35
INTEGRASI LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN Mata Kuliah Perubahan Lingkungan Global Dosen Prof. Dr. Ahmad Bey OLEH : KELOMPOK 2 Ita Junita Puspa Dewi (P062090151) Fachrudin Majeri Mangunjaya (P06209091) Puspita Deswina (P062090101) Ali Zum Mashar (P062090131) [Type text] Page 1

BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

INTEGRASI LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN

Mata Kuliah Perubahan Lingkungan Global

Dosen Prof. Dr. Ahmad Bey

OLEH :

KELOMPOK 2

Ita Junita Puspa Dewi (P062090151)

Fachrudin Majeri Mangunjaya (P06209091)

Puspita Deswina (P062090101)

Ali Zum Mashar (P062090131)

PSL 2009

[Type text] Page 1

Page 2: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

DAFTAR ISI

I.PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

2. Tujuan Penulisan

II. Hubungan Manusia dengan Lingkungan

1. Simbiosis Manusia dengan Alam

2. Periode Masteri terhadap alam

3. Material Growth

4. Pembangunan Berkelanjutan

4.1. Konsep Pembangunan berkekanjutan

4.1.1. Ekonomi

4.1.2. Sosial

4.1.3. Ekologi

4.2. Isu yang mendasari pemikiran pembangunan berkelanjutan.

5. Globalisasi

5.1. Isu global tentang perubahan lingkungan

5.1.1. Perubahan iklim

5.1.2. Keanekaragaman hayati

III. Upaya Integrasi Lingkungan dan Pembangunan

1. Interelasi unsur ekonomi dan sosial

2. Interelasi ekonomi dan lingkungan

3. Interelasi sosial dan lingkungan

IV. Kesimpulan

V. Pustaka

[Type text] Page 2

Page 3: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

I. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Manusia memerlukan pembangunan sebagai bentuk pemenuhan

hajat hidup untuk mengisi kebutuhan dari tingkatan primer (basic needs)

misalnya pengolahan pangan, sandang (pakaian) dan papan, pendidikan

dan keperluan kesehatan. Disamping itu ada pula keperluan sekunder dan

tersier , yang apabila tidak dipenuhi pun tidak menyebabkan dampak

berarti pada kehidupan manusia. Sejalan dengan kebutuhan tersebut,

keperluan lain yang sangat vital sifatnya dalam kehidupan manusia adalah

sektor energi yang sangat penting untuk menghidupkan segala bentuk

pembangunan dan perekomian baik dalam tingkatan mikro hingga makro.

Semula pembangunan berjalan begitu saja tanpa memperhatikan

lingkungan. Namun berangkat pada fakta, perlahan-lahan mulai disadari

bahwa sebagai dampak intervensi pembangunan untuk keperluan

manusia, ternyata lingkungan bertambah rusak. Sebelum tahun 1970an,

masalah lingkungan dilihat terpisah dari pembangunan. Begitu pula

Indonesia dan Negara berkembang yang lain melihat pembangunan

sebagai tujuan bersama dalam menuju kesejahteraan masyarakat dan

pencapaian pendapatan (ekonomi) yang lebih baik.

Sebelum itu pula masalah lingkungan hidup dibahas hanya di

kalangan terbatas para ilmuwan international, dan juga bergaung hanya

dikalangan akademisi di Indonesia. Baru di bulan Juni 1972

dilangsungkan pertemuan United Nations Conference on Human

Environment –yang dipimpin oleh Sekjen PBB Maurice Strong—yang

membicarakan tentang pentingnya manusia memperhatikan

lingkungannya.

Hasil dari konferensi tersebut dibentuklah United Nations for

Environmental Program (UNEP) yang pada tahun 1972, Maurice Strong

ditunjuk sebagai direktur eksekutifnya hingga tahun 1992. Setalah tahun

[Type text] Page 3

Page 4: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

tersebut UNEP dipimpin oleh Mustafa K Tolba, mantan delegasi Mesir

dalam konferensi 1972 itu.

Sepuluh tahun antara 1972 hingga 1982, ditandai dengan

maraknya dunia international mulai memperhatikan integrasi antara

pembangunan dan lingkungan, termasuk pembentukan kementrian

lingkungan hidup di banyak Negara, sehinggga program program

lingkungan hidup banyak masuk dalam program pemerintahan di banyak

Negara.

Barulah dalam sidang khusus UNEP tahun 1982, sekjen PBB

membentuk komisi persoalan lingkungan dan pembangunan. Dan pada

tahun 1984, lahirlah World Comission on Environmental and Development

(WCED) yang melahirkan laporan dan rekomendasi degan judul Our

Common Future (Masa Depan Kita Bersama). Dokumen tersebut diterima

dalam sidang khusus UNEP dan diterjemahkan dalam resolusi

Environmental Perfective to the Year 2000 and Beyond, resolusi ini

bersama dengan laporan WECD Our Common Future diajukan resmi

dalam Sidang Umum PBB, September 1987 yang salah satu pokok

laporan WECD adalah mengintegrasikan lingkungan dalam

pembangunan.

Dalam perkembangan berikutnya upaya mengintegrasikan

lingkungan dalam pembangunan ini kemudian dikenal dengan istilah

pembangunan berkelanjutan.

2.Tujuan Penulisan

Makalah ini dimaksudkan ingin mengkaji perkembangan hubungan

manusia dan lingkungan dikaitkan dengan usaha pemenuhan

kebutuhannya. Tujuan lain dari penulisan ini adalah dalam upaya supaya

kita mampu memahami dan mampu menjelaskan konsep pembangunan

berkelanjutan berdasarkan tiga komponen utama: ekonomi, sosial dan

lingkungan; serta inter -relasi antar ketiga komponen tersebut.

