Upload
hadat
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT
PADA USAHA AGRIBISNIS (Studi Kasus Pada Koperasi Kodanua, Jakarta Barat)
Bagus Harida
1110092000015
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015/1436 H
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT
PADA USAHA AGRIBISNIS
(Studi Kasus Pada Koperasi Kodanua, Jakarta Barat)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian (SP)
Bagus Harida
1110092000015
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015/1436 H
iii
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Juni 2015
Bagus Harida
iv
RIWAYAT HIDUP
PENDIDIKAN FORMAL
2010-2015 : Strata 1 Jurusan Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2007-2010 : SMAN 79 Jakarta
2004-2007 : SMPN 1 Pamulang
1998-2004 : SDN 7 Ciputat
PENGALAMAN ORGANISASI
2011-2012 : Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Agribisnis bidang
Kerohanian, Olahraga, dan Seni.
2011-2012 : Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas
Sains dan Teknologi bidang Pembinaan, Penelitian, dan
Pengembangan Anggota.
2012-2013 : Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas
Sains dan Teknologi sebagai kepala divisi pengkaderan.
IDENTITAS PRIBADI
Nama : Bagus Harida
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal
Lahir
: Jakarta, 10 Juni 1992
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat Rumah : Kesatrian POLRI Ciputat, Blok D nomor 74, Rt 03/012,
Ciputat, Tangerang Selatan, Banten
No. Telephon/HP : 082111183293
e-mail : [email protected] / [email protected]
v
RINGKASAN
Bagus Harida, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada Usaha
Agribisnis (Studi Kasus Pada Koperasi Kodanua, Jakarta Barat). Di bawah
bimbingan Akhmad Riyadi Wastra dan Akhmad Mahbubi.
Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia semakin banyak
dan terus tumbuh. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2011
sampai 2013 pertumbuhan UMKM terus meningkat, tahun 2011 sebanyak
53.823.732 unit UMKM, pada tahun 2012 menjadi 55.206.444 unit menunjukan
kenaikan sebesar 2,57%, dan pada tahun 2013 menjadi 56.534.592 unit
menunjukkan kenaikan sebesar 2,41%. Namun masalah-masalah mendasar yang
biasa dihadapi oleh pelaku UMKM adalah sulitnya akses usaha kecil dan
menengah pada pasar atas produk-produk yang dihasilkan, lemahnya
pengembangan dan penguatan usaha, dan keterbatasan akses terhadap sumber-
sumber pembiayaan dari lembaga-lembaga keuangan formal khususnya
perbankan. Untuk mengatasi masalah pembiayaan, koperasi dinilai lebih diminati
oleh UMKM khususnya bagi pelaku usaha yang tinggal di daerah pedesaan.
Sebagai LKM yang tergolong non bank, Koperasi berperan sebagai lembaga
keuangan formal yang melayani masyarakat terutama anggotanya dalam
keperluan untuk menyimpan dan meminjam dana. Koperasi Kodanua adalah salah
satu Koperasi yang bergerak dibidang simpan pinjam dengan prestasi yang dapat
diperhitungkan.
Penelitian ini ditujukan untuk (1) Mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi realisasi Kredit di Koperasi Kodanua, (2) mengetahui seberapa
besar faktor tersebut mempengaruhi realisasi kredit, dan yang (3) mengetahui
apakah secara bersama-sama faktor tersebut memiliki pengaruh terhadap realisasi
kredit.
Penelitian ini dilakukan di Koperasi Kodanua Latumenten Jakarta Barat.
Pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh, dimulai bulan maret hingga
april 2015. Dengan jumlah responden 102 orang yang memiliki usaha dibidang agribsinis dan sedang aktif meminjam di Koperasi Kodanua. Pengujian data
dengan persamaan regresi linear berganda dan dengan alat SPSS 21.
Hasil yang didapatkan adalah (1) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
realisasi kredit adalah karakter, kapasitas, modal, kondisi, dan jaminan. (2)
Karakter berpengaruh terhadap realisasi kredit pada tingkat kepercayaan 75%,
Kapasitas berpengaruh pada tingkat kepercayaan 90%, modal berpengaruh pada
tingkat kepercayaan 99%, kondisi berpengaruh pada tingkat kepercayaan 90%,
dan jaminan berpengaruh pada tingkat kepercayaan 99%. (3) Secara bersama-
sama faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap realisasi kredit pada tingkat
kepercayaan 95%.
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas
rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada Usaha Agribisnis
(Studi Kasus Pada Koperasi Kodanua, Jakarta Barat)” dapat terselesaikan dengan
baik. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat-Nya yang telah membawa umat
manusia ke jalan kebaikan.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian pada Program Studi Agribisnis, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya, terselesaikan skripsi ini bukan merupakan kerja
keras sendiri namun berkat bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam
atas dukungan dan pasrtisipasi yang telah diberikan. Ucapan terima kasih, penulis
berikan kepada :
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengesahkan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Edmon Daris, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis, Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
mengesahkan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Ir. Akhmad Riyadi Wastra, MM dan Bapak Akhmad Mahbubi, SP.,
MM selaku dosen pembimbing I dan II yang telah memberikan banyak
masukan, bimbingan, serta meluangkan waktunya hingga selesainya skripsi
ini. Terima kasih atas kepercayaan, kesabaran, doa maupun arahan sehingga
vii
menjadikan penulis menjadi pribadi yang lebih baik di masa yang akan
datang.
4. Bapak Dr. Iskandar Andi Nuhung, M.Si dan Bapak Dr. Iwan Aminudin, M.Si
selaku dosen penguji I dan II dalam sidang munaqosyah yang telah
meluangkan waktu untuk memeriksa sekaligus memberikan kritik dan saran
sehingga skripsi ini mendapat banyak masukan untuk lebih baik.
5. Seluruh dosen Agribisnis yang telah memberikan perhatian, semangat, nasihat,
doa, serta segala ilmu yang diajarkan kepada penulis selama masa
perkuliahan.
6. Seluruh pihak Koperasi Kodanua yang telah memberikan kesempatan penulis
untuk melaksanakan penelitian di tempat tersebut.
7. Keluarga penulis yaitu Mams, Paps dan eno netral yang senantiasa
mencurahkan kasih dan sayangnya yang tiada henti, selalu memberikan
dukungan moril maupun materil, serta doa yang selalu dipanjatkan untuk
penulis. Semoga berkah kesehatan, umur yang panjang, serta perlindungan
dari Allah SWT senantiasa untuk Mams dan Papa. Amin Ya Rabbal „Alamin.
8. Bella Yunita yang telah banyak membantu penulis di segala kegiatan dan
selalu meluangkan waktunya untuk memberikan semangat serta keceriaan
bagi penulis.
9. Sahabat-sahabat Kosan An-nisa yang telah memberikan dukungan semanngat
dan selalu memberikan solusi dikala penulisan skripsi ini mengalami
hambatan dalam masalah teknis maupun non-teknis.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... iv
RINGKASAN .................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 7
1.5 Ruang Lingkup .......................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8
2.1 Kredit ........................................................................................ 8
2.2 Analisis Perealisasian Kredit ..................................................... 12
2.2.1 Karakter ............................................................................. 13
2.2.2 Kapasitas .......................................................................... 14
2.2.3 Modal ................................................................................ 15
2.2.4 Kondisi .............................................................................. 17
2.2.5 Jaminan ............................................................................. 18
2.3 Penelitian Terdahulu ................................................................. 20
2.4 Kerangka Penelitian Konseptual ............................................... 21
2.5 Hipotesis .................................................................................... 24
ix
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 26
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 26
3.2 Metode Penentuan Jumlah Sampel ........................................... 26
3.2.1 Populasi ........................................................................... 26
3.2.2 Sampel ............................................................................. 27
3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................... 27
3.3.1 Analisis Deskriptif ............................................................ 27
3.3.2 Persamaan Regresi Linier Berganda ................................ 28
3.3.2.1 Pengujian Regresi Berganda ................................ 29
3.3.2.2 Pengujian Asumsi Regresi Berganda ................... 30
3.4 Instrumen Penelitian................................................................... 32
3.4.1 Realisasi Kredit (Y) .......................................................... 32
3.4.2 Karakter (X1) ................................................................... 32
3.4.3 Kapasitas (X2) .................................................................. 33
3.4.4 Modal (X4) ....................................................................... 34
3.4.5 Kondisi (X5) ..................................................................... 35
3.4.6 Jaminan (X6) .................................................................... 36
3.5 Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 36
3.5.1 Validitas ........................................................................... 36
3.5.2 Reliabilitas ........................................................................ 37
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 38
4.1 Sejarah Berdirinya Koperasi Kodanua ...................................... 38
4.2 Perkembangan Koperasi Kodanua ............................................ 38
4.3 Visi dan Misi Koperasi Kodanua .............................................. 41
4.3.1 Visi Koperasi Kodanua .................................................... 41
4.3.2 Misi Koperasi Kodanua .................................................... 41
4.4 Struktur Organisasi Koperasi Kodanua ...................................... 41
4.5 Karakteristik Responden ........................................................... 46
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 52
5.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada Usaha
Agribisnis di Koperasi Kodanua .............................................. 52
5.1.1 Pembahasan Tentang Variabel Karakter ........................... 52
5.1.2 Pembahasan Tentang Variabel Kapasitas ......................... 54
5.1.3 Pembahasan Tentang Variabel Modal .............................. 55
5.1.4 Pembahasan Tentang Variabel Kondisi ............................ 57
5.1.5 Pembahasan Tentang Variabel Jaminan............................ 58
x
5.1.6 Nilai Koefisien Regresi Variabel ...................................... 60
5.2 Pengujian Parameter Secara Tunggal (Uji t) .............................. 62
5.2.1 Hasil Uji t Variabel Karakter ............................................ 63
5.2.2 Hasil Uji t Variabel Kapasitas ........................................... 65
5.2.3 Hasil Uji t Variabel Modal ................................................ 67
5.2.4 Hasil Uji t Variabel Kondisi .............................................. 69
5.2.5 Hasil Uji t variabel Jaminan .............................................. 71
5.3 Pengujian Parameter Secara Keseluruhan (Uji f)....................... 72
5.4 Uji Determinasi (R2) .................................................................. 73
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 75
6.1 Kesimpulan ............................................................................... 75
6.2 Saran .......................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 77
LAMPIRAN ..................................................................................................... 79
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perkembangan Data Usaha Mikro Kecil Menengah tahun 2011-2013
di Indonesia........................................................................................... 1
Tabel 2 Profil Lembaga Keuangan Mikro Tahun 2013.. ................................... 3
Tabel 3 Nilai Alfa Pengujian Reliabilitas Kuesioner ........................................ 37
Tabel 4 Hasil Regresi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit
Pada Usaha Agribisnis di Koperasi Kodanua ...................................... 60
Tabel 5 Hasil Uji t .............................................................................................. 62
Tabel 6 Hasil Uji f .............................................................................................. 73
Tabel 7 Hasil Uji Determinasi (R2) .................................................................. 74
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Perbandingan penyaluran pembiayaan usaha agribisnis dengan
usaha non-agribisnis pada Koperasi Kodanua 2014 ......................... 5
Gambar 2 Bagan Alur Kerangka Pemikiran Konseptual .................................. 23
Gambar 3 Struktur Organisasi Koperasi Kodanua ............................................ 42
Gambar 4 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 47
Gambar 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ..................................... 48
Gambar 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............. 50
Gambar 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Agribisnis......... 51
Gambar 8 Persentase Indikator Dalam Variabel Karakter ................................ 63
Gambar 9 Persentase Indikator Dalam Variabel Kapasitas ............................... 65
Gambar 10 Persentase Indikator dalam Variabel Modal ................................... 67
Gambar 11 Persentase Indikator dalam Variabel Kondisi ................................. 69
Gambar 12 Persentase Indikator dalam Variabel Jaminan ................................ 71
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Input Data SPSS ................................................................... 79
Lampiran 2 HasilOutput SPSS ........................................................................... 81
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian ....................................................................... 85
Lampiran 4 Tabel Hasil Uji Validitas ................................................................ 90
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia semakin banyak dan
terus tumbuh. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2011 sampai
2013 pertumbuhan UMKM terus meningkat, tahun 2011 sebanyak 53.823.732
unit UMKM, pada tahun 2012 menjadi 55.206.444 unit menunjukan kenaikan
sebesar 2,57%, dan pada tahun 2013 menjadi 56.534.592 unit menunjukkan
kenaikan sebesar 2,41%. Sebagaimana Tabel 1 yang menampilkan data
perkembangan UMKM dan usaha besar dengan beberapa indikator.
Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro Kecil Menengah tahun 2011-2013 di
Indonesia
No Indikator Satuan 2011 2012 2013
1 Jumlah UMKM Unit 53.823.732 55.206.444 56.534.592
2 Pertumbuhan
Jumlah UMKM
Persen 2,51 2,57 2,41
3 Jumlah Tenaga
Kerja UMKM
Orang 99.401.775 101.722.458 107.657.509
4 Pertumbuhan
jumlah tenaga
kerja UMKM
Persen 3,32 2,33 5,83
5 Sumbangan PDB
UMKM
Rp.
Milliar
1.282.571,80 1.369.326,00 1.504.928,20
6 Pertumbuhan
sumbangan PDB
UMKM
Persen 5,77 6,76 9,90
Sumber : BPS, Tabel perkembangan UMKM tahun 2011-2013
Kontribusi UMKM terhadap perekonomian negara tidak perlu diragukan lagi,
karena telah terbukti di beberapa negara, termasuk Indonesia, bahwa UMKM
dapat menjadi tumpuan perekonomian suatu negara. Terbukti sumbangan
2
Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang dihasilkan melalui UMKM terus tumbuh
dengan rata-rata 7,47% pertahunnya, jika terus mengalami perkembangan, maka
UMKM akan menjadi salah satu sektor yang ikut menopang pendapatan negara.
UMKM dapat mengalami perkembangan yang signifikan jika masalah dalam
UMKM dapat dituntaskan. Wijono (2005) berpendapat bahwa masalah-masalah
mendasar yang dihadapi oleh pelaku UMKM adalah sulitnya akses usaha kecil
dan menengah pada pasar atas produk-produk yang dihasilkan, lemahnya
pengembangan dan penguatan usaha, dan keterbatasan akses terhadap sumber-
sumber pembiayaan dari lembaga-lembaga keuangan formal khususnya
perbankan.
Sulitnya mendapat pinjaman dari bank dikarenakan ketatnya persyaratan dan
bank juga mempertimbangkan resiko yang akan dihadapi oleh UMKM tersebut,
karena UMKM biasanya memiliki resiko yang lebih besar dibanding dengan
usaha yang sudah mapan dan memiliki nama besar. Berdasarkan hal tersebut
pelaku UMKM lebih memilih untuk meminjam uang dari Lembaga Keuangan
Mikro (LKM), karena LKM mempermudah pinjaman kepada pengusaha kecil dan
menengah untuk mendapatkan dana sebagai penunjang permodalan dari usaha
mereka dan juga sebagai modal untuk mengembangkan usaha mereka.
Berikut ini adalah Tabel 2 yang menunjukan profil dari lembaga keuangan
mikro yang menunjukan jumlah peminjam dan penabung dari lembaga bank dan
non bank baik formal maupun tidak formal.
3
Tabel 2. Profil Lembaga Keuangan Mikro Tahun 2013
N
o. Jenis LKM Jumlah
(unit)
Jumlah
Peminjam
(orang)
Jumlah
Pinjaman
(Rp orang)
Jumlah
Penabung
(orang)
Jumlah
Tabungan
(Rp Juta)
Bank
1 BPR 2.164 2.161.000 11.639.000 5.692 10.795.000
2 BRI Unit 4.064 3.210.678 21.334.800 31.271.553 32.881.790
3 Badan Kredit
Desa (BKD)
4.518 11.667.054 3.829.209 464.812 28.464
Non Bank
A. Formal
4 KSP 1.596 684.874 1.156.692 481.152 325.341
5 USP 36.466 10.523.585 13.488.092 5.015.596 1.451.576
6 Pegadaian 827 7.768.278 9.631.772 Na Na
B. Non
Formal
7 BMT 2.017 280.000 1.200.000 450.000 1.500.000
8 LSM 143 69.188 84.140 71.845 47.707
Total 51.777 36.084.937 36.084.937 37.311.100 47.029.878 Sumber : Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil 2013
Berdasarkan Tabel 2, jenis Lembaga Keuangan Mikro yang memiliki unit
terbanyak adalah Unit Simpan Pinjam (USP) sebanyak 36.466 unit, dan dalam
segi jumlah pinjaman didominasi oleh LKM dengan kategori bank yaitu BRI unit
yaitu sebesar Rp 21.334.800 per orang. Hal tersebut karena jatah kredit yang
ditawarkan oleh BRI Unit lebih besar dari pada USP. Namun sejatinya, Koperasi
dinilai lebih diminati oleh UMKM khususnya bagi pelaku usaha yang tinggal di
daerah pedesaan. Sebagai LKM yang tergolong non bank, Koperasi berperan
sebagai lembaga keuangan formal yang melayani masyarakat terutama
anggotanya dalam keperluan untuk menyimpan dan meminjam dana (Sulaeman,
2004). Mengingat cukup strategisnya peran Koperasi simpan pinjam dalam
menyalurkan dan menampung dana anggota, Bank Indonesia menjelaskan bahwa
dalam hal jumlah pembiayaan yang disalurkan, posisi Koperasi Simpan Pinjam
dan Unit Simpan Pinjam termasuk peringkat dua besar setelah BRI Unit Desa.
