Upload
dissy-arnanti
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Perang Dingin dimulai saat masing-masing kubu mendapatkan kawan. Awal Perang Dingin
ditandai dengn didirikannya pakta pertahanan NATO (North Atlantic Treaty Organization) oleh
blok barat pada tanggal 4 April 1949, yang beranggotakan awal 12 negara yaitu Amerika
Serikat, Inggris, Kanada, Perancis, Belanda, Belgia, Italia, Portugal, Islandia, Norwegia,
Luksemburg, dan Denmark. Sebagai tandingannya, pihak blok timur juga mendirikan organisasi
serupa pada tanggal 14 Mei 1955, dengan nama Pakta Warsawa yang beranggotakan awal 7
negara yaitu Uni Soviet, Jerman Timur, Polandia, Bulgaria, Cekoslowakia, Hongaria, dan
Albania.
Setelah bidang politik dan militer, persaingan kedua kubu menjalar ke bidang ekonomi (Marshall
Plan vs Molotov Plan), kegiatan intelijen (CIA vs KGB), teknologi nukir, teknologi ruang angkasa
(astronot vs kosmonot), bahkan olahraga (olimpiade). Persaingan kedua kubu berakhir saat Uni
Soviet runtuh pada tahun 1990-an. Akibatnya banyak daerah yang berusaha memisahkan diri
dan merdeka dari Uni Soviet. Wilayah-wilayah yang berhasil memerdekakan diri antara lain:
Estonia, Latvia, Lithuania, Belarusia, Ukraina, Moldova, Georgia, Armenia, Azerbaijan,
Kazakhstan, Kirgiztan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Rusia (meneruskan warisan
Uni Soviet).
Gerakan Non Blok
Gerakan Non Blok (GNB) dibentuk oleh beberapa negara yang cinta damai
dan ingin berperan aktif dalam mencari solusi terbaik dalam rangka menciptakan
perdamaian dan keamanan dunia. Pertentangan atau rivalitas antara Blok Barat
dan Blok Timur semakin memuncak. Meskipun pertentangan itu belum sampai
menyebabkan terjadinya peperangan secara terbuka, namun perang dingin antara
kedua blok telah menimbulkan ketegangan sehingga mengganggu ketertiban dan
perdamaian dunia. Dengan demikian, gagasan untuk mendirikan GNB merupakan
upaya cerdas untuk meredakan ketegangan, sekaligus mewujudkan kehidupan
dunia yang tertib, aman, dan damai berdasarkan prinsip-prinsip kebebasan untuk
menentukan cita-citanya.
Untuk meredakan ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur, beberapa
negarawan dari Indonesia, India, dan Yugoslavia mengadakan pertemuan di pulau
Brioni, Yugoslavia dan berhasil mencetuskan ide pembentukan Gerakan Non
Blok (GNB). Beberapa tokoh yang dianggap sebagai pemrakarsa berdirinya GNB
adalah:
a. Presiden Soekarno (Indonesia),
b. Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia),
c. Presiden Gamal Abdul Naser (Mesir),
d. Perdana Menteri Jawaharlal Nehru (India), dan
e. Perdana Menteri Kwame Nkrumah (Ghana).
Mereka sepakat menggalang solidaritas untuk mengenyahkan kolonialisme
dalam segala bentuknya dan mereka menentukan sikap bersama terhadap
perang dingin. Oleh karena itu dirasakan perlu membentuk organisasi yang tidak
terikat kepada salah satu blok yang sedang terlibat perang dingin. Pada tahun
1961 ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur semakin memuncak, ketika
dibangun tembok Berlin untuk membelah kota Berlin. Ketegangan semakin
memuncak, ketika pada tahun yang sama timbul krisis di Kuba, setelah Uni Soviet
membangun pangkalan rudal di negara itu.
