6
1. Struktur Kromosom Kromosom merupakan benang-benang pembawa sifat suatu individu yang memiliki struktur padat yang terdiri dari DNA, RNA, dan protein. DNA merupakan persenyawaan kimia pembawa materi genetik. Di dalam kromosom terdapat 35% DNA dari keseluruhan kromosom. DNA merupakan molekul hidup dan dapat mengadakan replikasi (menggandakan diri). Karena mengandung molekul DNA, kromosom pun dapat menggandakan diri. Selain itu, DNA merupakan tempat penyimpanan informasi genetika yang akan diwariskan kepada keturunannya. Kromosom dikatakan sebagai benang pembawa sifat, karena sifat-sifat makhluk hidup pada dasarnya tersimpan di dalam DNA yang terdapat di dalam kromosom. Sementara itu, protein penyusun kromosom terdiri atas protein histon yang bersifat basa dan protein nonhiston yang bersifat asam. Keduanya berfungsi untuk menggulung kromosom menjadi padat dan mempertahankan keutuhan kromatin serta berperan sebagai enzim pengganda dan pengkopi DNA menjadi RNA. Kromosom pada organisme prokariotik ada yang berupa RNA saja. Ini dapat dijumpai pada virus mozaik (tembakau). Kromosom dapat pula berupa DNA saja misalnya pada virus T dan dapat pula mengandung keduanya yaitu DNA dan RNA seperti pada bakteri Escherichia coli. Suatu kromosom terdiri dari beberapa bagian, yaitu kromatid, kromomer, sentromer atau kinetokor, satelit dan telomer. Kromatid adalah salah satu dari dua lengan hasil replikasi kromosom yang masih melekat satu sama lain pada bagian sentromer. Istilah lain untuk kromatid adalah kromonema (jamak : kromonemata). Kromonema merupakan filamen yang sangat tipis yang terlihat selama proses profase. Kromomer adalah struktur berbentuk manik-manik yang merupakan akumulasi dari materi kromatin yang terkadang terlihat saat interfase. Sentromer adalah daerah konstriksi atau pelekukan di sekitar pertengahan kromosom. Pada sentromer terdapat kinetokor.

Bahan p4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

njnjnjnj

Citation preview

1. Struktur KromosomKromosom merupakan benang-benang pembawa sifat suatu individu yang memiliki struktur padat yang terdiri dari DNA, RNA, dan protein. DNA merupakan persenyawaan kimia pembawa materi genetik. Di dalam kromosom terdapat 35% DNA dari keseluruhan kromosom. DNA merupakan molekul hidup dan dapat mengadakan replikasi (menggandakan diri). Karena mengandung molekul DNA, kromosom pun dapat menggandakan diri. Selain itu, DNA merupakan tempat penyimpanan informasi genetika yang akan diwariskan kepada keturunannya. Kromosom dikatakan sebagai benang pembawa sifat, karena sifat-sifat makhluk hidup pada dasarnya tersimpan di dalam DNA yang terdapat di dalam kromosom. Sementara itu, protein penyusun kromosom terdiri atas protein histon yang bersifat basa dan protein nonhiston yang bersifat asam. Keduanya berfungsi untuk menggulung kromosom menjadi padat dan mempertahankan keutuhan kromatin serta berperan sebagai enzim pengganda dan pengkopi DNA menjadi RNA.Kromosom pada organisme prokariotik ada yang berupa RNA saja. Ini dapat dijumpai pada virus mozaik (tembakau). Kromosom dapat pula berupa DNA saja misalnya pada virus T dan dapat pula mengandung keduanya yaitu DNA dan RNA seperti pada bakteri Escherichia coli.Suatu kromosom terdiri dari beberapa bagian, yaitu kromatid, kromomer, sentromer atau kinetokor, satelit dan telomer. Kromatid adalah salah satu dari dua lengan hasil replikasi kromosom yang masih melekat satu sama lain pada bagian sentromer. Istilah lain untuk kromatid adalah kromonema (jamak : kromonemata). Kromonema merupakan filamen yang sangat tipis yang terlihat selama proses profase. Kromomer adalah struktur berbentuk manik-manik yang merupakan akumulasi dari materi kromatin yang terkadang terlihat saat interfase. Sentromer adalah daerah konstriksi atau pelekukan di sekitar pertengahan kromosom. Pada sentromer terdapat kinetokor. Kinetokor adalah bagian kromosom yang merupakan tempat pelekatan benang-benang spindel selama pembelahan inti dan merupakan tempat melekatnya lengan kromosom. Satelit adalah bagian kromosom yang bebentuk bulatan dan terletak di ujung lengan kromatid. Satellit terbentuk karena adanya pelekukan sekunder di daerah tersebut. Telomer adalah daerah terujung pada kromosom yang berfungsi untuk menjaga stabilitas bagian ujung kromosom agar DNA di daerah tersebut tidak terurai. Menurut letak sentromer pada lengan kromatid, kromosom dibagi menjadi empat macam bentuk yaitu :

Kromosom telosentrik adalah kromosom yang letak sentromernya diujung suatu kromatid. Kromosom akrosentrik adalah kromosom yang letak sentromernya berada pada posisi ujung dengan bagian tengah kromatid. Kromosom submetasentrik adalah kromosom yang letaknya tidak berada ditengah-tengah lengan kromatid sehingga kromatid tidak terbagi sama panjangnya. Kromosom metasentrik adalah kromosom yang letak sentromernya ditengah-tengah lengan kromatid sehingga sentromer membagi kromatid menjadi dua bagian. ( Robert K. Murray dkk. 1999. Biokimia Harper Edisi 25. Penerbit Buku Kedokteran; Jakarta )

