34
RESUME BAHASA INDONESIA BAB III OBJEK LINGUISTIK BAHASA Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah : Kajian Bahasa Indonesia Dosen Pengampu : Drs. Umar Samadhy, M.Pd Disusun oleh: Nadzifa Ulfah 1402408272 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

  • Upload
    ngophuc

  • View
    238

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

RESUME

BAHASA INDONESIA

BAB III OBJEK LINGUISTIK BAHASA

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah : Kajian Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Drs. Umar Samadhy, M.Pd

Disusun oleh:

Nadzifa Ulfah 1402408272

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2008

Page 2: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

OBJEK LINGUISTIK

BAHASA

A. Pengertian Bahasa

Kata bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna

atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata bahasa dalam kalimat-

kalimat berikut!

1. Dika belajar bahasa Inggris, Nita belajar bahasa Jepang.

2. Manusia mempunyai bahasa, sedangkan binatang tidak.

3. Hati-hati bergaul dengan anak yang tidak tahun bahasa itu.

4. Dalam kauss itu ternyata lurah dan camat tidak mempunyai bahasa yang

sama.

5. Katakanlah dengan bahasa bunga!

6. Pertikaian itu tifak bisa diselesaikan dengan bahasa militer.

7. Kalau dia memberi kuliah bahasanya penuh dengan kata daripada dan

akhiran ken.

8. Kabarnya, nabi sulaiman mengerti bahasa semut.

Kata bahasa pada kalimat (1) jelas menunjukkan pada bahasa tertentu.

Menurut peristilahan de saussure adalah sebuah langue. Kalimat (2) kata

bahasa menunjukkan bahasa pada umumnya; jadi, suatu langage. Kalimat (3)

kata bahasa berarti ‘sopan santun’; kalimat (4) kata bahasa berarti ‘kebijakan

dalam bertindak’; kalimat (5) kata bahasa berarti ‘maksud-maksud dengan

bunga sebagai lambang’ dan kalimat (7) kata bahasa berarti ‘ujarnya, yang

sama dengan parole menurut peristilahan de Saussure. Kalimat (8) kata

bahasa bersifat hipotesis. Kalimat (1),(2), dan (7) kata bahasa itu digunakan

secara harfiah, sedangkan pada kalimat lain digunakan secara kias. Bahasa

sebagai objek linguistik adalah pada kalimat (1), (2), dan (7). Pada kalimat (1)

bahasa sebagai langue, pada kalimat (2) bahasa sebagai langage dan (7)

bahasa sebagai parole.

Sebagai objek kajian linguistik, parole merupakan objekkonkret karena

parole itu berwujud ujaran nyata yang diucapkan oleh para bahasawan dari

Page 3: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

suatu masyarakat bahasa. Langue. Merupakan objek yang abstrak karena

langue itu berwujud sistem suatu bahasa tertentu secara keseluruhan; langage

merupakan objek yang paling abstrak karena dia berwujud sistem bahasa

secara universal. Yang dikaji linguistik secara langsung adalah parole itu,

karena parole itulah yang berwujud konkret, yang nyata, yang dapat diamati,

atau diobservasi.

Banyak juga pakar yang membuat definisi tentang bahasa dengan

pertama-tama menonjolkan segi fungsinya itu, seperti Sapir (1221:8). Badudu

(1989:3) dan Keraf (1984:16). Jawaban terhadap pertanyaan “Apakah bahasa

itu?” yang tidak menonjolkan fungsi, tetapi menonjolkan “sosok” bahasa itu

adalah seperti yang dikemukakan Kridalaksana (1983, dan juga dalam Djoko

Kentjono 1982); “Bahasa adalah sistem lambang bunyi arbiter yang digunakan

oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan

mengidentifikasikan diri”. Definisi ini sejalan dengan definisi dari Barber

(1964:21), Wardhaugh (1977:3), Trager (1949:18), de Saussure (1966:16) dan

Bolinger (1975:15).

Masalah lain yang berkenan dengan pengertian bahasa adalah sebuah

tuturan disebut bahasa, yang berbeda dengan bahasa lainnya; bilamana hanya

dianggap sebagai varian dari suatu bahasa. Dua buah tuturan bisa disebut

sebagai dua bahasa yang berbeda berdasarkan dua buah patokan, yaitu patokan

linguistik dan patokan politis. Secara linguistik dua buah tuturan dianggap

sebagai dua buah bahasa yang berbeda, kalau anggota-anggota dari dua

masyarakat tuturan itu tidak saling mengerti. Karena rumitnya menentukan

suatu parole bahasa atau bukan, hanya dialek saja dari bahasa yang lain, maka

hingga kini belum pernah ada angka yang pasti berapa jumlah bahasa yang

ada di dunia ini (lihat Crystal 1988:284).

B. Hakikat Bahasa

Kridaleksana yang dikutip pada sub bab A didapatkan beberapa ciri

atau sifat yang hakiki dari bahasa. Sifat atau ciri itu antara lain: (1) bahasa itu

sebuah sistem, (2) berwujud lambang, (3) berupa bunyi, (4) bersifat arbiter, (5)

Page 4: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

bermakna, (6) bersifat konvensional, (7) bersifat unik, (8) bersifat universal

(9) bersifat produktif, (10) bervariasi, (11) bersifat dinamis, (12) alat interaksi

sosial.

