5
88 KAJIAN KAPASITAS SUNGAI LOGAWA DALAM MENAMPUNG DEBIT BANJIR MENGGUNAKAN PROGRAM HEC RAS Suroso Jurusan Teknik Sipil Universitas Soedirman Purwokerto Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kapasitas sungai Logawa dari bendung Kediri sampai muara sungai di titik pertemuan dengan sungai Serayu dalam menampung debit banjir yang lewat untuk berbagai periode ulang. Metode yang digunakan adalah analisis hidrolika menggunakan software HEC RAS. Dengan menggunakan Software HEC RAS dilakukan penelusuran banjir sepanjang sungai Logawa dengan titik batas hulu di bendung Kediri dan titik batas hilir di muara sungai Logawa. Debit banjir di titik batas hulu didapatkan melalui analisis hidrologi menggunakan HSS GAMA I. Debit banjir ini digunakan untuk simulasi penelusuran banjir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas sungai Logawa yang tidak mampu menampung debit banjir yang lewat berada di penggal 1000 – 3000 m di ukur dari muara sungai Logawa di sungai Serayu (stationing 10 – 30). Kata kunci : kapasitas sungai Logawa, debit banjir, dan HEC RAS. PENDAHULUAN Bencana banjir menjadi fenomena rutin di musim penghujan yang merebak di berbagai daerah aliran sungai (DAS) di sebagian besar wilayah Indonesia. Jumlah kejadian banjir dalam musim hujan selama 3 tahun (2001-2004) terus meningkat demikian juga dengan jumlah korban manusia dan kerugian harta benda serta sarana dan prasarana umum/sosial, prasarana transportasi dan prasarana pertanian/pengairan (Soenarno, 2004). Selain masalah curah hujan sebagai faktor penyebab, timbulnya bencana juga tidak terlepas dari adanya kerusakan ekosistem lingkungan yang terjadi di daerah aliran sungai (DAS) dan buruknya pengelolaan sumberdaya air. Adanya kerusakan lahan menyebabkan meningkatnya koefisien aliran permukaan semakin besar. Daerah hulu DAS yang merupakan daerah imbuhan akan semakin rentan terhadap kekeringan, sebaliknya daerah hilir justru rentan terhadap banjir (Nugroho, 2004). Menurut Nastain dan Puwanto (2003), kemungkinan kekurangan air pada musim kemarau dan banjir pada musim penghujan di kawasan kota Purwokerto dan sekitarnya terutama di hilir sungai Logawa (daerah Patikraja) akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan telah terjadi fenomena perubahan tataguna lahan di daerah aliran sungai dari kawasan resapan menjadi kawasan terbangun akibat tekanan jumlah penduduk dengan dibangunnya kawasan pemukiman/perumahan baru maupun karena pengembangan kota dengan dibangunnya pusat perbelanjaan dan kawasan wisata.

baja

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cara perhitungan kebutuhan baja tulangan yang ekonomis

Citation preview

  • 88 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 2. Juli 2006: 88 - 92

    88

    KAJIAN KAPASITAS SUNGAI LOGAWA DALAM MENAMPUNG DEBIT BANJIR

    MENGGUNAKAN PROGRAM HEC RAS

    SurosoJurusan Teknik Sipil Universitas Soedirman Purwokerto

    AbstrakTujuan penelitian ini adalah mengetahui kapasitas sungai Logawa dari bendung Kediri sampai muara sungai dititik pertemuan dengan sungai Serayu dalam menampung debit banjir yang lewat untuk berbagai periode ulang.Metode yang digunakan adalah analisis hidrolika menggunakan software HEC RAS. Dengan menggunakanSoftware HEC RAS dilakukan penelusuran banjir sepanjang sungai Logawa dengan titik batas hulu di bendungKediri dan titik batas hilir di muara sungai Logawa. Debit banjir di titik batas hulu didapatkan melalui analisishidrologi menggunakan HSS GAMA I. Debit banjir ini digunakan untuk simulasi penelusuran banjir. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa kapasitas sungai Logawa yang tidak mampu menampung debit banjir yanglewat berada di penggal 1000 3000 m di ukur dari muara sungai Logawa di sungai Serayu (stationing 10 30).

    Kata kunci : kapasitas sungai Logawa, debit banjir, dan HEC RAS.