[Type text] Page 4

Page 5: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

II. Hubungan Manusia dengan Lingkungan

1. Simbiosis Manusia Dengan Alam

Periode I hubungan manusia dan linggkungan merupakan sebuah

simbiosis. Pada awalnya manusia merupakan makhluk yang sangat

bergantung dengan alam dengan tersedianya segala sumberdaya yang

ada. Kehidupan saat itu merupakan masa pengumpul dengan cara

berburu dan meramu apa yang ada di alam. Manusia tidak menetap dan

menyesuaikan diri dengan ritme alam.

Keberadaan manusia menyatu dengan unsur unsur yang ada di

alam dengan memanfaatkan peralatan sederhana seperti tombak dan alat

berburu yang terbuat dari batu dan tulang. Manusia pada periode ini

mengikuti ritme alam dan tidak ada unsur eksploitasi. Disini terjadi

keseimbangan dimana manusia menyatu dalam jaring sistem mata rantai

makanan yang sederhana.

Dengan kondisi ini, kehidupan sosial manusia dimulai dengan

mengelompok dan timbul kepercayaan terhadap kemurahan alam

(everything is Gods). Saat ini kondisi alam sama sekali tidak terpengaruhi

oleh eksistensi manusia, karena manusia merupakan sub sistem yang

tergantung dengan keadaan alam.

2. Masteri Terhadap Alam

Periode berikutnya dengan perkembangan budaya dan kemajuan

berfikir manusia, juga ditemukan alat alat untuk mengolah. Manusia

mempunyai kemampuan untuk melakukan budidaya, hidup menetap dan

menciptakan peralatan dan teknologi sederhana untuk menunjang

kehidupannya.

Pada periode ini, pengetahuan manusia terhadap alam dan

lingkungan semakin berkembang, misalnya dengan pemahaman untuk

beralih dari budaya pengumpul menjadi budidaya, baik pada tanaman

maupun domestikasi hewan. Periode ini diisi dengan kemampuan

[Type text] Page 5

Page 6: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

manusia mengembangkan keterampilan dalam budidaya guna menunjang

pemenuhan kebutuhan primer dalam kehidupannya.

3. Material Growth

Periode III hubungan manusia dengan lingkungannya adalah

“material growth”. Periode ini dimulai pada tahun 1850-an dimana

industrialisasi dan eksplaitasi sumber daya dalam yang melebihi daya

dukung lingkungan dimulai untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

manusia pada sektor pendapatan ekonominya. Eksploitasi sumberdaya

alam menjadi lokomotif dalam pembangunan dan dampaknya pada

pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Namun diikuti dampak negatif

tingginya kerusakan lingkungan yang semakin menurunkan tingkat

kemanfaatan peningkatan pendapatan manusia.

Berbagai masalah lingkungan seperti polusi udara, sampah industri

yang volumenya melebihi kemampuan daya dukung lingkungan setempat

akibat industrialisasi di negara-negara maju dan kerusakan ekosistem dan

lingkungan di negara yang melakukan eksploitasi pertambangan energi

dan mineral berpengaruh nyata pada kerusakan lingkungan yang menjadi

pemicu pada kerusakan lingkungan global yang serius. Berbagai isu

masalah kemudian timbul dalam kontek pembangunan pada dimensi

lingkungan dan sosial yang pada dasarnya tidak terlepas dari aktivitas

yang dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya melalui system

ekonominya dalam memproduksi barang dan jasa.

Kita dapat memahami bahwa alam menyediakan dan mendukung

perekonomian dengan sumber daya alam berupa bahan baku dasar dan

energi, baik yang dapat diperbaharui (dari hasil kehutanan, perkebunan,

pertanian, perikanan) maupun yang tidak dapat diperbaharui (batubara,

minyak bumi) yang menjadi input bagi mesin ekonomi. Sistem ekonomi

kemudian mentransformasikan input ini menjadi output untuk memenuhi

kebutuhan manusia (kayu menjadi kertas, minyak bumi menjadi BBM).

Selain itu, alam juga memberikan servis dalam memungkinkan sistem

[Type text] Page 6

Page 7: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

ekonomi menjalankan aktivitasnya. Dukungan ini dapat berupa regulasi

iklim, operasi dari siklus air, regulasi dari komposisi gas-gas di atmosfer,

siklus nutrisi, dsb. Manusia akan mendapatkan kesenangan atau

kepuasan dengan melihat langsung atau menikmati pesona keindahan

alam (flora dan fauna), alam juga memberikan manusia nilai

kepuasan/kebahagiaan yang dapat dinikmati secara langsung (amenity

values). Ini semua adalah nilai kepuasan yang ditawarkan oleh alam.

Namun sebaliknya, kerusakan lingkungan mulai terjadi karena

menggunakan alam sebagai tempat sampah, yang dimulai dari eksploitasi

sumber daya alam (material dan energi) untuk dijadikan bahan baku,

proses produksi, sampai pada aktivitas konsumsi, yang kesemuanya

menghasilkan sampah baik sampah padat, cair maupun gas. Padahal

tanpa adanya berbagai dukungan ini (basic life support) mustahil

kelangsungan hidup manusia dapat terjaga, apalagi sampai mampu

menjalankan sistem ekonomi. Model pembangunan untuk meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan manusia dengan mengeksploitasi

sumber daya alam yang bellebihan sudah tidak cocok kehidupan

manusiakedepan.

