259
Judul Mata Kuliah : EKONOMI MIKRO Nomor Kode/SKS : MKK 2111/2 SKS Tujuan Mata Kuliah a.Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini membahas tentang Ilmu Ekonomi, Fungsi Teori Ekonomi Mikro seperti ; Teori Permintaan, Teori Penawaran, Teori Pilihan Konsumen, Permintaan Individu dan Pa sar,Teori Produksi, Teori Biaya, Teori Keuntungan Maksimum , Teori Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli, Harga Monopoli Dengan Kekuatan Monopoli, Persaingan Monopolistik, Oligopoli, Penentu Harga Dalam Pasar Oligopoli, Keseimbangan Umum dan Ekonomi Kesejahteraan. b. Manfaat Mata Kuliah ini bagi Mahasiswa adalah : Dengan mengikuti mata kuliah ini maka mahasiswa memperoleh pemahaman pengetahuan akan teori ekonomi, berbagai permasalahan yang biasanya muncul dalam ekonomi serta dapat mengetahui dan menganalisis elemen- elemen penting yang mempengaruhi suatu perekonomian. c. TIU : Setelah mengikuti matakuliah ini selama satu semester mahasiswa diharapkan dapat menguasai teori ekonomi, memahami permasalahan-permasalahan yang biasanya muncul dalam ekonomi, serta dapat mengetahui dan menganalisis elemen-elemen penting yang mempengaruhi suatu perekonomian BAB I ILMU EKONOMI TIK : Setelah menyelesaikan materi ini mahasiswa akan dapat menjelaskan dan menguraikan tentang apa atau bagaimana masalah- masalah ekonomi yang dihadapi suatu masyarakat sebenarnya dan penyelesaiannya. Deskripsi Singkat : Bab ini membahas tentang Ilmu Ekonomi, Dasar Permasalahan Ekonomi, Masalah Kelangkaan, Sistem Perekonomian, Aliran Pendapatan, Pasar Barang dan Pasar Faktor. 1

Bahan Ajar Ekonomi Mikro

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ffff

Citation preview

Judul Mata Kuliah : EKONOMI MIKRONomor Kode/SKS: MKK 2111/2 SKS

Tujuan Mata Kuliah

a. Deskripsi Singkat :

Mata kuliah ini membahas tentang Ilmu Ekonomi, Fungsi Teori Ekonomi Mikro seperti ; Teori Permintaan, Teori Penawaran, Teori Pilihan Konsumen, Permintaan Individu dan Pa sar,Teori Produksi, Teori Biaya, Teori Keuntungan Maksimum , Teori Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli, Harga Monopoli Dengan Kekuatan Monopoli, Persaingan Monopolistik, Oligopoli, Penentu Harga Dalam Pasar Oligopoli, Keseimbangan Umum dan Ekonomi Kesejahteraan.b. Manfaat Mata Kuliah ini bagi Mahasiswa adalah :

Dengan mengikuti mata kuliah ini maka mahasiswa memperoleh pemahaman pengetahuan akan teori ekonomi, berbagai permasalahan yang biasanya muncul dalam ekonomi serta dapat mengetahui dan menganalisis elemen-elemen penting yang mempengaruhi suatu perekonomian.c. TIU : Setelah mengikuti matakuliah ini selama satu semester mahasiswa diharapkan dapat menguasai teori ekonomi, memahami permasalahan-permasalahan yang biasanya muncul dalam ekonomi, serta dapat mengetahui dan menganalisis elemen-elemen penting yang mempengaruhi suatu perekonomian BAB I

ILMU EKONOMITIK : Setelah menyelesaikan materi ini mahasiswa akan dapat menjelaskan dan menguraikan tentang apa atau bagaimana masalah-masalah ekonomi yang dihadapi suatu masyarakat sebenarnya dan penyelesaiannya. Deskripsi Singkat :

Bab ini membahas tentang Ilmu Ekonomi, Dasar Permasalahan Ekonomi, Masalah Kelangkaan, Sistem Perekonomian, Aliran Pendapatan, Pasar Barang dan Pasar Faktor.Relevansi terhadap pengetahuan Mahasiswa adalah :

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Ilmu Ekonomi, Dasar Permasalahan Ekonomi, Masalah Kelangkaan, Sistem Perekonomian, Aliran Pendapatan, Pasar Barang dan Pasar Faktor.Sub-Sub dalam bab ini adalah :

Ilmu Ekonomi, Dasar Permasalahan Ekonomi, Masalah Kelangkaan, Sistem Perekonomian, Aliran Pendapatan, Pasar Barang dan Pasar Faktor.1.1. ILMU EKONOMI.

Ilmu Ekonomi positif (positive economics) membahas atau mempelajari tentang apa atau bagaimana masalah-masalah ekonomi yang dihadapi suatu masyarakat sebenarnya diselesaikan. Sebaliknya Ilmu ekonomi normativfe (normative Economics) berkaitan dengan mempelajari tentang apa yang seharusnya masalah-masalah ekonomi yang dihadapi suatu masyarakat diselesaikan.

Ilmu ekonomi muncul karena adanya 3 kenyataan berikut : 1). Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas, 2). Sumber daya tersedia secara terbatas, 3) Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan. Sedangkan Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia didalam didalam memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif penggunaannya. 1.2. DASAR PERMASALAHAN

Ditinjau dari segi ekonomi. Masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara kolektif dan oleh seorang konsumen ataupun sebuah perusahaan secara individual timbul dari sumber yang sama, yaitu langkanya sumber-sumber ekonomi di satu pihak dan tidak terbatasnya kebutuhan manusia dilain pihak.

Berhubungan dengan itu, tugas dari teori ekonomi adalah menyuguhkan prinsip-prinsip atau hukum-hukum yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk mengambil keputusan tentang cara yang sebaik-baiknya dalam mempergunakan sumber ekonomi yang jumlahnya terbatas dan dalam berbagai hal memang langka. Yang dimaksud dengan sebaik-baiknya disini adalah bahwa untuk mencapai tujuan tertentu harus dipergunakan sumber-sumber ekonomi yang sesedikit mungkin. Dilihat melalui lensa ilmu ekonomi sesuatu tindakan dengan predikat bijak tidak hanya memenuhi syarat efektifitas dalam mencapai sasarannya akan tetapi harus pula memenuhi syarat efisiensi. Dengan perkataan lain, syarat yang perlu adalah efektif dan syarat yang mencukupinya adalah efisien.

Dalam kehidupan sehari-hari seorang pasti dihadapkan kepada posisi untuk mengambil keputusan yang menyangkut ekonomi. Misalnya seorang petani miskin di desa, harus mengambil keputusan apakah akan memasak nasi dari persediaan berasnya yang hanya cukup menghidupi keluarganya selama satu minggu, atau menukarnya dengan gaplek yang dapat dipergunakan untuk mempertahankan hidupnya dan keluarganya selama waktu dua minggu. Atau petani di daerah yang sama mungkin harus mengambil keputusan apakah harus menghabiskan pendapatannya untuk sandang pangan ataukah menyisihkan sebagian untuk membiayai kursus computer anaknya agar cepat memperoleh pekerjaan. Seorang lurah di daerah Sumatra harus mengambil keputusan tentang cara penggunaan dana bantuan presiden. Apakah dipergunakan untuk membeli pompa air atau untuk memperbaiki saluran tersier di daerah dimana terdapat saluran induk yang telah dibangun pemerintah pusat. Menteri perdagangan harus mengambil keputusan apakah mengizinkan ekspor kopra yang harganya naik dipasar dunia ataukah melarangnya agar supaya pabrik minyak yang tesebar di Indonesia tidak mengalami kesulitan bahan baku yang dapat membahayakan kesempatan kerja bagi ribuan penduduk Indonesia.

Kesemua contoh di atas merupakan sekedar gambaran bahwa pada hakekatnya pengambilan keputusan yang menyangkut bidang ekonomi ternyata harus dilalukan oleh setiap orang. Untuk menghadapi masalah yang sederhana, memang mungkin cukup diperlukan pengalaman masa lampau dan intuisi. Akan tetapi makin kompleks masalahnya makin terasa kebutuhan akan adanya pegangan dalam pengambilan keputusan. Pegangan ini dapat dicari di dalam khazanah teori ekonmomi. 1.3. MASALAH KELANGKAAN

Langka (scarce) berhubungan erat dengan kata terbatas atau ekonomis sebagai lawan dari tidak terbatas atau bebas. Kelangkaan merupakan masalah pokok setiap masyarakat. Sumber daya ekonomi, faktor produksi atau input mengacu kepada jasa-jasa berbagai bentuk tenaga kerja, peralatan modal, tanah (sumber-sumber alam) dan keahlian kewirausahaan. Persediaan sumber daya dalam masyarakat bukan tak terbatas dalam penawaran tetapi terbatas dan langka, maka mereka menuntut satu harga (yaitu sumber daya ekonomi)

Sumber daya ekonomi dapat dibandingkan secara kontras dengan sumber daya non ekonomi seperti udara, yang (tanpa adanya polusi) adalah tidak terbatas dan bebas. Dalam ilmu ekonomi, perhatian kita terletak pada sumber daya ekonomi, dan bukan pada sumber daya non ekonomi.

Barang dan jasa apa yang harus diproduksi, serta dalam jumlah berapa masing-masing harus diproduksi dalam kegiatan ekonomi. Karena sumber daya bersifat langka atau terbatas, tidak ada perekonomian yang dapat memproduksi barang dan jasa sebanyak yang diinginkan oleh semua anggota masyarakat. Tambahan satu barang atau jasa tertentu biasanya berarti penurunan barang dan jasa lain. Oleh karenanya, setiap masyarakat harus memilih secara tepat barang dan jasa mana yang harus diproduksi dan berapa banyak masing-masing harus diproduksi.

Bagaimana memproduksi, merupakan pilihan kombinasi faktor produksi dan teknik tertentu untuk digunakan dalam proses produksi barang dan jasa. Karena barang dan jasa biasanya dapat diproduksi dengan kombinasi factor produksi dan teknik yang berbeda, timbul persoalan tentang kombinasi dan teknik mana yang akan digunakan.

Sumber daya dalam setiap perekonomian bersifat terbatas, dan apabila lebih banyak sumber daya digunakan untuk produksi sejumlah barang dan jasa, maka akan berkurang sumber daya untuk produksi yang lain . Oleh karenanya masyarakat menghadapi persoalan memilih teknik yang memungkinkan biaya produksi terendah pada sumber daya yang digunakan, untuk memproduksi tiap unit barang dan jasa yang diinginkan.

Untuk siapa diproduksi, menggambarkan bagaimana output total dibagi antar konsumen yang berbeda. Karena sumbar daya input berupa barang dan jasa bersifat langka dalam setiap perekonomian, maka tidak ada masyarakat yang dapat memuaskan semua keinginan dari semua anggotanya. Dengan demikian, timbul persoalan memilih untuk siapa hasil produksi barang dan jasa dibuat.

Kelangsungan sistem ekonomi dilakukan dengan penggantian mesin-mesin, gedung, dan sebagainya, yang digunakan dalam proses produksi output dalam jangka pendek. Dalam perekonomian bebas, harga output biasanya cukup tinggi untuk memungkinkan para produsen menutup pengeluaran produksi, serta mengganti penyusutan barang-barang modal.

Pertumbuhan elonomi mengacu pada kenaikan pendapatan riil perkapita. Laju pertumbuhan ekonomi suatu Negara tergantung laju pertumbuhan sumber dayanya dan pada tingkat perbaikan teknik produksinya atau teknologi.

