44
1 1 Pendahuluan 1. Sistem Koordinat Tegak Lurus Sebagaimana layaknya titik pada bidang, letak suatu titik pada ruang juga dapat dinyatakan dalam urutan bilangan-bilangan tertentu yang lebih dikenal dengan istilah sistem koordinat. Suatu system koordinat tegak lurus di dalam ruang ditentukan dengan memilih suatu satuan panjang serta tiga buah garis lurus yang masing-masing saling tegak lurus dan berpotongan di suatu titik, dan ditentukan pula oleh himpunan semua tripel-tripel terurut dari bilangan-bilang nyata. Dengan melukis sebarang dua garis X’OX dan Y’OY yang saling tegak lurus, maka akan tertentu sebuah bidang XOY. Melalui titik O kemudian dilukis sebuah garis Z’OZ yang tegak lurus bidang XOY sedemikian sehingga ketiga garis tersebut masing-masing saling tegak lurus. Ketiga garis X’OX, Y’OY, dan Z’OZ disebut sebagai sumbu-sumbu koordinat tegak lurus. Selanjutnya disingkat sebagai sumbu X, Y, dan Z. Ketiga sumbu diambil sepasang-sepasang , menentukan tiga buah bidang XOY, XOZ, dan ZOX atau secara singkat ditulis bidang XY, XZ, dan YZ. Masing- masing disebut bidang-bidang koordinat tegak lurus. Q A X Y Z O P R S B C

bahan geonal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: bahan geonal

1

1

Pendahuluan

1. Sistem Koordinat Tegak Lurus

Sebagaimana layaknya titik pada bidang, letak suatu titik pada ruang juga

dapat dinyatakan dalam urutan bilangan-bilangan tertentu yang lebih dikenal

dengan istilah sistem koordinat.

Suatu system koordinat tegak lurus di dalam ruang ditentukan dengan memilih

suatu satuan panjang serta tiga buah garis lurus yang masing-masing saling

tegak lurus dan berpotongan di suatu titik, dan ditentukan pula oleh himpunan

semua tripel-tripel terurut dari bilangan-bilang nyata.

Dengan melukis sebarang dua garis X’OX dan Y’OY yang saling tegak lurus,

maka akan tertentu sebuah bidang XOY. Melalui titik O kemudian dilukis

sebuah garis Z’OZ yang tegak lurus bidang XOY sedemikian sehingga ketiga

garis tersebut masing-masing saling tegak lurus. Ketiga garis X’OX, Y’OY, dan

Z’OZ disebut sebagai sumbu-sumbu koordinat tegak lurus. Selanjutnya

disingkat sebagai sumbu X, Y, dan Z.

Ketiga sumbu diambil sepasang-sepasang , menentukan tiga buah bidang XOY,

XOZ, dan ZOX atau secara singkat ditulis bidang XY, XZ, dan YZ. Masing-

masing disebut bidang-bidang koordinat tegak lurus.

Q

A X

Y

Z

O

P

R

S

B

C

Page 2: bahan geonal

2

Jika diambil salah satu titik sudut dari balok di atas, misalkan titik P. Titik P

merupakan sebarang titik pada ruang. Melalui P dapat dilukis tiga buah bidang

yang masing-masing sejajar dengan bidang koordinat dan tentu akan tegak

lurus dengan sumbu-sumbu koordinat. Misalkan memotong sumbu-X di A,

sehingga OA = x, memotong sumbu-Y di C sehingga OC=y, dan memotong

sumbu-Z di R, sehingga OR = z. Ketiga bilangan x, y, dan z dengan urutan

(x,y,z) disebut koordinat dari titip P dan dapat dituliskan P(x,y,z) dengan x

disebut absis, y disebut ordinat, dan z disebut aplikat.

Oleh karena itu, setiap titik pada ruang dapat diwakili oleh satu dan hanya satu

bilangan-bilangan nyata (x,y,z), begitu juga sebaliknya setiap tripel terurut

bilangan-bilangan nyata (x,y,z) memiliki satu dan hanya satu titik di dalam

ruang. Masing-masing satuan x, y, dan z dapat bernilai positif atau negative

tergantung arah pengukurannya.

Dengan diterapkannya system tegak lurus, maka ruang akan terbagi menjadi 8

bagian. Masing-masing bagian disebut Oktan dan diberi nomor menurut

aturan sebagai berikut:

Oktan I berisi titik-titik dengan x > 0, y > 0, dan z > 0

Oktan II berisi titik-titik dengan x < 0, y > 0, dan z > 0

Oktan III berisi titik-titik dengan x < 0, y < 0, dan z > 0

Oktan IV berisi titik-titik dengan x > 0, y < 0, dan z > 0

Oktan V berisi titik-titik dengan x > 0, y > 0, dan z < 0

Oktan VI berisi titik-titik dengan x < 0, y > 0, dan < 0

Oktan VII berisi titik-titik dengan x < 0, y < 0, dan z < 0

Oktan VIII berisi titik-titik dengan x > 0, y < 0, dan z < 0

2. Jarak Antara Dua Titik di Ruang

Jika diketahui sebarang dua titik pada ruang, misalkan titik K(x1, y1, z1) dan

titik Q(x2, y2, z2) maka jarak antara kedua titik dapat ditentukan.

Perhatikan gambar balok pada ruang berikut:

Perhatikan bahwa:

LM = |x2-x1|

KL = |y2-y1|

K L M N

O

O

P Q R

Page 3: bahan geonal

3

MQ = |z2-z1|

Sehingga, menurut aturan Phytagoras akan diperoleh:

KM2 = LM2 + KL2

= |x2-x1|2 + |y2-y1|

2

KQ2 = KM2 + MQ2

= |x2-x1|2 + |y2-y1|

2 + |z2-z1|2

Dengan demikian, diperoleh:

Jika titik K merupakan titik asal O (0, 0, 0), maka jarak antara titik K dan Q

ditentukan oleh rumus:

Contoh:

1. Tentukan jarak antara dua titik berikut:

a. P(7, 3, 0) dan Q(5, 1, -1)

b. K(0, 0, 0) dan R(4, 3, 0)

Penyelesaian;

a. Jarak antara titik P dan Q, yaitu:

3

144

0131)75(222

PQ

b. Jarak antara titik K dan R, yaitu:

5

0916

0003)04(222

KR

3. Koordinat Titik yang Membagi Ruas Garis atas Perbandingan m : n

Misalkan sebarang dua titik P(x1, y1, z1) dan Q(x2, y2, z2). Jika terdapat titik

R(x, y, z) membagi ruas garis PQ atas dua bagian dengan PR : RQ = m : n,

maka koordinat dari titik R dapat ditentukan sebagai berikut:

KQ = 212

2

12

2

12 zzyyxx

KQ = 2

2

2

2

2

2 zyx

Page 4: bahan geonal

4

Gambarlah PL, QM, dan RN

tegak lurus bidang XOY. LNM

adalah perpotongan bidang

XOY dengan bidang PRQMNL.

Tarik HRK//LNM. ∆HPR

sebangun dengan ∆KQR.

nm

nzmz

zz

zzz

NRMQ

LPNR

KQ

HP

QR

PR

n

m

12

12

1

Dengan cara yang analog, maka akan diperoleh:

nm

nxmxx

12

nm

nymyy

12

Jadi, koordinat titik R, yaitu:

Dengan demikian, koordinat titik tengah (m : n = 1 : 1), yaitu:

Secara umum, kita tulis perbandingan m : n = k, dimana k boleh positif

ataupun negative. Tanda positif atau negative tergantung apakah R terletang

diantara P dan Q atau pada perpanjanganya. Berikut ini beberapa

ketentuannya:

Jika: k > 0, R terletak diantara P dan Q

-1 < k < 0, R terletak di perpanjangan QP

k = -1 , R terletak di tak berhingga

k < -1, R terletak di perpanjangan PQ

dalam hal ini, koordinat R menjadi:

Z

X

Y

L N M

P H

K

Q

m

n R

nm

nzmz

nm

nymy

nm

nxmxR 121212 ,,

2,

2,

2

121212 zzyyxxR

k

zkz

k

yky

k

xkxR

1,

1,

1

121212

Page 5: bahan geonal

5

dimana k ≠ -1

Contoh:

Tentukan koordinat titik R yang membagi ruas garis PQ dengan

perbandingan -4 : 1, dimana P(-4, 5, -6) dan Q(2, -4, 3).

4. Vektor

Vektor didefinisikan sebagai ruas garis lurus yang mempunyai arah.

Notasi: Vektor dituliskan dengan dua huruf kapital serta satu strip atau tanda

panah di atas huruf-huruf tersebut. Huruf pertama menyatakan titik awal dan

huruf kedua menyatakan titik ujungnya. Vektor juga sering diberi nama

dengan hurup kecil yang dicetak tebal.

Vektor diatas dinotasikan denga:

AB atau a

Panjang vektor

AB dinotasikan dengan AB atau

a

Vektor Nol, jika titik awal dan titik ujungnya berimpit.

Kesamaan vector-vektor. Vektor-vektor disebut sama jika mereka segaris

serta mempunyai panjang dan arah yang sama. Jika sebuah vektor arahnya

berlawanan dengan a tetapi memiliki panjang yang sama maka dinyatakan

dengan –a.

Jumlah dari dua Vektor

A

B

a

a

a

b

ba

a

Page 6: bahan geonal

6

Jumlah dari vektor-vektor a dan b adalah vektor c = a + b yang dapat

ditentukan dengan metode segitiga atau dengan metode jajar genjang.