4. Pembangunan Berkelanjutan

4.1.1. Sejarah Pembangunan Berkelanjutan

Pada awal periode 1970-an perhatian dunia tertuju pada kerusakan

lingkungan biofisik seperti pengelolaan satwa liar, konservasi tanah dan

polusi air, degradasi lahan dan desertifikasi yang kemudian berkembang

pada isu lingkungan global. Diawali oleh terbitnya Brundtland Report

pada tahun 1980, definisi pembangunan berkelanjutan yang telah dikenal

oleh masyarakat luas yang dituangkan dalam Our Common Future atau

Brundtland Report (WCED 1987:43): “Development that meets the needs

of the present without compromising the ability of future generations to

meet their own needs”. Dilanjutkan konferensi PBB tentang Lingkungan

Hidup yang diadakan di Stockholm Tahun 1972 dan suatu Deklarasi

[Type text] Page 7

Page 8: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

Lingkungan Hidup KTT Bumi di Rio de Janeiro Tahun 1992 yang

menyepakati prinsip dalam pengambilan keputusan pembangunan harus

memperhatikan dimensi lingkungan dan manusia serta KTT

Pembangunan Berkelanjutan di Johannesburg Tahun 2002 yang

membahas dan mengatasi kemerosotan kualitas lingkungan hidup.

Perbincangan dan perdebatan mengenai pembangunan

berkelanjutan melahirkan Agenda 21 yang ditandatangani oleh 178 kepala

negara sebagai langkah konkret bagi implementasi pembangunan

berkelanjutan pada skala global. Sepuluh tahun setelah Rio Conference,

PBB pada tahun 2002 kembali menyelenggarakan konferensi di

Johannesburg dengan judul “The 2002 World Summit for Sustainable

Development” untuk mengevaluasi perkembangan penerapan visi

pembangunan berkelanjutan di dunia. Forum for the Future, UK,

memberikan gambaran untuk memahami pembangunan berkelanjutan

sebagai berikut (Forum for the Future, 2003:13): Sustainable = capacity to

continue; Development = path of human progress. Jadi sustainable

development adalah (Forum for the Future, 2003:13): “A path for human

progress that has the capacity to continue”. Secara prinsip penterjemahan

difinisi dari pembangunan berkelanjutan di atas mengandung tiga unsur

utama yaitu: (1) Peningkatan kualitas hidup secara kontinyu; (2)

penggunaan sumber daya alam pada intensitas rendah; dan (3)

meninggalkan sumber daya alam yang baik bagi generasi yang akan

datang.

4.1.2. Pendekatan dalam Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu

lingkungan. Lebih luas dari itu, pembangunan berkelanjutan mencakup

tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan

perlindungan lingkungan (selanjutnya disebut 3 pilar unsur Pembangunan

berkelanjutan). Pilar ekonomi unsur yang terkandung di dalamnya adalah

efisiensi, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan serta stabilitas.

Pendekatan yang digunakan adalah konsep aliran pendapatan, modal

[Type text] Page 8

Page 9: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

terjaga, kriteria optimal dan efisiensi ekonomi, masalah valuasi terhadap

sumber daya. Pilar sosial unsur didalamnya meliputi masalah-masalah

sosial, pemberdayaan masyarakat, multikultur dan konflik sosial.

Pendekatan yang digunakan adalah: people oriented (keragaman,

partisipasi), menjaga kelenturan sistem sosial dan budaya, keadilan

(equity), pencegahan konflik, mengakomudasi keragaman pan partisipasi

dalam pembuatan keputusan. Pilar ekologi unsur didalamnya seperti

keragaman hayati, sumber daya alam, polusi, dan lain-lain. Pendekatan

yang digunakan adalah menjaga kelenturan sistem biologi dan fisik

terhadap perubahan, menjaga kelenturan dan kapasitas dinamis sistem

unuk beradaptasi terhadap perubahan, bukan konservasi yang statis.

Ketiga pilar tersebut memiliki interaksi yang saling mempengaruhi

dan resultan antar pilar tersebut akan menimbulkan isu yangmenjadi

bahasan dalam pembangunan berkelanjutan. Interaksi antara pilar

ekonomi dan sosial menghasilkan isu seperti equity intragenerasi (dalam

satu generasi) menyangkut distribusi pendapatan dan kesempatan kerja,

interaksi antara pilar ekonomi dan lingkungan akan menghasilkan isu

seperti valuasi in ternalisasi dapak lingkungan, serta interaksi pilar sosial

dan lingkungan akan menghasilkan isu seperti equity intragenerasi yaitu

antar generasi sekarang dan yang akan datang dan juga isu partisipasi

akar rumput.

Berdasarkan konsep pembangunan agar dapat terukur, maka

diperlukan indikator-indikator pembangunan berkelanjutan yang tidak akan

terlepas dari aspek-aspek tersebut diatas, yaitu aspek ekonomi, ekologi,

sosial, politik, dan budaya. Menurut Djajadiningrat (2005) dalam buku

Suistanable Future: Menggagas Warisan Peradaban bagi Anak Cucu,

Seputar Pemikiran Surna Tjahja Djajadiningrat, menyatakan bahwa dalam

pembangunan yang berkelanjutan terdapat aspek keberlanjutan yang

perlu diperhatikan, yaitu:

1. Keberlanjutan Ekologis

2. Keberlanjutan di Bidang Ekonomi

[Type text] Page 9

Page 10: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

3. Keberlanjutan Sosial dan Budaya

4. Keberlanjutan Politik

5. Keberlanjutan Pertahanan Keamanan

Otto Soemarwoto (2003) memberikan enam tolok ukur

pembangunan berkelanjutan secara sederhana yang dapat digunakan

baik untuk pemerintah pusat maupun di daerah untuk menilai keberhasilan

seorang Kepala Pemerintahan dalam pelaksanaan proses pembangunan

berkelanjutan. Keenam tolok ukur itu meliputi:

a) pro lingkungan hidup;

b) pro rakyat miskin;

c) pro kesetaraan jender;

d) pro penciptaan lapangan kerja;

e) pro dengan bentuk negara kesatuan RI dan

f) harus anti korupsi, kolusi serta nepotisme.

