Bahan Ajar Proses Produksi 2

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    1/105

    KULIAH I

    PROSES PRODUKSI IIPENDAHULUAN

    OLEH:

    MUHAMMAD AWWALUDDIN, MT.

    JURUSAN TEKNIK MESIN, FT  – UNPAM

    TANGSEL, 2016

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    2/105

    Biografi Pengajar

    PENDIDIKAN:

    S1 Teknik Mesin Unv. Negeri SemarangS1 Teknik Mesin Unv. Gadjah Mada

    S2 Teknik Mesin Unv. Indonesia

    PEKERJAAN:

    2007-2010 : Bidang Perawatan dan

    Perbengkelan-BATAN

    2010-2012 : Bidang InstrumentasiKesehatan dan Keselamatan-BATAN

    2012-Skr : Bidang Elektromekanik dan

    Kendali-BATAN

    2011-Skr : Dosen Teknik Mesin-UNPAM

    2015-Skr : Staf KEMENRISTEK-DIKTI

    PENGHARGAAN:

    2010 : Penghargaan INOVASI 102 Terbaik

    dari KEMENRISTEK pada Penelitian

    Alat Pelacak Sakit Hati

    CP : 085777619495

    [email protected]

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    3/105

    1. Kehadiran 10%

    2. Tugas/PR/Kuis 20%

    3. UTS 30%4. UAS 40%

    TOTAL: 100%

    SISTEM PENILAIAN

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    4/105

    Proses Produksi 2 yang Kita Pelajari

    PROSES

    PRODUKSI 2 

    PENGENALAN PROSES

    MANUFAKTUR

    TEKNOLOGI

    PENGECORAN LOGAM

    METROLOGI DAN

    PENGAWASAN MUTU

    PRODUK

    MESIN

    PERKAKASPENGERJAAN DENGAN

    MESIN PERKAKAS

    PEMBUATAN

    PRODUK

    PENYAMBUNGAN DAN

    TEKNOLOGI PENGELASAN

    TEKNOLOGI

    PLASTIK

    PROSES

    PRODUKSI 2 

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    5/105

    Tujuan Instruksional Umum

    • Memberikan pemahaman mengenai sistem produksi, sistemmanufaktur, siklus manufaktur, perencanaan dan

    pengendalian produksi dan pengertian sistem perencanaan

    dan pengendalian produksi (SP3), Sistem pengecoran logam,

    dan Pengenalan Mesin Perkakas

    • Memberikan pemahaman mengenai peran peramalan/

     Availibility dalam perencanaan dan pemahaman teknik-teknik

    peramalan

    • Memberikan pemahaman dan penguasaan teknik-teknik

    dalam penyusunan rencana Produksi, jadwal produksi induk,perencanaan material, perencanaan kapasitas dan

    penjadwalan produksi/tenaga kerja

    • Memahami konsep dan teknik keseimbangan lintas produksi

    Proses Produksi 2 Pendahuluan

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    6/105

    Daftar Pustaka• Nahmias, S., Production and Operations Analysis, McGraw

    Hill, 2001

    • Sipper & Bulfin Jr., Production Planning, Control, and

    Integrations, McGraw Hill, 1997

    • Bedworth D.D., Bailey J.E., Integrated Production Control

    System, John Wiley & Sons, 1987.

    • Fogarthy D.W., Blackstone J.H., Hoffmann T.R., Production

    and Inventory Management , South Western Pub. Co, 1991

    • Oden H.W., Langewater G.A., Lucier RA., Handbook of

    Material and Capacity Requirement Planning , McGraw Hill,

    1991• De Gramo, Paul E., Material and Processes in Manufacturing;

    Prentice-Hall International, Inc., 1997.

    • Kalpajian, Serope; Manufacturing Processes; Mc. Graw Hill.

    • Begeman, Sriati Djaprie; Teknologi Mekanik; Jilid 1 & 2,Erlangga, 1995  

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    7/105

      Setelah mengikuti pokok bahasan ini,mahasiswa diharapkan mampu:

    • Memahami konsep dasar Sistem Produksi.

    • Membedakan antara sistem produksi,sistem manufaktur, & sistem perusahaan.

    • Memahami keterkaitan bagian-bagiandalam perusahaan sebagai pembentuk

    sistem yang terintegrasi.• Memahami berbagai jenis sistem produksi

    dan responnya terhadap konsumen.

    Kompetensi Pokok Bahasan

    Manufaktur dan Produksi

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    8/105

    Prospek Pekerjaan bidang

    Industri Manufaktur  

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    9/105

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    10/105

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    11/105

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    12/105

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    13/105

    Bidang Kerja Teknik Manufaktur dan

    Kategori Industri Manufaktur  

    Sesuai dengan keilmuan dan ruang lingkup industri

    manufaktur, prospek kerja sarjana lulusan teknik

    manufaktur meliputi berbagai bidang kerja sebagai berikut:

    • Produc t Design and Developtment (perancangan dan

    pengembangan produk ):  melakukan perancangan dan

    pengembangan produk, untuk pemenuhan kebutuhan

    hidup manusia maupun untuk keperluan peralatan

    (produk) industri.

    • Process Planner (perencana proses produksi) :melakukan analisa dan perencanaan tahapan proses

    produksi untuk membuat produk manufaktur.