1. Bahasa sebagai sistem

Kata sistem sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari

dengan makna ‘cara’ atau ‘aturan’, seperti dalam kalimat “Kalau tahu

sistemnya, tentu mudah mengerjakannya”. Tetapi dalam kaitan dengan

keilmuan, sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu

keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sistem ini dibentuk oleh

sejumlah unsur atau komponen yang satu dengan lainnya berhubungan

secara fungsional.

Bahasa terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang

secara teratur tersusun menurut pola tertentu, dan membentuk suatu

kesatuan. Sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus bersifat sistematis

dan sistemis. Sistemis artinya bahasa itu tersusun menurut suatu pola,

tidak tersusun secara acak, secara sembarangan. Sistemis artinya bahasa

itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri juga dari sub-subsistem;

atau sistem bawahan. Di sini dapat disebutkan antara lain: subsistem

fonologi, subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem sintaksis dan

subsistem semantik.

Agak berbeda dengan subsistem- subsistem dalam sepeda,

subsistem- subsistem bahasa, terutama subsistem fonologi, morfologi dan

sintaksis tersusun secara hierarkial. Artinya, subsistemyang satu terletak di

bawah subsistem yang lain; lalu subsistem yang lain ini terletak pula di

bawah subsistem lainnya lagi. Ketiga subsistem itu (fonologi, morfologi

dan sintaksis) terkait dengan subsistem semantik. Sedangkan subsistem

leksokon yang juga diliputi subsis temsemantik, berada di luar ketiga

subsistem struktural itu.

Jenjang subsistem ini dalam linguistik dikenal dengan nama tataran

linguistik atau tataran bahasa. Jika diurutkan dari tataran yang terendah

sampai tataran yang tertinggi, dalam hal ini yang menyangkut ketiga

Page 5: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

subsistem struktural di atas adalah tataran fonem, morfem, frase, klausa,

kalimat dan wacana.

Kajian linguistik itu sendiri dibagi dalam beberapa tataran, yaitu

tataran fonologi, tataran morfologi, tataran sintaksis, tataran semantik dan

tataran leksikon. Tataran morfologi sering bergabung dengan tataran

sintaksis menjadi, yang diserbut tataran gramatika, atau tata bahasa.

2. Bahasa Sebagai Lambang

Kata lambang sering dipadankan dengan kata simbol dengan

pengertian yang sama. Ilmu semiotika atau semiologi yaitu ilmu yang

mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia, termasuk

bahasa. Dalam semiotika atau semiologi (yang di Amerika ditokohi oleh

Charles Sanders Peirce dan di Eropa oleh Ferdinand de Saussure)

dibedakan adanya beberapa jenis tanda, yaitu antara lain tanda (sign),

lambang (simbol), sinyal (signal), gejala (sympotom), gerak isyarat

(gesture), kode, indeks dan ikon.

Tanda, selain dipakai sebagai istilah sebagai salah satu dari unsur

satu dari unsur spesifik kajian semiotika itu, adalah suatu atau sesuatu

yang menandai atau mewakili ide,pikiran, perasaan, benda, dan tindakan

secara langsung dan alamiah. Lambang atau simbol tidak bersifat langsung

dan alamiah. Lambang menandai sesuatu yang lain secara konvensional,

tidak secara alamiah dan langsung. Lambang itu sering disebut bersifat

arbiter, sebaliknya tanda seperti yang sudah dibicarakan di atas, tidak

bersifat arbiter. Arbiter adalah tidak adanya hubungan langsung yang

bersifat wajib antara lambang dengan yang dilambangkannya.

Earns Cassirer, seorang sarjana dan filosof mengatakan bahwa

manusia adalah makhluk bersimbol (animal symbolicum). Mengapa kata,

sebagai satuan bahasa itu, disebut lambang dan bukannya tanda? Karena

lambang bersifat arbiter.

Ferdinand de Saussure tidak menggunakan istilah lambang atau

simbol, meainkan istilah danda (signe) atau tanda linguistik (signe

linguistique). Oleh karena itu dalam kepustakaan kita ada yang

Page 6: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

menyatakan bahwa bahasa adalah sistem tanda (lihat Samsuri 19780.

Akhir-akhir ini sudah biasa juga digunakan istilah-istilah penanda untuk

‘yang menandai’ (signifie menurut peristilahan de Saussure) dan petanda

untuk ‘yang ditandai’ (signifiant menurut peristilahan de Saussure); lihat,

misalnya, Kridalaksana 1988, dan 1989.

Tanda-tanda itu adalah sinyal, gerak isyaerat (gesture), gejala,

kode, indeks dan ikon. Sinyal atau isyarat adalah tanda yang disengaja yag

dibuat oleh pemberi sinyal agar si penerima sinyal melakukan sesuatu.

Jadi, sinyal ini dapat dikatakan bersifat imperatif. Misalnya,letusan pistol

dalam lomba lari. Letusan pistol yang ditembakkan dengan sengaja

merupakan sinyal atau isyarat bagi para pelari yang ikut berlomba untuk

melakukan tindakan lari. Yang jelas, tanda bersifat alami (ada asap

tandanya ada api), lambang bersifat konvensi (gambar padi dan kapas

lambang keadilan sosial), sedangkan sionyal bersifat imperatif.

Gerak isyarat atau gesture adalah tanda yang dilakukan dengan

gerakan anggota badan, dan tidak bersifat imperatif seperti pada sinyal.