Dalam perekonomian bebas, mekanisme harga sangat menentukan laju pertumbuhan ekonomi. Misalnya prospek gaji yang lebih tinggi mendorong tenaga kerja untuk memperoleh keahlian yang lebih tinggi. Akumulasi modal dan perbaikan teknologi juga bereaksi terhadap fluktuasi keuntungan.

Dalam dunia modern Penerintah juga telah menjadikan pertumbuhan erkonomi sebagai prioritas utama mereka. Pertumbuhan ekonomi seringkali diinginkan untuk n egaranya sendiri. Hal ini berlaku untuk Negara-negara maju dan yang sedang berkembang, tanpa memamndang bentuk organisasi mereka. Perhatian yang sungguh-sungguh mengenai lingkungan sudah dikkumandangkan akhir-akhir ini. Pemerintah telah menggunakan insentif pajak, subsidi, mensponsori riset dasar dan sebagainya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

PASAR GLOBAL

Perdagangan bebas adalah Era persaingan Global. Dalam Era globalisasi, Negara-negara maju ingin tetap mempertahankan keunggulan kompetitifnya terhadap Negara-negara berkembang yang menjadi pasar mereka. Upaya yang dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai isu antara lain :

Democracy

Human Righs

Environment

HAKI

Standarisasi

Dampak Globalisasi

1) Terasa diseluruh kehidupan manusia

Cara bekerja

Cara berbisnis

Gaya Hidup

Pola Pikir

Kerangka berpikir

Berkreasi Dan lain-lain

2) Lahir era yang disebut Countries Without BordersMenyikapi Globalisasi

1) Globalisasi tidak dapat dibendung, tetapi harus diberi respon yang memadai

2) Kita harus siap berubah oleh karena itu diperlukan management of change

3) Membentuk masyarakat terbuka (transparancy society) suatu masyarakat yang membuka diri bagi pembaharuan dan perbaikan, dan harus ada suatu buiult in m,echanism untuk pembaharuan dan peremajaan diri.4) Masyarakat terbuka harus berorientasi ke depan, dan selalu mempertimbangkan gelombang-gelombang era globalisasi beserta teknologi yang membawanya.

AFTA 2003

Era globalisasi dan perdagangan bebas di kawasan ASEAN sudah berlaku sejak tahun 2003. Globalisasi Ekonomi adalah suatu proses semakin terintegrasinya perekonomian suatu Negara drengan poerekonomian dunia. Dalam era globalisasi Negara-negara maju ingin tetap mempertahankan keunggulan kompetitifnya terhadap Negara berkembang yang menjadi pasar mereka.

Perkembangan ekonomi dunia dewasa ini semakin menju kearah meningkatnya keterbukaan hubungan ekonomi anatar bangsa. Hal ini antara lain dengan diratifikasinya kesepakatan GAAT Putaran Uruguay, Deklarasi Bogor dalam rangka APEC, CEPT dalam AFTA.

Persetujuan kerja sama ekonomi Negara ASEAN (AFTA) mulai diberlakukan pada tahun 2003, Indonesia dihadapkan pada persaingan perdagangan regional yang semakin ketat, khususnya bagi komoditas non-migas. Dengan demikian globalisasi perekonomian dan liberalisasi perdagangan merupakan suatu tantangan.Tantangannya adalah bagaimana kita mampu memanfaatkan sebesar-besarnya peluang pasar tersebut. Apabiula terlambat mempersiapkan dan mengembangkan produk unggulan yang memiliki keunggulan kompetitif di pasar global, maka peluang emas tersebut akan segera diambil alih oleh Negara lain yang lebih mampu. Indonesia akhirnya hanya akan menjadi pasar bagi komoditas Negara lain yang pada gilirannya akan berdampak negatif pada perkembangan perekonomian Negara dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Bagaimanapun pemerintah Imdonesia harus tanggap dalam menyiapkan sektor produk unggulan untuk menghadapi era perdagangan bebas tersebut.

Peranan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan daya saing produk unggulan adalah menentukan kebijakan yang dapat membantu pelaku bisnis dalam penetrasi pasar Internasional dengan meningkatkan efisiensi produktivitas dan kualitas serta ditunjang dengan strategi pemasaran yang pro aktif. Kebijakan ini dilakukan secara kontinyu dan konsisten dalam pendekatan menumbuh kembangkan kewirausahaan yang mandiri. Usaha tersebut dilakukan dalam rangka memberdayakan ekonomi kerakyatan dengan melakukan pergeseran kebijakan dari orientasi hasil produksi (komoditas) ke orientasi pasar yang bekerja dengan efisiensi tinggi. Ciri-ciri wirausaha adalah : menyukai pengambilan risiko yang moderat, energik, bertanggung jawab, mengutamakan uang sebagai alat ukur keberhasilan, mampu mengantisipasi masa yang akan datang, dan memiliki organizational skill yang baik. Seorang wirausahawan ditandai oleh : 1) Self knowledge atau berperngalaman , 2) Imagination (kemampuan berkhayal, 3) Practice Knowledge (kemampuan mengaplikasikan), 4) Analitycal ability (kemampuan mengutak atik), 5) Search Skill (kemampuan menelaah)

Kemampuan membuat keputusan dan keberanian mengambil risiko merupakan unsur terpenting dalam unsur kewirausahaan. Dengan demikian, seorang wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang baik, seorang yang membuat berbagai keputusan penting, dan sebagian diantaranya terbukti tepat dalam arti membuahkan hasil yang baik. Keputusan pertama yang sangat penting dan strategis yang dibuat oleh seorang wirausaha adalah keputusan berusaha untuk mencari penghasilan dan kemampuan dengan mendirikan, mengelola, dan mengembangkan perusahaannnya. Pada hakekatnya membuat keputusan tersebut adalah memiliki alternatif pemecahan masalah dan pada umumnya alternatif-alternatif itu memiliki keuntungan dan kerugian yang berbeda-beda dan juga mengandung ketidak pastian. Pembuatan keputusan seorang wirausaha sebaiknya berorientasi pada pendekatan rasional. Pembuatan keputusan yang rasional, memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

(1) Rumuskan secara jelas masalaha yang dihadapi dengan selalu berpijak pada pertimbangan tujuan yang akan dicapai

(2) Cari dan kembangkan alternative atau kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah yang dipilih

(3) Pilihan alternative yang paling tepat dan atau alternative yang dianggap cukup memuaskan

(4) Tetapkan alternative yang dipilih secara mantap dan siapkan langkah-langkah untuk melaksanakannya.

Strategi membudayakan kewirausahaan yang sedang dikembangkan berpijak pada asumsi dan keyakinan bahwa kinerja seseorang atau orang merupakan hasil akhir atau relsante dari tiga unsur yang selalu berinteraksi yaitu : kemauan, kemampuan dan kesempatan. Interaksi ketiga faktor tersebut sudah terjadi semenjak seseorang masih dalam kandungan dan masih akan berlangsung terus dengan intensisitas yang berbeda sampai orang tersebut meninggal dunia. Pada umumnya titik tolak semua keberhasilan termasuk sebagai wirausaha adalah kemauan, tetapi kemauan tersebut akan berkembang atau mandek sesuai dengan atau simultan dengan perkembangan kemampuan dan kesempatan yang tersedia dan atau dapat dimanfaatkanKemampuan yang sudah mulai tumbuh akan kurang bermanfaat tanpa dilengkapi dengan pelatihan dan bimbingan un tuk menibngkatkan kemampuanb. Selanjutnya, kemamuan dan kemampuan itu akan berkembang kalau disertai dengan iklim usaha ayang kondusif yang memberikan kesempatan yang wajar bagi para wirausaha dengan penataan program yang baik, dan pemberian kesempatan dan atau akses pada kesempatan akan meningkatkan pula kemauan wirausaha, termasuk kemauan untuk belajar, beradaptasi dan mencoba cara inovasi baru.

Disamping kegiatan pembudayaan dipandang perlu juga melakukan kegiatan kemasyarakat sebagai salah satu strategi pemasyarakatan terutama dimaksudkan untuk menunjang penciptaan iklim yang kondusif, baik dari kalangan pemerintah maupun dari masyarakat.Secara spesifik usaha yang dilakukan pemerintah dalam menghadapi telah berlakunya AFTA tahun 2003 ini adalah : 1) pengembangan informasi pasar, 2) pembentukan skala komersial, 3) mendorong program incubator, 4) pengembangan sumber daya manusia, 5) mengembangkan kemitraan dan 6) sosialisasi standar Internasional dan perturan perdagangan.

1.4. SISTEM PEREKONOMIAN

Sistem perekonomian adalah suatu kumpulan lembaga dan kerangka kerja untuk mengorganisir dan mengkoordinir kegiatan ekonomi, serta membuat keputusan-keputusan ekonomi yang pokok. Masyarakat menggunakan berbagai macam cara untuk mengkoordinir dan mengorganisir aliran barang dan sumber daya. Seluruh masyarakat harus membuat keputusan-keputusan ekonomi yang pokok, yaitu :

1. Apa yang harus diproduksi dan berapa banyak yang akan diproduksi. (What)

2. Bagaimana cara sumber-sumber ekonomi yang ada dapat diproduksi menjadi barang (How)

3. Untuk siapa barang-barang tersebut diproduksi dan bagaimana membagi secara adil diantara para anggota masyarakat (For Whom)

Dalam suatu sistem perekonomian ada tiga perilaku individu masyarakat yang melakukan kegiatan ekonomi, yaitu :

1. Individu sebagai konsumen. Individu mengkonsumsi berbagai macam barang untuk memperoleh kepuasan. Konsumen dapat berupa rumah tangga sebagai pemilik berbagai faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian. Sektor ini menyediakan tenaga kerja dan tenaga usahawan, juga memiliki faktor produksi, dan kekayaan alam.2. Individu sebagai produsen. Individu mengadakan kegiatan produksi dengan membelanjakan dananya untuk menggunakan kombinasi faktor produksi yang optimal. Pihak ini disebut bisnis (sektor perusahaan), adalah organisasi yang dikembangkan oleh seorang atau sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai barang dan jasa (supply of goods) yang menjadi pemuas kebutuhan masyarakat. Tujuan utama usaha ini untuk memperoleh keuntungan yang maksimum. Perusahaan memperoleh uang (penghasilan) dari rumah tangga atas permintaan barang dan jasa (demand for goods). Peran individu sebagian besar sebagai tenaga kerja.3. Individu sebagai pengambil kebijaksanaan. Individu yang partisipasinya berada dibirokrasi. Individu ini dapat menentukan sistem perekonomian lewat kebijaksanaan yang dikeluarkan. Dalam perekonomian liberal hampir seluruhnya dimainkan oleh pihak swasta, yakni pihak individu dan business. Hubungan antara ketiga individu diperlihatkan pada gambar 1-2.

Gambar 1-2 Model Perekonomian1.5. ALIRAN PENDAPATAN PASAR BARANG DAN PASAR FAKTOR

Transaksi antara kedua sektor tersebut terjadi di dua pasar, yaitu pasar hasil produksi (pasar output) dan pasar faktor produksi (sektor input). Dipasar output disebut pula pasar barang, produsen bertemu konsumen dan harga pasar dari berbagai macam barang dapat ditentukan.

