Upload
andien-pardiwinata
View
137
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PELAKSANAAN PERKERJAAN DANPENGGUNAAN ALAT BERAT
Citation preview
TINJAUAN PELAKSANAAN PERKERJAAN DAN PENGGUNAAN ALAT BERAT
PADA PAKET PEMBANGUNAAN JALAN DI JALAN ASKA AGUNGKELURAHAn TANJUNG ENIMKABUPATEN MUARA ENIM
BAHAN SEMINARLAPORAN KERJA PRAKTEK
Dibuat untuk memenuhi syarat kurikulumProgram Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Taman Siswa PalembangOleh :
AGUS AZMI HAJRIN1151 0086.P
UNIVERSITAS TAMAN SISWA PALEMBANG FAKULTAS TEKNIK
2013
BAB IPENDAHULUAN
• 1.1. Latar belakang• 1.2. Tujuan Proyek• 1.3. Ruang lingkup Permasalahan• 1.4. Pembatasan Masalah
BAB IIGAMBARAN UMUM PROYEK
• 2.1. Informasi proyek • 2.2. Data umum kegiatan • 2.3. Data Teknis• 2.4. Uraian Pekerjaan• 2.4.1.Umum• 2.4.2. Drainase• 2.4.3. Perkerjaan Tanah • 2.4.4. Perkerjaan Perkerasan Berbutir • 2.4.5. Perkerjaan Aspal • 2.4.6. Struktur • 2.4.7. Pengembalian Kondisi Pekerjaan Minor• 2.5. Jadwal Pelaksanaan Kerja• 2.6. Struktur Organisasi
• 2.7. Tugas dan Tanggung Jawab Personil Tim Inti• 2.7.1. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK )• 2.7.2. Kepala Perencanaan dan• 2.7.3. Kepala Desain Enginering• 2.7.4. Manager Lapangan• 2.7.5. Superintenden Kontruksi• 2.7.6. Bagian Proyek Enginering• 2.7.7. Bagian Pengadaan• 2.7.8. Bagian Administrasi, Personalia dan Jasa• 2.7.9. Kepala Keuangan dan Akutansi• 2.7.10. Kepala Pengawasan dan Pengendalian Mutu• 2.7.11. Ahli Uji Coba dan Start Up
BAB IIITINJAUAN PUSTAKA
• Dalam pelaksanaan suatu kegiatan pekerjaan kontruksi jalan, hendaknya kebutuhan alat dan bahan itu harus benar-benar tersedia. Dikarenakan kebutuhan alat dan bahan adalah faktor yang sangat mendukung kelancaran suatu pekerjaan
3.1 Peralatan• Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan pada suatu proyek diperlukan
peralatan-peralatan yang dapat mendukung dan harus tersedia dilokasi proyek.
• Ada dua hal yang selalu menadi dasar pertimbangan dalam membuat keputusaan penggunaan Alat Berat, mengacu berdasarkan sumber dari Caterpillar Performance Handbook Edisi 26, 1995, yaitu :
• Prinsip dasar perhitungan produksi kerja Alat Berat (kemampuan kerja sebuah Alat Berat sesuai dengan fungsinya dalam satu jam kerja).
• Prinsip dasar perhitungan biaya pemilikan Alat Berat (jumlah biaya yang diperlukan untuk pengoperasian dalam Alat Berat dalam satu jam kerja, baik biaya-biaya tetap mampu biaya variable).
