Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-1
2.1 WILAYAH ADMINISTRASI
Banyuwangi adalah “The Sun Rise of Java”, karena lokasinya yang berada di paling
ujung timur pulau Jawa. Banyuwangi memiliki tiga obyek wisata internasional karena
daya tariknya yang cukup eksotis, yaitu Pantai Plengkung, Kawah Ijen dan Pantai
Sukamade, yang terkenal dengan Diamond Triangle.
Berdasarkan garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten Banyuwangi terletak
diantara 7 43’ - 8 46’ Lintang Selatan dan 113 53’ - 114 38’ Bujur Timur.Kabupaten
Banyuwangi terletak di ujung timur pulau jawa atau di ujung timur Provinsi Jawa Timur,
berbatasan langsung dengan Selat Bali.
Luas Wilayah Kabupaten Banyuwangi adalah 5.782,50 km2, yang merupakan
daerah kawasan hutan sekitar 31,72%, persawahan sekitar 11,44%, perkebunan sekitar
14,21%, permukiman sekitar 22,04%. Adapun sisanya sekitar 20,63 % dipergunakan
untuk berbagai manfaat fasilitas umum dan fasilitas sosial seperti jalan, ruang terbuka
hijau, ladang, tambak dan lain-lainnya.
Selain penggunaan luas daerah yang demikian itu, Kabupaten Banyuwangi
memiliki panjang garis pantai sekitar 175,8 km, serta serta pulau-pulau kecil sebanyak 10
buah. Seluruh wilayah tersebut telah memberikan manfaat besar bagi kemajuan
ekonomi.
Kabupaten Banyuwangi memiliki batas-batas administratif sebagai berikut :
Sebelah utara : Kabupaten Situbondo
Sebelah timur : Selat Bali
Sebelah selatan : Samudera Indonesia
Sebelah barat : Kab. Jember dan Bondowoso
Kabupaten Banyuwangi terbagi dalam 24 kecamatan dengan 217 desa/kelurahan,
serta meliputi 736 dusun, RW sebanyak 2.775 dan terdapat 10.177 RT, sebagaimana
dapat dilihat pada Gambar 2.1, Tabel 2.1; dan Tabel 2.2.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-2
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Banyuwangi
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-3
Tabel 2.1 Wilayah Administrasi Kab. Banyuwangi
No Kecamatan Desa/
Kelurahan Dusun/
Lingkungan RW RT
Luas Kecamatan
(km2)
% Luas
1 Pesanggaran 5 / - 15 / - 64 282 802,50 13,9
2 Siliragung 5 / - 17 / - 50 242 95,15 1,6
3 Bangorejo 7 / - 22 / - 96 381 137,43 2,4
4 Purwoharjo 8 / - 29 / - 105 522 200,30 3,5
5 Tegaldlimo 9 / - 26 / - 58 400 1.341,12 23,2
6 Muncar 10 / - 28 / - 195 670 146,07 2,5
7 Cluring 9 / - 33 / - 153 532 97,44 1,7
8 Gambiran 6 / - 25 / - 90 394 66,77 1,2
9 Tegalsari 6 / - 17 / - 64 317 65,23 1,1
10 Glenmore 7 / - 38 / - 152 469 421,98 7,3
11 Kalibaru 6 / - 23 / - 108 408 406,76 7,0
12 Genteng 5 / - 28 / - 132 552 82,34 1,4
13 Srono 10 / - 40 / - 154 571 100,77 1,7
14 Rogojampi 18 / - 77 / - 251 755 102,33 1,8
15 Kabat 16 / - 60 / - 213 523 107,48 1,9
16 Singojuruh 11 / - 52 / - 129 363 59,89 1,0
17 Sempu 7 / - 33 / - 130 548 174,83 3,0
18 Songgon 9 / - 49 / - 118 391 301,84 5,2
19 Glagah 8 / 2 25 / 9 84 307 76,75 1,3
20 Licin 8 / - 37 / - 83 267 169,25 2,9
21 Banyuwangi - / 18 - / 45 150 524 30,13 0,5
22 Giri 2 / 4 13 / 12 23 71 21,31 0,4
23 Kalipuro 5 / 4 19 / 14 70 203 310,03 5,4
24 Wongsorejo 12 / - 30 / - 103 485 464,80 8,0
Jumlah 189/28 736/80 2.775 10.177 5.782,50 100
Sumber : Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Banyuwangi dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-4
Tabel 2.2 Jarak (Km) Terdekat Antar Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi
No. Kecamatan
Pesanggara
n
Siliragung
Bangore
jo
Purw
oharj
o
Tegald
lim
o
M u
n c
a r
C l u
r i n
g
Gam
biran
Tegals
ari
Gle
nm
ore
Kalibari
G e
n t
e n
g
S r
o n
o
Rogoja
mpi
K a
b a
t
Sin
goju
ruh
S e
m p
u
S o
n g
g o
n
G l a
g a
h
L i c
i n
Banyuw
angi
G i r
i
Kalipuro
Wongsore
jo
1. Pesanggaran 7 18 24 44 58 32 31 37 40 50 37 39 44 49 60 47 61 65 73 60 65 68 94
2. Siliragung 7 11 17 37 51 25 24 30 33 43 30 32 37 42 53 40 54 58 66 53 58 61 87
3. Bangorejo 18 11 6 26 40 14 13 19 22 32 19 21 26 31 42 29 43 47 55 42 47 50 76
4. Purwoharjo 24 17 6 20 35 9 16 22 33 59 21 12 21 31 42 29 42 43 51 41 43 47 53
5. Tegaldlimo 44 37 26 20 15 31 41 47 63 78 48 35 47 52 61 53 65 67 75 61 64 69 91
6. M u n c a r 58 51 40 34 15 15 25 31 45 50 30 7 17 22 27 42 36 32 45 32 35 39 69
7. C l u r i n g 32 25 14 85 31 15 5 11 32 37 17 7 18 23 33 27 36 37 45 32 35 39 69
8. Gambiran 31 24 13 16 41 25 5 6 25 30 10 11 21 25 25 20 41 40 48 40 43 42 77
9. Tegalsari 37 30 19 22 47 31 11 6 31 36 16 17 27 31 31 26 47 46 54 46 49 53 83
10. Glenmore 40 33 22 33 63 45 32 25 31 5 15 38 48 53 35 25 72 70 78 65 68 72 102
11. Kalibari 50 43 32 59 78 20 37 30 36 5 20 44 54 59 40 30 73 75 83 70 73 77 107
12. G e n t e n g 37 30 19 21 48 30 17 10 16 15 20 24 34 39 15 10 53 54 62 50 53 57 87
13. S r o n o 39 32 21 12 35 7 7 11 17 36 41 22 10 15 25 32 29 29 37 24 27 41 71
14. Rogojampi 44 37 26 21 47 17 18 21 27 39 44 24 10 5 15 25 19 20 28 15 18 22 52
15. K a b a t 49 42 31 31 52 22 23 25 31 53 59 39 15 5 20 30 24 19 27 10 13 17 40
16. Singojuruh 60 53 42 42 61 27 33 25 31 35 30 25 25 15 20 10 10 35 43 30 33 37 60
17. S e m p u 47 40 29 29 53 42 27 20 26 15 30 10 32 25 30 10 20 45 53 40 43 47 70
18. S o n g g o n 61 54 43 42 55 36 36 41 47 72 73 53 29 19 24 10 20 39 47 34 37 41 69
19. G l a g a h 65 58 47 43 67 37 37 40 46 70 75 54 29 20 19 35 45 39 8 5 4 8 35
20. L i c i n 73 66 55 51 75 45 45 48 54 78 83 62 37 28 27 43 53 47 8 13 12 16 43
21. Banyuwangi 60 53 42 41 61 32 32 40 46 65 70 50 24 15 10 30 40 34 5 13 3 7 30
22. G i r i 65 58 47 43 64 35 35 43 49 68 73 53 27 18 13 33 43 37 5 12 3 4 33
23. Kalipuro 68 61 50 47 69 39 39 47 53 72 77 57 41 22 17 37 47 41 4 16 7 4 35
24. Wongsorejo 94 87 76 53 91 69 69 77 83 102 107 87 71 52 47 60 70 69 64 43 30 33 35
Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2016
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-5
2.2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN BANYUWANGI
Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang
mempunyai luas daerah terbesar, dengan keragaman janis lahan dan iklim,
mempunyai potensi sumber daya lahan yang cukup besar sehingga dengan adanya
ketersediaan luas daerah yang begitu besar tersebut, kesempatan untuk dijadikan
sebagai lahan pertanian akan mempunyai peluang besar. Banyuwangi menjadi salah
satu lumbung pangan di Provinsi Jawa Timur. Adapun luas wilayah Kabupaten
Banyuwangi sekitar 5.782,50 km² dimana luas area persawahan adalah sebesar
66.152 Ha atau 11,44%. Potensi produksi pangan terutama dapat di lihat dari
cukup besarnya jumlah lahan sawah produktif yang subur.