Metode Segitiga. Tempatkan titik ujung vektor a berimpit dengan titik awal

vektor b lalu hubungkan titik awal vektor a dengan titik ujung vektor b.

Metode Jajar genjang. Tempatkan titik-titik awal vektor a dan b secara

berimpit, lalau membentuk sebuah jajar genjang dengan dua buah sisinya a

serta b. Jumlah kedua vektor adalah diagonal jajargenjang tersebut yang

bertitik awal pada titik awal a dan b.

Selisih Dua Vektor: a – b sama artinya dengan menjumlahkan a dengan –b.

jadi

a – b = a + (-b)

Jika a, b, dan c vektor serta m, n skalar-skalar, maka beberapa Hukum yang

berlaku pada operasi vektor adalah sebagai berikut:

1) a + b = b + a

2) a + (b + c) = (a + b) + c

3) ma = am

a

b

a

b

bac

a

b

a

b

bac

a

b

a

b

bac

Page 7: bahan geonal

7

4) m(na) = (mn)a

5) (m + n) a = ma + na

6) m (a + b) = ma + mb

1. Vektor dan Sistem Koordinat

Suatu vektor dikatakan vektor satuan jika panjangnya satu. Sekarang coba

perhatikan sistem koordinat Cartesian berikut;

Vektor di atas dapat dituliskan:

i = 1i + 0j + 0k

j = 0i + 1j + 0k

k = 0i + 0j + 1k

Atau:

i = [1, 0, 0]

j = [0, 1, 0]

k = [0, 0. 1]

Pandang sebarang vektor a yang titik awalnya (0, 0, 0) dan titik ujungnya titik

(a1, a2, a3). Maka menurut metode segitiga diperoleh:

a = a1i + a2j + a3k = [a1, a2, a3].

Bilangan-bilangan a1, a2, a3 disebut komponen-komponen dari vektor a. Vektor

a disebut sebagai vektor posisi

X

Y

Z

i

j

k

Page 8: bahan geonal

8

Panjang (besar) vektor a:

Jika titik pangkalnya tidak di (0, 0, 0). Misalkan titik pangkalnya pada titik P

(p1, p2, p3) dan titik ujungnya pada titik Q (q1, q2, q3), maka vektor

PQ = [(q1-

p1),( q2-p2), (q3 – p3)]

2. Perkalian Titik (Dot Product)

Jika a dan b vektor, adalah sudut antara vektor a dan vektor b dengan

0 , maka hasil kali titik antara vektor a dan vektor b memenuhi:

Vektor a dan vektor b juga memenuhi operasi:

1) a . b = b . a

2) a . (b + c) = ab + ac

3) m (a . b) = (ma).b = a (mb) = (ab) m

4) Jika a = [a1, a2, a3] dan b = [b1, b2, b3] maka:

a . b = [a1i + a2j + a3k] . [b1i + b2j + b3k]

= (a1b1) i.i + (a2b1)j.i + (a3b1)k.i + (a1b2)i.j + (a2b2)j.j +

(a3b2)k.j

+ (a1b3)i.k + (a2b3)j.k + (a3b3)k.k

X

Y

Z

a1i

a2j

a3k

[a1, a2, a3]

2

3

2

2

2

1 aaaa

cos. baba

Page 9: bahan geonal

9

= a1b1 + a2b2 + a3b3

=

3

1j

jjba

5) a.a = a1 + a2 + a3 = |a|2

6) a.b = 0 (a 0, b 0) a tegak lurus b

Contoh:

Tentukan a.b dan cosinus sudutnya jika diketahui a = [3, 4, 6] dan b = [-1, 4,

8].

Solusi:

a.b = (3)(-1) + (4)(4) + (6)(8)

= -3 + 16 + 48

= 61

|a| = 222 643

= 36169

= 61

|b| = 222 841

= 64161

= 81

= 9

ba

baCos

.

. =

)9(61

61

3. Pekalian Silang (Cros Product)

Jika a dan b vektor, adalah sudut antara vektor a dan vektor b dengan

0 , maka hasil kali siang antara vektor a dan vektor b memenuhi:

Dimana u adalah vektor satuan yang tegak lurus bidang (a,b).

Vektor a dan vektor b juga memenuhi operasi:

1) a x b = -b x a

ubabxa sin.

Page 10: bahan geonal

10

2) a x (b + c) = a x b + a x c

3) m (a x b) = ma x b = a x mb = (a x b) m

4) i x i = j x j = k x k = 0

i x j = k, j x k = i, k x i = j

5) Jika a = [a1, a2, a3] = a1i + a2j + a3k

b = [b1, b2, b3] = b1i + b2j + b3k

maka:

a x b =

21

21

13

13

32

32,,

bb

aa

bb

aa

bb

aa

=

321

321

bbb

aaa

kji

6) Panjang a x b yaitu |a x b|= |a||b| sin menyatakan luas jajar

genjang yang dua buah sisinya a dan b

7) Panjang a x b = 0 dan a 0, b 0 maka a sejajar dengan b

Contoh:

Jika a = [2, 1, 1] dan b = [-3, 6,7] tentukan a x b!

Latihan Soal:

1. Jika ruas garis yang menghubungkan P (3, 1, -1) dan P2(-1, 2, 1) tegak

lurus dengan ruas garis yang menghubungkan titik P3 (-3, 2, 4) dengan titik

P4(x, -2, 3). Tentukan nilai x!

2. Hitunglah luas segitiga ABC dengan A (1,3,2), B(2, -1, 1) dan C (-1, 2, 3)!

4. Arti Suatu Pesamaan

Hubungan di antara koordinat-koodinat x, y, z yang dinyatakan oleh suatu

persamaan f (x, y, z) = 0 merupakan suatu persamaan (bidang lengkung

ataupun bidang rata).

Persamaan yang bebas dari suatu peubah (variabel):

Persamaan f (x, y) = 0 menyatakan sebuah permukaan silinder dengan

semua garis pelukisnya sejajar Z

Page 11: bahan geonal

11

Persamaan f (x, z) = 0 menyatakan sebuah permukaan silinder dengan

semua garis pelukisnya sejajar Y

Persamaan f (y, z) = 0 menyatakan sebuah permukaan silinder dengan

semua garis pelukisnya sejajar X

Contoh:

1 Persamaan 5x + 2y + 4z = 0 menyatakan permukaan bidang datar

2 Persamaan x2 + y2 + z2 = 9 menyatakan suatu permukaan yang berbentuk

bola.

5. Proyeksi Garis Lengkung Pada Bidang Koordinat

Jika pada garis lengkung c: f(x, y, z) = 0 dan g(x, y, z) = 0 salah satu

variabelnya dieliminasi (misalnya variabel z) maka akan diperoleh persamaan:

F (x, y) = 0 merupakan silinder yang garis pelukisnya sejajar sumbu Z serta

melalui c, berarti merupakan silinder proyektor dari garis lengkung c ke bidang

XOY. Jadi proyeksinya mempunyai persamaan F (x,y) = 0 ; z = 0. Untuk

proyeksi ke bidang YOZ dan XOZ dapat dijelaskan analog dengan cara di atas.

Contoh:

Tentukan proyeksi garis lengkung (lingkaran) perpotongan bola-bola:

x2 + y2 + z2 = 1………………(1)

x2 + (y – 1)2 + (z – 1)2 = 1…..(2)

ke bidang XOY!

Penyelesaian:

Kita tentukan silinder proyektor dengan mengeliminasi z dari persamaan (1)

dan (2), diperoleh: z = 1 – y (3)

Substitusikan persamaan (3) ke persamaan (1) atau (2), diperoleh:

x2 + y2 – 2y = 0 merupakan persamaan silinder proyektor.

Jadi persamaan proyeksi: x2 + y2 – 2y = 0

z = 0

Page 12: bahan geonal

12

yang dapat dijabarkan menjadi: 0,1

41

)2

1(

21

22

zyx

merupakan persamaan

ellips dengan pusat (0, ½, 0) dan direktrik 22

1dan

2

1

Page 13: bahan geonal

13

II

Bidang Rata Dan Garis Lurus

2.1 Persamaan Vektoris Bidang Rata

Suatu bidang rata akan tertentu apabila diketahui tiga buah titik (yang tidak

segaris) yang terletak pada bidang rata tersebut.

Misalkan diketahui tiga titik pada bidang rata V:

P (x1, y1, z1)

Q (x2, y2, z2)

R (x3, y3, z3)

PQ = [x2 – x1, y2-y1, z2-z1]

PR = [x3-x1, y3-y1, z3-z1]

Untuk setiap titik sebarang X (x, y, z) pada bidang rata V berlaku:

PX = PQ + PR ; (-<< ; -<< )

Perhatikan gambar:

Terlihat jelas bahwa: OX = OP + PX

Atau:

[x, y, z] = [x1, y1, z1]+ [x2 – x1, y2-y1, z2-z1] + [x3-x1, y3-y1, z3-z1] ……(1)

Persamaan (1) disebut persamaan Vektoris bidang rata yang melalui tiga

buah titik yaitu: P (x1, y1, z1), Q (x2, y2, z2), R (x3, y3, z3). PR dan PQ masing-

masing disebut sebagai vektor arah bidang.

