16
A. PENDAHULUAN Basalioma atau Karsinoma Sel Basal (KSB) dikenal juga dengan : ulcus rodent, ulcus jacobi, basal cell epithelioma (BCE), komprecher tumor, basal cell carcinoma (BCC), rodent carcinoma dan ephitelioma basocellulare. Basalioma merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan. Berasal dari lapisan epidermis paling bawah, sepanjang lapisan basal. Biasanya tidak bermatastasis, berkembang lambat, invasif dan mengadakan destruksi lokal. Basalioma tumbuh di kulit yang secara rutin terpapar sinar matahari atau penyinaran sinar ultraviolet lainnya. Makin tinggi paparan sinar matahari, makin besar peluang sel-sel tumor menyerang. Penyakit ini lebih kerap menyerang kelompok usia produktif, yakni antara 30-60 tahun di mana seseorang lebih banyak beraktifitas di luar ruangan, dengan perbandingan yang lebih besar pada laki-laki dari perempuan yaitu 3 : 2. Selain itu, orang kuit putih memilki resiko lebih besar terkena tumor kulit di banding orang kulit berwarna. Ini karena orang kulit putih memiliki pigmen melanin yang lebih sedikit. Sekitar 80 % dari kanker sel basal terjadi pada daerah terbuka yang biasanya terpapar sinar matahari seperti : wajah, kepala, dan leher. Akan tetapi tak lazim pada telapak tangan sebagai daerah yang sering terpapar sinar matahari. 1

basalioma

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bedah

Citation preview

Page 1: basalioma

A. PENDAHULUAN

Basalioma atau Karsinoma Sel Basal (KSB) dikenal juga dengan : ulcus rodent, ulcus

jacobi, basal cell epithelioma (BCE), komprecher tumor, basal cell carcinoma (BCC), rodent

carcinoma dan ephitelioma basocellulare.

Basalioma merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan. Berasal dari lapisan

epidermis paling bawah, sepanjang lapisan basal. Biasanya tidak bermatastasis, berkembang

lambat, invasif dan mengadakan destruksi lokal. Basalioma tumbuh di kulit yang secara rutin

terpapar sinar matahari atau penyinaran sinar ultraviolet lainnya. Makin tinggi paparan sinar

matahari, makin besar peluang sel-sel tumor menyerang.

Penyakit ini lebih kerap menyerang kelompok usia produktif, yakni antara 30-60 tahun di

mana seseorang lebih banyak beraktifitas di luar ruangan, dengan perbandingan yang lebih besar

pada laki-laki dari perempuan yaitu 3 : 2. Selain itu, orang kuit putih memilki resiko lebih besar

terkena tumor kulit di banding orang kulit berwarna. Ini karena orang kulit putih memiliki

pigmen melanin yang lebih sedikit. Sekitar 80 % dari kanker sel basal terjadi pada daerah

terbuka yang biasanya terpapar sinar matahari seperti : wajah, kepala, dan leher. Akan tetapi tak

lazim pada telapak tangan sebagai daerah yang sering terpapar sinar matahari.

Karsinoma sel basal tumbuh lambat tapi hampir selalu terus menerus. Mungkin telah

tumbuh selama beberapa bulan atau tahun sebelum pasien menyadarinya. Tanpa terapi dapat

terjadi invasi yang meluas dan kerusakan pada jaringan sekitarnya, yang menimbulkan ulserasi.

Pada daerah kepala dapat terjadi penetrasi ke dalam jaringan-jaringan yang lebih dalam, bahkan

ke dalam tulang-tulang wajah dan otak. Karsinoma Sel Basal jarang bermetastasis tetapi dapat

menyebabkan kematian oleh karena perluasan langsung ke dalam tengkorak atau erosi

pembuluh-pembuluh darah besar.

