Upload
others
View
19
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIANPEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
BALAI WILAYAH SUNGAI PAPUA BARAT Jln. Pasirido, Kelurahan Manokwari Timur-Papua Barat e-Mail: [email protected]
( LAKIP )
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
BALAI WILAYAH SUNGAI PAPUA BARAT
TAHUN ANGGARAN 2018
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
BALAI WILAYAH SUNGAI PAPUA BARAT
TAHUN ANGGARAN 2018
KATA PENGANTAR
Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas tersusunnya
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Wilayah Sungai
Papua Barat Tahun Anggaran 2018.
Peyusunan laporan kinerja ini merupakan suatu upaya untuk merealisasikan good
governance. Dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan
akuntabel, maka pelaksanaan pembangunan bidang Sumber Daya Air, Tata Kelola
Manajemen dan Sistem Akuntabilitas Kinerja yang berbasis kinerja harus
dilaksanakan secara konsisten dan penuh tanggung jawab sesuai dengan tugas dan
fungsi Balai Wilayah Sungai Papua Barat. Sejalan dengan Instruksi Presiden RI
Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Keputusan
LAN RI Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP), dan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, maka hasil capaian kinerja pembangunan bidang Sumber Daya Air
sepatutnya dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada public melalui LAKIP.
Dengan demikan buku LAKIP Balai Wilayah Sungai Papua Barat Tahun 2018 ini
merupakan cerminan Akuntabilitas Kinerja Balai Wilayah Sungai Papua Barat selama
tahun 2018 dalam rangka pencapaian sasaran, yang dilaksanakan dalam bentuk
program dan kegiatan Balai Wilayah Sungai Papua Barat.
Kami menyadari bahwa selain berbagai keberhasilan yang telah dicapai hingga tahun
2018, masih terdapat kendala, permasalahan, dan hambatan yang perlu mendapat
perhatian serius dan segera ditindak lanjuti untuk perbaikan dan penyempurnaan
pembangunan bidang Sumber Daya Air kedepan. Kita semua berharap kinerja yang
akan datang dapat lebih dioptimalkan dan ditingkatkan dengan memanfaatkan
seluruh sumber daya yang tersedia dengan efektif dan efesien untuk memberikan
manfaat dan dampak yang besar bagi pengguna infrastruktur bidang Sumber Daya
Air yang dibangun.
Pencapaian kinerja Balai Wilayah Sungai Papua Barat selama tahun 2018 adalah
merupakan hasil kerja seluruh jajaran Balai Wilayah Sungai Papua Barat serta
dukungan yang lebih besar dari instansi pemerintah Pusat dan Daerah terkait,
instansi/lembaga terkait, masyarakat, maupun dukungan dari penyedia barang dan
jasa. Kami harapkan LAKIP Balai Wilayah Sungai Papua Barat Tahun 2018 ini dapat
memberikan informasi dan gambaran kinerja Balai Wilayah Sungai Papua Barat dan
dapat dijadikan referensi bagi peningkatan kinerja yang akan datang.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
BALAI WILAYAH SUNGAI PAPUA BARAT
TAHUN ANGGARAN 2018
Akhir kata, kami mengajak semua insan Balai Wilayah Sungai Papua Barat untuk
bekerja dengan Integritas, Profesional, Berorientasi pada Misi, Visioner, Beretika
dan Akhakul Karimah, serta secara iklas dan jujur melaksanakan tugas dan
tanggung jawab masing-masing dalam upaya meningkatkan keberhasilan
pembangunan bidang Sumber Daya Air kedepan.
Manokwari, Januari 2019
Kepala Balai Wilayah Sungai
Papua Barat
Elroy Koyari, ST. MT.
Nip. 19771111 200312 1 008
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
BALAI WILAYAH SUNGAI PAPUA BARAT
TAHUN ANGGARAN 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi
1.3 Susunan dan Struktur Organisasi
1.3.1 Sub Bagian Tata Usaha
1.3.2 Seksi Program dan Perencanaan Umum
1.3.3 Seksi Pelaksanaan
1.3.4 Seksi Operasi dan Pemeliharaan
1.3.5 Struktur Organisasi Satuan Kerja / SNVT BWS Papua
Barat
1.4 Gambaran Wilayah Kerja
1.5 Hambatan dan Tantangan Pembangunan / Isu Strategis
BAB. II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Rencana Strategis (RENSTRA) 2015 -2019
2.1.1 Visi dan Misi
2.1.2 Tujuan dan Sasaran Direktorat Jenderal SDA (Renstra
2015-2019 Ditjen SDA)
2.1.3 Dukungan BWS
2.2 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2018
2.3 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2018
2.4 Metode Pengukuran Kinerja
2.5 Target Tahun Ini Menurut RENSTRA
BAB. III KAPASITAS ORGANISASI
3.1 Sumber Daya Manusia
3.1.1 Sumber Daya Manusia Satker Balai Wilayah Sungai Papua
Barat
3.1.2 Sumber Daya Manusia SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber
Air Provinsi Papua Barat
3.1.3 Sumber Daya Manusia SNVT Pelaksanaan Jaringan
Pemanfaatan Air Provinsi Papua Barat
3.1.4 Sumber Daya Manusia Satker Operasi dan Pemeliharaan
SDA Papua Barat
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
BALAI WILAYAH SUNGAI PAPUA BARAT
TAHUN ANGGARAN 2017
3.2 Sarana dan Prasarana
3.3 Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
BAB. IV AKUNTABILITAS KINERJA
4.1 Capaian Kinerja Organisasi
4.1.1 Rakapitulasi Kinerja Tahun 2018
4.1.2 Realisasi Capaian Kinerja s/d Triwulan I
4.1.3 Realisasi Capaian Kinerja s/d Triwulan II
4.1.4 Realisasi Capaian Kinerja s/d Triwulan III
4.1.5 Realisasi Capaian Kinerja s/d Triwulan IV
4.2 Perbandingan Kinerja Organisasi
4.2.1 Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun
2018
4.2.2 Perbandingan Antara Realisasi Capaian Perjanjian Kinerja
TA. 2018 dengan TA. 2017
4.2.3 Membandingkan Realisasi Kinerja Sampai Dengan Tahun
2018 Dengan Target Jangka Menengah (RENSTRA Balai
atau E-Programming) Yang Terdapat Dalam Dokumen
Rencana Strategis BWS 2015-2019
4.2.4 Membandingkan Realisasi Penyerapan Anggaran Tahun
2018 Dengan Tahun 2017
4.3 Analisis Kinerja
4.3.1 Analisis Penyebab Keberhasilan / Kegagalan atau
Peningkatan / Penurunan Kinerja serta Alternatif Solusi
yang telah dilakukan
4.3.2 Analisis Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun
Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja
4.3.3 Analisis Manfaat Pembangunan Bidang Sumber Daya Air di
Wilayah Sungai Terkait
4.4 Realisasi Anggaran
BAB. V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Atas Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
5.2 Permasalah, Kendala dan Hambatan
5.3 Langkah-langkah Antisipatif Pada Tahun Mendatang
LAMPIRAN
1 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT | BAB I
BAB. I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum Balai Wilayah Sungai Papua Barat
berupa uraian singkat latar belakang penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi
Pemerintah (LAKIP), Kedudukan serta Tugas dan Fungsi Balai Wilayah Sungai Papua
Barat, Struktur Organisasi, Sumber Daya Manusia dan Dukungan Anggaran T.A.
2018 pada Balai Wilayah Sungai Papua Barat.
1.1 LATAR BELAKANG
Menindak lanjuti Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang SAKIP, dan
Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah serta Permen PU Nomor 17 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan LAKIP dan Penetapan Kinerja di Lingkungan Kementerian Pekerjaan
Umum, maka setiap Unit Satuan Kerja wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah tahun 2016, serta sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 20 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
tercantum bahwa salah satu fungsi BBWS/BWS adalah Penyusunan Perjanjian
Kinerja dan Laporan Kinerja Balai.
Balai Wilayah Sungai Papua Barat adalah unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air, yang membidangi kegiatan Konservasi Sumber Daya Air,
Pengembangan Sumber Daya Air, Pendayagunaan Sumber Daya Air dan Pengendalian
Daya Rusak Air pada Wilayah Sungai yang ada di Papua Barat.
Pelaksanaan program pengelolaan Sumber Daya Air tahun 2018 merupakan
pelaksanaan tahun keempat. Dalam upaya meningkatkan peran strategis bidang
Sumber Daya Air, BWS Papua Barat melalui Rencana Strategis 2015 – 2019 telah
menetapkan sasaran program dalam mendukung sasaran strategis Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun anggaran 2018 untuk sektor Sumber
Daya Air, yang meliputi :
1. Pengembangan dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi, Air Tanah, Rawa dan Tambak.
2. Konservasi, Pengendalian Banjir, Lahar Gunung Berapi dan Pengaman Pantai.
3. Peningkatan Tatakelola Pengelolaan SDA Terpadu.
4. Pengelolaan Waduk, Embung, Situ Serta Bangunan Penampung Air Lainnya.
5. Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku.
6. Operasi dan Pemeliharaan Sarana Prasarana SDA.
2 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT | BAB I
1.2 KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
153/KPTS/M/2015 dan 176/KPTS/M/2015 Tanggal 31 Maret 2015 Tentang
Pengangkatan Atasan Pejabat Perbendaharaan dan Pejabat Perbendaharaan Satuan
Kerja Di Lingkungan Kementerian Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat Tahun
Anggaran 2016, Surat Keputusan Kepala Balai Wilayah Sungai Papua Barat Nomor
02/KPTS/BWS PB/2016 Tanggal 04 April 2016 Tentang Penempatan PNS dan
Pegawai Non PNS di Lingkungan Balai Wilayah Sungai Papua Barat Tahun Anggaran
2016, Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
134/KPTS/M/2016 Tentang Perubahan Lampiran Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 175/KPTS/M/2015, 176/KPTS/M/2015,
177/KPTS/M/2015, 178/KPTS/M/2015 dan Nomor 187/KPTS/M/2015 Tentang
Pengangkatan Atasan Pejabat Perbendaharaan dan Pejabat Perbendaharaan Satuan
Kerja di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Surat
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
581/KPTS/M/2016 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama dan Jabatan Administrator di Lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Surat Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 652/KPTS/M/2016
Tentang Perubahan Lampiran Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 153/KPTS/M/2015, Nomor 396/KPTS/M/2015, Nomor
397/KPTS/M/2015, dan Nomor 437/KPTS/M/2015 Tentang Pengangkatan
Atasan/Atasan Langsung Pejabat Perbendaharaan dan Pejabat Perbendaharaan
Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Balai Wilayah Sungai mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan Sumber Daya Air
di Wilayah Sungai yang meliputi Perencanaan, Pelaksanaan Konstruksi, Operasi dan
Pemeliharaan dalam rangka Konservasi dan Pendayagunaan Sumber Daya Air dan
Pengendalian Daya Rusak Air pada sungai, pantai, bendungan, danau, situ, embung,
dan tampungan air lainnya, irigasi, rawa, tambak, air tanah, dan air baku serta
pengelolaan drainase utama perkotaan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Berdasarkan Kepres No.12 Tahun 2012
tentang Penetapan Wilayah Sungai dan Permen PUPR No. 04/PRT/M/2015 tentang
Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai maka terdapat 2 (dua) Wilayah Sungai yang
merupakan tanggungjawab BWS Papua Barat sebagai Pengelolaan Sumber Daya Air.
Kedua WS tersebut adalah WS Omba (07.02.A2) di bagian selatan Papua Barat
sebagai WS Lintas Provinsi dan WS Kamundan Sebyar (07.01.A3) dibagian utara
Papua Barat sebagai WS Strategis Nasional.
3 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT | BAB I
Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Balai Wilayah Sungai Papua Barat
menyelenggarakan fungsi berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 20 / PRT / M / 2016, yaitu sebagai berikut :
Penyusunan pola pengelolaan sumber daya air dan rencana pengelolaan sumber
daya air pada Wilayah Sungai Omba dan Wilayah Sungai Kamundan Sebyar;
Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan/penerapan pola pengelolaan sumber
daya air dan rencana pengelolaan sumber daya air;
Penyusunan studi kelayakan dan perencanaan teknis/desain/pengembangan
sumber daya air;
Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa serta penetapan pemenang selaku Unit
Layanan Pengadaan (ULP);
Penyelenggaraan sistem manajemen mutu dan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3);
Pengelolaan sumber daya air yang meliputi konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air pada Wilayah
Sungai Omba dan Kamundan Sebyar;
Pengelolaan drainase utama perkotaan;
Pengelolaan sistem hidrologi;
Pengelolaan sistem informasi sumber daya air;
Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya air pada Wilayah Sungai
Omba dan Wilayah Sungai Kamundan Sebyar;
Pelaksanaan bimbingan teknis pengelolaan sumber daya air yang menjadi
kewenangan Provinsi dan kabupaten/kota;
Penyusunan dan penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian izin penggunaan
sumber daya air dan izin pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai;
pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air;
Fasilitasi kegiatan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air
Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air;
Pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik
negara selaku Unit Akuntansi Wilayah;
Pelaksanaan pemungutan, penerimaan dan penggunaan Biaya Jasa Pengelolaan
Sumber Daya Air (BJPSDA) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai serta komunikasi publik;
Penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja Balai; dan
Menyelenggarakan pemantauan dan pengawasan penggunaan sumber daya air dan
penyidikan tindak pidana bidang sumber daya air.
4 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT | BAB I
1.3 SUSUNAN DAN STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No. 15/PRT/M/2015 dan Peraturan Menteri
PUPR No. 20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan tatalaksana Kementerian PUPR
dijelaskan bahwa tugas Unit Organisasi Eselon I yaitu menyelenggarakan urusan
pemerintah dibidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk membantu
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara, serta fungsi Unit
Organisasi Eselon I yaitu :
1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan dibidang pengelolaan sumber
daya air, penyelenggaraan jalan, penyediaan perumahan dan pengembangan
kawasan permukiman, pembiyaan perumahan, penataan bangunan gedung, sistem
penyediaan air minum, sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan
serta persampahan, dan pembinaan jasa konstruksi.
2. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat.
5. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
6. Pelaksanaan penyusunan kebijakan teknis dan strategi keterpaduan
pengembangan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
7. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan dibidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat.
8. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia dibidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat.
9. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantive kepada seluruh unsur organisasi
di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
LAKIP BWS PAPUA BARAT | BAB I
5 | P a g e
Struktur Organisasi dari Balai Wilayah Sungai Papua Barat dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar I.1 Struktur Organisasi Balai Wilayah Sungai Papua Barat
Kepala
Balai Wilayah Sungai
Papua Barat
Elroy Koyari, ST., MT
NIP. 197711112003121008
Ka. Subag Tata Usaha
Drs. Nardin Adam
NIP. 196306101989031025
Ka. Seksi Pelaksanaan
Wempi Nauw, ST
NIP. 197403152001121006
Ka. Seksi Program dan
Perencanaan Umum
Magdalena Tanga, SST., MT
NIP. 197311091998031025
Ka. Seksi O&P
Hasib, ST
NIP. 196308242002121001
STRUKTUR JABATAN
FUNGSIONAL
LAKIP BWS PAPUA BARAT | BAB I
6 | P a g e
Adapun Tugas dan Tanggung Jawabnya adalah sebagai berikut :
1.3.1 Sub Bagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan urusan administrasi kepegawaian, organisasi, dan
tatalaksana, pelaksanaan pembinaan pegawai serta pelaksanaan fasilitasi
kegiatan Reformasi Birokrasi di Balai, penyusunan rencana dan pengelolaan
urusan kas dan perbendaharaan, administrasi dan akuntansi keuangan,
administrasi dan fasilitasi penyelesaian hasil pemeriksaan dan pengaduan
masyarakat, pelaksanaan pemungutan, penerimaan dan penggunaan Biaya Jasa
Pengelolaan Sumber Daya Air (BJPSDA), urusan tata usaha, kearsipan dan
rumah tangga serta pelaksanaan komunikasi publik., melakukan penatausahaan,
pengelolaan, administrasi dan akuntansi barang milik negara, pengamanan fisik
barang milik negara, pengelolaan kekayaan negara lainnya, serta koordinasi
kegiatan terkait pengadaan lahan.
1.3.2 Seksi Program dan Perencanaan Umum
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan pola pengelolaan
sumber daya air, rencana pengelolaan sumber daya air, program jangka
menengah pengelolaan sumber daya air, analisis dan evaluasi kelayakan
program, dan pengelolaan sistem informasi dan data sumber daya air, serta
fasilitasi penerapan sistem manajemen mutu, penyusunan rencana program dan
penganggaran kegiatan tahunan pengelolaan sumber daya air pada wilayah
sungai, analisa kesiapan usulan kegiatan dan skala prioritas penganggaran,
analisis mengenai dampak lingkungan, fasilitasi penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3), fasilitasi pengadaan barang dan
jasa, pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dibidang program dan
perencanaan umum, serta penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja
Balai.
1.3.3 Seksi Pelaksanaan
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana kegiatan,
serta pengendalian dan pengawasan pelaksanaan perencanaan teknik,
pelaksanaan konstruksi dan non konstruksi, persiapan penyerahan operasi dan
pemeliharaan, serta fasilitasi penerapan sistem manajemen mutu dan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3), fasilitasi pengadaan
barang dan jasa, pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dibidang sungai,
pantai, drainase utama perkotaan, irigasi, rawa, dan tambak, air tanah dan air
baku, bendungan, danau, situ, embung, dan tampungan air lainnya, serta
konservasi tampungan air, sungai dan pantai , serta air tanah dan air baku.
LAKIP BWS PAPUA BARAT | BAB I
7 | P a g e
1.3.4 Seksi Operasi dan Pemeliharaan
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana kegiatan,
fasilitasi penerapan sistem manajemen mutu, pengelolaan sistem hidrologi dan
sistem peringatan dini, koordinasi pengelolaan sumber daya air dan
penyelenggaraan pemantauan dan pengawasan penggunaan sumber daya air
serta penyelenggaraan penyidikan tindak pidana bidang sumber daya air,
pengendalian dan pengawasan pelaksanaan perencanaan teknik, persiapan
pelaksanaan operasi dan pemeliharaan, pelaksanaan operasi dan pemeliharaan,
dan pelaksanaan penanggulangan kerusakan akibat bencana serta fasilitasi
penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3),
fasilitasi pengadaan barang dan jasa, serta pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat dibidang operasi dan pemeliharaan.
1.3.5 Strutur Organisasi Satuan Kerja / SNVT
Di dalam struktur Balai Wilayah Sungai Papua Barat terdapat 4 (empat)
satuan kerja :
1. Satker Balai Wilayah Sungai Papua Barat,
2. Satker NVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Papua Provinsi Papua Barat,
3. Satker NVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Papua Provinsi Papua
Barat.
4. Satker Operasi dan Pemeliharaan SDA Papua Barat
Sturuktur organisasi masing-masing Satuan Kerja sesuai gambar berikut.
LAKIP BWS PAPUA BARAT| BAB I
8 | P a g e
Gambar I.2 Struktur Organisasi Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Papua Barat
Bendahara Pengeluaran
Tri Handayani
NIP. 197705282009112001
PPK Ketatalaksanaan
Trayanus F. E. Imbiri, SH
NIP. 196909201996101001
PPK Perencanaan & Program
Hamdan, ST
NIP. 197908082009011013
Penguji dan Penerbit SPM
Bangkit Pane, SE
NIP. 197403032007011003
Kepala SATKER BWS
Papua Barat
Elroy Koyari, ST., MT
NIP. 197711112003121008
LAKIP BWS PAPUA BARAT| BAB I
9 | P a g e
Gambar I.3 Struktur Organisasi SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Papua Provinsi Papua Barat
Bendahara Pengeluaran
Agustinus Nauw, A.mp
NIP. 196812121996101001
PPK Sungai & Pantai I
Stap, ST
NIP. 196808171998031018
PPK Danau, Situ dan Embung
Nonce Saman, ST., MT
NIP. 198211072009091002
Penguji dan Penerbit SPM
Supriatno
NIP. 196403301992031012
Kepala SATKER Pelaksanaan
Jaringan Sumber Daya Air Papua
Barat
Muhammad Yunus, ST., M.Eng
NIP. 19790211006041009
PPK Sungai & Pantai II
Parlan, ST
NIP. 197006041998031012
LAKIP BWS PAPUA BARAT| BAB I
10 | P a g e
Gambar I.4 Struktur Organisasi SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Papua Provinsi Papua Barat
Bendahara Pengeluaran
Umi Kulsum
NIP. 196601122006042001
PPK Irigasi & Rawa I
Edwin Hehamahwa, ST
NIP. 196910031997031006
PPK Air Tanah & Air Baku
H. Rudi, ST
NIP. 197703182009111001
Penguji dan Penerbit SPM
Yance Abdullah Suli, SH
NIP. 197004131998031008
PPK Irigasi & Rawa II
Supriyadi, ST
NIP. 197001011997031020
Kepala SATKER Pelaksanaan Jaringan
Pemanfaatan Air Papua Barat
Ir. Panal Simanjuntak
NIP. 196306211999031002
LAKIP BWS PAPUA BARAT| BAB I
11 | P a g e
Gambar I.5 Struktur Organisasi Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA Papua Barat
Bendahara Pengeluaran
Selly Meraudje, SE
NIP. 198310202010042002
PPK O & P I
Popo Asijono, ST
NIP. 196909041992031009
PPK O & P II
Vektor Andrias, ST
NIP. 197201241998031006
Penguji dan Penerbit SPM
Romelos Padwa, SH
NIP. 198207112015051001
Kepala SATKER Operasi dan
Pemeliharaan SDA Papua Barat
Mesal Linggi, ST
NIP. 197606062005021004
12 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT| BAB I
1.4 GAMBARAN WILAYAH KERJA
Berdasarkan Permen PUPR No. 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan
Wilayah Sungai maka BWS Papua Barat memiliki 2 (dua) Wilayah Sungai, yaitu
WS Omba dan WS Kamundan Sebyar.
Tabel I.1 Wilayah Sungai pada Balai Wilayah Sungai Papua Barat
No. Wilayah Sungai
Klasifikasi Provinsi
1 Wilayah Sungai Omba Wilayah Sungai Lintas
Provinsi
Papua Barat
2 Wilayah Sungai Kamundan
Sebyar
Wilayah Sungai Strategis
Nasional
Papua Barat
Gambar I.6 Wilayah Sungai Omba
LAKIP BWS PAPUA BARAT| BAB I
13 | P a g e
Gambar I.7 Wilayah Sungai Kamundan Sebyar
Secara administratif letak wilayah sungai Omba dan Kamundan Sebyar meliputi
12 (dua belas) kabupaten dan 1 (satu) Kota :
a. Wilayah Sungai Omba meliputi 4 (empat) Kabupaten yakni Kabupaten
FakFak,Kabupaten Kaimana, Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Teluk
Bintuni.
b. Wilayah Sungai Kamundan Sebyar meliputi 8 (delapan) Kabupaten dan 1 (satu)
Kota yakni Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan, Kabupaten
Pegunungan Arfak, Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten Sorong
Selatan, Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Maybrat dan Kabupaten Raja
Ampat.
LAKIP BWS PAPUA BARAT| BAB I
14 | P a g e
Dengan terbentuknya struktur organisasi Balai Wilayah Sungai Papua Barat
tahun 2011 berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
21/PRT/M/2010,maka kewenangan pengelolaan WS Omba menjadi
tanggungjawab BWS Papua Barat.
Secara geografis Wilayah kerja BWS Papua Barat terletak pada posisi 2° 05’
04” – 4° 28’ 03” LS dan antara 131° 59’ 45” – 135° 46’ 38’’ BT, yang merupakan
wilayah sungai lintas provinsi antara Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua
dengan luas 36.699,88 Km2, dengan batas - batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Teluk Cendrawasih dan WS Kamundan Sebyar
Sebelah Selatan : Laut Arafuru
Sebelah Timur : WS Wapoga-Mimika
Sebelah Barat : Laut Aru
LAKIP BWS PAPUA BARAT| BAB I
15 | P a g e
1.5 HAMBATAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN / ISU STRATEGIS
Hambatan dan tantangan pembangunan yang dihadapi adalah sebagai berikut :
Kondisi dan Tantangan Pembangunan Pekerjaan Umum 2015-2019 :
Kondisi infrastruktur pekerjaan umum saat ini menunjukkan tingkat yang
beragam. Infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) belum optimal dalam mendukung
pencapaian kinerja pembangunan bidang pekerjaan umum, seperti kinerja layanan
jaringan irigasi yang ada dalam mendukung. Menurunnya fungsi jaringan irigasi
(termasuk rawa) disebabkan oleh tingginya tingkat kerusakan karena umur
konstruksi, bencana alam dan kurang optimalnya kegiatan operasi dan
pemeliharaan di samping rendahnya partisipasi petani dan lainnya dalam
pengelolaan jaringan irigasi. Selain itu, kondisi debit sungai yang airnya digunakan
untuk kebutuhan irigasi sangat fluktuatif antara musim hujan dan musim
kemarau.
Berkembangnya daerah pemukiman dan industri telah menurunkan resapan air
dan mengancam kapasitas lingkungan dalam menyediakan air. Keandalaan
penyediaan air baku juga berkurang akibat menurunnya fungsi dan kapasitas
tampungan air. Kondisi ini juga diperparah oleh kualitas operasi dan pemeliharaan
yang rendah.
Dalam hal potensi daya rusak air, terjadi perluasan dampak kerusakan akibat
banjir dan kekeringan. Selain itu juga terdapat fenomena meluasnya kerusakan
pantai akibat abrasi yang mengancam keberadaan pemukiman dan pusat – pusat
perekonomian sekitarnya.
LAKIP BWS PAPUA BARAT| BAB I
16 | P a g e
Tantangan pembangunan SDA tahun 2015 - 2019 :
1. Mengendalikan ancaman ketidakberlanjutan daya dukung SDA, baik untuk air
permukaan maupun air tanah sebagai dampak dari laju deforestasi dan
eksplorasi air tanah yang berlebihan yang telah menyebabkan land subsidence
dan intrusi air asin/laut;
2. Menyediakan air baku untuk mendukung penyediaan air minum. Penyediaan air
baku untuk mendukung penyediaan air minum belum dapat mencukupi
sepenuhnya dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi target Millennium
Developmet Goals (MDGs) yang menetapkan bahwa pada tahun 2015 separuh
dari jumlah penduduk Indonesia harus dapat dengan mudah mengakses air
untuk kebutuhan air minum;
3. Menyeimbangkan jumlah pasokan air dengan jumlah kebutuhan air di berbagai
sektor kehidupan, agar air yang berlimpah di musim hujan selama 5 (lima)
bulan dapat digunakan untuk memasok kebutuhan air pada musim kemarau
yang berlangsung selama 7 (tujuh) bulan;
4. Mengendalikan alih fungsi lahan pertanian beririgasi;
5. Melakukan pengelolaan resiko yang diakibatkan oleh daya rusak air seperti
banjir, kekeringan, serta abrasi pantai;
6. Melakukan upaya dan langkah mitigasi dan adaptasi bidang SDA dalam
menghadapi dampak negatif perubahan iklim.
