53
BADAN USAHA SEBAGAI PENGURUS DANA PENSIUN Disusun oleh: TIM STUDI BAPEPAMLK BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN 2008

Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

  • Upload
    ghgdf

  • View
    41

  • Download
    15

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

BADAN USAHA SEBAGAI PENGURUS DANA PENSIUN

Disusun oleh:

TIM STUDI

BAPEPAMLK

BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN

2008

Page 2: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

ABSTRAKSI

Keberadaan Dana Pensiun dalam sistem keuangan di Indonesia memegang peran yang

sangat vital, terutama dalam kaitannya dengan fungsi dana pensiun sebagai sumber

pembiayaan jangka panjang. Undang-undang No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun

mendefinisikan Dana Pensiun sebagai badan hukum yang mengelola dan menjalankan

program yang menjanjikan manfaat pensiun. Sebagai Badan hukum, pelaksanaan tugas

pengelolaan dana pensiun dilakukan oleh organ Pengurus.

Pengurus badan hukum dana pensiun di negara Inggris, Australia, Belanda dan Chile

dapat dilaksanakan oleh lembaga keuangan seperti bank, perusahaan asuransi dan manajer

investasi. Hak, kewajiban dan syarat untuk ditunjuk sebagai pengurus dinyatakan dalam

undang undang.

Pasal 10 UUDP mengamanatkan kepada Menteri untuk menetapkan aturan mengenai

badan hukum yang dapat ditunjuk sebagai pengurus dana pensiun. Hal ini bertentangan

dengan kebiasaan umum mengenai kepengurusan badan hukum di Indonesia. Berdasarkan

prinsip Numerous Clausus dalam hukum kepemilikan, asas Lex Specialis derogate Legi

Generalis dan praktik internasional, Menteri dapat menetapkan peraturan mengenai badan

hukum yang dapat ditunjuk sebagai pengurus dana pensiun.

Page 3: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

ii

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan Puji Dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya

Studi Tentang Badan Usaha sebagai Pengurus dana pensiun.

Tugas Pokok Tim Studi ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai peluang

badan hukum sebagai pengelola dana yang dimiliki dana pensiun dari sisi kelembagaan dan

undang-undang yang berlaku.

Tim berharap hasil penelitian dan studi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dana

pensiun di Indonesia dan juga dapat mendorong penelitian lain di bidang program pensiun.

Akhir kata Tim Studi mengucapkan terima kasih kepada segenap Pihak yang telah

membantu penyelesaian studi ini. Kritik maupun saran yang membangun sangat diharapkan

dalam penyempurnaan penelitian ini.

Jakarta, Desember 2008

Ketua Tim Studi

Page 4: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ...................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

I.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

I.2. Permasalahan Penelitian ....................................................................................... 4

I.3. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 5

II.1. Badan Usaha ......................................................................................................... 5

II.1.1. Pengertian Badan Usaha .................................................................................... 5

II.1.2. Jenis Badan Usaha............................................................................................... 6

II.1.2.1. Badan Usaha yang Tidak Berbadan Hukum. ...................................... 7

II.1.2.2. Badan Usaha Berbadan Hukum .......................................................... 9

II.2. Dana Pensiun. ..................................................................................................... 11

II.2.1. Pengertian Dana Pensiun................................................................................... 11

II.2.2. Program yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun .......................................... 13

II.2.3. Pengelolaan Dana Pensiun ................................................................................ 15

II.2.4. Prinsip-prinsip OECD dalam pengelolaan dan pengawasan Dana

Pensiun .............................................................................................................. 17

II.3. Pengelolaan Dana Pensiun di Negara Lain. ........................................................ 19

II.3.1. Model trust fund. ............................................................................................... 20

II.3.1.1. Inggris ............................................................................................... 21

II.3.1.2. Australia ............................................................................................ 24

II.3.2. Model dana pensiun with legal personality....................................................... 26

II.3.2.1. Belanda .............................................................................................. 26

II.3.2.2. Chili ................................................................................................... 28

II.3.3. Model dana pensiun managing companies ....................................................... 29

II.4. Organ Pengurus Dana Pensiun ............................................................................ 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 34

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN .................................................................... 36

IV.1. Kenapa Badan Hukum? ...................................................................................... 36

IV.2. Dapatkah badan usaha melakukan tugas dan fungsi sebagai pengurus

badan hukum dana pensiun? .............................................................................. 39

IV.3. Apakah persyaratan yang harus dipenuhi badan usaha untuk

menjalankan peran dan fungsi sebagai Pengurus Dana Pensiun ? ................... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 44

V.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 44

V.2. Saran ................................................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 45

LAMPIRAN A Ketentuan mengenai Pengurusan Badan Hukum .................................... 47

LAMPIRAN B Pengurus Dana Pensiun pada Negara anggota OECD ............................ 48

Page 5: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Program pensiun merupakan suatu janji dari pemberi kerja kepada pekerjanya.

Janji mulia diberikan untuk memotivasi loyalitas pekerja. Selain itu dengan adanya

janji tersebut, diharapkan produktivitas pekerja semakin baik yang pada akhirnya

akan memberikan keuntungan baik secara finansial maupun secara sosial bagi

perusahaan.

Untuk mengikat janji mulia pemberi kerja kepada pekerjanya, dibentuk suatu

wadah berupa organisasi yang kemudian dikenal dengan Dana Pensiun. Pembentukan

Dana Pensiun dimaksudkan untuk memenuhi tujuan akhir yaitu ketersediaan dana

bagi pekerja dan keluarganya dihari depan pada saat mereka menjadi lanjut usia dan

tidak mampu lagi melakukan pekerjaan seperti sedia kala.

Pemerintah dengan mandat rakyat untuk menciptakan kesejahteraan rakyat

mengambil peran dalam menjaga terpenuhinya janji mulia pemberi kerja. Wujud dari

campur tangan pemerintah adalah dengan mengeluarkan suatu ketentuan hukum yang

dikenal dengan Undang-undang Dana Pensiun.

Tujuan diterbitkannya Undang-undang Dana Pensiun adalah untuk

memberikan jaminan hukum penyelenggaraan pensiun. Jaminan yang diberikan

meliputi :

1. “aturan main” yang tertulis. Pemerintah menyiapkan aturan mengenai

persyaratan pendaftaran dan hal pokok yang dimuat dalam perjanjian bagi

pemberi kerja yang akan membentuk dana pensiun agar janji mulia pemberi kerja

tetap dilaksanakan dan dihormati.

Page 6: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

2

2. aturan mengenai pendanaan dana pensiun. Aturan ini dibuat sebagai antisipasi

agar kesulitan keuangan yang dialami perusahaan tidak memberikan dampak

negatif terhadap dana pensiun.

3. aturan mengenai pemisahan kekayaan dana pensiun dan kekayaan perusahaan.

untuk menjamin keamanan dana yang telah dikumpulkan, menghindari

penyalahgunaan kekayaan. Selain itu juga aturan mengenai penggunaan

kustodian, penyimpanan kekayaan dan penggunaan kekayaan.

4. aturan mengenai orang yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan

operasional dana pensiun untuk menjamin keamanan dana yang telah

dikumpulkan dan menghindari penyalahgunaan kekayaan.

UUDP memformalkan janji mulia pemberi kerja menjadi suatu bentuk badan

hukum. Sebagai badan hukum, Dana Pensiun harus memenuhi empat unsur yaitu :

1. Harta kekayaan terpisah

2. Tujuan yang ideal

3. Kepentingan

4. Organisasi /Pengurus

Peran pengurus menjadi sangat vital bagi kelangsungan suatu badan hukum.

Badan hukum merupakan suatu lembaga atau bentuk benda yang tidak dapat

melakukan suatu aktivitas apapun. Kondisi ini didalam ilmu hukum disebut dengan

istilah tidak mempunyai kehendak sendiri.

Untuk mencapai tujuannya, badan hukum membutuhkan alat bantu yang

disebut dengan pengurus. Pengurus terdiri dari orang (singular) atau orang-orang

(jamak). Badan hukum hanya dapat melakukan perbuatan melalui perantaraan orang

atau orang-orang yang duduk sebagai pengurus. Orang atau orang-orang yang

Page 7: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

3

menjadi pengurus tersebut bekerja tidak untuk dirinya sendiri melainkan untuk dan

atas nama badan hukum tersebut.

Pengaturan mengenai pengurus dalam UUDP terdapat pada bagian kedua

pasal 10 dengan judul Kepengurusan Dana Pensiun. Dalam pasal tersebut disebutkan:

1) Pengurus ditunjuk oleh dan bertanggung jawab kepada pendiri.

2) Menteri menetapkan ketentuan dan persyaratan bagi orang atau badan usaha,

yang dapat ditunjuk sebagai pengurus.

3) Pengurus bertanggung jawab atas pelaksanaan peraturan Dana Pensiun,

pengelolaan Dana Pensiun serta melakukan tindakan hukum untuk dan atas

nama Dana Pensiun, dan mewakili Dana Pensiun di dalam dan di luar

pengadilan.

4) Tugas, kewajiban dan tanggung jawab pengurus serta tata cara penunjukan dan

perubahan pengurus diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Sebagai aturan pelaksana. Menteri mengeluarkan aturan mengenai persyaratan

bagi orang atau orang-orang yang dapat melaksanakan fungsi sebagai pengurus.

Aturan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor

229/KMK.017/1993 tentang Persyaratan Pengurus dan Dewan Pengawas Dana

Pensiun Pemberi Kerja. Ketentuan ini kemudian mengalami penyesuaian pada tahun

2002.

Kedua aturan yaitu Keputusan Menteri Keuangan Nomor 513/KMK.06/2002

maupun KMK sebelumnya tentang Persyaratan Pengurus dan Dewan Pengawas Dana

Pensiun Pemberi Kerja Dan Pelaksana Tugas Pengurus Dana Pensiun Lembaga

Keuangan hanya memuat ketentuan mengenai perorangan sebagai pengurus Dana

Pensiun, dan belum mengatur mengenai badan usaha yang dapat ditunjuk sebagai

pengurus.

Praktik pengelolaan dana pensiun di negara maju seperti Inggris

memperkenankan badan usaha seperti bank atau perusahan asuransi sebagai trustee

dari dana pensiun. Regulasi Belanda yang menganut tradisi hukum civil law

Page 8: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

4

memberikan kesempatan kepada badan usaha perusahaan asuransi untuk menjadi

provider dana pensiun. Penunjukan badan usaha sebagai pengurus suatu badan hukum

merupakan hal tidak umum dalam praktik pengurus badan hukum

I.2. Permasalahan Penelitian

Kajian terhadap badan usaha sebagai pengurus dana pensiun dilakukan untuk

menjawab pertanyaan sebagai berikut:

1. Mengapa Dana Pensiun diberikan Identitas sebagai Badan Hukum?

2. Dapatkah badan usaha melakukan tugas dan fungsi sebagai pengurus badan

hukum dana pensiun?

3. Apakah persyaratan yang harus dipenuhi badan usaha untuk menjalankan peran

dan fungsi sebagai Pengurus Dana Pensiun ?