1

Page 2: basalioma

B. ANATOMI KULIT

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :

1. Lapisan epidermis

Terdiri atas : stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum

dan stratum basal. Stratum basal terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertikal pada

perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade), dan merupakan lapisan epidermis

yang paling bawah. Sel-sel basal ini mengadakan mitosis dan berfungsi reproduktif.

2. Lapisan dermis

Adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada epidermis. Secara garis

besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol melewati epidermis, berisi ujung serabut saraf

dan pembuluh darah.

b. b. Pars retikulare, yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan, bagian ini

terdiri dari serabut kolagen, elastin, dan retikulin.

3. Lapisan subkutis

Kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.

C. ETIOPATOGENESIS

Tumor ini berasal dari sel basal epidermis atau adneksanya. Faktor predisposisinya ialah

faktor lingkungan dan genetik. Faktor lingkungan ialah radiasi ultraviolet, radiasi yang lain (sinar

x), bahan kimia (misalnya Arsen), pekerjaan tertentu yang banyak terkena sinar matahari

(misalnya nelayan, petani), adanya trauma (luka bakar), ulkus sikatriks, dan pengobatan dengan

imunosupresan jangka panjang juga meningkatkan resiko basalioma.

Faktor genetik misalnya tampak pada xeroderma pigmentosum, sindrom nevoid

Karsinoma Sel Basal, albino dan adanya riwayat kanker kulit non melanoma sebelumnya.

2

Page 3: basalioma

D.HISTOPATOLOGI

Secara histologi, sel tumor ini membentuk sarang, tali dan pulau di dalam dermis. Sel-sel

ini kecil dan menyerupai sel basal normal dari epidermis. Pada tepi sarang, sel basal cenderung

membentuk pagar, suatu gambaran khas dan diagnostik. Gambaran mitosis jarang ditemukan.

Degenerasi musinosa dan differensiasi ke arah struktur alat tambahan dapat timbul. Hubungan

karsinoma sel basal dengan stroma sekelilingnya tampak penting, karena ada jaringan musinosa

fibrovaskuler khas yang mengelilingi sarang tumor.

E. GAMBARAN KLINIK

Tumor ini umumnya ditemukan di daerah berambut, bersifat invasif, jarang bermetastase.

Dapat merusak jaringan di sekitarnya, malah dapat sampai ke tulang, serta sering cenderung

untuk residif lebih-lebih bila pengobatan tidak adekuat.

Penderita biasanya datang dengan luka yang tidak sembuh. Predileksi pada daerah muka,

telinga, kulit kepala, leher dan tubuh bagian atas. Trauma yang sangat ringan seperti mencuci

muka atau mengeringkannya dengan handuk bisa menyebabkan perdarahan biasanya ditemukan.

Pada permulaan berbentuk nodulus kecil pada kulit yang sklerotik. Kelainan ini secara

lambat meluas dan cenderung bertukak, pinggirnya mirip bekas gigitan tikus karena itu diberi

nama ulkus rodens. Kelainan ini menyebabkan destruksi setempat. Penetrasi pada tulang – tulang

tengkorak merupakan kasus yang lanjut. Basalioma sangat jarang bermetastasis, tapi dapat

menyebabkan kematian karena ekstensi atau erosi secara langsung pada pembuluh darah

intrakranial.

Beberapa subtype dari Basalioma yaitu :

1. Karsinoma Sel Basal tipe nodular

Karsinoma sel basal tipa nodular merupakan bnetuk paling umum. Sering terdapat pada

kepala, leher, dan punggung, memiliki beberapa tanda, yaitu : papul yang rnengkilat dengan

3

Page 4: basalioma

cekungan pada tengahnya, seperti mutiara, erosi atau ulserasi, pendarahan, krusta, tepi meninggi,

translusen, telangiektasis di permukaannya, riwayat berdarah oleh trauma ringan. Biasanya

berwarna pink, merah atau putih.

