Upload
arief-wieja
View
13
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
cara perhitungan kebutuhan baja tulangan yang ekonomis
Citation preview
88 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 2. Juli 2006: 88 - 92
88
KAJIAN KAPASITAS SUNGAI LOGAWA DALAM MENAMPUNG DEBIT BANJIR
MENGGUNAKAN PROGRAM HEC RAS
SurosoJurusan Teknik Sipil Universitas Soedirman Purwokerto
AbstrakTujuan penelitian ini adalah mengetahui kapasitas sungai Logawa dari bendung Kediri sampai muara sungai dititik pertemuan dengan sungai Serayu dalam menampung debit banjir yang lewat untuk berbagai periode ulang.Metode yang digunakan adalah analisis hidrolika menggunakan software HEC RAS. Dengan menggunakanSoftware HEC RAS dilakukan penelusuran banjir sepanjang sungai Logawa dengan titik batas hulu di bendungKediri dan titik batas hilir di muara sungai Logawa. Debit banjir di titik batas hulu didapatkan melalui analisishidrologi menggunakan HSS GAMA I. Debit banjir ini digunakan untuk simulasi penelusuran banjir. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa kapasitas sungai Logawa yang tidak mampu menampung debit banjir yanglewat berada di penggal 1000 3000 m di ukur dari muara sungai Logawa di sungai Serayu (stationing 10 30).
Kata kunci : kapasitas sungai Logawa, debit banjir, dan HEC RAS.
PENDAHULUAN
Bencana banjir menjadi fenomena rutin di
musim penghujan yang merebak di berbagai
daerah aliran sungai (DAS) di sebagian besar
wilayah Indonesia. Jumlah kejadian banjir dalam
musim hujan selama 3 tahun (2001-2004) terus
meningkat demikian juga dengan jumlah korban
manusia dan kerugian harta benda serta sarana
dan prasarana umum/sosial, prasarana
transportasi dan prasarana pertanian/pengairan
(Soenarno, 2004).
Selain masalah curah hujan sebagai faktor
penyebab, timbulnya bencana juga tidak terlepas
dari adanya kerusakan ekosistem lingkungan
yang terjadi di daerah aliran sungai (DAS) dan
buruknya pengelolaan sumberdaya air. Adanya
kerusakan lahan menyebabkan meningkatnya
koefisien aliran permukaan semakin besar.
Daerah hulu DAS yang merupakan daerah
imbuhan akan semakin rentan terhadap
kekeringan, sebaliknya daerah hilir justru rentan
terhadap banjir (Nugroho, 2004).
Menurut Nastain dan Puwanto (2003),
kemungkinan kekurangan air pada musim
kemarau dan banjir pada musim penghujan di
kawasan kota Purwokerto dan sekitarnya
terutama di hilir sungai Logawa (daerah
Patikraja) akan semakin meningkat. Hal ini
disebabkan telah terjadi fenomena perubahan
tataguna lahan di daerah aliran sungai dari
kawasan resapan menjadi kawasan terbangun
akibat tekanan jumlah penduduk dengan
dibangunnya kawasan pemukiman/perumahan
baru maupun karena pengembangan kota dengan
dibangunnya pusat perbelanjaan dan kawasan
wisata.
89Suroso, Kajian Kapasitas Sungai Logawadalam Menampung Debir Banjir
Banjir adalah aliran/genangan air yang
menimbulkan kerugian ekonomi atau bahkan
menyebabkan kehilangan jiwa (Asdak, 1995).
Aliran/genangan air ini dapat terjadi karena
adanya luapan-luapan pada daerah di kanan atau
kiri sungai akibat alur sungai tidak memiliki
kapasitas yang cukup bagi debit aliran yang lewat
(Sudjarwadi, 1987).
Prakiraan banjir (flood forecasting) dan
peringatan dini (warning system) merupakan
suatu cara untuk memprediksi banjir sebelum
banjir itu terjadi dan memberitahukan kepada
penduduk di sepanjang aliran sungai sampai ke
hilir agar dapat meminimalkan akibat-akibatnya
pada saat banjir itu benar-benar terjadi (Poospo,
2000). Sehingga dampak kerugian dari bencana
banjir bisa dikendalikan dan dikurangi seoptimal
mungkin.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah mengetahui kapasitas sungai Logawa
dalam menampung debit banjir yang lewat untuk
berbagai periode ulang, sehingga dapat diketahui
daerah rawan banjir di sepanjang sungai
Logawa. Sedangkan manfaat dari hasil
penelitian adalah sebagai masukan kepada
masyarakat untuk waspada terhadap bahaya
banjir yang sewaktu-waktu dapat mengancam
kehidupannya dan juga sebagai masukan
kepada instansi terkait untuk keperluan pemetaan
daerah rawan banjir yang terkini (up to date) di
daerah Purwokerto dan sekitarnya serta
langkah-langkah teknis pengendalian banjir.