I.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian ini adalah, pertama, menggali konsep-konsep mengenai badan

hukum dan kepengurusan badan hukum yang ada di Indonesia. Kedua,

memperkenalkan konsep pengelolaan dana pensiun pada beberapa negara di dunia

seperti Inggris, Australia, Belanda dan Chili. Ketiga, mengidentifikasi konsep

pengelolaan badan usaha yang didirikan berdasarkan Undang-undang dan terakhir

menempatkan konsep pengelolaan dana pensiun secara internasional pada kerangka

hukum kepengurusan dana pensiun di Indonesia. Hasil kajian diharapkan dapat

dipergunakan dalam penyusunan ketentuan perundangan mengenai penunjukan badan

usaha sebagai pengurus dana pensiun sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 10

Undang-undang Dana Pensiun.

Page 9: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

5

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Badan Usaha

II.1.1. Pengertian Badan Usaha

Kata Badan Usaha berasal dari dua kata dasar yaitu kata badan dan kata usaha.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, makna kata badan dapat diartikan sebagai

sekumpulan orang yang merupakan kesatuan untuk mengerjakan sesuatu.

Selanjutnya kata usaha memiliki makna sebagai kegiatan dengan mengerahkan

tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan,

prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. Kata usaha juga memiliki

makna lain yaitu kegiatan di bidang perdagangan (dengan maksud mencari untung) 1

.

Penggabungan dua kata yaitu kata badan dan kata usaha yang membentuk kata badan

usaha dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang merupakan kesatuan untuk

mengerjakan sesuatu dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan (raga)

dengan maksud mencapai suatu tujuan.

Definisi lain Badan Usaha terdapat pada Undang-undang Migas tahun 2001. Pada

Undang-undang tersebut, Badan Usaha didefinisikan sebagai perusahaan berbentuk

badan hukum yang menjalankan jenis usaha bersifat tetap, terus-menerus dan

didirikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta bekerja

dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia2.

1 KBBI Daring, http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, akses tanggal 6 juni 2008 2 UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi

Page 10: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

6

Menurut wikipedia berbahasa Indonesia, Badan Usaha juga dapat diartikan sebagai

kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau

keuntungan3.

II.1.2. Jenis Badan Usaha

Badan usaha yang dikenal saat ini diadaptasi dalam praktek hukum di Indonesia

melalui proses penerimaan (resepsi) hukum perdata yang berlaku di masa penjajahan

Belanda. Proses resepsi tersebut melahirkan badan usaha seperti Usaha Perorangan,

Perseroan Firma (venootschap onder firma) dan CV (Commanditaire Vennootschap).

Dengan berjalannya waktu, perkembangan di bidang perdagangan dan bisnis pada

dunia usaha melahirkan bentuk badan usaha lain yang kemudian dikenal dengan nama

yayasan, Dana Pensiun dan perseroan terbatas (PT).

Pengaturan mengenai badan usaha dapat ditemui dalam berbagai ketentuan

hukum seperti Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer), Kitab Undang-

undang Hukum Dagang (KUHD) maupun dalam Undang-undang khusus. Sebagai

contoh, Perseroan Firma diatur dalam KUHD Pasal 16 sampai dengan Pasal 35.

Selain itu, pengaturan mengenai Perseroan Firma juga terdapat pada Pasal 1618

sampai dengan Pasal 1652 KUHPer mengenai persekutuan perdata sepanjang hal

tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan KUHD.

Ketentuan hukum yang ada mengakibatkan terbentuknya dua kelompok badan

usaha. Kelompok pertama adalah badan usaha yang tidak berbentuk badan hukum.

Kelompok kedua adalah badan usaha yang berbentuk badan hukum. Syarat yang

3http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_usaha, akses tanggal 17 Juni 2008

Page 11: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

7

membedakan antara suatu badan usaha berbadan hukum dengan badan usaha non

badan hukum4 adalah:

Pertama, adanya pemisahan antara harta kekayaan pribadi pemilik dengan

harta kekayaan perusahaan adanya tanggung jawab yang terbatas dari pemilik

terhadap perusahaannya (limited liability) jika perusahaan bangkrut.

Kedua, suatu akta pendirian suatu badan hukum harus disahkan oleh

Pemerintah.

Ketiga, akta pendirian yang telah disahkan pemerintah itu wajib diumumkan

dalam Berita Negara, untuk memenuhi asas publisitas.

II.1.2.1. Badan Usaha yang Tidak Berbadan Hukum.

Pada bagian sebelumnya telah disebutkan bahwa badan usaha seperti Usaha

Perorangan dan Usaha Persekutuan (Perseroan Firma /venootschap onder firma dan

CV /Commanditaire Vennootschap), merupakan badan usaha hasil dari resepsi hukum

perdata jaman penjajahan Belanda. Sumber hukum badan usaha tersebut adalah dari

peraturan-peraturan yang termaktub di dalam KUHPer yang merupakan terjemahan

dari Burgelijk Wetboek (BW) dan juga bersumber dari KUHD yang merupakan

terjemahan dari Wetboek van Koophandel (WvK).

Perusahaan dagang merupakan salah satu bentuk perusahaan perseorangan.

Perusahaan perseorangan adalah badan usaha yang kepemilikannya dimiliki oleh satu

orang. Individu dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa ijin dan tata cara

tertentu. Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya batasan untuk

4 UNTUNG TRI BASUKI, SH., SPN, ASPEK HUKUM PEMBERDAYAAN DANA PENSIUN PADA ERA OTONOMI DAN GLOBALISASI,

http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/aspek_hukum.htm

Page 12: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

8

mendirikannya. Pada umumnya perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya

jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja / buruh yang sedikit dan

penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Contoh perusahaan perseorangan

seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagang asongan, dan lain sebagainya.

Dalam Pasal 16 KUHD dinyatakan bahwa :

”Yang dinamakan persekutuan firma ialah tiap-tiap persekutuan perdata yang

didirikan untuk mejalankan perusahaan dengan nama bersama”

Ketentuan hukum tertulis yang berisikan tata cara pendirian dan pengaturan

lainnya pada Persekutuan Firma terdapat dalam KUHD Pasal 16 sampai dengan Pasal

35. Perseroan Firma merupakan suatu maatschap (persekutuan perdata) khusus. Hal

ini ditetapkan dalam Pasal 1632 KUHPer dan juga dapat melakukan perbuatan

perusahaan. Ketentuan Pasal 1618 sampai dengan Pasal 1652 KUHPer mengenai

persekutuan perdata diberlakukan juga terhadap Perseroan Firma sepanjang hal

tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan KUHD.

Suatu Firma dapat dibentuk dengan membuat akta pendirian dan oleh yang

mendirikannya, akta pendirian tersebut kemudian didaftarkan di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri dalam daerah mana Firma tersebut berdomisili (Pasal 23 KUHD).

Tidak ada keharusan untuk mendaftarkan akta pendirian Firma pada Menteri

Kehakiman dan diumumkan dalam Berita Negara. Maka itu Firma bukan merupakan

badan hukum.5

Menurut IG Rai Widjaja yang dimaksud CV6 adalah :

“Suatu perusahaan yang didirikan oleh satu atau beberapa orang secara

tanggung menanggung, bertanggung jawab untuk seluruhnya atau bertanggung

jawab secara solider, dengan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang

(geldschieter).”

5 Johannes Ibrahim, Hukum Organisasi Perusahaan – Pola Kemitraan dan Badan Hukum, Bandung : Refika Aditama, 2006,

hal 36 6 IG Rai Widjaya, Hukum Perusahaan, Jakarta : Ksaint Blanc, 2000, hal 45 - 46

Page 13: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

9

Berdasarkan ketentuan Pasal 19 KUHD ayat (1) bahwa :

“Persekutuan secara melepas uang, yang juga disebut persekutuan komanditer

didirikan atas satu atau beberapa orang yang bertanggung jawab secara pribadi

untuk keseluruhan dengan satu atau beberapa orang pelepas uang”.

Pada CV dikenal dua macam sekutu yaitu sekutu kerja dan sekutu tidak kerja.

Sekutu kerja atau sekutu komplementer adalah sekutu yang menjadi pengurus

persekutuan, sedangkan sekutu tidak kerja atau sekutu komanditer tidak mengurus

persekutuan. Baik sekutu kerja maupun sekutu tidak kerja masing-masing

memberikan pemasukannya berujud baik uang, tenaga atau barang (fisik atau pikiran)

atas dasar pembiayaan bersama artinya untung rugi dipikul bersama antara sekutu

kerja dan sekutu komanditer meskipun tanggung jawab sekutu komanditer terbatas

pada modal yang disanggupkan untuk dimasukkan.7

Untuk mendirikan suatu CV para pendiri CV tidak memerlukan formalitas.

Artinya pendirian CV dapat dilakukan baik secara lisan maupun dengan akta otentik.

Juga tidak ada keharusan dari pendiri untuk melakukan pendaftaran dan juga tidak ada

keharusan diumumkan dalam lembaran negara. Maka CV sebagaimana halnya Firma

tidak dapat disebut sebagai badan hukum.

II.1.2.2. Badan Usaha Berbadan Hukum

Dalam ilmu hukum, subyek hukum (legal subject) adalah setiap pembawa atau

penyandang hak dan kewajiban dalam hubungan-hubungan hukum. Subyek hukum

dapat merupakan orang atau natuurlijkpersoon (menselijkpersoon) dan bukan orang

(rechtspersoon). Rechtspersoon biasa disebut badan hukum yang merupakan persona

ficta atau orang yang diciptakan oleh hukum sebagai persona.

7 Ibid, hal. 78

Page 14: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

10

Mengenai definisinya, badan hukum atau legal entity atau legal person dalam

Black’s Law Dictionary dinyatakan sebagai a body, other than a natural person, that

can function legally, sue or be sued, and make decisions through agents. Sementara

dalam kamus hukum versi Bahasa Indonesia, badan hukum diartikan dengan

organisasi, perkumpulan atau paguyuban lainnya di mana pendiriannya dengan akta

otentik dan oleh hukum diperlakukan sebagai persona atau sebagai orang.

Dalam sistem hukum Indonesia suatu badan hukum harus memiliki unsur 4 unsur

badan hukum yaitu : i). harta kekayaan terpisah; ii). tujuan yang ideal; iii).

kepentingan; iv). organisasi pengurus. Selain memenuhi empat unsur seperti

disebutkan di atas, suatu organisasi/pekumpulan/badan usaha juga perlu didaftarkan

sebagai badan hukum. Sebelum didaftarkan sebagai badan hukum, organisasi itu

secara formal belum dapat diakui sah sebagai badan hukum. Perbuatan-perbuatan

hukum yang dilakukan oleh pengurus suatu badan hukum yang belum didaftarkan

dianggap sebagai perbuatan pribadi pengurus.

Sesuai tuntutan perkembangan moderen, pendaftaran badan hukum sekurang-

kurangnya dapat dilihat sebagai syarat formil,sedang empat syarat terdahulu disebut

syarat materil. Meskipun pendaftaran badan hukum sebagai syarat formil, dalam

praktek acapkali sahnya suatu badan hukum berkaitan dengan tanggung jawab hukum

pengurus. Dalam hal perbuatan-perbuatan perdata tanggung jawab pengurus badan

hukum yang sah sebatas tanggungjawab pengurus yang menjadi tanggung jawabnya

menurut AD/ART. Sebaliknya jika badan hukumnya belum sah, maka

tanggungjawabnya bersifat pribadi dari orang-orang yang duduk sebagai pengurus8.