Aliran pendapatan menggambarkan lebih jelas kegiatan perekonomian, tentang faktor produksi, pendapatan, barang-barang dan pengeluaran didalam suatu perekonomian, ditunjukkan gambar 1.2

Gambar 1-3 Aliran Faktor Produksi, Barang dan Jasa Serta

Pengeluaran dalam PerekonomianBerdasarkan gambar 1.3, Pemerintah diasumsikan ikut terlibat melakukan kegiatan ekonomi dalam bentuk kebijakan moneter dan fiscal. Kegiatan perekonomian dibedakan dua sector, yaitu sekto perusahaan dan sector rumah tangga. Sektor rumah tangga mengalirkan sumber daya atas faktor produksi yang digunakan, yaitu : tenaga kerja mendapat upah gaji, tanah mendapat sewa, modal mendapat bunga dan keahlian kewirausahaan memperoleh keuntungan. Keadaan ini disebut pasar input (pasar faktor). Sektor perusahaan memproduksi barang dan jasa dan menjual kepada rumah tangga yang memerlukan kebutuhan konsumsinya dengan mendapat uang. Kegiatan ini disebut pasar barang (pasar output).

Pasar adalah suatu tempat transaksi para pembeli dan penjual, memasuki rumah tangga yang memerlukan kebutuhan konsumsinya dengan membayar sejumlah uang. Pasar adalah suatu tempat para pembeli dan penjual saling tawar menawar untuk menentukan harga berbagai jenis barang. Interaksi kedua pelaku pasar dibedakan pasar barang dan pasar faktor produksi.

Pasar barang adalah tempat dimana para pembeli dan penjual melakukan interaksi untuk menentukan jumlah barang dan jasa yang diperjual belikan. Sedangkan pasar faktor dimana para pengusaha (perusahaan) melakukan interaksi dengan pemilik faktor produksi (rumah tangga) untuk menentukan harga (pendapatan) dan jumlah faktor produksi yang akan digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa yang diminta perusahaan.BAB 2PERMINTAAN DAN PENAWARANTIK ; Setelah menyelesaikan materi ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan Teori dan dan sifat permintaan konsumen terhadap suatu barang yang disukai, Teori Penawaran dan sifat para penjual dalam menawarkan sesuatu barang yang akan dijualnya, Bagaimana Menentukan Harga, Kuantitas Keseimbangan, dan Elastisitas. .Deskripsi Singkat : Bab ini membahas tentang Fungsi Permintaan, Fungsi Penawaran, Penentuan Harga dan Kuantitas Keseimbangan, dan Elastisitas.

Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa adalah : Mahasiswa dapat menjelaskan definisi Permintaan, Macam-macam Permintaan, Menggambar Kurva Permintaan dan Elastisitas Permintaan.

Sus-sub dalam bab ini adalah : Fungsi Permintaan, Fungsi Penawaran, Penetuan Harga dan Kuantitas Keseimbangan, Elastisitas dan Elastisitas lainnya.2. 1. FUNGSI PERMINTAAN

Konsep permintaan digunakan untuk menunjukkan keinginan seorang pembeli pada suatu pasar. Teori permintaan menerangkan tentang sifat permintaan konsumen terhadap suatu barang yang disukai. Permintaan menerangkan tentang hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta. Permintaan perorangan atau masyarakat terhadap suatu barang ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya : a. Harga Barang itu Sendiri. Naik atau turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi banyak/sedikitnya terhadap jumlah barang yang diminta.b. Pendapatan Masyarakat. Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi/rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan.c. Intensitas Kebutuhan. Mendesak/tidaknya atau penting tidaknya kebutuhan seseorang terhadap barang/jasa, mempengaruhi jumlah permintaan. Kebutuhan primer lebih penting dibanding kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder lebih penting dibanding kebutuhan tersier, sehingga pengaruhnya terhadap jumlah permintaan berbeda.d. Distribusi Pendapatan. Makin merata pendapatan, maka jumlah permintaan makin meningkat, sebaliknya pendapatan yang hanya diterima/dinikmati oleh kelompok tertentu, maka secara keseluruhan jumlah permintaan akan turune. Pertambahan Penduduk. Jumlah penduduk akan mempengaruhi jumlah permintaan. Makin banyak jumlah penduduk, maka jumlah permintaan akan makin meningkat.f. Selera (Taste). Perkembangan mode, pendidikan, lingkungan akan mempengaruhi selera masyarakat, akan mempunyai pengaruh terhadap jumlah permintaan.g. Barang Pengganti (Substitusi). Adanya barang pengganti akan berpengaruh terhadap jumlah permintaan. Pada saat harga barang naik, jika ada barang pengganti maka jumlah permintaan akan dipengaruhinya.h. Perkiraan Harga dimasa depan. Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen cenderung menambah jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan semakin mahal. Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun, maka konsumen cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli. Suatu permintaan pasar menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta oleh konsumen disuatu pasar pada berbagai tingkat harga , cateris paribus. Untuk mengetahui perilaku pasar perlu dikumpulkan skedul permintaan seluruh konsumen akan suatu barang guna menentukan kurva permintaan pasar akan barang tersebut.

Jumlah barang/jasa yang ingin dibeli konsumen selama periode waktu adalah tergantung pada harganya, pendapatan, harga barang-barang lain dan seleranya., Fungsi pemintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah permintaan akan suatu barang dan semua faktor-faktor yang memepengaruhinya. Fungsi permintaan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Q = f (harga, pendapatan, selera, harapan-harapan dll..Dengan mengubah-ubah harga barang/jasa yang dipertimbangkan untuk dipilih sementara pendapatan uang perorangan, selera dan harga barang-barang lain dianggap konstan (cateris paribus), maka diperoleh skedul permintaan perorangan akan datang tersebut.

Permintaan adalah suatu skedul atau kurva yang menggambarkan hubungan antara berbagai kuantitas suatu barang yang dimiliki konsumen pada berbagai tingkat harga barang, cateris paribus. Pengkajian secara kombinasi harga kuantitas yang dipilih konsumen dapat disajikan dalam bentuk skedul, grafik persamaan ditunjukkan table 2.1.

Tabel 2.1. Permintaan Barang X Pada Berbagai Tingkat HargaTitikHarga / unit (Rp)Jumlah yang diminta/bulan

AB

C

D

E12

3

4

596

4

3

2

Dengan meletakkan tiap pasangan nilai pada suatu titik pada gambar dan menghubungkan titik-titiknya, diperoleh liku permintaan perorangan akan barang X seperti terlihat dalam gambar 2.1. Kurva Demand. Gambar 2-1 Kurva Demand2.2. MACAM-MACAM PERMINTANPermintaan dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, antara lain permintaan berdasarkan daya beli dan jumlah subyek pendukung :

a. Permintaan menurut Daya Beli.

Berdasarkan daya belinya, permintaan dibagi menjadi tiga macam, yaitu permintaan efektif,

permintaan potensial, dan permintaan absolute.

1) Permintaan Efektif adalah permintaan masyarakat terhadap suatu barang atau jasa yang disertai dengan daya beli atau kemampuan untuk membayar. Pada permintaan jenis ini seorang konsumen memang membutuhkan barang itu dan ia mampu membayarnya. Contoh; Ocy mempunyai pendapatan perbulan Rp. 2.000.000. Dan ia ingin membeli kebutuhannya seperti jas dengan harga Rp. 300.000,. untuk pergi ke kantor. Maka pastilah ocy dapat membeli jas tersebut karena penghasilan cukup. Inilah yang dinamakan dengan keinginan untuk membeli sesuatu barang disertai dengan daya beli yang sesuai.2) Permintaan Potensial, adalah permintaan masyarakat terhadap suatu barang dan jasa yang sebenarnya memiliki kemampuan untuk membeli, tetapi belum melaksanakan pembelian barang atau jasa tersebut. Contohnya Pak Luki sebenarnya mempunyai uang yang cukup untuk membeli kulkas, namun ia belum mempunyai keinginan untuk membeli kulkas.

3) Permintaan Absolut, adalah permintaan konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang tidak disertai dengan daya beli. Pada permintaan absolute konsumen tidak mempunyai kemampuan (uang) untuk membeli barang yang diinginkan. Contoh Hendra ingin membeli sepatu olah raga. Akan tetapi uang yang dimiliki Hendra tidak cukup untuk membeli sepatu olah raga. Oleh karena itu keinginan Hendra untuk membeli sepatu olah raga tidak terpenuhi.b. Permintaan menurut Jumlah Subyek Pendukung

Berdasarkan jumlah jumlah subyek pendukungnya, permintaan terdiri atas permintaan individu dan permintaan kolektif :1) Permintaan Individu, adalah permintaan yang dilakukan oleh seseorang untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya

2) Permintaan Kolektif/Permintaan Pasar, adalah kumpulan dari permintaan perorangan/

individu atau permintaan secara keseluruhan para konsumen dipasar

Hukum Permintaan.

Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi :

Semakin turun harga suatu barang/.jasa semakin banyak jumlah barang/jasa yang bersedia diminta dan sebaliknya samakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang/jasa yang bersedia diminta.Pada hukum permintaan berlaku asumsi cateris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (konstan/dianggap tetap). Hubungan terbalik antara harga dan kuantitas yang diminta dapat dijelaskan oleh keadaan : 1) jika harga suatu barang naik, konsumen akan mencari barang pengganti (substitusi); 2( jika harga barang naik pendapatan merupakan kendala (pembatas) bagi konsumen, maka pembelian barang menjadi berkurang. Kasus Pengecualian

Ada tiga kasus dimana kurva permintaan yang menurun tidak berlaku :

a. Kasus Giffen. Penurunan harga barang X justru menyebabkan jumlah barang X yang diminta konsumen semakin berkurang. Hal ini disebabkanm income effect yang negative bagi barang inferior yang sangat besar, sehingga susbtitusi effect yang positif tidak dapat menutup income effect yang negative tersebut. Barang giffen adalah inferior, tetapi tidak semua barang yang inferior adalah giffenb. Kasus Spekulasi. Kenaikan harga barang justru akan diikuti kenaikan permintaan akan barang tersebut, karena mempunyai harapan kenaikan harga barang yang dibeli meningkat dimasa yang akan datang. Seperti emas, valas, property, dan lain-lain.

c. Kasus Barang-barang Prestise. Semakin tinggi harga barang tersebut semakin tinggi kepuasan konsumen yang diperoleh atas naiknya unsur prestise Hal ini menyebabkan semakin tinggi pula kenaikan konsumen untuk membayar harga yang lebih tinggi. Contoh : permata, mobil mewah, barang bekas milik orang kenamaan dan lain-lain.Pergeseran Fungsi Permintaan

Pergeseran permintaan dapat dibedakan dalam dua pengertian :

1. Pergeseran Sepanjang Kurva Permintaan. Pergeseran sepanjang kurva permintaan disebabkan adanya perubahan permintaan barang akibat perubahan harga. Pada saat harga naik (dari P1 menjadi P3) barang yang diminta berkurang dari Q1 menjadi Q3, maka menggeser titik A ke C. Demikian pula sebaliknya, pada saat harga turun (dari P1 menjadi P2) barang yang diminta bertambah dari Q1 menjadi Q2, maka menggeser titik A ke B. Ilustrasi dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2-2 Pergeseran Sepanjang Kurva Permintaan2. Pergeseran Kurva Permintaan. Kurva permintaan akan bergeser kekiri atau kekanan karena disebabkan perubahan pendapatan atau cita rasa pembeli, sedangkan harga tetap. Kanaikan pendapatan ini akan menjadi bertambah banyak barang yang diminta. Pergeseran kurva DD menjadi DD dengan jumlah barang berubah dari Q=4 menjadi Q = 8 pada saat titik P = 3 (titik c menjadi c) Pergeseran ini juga disebakan perubahan barang pengganti. Kurva permintaan bergeser kesebelah kanan menunjukkan pertambahan dalam permintaan.

