23
Basic Gas Turbine Posted on Oktober 30, 2011 by ayahmuthia Gas Turbine digunakan di field sebagai “prime mover” untuk menggerakkan gas compressor, generator, dan pompa. Di fasilitas production, bahan bakarnya menggunakan natural gas disebabkan adanya ketersediaan fuel tersebut, Bagian utama Gas turbine terdiri dari : air compressor dimana udara mengalami kompresi, combustor dimana fuel dan udara kompresi bercampur dan terbakar, turbine (gas producer & power turbine) dimana gas panas diarahkan ke sudu-sudu rotor-nya sehingga akan menghasilkan kerja mekanis (putaran). Gas turbine memerlukan lebih banyak udara dibandingkan dengan reciprocating engine. Sebagai contoh Solar Saturn 1100 Hp menghandle 22 ton udara per jam operasinya, sedangkan reciprocating engine sejenis hanya memerlukan seperempatnya. Hanya sekitar 25% udara yang dipakai pembakaran pada gas turbine, sisanya untuk pendinginan dan keperluan massa aliran (mass flow) untuk kelancaran operasinya. air compressor menghisap udara luar, udara perlu dikompresi agar didapat massa udara yang banyak. Dari air compressor kemudian melewati diffuser sehingga tekanan naik dan kecepatan udaranya turun (agar tidak menganggu flame/api pembakaran). Kemudian udara dicampur dengan fuel dan mengalami pembakaran

Basic Gas Turbine.docx

  • Upload
    yanti

  • View
    227

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Basic Gas TurbinePosted onOktober 30, 2011byayahmuthiaGas Turbine digunakan di field sebagai prime mover untuk menggerakkan gas compressor, generator, dan pompa. Di fasilitas production, bahan bakarnya menggunakan natural gas disebabkan adanya ketersediaan fuel tersebut,Bagian utama Gas turbine terdiri dari : air compressor dimana udara mengalami kompresi, combustor dimana fuel dan udara kompresi bercampur dan terbakar, turbine (gas producer & power turbine) dimana gas panas diarahkan ke sudu-sudu rotor-nya sehingga akan menghasilkan kerja mekanis (putaran).

Gas turbine memerlukan lebih banyak udara dibandingkan dengan reciprocating engine. Sebagai contoh Solar Saturn 1100 Hp menghandle 22 ton udara per jam operasinya, sedangkan reciprocating engine sejenis hanya memerlukan seperempatnya. Hanya sekitar 25% udara yang dipakai pembakaran pada gas turbine, sisanya untuk pendinginan dan keperluan massa aliran (mass flow) untuk kelancaran operasinya.air compressor menghisap udara luar, udara perlu dikompresi agar didapat massa udara yang banyak. Dari air compressor kemudian melewati diffuser sehingga tekanan naik dan kecepatan udaranya turun (agar tidak menganggu flame/api pembakaran). Kemudian udara dicampur dengan fuel dan mengalami pembakaran di combustion chamber sehingga terjadi gas panas yang dialirkan melalui nozzle (agar kecepatan meningkat) diarahkan ke sudu-sudu turbine.

cara kerja gas turbineTenaga yang dihasilkan gas turbine dipengaruhi oleh air compressor pressure ratio, temperature combustor, efisiensi air compressor & turbinnya, temperatur & tekanan udara luar.Udara panas sifatnya renggang (mengembang/tidak padat), begitu juga semakin tinggi permukaan (barometric pressure semakin rendah) udara semakin tidak padat. Udara yang renggang massanya lebih ringan dibandingkan udara dingin dalam satu volume tertentu. Akibatnya massa udara pada proses pembakaran lebih sedikit sehingga horse powernya juga akan berkurang. Jadi, dengan kata lain suhu udara luar tinggi atau barometric pressure rendah akan mengurangi tenaga yang dapat dihasilkan.Semakin tinggi flow rate/aliran gas , horsepower yang dihasilkan juga semakin meningkat. Flowrate dipengaruhi oleh suhu combustor dan kecepatan putar air compressor. Dibawah ini grafik yang menggambarkan hubungan kecepatan air compressor vs available horsepowernya.