3.2. Jenis dan Fungsi Alat Berat.
• 3.2.1 . Dump Truck• Dump truck adalah alat yang digunakan sebagai alat angkut jarak jauh. • 3.2.2. Motor Grader • Motor Grader adalah suatu alat berat yang berfungsi untuk pembentuk
permukaan, menggusur dan meratakan bahu jalan, selain itu alat ini mempunyai fungsi antara lain :
• Meratakan permukaan dan Menghaluskan permukaan• Menggusur• Membersihkan bahu jalan• 3.2.3. Alat Pemadat • a. Vibrator Roller • Vibrator Roller merupakan Alat Berat yang fungsinya untuk pemadatan jalan
setelah penghamparkan material, pemadatan pondasi lapis atas dan lapis pondasi bawah
• Asphalt finisher (penghampar aspal dengan agregat)
Alat ini berfungsi untuk penghamparan aspal pada permukaan jalan untuk mendapatkan permukaan jalan yang rata dan dengan ketebalan sesuai dengan yang diinginkan.
• Tandem Roller (pengilas tipe tandem)Tandem Roller merupakan Alat Berat yang terdiri dari dua buah roda besi yang sama besar
• Pneumatic-tyred Roller Pneumatic-tyred Roller merupakan Alat Berat yang fungsinya sebagai pemadat
yang digunakan setelah pemadatan dengan Tandem Roller• Stone Crusher ( pemecah batu)• Alat ini berfungsi sebagai pemecah batu, dengan bentuk dan ukuran
pemecahan batu sesuai dengan persyaratan aggregat yang di inginkan• Alat pengolah aspal • a. Asphalt Mixing Plant ( pencampur aspal)• Asphalt Sprayer ( penyemprot aspal )• b. Asphalt Sprayer merupakan Alat Berat yang fungsinya adalah sebagai alat
penyemprotan aspal cair• Water Tank Truck Water Tank Truck merupakan alat yang mengangkut dan menyiramkan air
pada saat material akan dipadatkan
• 3.3. Pengoperasian Alat Berat Dalam pengoperasian Alat Berat, ada 3 aspek
penting yang harus dipertimbangkan, (Rochmanhadi, 1992), yaitu :
• Waktu• Material• Faktor-faktor efisien
3.4. Produksi Kerja Alat Berat 3.4.1. Prinsip dasar perhitungan produksi kerja 3.4.2. Produksi kerja satu unit peralatan• 3.5. Biaya Pemilikan dan OperasiBiaya Pemilikan Biaya pemilikan adalah biaya yang dikeluarkan kepemilikan alat berat.
Biaya ini merupakan biaya-biaya tetatp yang harus dikeluarkan meskipun alat tidak beroperasi. Dalam menghitung biaya pemilikan ada tiga bagian utama yang harus dihitung, ketiga bagian tersebut (Darmansyah Nabar, 1996), adalah :
• a. Biaya Penyusutan (Depreciation Cost)• b. Biaya Bunga (Interest Cost)• c. Biaya Asuransi (Insurance Cost)
• 3.6. Material Kontruksi Perkerasan • 3.6.1. Agregat• Definisi agregat menurut ASTM (1974) dalam buku karangan silvia
(1995), agregat adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat, berupa masa berukuran besar ataupun berupa fregmen-fregmen. Agregat merupakan komponen utama dari lapisan perkerasan jalan.
• Agregat berdasarkan partikel-partikel agregatnya adalah :Agregat Kasar, yaitu agregat yang memiliki ukuran > 4,75 mm menurut
ASTM dan > 2 mm menurut AASHTO.Agregat Halus, yaitu agregat yang memiliki ukuran < 4,74 mm menurut
ASTM dan < 2 mm menurut AASHTO.Abu Batu, yaitu agregat halus yang umumnya lolos saringan no.200.