Persamaan bidang rata yang diketahui melalui satu titik P (x1, y1, z1) dan

kedua vektor arahnya: a = [xa, ya, za] dan b = [xb, yb, zb] adalah:

…..(2)

Persamaan (2) dapat dituliskan menjadi tiga persamaan berikut:

x = x1 + xa + xb …………(3)

y = y1 + ya + yb …………(4)

z = z1 + za + zb …………(5)

Persamaan (3), (4), dan (5) disebut persamaan parameter bidang rata

[x, y, z] = [x1, y1, z1] +[xa, ya, za] + [xb, yb, zb]

Page 14: bahan geonal

14

2.2 Persamaan Linier Bidang Rata

Jika dan di eliminasi dari persamaan (3) dan (4) akan diperoleh:

C

xxyyyx

C

yyxxxy

aa

bb

)()(

)()(

11

11

Dengan C = xayb – yaxb = bb

aa

yx

yx………………..(6)

Dimana C 0

Kemudian, jika dan di atas disubstitusikan ke persamaan (5) maka akan

diperoleh:

C (z – z1) – za {yb ( x – x1) – xb (y – y1)}- zb{xa(y – y1) – ya(x – x1)} = 0

C (z – z1) – zayb( x – x1) + zaxb (y – y1)- zbxa(y – y1) + zbya(x – x1) = 0

C (z – z1) – zayb( x – x1) + zbya(x – x1) + zaxb (y – y1)- zbxa(y – y1) = 0

(yazb – zayb)( x – x1) + (zaxb - xazb) (y – y1) + C (z – z1)= 0

(yazb – zayb) x –(yazb – zayb) x1 + (zaxb - xazb)y – (zaxb - xazb) y1 + C z – C z1=

0

(yazb – zayb) x + (zaxb - xazb)y + Cz –(yazb – zayb) x1 – (zaxb - xazb) y1 – C z1=

0 ……(7)

Jika:

yazb – zayb =

bb

aa

zy

zy=A

zaxb - xazb = bb

aa

xz

xz= B

Ax1 + By1 + Cz1 = -D

Maka persamaan (7) dapat dituliskan:

……..(8)

yang merupakan persamaan linier ( Persamaan Umum) bidang rata.

2.3 Vektor Normal dari Bidang Rata V : Ax + By + Cz + D = 0

Perhatikan kembali persamaan (8). Terlihat bahwa Vektor [A, B, C]:

Ax + By + Cz + D = 0

Page 15: bahan geonal

15

[A, B, C] = kyx

yxj

xz

xzi

zy

zy

bb

aa

bb

aa

bb

aa

=

bbb

aaa

zyx

zyx

kji

= a x b

Merupakan vektor yang tegak lurus pada bidang rata yang dibentuk oleh a dan

b, dalam hal ini bidang rata V: Ax + By + Cz + D = 0

n = [A, B, C] disebut vektor normal dari bidang rata V = 0 tersebut.

Dari persamaan (7) di atas, suatu bidang rata yang diketahui melalui satu

titik (x1, y1, z1) dengan vektor normal [A, B, C] persamaannya berbentuk:

……..(9)

Beberapa hal khusus dalam persamaan bidang rata (V: Ax + By + Cz + D =

0), diantaranya:

a. Jika D = 0 maka bidang rata V melalui titik O (0, 0, 0) dan sebaliknya

b. Jika D 0 maka persamaan bidang V: Ax + By + Cz + D = 0 akan

memotong sumbu X pada titik (A

D, 0, 0), memotong sumbu Y pada titik

(0, B

D ,0), dan memotong sumbu Z pada titik (0, 0,

C

D)

c. Bila A = 0, bidang V sejajar sumbu X

Bila B = 0, bidang V sejajar sumbu Y

Bila C = 0, bidang V sejajar sumbu Z

d. Bila A = B = 0 , bidang V sejajar bidang XOY

Bila A = C = 0, bidang V sejajar bidang XOZ

Bila B = C = 0, bidang V sejajar bidang YOZ

Contoh:

A (x – x1) + B (y – y1) + C (z – z1) = 0

Page 16: bahan geonal

16

Tentukan Persamaan vektoris, persamaan parameter, dan persamaan linier

(umum) dari bidang rata yang diketahui melalui titik P (1, 2, 2), Q (2, 4, 5), dan

R(1, 2,6)!

Penyelesaian:

Persamaan vektoris:

[x, y, z]= [1, 2, 2]+ [2-1, 4-2, 5-2]+ [1-1, 2-2, 6-2]

=[1, 2, 2] + [1, 2, 3] + [0, 0, 4]

Persamaan parameternya:

x = 1 +

y = 2 + 2

z = 2 + 3 + 4

Persamaan Linier (umum):

Untuk menentukan persamaan Liniernya, dapat dilakukan dengan mencari

vektor normalnya terlebih dahulu:

[A, B, C]= [1, 2, 3] x [0,0,4]=[(2)(4)-(0)(3), (3)(0)-(4)(1), (1)(0)-(0)(2)] = [8,

-4, 0]

Sehingga persamaan bidang yang melalui titik P (1, 2, 2) dengan vektor

normal [8, -4, 0] yaitu:

8 (x -1) + (-4)(y -2) + 0 (z – 2) = 0

8x – 8 – 4y + 8 = 0

8x – 4y = 0

2x – y = 0

Dengan melakukan manipulasi aljabar dari persamaan (7) maka:

1. Persamaan bidang rata yang melalui titik P(x1, y1, z1) dengan vektor arah a

= [xa, ya, za] dan b = [xb, yb, zb] dapat ditentukan dengan rumus:

0

111

bbb

aaa

zyx

zyx

zzyyxx

………….(10)

Page 17: bahan geonal

17

2. Persamaan bidang rata yang diketahui melalui tiga titik yang berbeda P (x1,

y1, z1), Q (x2, y2, z2), R (x3, y3, z3), yaitu:

0

131313

121212

111

zzyyxx

zzyyxx

zzyyxx

………..(11)

3. Empat buah titik P (x1, y1, z1), Q (x2, y2, z2), R (x3, y3, z3), dan S(x4, y4, z4)

akan sebidang jika dan hanya jika:

0

141414

131313

121212

zzyyxx

zzyyxx

zzyyxx

……….(12)

Contoh:

Tentukan Persamaan Linier bidang rata yang melalui titik-titik: (2, -1, 1), (3, 2,

1), dan (-1, 3, 2).

Penyelesaian:

Dengan menggunakan persamaan (11) diperoleh:

0

131313

121212

111

zzyyxx

zzyyxx

zzyyxx

0

121321

111223

112

zyx

0

143

031

112

zyx

((3)(1)-(4)(0))(x -2) + ((0)(-3)-(1)(1))(y + 1) + ((1)(4)-(-3)(3))(z -1) = 0

3 (x – 2) - 1 (y + 1) + 13 (z – 1) = 0

3x – 6 - y - 1 + 13z – 13 = 0

3x - y + 13z – 20 = 0

Latihan Soal

1. Tentukan titik-titik potong bidang rata: 3x – 4y + 2z + 8 = 0 tehadap

ketiga sumbu koordinat!

Page 18: bahan geonal

18

2. Tentukan persamaan vektoris dan persamaan parameter bidang rata yang

melalui (1, 2, 1), (3, 2, 1), dan (4, 1, -1)!

3. Tentukan persamaan Linier (umum) bidang rata pada soal nomor 2!

4. Tuliskan persamaan linier bidang rata yang melalui P1 (-1, 2, 3), P2 (3, 1,

1), dan P3 (1, 3, -2)

5. Tuliskan persamaan parameter bidang rata yang melalui A (4, 3, 1), B(-2,

3, 5), dan C (6, 2, 5)!

2.4 Persamaan Normal Bidang Rata

Diketahui sebuah bidang rata H: Ax + By + Cz + D = 0, maka n = [A, B, C]

merupakan vektor normal dari bidang H. Jika , , berturut-turut merupakan

sudut antara n dengan sumbu koordinat ( yang arahnya ditentukan oleh

vektor i, j , dan k)

Dengan menggunakan aturan

cosines, maka diperoleh:

Cos = n

A

Cos = n

B ……..(13)

Cos = n

C

Dengan menggunakan (13), dapat dijabarkan vektor berikut:

[cos, cos , cos ]= n

n

n

CBA

],,[……..(14)

Merupakan vektor satuan yang searah dengan n.

Vektor

n = [cos, cos , cos ] disebut vektor cosinus dari bidang H, atau

disebut juga vektor normal yang panjangnya satu.

Misalkan p adalah jarak antara titik O(0. 0. 0) ke bidang H (tentu p 0),

dan X (x, y, z) sebarang titik pada bidang H maka p adalah proyeksi OX pada

n , sehingga:

p = OX .

n = [x, y, z][ cos, cos , cos ]= x cos + y cos + z cos

Page 19: bahan geonal

19

atau:

………. (15)

Persamaan (15) merupakan persamaan Normal (HESSE) bidang H.

Jika diketahui persamaan umum dari bidang rata H: Ax + By + Cz + D = 0,

maka persamaan ini dapat diubah ke persamaan normal dengan

menggunakan formula berikut:

n (x cos + y cos + z cos )= - D……….(16)

Karena jarak (p) tidak pernah negative, maka:n

D= p positif sehingga:

Jika D negatif, bagi masing-masing ruas persamaan (16) dengan “+ n

Jika D positif, bagi masing-masing ruas persamaan (16) dengan “- n ”

Contoh:

1. Tentukan persamaan Normal dari bidang rata H: 6x + 3y – 2z - 6 = 0.

Penyelesaian:

Diketahui D =- 6 (negatif)

Vektor normal dari H: n = [6, 3, -2] maka n = 74936

Jadi persamaan normalnya: 7

6

7

2

7

3

7

6 zyx

2. Tentukan Persamaan Normal (HESSE) dari bidang rata K: x + 4y + 8 z

+ 25 = 0. Berapa satuan jaraknya dari Titik O (0, 0, 0)?