Banyuwangi juga merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur, dimana
wilayah ini memiliki potensi yang sangat bagus dalam bidang kepariwisataan. Sebab
Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu daerah tujuan wisata favorit di Jawa
Timur, karena letak geografisnya yang bersebelahan dengan Pulau Bali, memiliki
sumber daya alam yang sangat indah serta seni budaya serta adat istiadat yang khas,
beragam dan terpelihara dengan baik. Sehingga pariwisata menjadi salah satu faktor
penunjang pembangunan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi. Dalam
mengembangkan potensi pariwisata di Kabupaten Banyuwangi dilakukan melalui
konsep “ecotourism” serta Diamond Triangle dalam konsep Wilayah Pengembangan
Pariwisata (WPP).
Konsep “ecotourism”, yaitu konsep pembangunan pariwisata yang dilakukan
dengan mengoptimalkan dan sekaligus melestarikan potensi alam dan budaya khas
Banyuwangi secara berkelanjutan, pengembangan pariwisata menggunakan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
a. Melindungi lingkungan yang dimanfaatkan;
b. Mengikutsertakan masyarakat secara aktif dalam kegiatan pariwisata;
c. Menyajikan produk bermuatan pembelajaran, pendidikan dan rekreasi dari
nilai-nilai karakteristik (alam dan budaya setempat);
d. Memberikan sumbangan positif terhadap pembangunan ekonomi daerah;
e. Menekan sejauh mungkin dampak negatif yang ditimbulkan dari rangkaian
kegiatan pariwisata.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-6
Salah satu program pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh di wilayah
Kabupaten Banyuwangi adalah adanya pemetaan wilayah pengembangan pariwisata.
Diamond Triangel dalam Konsep Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) terbagi
menjadi tiga, diantaranya:
a. Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) I
Merupakan wilayah dengan jenis objek wisata dominan kawasan hutan dan
pemandangan alam, sehingga sesuai untuk kegiatan wisata “adventure”
(petualangan) dan menikmati pemandangan alam, yaitu Kawah Ijen berada di
Kecamatan Licin 45 km dari Kota Banyuwangi yang merupakan kawah danau
terbesar di Pulau Jawa dengan kawah belerang berada dalam sulfatara di
kedalaman sekitar 200 meter dan mengandung kira-kira 36 juta kubik air asam
beruap. Kawah ijen didukung ekowisata hinterland meliputi Desa Wisata
Kemiren, Perkebunan Kaliklatak, Perkebunan Selogiri dan Perkebunan
Kalibendo.
b. Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) II
Merupakan wilayah dengan jenis objek wisata yang sebagian besar berada di
sekitar perairan pantai dan mempunyai aksesibilitas rendah, yaitu Pantai
Plengkung terletak di pantai selatan Banyuwangi dan berada di wilayah
Kecamatan Tegaldlimo dengan jarak dari Banyuwangi sekitar 86 km. Pantai
Plengkung sebagai pantai terbaik untuk surfing dan biasa disebut G-Land. Bulan
Mei-Oktober adalah bulan terbaik untuk surfing. Pantai Plengkung didukung
ekowisata hinterland meliputi G-Land (Grajagan Land), Alas Purwo (Goa
Istana), Padang Savana Sadengan dan Pantai Mangrove Bedul.
c. Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) III
Merupakan wilayah dengan objek wisata yang sebagian besar mempunyai
keunikan sumber daya alam yaitu Pantai Sukamade yang berada di wilayah
Kecamatan Pesanggaran berjarak sekitar 97 km ke arah barat daya
Banyuwangi. Pantai Sukamade merupakan hutan lindung di Jawa Timur yang
terkenal dengan penangkaran penyu, dimana penyu betina yang biasa
bertelur hingga ratusan butir diletakkan di dalam pasir pantai.Bulan
November hingga Maret adalah musim penyu bertelur. Pantai Sukamade
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-7
didukung ekowisata hinterland meliputi Pantai Rajegwesi, Teluk Hijau, Pantai
Pancer dan Pulau Merah serta Taman Nasional Meru Betiri.
2.3. DEMOGRAFI DAN URBANISASI
2.3.1 JUMLAH PENDUDUK DAN KK KESELURUHAN
Dengan mengetahui aspek penduduk yang terdiri dari jumlah penduduk,
kepadatan dan pertumbuhan penduduk, maka prakiraan jumlah dan pertumbuhan
penduduk, prakiraan kebutuhan fasilitas dan utilitas penduduk dapat diketahui. Sumber
utama data kependudukan adalah Sensus Penduduk yang dilaksanakan terakhir pada
tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi tahun 2016 sebesar 1.599.811
jiwa (dari hasil proyeksi Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi).
Kepadatan penduduk Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2016 sebesar 71
jiwa/Ha area terbangun. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Kabat (142
jiwa/Ha) dan kepadatan terendah berada di Kecamatan Bangorejo (28 jiwa/Ha). Untuk
lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk dan KK Menurut Kecamatan di Kab. Banyuwangi, 2016
NO Kecamatan Penduduk Kepadatan Penduduk (orang/Ha terbangun) Jiwa KK
1 PESANGGARAN 49,422 14,976 29
2 SILIRAGUNG 45,125 13,674 31
3 BANGOREJO 60,405 18,305 28
4 PURWOHARJO 65,800 19,939 39
5 TEGALDLIMO 62,223 18,855 34
6 MUNCAR 133,187 40,360 75
7 CLURING 71,397 21,635 51
8 GAMBIRAN 59,898 18,151 45
9 TEGALSARI 47,304 14,335 38
10 GLENMORE 70,894 21,483 58
11 KALIBARU 63,280 19,176 75
12 GENTENG 85,149 25,803 58
13 SRONO 89,069 26,991 57
14 ROGOJAMPI 94,537 28,648 108
15 KABAT 69,393 21,028 142
16 SINGOJURUH 45,607 13,820 122
17 SEMPU 72,323 21,916 42
18 SONGGON 50,509 15,306 68
19 GLAGAH 35,063 10,625 102
20 LICIN 28,764 8,716 96
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-8
NO Kecamatan Penduduk Kepadatan Penduduk (orang/Ha terbangun) Jiwa KK
21 BANYUWANGI 108,617 32,914 135
22 GIRI 29,617 8,975 132
23 KALIPURO 84,320 25,552 90
24 WONGSOREJO 77,908 23,608 58
TOTAL 1,599,811 484,791
Sumber: Data & Proyeksi BPS 2016
2.3.2 JUMLAH PENDUDUK MISKIN DAN PERSEBARAN PENDUDUK
Kemiskinan untuk beberapa daerah dan lingkup pemerintah menjadi sebuah
hal yang memiliki pandangan negatif dalam pencapaian pembangunan suatu daerah.