4
Salah satu Koperasi Simpan Pinjam yang bergerak dalam melakukan kegiatan
kredit bagi UMKM adalah Koperasi Kodanua.
Pada tahun 1970-an Koperasi Simpan Pinjam Kodanua didirikan dengan nama
awal Gurindo Jaya (Guru-guru Indonesia Jakarta Raya) dalam bentuk arisan yang
beranggotakan sekitar 15 orang guru. Namun setelah berjalan selama beberapa
tahun, pada tahun 1977 Arisan Gurindo Jaya ini berganti jenis dan nama menjadi
Koperasi Simpan Pinjam Kodanua. Dan pada tanggal 27 Agustus 1977
pengesahan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kodanua sebagai badan hukum
dengan nomor:1212/B.H/I. Dalam kegiatannya Koperasi Kodanua memiliki
fungsi yang sama seperti Koperasi lain yaitu untuk menjaga kesejahteraan
anggotanya dan calon anggota. Anggota adalah yang membayar simpanan pokok
dan simpanan wajib, sedangkan calon angota adalah hanya orang yang meminjam
tanpa membayar simpanan pokok dan simpanan wajib. Dalam 37 tahun kiprah
dari Koperasi Kodanua, banyak anggota dan calon anggota dari kalangan
pengusaha Agribisnis yang meminjam sejumlah uang untuk modal atau
pengembangan usahanya kepada Koperasi Kodanua. Dengan karakteristik produk
Agribisnis yang mudah rusak dan cepat rusak, maka menjdai bahan pertimbangan
untuk Koperasi dalam menyalurkan pinjamannya kepada anggota dan calon
anggota. Koperasi merupakan salah satu dari lembaga keuangan non bank yang
juga ikut mendukung UMKM di Indonesia. Koperasi Kodanua merupakan salah
satu Koperasi syarat prestasi yang menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Dengan anggota dan calon anggota yang terus tumbuh.
Menurut data dari Koperasi Kodanua anggota maupun calon anggota dari
Koperasi Kodanua ini terus tumbuh dari tahun 2009 sebanyak 2033 anggota, 2010
5
sebanyak 2035 anggota, dan 2011 sebanyak 2174 anggota, kemudian mengalami
penurunan anggota di tahun 2012 menjadi 2170 anggota dan pada tahun 2013
menjadi 2163 anggota. Anggota Koperasi Kodanua mayoritas adalah pengusaha
dengan skala kecil mengengah dan dengan jenis-jenis usaha yang berbeda-beda,
berikut ini adalah Gambar 1 yang membandingkan antara usaha agribisnis dan
non-agribisnis dalam segi kuantitas jenis usaha anggota Koperasi Kodanua.
Sumber : Koperasi Kodanua September 2014
Gambar 1. Perbandingan penyaluran pembiayaan usaha agribisnis dengan usaha
non-agribisnis pada Koperasi Kodanua 2014
Gambar diatas menunjukkan, dari 920 jenis usaha yang terdapat dalam
Koperasi Kodanua yang tersebar didaerah sekitar Jakarta Barat (Ancol, Kosambi,
Jelambar, Tomang, Tanah abang, Pasar Baru, dang Angke) ini terdapat 102 unit
usaha yang melakukan kegiatan usaha dibidang agribisnis hilir. Namun proporsi
perealisasian kredit yang sesuai oleh yang diajukan oleh peminjam pada usaha
yang bergerak dalam bidang agribisnis dari Koperasi Kodanua masih terdapat
ketidak sesuaian dalam perealisasiannya, sedangkan permohonan untuk
mendapatkan kredit yang sesuai dari anggota Koperasi Kodanua yang memiliki
usaha dibidang agribisnis cukup banyak, karena usaha dibidang agribisnis
mayoritas merupakan usaha yang juga bergerak dalam pemenuhan kebutuhan
pokok terutama pangan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan terjadinya ketidak
sesuian perealisasian kredit ini dapat menyebabkan menurunnya minat dari
0
500
1000
Usaha Agribisnis (Restoran, pedagangsayur, pedagang ikan, pedagang
daging, pedagang buah, dan lain-lain)
Usaha Non-agribisnis
6
masyarakat untuk meminjam dari Koperasi karena berbagai hal baik internal
maupun eksternal dari Koperasi Kodanua, hal ini dapat menyebabkan penurunan
pendapatan Koperasi Kodanua yang bergerak di sektor Koperasi simpan pinjam
yang pendapatan utamanya adalah dari kegiatan simpan pinjam. Oleh karena itu
tidak semua usaha yang bergerak dibidang agribisnis yang mengajukan pinjaman
dapat mendapatkan kredit yang sesuai dengan keinginan peminjam. Sehingga
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada Usaha Agribisnis (Studi
Kasus pada Koperasi Kodanua) perlu diteliti sebagai bahan untuk perbaikan oleh
Koperasi Kodanua kedepannya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah
:
a. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi realisasi kredit di Koperasi
Kodanua?
b. Seberapa besarnya faktor-faktor tersebut dalam mempengaruhi realisasi
kredit di Koperasi Kodanua?
c. Apakah secara bersama-sama faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh
terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua?
1.3 Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan masalah diatas , maka tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi
kredit di Koperasi Kodanua.
7
b. Menganalisis besarnya faktor-faktor tersebut dalam mempengaruhi
realisasi kredit di Koperasi Kodanua.
c. Menganalisis pengaruh faktor-faktor tersebut secara bersama-sama
terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi Koperasi
Kodanua untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua. Sehingga
faktor-faktor tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan utama bagi
Koperasi Kodanua dalam realisasi kredit selanjutnya.
b. Bagi anggota Koperasi untuk mengetahui apa saja yang menjadi bahan
pertimbangan Koperasi Kodanua untuk merealisasikan kredit kepada
peminjam.
c. Selain itu diharapkan penelitian ini menjadi bahan acuan untuk penelitian
selanjutnya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua dengan
peruntukan sektor usaha agribisnis hilir dan dilakukan kepada anggota dan calon
anggota yang sedang aktif dalam melakukan kredit di Koperasi Kodanua
(pengolahan produk agribisnis sampai pemasaran produk agribisnis).
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kredit
Dalam bahasa latin kredit disebut “credere” yang artinya adalah percaya.
Percaya yang dimaksudkan disini adalah kepercayaan pemberi kredit kepada
penerima kredit, bahwa nantinya kredit yang disalurkan akan dikembalikan sesuai
dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Menurut Undang-Undang
Perbankan Nomor 10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Menurut Undang-Undang Perbankan No.7 Tahun 1992 tentang pokok-pokok
perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil
keuntungan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa kredit dapat berbentuk
uang atau bukan uang yang dapat dinilai dengan uang dan dalam kredit terdapat
sebuah kesepakatan yang dibuat antara peminjam dan pihak meminjam mengenai
kewajiban dan hak masing-masing yang harus dijalankan.
9
Menurut Ismail (2010) terdapat 7 unsur-unsur kredit yaitu kreditor, debitur,
kepercayaan, perjanjian, resiko, jangka waktu dan balas jasa.
a. Kreditor
Kreditor merupakan pihak yang memberikan kredit kepada pihak lain yang
mendapat pinjaman. Pihak tersebut bias perorangan atau badan usaha. Bank yang
memberikan kredit kepada pihak peminjam merupakan kreditor.
b. Debitur
Debitur adalah pihak yang membutuhkan dana, atau pihak yang mendapat
pinjaman dari pihak lain.
c. Kepercayaan (Trust)
Kreditur memberikan kepercayaan kepada pihak yang menerima pinjaman
bahwa debitur akan memenuhi kewajibannya untuk membayar pinjamannya
sesuai dengan jangka waktu tertentu yang diperjanjikan. Bank memberi pinjaman
kepada pihak lain, sama artinya dengan bank memberikan kepercayaan kepada
pihak peminjam, bahwa pihak peminjam akan dapat memenuhi kewajibannya.
d. Perjanjian
Perjanjian merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang
dilakukan antara kreditur dengan pihak peminjam.
e. Resiko
Setiap dana yang disalurkan oleh bank selalu mengandung adanya resiko tidak
kembalinya dana pinjaman. Resiko adalah kemungkinan kerugian yang akan
timbul atas penyaluran kredit.
10
f. Jangka waktu
Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur untuk
membayar pinjaman kepada kreditur.
g. Balas jasa
Sebagai imbalan atas dana yang disalurkan oleh kreditur, maka debitur akan
membayar sejumlah uang tertentu sesuai dengan perjanjian. Dalam perbankan
konvensional, imbalan tersebut berupa bunga sementara dalam bank syariah
terdapat beberapa macam imbalan tergantung pada akadnya.
Menurut Suyatno (2005) menyatakan bahwa dalam transaksi kredit terdapat
unsur-unsur kredit, yaitu :
a. Kepercayaan
Merupakan keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan
baik dalam bentuk uang, barang atau jasa akan benar-benar diterimanya kembali
dalam jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang. Kepercayaan ini timbul
karena sebelumnya si pemberi kredit telah melakukan penyelidikan dan analisa
terhadap kemampuan dan kemauan calon nasabah dalam membayar kembali
kredit yang akan disalurkan.
b. Waktu
Suatu masa yang akan memisahkan antara pemberi prestasi dengan
kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Dalam unsur
waktu ini terkandung pengertian nilai uang, yaitu uang yang ada sekarang lebih
tinggi nilainya dari uang yang akan diterimanya kembali pada masa yang akan
datang.
11
c. Degree of Risk
Suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari jangka waktu
yang memisahkan antara pemberi prestasi dengan kontraprestasi yang akan
diterimanya pada masa yang akan datang. Semakin lama jangka waktu kredit yang
diberikan semakin tinggi resiko yang dihadapinya, karena dalam waktu tersebut
terdapat juga unsur ketidakpastian yang tidak dapat diperhitungkan. Keadaan
inilah yang menyebabkan timbulnya unsur resiko. Oleh karena itu, dalam
pemberian kredit timbul adanya jaminan.
d. Prestasi atau Objek Kredit
Pemberian kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat
diberikan dalam bentuk barang dan jasa, namun dapat dinilai dengan bentuk uang.
Dalam prakteknya transaksi kredit pada umumnya adalah menyangkut uang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang harus ada dalam kredit adalah
kepercayaan yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa pinjaman uang yang
diberikan kepada seorang yang meminjam akan benar-benar diterimanya atau
dikembalikan dalam jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang. Waktu
yaitu dalam waktu terdapat pengertian nilai uang yaitu uang yang ada pada masa
kini akan berbeda dengan nilai uang pada masa depan. Resiko terkait dengan
waktu, waktu yang semakin lama dalam pengembalian kredit maka akan semakin
banyak terjadi resiko-resiko yang tidak dapat diperhitungkan, karena itulah maka
munculnya unsur resiko dalam hal ini dan munculnya jaminan.
Manfaat dari kredit itu sendiri sangat banyak, bagi penyalur dana kredit yaitu
untuk kelangsungan hidup atau mencari keuntungan perusahaan yang
menyalurkan kredit tersebut. Manfaatnya bagi peminjam adalah dapat
12
mendapatkan dana yang diperuntukan bagi sesuatu yang mereka inginkan seperti
memperbesar usaha, kredit mobil, kredit rumah dan sebagainya. Bagi pemerintah
manfaat dari kredit ini juga sangat besar, karena dengan adanya kredit untuk
membantu permodalan usaha dan investasi, maka akan menumbuhkan banyak
pengusaha-pengusaha yang dapat menguntungkan Negara secara massif karena
banyaknya pendapatan dari usaha-usaha yang dibantu permodalannya oleh kredit
sehingga dapat mengangkat pendapatan nasional.
2.2 Analisis Perealisasian Kredit
Menurut Ismail (2010) analisis realisasi kredit adalah suatu proses analisis
yang dilakukan oleh bank untuk menilai suatu permohonan kredit yang telah
diajukan oleh calon debitur. Tujuan dilakukannya analisis adalah untuk mencegah
terjadinya kerugian atau kredit bermasalah lainnya, dengan melakukan analisis
kredit sebelum merealisasikan kredit, kreditor ingin dapat melihat apakah
nantinya setelah diberikan kredit nasabah ini mampu untuk menjalankan
kewajibannya dalam perjanjian kredit yang sebelumnya sudah disepakati.
Analisis kredit ini juga adalah penentu diterima atau ditolaknya kredit yang
diajukan oleh peminjam. Menurut Kasmir (2011) dalam melakukan penilaian
terhadap pengajuan kredit nasabah ini lembaga keuangan mengacu pada ukuran-
ukuran yang sudah ditetapkan dan sudah menjadi standar-standar penilaian setiap
bank. Biasanya kriteria penilaian yang umum digunakan oleh lembaga keuangan
adalah melalui analisis 5 C.
13
2.2.1 Karakter (Character)
Menurut Kasmir (2011) Character merupakan sifat atau watak. Sifat atau
watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat
dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari
latar belakang si nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun
yang bersifat pribadi seperti cara hidup, atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan
keluarga, hobi dan jiwa sosisal. Dari sifat dan watak ini dapat dijadikan suatu
ukuran tentang kemauan nasabah untuk membayar.
Menurut Ismail (2010) Character menggambarkan watak dan kepribadian
calon debitur. Bank perlu melakukan analisis terhadap karakter calon debitur,
tujuannya adalah untuk mengetahui bahwa calon debitur mempunyai keinginan
untuk memenuhi kewajiban membayar pinjamannya sampai dengan lunas.
Pendapat Firdaus dan Arianti (2004) tentang character sebagai berikut, dasar
dari suatu pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan, yaitu adanya
keyakinan dari pihak bank bahwa peminjam mempunyai moral, watak ataupun
sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif serta mempunyai tanggungjawab
yang baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupan sebagai anggota
masyarakat ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Pendapat Abdullah (2005) mengenai character yaitu, Account Officer harus
mencari tahu sifat-sifat dari calon debitur. Hal ini terutama berhubungan dengan
kemauan dari calon debitur untuk melakukan kewajiban-kewajibannya. Untuk itu,
bank akan berusaha memberi kredit hanya kepada debitur yang memilki
komitmen yang tinggi terhadap persetujuan kredit. Analisis ini lebih cenderung
14
merupakan analisis kualitatif yang tidak terbaca dengan angka-angka yang
disajikan. Tanpa itikad yang baik dari debitur, lebih baik kredit tidak diberikan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa character adalah suatu
analisis yang menilai kebiasaan, watak, serta kehidupan calon peminjam di dalam
lingkungan sehari-harinya. Tujuannya adalah untuk melihat apakah calon
peminjam tersebut baik dalam watak dan kesehariannya sehingga calon peminjam
tersebut mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari perjanjian kredit
tersebut
2.2.2 Kapasitas (Capacity)
Menurut Kasmir (2011) Capacity adalah analisis untuk mengetahui
kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat
kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan
dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam
mengelola usahanya, sehingga akan terlihat kemempuannya dalam megembalikan
kredit yang disalurkan.
Menurut Ismail (2010) Capacity ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan
calon debitur dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu kredit. Bank
perlu mengetahui dengan pasti kemampuan calon debitur tersebut. Kemampuan
keuangan calon debitur sangat penting karena merupakan sumber utama
pembayaran kembali kredit yang diberikan oleh bank. Semakin baik kemampuan
calon debitur, maka akan semakin baik kemungkinan kualitas kreditnya, artinya
dapat dipastikan bahwa kredit tersebut dapat dibayar sesuai dengan jangka waktu
yang diperjanjikan.
15
Menurut Firdaus dan Arianti (2004) yang dimaksud capacity disini yaitu suatu
penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-
kewajibannya dari kegiatan usaha yang akan atau sedang dilakukannya. Jadi
jelaslah bahwa penilaian capacity dilakukan untuk menilai sampai sejauh mana
hasil yang diperoleh calon debitur dalam mengelola perusahaannya untuk
melunasi hutang-hutangnya pada waktunya.
Pendapat Abdullah (2005) tentang capacity adalah penggunaan analisis ini
adalah untuk bank mengetahui sejauh mana kemampuan manajemen
mengoperasikan perusahaannya sehingga dapat memenuhi segala kewajibannya
terhadap bank secara rutin dan pada saat jatuh tempo. Untuk menilai kemampuan
nasabah dapat dilihat dari dokumen yang dimiliki, hasil konfirmasi dengan pihak
yang memiliki kewenangan mengeluarkan surat tertentu, hasil wawancara atau
melalui perhitungan rasio keuangan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa capacity adalah analisis
yang melihat sejauh mana calon peminjam dapat mengelola usahanya dengan
baik. Dengan kemampuannya untuk mengelola bisnis dengan baik maka
kemungkinan besar calon peminjam tersebut dapat memenuhi kewajiban kredit
yang telah disepakati.