LAKIP BWS PAPUA BARAT| BAB I
17 | P a g e
Isu strategis nasional pembangunan SDA tahun 2015 - 2019 :
1. Kinerja pelayanan jaringan irigasi yang belum optimal, dimana dari 7,2juta ha
luas daerah irigasi yang telah dibangun diperkirakan masih sekitar 1,34 juta
ha daerah irigasi yang belum dapat berfungsi secara optimal karena adanya
kerusakan jaringan irigasi yang antara lain diakibatkan oleh umur konstruksi,
bencana alam, kurangnya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, dan masih
rendahnya keterlibatan petani dan stakeholders lainnya dalam pengelolaan
jaringan irigasi.
2. Kinerja pelayanan jaringan reklamasi rawa belum optimal dimana dari 33,4
juta ha lahan rawa yang merupakan lahan rawa pasang surut dan rawa lebak
termasuk lahan rawa bergambut, sampai saat ini hanya sekitar 1,8 juta ha
jaringan reklamasi rawa yang telah dikembangkan Pemerintah.
3. Perubahan garis pantai akan menimbulkan masalah dalam kaitannya dengan
perlindungan sarana dan prasarana sepanjang pantai dan batas wilayah negara.
4. Mengembalikan fungsi seluruh infrastruktur SDA yang mengalami kerusakan
karena bencana alam seperti banjir, tanah longsor, tsunami, dan gempa bumi.
5. Menyelenggarakan pembinaan yang lebih intensif kepada pemerintah daerah
dan stakeholderslainnya dalam pengelolaan irigasi.
6. Mempertahankan kemampuan penyediaan air dari sumber-sumber air dari
dampak berkurangnya areal terbuka hijau dan menurunnya kapasitas wadah-
wadah air baik alamiah maupun buatan dengan cepat.
7. Melakukan penataan organisasi pengelola SDA seperti Unit Pelaksana Teknis
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)/Balai Wilayah Sungai (BWS) maupun Unit
Pelaksana Teknis Daerah/Balai Prasarana SDA.
8. Meningkatkan koordinasi dan ketatalaksanaan penanganan SDA untuk
mengurangi konflik antarpengguna sumber daya air.
9. Meningkatkan kinerja pengelolaan Sistem Informasi SDA (SISDA) pada
BBWS/BWS dan Dinas SDA dan melengkapi data dan informasi tentang SDA
untuk dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan serta memperluas
akses publik terhadap data dan informasi SDA.
10. Mengupayakan pengarusutamaan gender dalam proses pelaksanaan kegiatan
bidang SDA, baik dari segi akses, kontrol, partisipasi, maupun manfaatnya
11. Mencari peluang-peluang investasi baru dalam upaya pengembangan
infrastruktur SDA.
18 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
BAB. II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 RENCANA STRATEGIS 2015 - 2019
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis
merupakan langkah awal yang harus dilakukan agar mampu menjawab tuntutan
lingkungan strategis lokal, nasional dan global, dan tetap berada dalam tatanan
Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan
perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat
menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapai
dalam upaya meningkatkan akuntabilitas kinerja. Perencanaan strategis merupakan
suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1
(satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan
dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau yang mungkin
timbul. Proses ini menghasilkan suatu rencana strategis yang memuat/berisi visi dan
misi serta tujuan.
Untuk mewujudkan pembangunan visi pembangunan nasional tahun 2015 – 2019
menjadi Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong
royong melalui pembangunan nasional yang lebih cepat, kuat, inklusif serta
berkelanjutan, maka Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai
dengan peran, tugas dan fungsinya serta dengan mempertimbangkan pencapaian
pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat periode tahun 2015 –
2020, potensi dan permasalahan, tantangan utama pembangunan yang dihadapi lima
tahun kedepan serta sasaran utama dana dan kebijakan pembangunan nasional dalam
Rencana Strategis (RENSTRA) periode tahun 2015-2019.
2.1.1 Visi dan Misi
a. Visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Untuk mewujudkan pembangunan visi pembangunan nasional tahun 2015-
2019 menjadi Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong melalui pembangunan nasional yang lebih
cepat, kuat, inklusif, serta berkelanjutan, maka Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat menjabarkan visi pembangunan nasioal
tersebut ke dalam visi. Misi, tujuan dan sasaran Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat sesuai dengan peran, tugas dan fungsinya
serta dengan mempertimbangkan pencapaian pembangunan bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat periode tahun 2010 – 2014,
potensi dan permasalahan, tantangan utama pembangunan yang dihadapi
lima tahun ke depan serta sasaran utama dan arah kebijakan pembangunan
19 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
nasional dalam RPJMN tahun 2015. Oleh Karena itu visi Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2015 – 2019 adalah :
“Terwujudnya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Yang Handal Dalam Mendukung Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri,
Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang handal
diartikan sebagai tingkat dan kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta
kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang produktif dan cerdas, berkeselamatan, mendukung
kesehaan masyarakat,
Dari rumusan visi di atas terkandung makna bahwa sumber daya air sebagai
salah satu unsur utama bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
harus dikelola secara berkelanjutan, sehingga keberadaan dan fungsinya
tetap terpelihara.
Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air harus dilaksanakan secara
adil dan merata sehingga setiap individu dalam masyarakat dapat terpenuhi
kebutuhannya secara memadai, baik untuk memenuhi kebutuhan pokok
hidupnya maupun untuk meningkatkan ekonominya. Meskipun air merupakan
sumber daya alam dapat diperbaharui namun bukan berarti keberadaannya
tak terbatas. Oleh karena itu penggunaannya harus dilakukan secara
rasional, efektif dan efisien.
b. Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang merupakan
rumusan upaya-upaya yang akan dilaksanakan selama periode Renstra 2015
– 2019 dalam rangka mencapai visi serta mendukung upaya pencapaian
target pembangunan nasional, berdasarkan mandat yang diemban oleh
Kementerian PU dan Perumahan Rakyat sebagaimana yang tercantum di
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan
Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja, amanat RPJMN tahap ketiga serta
perubahan kondisi lingkungan strategis yang dinamis adalah sebagai
berikut:
1. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumberdaya air termasuk
sumber daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan
pangan, dan kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi;
2. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung
konektivitas guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan
sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup
20 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan
maritim;
3. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan
rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam
rangka mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan
prinsip ‘infrastruktur untuk semua’;
4. Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan
perumahan rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung industri
konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan
antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan
kawasan perdesaan, dalam kerangka NKRI;
5. Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan
umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia,
pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan
pengembangan untuk mendukung fungsi manajemen meliputi perencanaan
yang terpadu, pengorganisasian yang efisien, pelaksanaan yang tepat,
dan pengawasan yang ketat.
c. Tujuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Tujuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan
rumusan kondisi yang hendak dituju di akhir periode perencanaan. Tujuan
ini merupakan penjabaran dari visi serta dilengkapi dengan rencana sasaran
strategis yang hendak dicapai dalam rangka mencapai sasaran nasional
yang tertuang dalam RPJMN tahun 2015-2019. Tujuan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat secara umum adalah
menyelenggarakan infrastrukutur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
dengan tingkat dan kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta kualitas dan
cakupan pelayanan yang produktif dan cerdas, berkeselamatan, mendukung
kesehatan masyarakat, menyeimbangkan pembangunan, memenuhi
kebutuhan dasar, serta berkelanjutan yang berasaskan gotong royong
guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera. Lebih lanjut, tujuan
tersebut di jabarkan sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat yang terpadu dan berkelanjutan didukung industry konstruksi
yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antar daerah,
terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan
persedesaan.
2. Menyelenggarakan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan
kedaulatan energy, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestic dalam rangka kemandirian ekonomi.
21 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
3. Menyelenggarakan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat untuk konektivitas nasional guna meningkatkan produktivitas,
efesiensi, dan pelayanan system logistic nasional bagi penguatan daya
saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan
konektivitas daratan dan maritim.
4. Menyelenggarakan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak guna
mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip
“infrastruktur untuk semua”.
5. Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi bidang Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat yang meliputi sumber daya manusia,
pengendalian dan pengawasan, kesekretaritan serta penelitian dan
pengembangan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang efektif, efesien,
transparan dan akuntabel.
d. Sasaran Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
Goals Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(dampak/Impact pada level stakeholders) yang dalam hal ini merupakan
kondisi yang mencerminkan dampak dari pengaruh hasil sasaran-sasaran
strategis (outcome/impact pada level customer yang dilayani) yaitu
meningkatnya kehandalan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan
kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saing; layanan
infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antardaerah, antar
sektor dan antar tingkat pemerintahan sehingga dapat memenuhi
kesejahteraan masyarakat.
2.1.2 Tujuan dan Sasaran Direktorat Jenderal SDA (RENSTRA 2015 -2019
Ditjen SDA)
Untuk mewujudkan visi Kementerian PUPR tahun 2015-2019, Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air menjabarkan visi Kementerian PUPR tersebut ke
dalam tujuan dan sasaran program dan kegiatan sesuai dengan peran, tugas,
dan fungsinya. Penjabaran visi dan misi tersebut juga mempertimbangkan
pencapaian pembangunan terkait bidang Sumber Daya Air 2010-2014, potensi
dan permasalaha, tatangan utama pembangunan yang dihadapi lima tahun ke
depan serta sasaran utama dana rah kebijakan pembangunan nasional dalam
RPJMN tahun 2015-2019.
22 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
Dari visi dan misi Kementerian pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dapat
dirumuskan tujuan-tujuan yang akan dilaksanakan selama periode Renstra
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air tahun 2015-2019 yang merupakan
rumusan kondisi yang hendak dituju di akhir periode perencanaan. Tujuan ini
merupakan penjabaran dari visi dan misi Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat untuk pencapaian mencapai sasaran dan tujuan Kementerian
PUPR serta sasaran-sasaran Nasional yang tertuang dalam RPJMN tahun
2015-2019. Tujuan Direktorat Jenderal SDA 2015-2019 meliputi :
a. Menyelenggarakan pembangunan infrastruktur PUPR bidang sumber daya
air untuk menukung ketahanan air, kedaulatan pangan dan kedaulatan
energi guna menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik dalam
rangka kemandirian ekonomi.
b. Menyelenggarakan keterpaduan tatakelola pengelolaan SDA untuk
mengurangi disparatis pembangunan wilayah guna menggerakkan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi.
c. Menyelenggarakan tatakelola sumber daya organisasi Direktorat Jenderal
SDA yang meliputi sumber daya manusia sarana prasarana pendukung
pengendalian dan pengawasan serta sumber daya yang lainnya untuk
meningkatkan kehandalan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat bidang Sumber Daya Air yang efektif efisien transparan dan
akuntabel.
Kementerian PUPR memiliki 4 (empat) sasaran strategis, yaitu :
1. Meningkatnya keterpaduan pembangunan infrastruktur PUPR antar daerah,
antar sektor, dan antar tingkat pemerintahan.
2. Meningkatnya dukungan kedaulatan pangan dan ketahanan energi
3. Meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing.
4. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman dan
perumahan.
23 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
Berdasarkan hal tersebut, sasaran strategis Direktorat Jenderal SDA adalah
“Mewujudkan kehandalan infrastruktur sumber daya air ddalam
mewujudkan kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi.”
Untuk mewujudkan sasaran strategis tersebut, Direktorat Jenderal SDA
menetapkan sasaran program yang menggambarkan kinerja Direktorat
Jenderal SDA yang akan dicapai dalam rangka pencapaian sasaran strategis,
meliputi :
1. Meningkatnya kinerja layanan irigasi
2. Meningkatnya layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku
3. Meningkatnya kapasitas tampung sumber-sumber air
4. Meningkatnya potensi energi dari sumber-sumber air
5. Meningkatnya kapasitas pengendalian daya rusak
6. Meningkatnya upaya konservasi sumber daya air
7. Meningkatnya keterpaduan tata kelola sumber daya air
2.1.3 Dukungan BBWS / BWS
Berdasarkan rumusan visi , misi dan sasaran strategis Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat yang termuat dalam Renstra Kementerian PUPR
periode tahun 2015-2019, maka Balai Wilayah Sungai Papua Barat memiliki
tujuan dan sasaran guna mendukung visi, misi dan sasaran strategis tersebut.
Visi berkaitan dengan pandangan kedepan menyangkut kemana instansi
pemerintah harus dibawah dan diarahkan agar dapat berkarya secara
konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inofatif, serta produktif. Visi adalah
suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yag berisikan cita
dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah. Dengan memperhatikan
lingkungan strategis beserta identifikasi kebutuhan-kebutuhan yang ada,
maka visi organisasi Balai Wilayah Sungai Papua Barat dalam
menyelenggarakan tugas dan fugsinya di bidang sumber daya air adalah :
“Terwujudnya Kemanfaatan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.”
Rumusan visi di atas mengandung makna bahwa sumber daya air sebagai salah
satu unsur utama bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat yang harus
dikelola secara berkelanjutan, sehingga keberadaan dan fungsinya tetap
terpelihara.
24 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air harus dilaksanakan secara adil
dan merata sehingga setiap individu dalam masyarakat dapat terpenuhi
kebutuhannya secara memadai, baik untuk memenuhi kebutuhan pokok
hidupnya maupun untuk meningkatkan ekonominya.Meskipun air merupakan
sumber daya alam dapat diperbaharui namun bukan berarti keberadaannya
tak terbatas.Oleh karena itu penggunaannya harus dilakukan secara rasional,
efektif dan efisien.