1.1.3. Tantangan dalam Pilar Pembangunan Berkelanjutan

Dimensi tantangan seputar isu

dari tiga pilar pembangunan di

era globalisasi digambarkan

sebagai berikut:

2.1.3.1 Dimensi

Ekonomi

Masalah utama pada

dimensi ekonomi adalah

perubahan global dan

globalisasi yaitu perubahan

[Type text] Page 10

Page 11: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

keadaan lingkungan hidup (ekologi) global, globalisasi ekonomi,

perubahan budaya dan konflik utara-selatan. Globalisasi yang muncul

sejak tahun 1990-an, tidak dapat dibendung kehadirannya dan mau tidak

mau harus dihadapi oleh setiap negara. Kemajuan teknologi, komunikasi

dan telekomunikasi serta transportasi semakin mendukung arus

globalisasi sehingga hubungan ekonomi antar negara dan region menjadi

sangat mudah. Dukungan pemerintah melalui kemudahan bea cukai

semakin mendorong perdagangan bebas (Enquete Commission, 2002).

Dalam era globalisasi, semua negara harus mempersiapkan diri

setangguh mungkin agar tidak terlindas oleh negara yang lebih kaya dan

maju.

2.1.3.2. Dimensi Lingkungan

Salah satu tema/masalah pokok dalam dimensi ini adalah perubahan

iklim. Selama 50 tahun terakhir telah dapat dibuktikan bahwa pemanasan

global yang sekarang ini kita rasakan terjadi terutama karena ulah

manusia sendiri. Emisi dari gas-gas rumah kaca seperti CO2 dan N2O dari

aktivitas manusia adalah penyebabnya. Konsentrasi gas CO2 di atmosfer

naik 30% selama 150 tahun terakhir. Kenaikan jumlah emisi CO2 ini

terutama disebabkan karena pembakaran sumber energi dari bahan fosil

(antara lain minyak bumi). Selain itu, perubahan dalam penggunaan

sumber daya alam lainnya juga memberikan kontribusi pada kenaikan

jumlah CO2 di atmosfer: 15% oleh penggundulan dan pembakaran hutan

dan lahan untuk diubah fungsinya (misalnya dari hutan lindung menjadi

hutan produksi) (WRI 2000, UBA 2002, TIME Magazine 2006).

Masalah ekologi lainnya adalah degradasi tanah atau hilangnya

kesuburan tanah. Ini dapat diakibatkan oleh erosi akibat air dan angin,

penggaraman dan pengasaman tanah, dll. Penyebab hilangnya

kesuburan tanah lainnya adalah hilangnya lapisan humus dan mikro

organisme, zat makanan pada tanah, dan kemampuan tanah

menguraikan sampah/limbah. Selain diakibatkan erosi oleh air dan angin,

[Type text] Page 11

Page 12: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

degradasi tanah ini juga disebabkan oleh penggunaan zat-zat kimia

(pestisida) (WRI, 2000).

Terancamnya kelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati

oleh tangan manusia juga menjadi masalah ekologi lainnya. Setiap

tahunnya 6000 jenis hewan punah yang terdiri dari 13% unggas, 25%

mamalia, dan 34% ikan (Le Monde diplomatique 2003, WRI 2000). Hilang

atau punahnya keanekaragaman biologis tidak hanya berarti sumber daya

alam yang tidak ternilai yang dapat digunakan untuk obat-obatan dan

tempat berekreasi hilang, tapi juga mengancam keberlangsungan

ekosistem secara keseluruhan, mengancam kemampuan alam sebagai

penyedia sumber daya untuk produksi (fungsi ekonomis) dan dalam

melakukan fungsi regulasinya.

Konsumsi air dari tahun ke tahun juga terus bertambah sejalan

dengan pertumbuhan jumlah penduduk, industri dan usaha-usaha di

sektor pertanian. Dari total konsumsi air di seluruh dunia, sekitar 70%

digunakan untuk memenuhi kebutuhan sektor pertanian. Pencemaran air

dan tanah semakin memperburuk ketersediaan air bersih bagi

kelangsungan hidup manusia. Pencemaran air dan tanah ini terutama

disebabkan oleh penggunaan pupuk dan pestisida untuk pertanian dan

perkebunan.

2.1.3.3. Dimensi Sosial

Masalah utama dalam dimensi ini adalah pertumbuhan jumlah

penduduk dunia. Dalam kurun waktu seratus tahun terakhir, pertumbuhan

penduduk melonjak cepat terutama pada negara berkembang (UNDP,

2002). Diperkirakan jumlah penduduk dunia akan naik sampai 7,8 milyar

orang pada tahun 2025, dimana 6,7 milyar orang hidup di negara

berkembang. Kenaikan jumlah penduduk ini antara lain disebabkan oleh

beberapa faktor, misalnya rendahnya tingkat pendidikan, tidak

memadainya jaminan sosial pada negara yang bersangkutan, budaya dan

agama/kepercayaan, urbanisasi, dan diskriminasi terhadap wanita

[Type text] Page 12

Page 13: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

(Enquete Commission, 2002). Faktor-faktor diatas menimbulkan tingkat

pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali, kemiskinan, dan

kekurangan air yang tentunya berujung pada masalah kekurangan gizi

pada manusia.

