosom menuju kutubkutub yang berlawanan pada gelendong. Selama anafase, sitokinesis mulai dan mernbagi sel ke dalam 2 belahan, karenanya memisahkan kedua komplemen kromosom. Sitokinesis berbeda dengan karyokinesis tetapi umumnya sinkron,

hingga terjadinya pada stadia akhir mitosis. Fase terakhir adalah telofase, ditandai dengan kondensasi kromosom setelah mencapai kutub-kutub gelendong. Selama telofase, anak inti kelihatan lagi, dan juga membran inti. Bagan mitosis pada sel hewan terlihat pada Gambar 6.6.

Gambar 6.4 Bagan mitosis pada sel hewan

Mitosis pada Sel Tumbuhan

Pada hakekatnya proses mitosis pada sel tumbuhan mirip dengan proses mitosis pada sel hewan. Perbedaannya terletak pada :

1) Tidak adanya sentriol (kecuali pada pelbagai ganggang)

2) Sitokinesis terjadinya sekaligus setelah telofase, kecuali pada pelbagai organisme tingkat rendah.MEIOSISPerkembangan manusia baru dimuiai dengan gametogenesis, yaitu pembentukan telur dart sperma, pada kedua generasi induknya. Selama gametogenesis, dua pembelahan sel yang disebut meiosis (Yunani, meioLCn, berkurang), mengurangi jumlah kromosom dart keadaan diploid menjadi haploid. Jika dua gamet bersatu pada waktu fertilisasi, gabungan kedua nukleusnya membentuk kembali sejumlah 2n kromosom. Pada meiosis, anggota dart tiap pasangan kromosom memisah dart masuk ke dalam sel anak yang berbeda. Akibatnya tiap gamet mengandung satu dan hanya satu dari tiap jenis kromosom, dengan kata lain, gamet itu mengandung satu perangkat kromosom yang lengkap. Hal ini terjadi dengan cara berpasangannya kromosom sejenis atau sinapsis dan pemisahan dirt anggota pasangan tersebut yang pergi ke masing-masing kutub sel yang membelah. Kromosom sejenis yang berpasangan pada waktu meiosis, disebut kromosom homolog, identik dalam ukuran dan bentuknya, mempunyai kromosom yang identik dan mengandung faktor herediter, atau gen yang sama. Sebagai contoh, satu pasang kromosom yang homolog dapat rnengandung gen, yang mempengaruhi warna mata, tekstur rambut, dan sebagainya. Karena tiap anggota pasangan herasal dari induk yang berbeda, yaitu satu dari ayah dan satu dari ibu, maka pengaruh gen terhadap sifat-sifat ini (mata coklat atau biru, dan sebagainya) dapat sama atau tidak sama. Satu perangkat dari tiap satu jenis kromosom disebut jumlah IN, atau jumlah haploid. Satu perangkat dari tiap dua jenis kromosom disebut jumlah 2N atau jumlah diploid. Jumlah haploid pada manusia adalah 23 dan jumlah diploidnya 46. Gamet, yaitu telur dan sperma, mempunyai jumlah hiploid. Telur yang telah dibuahi (zigot) dan semua sel tubuh yang berkembang dari zigot mempunyai jumlah diploid. Sebuah telur yang telah dibuahi mendapatkan separuh kromosom dan separuh gennya dari ibu yang separuh yang lain dari ayah. Hanya dua pembelahan sel terakhir yang menghasilkan telur atau sperma matang yang fungsional, yaitu pembelahan meiosis; pembelahan sel lainnya adalah pembelahan mitosis.

Gambar 6.5 Pembelahan meiosis

Proses meiosis terdiri atas dua pembelahan sel yang berturutan (Gambar 6.9). Kedua pembelahan tersebut terdiri atas tahapan profase, metafase, anafase, dan telofase; tetapi antara meiosis dan mitosis terdapat perbedaan yang penting, terutama pada profase dan pembelahan meiosis pertama. Dalam tahapan in], kromosom pertama-tama kelihatan seperti benang halus panjang yang kemudian menjadi lebih pendek dan besar, seperti pada mitosis. Kromosom homolog pada waktu masih halus dan panjang mengalami sinapsis. Kromosom homolog sa(ing merapatkan diri memanjang dan melilit satu sama lain. Seteiah terjadi sinapsis, kromosom terus menebal dan memendek. Tiap kromosom dengan jelas menjadi ganda dan terdiri atas dua kromatida, seperti pada mitosis. Penggandaan ini terjadi dalam tahapan S sebelum meiosis dimulai. Pada akhir profase meiosis pertama, kromosom telah mengganda dan mengalami sinapsis sehingga menghasilkan suatu berkas dari empat kromatida homolog yang disebut tetrad. Tiap pasang kromosom menghasilkan berkas dari 4 kromatida, sehingga jumlah tetrad sama dengan jumlah haploid kromosom. Pada tahapan ini dalam sel manusia terdapat 23 tetrad (92 kromatida). Sentromer tidak membelah dan karena itu hanya terdapat dua sentromer untuk empat kromatida pada tiap tetrad.