2. Karsinoma Sel Basal tipe pigmentasi

Karsinoma sel basal tipe pigmentasi merupakan KSB nodular dengan peningkatan proses

melanisasi. Memiliki tanda yang sama dengan bentuk nodular tapi memiliki pigmen coklat atau

hitam yang lebih banyak, sering terdapat pada individu kulit hitam.

3. Karsinoma Sel Basal tipe kistik

Bentuk kista, lesinya berupa nodul kista translusen berwarna biru keabu-abuan,

menyerupai bentuk kista jinak. Biasanya terdapat pada daerah kelopak mata atau pipi bagian

atas. Tumor ini relatif lunak, dengan permukaan kulit di sekitarnya teregang, dan bentuknya

bulat atau oval.

4. Karsinoma Sel Basal tipe siperfisial

Bentuk superfisial, tampak sebagai bagian bersisik atau papul yang berwarna merah

jambu sampai merah kecoklatan, sering dengan tengah yang jelas, dengan pinggiran yang

beralur. Erosinya lebih sedikit dibanding bentuk nodular. Sering tampak pada badan dan

bertendensi rendah untuk invasif. Papulnya menyerupai psoriasis atau eksim tapi

progresifitasnya rendah dan tidak berfluktuasi. Adanya bentuk superfisial ini mungkin

mengindikasikan seringnya terpapar arsen.

5. Karsinoma Sel Basal bentuk mikronodular

Bentuk mikronodular, merupakan bentuk yang agresif, jarang berulserasi, dapat tampak

kuning putih bila digaruk. Mempunyai batas yang tegas.

6. Karsinoma Sel Basal tipe morfea dan infiltrasi

4

Page 5: basalioma

Bentuk morfea, merupakan varian KSB yang pertumbuhannya agresif dengan gambaran

klinis dan histologis yang jelas. Gambaran lesi dari KSB tipe morfea tampak seperti putih gading

yang menyerupai jaringan parut. Oleh karena itu, jika terdapat gambaran jaringan parut tanpa

trauma atau prosedur pembedahan sebelumnya atau gambaran jaringan parut yang sebelumnya

terdapat lesi harus dicurigai kemungkinan KSB morfea dan segera dilakukan biopsi. Bentuk

infiltrasi merupakan bentuk yang agresif dengan plak sklerotik atau papul. Batas sering tidak

tegas dan sering memiliki pinggir yang melebar. Jarang terjadi ulserasi, perdarahan, dan krusta.

Lima tanda bahaya dari basalioma :

1. Luka terbuka yang berdarah, kotor, atau berkrusta, dan masih terbuka selama lebih 3

minggu. Luka yang tidak sembuh – sembuh merupakan tanda paling sering dari

basalioma dini.

2. Bagian yang merah atau area yang teiritasi sering terdapat pada dada, bahu, lengan, atau

tungkai. Seringkali berkrusta. Ini juga dapat gatal dan sakit. Kadang – kadang juga tidak

ada keluhan.

3. Nodul atau benjolan yang mengkilat yang tampak seperti mutiara atau translusen, dan

sering berwarna merah jambu, merah, atau putih. Benjolan juga dapat berwarna coklat

kemerahan, hitam, atau coklat, terutama pada orang – orang berambut hitam dan dapat

timbul bersamaan dengan tahi lalat.

4. Pertumbuhan yang kemerahan dengan tepi yang meninggi dan indentasi krusta di

tengahnya. Sebagai pertumbuhan yang lambat membesar, pembuluh darah yang kecil

dapat timbul pada permukaannya.

5. Daerah bekas luka yang berwarna putih, kuning, atau licin, dan sering terdapat tepi yang

sedikit tegas. Kulitnya sendiri terlihat mengkilat dan tegang. Meskipun merupakan tanda

yang jarang, dapat mengindikasikan adanya tumor yang agresif.