• 3.6.2. Asphalt• Menurut Silvia (1995), berdasarkan cara
diperolehnya asphalt dapat dibedakan menjadi :
• Asphalt Alam• Asphalt Buatan
BAB IVPEMBAHASAN
• Dalam pelaksanaan suatu perkerjaan jalan yang dibuat berdasarkan hasil survey jalan pada tahun-tahun sebelumnya seringkali mengalami perubahan yang cukup mendasar dikarenakan banyak hal, antara lain sebagai berikut :
• Perubahan faktor LHR yang cukup berarti • Faktor cuaca• Faktor kebutuhan akan jalan itu sendiri
4.1 Field Engineering• Field Engineering merupakan teknik dasar
atau tahap awal pekerjaan dari pelaksanaan suatu proyek
• 4.2 Pekerjaan Tanah• 4.3 Penyiapan Badan Jalan• 4.4 Bahu Jalan
4.5. Perkerasan Berbutir• Lapis Pondasi Agregat Kelas C• Lapis Pondasi Agregat Kelas B • Lapis Pondasi Agregat Kelas A
• Peralatan• Peralatan yang dipakai pada proyek Peningkatan Jalan Aska
Agung, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, antara lain :
• Excavator, berfungsi untuk memindahkan material ke Dump Truck.• Dump Truck Tipe 777 C (95 ton), berfungsi untuk mengangkut
material kelokasi proyek.• Motor Grader, berfungsi untuk menghamparkan material dilokasi
proyek.• Vibrator Roller dengan kapasitas 8 ton, berfungsi untuk
pemadatan material.
PelaksanaanKegiatan pelakasanaan pekerjaan ini pada proyek Peningkatan Jalan Aska Agung, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara
Enim , antara lain :
• Melaksanakan survey lapangan• Untuk penentuan badan jalan pada proyek ini dilebihkan 15
cm dari pinggir jalan • terdapat 3 agregat yang digunakan, yaitu agregat kelas C,
agregat kelas B dan agregat kelas A yang dihamparkan dan dipadatkan di proyek ini sepanjang 7905 m dan lebar 3 m
• Setelah agregat dihamparkan secara padat dan merata serta menyeluruh di lokasi proyek, maka dilakukan pemeliharaan dengan penyiraman dengan menggunakan Water Tank selama menunggu pekerjaan lapisan pengikat (prime Coat) dilaksanakan.
• Pelaksanaan • Pelaksanaan pekerjaan bahu jalan pada proyek Peningkatan Jalan Aska Agung, Kecamatan
Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, antara lain sebagai berikut :• Survey Lapangan• Dilihat dari kondisi jalan diproyek ini, merupakan kondisi agregat lama atau jalan lama yang
telah rusak, maka agregat lama ditimbun dengan agregat yang baru. Proyek ini mempunyai ukuran panjang 7905 m dan lebar 3 m.
• Penimbunan pada proyek ini dilakukan pada kondisi jalan yang tidak rata, dengan tebal tidak boleh melebihi ketebalan lapisan lama, ketebalan lapisan jalan lama, kemudian dipadatkan.
• Kondisi jalan pada proyek ini efektif untuk menggunakan Alat Berat, maka penghamparan material pada proyek Peningkatan Jalan Aska Agung, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim dilakukan dengan menggunakan Alat Berat Motor Grader.
• Setelah material dihamparkan dilakukan pemadatan. Pekerjaan pemadatan pada proyek ini mengunakan Alat Berat Vibrator Roller dengan kapasitas 8 ton. Dalam pelaksanaan pemadatannya haruslah diperhatikan agar bahu jalan yang dibuat dapat memenuhi syarat, antara lain letak, kemiringan ataupun pertemuan bahu jalan dengan perkerasan. Kemiringan bahu jalan pada proyek ini 2 % dari lebar badan jalan.
• Dalam pelaksanaan pekerjaan bahu jalan pada proyek ini, tidak ada hambatan dalam pekerjaannya, karena kondisi jalan pada proyek ini dapat dikerjakan dengan menggunakan Alat Berat Motor Grader.
• Perkerjaan Lapis Resap Pengikat• Bahan Lapis Resap Pengikat ( Prime Coat )• Bahan Lapis Resap Pengikat yang digunakan
pada proyek Peningkatan Jalan Aska Agung, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, yaitu aspal cair atau aspal emulsi, yang diperoleh dari kota Lahat sebagai tempat memproduksi bahan lapis resap pengikat (prime coat).