2.2.3 Modal (Capital)
Menurut Kasmir (2011) Capital ini untuk melihat penggunaan modal apakah
efektif atau tidak, dapat dilihat dari laporan keuangn (neraca dan laporan laba
rugi) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan
solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya. Analisis capital juga harus
16
menganalisis dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk
persentase yang digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan, berapa
modal sendiri dan berapa modal pinjaman.
Menurut Ismail (2010) Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek
kredit perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam. Modal merupakan jumlah
modal yang dimiliki oleh calon debitur atau berapa banyak dana yang akan
diikutsertakan dalam proyek yang dibiayai oleh calon debitur. Semakin besar
modal yang dimiliki oleh calon debitur akan semakin meyakinkan bagi bank akan
keseriusan calon debitur dalam mengajukan kredit.
Menurut Firdaus dan Ariyanti (2004) capital yaitu jumlah dana atau modal
dasar yang dimiliki oleh calon debitur. Hal ini kelihatan kontradiktif dengan
tujuan kredit yang berfungsi sebagai penyedia dana, namun demikian halnya
dalam kaitan bisnis yang murni, semakin kaya seseorang, ia semakin dipercaya
untuk memperoleh kredit. Dan secara rasional hal ini tentu tidaklah
mengherankan, sebab seorang calon debitur yang telah menanamkan dananya
dalam proporsi yang besar dibandingkan dengan kredit kesungguhan.
Kemampuan modal sendiri ini merupakan benteng yang kuat agar tidak mudah
terkena goncangan dari luar.
Capital menurut Abdullah (2005) yaitu Analisis aspek capital ini meliputi
struktur modal yang disetor, cadangan-cadangan, dan laba yang ditahan dalam
struktur keuangan perusahaan. Besarnya modal sendiri ini menunjukkan suatu
tingkat resiko yang ikut dipikul oleh debitur dalam pembiayaan suatu proyek.
Bank tidak akan membiayai kredit 100%. Artinya harus ada modal dari nasabah.
Tujuannya adalah jika nasabah juga ikut memiliki modal yang ditanamkan pada
17
kegiatan tersebut, nasabah juga akan merasa memiliki sehingga termotivasi untuk
bekerja sungguh-sungguh agar usaha tersebut berhasil dan mampu membayar
kewajiban kreditnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa capital adalah modal
yang dimiliki oleh calon peminjam, analisis ini digunakan untuk melihat berapa
besar modal dari calon peminjam dalam usahanya tersebut, karena semakin besar
modal dari calon peminjam tersebut dalam usahanya maka akan semakin memiliki
rasa tanggung jawab yang besar, sehingga kemungkinan unutk mendapatkan
kredit lebih besar.
2.2.4 Kondisi (Condition)
Menurut Kasmir (2011) dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi
ekonomi, sosial, dan politik yang ada sekaran dan prediksi untuk di masa yang
akan dating. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai
hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan
kredit tersebut bermasalah relatif kecil.
Menurut Ismail (2010) Condition of economy merupakan analisis terhadap
kondisi perekonomian. Bank perlu mempertimbangkan sektor usaha calon debitur
dikaitkan dengan kondisi ekonomi, apakah kondisi ekonomi tersebut akan
berpengaruh pada usaha calon debitur dimasa yang akan datang.
Menurut Firdaus dan Arianti (2004) yang dimaksud dengan condition of
economy yaitu situasi dan kondisi politik, ekonomi, sosial budaya dan lain-lain
yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk kurun
waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha
18
dari perusahaan yang memperoleh kredit. Condition of economy sangat penting
untuk diketahui apabila kredit tersebut diberikan untuk perusahaan-perusahaan di
luar negeri.
Condition menurut Abdullah (2005) yaitu analisis terhadap aspek ini meliputi
analisis terhadap variable makro yang melingkupi perusahaan baik variable
regional, nasional, maupun internasional. Variabel yang diperhatikan terutama
adalah variable ekonomi (walaupun tidak terlepas juga dengan kondisi politik,
hukum dan lain-lain).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa condition atau condition
of economy digunakan untuk melihat variabel-variabel eksternal yang
mempengaruhi usaha dari calon peminjam tersebut. Dengan melihat situasi
ekonomi, social, budaya, dan politik yang dapat mempengaruhi usaha dari calon
peminjam tersebut sehingga dapat dilihat bagaimana keadaan usaha dari calon
peminjam tersebut kedepannya.
2.2.5 Jaminan atau Agunan (Collateral)
Menurut Kasmir (2011) Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon
nasabah baik yang bersifat fisiki maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi
jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan
kesempurnaanya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang
dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
Menurut Ismail (2010) Collateral merupakan jaminan atau agunan yang
diberikan oleh calon debitur atas kredit yang diajukan. Agunan merupakn sumber
pembayaran kedua, artinya apabila debitur tersebut tidak dapat membayar
19
angsurannya dan termasuk dalam kredit macet, maka bank dapat melakukan
eksekusi terhadap agunan. Hasil penjualan agunan digunakan sebagai sumber
pembayaran kedua.
Menurut Firdaus dan Arianti (2004) Yang dimaksud dengan collateral ini
yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam/debitur sebagai
jaminan atas kredit yang diterimanya. Manfaat collateral yaitu sebagai alat
pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-
sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya
yang normal. Jaminan juga dapat dipakai sebagai alat pengaman dalam
menghadapi kemungkinan adanya ketidakpastian pada kurun waktu yang akan
datang saat kredit tersebut harus dilunasi.
Collateral menurut Abdullah (2005) adalah penilaian ini meliputi penilaian
terhadap jaminan yang diberikan debitur sebagai pengaman kredit yang diberikan
bank. Penilaian tersebut meliputi kecendrungan nilai jaminan di masa depan dan
tingkat kemudahan mengkonversikannya menjadi uang tunai (marketability). Di
samping itu, jaminan ini juga dijadikan sebagai motivasi nasabah dalam
membayar kreditnya karena jaminannya ditahan oleh bank.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa collateral adalah jaminan.
Jaminan disini berfungsi sebagai alat pembayaran lain yang akan digunakan
ketika pada suatu kondisi tertentu, contohnya ketika terjadi kebangkrutan pada
usaha yang dimiliki oleh peminjam dan peminjam tidak dapat mengembalikan
piutangnya kepada penyalur kredit tersebut maka jaminan ini akan digunakan
sebagai alat pembayaran tersebut.
20
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian Kurnialestari (2007) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi besar pembiayaan mitra KBMT Ibbadurahman dipengaruhi
signifikan dan positif oleh variabel pendapatan bersih, lama menjadi mitra, dan
dummy usaha lain. Sedangkan dipengaruhi secara negative oleh pinjaman lain dan
jenis kelamin. Dan variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan adalah
jumlah tanggungan.
Febrio (2010) dari penelitiannya dengan judul faktor-faktor yang
mempengaruhi realisasi kredit solusi modal di Bank Danamon simpan pinjam unit
Cibinong, Kabupaten Bogor. Menyimpulkan bahwa faktor yang berpengaruh
nyata terhadap realisasi kredit solusi modal di Bank Danamon unit Cibinong ini
adalah pengalaman usaha dan sisa tanggungan pinjaman. Beberapa variabel dalam
merealisasikan kredit terdiri atas pendapatan perbulan, pengalaman usaha, waktu
perealisasian, frekuensi pinjaman, usia dan jenis kelamin.
Silvia (2012) dari penelitiannya yang berjudul analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi penyaluran pembiayaan mikro agribisnis (studi kasus pada kantor
pusat Bank Syariah Mandiri) didapatkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
besarnya penyaluran pembiayaan mikro agribisnis Bank Syariah Mandiri adalah
jangka waktu, pendapatan perbulan nasabah dan jaminan.
Penelitian ini merupakan penelitian yang merujuk pada penelitian sebelumnya
sebagai bahan tinjauan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lainnya
terdapat pada variabel bebas yang digunakan. Penelitian terdahulu memiliki
variabel yang berbeda dengan penelitian ini yaitu, asset anggota, omset usaha, dan
jumlah pengajuan kredit. Juga penelitian ini berbeda karena dilakukan di Koperasi
21
konvensional. Karena penelitian terdahulu lebih memilih tempat di bank
konvensional, bank syariah, dan Koperasi dengan konsep syariah. Dan juga belum
ada yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada
usaha agribisnis di Koperasi Kodanua.
2.4 Kerangka Pemikiran Konseptual
Usaha mikro kecil menengah (UMKM) merupakan salah satu ujung tombak
dalam perekonomian nasional. UMKM juga berperan penting dalam banyak hal,
diantaranya adalah menambah pemasukan Negara, membuka lapangan pekerjaan
dan juga menambah kreatifitas para pengusaha. Perkembangan UMKM di
Indonesia juga sangat pesat karena mulai banyaknya muncul jiwa-jiwa kreatif di
Indonesia. Ditambah kedepannya Indonesia akan menghadapi AFTA (Asian Free
Trade Area) atau pasar bebas, UMKM dapat menjadi salah satu pejuang untuk
dapat bersaing dengan produk-produk dari negara lain. Salah satu bidang yang
banyak membentuk UMKM ini adalah bidang agribisnis. Agribisnis adalah bisnis
dibidang pertanian tujuannya adalah mencari laba. Namun karena karakteristik
usaha dibidang pertanian yang banyak memiliki resiko dan juga banyak terkena
dampak faktor eksternal dari usaha itu sendiri menyebabkan sulitnya
mendapatkan pinjaman yang bertujuan untuk mengembangkan usaha agribisnis
tersebut. Tingginya resiko seperti kekeringan, kebanjiran, gagal panen, hama,
iklim yang tidak menentu menjadi faktor eksternal yang dapat menyebabkan
kerugian pada usaha agribisnis. Lembaga keuangan bank selama ini menjadi
lembaga yang dapat menyalurkan pinjaman bagi pengusaha dinilai terlalu sulit
bagi para pengusaha kecil dan menengah. Prosedur yang sulit dan juga usaha yang
22
belum mapan dan masih terus berkembang menjadi salah satu hal yang
menyulitkan bank untuk menyalurkan pinjaman kepada pengusaha kecil terutama
di bidang agribisnis mengingat resiko yang tidak dapat diprediksi.
Koperasi simpan pinjam yang juga merupakan salah satu lembaga keuangan
hadir dengan konsep penyaluran kredit bagi usaha mikro kecil dan menengah.
Dengan syarat dan ketentuan yang tidak terlalu baku dan dianggap memudahkan
para peminjam khususnya dari pengusaha UMKM, maka Koperasi menjadi salah
satu solusi bagi UMKM untuk mendapatkan dana pinjaman. Koperasi Kodanua
bergerak dibidang simpan pinjam, dimana Koperasi Kodanua ini adalah Koperasi
yang syarat prestasi dalam bidangnya. Dalam Koperasi Kodanua terdapat banyak
anggota dan calon anggota dengan berbagai macam usaha, termasuk usaha
dibidang agribisnis yang aktif melakukan peminjaman atau kredit. Perealisaian
kredit kepada para peminjam khususnya pada usaha yang bergerak dibidang
agribisnis masih banyak yang tgidak sesuai dengan harapan dari peminjam.
Sehingga kejadian ini memungkinkan terjadinya penurunan pendapatan Koperasi
Kodanua. Karena sumber pendapatan utama dari Koperasi Kodanua ini adalah
dari hasil kegiatan simpan pinjam.
Koperasi Kodanua menerapkan prinsip 5 C dalam mempertimbangkan
perealisasian kredit terhadap anggotanya maupun calon anggotanya. Prinsip 5 C
yaitu character, capacity, capital, condition dan collateral. Berdasarkan dengan
prinsip 5 C yang diterapkan oleh Koperasi Kodanua tersebut penulis melakukan
persamaan regresi mengenai perealisasian kredit bagi usaha yang bergerak
dibidang agribisnis dalam bentuk kuantitatif. Persamaan regresi ini berguna bagi
Koperasi Kodanua maupun untuk anggota dan calon anggota untuk langsung
23
mengetahui mana yang sangat berpengaruh dan kurang berpengaruh dalam
pertimbangannya memberikan kredit kepada anggota dan calon anggota sehingga
nantinya akan diperoleh keterangan tentang apa saja hal yang seharusnya
dipersiapkan lebih untuk melakukan pinjaman di Koperasi Kodanua tersebut.
Keterangan :
: Bagian yang akan dibahas
: Bagian yang tidak dibahas
Gambar 2. Bagan Alur Kerangka Pemikiran Konseptual
UMKM Agribsinis
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada
Koperasi Kodanua:
1. Karakter (Character)
2. Kapasitas (Capacity)
3. Modal (Capital)
4. Kondisi (Condition)
5. Jaminan atau agunan (Collateral)
Sesuai atau tidak sesuai
Usaha Non-Agribisnis (818 orang) Usaha Agribisnis (102) orang
Mendapatkan Pinjaman
Anggota dan calon anggota
Koperasi (920 orang)
Koperasi Kodanua
Hasil dan Rekomendasi
Analisis Regresi Linear Berganda
24
2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumuan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013:64). Berdasarkan kajian pustaka dan
kerangka pemikiran, penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat
pengaruh antara, karakter, kapasitas, modal, kondisi, dan jaminan terhadap
realisasi kredit. Berikut ini adalah jabaran hipotesis secara parsial :
a. H0 = 0 ; diduga tidak terdapat pengaruh karakter (character) anggota dan
calon anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi
Kodanua.
H0 ≠ 0 ; diduga terdapat pengaruh karakter (character) anggota dan calon
anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi
Kodanua.
b. H0 = 0 ; diduga tidak terdapat pengaruh kapasitas (capacity) anggota dan
calon anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi
Kodanua.
H0 ≠ 0 ; diduga terdapat pengaruh kapasitas (capacity) anggota dan calon
anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi
Kodanua.
c. H0 = 0 ; diduga tidak terdapat pengaruh modal (capital) anggota dan calon
anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi
Kodanua.
25
H0 ≠ 0 ; diduga terdapat pengaruh modal (capital) anggota dan calon
anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi
Kodanua.
d. H0 = 0 ; diduga tidak terdapat pengaruh kondisi ekonomi (condition)
terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua.
H0 ≠ 0 ; diduga terdapat pengaruh kondisi ekonomi (condition) terhadap
realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua.
e. H0 = 0 ; diduga tidak terdapat pengaruh agunan atau jaminan (collateral)
anggota dan calon anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis
di Koperasi Kodanua.
H0 ≠ 0 ; diduga terdapat pengaruh agunan atau jaminan (collateral)
anggota dan calon anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis
di Koperasi Kodanua.
Setelah dijabarkan hipotesis secara parsial, berikut ini adalah penjabaran
hipotesis secara simultan :
a. H0 = 0 ; diduga tidak terdapat pengaruh karakter (character), kapasitas
(capacity), modal (capital), agunan atau jaminan (collateral) anggota dan
calon anggota serta kondisi ekonomi (condition) secara bersama-sama
terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua.
H0 ≠ 0 ; diduga terdapat pengaruh karakter (character), kapasitas
(capacity), modal (capital), agunan atau jaminan (collateral) anggota dan
calon anggota serta kondisi ekonomi (condition) secara bersama-sama
terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Kodanua, Latu Menten, Jakarta Barat.
Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan Koperasi Kodanua merupakan
Koperasi yang didalamnya mewadahi sektor agribisnis dan juga memiliki banyak
prestasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai Maret 2015
periode tersebut digunakan untuk memperoleh data dan keterangan dari pihak-
pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.
3.2 Metode Penentuan Jumlah Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2013), adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi penelitian adalah anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua Jakarta
barat. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh anggota dan calon anggota
Koperasi yang memiliki usaha di bidang agribisnis hilir sebanyak 102. Responden
dari penelitian ini memiliki karakteristik usaha agribisnis hilir yang beragam.
27
3.2.2 Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2013) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut, bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi itu. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non
probability sampling dengan teknik Sampel jenuh.
Sofian Effendi dan Tukiran (2012 ; 172-173) berpendapat bahwa sampel jenuh
adalah metode pengambilan sampel bilamana semua anggota populasi diambil
sebagai sampel, beberapa referensi sampel jenuh disebut pula dengan sensus,
artinya semua populasi dianggap sebagai sampel. Dalam penelitian ini sampel
yang digunakan adalah anggota dan calon anggota Koperasi yang memiliki usaha
dibidang agribisnis hilir sebanyak 102 orang.
3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data – data yang telah didapatkan berupa hasil dari kuesioner penelitian harus
diolah dan dianalisis agar menghasilkan ouput atau kesimpulan yang sesuai
dengan rumusan masalah pada penelitian. Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa metode analisis kuantitatif (persamaan regresi
berganda).