Saat ini lebih dari setengah milyar manusia hidup tanpa akses pada

air bersih dan 2,5 milyar manusia hidup tanpa prasarana sanitasi

(kebersihan) yang layak (UNDP, 2002). Akibatnya adalah penyakit dan

kematian sekitar 5 juta manusia setiap tahunnya. Kesenjangan antara

negara miskin dan kaya juga semakin besar pada tahun-tahun

belakangan ini (UNDP, 2002). Data pada tahun 1999, di negara miskin,

2,8 milyar manusia hanya memperoleh 2 US Dollar untuk hidup tiap

harinya, 1,2 milyar lainnya bahkan harus hidup hanya dengan 1 US Dollar.

Kesenjangan ini tidak hanya terjadi antara negara kaya dan

miskin/berkembang, bahkan kesenjangan pendapatan ini juga terjadi di

dalam satu negara sendiri).

Pada dasarnya keputusan dalam kontek pembangunan umumnya

didasarkan pada efisiensi ekonomi hingga memunculkan bidang baru

yaitu ekonomi lingkungan yang memungkinkan kerangka konseptual

integrasi ketiga pendekatan tersebut. Dalam hal ini pertimbangan equity

sosial juga dimasukkan ke dalam proses pembuatan keputusan dengan

penekanan pada aspek biaya dan manfaat yang ditanggung

masyarakat miskin.

Lingkungan menjadi berarti dalam mempengaruhi ekonomi yang tampak

dalam pembangunan pasar finansial dunia yang menuntut informasi

mengenai kinerja lingkungan dan sosial perusahaan karena semakin

banyak bukti yang menunjukkan bahwa kinerja yang baik di bidang

lingkungan dan sosial kan menuntun pada kinerja keuangan yang lebih

baik. Kelebihan dari perusahaan yang menerapkan manajemen konsep

pembangunan berkelanjutan ini tercermin pada Dow Jones Sustainability

Index (DJSI). Perbandingan antara Dow Jones Global Index (DJGI) dan

DJSI antara periode Januari 1997 dan April 2002 menunjukkan bahwa

[Type text] Page 13

Page 14: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

index pembangunan berkelanjutan secara signifikan lebih tinggi dibanding

DJGI. Beberapa investor penting, seperti pension funds di Eropa dan

Amerika Utara, pada saat ini juga menggunakan parameter pembangunan

berkelanjutan dalam membuat keputusan investasi (Cahyandito 2005).

Oleh karena itu pembangunan berkelanjutan metode valuasi menjadi

penting dalam membuat keputusan dan menentukan pilihan. Metode

valuasi ini mendasarkan pada pertimbangan-pertimbangan seperti Benefit

Cost Analysis, Cost Effective Analysis, Analisis multi kriteria (non

economic entities) dan decesion Analysis (uncertainties).

5.     Globalisasi Lingkungan

Globalisasi merupakan kata yang sangat popular pada abad 21.

Globalisasi ditandai dengan anggapan semakin sempitnya bumi

diakibatkan arus informasi yang sangat mudah diperoleh akibat

dihubungkan oleh teknologi informasi dan kemudahan lain dalam jaringan

infomasi antar bangsa yang ditunjang oleh jaringan internet dan era

digital. Dilain pihak, globalisasi menyebabkan kesadaran yang cukup

komprehensi pada problem lingkungan dan planet bumi dengan sumber

daya dan daya dukung yang terbatas. Globalisasi juga mengakibatkan

memberikan kemudahan akses terhadap pengelolaan sumberdaya alam

diakibatkan mudahnya interaksi antar para pemilik modal (capital) atau

investor dengan kawasan kawasan lain yang membuka lahan untuk

investasi.

Isu penting dalam globalisasi ini juga berkait dengan liberalisasi ekonomi

dan pedagangan yang juga mempunyai dampak pada cepatnya

pengurasan sumber daya alam.

Globalisasi memberikan kesempatan yang luas dimana para pialang

(investor indurstri) di negara negara miskin –diakibatkan peraturan dan

pengawasan lingkungan yang lemah membuka kesempatan pada investor

[Type text] Page 14

Page 15: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

(kapitalistik) negara kaya untuk mengalihkan teknologi mereka yang tidak

ramah lingkungan. Oleh sebab itu diperkirakan dampak negative

globalisasi lingkungan dapat memperburuk kualitas lingkungan di Negara

kawasan selatan akibat peraturan tentang dan pengendalian lingkungan

yang lemah.

Dampak positive globalisasi dapat juga dilihat dengan mudahnya

informasi diperoleh ketika industri Negara kaya bermasalah dalam

implementasi industri mereka di dunia selatan, sehingga public dapat

segera mengetahui dan ini mempengaruhi pasar dan konsidi saham

global industri yang tidak ramah lingkugan tersebut. Sebagai contoh ketika

ketika terjadi protes masyarakat Papua terhadap tambang Freefort di

Timika, maka pemerintah pengambil kebijakan (pemerintah) di Indonesia

dan Amerika terpaksa segera turun tangan untuk memberikan response

pada persoalan tersebut.

5.1. Isu Global Tentang Perubahan Lingkungan

Pembangunan yang pesat dan berawal dari industrialisasi abad 18 di

Eropa dan Amerika Serikat membawa dampak signifikan terhadap

kehidupan manusia. Industrialiasi membawa pada abad modern tetapi

ternyata tidak mendukung pada keberlanjutan kehidupan. Perkembangan

sains dan teknologi yang pesat dibarengi dengan penemuan baru hasil

hasil rekayasa teknologi juga mempengaruhi lingkungan. Kesadaran

pertama kali tentang dampak lingkungan secara regional diungkap oleh

Rachel Carson(1962) dalam bukunya Silent Spring (Musim Semi yang

Bisu).