• Peralatan• Peralatan yang digunakan dalam proses penyemprotan
prime coat pada proyek Peningkatan Jalan Aska Agung, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, yaitu alat penyemprotan Aspahalt Sprayer, terdiri dari :
• Tangki aspal dengan alat pemanas.• Pompa yang memberikan tekanan kedalam tangki
aspal sehingga aspal dapat disemprot keluar.• Batang semprot yang dilengkapi dengan lubang
pengatur keluarnya aspal (nosel).
• Kegiatan pelaksanaan pekerjaan ini terdiri dari :• a. Penyiapan Permukaan yang akan Disemprot• 1. Sebelum melakukan penyemprotan prime coat pada permukaan perkerasan
jalan atau bahu jalan di proyek Peningkatan Jalan Aska Agung, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, kegiatan yang dilakukan pengamatan serta perbaikan terlebih dahulu terhadap permukaan jalan atau bahu jalan yang rusak.
• 2. Apabila pekerjaan lapis resap pengikat akan dilaksanakan pada perkerasan jalan atau bahu jalan yang baru, perkerasan jalan atau bahu jalan yang baru itu harus telah selesai dikerjakan dengan sepenuhnya.
• 3. Permukaan jalan pada proyek Peningkatan Jalan Aska Agung, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim harus dipelihara sebelum pekerjaan penyemprotan dilakukan.
• 4. Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan di proyek ini dibersihkan dengan memakai compressor atau memakai sikat mekanis atau kombinasi keduanya.
• 5. Untuk pelaksanaan lapis resap pengikat pada proyek ini dilakukan diatas Lapis Pondasi Agregat kelas A, permukaan akhir yang telah disapu harus rata dan rapat serta bersih.
• 6. Pekerjaan penyemprotan pada proyek ini tidak boleh dimulai sebelum perkerasan telah disiapkan dan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Apabila telah diterima, maka pekerjaan penyemprotan aspal boleh mulai dikerjakan dilokasi proyek Peningkatan Jalan Aska Agung, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim.
• 4.7. Pekerjaan Asphalt Treated Base ( ATB )• Bahan
• Agregat – Agregat yang dipergunakan dalam proyek Peningkatan Jalan Aska Agung,
Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, berupa sirtu hasil pecah mesin (Crushed Gravel) atau batu pecah yang bersih dari lempung, bahan-bahan organik dan bahan-bahan lainnya yang tidak dikehendaki.
– Pasir harus non plastis dan bersih dari bahan-bahan lempung, organik dan bahan-bahan lainnya yang tidak dikehendaki.
• • Bahan Pengikat
– Aspal keras.– Aspal cair yang digunakan utuk lapis resap pengikat (Prime Coat).– Aspal cair yang digunakan untuk lapisan pengikat (Tack Coat).
•
• Peralatan• a. Peralatan pencampur :• Asphalt Mixing Plant (AMP). Pada proyek Peningkatan Jalan Aska Agung,
Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Alat Berat AMP ini terdapat serta berproduksi di perusahaan PT. ChandraTex Indo Artha Cabang Lahat.
• b. Peralatan dilapangan :• adapun peralatan yang dipergunakan dilokasi proyek jalan ini, sebagai
berikut :• Mesin penghampar (Asphalt Finisher).• Mesin gilas tandem Roller dengan kapasitas 6-8 ton.• Pneumatic-tyred Roller roda 9 (5 roda belakang dan 4 roda depan).• Dump Truck Tipe 777 C (95 ton) dan Dump Truck Tipe 785 B (185 ton).• Asphalt Sprayer• Compressor• Sekop, garu, sikat dan alat-alat Bantu lainnya.
• Produksi Asphalt Treated Base ( ATB )
– Perbandingan bahan campuran untuk memproduksi aspal harus sesuai dengan rencana campuran yang telah ditetapkan (Direksi Pekerjaan).