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    14/105

    • Produc t ion Engineer (pengawas dan pengendali

    produksi ) :  Melakukan pengawasan dan bertindak agar

    proses produksi dapat berlangsung dengan baik.

    • Maintenance Engineer : melakukan perawatan/

    perbaikan fasilitas dan peralatan produksi.

    • Product ion Planer and Inventory Contro l ler :  

    melakukan pengelolaan system produksi/manufaktur,

    seperti penjadwalan produksi, mengatur persedian

    bahan baku optimasi proses produksi dsb.

    • Qual i ty Control Engineer : melakukan pengendaian

    kualitas produk.

    • Sales Engineer :   melakukan aktifitas penjualan dan

    pemasaran produk manufaktur.

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    15/105

    Manufaktur dan Produksi

    Istilah MANUFAKTUR(Manufacture)

    •Pertama kali digunakan tahun 1622

    •Berasal dari kata latin manufactum yangberarti made by hand

    Istilah PRODUKSI(Production)

    •Pertama kali digunakan pada tahun 1483•Berasal dari kata latin producere yangberarti lead forward, yaitu membuatsesuatu yang baru (tangible/intangible)

    Pada Pengertian ini

    manufaktur akan

    terlihat lebih sempit

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    16/105

    Definisi Manufaktur

    • CIRP 

    (International Conference onProduction Engineering), 1983:

     – A  Series of interrelated activities and

    operations involving the design , materialsselection, planning , manufactur ing

    product ion , qual i ty assurance ,

    management and marketing of products of

    the manufacturing industries.(Serangkaian kegiatan yang saling terkait dan operasi yang

    melibatkan desain , pemilihan bahan , perencanaan ,

    produksi manufaktur , jaminan kualitas , manajemen dan

    pemasaran produk industri manufaktur).

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    17/105

    Definisi Manufaktur dan Produksi

    • Jika Kata manufacturing diartikan lebih

    luas, maka

    • Manufacturing adalah proses konversi

    suatu desain menjadi produk akhir

    • Production adalah aktivitas fisik untuk

    mengubah suatu bentuk material menjadi

    bentuk lain yang lebih bernilai

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    18/105

    Siklus Manufaktur

    Perancangan

    Produk Pemasaran

      Perancangan

    Process

    Pengendalian

    Persediaan

    Perencanaan

    Produksi

    PerancanganMetoda Kerja,

    Waktu Standar,

    dan Perbaikan

    Produktivitas

    PenyimpananProses

    Pembuatan

      Penerimaan

           K     o     n     s     u     m     e     n

           P     e     m     a     s     o        k

    Pengendalian

    Kualitas

    Pengendalian

    Produksi

    Pengendalian

    Proses

    Pengendalian

    Peralatan

    Pengiriman

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    19/105

    Sistem Manufaktur

    • Sistem manufaktur adalah sistem yang melakukanproses transformasi/konversi keinginan (needs)konsumen menjadi produk jadi yang berkualitas tinggi

    • Keinginan konsumen diketahui dari studi pasar, yang

    kemudian keinginan ini diterjemahkan menjadi desainproduk, dan kemudian menjadi desain proses

    • Komitmen terhadap kualitas produk harus dimiliki olehsetiap level dalam perusahaan pada setiap tahap prosesproduksi

    • Dalam proses transformasi ini terjadi pertambahan nilai(added value)

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    20/105

    Sistem Produksi

    • Sistem produksi adalah sistem yang melakukan proses

    transformasi atau konversi bahan mentah menjadi

    produk jadi dengan kualitas tinggi dan sesuai dengan

    desain produk yang telah ditetapkan

    • Dalam proses transformasi ini terjadi pertambahan nilai

    sehingga produk jadi mempunyai nilai yang lebih tinggi

    dari pada nilai bahan mentah

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    21/105

    INPUTPROSES

    TRANSFORMASI OUTPUT

    Bahan BakuTenaga Kerja

    MesinDanaManajemen

    Barang atau Jasa

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    22/105

    JENIS PROSESTRANSFORMASI

    Transformasi Fisik:Manufacturing

    Transformasi Lokasi:Transportasi/distribusi

    Transformasi Fisiologis:

    Health Care

    Transformasi Psikologis:Entertainment

    Transformasi Informasi:

    Communication

    TransformasiPerdagangan: Retail

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    23/105

    Sistem Manufaktur, Sistem

    Produksi, Sistem Perusahaan

    PERENCANAAN

    PRODUKSI

    PENGENDALIAN

    PRODUKSI

    MANUFACTURING PRODUCTION

    SISTEM MANAJEMEN 

    PRODUKSI 

    SISTEM PRODUKSI 

    DISAIN   PEMASARAN

    QUALITY ASSURANCE

    SISTEM MANUFAKTUR 

    SISTEM KORPORAT 

    SISTEM

    PERSONALIA

    SISTEM

    MANAJEMEN

    SISTEM

    FINANSIAL

    aliran material aliran material 

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    24/105

    Perencanaan dan Pengendalian

    Produksi (P3)berkenaan dengan pengelolaan

    keseluruhan aktivitas mulai dari akuisisi

    bahan baku dan atau komponen sampai

    dengan delivery produk jadi

    Tujuan perencanaan:pemanfaatan sumber secara efektif

    Tujuan pengendalian:memenuhi rencana dan melakukanpenyesuaian rencana dengan

    kegiatan sehari-hari

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    25/105

    Isu-isu dalam P3

     Apa (dilakukansetiap level

    dalam sistemmanufaktur)