METODE PENELITIANLokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di wilayah
tangkapan air (catchmenst area) Daerah Aliran
Sungai (DAS) Logawa yang secara administrasi
pemerintahan berada di wilayah Kabupaten
Banyumas, meliputi kecamatan: Kedungbanteng,
Karanglewas, dan Patikraja. Secara geografis
daerah aliran sungai Logawa mengalir dari utara
(puncak gunung Slamet) menuju ke selatan
(bermuara di sungai Serayu). Wilayah tersebut
terletak pada 109o100" sampai 109o200" Bujur
Timur dan 7o10 sampai 7o25 Lintang Selatan.
DAS Logawa terdiri dari sungai utama sungai
Logawa dengan beberapa anak sungai antara
lain Kali Banjaran, kali Mengaji, kali Pelus yang
bermata air dari dataran tinggi di sebelah utara
(dataran tinggi gunung Slamet). Lebar dasar
sungai utama berkisar antara 1,00 sampai 20,00
meter dan bermuara ke sungai Serayu yang
mengalir di sebelah selatan Kabupaten
Banyumas dan akhirnya bermuara di Samudra
Indonesia (UPN Yogyakarta, 2002).
Data Hidrologi
Data hidrologi yang digunakan sebagai data
masukan untuk analisis hidrolika adalah data
debit banjir. Kemudian debit banjir untuk berbagai
periode ulang ini dilakukan penelusuran
sepanjang sungai Logawa. Data Debit Banjir
telah dilakukan pada penelitian sebelumya yaitu.
Tabel 1Debit banjir dengan berbagai periode ulang
No Prob. Kala Ulang (tahun) Log Normal (m3/det)
1 0.500 2 254.089
2 0.200 5 401.082
3 0.100 10 502.704
4 0.067 15 560.062
5 0.050 20 600.289
6 0.040 25 631.166
7 0.033 30 656.596
8 0.025 40 696.437
9 0.020 50 727.323
10 0.010 100 823.552
(Sumber : Suroso dan Hery, 2006)
Analisis Hidrolika
Analisis hidrolika digunakan untuk
menentukan profil muka air sepanjang sungai
90 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 2. Juli 2006: 88 - 92
untuk setiap debit banjir di hulu sungai yang telah
ditentukan. Analisis hidrolika dilakukan
penelusuran profil muka air di sepanjang penggal
alur sungai Logawa dari Bendung Kediri sampai
di bagian hilir sungai Logawa titik pertemuan
dengan sungai Serayu. Perhitungan profil muka
air dilakukan dengan model matematik untuk
membuat simulasi keadaam aliran maupun untuk
mendapatkan parameter hidrolik yang
diperlukan. Perhitungan aliran dengan model
matematik adalah perhitungan yang didasarkan
pada formulasi dari hasil hubungan matematik
berdasarkan prinsip-prinsip hidrolika yang
dikenal.
Dalam penelitian ini simulasi matematik
menggunakan program HEC-RAS. HEC-RAS
(2004) adalah program komputer yang
dikembangkan oleh Bill S. Eichert dari The
Hydrologic Engineering Center, US Army Corps
of Engineers. HEC-RAS memiliki kemampuan
untuk melakukan perhitungan profil muka air
pada aliran permanen (steady flow) dan tidak
permanen (unsteady flow) serta dilengkapi
dengan analisis transportasi sedimen dan desain
bangunan air. Dalam penelitian ini analisis yang
digunakan adalah analisis aliran satu dimensi
untuk aliran permanen (steady flow) berubah
lambat laun.
Gambar 1. Skema hidrolika aliran.
Prosedur hitungan didasarkan pada penye-
lesaian persamaan konservasi energi 1 D
dengan kehilangan tinggi energi oleh kekasaran
alur dinyatakan dalam koefisien manning.