Gambar 2-3 Pergeseran Kurva PermintaanDemikian pula sebaiknya. Pergeseran kurva permintaan dari DD menjadi DD. Hal ini disebabkan penurunan pendapatan akibat naiknya harga. Pergeseran kurva permintaan kesebelah kiri berarti permintaan berkurang

Kaitan barang yang satu dengan barang yang lain dibedakan tiga golongan :

1. Barang Pengganti (Substitusi). Barang yang dapat menggantikan fungsi dari barang tersebut, seperti daging ayam dan sapi, sepatu dan sandal

2. Barang Pelengkap. Barang yang digunakan selalu bersama sama dengan barang lainnya seperti mobil dan ban mobil, raket tenis dan bola tenis,kopi dan gula, dan lain-lain.

3. Barang Netral. Apabila dua macam barang tidak memiliki kaitan yang dekat, maka perubahan permintaan salah satu barang tidak akan mempengaruhi permintaan barang lainnya.

Perubahan permintaan berlaku apabila pendapatan berubah, maka barang tersebut dapat dibedakan menjadi empat golongan :

1. Barang Inferior. Barang yang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah. Apabila pendapatan tinggi maka permintaan akan barang-barang inferior berkurang, dan konsumen merubah pembeliannya dengan mengganti dengan barang yang lebih baik. Misalnya konsumsi jagung diganti beras. Sepeda angin diganti sepeda motor. Indomie diganti Kentucky Fried Chicken dan lain-lain.

2. Barang Esensial. Barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, seperti kebutuhn pokok (beras, minyak goreng, gula, BBM dan lain-lain.

3. Barang Normal. Barang yang mengalami kenaikan apabila pendapatan konsumen naik, seperti perabot rumah tangga, kendaraan, pakaian, dan lain-lain.4. Barang Mewah. Barang yang dibeli oleh konsumen yang berpendpatan relatif tinggi setelah kebutuhan pokoknya terpenuhi, seperti emas, berlian, mobil, intan dan lain-lain.Kurva Permintaan Pasar

Kurva Permintaan Pasar menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta oleh para konsumen disuatu pasar pada berbagai tingkat harga, cateris peribus. Untuk mengetahui tingkah laku pasar perlu dikumpulkan skedul permintaan seluruh konsumen akan suatu barang guna menentukan kurva permintaan pasar akan barang tersebut. Cara untuk mendapatkan kurva permintaan pasar, ditunjukkan gambar 2.4.

Gambar 2-4 Kurva Permintaan PasarDalam beberapa kasus arah pergeseran kurva permintaan pasar mudah diketahui. Misalnya pendapatan tiap anggota masyarakat meningkat sehingga barang X yang dibeli meningkat. Gabungan dari beberapa permintaan perseorangan tersebut menghasilkan kurva permintaan pasar yang lebih tinggi dari yang lama (bergeser ke kanan). Lihat gambar 2.5.

Gambar 2-5 Pergeseran Kurva Permintaan Pasar2.2. FUNGSI PENAWARAN

Penawaran didefinisikan sebagai skedul atau kurva yang menunjukkan berbagai kuantitas yang para produsen ingin dan mampu memproduksi dan menawarkan dipasar pada setiap tingkat harga yang mungkin selama suatu perioide.

Konsep penawaran digunakan untuk menunjukkan keinginan para penjual (produsen) disuatu pasar. Jumlah barang yang ditawarkan seorang penjual berhubungan dengan banyak faktor. Diantaranya yang terpenting : harga barang itu sendiri, harapan pasar masa datang, harga barang-barang lain, ongkos produksi dan teknologi yang digunakan. Kedaan tersebut dapat dituliskan dalam fungsi sebagai berikut :Q = f (harga, harapan masa datang, harga barang lain,..)

Para penjual akan memilih jumlah barang yang ditawarkan yang dapat memaksimumkan laba mereka. Para penjual harus bersedia dan mampu untuk menyediakan jumlah barang tersebut yang ditunjukkan oleh fungsi penawarannya.

Pengertian fungsi penawaran adalah kurva atau skedul yang menunjukkan hubungan antara kuantitas suatu barang yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga, cateris paribus. Sepanjang suatu kurva penawaran hanya harga dan kuantitas yang ditawarkan yang berubah-ubah. Penyajian secara kombinasi-kombinasi harga-kuantitas yang dipilih dapat disajikan dalam bentuk skedul, grafik atau persamaan. Lihat tabel 2.2

Tabel 2.2. Daftar Penawaran Barang Y Pada Berbagai Tingkat HargaTitikHarga/UnitJumlah yang Diminta/Bulan

A

B

C

D

E1

2

3

4

50

3

4

5

6

Dengan meletakkan setiap pasangan nilai pada suatu titik pada gambar dan menghubungkan titiknya, diperoleh kuva penawaran produsen akan barang X Seperti terlihat pada gambar 2.6.

Gambar 2-6 Kurva Penawaran PasarHukum Penawaran

Hubungan antar harga dalam kuantitas yang ditawarkan adalah searah (positif). Jika harga naik, kuantitas yang ditawarkan semakin meningkat, hubngan yang demikian disebut hukum penawaran.

Makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang tersebut yang akan ditawarkan oleh para penjual, sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual

Pergeseran Kurva Penawaran

Kurva penawaran bergeser jika salah satu atau lebih variable yang dianggap konstan dalam fungsi penawaran berubah. Arah pergeseran ke kiri atau ke kanan tergantung kepadahubungan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan variable-variabel yang berubah tersebut. Dalam pergeseran fungsi penawaran ini dibedakan :

1. Gerakan sepanjang kurva penawaran. Berlaku hukum perubahan harga menimbulkan gerakan sepanjang kurva penawaran. Lihat gambar 4.2. pada kurva SS, saat harga sebesar 5 barang yang ditawarkan sebanyak 6 (titik e).apabila harga turun menjdi 2 maka barang yang ditawarkan berkurang menjadi sebanyak 3 (titik b). Demikian sebaliknya pada kurva DD saat P=4 maka barang yang ditawarkan Q=10 (titik c) dan bila P=5 maka Q = 12 (titik e)

2. Pergeseran kurva penawaran. Perubahan dalam jumlah yang ditawarkan dapat pula sebagai akibat tambahan penawaran dengan asumsi harga tetap. Pergeseran S0 menjadi S1 (ke kanan) menggambarkan tambahan penawaran dengan kondisi harga tetap maka barang yang ditawarkan bertambah dari Q menjadi Q2. Pergeseran ini disebabkan karena adanya perubahan teknologi akan menyebabkan lebih efisien. Sedangkan pergeseran S0 menjasi S1 (ke kiri) menggambarkan pengurangan jumlah barang yang ditawarkan. Pada keadaan harga tetap barang yang ditawarkan berkurang dari Q menjadi Q1. Pergeseran ini disebabkan karena kenaikan harga input maka untuk menekan kerugian barang yang dijual semakin sedikit, lihat gambar 2.7.

Gambar 2-7 Perubahan Penawaran Akibat Kenaikan Harga

Gambar 2-8 Pergeseran Kurva Penawaran Faktor-Faktor yang mempengaruhi Penawaran

Selama keadaan cateris paribus, hanya perubahan harga barang yang akan mempengaruhi perubahan jumlah barang yang ditawarkan. Jumlah barang yang ditawarkan berubah jika keadaan tidak cateris paribus. Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Biaya Produksi. Jika biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi barang rendah (kecil), jumlah barang yang dihasilkan (ditawarkan) akan banyak atau sebaliknya.

2. Kemampuan perusahaan berproduksi. Jika perusahaan memiliki kemampuan yang tinggi untuk menghasilkan produk, tentu jumlah produk yang dihasilkan juga akan semakin banyak sehingga jumlah barang yang ditawarkannya cenderung semakin tinggi atau besar.

3. Harapan Perusahaan. Jika perusahaan mempunyai harapan besar untuk mendapatkan laba dari usaha, produk yang dihasilkanpun akan semakin besar sehingga akan meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan.

4. Ketersediaan sumber-sumber produksi. Jika sumber produksi cukup tersedia, proses produksi akan semakin lancar, sehingga memungkinkan untuk memperbesar jumlah yang dihasilkan. Hal ini akan meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan

5. Jumlah barang yang diminta konsumen. Semakin besar jumlah barang yang diminta konsumen, akan mendorong perusahaan tersebut untuk memperluas produksinya sehingga jumlah produk yang dihasilkan semakin besar. Akibatnya jumlah barang yang ditawarkanpun makin meningkat.Kurva Penawaran Pasar

Kurva penawaran pasar menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan beberapa penjual (produsen) disuatu pasar pada berbagai tingkat harga, cateris paribus. Penjumlahan Firm akan menghasilkan kurva penawaran pasar, ditunjukkan dalam gambar 2.9.

Gambar 2-9 Kurva Penawaran Pasar

2.3. PENENTUAN HARGA DAN KUANTITAS KESEIMBANGAN

Suatu pasar akan mengalami keseimbangan (equilibrium) jika jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta dan tidak ada kekuatan internal yang menyebabkan perubahan. Sekali dicapai keseimbangan ini cenderung untuk tidak berubah. Secara geometris keseimbangan terjadi pada saat kurva penawaran berpotongan dengan kurva permintaan pasarnya.

Dari liku permintaan pasar dan liku penawaran pasar dibawah ini dapat menentukan harga keseimbangan dan kuantitas keseimbangan barang X ditunjukkan tabel 2.3. Tabel 2.3. Permintaan dan Penawaran terhadap Barang X pada Berbagai Tingkat Harga

Harga (Rp)Jlh yg dimintaJlh yg ditawarkanKurang/lebihSifat Interaksi

1

2

3

4

59

6

4

3

20

3

4

5

6-9

-3

0

+2

+4Kekurangan

Permintaan

Keseimbangan

Kelebihan

Penawaran

Keseimbangan barang X yang ditunjukkan table 2.3. dan gambar 2-0 menunjukkan bahwa apabila harga barang X naik melebihi Rp. 3,- misalkan P = 4, maka QSx > QDx dan terjadi kelebihan barang X (kelebihan penawaran sebesar 2 yang sewcara otomatis akan mendorong kembali menuju harga keseimbangan Rp. 3,- sama halnya jika harga barang X turun dibawah harga keseimbangan (missal Rp.2.), kekurangan barang X (kelebihan permintaan -3) yang terjadi secara otomatis akan menyebabkan harga X n aik menuju tingkat keseimbangan. Selengkapnya lihat gambar 2.10

Gambar 2-10 Keseimbangan pasarPenyesuaian Permintaan dan Penawaran di Pasar.

Perubahan atas faktor-faktor lain diluar harga yang mempengaruhi permintaan dan penawaran juga akan menimbulkan perubahan keadaan keseimbangan seperti tahun baru, hari raya keagamaan, bercana alam dan stanbilitas keamanan.

Ada empat (4) kemungkinan perubahan pergeseran kurva permintaan dan penawaran yaitu : Permintaan bertambah (kurva permintaan bergeser ke kiri), penawaran bertambah (kurva penawaran bergeser ke kanan) dan penawaran berkurang (kurva penawaran bergeser ke kiri).2.4. ELASTISITAS

Elastisitas menggambarkan reaksi kepekaan produsen atau konsumen yang disebabkan adanya faktor tertentu yang mempengaruhi konsumen untuk membeli atau mempengaruhi produsen untuk menawarkan barang dan jasanya. Misalnya, sejauh mana reaksi konsumen apabila harga suatu barang meningkat.

Bilangan yang menunjukkan besarnya prosentase perubahan reaksi konsumen pada produsen (untuk membeli/menjual jumlah barang dan jasa tertentu) dibanding prosentase perubahan faktor tertentu yang yang mempengaruhi disebut koefisien elastisitas.

