Upload
edwardgiru
View
29
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
1
IMAN DAN KESELAMATAN (Percaya pada Yesus)
Apa itu iman? Iman, sudah pasti, adalah dasar dari keselamatan. Kita diselamatkan oleh kasih
karunia Allah yang kita terima oleh iman (Ef. 2:8) sebab oleh iman itu kita dibenarkan (Gal. 2:16), dan sebagai orang yang dibenarkan kita “berhak menerima hidup yang kekal” (Tit. 3:7).
Karena keselamatan itu adalah kasih karunia Allah yang harus diterima melalui iman, yaitu percaya kepada Yesus Kristus, maka oleh iman
kepada Yesus itu kita dibenarkan dan dengan itu kita berhak menerima hidup kekal. Jadi,
keselamatan adalah hasil dari percaya kepada Yesus Kristus sebagai wujud kasih Allah kepada
dunia ini (Yoh. 3:16).
Nah, apa itu iman dan dari mana datangnya?
Bagaimana Supaya
Diselamatkan?
Bahagian 3 & 4
2
Kitab suci menegaskan bahwa iman ialah percaya kepada “sesuatu yang kita harapkan” meskipun hal itu “tidak kita lihat” (Ibr. 11:1). Iman itu timbul dari mendengar firman atau pekabaran tentang Kristus (Rm. 10:17), dan iman merupakan pemberian dari
Roh Kudus (1Kor. 12:9).
Itulah sebabnya murid-murid memohon kepada Tuhan, “Tambahkanlah iman kami!” (Luk. 17:5).
“Itu lebih dari sekadar perasaan yang samar-samar bahwa sesuatu akan benar-benar terjadi. Itu lebih
dari sekadar sebuah latihan pikiran.
Iman yang menyelamatkan bukanlah tanpa isi. Sebaliknya, iman memiliki suatu tujuan yang pasti: Yesus Kristus. Iman ialah percaya bukan saja pada sesuatu tapi khusus pada Seseorang. Iman adalah
percaya kepada Yesus dan kematian-Nya bagi kita”.
Hasil dari iman. Dalam pelayanan-Nya semasa hidup di dunia ini Yesus beberapa kali mengaitkan
penyembuhan orang-orang sakit dengan iman mereka.
3
Fakta bahwa orang-orang itu datang kepada Yesus untuk memohon kesembuhan menunjukkan bahwa
mereka percaya bahwa Yesus berkuasa untuk menyembuhkan penyakit mereka.(Itulah Iman).
Tetapi dengan mengatakan, “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau” seperti yang diucapkan-Nya kepada perempuan yang menderita sakit perdarahan
menahun itu (Mat. 9:22), Yesus menyatakan bahwa iman bukan saja memberikan keselamatan di
kemudian hari tetapi juga kesejahteraan dalam kehidupan sekarang ini.
Iman membuat seseorang tergerak untuk datang kepada Yesus, dan dengan menghampiri Yesus
seseorang tidak saja disembuhkan dari penyakit jasmani tetapi juga dari penyakit rohani yang lebih
berbahaya.
“Dengan mengucapkan perkataan ini, Ia bukan memperuntukkan kuasa penyembuhan apapun
terhadap iman mereka. Iman mereka itu hanyalah suatu kepercayaan sepenuhnya pada kuasa Yesus untuk menyembuhkan mereka. Kuasa iman tidak datang dari seorang yang percaya melainkan dari
Allah yang dipercayai oleh orang tersebut”.
4
Kepada perempuan yang datang kepada Yesus di rumah Simon dan meminyaki kepala Yesus dan membasuh kaki-Nya
dengan parfum, Tuhan berkata: “Dosamu telah diampuni…Imanmu telah
menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!” (Luk. 7:48, 50).
Alkitab tidak memberikan keterangan yang tegas mengenai latar belakang
kehidupan perempuan itu, selain indikasi bahwa wanita ini adalah seorang yang
sangat terbebani oleh dosa-dosanya tetapi Yesus sudah memberinya pengampunan
dan dengan demikian membuat dia merasa lega. Kata-kata “pergilah dengan selamat” adalah ungkapan yang lazim di
kalangan bangsa Israel sebagai tanda merestui (baca 1Sam. 1:17-18).
5
Apa yang kita pelajari tentang perlunya percaya kepada Yesus Kristus dan keselamatan?
1. Kitabsuci mengajarkan dengan tegas bahwa keselamatan (=hidup kekal) hanya diperoleh
dengan iman, itu bukan hasil usaha kita tetapi pemberian Allah (Ef. 2:8). Iman itu sendiri berasal
dari Allah, bukan suatu kapasitas alamiah (=benih) dalam diri kita yang akan tumbuh dengan
sendirinya bila ada pemicunya.
2. Iman adalah kemampuan untuk percaya bahwa sesuatu itu ada meski tidak kelihatan, percaya terhadap janji-janji Allah meskipun tampaknya
“tidak logis” menurut akal manusia. Iman adalah suatu hal yang pasti; keragu-raguan anda dan saya
tidak pernah akan membatalkan kepastian itu.