Ketegangan tersebut ikut mendorong terbentuknya GNB. Pada tahun 1961
berlangsung pertemuan persiapan KTT I GNB di Kairo. Pertemuan itu berhasil
mengangkat 5 (prinsip) prinsip yang menjadi dasar GNB. Dari kelima prinsip itu
memuat dua hal yang menjadi perhatian utama GNB, yaitu kolonialisme dan
negara superpower. Adapun kelima prinsip tersebut adalah:
a. Tidak berpihak terhadap salah satu dari dua blok, yaitu Blok Barat dan Blok
Timur.
b. Berpihak terhadap perjuangan anti kolonialisme.
c. Menolak ikut serta dalam berbagai bentuk aliansi militer.
d. Menolak aliansi bilateral dengan negara super power.
e. Menolak pendirian basis militer negara super power di wilayah masingmasing.
Adapun tujuan berdirinya GNB dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tujuan ke dalam, yaitu mengusahakan kemajuan dan pengembangan
ekonomi, sosial, dan politik yang jauh tertinggal dari negara-negara maju.
b. Tujuan ke luar, yaitu berusaha meredakan ketegangan antara Blok Barat dan
Blok Timur menuju terwujudnya dunia yang tertib, aman, dan damai.
Untuk mencapai tujuan tersebut, negara-negara non blok menye-lenggarakan
konferensi tingkat tinggi (KTT). Pokok pembicaraan KTT adalah membahas
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan tujuan GNB dan membahas
peristiwa-peristiwa internasional yang dapat membahayakan perdamaian dan
keamanan dunia. Serangkaian KTT GNB adalah sebagai berikut:
a. KTT GNB I di Beograd (Yugoslavia), 1-6 September 1961.
b. KTT GNB II di Kairo (Mesir), 5-10 Oktober 1964.
c. KTT GNB III di Lusaka (Zambia), 8-10 September 1970.
d. KTT GNB IV di Aljir (Aljazai), 5-9 Agustus 1973.
e. KTT GNB V di Kolombo (Sri Langka), 16-19 September 1976.
f. KTT GNB VI di Havana (Kuba), 3-9 September 1979.
g. KTT GNB VII di New Delhi (India), 7-12 Maret 1983.
h. KTT GNB VIII di Harare (Zibabwe), 1-6 September 1986.
i. KTT GNB IX di Beograd (Yugoslavia), 4-7 September 1989.
j. KTT GNB X di Jakarta (Indonesia), 1-6 September 1992.
k. KTT GNB XI di Cartagena (Kolumbia), 16-22 Oktober 1995.
l. KTT GNB XII di Durban (Afrika Selatan), 1-6 September 1998.
m. KTT GNB XIII di Kualalumpur (Malaysia), 20-25 Februari 2003.
Tahun 1989, negara-negara Blok Timur di bawah pimpinan Uni Sovyet
mengalami keruntuhan. Uni Sovyet pecah menjadi Rusia dan 14 negara kecil
lainnya. Tembok Berlin dihancurkan dan Pakta Warsawa dibubarkan. Dengan
demikian, era ’perang dingin’ sebagai penyebab timbulnya ketegangan dunia pun
berakhir. Namun dalam kenyataannya, ketegangan-ketegangan yang mengamcam
ketertiban, keamanan, dan perdamaian dunia masih terus berlanjut, terutama karena
sikap arogan Amerika Serikat yang ingin menjadi pemimpin dunia. Semua negara
dipaksa untuk tunduk kepadanya.
Berdasarkan perkembangan dunia, terutama berakhirnya perang dingin bukan
berarti GNB harus dibubarkan. Masih banyak persoalan dunia yang harus segera
dipecahkan. Misalnya, masalah kemiskinan, pengangguran, ketimpangan sosial,
penindasan hak asasi manusia. Oleh karena itu, peranan dan fungsi GNB masih
relevan dengan perkembangan dunia yang terjadi. Bedanya, pada waktu yang lalu
GNB berorientasi pada masalah-masalah politik, maka pada saat ini GNB
berorientasi pada masalah-masalah sosial-ekonomi yang timbul sebagai dampak
globalisasi. Artinya, untuk membangun kehidupan yang berkeadilan merupakan
salah tugas berat GNB yang harus diperjuangkan pada waktu sekarang dan yang
akan datang.