Kemiskinan menjadi beban sekaligus tanggung jawab yang harus diemban oleh
segenap pemerintah daerah di Indonesia beserta semua aspek yang
mempengaruhinya. Persoalan kemiskinan merupakan fenomen global, karenanya
diperlukan peran dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah
maupun masyarakat untuk menangani masalah kemiskinan. Terlebih dalam
memberikan masukkan (input) dan melakukan perencanaan strategis (strategic
planning) terkait dengan kebijakan pemerintah. Kondisi Kemiskinan di Kabupaten
Banyuwangi memiliki tren penurunan tingkat kemiskinan yang baik disetiap
tahunnya. Seperti tersaji dalam gambar 2.2.
Pada gambar 2.2 terlihat bahwa ditahun 2011 tingkat kemiskinan yang ada
di Kabupaten Banyuwangi sebesar 10,48%. Kemudian di tahun 2012 angka kemiskinan
di Kabupaten Banyuwangi berada pada angka 9,93% dari total penduduk. Ditahun
2013 kembali turun positif dari angka 9,57% dan kembali turun menjadi 9,29%
ditahun 2014 dan diperkirakan capaian tahun 2015 akan kembali turun pada kisaran
angka 9.12%. Hal ini merupakan hal yang positif, mengingat aspek penentu angka
kemiskinan sangatlah kompleks diantaranya adalah kondisi sandang, pangan dan
papan penduduk. Tingkat pendidikan dan derajat kesehatan.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-9
Sumber: RPJMD 2015
Gambar 2.2 Tingkat Kemiskinan Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2015
2.3.3 PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK LIMA TAHUN KE DEPAN
Dengan mengetahui aspek penduduk yang terdiri dari jumlah penduduk,
kepadatan dan pertumbuhan penduduk, maka prakiraan jumlah dan pertumbuhan
penduduk, prakiraan kebutuhan fasilitas dan utilitas penduduk dapat diketahui. Sumber
utama data kependudukan adalah Sensus Penduduk yang dilaksanakan terakhir pada
tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi tahun 2016 sebesar 1.599.811
jiwa (dari hasil proyeksi Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi).
Kepadatan penduduk Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2016 sebesar 71
jiwa/Ha area terbangun. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Kabat (142
jiwa/Ha) dan kepadatan terendah berada di Kecamatan Bangorejo (28 jiwa/Ha).
Data kependudukan selengkapnya untuk saat ini dan proyeksinya 5 tahun ke
depan, dapat dilihat pada Tabel 2.4 – Tabel. 2.5 berikut ini.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-10
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk dan KK Saat Ini dan Proyeksinya untuk 5 tahun
NO Kecamatan Proyeksi Jumlah Penduduk
2016 2017 2018 2019 2020 2021 1 PESANGGARAN 49,422 49,541 49,610 49,779 49,897 50,016
2 SILIRAGUNG 45,125 45,234 45,344 45,453 45,562 45,672
3 BANGOREJO 60,405 60,546 60,686 60,827 60,968 61,108
4 PURWOHARJO 65,800 65,921 66,043 66,164 66,285 66,407
5 TEGALDLIMO 62,223 62,379 62,535 62,692 62,848 63,004
6 MUNCAR 133,187 133,849 134,511 135,173 135,835 136,497
7 CLURING 71,397 71,601 71,804 72,008 72,211 72,415
8 GAMBIRAN 59,898 60,125 60,353 60,580 60,807 61,035
9 TEGALSARI 47,304 47,484 47,663 47,843 48,023 48,202
10 GLENMORE 70,894 71,116 71,338 71,560 71,782 72,004
11 KALIBARU 63,280 63,613 63,946 64,280 64,613 64,946
12 GENTENG 85,149 85,459 85,769 86,079 86,389 86,699
13 SRONO 89,069 89,353 89,636 89,920 90,204 90,487
14 ROGOJAMPI 94,537 94,878 95,219 95,561 95,902 96,243
15 KABAT 69,393 69,754 70,114 70,475 70,836 71,196
16 SINGOJURUH 45,607 45,658 45,709 45,760 45,811 45,862
17 SEMPU 72,323 72,479 72,635 72,792 72,948 73,104
18 SONGGON 50,509 50,535 50,561 50,588 50,614 50,640
19 GLAGAH 35,063 35,234 35,405 35,576 35,746 35,917
20 LICIN 28,764 28,905 29,045 29,186 29,326 29,467
21 BANYUWANGI 108,617 109,019 109,421 109,823 110,225 110,627
22 GIRI 29,617 29,795 29,973 30,151 30,329 30,507
23 KALIPURO 84,320 85,638 86,955 88,273 89,591 90,908
24 WONGSOREJO 77,908 78,484 79,060 79,636 80,211 80,787 TOTAL 1,599,811 1,606,598 1,613,337 1,620,175 1,626,962 1,633,749
Sumber: Data & Proyeksi BPS 2016
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-11
Tabel 2.5 Tingkat Pertumbuhan Penduduk & Kepadatan Saat Ini dan Proyeksinya untuk 5 tahun
Sumber: Data & Proyeksi BPS 2016
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 010 PESANGGARAN 0,17 0,24 0,24 0,24 0,24 0,24 29 29 29 29 30 30
2 011 SILIRAGUNG 0,17 0,24 0,24 0,24 0,24 0,24 31 31 31 31 31 32
3 020 BANGOREJO 0,16 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 28 28 28 28 28 28
4 030 PURWOHARJO 0,11 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 39 39 39 39 39 39
5 040 TEGALDLIMO 0,18 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 34 34 34 34 35 35
6 050 MUNCAR 0,44 0,50 0,49 0,49 0,49 0,49 75 76 76 77 77 77
7 060 CLURING 0,21 0,29 0,28 0,28 0,28 0,28 51 51 52 52 52 52
8 070 GAMBIRAN 0,31 0,38 0,38 0,38 0,38 0,37 45 46 46 46 46 46
9 071 TEGALSARI 0,31 0,38 0,38 0,38 0,38 0,37 38 38 38 38 38 38
10 080 GLENMORE 0,24 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 58 58 58 58 58 58
11 090 KALIBARU 0,46 0,53 0,52 0,52 0,52 0,52 75 75 76 76 77 77
12 100 GENTENG 0,29 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 58 58 59 59 59 59
13 110 SRONO 0,25 0,32 0,32 0,32 0,32 0,31 57 57 57 57 58 58
14 120 ROGOJAMPI 0,29 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 108 109 109 110 110 110