3.3.1 Analisis Deskriptif
Menurut Nazir (2003), analisis deskriptif adalah suatu metode untuk meneliti
status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran
28
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Analisis deskriptif mempunyai
tujuan untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki. Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan
tentang variabel-variabel yang berpengaruh terhadap realisasi kredit di Kopersi
Kodanua.
3.3.2 Persamaan Regresi Linear Berganda
Analisis kuantitatif digunakan untuk melihat seberapa besar faktor-faktor
mempengaruhi realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua. Alat
yang digunakan dalam pengolahan data ialah dengan bantuan program SPSS 21.
Analisis kuantitatif yang digunakan menggunakan metode persamaan regresi
linear berganda. Model persamaan regresi linear berganda merupakan suatu model
persamaan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independent yang
berskala metric terhadap variabel dependent yang juga berskala metrik. Model ini
merupakan model terbaik untuk memprediksi arah, besar koefisien, dan
sensitifitas perubahan variabel dependent atas perubahan variabel-variabel
independent.
Variabel dependent pada penelitian ini adalah realisasi kredit pada anggota
Koperasi Kodanua di sektor agribisnis. Variabel independent karakter (character),
kapasitas (capacity), modal (capital), kondisi (condition), dan agunan atau
jaminan (collateral). Estimasi model untuk analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi realisasi Koperasi Kodanua di sektor agribisnis adalah :
Y = α0 + α1X1 + α2X2 + α3X3 + α4X4 + α5X5 + e
29
Dugaan nilai parameter:
α0, α1, α2, α3, α4, dan α5 < 0 adalah koefisien untuk setiap faktor
Keterangan :
Y = Variabel dependent, yaitu kesesuaian realisasi kredit
X1 = Karakter (character)
X2 = Kapasitas (capacity)
X3 = Modal (capital)
X4 = Kondisi (condition)
X5 = Agunan dan jaminan (collateral)
3.3.2.1 Pengujian Regresi Berganda
Pengujian regresi berganda yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan 3
pengujian yaitu uji variabel secara parsial (uji t), uji parameter secara bersama (uji
F), uji determinasi (uji R2).
a. Uji variabel secara parsial (uji t)
Uji T digunakan untuk melihat masing-masing koefisien regresi berpengaruh
nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Jika tolak Ho berarti variabel bebas
yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel terikat, sedangkan jika terima Ho
berarti variabel bebas yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
Kriteria uji :
H0 ditolak apabila : t-hitung > t-tabel atau P-value < α, derajat bebas tertentu.
H0 diterima apabila : t-hitung < t-tabel atau P-value > α, derajat bebas tertentu.
30
b. Pengujian parameter secara keseluruhan (uji F)
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas
yang digunakan dalam model mempunyai pengaruh secara nyata terhadap variabel
yang ingin dijelaskan atau tidak. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05
Kriteria uji:
H0 ditolak apabila : F-hitung > F-tabel atau P-value < α
H0 diterima apabila : F-hitung < F-tabel atau P-value < α
Jika hasil perhitungan menunjukkan tolak Ho berarti seluruh variabel bebas X
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Y. Sedangkan jika hasilnya adalah
terima Ho berarti seluruh variabel bebas X tidak berpengaruh nyata terhadap
variabel terikat Y.
c. Uji determinasi (uji R2).
Koefisien determinasi adalah besaran yang dipakai untuk menunjukkan
sampai sejauh mana keragaman realisasi kredit (Y) dapat diterangkan oleh model
dugaan. Nilai koefisien determinasi berkisar antara nol dan satu, Jika nilai
koefisien determinasi semakin mendekati satu berarti semakin besar keragaman
hasil permintaan dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3.3.2.2 Pengujian Asumsi Regresi Berganda
a. Uji Normalitas
Uji ini untuk memastikan bahwa kesimpulan yang diambil dalam uji global
dan uji parsial valid adanya. Kenormalan diketahui melalui sebaran regresi yang
merata disetiap nilai. Salah satu cara yang digunakan untuk melihat normalitas
31
data adalah dengan melihat plot garis dari standardized residual cummulative
probability (grafik probabilitas normal). Apabila sebaran data berada pada garis
normal atau cukup dekat dengan garis lurus yang ditarik dari kiri bawah ke kanan
atas dalam grafik, maka dapat dikatakan bahwa data yang diuji memiliki sebaran
normal atau jika pada grafik standardized residual cummulative probability P-
value > α, maka data menyebar normal.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas terjadi ketika variabel-variabel bebasnya saling berkolerasi.
Variabel-variabel yang berkorelasi ini membuat pendugaan koefisien menjadi
tidak stabil. Pengujian masalah multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai
VIF (Variance Inflation Factors) pada setiap variabel bebas, jika nilai VIF lebih
besar dari sepuluh menunjukkan adanya masalah multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasitisitas terjadi ketika variasi di sekitar persamaan regresi bernilai
berbeda untuk semua nilai variabel-variabel bebas. Untuk mengetahui ada
tidaknya heteroskedasitisitas dengan cara membuat scatter plot dari model
persamaan regresi. Jika membentuk pola tertentu yaitu bergelombang, melebar
kemudian menyempit maka terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak membentuk pola
yang jelas serta titik-titik tersebut tersebar di atas dan di bawah angka nol pada
sumbu Y, heteroskedastisitas tidak terjadi atau disebut dengan homokedastisitas.
32
3.4 Instrumen Penelitian
3.4.1 Realisasi Kredit (Y)
1. Definisi Konseptual : Penyaluran Kredit antara pihak kreditor kepada
debitor.
2. Definisi Operasional : Dilihat dari kesesuaian jumlah dan kesesuaian
waktu penyaluran kredit bagi anggota dan calon anggota Koperasi
Kodanua.
3. Indikator : Indikator dalam variabel ini adalah kesesuaian besarnya
realisasi kredit dan kesesuaian waktu realisasi kredit
4. Pernyataan :
a. Koperasi mencairkan kredit yang saya ajukan sesuai dengan jumlah
yang saya inginkan.
b. Koperasi mencairkan kredit yang saya tepat pada waktu yang saya
inginkan.
3.4.2 Karakter (X1)
1. Definisi Konseptual : Sifat, watak, kepribadian dan kebiasaan dalam
kehidupan sehari-hari dari anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua.
2. Definisi Operasional : Sifat, watak dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-
hari anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua dapat dilihat dari
tanggung jawab, kerjasama, rasa memiliki, dan komitmen yang tinggi
dalam memenuhi kewajiban kredit.
3. Indikator : Indikator dalam variabel ini adalah tanggung jawab, kerja
sama, rasa memiliki dan komitmen yang tinggi
33
4. Pernyataan dalam kuesioner :
a. Jika terdapat anggota Koperasi melakukan kesalahan, saya tidak ragu
untuk menegurnya Koperasi mencairkan kredit yang saya tepat pada
waktu yang saya inginkan.
b. Saya menjaga nama baik Koperasi.
c. Saya membentu sesama anggota Koperasi ketika dalam kesusahan.
d. Saya berpatisipasi dalam setiap kegiatan Koperasi.
e. Ketika Koperasi mengadakan acara, saya mendahulukan acara
Koperasi tersebut dibandingkan acara lainnya.
f. Ketika saya butuh pinjaman, yang saya hubungi adalah Koperasi
Kodanua.
g. Saya tepat waktu dalam pembayaran cicilan kredit di Koperasi.
h. Saya mematuhi aturan-aturan yang diterapkan oleh Koperasi.
3.4.3 Kapasitas (X2)
1. Definisi Konseptual : Kemampuan calon peminjam untuk membayar
kredit sesuai dengan kesepakatan.
2. Definisi Operasional : Dapat dilihat dari kemampuan anggota dan calon
anggota Koperasi Kodanua dalam mengelola usahanya dan juga keadaan
keuangan perusahaannya guna memenuhi kewajiban kredit nya seperti
omset usaha perbulan, pendapatan bersih perbulan, dan pengalaman kredit.
3. Indikator : Indikator dalam variabel ini adalah omset usaha perbulan,
pendapatan bersih perbulan dan pengalaman kredit.
4. Pernyataan dalam kuesioner :
34
a. Omzet usaha saya berkembang setiap bulan.
b. Saya menetapkan target penjualan produk, demi mendapatkan omset
yang sesuai dengan target yang telah saya buat.
c. Pendapatan bersih yang saya dapat dari usaha saya meningkat tiap
bulannya.
d. Pendapatan bersih yang saya dapatkan tiap bulannya, cukup untuk
membayar kewajiban-kewajiban saya (termasuk kewajiban kredit).
e. Saya pernah melakukan kegiatan kredit beberapa kali.
f. Saya tidak pernah mengalami masalah pada kegiatan kredit.
3.4.4 Modal (X3)
1. Definisi Konseptual : Keefektifan penggunaan modal, dan besar modal
yang ikut ditanamkan pada usaha tersebut oleh calon peminjam.
2. Definisi Operasional : Dapat dilihat dari baiknya laporan keuangan (neraca
dan laporan laba rugi) dan besarnya modal pribadi yang ditanamkan
anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua.
3. Indikator : Indikator dalam variabel ini adalah besar modal pribadi dan
baiknya laporan keuangan.
4. Pernyataan dalam kuesioner :
a. Besar modal pribadi yang saya tanamkan pada usaha saya lebih besar
dibandingkan modal pinjaman dari Koperasi
b. Modal pribadi yang saya tanamkan pada usaha saya sudah memenuhi
syarat yang diajukan oleh Koperasi.
35
c. Dalam melakukan usaha, saya mebuat laoran keuangan (seperti :
neraca, laba rugi dan lain-lain).
d. Laporan keuangan dari usaha saya, memiliki hasil yang baik.
3.4.5 Kondisi (X4)
1. Definisi Konseptual : Pengaruh kondisi eksternal terhadap kondisi internal
usaha anggota dan calon anggota.
2. Definisi Operasional : Dapat dilihat dari pengaruh kondisi ekonomi, sosial,
politik terhadap usaha anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua.
3. Indikator : Indikator dalam variabel ini adalah pengaruh kondisi ekonomi,
sosial, dan politik terhadap usaha anggota dan calon anggota Koperasi
Kodanua
4. Pernyataan dalam kuesioner :
a. Kondisi ekonomi di Indonesia saat ini mendukung usaha saya.
b. Usaha saya dapat bertahan ketika keadaan ekonomi di Indonesia tidak
stabil.
c. Produk saya dapat dibeli/dijangkau oleh masyarakat setempat.
d. Saya memberikan tenggang waktu kepada pelanggan/konsumen saya
yang belum dapat membayar ketika membeli produk saya.
e. Kebijakan pemerintah dalam hal mempermudah untuk mendapatkan
modal sangat membantu usaha saya.
f. Kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah kebanyakan
mendukung usaha saya.
36
3.4.6 Jaminan atau Agunan (X5)
1. Definisi Konseptual : Barang yang diberikan calon peminjam kepada
Koperasi sebagai jaminan atau agunan untuk memperoleh kredit.
2. Definisi Operasional : Barang yang dijadikan sumber pembayaran kedua
ketika terjadi masalah dalam pembayaran kredit. barang tersebut bisa
bersifat fisik dan non fisik yang nilainya harus melebihi jumlah pinjaman
dari anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua.
3. Indikator : Indikator dalam variabel ini adalah nilai agunan dan jenis
agunan
4. Pernyataan dalam kuesioner :
a. Nilai agunan yang saya jaminkan sesuai dengan syarat dan aturan yang
berlaku di Koperasi.
b. Jenis agunan yang saya jaminkan sesuai dengan syarat dan aturan
yang berlaku di Koperasi.
3.5 Validitas dan Reliabilitas
3.5.1 Validitas
Validitas menurut Sugiyono (2011 ; 361) adalah merupakan derajat ketepatan
antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan
oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda”
antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada obyek penelitian. Pada penelitian ini validitas digunakan dengan taraf
kesalahan sebesar 5 %, dengan nilai r tabel adalah 0,375. Tabel dapat dilihat
37
dalam lampiran 4. Berdasarkan tabel hasil uji validitas dapat diketahui bahwa dari
28 pernyataan, terdapat 25 pernyataan valid dan 3 pernyataan yang tidak valid.
Pengujian validitas pernyataan kuesioner menggunakan SPSS 21. Pernyataan
yang tidak valid adalah :
a. Ketika Koperasi mengadakan acara, saya mendahulukan acara Koperasi
tersebut dibandingkan acara lainnya.
b. Kondisi ekonomi di Indonesia saat ini mendukung usaha saya.
c. Saya memberikan tenggang waktu kepada pelanggan/konsumen saya yang
belum dapat membayar ketika membeli produk saya.
3.5.2 Reliabilitas
Menurut Sumadi Suryabrata (2004 ; 28) reliabilitas menunjukkan sejauh mana
hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus
reliable dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan. Pada
penelitian ini reliabilitas digunakan dengan taraf kesalahan sebesar 5 %, dengan
nilai r tabel adalah 0,375. Berikut ini adalah Tabel 3 yang menunjukkan besar
nilai alfa dari hasil pengujian reliabilitas kuesioner penelitian ini.
Tabel 3. Nilai Alfa Pengujian Reliabilitas Kuesioner
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items
N of Items
.937 .938 28
Sumber : Data Primer (diolah)
Dari data diatas dapat dilihat nilai dari Cronbach’s Alpha sebesar 0,937 dan lebih
besar dari nilai r tabel sebesar 0,375. Jadi dapat disimpulkan bahwa kuesioner
yang dibuat dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai alat penelitian.
38
BAB IV
GAMBARAN UMUM KOPERASI DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
4.1 Sejarah Berdirinya Koperasi Kodanua
Pada awalnya Koperasi Simpan Pinjam Kodanua adalah perkumpulan arisan
para guru yang berdiri di Jelambar Ilir yang bernama Gurido Jaya (Guru
Indonesia Jakarta Raya). Pencetusan pembuatan perkumpulan arisan menjadi
Koperasi tersebut berawal ketika para anggota cukup jenuh karena tidak cukup
menghasilkan manfaat secara ekonomi. Setalah disepakati oleh seluruh anggota,
dengan bantuan koordinasi dari Koperasi lain, diadakanlah rapat pembentukan
Koperasi, serta disahkan pula berdirinya Koperasi Kodanua pada tanggal 5 Maret
1977. Koperasi ini awalnya akan dibentuk menjadi Koperasi serba usaha, namun
kala itu sudah ada Koperasi serba usaha di kelurahan Jelambar. Maka dengan
kesepakatan bersama dibentuklah Koperasi Kodanua menjadi Koperasi simpan
pinjam. Adapun nama Kodanua diambil dari salah satu anggota perkumpulan
yang berasal dari Timor – Timur, yang berjasa dalam membantu masyarakat
bawah meningkatkan kesejahteraannya. Koperasi Kodanua ini menjatidirikan
sebagai penyalur usaha simpan pinjam bagi pengusaha atau pedagang skala kecil
menengah.
4.2 Perkembangan Koperasi Kodanua
Pada awal kegiatannya, pengurus dari Koperasi Kodanua turun langsung
sebagai petugas lapang untuk memberikan penyuluhan tentang Koperasi kepada
masyarakat untuk menghimpun dan mengajak bergabung sebagai anggota
39
Koperasi. Pengurus juga merangkap tugas sebagai pengumpul tagihan pinjaman
anggota ataupun calon anggota dari Koperasi Kodanua. Dengan semangat dan
dedikasi untuk memberi pelayanan yang lebih baik tersebut, layanan kepada
anggota maupun calon anggota menjadi semakin banyak dan diminati da terlihat
pula pendapatan Koperasi juga semakin meningkat.
Awal berdiri Koperasi Kodanua tidak berjalan mulus, banyak masalah terjadi
karena internal perusahaan itu sendiri, seperti banyaknya anggota yang ingin
mencoba mengambil keuntungan Koperasi Kodanua dan ketidakcocokan
pemimpin. Tidak terelakkan lagi di tahun-tahun pertama berdirinya Koperasi
Kodanua diadakan beberapa kali rapat anggota khusus dan berganti-ganti
kepemimpinan.
Masalah modal yang kecil bahkan cenderung tidak mencukupi juga dialami
oleh Koperasi Kodanua. Pinjaman ke bank dan pencarian penanaman dana dari
pihak ketiga, yaitu keluarga atau kerabat dari para anggota juga dilakukan pada
awal karir Koperasi Kodanua. Masalah internal itu mulai hilang dan Koperasi
Kodanua mulai membaik kinerjanya ketika H.R. Soepriyono diangkat menjadi
Ketua di Koperasi Kodanua pada 28 Juli 1978. H.R Soepriyono dipercaya oleh
seluruh anggota dan disetujui pengangkatannya melalui rapat anggota. Berbagai
pelatihan dan studi banding dilakukan dengan harapan Koperasi Kodanua dapat
berkembang menjadi lebih baik.