Misi adalah yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah,
sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi
diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat
mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam
penyelenggaraan pemerintahan Negara. Misi harus jelas dan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi instansi. Untuk dapat mewujudkan visi tersebut
diatas, maka Direktorat Jenderal Sumber Daya Air memandang perlu untuk
menyelenggarakan berbagai misi pengelolaan sumber daya air sebagaimana
dirumuskan di bawah ini :
1. Konservasi Sumber Daya Air yang berkelanjutan;
2. Pendayagunaan Sumber Daya Air yang adil untuk berbagai kebutuhan
masyarakat (penatagunaan penyediaan, penggunaan, pengembangan dan
pengusahaan);
3. Pengendalian dan Penanggulangan Daya Rusak Air;
4. Pemberdayaan dan Peningkatan Peran serta Masyarakat, Dunia Usaha dan
Pemerintah;
5. Peningkatan Ketersediaan dan Keterbukaan Data dan Informasi Sumber
Daya Air;
TUJUAN pelaksanaan tugas pengelolaan bidang sumber daya air, sebagai
wujud pencapaian visi dan misi Balai Wilayah Sungai Papua Barat tertuang
dalam Rancangan Pola Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Papua Barat dan
berkelanjutan;
1. Melindungi dan melestarikan lingkungan;
2. Meningkatkan pengelolaan bencana alam terhadap lingkungan;
3. Meningkatkan pemanfaatan penggunaan data dan informasi pengelolaan
SDA.
25 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
SASARAN yang ingin dicapai oleh BWS Papua Barat, adalah meminimalisasi
daya rusak air sekaligus melindungi kawasan pemukiman,pertanian dan
industri dari potensi kerusakan,sedangkan rincian untuk masing-masig sub
bidang adalah sebagai berikut :
SUB BIDANG PENGEMBANGAN PENGELOLAAN DAN KONSERVASI
SUNGAI, DANAU DAN SUMBER AIR LAINNYA (PERIODE 2015-2019)
1. Berfungsinya Waduk/Embung Kegiatan Pembangunan Tampungan Air
Baku
2. Terlaksanakannya Penyusunan Pola dan Rencana Induk Pengelolaan WS
SUB BIDANG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN JARINGAN
IRIGASI, RAWA DAN JARINGAN IRIGASI LAINNYA (PERIODE 2015-
2019)
1. Meningkatnya luas areal/lahan pertanian,melalui
peningkatan/pengembangan jaringan irigasi, Rawa dan Jaringan Irigasi
lainnya.
2. Berfungsinya jaringan irigasi, Rawa dan Jaringan Irigasi Lainnya yang
sudah ada, untuk memenuhi kebutuhan air pada areal/lahan pertanian
melalui kegiatan rehabilitasi Berfungsinya jaringan irigasi, Rawa dan
Jaringan Irigasi Lainnya yang sudah ada, untuk memenuhi kebutuhan air
pada areal/lahan pertanian melalui kegiatan Operasi dan Pertanian
3. Terpenuhinya Air Irigasi untuk masyarakat
4. Terlaksanakannya Pembangunan/Peningkatan Saluran Air dan Jaringan
5. Terpenuhinya Jaringan Irigasi dan Air Tanah
6. Terpeliharanya Saluran Drainase Rawa melalui kegiatan rehabilitasi
7. Terlaksananya Survei Pengairan dan Koordinasi, Pengawasan Kualitas
Pekerjaan serta tersebarnya informasi bagi masyarakat.
SUB BIDANG PENGENDALIAN BANJIR DAN PENGAMANAN PANTAI
(PERIODE 2015-2019)
1. Pengendalian Banjir, antara lain :
a. Menurunnya luas kawasan yang berpotensi dapat terkena banjir
melalui pembangunan prasana pengendali banjir dengan debit banjir
10 tahunan (Q10).
b. Tersedianya Perlengkapan Penanggulangan Bencana
c. Terlaksanakannya Pekerjaan Pembuatan Pengaman Tebing Sungai.
d. Operasi dan Pemeliharaan alur sungai dan sarana prasarana
pengendali banjir/sedimen
2. Pengamanan Pantai, antara lain :
a. Meningkatnya panjang pengaman pantai yang dibangun dan dipelihara.
26 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
b. Meningkatnya luas kawasan pantai yang terlindungi dari abrasi air laut
SUB BIDANG PENYEDIAAN DAN PENGELOLAAN AIR BAKU (PERIODE
2015-2019)
1. Meningkatnya luas kawasan yang terlayani kebutuhan air bakunya
dengan terlaksanakannya pembangunan embung.
Kebijakan Balai Wilayah Sungai Papua Barat dalam jangka waktu 5 tahun ke
depan adalah :
SUB BIDANG PENGEMBANGAN PENGELOLAAN DAN KONSERVASI
SUNGAI, DANAU DAN SUMBER AIR LAINNYA (PERIODE 2015-2019).
Kebijakannya adalah :
1. Meningkatnya jumlah wadah air berupa Studi Pembangunan waduk
dan embung untuk memenuhi kebutuhan multi fungsi dengan
prioritas di kawasan lahan kritis dan kekeringan.
2. Meningkatnya jumlah wadah air berupa Studi Pembangunan waduk
dan embung untuk memenuhi kebutuhan multi fungsi dengan
prioritas di kawasan lahan kritis dan kekeringan.
3. Terselesaikannya Penyusunan Pola Rencana Induk Pengelolaan WS
dengan prioritas di kawasan lahan kritis dan kekeringan.
SUB BIDANG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN JARINGAN
IRIGASI, RAWA DAN JARINGAN IRIGASI LAINNYA (PERIODE
2015-2019).
Kegiatannya adalah :
1. Meningkatnya luas areal/lahan pertanian melalui
peningkatan/pengembangan jaringan irigasi, Rawa dan Jaringan Irigasi
lainnya.
2. Berfungsinya jaringan irigasi, Rawa dan Jaringan Irigasi Lainnya yang
sudah ada, untuk memenuhi kebutuhan air pada areal/lahan pertanian
melalui kegiatan rehabilitasi.
3. Berfungsinya jaringan irigasi, Rawa dan Jaringan Irigasi Lainnya yang
sudah ada, untuk memenuhi kebutuhan air pada areal/lahan pertanian
melalui kegiatan Operasi dan Pemeliharaan.
4. Terpenuhinya air Irigasi untuk masyarakat dengan Prioritas di kawasan
lahan kritis dan kekeringan.
5. Terlaksanakannya pembangunan/Peningkatan Saluran Air dan
Jaringannya.
6. Terlaksanakannya Perbaikan Prasarana Irigasi Air Tanah.
27 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
SUB BIDANG PENGENDALIAN BANJIR DAN PENGAMANAN PANTAI
(PERIODE 2015-2019)
Kebijakannya adalah :
1. Pengendalian Banjir, antara lain :
a. Menurunnya luas kawasan yang berpotensi dapat terkena bencana
banjir melalui pembangunan prasarana pengendali banjir dengan
debit banjir 10 tahunan (Q10) dengan Prioritas kawasan banjir di
pusat-pusat kegiatan/produksi/kota dan permukiman.
b. Terlindunginya pemukiman penduduk dan sarana lainnya dengan
prioritas kawasan banjir di pusat-pusat kegiatan/produksi/kota
dan permukiman.
c. Terlaksananya pekerjaan pembuatan pengaman tebing sungai
dengan prioritas kawasan banjir di pusat-pusat
kegiatan/produksi/kota dan permukiman.
d. Terlaksananya Supervisi konstruksi bangunanpengendali banjir
dengan prioritas kawasan banjir di pusat-pusat
kegiatan/produksi/kota dan permukiman.
2. Pengamanan Pantai, antara lain :
a. Meningkatnya luas kawasan di sekitar pantai yang terlindungi
dari abrasi air laut dengan prioritas kawasan abrasi pantai di
pusat-pusat kegiatan/produksi/kota dan permukiman.
b. Meningkatnya panjang pantai yang dilindungi dari abrasi air laut
melalui kegiatan rehabilitasi dengan prioritas di kawasan abrasi
pantai di pusat-pusat kegiatan/produksi/kota dan permukiman.
SUB BIDANG PENYEDIAAN DAN PENGENDALIAN AIR BAKU
(PERIODE 2015-2019)
Kebijakannya adalah Meningkatnya luas kawasan yang terlayani kebutuhan air
bakunya dengan penambahan debit dengan prioritas di kawasan pusat-pusat
kegiatan/produksi/kota dan permukiman.
28 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
2.2 PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2018
Menurut Peraturan Menteri PAN & RB Nomor : 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, dan berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur negara dan reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, Penetapan Kinerja
merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian
kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu
berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi.
Dokumen Penetapan Kinerja memuat penyataan dan lampiran formulir yang
mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi beserta target
kinerja dan anggaran. Dokumen ini dimanfaatkan oleh setiap pimpinan instansi
pemerintah untuk:
a. Memantau dan mengendalikan pencapaian kinerja organisasi;
b. Melaporkan capaian realisasi kinerja dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
c. Menilai keberhasilan organisasi
Sebagai salah satu dokumen Penetapan Kinerja, Perjanjian kinerja merupakan
rencana kerja yang telah ditetapkan sebagai tolak ukur keberhasilan organisasi dan
menjadi dasar penilaian dalam evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir Tahun
Anggaran. Penetapan Kinerja dibuat dalam rangka mewujudkan manajemen
pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, dan berorientasi kepada hasil.
Perjanjian Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan,
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi
instansi pemerintah. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap
Indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan pula analisis akuntabilitas
kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dalam
program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi
sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Stratejik. Sebelum dilakukan pengukuran
kinerja terlebih dulu perlu diketahui Perjanjian Kinerja tahun 2018.
Perjanjian Kinerja Tahun 2018 merupakan target yang harus dicapai pada tahun
2018, sehingga keberhasilan dan kegagalan akan diukur dari Perjanjian Kinerja
tersebut. Perlu diketahui bahwa hampir seluruh satuan dari Indikator kinerja
output dan outcome adalah sama, yang seharusnya tidak selalu. Dalam pengukuran
kinerja kemudian ditambahkan pencapaian rencana tingkat capaian dari anggaran.
29 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
Tabel II.1 Penetapan Kinerja Awal Balai Wilayah Sungai Papua Barat Tahun 2018
30 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
31 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
Tabel II.2 Penetapan Kinerja (Revisi) Balai Wilayah Sungai Papua Barat Tahun 2018
32 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
33 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
Tabel II.3 Penetapan Kinerja Satker Balai Wilayah Sungai Papua Barat Tahun 2018
34 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
35 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
Tabel II.4 Penetapan Kinerja Satker NVT PJPA Papua Provinsi Papua Barat Tahun 2018
36 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
37 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
Tabel II.5 Penetapan Kinerja Satker NVT PJSA Papua Provinsi Papua Barat Tahun 2018
38 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
39 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
Tabel II.6 Penetapan Kinerja Satker OP SDA Papua Barat Tahun 2018
40 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
Pada Perjanjian Kinerja (PK) Balai Wilayah Sungai Papua Barat tahun 2018 terdapat
beberapa target yang telah memenuhi dari target renstra, hal tersebut disebabkan
karena kesiapan Redines Criteria yang matang pada Balai Wilayah Sungai Papua
Barat.
Perjanjian Kinerja (PK) Balai Wilayah Sungai Papua Barat T.A 2018 mengalami
perubahan anggaran. Adapun kronologis perubahan PK tersebut antara lain :
a. Satker Balai Wilayah Sungai Papua Barat
Tahun anggaran 2018 dana yang dialokasikan kepada Satker Balai Wilayah
Sungai Papua Barat mengalami beberapa Revisi sebagai berikut :
1. Pagu Awal
No. SP DIPA-
Tanggal Desember 2017, Rp. 22.602.289.000,-
2. Revisi Ke-1
No. SP DIPA-
Tanggal 2018, Rp. 18.102.289.000,-
Anggaran yang dialokasikan pada Satker Balai Wilayah Sungai Papua Barat
semula Rp. 22.602.289.000,- menjadi Rp. Rp. 18.102.289.000,-. Sehingga terdapat
selisih penurunan anggaran sebesar Rp. 4.500.000.000,-.
Hal ini disebabkan karena adanya beberapa paket yang diblokir sehingga tidak
dilelangkan.
b. Satker NVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Papua Provinsi Papua
Barat
Tahun Anggaran 2018 dana yang dialokasikan kepada Satker Pelaksanaan
Jaringan Pemanfaatan Air Papua Provinsi Papua Barat Sebesar :
1. Pagu Awal
No. SP DIPA-
Tanggal Desember 2017, Rp. 103.587.804.000,-
c. Satker NVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Papua Provinsi Papua Barat
Tahun Anggaran 2018 dana yang dialokasikan kepada Satker Pelaksanaan
Jaringan Sumber Air Papua Provinsi Papua Barat sebesar :
1. Pagu Awal
No. SP DIPA-
Tanggal Desember 2017, Rp. 121.039.000.000,-
41 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
d. Satker Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Papua Barat
Tahun Anggaran 2018 dana yang dialokasikan kepada Satker Operasi dan
Pemeliharaan Sumber Daya Air Papua Barat mengalami beberapa Revisi sebagai
berikut :
1. Pagu Awal
No. SP DIPA-
Tanggal Desember 2017, Rp. 44.356.524.000,-
2. Revisi Ke-1
No. SP DIPA-
Tanggal 2018, Rp. 42.014.896.000,-
Anggaran yang dialokasikan pada Satker Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya
Air Papua Barat semula Rp. 44.356.524.000,- menjadi Rp. 42.014.896.000,-.
Sehingga terdapat selisih penurunan anggaran sebesar Rp. 2.341.628.000,-.
Hal ini disebabkan adanya beberapa paket yang diblokir sehingga tidak
dilelangkan.
2.4 METODE PENGUKURAN KERJA
Penilaian kinerja yang diberikan pada rencana aksi tahun 2018 berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan pada Permen PAN&RB Nomor 20 Tahun 2013. Penilaian dibagi
menjadi 6 kategori dan dibedakan berdasarkan range nilai dan warna seperti dalam
tabel II.8 di bawah ini.