15 130 KABAT 0,45 0,52 0,52 0,51 0,51 0,51 142 143 143 144 145 146
16 140 SINGOJURUH 0,04 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 122 122 122 122 122 122
17 150 SEMPU 0,14 0,22 0,22 0,22 0,21 0,21 42 42 42 42 42 42
18 160 SONGGON 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 68 68 68 68 68 68
19 170 GLAGAH 0,43 0,49 0,48 0,48 0,48 0,48 102 102 103 103 104 104
20 171 LICIN 0,42 0,49 0,49 0,48 0,48 0,48 96 96 97 97 98 98
21 180 BANYUWANGI 0,30 0,37 0,37 0,37 0,37 0,36 135 135 136 136 137 137
22 190 GIRI 0,54 0,60 0,60 0,59 0,59 0,59 132 133 134 135 135 136
23 200 KALIPURO 1,58 1,56 1,54 1,52 1,49 1,47 90 91 93 94 95 97
24 210 WONGSOREJO 0,68 0,74 0,73 0,73 0,72 0,72 58 58 59 59 60 60
No
Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (orang/Ha luas terbangun)Tahun Tahun
Kode
Wila
yah
Nama
Kecamatan
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-12
2.3.4 JUMLAH PENDUDUK PERKOTAAN DAN PROYEKSI URBANISASI
Peduduk Kabupaten Banyuwangi dibagi menjadi penduduk wilayah perkotaan
dan wilayah pedesaan. Data penduduk selengkapnya dapat dilihat di tabel berikut :
Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Wilayah Perkotaan dan Pedesaan Kab. Banyuwangi 2016
NO Kecamatan
Jumlah Penduduk
Wilayah Perkotaan Wilayah Pedesaan Jiwa KK Jiwa KK
1 PESANGGARAN 20,068 6,081 29,354 8,895
2 SILIRAGUNG 16,186 4,905 28,939 8,769
3 BANGOREJO 14,349 4,348 46,056 13,956
4 PURWOHARJO 36,827 11,160 28,973 8,780
5 TEGALDLIMO 19,089 5,785 43,134 13,071
6 MUNCAR 106,596 32,302 26,591 8,058
7 CLURING 29,861 9,049 41,536 12,587
8 GAMBIRAN 36,559 11,078 23,339 7,072
9 TEGALSARI 24,296 7,362 23,008 6,972
10 GLENMORE 62,922 19,067 7,972 2,416
11 KALIBARU 35,056 10,623 28,224 8,553
12 GENTENG 53,710 16,276 31,439 9,527
13 SRONO 27,422 8,310 61,647 18,681
14 ROGOJAMPI 57,381 17,388 37,156 11,259
15 KABAT 22,243 6,740 47,150 14,288
16 SINGOJURUH 16,940 5,133 28,667 8,687
17 SEMPU 34,698 10,515 37,625 11,402
18 SONGGON 7,827 2,372 42,682 12,934
19 GLAGAH 13,706 4,153 21,357 6,472
20 LICIN 3,934 1,192 24,830 7,524
21 BANYUWANGI 108,617 32,914 0 0
22 GIRI 21,432 6,495 8,185 2,480
23 KALIPURO 56,605 17,153 27,715 8,398
24 WONGSOREJO 18,800 5,697 59,108 17,912 TOTAL 845,124 256,098 754,687 228,693
2.4. ISU STRATEGIS SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN
2.4.1 DATA PERKEMBANGAN PDRB DAN POTENSI EKONOMI
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator
penting untuk mengetahui perkembangan perekonomian di suatu daerah dalam
suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung menggunakan harga pada periode saat ini, sedang PDRB atas
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-13
dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang
dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun
dasar.
Selama kurun waktu 4 tahun terakhir yakni mulai tahun 2011-2014 besaran
PDRB ADHB menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. PDRB ADHK Kabupaten
Banyuwangi pada tahun 2011-2014, berturut-turut pada besaran yang relatif stabil.
Tabel 2.7 PDRB ABHB dan ADHK Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 – 2014
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan peningkatan produk domestik regional
bruto (PDRB) daerah. Di akhir 2011 PDRB ADHB Banyuwangi Rp 36,95 triliun,
jumlah itu terus meningkat Rp 42,11 triliun pada akhir 2012, meningkat Rp 47,24
triliun pada akhir 2013 dan naik lagi menjadi Rp 53,37 triliun di akhir 2014.
Sedangkan capaian PDRB ADHK di akhir 2011 sebesar Rp 34,72 triliun, meningkat Rp
37,24 triliun di akhir tahun 2012, meningkat Rp 39,65 triliun di akhir 2013 dan naik
lagi menjadi 41,99 di akhir 2014. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan
nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada periode saat
ini, sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan
jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun
tertentu sebagai tahun dasar.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-14
2.4.2 DATA PENDAPATAN PERKAPITA DAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN
PDRB perkapita merupakan gambaran dan rata-rata pendapatan yang
diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah/daerah. Capaian
indikator PDRB per kapita Kabupaten Banyuwangi mengalami peningkatan setiap
tahunnya, tahun 2011 sebesar Rp 23,58 juta, tahun 2012 sebesar Rp 26,74 juta,
tahun 2013 meningkat menjadi Rp 29,85 juta dan tahun 2014 meningkat menjadi Rp
33,61 juta. Lonjakan tajam PDRB per kapita Kabupaten Banyuwangi dalam kurun waktu
empat tahun terakhir dipengaruhi oleh sektor pariwisata dan menjaring investor
untuk berinvestasi di kabupaten terluas di Jawa Timur.
Gambar 2.3 PDRB Perkapita Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 - 2014
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Banyuwangi terus mengalami penurunan
muulai tahun 2011 hingga 2015. Angka perkiraan proporsi kemiskinan di Kabupaten
Banyuwangi pada tahun 2015 adalah 9.12% dari jumlah seluruh penduduk Banyuwangi
atau 145.903 jiwa. Hal ini merupakan hal yang positif, mengingat aspek penentu
angka kemiskinan sangatlah kompleks diantaranya adalah kondisi sandang, pangan
dan papan penduduk. Tingkat pendidikan dan derajat kesehatan.