Dari grafik diatas, misal air compressor 100% speed tenaga yang dihasilkan 100% horsepower, tetapi bila air compressor 90% speed tenaga yang dihasilkan turun hingga menjadi hanya 60% horsepower. Penurunan 10% speed air compressor saja berakibat turunnya tenaga yang dihasilkan hampir 50%. Jadi kecepatan putar air compressor merupakan faktor yang sangat penting dan critical, penurunan kecepatannya sedikit saja akan berakibat besar pada penurunan tenaga gas turbine. Dengan kata lain efisiensi gas turbine tergantung dari efisiensi air compressornya. Efisiensi air compressor dapat turun secara drastis dalam waktu singkat karena adanya kotoran semacam debu, uap air laut, dan kontaminan yang lainnya yang ikut terhisap air compressor (walaupun sudah ada filter). Kotoran tersebut akan menempel pada sudu-sudu air compressor dan mengurangi effisiensi kompresinya yang berakibat berkurangnya mass flow udara, berkurangnya Pcd (compressor discharge pressure), penurunan horsepower, dan temperature engine meningkat. Bila ada gejala penurunan efisiensi air compressor misalnya Pcd turun, maka perlu dilakukan pembersihan dengan injeksi air dan detergent chemical (detergent wash).Di lapangan, gas turbine terdapat 2 tipe gas turbine : single shaft dan split shaft. Pada single shaft air compressor, gas producer, power turbine berada satu shaft sehingga kecepatannya sama.Dibawah ini gambar single shaft (hanya untuk mempermudah konsep single shaft) :

skema single-shaftSingle shaft ini cocok untuk aplikasi penggerak beban dengan kecepatan putar tetap dan load (beban) yang berubah-ubah seperti generator yang memerlukan speed yang dijaga konstan pada sembarang loadnya. Single shaft memerlukan horsepower yang tinggi saat start sehingga beban harus lepas (unload) saat start.Sedangkan split shaft, air compressor dan gas producer turbine-nya terpisah dari power turbine (yang akan menggerakkan beban)-nya. Kecepatan putar power turbine tidak tergantung (lebih lambat sesuai dengan bebannya) kecepatan air compressor dan gas producernya. Skema split shaft seperti gambar dibawah (hanya untuk mempermudah pemahaman split shaft).

Split-shaft gas turbineSplit shaft (ada yang menyebut two-shaft atau multi shaft) digunakan bila memerlukan speed yang variable seperti pada pompa dan gas compressorhttp://www.ayahmuthia.wordpress.comSumber bacaan :1. Surface Production Operations Volume 2, Maurice stewart & Ken arnold, Gulf Publishing CompanyHouston.TXDipublikasi digas turbine |4 KomentarSimilarity Laws Hukum KesebangunanPompaPosted onOktober 18, 2011byayahmuthiaPompa menambahkan energi ke liquid sehingga liquid mampu dipindahkan dari tempat/pressure yang lebih rendah ke tempat/pressure yang lebih tinggi. Pada pompa jenis kinetic (berputar) energi ditambahkan dengan cara memutar liquid memakai impeller.Flowrate/capacity pompa dapat diubah dengan mengubah speed (rpm) pompa. Menaikkan speed impeller pompa akan ikut menaikkan flow-nya. Bayangkan kipas angin, dengan kecepatan putar yang semakin meningkat, angin yang berhembus juga semakin banyak. Dalam aplikasi di lapangan mengubah speed terkadang tidak praktis terutama bila penggeraknya motor listrik karena dipengaruhi frekwensi generatornya.Diffuser/Casing/Bowl suatu pompa dapat dipakai untuk berbagai macam impeller sejenis dengan diameter luar yang berbeda-beda. Misal vertical turbine pump model VIC-T, 6 stage, impeller 10 AHC dapat memakai impeller dengan diameter 5.75 in, 6.625 in, dan 6.688 in dengan bowl yang sama. Misal suatu field ingin menaikkan produksi menjadi sekian ribu barrel, pompa saat ini memakai impeller dengan diameter 6.625 in, dengan mengganti impeller yang lebih besar (6.688 in) apakah pompa mampu mengirimkan sesuai target yang dikehendaki? Hal ini dapat diprediksikan dengan Similarity Laws atau Hukum kesebangunan pompa yang akan diterangkan dibawah ini.Note : karena pompa meng-handle liquid (cairan) yang bersifat incompressible (tidak dapat dimampatkan) maka hanya 1 jenis impeller dengan diameter yang sama yang dapat dipakai pada tiap stage (dari stage pertama sampai ke enam impellernya sama semua, jenis dan diameternya). Berbeda dengan compressor, karena menghandle udara /gas yang bersifat compressible (dapat dimampatkan) maka semakin tinggi stage-nya, housing diikuti impellernya semakin mengecil untuk memampatkan udara/gas tersebut.Point Pertama :Perhatikan gambar 2 impeller yang berbeda diameternya dibawah ini :

