Upload
dara-agusti-maulidya
View
4
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Diskusi
Citation preview
Definisi tumor jinak
Suatu tumor dikatakan jinak bila ciri-ciri makroskopik dan sitologinya tergolong
relatif tidak berbahaya, yaitu diantaranya tetap di lokasinya, tidak dapat menyebar ke tempat
lain, oleh karena itu, biasanya mudah diangkat dengan pembedahan lokal dan tidak
menyebabkan kematian penderita. (Robins & Kumar)
Etiologi tumor prakanker
Prakanker berarti mempunyai kecenderungan berkembang menjadi kanker (FKUI).
Secara histopatologik ditemukan perubahan yang menyimpang dari polarisasi sel normal.
Kebanyakan pertumbuhan neoplasma didahului oleh proliferasi dari sel non neoplastik di
dalam epithelium asalnya. Proliferasi ini tidak neoplastik karena mereka bersifat dapat
reversibel. Sesuatu menyebabkan sel mulai berproliferasi dalam aturan abnomal dan bila
stimulus awal dibuang maka sel akan kembali normal (walaupun dapat saja tidak
memungkinkan untuk menyingkirkan stimulus). Bila sel dengan pertumbuhan non neoplastik
ini mempunyai pola tidak teratur, maka proses pertumbuhan ini disebut displasia. (Robins &
Kumar)
Sel displasia abnormal secara histologis, karakteristik epitel displastik mencakup
disorganisasi sel, lokasi mitosis abnormal, dan nukleus yang tampak lebih gelap dari biasanya
(hiperkromatik). Sel-sel ini tampak tidak serupa satu dengan lainnya karena perbedaan
ukuran dan bentuk (pleomorphism). Tingkatan displasia ditentukan oleh ketebalan epitel
yang mengalami perubahan ini. Tingkatan displasia termasuk displasia ringan, sedang dan
berat. Konsep dasar neoplasia intraepitel ini sangat penting untuk proses displasia mencakup
serviks, vulva , prostat, esofagus, gaster, colon, dan lain-lain. (Robins & Kumar)
Karsinogen adalah substansi yang dikenal menyebabkan kanker atau setidaknya
menghasilkan peningkatan insidens kanker pada hewan atau populasi manusia. (Robins & Kumar)
a) Onkogen kemikal
Onkogen kemikal contohnya adalah hidrokarbon polisiklik, tembakau, aflatoksin,
nitrosamine, agen kemoterapi, asbestos, metal berat, vinyl chloride,dll.
b) Onkogen radiasi
Contohnya adalah radiasi oleh ultraviolet, X ray, radioisotope dan bom nuklir.
c) Onkogen viral
Contohnya adalah onkogen oleh virus RNA (retrovirus )seperti HIV , dan onkogen
oleh virus DNA (seperti papilloma virus, Molluscum contangiosum, herpes simpleks,
EBV, Avian , hepatitis B, CMV, dsb).
d) Onkogen hormonal
Contohnya : estrogen , diethylstilbestrol (DES), steroid .
e) Onkogen genetic
Perbedaan tumor jinak dan tumor ganas (Robins & Kumar)
Tumor dinamakan sesuai dengan tipe sel neoplastik yang sedang berproliferasi.
Tumor jinak biasanya dinamakan dengan memberikan akhiran ‘-oma’ pada asal sel. ‘Adeno’
adalah awalan yang berarti kelenjar, jadi adenoma adalah neoplasma kelenjar benigna.
Papilloma berarti neoplasma kelenjar beningna yang berpenampakan seperti tonjolan papilar
(menyerupai jari) dan mempunyai pusat fibrovaskular. Sebaliknya tumor malignan dinamai
dengan menambah akhiran ‘karsinoma’ atau ‘sarcoma’ kepada asal sel tergantung pada
apakah tumor berasal dari struktur epitel atau struktur mesenkim. Perbedan tumor jinak dan
tumor ganas antara lain:
1. Tumor ganas tumbuhnya infiltratif yaitu tumbuh bercabang menyebuk ke dalam
jaringan sehat sekitarnya, menyerupai jari kepiting (sehingga disebut kanker). Karena
itu tumor ganas biasanya sukar digerakkan dari dasarnya. Tumor jinak tumbuhnya
ekspansif, yaitu mendesak jaringan sehat sekitarnya sehingga jaringan sehat yang
terdesak membentuk simpai/kapsul dari tumor, maka dikatakan tumor jinak umumnya
bersimpai/berkapsul. Karena tidak ada perutmbuhan infiltratif biasanya tumor jinak
mudah digerakkan dari dasarnya.