Gerak isyarat ini mungkin merupakan tanda mungkin skuga merupakan

simbol. Gejala atau symptom adalah suatu tanda yang tidak disengaja,

yang dihasilkan tanpa maksud, tetapi alamiah untuk meninjukkan atau

mengungkapkan bahwa sesuatu akan terjadi. Ikon adalah tanda yang

paling mudah dipahami karena kemiripannya dengan sesuatu yang

diwakilinya. Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya sesuatu

yanglain, seperti asap yang menunjukkan adanya api. Tanda terakhir yang

kita bicarakan adalah kode. Ciri kode sebagai tanda adalah adanya sistem,

baik yang berupa simbol, sinyal, maupun gerak isyarat yang dapat

mewakili pikiran, perasaan, ide benda dan tindakan yang disepakati untuk

maksud tertentu. Bahasa rahasia itu bisa juga disebut sebagai kode. Bahwa

bahasa adalah suatu sistem lambang dalam wujud bunyi-bahasa, bukan

dalam wujud yang lain, seperti yang akan kita bicarakan dalam pasal

berikut.

Page 7: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

3. Bahasa adalah bunyi

Bahasa adalah sistem lambang bunyi. Kridalaksana (1983:27)

bunyi adalah kesanpada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang

telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara..

bunyi bahasa atau bunyi ujaran (speeech sound) adalah satuan bunyi yang

dihasilkan oleh alat ucap manusia yang di dalam fonetik diamati sebagai

“fon” dan di dalam fenemik sebagai “fonem”. Dalam linguistik yang

disebut bahasa, yang primer adalah yang diucapkan, yang dilisankan, yang

keluar dari alat ucap manusia. Hakikat bahasa adalah bunyi, atau bahasa

lisan.

4. Bahasa itu bermakna

Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau bunyi

ujar. Sebagai lambang tentu ada yang dilambangkan. Yang dilambangkan

itu adalah suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran

yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi itu. Maka dapat dikatakan

bahwa bahasa itu mempunyai makna. Lebih umum dikatakan lambang

bunyi tersebut tiak punya referen, tidak punya rujukan.

Lambang-lambang bunyi bahasa yang bermakna itu di dalam

bahasa berupa satuan-satuan bahasa yang berwujud morfem, kata, frase,

klausa, kalimat dan wacana. Makna yang berkenaan dengan morfem

dankata disebut makna leksikal; yang berkenan dengan frase, klausa dan

kalimat disebut makna gramatikal; dan yang berkenan dengan wacana

disebut makna pragmatik atau makna konteks. Segala ucapan yang tidak

mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa. Fungsi bahasa adalah

menyampaikan pesan, konsep, ide atau pemikiran.

5. Bahasa itu arbiter

Kata arbiter bisa diartikan ‘sewenang-wenang. Berubahubah, tidak

tetap, mana suka’. Yang dimaksud istilah arbiter itu adalah tidak adanya

hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi) dengan

konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut.

Page 8: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

Ferdinand de Saussure (1966:67) dalam dikotominya membedakan

apa yang disebut signifiant (Inggris: signifier) dan signifie (Inggris:

signified). Signifiant adalah lambang bunyi itu, sedangkan signifie adalah

konsep yang dikandung signifiant. Istilah penanda untuk lambang bunyi

atau signifiant itu dan istilah petanda untuk konsep yang dikandungnya.

Hubungan antara signifiant dengan signifie disebut bersifat arbiter,

sewenang-weang, atau tidak ada hubungan wajiblambang yang berupa

bunyi itu tidak memberi “saran” atau “petunjuk”. Tidak adanya hubungan

antara signifiant dan signifie menyebabkan Bolinger (1975:22)

mengatakan: seandainya ada hubungan antara lambang dengan yang

dilambangkannya itu, maka seseorang yang tidak tahu suatu bahasa

tertentu akan dapat menebak makna sebuahkata apabila dia mendengar

kata itu diucapkan.

Di sini kata-kata yang disebut onoimatope (kata yang berasal dari

tiruan bunyi) ini lambangnya memberi “saran” atau “petunjuk” bagi

konsep yang dilambangkannya. Dapat dikatakan hubungan antara lambang

dengan konsep yang dilambangkannya tidak bersifatarbiter. Karena paling

tidak ada “saran” bunyi yang menyatakan hubungan. Bunyi benda yang

sama terdengar berbeda oleh dua penutur bahasa yang berlainan, sebagai

akibat kearbitreran bahasa itu, atau juga karena sistem bunyi bahasa-

bahasa itu tidak sama.

6. Bahasa itu konvensional

Penggunaan lambang untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional.

Artinya, semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa

lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya.

Kearbitreran bahasa terletak pada hubungan antara lambang-lambang dan

bunyi dengan konsep yang dilambangkannya. Hubungan lambang konsep

yang dilambangkannya serta konvensional dari bahasa itu, ada tiga

masalah berkaitan yang perlu dikemukakan, yaitu: (1) mungkinkah sebuah

lambang dapat melambangkan lebih dari sebuah konsep, (2) mungkinkah

sebuah konsep bisa dilambangkan dengan lebih dari sebuha lambang, (3)

Page 9: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

mungkinkah kita dapat “menyodoran”. Kata yang merupakan lambang

“siap pakai”, sudah ada tanpa harus diciptakan dulu, istilah merupakan

lambang “yang dibuat” untuk menampung konsep yang ada tetapi belum

ada lambangnya.

7. Bahasa itu produktif

Kata produktif adalah bentuk ajektif dari kata benda produksi. Arti

produktif adalah “banyak hasilnya”. Atau lebih tepat “terus menerus

menghasilkan”. Bahasa itu dikatakan produktif, maksudnya meskipun

unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur-unsur yang jumlahnya

terbtas itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak

terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam

bahasa itu.