Impeller B mempunyai diameter lebih besar, maka kelilingnya pun tentu juga lebih besar. Sembarang titik pada bagian terluar impeller B akan menempuh jarak yang lebih panjang daripada titik terluar impeller A. Jika kedua impeller tersebut berputar pada rpm yang sama maka titik terluar B akan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi dibanding titik terluar A ( Karena titik terluar B akan menempuh jarak yang lebih panjang tetapi jangka waktu yang sama dengan A) .Kecepatan titik terluar impeller ini disebut Tangential Velocity, dan dirumuskan dengan :Dengan diketahuinya tangential velocity suatu impeller dapat dicari Head yang dihasilkan impeller tersebut.

Jadi semakin tinggi tangential velocitynya maka Head yang dihasilkan pompa semakin besar. Dapat dikatakan juga diffuser/bowl akan mengubah ke pressure lebih tinggi bila tangential velocity nya impeller semakin tinggi.Dari kedua rumus diatas maka didapat

maka, Bila ada 2 pompa yang secara geometris sama dan sebangun maka didapat perbandingan :

Similarity Law diatas digunakan untuk memprediksi Head baru atau pressure yang mampu dikeluarkan pompa bila ada perubahan speed N dan/atau diameter impellernya.Point keduaMasih dengan analogi kipas angin, pada kecepatan yang sama, baling-baling yang besar akan menghasilkan hembusan angin yang lebih banyak dibandingkan dengan baling-baling yang kecil. Demikian pula pada pompa, impeller yang mempunyai diameter lebih besar akan menghasilkan flowrate/capacity yang lebih banyak.Flowrate merupakan volume yang dapat dikirimkan pompa dalam putaran tertentu. Jadi flowrate berbanding lurus dengan putaran pompa (n) dan juga volume yang dihasilkan sekali putar. Volume berbanding lurus dengan r ^3 atau juga diameter^ 3 (ingat rumus volume)Jadi, jika ada 2 pompa sentrifugal yang secara geometris sama tetapi berbeda impellernya, maka untuk kondisi aliran yang sebangun berlaku hukum sebagai berikut :

Dengan Q = flow raten = putaran pompa (rpm)D = diameter impellerAplikasi rumus diatas di lapangan adalah untuk memprediksi flowrate yang dapat dikirim pompa bila putaran dan diameter impellernya berubah.Point ketigaDengan berubahnya diameter impeller maka flowrate dan Head akan berubah. Beban yang harus ditanggung pompa (Hydraulic Horse Power/whp) dan Motor (Brake Horse Power/bhp) pun akan berubah.Hydraulic Horsepoweratau output pompa atau whp adalah Tenaga yang digunakan pompa untuk mengirimkan liquid (liquid Horsepower).

Angka konstanta 3960 diatas didapat dari besaran foot pounds untuk 1 hp (33.000) dibagi dengan berat 1 gallon air (8,33 pounds)Sedangkan Brake Horsepower atau input pompa atau bhp adalah horsepower actual yang digunakan oleh penggerak (motor listrik atau engine) untuk menggerakkan pompa.