Read more: http://baltyra.com/2012/11/11/sejarah-blok-barat-dan-blok-timur/#ixzz2sG4nH0GZ
Periode berlangsungnya perang dingin
Periode 1945-1969
Berakhirnya Perang Dunia II telah mengubah perkembangan politik dunia. Amerika Serikat dan
Uni Soviet sebagai negara pemenang perang muncul menjadi kekuatan raksasa. Dua negara
tersebut memiliki perbedaan ideologi, Amerika Serikat memiliki ideologi liberal-kapitalis,
sedangkan Uni Soviet berideologi sosialis-komunis. Dalam waktu singkat memang pernah
terjadi persahabatan diantara keduanya, namun kemudian muncul antagonisme diantara
mereka.
Ada dua karakter pada periode ini, Pertama, adanya keprihatinan akan ambisi rivalnya yang
menimbulkan pesimisme. Kedua, Amerika Serikat dan Uni Soviet merupakan kekuatan militer
yang sangat kuat dan memiliki kemampuan untuk menghancurkan musuhnya dengan senjata
atom.
Doktrin Pembendungan Bulan Februari 1946, Stalin memberikan pidato yang berbicara tentang
“tak terhindarnya konflik dengan kekuatan kapitalis. Ia mendesak rakyat Soviet untuk tidak
terperdaya dengan
berakhirnya perang yang berarti negara bisa santai. Sebaliknya perlu mengintensifkan usaha
memperkuat dan mempertahankan tanah air.
Tidak lama setelah munculnya tulisan George F Kennan, diplomat di Kedubes AS di Uni Soviet,
yang memaparkan tentang kefanatikan Uni Soviet, Presiden Harry S Truman mendeklarasikan
apa yang kemudian disebut Doktrin Truman. Doktrin ini menggarisbawahi strategi
pembendungan politik luar negeri AS sebagai cara untuk menghambat ambisi ekspansionis Uni
Soviet.
AS juga merekrut sekutu-sekutunya untuk mewujudkan tujuan itu. Karena menurut teori
domino, jika satu negara jatuh maka akan berjatuhanlah negara-negara tetangga lainnya. 2.
Lingkungan Pengaruh dan Pembentukan Blok Ketidakmampuan sebuah negara adidaya
memelihara ”lingkungan pengaruh” diinterpretasikan sebagai akibat dari program global negara
adidaya yang lain. Misalnya ketika Uni Soviet memasuki Eropa Timur, para pemimpin AS
menilainya sebagai bagian dari usaha Uni Soviet menaklukan dunia.
Begitu pula ketika AS membentuk Pakta ANZUS pada tahun 1951, para pemimpin Uni Soviet
menilainya sebagai bagian dari usaha AS untuk mendominasi dunia. Perebutan lingkungan
pengaruh diantara dua negara adidaya ini melahirkan sebuah pola yang bipolar. AS dan
sekutunya merupakan satu polar, sedangkan di polar (kutub) yang lain muncul Uni Soviet
dengan sekutunya. Amerika Serikat dan sekutunya membentuk Organisasi Pertahanan Atlantik
Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) yang berdiri pada tanggal 4 April 1949 di
Washington, AS.
Apabila salah satu anggota NATO diserang, maka serangan itu dianggap sebagai serangan
terhadap NATO. Di pihak lain, Uni Soviet dan sekutunya membentuk Pakta Warsawa (Warsawa
Pact) pada tanggal 14 Mei 1955 di Praha-Cekoslowakia atas dasar ”Pact of Mutual Assistance
and Unified Command”. Di berbagai kawasan pun muncul blok-blok yang memihak salah satu
negara adidaya, di Asia Tenggara dibentuk South East Asia Treaty Organization (SEATO) pada
tanggal 8 September 1954 di Manila, Philipina .
SEATO ditujukan untuk menahan pengaruh komunis di Asia Tenggara, khususnya di Vietnam.
Sebagai salah satu organisasi yang berdiri di Asia Tenggara, negara-negara utama di Asia
Tenggara malah tidak diikutsertakan di SEATO, anggota-anggotanya yang utama justru negara-
negara Blok Barat yang dipimpin oleh AS.