Kabupaten Banyuwangi menggunakan strategi penanggulangan kemiskinan
berbasis keluarga (Family Based-Policy), rumah tangga miskin, Strategi ini bertujuan
meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin menurut individu (sebagai anggota
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-15
keluarga dalam rumah tangga miskin) Penanggulangan Kemiskinan berbasis
Komunitas. Strategi ini bertujuan membiasakan para rumah tangga miskin untk
berkelompok, belajar mengelola kegiatan secara bersama, memupuk rasa solidaritas
sosial dan meningkatkan peran aktif kelompok rumah tangga miskin dalam satu
satuan wilayah terkecil seperti Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) untuk
berperan dalam meningkatkan akses bagi anggota masyarakat miskin kepada
pelayanan sosial maupun sarana prasarana sosial dasar. Penanggulangan kemiskinan
berbasis individu terpilih sebagai pemicu pencapaian peningkatan pendapatan bagi
kelompok rumah tangga miskin produktif. Strategi ini ditujukan untuk memberikan
kesempatan pada kelompok-kelompok rumah tangga miskin yang ada di antara para
anggotanya yang produktif dan mempunyai usaha mikro dan kecil. Sehingga mereka
dapat meningkatkan akses mereka kepada permodalan, teknologi dan pasar, sehingga
peningkatan pendapatan dapat lebih besar lagi. Strategi ini menyediakan bantuan
modal atau kredit mikro kepada kelompok rumah tangga miskin yang berada dalam
satu satuan wilayah terkecil seperti RT atau RW. Selain itu implementasi pembangunan
sistem perlindungan sosial bagi penduduk miskin dan rentan miskin, peningkatan
akses pelayanan dasar, pemberdayaan kelompok miskin, pembangunan inklusif,
penguatan kelembagaan dan reorientasi kebijakan, menjadi pilar utama strategi
pengentasan kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi. Adapun hasil dari berbagai
inovasi program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial tersebut,
Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan penghargaan 'Pro-Poor Award' untuk
Kabupaten Banyuwangi dibidang Pemberdayaan Usaha Kecil Mikro (UKM) pada tahun
2012 dan Perlindungan dan bantuan sosial tahun 2014
2.4.3 DATA KONDISI LINGKUNGAN STRATEGIS
A. GAMBARAN TOPOGRAFI
Kabupaten Banyuwangi terletak di ketinggian 0–2.500 meter di atas permukaan
laut. Berdasarkan klasifikasi Wilayah Tanah Usaha (WTU) seperti terlihat pada Tabel 2.8.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-16
Tabel 2.8.Luas Wilayah Kecamatan Menurut Kemiringan (Ha)
No Kecamatan Kelerengan/Slope
Total 0-2% 2-15 % 15-40% >40%
1 Pesanggaran 15,857.53 10,740.73 25,129.79 126.19 51,854.24
2 Siliragung 22.74 6,928.56 1,683.05 374.47 9,008.82
3 Bangorejo 9,021.07 2,917.97 942.64 54.90 12,936.58
4 Purwoharjo 10,156.90 1,650.33 157.11
11,964.34
5 Tegaldlimo 21,693.84 30,882.22 3,288.04 295.45 56,159.55
6 Muncar 8,095.10 - -
8,095.10
7 Cluring 6,523.70 - -
6,523.70
8 Gambiran 3,400.34 11.52 -
3,411.86
9 Tegalsari 6,155.14 20.85 -
6,175.99
10 Glenmore 6,733.84 16,957.90 7,945.87 293.75 31,931.36
11 Kalibaru 2,370.26 10,562.53 5,683.51 12.34 18,628.64
12 Genteng 3,883.51 1,264.28 -
5,147.79
13 Srono 6,803.23 180.56 -
6,983.79
14 Rogojampi 7,023.85 313.36 -
7,337.21
15 Kabat 3,629.41 4,291.90 1.45
7,922.76
16 Singojuruh 3,131.87 1,013.07 -
4,144.94
17 Sempu 2,533.81 6,549.96 322.57
9,406.34
18 Songgon 1,199.10 11,491.47 6,157.53 778.90 19,627.00
19 Glagah 18.34 5,588.73 1,357.58 302.05 7,266.70
20 Licin 4,900.49 3,319.23 7,765.92 39.00 16,024.64
21 Banyuwangi 2,051.65 482.09 -
2,533.74
22 Giri 1.97 1,612.21 -
1,614.18
23 Kalipuro 1,135.23 15,195.55 2,945.86 511.36 19,788.00
24 Wongsorejo 5,538.85 17,618.16 10,203.27 704.67 34,064.95
Jumlah/Total 131,881.77 149,593.18 73,584.19 3,493.08 358,552.22
Prosentase 36.78% 41.72% 20.52% 0.97%
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Banyuwangi
Tingkat kedalaman efektif tanah di Kabupaten Banyuwangi bervariatif antara
kedalaman kurang dari 30 cm sampai dengan lebih dari 90 cm adalah adalah sebagai
berikut :
1. Kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm tersebar di sebagian besar wilayah
Kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi yaitu seluas 277.592 Ha atau 80,29
%. Kecamatan yang paling luas memiliki kedalaman efektif tanah ini adalah
Kecamatan Pesanggaran dengan luas areal 55.579 Ha.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-17
2. Kedalaman efektif tanah antara 60 - 90 cm meliputi wilayah seluas 23.248 Ha atau
6,75 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuwangi. Pada daerah ini tanahnya cukup
baik untuk tanaman semusim, tanaman keras atau tanaman tahunanKecamatan
yang memiliki paling luas memiliki kedalaman efektif tanah ini adalah Kecamatan
Pesanggaran dengan luas areal 55.579 Ha.
3. Kedalaman efektif tanah antara 30 - 60 cm meliputi wilayah seluas 44.376 Ha atau
12,84 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuwangi. Pada daerah ini tanahnya cukup
baik untuk tanaman semusim berakar dangkal. Kecamatan yang memiliki paling luas
memiliki kedalaman efektif tanah ini adalah Kecamatan Tegaldlimo dengan luas areal
38.348 Ha.
4. Kedalaman efektif tanah antara kurang 30 cm meliputi wilayah seluas 416 Ha atau
0,12 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuwangi. Pada daerah ini tanahnya cukup
baik untuk tanaman semusim dan berakar dangkal. Kecamatan yang memiliki paling
luas memiliki kedalaman efektif tanah ini adalah Kecamatan Pesanggaran dengan
luas areal 224 Ha.
B. GAMBARAN GEOHIDROLOGI
Beberapa sungai besar maupun kecil yang melintas Kabupaten Banyuwangi
mulai bagian utara ke selatan sehingga merupakan daerah yang cocok pertanian lahan
basah, yaitu meliputi :
1. Sungai Bajulmati (20 km), melewati Kecamatan Wongsorejo.
2. Sungai Selogiri (6,173 km), melewati Kecamatan Kalipuro.
3. Sungai Ketapang (10,26 km), melewati Kecamatan Kalipuro.
4. Sungai Sukowidi (15,826 km), melewati Kecamatan Kalipuro.
5. Sungai Bendo (15,826 km), melewati Kecamatan Glagah.
6. Sungai Sobo (13,818 km), melewati Kecamatan Banyuwangi dan Glagah.
7. Sungai Pakis (7,043 km), melewati Kecamatan Banyuwangi.
8. Sungai Tambong (24,347 km), melewati Kecamatan Glagah dan Kabat.
9. Sungai Binau (21,279 km), melewati Kecamatan Rogojampi.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-18
10. Sungai Bomo (7,417 km), melewati Kecamatan Rogojampi. Sungai ini merupakan
perbatasan antara Kecamatan Rogojampi dengan Kecamatan Srono dan Muncar.
11. Sungai Setail (73,35 km), melewati Kecamatan Gambiran, Purwoharjo dan Muncar.
12. Sungai Porolinggo (30,70 km)melewati Kecamatan Genteng.
13. Sungai Kalibarumanis (18 km), melewati Kecamatan Kalibaru dan Glenmore.
14. Sungai Wagud (14,60 km), melewati Kecamatan Genteng, Cluring dan Muncar.
15. Sungai Karangtambak (25 km), melewati Kecamatan Pesanggaran.
16. Sungai Bango (18 km), melewati Kecamatan Bangorejo dan Pesanggaran.
17. Sungai Baru (80,70 km), melewati Kecamatan Kalibaru dan Pesanggaran
C. GAMBARAN GEOLOGI
Berdasarkan struktur geologi terdapat berbagai susunan/struktur geologi yang
terdapat pada wilayah Kabupaten Banyuwangi (Lihat Tabel : 2.9).
Tabel 2.9 Luas Tanah Berdasarkan Struktur Geologi
No. Struktur Geologi Luas (Ha) %
1. Alluvium 134.525,00 23,27
2. Hasil Gunng Api Kwarter Muda 170.310,50 29,43
3. Hasil Gunng Api Kwarter Muda 59.283,00 10,26
4. Andesit 47.417,75 8,20
5. Mosen Falses Semen 89.177,25 15,43
6. Mosen Falses Batu Gamping 77.536,50 13,41
Jumlah 578.250,00
Sumber : Profil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.