Dari similarity law pada point pertama dan kedua :

Maka bila kita masukkan Q dan H pada rumus whp/bhp (kita sebut saja P atau power) akan didapat hubungan :

Bila kita buat perbandingan antara 2 pompa yang sebangun akan didapatkan :

Aplikasi rumus diatas di lapangan adalah untuk memprediksi horsepower pompa dan penggeraknya bila putaran pompa dan diameter impellernya berubah.Kesimpulannya :ada 3 similarity laws pompa yang dapat digunakan untuk memprediksi flowrate, Head, dan Horsepower pompa bila putaran dan diameter impeller berubah.minomartani, sleman, yogyakarta, 18 oktober 2011. (22:45 wib)Dipublikasi diPompa |Tinggalkan komentarHead dan CapacityPompaPosted onOktober 8, 2011byayahmuthiaOrang lapangan lebih tertarik terhadap Pressure dan mungkin tidak familiar terhadap Head, karena pressure dapat mudah diketahui dari pressure gauge yang banyak terdapat di lapangan. Pengertian yang paling sederhana Head adalah tinggi suatu cairan. Bila dalam suatu bejana terdapat cairan setinggi 10 ft maka head cairan tersebut adalah 10 ft, tidak peduli bentuk maupun diameterbejana.Biladidalam suatu bejana diisi dengan air setinggi 10 ft, maka Pressure Gauge yang diletakkan pada bagian bawah bejana akan menunjukkan 4.33 psig. Dengan kata lain 1 psig setara dengan 2.31 ft tinggi air ( dari hasil pembagian 10 dibagi dengan 4.33).Pemahaman terhadap Head akan sangat membantu bagi para Field engineer maupun Facility engineer dalam pemilihan pompa baru yang cocok dengan sistem yang didesain process engineer. Para mekanik lapangan pun perlu memahami Head untuk mengestimasi apakah pompa lama yang sudah terpasang akan mampu bekerja dengan baik bila terjadi perubahan sistem (perubahan pressure pada downstream pompa), misalkan bila pompa yang biasanya memompa ke OGOL (out going oil line) dengan pressure 200 psigkemudian terjadi perubahan pressure OGOL menjadi 250 psig, apakah mampu atau tidak pompa yang ada?Dalam data sheet pompa akan selalu kita jumpai istilah Rated Head, capacity, TDH, Shut Off Head, dan running out capacitySebagai contoh suatu field mempunyai pompa pengirim minyak sebagai berikut :Vertical Turbine Pump merk Goulds pumps, Model : VIC-T, type : centrifugaldalam data sheet tertera Rated Head 980 ft dan Capacity 520 gpm (gallon per minute) dan Shut off Head : 1244.7 ft, Run out capacity : 693.8 gpm. Apa artinya?Mari kita bahas satu persatuRated Head : 980 ft, capacity : 520 gpmartinya Pompa ini dapat mengatasi 980 feet of Head (TDH) sebanyak 520 gpm. Secara teoritis misal pada keluaran (discharge) pompa dihubungkan dengan pipa setinggi 980 ft maka pada ujung pipa akan keluar cairan sebanyak 520 gpm. Rated Head merupakan nilai rata-rata kemampuan pompa. Rated Head disebut Juga Total Discharge Head (TDH).Dapat mengatasi Head 980 ft? maksudnya? Kongkretnya, berapa pressure/back pressure di system yang mampu dilawan pompa? Dan Capacity 520 gpm, berapa barrel per day (bpd) itu?Konversinya : 1 psi = 2.31 ft HeadJadi Head = 980 ft maka setara dengan Pressure = 980 : 2.31 = 424 psigSedangkan 1 gpm = 34.29 bpdJadi 520 gpm = 17 830 bpdJadi Pompa tersebut bila digunakan untuk memompa kedalam sistem yang bertekanan 424 psig (atau system yang setara dengan 980 ft Head) maka jumlah cairan yang dipindahkan sebanyak 17.830 bpd.Disamping itu didalam data sheet juga selalu dicantumkan performance curve-nya.Dibawah ini merupakan rated Head and capacity pompa diatas (lingkaran merah) 980 ft & 520 gpm.