2.5 Sudut Antara Dua Bidang Rata

Sudut antara dua bidang rata adalah sudut antara vektor-vektor normalnya.

Jika diketahui dua bidang rata

H1 : A1x + B1y + C1z + D = 0 dan H2: A2x + B2y + C2z + D = 0, maka sudut

antar kedua bidang tersebut adalah sudut antara vektor n1 = [a1, b1, c1] dan

n2 = [a2, b2, c2] yaitu:

2

2

2

2

2

2

2

1

2

1

2

121

21

.

212121.cos

CBACBA

CCBBAA

nn

nn

…….(17)

Contoh:

x cos + y cos + z cos = p

Page 20: bahan geonal

20

Tentukan sudut antara 2x + y + z + 4 = 0 dan 3x + 4y + z – 10 = 0

Penyelesaian:

n1 = [2, 1, 1] dan n2 = [3, 4, 1]

sehingga: 156

11

266

146

1169.114

)1)(1()4)(1()3)(2(]1,4,3[.]1,1,2[cos

21

nn

Catatan:

1. Jika dua bidang rata V1 dan V2 sejajar, maka n1 sama dengan n2 atau

berkelipatan. Dengan kata lain [A1, B1, C1] = [A2, B2, C2] dengan 0

2. Jika dua bidang rata V1 dan V2 saling tegak lurus maka hasil kali titik

dari vektor normalnya sama dengan nol. Dengan kata lain n1.n2 = A1A2

+ B1B2 + C1C2 = 0

Contoh:

1. Tentukan persamaan bidang rata yang melalui titik P (1, 2, -1) dan

sejajar dengan bidang rata 2x + 3y + - 10 = 0

Penyelesaian:

2. Tentukan persamaan bidang rata yang melaui O (0, 0, 0) dan P (1, 2, 3)

serta tegak lurus dengan bidang rata 2x + 3y + 4z – 10 = 0

Penyelesaian:

2.6 Jarak Antara Sebuah Titik dan Sebuah Bidang Datar dan Jarak

Antara Dua Bidang yang Sejajar

Misalkan sebuah bidang datar V1 = p. Akan

ditentukan jarak sebuah titik sebarang R(x1, y1, z1) ke bidang V1. Langkah

pertama, lukislah sebuah bidang V2 sejajar dengan bidang V1. Dengan

demikian, vector normal dari bidang V1 dan V2 sama. Disisi lain, jarak V2 ke

titik asal koordinat O (0,0,0) adalah p±d (tergantung letak V1 dan V2 terhadap

titik O.

Page 21: bahan geonal

21

V2 = p±d. Karena titik R(x1, y1, z1) pada V2, maka

cos -p| yang merupakan jarak antara titik R(x1, y1, z1) ke bidang V1

+ y cos β + z cos = p.

Jika bidang datar V1 dinyatakan dalam persamaan Ax + By + Cz + D = 0,

maka jarak titik R(x1, y1, z1) ke bidang V1 dirumuskan sebagai berikut:

……..(18)

Contoh:

Hitunglah jarak titik R (1, 2, 4) dengan bidang 2x + 3y + 6z + 3!

Penyelesaian:

Diketahui: x1 = 1, y1 = 2, z1 = 4, A = 2, B = 3, C = 6, dan D = 3, sehingga:

77

35

3694

32462

632

3)4)(6()2)(3()1)(2(

222

d

Untuk mencari jarak dua bidang V1 dan V2 yang sejajar, maka pilih sebarang

satu titik pada V2 kemudian hitung jarak titik tersebut ke bidang V1 dengan

menggunakan rumus yang telah disajikan sebelumnya.

Contoh: Hitunglah jarak antara bidang V1≡ x – 2y + 3z -6 = 0 dan dengan

bidang V2≡ x – 2y + 3z + 12 = 0 !

Penyelesaian:

Ambil sebarang titik pada V2, misalkan titik P(0,0,-4). Dengan demikian,

menghitung jarak bidang V1 dengan V2 analog dengan menghitung jarak

antara bidang V1 dengan titik P, sebagai berikut:

222

111

CBA

DCzByAxd

Page 22: bahan geonal

22

41

4130

41

30

3641

62400

6)2(1

6)4)(3()0)(2()0)(1(

222

d

2.7 Berkas Bidang Datar

Jika diketahui dua buah bidang V1 = A1x + B1y + C1z + D1 dan bidang V2 = A2x

+ B2y + C2z + D2 yang saling berpotongan menurut sebuah garis lurus, maka

setiap titik yang terdapat pada garis tersebut akan memenuhi persamaan λ1V1

+ λ2V2 = 0 (dengan λ1 dan λ2 merupakan sebuah parameter). Persamaan di ats

merupakan himpunan bidang-bidang yang melalui garis potong V1 dan V2. Bila

λ1 ≠ 0, dapat dituliskan V1 + 1

2

V2 = 0, atau dapat dituliskan dalam bentuk: V1

+ λV2 = 0 merupakan persamaan berkas bidang melalui garis potomg bidang-

bidang V1 = 0 dan V2 = 0.

Jika kedudukan antara V1 dan V2 sejajar, maka berkas bidang V1 + λV2 = 0

merupakan himpunan bidang-bidang yang sejajar V1 = 0 dan V2 = 0, dan

dapat ditulis sebagai berikut:

Dengan k suatu parameter.

Contoh:

Tentukan persamaan bidang rata V yang melalui titik (0, 0, 0) serta melalui

garis potong bidang-bidang:

V1 = 2x + 3y + 24 = 0

V2 = x – y + 2z = 12

Jawab:

Misalkan bidang yang diminta adalah V dengan persamaan: V1 + λV2 = 0, oleh

karena itu diperoleh:

2x + 3y + 24 + λ (x – y + 2z - 12) = 0

2x + 3y + 24 + λx – λy + 2λz - 12 λ = 0

(2 + λ)x + (3 - λ)y + 2λz + (24-12λ)= 0

Karena V melalui titi (0, 0, 0), maka:

(2 + λ)(0) + (3 - λ) (0) + 2λ(0) + (24-12λ)= 0

-12 λ = -24

A1x + B1y + C1z= k

Page 23: bahan geonal

23

λ = 2

Jadi persamaan bidang yang diminta adalah: V≡ 4x – y + 4z = 0.

2.8 Jaringan Bidang Datar

Misalkan terdapat bidang V1 = 0, V2 = 0, dan V3 = 0 yang tidak saling

berpotongan pada satu garis dan tidak saling sejajar satu sama lainnya.

Himpunan bidang-bidang yang melalui titik potong ketiga bidang di atas (titik

T) memenuhi persamaan:

….(19)

yang selanjutnya disebut jaringan bidang.

Contoh:

Tentukan persamaan bidang datar V yang sejajar bidang U≡ x + y + z = 1

serta melalui titik potong bidang-bidang V1≡ x – 3 = 0, V2≡ y -4 = 0, V3≡ z =

0.

Penyelesaian:

Bidang V yang diminta memenuhi persamaan:

V1 + λV2 + μV3 = 0 (x-3) + λ (y – 4) + μ (z) = 0 x – 3 + λy - 4λ + μz =

0 1x + λy + μz = 4λ + 3.

Normal bidang ini adalah [1, λ, μ]. Karena sejajar bidang U, berarti [1, λ, μ]

kelipatan dari [1,1, 1], sehingga μ = λ = 1.

Jadi persamaan bidang yang diminta yaitu 1x + λy + μy - 4λ – 3= 0 x + y +

z – 7 = 0

2.9 Persamaan Vektoris Garis Lurus

Sebuah garis lurus akan tertentu jika dikatahui dua titik pada garis tersebut.

Misalkan titik P(x1, y1, z1) dan Q(x2, y2, z2) terletak pada garis lurus g, maka:

OP = [x1, y1, z1]

V1 + λV2 + μV3 = 0

T

Page 24: bahan geonal

24

OQ = [x2, y2, z2]

PQ = [x2-x1, y2-y1, z2-z1]

Untuk setiap titik sebarang X (x, y, z) pada g berlaku PX = λPQ, dengan -∞ <

λ < ∞. Dengan memperhatikan gambar di bawah, jelas bahwa: OX = OP + PX

sehingga:

……(20)

persamaan (20) merupakan persamaan Vektoris garis lurus melalui dua titik

P(x1, y1, z1) dan Q(x2, y2, z2).

Vektor PQ ataupun vector lain ≠ 0 yang terletak pada garis g disebut vector

arah garis lurus. Jadi, jika garis lurus melalui titik P(x1, y1, z1) dengan vektor

arah [a, b, c] persamaannya: [x, y, z] = [x1, y1, z1] + λ [a, b, c]

Contoh:

1. Tentukan persamaan garis lurus yang diketahui melalui titik P(3, 5, -4) dan

Q (-3, 2, 6)!

2. Tuliskan persamaan garis lurus melalui titik (-1, -1, 4) dengan vektor arah

[1, 2, -3]!

Penyelesaian:

1. Persamaan vektoris garis lurus yang melalui titik P(3, 5, -4) dan Q (-3, 2,

6), yaitu:

[x, y, z] = [3, 5, -4] + λ [-6, -3, 10].