    PENDAHULUAN

    Bencana banjir menjadi fenomena rutin di

    musim penghujan yang merebak di berbagai

    daerah aliran sungai (DAS) di sebagian besar

    wilayah Indonesia. Jumlah kejadian banjir dalam

    musim hujan selama 3 tahun (2001-2004) terus

    meningkat demikian juga dengan jumlah korban

    manusia dan kerugian harta benda serta sarana

    dan prasarana umum/sosial, prasarana

    transportasi dan prasarana pertanian/pengairan

    (Soenarno, 2004).

    Selain masalah curah hujan sebagai faktor

    penyebab, timbulnya bencana juga tidak terlepas

    dari adanya kerusakan ekosistem lingkungan

    yang terjadi di daerah aliran sungai (DAS) dan

    buruknya pengelolaan sumberdaya air. Adanya

    kerusakan lahan menyebabkan meningkatnya

    koefisien aliran permukaan semakin besar.

    Daerah hulu DAS yang merupakan daerah

    imbuhan akan semakin rentan terhadap

    kekeringan, sebaliknya daerah hilir justru rentan

    terhadap banjir (Nugroho, 2004).

    Menurut Nastain dan Puwanto (2003),

    kemungkinan kekurangan air pada musim

    kemarau dan banjir pada musim penghujan di

    kawasan kota Purwokerto dan sekitarnya

    terutama di hilir sungai Logawa (daerah

    Patikraja) akan semakin meningkat. Hal ini

    disebabkan telah terjadi fenomena perubahan

    tataguna lahan di daerah aliran sungai dari

    kawasan resapan menjadi kawasan terbangun

    akibat tekanan jumlah penduduk dengan

    dibangunnya kawasan pemukiman/perumahan

    baru maupun karena pengembangan kota dengan

    dibangunnya pusat perbelanjaan dan kawasan

    wisata.

  • 89Suroso, Kajian Kapasitas Sungai Logawadalam Menampung Debir Banjir

    Banjir adalah aliran/genangan air yang

    menimbulkan kerugian ekonomi atau bahkan

    menyebabkan kehilangan jiwa (Asdak, 1995).

    Aliran/genangan air ini dapat terjadi karena

    adanya luapan-luapan pada daerah di kanan atau

    kiri sungai akibat alur sungai tidak memiliki

    kapasitas yang cukup bagi debit aliran yang lewat

    (Sudjarwadi, 1987).

    Prakiraan banjir (flood forecasting) dan

    peringatan dini (warning system) merupakan

    suatu cara untuk memprediksi banjir sebelum

    banjir itu terjadi dan memberitahukan kepada

    penduduk di sepanjang aliran sungai sampai ke

    hilir agar dapat meminimalkan akibat-akibatnya

    pada saat banjir itu benar-benar terjadi (Poospo,

    2000). Sehingga dampak kerugian dari bencana

    banjir bisa dikendalikan dan dikurangi seoptimal

    mungkin.

    Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini

    adalah mengetahui kapasitas sungai Logawa

    dalam menampung debit banjir yang lewat untuk

    berbagai periode ulang, sehingga dapat diketahui

    daerah rawan banjir di sepanjang sungai

    Logawa. Sedangkan manfaat dari hasil

    penelitian adalah sebagai masukan kepada

    masyarakat untuk waspada terhadap bahaya

    banjir yang sewaktu-waktu dapat mengancam

    kehidupannya dan juga sebagai masukan

    kepada instansi terkait untuk keperluan pemetaan

    daerah rawan banjir yang terkini (up to date) di

    daerah Purwokerto dan sekitarnya serta

    langkah-langkah teknis pengendalian banjir.

    METODE PENELITIANLokasi Penelitian

    Lokasi penelitian berada di wilayah

    tangkapan air (catchmenst area) Daerah Aliran

    Sungai (DAS) Logawa yang secara administrasi

    pemerintahan berada di wilayah Kabupaten

    Banyumas, meliputi kecamatan: Kedungbanteng,

    Karanglewas, dan Patikraja. Secara geografis

    daerah aliran sungai Logawa mengalir dari utara

    (puncak gunung Slamet) menuju ke selatan

    (bermuara di sungai Serayu). Wilayah tersebut

    terletak pada 109o100" sampai 109o200" Bujur

    Timur dan 7o10 sampai 7o25 Lintang Selatan.