8 http://www.jimly.com/pemikiran/view/14

Page 15: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

11

Pengaturan dasar dari badan hukum itu sendiri terdapat di dalam Pasal 1654

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) yang menyatakan bahwa:

Semua perkumpulan yang sah adalah seperti halnya dengan orang-orang preman,

berkuasa melakukan tindakan-tindakan perdata, dengan tidak mengurangi peraturan-

peraturan umum, dalam mana kekuasaan itu telah diubah, dibatasi atau ditundukkan

pada acara-acara tertentu.

Sementara itu, yang merupakan peraturan umum dari badan hukum adalah Pasal

1653 KUHPer yang menyebutkan bahwa:

Selainnya perseroan yang sejati oleh undang-undang diakui pula perhimpunan-

perhimpunan orang sebagai perkumpulan-perkumpulan, baik perkumpulan-

perkumpulan itu diadakan atau diakui sebagai demikian oleh kekuasaan umum,

maupun perkumpulan-perkumpulan itu diterima sebagai diperbolehkan, atau telah

didirikan untuk suatu maksud tertentu yang tidak bertentangan dengan undang-

undang atau kesusilaan baik.

Aturan untuk menentukan kedudukan suatu perusahaan sebagai badan hukum,

biasanya ditetapkan oleh perundang-undangan, kebiasaan atau yurisprudensi. Sebagai

contoh, PT dinyatakan sebagai badan hukum di dalam Pasal 1 butir 1 Undang-undang

Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Koperasi dinyatakan sebagai badan

hukum dalam Pasal 9 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian,

dan Yayasan dinyatakan sebagai badan hukum dalam Pasal 1 butir 1 Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.

II.2. Dana Pensiun.

II.2.1. Pengertian Dana Pensiun

Beberapa pengertian Dana Pensiun diuraikan sebagai berikut :

Page 16: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

12

David L.Scott (1988)9 mendefinisikan Dana Pensiun sebagai:

“Pension fund is a financial institution that control assets and disburses income

to people after they have retired from gainful employment.”

FE Perry (1983)10

mendefinisikan Dana Pensiun sebagai:

“Pension fund is an investment maintained by companies and other employer to

pay the annual sum required under the business or organization’s pension

scheme.”

Investor Glossary 11

mendefinisikan Dana Pensiun sebagai

“A Pension Fund is an entity set up to collect monies from employer(s) and

workers, invest the proceeds in securities and other assets, and pay benefits to

retirees from the fund's accumulated resources.”

Wikipedia 12

mendefinisikan Dana Pensiun sebagai

“A pension fund is a pool of assets forming an independent legal entity that are

bought with the contributions to a pension plan for the exclusive purpose of

financing pension plan benefits”.

OECD (2005)13

mendefinisikan Dana Pensiun sebagai sebagai

“The pool of assets forming an independent legal entity that are bought with the

contributions to a pension plan for the exclusive purpose of financing pension

plan benefits. The plan/fund members have a legal or beneficial right or some

other contractual claim against the assets of the pension fund. Pension funds

take the form of either a special purpose entity with legal personality (such as a

trust, foundation, or corporate entity) or a legally separated fund without legal

personality managed by a dedicated provider (pension fund Management

Company) or other financial institution on behalf of the plan/fund members.”

Undang-undang Dana Pensiun14

mendefinisikan Dana Pensiun sebagai

“Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program

yang menjanjikan manfaat pensiun.”

9 David L.Scott dalam Sistem Keuangan Indonesia, Bank Indonesia 10 ibid 11 Investor Glossary diambil dari http://www.Investor Glossary .com 12Pension Fund diambil dari http://en.wikipedia.org/wiki/Pension_fund 13 Private Pension, OECD Classification and Glossary,OECD 2005 14 Pasal 1 ayat 1 UU Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun

Page 17: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

13

Dari seluruh pengertian yang diberikan dapat diketahui bahwa Dana Pensiun

merupakan suatu organisasi independen yang memiliki maksud dan tujuan tersendiri.

Pembentukan sebagai organisasi independen dimaksudkan untuk memperkuat

identitas bahwa Dana Pensiun merupakan suatu organisasi yang berdiri sendiri, bukan

merupakan unit atau bagian dari organisasi lain.

II.2.2. Program yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun

Sebagai suatu organisasi, Dana Pensiun menyelenggarakan suatu program yang

dinamakan program pensiun. Terdapat dua jenis program pensiun yang dapat

dijalankan oleh organisasi dana pensiun. Program pertama adalah Program Pensiun

Iuran Pasti (Defined Contribution Pension Plan/DC). Program Kedua adalah Program

Pensiun Manfaat Pasti (Defined Benefit Pension Plan/DB).

Pada Program Pensiun Iuran Pasti (DC), besar iuran peserta telah ditetapkan

dalam suatu dokumen legal dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya

dibukukan pada rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun. Iuran yang

ditambahkan pada rekening individu tersebut berasal dari pemberi kerja saja (plan

sponsor) atau peserta saja (employee). Iuran dimaksud dapat juga berasal dari

pembagian prosentase tertentu antara pemberi kerja dan peserta.

Setiap hasil dari investasi yang dilakukan atas dana peserta wajib dibukukan

dalam rekening peserta. Pola pembukuan dapat dilakukan secara berkala, disesuaikan

dengan jenis investasi yang dipilih. Program Pensiun Iuran Pasti dapat dibagi atas

beberapa jenis15

yaitu:

1. Profit sharing plans

2. Money purchase pension plans

15 McGill, Brown, Fundamental of Privat Pension,7 th edition

Page 18: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

14

3. Thrift and saving plans

4. Stock bonus plans

5. Employee stock ownership plans

Berbeda dengan Program Pensiun Iuran Pasti (DC), pada Program Pensiun

Manfaat Pasti (DB), manfaat pensiun yang akan diterima oleh peserta telah ditentukan

terlebih dahulu dengan menggunakan suatu formula yang telah ditentukan dalam

peraturan dana pensiun. Jumlah iuran yang berasal dari pemberi kerja akan berbeda

setiap periode bergantung dengan hasil perhitungan yang ditentukan oleh profesi

aktuaria. Secara matematis, formula tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

MP = FP x MK x PhDP.

Dimana

MP adalah manfaat pensiun yang diterima pensiunan

FP adalah faktor penghargaan, merupakan konstanta yang ditentukan

berdasarkan hitungan aktuaria dengan menggunakan asumsi tertentu.

PhDP adalah penghasilan dasar pensiun, merupakan bagian dari penghasilan

yang diterima oleh peserta dan digunakan sebagai dasar dalam

menghitung besarnya manfaat pensiun yang akan diterima.

Program Pensiun Manfaat Pasti dapat diklasifikasikan dalam tiga tipe16

yaitu:

1. Tipe Tradisional, program yang manfaat pensiun nya dihitung berdasarkan

suatu formula yang terdiri atas variabel pendapatan peserta, masa kerja dan

faktor lain yang telah ditentukan dalam peraturan dana pensiun.

2. Tipe Hybrid, program pensiun manfaat pasti yang manfaat pensiun nya terdiri

atas dua variabel yaitu nilai minimum yang besarnya tetap setiap bulan

ditambah dengan nilai variabel yang diperoleh berdasarkan suatu indeks

tertentu yang telah ditetapkan pada peraturan dana pensiun.

16 Private Pension, OECD Classification and Glossary,OECD 2005 Page 14

Page 19: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

15

3. Tipe Campuran, program pensiun manfaat pasti yang memiliki pengaturan

seperti program iuran pasti dan program manfaat pasti dalam satu dana

pensiun.

II.2.3. Pengelolaan Dana Pensiun

Pada papernya tahun 1992 Yves Guerard dan Glenn Jenkiss menjabarkan

sembilan hal pokok dalam pengelolaan dana pensiun. Penjabaran disampaikan dalam

kerangka pembuatan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan dana pensiun. Pokok-

pokok kebijakan pemerintah mengenai pengelolaan dana pensiun dijabarkan sebagai

berikut: 17

1. Pension Fund as a legal entity, Keberadaan dana pensiun harus diakui secara

formal melalui undang-undang. Pengakuan formal diperlukan agar dana

pensiun diakui secara hukum (rechtspersoon) untuk memiliki kekayaan,

menerima iuran dari peserta dan pemberi kerja, melakukan investasi dan

melakukan pembayaran manfaat pensiun pada pihak yang berhak. Sebagai

entitas legal (rechtspersoon), dana pensiun memiliki kemampuan untuk

melakukan tindakan hukum seperti membuat anggaran dasar, membuat

perjanjian dengan pihak ketiga dan melakukan tugas lain yang dipandang

perlu menurut hukum.

2. The Plan Administrator, sebagai otoritas tertinggi dalam dana pensiun, plan

administrator (pengurus) bertanggung jawab atas pengelolaan asset melalui

investasi, pembukuan transaksi dan pembayaran manfaat kepada pihak yang

berhak. Jabatan pengurus dapat dipegang oleh salah satu dari tiga pilihan

berikut. Pertama, pemberi kerja dalam lingkup kewajiban fiducia. Kedua,

17 Yves Guerard dan Glenn Jenkiss, Building Private Pension System, Harvard Institute for International Development, 1992

Page 20: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

16

komite yang terdiri dari wakil pemberi kerja dan wakil karyawan. Ketiga,

pihak ketiga seperti lembaga keuangan.

3. Ownership and Segregation of Assets, Kekayaan dana pensiun ditempatkan

terpisah untuk menjamin ketersediaan dana pada saat pembayaran manfaat

pensiun. Pemisahan kekayaan dilakukan dengan cara menempatkan aset

dibawah penguasaan Pengurus. Pengurus dilarang menggunakan kekayaan

dana pensiun selain untuk pembayaran manfaat sesuai dengan anggaran dasar.

4. Distinguishing between Employer and plant duties, pemisahan tegas perlu

dilakukan antara dua hal yaitu kewajiban dana pensiun untuk membayar

manfaat pensiun dan kewajiban pemberi kerja untuk membayar iuran yang

menjadi kewajibannya pada dana pensiun.

5. Control of the investment, Pengurus melakukan investasi berdasarkan arahan

investasi yang ditetapkan oleh Pemberi Kerja. Pemberi kerja memiliki

kepentingan besar atas investasi dan hasilnya karena kegagalan investasi akan

berdampak pada peningkatan biaya yang dikeluarkan perusahaan melalui

iuran.

6. Administration of the Plan, Pengurus bertanggung jawab antara lain untuk

menyimpan catatan mengenai data data peserta, laporan keuangan dan laporan

hasil valuasi. Pengurus dapat meminta jasa pihak ketiga untuk melakukan

tugas administratif tersebut.

7. Right of the Employees, Peserta memiliki hak untuk turut serta mengawasi

pengelolaan dana pensiun melalui cara yang diperkenankan seperti menjadi

perwakilan pada dewan pengawas atau memiliki akses terhadap laporan

keuangan dana pensiun.

Page 21: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

17

8. Investment Regulations, Regulasi mengenai investasi dapat menerapkan

prinsip penyebaran risiko investasi dengan melakukan pembatasan secara

kuantitatif maupun kualitatif.

9. Acceptable types of formula, Regulasi memberikan panduan mengenai

formula perhitungan manfaat pensiun yang dapat dipergunakan untuk

menghitung manfaat pensiun peserta.