Dari kurva diatas bila di field yang pressure downstream 400 psig, berapa barrel per day liquid yang dikirim?Konversikan dulu pressure menjadi head (dikali 2.31) = 400 x 2.31 = 924 ft head, lalu cari di sumbu Y kira-kira 924 ft tarik garis ke kanan menyentuh kurva (kurvanya tergantung diameter impellernya apakah 6.625 in atau kah 6.688 in) lalu tarik garis ke bawah memotong sumbu X (sekitar 580 gpm). Konversikan 580 gpm ini menjadi bpd (dikalikan 34.29) kira-kira 20.000 barrel.Shut off Head : 1244.7 ft, apa artinya?Kita lihat lagi kurva diatas, bila Head semakin naik (di lapangan dapat diartikan back pressure pada sistem meningkat) menjadi 1200 ft maka capacity akan berkurang menjadi 350 gpm. Semakin tinggi headnya, capacity akan semakin berkurang (begitu pula sebaliknya). Hal ini dapat dimisalkan dengan keramaian orang yang masuk stadion, semakin ramai orang yang didalam (backpressure meningkat) semakin susah orang yang melewati pintunya (flow semakin sedikit). Bila backpressure system meningkat terus maka akan sampai pada titik dimana pompa tidak akan mampu mengeluarkan cairan sama sekali (capacity/flowrate nol), pada kurva diatas terdapat pada Head 1244.7 ft. Pressure dalam system atau lebih tepatnya Head dimana pompa beroperasi tetapi sudah tidak mampu mengirimkan cairan (tidak ada flow rate) inilah yang disebut Shut Off Head. Jadi Shut Off Head pompa diatas 1244.7 ft. Data berupa angka dalam data sheet dan kurva selalu berhubungan (coba berlatih membandingkan keduanya). Pompa tidak boleh dioperasikan pada kondisi shut off head, karena sama saja efeknya dengan menutup discharge valve. Pompa ketika beroperasi pada shutoff head atau no flow disebut berada dalam kondisi churn (bergolak) yang akan merusak pompa.