Di kawasan Timur Tengah juga dibentuk Organisasi Pertahanan Timur Tengah (Middle Eastern
Treaty Organization/METO). Sedangkan Uni Soviet juga menjalin kerjasama dengan RRC pada
tahun 1950 untuk menghadapi kemungkinan agresi Jepang sebagai negara di bawah kendali
AS. Serta pembentukan Cominform (The Communist Information Bureau) di Beograd,
Yugoslavia pada tahun 1947.
Di sisi lain, kegiatan spionase juga turut mewarnai Perang Dingin. KGB (Komitet
Gusudarstvennoy Bezopasnosti), dinas rahasia Uni Soviet, dan CIA (Central Intelligence
Agency), dinas rahasia AS selalu berusaha untuk memperoleh informasi rahasia mengenai
segala hal yang menyangkut negara-negara yang berada di bawah pengaruh kedua belah
pihak serta informasi-informasi sensitif mengenai lawannya sendiri.
Periode 1969-1979
Hubungan Amerika Serikat-Uni Soviet mengalami perubahan drastis dengan terpilihnya Richard
Nixon sebagai Presiden AS. Didampingi penasehat keamanannya, Henry A. Kissinger, Richard
Nixon menempuh pendekatan baru terhadap Uni Soviet pada tahun 1969. Tidak disangka,
ternyata Uni Soviet juga sedang mengambil pendekatan yang sama terhadap AS. Pendekatan
ini lazim disebut détente (peredaan ketegangan).
Sebagai sebuah strategi politik luar negeri, détente dijelaskan Kissinger sebagai upaya
menciptakan ”kepentingan tertentu dalam kerjasama dan perbatasan, sebuah lingkungan
dimana kompetitor dapat meregulasi dan menghambat perbedaan diantara mereka dan
akhirnya melangkah dari kompetisi menuju kerjasama”. Sebagai langkah lebih lanjit, pada 26
Mei 1972 Presiden Richard Nixon dan Leonid Brezhnev menandatangani Strategic Arms
Limitation Treaty I (SALT I) di Moskow. SALT I berisi kesepakatan untuk membatasi persediaan
senjata-senjata nuklir strategis/Defensive Antiballistic Missile System.
SALT I juga berisi kesepakatan untuk membatasi jumlah misil nuklir yang dimiliki oleh kedua
belah pihak, sehingga Uni Soviet hanya diijinkan untuk memiliki misil maksimal 1600 misil, dan
AS hanya diijinkan memiliki 1054 misil.
Periode 1979-1985
Setelah 10 tahun dijalankan, tampaknya Uni Soviet tidak kuat lagi untuk menjalani détente.
Akhirnya pada tahun 1979 Uni Soviet pun menduduki Afghanistan yang sebenarnya
mengundang pasukan Uni Soviet masuk kesana untuk membantu mereka. Aksi semena-mena
ini mengundang reaksi keras dari pihak AS, Presiden AS Jimmy Carter menyatakan, agresi Uni
Soviet di Afghanistan mengkonfrontasi dunia dengan tantangan strategis paling serius sejak
Perang Dingin dimulai.
Lalu akhirnya muncullah Doktrin Carter yang menyatakan bahwa AS berkeinginan untuk
menggunakan kekuatan militernya di Teluk Persia. Setelah Reagan mengambil alih jabatan
presiden, ia juga melancarkan Doktrin Reagan yang mendukung pemberontakan anti-komunis
di Afghanistan, Angola, dan Nikaragua. Para pemberontak ini bahkan diberi istilah halus
”pejuang kemerdekaan” (freedom fighters). Bahkan AS juga berbicara tentang kemampuan
nuklirnya, termasuk ancaman serangan pertama.
Tapi walaupun di periode ini terjadi ketegangan yang memuncak antara AS dan Uni Soviet,
ternyata masih bisa terjadi perjanjian SALT II (Strategic Arms Limitation Treaty II) pada
pertengahan 1979 di Vienna. Pada saat itu Carter dan Brezhnev setuju untuk membatasi
kepemilikan peluncur senjata nuklir maksimal 2400 unit, dan maksimal 1320 unit Multiple
Independently Targeted Reentry Vehicle (MIRV) .