Keproduktifan bahasa ada batasnya. Dapat dibedakan adanya dua

macam keterbatrasan, yaitu keterbatasan pada tingkat parole dan

keterbatasan pada tingkat langue. Keterbatasan pada tingkat parole adalah

pada ketidaklaziman atau kebelumlaziman bentuk-bentuk yang dihasilkan.

Pada tingkat langue keproduktifan itu dibatasi karena kaidah atau sistem

yang berlaku.

8. Bahasa itu unik

Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki

oleh yang lain. Lalu, kalau bahasa dikatakan bersifat unik, artinya setiap

bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa

lainnya. Ciri khas ini menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata,

sistem pembentukan kalimat, atau sistem-sistem lainnya. Salah satu

keunikan bahasa Indonesia adalah bahwa tekanan kata tidak bersifat

morfemis, melainkan sintaksis. Kalau keunikan terjadi pada sekelompok

bahasa yang berada dalam satu rumpun atau satu kelompok bahasa, lebih

baik jangan disebut keunikan, melainkan ciri dari rumpun atau golongan

bahasa itu.

Page 10: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

9. Bahasa itu universal

Bahasa bersifat universal. Artinya ada ciri-ciri yang sama yang

dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Ciri-ciri universal

merupakan unsur bahasa yang paling umum. Bahasa itu berupa ujaran, ciri

universal dari bahasa yang paling umum adalah bahwa bahasa itu

mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal dan konsonan. Bahasa

Indonesia, mempunyai 6 vokal an 22 buah konsonan, bahasa Arab

mempunyai 3 buah vokal pendek dan 3 buah vokal panjang serta 28 buah

konsonan (Al-Khuli 1982:321). Bahasa Inggris memiliki 16 buah vokal

(termasuk diftong) dan 24 buah konsonan (Al-Khuli 1982:320). Bukti lain

dari keuniversalan bahasa adalah bahwa setiap bahasa mempunyai satuan-

satuan bahasa yang bermakna, entah satuan yang namanya kata, frase,

klausa, kalimatdan wacana.

10. Bahasa itu dinamis

Bahasa adalah satu-satunya miliki manusia yang tidak pernah lepas

dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu,

sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Kata sebagai satuan

bahasa terkecil, adalah sarana atau wadah untuk menampung suatu konsep

yang ada dalam masyarakat bahasa. Perkembangan leksikon dalam bahasa

Indonesia dapat kita lihat kalau dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

susunan W.J.S Poerwadarminta yang hanya berjumlah sekitar 23.000

buah.

11. Bahasa itu bervariasi

Yang termasuk dalam satu masuarakat bahasa adalah mereka yang

merasa menggunakan bahasa yang sama. Masyarakat bahasa Indonesia

adalah semua orang yang merasa memiliki dan menggunakan bahasa

Indonesia. Variasi bahasa ada tiga istilah yang perlu diketahui, yaitu

idiolek, dialek dan ragam. Misalnya Hamka, Sutan Takdir Alisyahbana,

Hamingway atau mark Twain.

Dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok

anggota masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu. Misalnya bahasa

Page 11: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

jawa dialek Banyumas, bahasa Jawa dialek Tegal, bahasa Jawa dialek

Surabaya. Variasi bahasa berdasarkan tempat ini lazim disebut dengan

nama dialek regional, dialek areal,atau dialek geografi. Variasi bahasa

yang digunakan pada masa tertentu, misalnya bahasa Indonesia zaman

Balai Pustaka, Orede Baru, Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi, disebut

dialek temporal atau juga kronolek. Variasi bahasa yang digunakan

sekelompok anggota masyarakat dengan status sosial tertentu dialek sosial

atau sosiolek.

Ragam atau ragam bahasa adalah variasi bahasa yang digunakan

dalam situasi, keadaan atau untuk keperluan tertentu. Situasi formal

digunakan ragam bahasa yang disebut ragam baku atau ragam standar,

situasi yang tidak formal digunakan ragam yang tidak baku atau ragam

nonstandar. Sarana yang digunakan ragam lisan dan ragam tulisan.

12. Bahasa itu manusiawi

Dapat dikatakan bahwa binatang tidak mempunyai bahasa.

Binatang dapat berkomunikasi dengan sesama jenisnya. Lebah madu,

misalnya seperti dilaporkan Karl Von Frisch (lihat fromkin 1974 atau

Akmajian 1979) menggunakan gerak tari tertentu untuk menyampaikan

berita adanya sumber madu kepada teman-temannya. Yang membuat alat

komunikasi manusia itu, yaitu bahasa, produktif dan dinamis. Manusia

disebut-sebut sebagai homo sapien ‘makhluk yang berpikir’, homo sosio

‘makhluk yang bermasyarakat’, homofaber ‘makhluk pencipta alat-alat’,

dan juga animal rationale ‘makhluk rasional yang berakal budi’. Alat

komunikasi manusia yang namanya bahasa adalah bersifat manusiawi,

dalam arti hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia.

C. Bahasa dan faktor luar bahasa

Faktor-faktor di luar bahasa itu tidak lain daripada segala hal yang

berkaitan dengan kegiatan manusia di dalam masyarakat, sebab tidak ada

kegiatan yang tanpa berhubungan dengan bahasa. Hal-hal yang menjadi objek

Page 12: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

kajian linguistik makro kegiatan berbahasa, seperti penerjemahan, penyusunan

kamus, pendidikan bahasa.