9. Definisi ThalasemiaThalassemia adalah sekelompok anemia hipokromik herediter dengan berbagai derajat keparahan. Defek genetik yang mendasari meliputi delesi total atau parsial gen globin dan substitusi, delesi, atau insersi nukleotida. Akibat dari berbagai perubahan ini adalah penurunan atau tidak adanya mRNA bagi satu atau lebih rantai globin atau pembentukan mRNA yang cacat secara fungsional. Akibatnya adalah penurunan dan supresi total sintesis rantai polipeptida Hb. Kira-kira 100 mutasi yang berbeda telah ditemukan mengakibatkan fenotip thalassemia banyak di antara mutasi ini adalah unik untuk daerah geografi setempat. Pada umumnya, rantai globin yang disintesis dalam eritrosit thalassemia secara struktural adalah normal. Pada bentuk thalassemia- yang berat, terbentuk hemoglobin hemotetramer abnormal (4 atau 4) tetapi komponen polipeptida globin mempunyai struktur normal. Sebaliknya, sejumlah Hb abnormal juga menyebabkan perubahan hemotologi mirip thalassemia.

( Ikhwan Rinaldi, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV, jilid II. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.2007. )

17. Konseling GenetikNational Society of Genetic Counselors (NSGC) mendefinisikan konseling genetika sebagai proses komunikasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan manusia yang berhubungan dengan kejadian atau risiko kekambuhan dari penyakit genetik dalam suatu keluarga. Proses ini melibatkan berbagai upaya oleh satu atau beberapa orang terlatih untuk membantu keluarga atauindividual dalam hal :a. memahami fakta medis termasuk diagnosa, prognostik dari penyakit dan manajemen yang tersediab. memahami jalur dan penyebab dari penyakit tersebut dan resiko penurunan dalam keluargac. Memberikan penjelasan terkait dengan risiko kambuhd. Pemilihan tindakan yang optimal dalam menghadapi penyakit atau resiko terjadinya penyakit, sesuai dengan tujuan keluarga, etika agama dan standar-standar nilai yang berlaku, serta menuntun bertindak arif sesuai dengan keputusan yang diambil terhadap keluarga yang terkena atau yang beresiko terkena.

( NSGC,Definition: Genetic Counselors,2008,http://www.nsgc.org/about/definition.cfm )

Konseling genetik adalah proses yang berkesinambungan mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik sampai pemeriksaan molekuler. Secara berurutan konseling genetik melalui berbagai tahapan seperti tersebut di bawah ini :1) Riwayat penyakitMenggali secara mendalam tentang riwayat prenatal, perinatal, postnatal, dan riwayat keluarga. Riwayat ini penting untuk mengarahkan konselor memilah, memilih dan menentukan apakah penyakit tersebut berkaitan dengan proses genetik atau lingkungan. Terkadang para dokter secara mudah mendiagnosa kelainan seperti club foot, atau digital amputations, sebagai masalah genetik, tanpa mempertimbangkan hal lain seperti adanya amniotic band, atau stres karena oligohidramnion. Sering juga kasus-kasus kematian bayi baru lahir tidak terdiagnosis dengan baik, atau kasus abortus berulang yang hanya dikelola sebagai kelainan TORCH, tanpa melihat kelainan kromosom.2) Pemeriksaan fisikKonselor akan memeriksa fisik penderita secara keseluruhan baik pemeriksaan fisik dalam maupun fisik luar. Adalah umum konselor akan mengumpulkan informasi dismorfologi secara mendalam terkait typologi sindrom-sindrom yang khas. 3) Pemeriksaan endocrinePada kasus-kasus yang mengarah ke arah kelainan endokrin seperti Congenital Adrenal Hiperplasia (CAH), Complete/Parsial Androgen Insuficiensi Syndrome (CAIS/PAIS), konselor akan memeriksa hormon tertentu untuk mengkonfirmasikan diagnosa.4) Pemeriksaan SitogenetikSitogenetik akan sangat penting terutama pada kasus yang memerlukan pertimbangan keputusan jenis kelamin, sindrom Turner dan Klenifeleter, ataupun Sindrom down. Sitogenetik juga merupakan pemeriksaan rutin pada kasus-kasus retardasi mental yang tidak khas untuk menilai kemungkinan kelainan kromosom.5) Pemeriksaan molekulerPemeriksaan molekuler merupakan gold standar untuk mendiagnosa penyakit-penyakit genetik. Sampai saat ini sekitar 3000 gen jenis penyakit genetik telah dapar diidentifikasi, sehingga arah untuk menentukan diagnosa dapat ditentukan dengan baik. Walaupun begitu dengan adanya mutasi mutasi baru atau polimorfisme baru, tidak 100% penyakit genetik dapat dipastikan dengan teknik ini. Dalam prakteknya seorang konselor genetik biasanya menerima pasien dari para kolega seperti ahli pediatrik, ahli obsgyn, bidan, dan dokter umum. Konselor genetic bekerja sebagai anggota dari tim kesehatan dengan memberikan informasi secara benar dan memberi dukungan bagi keluarga yang memiliki anggota dengan cacat lahir atau penyakit genetik serta keluarga yang mungkin beresiko untuk mewarisi penyakit genetik. Seorang konselor akan mengidentifikasi keluarga beresiko, menyelidiki masalah yang ada dalam keluarga, menafsirkan informasi tentang hal tersebut, menganalisa pola risiko kekambuhan, dan meninjau pilihan penanganan yang tersedia kepada keluarga.

( Resta R, Biesecker BB, Bennett R L, et al. A new definition of genetic counseling: National Society of Genetic Counselors Task Force Report. Journal of Genetic Counseling, 2006, 15(2), 7783 )