2. Residif
Tumor ganas sering tumbuh kembali (residif) setelah diangkat atau diberi pengobatan
dengan penyinaran. Keadaan ini disebabkan adanya sel tumor yang tertinggal,
kemudian tumbuh dan membesar membentuk tumor di tempat yang sama. Tumor
jinak yang berkapsul bila diangkat mudah dikeluarkan seluruhnya sehingga tidak ada
jaringan tumor tertinggal dan tidak menimbulkan kekambuhan.
3. Metastase
Walaupun tidak semua, umumnya tumor ganas sanggup mengadakan anak sebar
ditempat lain melalui peredaran darah, cairan getah bening, sedangkan tumor jinak
tidak menyebar.
4. Tumor ganas tumbuhnya cepat, maka secara klinik tumornya cepat membesar dan
mikroskopik ditemukan mitosis normal (bipolar) maupun abnormal (atipik). Sebuah
sel membelah menjadi dua dengan membentuk bipolar spindle. Pada tumor yang
ganas terjadi pembelahan multiple pada saat bersamaan sehingga dari sebuah sel
dapat menjadi tiga atau empat anak sel. Pembelahan abnormal ini memberikan
gambaran mikroskopik mitosis atipik seperti mitosis tripolar atau multipolar. Tumor
jinak tumbuhnya lambat, sehingga tumor tidak cepat membesar dan pemeriksaan
mikroskopik tidak ditemukan gambaran mitosis abnormal. Adanya gambaran mitosis
sugestif tumor itu ganas.
5. Perubahan pada inti sel.
Pembelahan sel diatur oleh inti sel, yaitu oleh nukleoprotein dalam kromatin. Oleh
karena itu untuk menentukan keganasan harus memperhatikan perubahan inti sel. Inti
sel tampak lebih besar , menyebabkan perbandingan inti terhadap sitoplasma 1: 1 atau
1:2. Seperti diketahui perbandingan inti sitoplasma sel normal adalah 1:4. Perubahan
ini disebabkan ukuran inti bertambah dan jumlah sitoplasma sel berkurang. Bentuk
dan ukuran inti sel sangat berbeda beda, keadaan in disebut pleomorfik. Kromatin inti
bertambah jumlahnya menyebabkan gambaran yang kasar dan berkelompok di tepi
inti, disebut hiperkromasi. Nukleolus sering lebih besar kadang multiple dan biasanya
dikelilingi halo, menyebabkan gambaran mata burung hantu (owl eye). Sering
ditemukan inti yang bentuknya bizarre (tidak beraturan) dan sel datia tumor dengan
beberapa inti. Tampak pula banyak gambaran mitosis yang menunjukkan cepatnya
pertumbuhan , diantaranya tampak mitosis abnormal seperti triquadric atau
multipolar. Inti sel tumor jinak masih menyerupai inti sel jaringan asalnya, bentuknya
teratur dan uniform.
6. Anaplasi
Tumor terdiri atas dua komponen yaitu parenkim yang terdiri atas sel tumor yang
berproliferasi dan stroma yang terdiri atas jaringan ikat dan pembuluh. Stroma
mendukung parenkim dan memberikan makanan melalui pembuluh darah. Parenkim
yaitu sel-sel tumor pada keadaan ganas dengan membelah diri akan mengalami
perubahan-perubahan sehingga mungkin tidak menyerupai sel sel asalnya lagi.
Derajat morfologi sel tumor menyerupai sel-sel normal disebut differensiasi. Bila
lebih menyerupai sel-sel normal asalnya disebut berdiferensiasi baik dan bila lebih
banyak berbeda dari sifat sel-sel normal asalnya disebut berdifrerensiasi buruk atau
anaplasi. Makin anaplastik suatu tumor, makin ganas tumor itu. Pada anaplasi
sebetulnya terjadi penyimpangan sifat sel- selnya, juga susunan dan bentuknya. Pada
tumor jinak sel selnya masih menyerupai sel-sel jaringan asalnya maka tumor jinak
dikatakan berdiferensiasi baik.