Tabel II.7 Tabel Kriteria Penerimaan
42 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
Sumber : Permen PAN & RB No. 20 Tahun 2013
Pengukuran Kinerja tahun 2018 merupakan langkah untuk membandingkan realisasi
Kinerja dengan Target Kinerja yang dicantumkan dalam lembar/dokumen Perjanjian
Kinerja 2018 dalam rangka pelaksanaan DIPA APBN TA. 2018 Balai Wilayah Sungai
Papua Barat.
Nilai Kinerja dari masing-masing output merupakan perbandingan nilai kinerja dan
realisasi terhadap target capaian kinerja yang telah ditetapkan dari masing-masing
sub-output dalam sistem e-monitoring.
Pengukuran Kinerja dilakukan secara triwulanan dengan membandingkan antara
target kinerja yang (seharusnya) terjadi dengan realisasi kinerja yang diharapkan.
Metode Pengukuran Kinerja dapat dicapai dengan cara :
Capaian Kinerja �% ���������� ����� �%
������ ����� �%
43 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
Tabel II.8 Rencana Aksi Kinerja
1. Satker Balai Wilayah Sungai Papua Barat
44 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
2. Satker NVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Papua Provinsi Papua Barat
45 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
3. Satker NVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Papua Provinsi Papua Barat
46 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
47 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
4. Satker Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Papua Barat
48 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB II
2.5 TARGET TAHUN INI MENURUT RENSTRA
Tabel II.9 Target Tahun ini Menurut Renstra 2015 – 2019
Balai Wilayah Sungai Papua Barat
45 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB III
BAB. III KAPASITAS ORGANISASI
3.1 SUMBER DAYA MANUSIA
Berdasarkan data kepegawaian status 31 Desember 2018, Sumber Daya Manusia
pada Balai Wilayah Sungai Papua Barat adalah sebanyak 34 orang Pegawai Negeri
Sipil (PNS) Pusat. 9 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah diperbantukan dan
dibantu dengan 30 orang Pegawai Honorer (PH) dan Pegawai Harian Lepas (PHL).
Grafik III.1 Persentasi Pangkat PNS BWS Papua Barat
Grafik III.2 Persentasi Tingkat Pendidikan PNS BWS Papua Barat
golongan IV a
7%golongan IIId
14%
golongan IIIc
17%
golongan IIIb
31%
golongan IIIa
5%
golongan IId
2%
golongan IIc
14%
golongan IIa
5%
golongan Ic
5%
0%
9%
57%
5%0% 0%
25%
2% 2%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
S3 S2 S1 / D4 D3 D2 D1 SMA SMP SD
PERSENTASI PENDIDIKAN TERAKHIR ASN
BWS PAPUA BARAT
46 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB III
Grafik III.3 Persentasi Gender dan Jurusan Pendidikan PNS BWS Papua Barat
Grafik III.4 Persentasi Pendidikan Terakhir Pegawai Honorer BWS Papua Barat
Grafik III.5 Persentasi Gender dan Jurusan Pendidikan Pegawai Honorer BWS Papua Barat
48%52%
PERSENTASI TEKNIS DAN NON TEKNIS
ASN
BWS PAPUA BARAT
TEKNIS
NON TEKNIS
86%
14%
PERSENTASI GENDER ASN
BWS PAPUA BARAT
LAKI - LAKI
PEREMPUAN
S3; 0% S2; 3%
S1/D4; 60%
D3; 17%
D2; 0% D1; 0%
SMA/SMK; 17%
SMP; 3% SD; 0%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
S3 S2 S1/D4 D3 D2 D1 SMA/SMK SMP SD
PERSENTASI PENDIDIKAN TERAKHIR
PEGAWAI HONORER BWS PAPUA BARAT
73%
27%
PERSENTASI GENDER
PEGAWAI NRP BWS PAPUA BARAT
LAKI - LAKI
PEREMPUAN 50%50%
PERSENTASI TEKNIS, NONTEKNIS
PEGAWAI NRP BWS PAPUA BARAT
TEKNIS
NO TEKNIS
47 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB III
3.1.1 Sumber Daya Manusia Satker Balai Wilayah Sungai Papua Barat
Kepala Satuan Kerja Balai Wilayah Papua Barat sebagai kuasa pengguna
anggaran bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai atasan
langsungnya dalam pengelolaan anggaran sesuai pelaksanaan kegiatan bidang
sumber daya air yang ada di Provinsi Papua Barat.
Pejabat inti satker Balai Wilayah Sungai Papua Barat terdiri dari :
1. Kepala Satker Balai Wilayah Sungai Papua Barat
2. Pejabat yang melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran
3. Bendahara Pengeluaran
4. Penanggung jawab Unit Akutansi Kuasa Pengguna Anggaran
5. Penangungjawab Unit Akutansi Kuasa Pengguna Barang
6. Pejabat Pembuat Komitmen Ketatalaksanaan, dalam melaksanakan kegiatan
dibantu oleh :
Urusan Monitoring dan Pelaporan
Urusan Administrasi
7. Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaandan Program, dalam melaksanakan
kegiatan dibantu oleh :
UrusanTeknik;
Urusan Administrasi
Pengawas
48 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB III
Tabel III.1 Data Pegawai Satker BWS Papua Barat
No Nama L/P Jabatan
1 Elroy Koyari,ST.MT
NIP. 19771111 2003121008
L Ka. BWS Papua Barat
2 Drs. Nardin Adam
NIP. 19630610 198903 1 025
L Kasubag TU
3 Bangkit Pane, SE
NIP. 19740303 200701 1 003
L Penguji SPM
4 Tri Handayani
NIP. 19770528 200911 2 001
P Bendahara Pengeluaran
5 TrayanusF.E.Imbiri, SH
NIP. 19690920 1996101 001
L PPK Tata Laksana
6 Hasib, ST
NIP. 19630824 200212 1 001
L Kepala Seksi OP
7 Wempy Nauw, ST
NIP. 197403152001121006
L Kepala Seksi Pelaksanaan
8 Magdalena Tanga, ST,MT
NIP. 19680324 199903 2 004
P Kepala Seksi Perencanaan dan
Program
9 Hamdan, ST.
NIP. 197908082008011013
L PPK Perencanaan
10 Pamuji
NIP. 197406202008121003
L Kordinator Direksi
11 Yani Elvina Marani, SH
NIP. -
P Pegawai Honorer
12 Djay MS Kapitan, Amd.TM
NIP. -
L Pegawai Honorer
13 Alwin Fauzan
NIP. -
L Pegawai Honorer
14 Martua Siagian, ST
NIP. -
L Pegawai Honorer
15 Abiut Nuboba
NIP. -
L Pegawai Honorer
16 Fidel P. Maniani
NIP.-
L Pegawai Honorer
17 Rig Lofrida Pardede, ST
NIP. -
P Pegawai Honorer
18 Erwin Toding, A.md T
NIP. -
L Pegawai Honorer
49 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB III
3.1.2 Sumber Daya Manusia SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air
Provinsi Papua Barat
Kepala Satuan Kerja NVT PJSA Provinsi Papua Barat sebagai kuasa pengguna
anggaran bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum sebagai atasan langsungnya dalam pengelolaan
anggaran sesuai pelaksanaan kegiatan bidang sumber daya air yang ada di
Provinsi Papua Barat.
Pejabat inti satker NVT PJSA Papua Barat terdiri dari :
1. Pejabat yang melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran
2. Bendahara Pengeluaran
3. Penanggungjawab Unit Akutansi Kuasa Pengguna Anggaran
4. Penangung jawab Unit Akutansi Kuasa Pengguna Barang
5. Pejabat Pembuat Komitmen Sungai dan Pantai I, dalam melaksanakan
kegiatan dibantu oleh :
UrusanTeknik;
UrusanAdministrasi
Pengawas
6. Pejabat Pembuat Komitmen Sungai dan Pantai II, dalam melaksanakan
kegiatan dibantu oleh :
UrusanTeknik;
Urusan Administrasi;
Pengawas
7. Pejabat Pembuat Komitmen Danau, Situ dan Embung, dalam melaksanakan
kegiatan dibantu oleh:
UrusanTeknik;
Urusan Administrasi;
Pengawas
50 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB III
Tabel III.2 Data Pegawai Satker PJSA Provinsi Papua Barat
NO NAMA/NIP PANGKAT/ JABATAN TAHUN 2016 KET
GOLONGAN
1 2 3 4 5
I
SATKER PELAKSANAAN
JARINGAN SUMBER AIR PAPUA
PROVINSI PAPUA BARAT
51 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB III
NO NAMA/NIP PANGKAT/ JABATAN TAHUN 2016 KET
GOLONGAN
1 2 3 4 5
II.
PPK DANAU, SITU DAN
EMBUNG
1
2
3
4
5
6
Muhammad Yunus,ST, M.Eng
NIP. 19790211 200604 1 009
Supriatno
NIP. 196403301992031012
Agustinus Nauw, A. Mp
NIP. 19681212 199610 1 001
Jauhari
NIP. 19670302 200812 1 001
Adi Budiman, SE
NIP. -
Pramudani Diahrahmawati
NIP. -
Penata Tk. I
(III/d)
Penata Muda
Tk. I (III/b)
Penata Muda
Tk.I (III/b)
Pengatur
(II/c)
PTT
(III/a)
PTT
(II/a)
Kepala Satker PJSA Papua Barat
Pejabat Penguji SPM Satker PJSA
Papua Barat
Bendahara Pengeluaran Satker
PJSA Papua Barat
Pelaksana Pelaporan SIMAK BMN
Satker PJSA Papua Barat
Pelaksanaan E-Monitoring, Lakip
dan Laporan UAKPA Satker PJSA
Papua Barat
Laporan Persediaan Satker PJSA
Papua Barat
52 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB III
7
8
9
Nonce Saman, ST
NIP. 198211072009091002
Dwi Waluyo
NIP. –
Ihsan Alam Riadi, S.Ars
NIP. -
Penata
(III/c)
PTT
(III/a)
PTT
(II/a)
PPK Danau, Situ dan Embung
Staf Teknik Danau, Situ dan Embung
Papua Barat
Staf Danau, Situ dan Embung Papua
Barat
53 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB III
NO NAMA/NIP PANGKAT/ JABATAN TAHUN 2016 KET
GOLONGAN
1 2 3 4 5
III.
10
11
12
13
14
PPK. SUNGAI DAN PANTAI
I
Penata Muda TK.I
(III/b)
Pengatur
(II/c)
Pengatur MudaTk.I
(II/b)
PTT
(II/a)
PTT
(II/b)
PPK Sungai dan Pantai I Papua
Barat
Pelaksana Teknik Sungai dan
Pantai I Papua Barat
Pelaksana Administrasi Keuangan
Sungai dan Pantai I Papua Barat
Staf Teknik Sungai dan Pantai I
Papua Barat
Staf Teknik Sungai dan Pantai I
Papua Barat
Stap, ST
NIP. 19680817 199803 1 018
Bernard Waisimon
NIP. 19710416 200701 1 004
Siti Rahmawati
NIP. 19700412 200701 2 002
Thomas Fonataba
NIP. -
Yuniaty Dewi Antikasari,
Amd.T
NIP. -
54 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB III
NO NAMA/NIP PANGKAT/ JABATAN TAHUN 2016 KET
GOLONGAN
1 2 3 4 5
IV.
15
16
17
18
19
20
SUNGAI DAN PANTAI II
Penata Muda
(III/a)
Penata Muda
(III/a)
Pengatur Muda
(II/a)
Juru
(I/c)
PTT
(III/a)
PTT
(III/a)
PPK Sungai dan Pantai II Papua
Barat
Pelaksana Administrasi dan
Keuangan Sungai dan Pantai II
Papua Barat
Pelaksana Teknik Sungai dan
Pantai II Papua Barat
Pengawas Lapangan Sungai dan
Pantai II Papua Barat
Staf Teknik Sungai dan Pantai
II Papua Barat
Staf Teknik Sungai dan Pantai
II Papua Barat
Parlan,ST.
NIP. 19700604 199803 1 012
Yuliance yomima Sinon, S.Sos
NIP. 19800130 201412 2
004
Semuel Tirra
NIP. 19740513 201412 1 001
Nur Rahman
NIP. 19840730 201412 1 001
Onesimus Kambu, ST
NIP. -
Valentino Gamrin,ST
NIP. -
55 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB III
3.1.3 Sumber Daya Manusia SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air
Provinsi Papua Barat
Kepala Satuan Kerja NVT PJPA Provinsi Papua Barat sebagai kuasa pengguna
anggaran bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum sebagai atasan langsungnya dalam pengelolaan
anggaran sesuai pelaksanaan kegiatan bidang sumber daya air yang ada di
Provinsi Papua Barat.