Dan juga Perjanjian Pengurangan Senjata-senjata Strategis (Strategic Arms Reduction
Treaty/START) pada tahun 1982 yang berisi kesepakatan untuk memusnahkan senjata nuklir
yang berdaya jarak menengah. Walaupun sudah banyak dilakukan perjanjian-perjanjian
pembatasan dan/atau pengurangan senjata nuklir, namun berdasarkan data pada tahun 1983
ternyata Uni Soviet memiliki keunggulan yang cukup besar dibandingkan dengan Amerika
Serikat.
Periode 1985-1991
Pada Maret 1985, MG mulai memimpin Uni Soviet. Perubahan secara besar-besaran mulai
tampak pada masa ini. Gorbachev berbeda dengan penguasa-penguasa Uni Soviet
sebelumnya, pada tahun 1987 ia berkunjung ke AS untuk mendekatkan keduanya kedalam
sebuah forum dialog. Bahkan pada tahun 1988, Persetujuan Genewa dicapai dan pada 15
Februari 1989 seluruh tentara Uni Soviet telah mundur dari Afghanistan.
Komitmen Gorbachev semakin terlihat saat Uni Soviet tidak menghanyutkan diri dan mengambil
sikap lebih netral dalam Perang Teluk tahun 1990-1991. Bahkan bantuan untuk Kuba yang
telah diberikan selama 30 tahun pun dihentikan pada tahun 1991 oleh Gorbachev. Namun
kebebasan dan keterbukaan yang dicanangkan oleh Gorbachev menimbulkan reaksi keras dari
tokoh-tokoh komunis dalam negeri.
“
|}Puncaknya terjadi pada Kudeta 19 Agustus 1991 yang didalangi oleh Marsekal Dimitri Yazow
(Menteri Pertahanan), Jenderal Vladamir Kruchkov (Kepala KGB), dan Boris Pugo (Menteri
Dalam Negeri). Namun ternyata kudeta itu gagal karena mendapat perlawanan dan penolakan
dari rakyat Uni Soviet dibawah pimpinan Boris Yeltsin dan Unit Militer Uni Soviet. Sebagai
akibat dari kudeta itu; Latvia, Lithuania, Estonia, Georgia, Maldova memisahkan diri dari Uni
Soviet. Latvia, Listhuania dan Estonia sendiri berhasil memperoleh kemerdekaan dari Uni
Soviet pada tanggal 6 September 1991.
Akhirnya, Gorbachev mengakui bahwa sistem komunis telah gagal di Uni Soviet. Pada akhir
1991, negara Uni Soviet yang telah berumur 74 tahun itupun runtuh dan terpecah-pecah
menjadi beberapa negara yang sekarang termasuk dalam persemakmuran Uni Soviet
(Commonwealth of Independent State/CIS). Bubarnya Uni Soviet ini menandai berakhirnya
Perang Dingin dengan kemenangan di pihak AS.. Bubarnya Uni Soviet ini menandai
berakhirnya Perang Dingin dengan kemenangan di pihak AS.
NATO (North Atlantic Treaty Organization )
Pada tanggal 4 April 1949, dua belas negara - Amerika Serikat, Kanada, Islandia, Denmark,
Norwegia, Portugal, Italia, Britania, Perancis, Belgia, Belanda dan Luxemburg menandatangani Pakta
Pertahanan Atlantik Utara di Washington.. Mereka percaya bahwa Komunisme Uni
Soviet,merupakan ideologi anti-demokrasi, telah menjadi ancaman baru dalam dunia demokratis. Jadi,
mereka menyatakan bahwa “dengan sebuah serangan bersenjata terhadap salah satu atau lebih dari
mereka akan dianggap sebagai serangan terhadap mereka semua”. Dalam hal serangan seperti itu,
untuk mempertahankan perdamaian dan cara hidup beradab mereka, mereka berjanji untuk mengambil
tindakan apapun yang dianggap perlu, termasuk penggunaan kekuatan bersenjata. Ini merupakan untuk
mengatur keamanan regional untuk pertahanan wilayah Atlantik Utara. Sebagai akibat dari Perjanjian
ini, negara-negara di Eropa barat ditarik bersama di bawah kepemimpinan Amerika mendirikan NATO.