7. Kehilangan polaritas
Sel sel epitel normal biasanya membentuk susunan tertentu , misalnya epidermis mempunyai
susunan yang terdiri atas lapisan basal, spinosum , granulosum dsb. Jadi ada polaritas. Pada
tumor ganas susunan yang teratur ini akan hilang sehingga letak sel yang satu terhadap yang
lain tidak teratur lagi. Sebagai contoh, dapat dilihat pada karsinoma in situ serviks uteri, sel
epitel gepeng berlapis stratifikasinya tidak jelas lagi dan sel-selnya menunjukkan tanda ganas,
walaupun sel-sel ini belum menembus membrane basal. Pada tumor jinak tidak ditemukan
loss of polarity.
8. Tumor ganas jika tidak diobati akan menyebabkan kematian, berbeda dengan tumor
jinak biasanya tidak menyebabkan kematian bila letaknya tidak pada alat tubuh vital.
Diagnosis yang tepat pada pipi kanan Pak Tono (FKUI)
Berdasarkan bentuk klinis yang banyak ditemukan, dapat diketahui bahwa Pak Tono
menderita tumor ganas karsinoma sel basal. Adapun bentuk klinis pada karsinoma sel basal
antara lain:
a. Bentuk nodulus (termasuk ulkus rodens)
Bentuk ini paling sering ditemukan. Pada tahap permulaan sangat sulit ditentukan
malah dapat berwarna seperti kulit normal atau menyerupai kutil. Gambaran klinis
yang khas berupa gambaran keganasan dini seperti: tidak berambut, berwarna
coklat/hitam, tidak berkilat (keruh). Bila sudah berdiameter 0,5 cm sering ditemukan
pada bagian pinggir berbentuk papular, meninggi, anular, di bagian tengah cekung
yang dapat berkembang mejadi ulkus (ulcus rodent) kadang-kadang ditemukan
telangiektasis. Pada perabaaan terasa keras dan berbatas tegas. Dapat melekat di
dasarnya bilat telah berkembang lebih lanjut. Dengan trauma ringan atau bila
krustanya diangkat mudah terjadi perdarahan.
b. Bentuk kistik
Bentuk ini agak jarang ditemukan. Permukaannya licin, menonjol di permukaan kulit
berupa nodus atau nodulus. Pada perabaan keras, dan mudah digerakkan dari
dasarnya. Telangiektasis dapat ditemukan pada tepi tumor.
c. Bentuk superfisial
Bentuk ini menyerupai penyakit Bowen, lupus eritematosus, psoriasis atau
dermatomikosis. Ditemukan di badan serta umumnya multipel. Biasanya terdapat
faktor-faktor etiologi berupa faktor Arsen atau sindrom nevoid basal sel karsinoma.
Ukurannya dapat berupa plakat dengan eritema, skuamasi halus dengan pinggir yang
agak keras seperti kawat dan agak meninggi. Warnanya dapat hitam dan berbintik-
bintik atau homogen yang kadang-kadang menyerupai melanoma maligna.
d. Bentuk morfea
Secara klinis menyerupai morfea akan tetapi ditemukan tanda-tanda berupa kelainan
yang datar, berbatas tegas tumbuhnya lambat berwarna kekuningan, pada perabaan
pinggirnya keras.
Mengapa koreng Pak Tono tidak sembuh-sembuh
Luka kanker akan tetap mengalami proses penyembuhan seperti pada luka lainnya,
namun pada tahap proliferasinya akan memanjang dibanding luka lain, sehingga proses
penyembuhan dapat berlangsung lama ataupun gagal. Hal ini berkaitan dengan penurunan
fibroblast, penurunan produksi kolagen dan berkurangnya angiogenesis kapiler. Oleh karena
itu luka kanker terus ada pada kondisi hipoksia panjang yang kemudian menjadi nekrotik.
Selain itu sel-sel kanker akan terus menginfiltrasi jaringan, sehingga jaringan akan semakin
rusak. (Cooper R. & Gray D. The Control of Wound Malodor with Honey-based Wound
Dressings and Ointment. Wounds-UK. 2005.) (Naylor W. Malignant Wound: Etiology
and Principles of Management. Nursing standard. 2002.)
Daftar Pustaka buat yang diatas
1. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam Cetakan Ketiga.
Badan Penerbit FKUI. Jakarta. 2013:229-40
2. Kumar V., Ramzi S.C., Robbins, S. Buku Ajar Patologi. Ed.7. Vol.1. Jakarta:
EGC. 2013