Elastisitas adalah prosentase perubahan variable bebas dibandingkan prosentase perubahan variable tidak bebas. Dalam konteks elastisitas ini dapat dicontohnkan hubungan antara permintaan dan pendapatan. Bila pendapatran naik maka permintaan akan barang normal akan naik pula. Disini pendapatan adalah variable bebas, sedangkan permintaan adalah variable tidak bebas (terikat)

Elastisitas harga permintaan (elasticity of demand) adalah prosentase perubahan kuantitas yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang tersebut dinyatakan dalam %. Hasil perhitungan ini disebut koefisien elastisitas. Elastisitas permintaan (elasticity of demand) meliputi : a) elastisitas harga (price elasticity), 2) elastisitas pendapatan (income elasticity, 3) elastisitas silang (cross elastisity).Faktor-faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan.

Koefisien elastisitas barang yang satu dengan barang yang lain tidak sama besarnya, tergantung dari sifat dan keadaan barang tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan antara lain :

1. Ada tidaknya barang substitusi. Semakin banyak barang substitusi maka akan semakin besar pula koefien elastisitas, demikian pula sebaliknya.

2. Macam Penggunaan Barang tersebut. Semakin banyak sutu barang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, maka semakin besar koefisien elastisitasnya, demikian pula sebaliknya.3. Perbandingan harga suatu barang relative membutuhkan sebagian besar pendapatan konsumen, maka akan semakin besar koefisien elastisitas dan sebaliknya.

Elastisitas Harga Permintaan.

Elastisitas harga permintaan adalah perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat perubahan harganya atau prosentase perubahan jumlah barang yang diminta dibanding prosentase perubahan harganya. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : Q / Q

Eh = ,P / Q

Dimana :

E = Koefisien Elastisitas harga Permintaan

Q = Jumlah Barang yang diminta

P = Harga Barang yang bersangkutan

a = Perubahan

Umumnya elastisitas harga dari permintaan disetiap titik pada kurva permintaan yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah akan berbeda-beda dan bernilai negatif Tetapi dalam mengukur elastisitas harga bisanya diambil nilai mutlaknya (absolute), sehingga nilai elastisitas harga paling kecil nol dan paling besar tak terhingga (0 1 maka permintaan akan akan barang tersebut dikatakan elastis, berarti besarnya prosentase kenaikan dan pen urunan jumlah barang yang diminta akibat perubahan harga lebih besar dari prosentase perubahan harga barang tersebut.

Eh< 1 dikatakan permintaan inelastis. Ini menunjukkan besarnya prosentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan harga lebih kecil dari prosentase perubahan harga tersebut Eh = 1 permintaan tersebut permintaan elastis netral (unitary elastisity), berarti proses perubahan jumlah barang yang diminta akibat harga sama besarnya dengan prosentase perubahan harga yang bersangkutan. Ilustrasi mengenai koefisien elastisitas ini ditunjukkan gambar berikut :

Gambar 2-12 Kemiringan Kurva Permintaan dan Nilai ElastisitasnyaNilai elastisitas tidak semata-mata berdasarkanm kemiringan (slope) suatu kurva melainkan juga sangat bergantung pada titik tempat elastisitas tersebut dihitung. Untuk membuktikan hal ini perhatikan data berikut ini :

Tabel 3.2. Perhitungan Elastisitas pada Tiap-tiap Titik

TitikPXQX (unit)Nilai ElastisitasTotal Pengeluaran

A

B

C

D

E

F

G

H700

600

500

400

300

200

100

00

2.000

3.000

4.000

5.000

8.000

12.000

14.000-3

5/3

1

3/5

2/6

1/7

0 0

1.200.000

1.500.000

1.600.000

1.500.000

1.200.000

700.000

0

Apabila angka pada tabel 3.4. diatas dibuat dalam bentuk grafik maka akan tampak pada gambar 2.13 Ada dua konsep dalam menghitung besarnya elastisitas ini, yaitu elastisitas busur dan elastisitas titik.

1. Elastisitas Titik. Elastisitas Titik (Point Elastisity) adalah menghitung koefisien elastisitas antara dua titik pada kurva permintaannya. Dalam perhitungan tersebut, tingkat harga dan kuantitas pada dua titik itu digunakan semua dalam perhitungan. Dirumuskan sebagai berikut. Q/Q Q P Eh = = = P/Q P Q Ilustrasi menghitung elastisitas busur ditunjukkan tabel 3.3 dan gambar 2.14 Tabel 2.5. Hubungn Antara Harga Barang Y dengan Barang Y

TitikPy ($)Qy

A

B

C

D

E

F

G

7

6

5

4

3

2

1

500

750

1.250

2.000

3.250

4.750

6.000

Perhitungan dari titik F ke C Q P (-2000) (3) Eh = x = x = 0,92

P Q (-2) (3.250)Perhitungan tersebut menghasilkan angka 0,92. Hal ini berarti penurunan harga sebesar 10 % akan menimbulkan reaksi konsumen untuk menaikkan pembeliannya sebesar 9,2 % (In Elastis)2. Elastisitas Busur ( Arch Elastisity )

Untuk menghitung elastisitas ini, tingkat harga dan kuantitas yang digunakan dapat dipilih salah satu , yakni tingkat harga dan kuantitas setelah ada perubahan harga. Bila kita rumuskan maka formulanya adalah : Q P Eh = x P Q

NM NC

Eh = x

NC ON

NM 6000 Eh = = = 3

ON 2000Pada gambar 2.13. dapat dilihat cara menghitung elastisitas titik. NM 6000 Eh = = = 3

ON 2000

Elastisitas busur ini dipergunakan apabila tingkat perubahan harga yang terjadi cukup besar. Sedangkan bila perubahan itu relatif kecil maka dapat digunakan elastisitas titik.

Gambar 2.15. Cara Menghitung Elastisitas BusurSebagai contoh lihat tabel 3.3. masa waktu tingkat harga Rp. 6,- jumlah barang yang diminta sebanya 750 unit (titik B koefisien elastisitasnya dengan menggunakan titik B NM 8000 750 7250 Eh = = = = 9,55

ON 750 0 750

Hasil perhitungan 9,55 adalah > 750, maka disebut elastis. Hal ini menunjukkan penurunan harga sebesar 10% akan menimbulkan reaksi konsumen untuk menaikan pembeliannya sebesar 9,55%

Grafik Elastisitas Harga Permintaan.

Dalam suatu kurva permintaan yang berbentuk garis lurus, koefisien elastisitasnya berbeda-beda pada berbagai tingkat harga. Ilustrasi mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel 2.6. dan Gambar 2.16.Tabel 2.6. Menentukan Nilai Koefisien Elastisitas

Harga

(Rp)Jlh diminta

(buah)Keadaan

PermintaanKoefisien Elastisitas

1000

800

600

2000

4000

6000

I

II

III

2000/3000 2/3

Ed = = = 3

200/900 2/9

2000/5000 2/5

Ed = = = 1,4

2000/7000 2/7

2000/7000 2/7Ed = = = 5/7 200/500 2/5 2000/9000 2/9

Ed = = = 1/3

200/ 300 2/3

Gambar 2-16 Nilai Elastisitas yang Berbeda-beda pada Berbagai Tingkat Harga

ELASTISITAS LAINNYA

Elastisitas (Harga) Pendapatan

Permintaan konsumen tidak hanya dipengaruhi oleh harga tapi juga dipengaruhi pendapatan atau penghasilan konsumen. Reaksi konsumen yang timbul karena perubahan ini disebut elstisitas pendapatan . Atau secara detail elastisitas pendapatan adalah prosentase perubahan jumlah barang yang diminta dibanding prosentase perubahan pendapatan riil konsumen. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut : Q / Q Q M

EM = = =

M / M M QUntuk mengetahui koefisien elastisitas pendapatan menggunakan dua konsep yaitu elastisitas titik dan busur. Sehingga ada dua rumus yang bisa dipakai untuk mencari koefisien elastisitas pendapatan :1. Elastisitas Busur : (Q2 Q1) / (Q2 + Q1)

EM = (M2 M1)/(M2 M1)

(Q2 Q1) (M2 M1)

= x

(M2 M1) (Q2 Q1)

2. Elastisitas Titik : Q 1

EM = x

M QEM = disebut elastisitas Pendapatan

Besarnya nilai koefisien elastisitas pendapatan ini mempunyai makna tertentu yang menunjukkan sifat barang yang dihitung elastisitasnya. Makna tersebut adalah : 1. Apabila elastisitas pendapatan positif, maka barang tersebut bersifat normal (untuk barang mewah, secara langsung berubah sesuai dengan pendapatan, umumnya Em >1)

2. Apabila elstisitas pendapatan negatif, maka barang tersebut bersifat giffen (untuk barang yang berhubungan terbalik dengan pendapatan , misalnya garam, umum E < 1.3. Apabila elastisitas poendapatan nol, maka barang tersebut bersifat Income independent (untuk barang yang tidak berubah sesuai pendapatannya, misalnya kebutuhan pokok, umum E < 1). Ilustrasi mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 2.7 Perhitungan Elastisitas PendapatanPendapatan

(M)/thKuantitas

(X)/th% Perubahan

QX% Perubahan

EMEMMacam Barang

80005

100502Mewah

12.00010

5033,331,50Mewah

Elastisitas (Harga)Silang

Pendapatan

(M)/thKuantitas

(X)/th% Perubahan

QX% Perubahan

MEMMacam Barang

16.00015

200,80Keharusan

20.0001825

11,119,56Keharusan

24.00020

-516,67-0,30Inferior

28.0019

5,2614,29-0,37Inferior

32.00018

Konsep elastisitas silang ini sangat penting untuk membantu menganalisis hubungan antara barang yang satu dengan barang yang lain. Untuk Mengetahui apakah hubungan antara barang yang satu dengan barang yang lain itu sifatnya saling melengkapi, mengganti atau bahkan tidak ada hubungannya. Secara matematis elastisitas silang dapat dirumuskan :

Qx / Qx Qx Py

E xy = = x

Py / Py Qy QxDimana : Exy = Koefesien Elastisitas barang x

Qx = Kuantitas barang x

Py = Harga barang y

Tanda koefisien elastisitas silang mempunyai makna tertentu yang menunjukkan hubungan antara barang tersebut. Apabila koefisiennya positif, maka hubungan antara barang X dan barang Y adalah bersifat substitusi (saling mengganti). Bila koefisien elastisitasnya negatif, maka barang X dan Y bersifat komplementer (saling melengkapi). Dan bila elastisitasnya sama dengan nol, maka antara barang X dan Barang Y tidak ada hubungan. Untuk mempeoleh elastisitas permintaan antara te (X) dan kopi (Y) serta sirup (Z) ditunjukkan tabel 2.8.Tabel 2.8. Hubungan Komoditi Kopi dan TehKomoditiSebelumSesudah

Harga perunitKuantitas perbulanHarga SatuanKuantitas perbulan

Kopi (Y)20503030

Teh (X)10401050

KomoditiSebelumSesudah

Harga perunitKuantitas perbulanHarga SatuanKuantitas perbulan

Lemon (Y)20503030

Teh (X)10401050

Tabel 2.9 Hubungan Komoditi Lemon dan Teh Qx Py Exy = x

Py Qx (+10) + 20 = x = 0, 25 10 + 40 Qx Pz

Exy = x

Pz Qx

(-5) +5

= x = + 0,125 +5 +40Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaran dikenal pula (price elasticity of supply) ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang yang ditawarkan berkenaan adanya perubahan harga. Jadi merupakan rasio antara persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan terhadap prosentase perubahan harga

Produsen sebagai pihak yang menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa, akan terkena pula dampak dari perubahan harga barang yang dijualnya. Dengan adanya perubahan harga, keuntungan bisa berkurang, bertambah atau statis tergantung dari sifat barang yang dihasilkan.