Pejabat inti satker NVT PJPA Papua Barat terdiri dari :
1. Pejabat yang melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran
2. Bendahara Pengeluaran
3. Penanggungjawab Unit Akutansi Kuasa Pengguna Anggaran
4. Penangungjawab Unit Akutansi Kuasa Pengguna Barang
5. Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa I, dalam melaksanakan
kegiatan dibantu oleh :
UrusanTeknik;
Urusan Administrasi
Pengawas
6. Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa II, dalam melaksanakan
kegiatan dibantu oleh :
UrusanTeknik;
Urusan Administrasi;
Pengawas
7. Pejabat Pembuat Komitmen PAT & PAB, dalam melaksanakan kegiatan
dibantu oleh :
UrusanTeknik;
Urusan Administrasi;
Pengawas
56 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB III
Tabel III.3 Data Pegawai Satker PJPA Provinsi Papua Barat
No Nama L/P Jabatan
1 Ir. Panal Simanjuntak
NIP.19630621 199903 1 002
L Ka. SNVT PJPA Papua Barat
2 Yance Abdullah Suli, SH.
NIP. 197004131998031008
L Penguji SPM
3 Umi Kulsum
NIP. 19660112 200604 2 001
P Bendahara Pengeluaran
4 Edwin Hehamahwa, Amd. Tek
NIP. 196910031997031006
L PPK Irigasi dan Rawa I
5 Supriyadi, ST
NIP. 197001011997031020
L PPK Irigasi dan Rawa II
6 H Rudy, ST
NIP. 197705182009111001
L PPK PAB & PAT
7 Sofyan Senin
NIP. 19670125 200710 1 002
L Pelaksana Teknik Irigasi dan Rawa I
8 Damianus Peduli K
NIP. 19621214 199003 1 006
L Pelaksana Teknik PAB & PAT
9 Julianus Paulus Kawyan
NIP. 197001011998011001
L Waslap Irigasi dan Rawa II
10 Endra Prihartanto
NIP. -
L Pegawai Honorer
11 Didrex Jones
NIP. -
L Pegawai Honorer
12 Alexandra Yan Fajarsyah, ST.MT
NIP. -
L PegawaiHonorer
13 Agustinus, ST
NIP. -
L Pegawai Honorer
14 Ricco Syamsiar, SE
NIP. -
L Pegawai Honorer
15 Esty Ika Apriyana, S.Si
NIP. -
P Pegawai Honorer
16 Elias, ST
NIP. -
L Pegawai Honorer
17 Iwan, ST
NIP. -
L Pegawai Honorer
18 S. Dwi Irjayanto
NIP. -
L Pegawai Honorer
57 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB III
3.1.4 Sumber Daya Manusia Satker Operasi dan Pemeliharaan SDA Papua
Barat
Kepala Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan Papua Barat sebagai kuasa
pengguna anggaran bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Sumber Daya
Air Kementerian Pekerjaan Umum sebagai atasan langsungnya dalam
pengelolaan anggaran sesuai pelaksanaan kegiatan bidang sumber daya air yang
ada di Provinsi Papua Barat.
Pejabat inti satker Operasi dan Pemeliharaan SDA Papua Barat terdiri dari :
1. Kepala Satker Operasi dan Pemeliharaan SDA Papua Barat
2. Pejabat yang melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran
3. Bendahara Pengeluaran
4. Penanggung jawab Unit Akutansi Kuasa Pengguna Anggaran
5. Penangungjawab Unit Akutansi Kuasa Pengguna Barang
6. Pejabat Pembuat Komitmen Operasi dan Pemeliharaan SDA I, dalam
melaksanakan kegiatan dibantu oleh :
UrusanTeknik;
Urusan Administrasi;
Pengawas
7. Pejabat Pembuat Komitmen Operasi dan Pemeliharaan SDA II, dalam
melaksanakan kegiatan dibantu oleh :
UrusanTeknik;
Urusan Administrasi
Pengawas
Tabel III.4 Data Pegawai Satker Operasi dan Pemeliharaan SDA Papua Barat
58 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB III
3.2 SARANA DAN PRASARANA
Sarana dan prasarana merupakan unsur penting dalam penyelenggaraan
pembangunan yang berkualitas. Balai Wilayah Sungai Papua Barat pada dasarnya
telah memiliki sarana dan prasarana sebagai penunjang kinerja. Sarana dan
Prasarana tersebut telah memberikan dukungan yang tinggi terhadap pelaksanaan
anggaran tahun 2018. Peralatan berat, peralatan komunikasi dan computer serta
kendaraan dinas operasional misalnya, telah memberikan andil yang besar untuk
mendukung kegiatan-kegiatan operasi dan pemeliharaan dalam upaya terjaganya
fungsi infrastruktur Sumber Daya Air yang telah terbangun. Akan tetapi sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh Balai Wilayah Sungai Papua Barat tersebut masih belum
cukup memadai untuk mendukung kinerja jika dibandingkan dengan SDM yang ada.
Data Sarana dan Prasarana Balai Wilayah Sungai Papua Barat telah tercatat pada
laporan BMN (BarangMilik Negara).
59 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB III
3.3 DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA)
Untuk mencapai target yang telah tertuang dalam Renstra 2015-2019, Balai
Wilayah Sungai Papua Barat mendapat alokasi dana yang ditetapkan dalam DIPA.
Gambar III.1 Postur Anggaran DIPA Akhir Balai Wilayah Sungai Papua
Barat Tahun 2018
59 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
BAB. IV AKUNTABILITAS KINERJA
Balai Wilayah Sungai Papua Barat terdiri dari 4 (empat) Satuan Kerja yaitu :
1. Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Papua Barat,
2. Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Papua
Barat,
3. Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan
Provinsi Papua Barat,
4. Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA Papua Barat.
Untuk mengoptimalkan Kinerja guna mencapai target yang telah termuat dalam
Perjanjian Kerja (PK), masing-masing Satker telah menentukan Rencana Aksi yang
telah dibagi dalam III hingga IV Tahap, atau rencana aksi dalam Triwulan I,
Triwulan II, Triwulan III dan Triwulan IV.
Berdasarkan Rencana Aksi, masing-masing satker dapat menilai Kinerja dengan
membandingkan pencapaian berdasarkan Realisasi yang telah dicapai pada Triwulan
I, Triwulan II, Triwulan III dan Triwulan IV. Perbandingan berhasil atau tidaknya
suatu rencana, memuaskan atau tidaknya, dapat dilihat berdasarkan pada Kriteria
Penilaian/Kategori Penilian dengan tingkat capaian Kinerja berdasarkan Permen PAN
No. 20 Tahun 2013 Tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Evalusi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan. Kriteria Penilaian
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel IV.1Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran
Sesuai Permen PAN RB No.53 Th.2014
60 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
4.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Pada Bab IV ini diuraikan mengenai hasil pencapaian Kinerja per-Triwulan dan
sekaligus dibandingkan terhadap rencana sebagainya diuraikan dalam Bab II. Untuk
memperoleh gambaran mengenai tercapai atau tidaknya target per-Triwulan, maka
dilakukan pengukuran sesuai tabel kriteria yang ditetapkan berdasarkan Permen
PAN& RB Nomor 20 Tahun 2013 Tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Evalusi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan.
Pada awal Tahun Anggaran 2018, Balai Wilayah Sungai Papua Barat mendapatkan
dana yang tertuang dalam DIPA awal T.A. 2018 sebesar Rp. 291.585.617.000,-
Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dana DIPA dan pemanfaatan sisa lelang
serta panambahan kegiatan – kegiatan strategis, maka terdapat penambahan pagu
pada DIPA Balai Wilayah Sungai Papua Barat sebesar Rp. 10.236.124.000,-,
sehingga Pagu DIPA Akhir T.A 2018 Balai Wilayah sungai Sebesar Rp.
301.821.741.000,- dan perubahan target dapat dilihat pada Bab II - Sub Bab
Perjanjian Kinerja (PK) Balai Wilayah Sungai Papua Barat.
61 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
4.1.1 Rakapitulasi Kinerja Tahun 2018
62 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
63 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
4.1.1 Realiasi Capaian Kinerja s/d Triwulan I
Tabel IV.2 Capaian Kinerja Triwulan I
64 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
65 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
Adanya beberapa paket pekerjaan fisik yang dalam kategori warna merah atau
sangat kurang progresnya pada triwulan I dikarenakan keterlambatan lelang
sehingga belum ada progres yang dilaporkan.
Ada juga beberapa Program pada SATKER Operasi dan Pemeliharaan SDA yang
sudah terserap namum hanya perjalanan dinas dalam rangka peninjauan lapangan dan
koordinasi dengan pemerintah daerah setempat sehingga progresnya masih sekitar
10 - 30, sehingga pada item Operasi dan Pemeliharaan Sarana Prasarana SDA
(5300) progres pada triwulan I hanya sekitar 41% atau pada kategori C (Kurang)
berdasarkan Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Sesuai Permen PAN
RB No.53 Th.2014.
Namun secara kesuluruhan capaian kinerja Balai Wilayah Sungai Papua Barat pada
Triwulan I tahun 2018 sekitar: Program Pengelolaan Sumber Daya Air(10) 198%
dimana target fisik yang direncanakan adalah sebesar 6,73% dan yang terealisasi
adalah sebesar 13,36%.
66 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
4.1.2 Realiasi Capaian Kinerja s/d Triwulan II
Tabel IV.3 Capaian Kinerja Triwulan II
67 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
68 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
Pada Triwulan II Tahun 2018, paket pekerjaan fisik yang dalam kategori warna
merah atau sangat kurang progresnya pada triwulan I dapat ditingkatkan
progresnya dikarenakan telah dilelangkan. Hanya paket Pengendalian banjir sungai
Iray Kab. Pegunungan Arfak; KAB. PEGUNUNGAN ARFAK; PAPUA BARAT pada
item kegiatan 5037 : Pengendalian Banjir, Lahar, Pengelolaan Drainase Utama
Perkotaan, dan Pengaman Pantai yang harus terhenti pekerjaan fisik lapangannya
sekitar 1 minggu dikarenakan rusaknya jalan utama penghubung Kabupaten
Manokwari dan Kabupaten Pegunungan Arfak yang cukup mempengerahi progres
fisik dilapangan untuk dilaporkan. Sehinggan capapian kinerjanya hanya mencapai
64,1 % atau pada kategori Cukup (Warna Ungu).
sedangkan beberapa Program pada SATKER Operasi dan Pemeliharaan SDA
mengalami progres yang sedikit terhambat dikarenakan kurangnya tenaga teknis di
balai Wilayah Sungai Papua barat yang menyebabkan terjadi rangkap tugas dalam
pelaksanaannya sehingga koordinasi dan fasilitasi beberapa kegiatan tidak dapat
dilaksanakan sekaligus. Namun progres seacara akumulatif mengalami peningkatan
dimana pada Triwulan I hanya sebesar 41% menjadi 94,22% atau dikategorikan
Memuaskan (Warna Biru Tua)
Secara kesuluruhan capaian kinerja Balai Wilayah Sungai Papua Barat pada Triwulan
II tahun 2018 sekitar: Program Pengelolaan Sumber Daya Air(10) 136% dimana
target fisik yang direncanakan adalah sebesar 30,67% dan yang terealisasi adalah
sebesar 41,70%.
69 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
4.1.3 Realiasi Capaian Kinerja s/d Triwulan III
Tabel IV.4 Capaian Kinerja Triwulan III
70 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
71 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
Pada Triwulan III Tahun 2018, progres capaian kinerja Balai Wilayah Sungai Papua
Barat sangat meningkat hanya terdapat beberapa item yang tidak sesuai target
seperti “Rencana dan Program kerja BBWS/BWS” yang capaian kinerjanya hanya
mencapai 48, 78 % atau dikategorikan Kurang (warna kuning) dikarenakan kurangnya
koordinasi dengan penyedia jasa. Kegiatan “Layanan Perkantoran” dimana salah satu
item kegiatan PEMELIHARAAN KANTOR BWS PAPUA BARAT; Kab. Manokwari;
PAPUA BARAT diblockir sehingga mempengaruhi realisasi sesuai target. Kegiatan
Kelembagaan pengelolaan SDA yang ditingkatkan kapasitasnya dimana capaian
kinerjanya mencapai 72% dikategorikan Baik namun perlu perbaikan ( warna hijau)
dikarenakan kekuarangan tenaga untuk memfasilitasi pembentukannya yang juga
menjadi penyebab Kegiatan tanggap darurat akibat bencana, capaian kinerjanya
hanya 28,37% atau dikategorikan sangat kurang ( warna merah).
Secara kesuluruhan capaian kinerja Balai Wilayah Sungai Papua Barat pada Triwulan
III tahun 2018 sekitar: Program Pengelolaan Sumber Daya Air(10) 97% dimana
target fisik yang direncanakan adalah sebesar 73,55% dan yang terealisasi adalah
sebesar 71,66%.
72 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
4.1.3 Realiasi Capaian Kinerja s/d Triwulan IV
Tabel IV.5 Capaian Kinerja Triwulan IV
73 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
74 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
Pada Triwulan IV Tahun 2018, progres capaian kinerja Balai Wilayah Sungai Papua
Barat cukup baik hanya terdapat beberapa item yang tidak sesuai target seperti
“Bendung Irigasi Kewenang Daerah yang dibangun” yang dananya diblockir sehingga
tidak dapat dilelangkan sehingga capaian kinerjanya tetap 0 %. Kegiatan “Seawall
dan Bangunan Pengamanan Pantai Lainnya yang Dibangun / Ditingkatkan” dimana
progres fisiknya tidak naik dikarenakan permasalahan hak ulayat sehingga capaian
kinerjanya hanya 53,40% atau dikategorikan Cukup (warna Ungu). dan Kegiatan
“Sumur air tanah untuk air baku yang dibangun/ditingkatkan” yang juga mengalami
kendala dalam hak ulayat lokasi pengeboran sehingga capaian kinerjanya hanya
mencapai 68.19% atau dikategorikan Baik ( warna Hijau).
Secara kesuluruhan capaian kinerja Balai Wilayah Sungai Papua Barat pada Triwulan
IV tahun 2018 sekitar: Program Pengelolaan Sumber Daya Air(10) 91% dimana
target fisik yang direncanakan adalah sebesar 100% dan yang terealisasi adalah
sebesar 90,89%.
75 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
4.2 Perbandingan Kinerja Organisasi
4.2.1 Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2018
Secara akumulatif pada Tahun 2018 target progres yang direncanakan Balai
Wilayah Sungai Papua Barat sebesar 100% namun hanya dapat direalisasikan
sebesar 90,89% dimana terdapat deviasi sebesar - 9,11% dari target yang
direncankan..
apabila dihitung capaian kinerja berdasarkan Kriteria Ukuran Keberhasilan
Pencapaian Sasaran Sesuai Permen PAN RB No.53 Th.2014
Maka dapat dihitung bahwa capaian kinerja Balai Wilayah Sungai Papua Barat secara
keseluruhan pada Tahun 2018 adalah sebesar 91% atau dikategorikan Memuaskan
(Warna Biru Tua).