    Berapa banyak Kapan

    SiapaBagaimana

    penyesuaian

    harus dilakukan

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    26/105

    Kegiatan dalam P3

    • Peramalan kuantitas permintaan

    • Perencanaan pembelian/pengadaan: jenis, jumlah danwaktu

    • Perencanaan persediaan (inventory): jenis, jumlah dan

    waktu• Perencanaan kapasitas: tenaga kerja, mesin, fasilitas

    • Penjadwalan produksi dan tenaga kerja

    • Penjaminan kualitas

    • Monitoring aktivitas produksi• Pengendalian produksi

    • Pelaporan dan pendataan

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    27/105

    Ukuran Performansi P3

    QUALITY

    COST

    DELIVERYTIME

    FLEXIBILITY

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    28/105

    QUALITY Percentage of product reject

    Number of customer complaint

    Etc… 

    COST Inventory turn-over

    Capcity utilization

    Work center eficiency

    Etc… 

    DELIVERY TIME Customer service ratio

    Delivery realiability

    Etc..

    FLEXIBILITY Order success rate

    Etc…… 

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    29/105

    Pengorganisasian Sistem

    Produksi• Dengan melihat bagaimana proses

    produksi diatur secara fisik di lantai pabrik

    JOB SHOP

    FLOW SHOP FIXED SHOP

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    30/105

    • Dilihat dari bagaimana cara merespon

    pasarRAW MATERIAL COMPONENTS 

      SEMI FINISHED 

    PRODUCT 

    FINISHED 

    PRODUCT 

    P

    E

    M

     AS

    O

    K

    P

    E

    L

     A

    N

    G

    G

     A

    N

    MAKE TO STOCK (MTS)

    ASSEMBLE TO ORDER (ATO)

    MAKE TO ORDER (MTO)

    ENGINEER TO ORDER (ETO)

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    31/105

    ASPEK MTS ATO MTO ETO

    Interface antara

    manufaktur dan

     pelanggan

    Jauh Terutama pada

    tingkat sales

    Tingkatan

    engineering dan

    sales

    Terutama pada

    tingkat

    engineeringWaktu delivery Pendek Sedang Variabel Variabel

    Volume

     produksi padasetiap unit sales

    Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

    Macamproduk Sedang Tinggi Rendah Sangat rendah

    Pemberian janji pemenuhan

     pesanan berdasar 

    Ketersediaan produk jadi Ketersediaankomponen dan

    sub-asemblingutama

    Kapasitas untuk membuat dan

    engineering

    Kapasitas untuk membuat dan

    engineering

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    32/105

    ASPEK MTS ATO MTO ETO

    Unit pada JIP Sales unit Major 

    components

    End products End products

    Penjadwalanasembling akhir 

    Berkaitan dekatdengan jadwalinduk produksi

    Ditentukan oleh pesanan pelanggan yang

    diterima

    Covers most of the assemblyoperation

    Covers all of the assemblyopeartions

    PenstrukturanBill of Material

    Standard BOM Planning BOMsare used

    BOM bersifatunik dan dibuat

    untuk setiap pesanan

     pelanggan

    BOM bersifatunik dan dibuat

    untuk setiap pesanan

     pelanggan

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    33/105

    ASPEK MTS ATO MTO ETO

    Dasar untuk 

    melakukan

     perencanaan produksi dan

     penjadwalan

    Peramalan Peramalan dan

     backlog

    Backlog dan

     pesanan (order)

    Pesanan

     pelanggan

    Penangananketidakpastian

    demand

    Safety stock dari sales unit

    Overplanningdari komponen

    dan sub-asembling

    Littleuncertainty

    exist

    Tidak ada pengendalian

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    34/105

    Sistem Manufaktur Terintegrasi

    TI3003 Perencanaan &Pengendalian Produksi Pendahuluan 34

    Business Management

    Functional Resource Management

    Quality Management

    Information Management

    Functional Building Block

    Process (Production

    Activity Control)

    Manufacturing

    PlanningProduct/or-

    der flow

    Purchase order/ma-

    terial flow

    Product

    design flow

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    35/105

    Functional Building BlockCAE

    CAD

    CAPPManajemen

    Fasilitas

    Proses

    (Production Activity Control)

    Manufacturing Planning

    Bahan mentahInspeksi

    Penerimaan bahan

    Pemasok 

    Pembelian

    Barang jadi Pengiriman

    Distribusi

    Penjualan

    Pemasaran

    Konsumen

    COE

    Peramalan

    Aliran

    perancangan

    produk

    Aliran materialAliran produk

    Aliran order

    Aliran order pembelian

    l h i f ik di kt

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    36/105

    permasalahan spesi f ik di sektor

    industr i manu faktur  

    1. KKN dan layanan umum yang buruk mengakibatkantingginya biaya overhead . Menurut kajian KomitePemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD),pengeluaran untuk berbagai pungutan dan untuk biaya

    buruknya layanan umum menambah biaya overheadsekitar 8,7 persen  – 11,2 persen.