1. Masyarakat bahasa

Masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang merasa

menggunakan bahasa yang sama. Titik berat pengertian masyarakat bahasa

pada “merasa menggunakan bahasa yang sama”, maka konsep masyarakat

bahasa dapat menjadi luas dan dapat menjadi sempit. Masyarkat bahasa ini

ada masalah, bagaimana dengan masyarakat yang bilingual atau

multilingual. Orang Indonesia pada umunya adalah bilingual, yaitu

menggunakan bahasa Indonesia dan menggunkan bahasa daerahnya.

Banyak juga yang multilingual, karena selain menguasai bahasa Indonesia,

menguasai bahasa daerahnya sendiri, bahasa daerah lain atau bahasa asing.

2. Variasi dan status sosial bahasa

Berdasarkan penuturnya adanya dialek-dialek, regional maupun

sosial. Berdasarkan penggunaannya raga-ragam bahasa, seperti ragam

jurnalistik, ragam sastra, ragam ilmiah dan sebagainya. Dua macam variasi

bahasa yang dibedakan berdasarkan status pemakaiannya. Yang pertama

adalah variasi bahasa tinggi (biasa disingkat variasi bahasa T), dan yang

lain variasi bahasa rendah (biasanya disingkat R). Variasi T digunakan

dalam situasi-situasi resmi, seperti pidato kenegaraan, bahasa pengantar

dalam pendidikan, khotbah, surat-menyurat resmi, dan buku pelajaran.

Bahasa R digunakan dalam situasi yang tidak formal, seperti di rumah, di

warung, di jalan, dalam surat-suratpribadi. Adanya pembedaan variasi

bahasa T dan bahasa R disebut dengan istilah diglosia (Ferguson 1964).

Masyarakat yang mengadakan pembedaan ini disebut masyarakat diglosis

Variasi bahasa YunaniT disebut katherevusa dan bahasa Yunani R disebut

dhimotiki; variasi bahasa Arab T disebutal-fusha dan variasi bahasa Arab

R disebut ad-darij; variasi bahasa Jerman Swiss T disebut schriftsdrache

dan variasi bahasa jerman Swiss R disebut schweizerdeutsch.

Page 13: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

3. Penggunaan Bahasa

Hymes (1974) pakar sosiolinguistik mengatakan, bahwa suatu

komunikasi dengan menggunakan bahasa harus memperhatikan delapan

unsur, yang diakronimkan menjadi speaking, yakni:

a. Setting and scence, yaitu unsur yang berkenan dengan tempat dan

waktu terjadinya percakapan.

b. Participants, yaitu orang-orang yang terlibat dalam percakapan.

c. Ends, yaitu maksud dan hasil percakapan.

d. Act sequences, yaitu hal yang menunjuk pada bentuk dan isi

percakapan.

e. Key, yaitu yang menunjuk pada cara atau semangat dalam

melaksanakan percakapan.

f. Instrumentalities, yaitu yang menunjuk pada jalur percakapan

apakah secara lisan atau bukan.

g. Norms, yaitu yang menunjuk pada norma perilaku peserta

percakapan.

h. Genres, yaitu yang menunjuk pada kategori atau ragam bahasa

yang digunakan.

4. Kontak bahasa

Dalam masyarakat yang terbuka, artinya yang para anggotanya

dapat menerima kedatangan anggota dari masyarakat lain, baik dari satu

atau lebih dari satu masyarakat, akan terjadilah apa yang disebut kontak

bahasa. Yang bisa terjadi dari adanya kontak bahasa ini adalah terjadinya

atau terdapatnya yang disebut bilingualisme dan multingualisme. Orang

yang hanya menguasai satu bahasa disebut monolingual, unilingual atau

monoglot yang menguasai dua disebut bilingual, sedangkan yang

menguasai lebih dari dua bahasa disebut multilingual, plurilingial atau

poligot.

Boloomfiled mengartikan bilingual ini sebagai penguasaan yang

sama baiknya oleh seseorang teradap dua bahasa. Uriel Weinrich (1968)

mengartikan sebagai pemakaian dua bahasa oleh seseorang secara

Page 14: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

bergantian. Einar Haugen (1966) mengartikan sebagai kemampuan

seseorang untuk menghasilkan tuturan yang lengkap dan bermakna dalam

bahasa lain, yang bukan bahasa ibunya.

Masyarakat yang bilingual atau multilingual akibat adanya kontak

bahasa (dan juga kontak budaya), terjadi peristiwa atau kasus yang disebut

interferensi, integrasi, alihkode (code-switching) dan campurkode (code-

mixing). Keempat peristiwa gejalanya sama, yaitu adanya unsur bahasa

lain dalam bahasa yang digunakan. Interferensi adalah terbawa masuknya

unsur bahasa lain ke dalam bahasa yang sedang digunakan, sehingga

tampak adanya penyimpangan kaidah dari bahasa yang sedang digunakan

itu. Interferensi biasanya dibedakan dari integrasi. Dalam bahasa Indonesia

yang sekarang dieja menjadi montir, riset, sopir dan dongkrak adalah

contoh yang sudah berintegrasi.

Dalam masyarakat yang bilingual maupun yang multilingual

seringkali terjadi yang disebut alihkode, yaitu beralihnya penggunaan

suatu kode (entah bahasa ataupun ragam bahasa tertentu) ke dalam kode

yang lain (bahasa atau ragam bahasa lain).

Alih kode dibedakan dari campur kode. Kalau alih kode terjadi

karena bersebab, sedangkan campur kode terjadi tanpa sebab.