Run out capacity : 693.8 gpm, apa maksud run out capacity?Bila Head pompa turun (misal karena ada perubahan facility) atau pressure downstream sistem turun maka flow rate akan bertambah. Bila headnya diturunkan terus maka akan sampai titik dimana liquid yang dikeluarkan pompa tidak sebanding dengan liquid yang diterima pompa, akibatnya pompa terkadang akan running dalam keadaan kering tanpa liquid, karena liquid yang masuk terlambat datang ke barrel pompa sehingga bagian-bagian penting pompa dapat rusak seperti impeller dan mechanical seal juga pompa akan mengalami gas lock maupun kavitasi yang dapat merusak pompa. Titik inilah yang disebut pump run out, dan flowrate yang dapat dikirimkan pada titik itu disebut run out capacity. Jadi bila run out capacity vertical turbine pump diatas adalah 693.8 gpm (23.790 bpd) maka inilah maximum flow yang diperbolehkan pompa untuk mengirimkan liquid. Pada kurva pertama, pump run out terletak pada Head sekitar 700 ft atau pada pressure system 303 psig. Jadi Pompa tidak boleh di-running dalam head atau pressure ini karena beroperasi dalam run out capacity-nya.Jadi kesimpulannya : Operasi pompa harus diantara pump run out capacity dan shut off head-nya, pompa harus dilarang beroperasi pada shut-off head atau pump run out nya karena dapat merusak pompa tersebut.Dipublikasi diPompa |12 KomentarPola Kerusakan PeralatanPosted onOktober 2, 2011byayahmuthiaSebuah team maintenance sedang memasang vertical turbine pump baru berikut electric motor yang baru dan sekaligus melakukan commisioning. Banyak variabel yang mempengaruhi kesuksesan pekerjaan ini. Engineering mendesign proses dan pemilihan pompanya. Construction memasang barrel dan foundation untuk pompa. Mekanik melakukan pemasangan pompa, alignment shaft pompa dengan motor, memasang mechanical seal, dll. Electrician memeriksa motor, menyambung kabel motor, dll. Operator membuka tutup suction & discharge valve dan memastikan proses akan berjalan sebagaimana mestinya. Begitulah suatu pekerjaan baru untuk pemasangan peralatan yang baru, ditambah dengan banyaknya personnel yang terlibat. Probabilitas kerusakan dan kegagalan (failure) peralatan tentu saja tinggi. Satu kesalahan kecil saja, misalkan lupa mengisi lube oil pada electric motor dapat berakibat fatal, motor akan macet (jammed). Jadi untuk peralatan baru kemungkinan terjadinya failure sangat tinggi.Setelah commisioning, pompa tersebut akan dimonitor untuk beberapa saat (jam/hari). Setelah normal dan tidak ada problem (vibrasi rendah, discharge pressure & ampere OK) , probabilitas failure-nya akan rendah dalam jangka waktu tertentu (misal 6 bulan). Setelah itu probabilitas failure-nya akan meningkat tajam, yang ditandai dengan tingginya vibrasi misal karena bearing pompa aus (worn out).Tingginya probabilitas failure pada saat commisioning, kemudian rendah untuk waktu tertentu, kemudian meningkat lagi dapat digambarkan dalam sebuah kurva yang disebut Bathtub Curve atau Mean To Time Failure (MTTF).Umumnya manufacture menetapkan penggantian suatu part atau unit berdasarkan statistik MTTF-nya (tentu saja melalui penelitian terhadap banyak peralatan sejenis) sehingga dapat dijadikan patokan usernya, misal penggantian gas turbine engine tiap 40.000 jam operasi, penggantian lube oil tiap x jam operasi, dsb. Pengalaman teknisi terhadap suatu peralatan juga kadang dapat dijadikan acuan, misalkan air compressor tiap 5 tahun performance-nya mulai menurun, maka teknisi pada tahun ke-4 dapat meng-order yang baru sehingga dapat menggantinya sebelum tahun ke-5.Pola kegagalan diatas disebut Pola kegagalan tergantung waktu/umur (age-related failures), jadi kegagalannya teratur seiring umurnya. Ada juga kegagalan yang tidak teratur, atau kegagalan acak (random failures), artinya failure dapat terjadi kapan saja dengan probabilitas yang sama sepanjang waktu, tidak ada patokan. Meskipun demikian ada tanda-tanda sebelum failureterjadi.Misalwire rope pada crane karena digunakan untuk beban yang berbeda-beda antara satu crane dengan crane yang lainnya, disamping itu tergantung skill operator crane dalam mengoperasikannya maka periode failure pada wire rope ini bervariasi. Pada pola seperti ini tidak cocok bila diterapkan manajemen perawatan seperti pada age-related failures. Pada pola ini lebih tepat bila digunakan Predictive Maintenance untuk melihat tanda-tanda failure yang terjadi (dalam kasus wire rope harus dikombinasikan dengan PM seperti melumasinya secara rutin). Secara visual, operator crane dapat memeriksa kondisi luar wire rope-nya apakah ada kinking, wire strand yang putus. Sedangkan kondisi core (bagian dalamnya) harus menggunakan alat.Sebagai contoh tambahan dari kegagalan acak (yang saya ambil dari web migas indonesia) adalah kasus pada ball bearing. Sebuah penelitian terhadap 30 buah deep groove ball bearing yang sama, yang diuji dalam kondisi terkontrol sampai mengalami kerusakan membuktikan bahwa periode kerusakan bearing ini tidak seragam Mean Time To Failure-nya dengan tingkat keyakinan 95% sulit ditentukan (waktu failurenya berbeda jauh). Karena tidak adanya batas umur kegagalan ball bearing secara statistik dengan tingkat deviasi yang kecil maka lebih tepat bila dengan PdM/Condition Monitoring misal dengan Vibration analysis.Ringkasannya, berdasarkan tingkat probabilitas failure suatu peralatan terhadap waktu ada 2 tipe failure : age-related failures (Pola kegagalan tergantung waktu/umur) dan random failures (Pola kegagalan acak) dimana akan mempengaruhi tindakan maintenance yang dilakukan.Sepinggan Field, 2 oktober, 2011Dipublikasi diUncategorized |Tinggalkan komentarPreventive Maintenance (bag.2)Posted