Lapisan batuan yang yang paling tinggi (Hasil Gunung Api Kwarter Muda) sebesar
170.310,50 terdapat di wilayah Kecamatan Glenmore seluas 33.993,98 Ha. Sedangkan
lapisan Andesit (paling rendah) tersebar di wilayah Kecamatan Pesanggaran, Glenmore
dan Kecamatan Kalibaru.
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi terdiri atas jenis tanah
regosol, Lithosol, Lathosol, Podsolik, dan Jenis Tanah Gambut. Untuk masing-masing
luasan pada tiap jenis tanah yang ada di Kabupaten Banyuwangi dapat di lihat pada Tabel
2.10.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-19
Tabel 2.10 Luas Tanah Berdasarkan Jenis Tanah
No. Jenis Tanah Luas (Ha) %
1. Regosol 138.490,87 23,96
2. Lithosol 39,031,88 6,75
3. Lathosol 14,109,30 2,44
4. Podsolik 348,684,75 60,30
5. Gambut 37,433,70 6,55
Jumlah 577,750,50
Sumber : Profil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014
Terdapat berbagai jenis tekstur tanah di Kabupaten Banyuwangi yang dibedakan
tingkat teksturnya sebagai berikut:
a. Tanah bertekstur halus seluas 309.050 Ha atau 89,41 % dari luas wilayah Kabupaten
Banyuwangi. Wilayah kecamatan yang sebagian besar tanahnya berstekstur halus
adalah Kecamatan Pesanggaran yaitu seluas 56.331 Ha. Sedangkan wilayah
kecamatan yang paling sedikit areal bertekstur halus adalah Kecamatan Purwoharjo.
b. Tanah bertekstur sedang seluas 31.667 Ha atau 0,007 % dari luas wilayah Kabupaten
Banyuwangi. Wilayah kecamatan yang sebagian besar tanahnya berstekstur sedang
adalah Kecamatan Bangorejo yaitu seluas 15.013 Ha. Sedangkan wilayah kecamatan
yang tidak memiliki tanah l bertekstur sedang adalah Kecamatan Tegaldlimo.
c. Tanah bertekstur kasar seluas 4.952 Ha atau 1,43 % dari luas wilayah Kabupaten
Banyuwangi. Wilayah kecamatan yang sebagian besar tanahnya berstekstur kasar
adalah Kecamatan Wongsorejo yaitu seluas 2.880 Ha. Sedangkan wilayah kecamatan
yang sama sekali tidak memiliki tanah bertekstur kasar adalah sebanyak 16
Kecamatan kecuali Kecamatan Purwoharjo, Tegaldlimo, Pesanggaran, Glenmore dan
sebagian Kecamatan Wongsorejo.
D. GAMBARAN KLIMATOLOGI
Kabupaten Banyuwangi terletak di bawah equator yang dikelilingi oleh laut Jawa,
Selat Bali dan Samudra Indonesia dengan iklim tropis yang terbagi menjadi 2 musim :
1. Musim penghujan antara bulan Oktober–April
2. Musim kemarau antara bulan April–Oktober.
3. Diantara kedua musim ini terdapat musim peralihan Pancaroba yaotu sekitar
bulan April/Mei dan Oktober/Nopember.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-20
Rata-rata kelembaban udara di Kabupaten Banyuwangi diperkirakan mendekati
79 persen. Kelembaban terendah terjadi pada bulan Oktober dengan rata-rata
kelembaban udara sebesar 75 persen. Sebaliknya kelembaban tertinggi terjadi pada
bulan Januari dan Juni dengan besaran 86 persen.
Rata-rata suhu udara terendah terjadi pada bulan April yaitu sebesar 24,8 derajat
celcius. Sedang tertinggi pada bulan Oktober sebesar 28,2 derajat celcius. Sedang bulan-
bulan lain angka rata-rata suhu udara yang terjadi sekitar 26 derajat celcius. Sebuah
angka dalam ukuran atau tingkat kedinginan suatu wilayah yang sangat ideal. Artinya
dalam rata-rata, bukan berarti setiap wilayah dengan suhu udara yang sama.
Adapun rata-rata curah hujan terendah mencapai 0,8 mm terjadi pada bulan
Oktober. Sedang rata-rata curah hujan tertinggi mencapai 527,5 mm terjadi pada bulan
Januari.Indikasinya dalam semester pertama, hari hujannya relatif lebih banyak yang
diikuti dengan curah hujan yang lebih besar pula. Sedang pada semester kedua, dengan
hari hujan yang lebih sedikit serta diikuti dengan curah hujan yang lebih rendah.
Selain kelembaban, hari hujan dan curah hujan yang biasanya digunakan untuk
mengidentifikasi keadaan iklim, rata-rata suhu udara juga kerap kali digunakan sebagai
ukuran atau tingkat kedinginan suatu daerah. Intepretasinya semakin mendekati angka
nol maka daerah tersebut akan semakin dingin, demikian pula sebaliknya.
Tabel 2.11 Rata-rata Suhu Udara & Kelembaban Relatif Setiap Bulan
Bulan Rata-rataSuhu
Udara Rata-rata
Kelembaban (%)
1 Januari 27,4 80
2 Pebruari 27,0 82
3 Maret 28,0 76
4 April 28,0 78
5 Mei 28,5 72
6 Juni 27,4 75
7 Juli 26,2 80
8 Agustus 26,3 78
9 September 26,2 75
10 Oktober 27,8 73
11 Nopember 29,2 73
12 Desember 27,9 79
Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2015
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-21
Tabel 2.12 Rata-rata Tekanan Udara dan Kecepatan Angin Setiap bulan
Bulan Rata-rata
Tekanan Udara Rata-rata Kecepatan
Angin (knot)
1 Januari 1010,4 7,0
2 Pebruari 1009,7 7,0
3 Maret 1011,3 9,0
4 April 1010,8 7,0
5 Mei 1011,5 7,0
6 Juni 1011,6 7,0
7 Juli 1013,5 7,0
8 Agustus 1014,2 7,0
9 September 1014,6 7,0
10 Oktober 1013,0 8,0
11 Nopember 1009,5 7,0
12 Desember 1009,4 8,0
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2015
Tabel 2.13 Rata-rata Curah Hujan Menurut Kecamatan
Kecamatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Sept Okt Nop Des
Pesanggaran 12,60 13,64 3,93 6,90 6,17 1,25 4,31 3,93 0,00 0,00 12,50 12,47
Siliragung 10,32 15,42 6,90 4,47 2,31 1,27 3,60 3,21 0,00 0,00 9,33 9,94
Bangorejo 25,79 20,67 19,75 26,67 28,00 0,00 21,00 12,50 12,00 0,00 16,50 21,21
Purwoharjo 11,55 16,36 15,83 9,33 0,00 4,00 17,25 6,00 0,00 0,00 10,75 15,07
Tegaldlimo 5,33 5,71 6,00 0,00 6,00 6,00 8,00 6,00 0,00 0,00 5,25 11,71
Muncar 17,36 14,25 18,09 9,75 7,83 2,75 7,20 5,67 0,00 0,00 12,93 15,83
Cluring 11,74 14,84 16,32 3,27 3,35 0,00 5,30 7,88 0,00 0,00 9,38 16,34
Gambiran 13,00 12,86 10,29 16,4 9,50 0,00 10,29 6,00 0,00 0,00 17,22 16,27
Tegalsari 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Glenmore 20,72 15,79 18,41 20,33 12,62 11,76 15,20 9,17 0,00 5,67 19,07 23,73
Kalibaru 23,19 14,88 12,68 17,63 23,41 15,37 12,56 5,41 0,00 1,00 15,55 15,12
Genteng 15,11 20,95 21,32 33,5 0,00 0,00 20,10 10,00 0,00 0,00 13,25 11,90