5. Bahasa dan budaya

Objek kajian linguistik makro adalah mengenai hubungan bahasa

dengan budaya atau kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan.

Dalam sejarah linguistik ada suatu hipotesis yang sangat terkenal

mengenai hubungan bahasa dan kebudayaan ini. Hipotesis ini dikeluarkan

oleh dua orang pakar, yaitu Edwad sapir dan Benjamin Lee Whorf (dan

oleh karena itu disebut hipotesis Sapir-Whorf) yang menyatakan bahwa

bahasa mempengaruhi kebudayaan.

D. Klasifikasi Bahasa

Berkembangnya studi linguistik historis komparatif, studi yang

mengkhusus pada telaah perbandingan bahasa, maka orang mulai

Page 15: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

membuat klasifikasi terhadap bahasa-bahasa yang ada di dunia ini

dilakukan dengan melihat kesamaan ciri yang ada pada setiap bahasa.

menurutGreenberg (1957:66) suatu klasifikasi yang baik harus memenuhi

persyaratan nonarbitrer, ekshaustik dan unik. Nonarbitrer adalah bahwa

kriteria klasifikasi itu tidak boleh semaunya, hanya harus ada satu kriteria.

Maka hasilnya akan ekshaustik. Artinya, setelah klasifikasi dilakukan

tidak ada lagi sisanya. Hasil klasifikasi juga harus bersifat unik, kalua

suatu bahasa sudah masuk ke dalam salah satu kelomok, dia tidak bisa

masuk lagi dalam kelompok yang lain.

Tiga persyaratan yang diajukan Greenberg itu tidak dapat

dilaksanakan, sebab banyak sekali ciri-ciri bahasa yang dapat digunakan

untuk membuat klasifikasi itu. Yang terpenting, dan bisa disebutkan di sini

adalah (1) pendekatan genetis, (2) pendekatan tipologis, (3) pendekatan

areal, dan (4) pendekatan sosiolinguistik.

Pendekatan genetis hanya melihat garis keturunan bahasa itu,

hasilnya disebutkan klasifikasi genetis atau geneologis. Pendekatan

tipologis menggunakan kesamaan-kesamaan tipologi, entah fonologi,

morfologi, maupun sintaksis untuk membuat klasifikasi. Hasilnya disebut

klasifikasi tipologis. Pendekatan areal menggunakan pengaruh timbal-

balik antara suatu bahasa dengan bahasa yang lain untuk membuat

klasifikasi. Hasilnya juga disebut klasifikasi areal. Sedangkan pendekatan

sosiolinguistik membuat klasifikasi berdasarkan hubungan bahasa itu

dengan keadaan masyarakat. Hasilnya disebut klasifikasi sosiolinguistik.

1. Klasifikasi genetis

Klasifikasi genetis, disebut juga klasifikasi geneologis, dilakukan

berdasarkan garis keturunan bahasa-bahasa itu. Artinya, suatu bahasa

berasal atau diturunkan dari bahasa yang lebih tua. Sebuah bahasa menjadi

sejumlah bahasa lain dengan cabang-cabang dan ranting-rantingnya

memberi gambaran seperti batang pohon yang berbalik. Penemu teori ini,

yaitu A. Schleicher, menamakannya batang pohon (bahasa Jerman:

Stammbaumtheorie). Dilengkapi oleh J. Schmidt dalam tahun 1872 dengan

Page 16: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

teori gelombang (bahasa Jerman: Wellentheorie). Maksud teori gelombang

ini adalah bahwa perkembangan atau perpecahan bahasa itu dapat

diumpamakan seperti gelombang yang disebabkan oleh sebuah batu yang

jatuh ke tanah kolam.

Bahasa itu bisa menyebardan kemudian berubah. Penyebaran

bahasa itu biasanya terjadikarena penuturnya menyebar atau berpindah

tempat sebagai akibat adanya peperangan atau bencana alam. Klasifikasi

genetis dilakukan berdasarkan kriteria bunyi dan arti, yaitu atas kesamaan

bentuk (bunyi) dan makna yang dikandungnya. Hasil klasifikasi yang telah

dilakukan dan banyak diterima orang secara umum adalah bahwa bahasa-

bahasa yang ada di dunia ini terbagi dalam sebelas rumpun besar. Setiap

rumpun dapat dibagi lagi atas subrumpun, dan sub-subrumpun yang lebih

kecil. Kesebelas rumpun itu adalah:

a. Rumpun Indo eropa, yakni bahasa-bahasa German, Indo-Iran,

Armenia, Baltik, Slavik, Roaman, Keltik dan Gaulis.

b. Rumpun Hamito-Semit atau Afro-Asiatik, yakni bahasa-bahasa Koptis,

Berber, Kushid, Chad yang termasuk dalam subrumpun hamit; dan

bahasa Arab, Etiopik, dan Ibrani yang termasuk subrumpun Semit.

c. Rumpun Chari-Nil, yakni bahasa-bahasa Swahili, Bantuk dan Khoisan.

d. Rumpun Dravida, yaitu bahasa-bahasa Telugu, Tamil, Kanari dan

Malayalam.

e. Rumpun Austronesia (disebut juga Melayu Polinesia), yaitu bahasa-

bahasa Indonesia (Melayu, Austronesia Barat), Melanesia, Mikronesia

dan Polinesia.

f. Rumpun Kaukasus.

g. Rumpun Finno-ugris, yaitu bahasa-bahasa Hungar, Lapis dan

Samoyid.

h. Rumpun Paleo Asiatis atau Hiperbolis, yaitu bahasa-bahasa yang

terdapat di Siberia Timur.

i. Rumpun Ural-Altai, yaitu bahasa-bahasa Mongol, manchu Tungu,

Turki, Korea dan Jepang.