Kinerja dari Koperasi Kodanua terus membaik dibawah kepemimpinan H.R
Soepriyono, sehingga sejak tahun 1978 Ia dipercaya dan berkali-kali dipilih untuk
memimpin Koperasi Kodanua hingga sekarang. Berkat kepemimpinannya hingga
saat ini,Koperasi Kodanua saat ini telah memiliki 2000 orang anggota dan 18.000
40
orang calon anggota. Koperasi Kodanua telah berkembang pesat dan memiliki
kantor cabang yang tersebar diantaranya Capem. Jelambar, Capem. Rawamangun,
Capem. Kebayoran, Capem. Ps, Minggu, Capem. Tangerang, Capem. Bekasi,
Capem. Bogor, Capem. Karawang, Capem. Serang, Capem. Puncak, Capem.
Ciputat, Capem. Cikampek dan Capem. Sukabumi.
Koperasi Kodanua dibawah kepemimpinan H.R. Soepriyono juga bahkan
berhasil meraih prestasi dan penghargaan. Pada tingkat Jakarta Barat, tahun 1981
– 1982 Juara Harapan III, tahun 1983 – 1984 Juara Harapan II, tahun 1985 – 1986
Juara Harapan I, tahun 1987 – 1988 Juara Terbaik III, tahun 1989 – 1990 Juara
Terbaik II, tahun 1990 – 1991 Juara Terbaik I, tahun 1993 – 1994 Juara Teladan,
tahun 1994 – 1999 Juara Teladan Utama. Tingkat DKI Jakarta, tahun 1984 – 1985
Juara Harapan II, tahun 1985 – 1986 Juara Harapan I, tahun 1987 – 1988 Juara
Terbaik III, tahun 1988 – 1989 Juara Terbaik II, tahun 1990 – 1991 Juara Terbaik
I, tahun 1991 – 1994 Juara Teladan, dan tahun 1994 – 1999 Juara Teladan Utama.
Tingkat Nasional, tahun 1993 – 1994 Juara Terbaik I, tahun 1994 – 1995 Juara
Teladan tahun I ,tahun 1995 – 1996 Juara Teladan tahun II, tahun 1996 – 1997
Juara Teladan tahun III, tahun 1997 – 1998 Juara Teladan tahun IV, tahun 1998 –
1999 Juara Teladan tahun V, tahun 2001 mendapatkan Satya Lencana
Pembangunan, serta tahun 2002 – 2003 mendapatkan Penghargaan Koperasi
Berprestasi.
41
4.3 Visi dan Misi Koperasi Kodanua
4.3.1 Visi Koperasi Kodanua:
Menjadikan Koperasi Simpan Pinjam “KODANUA” sebagai pelopor dalam
mengembangkan ekonomi kerakyatan.
4.3.2 Misi KSP KODANUA:
a. Meningkatkan peran serta koprasi dalam kegiatan usaha kecil menengah
melalui wadah KSP “KODANUA”.
b. Melakukan rapat anggota
c. Menjadikan KSP “KODANUA” sebagai lembaga keuangan alternatif
dalam kegiatan simpan pinjam.
4.4 Struktur Organisasi Koperasi Kodanua
Koperasi Kodanua bergerak berdasarkan keputusan rapat anggota dan
memiliki dewan pengawas yang mengawasi kegiatan dan memastikan berjalannya
hasil keputusan rapat anggota. Dewan pengawas dibantu oleh penasehat dan
pengurus untuk mengawasi direktur yang dipercaya untuk menjalankan Koperasi
Kodanua. Sementara Divisi Keuangan, Divisi Supervisi dan Divisi Umum
menjalankan tugas langsung dari direktur yang dibantu oleh wakil direktur.
Direktur juga mengawasi langsung kinerja dari kepala cabang-kepala cabang yang
masing-masing kepala cabang tersebut memberikan pelayanan kepada anggota
Koperasi Kodanua di setiap cabangnya. Berikut diagram struktur organisasi pada
Koperasi Kodanua :
42
Gambar 3. Struktur Organisasi Koperasi Kodanua
Adapun gambaran tugas pokok dari masing-masing bagian dalam struktur
organisasi diatas adalah:
1. Rapat Anggota
A. Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
Koperasi
B. Rapat anggota Koperasi dilaksanakan antara lain untuk menetapkan:
a. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan perubahan
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
b. Kebijaksanaan umum dibidang organisasi, manajemen usaha
dan permodalan Koperasi.
Rapat Anggota
Pengawas
Penasehat Pengurus
Direktur
Wakil
Direktur
Ka.Divisi Umum Ka.Divisi Supervisi Ka.Divisi Keuangan
Kepala Cabang
Anggota/Calon Anggota Koperasi Kodanua
43
c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian Pengurus dan
Pengawas.
d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja
Koperasi serta pengesahan laporan keuangan.
e. Pembagian Sisa Hasil Usaha.
C. Rapat anggota dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu)
tahun.
D. Rapat anggota dapat dilakukan secara langsung atau melalui
perwakilan yang pengaturannya ditentukan dalam AD/ART.
2. Pengawas
A. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan
pengelolaan KSP Kodanua, termasuk konsistensi penerapan prinsip
bagi hasil.
B. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada KSP Kodanua,
C. Memberikan koreksi, saran teguran, dan peringatan kepada pengurus.
D. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.
E. Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan
kepada Rapat Anggota.
3. Pengurus
A. Bertanggungjawab atas aktivitas Koperasi Simpan Pinjam
KODANUA dan melaporkan perkembangan unit Koperasi kepada
seluruh anggota dan pengawas melalui mekanisme rapat yang telah
disepakati.
44
B. Terseleksinya calon karyawan sesuai dengan formasi yang dibutuhkan
da mengeluarkan Surat keputusan pengangkatan atau pemberhentian
karyawan.
C. Terkendalinya aktivitas jasa keuangan di KSP Kodanua.
D. Terjadinya kondisi kerja yang aman, nyaman di KSP Kodanua.
4. Penasehat
A. Memberi masukan serta saran atau petunjuk kepada pengurus untuk
perkembangan kemajuan Koperasi baik diminta maupun tidak
diminta.
5. Direktur
A. Sebagai penanggung jawab atas semua kegiatan usaha.
B. Mengambil kebijaksanaan berdasarkan program kerja dan keputusan
rapat pengurus.
C. Direktur bertanggung jawab kepada Rapat Pengurus.
6. Wakil Direktur
A. Mewakili tugas-tugaas Direktur apabila berhalangan hadir
B. Mengadakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kegiatan usaha.
C. Bertanggung jawab atas persiapan Laporan Pertanggung jawaban
Pengurus.
D. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur dan Rapat Pengurus.
7. Kepala Divisi Keuangan
A. Mengatur sirkulasi keuangan Koperasi.
B. Melakukan pengawasan pelaksanaan Administrasi dan Keuangan.
45
C. Mengesahkan pengeluaran dan penerimaan keuangan dalam rangka
pelaksanaan tugas.
D. Bertanggung jawab kepada Direktur dan Rapat Pengurus.
8. Kepala Divisi Umum
A. Sebagai kordinator pengadaan sarana dan prasarana kantor.
B. Melakukan pembinaan dan penilaian kinerja karyawan atau pekerja.
C. Membantu tugas tugas atas secara lisan atau tertulis.
D. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur dan Rapat Pengurus.
9. Kepala Divisi Pemasaran
A. Melakukan promosi terhadap produk-produk usaha.
B. Melakukan perencanaan pengembangan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan usaha.
C. Sebagai kordinator analisa dan evaluasi kredit.
D. Bertanggung jawab kepada Direktur dan Rapat Pengurus.
10. Kepala Cabang Pembantu
A. Selaku penanggung jawab seluruh aktivitas dan asset kantor cabang
pembantu yang menjadi kewenangannya.
B. Sebagai kordinator pelaksanaan usaha Cabang Pembantu yang telah
ditentukan.
C. Melakukan penelitian dan pengembangan usaha.
D. Melakukan promosi tentang kebijaksanaan usaha.
E. Melakukakan survey permohonan pinjaman.
Sedangkan susunan kepengurusan Koperasi Kodanua hingga saat ini yaitu :
1. Daftar susunan Pengurus Koperasi Kodanua
46
Ketua : H.R. Soepriyono
Wakil Ketua : H.Machmud
Sekretaris : H.Djamingun MS.
Wakil Sekretaris : M.Marjudhi
Bendahara : H.Tugiman
2. Daftar susunan Pengawas Koperasi Kodanua
Ketua : Drs H. Djumiko As. MM
Sekretaris : Hj. Wasilah
Anggota : H. Shaleh Mahmud
4.5 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini merupakan anggota dan calon anggota
Koperasi Kodanua yang sedang aktif dalam melakukan kegiatan peminjaman
modal kredit dan memeiliki usaha yang bergerak dibidag agribisnis hilir sebanyak
102 orang. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibedakan berdasarkan
jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan. Karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin yang melakukan kegiatan kredit di Koperasi Kodanua didominasi
oleh perempuan sebanyak 56 orang atau sebesar 54,9 %, sementara untuk jenis
kelamin laki-laki sebanyak 46 orang dengan persentase sebesar 45,1 %. Berikut
adalah Gambar 4 yang menyajikan data tentang karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin.
47
Gambar 4. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Dari Gambar 4 diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa anggota dan calon
anggota dari Koperasi Kodanua hampir berimbang antara perempuan dan laki-
laki. Namun lebih dominan jenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak ada perbedaan antara laki-laki atau perempuan dalam perealisaisan kredit.
Baik perempuan ataupun laki-laki dianggap sama dan setara untuk mendapatkan
realisasi kredit.
Karakteristik responden berdasarkan usia dimulai dari 15 tahun sampai tidak
terbatas, 15 tahun dikategorikan umur yang sudah dapat bekerja. Menurut
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1997 telah menetapkan batas usia kerja
menjadi 15 tahun. Dengan kata lain, sesuai dengan mulai berlakunya Undang-
undang ini, mulai tanggal 1 Oktober 1998, tenaga kerja didefinisikan sebagai
penduduk umur 15 tahun atau lebih. Ketentuan ini juga mengacu pada ketentuan
internasional dalam hal ini World Bank yang menyatakan batas usia kerja adalah
15-64 tahun. Karakteristik responden berdasarkan usia didominasi oleh orang
45%
55%
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-Laki
Wanita
48
yang berusia 41-50 tahun sebanyak 43 orang dengan persentase sebesar 42,15 %.
Kemudian diurutan kedua adalah orang yang berusia 31-40 tahun yaitu sebanyak
33 orang dengan persentase sebesar 32,35 %, kemudian di tempat ketiga adalah
orang yang berusia 51 tahun keatas sebanyak 16 orang dengan persentase sebesar
15,69 %, kemudian di tempat keempat adalah orang yang berusia 21-30 tahun
yaitu sebanyak 9 orang dengan persentase sebesar 8,82 % dan ditempat terakhir
adalah orang yang berusia 15-20 tahun sebanyak 1 orang dengan persentase
sebesar 0,99 %. Berikut ini adalah Gambar 5 yang menyajikan data tentang
karakteristik responden berdasarkan usia.
Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Koperasi Kodanua
memberikan pinjaman kredit kepada orang dengan usia yang lebih cenderung
kepada orang dengan matang yaitu usia 41 – 50 sebanyak 43 orang, kemudian
usia 31 – 40 sebanyak 33 orang dan orang yang berusia 51 tahun keatas sebanyak
16 orang. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut nasabah dianggap sudah matang
1%
9%
32%
42%
16%
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
15-20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
51 tahun keatas
49
dan siap dalam mengelola pinjaman yang diberikan Koperasi serta dianggap
sudah memiliki banyak pengalaman dalam dunia usaha. Sehingga dapat dipercaya
untuk diberikan kredit secara sesuai karena dinilai telah siap dan mampu
menggunakan pinjaman kredit tersebut dengan tepat guna.
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan didominasi oleh
orang yang memiliki pendidikan terakhir ditingkat SMA sebanyak 52 orang
dengan persentase sebesar 50,99 %, kemudian pada posisi selanjutnya adalah
orang yang memiliki pendidikan terakhir ditingkat SMP sebanyak 40 orang
dengan persentase sebesar 39,21 %, kemudian pada posisi selanjutnya adalah
orang yang memiliki pendidikan terakhir ditingkat SD sebanyak 6 orang dengan
persentase sebesar 5,88 %, dan diposisi selanjutnya adalah orang yang memiliki
pendidikan terakhir ditningkat diploma yaitu sebanyak 4 orang dengan persentase
sebesar 3,92 %, dan tidak ada orang yang memiliki pendidikan terakhir ditingkat
sarjana. Berikut ini adalah Gambar 6 yang menyajikan data tentang karakteristik
responden berdasarkan tingkat pendidikan.
50
Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan didominasi oleh orang
yang memiliki pendidikan terakhir tingkat SMA/SMK hal ini disebabkan karena
semakin tinggi pendidikan dari nasabah maka nasabah tersebut akan semakin
matang dan bijak dalam ilmunya sehingga dinilai mampu untuk menjalankan
usaha dan juga menunaikan kewajibannya dalam kredit kepada Koperasi. Namun
dalam hal wirausaha pendidikan bukan satu-satunya faktor yang menentukan
kematangan dalam mengelola usahanya. Kematangan pengalaman juga
dibutuhkan, oleh karena itu diurutan kedua adalah orang yang memiliki
pendidikan terkahir pada tingkat SMP, SD, kemudian D3.
6%
39% 51%
4% 0%
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
SD
SMP
SMA/SMK
Diploma
Sarjana
51
Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Agribisnis
Karakteristik anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua berdasarkan usaha
agribisnis didominasi oleh orang yang memiliki usaha berdagang sayur dan
restaurant sebesar 30% dari 102 usaha agribisnis yang ada di Koperasi Kodanua.
Hal ini dikarenakan mayoritas anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua
berdagang disekitar pasar dan juga memiliki lebih banyak anggota dan calon
anggota yang berjualan keperluan konsumsi sehari-hari. Kemudian terdapat 3
usaha dengan persentase sebesar 10% yaitu usaha yang bergerak dalam menjual
kurma, ikan dan daging. Lalu yang terakhir sebanyak 5% yaitu usaha yang
bergerak dalam penjualan unggas dan pedagang buah.
30%
10%
5%
10% 10%
30%
5%
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Agribisnis
Pedagang Sayur
Pedagang Daging
Pedangan Unggas
Pedagang Kurma
Pedagang Ikan
Restoran
Pedagang Buah
52
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada Usaha
Agribsisnis di Koperasi Kodanua
Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi
kredit pada usaha agribsinis (studi kasus di Koperasi Kodanua) penelitian ini
dibuat untuk melihat kesesuaian realisasi kredit yang ada di Koperasi Kodanua.
Faktor-faktor yang diperkirakan berpengaruh dalam realisasi kredit di Koperasi
Kodanua ada 5 variabel, yaitu variabel karakter, kapasitas, modal, kondisi, dan
jaminan atau agunan. Variabel tersebut didapatkan berdasarkan informasi dari
Koperasi Kodanua dan juga berdasarkan studi pustaka yang kemudian dianalisis
menggunakan persamaan regresi linear berganda dengan program SPSS 21.
5.1.1 Pembahasan Tentang Variabel Karakter
Pendapat Rahmat Firdaus dan Maya Arianti (2004) tentang karakter
(character) adalah sebagai berikut, dasar dari suatu pemberian kredit adalah atas
dasar kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank bahwa peminjam
mempunyai moral, watak ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif
serta mempunyai tanggungjawab yang baik dalam kehidupan pribadi sebagai
manusia, kehidupan sebagai anggota masyarakat ataupun dalam menjalankan
kegiatan usahanya. Semakin baik nilai karakter anggota dan calon anggota
Koperasi Kodanua maka akan semakin besar peluang untuk mendapatkan realisasi
53
kredit yang sesuai dengan harapan anggota atau calon anggota tersebut. Begitupun
dengan sebaliknya, anggota dan calon anggota yang memiliki karakter yang
kurang baik maka kemungkinan untuk mendapatkan realisasi kredit yang sesuai
dengan harapannya akan semakin kecil. Semakin buruk nilai karakter dari anggota
dan calon anggota maka kemungkinan untuk mendapat realisasi kredit yang
sesuaipun akan semakin kecil.
Pada penelitian ini digunakan 4 indikator dalam variabel karakter yang
didapatkan berdasarkan wawancara dan teori yang terkait penelitian ini, indikator
yang dipakai adalah tanggung jawab, kerja sama, rasa memiliki, dan komitmen
yang tinggi. Indikator ini diambil berdasarkan fakta yang dilihat dan didapat dari
lapangan, keempat indikator inilah yang dipakai oleh Koperasi untuk menilai
apakah anggota dan calon anggota yang mengajukan pinjaman layak untuk
mendapatkan realisasi pinjaman tersebut dengan nilai yang sesuai dengan yang
diajukan.