Publikasi ini mengemukakan fakta tentang lingkungan yang berubah

diakibatkan oleh industrialisasi pertanian dan penggunaan pestisida jenis

DDT (dichlorodiphenyltrichloroethane) di kawasan Amerika Utara, Carson

mengemukakan bahwa ternyata pemanfaatan perstisida berlebih

mengganggu keseimbangan alam, terutama burung-burung yang

kemudian menghilang, akibat serangga banyak yang mati dan telur

[Type text] Page 15

Page 16: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

burung menipis, terjadi kegagalan reproduksi. DDT dapat memutus mata

rantai ekologi dan mematikan fungsi ekosistem untuk tetap bertahan

dalam keberlanjutan.

Perubahan lingkungan global pun terjadi akibat adanya kesenjangan

antara perhatian terhadap lingkungan dan pesatnya pemanfaatan sains

dan teknologi tanpa memikirkan dampak terhadap lingkungan. Pesatnya

eklpoitasi umpamanya dapat mengakibatkan keseimbangan ekosistem

berubah, termasuk terjadi kepunahan terhadap keanekaragaman hayati

yang menjadi adanya pendukung kehidupan.

Sebagai akibat dari hal tersebut maka persoalan lingkungan menjadi

pembicaraan dan keperdulian di tingkat global. PBB misalnya menyetujui

dan mengeluarkan beberapa konvesi di tingkat global yang dianjurkan

untuk diratifikasi dalam skala nasional untuk dijadikan undang-undang

dalam menanggulangi krisis lingkungan global ini.

Beberapa konvensi yang telah dikeluarkan oleh PBB terkait dengan

pengaturan tentang lingkungan yang terkait dengan persoalan global

antara dan hanya ada dua konvensi yang sangat menonjol dalam

implementasinya:

1. United Nation Convention on Biological Diversity (UNCBD) undang

undang ini diratifikasi oleh Pemerintah RI menjadi Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1994.

2. United Nation Framework on Climate Change Convention

(UNFCCC), dan Protocol Kyoto

yang diratifikasi oleh menjadi

UU RI pada tahun 2004.

5.1.1. Perubahan Iklim

Perubahan iklim merupakan

fenomena perubahan lingkungan

[Type text] Page 16

Page 17: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

global yang diakibatkan oleh gas buang atau emisi yang dibuat oleh

manusia. Gas gas tersebut disebut dengan gas-gas rumah kaca (GRK).

Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer

bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas

matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat,

dengan begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik

karena memiliki panas matahari yang cukup (Gambar 1).

Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas tesebut untuk menjaga

kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan

menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak adanya lapisan yang

mengisolasi panas matahari.  Sebagai perbandingan, planet mars yang

memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca

memiliki temperatur rata-rata -32o Celcius.

Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah karbon dioksida

(CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama

dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Dinitrogen Oksida (N2O)

dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin

ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi

sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini karena

pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam

jaringannya ke atmosfer.

Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbeda

beda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2.

Sebagai contoh sebuah molekul metana menghasilkan efek pemanasan

72 kali dari molekul CO2. Molekul N2O bahkan menghasilkan efek

pemanasan sampai 296 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti

chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan

hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya pemakaian CFC telah

[Type text] Page 17

Page 18: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

dilarang di banyak negara karena CFC telah lama dituding sebagai

penyebab rusaknya lapisan ozon.

Akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer

yang mengakibatkan perubahan iklim dunia. Dampaknya adalah terjadi

fenomena cuaca yang kacau, termasuk curah hujan yang tidak menentu,

aliran panas dan dingin yang ekstrem, arah angin yang berubah drastis,

dan sebagainya. Fenomena ini mengakibatkan banyaknya frekwensi

bencana yang terjadi akhir akhir ini, dan dikhawatirkan apabila tidak ada

perubahan signifikan terhadap upaya pengurangan emisi (mitigasi), maka

bencana perubahan iklim akan semakin parah.

5.1.2.  Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati merupakan keberagaman kehidupan (diversity of

life) yang dimiliki oleh planet bumi. Istilah keanekaragaman hayati

biasanya mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat

dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup

gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan

proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan

bagiannya.

Dari berbagai bentuk keanekaragama hayati tesebut, dapat dikategorikan

sebagai berikut:

Keanekaragaman genetik (genetic diversity); Jumlah total informasi

genetik yang terkandung di dalam individu tumbuhan, hewan dan

mikroorganisme yang mendiami bumi.

Keanekaragaman spesies (species diversity); Keaneraragaman

organisme hidup di bumi (diperkirakan berjumlah 5 - 50 juta), hanya

1,4 juta yang baru dipelajari.

[Type text] Page 18

Page 19: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

Keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity);

Keanekaragaman habitat, komunitas biotik dan proses ekologi di

biosfer.

Indonesia merupakan salah satu penandatangan konvensi PBB, karena

Negara ini sangat kaya dengan Keanekaragaman hayati baik pada tingkat

genetic, spesies maupun eksosistem.

Menurut IBSAP (2009), perkiraan jumlah jenis kelompok utama makhluk

hidup sebagai berikut: Hewan menyusui 300 jenis; Burung 7500 jenis;

Reptil 2000 jenis; Amfibi 1000 jenis; Ikan 8500 jenis; keong 20000 jenis;

serangga 250000 jenis. Tumbuhan biji 25000 jenis; paku pakuan 1250

jenis; lumut 7500 jenis; Ganggang 7800 jenisjamur 72 000 jenis; bakteri

dan ganggang biru 300 jenis. (Sastra pradja, 1989). Beberapa pulau di

Indonesia memiliki spesies endemik, terutama di pulau Sulawesi; Irian

Jaya dan di pulau Mentawai. Indonesia memiliki 420 specis burung

endemik yang tersebar di 24 lokasi.