4.2.2 Perbandingan Antara Realisasi Capaian Perjanjian Kinerja TA. 2018
dengan TA. 2017
Secara akumulatif target progres yang direncanakan Balai Wilayah Sungai Papua
Barat pada tahun 2017 sebesar 100% namun hanya dapat direalisasikan sebesar
90,89% dimana terdapat deviasi sebesar - 9,11%.
Capaian kinerja Balai Wilayah Sungai Papua Barat pada tahun 2017 adalah sebesar
97,61% atau dikategorikan Memuaskan (Warna Biru Tua) jika dibandingkan dengan
capaian kinerja pada 2018 maka terdapat penurunan capapian kinerja sebesar
6,72% dimana capaian kinerja Balai Wilayah Sungai Papua Barat pada tahun 2018
adalah sebesar 91% atau dikategorikan Memuaskan (Warna Biru Tua). sehingga
dapat dikatakan Balai Wilayah Sungai Papua Barat belum dapat mempertahankan
capaian kinerja dari Tahun 2017. Hal ini menjadi catatan penting bagi Balai Wilayah
Sungai Papua barat agar di Tahun 2019 dapat kembali meningkatkan capaian kinerja
Balai Wilayah Sungai Papua barat.
Capaian Kinerja �% ���������� ����� �%
������ ����� �%
76 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
Tabel IV.6 Progres Keuangan dan Fisik Balai Wilayah Sungai Papua Barat
Tahun 2017
77 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
4.2.3 Membandingkan Realisasi Kinerja Sampai Dengan Tahun 2018 Dengan
Target Jangka Menengah (RENSTRA Balai atau E-Programming) Yang Terdapat
Dalam Dokumen Rencana Strategis BWS 2015-2019
Sesuai dengan Dokumen Rencana Strategis (Renstra) BWS Papua Barat 2015 -
2019, program kegiatan yang direncanakan dan tertuang dalam Rentra BWS papua
Barat 2015 - 2019 untuk Tahun 2018 adalah
Program Pengelolaan Sumber Daya Air (10),
Sub Kegiatan (5036) : Pengembangan dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Permukaan, Rawa dan Tambak
Jaringan irigasi yang dibangun /ditingkatkan direncanakan 2,5 km dan
terealisasi adalah 5,332 Km.
Jaringan irigasi yang di rehabilitasi direncanakan sebanyak 9 bh bangunan
air/ 3,3 km saluran sekunder/ 3 km saluran induk dengan luas sebesar 300
Ha, dan yang direalisasikan sebesar 5,6 Km saluran induk dengan Luas 590
Ha
Jaringan reklamasi rawa yang dibangun/ditingkatkan direncanakan 8 buah
bangunan air/ 8 km saluran induk dengan luas 300 Ha namun tidak
terealisasi
Rencana teknis dan dokumen lingkungan hidup untuk konstruksi irigasi
dan rawa direncanakan 4 dokumen dan direlisasikan sebanyak 1 Dokumen.
Sub Kegiatan (5037) : Pengendalian Banjir, Lahar, Pengelolaan Drainase
Utama Perkotaan, dan Pengaman Pantai
Sarana/prasarana pengendalian banjir yang dibangun direncanakan 9,103
Km dengan Luasan 6100 Ha terealisasi 2,15 Km dengan luasan 62 Ha
Sarana/prasarana pengendalian banjir yang direhabilitasi direncanakan
0,825 Km dengan Luasan 495 Ha tidak terealisasi
Sarana/prasarana pengendali lahar/sedimen yang direhabilitasi
direncanakan 4 buah, 0,04 juta m3 tidak terealisasi
Sarana/prasarana pengaman pantai yang dibangun direncanakan 20, 855
Km dengan luasan 2350 Ha terealisasi 0, 35 Km dengan Luasan 13 Ha
Sarana/prasarana pengaman pantai yang direhabilitasi direncanakan 0,
417 Km namun tidak terealisasi
Rencana teknis dan dokumen lingkungan hidup untuk konstruksi
pengendali banjir, lahar, drainase utama perkotaan, dan pengaman
pantai direncanakan 1 Dokumen terealisasi 1 dokumen.
Sub Kegiatan (5038) : Peningkatan Tatakelola Pengelolaan SDA Terpadu
Dokumen Keterpaduan Perencanaan dan Pelaksanaan Pengelolaan SDA
pada WS direncanakan 6 dokumen terealiasi 3 dokumen
78 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
Laporan peningkatan kapasitas kelembagaan & masyarakat pengelola
SDA direncanakan 11 Dokumen terealisasi 4 Dokumen ( Lembaga )
Sub Kegiatan (5039) : PENGELOLAAN BENDUNGAN, DANAU, DAN
BANGUNAN PENAMPUNG AIR LAINNYA
Embung / Situ / bangunan penampung air lainnya yang dibangun
direncanakan 20 buah 0,535 m3 yang terealisasi 2 buah 0,487 m3
Embung / Situ / Bangunan Penampung Air lainnya yang direhabilitasi
direncankan 3,66 buah 0,09975 m3 tidak terealisasi
Sub Kegiatan (5040) : Penyediaan dan Pengelolaan Air Tanah dan Air Baku
sarana/prasarana penyediaan air baku yang dibangun /ditingkatkan
direncanakan 21, 5 Km Pipa Transmisi dan 3 buah bak Reservoar dengan laju
alir 0, 117 m3/det tidak terealisasi
Sub Kegiatan (5300) : Operasi dan Pemeliharaan Sarana Prasarana SDA
Jaringan irigasi yang dioperasikan dan dipelihara direncankan 3 buah dan
12 km saluran induk dengan luasan 1933 Ha terealisasi 64 Km dan 5 bendung
dengan luasan 6021 Ha
Sarana/prasarana pengendalian banjir yang di operasikan dan dipelihara
direncanakan 92 Km dengan luasan 1600 Ha terealisasi 21 Km 1676 Ha
Sarana/prasarana pengaman pantai yang dipelihara direncanakan 22 Km
dengan luasan 3250 Ha terealisasi 15 Km
Waduk/Embung/Situ/bangunan penampung air lainnya yang dioperasikan
dan dipelihara direncanakan 22 buah dengan layanan 0,690 juta m3
terealisasi 16 buah dengan layanan 48 juta m3
sarana/prasarana penyediaan air baku yang dioperasikan dan dipelihara
direncanakan 21 embung, 3 bendung dan 1 intake dengan layanan 0,69
m3/det dan luas 3800 Ha terealisasi 60 m3/det
Terdapat juga beberapa kegiatan yang tidak terprogram di Renstra untuk tahun
2018 namun terealisasi pada tahun 2018 yang adalah program tahun sebelumnya
namun baru dilelangkan di tahun ini dan juga realisasi target output yang beberapa
lebih besar dari rencana output pada renstra yang diharapkan dapat mengejar sisa
stock volume pada program agar sesuai dengan output renstra secara akumulatif
dari tahun 2015 - 2019.
79 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
Tabel IV.7 Dokumen Rencana Strategis Balai Wilayah Sungai Papua Barat 2015 - 2019
80 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
81 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
82 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
83 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
84 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
85 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
86 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
87 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
88 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
89 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
90 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
91 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
4.2.4 Perbandingan Realisasi Penyerapan Anggaran Tahun 2018 Dengan Tahun
2017
Tabel IV.8 Progres Realisasi Fisik dan Keuangan Per Satuan Kerja Balai
Wilayah Sungai Papua Barat Tahun 2018
Secara akumulatif Balai Wilayah Sungai Papua Barat berhasil melaksanakan progres
realisasi keuangan hinggal 91, 87 % dari total Pagu DIPA Balai Wilayah Sungai Papua
Barat sebesar Rp. 301.821.741.000,- jika dibandingkan dengan Pagu DIPA TA. 2017
Balai Wilayah sungai Sebesar Rp. 554.924.106.000,- maka terdapat pengurangan
total Pagu DIPA sebesar Rp. 253.102.365.000,- dengan progres realisasi keuangan
Balai Wilayah Sungai Papua Barat pada tahun 2017 adalah sebesar 93,23% maka
terdapat penurunan capaian realisasi keuangan di tahun 2018. Hal ini disebabkan
oleh beberapa paket kegiatan yang diblockir sehigga tidak dilelangkan yang
berdampak pada menurunya persentase capaian realisasi keuangan di Satuan Kerja
di Balai Wilayah Sungai Papua barat yang akhirnya mempengaruhi capaian realisasi
secara akumulatif untuk keselurah capaian realisasi keuangan Balai Wilayah Sungai
Papua barat.
92 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
Tabel IV.9 Realisasi Keuangan Balai Wilayah Sungai Papua Barat
Tahun 2017
No Satuan Kerja
Pagu (DIPA
Awal)
x Rp 1.000,-
Pagu (DIPA
Revisi)
x Rp 1.000,-
Realisasi
x Rp
1.000,-
%
1 Balai Wilayah Sungai Papua
Barat 53.882.426.,00
51.768.129,00
42.403.99
2
,00
81,91
2
SNVT Pelaksanaan Jaringan
Sumber Air Prov. Papua
Barat
296.750.000,00 283.750.000,0
0
258.981.2
34,00
91,2
7
3
SNVT Pelaksanaan Jaringan
Pemanfaatan Air Prov. Papua
Barat
189.080.000,00 170.823.800,0
0
166.790.0
84,00
97,6
4
4
Satker Operasi dan
Pemeliharaan SDA Papua
Barat
42.820.560,00 88.882.560,00 86.748.79
5,00 97,6
TOTAL 582.532.986,0
0
595.224.489,
00
554.924.1
06,00
93,2
3
93 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
4.3 ANALISA KINERJA
4.3.1 Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan
Kinerja serta Alternatif Solusi yang Telah Dilakukan
Dari analisa capaian sasaran program dan sasaran strategis di atas, didapati
beberapa faktor keberhasilan dan faktor kegagalan yang mempengaruhi pencapaian
target sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2018.
a. Faktor keberhasilan, antara lain :
1. Faktor Eksternal
Kerjasama dan koordinasi yang baik dengan pihak stakeholders
(Pemerintah Daerah setempat, masyarakat calon penerima
manfaat, Kementerian Lingkungan Hidup, Dinas Tata Ruang, dan
Lembaga/Institusi terkait lainnya) sehingga semua permasalahan,
kendala dan hambatan dapat diselesaikan tepat waktu, terutama
berkaitan dengan pembebasan lahan.
Dukungan sosialisasi dan pendekatan dengan masyarakat yang
terkena dampak proyek oleh Pemda setempat, baik sebelum dan
selama pelaksanaan kegiatan.
2. Faktor Internal
Kesiapan Redines Criteria yaitu (Feasibility Study, Amdal, DED,
dan/atau LARAP) yang tersedia sejak awal tahun anggaran 2016.
Proses pelelangan dilaksanakan tepat waktu sehingga periode
kontrak terlaksana cukup, khususnya paket-paket tahunan (SYC).
Penyelesaian masalah sosial (pembebasan tanah) dapat diselesaikan
dengan cara kekeluargaan sehingga pekerjaan dapat berjalan
dengan semestinya.
Masalah-masalah lingkungan yang terdapat di lokasi kegiatan dapat
diselesaikan dengan baik dan lancar.
Pemberitahuan pelaksanaan kegiatan dilakukan sebelum dimulainya
pelaksanaan pekerjaan sehingga koordinasi bersama instansi
terkait dan pemerintah desa dapat berjalan dengan lancar.
Sosialisasi yang berkesinambungan sebelum dan selama pelaksanaan
kegiatan terus dilakukan.
Kebijakan optimalisasi sisa alokasi dana dari hasil lelang yang
dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang pencapaian
target output.
94 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
Dukungan penggunaan sistemfull e-procument yang membantu ULP
dan POKJA dalam proses pelelangan.
b. Faktor kegagalan pelaksanaan anggaran Tahun 2018, antara lain :
1. Adanya penolakan Pemerintah Daerah terkait dengan lokasi pekerjaan
dan ganti rugi lahan yang menghambat proses pelaksanaan pekerjaan.
2. Belum lengkapnya Redines Criteria (Feasibility Studi, Desain,
Amdal/UKL UPL, dan/atau LARAP) pada beberapa kegiatan.
4.3.2 Analisis Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan
Pencapaian Pernyataan Kinerja
Capaian Kinerja Balai Wilayah Sungai Papua barat tahun 2018 sebesar 90%
dikaategorikan Memuaskan ( Warna Biru Tua) disukseskan dengan didorongnya
percepatan progres fisik lapangan di triwulan II hingga Tiwulan IV walaupun
beberapa kegiatan fisik mengalami keterlambatan dalam proses lelang. Ini
merupakan upaya keras dari Balai Wilayah Sungai Papua Barat untuk dapat
melaksanakan Perjanjian Kinerja Tahun 2018 Balai Wilayah Sungai Papua barat.
Walaupun mengalami penurunuan capaian kinerja dari Tahun 2017 namun kedepannya
ini menjadi dorongan semangat untuk melaksanakan setiap tanggung jawab yang
dipercayakan.
4.3.3 Analisis Manfaat Pembangunan Bidang Sumber Daya Air di Wilayah
Sungai Terkait
Dari hasil output yang diperoleh dalam penyelenggaraan anggaran tahun 2018 yang
diuraikan di atas telah memberikan manfaat yang besar bagi stakeholders terutama
masyarakat di wilayah proyek yang dibangun/direhabilitasi. Capaian output tahun
2018 merupakan tahun keempat Renstra 2015-2019 Balai Wilayah Sungai Papua
Barat dalam mendukung pencapaian target sasaran strategis yang ditetapkan.