Tanggung jawab merupakan indikator pertama yang digunakan, karena orang
yang memiliki tanggung jawab yang tinggi akan menunaikan kewajibannya
dengan baik sehingga semakin bertanggung jawab seseorang dinilai semakin
mampu untuk memenuhi kewajibannya termasuk kewajiban kreditnya. Kerja
sama merupakan indikator kedua yang digunakan dalam penelitian ini, karena
orang yang dapat bekerja sama dengan baik akan mampu untuk bersosialisasi
dengan baik, sehingga ketika mendapatkan kredit maka akan dapat bekerja sama
dengan Koperasi dalam hal pembayaran kredit dengan baik. Indikator ketiga yang
digunakan dalam penelitian ini adalah rasa memliki, karena ketika seseorang
memiliki rasa memiliki yang tingga maka ketika memebutuhkan pinjaman pasti
54
akan menghubungi Koperasi sehingga seseorang tersebut dianggap loyal dan setia
terhadap Koperasi dan dianggap tidak akan merugikan Koperasi karena rasa
memiliki yang tinggi terhadap Koperasi. Indikator yang terakhir adalah komitmen
yang tinggi, orang yang memiliki komitmen yang tingg dinilai mampu untuk
melaksanakan kewajiban kreditnya dengan tepat waktu dan dapat memenuhi janji
yang dibuatnya. Oleh kerena itu keempat indikator ini dinilai mampu untuk
menggambarkan variabel kredit.
5.1.2 Pembahasan Tentang Variabel Kapasitas
Menurut Ismail (2010) Kapasitas (Capacity) ini ditujukan untuk mengetahui
kemampuan calon debitur dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu
kredit. Bank perlu mengetahui dengan pasti kemampuan calon debitur tersebut.
Kemampuan keuangan calon debitur sangat penting karena merupakan sumber
utama pembayaran kembali kredit yang diberikan oleh bank. Semakin baik
kemampuan calon debitur dalam mengelola usahanya, maka akan semakin baik
kemungkinan kualitas kreditnya, artinya dapat dipastikan bahwa kredit tersebut
dapat dibayar sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan.
Dalam penelitian ini digunakan 3 indikator untuk menggambarkan variabel
kapasitas, indikator tersebut adalah omset usaha perbulan, pendapatan bersih
perbulan, dan pengalaman kredit. Ketiga indikator ini didapat berdasarkan atas
wawancara dan teori yang terkait dengan penelitian ini. Indikator ini digunakan
oleh Koperasi Kodanua untuk menilai kapasitas seseorang.
Karena kapasitas seseorang dilihat dari kemampuan orang tersebut dalam
mengelola usahanya guna memenuhi kewajiban kreditnya, omset usaha perbulan
55
dinilai menggambarkan variabel kapasitas, karena dapat diasumsikan bahwa
dengan besarnya omset, maka akan diikuti dengan besarnya keuntungan.
Kemudian pendapatan bersih perbulan juga dinilai menggambarkan variabel
kapasitas, karena pendapatan bersih yang baik dan meningkat menandakan bahwa
orang tersebut mampu dan dapat mengelola usaha dengan baik, dan mampu untuk
memenuhi kewajiban-kewajibannya, termasuk kewajiban dalam membayar kredit.
Pengalaman kredit adalah indikator ketiga yang digunakan oleh Koperasi dalam
melakukan analisis untuk menentukan apakah orang tersebut layak mendapatkan
pinjaman yang sesuai atau tidak, karena pengalaman dalam kredit dinilai dapat
menunjukkan bahwa orang tersebut paham dan mengerti tentang kegiatan kredit.
Sehingga dinilai mampu untuk mengelola dan menggunakan pinjaman tersebut
dengan baik, banyaknya pengalaman kredit seseorang juga menunjukkan bahwa
orang tersebut dipercaya oleh lembaga peminjaman untuk mendapatkan kredit,
namun pengalaman kredit juga dinilai dari kelancaran kredit yang dilakukan oleh
orang tersebut, apakah orang tersebut pernah memiliki masalah dalam kreditnya
juga dilihat dalam menilai pengalaman kredit seseorang. Ketiga indikator ini
dinilai dapat menggambarkan kapasitas seseorang untuk mendapatkan realisasi
kredit yang sesuai dengan yang diharapkan.
5.1.3 Pembahasan Tentang Variabel Modal
Menurut Ismail (2010) Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek
kredit perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam. Modal merupakan jumlah
modal yang dimiliki oleh calon debitur atau berapa banyak dana yang akan
diikutsertakan dalam proyek yang dibiayai oleh calon debitur. Semakin besar
56
modal yang dimiliki oleh calon debitur akan semakin meyakinkan bagi Koperasi
akan keseriusan calon debitur dalam melakukan usahanya, karena tidak mungkin
seseorang yang memiliki usaha dengan mengeluarkan modal pribadi yang besar
akan menyia-nyiakan modalnya tersebut. Sehingga semakin tinggi modal pribadi
yang ditanamkan pada usaha tersebut, maka akan semakin tinggi kemungkinan
mendapatkan realisasi kredit yang sesuai dengan harapan anggota dan calon
anggota tersebut.
Untuk menggambarkan variabel modal, dalam penelitian ini digunakan 2
indikator yaitu besarnya modal pribadi dan baiknya laporan keuangan. Besarnya
modal pribadi menggambarkan variabel modal, karena semakin besar modal
pribadi yang ditanamkan seseorang pada usahanya maka akan semakin serius
orang tersebut mengelola usahanya, kemudian diasumsikan bahwa dengan
pengelolaan yang serius akan mendapatkan keuntungan sehingga dengan
keuntungan tersebut orang tersebut akan mampu membayar kewajiban kreditnya.
Kemudian indikator kedua yaitu baiknya laporan keuangan, baiknya laporan
keuangan menunjukkan bahwa adanya keseimbangan antara pendapatan dan
pengeluaran. Artinya adalah tidak terjadi pengeluaran berlebih dan baik dalam
melaksanakan beban-beban yang ditanggung oleh perusahaannya. Baiknya
laporan keuangan dapat dilihat dari baiknya laporan neraca, dan juga laporan laba
rugi, sehingga ini menjadi alat untuk meyakinkan Koperasi untuk memberikan
realisasi kredit yang sesuai dengan yang diharapkan. Dan juga menjadi bahan
pertimbangan Koperasi ketika melihat laporan keuangan dari calon debitur dalam
perealisasian kredit.
57
5.1.4 Pembahasan Tentang Variabel Kondisi
Menurut Kasmir (2011) dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi
ekonomi, sosial, dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang
akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai
hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan
kredit tersebut bermasalah relatif kecil. Anggota dan calon anggota Koperasi
Kodanua yang memiliki kondisi usaha yang baik dalam menghadapi kondisi
ekonomi, sosial dan politik maka kemungkinan untuk mendapatkan realisasi
kredit yang sesuai juga semakin besar.
Dalam penelitian ini digunakan 3 indikator untuk menggambarkan variabel
kondisi. Ketiga indikator tersebut adalah pengaruh kondisi ekonomi, sosial, dan
politik terhadap usaha anggota dan calon anggota Koperasi. Pengaruh kondisi
ekonomi terhadap usaha anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua
menggambarkan variabel kondisi karena usaha anggota yang mampu bertahan
oleh pengaruh ekonomi global dapat dikatakan sebagai usaha yang baik dan layak
untuk mendapatkan pinjaman. Ketidak pastian ekonomi menjadi faktor penting
dalam penilaian Koperasi terhadap usaha dari calon peminjam. Usaha yang dapat
bertahan dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti diasumsikan sebagai usaha yang
layak mendapatkan pinjaman kredit dari Koperasi.
Indikator kedua adalah pengaruh kondisi sosial terhadap usaha anggota dan
calon anggota Koperasi, indikator tersebut dapat menggambarkan variabel kondisi
karena usaha yang mampu bertahan dalam kondisi sosial masyarakat yang
berubah-ubah diasumsikan sebagai usaha yang baik. Karena tingkah laku, selera
dan ekonomi masyrakat disekitar tempat usaha akan berbeda dan selalu berubah
58
mengikuti zaman. Oleh karena itu usaha yang dapat merangkul kondisi sosial
masyarakat yang berbeda dan berubah-ubah diasumsikan sebagai usaha yang baik,
karena dengan begitu usaha tersebut akan bertahan lama dan akan mendapatkan
keuntungan yang stabil bahkan meningkat, sehingga layak mendapatkan pinjaman
sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tersebut.
Indikator yang ketiga adalah pengaruh politik terhadap usaha anggota dan
calon anggota Koperasi, indikator tersebut dianggap dapat menggambarkan
variabel kondisi karena usaha yang dapat bertahan dalam kondisi politik yang
berubah-ubah dan dengan kebijakan-kebijakan yang juga berubah-ubah
diasumsikan sebagai usaha yang baik. Indonesia dengan sistem politik multi partai
akan melahirkan kebijakan yang berbeda-beda setiap menghadapi pemerintahan
baru. Karena setiap partai dan pemimpin pasti memiliki pemikiran tentang
kebijakan yang berbeda pula, oleh karena itu usaha yang dapat bertahan walaupun
dengan kebijakan-kebijakan yang kadang tidak mendukung usahanya
dikategorikan layak untuk mendapat pinjaman yang sesuai dengan keinginan
orang tersebut.
5.1.5 Pembahasan Tentang Variabel Jaminan
Menurut Rahmat Firdaus dan Maya Arianti (2004) yang dimaksud dengan
jaminan (collateral) ini yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh
peminjam/debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Manfaat jaminan
(collateral) yaitu sebagai alat pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan
kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi
kreditnya dari hasil usahanya yang normal. Jaminan juga dapat dipakai sebagai
59
alat pengaman dalam menghadapi kemungkinan adanya ketidakpastian pada
kurun waktu yang akan datang saat kredit tersebut harus dilunasi.
Anggota dan calon anggota yang memiliki nilai dan jenis jaminan yang
memenuhi persyaratan Koperasi maka akan semakin tinggi juga kemungkinan
untuk mendapatkan realisasi kredit yang sesuai dengan harapan anggota dan calon
anggota tersebut. Indikator yang digunakan dalam variabel jaminan ini ada 2
indikator, yaitu nilai agunan dan jenis agunan.
Nilai agunan dianggap menggambarkan variabel jaminan karena semakin
besar nilai agunan maka akan semakin memperbesar kemungkinan mendapatkan
realisasi kredit yang sesuai dengan yang diinginkan, karena jaminan adalah
sebuah benda atau alat yang dijaminkan kepada Koperasi sebagai alat pembayaran
alternatif ketika terjadi hal yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan kegiatan
pembayaran kredit, seperti kebangkrutan usaha, atau terjadi sesuatu hal yang
menyebabkan kredit macet. Nilai dari besarnya agunan juga berbeda-beda setiap
lembaga, oleh karenanya dengan memberikan agunan yang sesuai dengan
persyaratan Koperasi, maka akan semakin besar kemungkinan mendapatkan
pinjaman yang sesuai.
Jenis agunan juga menggambarkan variabel kredit karena jenis agunan
merupakan hal penting karena semakin liquid jenis agunan akan semakin baik
benda tersebut dijadikan agunan. Tentunya masing-masing lembaga memiliki
peraturan atau persyaratan jenis agunan yang berbeda-beda, oleh karea itu
semakin memenuhinya persyaratan dari jenis agunan tersebut maka akan semakin
besar kemungkinan untuk mendapatkan pinajaman yang sesuai dengan keinginan
orang tersebut.
60
5.1.6 Nilai Koefisien Regresi Variabel
Berikut ini adalah Tabel 4 yang akan menyajikan data tentang hasil regresi
Hasil regresi dari faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada usaha
agribsinis di Koperasi Kodanua.
Tabel 4. Hasil Regresi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada
Usaha Agribsinis di Koperasi Kodanua
No. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi
Kredit Pada Usaha Agribsinis di Koperasi
Kodanua
Koefisien Regresi
1 Karakter (X1) 0,122
2 Kapasitas (X2) 0,274
3 Modal (X3) 0,265
4 Kondisi (X4) 0,205
5 Jaminan atau Agunan (X5) 0,446
Konstanta -0,928
Sumber : Data Primer (diolah)
Berdasarkan Tabel 4 diatas persamaan regresi linear yang didapat untuk faktor-
faktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada usaha agribsinis di Koperasi
Kodanua adalah sebagai berikut :
Y = -0,928 + 0,122 X1 + 0,274 X2 + 0,265 X3 + 0,205 X4 + 0,446 X5
Pada penelitian ini realisasi kredit adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lain dengan kata lain realisasi kredit adalah variabel dependent atau
variabel Y. Variabel X yang mempengaruhi realisasi kredit ini atau variabel
independent terdiri dari 5 variabel yaitu karakter, kapasitas, modal, kondisi dan
jaminan. Pada persamaan regresi diatas nilai konstanta adalah -0,928 yang berarti
bahwa realisasi kredit akan bernilai -0,928 ketika faktor independent yaitu
karakter, kapasitas, modal, kondisi dan jaminan bernilai nol.
Faktor pertama yang diduga memiliki pengaruh terhadap realisasi kredit di
Koperasi Kodanua adalah karakter. Berdasarkan hasil analisis persamaan regresi
61
linear berganda variabel karakter memiliki nilai koefisien sebesar 0,122 hal ini
berarti karakter memiliki hubungan searah dengan realisasi kredit, maksudnya
adalah ketika nilai karakter anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua naik
sebesar 1 satuan maka nilai dari realisasi kredit akan naik sebesar 0,122 satuan
dengan asumsi variabel lain konstan.
Faktor kedua yang diduga memiliki pengaruh terhadap realisasi kredit di
Koperasi Kodnua adalah kapasitas. Berdasarkan hasil dari persamaan regresi
linear berganda didapatkan nilai koefisien dari variabel kapasitas adalah 0,274
artinya variabel kapasitas memiliki hubungan searah dengan realisasi kredit,
maksudnya adalah ketika nilai kapasitas dari anggota atau calon anggota Koperasi
Kodanua naik sebesar 1 satuan maka nilai dari realisasi kredit akan naik sebesar
0,274 satuan dengan asumsi variabel lain konstan.
Faktor ketiga yang diduga memiliki pengaruh terhadap realisasi kredit di
Koperasi Kodnua adalah modal. Berdasarkan hasil dari persamaan regresi linear
berganda didapatkan nilai koefisien dari variabel modal adalah 0,265 artinya
variabel modal memiliki hubungan searah dengan realisasi kredit, maksudnya
adalah ketika nilai modal dari anggota atau calon anggota Koperasi Kodanua naik
sebesar 1 satuan maka nilai dari realisasi kredit akan naik sebesar 0,265 satuan
dengan asumsi variabel lain konstan.
Faktor keempat yang diduga memiliki pengaruh terhadap realisasi kredit di
Koperasi Kodnua adalah kondisi. Berdasarkan hasil dari persamaan regresi linear
berganda didapatkan nilai koefisien dari variabel kondisi adalah 0,205 artinya
variabel kondisi memiliki hubungan searah dengan realisasi kredit, maksudnya
adalah ketika nilai kondisi dari anggota atau calon anggota Koperasi Kodanua
62
naik sebesar 1 satuan maka nilai dari realisasi kredit akan naik sebesar 0,205
satuan dengan asumsi variabel lain konstan.
Faktor terakhir yang diduga memiliki pengaruh terhadap realisasi kredit di
Koperasi Kodnua adalah jaminan. Berdasarkan hasil dari persamaan regresi linear
berganda didapatkan nilai koefisien dari variabel jaminan adalah 0,446 artinya
variabel jaminan memiliki hubungan searah dengan realisasi kredit, maksudnya
adalah ketika nilai jaminan dari anggota atau calon anggota Koperasi Kodanua
naik sebesar 1 satuan maka nilai dari realisasi kredit akan naik sebesar 0,265
satuan dengan asumsi variabel lain konstan.
5.2 Pengujian Parameter Secara Tunggal (Uji t)
Uji t atau pengujian parameter secara tunggal digunakan untuk melihat apakah
masing-masing variabel independent memiliki pengaruh terhadap variabel
dependent. Dalam penelitian ini adalah untuk melihat apakah variabel karakter,
kapasitas, modal, kondisi dan jaminan masing-masing memiliki pengaruh atau
tidak terhadap variabel realisasi kredit. Berikut ini adalah Tabel 5 yang
menyajikan data tentang hasil uji t pada penelitian ini
Tabel 5. Hasil Uji t
Faktor-Faktor
Yang
mempengaruhi
Realisasi pada
Usaha Agribisnis
di Koperasi
Kodanua
T hitung Signifikansi
T tabel
1% 5% 10% 20% 25%
Karakter (X1) 0.903 .000 2,366 1,985 1,661 1,290 0,678
Kapasitas (X2) 1.974 .369
Modal (X3) 2.585 .051
Kondisi (X4) 1.728 .011
Jaminan (X5) 5.465 .087
Sumber : Data Primer (diolah)
63
Pada Tabel 5 dapat kita lihat hasil t hitung dari masing-masing variabel independent
atau variabel X. Dan berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing variabel
tersebut.