III. Upaya Integrasi Pembangunan dan Lingkungan

Pembangunan di Indonesia selama ini lebih berorientasi untuk

mewujudkan pertumbuhan ekonomi (economic growth development).

Pembangunan yang bereorientasi ekonomi cenderung bersifat eksploitatif

dan mengabaikan kaidah-kaidah kelestarian, konservasi dan

keberlanjutan.Pemanfaatan sumberdaya alam dan pembangunan harus

dilandasi dengan pendekatan pendayagunaan sumberdaya alam secara

optimal dan lestari. Berbagai pandangan mengenai pembangunan dan

lingkungan merupakan suatu proses yang alamiah. Sebagaimana konsep

tentang pembangunan yang berkelanjutan ini sangat beragam atau

bervariasi yang dipengaruhi kondisi pembangunan maupun kepentingan

suatu negara dan kelompok tertentu. Kegiatan pembangunan, baik itu

[Type text] Page 19

Page 20: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

ekonomi maupun sosial budaya, merupakan hubungan atau interaksi

antara manusia dan lingkungannya.

Pembangunan berkelanjutan memerlukan proses integrasi ekonomi

dan ekologi melalui upaya perumusan paradigma dan arah kebijakan yang

bertumpu pada kemitraan dan partisipasi para pelaku pembangunan

dalam mengelola sumberdaya yang seoptimal mungkin dapat

dimanfaatkan. Dalam sustainabilitas ini yang diharapkan adalah

pemerataan, pertumbuhan dan sustainabilitas itu sendiri.

Pemerataan (equity) merupakan isu strategis menyangkut aset,

proses, dan hasil pembangunan. Pemerataan aset-aset produksi seperti

lahan, modal/kredit, teknologi, informasi dan kesempatan usaha yang

didukung kebijakan dan kepastian hukum sebagai modal dasar

pembangunan. Sinergi yang dicapai antar sektor dan aktor pembangunan

menjadi dasar bagi pertumbuhan dan berkelanjutan.

Pertumbuhan (growth) merupakan isu strategis dalam

mengembangkan potensi dan mengakselerasikan dinamika pembangunan

dengan memanfaatkan keunggulan sumber daya dan inovasi, guna

mencapai pertumbuhan yang optimal bagi kesejateraan masyarakat.

Keberlanjutan merupakan isu strategis dalam mengharmoniskan

daya dukung lingkungan dan dinamika pembangunan agar dapat dicapai

manfaat antar kelompok masyarakat maupun antar generasi secara adil.

1. Interelasi unsur ekonomi dan sosial

Pembangunan yang berlangsung lebih dari setengah abad sejak

perang dunia II telah mampu meningkatkan pendapatan yang cukup tinggi

pada hampir semua negara didunia. Keadaan ini berlangsung sebagai

akibat dari perkembangan teknologi. Kemajuan teknologi mampu

menghasilkan berbagai macam kebutuhan dalam jumlah yang jauh lebih

banyak dan bervariasi dan kualitas yang jauh lebih tinggi.

Perkembangan teknologi membawa dunia dalam era baru sehingga

terjadi interelasi dalam hampir seluruh bidang kehidupan. Tidak hanya

masing-masing bidang namun juga antara bidang satu dengan bidang

[Type text] Page 20

Page 21: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

lainnya.Bidang ekonomi dalam hal ini bidang bisnis terkait erat dengan

bidang keuangan, bidang produksi dengan bidang poduksi dan bidang

pemerintahan dengan kehidupan masyarakat. Pemerintah tidak dapat

menutup diri mengambil keputusan atau membuat kebijakan terlepas dari

rakyat. Nilai kemakmuran seseorang atau suatu masyarakat tidak lagi

diukur berdasarkan jumlah kekayaan (property) seperti halnya pada era

pertanian, atau kepemilikan modal (the accumlation of capital) pada era

industri. Tetapi diukur pada penguasaan dan kemampuan memanfaatkan

informasi yang mendukung kegiatan ekonomi dan bisnis skala

internasional.

Proses integrasi antar negara dan masyarakat diseluruh dunia yang

disebut globalisasi membawa dampak baik positif maupun negatif.

2. Interelasi ekonomi dan lingkungan

Fenomena alam dan manusia memiliki saling keterkaitan.

Keterkaitan antara aspek alam (lingkungan) dan aspek yang lainnya.

Kepala Eksekutif lembaga Lingkungan hidup Inggris Barbara Young

meluncurkan laporan yang bunyinya bahwa bisnis dan industri yang

bersahabat dengan lingkungan (enviromentally-friendly) mampu memberi

keuntungan dan menghemat miliaran pounsterling. Analisis ini

menunjukan bahwa praktik bisnis dan industri yang bersahabat dengan

lingkungan menjanjikan kesejahteraan dan menghemat biaya. Di

Indonesia sendiri pembangunan ekonomi bagaikan dua sisi mata uang

yang tidak terpisahkan, selain mempunyai dapak positif juga dapak

negatif. Dari segi positif sudah jelas bahwa pembangunan ekonomi akan

meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pendapatan nasional. Namun,

berdampak negatif bagi kelestarian alam, diantaranya ekslploitasi

sumberdaya alam, pencemaran udara dan sebagainya. Untuk itu

pembangunan ekonomi diharapkan berwawasan lingkungan tidak hanya

berorientasi pada hasil untuk saat ini juga berorientasi pada masa depan

dengan titik fokus pada keberlangsungan pelestarian lingkungan.

[Type text] Page 21

Page 22: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

Keselarasan antara pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan

pembangunan berkesinambungan yang ditandai dengan tidak terjadinya

kerusakan sosial dan alam.