onSeptember 24, 2011byayahmuthiaTulisan sebelumnya tentang PM yang merupakan tindakan maintenance/perawatan/ pemeliharaan secara berkala. Berkala disini artinya rutin, jadi PM merupakan aktifitas rutin, dapat mingguan/bulanan/sesuai running hours/sesuai anjuran manual book. Jadi pengendalinya adalah waktu (time driven). Contoh sederhananya, penggantian lube oil pada air compressor per 500 jam atau pada sepeda motor/mobil berdasarkan kilometernya (2000 km/4000 km/10.000 km, dsb). Begitu parameter diatas tercapai, oli tersebut diganti tanpa bertanya-tanya jangan-jangan olinya masih bagus? Gak usahlah kita ganti. Juga tanpa kita periksa dengan lube oil analysis di lab (kekentalannya, kontaminasi material, dll), pokoknya hanya dikendalikan waktu saja.Mudah, itulah mungkin kelebihan dari PM. Karena time driven maka mudah diplanningkan dan mudah di-schedule-kan pekerjaannya. Mudah dalam penyediaan dan pengendalian spare part-nya. Mudah dalam estimasi budgetnya. Mudah dilakukan oleh pekerja karena hanya berupa minor repair atau TLC (Tighten, Lubrication, Cleaning) saja. Mudah koordinasinya karena arahnya pada peralatan yang tingkat critical-nya lebih kecil sehingga komunikasi lebih cepat dan tidak ribet. Mudah, karena hanya tinggal mengikuti apa yang ditulis di manual book. Disamping itu, frekwensi breakdown dapat dikurangi dengan mudah, life time peralatan juga semakin panjang.Namun dari pengamatan ada beberapa kekurangan PM. Dalam PM peralatan harus berhenti, kemudian dilakukan minor disassembly sesuai jadwal. Pada field yang cukup luas dengan peralatan yang banyak, work order juga akan menjadi banyak. Hal ini akan menyita biaya dan waktu yang cukup banyak. Ditambah lagi dengan personnel yang sedikit, ketelitian dalam melakukan PM akan berkurang sehingga muncul potensi kerusakan baru yang sebelumnya tidak ada. Setelah di-PM malah jadi rusak, begitu ungkapan yang ada. Tidak adanya monitoring dan trending sehingga breakdown masih tinggi untuk equipment tua. Tidak adanya trending tersebut juga akan menyulitkan rootcause analysis failure yang terjadi.Dari kekurangan diatas dimana PM hanya dikendalikan oleh waktu tanpa mengamati kondisi equipment, dalam perkembangannya dimasukkan pula condition monitoring. Dari pengamatan kondisi equipment (getaran, temperature, kondisi lube oil, dll) dengan menggunakan berbagai macam tools kemudaian dibuat trending-nya sehingga dapat diprediksi (Predictive) kondisinya. Dengan Predictive Maintenance (PdM) inilah perawatan dapat lebih terencana, kapan harus shut down, pembelian spare parts, pengaturan man power, juga persiapan tools. Hal inilah yang menyebabkan ada yang memasukkan aktivitas PdM dalam task PM. Dengan dimasukkannya monitoring inilah PM tidak hanya menjadi aktifitas rutin yang berlalu begitu saja, tetapi benar-benar menjadi aktifitas preventive (pencegahan) terjadinya kerusakan.Dipublikasi diPM |1 KomentarPreventive Maintenance (Bagian1)Posted onSeptember 23, 2011byayahmuthiaMisalkan sebuah perusahaan membeli sebuah reciprocating compressor untuk keperluan suplai udara instrumentnya. Sebuah peralatan mungil dengan merk Ingersoll rand, type 15T. Sebuah motor listrik dipakai untuk menggerakkannya dengan perantaraan sebuah V-belt. Agar memperoleh performance yang optimal, perusahan tersebut membelinya dalam keadaan baru. Baru keluar dari pabrik istilahnya, jadi keandalannya tidak perlu diragukan lagi.Di field compressor tersebut dioperasikan terus menerus. Awalnya semuanya berjalan lancar, pressure yang diinginkan dapat dicapai dengan cepat begitu pula suaranya halus. Namun, Beberapa bulan kemudian baru muncul suara-suara asing. Kerja compressor mengisi air receiver tank pun lebih lambat, tidak secepat dulu. Intake filter juga mulai basah oleh lube oil, tanda bertambahnya clearance ring piston dengan cylinder. Lube oil pun semakin encer karena panas dan kemampuan melumasinya pun berkurang. Crankshaft bearing pun akhirnya tidak mendapat pelumasan yang baik. Singkat cerita, compressor tersebut tidak dapat beroperasi sama sekali karena crankshaft bearingnya macet.Ilustrasi diatas menggambarkan kondisi peralatan yang akan berubah seiring dengan waktu atau terkait dengan penggunaannya. Semua peralatan pastilah mempunyai umur tertentu dimana performancenya tidak dapat lagi diandalkan. Namun, tentu saja peralatan yang dirawat dengan baik umurnya berbeda dengan peralatan yang tidak dirawat. Perawatan yang baik tentu saja tidak berkaitan dengan mood teknisinya dalam memonitor. Bila teknisi lagi semangat peralatan baru diperiksa, bila lagi tidak mood atau lagi sibuk dibiarkan saja. Tentu saja itu bukan manajemen perawatan yang baik. Agar lebih teratur dan terukur perlu penjadwalan pemeriksaan dan perawatan. Penjadwalan dapat berkala/ berkaitan dengan waktu (misal mingguan atau bulanan) ataupun dengan jam kerja (running hours) suatu peralatan.Tindakan perawatan yang dilakukan secara berkala biasanya direkomendasikan dalam instruction manual suatu peralatan. Dalam compressor 15T diatas, lube oil harus diganti tiap 500 jam running hours. Part pembantu lainnya juga perlu di-inspeksi secara rutin, misalkan tiap bulan, walaupun tidak terdapat dalam manual. Contoh V-belt perlu diperiksa apakah terdapat tanda-tanda kerusakan (patah-patah) ataukah masih bagus. Bila sudah ada tanda-tanda rusak harus segera diganti, kalau tidak bisa jadi ditengah operasi V-belt tersebut putus sehingga compressor tidak dapat bekerja. Begitu pula pemeriksaan grease motor, unloader, setting auxiliary valve, dll. Perawatan berkala sesuai anjuran manual manufacture maupun pengalaman maintenance lapangan inilah yang disebut Preventive Maintenance (PM).