II.2.4. Prinsip-prinsip OECD dalam pengelolaan dan pengawasan Dana Pensiun

Prinsip-prinsip Organisation for Economic Co-operation and Development

(OECD) mengenai Occupational Pension Regulation menjadi acuan masyarakat

internasional dalam pengelolaan dana pensiun. Prinsip ini lahir untuk memberikan

acuan terbaik dalam pengelolaan dan pengawasan dana pensiun. Secara umum

terdapat enam prinsip dalam pengelolaan dan supervisi dana pensiun. Keenam prinsip

tersebut dijabarkan sebagai berikut:

Prinsip I : Conditions for effective regulation and supervision

Prinsip ini menekankan tiga kondisi yang diperlukan dalam pengaturan dana

pensiun. Kondisi pertama, adanya kerangka hukum yang secara komprehensif,

fleksibel dan dinamis dalam memberikan jaminan perlindungan kepada peserta dana

pensiun dan penerima manfaat. Kondisi kedua, tersedianya pasar modal dan lembaga

keuangan yang berfungsi dengan efisien. Kondisi ketiga, adanya regulasi yang

mendorong terciptanya kompetisi yang baik antar dana pensiun.

Prinsip II: Establishment of pension plans, pension funds, and pension fund

managing companies.

Page 22: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

18

Prinsip kedua menekankan dua hal. Pertama, adanya pemisahan aset yang

dimiliki dana pensiun dari aset yang dimiliki oleh pemberi kerja. Kedua, adanya

regulasi pengaturan yang transparan dalam hal pembentukan dana pensiun.

Pengaturan tersebut mencakup bentuk dana pensiun sebagai entitas legal, dokumen

yang diperlukan dalam hal pembentukan dana pensiun, pengelolaan dana pensiun

maupun struktur pengawasannya.

Prinsip III: Pension plan liabilities, funding rules, winding up, and insurance

Prinsip ini memberi perhatian pada dua aspek. Pertama, program pensiun

manfaat pasti dijalankan dengan sistem pendanaan.Kewajiban pemberi kerja dihitung

dengan menggunakan prinsip-prinsip aktuaria yang berlaku umum. Kedua, aspek

pendanaan dalam program pensiun manfaat pasti.

Prinsip IV: Asset Management

Prinsip ini mengutamakan penerapan prinsip prudent-person dalam

pengelolaan aset. Investasi dilakukan dengan memperhatikan asas penyebaran risiko,

dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan arus kas. Risiko akibat perbedaan mata

uang harus dihindarkan.

Prinsip V: Rights of members and beneficiaries and adequacy of benefits

Prinsip ini menekankan perlindungan terhadap hak peserta. Perlindungan

tersebut meliputi perlindungan terhadap perlakuan diskriminatif, perlindungan

terhadap hak untuk memperoleh manfaat pensiun lebih cepat, akses terhadap

informasi dan edukasi.

Page 23: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

19

Prinsip VI: Supervision

Prinsip ini memberikan arahan agar sistem pengawasan dana pensiun

dilakukan dengan berpusat pada kepatuhan. Kepatuhan terhadap aturan perundangan,

kepatuhan terhadap prinsip prinsip umum aktuaria. Lembaga pengawas yang

didukung oleh personel yang profesional dan memiliki dana yang memadai perlu

dibentuk untuk melakukan tugas pengawas secara langsung maupun tidak langsung.

II.3. Pengelolaan Dana Pensiun di Negara Lain.

Secara garis besar terdapat 3 model pengelolaan program pensiun18

. Pertama,

pensiun yang dikelola oleh suatu trust fund. Pension trust fund terdapat pada negara-

negara penganut sistem hukum Anglo Saxon/common law seperti Amerika Serikat,

Inggris, Australia dan New Zealand. Kedua, pensiun yang dikelola oleh suatu badan

hukum dana pensiun berbentuk foundation, mutual association atau bentuk badan

hukum lainnya. Model ini memberikan institusi dana pensiun suatu identitas hukum /

legal personality. Model Dana Pensiun dengan legal personalitity terdapat pada

negara penganut sistem hukum civil law seperti Australia, Jerman, Italia dan Belanda.

Ketiga, pensiun yang dikelola oleh pihak ketiga sebagai perusahaan pengelola dana

pensiun. Institusi dana pensiun berbentuk suatu kumpulan atau asiosiasi saja tanpa

memiliki identitas hukum (without legal personality). Model ini terdapat pada negara

negara negara lain Bulgaria, Portugal, Spanyol dan Turki.

18 OECD-IOPS, The Licensing of Pension Entities in Private Pension Systems, OECD, July 2007

Page 24: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

20

II.3.1. Model trust fund.

Trust merupakan istilah yang umum dikenal pada negara-negara yang

menganut tradisi hukum common law seperti Amerika Serikat dan Inggris. Dalam

tradisi common laws, trust19

memiliki arti sebagai

“an arrangement whereby property (including real, tangible and intangible)

is managed by one person (or persons, or organizations) for the benefit of

another”

Adapun ciri-ciri atau karakteristik trust yang berkembang di Amerika Serikat

menurut Maurizio Lupoi adalah sebagai berikut:

1. adanya penyerahan suatu benda kepada trustee atau suatu pernyataan trusts

2. adanya kepemilikan benda tersebut dengan harta kekayaan milik trustee yang lain;

3. pihak pertama yang menyerahkan benda tersebut (settlor), kehilangan

kewenangannya atas benda tersebut;

4. adanya pihak yang memperoleh kenikmatan (beneficiary) atau suatu tujuan

penggunaan benda tersebut, yang dikaitkan dengan kewajiban trustee untuk

melaksanakannya;

5. adanya unsur kepercayaan ( fiduciary component) dalam penyelenggaraan

kewajiban trustee tersebut, khususnya yang berkaitan dengan benturan

kepentingan.

Secara teori, dalam suatu pernyataan trust, pihak pertama (settlor)

menyerahkan suatu benda untuk diletakkan dalam trust yang tercatat atas nama atau

dalam kepemilikan pihak kedua (trustee). Pemberian oleh settlor ini disertai

kewajiban kepada trustee untuk menyerahkan kenikmatan atau kemanfaatan benda

19 Trust Law, http://en.wikipedia.org/wiki/Trust_law diakses tanggal 13 November 2008

Page 25: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

21

Settlor

Beneficiery

Trustee Benda / Hak kepemilikan

Janji

Manfaat

tersebut kepada pihak ketiga (beneficiary). Secara grafis hubungan pihak yang

terdapat dalam trust digambarkan dalam diagram berikut:

Perusahaan atau individu dapat berperan sebagai trustee. Perusahaan seperti

bank, perusahaan asuransi atau konsultan hukum di negara common law umumnya

dapat melaksanakan peran sebagai trustee .

II.3.1.1. Inggris

Pengelolaan Dana Pensiun swasta (Occupational Pension) diatur dalam suatu

regulasi/undang undang yang disebut Pension Act. Pengaturan yang terbaru mengenai

pensiun terdapat dalam Pension Act 2004. Selain Regulasi tahun 2004, terdapat

regulasi lain yang juga mengatur mengenai dana pensiun seperti Pension Scheme Act

1993, Pension Act 1995 dan juga Welfare Reform and Pension Act 1999.

Untuk membentuk Dana Pensiun (Occupational Pension), Otoritas Dana

Pensiun Inggris (The Occupational Pensions Regulatory Authority/OPRA)

mensyaratkan pemohon untuk memenuhi ketentuan yang terdapat pada Part I

Section 2 Welfare Reform and Pension Act 1999 subsection 2 yaitu:

(a) make an application for the purpose and pay such fee as the Authority may

determine; and

(b) declare that each of the following is fulfilled in relation to the scheme,

namely—

(i) the conditions set out in subsections (2) to (9) of section1; and

(ii) such other conditions as may be prescribed under subsection (1) of that

section.

Page 26: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

22

Kriteria yang harus dipenuhi oleh pemohon, seperti yang dimaksud dalam

huruf (i) poin b diatas, terdapat pada Part I Section 1 Welfare Reform and Pension

Act 1999 yang selengkapnya berbunyi:

(1) A pension scheme is a stakeholder pension scheme for the purposes of this

Part if it is registered as such a scheme under section 2 and each of the

following is fulfilled, namely—

(a) the conditions set out in subsections (2) to (9); and

(b) such other conditions as may be prescribed.

(2) The first condition is that the scheme is established under a trust or in such

other way as may be prescribed.

(3) The second condition is that the provisions made by the instruments

establishing the scheme comply with such requirements as may be prescribed.

(4) The third condition is that, subject to such exceptions as may be prescribed,

the benefits provided by the scheme are money purchase benefits within the

meaning given by section 181 of the [1993 c. 48.] Pension Schemes Act 1993

(“the 1993 Act”).

(5) The fourth condition is that the scheme complies with such requirements as

may be prescribed as regards the extent to which, and the circumstances in

which—

(a) any payment made to the scheme by or on behalf of a member of the

scheme,

(b) any income or capital gain arising from the investment of such a payment,

or

(c) the value of rights under the scheme,

may be used to defray the administrative expenses of the scheme, to pay

commission or in any other way which does not result in the provision of

benefits for or in respect of members.

(6) The fifth condition is that the scheme complies with such of the requirements

of regulations under section 113 of the 1993 Act (disclosure of information

about schemes to members etc.) as are applicable to it.

(7) The sixth condition is that, subject to such minimum contribution levels and

other restrictions as may be prescribed, members of the scheme may make

such contributions to the scheme as they think appropriate.

(8) The seventh condition is that, except in so far as is necessary to ensure that the

scheme has tax-exemption or tax-approval (within the meaning of the 1993

Act), the scheme accepts transfer payments in respect of members' rights

under—

(a) other pension schemes;

(b) contracts and schemes approved under Chapter III of Part XIV of the

[1988 c. 1.] Income and Corporation Taxes Act 1988 (retirement annuity

contracts);

(c) annuities and insurance policies purchased or transferred for the purpose

of giving effect to rights under pension schemes; and

(d) annuities purchased or entered into for the purpose of discharging liability

in respect of pension credits under section 29(1)(b) or under

corresponding Northern Ireland legislation.

Page 27: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

23

(9) The eighth condition is that the scheme has such exemption or approval as is

mentioned in subsection (8).

Selain dibentuk oleh institusi dalam bentuk trust seperti yang disebutkan

dalam Section 2 Welfare Reform and Pension Act 1999, Dana Pensiun dapat juga

dibentuk oleh perorangan melalui suatu kontrak tertulis antara peserta dengan pihak

yang mewakili20

. Dana pensiun yang dibentuk oleh perorangan tersebut dikenal

dengan istilah personal pension scheme (PPS).

Perorangan yang dapat memohon pembentukan PPS adalah setiap orang21

jika

PPS berbentuk trust atau jika PPS tidak berbentuk trust, section 632(1) of the Income

and Corporation Taxes Act 198822

memberikan persyaratan sebagai berikut:

(a) person who is authorised under Chapter III of Part I of the [1986 c.

60.] Financial Services Act 1986 to carry on investment business and

who carries on business of a kind mentioned in subsection (2) below;

(b) a building society within the meaning of the [1986 c. 53.] Building

Societies Act 1986;

(c) an institution authorised under the [1987 c. 22.] Banking Act 1987;

(d) a recognised bank or licensed institution within the meaning of the

[1979 c. 37.] Banking Act 1979.