    DAS Logawa terdiri dari sungai utama sungai

    Logawa dengan beberapa anak sungai antara

    lain Kali Banjaran, kali Mengaji, kali Pelus yang

    bermata air dari dataran tinggi di sebelah utara

    (dataran tinggi gunung Slamet). Lebar dasar

    sungai utama berkisar antara 1,00 sampai 20,00

    meter dan bermuara ke sungai Serayu yang

    mengalir di sebelah selatan Kabupaten

    Banyumas dan akhirnya bermuara di Samudra

    Indonesia (UPN Yogyakarta, 2002).

    Data Hidrologi

    Data hidrologi yang digunakan sebagai data

    masukan untuk analisis hidrolika adalah data

    debit banjir. Kemudian debit banjir untuk berbagai

    periode ulang ini dilakukan penelusuran

    sepanjang sungai Logawa. Data Debit Banjir

    telah dilakukan pada penelitian sebelumya yaitu.

    Tabel 1Debit banjir dengan berbagai periode ulang

    No Prob. Kala Ulang (tahun) Log Normal (m3/det)

    1 0.500 2 254.089

    2 0.200 5 401.082

    3 0.100 10 502.704

    4 0.067 15 560.062

    5 0.050 20 600.289

    6 0.040 25 631.166

    7 0.033 30 656.596

    8 0.025 40 696.437

    9 0.020 50 727.323

    10 0.010 100 823.552

    (Sumber : Suroso dan Hery, 2006)

    Analisis Hidrolika

    Analisis hidrolika digunakan untuk

    menentukan profil muka air sepanjang sungai

  • 90 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 2. Juli 2006: 88 - 92

    untuk setiap debit banjir di hulu sungai yang telah

    ditentukan. Analisis hidrolika dilakukan

    penelusuran profil muka air di sepanjang penggal

    alur sungai Logawa dari Bendung Kediri sampai

    di bagian hilir sungai Logawa titik pertemuan

    dengan sungai Serayu. Perhitungan profil muka

    air dilakukan dengan model matematik untuk

    membuat simulasi keadaam aliran maupun untuk

    mendapatkan parameter hidrolik yang

    diperlukan. Perhitungan aliran dengan model

    matematik adalah perhitungan yang didasarkan

    pada formulasi dari hasil hubungan matematik

    berdasarkan prinsip-prinsip hidrolika yang

    dikenal.

    Dalam penelitian ini simulasi matematik

    menggunakan program HEC-RAS. HEC-RAS

    (2004) adalah program komputer yang

    dikembangkan oleh Bill S. Eichert dari The

    Hydrologic Engineering Center, US Army Corps

    of Engineers. HEC-RAS memiliki kemampuan

    untuk melakukan perhitungan profil muka air

    pada aliran permanen (steady flow) dan tidak

    permanen (unsteady flow) serta dilengkapi

    dengan analisis transportasi sedimen dan desain

    bangunan air. Dalam penelitian ini analisis yang

    digunakan adalah analisis aliran satu dimensi

    untuk aliran permanen (steady flow) berubah

    lambat laun.

    Gambar 1. Skema hidrolika aliran.

    Prosedur hitungan didasarkan pada penye-

    lesaian persamaan konservasi energi 1 D

    dengan kehilangan tinggi energi oleh kekasaran

    alur dinyatakan dalam koefisien manning.

    Langkah perhitungan ini dikenal sebagai

    Standard Step Method (Triatmodjo, 1995;

    Anggahini, 1997), yaitu menghitung profil muka

    air pada setiap penampang melintang yang

    diselesaikan dengan metode iterasi, seperti

    diperlihatkan pada Gambar 1, dengan rumus

    sebagai berikut.

    heg

    VWS

    g

    VWS ++=+

    22

    211

    1

    222

    2

    (1)

    +=g

    V

    g

    VCSLhe f 22

    211

    222

    (2)

    Keterangan :

    WS1, WS

    2 : elevasi muka air pada setiap

    penampang melintang

    V1, V

    2: kecepatan aliran rata-rata

    a1, a

    2 : koefisen kecepatan aliran

    g : percepatan gravitasi

    he :

    kehilangan tinggi energi

    L : panjang pias yang ditinjau

    Sf :

    kemiringan garis energi

    C : koefisien ekspansi/kontraksi

    HASIL DAN PEMBAHASANGeometri sungai Logawa berupa data profil

    memanjang dan melintang sungai dari hasil

    interpretasi peta topografi sungai Logawa yang

    diperoleh dari Dinas Pengairan Pertambangan

    dan Energi Kabupaten Banyumas.

    Koefisien kekasaran manning (n) dapat

    ditentukan dengan cara pengukuran lapangan.