Langkah perhitungan ini dikenal sebagai
Standard Step Method (Triatmodjo, 1995;
Anggahini, 1997), yaitu menghitung profil muka
air pada setiap penampang melintang yang
diselesaikan dengan metode iterasi, seperti
diperlihatkan pada Gambar 1, dengan rumus
sebagai berikut.
heg
VWS
g
VWS ++=+
22
211
1
222
2
(1)
+=g
V
g
VCSLhe f 22
211
222
(2)
Keterangan :
WS1, WS
2 : elevasi muka air pada setiap
penampang melintang
V1, V
2: kecepatan aliran rata-rata
a1, a
2 : koefisen kecepatan aliran
g : percepatan gravitasi
he :
kehilangan tinggi energi
L : panjang pias yang ditinjau
Sf :
kemiringan garis energi
C : koefisien ekspansi/kontraksi
HASIL DAN PEMBAHASANGeometri sungai Logawa berupa data profil
memanjang dan melintang sungai dari hasil
interpretasi peta topografi sungai Logawa yang
diperoleh dari Dinas Pengairan Pertambangan
dan Energi Kabupaten Banyumas.
Koefisien kekasaran manning (n) dapat
ditentukan dengan cara pengukuran lapangan.
Sehubungan dengan data pengukuran di
lapangan tidak ada, maka dalam penelitian ini
koefisien kekasaran manning ditentukan
berdasarkan kondisi dan kenampakkan material
alur sungai kemudian dilihat pada literatur, dicari
besarnya koefisien kekasaran manning yang
sesuai dengan kondisi alur sungai dan daerah
bantaran. Angka koefisien manning ditetapkan
sebesar 0,03.
Besarnya koefisien kontraksi dan ekspansi
dipengaruhi oleh bagaimana sifat peralihan luas
tampang, baik penyempitan maupun perluasan.
Dalam penelitian ini diambil nilai konstraksi
Z2
garis muka air
elevasi acuan
garis energi
2V22/2g he 1V12/2g
Z1
91Suroso, Kajian Kapasitas Sungai Logawadalam Menampung Debir Banjir
sebesar 0,1 dan nilai koefisien ekspansi sebesar
0,3. Hal ini dikarenakan kondisi sungai Logawa
mempunyai peralihan luas tampang secara
perlahan.
Debit sungai yang terpakai adalah hasil
keluaran HSS GAMA I dengan distribusi log
normal. Pada perhitungan ini kondisi batas hulu
adalah bendung Kediri dan kondisi batas hilir
adalah kondisi kritis di pertemuan antara Sungai
Logawa dan Sungai Serayu. Dari analisis
hidrolika menggunakan Program HEC-RAS
diperoleh profil muka air sungai Logawa dari
Bendung Kediri sampai hilir pertemuan dengan
sungai Serayu untuk periode ulang 2, 5, 10, 15,
20, 25, 30, 40, 50 dan 100 tahun seperti tampak
pada Gambar 2 berikut.
Gambar 2 Profil muka air banjir sungai Logawa
Penggal sungai yang tidak mampu
menampung debit banjir adalah penggal 1000 m
sampai 3000 m dari hilir sungai (stasioning 10-
30) atau tepatnya di daerah Patikraja. Sehingga
daerah ini merupakan daerah rawan banjir.
Gambar 3. Profil muka air debit banjir sungaiLogawa sepanjang 2000 m (stasioning 10-30)
Gambar 4. Potongan melintang sungai Logawa(stasioning 24)
Gambar 5. Potongan melintang sungai Logawa(stasioning 22)
Gambar 6. Potongan melintang sungai Logawa(stasioning 20)
Gambar 7. Potongan melintang sungai Logawa(stasioning 17)
0 2000 4000 6000 8000 1000030
40
50
60
70
80
Main Channel Distance (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
WS PF 1 - LN_100
WS PF 1 - LN_50
WS PF 1 - LN_40
WS PF 1 - LN_30
WS PF 1 - LN_25
WS PF 1 - LN_20
WS PF 1 - LN_10
WS PF 1 - LN_5th
WS PF 1 - LN_2th
Ground
LOB
ROB
1000 1500 2000 2500 300030
40
50
60
Main Channel Distance (m)
Ele
vatio
n (
m)
Legend
WS PF 1 - LN_100