    2. Cost o f money yang relatif tinggi, tercermin dari sukubunga yang saat ini sangat tinggi. Pengusaha dalamnegeri yang mengandalkan perbankan dalam negeri

    akan kalah bersaing dengan perusahaan yang modalkerjanya dari luar negeri dengan bunga berkisar 4 –6persen.

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    37/105

    3. Administrasi perpajakan yang belum optimal.Pengusaha menganggap administrasi perpajakanterutama dalam kaitannya dengan restitusi produk-produk industri ekspor sangat tidak efisien. Haltersebut mengakibatkan daya saing produk ekspor

    menjadi berkurang karena ketidakefisiensian tersebutdibebankan ke harga jualnya. Selain itu, hal tersebut juga tidak kondusif untuk integrasi antar Industri terkaituntuk pengadaan bahan antaranya.Pada umum nyamereka memilih untuk impor bahan baku atau produk

    antara karena sejak awal tidak terkena PPN.

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    38/105

    4. Kandungan impor sangat t inggi . Nilai impor bahan

    baku, bahan antara (intermediate), dan komponen

    untuk seluruh industri meningkat dari 28 persen pada

    tahun 1993 menjadi 30 persen pada tahun 2002.

    Khusus untuk industri tekstil, kimia, dan logam dasar

    nilai tersebut mencapai 30-40 persen, sedangkan

    untuk industri mesin, elektronik dan barang-baranglogam mencapai lebih dari 60 persen. Tingginya

    kandungan impor ini mengakibatkan rentannya biaya

    produksi terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah dan

    kecilnya nilai tambah yang mengalir padaperekonomian domestik.

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    39/105

    5. Lemahnya penguasaan dan penerapan teknologi .Nilai tambah industri nasional relatif rendah, hal inimenunjukkan bahwa karakteristik industri manufakturmasih tipe “tukang  jahit,”  meskipun dalam komposisiekspor mulai terjadi peningkatan proporsi produk

    ekspor berteknologi menengah dan tinggi. Kehadiranforeign direct investment (FDI) yang mempunyaipotensi sebagai basis untuk alih teknologi belum dapatdimanfaatkan.

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    40/105

    6. Kuali tas SDM relati f rendah . Dari hampir 4,2 juta

    orang tenaga kerja industri dalam 22.894 perusahaanpada tahun 1996, hanya 2 persen berpendidikansarjana, sekitar 0,1 persen berpendidikan master, dan0,005 persen (hanya 225 orang) berpendidikan doktor.Sementara itu, intensitas pelatihan yang dilaksanakan

    oleh industri belum juga menggembirakan. Hasil surveitahun 1990-an menunjukkan hanya 18,9 persenperusahaan di Indonesia melaksanakannya. DiMalaysia, kegiatan yang sama dilakukan oleh hampir84 persen perusahaan-perusahaannya. SDM dengan

    kualitas ini akan sulit diharapkan menghasilkanpeningkatan produktivitas apalagi inovasi-inovasi yangbermutu untuk teknologi produksinya.

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    41/105

    7. Ik l im persaingan yang kurang sehat . Banyak sub-

    sektor industri yang beroperasi dalam kondisimendekati ”monopoli”. Hal ini ditunjukkan dengantingginya indeks konsentrasi untuk dua perusahaan(CR2). Pada tahun 2002, lebih dari 50 persenkelompok usaha Industri memiliki angka diatas 0,50

    dan banyak kelompok industri yang angka konsentrasiyang makin besar. Beberapa contoh adalah padaIndustri tepung terigu, rokok putih, dan kendaraan roda2. Keadaan ini menyebabkan insentif untuk penurunanbiaya produksi menjadi kecil.

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    42/105

    8. Struktur Industr i masih lemah . Sebagai illustrasi, di

    Industri kendaraan bermotor pada tahun 1997 jumlahproduser komponen mencapai 155 perusahaan.Namun hamper semua produsen komponen inimerupakan pemasok lapis pertama. Hal inimenunjukkan lemahnya ke dalaman struktur Industri

    nasional otomotif. Sebagai perbandingan, pada tahunyang sama di Jepang ada 350 pemasok lapis pertama,2.000 pemasok lapis kedua, dan 10.000 pemasoklapis ketiga. Artinya Industri nasional sangatterintegrasi secara vertikal.

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    43/105

    9. Peranan Industr i keci l dan menengah (termasukRT) masih m inim . Industri berskala menengah (20-99orang tenaga kerja), berskala kecil (5-19 orang tenaga

    kerja), dan Industri rumah tangga (1  – 4 orang tenagakerja) mempekerjakan dua pertiga tenaga kerjamanufaktur di Indonesia. Namun demikian, segmenIndustri ini menyumbang hanya 5-6 persen dari totalnilai tambah manufaktur. Industri kecil dan menengah

    terkonsentrasi di sub-sektor makanan dan kayu.Industri-industri pada segmen ini umum nya melayanikonsumen akhir atau memproduksi komponen untuk”after sales market ”,  dengan segmen kelas terendah.Sangat sedikit yang memproduksi bahan baku

    dan/atau barang intermediate serta memasoknya keIndustri hilir. Dengan kondisi ini, Industri kecil danmenengah di Indonesia belum berada dalam satumata rantai pertambahan nilai dengan Industriberskala besar.