3. Inter relasi sosial dan lingkungan

Lingkungan hidup tidak hanya sebatas pada aspek kebendaan

yakni biotik, abiotik atau zat saja, namun mencakup luas melewati aspek

ekosistem biofisik dan abiotik-fisik atau zat (matter). Manusia dan

perilakunya,perasaan,emosi, hubungan inter relasi manusia dengan

sesamanya dan lingkungan, tidak bisa disangkal sebagai bagian dari

lingkungan hidup.

Masyarakat merupakan bagian dari ekosistem, dimana perubahan

dari subsistem akan mempengaruhi sistem yang lain, yaitu sistem sosial,

ekonomi dan sistem fisik atau lingkungan fisik.

Intervensi pembangunan secara menyeluruh

(holistic/comprehensip) hendaknya memperhatikan aspek-aspek

kebutuhan (need, drive and motive) masyarakat, keseimbangan alam

dalam melakukan eksploitasi/eksplorasi nilai-nilai,filosofi hidup dan

kehidupan dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup

masyarakat.

Manusia sebagai sasaran dan pelaku pembangunan merupakan

fokus dan lokus dari pembangunan untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat (sosial welfare). Proses pembangunan menghasilkan output

yang tentunya tergantung input.Kualitasnya serta seberapa besar

pengaruh lingkungan dan faktor-faktor alam lainnya. Manusia sebagai

perencana dan pelaksana pembangunan dan manusia juga sasaran dari

pembangunan itu sendiri.

Manusia sebagai makhluk sosial bersifat dinamis yang tidak dapat

hidup sendiri, selalu membutuhkan hubungan sosial dengan manusia

lainnya juga dengan alam.

Tujuan akhir pembangunan adalah kesejahteraan rakyat.

Indikatornya adalah kesimbangan antara sosial, ekonomi dan lingkungan.

[Type text] Page 22

Page 23: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

Ketiga aspek ini memiliki keterkaitan dan ketergantungan (interrelasi dan

interdepedensi).

IV. Kesimpulan

Dalam interaksi unsur ekonomi dan sosial menghasilkan isu equity

intragenerasi dan kesempatan kerja, unsur ekonomi dan lingkungan

menghasilkan isu valuasi dan internalisasi dampak lingkungan, sedangkan

unsur sosial dan lingkungan menghasilkan isu equity antargenerasi.

Integrasi pembangunan dan lingkungan terjadi karena adanya

keterkaitan dan ketergantungan, sesuai dengan konsep pembangunan

berkelanjutan adanya kesimbangan antara ekonomi sosial dan

lingkungan.

DAFTAR RUJUKAN

Anonimous. 2009. Perubahan Iklim. Diakses dari http://perubahaniklim.net/apa-itu-perubahan-iklim.htm. October, 17 2009.

Abidin,SA, 2009. Pembangunan : Globalisasi dan Ketergantungan.Diakses dari http://www.Bapenas.po.id, 17 october, 2009.

Carson, R. 1962. Silent Spring. Diakses dari : http://en.wikipedia.org/wiki/Silent_Spring October, 17 2009.

Anonim. 2009. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan WilayahPerbatasan. Jakarta

Oktavilia Shanty, 2009. Pembangunan Kawasan Ekonomi sebuah Pengantar . http/www.slidehare.net/oktavilia October, 17 2009.

Salim, Emil 1993. Melarutkan Lingkungan Dalam Pembangunan. Pengantar Dalam Bumi Wahana, Strategi Menuju Kehidupan yang Berkelanjutan.( terjemahan: Caring for The Earth A Strategy for Sustainable Living) IUCN, UNEP & WWF. Gramedia, Jakarta.

Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP). 2009. Keanekaragaman Hayati. Chapter 1. diakses dari. http://www.bappenas.go.id/node/82/410/ibsap-chapter-1-introduction/ Octpober 17 2009.

[Type text] Page 23

Page 24: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

Kementrian Lingkungan Hidup . 1997. Agenda 21 Strategi Naasional Untuk Pembangunan Berkelanjutan. LH. Jakarta

Pramono HS. 1997. Hidup Bersama dengan Lingkungan. Balai Pustaka. Jakarta.

UNDP. 2007. Laporan Pencapaian Millennium Development Goals Indonesia. United Nations.Jakarta

Anonious. 2009. Pembangunan Berkelanjutan (http://tirtaamartya.wordpress.com/2009/04/23/pembangunan-berkelanjutan). 2009

Widodo, M. 2001. KTT Dunia Pembangunan Berkelanjutan 2002 Peluang dan Tantangan bagi Indonesia Baru dalam World Summit on Sustainable Development, Yogyakarta 8 September 2001

Sutamihardja, 2005. Perubahan Lingkungan Global. Diakses dari (www.elrst.com/.../08/sustainable-development), Oktober, 17 2009.

Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1997. Agenda 21 Indonesia, Strategi Nasional untuk Pembangunan Berkelanjutan, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta.

Sumarwoto, O (ed). 2003. Menuju Jogya Propinsi Ramah Lingkungan Hidup, Agenda 21 Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Daerah Istimewa Yogyakarta.

World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), 2002, SustainableDevelopment Reporting – Striking a Balance, WBCSD Report, Atar Roro Presse, Switzerland.

World Commission on Environment and Development (WCED), 1987, Our Common Future,Oxford University Press, Oxford.

World Resource Institute (WRI), 2000, World Resources 2000-2001: People and Ecosystems– The Fraying Web of Life, Washington D.C.

[Type text] Page 24

Page 25: BARU Integrasi Lingkungan Dan Pembangunan Gabungan - Copy

[Type text] Page 25