WS PF 1 - LN_50
WS PF 1 - LN_40
WS PF 1 - LN_30
WS PF 1 - LN_25
WS PF 1 - LN_20
WS PF 1 - LN_10
WS PF 1 - LN_5th
WS PF 1 - LN_2th
Ground
LOB
ROB
11
12
13
14
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
-20 -10 0 10 20 30 40 50 6036
37
38
39
40
41
42
43
RS = 20
Station (m)
Ele
vatio
n (m
)
Legend
WS PF 1 - LN_100
WS PF 1 - LN_50
WS PF 1 - LN_40
WS PF 1 - LN_30
WS PF 1 - LN_25
WS PF 1 - LN_20
WS PF 1 - LN_10
WS PF 1 - LN_5th
WS PF 1 - LN_2th
Ground
Bank Sta
-60 -40 -20 0 20 40 60 8036.5
37.0
37.5
38.0
38.5
39.0
39.5
40.0
RS = 24
Station (m)
Ele
vatio
n (m
)
Legend
WS PF 1 - LN_100
WS PF 1 - LN_50
WS PF 1 - LN_40
WS PF 1 - LN_30
WS PF 1 - LN_25
WS PF 1 - LN_20
WS PF 1 - LN_10
WS PF 1 - LN_5th
WS PF 1 - LN_2th
Ground
Bank Sta
-60 -40 -20 0 20 4035
36
37
38
39
40
RS = 22
Station (m)
Ele
vatio
n (m
)
Legend
WS PF 1 - LN_100
WS PF 1 - LN_50
WS PF 1 - LN_40
WS PF 1 - LN_30
WS PF 1 - LN_25
WS PF 1 - LN_20
WS PF 1 - LN_10
WS PF 1 - LN_5th
WS PF 1 - LN_2th
Ground
Bank Sta
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 2035
36
37
38
39
40
41
42
43
RS = 17
Station (m)
Ele
vatio
n (m
)
Legend
WS PF 1 - LN_100
WS PF 1 - LN_50
WS PF 1 - LN_40
WS PF 1 - LN_30
WS PF 1 - LN_25
WS PF 1 - LN_20
WS PF 1 - LN_10
WS PF 1 - LN_5th
WS PF 1 - LN_2th
Ground
Bank Sta
92 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 2. Juli 2006: 88 - 92
KESIMPULANKapasitas sungai Logawa sebagian besar
masih mampu menampung debit banjir yang
lewat. Daerah rawan banjir berada di penggal
1000 3000 m dari hilir sungai Logawa
pertemuan dengan sungai Serayu.
DAFTAR PUSTAKAAsdak, C. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta. 1995
Anggrahini. Hidrolika Saluran Terbuka, CV.
Citra Media, Surabaya. 1977
Nastain dan Purwanto. Pengaruh Alih Fungsi
Lahan kawasan Baturraden Terhadap
Debit Air Sungai Banjaran, Jurnal Ilmiah
Unsoed ( No.3, Edisi November 2003),
Lembaga Penelitian, Unsoed, Purwokerto.
2003
Nugroho. Peran Teknologi dalam pengelolaan
Sumberdaya Air dan Mitigasi Bencana di
Indonesia, Prosiding Seminar Nasional Hari
Air Sedunia 2004, Jakarta. 2004
Poospo. Sistem Prakiraan Banjir dan
Peringatan Dini, Bahan Training
Pengelolaan Banjir dan Kekeringan BPSDA
Wilayah Pemali, Direktorat Pendayagunaan
dan Pemanfaatan Sumberdaya Air,
Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta. 2000
Sudjarwadi. Teknik Sumber Daya Air, Pusat
Antar Universitas (PAU) Ilmu Teknik, UGM,
Yogyakarta. 1987
Suroso dan Hery Awan Susanto. Analisis
Hidrologi Untuk Prakiraan Banjir Sungai
Logawa Hilir, Jurnal Ilmiah Unsoed ( No.2,
Edisi Juli 2006), Lembaga Penelitian,
Unsoed, Purwokerto.2006
Soenarno. Penyelenggaraan Penanggu
langan Bencana Alam dan Partisipasi
Masyarakat, Prosiding Seminar Nasional
Hari Air Sedunia 2004, Jakarta.2004
Triatmodjo, B. Hidraulika II, Beta Offset,
Yogyakarta.1995
UPN Yogyakarta .Penyusunan Wilayah Zonasi
Pertambangan Sepanjang Sungai
Logawa, Laporan Akhir Proyek, Dinas
Pengairan Pertambangan dan Energi,
Kabupaten Banyumas, Purwokerto.2002
U.S. Army Corps of Engineers Hydrologic
Engineering Center .Technical Reference,
HEC-RAS River Analysis System, Davis,
California.2004
U.S. Army Corps of Engineers Hydrologic
Engineering Center. Users Manual, HEC-
RAS River Analysis System, Davis,
California.2004