3. Iman menghasilkan keselamatan di akhirat dan juga kesejahteraan di dunia ini, termasuk
kesembuhan dari penyakit. Iman bukan sesuatu untuk menguji Allah, sebaliknya iman adalah
sarana oleh mana Tuhan membentuk manusia. Iman adalah bahagian dari setiap doa yang kita layangkan, tanpa iman maka doa kita sia-sia.
6
MENGENAKAN KEBENARAN KRISTUS (Pakaian Pesta)
Kebenaran yang dianugerahkan. Sebutan “orang Farisi” mungkin menjadi sebutan bagi banyak orang Kristen sekarang ini, antara lain karena panggilan “munafik” seperti tercermin dalam ungkapan Yesus tentang mereka yang
disamakan-Nya seperti kuburan, “yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang
sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran” (Mat. 23:27).
Namun sebenarnya cara beragama orang Farisi itu sendiri, sejauh menyangkut ketaatan pada hukum Musa, selalu berusaha untuk sempurna
sampai kepada hal-hal yang ringan. Masalahnya, dalam beragama orang Farisi lebih mementingkan penampilan luar berbanding di
dalam hati, atau yang kita sebut beragama secara formaliti.
7
Keberagamaan orang Farisi dan ahli Taurat lebih bersifat yang dibuat-buat, bukan pengamalan yang berasal dari ajaran agama. Tidak heran kalau Yesus berkata bahwa cara beragama
seperti para ahli Taurat dan kaum Farisi itu tidak akan menghasilkan keselamatan di akhirat
(Mat. 5:20).
Rasul Paulus menyebut keberagamaan secara lahiriah adalah sia-sia ketika dia mengatakan,
“Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah
aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku
memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena menaati hukum Taurat, melainkan dengan
kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan” (Flp. 3:8-9;).
8
“Beberapa orang lebih cermat dalam memelihara hukum itu secara lebih teguh daripada orang-orang
Farisi. Namun demikian, mereka gagal sebab perilaku mereka lebih dimaksudkan untuk menyenangkan
manusia daripada menyenangkan Allah. Yesus menegur kita agar tidak berbuat hal yang sama (Mat. 6:1). Lalu, bagaimanakah kita bisa menjadi benar di
hadapan Allah? Perumpamaan tentang pesta pernikahan memberi petunjuk kepada kita dalam
menemukan sumber kebenaran sejati.
Kebenaran yang menyelamatkan. Mungkin perumpamaan Yesus tentang perjamuan kawin anak raja dalam Matius 22:2-14 di luar kelaziman budaya, sebab tidak ada masyarakat yang mempunyai tradisi menyediakan pakaian pesta untuk para tamu yang
diundang.
Biasanya para undangan datang dari rumah sudah mengenakan pakaian pesta mereka sendiri, yaitu
pakaian yang paling bagus dengan model paling baru. Tetapi justeru di sinilah letaknya keistimewaan dari hakikat kisah ini, bahkan soal pakaian pesta yang
disediakan oleh tuan rumah itulah inti pekabarannya. Ini perumpamaan tentang keselamatan, bukan cerita
dongeng sebelum tidur.
9
“Seperti dalam perumpamaan itu, Allah menyediakan pakaian yang kita perlukan. Ia
telah membuat pakaian untuk Adam dan Hawa dan mengenakannya pada mereka ( Kej 3:21), sebuah lambang tentang kebenaran-Nya yang
membungkus orang berdosa.
Tuhan juga menyediakan pakaian kebenaran Kristus bagi gereja-Nya, supaya gereja boleh ‘dipersiapkan dalam kain lenan halus yang
berkilau-kilauan dan yang putih bersih’ (Why. 19:8), ‘tanpa cacat atau kerut atau yang serupa
itu’ (Ef. 5:27).
Pakaian ini, ‘yakni kebenaran Kristus, tabiat-Nya sendiri yang tidak bercacat cela, yang melalui
iman diberikan kepada semua orang yang menerima Dia sebagai Juruselamat pribadinya’ (Ellen G. White, Perumpamaan-perumpamaan
Tuhan Yesus, hlm. 226″).
10
Apa yang kita pelajari tentang hubungan “pakaian pesta” dengan keselamatan?
1. Pakaian pesta dalam perumpamaan Yesus melambangkan kebenaran Kristus. Tak seorangpun
dapat masuk ke dalam kerajaan surga dengan mengenakan kebenarannya sendiri, yaitu
keberagamaan menurut pandangannya sendiri. Keselamatan adalah hasil dari kebenaran Kristus
yang menutupi keberdosaan kita.
2. Kebenaran Kristus adalah sesuatu yang diberikan secara cuma-cuma dan dipakaikan
langsung oleh Allah sendiri, menandakan bahwa manusia tidak memiliki jasa apapun untuk
anugerah keselamatan kita. Setiap orang yang percaya menerima kebenaran itu tanpa
menghiraukan kondisi rohaninya.
3. Ada dua ciri utama dari “pakaian pesta” yang Allah sediakan untuk kita, yakni tanpa cacat atau
cela dan juga seragam atau sama. Kebenaran Kristus adalah standar surgawi, sempurna dan
serupa. Tidak ada orang yang masuk surga dengan kebenaran yang lebih baik dan berbeda dari orang
lain, semuanya sama kualitasnya.