Kipas angin (fan) adalah perangkat mekanis yang digunakan untuk membuat aliran gas kontinu seperti udara.Dalam setiap sistem pendingin, yang menggunakan gas sebagai penghantar, kipas angin adalah unit wajib yang menciptakan aliran udara dalam sistem.Sistem ini dapat dilihat dalam kipas angin sederhana yang digunakan di rumah tangga atau kipas pendingin eksternal untuk mesin pembakaran internal.Ketika membutuhkan tekanan yang lebih tinggi diperlukan blower yang digunakan sebagai pengganti kipas angin.

Lebih lanjut tentang Kipas Angin (Fan)Kipas angin biasanya terdiri dari baling-baling atau pisau tetap ke sebuah hub, biasanya disebut impeller.Mekanisme penggerak seperti motor atau drive belt akan terhubung untuk menciptakan gerak rotasi impeller.Mekanisme gerak bisa diatur sehingga alirannya bias sentrifugal maupun aksial.

Fan aksial meniup gas sepanjang sumbu rotasi, dan biasanya digunakan sebagai pendingin kipas di rumah tangga, mobil, dan bahkan di komputer.Struktur kipas yang lebih besar digunakan di mesin turbojet, mesin pendingin udara industri, dan dalam terowongan angin, untuk memberikan aliran volume gas yang besar.

Fan sentrifugal meniup gas radial keluar dari sumbu impeller.Mereka juga dikenal sebagai Kipas kandang Squirrel, karena tampilannya mirip kandang yang digunakan untuk latihan tupai.Gas tersedot dari rongga hingga ke tengah impeller kemudian didorong keluar oleh gaya sentrifugal yang bekerja pada gas karena gerak rotasi.Fan sentrifugal adalah jenis yang paling umum digunakan dalam perangkat HVAC modern.

Lebih lanjut tentang BlowerSebuah kipas sentrifugal dengan rasio tekanan tinggi (output tekanan / input tekanan) dikenal sebagai blower.Blower memberikan laju aliran volume transfer yang tinggi dengan rasio tekanan yang relatif lebih besar.Rasio tekanan dari kipas angin di bawah 1,1 sedangkan blower memiliki rasio tekanan 1,1-1,2.

Apa perbedaan antara Fan dan Blower? Fan menghasilkan aliran gas dengan sedikit tekanan dan volume gas yang lebih besar, sementara blower menghasilkan rasio tekanan yang relatif lebih tinggi dengan volume aliran gas yang lebih besar.