Elastisitas harga penawaran (elasticity of supply) adalah prosentase perubahan kuantitas yang ditawarkan sebagai sebagai akibat perubahan dari perubahan harga yang dinyatakan dalam persen. Elastisitas penawaran juga didefinisikan perubahan jumlah barang yang ditawarkan sebagai akibat perubahan barang-barang tersebut atau prosentase perubahan jumlah barang tersebut. Secara matematis elastisitas penawaran ini dirumuskan : Q / Q Q P

Eh = = x

P / Q P qUntuk menghitung koefisien elastisitas penawaran digunakan cara sebagai berikut :

Elastisitas Busur :

Dari table 2.10 secara geometris diperoleh titik B dan D - 4000 / 6000 - 4000 5

Es = = x = 1,5.

-2/5 -2 6000 Elastisitas Titik : Q P Es = x

P Q NM NC AL DH

Es = x = x

NC ON DH OH

NM AL 6000 - 2000 4000

Es = x = = = 2 NC OH 2000 2000

Apabila kurva penawaran slope positif, maka harga dan kuantitas bergerak kearah yang sama dengan es>0. Kurva penawaran dikatakan elastis jika es > 1 tidak elastic jika es < 1,

dan elastic uniter (uniter elastic) jika es = 1

Busur dan titik dari e dapat dicari dengan cara yang sama seperti pada elastis harga permintaan busur dan titik tersebut diatas. Bila kurva penawaran merupakan garis lurus maka slopenya positif dan sepanjang garis tersebut akan menunjukkan keadaan es > 1.

Untuk mendapatkan nilai e pada geraakan dari titik D ke B atau B ke D ditunjukkan tabel 2.10 dan perhitungannya ditunjukkan gambar 2.17.Tabel 2.10. Keadaan Tingkat Harga dan Barang Yang Ditawarkan

TitikPxQx

A

B

C

D

E6

5

4

3

28000

6000

4000

2000

0

Gambar 2-17 Cara Menghitung Elastisitas SilangDari titik A ke C, nilai Q P Es = x

P Q - 4000 6

= x = 1,5 (elastis)

- 2 8000

Dari titik C ke A, nilai

Q 4

Es = x = 2 (elastis)

P 4000Perhitungan dua cara tersebut menghasilkan 1,5 dan 2 ; artinya lebih besar 1 disebut elastis. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan harga sebesar 1% akan menghasilkan reaksi produsen untuk menaikkan penawaran dan permintaan sebesar 1,5% dan 2%

BAB 3TEORI PILIHAN KONSUMENTIK ; Setelah menyelesaikan materi ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan Garis Anggaran yang merupakan kendala atas pola konsumen untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas, sedangkan pendapatan yang dimilikinya terbatasDeskripsi Singkat : Bab ini membahas tentang Garis Anggaran, Pergeseran Garis Anggaran. Pilihan konsumen, Keseimbangan Konsumen, Pilihan Konsumen Optimal, Teori Revealed Preference.

Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa adalah : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan Garis Anggaran, Pergeseran Garis Anggaran. Pilihan konsumen, Keseimbangan Konsumen, Pilihan Konsumen Optimal, Teori Revealed Preference Sus-sub dalam bab ini adalah : Garis Anggaran, Pergeseran Garis Anggaran. Pilihan konsumen, Keseimbangan Konsumen, Pilihan Konsumen Optimal, Teori Revealed Preference.

Pilihan konsumen untuk menjelaskan dan meramalkan barang-barang/jasa yang akan dipilih oleh rumah tangga konsumen pada tingkat pendapatan dan harga tertentu. Konsep ini dapat juga digunakan untuk menurunkan kurva permintaan akan barang dan jasa.

Garis anghgaran (Budget Line) adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang dapat di beli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran, uang dan harga-harga komoditi tertentu. Konsumen akan mampu membeli sejumlah barang yang terletak sebelah kiri garis anggaran. Titik-titik yang mendekati bagian sebelah kanan menunjukkan pengeluaran yang semakin besar.

3.1 GARIS ANGGARAN (BUDGET LINE)

Garis anggaran merupakan kendala atas pola konsumsi konsumen, untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas. Sedangkan pendapatan yang dimiliki terbatas. Misalkan harga barang X Rp. 100,-/unit dan harga barang Y = Rp 50,-/unit. Sedangkan pendapatan konsumen sebesar Rp. 10.000,-/hari dan seluruh pendapatan itu dibelanjakan untuk beli barang X dan Y, maka garis anggaran ditunjukkan oleh garis budget lines = I = Rp. 10.000.dan bila dibelikan barang X semua akan memperoleh 100 unit dan apabila dibelikan barang Y semua juga akan memperoleh 200 unit.

Garis anggaran tersebut menunjukkan semua kombinasi berbeda dari barang X dan Y yang dapat dibeli oleh konsumen dengan pendapatan (uang yang dimiliki sebasar Rp. 10.000) dan harga X dan Y tertentu maka fungsi anggaran :

I = Px. X + Py.Y, dimana RP. 10.000,- = 100X + 50Y

Geometri Garis Anggaran

Misalkan seorang konsumen mengeluarkan uang sebanyak I = 30, untuk konsumsi, nonton film dan membeli minuman soda setiap minggunya. Harga tiket nonton film di gedung bioskop sebesar Pm = 6 dan minuman soda sebesar Ps = 3.

Berdasarkan informasi pasar ini di dalam table 3.1. ditunjukkan beberapa gabungan nonton film di gedung bioskop dan minuman soda yang dapat dibeli oleh uang (30) yang dimiliki konsumen tersebut.

Tabel 3.1. Gabungan Konsumsi, Nonton Film dan menuman soda yang dapat dibeli KonsumenTitik Gabungan KonsumenMovieSoda

QuantitasPengeluaran ($)QuantitasPengeluaran ($)

AB

C

D

E

F06

2

3

4

5O6

2

18

24

30108

6

4

2

03924

18

12

6

0

Ber4dasarkan table 3.1. dapat digambarkan dengan menggabungkan titik-titik A,B,C,D,E, dan F yang menggambarkan gabungan konsumsi nonton film di bioskop dan minum soda. Garis yang menghubungkan titik-titik tersebut adalah garis anggaran pengeluaran dan barang (budget line) yang dapat dibeli, ditunjukkan gambar 3.1.

Gambar 3 - 1. Pengeluaran untuk konsumsi Film dan Soda

Titik-titik pada garis tersebut mengambarkan gabungan konsumsi nonton film dan soda yang dapat dibeli dengan menggunakan uang yang di tangan konsumen. Titik yang berbeda dibawah garis anggaran misalnya X (gabungan 1 nonton film dan 8 soda) menggambarkan gabungan barang yang tidak dapat dibeli karena uang yang tersedia masih kurang. Pembayarang yang diperlukan (8 x 3) + (3 x 6) = 42,- maka kekurangan uang sebesar 30 42 = -12. Hal ini tidak akan dilakukan oleh konsumen.

Kombinasi yang berbeda ditunjukkan, titik yang berbeda sepanjang garis anggaran misalnya b (gabungan 1 nonton film dan 8 soda) menggambarkan gabungan barang yang dapat dibeli tetapi uang yang tersedia masih sisa. Pembayaran yang diperlukan (8 x 3) + (1 x 6) = 30,- maka tidak ada sisa uang.

Slope garis anggaran dari determinan 2 dua harga barang menunjukkan minus yang diperoleh dari perbandingan perubahan harga dan pendapatan :

M PC =

C PMMisalnya M / C = (-3 nonton bioskop) / ( 4 soda) PC/PM = ( 3,-/CD) / (6,-/nonton film)

3.2. PERGESERAN GARIS ANGGARAN

Perubahan harga atau pendapatan akan mempengaruhi garis anggaran pengeluaran. Perubahan garis anggaran yang disebabkan perubahan harga dengan asumsi pendapatan tetap ditunjukkan oleh gambar 3 -1.

Apabila harga salah satu barang naik (tiket film) sedang barang lain tetap (minuman soda) maka jumlah barang yang dibeli berkurang seolah-olah pendapatan konsumen berkurang maka gambar gari anggaran bergeser ke kiri. Demikian pulan sebaliknya bila harga turun seolah-olah pendapatan konsumen bertambah, maka barang nonton film yang dibeli bertambah banyak, maka garis anggaran bergeser ke kanan.

Perubahan garis anggaran yang disebabkan perubahan pendapatan dengan asumsi harga kedua barang tersebut tetap. Perubahan harga atau pendapatan akan mempengaruhi garis anggaran.

1. Perubahan Harga.

Perubahan harga dengan asumsi pendapatan tetap, akan menyebabkan garis anggaran yang baru bergeser ke kanan bila terjadi pen urunan harga (dari $6 menjadi $3) artinya seolah-olah pendapatan bertambah dan barang yang dibeli semakin banyak. Garis anggaran bergeser ke kiri bila terjadi kenaikan harga ( dari $6 menjdi $12), artinya seolah-olah pendapatan berkurang dan barang yang dapat dibeli semakin sedikit.Ilustrasi mengenai pergeseran garis anggaran disebabkan perubahan harga ditunjuukkan gambar 3-2.

Gambar 3-2 Perubahan Pembelian Barang Akibat Perubahan Harga2. Perubahan Pendapatan

Perubahan pendapatan dengan asumsi harga tetap, maka menyebabkan garis anggaran yang baru bergeser sejajar ke kanan bila terjadi kenaikan pendapatan (dari $15 menjadi $30), artinya barang yang dapat dibeli semakin banyak.

Garis anggaran yang bergeser sejajar ke kiri bila terjadi penurunan pendapatan ($ 30 menjadi $ 15 ), artinya barang yang dapat di beli semakin sedikit.

Ilustrasi mengenai pergeseran garis anggaran ini, ditunjukan gambar 3-3

Gambar 3-3 Perubahan Konsumsi Akibat Perubahan Pendapatan3.3 PILIHAN KONSUMEN (PREFERENCES OF THE CONSUMER)

Teori perilaku konsumen mencoba menerangkan tentang tindakan manusia dalam memuaskan kebutuhannya, dikaitkan dengan berbagai kendala yang membatasi konsumen memenuhi kebutuhan berupa barang dan jasa yang tidak terbatas sifatnya.

Teori perilaku konsumen ini menggambarkan bagaimana reaksi konsumen dalam menentukan jumlah dan komposisi barang yang akan di beli dengan adanya perubahan harga barang itu sendiri, harga barang lain, selera dan pendapatan yang diterima.Hal ini berarti dari perilaku konsumen merupakan dasar bagi teori kurva permintaan barang dan jasa.cukup banyak aksioma yang digunakan untuk menerangkan tingkah laku indivdu dalam masalah penetapan pilihan ini.Tingkah laku konsumen dalam menetapkan pola pilihannya dalam menggunakan konsep preferensi bahwa jika seseorang lebih menyukai barang X dari pada Y, berarti segala kondisi dibawah pilihan X disukai dari pada kondisi Y. Ada 2 hubungan preferensi yaitu :

1. Kelengkapan (completeness) Jika barang X dan Y merupakan dua kondisi maka setiap konsumen harus dapat menspesifikasikan apakah X lebih disukai dari pada Y, Y lebih disukai dari pada X, atau X dan Y sama sama disukai. Konsumen diasumsikan sudah mengetahui mana barang yang baik dan jelek sehingga dapat menentukan pilihannya diantara dua barang tersebut.