Seluruh dana pensiun yang terdaftar pada regulator dana pensiun (OPRA)

dikelola oleh administrator. Pada umumnya yang menjadi administrator adalah

trustee dari dana pensiun tersebut (Pension Fund Trustee). Trustee dapat berupa orang

individu atau berbentuk suatu perusahaan (badan usaha). Section 29 of the Pensions

Act 1995 mencantumkan kriteria orang atau badan usaha yang tidak dapat dipilih

untuk menjadi trustee pada dana pensiun yaitu:

(a) he has been convicted of any offence involving dishonesty or

deception,

20 Statutory Instrument 2000 No. 1403 http://www.opsi.gov.uk/si/si2000/20001403.htm#note10 diakses tanggal 10 November

2008 21 Statutory Instrument 2000 No. 2317 http://www.opsi.gov.uk/si/si2000/20002317.htm#note1 diakses tanggal 10 November

2008 22 Income and Corporation Taxes Act 1988 http://www.opsi.gov.uk/acts/acts1988/ukpga_19880001_en_52#pt14-ch4-pb2-

l1g632 diakses tanggl 10 November 2008

Page 28: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

24

(b) he has been adjudged bankrupt or sequestration of his estate has been

awarded and (in either case) he has not been discharged,

(c) where the person is a company, if any director of the company is

disqualified under this section,

(d) where the person is a Scottish partnership, if any partner is

disqualified under this section,

(e) he has made a composition contract or an arrangement with, or

granted a trust deed for the behoof of, his creditors and has not been

discharged in respect of it, or

(f) he is subject to a disqualification order under the [1986 c. 46.]

Company Directors Disqualification Act 1986 or to an order made

under section 429(2)(b) of the [1986 c. 45.] Insolvency Act 1986

(failure to pay under county court administration order)

Jenis trustee yang paling umum adalah Lay trustee dan Profesional

trustee/Independent Trustee. Lay trustee adalah trustee yang ditunjuk oleh Pemberi

Kerja employer-nominated trustees (ENTs) atau trustee yang dipilih oleh peserta

member nominated trustees (MNTs) untuk mengelola Dana Pensiun. Pada umumnya

mereka merupakan karyawan pada pemberi kerja dan tidak memperoleh gaji dari dana

pensiun.

Profesional trustee/Independent Trustee adalah individu atau badan usaha

yang karena keahliannya ditugaskan menjadi trustee pada dana pensiun. Profesional

trustee memperoleh bayaran untuk keahlian yang dimiliki dan jasa yang diberikan.

Untuk membantu pengelolaan dana pensiun, Pension Fund Trustee juga dapat

menggunakan jasa pihak ketiga seperti manajer investasi, penasihat keuangan dan jasa

profesional lainnya. Penggunaan jasa pihak ketiga tidak mengurangi tanggung jawab

trustee seperti yang terdapat pada the trust deed and rules, the Pensions Act and trust

law.

II.3.1.2. Australia

Dana Pensiun di Australia dikenal dengan istilah superannuation . Pengelolaan

Dana Pensiun diatur dalam suatu regulasi/undang undang yang disebut

Page 29: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

25

Superannuation Guarantee (Administration) Act 1992. Pengaturan lainnya mengenai

struktur dan manajemen program dana pensiun (superannuation scheme) terdapat

dalam Superannuation Industrial (Supervision) Act 1993.

Section 19 subsection 2 Superannuation Industrial (Supervision) Act 1993

menyatakan bahwa:

”The superannuation fund must have a trustee”

Sebagai trustee dari superanuation fund, Section 19 of the Superannuation

Industrial (Supervision) Act 1993 (SIS Act) mensyaratkan bahwa dua hal penting

yang harus diperhatikan yaitu23

:

(a) the trustee of the fund must be a constitutional corporation pursuant to a

requirement contained in the governing rules;

(b) the governing rules must provide that the sole or primary purpose of the

fund is the provision of old-age pensions.

Trustee dari fund tersebut bertanggung jawab atas aspek manajerial, operasional

dan investasi. Trustee yang ingin mengelola suatu program pensiun dibedakan

menjadi dua bagian besar:

- Trustee yang tidak memerlukan persetujuan dari APRA (without Approved

Trustee) yaitu sejumlah self managed fund (program pensiun untuk jumlah

peserta yang sangat kecil) dan program pensiun untuk pegawai negeri

- Trustee (yang berbentuk perusahaan atau sekelompok individu) yang

mendapat lisensi dan terdaftar pada APRA untuk mengelola Dana Pensiun

untuk publik (Public Offer Fund Trustee).

23 Scott, Jarott, via email

Page 30: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

26

II.3.2. Model dana pensiun with legal personality

Identitas hukum diperlukan untuk menempatkan dana pensiun sebagai subyek

hukum. Tradisi hukum civil law yang berlaku mengijinkan subyek hukum untuk

melakukan tindakan hukum seperti memiliki kekayaan, membuat perjanjian dan

melakukan tindakan hukum lainnya. Kapasitas sebagai subyek hukum dinyatakan

dalam Undang-undang.

II.3.2.1. Belanda

Regulasi mengenai Dana Pensiun di Belanda terdapat dalam Pensioenwet 2007

(PW). Bagi pemberi kerja yang ingin memberikan pensiun kepada karyawannya , PW

menyediakan tiga alternatif24

yang dapat ditempuh yaitu:

1. Ikut serta dalam program pensiun bagi satu cabang industri

2. Mendirikan perusahaan dana pensiun

3. Ikut serta dalam program pensiun pada perusahaan asuransi jiwa

Definisi pensioenfonds (dana pensiun) dalam PW menyatakan bahwa dana

pensiun merupakan suatu entitas legal yang dibentuk sebagai wadah bagi pemberi

untuk melunasi kewajibannya kepada pekerja seperti yang telah dinyatakan dalam

perjanjian yang telah disepakati bersama25

. Entitas legal tersebut pada umumnya

berbentuk foundation (yayasan-Ind) 26

. Pengaturan mengenai foundation terdapat

pada Buku 2 Burgerlijk Wetboek pasal 285-304.

Dalam pengelolaan dana pensiun, artikel 32 PW menyatakan bahwa

Een pensioenuitvoerder heeft tot taak een pensioenovereenkomst uit te voeren op

basis van een uitvoeringsovereenkomst of een uitvoeringsreglement.

24 Artikel 1 Pensioenwet 2007

http://www.watsonwyatt.com/europe/netherlands/research/regelgeving/pensioenwet/pensioenwet.asp diakses tanggal 12

November 2008 25 ibid 26 Insurance and Private pension fund compendium for emerging economies Book 2 Part 2:1(b page 97 OECD 2001

Page 31: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

27

Administrator dana pensiun (pensioenuitvoerder) berkewajiban menjalakan

kewajibannya yang dinyatakan dalam perjanjian kerjasama (kontrak). Dalam

melaksanakan tugasnya, administrator dapat mengadakan kerjasama dengan pihak

lain yang memiliki keahlian sesuai dengan kebutuhan. Artikel 34 PW menegaskan

bahwa penggunaan pihak ketiga dalam pelaksanaan tugas administrator tidak

mengurangi tanggung jawab administrator .

Ada 3 jenis badan usaha yang dapat menjalankan usaha sebagai administrator

dana pensiun yaitu:

1. Perusahaan dana pensiun (ondernemingspensioenfonds) yaitu dana pensiun

menjalankan peran administrator bagi pekerja pada satu pemberi kerja atau bagi

sekelompok pekerja pada satu pemberi kerja.

2. Dana pensiun khusus bagi industri (bedrijfstakpensioenfonds) yaitu dana pensiun

yang menjadi administrator bagi satu satu jenis industri yang bergerak di satu

bidang usaha sejenis. Contohnya Bedrijfspensioenfonds Vervoer- en

Havenbedrijven adalah dana pensiun yang dibentuk bagi pekerja yang bergerak di

bidang usaha transportasi dan jasa pelabuhan.

3. Perusahaan asuransi yang berkedudukan di Belanda (verzekeraar)

Artikel 25 PW menjabarkan pengaturan minimum yang akan menjadi

kewajiban administrator dana pensiun dalam melaksanakan operasional dana pensiun.

Kewajiban tersebut antara lain mengenai pengaturan dasar program pensiun, jenis

informasi yang disediakan bagi peserta dan pihak lain yang berhak, cara dan waktu

pembayaran iuran pensiun.

Page 32: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

28

II.3.2.2. Chili27

Regulasi mengenai dana pensiun di Chili diatur dalam DL Nomor 3500 tahun

1980 tentang Establece Nuevo Sistema De Pensiones. Regulasi ini bertujuan untuk

memberikan jaminan penghasilan bagi pekerja pada saat berhenti bekerja atau pensiun

minimal sebesar penghasilan yang mereka terima pada saat masih aktif bekerja28.

Karakteristik sistem pensiun menurut regulasi di Chile adalah:

1. Individual Capitalization, setiap peserta memiliki akun individu untuk

menampung seluruh iuran dan hasil pengembangannya. Besar manfaat pensiun

yang akan diterima pada saat pensiun adalah sebesar akumulasi iuran dan hasil

pengembangan tersebut.

2. Private Administration of the Funds, program pensiun dikelola oleh suatu badan

usaha yang disebut Administradoras de Fondos de Pensiones/AFP

(Administrator Dana Pensiun). AFP merupakan badan hukum publik semacam

perseroan terbatas di Indonesia yang bergerak di bidang usaha pengelolaan dana

pensiun dan usaha lain yang relevan di bidang kesejahteraan sosial.

3. Free Choice of Administrator: pekerja memilih sendiri dana pensiun dan bebas

untuk berpindah dari satu dana pensiun ke dana pensiun yang lain.

4. The Role of the State: Negara mempunyai peran yang vital dalam pengawasan

dana pensiun dan memberikan jaminan agar setiap peserta memperolah manfaat

pensiun minimal.

AFP dibentuk berdasarkan izin yang dikeluarkan oleh Superintendencia de

Pensiones. Sebagai administrator, AFP diperkenankan untuk mengelola paling banyak

lima dana pensiun. Setiap dana pensiun memiliki akun tersendiri, terpisah dari akun

dari dana pensiun lainnya. Badan usaha AFP didirikan dengan modal minimal 5000

27 Chilean Pension System,

28 http://www.safp.cl/safpstats/stats/INGLES/sist_previsional/cont2_sistema_ing.html diakses tanggal 14 November 2008

Page 33: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

29

UF. Peningkatan modal wajib dilakukan bila jumlah akun peserta yang dikelola

meningkat. Atas jasa yang diberikannya, AFP mengenakan biaya administrasi dari

setiap akun individu yang dikelolanya.

Tugas AFP sebagai administrator antara lain sebagai berikut:

1. mengelola akun individu seperti melakukan pencatatan atas iuran yang

diterima, menagih iuran yang telah jatuh tempo dan melaporkan rekapitulasi

dana peserta.

2. melakukan investasi atas dana yang dikelola pada jenis investasi yang

diperkenan.

3. melakukan pembayaran manfaat pensiun bagi peserta yang telah memenuhi

persyaratan

4. pelayanan dan informasi

5. aktivitas lainnya seperti melakukan investasi di luar negeri melalui anak

perusahaan atau kantor cabang yang dibentuk.