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    44/105

    10. Sebaran Indus tr i yang terpusat di Pulau Jawa . Unit

    usaha Industri merupakan pencipta kesejahteraan(wealth) terpenting melalui nilai tambah produk-produkyang dihasilkan dan sekaligus mendistribusikannya kekhalayak melalui pekerjanya. Oleh karena itu distribusidari segmen Industri ini juga akan mencerminkan

    distribusi kesejahteraan yang terbentuk. Menurut datatahun 2002, dari 21,146 usaha Industri berskalamenengah dan besar, 17.118 atau 80 persendiantaranya berada di Pulau Jawa.

    Prog ram pemer intah untuk

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    45/105

    Prog ram pemer intah untuk

    meningkatkan Struk tur dan Daya saing

    Indus tr i manu faktu r :  

    1. Peningkatan Standardisasi Produk Industri2. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

    3. Peningkatan kemampuan Teknologi Industri

    4. Penataan Sturktur Industri

    5. Peningkatan Kapasitas Infrastruktur6. Optimalisasi administrasi dan insentif perpajakan

    7. Peningkatan Nilai tambah industri berbasis sumber

    daya alam

    M l h K t k j d i I d i

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    46/105

    Masalah Ketenagakerjaan d i Indones ia  

    1. kesempatan kerja yang terbatas. Situasiperekonomian Indonesia pada tahun yang akandatang dipenuhi tantangan berat dengan adanya krisisekonomi yang melanda Eropa saat ini dan berbagai

    persoalan di dalam negeri.pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapatahun terkahir ini memang mengalami kemajuan,tumbuh 6,3 persen pada 2012 dan pada 2013 ini

    diperkirakan akan tumbuh antara 6,3 persen hingga6,5 persen.

    Namun pertumbuhan ekonomi tersebut belum mampumenyerap angkatan kerja yang masuk ke dalam pasarkerja dan jumlah pengaggur yang telah ada.

    2 Rendahnya kualitas angkatan kerja Berdasarkan data

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    47/105

    2. Rendahnya kualitas angkatan kerja. Berdasarkan dataBPS Agustus 2012, rendahnya kualitas angkatan kerjaterindikasi dari perkiraan komposisi angkatan kerjayang sebagian besar berpendidikan SD ke bawah

    yang mencapai 47,37 persen. Angkatan kerja lulusan SMP 18,57 persen danDiploma satu hingga sarjana hanya 9 persen.Initentunya berdampak pada daya saing dan kompetensitenga kerja secara menyeluruh dalam memperoleh

    kesempatan kerja baik didalam maupun luar negeri.Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandarmenyatakan saat ini sumber daya manusia (SDM)Indonesia dalam keadaan darurat. Indonesia kekurangantenaga kerja profesional yang memiliki keterampilan dankompetensi kerja serta berdaya saing tinggi dalam pasarkerja. Kebijakan peningkatan SDM Indonesia masihberkutat pada wajib belajar 6 tahun hingga 9tahun.Padahal hal ini tidak akan mampu meningkatkan

    kompetensi kerja SDM Indonesia dalam menyongsong AEC 2015

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    48/105

    3. Besarnya pengangguran. Sumber pertumbuhan

    ekonomi yang tidak seimbang antara sektor ekonomi

    tersier (sektor industri jasa) dengan padat karyamerupakan titik balik persoalan dari kondisi

    ketenagakerjaan Indonesia yang cukup

    memprihatinkan.

    Hal itu ditandai dengan jumlah pengangguran yang

    semakin meningkat tahun 2013 ini. Badan Pusat

    Statistik (BPS) telah merilis angka pengangguran

    terbuka sebesar 6,25 persen, atau 7,39 juta orang

    (per Agustus 2013). Angka ini meningkat

    dibandingkan periode yang sama tahun 2012, yaitu6,14 persen atau 7,24 juta orang

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    49/105

    Kesimpulan

    1. Pengertian sistem manufaktur lebih luas darisistem produksi.

    2. Ada berbagai jenis sistem produksi dan jenisrespon terhadap konsumen, sehinggadiperlukan perencanaan dan pengendalianyang berbeda.

    3. Sistem produksi, sistem manufaktur, dansistem perusahaan merupakan sistem yangterintegrasi, yang terdiri dari berbagai bagianyang saling berhubungan dan tidakterpisahkan.

    4. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    50/105

    Soal-soal1. Jelaskan perbedaan dari klasifikasi perusahaan

    berdasarkan tinjauan aspek jenis sistem

    (MTS/MTO/ATO/ETO)!2. Jelaskan perbedaan dari klasifikasi perusahaan

    berdasarkan tinjauan aspek jenis respon(FS/BP/JS)!

    3. Jelaskan perbedaan antara sistem produksi, sistemmanufaktur, dan sistem perusahaan, sertalengkapilah uraian saudara dengan ilustrasigambar!

    4. Berikan contoh produk yang dihasilkan dari jenissistem produksi Make To Stock pada jenis respon

    Flow Shop?

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    51/105

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    52/105

    KULIAH II

    PROSES PRODUKSI IIMETROLOGI

    OLEH:

    MUHAMMAD AWWALUDDIN, MT.JURUSAN TEKNIK MESIN, FT  – UNPAM

    TANGSEL, 2016

    PENGERTIAN

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    53/105

    PENGERTIAN

    Metrologi adalah Ilmu Tentang Pengukuran.