2. Persamaan vektoris garis lurus yang melalui titik (-1, -1, 4) dengan vektor

arah [1, 2, -3], yaitu:

[x, y, z] = [-1, -1, 4] + λ [1, 2, -3].

Persamaan di atas dapat juga dituliskan dalam bentuk:

….(21)

[x, y, z] = [x1, y1, z1] + λ [x2-x1, y2-y1, z2-z1]

x = x1 + λa y = y1 + λb z = z1 + λc

X

Y

Z P

Q

x

Page 25: bahan geonal

25

yang disebut persamaan parameter garis lurus.

Jika λ pada persamaan (21), dieleminasi maka akan diperoleh persamaan

berikut:

0,0,0,, 111

cdanbajikac

zz

b

yy

a

xx

atau:

….(22)

merupakan persamaan garis yang diketahui melalui titik P (x1, y1, z1)

dengan vektor arah [a, b, c].

Dengan mensubstitusi a = x2 – x1, b = y2 – y1, c = z2 – z1 diperoleh

persamaan:

…..(23)

Adalah persamaan garis yang diketahui melalui P(x1, y1, z1) dan Q(x2, y2,

z2).

Contoh:

Tentukan persamaan garis yang diketahui melalui titik (3, 2, -2) dan (4, -2,

-1)!

Penyelesaian:

a. Persamaan Vektoris: [x, y, z] = [3, 2, -2] + λ[1, -4, 1]

b. Persamaan parameter: x = 3 + λ, y = 2 -4 λ, z = -2 – λ

c. Persamaan dalam bentuk lain: 1

2

4

2

1

3

zyx

2.10 Ciri Khusus dari Garis Lurus dengan Vektor Arah [a,b,c]

Berikut ini adalah beberapa sifat khusus dari persamaan garis:

c

zz

b

yy

a

xx 111

12

1

12

1

12

1

zz

zz

yy

yy

xx

xx

Page 26: bahan geonal

26

1. Garis lurus melalui titik asal (0, 0, 0) akan berbentuk [x, y, z]= λ[a, b, c]

atau c

z

b

y

a

x

2. Jika a = 0, vektor [0, b, c] terletak pada bidang rata yang sejajar bidang

YOZ

Jika b = 0, garis lurus sejajar bidang XOZ

Jika c = 0, garis lurus sejajar bidang XOY

Dalam hal ini, jika salah satu bilangan arah sama dengan nol (misalkan a =

0) persamaan garis lurus menjadi [x, y, z] = [x1, y1, z1] + λ [0, b, c] x =

x1, y = y1 + λa, z = z1 + λc. dengan mengeliminasi λ, diperoleh dua

persamaan:

c

zz

b

yyxx 11

1 ,

yang secara bersama-sama menyatakan persamaan

satu garis lurus.

3. Jika a = b = 0, vektor [0, 0, c] sejajar dengan arah sumbu Z yaitu [0, 0, 1].

Dengan kata lain garis lurus sejajar sumbu Z

Jika a = c = 0, maka garis lurus sejajar sumbu Y

Jika b = c = 0, maka garis lurus sejajar sumbu X

Contoh:

1. Diketahui garis lurus dengan persamaan [x, y, z] = [1, 2, 3] + λ[4, -6, 0].

Selidiki apakah garis tersebut sejajar bidang XOY, XOZ, atau YOZ kemudian

tuliskan persamaan yang lainnya!

Penyelesaian

Karena c = 0, berate garis lurus sejajar dengan bidang XOY. Sehingga

dapat ditulis dalam persamaan: ,2,6

3

4

1

z

yx

2. Selidiki apakah garis lurus [x, y, z] = [2, 3, -2] + λ[0, 4, 0] sejajar denga

sumbu x, y, atau z serta tuliskan persamaanya!

Penyelesaian:

Karena a = c = 0, berarti garis yang diketahui sejajar dengan sumbu Y.

Oleh karena itu dapat dituliskan dalam bentuk persamaan: x = 2, z = -2

yang berlaku untuk setiap y.

Page 27: bahan geonal

27

2.11 Garis Lurus sebagai Perpotongan Dua Bidang Datar

Jika dua buah bidang datar berpotongan, maka perpotongannya akan

merupakan sebuah garis lurus. Oleh karena itu, persamaan garis lurus dapat

dinyatakan dalam bentuk perpotonganantara dua bidang datar. Misalkan garis

g merupakan perpotongan bidang

V1≡ A1x + B1y + C1Z + D1 = 0

V2≡ A2x + B2y + C2Z + D2 = 0

Maka persamaan garis lurus g dapat dituliskan dalam bentuk:

V1≡ A1x + B1y + C1Z + D1 = 0

V2≡ A2x + B2y + C2Z + D2 = 0

Contoh:

Persamaan: x – 2y + z = 7

3x – y + 5z = 6

merupakan persamaan garis lurus yang merupakan perpotongan bidang-

bidang x – 2y + z = 7 dan 3x – y + 5z = 6 .

Setiap garis lurus memiliki vector arah. Oleh karena itu, garis yang merupakan

perpotongan dua buah bidang datar juga memiliki vektor arah. Untuk

menentukan vector arah dari garis lurus perpotongan dua buah bidang datar,

perhatikan gambar berikut:

V1≡ A1x + B1y + C1Z + D1 = 0

V2≡ A2x + B2y + C2Z + D2 = 0

n1 = [A1, B1, C1] dan n2 = [A2, B2, C2]. Jika vektor a merupakan hasil kali silang

vektor n1 dan n2, maka diperoleh:

g

g

V1 = 0

g

n1 n2

V2 = 0

Page 28: bahan geonal

28

a = [a, b, c]= n1 x n2 = [A1, B1, C1]x[A2, B2, C2]

=

222

111

CBA

CBA

kji

=

22

11

22

11

22

11,,

BA

BA

AC

AC

CB

CB

Untuk mengubah bentuk V1 = 0 = V2 kedalam bentuk c

zz

b

yy

a

xx 111

diperlukan sebuah titik koordinat (x1, y1, z1) yaitu titik sebarang yang terletak

pada perpotongan kedua bidang (garis lurus). Untuk itu, ambil sebarang titik

potong dengan salah satu bidang berkoordinat, misalkan sejajar bidang XOY,

sehingga z = 0. Dengan demikian, diperoleh:

A1x + B1y + D1 = 0

A2x + B2y + D2 = 0

Melalui manipulasi aljabar, akan diperoleh:

22

11

22

11

BA

BA

BD

BD

x

,

22

11

22

11

BA

BA

DA

DA

y

Contoh:

Tentukan persamaan garis lurus yang merupakan titik potong antara bidang x

– 2y + z = 1 dan 3x – y + 5z = 8!

Penyelesaian:

Vektor arah garis: [a, b, c]=

22

11

22

11

22

11,,

BA

BA

AC

AC

CB

CB

=

13

21,

35

11,

51

12= 5,2,9

Salah satu titik pada garis:

Ambil z = 0 35

15

13

21

18

21

x , 15

5

13

21

83

11

y

Jadi persamaan garis yang diminta mempunyai vector arah [-9, -2, 5] dan

melalui titik (3, 1, 0), yaitu:

[x, y, z]= [3, 1, 0] + λ[-9, -2, 5]

Page 29: bahan geonal

29

2.12 Kedudukan Dua Garis Lurus

Kedudukan dua garis pada ruang berdimensi tiga mungkin sejajar, berimpit,

berpotongan ataupun bersilangan. Setiap kedudukan dua garis tersebut

memiliki syarat tertentu, diantaranya;

a. g1 sejajar dengan g2 bila arah kedua garis berkelipatan. Misalkan arah g1, n1

= [a1, b1, c1] dan arah g2 = [a2, b2, c2], maka g1 //g2 jika [a1, b1, c1]= μ[a2,

b2, c2] dengan μ≠0. Atau jika 2

1

2

1

2

1

c

c

b

b

a

a

disamping syarat di atas, kedua garis berimpit jika: [x2-x1, y2-y1, z2-z1]=

μ[a1, b1, c1]

Contoh:

Diketahui dua buah garis g1: [x, y, z]= [2, 4, 3] + λ [5, -1, -2] dan g2: [x,

y, z]= [1, 3, -4] + λ [10, -2, -4]. Apakah kedua garis tersebut saling sejajar

atau berimpit?

Penyelesaian:

n1 = [5, -1, -2] dan n2 = [10, -2, -4] [10, -2, -4] = 2 [5, -1, -2]. Oleh

karena itu, kedua garis yang diketahui sejajar. Tetapi kedua garis tidak

saling berimpit karena:

[1-2, 3-4, -4-3]= [-1, -1, -7]≠μ[5, -1, -2]

b. Jika garis g1 dan g2 tidak sejajar, berarti kedua garis berpotongan pada

satu titik atau bersilangan. Jika berpotongan, misalkan titik potongnya (x0,

y0, z0) berarti tendapat λ1 sedemikian sehingga [x0, y0, z0]= [x1, y1, z1] +

λ1[a1, b1, c1] dan terdapat λ2 sedemikian sehingga [x0, y0, z0]= [x2, y2, z2] -

λ2[a2, b2, c2]. Dengan demikian, berarti:

[x1, y1, z1] + λ1[a1, b1, c1]= [x2, y2, z2] - λ2[a2, b2, c2]

λ1[a1, b1, c1]+ λ2[a2, b2, c2]= [x2, y2, z2] - [x1, y1, z1]

λ1a1+ λ2a2= x2 - x1

λ1b1+ λ2b2= y2 - y1

λ1c1+ λ2c2=z2 - z1

Berdasarkan teori persamaan linier, nilai λ1 dan λ2 ada jika determinan:

Page 30: bahan geonal

30

0

1221

1221

1221

zzcc

yybb

xxaa

yang sekaligus merupakan syarat dua garis saling berpotongan pada satu

titik tertentu. Sedangkan persamaan bidang yang memuat kedua garis g1

dan g2 tersebut adalah:

0

121

121

121

zzcc

yybb

xxaa

Jika persamaan diatas tidak berlaku, berarti kedua garis saling bersilangan.