Sementara hal-hal tersebut terjadi, kedua sentriola bergerak ke kutub yang berlawanan, di antara sentriola tersebut terbentuk sebuah gelendong, dan membran nukleus larut. Tetrad mengatur din di sekitar ekuator gelendong dan sel tersebut dika takan dalam keadaan metafase. Pada anafase pembelahan meiosis pertama, kromatida anak yang terbentuk dan tiap kromosom dan masih disatukan oleh sentromer, memisah dan bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Dengan demikian kramosom homolog dan tiap pasangan, pada anafase I terpisah satu sama lain tetapi kromatida anak tidak. Hal ini berbeda dengan anafase mitosis di mana sentromer telah membelah dan kromatida anak bergerak ke kutub yang berlawanan. Pada telofase, sejumlah haploid dari kromosom ganda terdapat pada tiap kutub. Orientasi satu tetrad pada bidang metafase dan arah dan' kromosom homolognya pada waktu berpisah tidak tergantung pada orientasi tetrad lainnya. Meskipun sel-sel yang dihasiikan dalam telofase pertama akan mempunyai satu kromosom ganda dari tiap jenis, tetapi se1-sel tersebut mungkin secara genetik tidak identik, karena tiap sel akan mempunyai campuran kromosom ayah dan ibunya. Sebagai contoh, satu sel mungkin mempunyai kromosom ibu A dan C, dan kromosom ayah B, sama dengan replikanya, sedangkan sel lainnya akan mempunyai kromosom ayah A dan C dan kromosom ibu B. Pada akhir pembelahan mitosis, sel-sel anak secara genetik akan identik.

Pada sebagian besar hewan tidak terdapat interfase yang jelas antara dua pembelahan meiosis. Kromosom tidak membelah menjadi kromatida anak dan tidak terdapat sintesis DNA seperti terdapat pada fase S antara pembelahan mitosis. Kro mosom tidak membentuk benang kromatin; tetapi sentriol membelah, terbentuk gelendong baru dalam tiap sel yang tegak lurus terhadap gelendong dari pembelahan yang pertama, dan jumlah haploid kromosom ganda mengatur din' pada ekuator tiap gelendong. Telofase pembelahan meiosis pertama dan profase pembelahan meiosis kedua biasanya berlangsung agak cepat. Pengaturan kromosom ganda pada ekuator gelendong merupakan metafase pembelahan meiosis kedua. Metafase pembelahan meiosis pertama dapat dibedakan dari yang kedua, karena pada yang pertatna kromosom diatur dalam empat berkas dan pada yang kedua dalam dua berkas. Sentromer membelah dan kromatida anak, yang sekarang menjadi kromosom, memisah diri dan bergerak ke kutub yang berlawanan. Jadi dalam telofase pembelahan meiosis kedua pada manusia, 23 kromosom, satu dari tiap jenis, tiba di masing-masing kutub. Kemudian sitoplasma membelah, membran nukleus terbentuk dan kromosom berangsur-angsur memanjang dan menjadi benang kromatin.

Dua pembelahan meiosis yang berturut-turut itu menghasilkan empat nukleus, yang masing-masing mempunyai satu dan hanya satu nukleus dari tiap jenis kromosom, yaitu satu perangcat haploid, Anggota dari pasangan kromosom homolog dipisah menjadi anak-anak sel yang berlainan. Keempat sel yang dihasilkan oleh dua pembelahan meiosis tersebut menjadi gamet dan tidak akan mengalami pembelahan meiosis atau mitosis lagi. Pada dasarnya proses yang sama terjadi pada pembelahan meiosis dalam testis, yang menghasilkan sperma, dan pada pembelahan meiosis dalam ovarium yang menghasilkan telur, tetapi ada beberapa perbedaan kecil yang penting.