5.2.1 Hasil Uji t Variabel Karakter
Pada tingkat kepercayaan 75% atau dengan ttabel yang memiliki signifikansi
sebesar 25% didapatkan nilai t hitung > t tabel yaitu 0,903 > 0,678 artinya adalah
variabel karakter memilki pengaruh terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua
pada tingkat kepercayaan 75%. Dan membuktikan bahwa tolak H0 yaitu nilai
variable karakter tidak sama dengan 0 (nol).
Dalam pelaksanaan penelitian ini didapatkan bahwa indikator yang dipakai
pada penelitian ini hanya menggambarkan variabel karakter dengan tingkat
kepercayaan 75%, namun dengan tingkat kepercayaan 75% variabel karakter ini
masih dapat dianggap menggambarkan pengaruh variabel karakter terhadap
realisasi kredit di Koperasi Kodanua.
Gambar 8. Persentase Indikator Dalam Variabel Karakter
25%
24% 25%
26%
Karakter
Tanggung Jawab
Kerjasama
Rasa Memiliki
Komitmen yang tinggi
64
Pada Gambar 8 menyajikan data tentang persentase indikator dalam variabel
karakter. Dapat dilihat bahwa semua indikator hampir memiliki besar persentase
yang sama dalam menggambarkan variabel karakter. Hal ini menunjukkan bahwa
masing-masing indikator memiliki proporsi yang hampir sama dalam
menggambarkan variabel karakter. Namun indikator yang memiliki besar
persentase yang lebih besar adalah indikator komitmen yang tinggi sebesar 26%.
Hal ini menunjukan bahwa indikator ini dapat menggambarkan variabel karakter
sebesar 26%. Anggota dan calon anggota di Koperasi Kodanua memiliki
komitmen yang tinggi dalam melakukan hak dan kewajibannya sebagai anggota
dan calon anggota Koperasi. Anggota dan calon anggota tersebut memiliki
komitmen dalam melaksanakan pembayaran kewajiban kreditnya tepat waktu dan
juga memiliki kesadaran dan kedisiplinan dalam menegakkan aturan-aturan yang
berlaku di Koperasi Kodanua.
Kemudian dengan persentase sebesar 25% adalah indikator tanggung jawab dan
rasa memiliki, hal ini menunjukkan bahwa indikator ini dapat menggambarkan
variabel karakter dengan persentase sebesar 25%. Anggota dan calon di Koperasi
Kodanua juga memiliki sifat bertanggung jawab dalam melakukan dan
melaksanakan aturan-aturan yang ditetapkan oleh Koperasi Kodanua demi
menjaga nama baik Koperasi Kodanua didalam maupun diluar Koperasi. Dan
yang terakhir dengan persentase sebesar 24% adalah indikator kerjasama, hal ini
menggambarkan bahwa indikator ini dapat menggambarkan variabel karakter
sebesar 25%. Anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua juga memiliki kerja
sama yang baik antara sesame anggota dan calon anggota Koperasi maupun antara
anggota dan calon anggota dengan Koperasi.
65
5.2.2 Hasil Uji t Variabel Kapasitas
Pada tingkat kepercayaan 90% atau dengan t tabel yang memiliki signifikansi
sebesar 10% variabel kapasitas ini memiliki pengaruh terhadap realisasi kredit di
Koperasi Kodanua. Dengan nilai t hitung > t tabel yaitu 1,974 > 1,661 artinya adalah
variabel kapasitas memilki pengaruh terhadap realisasi kredit di Koperasi
Kodanua pada tingkat kepercayaan 90%. Hal ini membuktikan bahwa tolak H0
yang berarti nilai dari variabel kapasitas ini bukan 0 (nol). Artinya variabel
kapasitas pada penelitian ini tidak mempengaruhi realisasi kredit pada tingkat
kepercayaan 99% dan 95%. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
indikator-indikator dalam variabel kapasitas dapat menjelaskan pengaruh variabel
kapasitas terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua dengan tingkat
kepercayaan 90%.
Gambar 9. Persentase Indikator Dalam Variabel Kapasitas
33%
33%
34%
Kapasitas
Omset Usaha Perbulan
Pendapatan BersihPerbulan
Pengalaman Kredit
66
Gambar 9 menyajikan data tentang besar persentase indikator-indikator dalam
variabel kapasitas. Dapat dilihat bahwa semua indikator hampir memiliki besar
persentase yang sama dalam menggambarkan variabel kapasitas. Hal ini
menunjukkan bahwa masing-masing indikator memiliki proporsi yang hampir
sama dalam menggambarkan variabel karakter. Namun indikator yang memiliki
besar persentase yang lebih besar adalah indikator pengalaman kredit sebesar
34%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator ini dapat menggambarkan variabel
kapasitas dengan persentase sebesar 34%. Anggota dan calon anggota di Koperasi
Kodanua memiliki pengalaman dalam melakukan atau mengajukan kredit,
pengalaman ini merupakan modal dalam melakukan pinjaman. Karena dengan
memiliki pengalaman dalam perkreditan anggota dan calon anggota tersebut
dinilai paham dengan hak dan kewajiban kreditnya. Sehingga mampu untuk
memenuhi kewajiban kreditnya dengan baik.
Kemudian dengan besar persentase sebesar 33% adalah indikator omset usaha
perbulan dan pendapatan bersih perbulan. Hal ini menunjukkan bahwa indikator
ini dapat menggambarkan variabel kapasitas dengan persentase sebesar 33%.
Dalam melakukan kegiatan usaha anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua
memiliki omset usaha yang berkembang dan memiliki target penjualan dalam
melakukan kegiatan usahanya, sehingga dengan berkembangnya omset
penjualannya maka akan mendapatkan keuntungan yang berbanding lurus dengan
pendapatan. Pendapatan yang berkembang akan mengindikasikan anggota dan
calon anggota tersebut mampu untuk menunaikan kewajiban-kewajibannya.
Dalam hal ini juga dapat membayar kewajiban kreditnya kepada Koperasi
kodanua.
67
5.2.3 Hasil Uji t Variabel Modal
Berdasarkan hasil Uji t yang telah dilakukan maka didapatkan nilai t hitung
adalah sebesar 2,585 dimana pada tingkat kepercayaan 99% atau dengan t tabel
yang memiliki signifikansi sebesar 1% variabel modal ini memiliki pengaruh
terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua. Dengan nilai t hitung > t tabel yaitu
2,585 > 2,366 artinya adalah variabel modal memilki pengaruh terhadap realisasi
kredit di Koperasi Kodanua pada tingkat kepercayaan 99%. Dan membuktikan
bahwa tolak H0 yang berarti bahwa nilai variabel modal bukan 0 (nol).
Gambar 10. Persentase Indikator dalam Variabel Modal
Gambar 10 menyajikan data tentang besar persentase indikator-indikator
dalam variabel modal. Dapat dilihat bahwa kedua indikator hampir memiliki besar
persentase yang sama dalam menggambarkan variabel modal. Hal ini
menunjukkan bahwa kedua indikator memiliki proporsi yang hampir sama dalam
menggambarkan variabel modal. Namun indikator yang memiliki besar persentase
51% 49%
Modal
Besar Modal Pribadi
Baiknya LaporanKeuangan
68
yang lebih besar adalah indikator besar modal pribadi sebesar 51%. Hal ini
menunjukkan indikator ini dapat menggambarkan variabel modal dengan
persentase sebesar 51%. Anggota dan calon anggota di Koperasi Kodanua
memiliki modal pribadi yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh
Koperasi Kodanua. Lembaga keuangan biasanya menetapkan besaran modal
pribadi yang harus dimiliki oleh calon peminjam harus lebih besar dibandingkan
dengan modal yang akan dipinjam. Hal ini dikarenakan dengan modal pribadi
yang lebih besar dibandingkan dengan modal pinjaman akan menjamin calon
peminjam untuk serius dalam mengelola usahanya. Calon peminjam tersebut tidak
mungkin melakukan tindakan yang merugikan dalam usahanya mengingat modal
pribadi yang ditanamkan lebih besar dari modal yang dipinjam.
Kemudian dengan besar persentase sebesar 49% adalah indikator baiknya
laporan keuangan. Hal ini menunjukkan indikator ini dapat menggambarkan
variabel modal dengan persentase sebesar 49%. Dengan membuat laporan
keuangan tentunya akan menambah kemungkinan dalam perealisasian kredit,
terutama ketika laporan keuangan dari usaha tersebut memiliki reputasi yang baik.
Karena dari laporan keuangan Koperasi dapat melihat kemampuan dan masalah
yang terjadi di dalam perusahaan calon peminjam tersebut. Dengan memiliki
laporang keuangan yang baik tentunya Koperasi akan merealisasi kredit calon
peminjam tersebut. Karena dinilai usaha tersebut layak dan mampu untuk
mengelola pinjaman yang diberikan.
69
5.2.4 Hasil Uji t Variabel Kondisi
Berdasarkan hasil Uji t yang telah dilakukan maka didapatkan nilai t hitung
adalah sebesar 1,728 pada tingkat kepercayaan 90% atau dengan t tabel yang
memiliki signifikansi sebesar 10% variabel kondisi ini memiliki pengaruh
terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua. Dengan nilai t hitung > t tabel yaitu
1,728 > 1,661 artinya adalah variabel kondisi memilki pengaruh terhadap realisasi
kredit di Koperasi Kodanua pada tingkat kepercayaan 90%. Hal ini membuktikan
bahwa tolak H0 yang berarti nilai dari variabel kondisi ini bukan 0 (nol)..
Melihat ttabel dengan signifikansi 1% dan 5%, maka variabel kapasitas tidak
memiliki pengaruh. Artinya variabel kondisi pada penelitian ini tidak
mempengaruhi realisasi kredit pada tingkat kepercayaan 99% dan 95%.
Terjadinya hal ini bisa disebabkan karena pengaruh indikator-indikator lain dari
variabel kondisi yang tidak dimasukkan kedalam penelitian ini yang juga
mempengaruhi realisasi kredit di Koperasi Kodanua.
Gambar 11. Persentase Indikator dalam Variabel Kondisi
33%
35%
32%
Kondisi
Pengaruh KondisiEkonomi TerhadapUsaha
Pengaruh Kondisi SosialTerhadap Usaha
Pengaruh KondisiPolitik Terhadap Usaha
70
Gambar 11 menyajikan data tentang besar persentase indikator-indikator
dalam variabel kondisi. Dapat dilihat bahwa kedua indikator hampir memiliki
besar persentase yang sama dalam menggambarkan variabel kondisi. Hal ini
menunjukkan bahwa ketiga indikator memiliki proporsi yang hampir sama dalam
menggambarkan variabel modal. Namun indikator yang memiliki besar persentase
yang lebih besar adalah indikator pengaruh kondisi sosial terhadap usaha anggota
dan calon anggota Koperasi sebesar 35%. Hal ini menunjukkan indikator ini dapat
menggambarkan variabel kondisi dengan persentase sebesar 35%. Data diatas
menunjukkan bahwa usaha anggota dan calon anggota koperasi dapat bertahan
dalam kondisi sosial masyarakat disekitarnya. Kemampuan ini didukung oleh
kesanggupan masyarakat setempat dalam membeli produk dari anggota dan calon
anggota Koperasi tersebut.
Kemudian dengan besar persentase sebesar 33% adalah indikator pengaruh
kondisi ekonomi terhadap usaha anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua.
Hal ini menunjukkan indikator ini dapat menggambarkan variabel kondisi dengan
persentase sebesar 33%. Kondisi ekonomi Indonesia yang berubah-ubah dapat
mengakibatkan suatu usaha mengalami kemunduran bahkan kebangkrutan. Usaha
yang baik menurut penilaian Koperasi adalah usaha yang dapat bertahan dalam
kondisi ekonomi yang tidak stabil ini. Terdapat anggota dan calon anggota
Koperasi yang usahanya mampu untuk bertahan dalam kondisi ekonomi yang
tidak stabil sehingga dianggap pantas untuk mendapatkan pinjaman yang sesuai.
Yang terakhir dengan persentase sebesar 32% adalah indikator pengeruh
kondisi politik terhadap usaha anggota. Pemerintahan di Indonesia menganut
siatem multi partai dimana kebijakan pemerintah dapat berubah-ubah dalam setiap
71
pergantian pemerintahan. Oleh karena itu usaha yang baik menurut Koperasi
Kodanua adalah usaha yang dapat bertahan dalam kondisi politik yang dapat
berubah sewaktu-waktu. Terdapat usaha anggota dan calon anggota juga yang
mendapatkan kemudahan dari kebijakan pemerintah, seperti kebijakan untuk
mendapatkan modal pinjaman bagi UKM untuk menghadapi pasar bebas asia.
5.2.5 Hasil Uji t Variabel Jaminan
Berdasarkan hasil Uji t yang telah dilakukan maka didapatkan nilai t hitung
adalah sebesar 5,465 dimana pada tingkat kepercayaan 99% atau dengan t tabel
yang memiliki signifikansi sebesar 1% variabel jaminan ini memiliki pengaruh
terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua. Dengan nilai t hitung > t tabel yaitu
5,465 > 2,366 artinya adalah variabel jaminan memilki pengaruh terhadap
realisasi kredit di Koperasi Kodanua pada tingkat kepercayaan 99%. Dan
membuktikan bahwa tolak H0 yang berarti bahwa nilai variabel jaminan bukan 0
(nol).
Gambar 12. Persentase Indikator dalam Variabel Jaminan
53% 47%
Jaminan
Besar Jaminan
Jenis Jaminan
72
Berdasarkan Gambar 12 dapat dilhat bahwa indikator besar jaminan sebesar
53% lebih dominan dalam menggambarkan variabel jaminan dibandingkan
dengan indikator jenis jaminan sebesar 47%. Namun besar persentase dari
masing-masing indikator tidak jauh berbeda dalam menggambarkan variabel
jaminan. Besar Jaminan diatur oleh Koperasi Kodanua sehingga anggota dan
calon anggota Koperasi Kodanua yang mendapatkan pinjaman sesuai dengan yang
diinginkan berarti memiliki jaminan yang memenuhi standar yang telah diatur
oleh Koperasi Kodanua.
Jenis jaminan juga diatur oleh Koperasi Kodanua. Dengan jenis jaminan yang
masuk dalam kriteria Koperasi maka akan semaikn besar juga kemungkinan
mendapatkan pinjaman yang sesuai. Kebanyakan lembaga keuangan meminta
jenis jaminan yang liquid sehingga mudah untuk dicairkan ketka kredit
bermasalah, bagitu juga dengan Koperasi Kodanua.
5.3 Pengujian Parameter Secara Keseluruhan (Uji F)
Uji F ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independent secara
bersama-sama terhadap variabel dependent. Pengujian dilakukan dengan
membandingakan F hitung yang didapatkan dari SPSS 21 dengan Ftabel atau dengan
perbandingan probabilitas (sig < α).
Menurut Kasmir (2011) realisasi kredit yang diajukan sudah didasarkan pada
sebuah penilaian yang mengacu pada ukuran yang sudah ditetapkan dan sudah
menjadi standart-standart penilaian setiap Bank. Kriteria penilaian yang umum
digunakan oleh lembaga keuangan adalah analisis 5C, yaitu analisis terhadap
karakter (character), kapasitas (capacity), modal (capital), kondisi (condition),
73
jaminan atau agunan (collateral). Berikut ini adalah hasil dari uji F yang disajikan
dalam Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji F
Model Sum of
Square
Df Mean
Square
Fhitung Ftabel Sig
1 Regression 26.279 5 5.256 93.484 2,31 .000 b
Residual 5.397 96 .056
Total 31.676 101
Sumber : Data Primer (diolah)
Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa besar nilai Fhitung lebih besar
dibandingkan dengan Ftabel yaitu sebesar 93,484 > 2,31 dengan tingkat
kepercayaan 95% dan nilai Sig yang didapat adalah 0 < 0,05 yang artinya nilai
sig lebih kecil dari nilai α (0,05). Hasil tersebut memiliki arti tolak H0 yang artinya
adalah seluruh variabel independent secara bersama-sama berpengaruh nyata
terhadap variabel dependent. Atau dapat diartikan bahwa variabel karakter,
kapasitas, modal, kondisi, dan jaminan berpengaruh secara bersama-sama
terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua.
5.4 Uji Determinasi (R2)
Uji determinasi digunakan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel
independent dapat mempengaruhi variabel dependent, atau bisa diartikan sejauh
mana variabel karakter, kapasitas, modal, kondisi, dan jaminan bisa
mempengaruhi realisasi kredit di Koperasi Kodanua. Hasil uji determinasi (R2) ini
disajikan dalam Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Hasil Uji Determinasi (R2)
No. Keterangan Nilai
1 R 0,911
2 R2
0,830
3 R2 disesuaikan 0,821
Sumber : Data primer diolah
74
Besarnya hubungan antara variabel independent dan variabel dependent dapat
diketahui dengan melihat besarnya angka koefisien korelasi (R). Dari Tabel 7
diatas dapat dilihat bahwa nilai dari R adalah 91,1 % hal ini diartikan bahwa
variabel X yaitu karakter, kapasitas, modal, kondisi dan jaminan berpengaruh kuat
dengan variabel Y yaitu realisasi kredit. Koefisien determinasi (R2) menunjukan
besarnya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent pada sebuah
model regresi. Dalam penelitian ini nilai R2 yaitu 0,830 yang berarti variabel
independent seperti karakter, kapasitas, modal, kondisi dan jaminan dapat
menjelaskan sebesar 83 % variasi atau perubahan dalam realisasi kredit. Dan
sisanya sebesar 17 % dijelaskan oleh faktor diluar variabel yang digunakan dalam
penelitian ini. Namun dengan nilai koefisien determinasi sebesar 83 % sudah
dapat menjelaskan pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent.