Contoh:

Tunjukkan bahwa garis g1: 7

)1(

4

)3(

1

)4(

zyxberpotongan dengan

garis g2:

8

10

3

1

2

1

zyx. Tentukan titik potongnya serta tuliskan

persamaan bidang yang memuat kedua garis tersebut.

Penyelesaian:

g1: [x, y, z] = [4, -3, -1] + λ1 [1, -4, 7]

g2: [x, y, z] = [1, -1, -10] + λ2 [2, -3, 8]

arah kedua garis yaitu [1, -4, 7] dan [2, -3, 8] tidak berkelipatan, sehingga

kedua garis tidak sejajar ataupun berimpit. Oleh karena itu perlu diselidiki

determinannya, sebagai berikut 0

987

234

321

11087

3134

4121

karena determinanya 0, maka kedua garis berpotongan pda satu titik. Titik

potong bisa ditentukan dari persamaan:

λ1+ 2λ2=-3

-4λ1 - 3λ2= 2

7λ1+ 8λ2=-9

Dengan mengambil dua persamaan, diperoleh λ1=1 dan λ2= -2. Dengan

mensubstitusi nilai λ1 atau λ2 ke persamaan awal, diperoleh titik potongnya

yaitu:

Page 31: bahan geonal

31

[x0, y0, z0] = [4, -3, -1] + 1 [1, -4, 7] = [5, -7, 6]. Jadi titik potongnya (5, -7,

6). Selanjutnya akan ditentukan persamaan bidang yang memuat kedua

garis lurus, sebagai berikut:

06756110

187

334

421

zyx

z

y

x

Jika dua garis saling berpontongan, maka akan membentuk sudut. Sudut

antara dua garis lurus analog dengan sudut antara vektor-vektorarah [a1, b1,

c1] dan [a2, b2, c2], yaitu:

2

2

2

21

2

2

2

1

2

1

2

1

212121

222111

222111

,,,,

,,,,cos

cbacba

ccbbaa

cbacba

cbacba

Dan kedua garis akan saling tegak lurus jika 0cos , dengan kata lain:

0,,,, 212121222111 ccbbaacbacba

Contoh:

Tentukan nilai a jika kedua garis lurus berikut saling tegak lurus:

g1: [x, y, z] = [1, -2, 1] + λ1 [2, -4, a]

g2: [x, y, z] = [3, -1, -8] + λ2 [2, 3, 8]

Penyelesaian:

Vektor arah kedua garis: [a1, b1, c1] = [2, -4, a]dan [a2, b2, c2]= [2, 3, 8].

Karena kedua garis saling tegak lurus, berarti:

1

88

088

08124

0)8)(()3)(4()2)(2(

0

0,,.,,

212121

222111

a

a

a

a

a

ccbbaa

cbacba

Jadi, a = 1.

2.13 Kedudukan Garis Lurus dan Bidang Datar

Jika diketaui sebuah garis lurus g=0 dan sebuah bidang datar V=0, maka

terdapat tiga kemungkinan kedudukan antara garis g dan bidang V yaitu

sejajar, tegak lurus, atau garis g seluruhnya terletak pada bidang V (berimpit).

Page 32: bahan geonal

32

Seperti pada pembahasan sebelumnya, garis g memiliki vektor arah a = [a, b,

c] dan bidang V memiliki vektor normal n =[A, B, C]. Ketiga kemungkinan

kedudukan tersebut dapat diselidiki dari hubungan antara vektor arah a dan

vektor normal n, sebagai berikut:

1. Garis lurus g sejajar dengan bidang datar V jika dan hanya jika hasil kali

titik kedua vektor bernilai nol (a.n = 0). Dengan kata lain:

2. Garis lurus g tegak lurus dengan bidang V jika dan hanya jika vektor arah

garis sama atau berkelipatan dengan vektor normal bidang.

3. Garis lurus g terletak seluruhnya pada bidang datar V jika dan hanya jika

hasil kali titik vektor arah garis g dengan vektor normal bidang V benilai nol

dan untuk sebarang titik P pada g juga terletak pada V.

Contoh:

Selidiki mana pasangan garis lurus dan bidang datar di bawah ini yang sejajar,

saling tegak lurus, dan berimpit:

a. g: 1

)6(

2

)3(

3

)2(

zyx dan V≡ -2x + 4y – 14z -7 = 0

b. g: 3

)1(

5

)3(

2

)2(

zyx dan V≡ 7x - 2y – 8z = 0

c. g: 4

)4(

3

)1(

2

)5(

zyx dan V≡ -2x - 3y –4z = -6

Penyelesaian:

a. Diketahui a = [3, -2, -1] dan n = [-2, 4, -14]. Vektor arah tidak

berkelipatan dengan dengan vektor normal, berarti garis dan bidang tidak

aA + bB + cC = 0

C

c

B

b

A

a

g1

g2

g1

g2

Page 33: bahan geonal

33

saling tegak lurus. Akan diselidiki apakah hasil kali titik kedua vektor

bernilai nol.

[3, -2, -1]. [-2, 4, -14] = (3)(-2) + (-2)(4) + (-1)(-14) = - 6 -8 + 14 = 0.

Selanjutnya diselidiki apakan sebarang titik P(2, -3, 6) pada g terletak juga

pada bidang V:

V≡ -2x + 4y – 14z -7 = 0 -2(2)+ 4(-3)-14(6)-7 = -4 -12 – 84 - 7 = -107

≠ 0.

Karena a.n = 0, tetapi untuk sebarang titik P pada g tidak terletak pada V,

berarti garis g sejajar bidang V .

b. Diketahui a = [-2, 5, -3] dan n = [7, -2, -8]. Vektor arah tidak berkelipatan

dengan dengan vektor normal, jadi garis dan bidang tidak saling tegak

lurus. Akan diselidiki apakah hasil kali titik kedua vektor bernilai nol.

[-2, 5, -3]. [7, -2, -8] = (-2)(7) + (5)(-2) + (-3)(-8) = - 14 -10 + 24 = 0.

Selanjutnya diselidiki apakah sebarang titik P(2, 3, 1) pada garis g juga

terletak pada bidang V:

V≡ 7x - 2y – 8z = 0 7(2)- 2(3)-8(1) = 14 -6 – 8 = 0.

Karena a.n = 0 dan untuk sebarang titik P(2, 3, 1) pada g terletak juga

pada V, berarti garis g terletak sluruhnya pada bidang V (berimpit)

c. Diketahui a = [2, 3, 4] dan n = [-2, -3, -4]. Karena vektor arah garis lurus

g berkelipatan dengan vektor normal bidang V, yaitu [2, 3, 4] = -1[2, 3, 4]

berarti garis g saling tegak lurus dengan bidang V.

2.14 Garis Lurus Memotong Dua Garis Lurus Lainnya

Jika g1: V1 = 0 = V2 dan g2: U1 = 0 = U2 maka persamaan umum garis lurus g

yang memotong g1 dan g2 adalah:

……………..(24)

Contoh:

Tentukan persamaan garis lurus yang melalui titik (2, -1, 1) dan memotong

garis-garis lurus g1: 2x + y -4 = 0 = y + 2z dan g2: x + 3z = 4, 2x + 5z = 8.

V1 + λV2 = 0 = U1 + μU2

Page 34: bahan geonal

34

Penyelesaian:

Garis lurus 2x + y – 4 + λ(y + 2z) = 0 = x +3z – 4 + μ(2x + 5z – 8) …(*)

selalu memotong garis g1 dan g2 untuk setiap nilai λ dan μ. Garis yang diminta

diketahui melalui titik (2, -1, 1), sehingga diperoleh -1 + λ = 0 λ = 1 dan 1

+ μ = 0 μ = -1. Dengan mensubstitusi nilai λ = 1 dan μ = -1 ke persamaan

(*), diperoleh:

x + y + z – 2 = 0 = x + 2z – 4 merupakan persamaan garis yang diminta.

2.15 Jarak Antara Dua Garis Lurus

1. Jika g1 dan g2 sejajar, langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk

menghitung jarak antara g1 dan g2 sebagai berikut:

a. Pilih sebarang titik P(x0, y0, z0) pada g1

b. Buat bidang datar V yang melalui titik P(x0, y0, z0) dan tegak lurus g1

dan tentu V akan tegak lurus dengan g2.

c. Tentukan titik Q (x1, y1, z1) yang merupakan titik tembus g2 pada

bidang V

d. Hitung panjang PQ yang merupakan jarak antara g1 dan g2.