    Menurut Satuan SI

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    54/105

    DIMENSI DAN TOLERANSI

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    55/105

    DIMENSI DAN TOLERANSI

    Contoh Toleransi

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    56/105

    Contoh Toleransi

    Pengawasan MUTU

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    57/105

    Pengawasan MUTU

    Pemeriksaan terhadap semua produk (100% dari setiapproduk) akan memakan waktu dan mahal. Dengan

    teknologi pengawasan mutu memungkinkan pemeriksaan

    dilakukan secara matematik dan menetapkan apakah

    rangkaian produksi produk dapat diterima.

    Langkah-langkah pengawasan mutu:

    1. Periksalah serangkaian produk.

    2. Ukurlah dimensi.

    3. Hitunglah deviasi dimensi terhadap dimensi rata-rata.4. Susunlah peta kontrol.

    5. Gambarkan data pada peta kontrol.

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    58/105

    Pemilihan sampel yang akan diukur harus dilakukan

    dengan bebas. Variasi ukuran pada produk bisa

    disebabkan oleh:

    1. Penyebab acak yang tak terelakkan.

    2. Penyebab tetap yang dapat dikurangi.

    Penyebab tetap dapat dikurangi karena mencakup faktor-faktor seperti alat perkakas yang tidak baik, carapengukuran yang tidak baik, cacat bahan, atau buruh yang

    tak terlatih.

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    59/105

    Mencari harga deviasi standar,σ, ditentukan sebagai berikut : 

    1. Hitunglah harga rata-rata dimensi, setiap nilai disebut x,

    2. Hitunglah harga deviasi standar dengan rumus berikut:

    .

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    60/105

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    61/105

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    62/105

    Bila titik-titik berada diluar garis kontrol, penyebabnya harus

    dicari dan diperbaiki dengan segera.

    Bila ukuran-ukuran diamati selama kurun waktu tertentuakan diperoleh suatu kurva normal seperti gambar berikut :

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    63/105

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    64/105

    Pengenalan Balok ukur Presisi

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    65/105

    Pengenalan Balok ukur Presisi

    Balok ukur dalam bahasa inggris dikenal dengan

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    66/105

    Balok ukur dalam bahasa inggris dikenal dengan

    berbagai nama yaitu Gauge block, End gauge, Slip

    gauge, Jo gauge, dan Johansen gauge. balok ukur ini

    dianggap sebagai alat ukur standar, sesuai denganfungsinya, balok ukur mempunyai dua permukaan

    yang disebut muka ukur. Muka ukur ini sangat halus,

    rata, sejajar dan mempunyai jarak atau ukuran

    tertentu. Karena kehalusan dan kerataan mukaukurnya itu, maka dua atau lebih balok ukur dengan

    formasi berbagai ukuran, ukuran itu selanjutnya, dapat

    digunakan sebagai ukuran standar untuk proses

    pengukuran tak langsung. Balok ukur biasanya dibuat

    dari Baja karbon tinggi, baja paduan, atau karbida

    logam yang telah mengalami proses laku panas ( heat

    treatment ).

    BAHAN Balok ukur Presisi

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    67/105

    Bahan dibuat dari baja perkakas, baja

    khrom, baja tahan karat, khrom karbida atau

    karbida tungsten.

    Digunakan sebagai pembanding pengukurteliti untuk mengukur perkakas, pengukur

    dan die dan sebagai standar laboratorium

    induk untuk mengukur ukuran selamaproduksi. Ketelitian berlaku hanya pada

    suhu 20 oC.

    BAHAN Balok ukur Presisi

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    68/105

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    69/105

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    70/105

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    71/105

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    72/105

    Langkah  – langkah perawatan Block Gauge :

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    73/105

    g g p g

    1. Ambil beberapa blok ukur sesuai dengan ukuran yang

    dikehendaki. Lalu, letakkan diatas lap yang bersih dan tutup

    kembali kotak penyimpannannya.2. Bersihkan Vaseline yang menutupinya dengan

    menggunakan wash bensin. Lalu, keringkan dengan lap

    lembut yang bersih, misalnya kain katun, kertas tisu, atau

    kulit lembu. Letakkan kembali blok ukur yang telah bersih itu

    diatas alas yang bersih dengan posisi muka ukur terletak

    disamping.

    3. Satukan block ukur dalam satu tempat, caranya letakkan

    salah satu blok ukur dengan posisi menyilang ( 900  ) dari

    blok ukur lainnya. Kemudian, tekan salah satunya dengan

    cara memutar agar sejajar. Apabila ada kotoran, pemutaran

     jangan diteruskan, periksa muka ukurnya dan bersihkan

    kembali.

    4. Blok ukur yang tipis jangan disatukan dengan blok ukur tipis

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    74/105

    lainnya. Sebab, secara tidak sengaja alat itu akan terdeformasi

    secara permanen ( melengkung ). Akibtnya lengkungan itu,

    lengkungan kecil sekalipun, dapat menghilangkan sifat saling

    melekat. Apabila dua blok ukur tipis terpaksa harus disatukan,lakukan dengan hati  – hati, caranya dengan menggeser

    5. Susunlah blok ukur secara berurutan, hingga dicapai ukuran yang

    dikehendaki, sebliknya blok ukur yang tipis diletakkan diposisi

    tengah. Lebih baik jika digunakan 2 blok ukur pelindung yang

    masing  – masing terletak pada ujung susunan.