5

Page 6: basalioma

F. DIAGNOSIS

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang dapat ditegakkan

diagnosis basalioma. Biopsi kulit diperlukan untuk menentukan diagnosis pasti dan identifikasi

secara histologik bentuk dari basalioma. Karena itu sebaiknya biopsi dilakukan secara tajam.

G. DIAGNOSIS BANDING

- Karsinoma sel gepeng

- Hiperplasie sebasea

- Penyakit Bowen

- Karsinoma Sel Squamosa

H. PENENTUAN STADIUM

Untuk Basalioma/Karsinoma Sel Basal seperti halnya pada karsinoma kulit lainnya,

penentuan stadium tumor berdasarkan klasifikasi AJCC (American Joint Committe on Cancer)

masih dapat digunakan. Akan tetapi, secara klinis tidak berguna karena untuk penentuan T

(besarnya tumor primer) sukar dilakukan dan untuk N (keadaan kelenjar getah bening regional)

dan M (ada atau tidaknya metastasis) secara praktis tidak ada. Jadi, untuk menentukan stadium

tumor dipakai :

1. Ukuran atau diameter horisontal tumor

2. Lokasi tumor.

3. Tipe Karsinoma Sel Basal

6

Page 7: basalioma

4. Penyebaran histologik ke jaringan yang lebih dalam (diameter vertikal).

5. Batas keamanan terapi.

6. Batas reseksi operasi mikroskopis.

Basalioma sangat jarang bermetastasis dan sering tidak diperlukan penilaian stadium

sampai kanker ini menjadi sangat besar sehingga suspek terjadi penyebaran ke bagian lain dari

tubuh.

I. PENATALAKSANAAN

Idealnya semua basalioma harus di biopsi sebelum menentukan tindakan terapi yang

paling tepat. Bila biopsi preoperatif tidak dapat dilakukan, dianjurkan pada saat tindakan operatif

dilakukan.

Dalam memilih penatalaksanaan yang tepat harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : ukuran,

lokasi, lesi, umur penderita, dapat memberikan hasil kosmetik yang baik, tipe histologik, bentuk

tumor, dan kemampuan penderita untuk mentoleransi tindakan operasi.

1. Terapi Non Bedah

Terapi dari basalioma sangat bervariasi tergantung dari ukuran kanker, kedalaman, dan lokasi.

• Krioterapi : Terapi ini menggunakan nitrogen cair untuk membekukan lesi superfisial yang

kecil, dengan menyisakan sedikit jaringan parut. Banyak pasien yang merasa kesakitan dan

bengkak pada area yang diterapi. Secara umum cara ini tidak direkomendasikan untuk

basalioma, khususnya untuk bentuk morfea, invasif dalam, dan lesi ulserasi, atau pada tumor

yang berbatas jelek.

• 5-Fluorouracil (5-FU) : Penggunaan fluorouracil secara lokal dapat menolong para ahli untuk

penanganan basalioma pada pasien selektif (seperti pada kanker yang terbatas pada lapisan

superfisial kulit dari pasien yang berumur lanjut yang tidak bisa menjalani perawatan agresif

lainnya). Penggunaannya dua kali sehari selama beberapa minggu. Selama pengobatan, pasien

dapat mengalami peradangan tetapi jaringan parut kurang. Angka rekurensi sangat tinggi.

7

Page 8: basalioma

• Radioterapi : Basalioma selalu radiosensitif, dan radioterapi dapat digunakan untuk tingkat

lanjut dan lesi yang luas dimana pembedahan tidak cocok (seperti pada pasien yang alergi sama

obat anestesi, pada terapi antikoagulan, bertendensi jadi bentuk keloid). Tipe terapi ini

merupakan kontra indikasi pada pasien muda, oleh karena resiko tinggi menjadi jaringan parut,

lesi pada tubuh dan anggota gerak, atau kanker yang rekuren.

• Retinoid sistemik : Beberapa laporan menunjukkan efektifitas dari pengobatan retinoid

sistemik, tapi daya toksik dari penggunaan yang lama membatasi penggunaannya pada banyak

pasien.