    Sehubungan dengan data pengukuran di

    lapangan tidak ada, maka dalam penelitian ini

    koefisien kekasaran manning ditentukan

    berdasarkan kondisi dan kenampakkan material

    alur sungai kemudian dilihat pada literatur, dicari

    besarnya koefisien kekasaran manning yang

    sesuai dengan kondisi alur sungai dan daerah

    bantaran. Angka koefisien manning ditetapkan

    sebesar 0,03.

    Besarnya koefisien kontraksi dan ekspansi

    dipengaruhi oleh bagaimana sifat peralihan luas

    tampang, baik penyempitan maupun perluasan.

    Dalam penelitian ini diambil nilai konstraksi

    Z2

    garis muka air

    elevasi acuan

    garis energi

    2V22/2g he 1V12/2g

    Z1

  • 91Suroso, Kajian Kapasitas Sungai Logawadalam Menampung Debir Banjir

    sebesar 0,1 dan nilai koefisien ekspansi sebesar

    0,3. Hal ini dikarenakan kondisi sungai Logawa

    mempunyai peralihan luas tampang secara

    perlahan.

    Debit sungai yang terpakai adalah hasil

    keluaran HSS GAMA I dengan distribusi log

    normal. Pada perhitungan ini kondisi batas hulu

    adalah bendung Kediri dan kondisi batas hilir

    adalah kondisi kritis di pertemuan antara Sungai

    Logawa dan Sungai Serayu. Dari analisis

    hidrolika menggunakan Program HEC-RAS

    diperoleh profil muka air sungai Logawa dari

    Bendung Kediri sampai hilir pertemuan dengan

    sungai Serayu untuk periode ulang 2, 5, 10, 15,

    20, 25, 30, 40, 50 dan 100 tahun seperti tampak

    pada Gambar 2 berikut.

    Gambar 2 Profil muka air banjir sungai Logawa

    Penggal sungai yang tidak mampu

    menampung debit banjir adalah penggal 1000 m

    sampai 3000 m dari hilir sungai (stasioning 10-

    30) atau tepatnya di daerah Patikraja. Sehingga

    daerah ini merupakan daerah rawan banjir.

    Gambar 3. Profil muka air debit banjir sungaiLogawa sepanjang 2000 m (stasioning 10-30)

    Gambar 4. Potongan melintang sungai Logawa(stasioning 24)

    Gambar 5. Potongan melintang sungai Logawa(stasioning 22)

    Gambar 6. Potongan melintang sungai Logawa(stasioning 20)

    Gambar 7. Potongan melintang sungai Logawa(stasioning 17)

    0 2000 4000 6000 8000 1000030

    40

    50

    60

    70

    80

    Main Channel Distance (m)

    Ele

    vatio

    n (

    m)

    Legend

    WS PF 1 - LN_100

    WS PF 1 - LN_50

    WS PF 1 - LN_40

    WS PF 1 - LN_30

    WS PF 1 - LN_25

    WS PF 1 - LN_20

    WS PF 1 - LN_10

    WS PF 1 - LN_5th

    WS PF 1 - LN_2th

    Ground

    LOB

    ROB

    1000 1500 2000 2500 300030

    40

    50

    60

    Main Channel Distance (m)

    Ele

    vatio

    n (

    m)

    Legend

    WS PF 1 - LN_100

    WS PF 1 - LN_50

    WS PF 1 - LN_40

    WS PF 1 - LN_30

    WS PF 1 - LN_25

    WS PF 1 - LN_20

    WS PF 1 - LN_10

    WS PF 1 - LN_5th

    WS PF 1 - LN_2th

    Ground

    LOB

    ROB

    11

    12

    13

    14

    16

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    24

    25

    26

    27

    28

    29

    30

    31

    -20 -10 0 10 20 30 40 50 6036

    37

    38

    39

    40

    41

    42

    43

    RS = 20

    Station (m)

    Ele

    vatio

    n (m

    )

    Legend

    WS PF 1 - LN_100

    WS PF 1 - LN_50

    WS PF 1 - LN_40

    WS PF 1 - LN_30

    WS PF 1 - LN_25

    WS PF 1 - LN_20

    WS PF 1 - LN_10

    WS PF 1 - LN_5th

    WS PF 1 - LN_2th

    Ground

    Bank Sta

    -60 -40 -20 0 20 40 60 8036.5

    37.0

    37.5

    38.0

    38.5

    39.0

    39.5

    40.0

    RS = 24

    Station (m)