II.3.3. Model dana pensiun managing companies

Dana Pensiun management company adalah sebuah perusahaan lembaga

keuangan yang bergerak khusus di bidang pengelolaan dana pensiun yang tidak

memiliki identitas legal (hukum). Model dana pensiun ini terdapat pada negara

Bulgaria, Hungaria, Spanyol dan Turki. Aset dana pensiun ditempatkan pada suatu

perusahaan yang menyelenggarakan jasa kustodi (Kustodian) dan pengelolaan dana

dilakukan oleh perusahaan lain yang menyediakan jasa pengelolaan dana seperti

Manajer Investasi atau Perusahaan Asuransi Jiwa. Portofolio aset tersebut tidak

memiliki identitas hukum dan sifatnya terpisah dari aset Manajer Investasi maupun

aset Kustodian.

Page 34: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

30

II.4. Organ Pengurus Dana Pensiun

Kata Pengurus memiliki arti orang yang mempunyai tugas memimpin langsung

sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.29

Selain itu pengurus (filial)

memiliki arti sebagai petugas yang mewakili pengusaha mengenai semua hal, tetapi

terbatas pada satu cabang perusahaan atau satu daerah tertentu30

.

Pengurus dana pensiun (Pension Fund Administrator) merupakan organ

pelaksana atau organ eksekutif dari dana pensiun. Pengurus dana pensiun

bertanggungjawab atas pelaksanaan peraturan dana pensiun, pengelolaan dana

pensiun dan melakukan tindakan hukum untuk dan atas nama dana pensiun, serta

mewakili dana pensiun di dalam dan di luar pengadilan. Kedudukan dan fungsi

pengurus dana pensiun ini dapat dipersamakan dengan kedudukan dan fungsi Direksi

pada perseroan terbatas.

Kualifikasi orang yang dapat ditunjuk sebagai pengurus diatur dalam Keputusan

Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 513/KMK.06/ 2002 Tentang

Persyaratan Pengurus Dan Dewan Pengawas Dana Pensiun Pemberi Kerja Dan

Pelaksana Tugas Pengurus Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Pada Pasal 3 KMK

Nomor 513/KMK.06/ 2002 menyatakan bahwa:

“Orang yang dapat ditunjuk sebagai Pengurus atau Pelaksana Tugas Pengurus

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Warga Negara Republik Indonesia;

b. memiliki akhlak dan moral yang baik;

c. tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang perekonomian dan

atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang

perekonomian;

d. pemah menduduki jabatan manajemen yang menangani bidang

keuangan dan atau personalia pada suatu badan hukum sekurang-

kurangnya selama 3 (tiga) tahun; dan

e. memiliki pengetahuan di bidang Dana Pensiun.”

29 uu no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja 30 h.m.n. purwosutjipto,s.h.1999.pengertian pokok hukum dagang indonesia.djambatan:jakarta

Page 35: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

31

Pengurus dilarang melakukan perangkapan jabatan atau dengan kata lain

Pengurus Dan Pensiun tidak diperkenankan untuk menjadi pengurus pada badan

usaha lain. Hal ini dinyatakan pada Pasal 4 KMK Nomor 513/KMK.06/ 2002 yang

menyatakan :

“Pengurus dan Pelaksana Tugas Pengurus tidak dapat merangkap jabatan

sebagai Pengurus Dana Pensiun lain atau anggota Direksi atau jabatan eksekutif

pada badan usaha lain.”

Pengurus sebagai badan pengatur, memiliki tanggung jawab penuh dan vital

dalam menentukan strategi keseluruhan operasional dana pensiun. Dalam

menjalankan tugasnya, pengurus berwenang melakukan kegiatan antara lain :

1. Membuat perjanjian dengan penerima titipan

2. Membuat perjanjian dengan pihak ketiga

3. Melakukan tindakan hukum untuk dan atas nama dana pensiun dan

mewakili dana pensiun di dalam atau di luar pengadilan.

Pengurus juga memiliki kewajiban yang harus dipenuhinya dalam menjalankan

fungsinya. Kewajiban Pengurus antara lain:

1. Mengelola dana pensiun dengan mengutamakan kepentingan peserta

dan pihak lain yang berhak atas manfaat pensiun

2. Memelihara buku, catatan dan dokumen yang diperlukan dalam rangka

pengelolaan dana pensiun

3. Bertindak teliti, terampil, bijaksana dan cermat dalam melaksanakan

tanggungjawabnya mengelola dana pensiun

4. Merahasiakan keterangan pribadi yang menyangkut masing-masing

peserta

5. Menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit, laporan aktuaris

kepada Menteri Keuangan secara berkala

Page 36: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

32

6. Memberikan informasi mengenai neraca dan perlindungan hasil usaha

dan setiap perubahan peraturan dana pensiun

Pengurus bertanggungjawab terhadap atas semua hal yang berkaitan dengan

tindakannya sebagai organ pelaksana yang dibebankan kepadanya, baik oleh undang-

undang maupun peraturan dana pensiun.

Tanggungjawab pengurus pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu pertanggungjawaban secara perdata dan pertanggungjawaban secara pidana.

Pada prinsipnya sepanjang pengurus melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan

dana pensiun dan undang-undang sebagaimana layaknya, ia tidak bertanggung jawab

terhadap siapapun, meskipun dalam tindakannya telah timbul kerugian atau

mengakibatkan dana pensiun dirugikan.

Tanggung jawab perdata tercermin dalam pasal 21 Peraturan Pemerintah

Nomor 76 tahun 1992 tentang Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang menyatakan

“Pengurus, masing-masing atau bersama-sama, bertanggung jawab secara

pribadi atas segala kerugian yang timbul pada kekayaan Dana Pensiun akibat

tindakan Pengurus yang melanggar atau melalaikan tugas dan/atau kewajibannya

sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun dan peraturan perundang-

undangan tentang Dana Pensiun, serta wajib mengembalikan kepada Dana Pensiun

segala kenikmatan yang diperoleh atas atau dari kekayaan Dana Pensiun secara

melawan hukum.”

Selain pertanggungjawaban perdata seperti tersebut diatas, pengurus juga

mungkin dibebani dengan pertanggungjawaban pidana. Hal ini dapat dilihat

berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Dana Pensiun.

Pasal 57

”Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan Pasal 31 ayat (2) dan ayat

(3), diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling

banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).”

Page 37: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

33

Pasal 58

Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan pembayaran suatu jumlah uang

Dana Pensiun yang menyimpang dari peraturan Dana Pensiun atau ikut serta dalam

transaksi-transaksi yang melibatkan kekayaan Dana Pensiun yang bertentangan

dengan ketentuan Undang-undang ini atau peraturan pelaksanaannya, diancam

dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp

5.000.000.000,- (lima milyar rupiah).

Pasal 59

Barangsiapa dengan sengaja :

a. membuat atau menyebabkan adanya suatu laporan palsu dalam buku catatan

atau dalam laporan,

b. maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, atau laporan transaksi

Dana Pensiun; menghilangkan atau tidak memasukkan atau menyebabkan

dihapuskannya suatu laporan dalam buku catatan atau dalam laporan,

dokumen atau laporan kegiatan usaha, atau laporan transaksi Dana Pensiun;

c. mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus atau menghilangkan

adanya suatu pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan, maupun

dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau merusak

catatan pembukuan Dana Pensiun tersebut diancam dengan pidana penjara

paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp 6.000.000.000,-

(enam milyar rupiah).

Pasal 60

Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56, Pasal 57, Pasal 58, dan Pasal

59 adalah kejahatan.

Page 38: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan

(normative). Dikatakan penelitan normatif oleh karena penelitian ini dilakukan

terhadap asas-asas hukum dan taraf sinkronisasi hukum.

Alat pengumpulan data yang akan digunakan adalah studi dokumen. Studi ini

akan menganalisis obyek penelitian dengan menggunakan data sekunder, yaitu data

yang diperoleh dari hasil dari penelitian bahan-bahan pustaka31

. Sebagai suatu

penelitian hukum, data sekunder yang dipergunakan terdiri dari:

1. bahan hukum primer dari ketentuan perundang-undangan yang berkaitan dengan

studi ini;

2. bahan hukum sekunder dari buku-buku yang menunjang pengetahuan mengenai

ketentuan hukum dalam ketentuan perundang-undangan tersebut; dan

3. bahan hukum tertier sebagai bahan yang menjelaskan mengenai bahan hukum

sekunder, berupa kamus, artikel dan literatur lainnya yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti.

Penelitian ini bersifat normatif, bertujuan untuk melihat apakah konsepsi

peraturan yang diperbandingkan mengenai pengurus (administrator) dana pensiun

Indonesia memiliki konsepsi atau paradigma yang sama dengan administrator dana

pensiun di Negara yang diperbandingkan.

31 Soerjono Soekanto, dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1994), hlm. 34

Page 39: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

35

Penelitian ini mempergunakan metode perbandingan. Perbandingan dilakukan

dengan membandingkan regulasi mengenai pengurus dana pensiun dengan regulasi

mengenai pengurus badan usaha lain seperti Perseroan Terbatas, Koperasi dan

Yayasan. Selain itu juga dilakukan perbandingan regulasi dana pensiun yang memiliki

identitas legal (with legal personality) pada negara Inggris, Australia, Belanda dan

Chile. Perbandingan dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik

dan ciri-ciri pengelolaan dana pensiun yang berkembang pada negara tersebut untuk

kemudian dicari padanannya dalam regulasi mengenai dana pensiun di Indonesia.

Analisis akan dilakukan secara obyektif dan sistematis untuk memahami

persoalan hukum dan mencari penyelesaiannya dalam kerangka pencarian latar

belakang munculnya peraturan mengenai administrator dana pensiun.

Regulasi yang dipilih sebagai pembanding adalah regulasi dana pensiun pada

negara Inggris dan Australia. Negara Inggris dipilih karena perkembangan awal dana

pensiun terjadi pada negara ini sehingga diharapkan dapat diperoleh pemahaman yang

lebih mendalam mengenai obyek penelitian. Regulasi dana pensiun pada negara

Belanda juga dilakukan karena sistem hukum Indonesia memiliki hubungan yang erat

dengan Belanda.

Page 40: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

36

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Regulasi dana pensiun Indonesia dimulai sejak tahun 1926 dengan

dikeluarkannya Arbeidersfondsen Ordonnatie 377 tahun 1926 yang

memperkenankan pembentukan dana bersama antara pemberi kerja dan karyawan.

Regulasi 377/1926 kemudian dicabut dan diganti dengan Undang-undang Nomor 11

tahun 1992 tentang Dana Pensiun (UU 11/92). Regulasi baru memberikan pengaturan

yang lebih jelas mengenai para pihak yang menyelenggarakan progam pensiun, hak

dan kewajiban para pihak. Keberadaan UU 11/92 mengubah kelembagaan dana

pensiun menjadi suatu lembaga baru dalam khasanah hukum perdata Indonesia yaitu

badan hukum dana pensiun.

IV.1. Kenapa Badan Hukum?

Definisi dana pensiun menggambarkan bahwa dana pensiun memiliki tiga

jenis penafsiran. Pertama dana pensiun merupakan lembaga keuangan. Kedua, dana

pensiun merupakan investasi atau kumpulan aset yang dikelola oleh suatu badan

usaha. Ketiga, dana pensiun merupakan sebuah entitas yang sengaja dibentuk.