2. Terapi Bedah

Terapi operatif dikombinasi dengan konfirmasi histologis merupakan prosedur standar

penanganan basalioma. Operasi tujuannya untuk membuang tumor sehingga tidak bisa lagi

berfloriferasi. Pengetahuan tentang sifat dan perbedaan bentuk klinik dan patologi dari berbagai

sub tipe basalioma sangat diperlukan untuk pemilihan jenis terapi yang tepat. Dikenal dua

macam operasi yaitu :

1. Operasi Mikrografi (pemotongan kompilt), ada 2 metode yaitu Frozen section contohnya

tekhnik Mohs dan Parafin Section. Prosedur ini memilki tingkat akurasi diagnostic yang

tinggi, sehingga kulit yang sehat bisa diselamatkan dan hanya mengeksisi tumornya saja

sehingga teknik ini aman serta bagus dari segimkosmetik. Operasi mikrografi ini diperlukan

untuk basalioma yang kurang potensial untuk mengalami rekurensi, yaitu :

- Tipe infiltrate, yang ada di kepala dan bagian distal ekstremitas.

- KSB dengan diameter >5 mm dan berlokasi di hidung, mata dan daerah telinga, dan

tumor yang berdiameter >20 mm di daerah lain selain yang disebut di atas.

- Tumor yang rekuren.

2. Operasi Konvensional. Tingkat rekurensinya 5-10%. Untuk meminimalisir tingkat

rekurensinya maka harus digunakan batas eksisi 0,3-1,2 cm di luar tumor bahkan pada penderita

dengan tumor yang kecil. Operasi ini untuk tumor yang berukuran 3-10 mm.

Selain operasi, terapi yang lain yaitu :

8

Page 9: basalioma

• Eksisi : Memotong keluar lesi dan menjahit kulit. Prosedur ini secara normal dinamakan biopsi

kulit, dimana diambil sedikitnya 4 mm jaringan sehat di sekitar tepi tumor. Eksisi merupakan

penanganan terbaik

• Kuret / kauterisasi : Seorang ahli dapat menggabungkan teknik ini, dengan cara mengorek

tumor untuk dibuang. Lesi di garuk dengan kuret dan dasarnya dikauter dengan aliran listrik

untuk menghentikan perdarahan. Prosedur ini sering digunakan pada pasien dengan lesi nodular

yang diameternya kurang dari 2 cm dengan tepi yang tegas. Luka biasanya menyembuh dengan

cepat tanpa dijahit, sering dengan jaringan parut yang nonestetik. Prosedur kuret dan kauterisasi

tidak cocok untuk lesi morfea, pasien dengan pacemaker jantung, pengobatan invasif yang

dalam, atau pasien dengan tumor rekuren yang tepinya tidak tegas.

• Bedah plastik : Prosedur ini sangat berguna untuk penanganan lesi yang lebih besar dari 3 mm

atau untuk lokasi tumor yang sulit. Biasanya, ahli bedah menggunakan prosedur ini sesudah

suatu eksisi simple untuk hasil yang estetik. Untuk melakukan prosedur ini, digunakan skin graft

atau skin flap untuk memperbaiki defek sesudah eksisi. Teknik ini digunakan khusus untuk

mengurangi jaringan parut atau untuk penutupan luka yang cepat.

• Bedah laser : Prosedur ini membuang lesi dengan menggunakan laser karbon dioksida yang

menggunakan sinar energi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan

pertumbuhannya. Teknik rutin tidak berguna pada pasien dengan resiko tinggi perdarahan.

Sesudah pengobatan, beberapa perubahan di kulit dapat terjadi, yang akan menjadi nyata setelah

beberapa tahun kemudian.