2. Transitifitas (transitivity)

Jika konsumen lebih menyukai barang A dari pada barang B dan lebih menyukai B dari pada C, maka yang lebih disukai harus A dari pada C. Maka konsumen preferensinya tidak saling bertentangan. Preferensi konsumen diasumsikan mengikuti pola satu dan dua tersebut, maka dapat menyusun rangking atas semua situasi/kondisi mulai paling disenangi hingga yang paling tidak disukai. Diasumsikan tiap orang mengikuti dua preposisi tersebut. Mereka selalu dapat membuat (menyusun) rangking semua situasi mulai dari yang paling di senanginya hingga yang paling tidak disukainya.

Pendekatan perilaku konsumen

Ada dua pendekatan untuk menerangkan mengapa konsumen berperilaku seperti yang dinyatakan oleh Hukum Permintaan :a. Pendekatan Marginal UtilityPendekatan Marginal Utility ini merupakan determinan dari Utility (total Utility) yang menganggap kepuasan konsumen yang diperoleh dari komsumsi barang/jasa dapat diukur dengan satuan uang atau dengan satuan tertentu (pengukuran cardinal)seperti 10 porsi, 100kg dll).b. Pendekatan Indeference Curvependeklatan kurva indeference (kurva selera)ini menganggap bahwa kepuasan atau utilitas yang diperoleh konsumsi atas pembelian barang/jasa dapat di ukur dengan tingkatan tertentu (ordinal), seperti sangat puas, cukup senang, sangat suka dll. 3.3.1. Pendekatan Utility (Kardinal)

Dalam pendekatan nilai guna kardinal menganggap bahwa kepuasan konsumen yang diperoleh dari pembelian barang-barang dan jasa dapat diukur dengan satuan tertentu, seperti berat, tinggi, rupiah dll. Manfaat atau keputusan yang diperoleh konsumen tersebut dapat dinyatakan secara kuantitatif atau dapat diukur.Asumsi yang digunakan dalam pendekatan ini adalah :

1. Kepuasan dapat diukur satuan tertentu (cardinal)2. Berlakunya hukum Gossen ( law off diminishing marginal utility), yaitu semakin banyak suatu barang yang di konsumsi maka tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsi akan menurun.

3. Konsumen selalu bertindak rasional dalam arti menggunakan pendapatannya yang tertentu atau terbatas untuk mencapai kepuasan yang maksimum dengan tunduk pada kendala anggaran yang dimiliki.

Dalam teori ekonomi kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan barang dinamakan nilai guna (utility). Dalam hal ini nilai guna dibedakan atas nilai guna total dan nilai guna marginal atau batas.

Nilai guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang di peroleh dari mengkonsumsikan barang tertentu. Sedang nilai guna marginal adalah penambahan dari 1 unit barang yang dikonsumsi satu persatuan waktu. Untuk menjelaskan hukum Gossen 1 dapat dilihat dalam table 3.2.

Berdasarkan angka-angka dalam table 3.2. menunjukkan kurva nilai guna total naik Dan setelah sampai pada titik maksimum (175) pada saat konsumsi Qx sebanyak 5 unit (titik E) maka kurva guna total akan menurun (saat MU = 0, ). Hal ini menunjukkan berlakunya hukum gossen pertama, lihjat gambar 3-4.

Tabel 3.2. Nilai Total Utility dan Marginal Utility Dalam Angka.QxTUxMUx

01

2

3

4

5

604

7

9

10

10

94

3

2

1

0

-1

Gambar 3-4 Total Utility

Berdasarkan konsep tambahan kepuasan (MU) dianggap bahwa seseorang memperoleh kepuasan maksimum dengan pendapatan yang terbatas dan dengan harga tertentu atas barang yang dikonsumsinya. Jika dengan pendapatan yang terbatas harga barang dan fungsi kepuasan tertentu (u) konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan yang maksimum. Untuk melihat proses lebih lanjut nilai guna total (TU) dan marginal (MU) kita perhatikan gambar 3.5.

Gambar 3-5a Total Utility.

Gambar 3-5b Kurva Marginal Utility.

Hubungan antara Tambahan Kepuasan (MU) dan Kepuasan Total (TU)

Dengan menggunakan data pada tabel 3.2. tersebet diatas dapat diketahui hubungan antara marginal utility dan total utility :1. Diketahui nilai guna batas maka dapat dicari guna total.

TUn = MU1 + MU2 + . + MUn

TUn = MU

I = 1

2. Diketahui nilai guna total maka dapat dicari nilai guna batas.

MUn = TUn TU1

Marginal Utility dari unit ke (q + 1 ) adalah M U atau TU2 TU-1 Selanjutnya apabila bergerak ke kuantitas yang lebih besar maka marginal utility akan turun, sebagaimana kuantitas marginal akan turun sebanyak OA sedangkan panjang OAE marginal utility mula-mula naik dan kemudian turun.

Margimnal utility ini menurun berlaku pada tingkat semua konsumsi. Untuk menyederhanakan dipergunakan kurva yang berbentuk garus lurus, pada saat total utility (10) mencapai maksimum maka marginal utility = 0 pada saat konsumsi barang 5 unit.

Memaksimalkan Nilai Kepuasan (Maximum Utility)

Setiap orang akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasan yang dapat dinikmatinya jika barang yang dikonsumsikan hanya satu barang maka tidak ada kesulitan untuk menentukan tingkat nilai guna dari menggunakan barang yang akan mencapai tingkat yang maksimum.

Jika barang yang dikonsumsikan bermacam-macam dengan harga yang berbeda, syarat yang harus dipenuhi dengan memberi nilai guna yang maksimum adalah setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberi nilai guna marginal yang sama besarnya.

Konsumen akan membeli barang-barang yang akan dikonsumsikan dapat memaksimalkan untilitynya, tunduk pada kendala anggaran (budget) yang dimiliki. Perbandingan antara marginal utility dan harga dinyatakan dalam formulasi sebagai berikut :

MUx / Px = MUy / Py = MUz / Pz

Barang yang dikonsumsi adalah barang xyz dengan kendala :

Px. Qx + Py. Qy + P 2. Q2 = Y

Tingkat kepuasan total akan dic apai seorang konsumen akan menunjukkan hubungan terbalik antara harga dengan kuantitas yang diminta. Pada konsep ini berlaku marginal yang semakin menurun (Diminishing Marginal Utility), artinya kepuasan toital naik dengan tingkat tambahan kepuasan yang menurun.

Sedangkan tambahan kepuasan (MU) dari setiap tambahan yang dikonsumsi akan menurun. Tambahan kepuasan ini merupakan perubahan kepuasan total (TU) yang disebab oleh tambahan unit barang yang dikonsumsi, cateris paribus.

Pada pendekatan cardinal analisis yang sering digunakan marginal utility. Berdasarkan gambar marginal utility dibawah ini menunjukkan bahwa semakin banyak barang x yang dikonsumsi semakin kecil marginal utility yang diperoleh dari setiap tambahan yang dikonsumsikan akan menurun, lihat gambar 3.6.

Gambar 3-6. Pergeseran perubahan pembelian konsumen

Berdasarkan gambar 3.6. menunujukkan bahwa pada saat harga barang X adalah OPx. Maka konsumen memperoleh kepuasan maksimum (TU,.titik C) pada pembelian barang sebanyak OX 3, dimana PX = MUx. Pengorbanan untuk pembnelian unit terakhir dari barang tersebut (harga unit terakhir adalah sama dengan tambahan yang didapat dari unit terakhir tersebut.

Apabila harga barang x diatas OPx, yaitu OPx 1 maka tingkat konsumsi lebih rendah dari 0X3 yaitu OX4, kepuasan total (TU) belum mencapai maksimum. Tambahan pembelian 1 unit (MU) akan memberikan tambahan kepuasan (yang dinilai dengan uang) sebesar X1B sedangkan pengorbanan (berupa pembayaran harga) untuk satu unit tersebut hanya OPX (X,A). Menunujukkan adanya tambahan kepuasan sebesar AB. Untuk itu konsumen lebih menguntungkan menambah pembelian barangnya sebanyak OX3.

Sebaliknya pada tingkat konsumsi lebih besar dari OX3, misalnya sebanyak OX2 konsumen tidak memperoleh kepuasan total maksimum. Tambahan kepuasan yang diperoleh dari pembelian 1 unit terakhir sebesar X2E, sedangkan pengorbanan konsumen (biaya pembayaran harga) sebesar X2D. Menunjukkan adanya kekurangan kepuasan sebesar ED1 konsumen lebih menguntungkan mengurangi pembelian sampai OX3.Pertukaran.

Konsumen yang berada dalam keseimnbangan tidak berarti tidak bisa lagi menaikkan guna total. Diadakannya pertukaran dengan konsumen lainnya yang juga berada dalam keseimbangan, kombinasi konsumsinya tidak sama.

Pertukaran akan terjadi apabila kedua belah pihak merasa bertambah guna totalnya, yaitu jika MUx/MUy dari keduanya yang sama, maka konsumen akan memperoleh keseimban gan baru yang lebih tinggi, lihat table 3.3.

Tabel 3-3, Marginal Utility Konsumen A dan Konsumen B akan Komoditi X dan Y

Konsumen AKonsumen B

QMUXMUYMuxMuy

12

3

4

5

6

7

8

9

102019

18

17

16

15

14

13

12

101817

17

14

12

10

8

6

4

21415

15

10

11

9

8

7

6

5109

9

7

6

5

4

3

2

1

Misalkan dari data diatas pada harga dan penghasilan tertentu konsumen A berada dalam keseimbangan pada konsumsi 3 unit barang x dan sembilan unit barang. Sedangkan konsumen tingkat keseimbangannya pada waktu membeli barang x sebanyak 9 unit dan barang Y sebanyak 3 unit. Jadi pada saat sebelum pertukaran keseimbangan terjadi pada ;

MUx /MUy = 18/4 = 4,5----Konsumen A.

MUx/MUy = 6/8 = ---- Konsumen B

Dari persamaan diatas, MUx/MUy konsumen A lebih besar daripada konsumen B. Jadi apabila kedua belah pihak mengadakan pertukaran kemungkinan akan bertambah kepuasannya atau dapat saling menguntungkan.

Dalam keadaan seperti diatas, kedua belah pihak akan senang hati mengadakan pertukaran. A akan menukarkan 1 unit Y yang dimiliki dengan 1 unit X yang dimiliki B. Dari pertukaran itu kombinasi konsumsi A menjadi 4 unit X dan 8 unit Y, berarti melepaskan 4 satuan guna batasnya dan mendapatkan 17 satuan guna batas dari konsumsi X yang diperolehnya dari hasil guna batasnya dan mendapatkan 17 satuan guna batas dari konsumsi X yang diperolehnya dari hasilk tukaran. Jadi A mendapatkan tambahan kepuasan sebanayak 13 satuan. Sedangkan B dari pertukaran tadi kombinasi konsumsinya menjadi 8 unit X dan 4 unit Y. Ini berarti B melepaskan 6 satuan guna batasnya dan mendapatkan 7 satuan guna batas dari hasik pertukaran. Jadi B mendapatkan keuntungan atau tambahan kepuasan sebanyak 1 satuan.

Surplus Konsumen

Teori nilai guna dapat menerangkan wujud kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen atas subsidi pemerintah. Kelebihan kepuasan ini diperoleh dari pembayaran yang seharusnya lebih tinggi dari harga pasar.