Pengertian dana pensiun menurut UU nomor 11 tahun 1992 tentang Dana

Pensiun dengan jelas menyatakan bahwa dana pensiun adalah badan hukum. Frasa

„badan hukum‟ mengandung dua dimensi, yakni badan hukum publik dan badan

hukum perdata. Contoh yang paling nyata dari badan hukum publik adalah negara

yang lazim juga disebut badan hukum orisinil seperti propinsi, kabupaten dan

Page 41: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

37

kotapraja. Sedangkan badan hukum perdata terdiri dari beberapa jenis diantaranya

perkumpulan, Perseroan Terbatas, Yayasan, Koperasi dan Dana Pensiun.

Pemberian identitas sebagai badan hukum kepada dana pensiun dilakukan

untuk memenuhi tiga tujuan. Tujuan Pertama adalah untuk memberikan landasan bagi

pemisahan aset (asset partitioning). Aset Dana Pensiun dipisahkan dari aset pendiri

(plan sponsor) dan juga dari aset pribadi pengurus dana pensiun. Sebagai aset yang

terpisah, Pengurus dana pensiun memiliki kekuasaan mutlak untuk mengelola aset

tersebut sesuai dengan regulasi yang berlaku. Hal ini dilakukan agar aset yang ada

dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk membayar manfaat bagi pensiunan dan

pihak yang berhak.

Tujuan kedua adalah untuk meletakkan dana pensiun sebagai separate legal

entity32

dalam khasanah hukum perusahaan. Sebagai badan hukum mandiri, kekayaan

dana pensiun menjadi terlindungi dari campur tangan pihak lain seperti pendiri

maupun peserta. Identitas hukum juga memberikan perlindungan kepada kekayaan

pribadi pengurus dari tuntutan yang timbul dikemudian hari.

Tujuan ketiga adalah meletakkan Dana Pensiun sebagai subjek hukum

(rechtspersoon) yang terikat pada kewajiban-kewajiban yang ditetapkan peraturan

perundangan. Dana Pensiun sebagai rechtspersoon memiliki sifat seperti manusia

biasa (natuurlijkpersoon) sehingga dianggap mampu untuk memiliki kekayaan dan

mengelolanya. Selain itu dana pensiun juga dianggap memiliki kemampuan untuk

melakukan tindakan hukum seperti membuat anggaran dasar, membuat perjanjian

dengan pihak ketiga dan melakukan tugas lain yang dipandang perlu menurut hukum.

32 yaitu sebagai badan hukum yang harta serta beberapa hal lainnya terpisah dengan para pemegang saham, maupun para

direksinya

Page 42: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

38

Bentuk badan hukum yang digunakan untuk sebagai wadah badan hukum dana

pensiun berbeda antar negara. Inggris dan Australia menggunakan wadah trust

sebagai badan hukum dana pensiun sedangkan Belanda menggunakan wadah

Stichting (yayasan).

Pada umumnya negara tersebut menggunakan dua regulasi yang berbeda

terhadap dana pensiun. Regulasi pertama bersifat umum dan mengatur mengenai

wadah badan hukum seperti Trust law untuk mengatur lembaga trust di Inggris dan

Burgerlijk Wetboek yang mengatur mengenai keberadaan Stichting di Belanda.

Regulasi kedua mengatur mengenai dana pensiun itu sendiri yang umumnya berisi

ketentuan seperti hak dan kewajiban Pengurus, tata cara pemilihan pengurus,

dokumen yang diperlukan dalam hal pembentukan dana pensiun, pengelolaan dana

pensiun, struktur pengawasannya dan tata cara perhitungan dan pembayaran manfaat

pensiun.

Indonesia memperkenalkan badan hukum sendiri sebagai wadah dana pensiun.

Wadah lain seperti trust yang digunakan oleh negara Inggris tidak dapat digunakan

karena perbedaan sistem hukum yang dianut. Wadah yayasan seperti yang

dipergunakan oleh Belanda pernah dipergunakan juga sebelum diundangkannya

UU11/92 tentang Dana Pensiun. Ketentuan KUHPer yang mengatur tentang

perkumpulan dinilai kurang dapat memberikan perlindungan terhadap aset dana

pensiun sehingga dipandang perlu untuk membuat aturan tersendiri tentang dana

pensiun yang mengatur tidak hanya bentuk kelembagaannya tetapi juga mengatur

mengenai hak dan kewajiban pengurus dan tata cara pengelolaan dana pensiun serta

pengawasannya dalam satu aturan saja yaitu UU tentang Dana Pensiun.

Page 43: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

39

IV.2. Dapatkah badan usaha melakukan tugas dan fungsi sebagai pengurus

badan hukum dana pensiun?

Bagian kedua UU 11/92 mengatur mengenai kepengurusan dana pensiun

pemberi kerja (DPPK). Kepengurusan terdiri dari Pengurus dan dewan pengawas

yang bertugas untuk mengawasi pelaksanaan tugas oleh pengurus. Pada bagian ini

diatur mengenai tata cara penunjukan pengurus, tanggung jawab dan wewenang

pengurus.

Regulasi mengenai kepengurusan yang terdapat pada bagian kedua UU 11/92

juga mengikat bagi dana pensiun lembaga keuangan (DPLK). Pasal 46 UU 11/92

hanya mengecualikan penerapan Pasal 10 ayat 1 mengenai penunjukan pengurus oleh

pendiri dan pasal 12 ayat 1 mengenai wakil-wakil yang duduk dalam organisasi

dewan pengawas dalam pengelolaan DPLK.

Undang-undang menegaskan bahwa pengelolaan Dana Pensiun dilakukan oleh

organ pengurus. Pengurus Dana Pensiun berdasarkan ketentuan pasal 10 ayat 2 dapat

dilakukan oleh orang (natuurlijke personen) atau badan usaha. Badan usaha yang

dimaksud adalah merupakan badan usaha yang memiliki identitas hukum

(rechtspersoon) sehingga dipandang cakap untuk melakukan perbuatan hukum.

Ketentuan pasal 10 ayat 2 UU 11/92 merupakan suatu ketentuan yang “unik”

bila dibandingkan dengan kepengurusan yang diatur dalam Undang – undang 40

tahun 2007 tentang Perseroan terbatas (UU 40/07) dan UU 16 tahun 2001 tentang

Yayasan (UU 16/01). Pasal 93 UU 40/07 dengan tegas menyatakan bahwa yang

dapat diangkat menjadi Direksi33

adalah orang perseorangan (natuurlijke personen).

Tidak terdapat aturan yang memungkinkan pihak lain seperti badan usaha untuk

33 Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan dan dapat

memiliki fungsi yang sama dengan Pengurus seperti yang diatur dalam UU 11/92.

Page 44: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

40

menjadi direksi pada perseroan. Pasal 31 ayat 2 UU 16/01 juga menegaskan bahwa

yang dapat diangkat menjadi Pengurus yayasan adalah orang perseorangan

(natuurlijke personen).

Keunikan yang dimiliki UU 11/92 juga terdapat pada Undang-undang nomor

25 tahun 1992 tentang perkoperasian (UU 25/92). Pasal 29 ayat 1 (UU 25/92)

menyatakan bahwa pengurus dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam Rapat

Anggota. Pada pasal lain yaitu pasal 1 dinyatakan bahwa koperasi beranggotakan

orang seorang (natuurlijke personen) atau badan hukum koperasi. Dengan

menghubungkan kedua pasal tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dapat diangkat

menjadi pengurus koperasi adalah orang seorang (natuurlijke personen) dan juga

badan hukum (rechtspersoon) selama keduanya memiliki status sebagai anggota

koperasi.

Regulasi yang memperkenankan badan usaha untuk menjadi pengurus dana

pensiun merupakan praktik yang sudah berlaku umum. Pada laporan yang

disampaikan oleh Yves Guerard dan Glenn Jenkiss mengenai pokok-pokok

pengelolaan dana pensiun dijabarkan bahwa sebagai otoritas tertinggi dalam

pengelolaan dana pensiun, jabatan pengurus dapat dipegang oleh salah satu dari tiga

pilihan. Pemberi kerja dalam lingkup kewajiban fiducia atau suatu komite yang terdiri

dari wakil pemberi kerja dan wakil karyawan atau pihak ketiga seperti lembaga

keuangan.

Pensions Act yang berlaku di Inggris mengatur pengelolaan dana pensiun

dilakukan oleh pihak yang disebut Trustee. Untuk dapat menjadi trustee, seseorang

(natuurlijke personen) atau badan hukum (rechtspersoon) harus memenuhi kriteria

yang terdapat dalam Section 29 of the Pensions Act 1995.

Page 45: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

41

Regulasi Belanda mengatur tiga badan usaha sebagai penyedia layanan

pensiun. Ketiga badan usaha tersebut adalah ondernemingspensioenfonds,

bedrijfstakpensioenfonds dan verzekeraar (perusahaan asuransi). Dalam hal dana

pensiun diselenggarakan melalui verzekeraar, maka administrator dana pensiun

adalah suatu badan hukum perusahaan asuransi jiwa. Dalam hal penyelenggaraan

pensiun dilakukan melalui ondernemingspensioenfonds dan bedrijfstakpensioenfonds,

maka administrator dana pensiun adalah orang-orang biasa (natuurlijke personen).

Regulasi Chile menetapkan bahwa dana pensiun sebagai satu entitas legal

yang bisa disamakan dengan badan hukum (rechtspersoon). Pengelolaan dana pensiun

Chile dilakukan oleh badan hukum yang disebut Administradoras de Fondos de

Pensiones/AFP.

Selain praktik yang berlaku secara internasional mengenai kepengurusan dana

pensiun, KUHPer juga memungkinkan pengaturan khusus mengenai pengurus badan

usaha. Pasal 1657 dengan menyatakan :

Jika dalam akta pendirian, surat perjanjian atau reglemen tidak ditentukan

sesuatu mengenai pengurus badan hukum, maka tidak seorang anggota pun berkuasa

untuk bertindak atas nama badan hukum itu atau mengikat badan hukum itu dengan

cara lain dari yang telah ditentukan pada akhir pasal yang lalu (KUHPer.1639-1)

Dari bunyi pasal tersebut dapat ditafsirkan bahwa sepanjang tidak diatur

tersendiri dalam suatu Undang-undang, maka tindakan hukum yang dapat dilakukan

oleh pengurus badan hukum adalah harus sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada

pasal 1639-1 KUHPer. Hal ini dapat diartikan bahwa pengaturan umum (lege

generali) mengenai pengurus badan hukum terdapat pada Pasal 1639-1 KUHPer.

Pada sisi yang lain, Pasal 1657 membuka kesempatan untuk diberlakukannya

ketentuan yang bersifat khusus (lege speciali) mengenai pengurus badan hukum.

Page 46: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

42

UU 11/92 lahir karena aturan sebelumya dinilai tidak memadai lagi sebagai

dasar hukum program pensiun. Regulasi ini juga lahir untuk memperkenalkan suatu

bentuk hak kepemilikan baru yang sebelumnya tidak diakui oleh ketentuan hukum

yang ada berdasarkan Prinsip Numerous Clausus34

. Hal ini mengadung arti bahwa

dasar hukum suatu badan hukum baru terdapat pada Undang-undang yang

mengaturnya.

UU 11/92 sebagai landasan hukum dana pensiun memberikan kewenangan

kepada Menteri Keuangan untuk menetapkan ketentuan dan persyaratan bagi orang

atau badan usaha untuk dapat melaksanakan tugas pengurusan sebagai pengurus dana

pensiun. Dengan kata lain, UU 11/92 memberikan kesempatan kepada badan usaha

untuk menjadi pengurus dana pensiun.