2. Bila g1 dan g2 bersilangan, untuk menghitung jarak antara kedua garis

lakukan langkah-langkah berikut:

a. Buat bidang datar V yang melalui g2 dan sejajar g1

b. Pilih sebarang titik P(x0, y0, z0) pada g1

c. Hitung jarak titik P(x0, y0, z0) ke bidang V, merupakan jarak antara g1

dan g2.

g1

P

Q

g2

g1

g2

Page 35: bahan geonal

35

Contoh:

Diketahui garis-garis lurus berikut:

g1 : [x, y, z] = [1, 2, 3] + λ [-1, 5, -2]

g2 : [x, y, z] = [-8, 0, 2] + λ [1, -5, 2]

g3 : [x, y, z] = [-3, 4, 7] + λ [0, 2, 4]

Hitunglah:

a. Jarak antara g1 dan g2

b. Jarak antara g1 dan g3

c. Jarak antara g2 dan g3

Penyelesaian:

a. Vektor arah g1 berkelipatan dengan vektor arah g2, yaitu [-1, 5, -2] = -1[-1, 5,

-2] berarti kedua garis sejajar. Persamaan bidang yang melalui P (1, 2, 3) pada

g1 dan tegak lurus g1:

V≡ -1 (x-1) + 5 (y-2) – 2 (z-3) = 0 -x + 5y – 2z -3 = 0 …..(**)

Untuk mencari titik Q(x1, y1, z1) yaitu titik tembus g2 terhadap bidang V,

nyatakan g2 dalam persamaan parameter kemudian substitusikan ke

persamaan (**), sebagai berikut:

x = λ – 8, y = -5λ, z = 2λ + 2

-x + 5y – 2z -3 = 0 - (λ-8) + 5(-5 λ) – 2(2λ+2) – 3 = 0 -30 λ -7 = 0 λ

= 30

7

Sehingga Q (30

233,

30

35,

30

74)

PQ = 450.7830

1

30

9074

30

6035

30

30233222

b. Gunakan sebagai latihan

c. Gunakan sebagai latihan

Page 36: bahan geonal

36

III

B o l a

3.1 Tempat Kedudukan di Dalam Ruang

Tempat Kedudukan (TK) adaah himpunan titik-titik yang memenuhi syarat-

syarat yang ditentukan. TK mungkin hampa (), satu titik, berupa kurva

(garis lengkung/lurus), berupa permukaan (surface/bidang), ataupun ruang.

Dalam menghadapi masalah TK, terdapat beberapa cara-cara penyelesaian

sebagai berikut:

A. Menjalankan titik (x0, y0, z0)

Mengambil titik (x0, y0, z0) sebarang pada TK, lalu mencari hubungan-

hubungan yag diperoleh. Variabel-variabel x, y, z dieliminasi sehingga

didapat hubungan-hubungan antara x0, y0, z0 saja. Dengan menghapus

indeks nol dari hubungan tersebut (dikatakan: menjalankan titik (x0, y0,

z0)) diperoleh TK yang ditanyakan.

Contoh 1:

Tentukan TK titik-titik yang berjarak 3 dari bidang XOZ dan jumlah

kuadrat jaraknya ke titik-titik (2, 1, 0) dan (-2, -1, 0) adalah tetap = 40!

Penyelesaian:

Ambil sembarang titik P(x0, y0, z0) pada TK.

Berjarak 3 dari bidang XOZ (y = 0), berarti:

y0 = 3 dan y0 = -3 ……………………(1)

kuadrat jarak P(x0, y0, z0) ke (2, 1, 0)adalah:(x0-2)2 + (y0-1)2 + (z0-0)2

kuadrat jarak P(x0, y0, z0) ke (-2, -1, 0) adalah: (x0+2)2 + (y0+1)2 + (z0-

0)2

Sehingga jumlah kuadrat jarak titik P(x0, y0, z0) ke (2, 1, 0)dan (-2, -1,

0), yaitu:

(x0-2)2 + (y0-1)2 + (z0-0)2 + (x0+2)2 + (y0+1)2 + (z0-0)2 = 40

(x02 -4x0 + 4)+ (y0

2 -2y0 + 1)+ (z02)+ (x0

2 +4x0 + 4)+ (y02 +2y0 +

1)+ (z02)= 40

x02 -4x0 + 4+ y0

2 -2y0 + 1+ z02+ x0

2 +4x0 + 4+ y02 +2y0 + 1+ z0

2= 40

x02 + 4+ y0

2 + 1+ z02+ x0

2 + 4+ y02 + 1+ z0

2= 40

2x02 + 2y0

2 + 2z02+ 10 = 40

2(x02 +y0

2 + z02) = 30

x02 + y0

2 + z0

2 = 15 …………………………(2)

Dengan menjalankan titik P dan mengambil kuadrat dari persamaan (1)

diperoleh TK sebagai berikut:

y2 = 9

Page 37: bahan geonal

37

x2 + y2

+ z2 = 15

Dengan notasi himpunan, TK dapat dituliskan:

TK = {{(x, y, z)|y2=9}{(x, y, z)| x2 + y2

+ z2 = 15}

yang merupakan sepasang lingkaran di Ruang.

B. Pelenyapan parameter-parameter

Adanya/mnculnya parameter. Dengan mengeliminasi parameter-

parameter tersebut diperoleh TK yang ditanyakan. Kalau terdapat (n +

1) hubungan dengan n buah parameter maka TK merupakan permkaan.

Kalau (n + 2) hubungan dengan n buah parameter maka TK merupakan

kurva.

Contoh 2:

Tentukan TK titik-titik dengan vektor posisi: a = [x, y, z]= [t2, t, 1]

dimana t suatu parameter!

Penyelesaian:

[x, y, z]= [t2, t, 1] x = t2, y = t, dan z = 1

Dengan melenyapkan/eliminasi parameter t, diperoleh:

z = 1

x=y2

C. Pengambilan titik sembarang (x0, y0, z0) pada TK disamping parameter

yang ada/muncul. Pelenyapan parameter dan menjalankan titik (x0, y0,

z0) tersebut menghasilkan TK yang ditanyakan.

Contoh 3:

Sebuah garis lurus (l) digerakan sejajar bidang y = 0 dan selalu

memotong kurva-kurva:

xy = 4 y2= 8z

C1: C2: Tentukan TK-nya!

z = 0 x = 0

Penyelesaian:

Ambil P(x0, y0, z0) pada TK tersebut. Jika [a, b, c] merupakan arah garis

l yang diputar, maka diperoleh persamaan parameter dari garis, yaitu:

x = x0 + a

y = y0 + b ……………(3)

z = z0 + c

Dengan suatu parameter. Karena garis l memotong c1 dan c2 , maka:

(x0-az0/c)(y0-bz0/c) = 4 ……….(4)

(y0-bx0/a)2= 8(z0-cx0/a) ………..(5)

Karena l sejajar y = 0, berarti b = 0.

Dengan mengeliminasi a, b, dan c dari persamaan (4) dan (5) diperoleh:

y02(4-x0y0) = 32z0

Page 38: bahan geonal

38

Dan menjalankan titik (x0, y0, z0) akan mendapatkan persamaan:

y2 (4-xy) = 32z yang merupakan persamaan tempat kedudukan yang

diharapkan.

3.2 Persamaan Bola

Permukaan bola merupakan TK titik-titik ujung vektor di dalam ruang yang

titik awalnya tertentu dan panjang vektor tersebut konstan. Titik awal yang

tertentu tersebut disebt titik pusat dan panjang vektor yang konstan disebut

sebagai jari-jari bola. Dengan kata lain Permukaan bola adalah tempat

kedudukan titik-titik yang berjarak sama dengan suatu titik tertentu.

Perhatikan gambar berikut:

Misalkan bola dengan pusat M (a, b, c) dan jari-jari = r.

Ambil titik P (x0, y0, z0) pada bola, maka:

OP = [x0, y0, z0]- [0, 0, 0]= [x0-0, y0-0, z0-0]= [x0, y0, z0]

OM = [a, b, c] - [0, 0, 0]= [a-0, b-0, c-0]= [a, b, c]

Panjang MP = r

Perhatikan vektor OP, OM dan MP. Diperoleh hubungan:

OP – OM = MP

[x0, y0, z0]- [a, b, c] = MP

[x0-a, y0-b, z0-c]= MP

rczbyax o 2

0

22

0 )()()(

(x0-a)2+(y0-b)2+(z0-c)2=r2

Dengan menjalankan titik (x0, y0, z0) diperoleh:

………(6)

Yang merupakan persamaan Bola dengan pusat (a, b, c) dan jari-jari r.

Dengan melakukan operasi aljabar pada persamaan (6) diperoleh:

(x-a)2+(y-b)2+(z-c)2=r2

x2 – 2ax + a2 + y2 -2by + b2 + z2 – 2cz + c2 = r2

x2 + y2 + z2– 2ax -2by – 2cz + a2+ b2 + c2 - r2= 0

x2 + y2 + z2– 2ax -2by – 2cz + (a2+ b2 + c2 - r2)= 0

x2 + y2 + z2+ Ax + By + Cz + D = 0

O

M

P

r

(x-a)2+(y-b)2+(z-c)2=r2

Page 39: bahan geonal

39

……….(7)

Merupakan persamaan umum Bola, dengan

pusat

CBA

2

1,

2

1,

2

1 dan jari-jari = DCBA 222

4

1

4

1

4

1

Latihan soal dan Penyelesaiannya:

1. Tentukan persamaan umum bola dengan pusat M(2, -4, 1) dan jari-jari

6

Penyelesaian:

Persamaan umum bola dengan pusat M(2, -4, 1) dan jari-jari 6, yaitu:

(x-2)2+(y+4)2+(z-1)2=62

x2 – 4x + 4 + y2 + 8y + 16 + z2 – 2z + 1 = 36

x2 + y2 + z2– 4x + 8y – 2z + 4+ 16 + 1 - 36= 0

x2 + y2 + z2- 4x + 8y - 2z - 15 = 0

2. Tentukan pusat dan jari-jari dari Bola yang persamaannya diketahui

sebagai berikut:

a. x2 + y2 + z2 + 6x + 4y + 2z – 50 = 0

b. x2 + y2 + z2 - 8x - 12y + 2z + 28 = 0

Penyelesaian:

c. Pusat dan jari-jari bola dengan persamaan: x2 + y2 + z2 + 6x + 4y +

2z – 50 = 0, yaitu:

Pusat :

CBA

2

1,

2

1,

2

1=

)2(

2

1),4(

2

1),6(

2

1= 1,2,3

Jari-jari: DCBA 222

4

1

4

1

4

1= )50(2

4

14

4

16

4

1 222 =

50149 = 8

d. Pusat dan jari-jari bola dengan persamaan: x2 + y2 + z2 - 8x - 12y +

2z + 28 = 0

Pusat :

CBA

2

1,

2

1,

2

1=

)2(

2

1),4(

2

1),6(

2

1= 1,2,3

Jari-jari: 2824

1)12(

4

1)8(

4

1 222 = 52813616

3. Tentukan Persamaan umum dari bola yang diketahui melalui 4 titik

berikut A (2, -1, 8), B(-3, -1, 3), C(2, 4, 3), dan D(2, 2, -1)!