Surplus konsumen adalah kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total (yang dinilai dengan uang) yang dinikmati konsumen dari mengkonsumsi sejumlah barang dengan pengorbanan totalnya (yang dinilai dengan uang) untuk mengkonsumsi barang tersebut.

Dari gambar 3-6 dibawah ini dapat dijelaskan bahwa kurva permintaan menurut pendekatan utility adalah utility yang dinilai dengan uang,Jadi daerah ABQ adalah total utility (dinilai dengan uang) yang diperoleh konsumen dari mengkonsumsi barang X sebanyak 5. Pengorbanan totalnya (dalam uang) adalah jumlah uang yang ia bayarkan untuk memperoleh jumlah 5 unit tersebut, yaitu 5 kali harga 3 (TR = 15). Surplus konsumen adalah selisih dari kedua area tersebut yaitu ABQ. Untuk melihat proses surplus konsumen ini kita perhatikan gambar 3-6 dan gambar 3-7.

Gambar 3-6 Berbagai Tingkat Harga untuk Mencapai Surplus Konsumen

Gambar 3-7 Surplus KonsumenSurplus konsumen (Consummers surplus) mencerminkan suatu keuntungan lebih atau surplus yang dinikmati konsumen tertentu dengan tingkat harga pasar suatu barang. Secara geometri besarnya surplus konsumen ditunjukkan oleh area dibawah kurve permintaan tetapi diatas tingkat harga pasar adalah segitiga yang diarsir dengan rentang wilayah yang dibatasi oleh X = 5 dan P = 3 sebagai batas bawah dan P = 8 sebagai batas atas.

Pendekatan Kurva Indeference (Ordinal Curve Approach)

Pendekatan ordinal menggunakan indeference kurva (IC) disebut pula kurva selera, yang dinilai tingkat kepuasan diperoleh oleh konsumen diukur dengan tingkatan atau ranking tertentu. Kurva Indeference adalah satu kurva ayang menunjukkan kombinasi konsumsi (pembelian) dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi konsumen. Untuk dapat menerangkan perilaku konsumen dengan pendekatan ini diperlukan beberapa asumsi yaitu :

1. Konsumen berusaha memaksimum kepuasan

2. Kepuasan konsumen tidak dapat diukur secara kardinal tetapi dapat diperbandingkan.

3. Konsumen mempunyai pola pilihan atau preferensi akan barang dan jasa yang diinginkan.

4. Konsumen mempunyai marginal rate of substitution yang menurun untuk suatu tingkat utilitas tertentu.

Kurva Indeference menggambarkan preferensi konsumen, artinya konsum en tidak lebih suka kepada atau titik mendekati origin disbanding titik-titik lain pada kurva tersebut.

Skala preferensi adalah suatu sistem atau serangkaian aturan untuk menentukan pilihan individu dianggap memiliki fungsi preferensi dengan ciri yaitu : membuat ranking yang lebih disukai dari dua macam barang, ranking tersebut bersifat transitif dan konsumen selalu ingin mengkonsumsi jumlah yang lebih banyak karena konsumen tidak pernah puas.

Kurva Indeference dapat pula didefinisikan suatu kurva yang menghubungkan titik kombinasi konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan yang sama. Pendekatan Indeference ini lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibanding pendekatan guna batas, karena lebih realistis. Ilustrasi kurva indeference dan map kurva indeference ditunjukkan gambar 3.8. dan gambar 3.9.

Gambar 3-8 Kurva Indeference

Berdasarkan gambar 3-8 menunjukkan bahwa kepuasan konsumen sepanjang kurva IC adalah sama, walaupun kombinasi barang yang dikonsumsi 6 buah soda dan dua kali nonton film perminggu (titik C) atau kombinasi barang dua buah soda dan 6 kali nonton film perminggu (titik G).

Map kurva Indeference adalah kumpuan kurva indeference (selera) yang menggambarkan tingkat kepuasan yang diperoleh meningkat pada kurva indeference yang lebih tinggi, lihat gambar 3-9.

Gambar 3-9 Map Indeference Curve.

Berdasarkan gambar 3-9 menunjukkan bahwa kepuasan konsumen yang ditunjukkan kurva IC yang semakin ke atas semakin tinggi seleranya dan semakin tinggi tingkat kepuasannya. Hal ini juga membutuhkan pengeluaran anggaran yang semakin besar.

Kurva I1 lebih tinggi tingkat kepuasannya dibandingkan kurva Io, dan kurva 12 lebih tunggi tingkat kepuasanya dibanding kurva U1. Titik C pada IC 2 menunjukkan kombinasi pilihan konsumsi barang 6 buah soda dan 2 kali nonton film perminggu. Demikian juga titik Y pada IC 2 menunjukkan kombinasi pilihan konsumsi barang 2 buah soda dan 6 kali nonton film perminggu. Pada saat pendapatan meningkat pula preferensi konsumen meningkat pula kebutuhannya, yaitu memilih titik J dengan pilihan konsumsi barang 5 buah soda dan 5 kali nonton film perminggu.

Peta kurva Indeference seseorang konsumen banyak sekali. Apabila konsumen disuruh memilih, maka akan memilih yang paling jauh dari titik origin karena memberikan nilai kepuasan yang tertinggi. Namun hal ini tidak akan tercapai karena dana kendala yang berupa penghasilan dan harga barang tersebut.

Bila kurva Indeference berada jauh diluar kemampuan penghasilannya maka ia harus mencari yang lebih rendah yang masih dalam batas-batas kemampuan anggarannya. Batasan-batas tersebut yang menghubungkan semua titik kombinasi dari dua macam barang yang dapat dicapai konsumen dengan penghasilannya yang dimiliki disebut garis anggaran (budget line).

Sifat-sufat kurva indeference antara lain :

1. Tingkat kepuasan (U) yang lebih tinggi terletak disebelah kanan atas artinya kepuasan yang diterima pasar U2 lebih tinggi dari kurva U1 konsumen menganggap mempunyai lebih banyak barang lebih lebih baik dari pada mempunyai sedikit barang, maka kurva ini disebut pula kurva selera.

2. Cembung kearah origin hal ini menunjukkan setiap titik kurva Indeference adalah kombinasi dari dua macam barang dan memberikan kepuasan yang sama maka bila ingin menambah barang X konsumen harus mengurangi konsumsi barang Y dan begitu pula sebaliknya. Maka MRSxy menurun, artinya bila konsumen bersedia melepas barang X untuk mendapatkan tambahan 1 satuan barang Y.

3. Tudak berpotongan satu sama lain sebab kurva indeference yang satu memberikan kepuasan yang berbeda dengan kepuasan pada kurva yang lain . Kurva yang terletak disebelah kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.4. Kurva Indeference berslope negative.

Tingkat Batas Substitusi (Marginal Rate Of Substitution)

Penggantian Marginal (MRS) ini adalah tingkat penggantian marginal barang X untuk barang Y (Marginal Rate of Substitution. X for Y1, MRSxy ) yang menunjuukan jumlah barang Y yang dapat dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh satu satuan tambahan barang X, yang masih pada Indeference Kurva yang sama. Slope kurva IC negative maka MRS selalu negative menurunnya tingkat MRS dapat ditunjukkan dalam gambar 3 -10

Gambar 3-10 Penentuan MRS

Bedasarkan gambar 3-10 tersebut diatas menunjukkan bahwa tingkat batas substitusi suatu barang (2 kali nonton film dan 6 buah minum soda) terhadap barang lainnya (6 kali nonton film dan 2 buah minum soda) saqma dengan ratio guna batas (marginal utility) terhadap guna batas Px/Py. Mengingat nilai 2 dan menunjukkan curam garis itu (slope) maka pada tingkat utility pengkonsumsian barang senilai pengeluaran I = 30, pada IC = U mengkonsumsi barang nonton film berkurang menjadi 2 kali nonton film dalam satu minggu. Hal ini akan berubah konsumsi minuman soda dari 2 buah menjadi 6 buah dalam 1 minggu.3.4. KESEIMBANGAN KONSUMEN

Tujuan pendekatan daya guna ordinal merupakan penyusunan permintaan konsumen untuk dua macam barang, dimana permintaan tersebut baru terbentuk bila konsumen dengan kendala pendapatan berada dalam keadaan keseimbanga.

Permasalahannya adalah kapan konsumen berada dalam kesembangan. Pembahasan tentang equilibrium konsumen berkisar pada penggabungan tentang kemauan dan kemampuan konsumen. Sesuai asumsi dasar bahwa pendapatan yang tertentu dihadapkan pada keadaan harga di pasar dari barang yang akan dibelinya, maka konsumen akan bertindak rasional.

Konsumen akan memililh kombinasi barang-barang yang memberikan tingkat daya guna tertinggi. Kombinasi tersebut tidak akan diubah-ubah lagi sehingga konsumen dalam keseimbangan. Bila salah satu atau beberapa harga barang berubah kombinasi keseimbangan akan berubah sehingga jumlah barang yang diminta juga berubah.

Untuk menjelaskan terjadinya kedudukan equilibrium konsumen biasanya digunakan dua cara pendekatan : Geometris dan Matematis.

Pendekatan Geometris.

Pendekatan Geometris menggunakan kuadran positif dari ruang komoditi. Skala positif dari sumbu ordinat dan absis (sumbu X dan Y) yang masing-masing merupakan ukuran jumlah barang yang mungkin dikonsumsikan.

Berdasarkan definisi setiap kurva indeferensi mencerminkan tingkat daya guna tertentu. Makiun jauh dari titik asal makin banyak jumlah barang yang dikonsumsinya. Sehingga makin tinggi pula tingkat utilitasnya. Asa rasional mengharuskan konsumen untuk memilih kurva yang terjauh dari titik asal.

Kemauan untuk mencapai kurva indiferensi yang terjauh dibatasi oleh kemampuan yang digambarkan oleh garis budget. Oleh karena itu konsumen aka nada dalam keadaan keseimbangan apabila gambaran tentang kemauan dan kemampuannya digabung menjadi satu.

Secara garis besar hal ini digambarkan sebagai hokum singgung antara indiferen dan garis budget, seperti ditunjukkan dalam titik C dalama gambar 3-11.

Gambar 3.11 Konsumsi Konsumen saat Equilibrium

Berdasarkan gambar 3-11 menunjukkan bahwa konsumen pasti ingin mencapai indiferen yang lebih tinggi yaitu 12 atas keinginan pembelian barang yang lebih baik tetapi tidak mungkin terlaksana karena menghadap-I kendala harga yang lebih tinggi dan pendapatan yang terbatas.

Konsumen dapat mengkonsumsi dengan mengurangi kualitas barangnya dari titik garis anggaran dengan IO, tetapi masih belum memperoleh kepuasan total yang maksimum atas pengeluarannya. Konsumen masih memiliki sisa uang anggarannya (pendapatan). Sehingga konsumen tersebut masih dapat meningkatkan mutu barang yang dibeli (lebvih mahal) pada I1 pada kom,binasi titik C yang membelanjakan uangnya membeli barang nonton film sebanyak 2 kali dalam satu minggu dan konsumsi barang soda sebanyak 6 buah.

Pada titik C ini merupakan titik singgung antara IC1 dengan garis pendapatan. Konsumen mencapai kepuasan total yang maksimum. Dan uangf yang dimiliki konsumen habis untuik pembelian kedua barang tersebut.

Pendekatan Matematis.

Prosedur penyusunan kurva permintaan dengan pendekatan matematis biasanya menggunakan metode pengganda lagraner. Perumusaan masalahnya dapat dibagi menjadi empat tahap meliputi :

1. Perumusan tujuan yang dinyatakan