Page 17: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

j. Rumpun Sino-Tibet, yakni bahasa-bahasa Yenisei, Ostyak, Tibeto,

Burma dan Cina.

k. Rumpun bahasa-bahasa indian, yakni bahasa-bahasa Eskimio, Aleut,

Na-Dene, Algonkin, Wakshan, Hokan, Sioux, Penutio, Aztek-Tanoan

dan sebagainya.

Untuk mengetahui di mana letak bahasa-bahasa itu, lihatlah,

misalnya, Internasional Encyclopedia of Linguistitics oleh William Bright

(1992) atau sumber lainnya.

Klasifikasi genetis ini menunjukkan bahwa perkembangan bahasa-

bahasa di dunia ini bersifat divergenetif, yakni memecah dan menyebar

menjadi banyak; tetapi pada masa mendatang karena situasi politik dan

perkembangan yang konvergensif tampaknya akan lebih mungkin dapat

terjadi.

2. Klasifikasi tipologis

Klasifikasi tipologis dilakukan berdasarkan kesamaan tipe atau

tipe-tipe yang terdapat pada sejumlah bahasa. Hasil klasifikasi ini menjadi

besifat arbitrer, karena tidak terikat oleh tipe tertentu, melainkan bebas

menggunakan tipe yang mana saja atau menggunakan berbagai macam

tipe.

Klasifikasi pada tataran morfologi pada abad XIX secara garis

besar dapat dibagi tiga kelompok, yaitu:

Kelompok pertama, adalah yang semata-mata menggunakan

bentuk bahasa sebagai dasar klasifikasi. Klasifikasi morfologi ini adalah

Fredrich Von Schlegel. Pada tahun 1808 menjadi dua kelompok, yaitu (1)

kelompok bahasa berafiks dan (2) kelompok bahasa berfleksi. August von

schlegel, pada tahun 1818 menjadi (1) bahasa tanpa struktur gramatikal

(seperti bahasa Cina); (2) bahasa berafiks (seperti bahasa Turki); dan (3)

bahasa berfleksi (seperti bahasa Sanskerta dan bahasa Latin). Wilhelm

Von Humbol (dan diikuti oleh A.F. Pott) yang membuat klasifikasi baru

menjadi (1) bahasa isolatif (sama dengan bahasa tanpa struktur), (2)

bahasa aglutunatif (sama dengan bahasa berafiks), (3) bahasa fleksi atau

Page 18: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

sintesis dan (4) bahasa polisintesis atau bahasa inkorporasi. Yang terakhir

ini sebenarnya merupakan perincian dari bahasa aglutunatif.

Kelompok kedua, adalah menggunakan akar kata seabgai dasar

klasifikasi. Franz Bopp, yang membagi bahasa-bahasa di dunia ini atas

bahasa yang mempunyai (1) akar kata yang monosilabis, misalnya bahasa

cina, (2) akar kata yang mampu mengadakan komposisi, dan (3) akar kata

yangdisilabis dengan tiga konsonan, Max Muller, yang juga menggunakan

akar kat sebagai dasar klasifikasimembagi bahasa di dunia ini menjadi (1)

bahasa akar, (2)bahasa terminasional, (3) bahasa infleksional

Kelompok ketiga, adalah yang menggunakan bentuk sintaksis

sebagai dasar klasifikasi. Pakarnya antara lain, H. Seinthal yang membagi

bahasa-bahasa di dunia atas, (1) bahas-bahasa yang berbentuk, dan (2)

bahas-bahasa yang tidak berbentuk. Bahasa yang berbentuk adalah bahasa

yang di dalam kalimatnya ada relasi antar kata. Bahasa yang berbentuk ini

dibagi lagi menjadi (a) bahasa kolokatif, (b) bahasa derivatif dengan

jukstaposisi, (c) bahas Derivatif dengan perubahan pada akar kata, (d)

bahasa derivatif dengan sufiks yang sebenarnya. Kemudian bahas yang

tidak terbentuk dibagi lagi menjadi (a) bahasa kolokatif, (b) bahasa

derivatif dengan reduplikasi dan prefiks, (c) bahasa derivatif dengan

sufiks, (d) bahasa inkorporasi. Franz Misteli mengikuti jejak Steinthal

dengan sitematik yang agak berbeda. Bahas berbentuk hanya dibagi satu

kelompok yaitu bahasa dengan kata yang sesungguhnya (infleksi). Bahasa

tidak berbentuk dibagi atas (a) bahasa dengan kata yang berbentuk

kalimat, (b) bahasa asolatif akar, (c) bahasa isolatif dasar, (d) bahasa

jukstaposisi,(e) bahasa dengan kata yang jelas.

Pada abad XX ada juga dibuat pakar klasifikasi morfologi dengan

prinsip yang berbeda, misalnya, yang dibuat Sapir (1921) dan J. Greenberg

(1954) Edward Sapir menggunakan tiga parameter untuk

mengklasifikasikan bahasa-bahasa yang dada di dunia. Ketiga parameter

itu adalah (1) konsep-konsep gramatikal, (2) proses-proses gramatikal, dan

(3) tingkat penggabungan morfem dalam kata.

Page 19: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

3. Klasifikasi Areal

Klasifikasi areal dilakukan berdasarkan adanya hubungan timbal

balik antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain di dalam suatu area

atau wilayah, tanpa memperhatikan apakah bahasa itu berkerabat secara

generik atau tidak.