Srono 30,40 23,18 41,83 25,5 25,75 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 13,69 24,76
Rogojampi 19,93 14,00 16,88 21,3 19,71 1,00 27,89 4,86 0,00 6,00 24,00 25,64
Kabat 14,09 18,16 16,89 17,57 13,93 4,83 21,56 10,63 0,00 3,00 18,29 36,56
Singojuruh 14,20 18,90 17,59 25,03 16,75 4,92 22,21 5,61 0,00 11,00 22,12 26,58
Sempu 19,63 20,44 28,50 23,75 68,00 5,00 0,00 0,00 0,00 0,00 25,25 16,37
Songgon 29,96 24,95 13,59 22,00 17,7 18,64 41,01 9,72 0,00 3,25 17,03 29,45
Glagah 21,5 25,46 15,52 16,63 7,86 9,24 31,31 6,98 0,00 10,00 12,41 21,59
Licin 18,98 25,46 20,15 19,75 9,52 7,77 29,10 9,77 0,00 11,00 13,94 18,54
Banyuwangi 9,91 10,91 2,00 14,33 2,00 7,67 19,00 0,00 0,00 25,00 9,40 12,14
Giri 29,67 40,54 39,00 24,83 12,50 14,88 50,27 14,40 0,00 4,00 19,75 42,31
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-22
Kecamatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Sept Okt Nop Des
Kalipuro 18,92 28,43 17,34 19,53 10,31 5,31 25,50 9,89 0,00 2,00 8,15 26,00
Wongsorejo 39,49 30,94 28,72 26,96 27,64 61,33 25,78 0,00 0,00 0,00 0,00 38,52
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2015
Tabel 2.14 Rata-rata Jumlah Hujan, Curah Hujan dan Penyinaran Matahari Setiap bulan
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2015
Tabel 2.15 Rata-rata Hari Hujan Menurut Kecamatan
Kecamatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Sept Okt Nop Des
Pesanggaran 20 20 17 13 8 6 14 14 0 0 12 25
Siliragung 25 26 21 17 13 15 25 25 0 0 13 31
Bangorejo 14 15 8 3 2 0 3 2 1 0 6 14
Purwoharjo 10 10 5 3 0 1 2 2 0 0 4 10
Tegaldlimo 9 7 5 0 2 2 1 1 0 0 4 7
Muncar 14 19 11 7 4 2 10 3 0 0 13 18
Cluring 19 17 9 6 4 0 7 6 0 0 9 18
Gambiran 13 7 7 5 2 0 7 2 0 0 9 11
Tegalsari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Glenmore 16 11 10 13 6 6 12 6 0 1 11 18
Kalibaru 20 12 11 12 6 7 13 6 0 1 12 21
Genteng 9 17 5 1 0 0 10 2 0 0 4 11
Srono 5 11 6 6 4 0 0 0 0 0 13 12
Rogojampi 14 15 8 10 7 2 9 7 0 2 8 14
Bulan Jumlah
Hujan (hari) Curah Hujan
Rata-rata Penyinaran Matahari
1 Januari 21 216,6 57
2 Pebruari 21 227,3 56
3 Maret 12 28,3 87
4 April 16 127,0 86
5 Mei 10 19,4 98
6 Juni 9 16,9 85
7 Juli 12 136,1 70
8 Agustus 7 24,3 93
9 September 1 TTU 98
10 Oktober 3 36,5 99
11 Nopember 9 91,5 83
12 Desember 21 172,8 57
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-23
Kecamatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Sept Okt Nop Des
Kabat 9 11 5 7 3 3 8 5 0 1 4 9
Singojuruh 15 16 9 11 8 4 10 8 0 2 9 17
Sempu 8 9 10 8 1 4 0 0 0 0 4 19
Songgon 13 19 12 16 11 11 19 16 0 3 10 20
Glagah 14 14 8 10 7 7 10 9 0 1 5 13
Licin 14 14 10 12 7 7 17 11 0 2 3 13
Banyuwangi 11 11 1 6 4 3 5 0 0 2 5 14
Giri 12 13 8 12 4 8 11 10 0 1 4 13
Kalipuro 14 13 9 11 5 6 12 5 0 1 4 13
Wongsorejo 16 16 15 15 9 2 4 0 0 0 0 14
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2015
E. KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI
Kebutuhan hidup yang paling penting bagi setiap orang berupa pendidikan,
kesehatan dan kemampuan untuk memenuhi kebu tuhan hidupnya dengan baik. Apabila
ketiga kebutuhan yang dimaksud dapat terpenuhi, maka dapat terwujud kesejahteraan
bagi masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya kualitas sumber daya manusia,
hidup sehat berumurpanjang serta meningkatnya pendapatan dan juga daya beli
masyarakat itu sendiri.
Program pendidikan dasar atau sering disebut dengan Program Wajib Belajar
Sembilan Tahun, secara kelembagaan di Kabupaten Banyuwangi dapat dikategorikan
memadai, karena seluruh kecamatan di Kabupaten Banyuwangi sudah mempunyai SD &
SLTP. Bahkan minimal ada satu SLTP berstatus negeri.
Pada tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mempunyai fasilitas
kesehatan berupa Lembaga Rumah Sakit, Puskesmas serta Puskesmas Keliling dengan
jumlah dan keberadaannya sudah relatif mencukupi terhadap jumlah dan persebaran
penduduk. Kecuali yang perlu mendapat perhatian dibeberapa kecamatan yang terletak
di kawasan selatan Kabupaten Banyuwangi perlu didirikan fasilitas kesehatan yang
berupa Rumah Sakit. Dikawasan ini untuk bisa mengakses fasilitas kesehatan yang
berupa rumah sakit mempunyai kendala jarak yang relatif jauh. Puskesmas Rawat Inap
terdekat masih dengan peralatan yang terbatas.
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-24
abel 2.16 Banyaknya Fasilitas Pendidkan Menurut Kecamatan Tahun 2014
Kecamatan Jumlah Sekolah
TK RA SD MI SMP MTs SMA SMK MA
Pesanggaran 26 3 36 3 7 1 1 2 1
Siliragung 23 1 28 8 7 3 1 4 1
Bangorejo 24 4 28 12 7 3 2 3 0
Purwoharjo 30 3 32 12 11 4 3 0 1
Tegaldlimo 41 4 36 15 6 2 3 2 1
Muncar 49 2 48 14 14 7 2 6 3
Cluring 41 8 45 16 8 5 2 6 2
Gambiran 39 5 33 6 5 3 1 2 0
Tegalsari 30 1 25 9 4 4 1 4 3
Glenmore 46 1 45 9 8 6 4 2 2
Kalibaru 17 1 35 5 8 2 1 1 2
Genteng 49 6 42 8 13 4 7 6 2
Srono 46 4 45 17 14 5 5 4 1
Rogojampi 35 0 47 9 8 4 3 3 0
Kabat 30 0 37 18 2 5 1 2 2
Singojuruh 10 1 28 3 3 1 1 2 1
Sempu 41 0 32 12 7 2 1 2 1
Songgon 14 3 30 8 2 4 1 1 2
Glagah 10 0 19 2 2 1 1 2 0
Licin 5 2 23 5 2 2 0 0 1
Banyuwangi 42 3 40 5 9 3 5 3 1
Giri 13 0 16 4 3 2 2 4 1
Kalipuro 28 9 27 16 6 9 1 1 4
Wongsorejo 23 10 36 15 8 6 3 2 3
JUMLAH : 712 71 813 231 164 88 52 64 35
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2015
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-25
Tabel 2.17 Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan Tahun 2014
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2015
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-26
2.4.4 DATA RISIKO BENCANA ALAM
Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu daerah dengan potensi bencana yang
cukup tinggi. Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang sering atau
berpotensi tinggi mengalami bencana alam.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyuwangi
memaparkan bahwa potensi bencana gunung berapi menjadi yang paling diwaspadai.