J. PROGNOSIS

Basalioma yang ditangani secara inkomplit dapat rekuren, sehingga semua penanganan

harus diikuti dengan follow-up, mengingat 20% dari kekambuhan yang ada biasanya terjadi

antara 6-10 tahun pasca operasi. Jika diterapi dengan tepat maka prognosis pasian dengan KSB

rekuren masih cukup baik, walaupun tumor yang rekuren memilki kecenderungan untuk kambuh

lagi dan menjadi agresif. Pasien dengan riwayat penyakit yang rekuren harus dimonitor lebih

sering terhadap perkembangan rekurensinya dan timbulnya tumor primer.

9

Page 10: basalioma

Sedangkan untuk kasus yang bermetastasis, prognosisnya adalah buruk di mana hanya

dapat bertahan sekitar 8-10 bulan setelah di diagnosis. Rekurensi KSB setelah follow up adalah

18% untuk eksisi, 10% untuk radiasi, 40% untuk elektrodesikasi dan kuretasi, dan 12% untuk

krioterapi (dengan follow up <5 tahun). Sebaliknya, dengan terapi Mohs tingkat rekurensi untuk

KSB setelah follow up 5 tahun adalah 3,4 – 7,9%. Dengan demikian Mohs mikrografi adalah

pengobatan pilihan untuk KSB rekuren. Dengan terapi yang adekuat, angka kesembuhan lebih

dari 95 % dapat dicapai.

K. PENCEGAHAN

• lnstruksikan kepada pasien untuk menghindari pemaparan sinar matahari, terutama pada siang

hari (antara jam 11.00 – 15.00) dimana merupakan waktu yang berbahaya. Juga pada sinar

matahari di musim panas.

• Mengajari pasien untuk menggunakan sunscreen (pelindung matahari) yang sangat bermanfaat

bagi pencegahan semua jenis kanker kulit. Pencegahan dilakukan dengan cara antara lain dengan

menggunakan baju lengan panjang, celana panjang, topi lebar, dan kacamata pelindung sinar

UV.

• Pemeriksaan diri sendiri terhadap perubahan pada kulit

1. Mengajari pasien untuk mengenali perubahan aneh pada kulitnya, terutama perubahan lebih

dari 3-4 minggu. Juga mengajari pasien untuk memeriksa kulitnya sendiri.

2. Beritahu pasien untuk melihat bagian depan dan belakang dari tubuh mereka sendiri pada

cermin. Kemudian berputar untuk melihat bagian samping badan sambil kedua lengan diangkat.

Selanjutnya mengangkat kedua siku untuk melihat lengan bagian depan dan belakang serta pada

telapak tangan.

3. Instruksikan pasien untuk duduk kemudian periksa bagian belakang kedua tungkai dan kaki,

termasuk sela jari-jari kaki dan bagian bawah kaki.

4. Pasien harus menggunakan cermin tangan untuk memeriksa bagian belakang leher dan kulit

kepala serta bagian punggung.

10

Page 11: basalioma

• Pemeriksaan kulit dianjurkan setiap 3 tahun untuk pasien usia 20-40 tahun dan setiap tahun

pada pasien usia diatas 40 tahun.

• Saat ini para peneliti sedang mencari cara kemopreventif dengan retinoid sistematik sebagai

agen pencegah kanker untuk pasien resiko tinggi terkena basalioma. Walaupun begitu, kegunaan

dari agen tersebut dibutuhkan evaluasi beberapa tahun lagi.

L. KESIMPULAN

Basalioma merupakan kanker kulit yang paling banyak terjadi di seluruh dunia.

Insidensnya akhir-akhir ini semakin meningkat, mengingat orang semakin banyak menghabiskan

waktu di luar rumah sehingga akan terpapar sinar ultraviolet lebih lama yang mana merupakan

salah satu penyebab utama dari basalioma. Dengan mengenali secara dini tanda-tanda awal dari

suatu basalioma dan terapi segera dengan tepat, maka prognosisnya akan jauh lebih baik.

11