Output infrastruktur yang terbangun dan diselesaikan dalam tahun 2018
memberikan dampak manfaat yang besar bagi peningkatan ekonomi masyarakat di
wilayah sekitar proyek yang terbangun. Selain itu, proyek-proyek yang telah selesai
dibangun tersebut memberikan manfaat dalam membuka peluang usaha dan peluang
kerja kedepannya.
95 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
4.4 REALISASI ANGGARAN
Dalam melaksanakan seluruh program Balai Wilayah Sungai Papua Barat mempunyai
target rencana dan target capaian/realisasi yang ingin dicapai pada akhir tahun
anggaran.
Pada awal Tahun Anggaran 2018, Balai Wilayah Sungai Papua Barat mendapatkan
dana yang tertuang dalam DIPA awal T.A 2018 sebesar Rp. 250.891.907.000,-
dalam tahun anggaran berjalan maka terdapat penambahan kegiatan – kegiatan
strategis sehingga mananmbah pagu pada DIPA Balai Wilayah Sungai Papua Barat
sebesar Rp. 49.753.738.000,-, sehingga Pagu DIPA Akhir T.A 2018 Balai Wilayah
sungai Sebesar Rp. 300.645.645.000,-.
Realisasi penyerapan pendanaan kegiatan Balai Wilayah Sungai Papua Barat pada
setiap Satuan Kerja adalah sebagai berikut :
Tabel IV. 10 Realisasi Keuangan Balai Wilayah Sungai Papua Barat
(Pagu sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja PK)
96 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB IV
Analisa tingkat pencapaian untuk masing – masing Satuan Kerja adalah sebagai
berikut :
1. Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Papua Barat
Dana yang dialokasikan yaitu sebesar Rp. 18.019.301.000,- namun yang dapat
terserap hanya sebesar Rp. 17.151.629.000,- (95,18 %),sehingga terdapat
dana sisa sebesar Rp. 867.672.000,-.
2. SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Papua Barat
Dana yang dialokasikan yaitu sebesar Rp. 145.128.000.000,- namun yang
dapat terserap hanya sebesar Rp. 121.870.610.000,- (83,97 %), sehingga
terdapat dana sisa sebesar Rp. 23.257.390.000,-.
3. SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Provinsi Papua Barat
Dana yang dialokasikan yaitu sebesar Rp. 83.985.652.000,- namun yang
dapat terserap hanya sebesar Rp. 83.609.751.000,- (99,55 %), sehingga
terdapat dana sisa sebesar Rp. 375.901.000,-.
4. Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA Papua Barat
Dana yang dialokasikan yaitu sebesar Rp. 54.688.788.000,- namun yang
dapat terserap hanya sebesar Rp. 54.647.768.000,- (80,92 %), sehingga
terdapat dana sisa sebesar Rp. 41.020.000,-.
94 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB V
BAB. V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN ATAS HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Wilayah Sungai
Papua Barat adalah merupakan wujud pertanggung jawaban Balai Wilayah Sungai
Papua Barat kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan
masyarakat (publik) sebagai pemanfaat sarana dan prasarana yang dibangun.
Keberhasilan yang telah dicapai dalam pembangunan dan pengelolaan bidang Sumber
Daya Air tahun 2018 khususnya capaian 5 (lima) sasaran program dengan 8 (delapan)
indicator Kinerja Balai Wilayah Sungai Papua Barat tidak terlepas dari dukungan
seluruh program yang ada di lingkup Balai Wilayah Sungai Papua Barat.
Dari Analisa Akuntabilitas Kinerja dapat disimpulkan bahwa tugas-tugas
Pembangunan Infrastruktur yang telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2015 – 2019 dan Renstra Balai Wilayah
Sungai Papua Barat 2015 – 2019 telah dilaksanakan dengan baik. Capaian Kinerja
tahun 2018 Balai Wilayah Sungai Papua Barat dimana realisasi kinerja sampai
dengan akhirTriwulan IV adalah keuangan Balai Wilayah Sungai Papua Barat
mencapai 91,87 % (Status 31 Desember 2018 Pukul 16.00 WIT) dan fisik Balai
Wilayah Sungai Papua Barat mencapai 97,86 % (Status 31 Desember 2018 Pukul
16.00 WIT). Pencapaian Kinerja Balai Wilayah Sungai Papua Barat adalah sebagai
berikut :
Tabel V.1Pencapaian Kinerja Fisik dan Keuangan
95 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB V
5.2 PERMASALAHAN, KENDALA DAN HAMBATAN
Secara umum, pembangunan infrastuktur bidang Sumber Daya Air tahun 2018
mengalami kemajuan. Hal ini dapat dilihat bahwa waktu efektif pelaksanaan
pekerjaan dalam tahun 2018 hanya berlangsung 6 – 8 bulan tetapi progress
penyerapan keuangan dapat mencapai 49,19 %.
Namun masih ditemui permasalahan, kendala/hambatan selama penyelenggaraan
anggaran tahun 2018 yang meliputi aspek :
a. Administrasi dan manajemen
1. Keterlambatan dalam penetapan Surat Keputusan tentang
Penunjukan/Penempatan Pejabat Struktural dan Pejabat Fungsional
Tertentu/Umum di Lingkungan Balai Wilayah Sungai Papua Barat sehingga
menghambat proses pencairan.
2. Keterlambatan dalam proses buka blokir pada beberapa Satuan Kerja yang
diakibatkan karena persyaratan buka blokir belum dapat terpenuhi
sehinggapagublokirbeberapapakettersebutharusdikembalikan.
3. Keterlambatan dalam penyelesaian proses Ijin Lingkungan (AMDAL), Ijin
Penetapan Lokasi, IjinPrinsip, dan lainnya sehingga pelaksanaan konstruksi
menjadi terhambat.
4. Keterlambatan dalam proses penarikan termin sehingga capaian dalam
tiapTriwulan tidak sesuai dengan target.
5. Keterlambatan progress fisik yang mengakibatkan terlambatnya proses
pencairan.
b. Masalah social dan lingkungan
1. Adanya penolakan Pemerintah Daerah dan masyarakat terhadap
pembangunan dan ganti rugi tanah pada beberapa proyek embung, bending
dan jaringan irigasi sehingga menghambat pelaksanaan konstruksi.
2. Adanya kendala/hambatan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan
pembebasan lahan yang diakibatkan proses negosiasi dengan pemilik tanah
yang sangat a lot dan penetapan nilai ganti rugi lahan dan asset lainnya yang
memakan waktu cukup lama.
3. Adanya kendala dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan karena beberapa
warga yang tidak setuju lahannya dilalui untuk proses konstruksi di
beberapa lokasi yang mengakibatkan kontak fisik antara warga dengan
pekerja di lapangan.
c. MasalahTeknis
1. Keterlambatan pelaksanaan proses pelelangan paket-paket kegiatan
terutama paket-paket tahun tunggal (SYC).
2. Terdapat permasalahan desain di lapangan pada saat pelaksanaan konstruksi
yang mengakibatkan harus melakukan Revieuw Desain dan memerlukan izin
oleh PUSLITBANG, sehingga pelaksanaan konstruksi menjadi terlambat.
96 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB V
Untuk mengatasi permasalahan tersebut telah ditempuh berbagai upaya antara lain:
a. Upaya tindak lanjut padaTriwulan I :
1. Melakukan percepatan dalam penerbitan Surat Keputusan
Penunjukkan/Penempatan Pejabat Struktural dan Pejabat Fungsional
Tertentu/Umum di Lingkungan Balai Wilayah Sungai Papua Barat, sehingga
proses pencairan cepat dilaksanakan.
2. Percepatan persiapan pelaksanaan dan persiapan lelang sambal menunggu
penetapan pejabat inti Satker.
3. Penyiapan data dukung yang diperlukan dalam rangka pembukaan blokir
(Redines Criteria, RAB dll).
b. Upaya tindak lanjut padaTriwulan II :
1. Percepatan persiapan pelaksanaan lelang untuk beberapa paket yang
dibangun/ditingkatkan.
2. Percepatan proses pembebasan tanah yang bertujuan untuk membantu
pelaksanaan pembebasan tanah di wilayah yang mengalami masalah
pembebasan lahan.
3. Penyiapan data dukung yang diperlukan dalam rangka pembukaan blokir.
c. Upaya tindak lanjut padaTriwulan III :
1. Melakukan evaluasi atas keterlambatan pelaksanaan dan upaya tindak lanjut
yang harus dilakukan oleh Kepala Balai (Baru).
2. Melakukan percepatan pelaksanaan anggaran T.A 2018 dengan cara :
- Menambah personil di lapangan sesuai kompetensi dan kebutuhan.
- Melakukan penambahan waktu kerja (lembur).
- Menambah alat sesuai kebutuhan di lapangan.
3. Menyusun dan menyiapkan administrasi (teknik dan keuangan) untuk
percepatan penyerapan anggaran untuk pekerjaan tahun 2018.
d. Upaya tindak lanjut padaTriwulan IV :
1. Melakukan optimalisasi dana DIPA 2018 pada masing-masing Satker dengan
melakukan realokasi/revisi DIPA dan pemanfaatan sisa lelang.
2. Percepatan penyerapan anggaran terutama untuk paket-paket dengan
progress di bawah target.
3. Peningkatan koordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah (Gubernur dan
Bupati) dan instansi terkait lainnya dalam upaya mempercepat proses
penerbitan Surat Ijin Penetapan Lokasi, ijin prinsip, percepatan
penyelesaian pembebasan lahan dan lainnya.
97 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB V
5.3 LANGKAH – LANGKAH ANTISIPATIF PADA TAHUN MENDATANG
Memperhatikan kendala dan hambatan dalam penyelenggaraan pelaksanaan anggaran
tahun 2018 yang sering mengganggu laju progress kegiatan di lapangan, perlu
dilakukan langkah-langkah antisipatif untuk menanggulangi permasalahan,
kendala/hambatan yang mungkin akan kembali terjadi pada tahun mendatang. Dalam
hal ini perlu direkomendasikan untuk mempersiapkan langkah-langkah antisipatif
untuk mengurangi permasalahan, kendala dan hambatan dalam penyelenggaraan
pelaksanaan anggaran di tahun mendatang yang meliputi aspek-aspek administrasi
dan manajemen, sumber daya manusia, dan teknis, sebagai berikut :
a. Administrasi dan manajemen:
1. Mempercepat pembentukan struktur organisasi pada setiap awal tahun.
2. Melakukan perencanaan dan penganggaran rencana program dan kegiatan
lebih dini.
3. Mempersiapkan Rediness Criteria (FS, Desain, UKL-UPL/Amdal dll) sebelum
proses lelang.
4. Menyusun dan menyiapkan administrasi (teknis dan keuangan) untuk
percepatan penyerapan anggaran untuk pekerjaan tahun mendatang.
5. Penyampaian arahan-arahan dan bimbingan teknis perencana, pelaksanaan
dan pengendalian kepada masing-masing satuan kerja.
6. Mengeluarkan petunjuk teknis (jika diperlukan) lebih dini untuk kegiatan-
kegiatan yang memerlukannya, seperti : pelaksanaan Perbaikan Irigasi Kecil,
manual mutu, dan prosedur mutu untuk kegiatan Audit Mutu Internal pada
masing-masing Satker.
b. Sumber Daya Manusia:
1. Mempercepat penyusunan dan penempatan personil pada masing-masing
Satuan Kerja.
2. Mempercepat pembentukan POKJA Pengadaan Barang dan Jasa.
3. Pengadaan pelatihan-pelatihan untuk peningkatan kapasitas dalam
perencanaa, pelaksanaan, pengawasan/pengendalian kegiatan-kegiatan yang
akan dikerjakan.
4. Diakomodirnya keperluan penambahan tenaga pengawas teknik yang masih
belum memadai di lingkup BWS Papua Barat
98 | P a g e
LAKIP BWS PAPUA BARAT|BAB V
c. Teknis:
1. Penyiapan dokumen-dokumen perencanaan teknis (Feasibility Studi, DED,
Amdal/UKL-UPL, LARAP,RPB) lebih awal.
2. Melaksanakan pelelangan dini (seperti yang sudah dilakukan sejak Oktober
2016) untuk paket-paket kegiatan tahun 2017.
3. Peningkatan koordinasi dengan stakeholders (Pemerintah Daerah setempat,
BPN, BLHD, masyarakat calon penerima manfaat, dan instansi terkait
lainnya) untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah-masalah sosial, seperti:
penolakan masyarakat, pembebasahan lahan, rencana tata ruang wilayah dan
lain sebagainya.
4. Pemantauan, pengawasan, dan pengendalian pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan secara ketat dan rutin, baik langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung dilakukan oleh para pengawas (Direksi) pekerjaan dan
dibantu oleh konsultan supervisi, sedangkan secara tidak langsung dilakukan
melalui monitoring progress melalui system e-monitoring online.
5. Meningkatkan Kinerja Satuan Tugas (Satgas) Monitoring, Evaluasi dan
Koordinasi Percepatan Pengadaan Tanah Infrastruktur Sumber Daya Air
dalam upaya memonitor status dan progress pembebasan lahan kepada
Pimpinan dan melakukan koordinasi antar Kementerian/Lembaga untuk
penyelesaian proses pembebasan tanah untuk pembangunan infrastruktur
sumber daya air.
1. REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I.
WARIORI 3.450 HA (JARINGAN PRIMER)
DI KAB. MANOKWARI
2. REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I.
AIMASI DI KAB. MANOKWARI
Pembagunan Air Baku Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) Sorong
Bangunan Penampung Air Tanah untuk
Kekeringan di Kabupaten dan Kota Sorong
Jaringan Irigasi Mariyat Kabupaten Sorong
Jaringan Irigasi Oransbari Kabupaten
Manokwari
Embung Marsi Sisir
Kabupaten Kaimana
Rehabilitasi Jaringan Air Baku
Kabupaten Bintuni