IV.3. Apakah persyaratan yang harus dipenuhi badan usaha untuk menjalankan

peran dan fungsi sebagai Pengurus Dana Pensiun ?

Pengurus dana pensiun memegang peran vital dalam mengelola aset dana

pensiun. Pengelolaan aset dilakukan melalui investasi pada instrument pasar modal

dan pasar uang. Regulasi dana pensiun menekankan pentingnya pengelolaan investasi

dilakukan dengan transparan dan mengikuti asas prudent-person. Sanksi berat

disiapkan bagi Pengurus yang menyalahgunakan kewenangannya.

Regulasi Australia mensyaratkan hanya corporate constitution yang berhak

mencalonkan diri sebagai trustee dari superannuation. Section 10 SIS Act

menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan corporate constitution adalah trading

corporation dan financial corporation. Regulasi lainnya menyatakan bahwa trading

34 Ugo Mattei dalam Comparative Law & Economics menyebutkan bahwa The numerous Clausus stating devided interest in

property must be strictly confined to small number of well-defined types.

Page 47: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

43

corporation dapat juga disebut financial corporation35

. Adapun bidang usaha yang

termasuk dalam financial corporation adalah Bank dan Perusahaan Asuransi. Syarat

utama untuk menjadi trustee dalam section 118 SIS Act adalah pernyataan tertulis

mengenai kesediaannya menjadi trustee pada superannuation dan memenuhi kriteria

sebagaimana tercantum dalam Subsection 2 section 120 SIS Act.

Regulasi Inggris mengenai dana pensiun memperkenankan badan usaha seperti

Bank, building societies, friendly societies, perusahaan asuransi, unit trust dan biro

aktuaria sebagai trustee. Selain itu, Section 29 of the Pensions Act 1995

mencantumkan kriteria orang atau badan usaha yang tidak dapat dipilih untuk menjadi

trustee pada dana pensiun.

Regulasi mengenai Pengurus dana pensiun pada negara-negara anggota OECD

menunjukkan bahwa badan usaha yang menjalankan peran sebagai Pengurus dana

pensiun adalah lembaga keuangan dan lembaga penunjang kegiatan dana pensiun

(biro aktuaria menurut regulasi di Inggris). Jenis lembaga keuangan tersebut meliputi

perusahaan asuransi jiwa, bank dan lembaga investasi (Manajer Investasi).

35 AUSTRAC Information Circular No.5

Page 48: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

V.1.1. Pengurus dana pensiun memegang peranan vital dalam pengelolaan aset dana

pensiun.

V.1.2. Aturan mengenai pengurus badan usaha dalam KUHPer merupakan pengaturan dasar

(lege generale).

V.1.3. Undang-undang tentang Dana Pensiun sebagai landasan hukum pengelolaan

program pensiun memiliki ketentuan yang bersifat khusus (lege speciali) dan

dibentuk berdasarkan prinsip Numerous Clausus.

V.1.4. Praktik Internasional dalam pengelolaan dana pensiun memperkenankan

perseorangan atau badan usaha menjadi pengurus dana pensiun

V.1.5. Lembaga Keuangan seperti Bank, Perusahaan Asuransi Jiwa dan Manager Investasi

memiliki keahlian yang dapat dipergunakan dalam mengelola Dana Pensiun.

V.2. Saran

V.2.1. Menteri Keuangan dapat menetapkan lembaga keuangan seperti bank, perusahaan

asuransi atau manajer investasi sebagai pengurus dana pensiun.

V.2.2. Analisa lebih lanjut mengenai keuntungan dan kerugian badan hukum lembaga

keuangan sebagai pengurus dana pensiun perlu dilakukan sebelum menetapkan

keputusan Menteri Keuangan mengenai penunjukan badan usaha sebagai pengurus

Dana Pensiun.

Page 49: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

45

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin. (2006). Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Australian Govermnet. (2008). Superannuation Industry (Supervision) Act 1993. Canberra:

Attorney-General‟s Department.

Banakas, S. (2006). Understanding Trust:A Comparatif View of Property Rights in Europe.

Barcelona: InDret.

Fuady, M. (2002). Hukum Bisnis dalam Teori dan Praktek. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Departemen Keuangan RI. Undang-undang No 11 Tahun 1992 tentang Dana

Pensiun.(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3477)

Guerard, Y., & Jenkins, G. (1992). Building Privat Pension System. Harvard Institute for

Internasional Development.

Guerard, Y. (1986). Pension Plan Refrence Material. Laporan Internal.

Haigh, J. (1958). The Administration of A Privat Pension Fund.

Indonesia. Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Diambil dari Indonesia Legal Information

http://www.legalitas.org/database/staatsblad/KUHPerdata.pdf

Marzuki, P. M. (2008). Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana.

McGill, D. M. (1996). Fundamental of Privat Pensions. Philadelphia: University Of

Pennsylvania Press.

OECD. (2001). Insurance and Privat Pension Compendium for Emerging Economies. Paris:

OECD Publishing.

OECD. (2004). Oecd Recommendation On Core Principles Of Occupational Pension

Regulation.Paris: OECD Publishing.

OECD. (2005). Privat Pensions OECD Classification and Glossary. Paris: OECD

Publishing.

OECD. (2007). OECD-IOPS Report: The Licensing of Pension Entities in Private Pension

Systems, OECD, July 2007

Price Waterhouse Coopers. (January 2003). Turkey Privat Pension System. PWC.

Rido, S. R. (2004). Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan, Perkumpulan,

Koperasi, Yayasan, Wakaf. Bandung: PT Alumni.

Page 50: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

46

Soekanto, S., & Mamudji, S. (1994). Penelitian Hukum Normatif;Suatu Tinjauan Singkat.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Superintenden of AFPS. (May 2003). The Chilean Pension System, (4th ed.). Santiago,Chile.

The Pension Regulator. Part-5 b Obligations of trustees of occupational pension shcemes.

Dalam Trustee Knowledge, Understranding and Conversance. The Pension Regulator.

U.K Parliament. (1995). Pension Act 1995. Retrieved from Office of Public Sector

Information : http://www.opsi.gov.uk/acts/acts1995/Ukpga_19950026_en_1.htm

U.K Parliament. (1999). Welfare Reform and Pension Act 1999. Retrieved from Office of

Public Sector Information : http://www.opsi.gov.uk/Acts/acts1999/ukpga_19990030_en_1

U.K Parliament. (2004). Pension Act 2004. Retrieved from Office of Public Sector

Information : http://www.opsi.gov.uk/acts/acts2004/ukpga_20040035_en_1

Widjaja, G. (2007). Transplantasi Trust dalam sistem hukum Indonesia: Studi tentang

Undang-Undang Pasar Modal. Disertasi dipertahankan di Universitas Indonesia, Jakarta.

Page 51: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

Ketentuan mengenai Pengurusan Badan Hukum

Keterangan UU 40/2007 PT UU 16/01 Yayasan UU 11/92 Dana Pensiun UU 25/92 Koperasi

Definisi Pasal 1 butir 5 Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan …dst

Pasal 31 ayat 1 Pengurus adalah organ Yayasan yang melaksanakan kepengurusan Yayasan.

Pasal 1 Buri 18 Pengurus adalah Pengurus Dana Pensiun

Tugas dan Tanggung Jawab

Pasal 92 ayat 1 Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

Pasal 35 ayat 1 Pengurus Yayasan bertanggung jawab penuh atas kepengurusan Yayasan untuk kepentingan dan tujuan Yayasan serta berhak mewakili Yayasan baik di dalam maupun di luar Pengadilan.

Pasal 10 ayat 3 Pengurus bertanggung jawab atas pelaksanaan peraturan Dana Pensiun, pengelolaan Dana Pensiun serta melakukan tindakan hukum untuk dan atas nama Dana Pensiun, dan mewakili Dana Pensiun di dalam dan di luar pengadilan

Pasal 31 Pengurus bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan Koperasi dan usahanya kepada Rapat Anggota atau Rapat Anggota Luar Biasa.

Syarat Pengurus Pasal 93 Yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali ..

Pasal 31 ayat 2 Yang dapat diangkat menjadi Pengurus adalah orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum

Pasal 10 ayat 2 Menteri menetapkan ketentuan dan persyaratan bagi orang atau badan usaha, yang dapat ditunjuk sebagai pengurus.

Pasal 29 ayat 1 Pengurus dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam Rapat Anggota.

Page 52: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

Pengurus Dana Pensiun pada Negara angota OECD

NO

Country Names Civil Laws

Common Laws

Administrator

1. Australia No Yes must administered by trustees 2. Austria Yes No may be administered by book reserve method,

life insurance companies or

mutual insurance 3. Belgium, Yes No via foundation or

insurance company 4. Canada, No Yes via closed pension fund or

insurance company 5. Czech Republic Yes No via pension fund,

managed by specialize joint-stock companies 6. Denmark Yes No via close pension fund,

or insurance company,

may be externally managed 7. Finland Yes No insurance companies,

pension foundations and

pension funds 8. France, Yes No employers and employees organization 9. Germany Yes No book reserve,

through support funds (legally separate but without irrevocable rights) ,

close pension funds or

insurance company 10. Greece Yes No By insurance companies

11. Hungary Yes No By closed or open pension fund

May externally manage by banks and insurance companies

12. Iceland Yes No Via open and closed pension fund

DC via open pension funds (banks, insurance companies)

13. Ireland No Yes Qualified external managers

Banks

Insurance companies

Pension or investments consultants 14. Italy Yes No External manager closed pension funds only

Fund assets must manage by financial companies (banks, insurance companies, brokerage firms)

15. Japan Yes No Via closed pension fund only

Fund asset manager include banks and insurance companies

16. Korea Yes No Insurance companies

Bank

Investment and trust companies 17. Luxembourg Yes No Boo reserve

Closed pension funds

Page 53: Badan Usaha Sebagai Pengurus DP

NO

Country Names Civil Laws

Common Laws

Administrator

Life insurance companies 18. Mexico Yes No Open pension funds only

Open pension funds administered by specialized financial intermediaries dedicated exclusively to that purpose

19. Netherlands Yes No A closed pension fund (foundation) or

an insurance company. 20. New Zealand No Yes Book reserve method (minority),

a closed pension fund (trust form), or

Insurance company. 21. Norway Yes No closedpension fund or

life insurance companies in the case of DB plans.

Banks and

Investment management companies can also administer DCplans.

22. Poland Yes No joint-stock or

mutual life insurance companies via group insurance policies

occupational pension fund

open investment fund 23. Portugal Yes No Insurance companies

pension fund management companies 24. Slovakia Yes No supplementary pension insurance companies

25. Spain Yes No Directly joint-stock and mutual life insurance companies.

Indirectly bank or

insurancecompanies 26. Sweden Yes No joint-stock or

mutual insurance company. 27. Switzerland Yes No non-profit foundations,

cooperative societies,or

as institutions incorporated under public law (latter only possible for funds covering employees of the public sector)

28. Turkey Yes Sponsoring firm 29. U.K No Yes trustees via a closed pension fund(may be externally

managed by insurance companies, banks, building societies, friendly societies, unit trusts, and actuarial firms.)

Life insurance company. 30. U.S No Yes closed pension fund (trust form) by trustees,

life insurance companies. Closed pension funds may be externally managed.