Usaha klasifikasi berdasarkan areal ini pernah dilakukan oleh

Wihelm Schmidt (1868-1954) dengan bukunya Die Sprachfamilien Und

Sprachenkreise Der Ende, yang dilampiri dengan peta

4. Kasifikasi Sosiolinguistik.

Klasifikasi sosiolinguistik dilakukan berdasarkan hubungan antara

bahasa dengan faktor-faktor yang berlaku dalam masyarakat; tepatnya,

berdasarkan status, fungsi, penilaian yang diberikan masyarakat terhadap

bahasa itu. Klasifikasi sosiolinguistik ini pernah dilakukan oleh William

A. Stuart tahun 1962 yang dapat kita baca dalam artikelnya “An Outline of

Linguistic Typology For Descrimbing Multi Lingualism”. Klasifikasi ini

dilakukan berdasarkan empat ciri atau kriteria, yaitu historisitas,

standardisasi, vitalitas, dan homogenesitas.

E. BAHASA TULIS DAN SISTEM AKSARA.

Linguistik sebenarnya juga tidak menutup diri terhadap bahasa tulis,

sebab seperti sudah disebutkan juga pada bagian terdahulu bahwa apapun

yang berkenaan dengan bahasa adalah juga menjadi objek linguistik. Maka

bagi linguistik bahasa lisan adalah primer, sedang bahasa tulis adalah

sekunder. Banyak unsur bahasa lisan, seperti tekanan, intonasi, dan nada.

Ada cerita yang mengatakan bahwa tulisa itu ditemukan oleh Cadmus, seorang

pangeran dari punisia, dan yang lalu membawanya ke Yunani (lihat Fromkin

1974).

Para ahli dewasa ini, memperkirakan tulisan itu berawal dan tumbuh

dari gambar-gambar yang terdapat di gua-gua di Altamira di Sepanyol utara.

Gambar-gambar ini disebut piktogram, dan sebagai sistem tulisan disebut

piktograf. Sesudah perang dunia II, Karel Johnson, seorang jurnalis Belanda,

Page 20: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

dan Andre Eckard, seorang sarjana Jerman, mencoba mengembangkan sistem

tulisan piktografik ini yang disebut Pikto. Aksara paku ini kemudian diambil

oleh orang Persia, yakni pada zaman Darius I (522-468), tetapi tidak untuk

menyatakan gambar, gagasan, atau kata, melainkan untuk menyatakan suku

kata. Sistem yang demikian, yang menggambarkan suku kata disebut aksara

silabis.

Orang Yunani mengembangkan tulisan yang bersifat alfabetis, yaitu

dengan menggambarkan setiap konsonan dan vokal dengan satu huruf.

Jauh sebelum tulisan romawi atau Latin itu tiba di Indonesia, berbagai bahasa

di Indonesia telah mengenal aksara, seperti yang dikenal dalam bahasa jawa,

bahasa sunda, bahasa bugis, bahasa makasar, bahasa lampung, bahasa batak,

dan bahasa sasak. Aksara Arab yang digunakan kini di Malaysia disebut

aksara jawi, yang dipakai untuk bahasa Indonesia (waktu dulu) disebut aksara

Arab Melayu atau Arab Indonesia, dan yang dipakai dalam bahasa jawa

disebut aksara pegon.

Huruf adalah istilah umum untuk graf dan grafem. Abjad atau alfabet

adalah urutan huruf-huruf dalam satu sistem aksara. Aksara adalah

keseluruhan sistem tulasan, misalnya aksara latin, aksara arab, dan aksara.

Graf adalah satuan terkecil dalam aksara yang belum ditentukan

setatusnya.sedangkan grafem adalah satuan terkecil dalam aksara yang

menggambarkan fonem, suku kata, atau morfem, tergantung dari sistem aksara

yang bersangkutan. Alograf adalah varian dari gravem (bandingkan dengan

alofon dalam fonologi dan alomorf dalam morfologi).

Tulisan yang menjadi suatu karya seni disebut kaligrafi, atau secara

harafiah bisa diartikan sebagai seni menulis indah. Grafiti adalah corat-coret di

dinding, tembok pagar, dan sebagainya dengan huruf-huruf dan kata-kata

tertentu. Alat pelengkap aksara yang ada untuk menggambarkan unsur-unsur

bahasa lisan hanyalah huruf besar untuk memulai kalimat, koma untuk

menandai jeda, titik untuk menandai akhir kalimat, tanda tanya untuk

menyatakan interogasi, tanda seru untuk menyatakan interjeksi, dan tanda

hubung untuk menyatakan penggabungan. Aksara latin adalah aksara yang

Page 21: BAHASA INDONESIA - file · Web viewBAHASA. Pengertian Bahasa. Kata . bahasa. dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Coba perhatikan pemakaian kata

tidak bersifat silabis. Jadi, setiap silabel akan dinyatakan dengan huruf vokal

dan huruf konsonan.

Hubungan anatara fonem (yaitu suatu bunyi terkecil yang dapat

membedakan makna dalam satu bahasa) dengan huruf atau grafem (yaitu

satuan unsur terkecil dalam aksara) ternyata juga bermacam-macam. Ada

pendapat umum yang mengatakan bahwa ejaan yang ideal adalah ejaan yang

melambangkan tiap fonem hanya dengan satu huruf atau sebaliknya setiap

huruf hanya dipakai untuk melambangkan satu fonem.