Penyelesaian:

Misalkan persamaan umum bola yang akan ditentukan adalah:

S x2 + y2 + z2+ Ax + By + Cz + D = 0 ………(1)

x2 + y2 + z2+ Ax + By + Cz + D = 0

Page 40: bahan geonal

40

S 0 melalui A(2, -1, 8), maka:

x2 + y2 + z2+ Ax + By + Cz + D = 0

22 + (-1)2 + 82+ A(2) + B(-1) + C(8) + D = 0

4 + 1 + 64 + 2A - B + 8C + D = 0

69 + 2A - B + 8C + D = 0

2A - B + 8C + D = -69 ………(2)

S 0 melalui B(-3, -1, 3), maka:

x2 + y2 + z2+ Ax + By + Cz + D = 0

(-3)2 + (-1)2 + (3)2+ A(-3) + B(-1) + C(3) + D = 0

9 + 1 + 9 - 3A - B + 3C + D = 0

19 + 2A - B + 8C + D = 0

-3A - B + 3C + D = -19 ………(3)

S 0 melalui C(2, 4, 3), maka:

x2 + y2 + z2+ Ax + By + Cz + D = 0

(2)2 + (4)2 + (3)2+ A(2) + B(4) + C(3) + D = 0

4 + 16 + 9 + 2A + 4B + 3C + D = 0

29 + 2A + 4B + 3C + D = 0

2A + 4B + 3C + D = -29 ………(4)

S 0 melalui D(2, 2, -1), maka:

x2 + y2 + z2+ Ax + By + Cz + D = 0

(2)2 + (2)2 + (-1)2+ A(2) + B(2) + C(-1) + D = 0

4 + 4 + 1 + 2A + 2B - C + D = 0

9 + 2A + 2B - C + D = 0

2A + 2B - C + D = -9 ………(5)

Eliminasi B dan D dari persamaan (1) dan (2), diperoleh:

5A + 5C = -50 A + C = -10 ………(6)

Eliminasi A dan D dari persamaan (1) dan (3), diperoleh:

-5B + 5C = -40 -B + C = -8 ………(7)

Eliminasi A dan D dari persamaan (1) dan (4), diperoleh:

-5B + 9C = -60 -B + 3C = -20 ………(8)

Eliminasi B dari persamaan (7) dan (8), diperoleh C= -6

Substitusi C = -6 ke persamaan (7) atau (8), diperoleh: B = 2

Substitusi C = -6 ke persamaan (6), diperoleh A = -4

Substitusi A = -4, B = 2, dan C = -6 ke persamaan (2), (3), (4), atau

(5), diperoleh D = -11

Page 41: bahan geonal

41

Substitusi A = -4, B = 2, C = -6, dan D = -11 ke persamaan (1), maka

persamaan umum bola yang diharapkan adalah:

S x2 + y2 + z2 - 4x + 2y - 6z - 11 = 0

3.3 Bola dan Bidang Rata

Diketahui sebuah bola S 0 dengan pusat M(a,b,c) dan jari-jari r serta sebuah

bidang rata V=0. Jika d menyatakan jarak antara pusat bola M(a,b,c) dengan

bidang rata V = 0, maka terdapat tiga kemungkinan hubungan antara bola dan

bidang rata, yatu:

1. V memotong bola

V memotong bola jika d < r, perpotongannya berupa sebuah lingkaran

2. V bersingungan dengan bola

V bersinggungan dengan bola jika d = r. Perpotongannya berupa sebuah

titik (bidang menyinggung bola)

3. V tidak memotong bola

V tidak memotong bola jika d > r.

Contoh:

Bagaimanakah kedudukan bola S x2 + y2 + z2 + 2x + 4y + 4z – 16 = 0

dan bidang x + 2y + 2z = 0?

Jika berpotongan, tentukan pusat dan jari-jari lingkaran perpotongannya!

Penyelesaian:

S x2 + y2 + z2 + 2x + 4y + 4z – 16 = 0

Page 42: bahan geonal

42

Pusat Bola M (-1, -2, -2)

Jari-jari bola = 5

Bidang V = x + 2y + 2z = 0 …..(1)

39

441

441

0)2(2)2(2)1(1

d

Karena d < r yaitu 3 < 5 maka bidang V = 0 memotong Bola S 0.

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa perpotongan antara bola dan

bidang berbentuk lingkaran dengan pusat N (x, y, z) dan jari-jari NO.

Perhatikan segitiga MNO. Dengan menggunakan teorema phytagoras,

diperoleh:

4

9252

222

222

NO

NO

drNO

MNMONO

Ruas garis MN tegak lurus dengan bidang V sehingga arah garis MN =

vektor normal bidang V, yaitu: MN = [1,2, 2]. Dengan demikian, persamaan

vektoris dan persamaan parameter garis MN adalah sebagai berikut:

(x, y, z) = (-1, -2, -2) + [1, 2, 2] atau x = -1 + , y = -2 + 2, z = -2 +

2…..(*)

Titik N(x,y,z) terletak pada ruas garis MN dan bidang V= x+ 2y + 2z = 0,

sehingga:

x+ 2y + 2z = 0

(-1 + ) + 2 (-2 + 2)+ 2(-2 + 2) = 0

-1 + -4 + 4 - 4 + 4 = 0

9 = 9

= 1

Substitusi = 1 ke persamaan (*), diperoleh x = 0, y = 0, dan z = 0.

Jadi pusat lingkaran: N (0,0,0).

Persamaan Bidang singgung di N (x1, y1, z1) pada Bola.

Diketahui sebuah bola S x2 + y2 + z2 + Ax + By + Cz + D = 0

dengan pusat M( CBA2

1,

2

1,

2

1 ) titik singgung N(x1, y1, z1), maka

persamaan bidang singgung dapat diturunkan sebagai berikut:

M

N O

Page 43: bahan geonal

43

Perhatikan gambar di atas:

MN =

CzByAx

2

1,

2

1,

2

1111

MN adalah garis yang tegak lurus dengan bidang V=0, sehingga arah

vektor MN merupakan vektor normal dari bidang V=0, yaitu:

CzByAxn

2

1,

2

1,

2

1111

Bidang V=0 melalui titik N(x1, y1, z1) dengan vektor arah n, sehingga

persamaannya adalah:

)1..(02

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

02

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

02

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

02

1

2

1

2

1

111

2

1

2

1

2

1111111

111

2

1

2

1

2

1111

1

2

111

2

111

2

11

111111

CzByxzyxCzByAxCzyBAxzzyyxx

CzByAxzyxCzyBAxzzyyxx

zAAzzzzyAAyyyyxAAxxxx

zzCzyyByxxAx

Perhatikan bahwa titik N(x1, y1, z1) selain terletak pada bidang V=0 juga

terletak pada bola S0, sehingga:

)2....(

0

111

2

1

2

1

2

1

111

2

1

2

1

2

1

DCzByxzyx

DCzByxzyx

Dengan mensubstitusi persamaan (3) ke persamaan (2) diperoleh persamaan (3)

yang merupakan persamaan bidang yang diharapkan:

)3..(0)(2

1)(

2

1)(

2

1111111 DzzCyyBxxAzzyyxx

Contoh 1:

Tentukan persamaan bidang singgung pada bola S x2 + y2 + z2 - 4x + 2y -

6z- 11 = 0 di titik N (2,4,3)

Penyelesaian:

Diketahui bola dengan persamaan:

S x2 + y2 + z2 - 4x + 2y - 6z- 11 = 0 dan titik N (2,4,3) pada bola,

sehingga:

A = -4, B = 2, C= -6, D= -11

M

N

Page 44: bahan geonal

44

x1 = 2, y1 = 4, z1 = 3

Persamaan bidang yang diharapkan memenuhi persamaan berikut:

..(*)0)(2

1)(

2

1)(

2

1111111 DzzCyyBxxAzzyyxx

Dengan mensubstitusikan nilai-nilai A = -4, B = 2, C= -6, D=-11,

x1=2, y1=4, z1=3

ke persamaan (*), diperoleh persamaan bidang singgung sebagai berikut:

0205

01193442342

011)3(3)4()2(2342

011)3)(6(2

1)4()2(

2

1)2)(4(

2

1342

y

zyxzyx

zyxzyx

zyxzyx