6
BBDM BAB II Pembahasan 2.1 Profesionalisme seorang dokter Profesionalisme sering disebut dalam berbagai kaitan. Satu pendapat menyatakan profesionalisme yaitu suatu status, cara, karakteristik, standar yang terkait dengan suatu profesi. Pendapat lain menyatakan profesionalisme sebagai ajektif yang memiliki arti kualifikasi. Namun bila ditilik dari asal katanya, profesional berasal dari kata ”profession” dari bahasa Latin yang berarti a public declaration with the force of a promise, atau bila diartikan dalam bahasa Indonesia adalah sebuah deklarasi umum dengan kekuatan sebuah janji. Ciri- ciri seorang profesional adalah: 1. Mempunyai kompetensi dalam bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu. 2. Mempunyai tugas dan tanggung jawab tertentu baik terhadap individu dan masyarakat. 3. The right to train, admit, discipline and dismiss its members for failure to sustain competences or observe the duties and responsibilities. Sebagai seorang dokter yang professional, maka harus: 1. Fiducity/ trust/ confident 2. Berdasarkan etik. Berdasarkan The American Board of Internal Medicine (1995), profesionalisme sebagai seorang dokter haruslah diajarkan dan dibentuk oleh seorang dosen atau tutor dan telah menjadi bagian dari sikap, perilaku dan keahlian dokter dalam menangani pasiennya yaitu: 1. Altruism: Seorang dokter wajib mendahulukan kebutuhan/urusan klien daripada urusannya sendiri, serta senantiasa memberi yang terbaik.

BBDM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kdk,d kd kd dk dkd kd kd

Citation preview

Page 1: BBDM

BBDM

BAB IIPembahasan2.1 Profesionalisme seorang dokterProfesionalisme sering disebut dalam berbagai kaitan. Satu pendapatmenyatakan profesionalisme yaitu suatu status, cara, karakteristik, standaryang terkait dengan suatu profesi. Pendapat lain menyatakanprofesionalisme sebagai ajektif yang memiliki arti kualifikasi. Namun biladitilik dari asal katanya, profesional berasal dari kata ”profession” daribahasa Latin yang berarti a public declaration with the force of a promise,atau bila diartikan dalam bahasa Indonesia adalah sebuah deklarasi umumdengan kekuatan sebuah janji.Ciri- ciri seorang profesional adalah:1. Mempunyai kompetensi dalam bidang pengetahuan dan keterampilantertentu.2. Mempunyai tugas dan tanggung jawab tertentu baik terhadap individudan masyarakat.3. The right to train, admit, discipline and dismiss its members for failureto sustain competences or observe the duties and responsibilities.Sebagai seorang dokter yang professional, maka harus:1. Fiducity/ trust/ confident2. Berdasarkan etik.Berdasarkan The American Board of Internal Medicine (1995),profesionalisme sebagai seorang dokter haruslah diajarkan dan dibentukoleh seorang dosen atau tutor dan telah menjadi bagian dari sikap, perilakudan keahlian dokter dalam menangani pasiennya yaitu:1. Altruism: Seorang dokter wajib mendahulukan kebutuhan/urusan kliendaripada urusannya sendiri, serta senantiasa memberi yang terbaik.222. Accountability : Dokter bertanggung jawab kepada pasien, kepadamasyarakat di kesehatan masyarakat dan pada profesi mereka.3. Excellence : seorang dokter wajib berkomitmen pada pembelajaranjangka panjang.4. Duty : seorang dokter harus bersedia dan cepat tanggap bila ”dipanggil”untuk melakukan pelayanan atau tindakan medis yang diperlukan.5. Honor and integrity : Seorang dokter wajib berkomitmen untuk jujur,berterus terang dan adil dalam interaksinya dengan pasien dan profesimereka.6. Respect to others : seorang dokter harus menunjukkan rasa hormat(respect) pada pasien dan keluarganya, anggota timya dan dokter lain,mahasiswa kedokteran, residentnya dan pemagangnya.Menurut aspek profesionalisme di atas, dokter itu tidaklahprofesional, karena tidak memperhatikan hak-hak pasien dan melanggaretika dasar moral.