75
BAB V1
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ini
adalah :
1. Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap realisasi kredit di Koperasi
Kodanua adalah, Karakter, Kapasitas, modal, Kondisi, dan jaminan.
2. Faktor yang memepengaruhi realisasi kredit pada usaha agribisnis di
Koperasi Kodanua dengan pengaruh paling besar adalah variabel jaminan,
kemudian variabel modal, variabel kapasitas, variabel kondisi, dan yang
terakhir adalah variabel karakter.
3. Terdapat karakter, kapasitas, modal, kondisi dan jaminan secara bersama-
sama terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua.
6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang
dapat diberikan antara lain :
1. Koperasi Kodanua hendaknya lebih memperhatikan analisis 5C dalam
menentukan nasabah, terutama pada karakter nasabah yang harus
diperketat kembali agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan ketika
merealisasikan kredit.
2. Anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua dapat menjadikan
penelitian ini ketika hendak mengajukan pinjaman kepada Koperasi
76
Kodanua agar tingkat keberhasilan dalam mendapatkan realisasi kredit
yang sesuai dengan keinginan semakin tinggi. Kemudian anggota dan
calon anggota Koperasi juga harus menyiapkan jaminan yang memenuhi
syarat karena jaminan merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling
besar terhadap realisasi kredit. Ketika nilai jaminan memenuhi syarat yang
ditetapkan koperasi, maka kemungkinan untuk mendapatkan realisasi
kredit yang sesuai akan semakin besar.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan lebih menggali lagi terutama
dalam menentukan indikator-indikator disetiap variabel yang ada pada
analisis 5 C (karakter, kapasitas, modal, kondisi, dan jaminan). Agar
mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik dan lebih menggambarkan
secara baik penelitian yang nantinya akan dibuat.
77
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Faisal. Manajemen Perbankan. Malang : UMM Press. 2005
BPS. Badan Pusat Statistika. 2010. Laporan Tahunan
Effendi, S dan Tukiran. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES. 2012
Febrio. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Solusi Modal Di
Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong, Kabupaten Bogor. Institut
Pertanian Bogor. Skripsi. 2010
Firdaus, H. Rachmat dan Maya Aryanti. Manajemen Perkreditan Bank Umum.
Bandung : Alfabeta. 2004
Ismail. Manajemen Perbankan. Jakarta : Kencana Pernada Media Group. 2010
Kashmir. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo Perasada. 2011
Lestari, Kurnia. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besar Pembiayaan Mitra
KBMT Ibbadurahman. Institut Pertanian Bogor. Skripsi. 2007
Nazir, M. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. 2003
Pusat Inkubasi Bisnis Usaha kecil. Profil Lembaga Keuangan Mikro. 2013
Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang Perbankan Nomor 7
Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang Perbankan Nomor 10
Santoso, Singgih. Statistik Parametrik. Jakarta : PT. Gramedia. 2014
Silvia, Mutia. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran
Pembiayaan Mikro Agribisnis (Studi Kasus Pada Kantor Pusat Bank
Syariah Mandiri). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakata.
Skripsi. 2012
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : CV
ALFABETA. 2011
Sugiyono. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV
ALFABETA. 2013
Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2004
Suyatno, Thomas. Kelembagaan Perbankan. Edisi Keempat. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama. 2005
78
Wijono, WW. Pemberdayaan Lembaga Keuangan Mikro Sebagai Salah Satu Pilar
Sistem Keuangan Nasional : Upaya Konkrit Memutus Mata Rantai
Kemiskinan. Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan. 2005
79
LAMPIRAN 1. Tabel Input Data SPSS
Responden Realisasi
Kredit Karakter Kapasitas Modal Kondisi Jaminan
1 3.5 3.57 3.67 3.5 3.25 3.5
2 3.5 3.57 3.83 3.5 3.5 3.5
3 3.5 3.57 3.83 3.5 3.5 3.5
4 4 3.86 3.83 3.75 3.75 4
5 3.5 3.57 3.67 3.5 3.5 3.5
6 3 3.29 3.5 3 3 3
7 3 3.43 3.67 2.75 2.5 3
8 4 3.71 3.67 3.75 3.75 4
9 4 3.71 3.83 3.5 3.25 4
10 3 2.57 2.83 2.5 2.75 3
11 3 3.29 3 3.25 3 3
12 3 2.71 2.5 2.75 2.5 3
13 4 3.71 3.5 3.75 3.5 4
14 3.5 3.43 3.83 3.5 3.5 3.5
15 3 3.29 3.5 3.25 3.25 4
16 4.5 4.14 4 4.25 4 4
17 4 3.71 3.83 3.75 3.5 4
18 4 3.86 3.83 4 3.5 4
19 4 3.86 3.83 3.75 3.5 4
20 3.5 3.71 3.67 3.25 3.25 3.5
22 4 3.71 3.83 3.75 3.75 4
23 4 3.57 3.67 3.75 3.5 4
24 3.5 3.71 3.67 3.5 3.25 3.5
25 4 3.71 3.67 3.75 3.25 4
26 3.5 3.43 3.5 3.5 3.25 3.5
27 4 3.86 3.67 3.75 3.75 4
28 4 3.86 3.5 4 3.75 4.5
29 4 4.29 3.67 4 3.5 4
30 4 3.86 3.67 3.5 3.75 4.5
31 3.5 3.57 3.67 3.75 3.5 3.5
32 4.5 4.14 4.33 4.25 3.75 4
33 4.5 3.86 3.83 4.25 4 4
34 4.5 4.57 4 4.5 4 4
35 5 4.29 4.17 4.75 4.25 4.5
36 4 3.86 3.67 3.75 3.5 3.5
37 5 4 4.17 4.5 3.25 4.5
38 4 3.71 3.83 4 3.75 3.5
39 4 3.71 3.83 3.75 3.5 4
40 4 3.71 3.83 4 3.5 3.5
80
LAMPIRAN 1. Lanjutan
41 3.5 3.71 3.67 3.75 3.25 3.5
42 4 3.71 3.67 3.5 3.5 4
43 4 3.71 3.83 4 3.5 4
44 4 3.71 3.83 3.75 3.5 4
45 4 3.71 3.67 3.5 3.5 3.5
46 4 3.57 3.67 3.5 3.5 3.5
47 4 3.57 3.67 4 3.5 4
48 4 3.57 3.67 3.75 3.25 4
49 4 3.86 3.5 3.25 3.5 3.5
50 3.5 3.57 3.5 3.5 3.5 3.5
51 3 3.43 3.33 3.75 3.5 3
52 4 3.71 3.83 4 3.75 3.5
53 3.5 3.71 3.67 3.75 3.5 3.5
54 4 3.71 3.83 4 3.75 4
55 4 3.86 3.67 3.5 3.5 4
56 3 3.57 3.33 3.25 3 3
57 4 3.71 3.83 3.5 3.75 3.5
58 4 3.86 3.67 3.75 3.5 3.5
59 4 3.86 3.67 3.25 3.25 3.5
60 4 3.86 3.67 3.25 3.5 4
61 4 3.86 3.67 3.75 4 4
62 4 3.57 3.67 3.75 3.5 4
63 4 3.57 3.33 3.75 3.5 4
64 4 3.86 3.67 4 3.5 4
65 4 3.57 3.67 4 3.25 3.5
66 3.5 3.86 3.5 3.75 3 3.5
67 4 3.57 3.5 3.25 3.25 4
68 4 3.29 3.5 3.5 3.25 4
69 4 3.43 3.5 3.5 3.25 4
70 4 3.57 3.33 3.75 3.25 3.5
71 4 3.57 3.5 3.5 3.25 3.5
72 4 3.29 3.5 3.5 3.25 3.5
81
LAMPIRAN 2. Hasil Output SPSS
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Realisasi Kredit 3.7941 .56003 102
Karakter 3.6162 .44860 102
Kapasitas 3.5784 .38872 102
Modal 3.6103 .46747 102
Kondisi 3.3995 .39686 102
Jaminan 3.6961 .45138 102
Correlations
Realisasi Kredit Karakter Kapasitas Modal Kondisi Jaminan
Pearson
Correlation
Realisasi Kredit 1.000 .839 .825 .816 .803 .817
Karakter .839 1.000 .887 .829 .812 .756
Kapasitas .825 .887 1.000 .792 .800 .716
Modal .816 .829 .792 1.000 .824 .677
Kondisi .803 .812 .800 .824 1.000 .678
Jaminan .817 .756 .716 .677 .678 1.000
Sig. (1-
tailed)
Realisasi Kredit . .000 .000 .000 .000 .000
Karakter .000 . .000 .000 .000 .000
Kapasitas .000 .000 . .000 .000 .000
Modal .000 .000 .000 . .000 .000
Kondisi .000 .000 .000 .000 . .000
Jaminan .000 .000 .000 .000 .000 .
N
Realisasi Kredit 102 102 102 102 102 102
Karakter 102 102 102 102 102 102
Kapasitas 102 102 102 102 102 102
Modal 102 102 102 102 102 102
Kondisi 102 102 102 102 102 102
Jaminan 102 102 102 102 102 102
82
LAMPIRAN 2. Lanjutan
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1
Jaminan,
Modal,
Kapasitas,
Kondisi,
Karakterb
. Enter
a. Dependent Variable: Realisasi Kredit
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics Durbin-
Watson R Square
Change
F Change df1 df2 Sig. F
Change
1 .911a .830 .821 .23711 .830 93.484 5 96 .000 1.474
a. Predictors: (Constant), Jaminan, Modal, Kapasitas, Kondisi, Karakter
b. Dependent Variable: Realisasi Kredit
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 26.279 5 5.256 93.484 .000b
Residual 5.397 96 .056
Total 31.676 101
a. Dependent Variable: Realisasi Kredit
b. Predictors: (Constant), Jaminan, Modal, Kapasitas, Kondisi, Karakter
83
LAMPIRAN 2. Lanjutan
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 (Constant) -.928 .231 -4.015 .000
Karakter .122 .135 .098 .903 .369 .152 6.592
Kapasitas .274 .139 .190 1.974 .051 .191 5.234
Modal .265 .103 .221 2.585 .011 .242 4.125
Kondisi .205 .118 .145 1.728 .087 .252 3.971
Jaminan .446 .082 .359 5.465 .000 .411 2.436
a. Dependent Variable: Realisasi Kredit
Collinearity Diagnosticsa
Mod
el
Dime
nsion
Eigenvalue Condition
Index
Variance Proportions
(Constant) Karakter Kapasitas Modal Kondisi Jaminan
1
1 5.977 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 .00
2 .010 24.363 .80 .02 .00 .04 .01 .00
3 .005 33.315 .04 .00 .00 .10 .06 .83
4 .003 43.801 .01 .19 .24 .34 .07 .14
5 .003 48.382 .05 .02 .00 .48 .86 .00
6 .001 65.144 .10 .77 .76 .04 .01 .02
a. Dependent Variable: Realisasi Kredit
84
LAMPIRAN 2. Lanjutan
85
LAMPIRAN 3. Kuesioner Penelitian
Kuesioner Penelitian
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi
Kredit
Pada Usaha Agribisnis
(Studi Kasus pada Koperasi Kodanua Jakarta Barat)
Assalamu’alaikum wr. Wb
Kesediaan bapak/ibu/saudara/I dalam mengisi kuesioner penelitian ini
sangat saya harapkan untuk memberikan informasi secara lengkap sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya. Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh informasi
sebagai data primer dalam penelitian. Informasi yang diperoleh dari kuesioner ini
bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademik. Atas
kesediaan bapak/ibu/saudara/saudari saya ucapkan terima kasih.
Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan
3. Umur : Tahun
4. Pendidikan Terakhir :
a. SD
b. SMP
c. SMA/SMK
d. Diploma 1/2/3
e. S1/S2/S3
86
LAMPIRAN 3. Lanjutan
Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda (√) pada kolom yang anda pilih sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
2. Ada 5 alternatif jawaban, yaitu :
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
N = Netral
TS = Setuju
SS = Sangat Setuju
A. Besar Realisasi Kredit
No Pernyataan Keterangan
STS TS N S SS
1 Koperasi mencairkan kredit yang saya
ajukan sesuai dengan jumlah yang
saya inginkan
2 Koperasi mencairkan kredit yang saya
tepat pada waktu yang saya inginkan
B. Karakter
No Pernyataan Keterangan
STS TS N S SS
1 Jika terdapat anggota koperasi melakukan
kesalahan, saya tidak ragu untuk
menegurnya
2 Saya menjaga nama baik koperasi.
3 Saya membantu sesama anggota koperasi
ketika dalam kesusahan
87
LAMPIRAN 3. Lanjutan
4 Saya berpatisipasi dalam setiap kegiatan
koperasi
5 Ketika saya butuh pinjaman, yang saya
hubungi adalah Koperasi Kodanua
6 Saya tepat waktu dalam pembayaran
cicilan kredit di koperasi
7 Saya mematuhi aturan-aturan yang
diterapkan oleh koperasi
C. Kapasitas
No Pernyataan Keterangan
STS TS N S SS
1 Omzet usaha saya berkembang setiap
bulan
2 Saya menetapkan target penjualan
produk, demi mendapatkan omset yang
sesuai dengan target yang telah saya buat
3 Pendapatan bersih yang saya dapat dari
usaha saya meningkat tiap bulannya.
4 Pendapatan bersih yang saya dapatkan
tiap bulannya, cukup untuk membayar
kewajiban-kewajiban saya (termasuk
kewajiban kredit)
5 Saya pernah melakukan kegiatan kredit
beberapa kali
6 Saya tidak pernah mengalami masalah
pada kegiatan kredit
88
LAMPIRAN 3. Lanjutan
D. Modal
No Pernyataan Keterangan
STS TS N S SS
1 Besar modal pribadi yang saya tanamkan
pada usaha saya lebih besar dibandingkan
modal pinjaman dari Koperasi
2 Modal pribadi yang saya tanamkan pada
usaha saya sudah memenuhi syarat yang
diajukan oleh Koperasi.
3 Dalam melakukan usaha, saya mebuat
laoran keuangan (seperti : neraca, laba
rugi dan lain-lain).
4 Laporan keuangan dari usaha saya,
memiliki hasil yang baik.
E. Kondisi
No Pernyataan Keterangan
STS TS N S SS
1 Usaha saya dapat bertahan ketika keadaan
ekonomi di Indonesia tidak stabil
2 Produk saya dapat dibeli/dijangkau oleh
masyarakat setempat
3 Kebijakan pemerintah dalam hal
mempermudah untuk mendapatkan modal
sangat membantu usaha saya
4 Kebijakan-kebijakan yang diambil
pemerintah kebanyakan mendukung usaha
saya
89
LAMPIRAN 3. Lanjutan
F. Agunan
No Pernyataan Keterangan
STS TS N S SS
1 Nilai agunan yang saya jaminkan sesuai
dengan syarat dan aturan yang berlaku di
Koperasi
2 Jenis agunan yang saya jaminkan sesuai
dengan syarat dan aturan yang berlaku di
Koperasi
90
LAMPIRAN 4. Tabel Hasil Uji Validitas
Sumber : Data Primer (diolah)
Pernyataan Corrected Item-Total
Correlation
Keterangan
Pernyataan 1 .687 Valid
Pernyataan 2 .583 Valid
Pernyataan 3 .750 Valid
Pernyataan 4 .442 Valid
Pernyataan 5 .394 Valid
Pernyataan 6 .757 Valid
Pernyataan 7 .170 Tidak Valid
Pernyataan 8 .842 Valid
Pernyataan 9 .744 Valid
Pernyataan 10 .676 Valid
Pernyataan 11 .808 Valid
Pernyataan 12 .784 Valid
Pernyataan 13 .691 Valid
Pernyataan 14 .757 Valid
Pernyataan 15 .692 Valid
Pernyataan 16 .765 Valid
Pernyataan 17 .421 Valid
Pernyataan 18 .769 Valid
Pernyataan 19 .444 Valid
Pernyataan 20 .424 Valid
Pernyataan 21 -.178 Tidak Valid
Pernyataan 22 .776 Valid
Pernyataan 23 .674 Valid
Pernyataan 24 -.209 Tidak Valid
Pernyataan 25 .749 Valid
Pernyataan 26 .809 Valid
Pernyataan 27 .618 Valid
Pernyataan 28 .381 Valid