Berikut ini adalah penggambaran mengenai peta mitigasi bencana di Kabupaten
Banyuwangi. Gunung api merupakan salah satu bencana terbesar yang rawan terjadi di
kabupaten Banyuwangi. Gunung api yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi adalah
gunung ijen. Gunung ini masih aktif dan memiliki sebaran lahar yang cukup luas.
Gambar 2.4 Peta Bencana Gunung Api Kabupaten Banyuwangi
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-27
2.4.5 ISU – ISU STRATEGIS TERKAIT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA
KARYA
Salah satu agenda pembangunan penting di Kabupaten Banyuwangi adalah
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (Good and Clean
Governance). Dukungan kinerja pemerintahan terangkum dalam indikator-indikator
urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil antara lain dapat dilihat dalam tabel
berikut ini.
Tabel 2.18 Realisasi Indikator Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 – 2014
Berdasarkan data diatas, secara umum ketercapaian pembangunan Kabupaten
Banyuwangi dalam urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil telah menunjukkan
tren positif. Sebagaimana tren capaian indikator-indikator sub urusan kependudukan
yaitu Rasio penduduk ber-KTP per satuan penduduk, Kepemilikan KTP, Ketersediaan
database kependudukan skala provinsi, Penerapan KTP Nasional berbasis NIK secara
rata-rata mengalami capain yang relatif stabil. Indikator Rasio penduduk berKTP per
satuan penduduk pada posisi tahun 2011 sebesar 1 : 1,13, tahun 2012 sebesar 1 :
1,16, tahun 2013 sebesar 1 : 1,08 dan 2014 sebesar 1 : 1,09. Bayi yang memiliki akte
kelahiran juga memiliki trend kenaikan yang positif setiap tahunnya, tercatat pada tahun
2011 hanya 30,87% bayi yang memiliki akte kelahiran. Prosentase meningkat sangat
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-28
signifikan pada tahun 2012 menjadi 61,35% dan terus meningkat hingga tahun
selanjutnya hingga menjadi 95.98% pada tahun 2013 dan stagnan pada tahun 2014
pada prosentase 95,98%. Salah satu faktor yang memberikan sumbangan terhadap
kesuksesan tersebut adalah adanya inovasi Lahir Procot Pulang Bawa Akte, serta
pelayanan akta online.
Kondisi ini selaras dengan capaian indikator Kepemilikan akta kelahiran per
1000 penduduk yang terealisasi 0.142% di tahun 2011 dan kemudian mengalami
peningkatan signifikan pada tahun 2012 yang terealisasi 0.021%, pada tahun 2013
naik menjadi 0.023% dan naik lagi menjadi 0.023% pada tahun 2014. etidakstabilan
perkembangan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
sosialisasi yang kurang masif, masih kurangnya koordinasi antara pemerintah desa
dengan dinas terkait. Selain indikator yang menunjukkan realisasi yang kurang
optimal terjadi pada indikator Rasio pasangan berakte nikah. Capaian realisasi
indikator tersebut pada tahun 2011 adalah 14%, namun pada tahun 2012-2013
turun menjadi 2% dan naik sedikit pada tahun 2014 menjadi 2,3%. Adapun dua
indikator selanjutnya yaitu Ketersediaan database kependudukan skala provinsi dan
Penerapan KTP Nasional berbasis NIK menunjukkan kondisi ketercapaian yang dapat
disebut 100% pada tahun 2011 sampai 2015. Artinya kondisi ketercapaian indikator
kepemilikan KTP dan Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk mendukung
adanya konsistensi ketersediaan data kependudukan skala provinsi dan Penerapan
KTP Nasional berbasis NIK di Kabupaten. Hal ini mengindikasikan bahwa
ketersediaan dalam penyusunan database dalam bidang kependudukan Kabupaten
Banyuwangi dapat dipertahankan dengan baik.
Indeks lingkungan hidup memiliki beberapa klasifikasi meliputi nilai “30”
sampai dengan “50” sama dengan Tercemar Berat, lebih besar dari “50” hingga “70”
berarti lingkungan tercemar ringan, “70” dan lebih besar dari “70”, berarti kualitas
lingkungan hidup sangat baik. Indeks kualitas lingkungan hidup Kabupaten
Banyuwangi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada gambar diatas. Sebagaimana data
yang tercantum pada gambar diatas, kualitas lingkungan hidup di Kabupaten
Banyuwangi masih mengalami trend menurun. Pada tahun 2013 IKLH yang dicapai
sebesar 67.74, turun menjadi 56.65 pada tahun 2014. Pada tahun 2015 IKLH
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-29
kembali naik walaupun tidak begitu signifikan karena masih belum mampu melebihi
IKLH tahun 2013, yaitu hanya mencapai 65.31 pada tahun 2015.
Gambar 2.5 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2013 – 2015
Pelayanan publik masih menjadi isu penting yang relevan menjadi sasaran
pembangunan di bidang penyelenggaraan pemerintahan. Sebab pelayanan publik
merupakan unsur inti dalam sistem masyarakat modern. Tujuan pelayanan publik
adalah untuk menyediakan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Pelayanan
terbaik adalah pelayanan yang memenuhi apa yang dijanjikan atau apa yang
didinginkan dan dibutuhkan oleh masyarakat. Pelayanan terbaik akan membawa
impilkasi terhadap kepuasan publik atas pelayanan yang diterima. Suatu pelayanan
dinilai memuaskan apabila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan
harapan pengguna layanan. Kepuasan masyarakat dapat juga dijadikan acuan bagi
berhasil atau tidaknya pelaksanaan program yang dilaksanakan oleh pemerintah
daerah.
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah indeks tentang tingkat kepuasan
masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA
KAB. BANYUWANGI TAHUN 2018-2022
LAPORAN AKHIR II-30
atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur
penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan
kebutuhannya. Berikut gambaran capaian IKM Kabupaten Banyuwangi tahun 2011-
2015.
Capaian IKM Kabupaten Banyuwangi terealisasi 72,77% di tahun 2011,
meningkat menjadi 72,78% di tahun 2012, di tahun 2013 sebesar 74,7%, tahun 2014
sebesar 77,67% dan tahun 2015 sebesar 77,95%. Capaian IKM Kabupaten
banyuwangi tergolong masih kurang meskipun setiap tahun mengalami peningkatan,
karena masih ada sekitar 22% masyarakat yang kurang puas dengan kinerja pelayanan
oleh Pemerintah Daerah yang diberikan.
Gambar 2.6 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2011 – 2015