    6. Hindari pemegangan yang lama, sebab blok ukur ynag dipegang

    terlalu lama, temperaturnya akan meninggi dibandingkan dengan

    temperature benda dan alat ukur lainnya.

    7. Sewaktu pengukuran atau kalibrasi dilakukan, muka ukur darikedua ujung susunan blok ukur harus dijaga dengan hati  – hati.

    Hindarkan gesekan  –  gesekan yang berlebihan ( dengan

    permukaan benda ukur maupun dengan permukaan sensor alat

    ukur lain ).

    8 Setelah blok ukur dipakai pisahkan

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    75/105

    8. Setelah blok ukur dipakai, pisahkan

    susunannya dengan menggeser satu per

    satu. Pada dasarnya blok ukur tidak bolehsaling melekat dalam jangka waktu lama,

    sebab semakin lama melekat daya adhesi

    akan semakin kuat, sehingga sulit

    dipisahkan dan dapat merusak muka ukur.

    9. Blok ukur disimpan kembali. Bersihkan

    terlebih dahulu blok ukur dari sidik jari

    dengan lap yang bersih. Jika ada kotoran

    yang melekat, bersihkan dengan wash

    bensin lalu simpan pada tempatnya.

    Klasifikasi Alat Ukur

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    76/105

    I. Pengukuran linier II. Pengukuran sudut

    Pengenalan Jangka Sorong

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    77/105

    J NGK SORONG

    (VERNIER CALIPER/SCUIFTMAT/MISTAR GESER)

    FUNGSI :

    Mengukur benda kerja pada bagian luar,

    bentuk kubus, persegi panjang, bujur

    sangkar atau bulat.

    Mengukur benda kerja pada bagian dalam,

    bentuk pipa bulat, segi empat dll.

    Mengukur kedalaman lubang.

    Mengukur ketinggian benda yg bertingkat.

    g g g

    Jangka Sorong

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    78/105

    Bagian-bagian jangka sorong :

    1. Rahang atas2. Rahang bawah

    3. Bagian ujung bawah

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    79/105

    BAGIAN-BAGIAN JANGKA SORONG

    1

    2

    3

    4

    6

    5

    1. Out side jaws : mengukur bag. Luar

    2. In Side Jaws : mengukur bag dalam

    3. Dept bar : mengukur kedalaman

    4. Step : mengukur ketinggian

    5. Skala Utama : skala diam menunjukkan nilai angka nominal

    6. Skala Vernier : Skala geser menunjukkan angka desimal menambahketelitian hasil ukur

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    80/105

    JENIS JANGKA SORONG :

    Ketelitian 0,02 mm : Skala vernier terbagi 40 ruas

    Ketelitian 0,05 mm : Skala vernier terbagi 20 ruas

    Ketelitian 1/128 inch : Skala vernier terbagi 8 ruas satuan yg dipakai inch (bagian atas)

    CARA PEMBACAAN JANGKA SORONG :

    1. Baca skala utama dg membaca garis angka nol skala vernier terletak

    pada ruas atau garis ke berapa di skala utama. Ini akan menunjukkan “ANGKA NOMINAL”  

    2. Baca skala VERNIER dg membaca garis ke berapa dari skala vernier ygpaling lurus dg garis skala utama. Ini akan menunjukkan “ANGKADESIMAL”  

    3. Menjumlahkan angka nominal dan angka desimal.

    Mengukur diameter luar silinder dengan jangka

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    81/105

    g g j gsorong

    • Bagian jangka sorong

    yang digunakan adalahrahang bawah

    • Geser rahang geser jangka sorong ke arahluar hingga bagian

    kulit silinder dapatdijepit dengan tepatoleh rahang bawah

    • Jika telah pas/tepat,kunci posisi ini dengan

    memutar sekrup yangada di bagian atas jangka sorong

    • Baca hasil pengukuran

    Mengukur diameter dalam silinder dengan

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    82/105

    M ngu ur am r a am n r ngan jangka sorong

    • Bagian jangka sorong yangdigunakan adalah rahang atas

    • Geser rahang geser jangka

    sorong ke arah luar hingga

    rahang atas jangka sorongtepat dikulit bagian dalam

    silinder

    • Jika telah pas/tepat, kunci

    posisi ini dengan memutar

    sekrup yang ada di bagian atas

     jangka sorong

    Baca hasil pengukuran

    Mengukur kedalaman silinder

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    83/105

    g

    dengan jangka sorong

    Bagian jangka sorong yangdigunakan adalah bagian kakinyayang terletak di ujung jangkasorong

    Geser rahang geser jangkasorong ke arah luar hingga kaki jangka sorong tepat di mulutsilinder

    • Jika telah pas/tepat, kunciposisi ini dengan memutarsekrup yang ada di bagian atas jangka sorong

    • Baca hasil pengukuran

    Membaca hasil pengukuran

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    84/105

     jangka sorong

    • Perhatikan angka pada skala

    utama yang terletak pas disebelah kiri angka nol nonius.Angka tersebut merupakanangka utama pengukuran.

    • Perhatikan garis skala utama

     yang berdempet dengan garisskala nonius, angka noniuspada garis yang berdempet iniadalah angka noniuspengukuran.