Page 2: BBDM

2.2 Hak dan kewajiban dokterHak-hak seorang dokter :1. Hak bekerja menurut standar profesi medik2. Hak menolak melaksanakan tindak medik yang tidak dapatdipertanggungjawabkan secara profesional3. Hak menolak suatu tindakan medik yang menurut suara hatinya tidakbaik4. Hak mengakhiri hubungan dengan pasien, kecuali dalam keadaan gawatdarurat5. Hak atas privacy dokter6. Hak atas jasa atau honorarium7. Hak atas itikad baik dari pasien.23Kewajiban- kewajiban dokter :1. Kewajiban yang berhubungan dengan standar profesi medik2. Kewajiban yang berhubungan dengan hak-hak pasien3. Kewajiban yang berhubungan dengan fungsi sosial dari pemeliharaankesehatan2.3 Hak dan kewajiban pasienHak- hak seorang pasien:1. Hak memilih dokter dan rumah sakit2. Hak memperoleh informasi medis dan persetujuan3. Hak menolak pengobatan4. Hak atas rahasia dirinya5. Hak untuk memutuskan hubungan antara dokter dan pasien6. Hak menerima ganti rugi7. Hak atas bantuan yuridisKewajiban-kewajiban seorang pasien:1. Kewajiban memberi informasi yang sebenarnya kepada dokter2. Kewajiban mematuhi nasihat dokter yang mengobati3. Kewajiban menyimpan rahasia pribadi dokter yang mengobatinya4. Kewajiban untuk memberikan imbalan atau honorarium yang pantas5. Kewajiban pasien untuk menaati peraturan rumah sakit dan melunasibiaya rumah sakitBerdasarkan penjelasan di atas, dokter telah melanggar hak pasien,diantaranya adalah hak atas kerahasiaan dirinya dan hak untuk mendapatpelayanan medis yang sesuai standar.2.4 Empati dokter2.4.1 Pengertian empatiKeadaan jiwa yang merasa iba melihat penderitaan orang lain dan24terdorong dengan kemampuan sendiri untuk menolongnya tanpamempersoalkan persoalan perbedaan latar belakang agama, budaya, bahasa,bangsa, etnik, dan lain sebagainya (Abuddin Nata).Suatu kemampuan seseorang untuk mengerti perasaan,pikiran,dankeinginan orang lain,tanpa mempengaruhi obyektivitas dalam menilai orang

Page 3: BBDM

tersebut atau kemampuan menempatkan diri ke dalam diri orang lain untukmemahami pandangan dan perasaan orang tersebut,sesuai dengan latarbelakang pendidikan,sosial,budaya,agama,ekonomi,etnik,dan lain-lain.2.4.2 Empati dokter dalam kasus iniPada kasus ini, dokter tidak berempati kepada pasiennya, karena doktermenyatukan 5 orang pasien dalam satu ruang periksa tanpa sekat. Bila dokterberempati terhadap pasiennya, beliau pasti memahami bagaimana tidaknyamannya menceritakan hal-hal yang pribadi dalam kamar periksa bersama 4orang lain yang mungkin bisa mendengar keluhannya mengenai hal-hal yangsangat pribadi, apalagi bila diminta membuka baju untuk pemeriksaan lebihlanjut.2.5 Etika dasar moralEtika dasar moral ada 4, yaitu:a. Menghormati martabat manusia (respect forperson/autonomy). Menghormati martabat manusia.Pertama, setiap individu (pasien) harus diperlakukansebagai manusia yang memiliki otonomi (hak untukmenentukan nasib diri sendiri), dan kedua, setiapmanusia yang otonominya berkurang atau hilang perlumendapatkan perlindungan.b. Berbuat baik (beneficence). Selain menghormati martabat manusia,dokter juga harus mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjagakeadaan kesehatannya (patient welfare). Pengertian ”berbuat baik”diartikan bersikap ramah atau menolong, serta melakukan yang terbaik,lebih dari sekedar memenuhi kewajiban.25c. Tidak berbuat yang merugikan (non-maleficence). Praktik Kedokteranharuslah memilih pengobatan yang paling kecil risikonya dan palingbesar manfaatnya. Pernyataan kuno: first, do no harm, tetap berlaku danharus diikuti.d. Keadilan (justice). Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi,pandangan politik, agama dan faham kepercayaan, kebangsaan dankewarganegaraan, status perkawinan, serta perbedaan jender tidak bolehdan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Tidak adapertimbangan lain selain kesehatan pasien yang menjadi perhatian utamadokter.Berdasarkan uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa dokter telah melanggaretika dasar moral, karena bila dokter menempatkan 5 pasien dalam satu kamartanpa sekat, maka pasien akan malu atau keberatan dalam mengungkapkankeluhannya, bila keluhan-keluhan yang seharusnya dibicarakan itu dipendam,

Page 4: BBDM

maka hal yang mungkin terjadi adalah kesalah diagnosis akibat kurangnyainformsi dari pasien. Kesalahan diagnosis ini tentu tidak sesuai dengan prinsipetika dasar moral benefiecence dan non maleficience.

2. Komunikasi Efektif :

Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa. Komunikasi dapat dikatakan efektif apa bila komunikasi yang dilakukan dimana :

Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya.

Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.

Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.

Ciri umum seorang dokter melakukan komunikasi efektif : (Konsil Kedokteran 2012)

Pasien merasa dokter menjelaskan keadaannya sesuai tujuannya berobat. Berdasarkan pengetahuannya tentang kondisi kesehatannya, pasien pun mengerti anjuran dokter, misalnya perlu mengatur diet, minum atau menggunakan obat secara teratur, melakukan pemeriksaan (laboratorium, foto/rontgen, scan) dan memeriksakan diri sesuai jadwal, memperhatikan kegiatan (menghindari kerja berat, istirahat cukup, dan sebagainya).

Pasien memahami dampak yang menjadi konsekuensi dari penyakit yang dideritanya (membatasi diri, biaya pengobatan), sesuai penjelasan dokter.

Pasien merasa dokter mendengarkan keluhannya dan mau memahami keterbatasan kemampuannya lalu bersama mencari alternatif sesuai kondisi dan situasinya, dengan segala konsekuensinya.

Pasien mau bekerja sama dengan dokter dalam menjalankan semua upaya pengobatan/perawatan kesehatannya.