    Ele

    vatio

    n (m

    )

    Legend

    WS PF 1 - LN_100

    WS PF 1 - LN_50

    WS PF 1 - LN_40

    WS PF 1 - LN_30

    WS PF 1 - LN_25

    WS PF 1 - LN_20

    WS PF 1 - LN_10

    WS PF 1 - LN_5th

    WS PF 1 - LN_2th

    Ground

    Bank Sta

    -60 -40 -20 0 20 4035

    36

    37

    38

    39

    40

    RS = 22

    Station (m)

    Ele

    vatio

    n (m

    )

    Legend

    WS PF 1 - LN_100

    WS PF 1 - LN_50

    WS PF 1 - LN_40

    WS PF 1 - LN_30

    WS PF 1 - LN_25

    WS PF 1 - LN_20

    WS PF 1 - LN_10

    WS PF 1 - LN_5th

    WS PF 1 - LN_2th

    Ground

    Bank Sta

    -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 2035

    36

    37

    38

    39

    40

    41

    42

    43

    RS = 17

    Station (m)

    Ele

    vatio

    n (m

    )

    Legend

    WS PF 1 - LN_100

    WS PF 1 - LN_50

    WS PF 1 - LN_40

    WS PF 1 - LN_30

    WS PF 1 - LN_25

    WS PF 1 - LN_20

    WS PF 1 - LN_10

    WS PF 1 - LN_5th

    WS PF 1 - LN_2th

    Ground

    Bank Sta

  • 92 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 2. Juli 2006: 88 - 92

    KESIMPULANKapasitas sungai Logawa sebagian besar

    masih mampu menampung debit banjir yang

    lewat. Daerah rawan banjir berada di penggal

    1000 3000 m dari hilir sungai Logawa

    pertemuan dengan sungai Serayu.

    DAFTAR PUSTAKAAsdak, C. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah

    Aliran Sungai, Gadjah Mada University

    Press, Yogyakarta. 1995

    Anggrahini. Hidrolika Saluran Terbuka, CV.

    Citra Media, Surabaya. 1977

    Nastain dan Purwanto. Pengaruh Alih Fungsi

    Lahan kawasan Baturraden Terhadap

    Debit Air Sungai Banjaran, Jurnal Ilmiah

    Unsoed ( No.3, Edisi November 2003),

    Lembaga Penelitian, Unsoed, Purwokerto.

    2003

    Nugroho. Peran Teknologi dalam pengelolaan

    Sumberdaya Air dan Mitigasi Bencana di

    Indonesia, Prosiding Seminar Nasional Hari

    Air Sedunia 2004, Jakarta. 2004

    Poospo. Sistem Prakiraan Banjir dan

    Peringatan Dini, Bahan Training

    Pengelolaan Banjir dan Kekeringan BPSDA

    Wilayah Pemali, Direktorat Pendayagunaan

    dan Pemanfaatan Sumberdaya Air,

    Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen

    Pekerjaan Umum, Jakarta. 2000

    Sudjarwadi. Teknik Sumber Daya Air, Pusat

    Antar Universitas (PAU) Ilmu Teknik, UGM,

    Yogyakarta. 1987

    Suroso dan Hery Awan Susanto. Analisis

    Hidrologi Untuk Prakiraan Banjir Sungai

    Logawa Hilir, Jurnal Ilmiah Unsoed ( No.2,

    Edisi Juli 2006), Lembaga Penelitian,

    Unsoed, Purwokerto.2006

    Soenarno. Penyelenggaraan Penanggu

    langan Bencana Alam dan Partisipasi

    Masyarakat, Prosiding Seminar Nasional

    Hari Air Sedunia 2004, Jakarta.2004

    Triatmodjo, B. Hidraulika II, Beta Offset,

    Yogyakarta.1995

    UPN Yogyakarta .Penyusunan Wilayah Zonasi

    Pertambangan Sepanjang Sungai

    Logawa, Laporan Akhir Proyek, Dinas

    Pengairan Pertambangan dan Energi,

    Kabupaten Banyumas, Purwokerto.2002

    U.S. Army Corps of Engineers Hydrologic

    Engineering Center .Technical Reference,

    HEC-RAS River Analysis System, Davis,

    California.2004

    U.S. Army Corps of Engineers Hydrologic

    Engineering Center. Users Manual, HEC-

    RAS River Analysis System, Davis,

    California.2004