– Pencampuran harus dilaksanakan dengan benar sampai bahan merata dengan sempurna sesuai dengan ketentuan Direksi Pekerjaan.
– Agregat dan aspal dicampur pada suhu 110°C, agar agregat dan aspal itu tercampur merata.
– Pada proyek ini, produksi Asphalt Treated Base (ATB) dilakukan di kota Lahat, karena AMP berada di kota tersebut.
• Persiapan lapangan • Sebelum ATB dihamparkan dengan mengunakan Asphalt Finisher,
permukaan jalan Aska Agung, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Bentuk permukaan jalan pada proyek Peningkatan Jalan Aska Agung, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim ke arah memanjang dan melintang harus sudah dipersiapkan sesuai dengan perkerasan.
• Permukaan harus bebas dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki, seperti debu dan genangan air dengan menggunakan alat Compressor.
• Digaris atau dimarking sisi kiri dan kanan dengan tujuan ATB tidak kelebaran atau kesempitan agar didapat lebar yang ideal sesuai dengan yang direncanakan.
• Pekerjaan penghamparan ATB pada proyek Peningkatan Jalan Aska Agung, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, dilakukan setelah pekerjaan penyemprotan Prime Coat.
• Panjang serta lebar jalan yang akan dihamparkan ATB pada prooyek ini, sepanjang 7905 m dan lebar 3 m.
• 4.7.5. Pengangkutan• Dump Truck adalah alat pengangkut aspal• Sebaiknya Bak sebuah Dump Truck dilapisi
dengan minyak sebelum aspal dimasukkan kedalam Bak sebuah Dump Truck tersebut
• Untuk mencegah penurunan temperatur aspal secara dratis dan pengaruh cuaca, sebaiknya Bak Dump Truck yang berisi aspal ditutup dengan menggunakan terpal
• 4.7.7. Pemadatan• Pemadatan adalah proses tahapan akhir dari
serangkaian kegiatan pembuatan lapisan konstruksi ATB.
• Pada proyek Peningkatan Jalan Aska Agung, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, terdapat 3 (tiga) tahap pemadatan :
• Pemadatan awal dilakukan pada temperatur 80°C - 100°C (kurang lebih setelah 0-10 menit penghamparan) dan Alat Berat yang digunakan pada proyek Peningkatan Jalan Aska Agung, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim ini adalah Alat Berat Tandem Roller dengan berat 6-8 ton
• Pekerjaan Pemeliharaan Rutin• Pekerjaan pemeliharaan yang tercangkup
dalam proyek Peningkatan Jalan Aska Agung, Kecamatan Tanjug Enim, Kabupaten Muara Enim ini, meliputi pekerjaan untuk menjamin agar perkerasan, pekerjaan badan jalan, pekerjaan bahu jalan, perkerasan berbutir, pekerjaan lapis resap pengikat dan pengaspalan dengan ATB selalu dipelihara setiap saat dalam kondisi pelayanan yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
• 4.8. Tinjauan Perhitungan Tebal Perkerasan• Perhitungan LHR (Lalu Lintas Harian Rata-rata)• Lalu lintas harian rata-rata (LHR) adalah jumlah lalu
lintas kendaraan selama satu tahun penuh dibagi jumlah hari dalam satu tahun. Dalam mengungkapkan besar LHR ini perlu ditegaskan satuan yang digunakan satuan mobil penumpang (SMP)
• Untuk menghitung lalu lintas harian (LHR) ada dua macam yaitu :
• – LHR0 (lalu lintas awal rencana)
• LHR0 = (1+i)n
– LHRt (lalu lintas akhir rencana)
• LHRt = (1+i) UR LHR0
• Perhitungan LHR ini digunakan untuk menentukan kelas jalan, adapun data lalu liltas harian rata-rata dan angka pertumbuhan lalu lintas jalan Aska Agung, Kecamatan Tanjug Enim, Kabupaten Muara Enim sebagai berikut :
• a. LHR awal umur rencana ( n = 2 tahun)LHRo = ( 1+i )n . N• b. LHR akhir umur rencana ( n = 5 tahun ) LHRt = (1+i)UR.LHRo
• 2. Menghitung Angka Ekivalen (AE)• Angka Ekivalen dari suatu beban sumbu
kendaraan adalah angka yang menyatakan perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu lintasan beban sumbu tunggal kendaraan terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu lintasan beban standar sumbu tunggal seberat 8,16 ton.