    • Hasil pengukuran = angkautama + (0,01 x angka nonius)

    • Hasil pengukuran yang didapatadalah dalam satuan cm

    • Ketelitian pengukuran dengan

     jangka sorong adalah 0,01 cm.

    0 cm 1 cm

    0 5

    berhimpit

     Angka disebelah

    kiri angka nol

    JANGKA SORONG KETELITIAN 0,02 mm

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    85/105

    Hasil Pengukuran :

    Skala Utama : = 9 mm

    Skala Vernier : 13 X 0,02 mm = 0,26 mm

    = 9,26 mm

    JANGKA SORONG KETELITIAN 0,05mm

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    86/105

    Hasil Pengukuran :

    A. Skala Utama : = 16 mm

    B. Skala Vernier : 7 X 0,05 mm = 0,35 mm

    = 16,35 mm

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    87/105

    POSISI PENGUKURAN

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    88/105

    POSISI PENGUKURAN

    CONTOH PENGGUNAAN JANGKA SORONG

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    89/105

    CONTOH PENGGUNAAN JANGKA SORONG

    Mengukur ketebalan kanvas kopling Mengukur ketebalan kanvas Rem

    LATIHAN PEMBACAAN JANGKA SORONG

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    90/105

     0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 10

    0110 12

    0

    LATIHAN PEMBACAAN JANGKA SORONG

    Pengenalan Mikro Meter

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    91/105

    FUNGSI :

    Mengukur benda kerja pada bagianluar, bentuk kubus, persegi panjang,bujur sangkar atau bulat (Out SideMicrometer).

    Mengukur benda kerja pada bagiandalam, bentuk pipa bulat, segi empatdll (Inside Micrometer)

    Dengan lebih teliti (presisi).

    Batas ukur micrometer yg sering dipakai :0 - 25 mm (max 25 mm)25 - 50 mm (max 50 mm)50 – 75 mm (max = 50 75 mm

    1. Skala Sleeve

    2. Skala Thimble

    3. Rachet

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    92/105

    SKALA SLEEVE

    Skala yg diam dg nilai angka nominal :

    Skala bag atas nilai tiap ruasnya 1 mm

    Skala bag bawah dg nilai tiap ruasnya = 0,5 mm

    SKALA THIMBLE

    Skala yg berputar ke kiri dan ke kananmengikuti gerakan proses pengukuran dg

    nilai angka desimal :

    Skala thimble terdiri 50 ruas.

    Nilai tiap ruas = 0,01 mm

    Skala berputar 1 kali= 0,01 X 50 = 0,5

    mm = bergeser satu ruas skala bag

    bawah dari skala sleeve.

    RACHET

    Untuk mengontrol tekanan micrometer

    saat menjepit benda kerja, samapai

    berbunyi klik (5 kali).

    25

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    93/105

    Hasil Pengukuran :

    A. Skala Sleeve = 6 mm

    B. Skala Thimble = 0,15 mm

    = 6,15 mm

    020

    15

    10

    5

    5

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    94/105

    20

    15

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    95/105

    5 10

    20

    15

    10

    5

    15

    10

    5

    0

    Pengenalan Dial Indikator/Dial Gauge

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    96/105

    Fungsi :

    Mengukur permukaan bid datar.

    Mengukur kebulatan sebuah poros

    Mengukur kerataan dinding silinder

    Berdasarkan batas ukurnya :

    Dial gauge ketelitian 0,01 mm Batas ukur s/d = 10 mm

    Dial gauge ketelitian 0,001 mm Batas ukur s/d = 1 mm

    Dial gauge ketelitian 0,0005 mm Batas ukur s/d = 0,25 mm

    BAGIAN- BAGIAN DIAL GAUGE

    1. Jarum panjang

    2. Jarum Pendek

    3. Tanda Batas Toleransi

    4. Bidang sentuh

    FUNGSI MASING-MASING BAGIAN :

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    97/105

    FUNGSI MASING MASING BAGIAN :

    1. Jarum panjang

    Jarum panjang menunjukkan angka desimal.

    Hasil ukur jarum panjang = nilai skala X bilangan ketelitian

    Misalkan :

    Angka ketelitian 0,01 mm dan jarum bergerak 10 ruas skala

    Hasil Ukur = 0,01 mm X 10 = 0,1 mm

    Posisi angka nol sembarang tergantung yg kita kehendaki.

    2. Jarum pendek

    1 Ruas Jarum pendek = 1 putaran jarum panjang

    3. Batas toleransi

    Dua alat ini dpt digeser ke kiri atau kanan sesuai keinginan kita untuk

    melihat batas pergerakan jarum panjang ke kiri dan ke kanan

    4. Bidang Sentuh

    Bagian ini akan bergerak naik turun sesuai permukaan bidang kerja

    MENGUKUR KERATAAN SEBUAH BIDANG

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    98/105

    MENGUKUR KEBULATAN SEBUAH POROS

    MENGUKUR KEBULATAN SEBUAH POROS

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    99/105

    Jarum bergerak ke kanan, apabila

    permukaan cembung atau diameter

    besar.

    Jarum bergerak ke kiri, apabilapermukaan cekung atau diameter kecil

    (aus).

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    100/105

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    101/105

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    102/105

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    103/105

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    104/105

  • 8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2

    105/105