Markas NATO dikenal sebagai SHAPE (Supreme Headquarters of Allied Powers in Europe) didirikan di
Paris.
Pakta Warsawa
Pakta Warsawa adalah sebuah aliansi militer negara-negara Blok Timur diEropa Timur, yang
bertujuan mengorganisasikan diri terhadap kemungkinan ancaman dari aliansi NATO (yang dibentuk
pada 1949). Pembentukan Pakta Warsawa dipicu oleh integrasi Jerman Barat ke dalam NATO melalui
ratifikasiPersetujuan Paris. Pakta Warsawa dirancang oleh Nikita Khrushchev pada tahun1955 dan
ditanda tangani di Warsawa pada 14 Mei 1955. Negara anggota pakta warsawa adalah Uni
Soviet, Albania, Bulgaria, Rumania, Jerman Timur,Hungaria, Polandia, Cekoslowakia.
C. Akhir Perang Dingin
Tanggal 8 Desember 1991 tiga pemimpin Uni Soviet Boris Yeltsin (Rusia), Leonid Kravchuk (Ukraina)
dan S. Shushkevich (Belarusia) mengadakan pertemuan di Belovezhkaya Pusha tanpa mengundang
Gorbachev. Mereka sepakat untuk membubarkan Uni Soviet. Pada tanggal 24 Desember 1991 Mikhail
Gorbachev mengumumkan mengundurkan diri sebagai Presiden Uni Soviet, dengan demikian Uni Soviet
secara resmi juga bubar. Selain itu Politik Mikhail Gorbachev pada waktu dia berkuasa juga menjadi
salah satu hal yang menyebabkan keruntuhan Uni Soviet.
Perestroika adalah istilah untuk reformasi politik dan ekonomi yang diperkenalkan pada Juni 1987
oleh pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev arti harafiahnya adalah "restrukturisasi", mengacu pada
restrukturisasi sistem politik dan ekonomi Soviet. Perestroika, sering dikatakan menjadi salah satu
alasan jatuhnya kekuatan politik komunis di Uni Soviet dan Eropa Timur , dan akhirPerang Dingin.
Glasnost ( Keterbukaan) adalah kebijakan publisitas secara maksimal, keterbukaan, dan
transparansi dalam kegiatan semua lembaga pemerintah diUni Soviet , bersama-sama
dengan Kebebasan dalam informasi. Glasnost digunakan oleh Gorbachev untuk menentukan
kebijakan yang dia yakini dapat membantu mengurangi korupsi di bagian atas Partai Komunis
dan pemerintah Uni Soviet, dan penyalahgunaan kekuasaan administrasi di Komite Pusat
Rusia. Glasnost juga dapat menjelaskan bahwa pada jangka waktu dalam sejarah Uni Soviet
selama 1980-an ketika ada pengurangan sensor dan kebebasan informasi yang lebih besar ini
merupakan bagian dari penerapan politik Glasnots oleh Michail Gorbachev. [8]
D. Akibat Perang Dingin
1. Dunia terbagi dalam 2 kekuatan besar yaitu Blok Barat yang berhaluan liberal dan Blok Timur yang berfaham komunis.
2. Muncul organisasi-organisasi pertahanan militer seperti NATO, Pakta Warsawa, SEATO, ANZUZ, METO, Pakta Baghdad, CENTO, dan lain-lain.
3. Negara berkembang mulai membentuk organisasi untuk tidak memihak kepada salah satu blok
yang sedang bertikai yaitu membentuk GNB (Gerakan Non-Blok). Gerakan ini bermula dari
sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika sebuah konferensi yang diadakan
di Bandung,Indonesia, pada tahun 1955. Di sana, negara-negara yang tidak berpihak pada blok
tertentu mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi
Barat-Timur. Pendiri dari gerakan ini adalah lima pemimpin dunia: Josep Broz
Tito presiden Yugoslavia, Soekarnopresiden Indonesia, Gamal Abdul
Nasser presiden Mesir, Pandit Jawaharlal Nehru perdana menteri India, dan Kwame
Nkrumah dariGhana.