• Menghitung LEP (Lintas Ekivalen Permulaan)• Lintasan permukaan adalah jumlah lintasan ekivalen harian
rata-rata sumbu tunggal seberat 8.16 ton (1800lb) pada jalur rencana yang diduga terjadi pada permukaan umur rencana.
• Dimana :• C = koefisien distribusi kendaraan• E = angka akivalen beban sumbu kendaraan• LHR = lalulintas harian rta-rat yang dipakai disini adalah
LHR• awal umur rencana.
• Menghitung LEA (Lintas Ekivalen Akhir)• Lintasan Ekivalen Akhir adalah jumlah ekivalen
harian rata-rata dari sumbu tunggal seberat 8.16 ton pada jalur rencana yang diduga terjadi pada akhir umur rencana.
• Menghitung Tebal Overlay• Untuk menghitung tebal ovely
• Pembahasan• Dari hasil perhitungan sebelumnya tebal lapis
overlay yang didapat adalah 4cm + 3 cm = 7 cm.
• Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
BAB VPENUTUP
– Kesimpulan• Dari hasil pengamatan dilapangan dan analisis kami dalam pelaksanaan Kerja
Praktek pada Proyek Peningkatan Jalan Aska Agung, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, dapat kami simpulkan bahwa :
• Item-item pekerjaan lapangan pada proyek ini, lebih cepat pelaksanaannya dari jadwal perencanaan pekerjaan.
• Jenis agregat yang digunakan pada proyek ini, menggunakan agregat kelas C, kelas B, kelas A. Dalam pelaksanaan pekerjaannya, perlu sekali dilakukan pemadatan.
• Peralatan yang digunakan pada proyek ini baik, karena alat yang dipakai sesuai dengan produktifitas kerjanya dan dapat dioperasikan.
• Didalam proses pelaksanaan suatu proyek peningkatan jalan tidak lepas dari sistem koordinasi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan juga pemeliharaan.
• Lapisan atas pada proyek ini, menggunakan Lapisan Asphalt Treated Base ( ATB ).• Untuk menghasilkan kualitas pekerjaan proyek jalan yang baik, diperlukan kejasama
yang baik antara Konsultan, Kontraktor, Pengawas.
– Saran• Saran yang dapat kami berikan setelah mengikuti pelaksanaan Kerja
Praktek pada Proyek Peningkatan Jalan Aska Agung, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, antara lain sebagai berikut :
• Sebaiknya pada suatu proyek, bagi karyawan pekrja harus ada jaminan keselamatan, seperti Safety Beel atau Astek (asuransi).
• Untuk menghindari kesalahan yang terjadi dari dalam, maka perlu komunikasi yang aktif antara pihak pelaksana lapangan dengan tenaga ahli yang ada dalam susunan organisasi proyek.
• Untuk menghindari terjadinya kecelakaan dalam bekerja, disiplin kerja sangatlah penting untuk diperhatikan terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja.
• Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan maka harus benar-benar mempersiapkan material dan peralatan yang dibutuhkan, jangan sampai pada saat pelaksanaan terjadi kekurangan material dan peralatan.
• Dalam melaksanakan proyek harus mementingkan kepentingan masyarakat disekitar proyek jangan sampai ada sebagian dari masyarakat di sekitar proyek merasa terganggu, dengan dilakukannya pendekatan kepada masyarakat setempat
TERIMA KASIH
AGUS AZMI HAJRIN1151 0086.P