4. Beberapa negara terpecah sebagai akibat dari campur tangan AS dan USSR semasa perang
dingin, contohnya Korsel, Vietnam, Jerman.
Perkembangan eksplorasi pesawat antariksa dibagi menjadi empat tahapan kronologis, yaitu
sebagai berikut:
a. Meningkatkan Daya Dorong Roket
Peningkatan daya dorong roket dilakukan untuk menaruh satelit-satelit ke dalam orbit dan pemeriksaan
penggunaan satelit untuk keperluan komunikasi. Fungsi lainnya yaitu untuk mengamati keadaan udara,
memantau untuk keperluan militer, dan survei topografis dan geologis.
b. Program Angkasa Berawak
Tahapan ini diawali oleh kosmonot Rusia, Yuri Gagarin, pada tanggal 12 April 1961 dalam Pesawat
Vostok I. Penerbangan ini memperlihatkan penguasaan masalah yang dapat membawa pesawat dan
awaknya kembali ke atmosfir bumi. Serangkaian penerbangan yang dilakukan oleh Uni Soviet kemudian
disusul oleh Amerika Serikat yang mampu melakukan maneuver mengudara selama dua minggu dan
membuat terobosan, yaitu awak pesawatnya berjalan di luar angkasa.
c. Program Menuju Bulan
Bermula dengan pendekatan-pendekatan ke bulan yang dilanjutkan dengan survei pendaratan berawak ke
permukaan bulan. Puncaknya terjadi tanggal 20 Juli 1969, ketika Neil Amstrong dan Edwin Aldrin
berhasil merangkak keluar dari pesawat Apollo 11 menuju permukaan bulan. Penjelajahan bulan berawak
terus dilanjutkan dengan eksperimen yang diperluas sebelum akhirnya program itu dibatasi pada tahun
1972.
d. Riset dan Penjelajahan Planet
Penyelidikan planet luar bumi dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet. Melalui penyelidikan
angkasa Mariner 2 (1962) dan Pioner Venus 1 (1978) milik Amerika Serikat serta Uni Soviet dengan
pesawat Venera 3 (1996) dan Venera 4 (1967) diadakan eksplorasi terhadap Planet Venus. Berdasarkan
temuan-temuan riset tersebut, disimpulkan bahwa Planet Venus menunjukkan lebih panas dengan suhu
permukaan 900˚ F sehingga kurang ramah untuk dihuni makhluk hidup.
a. Perang dingin di tandai dengan perkembangan persenjataan nuklir dan personil militer.
b. Bidang-bidang teknologi militer dan ruang angkasa saling unjuk kecanggihan.
c. Personil Amerika Serikat dan Uni Soviet tahun 1963-1987
No Negara Tahun1963 1966 1969 1972 1975 1978 1981 1984 1987
1 Amerika Serikat
2700 3090 3460 2320 2098 2033 2168 2244 2279
2 Uni Soviet 3110 2780 3340 3510 4100 4200 4400 4500 4400
d. Pesawat ruang angkasa dan awak pesawat Amerika Serikat dan Uni Soviet
No Negara Nama Pesawat Awak Pesawat Keberhasilan
1. Amerika Serikat
1. Apolo II Edwin Aldrin & Neil Amstrong
2. Explorer I & II
3. Discovery
4. Vanguard Alan B. Shepard Berada di ruang angkasa selama 15 menit
5. Frienship VII John H Glenn Mengitari bumi tiga kali
2. Uni Soviet
1. Sputnik I Tanpa awak
2. Sputnik II Seekor anjing
3. Lunik
4. Vostok I Yuri Gagarin Mengitari bumi selama 108 menit pada1961
5. Vostok II German Titov Mengitari bumi selama 25 jam