39
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia menetapkan tahun 1996 sebagai tahun dirgantara dan bahari dan pada bulanSeptember 1998 dikeluarkanlah Deklarasi Bunaken di Manado yang intinya adalah pengukuhan bidang kelautan sebagai suatu tumpuan perkembangan ekonomi dan lahan kehidupan dalam arti luas. Perhatian pemerintah tersebut diaktualisasikan dengan dibentuknya Departemen Ekspolarasi Kelautan dan Perikanan. Dengan adanya departemen tersebut,diharapkan potensi kelautan Indonesia yang sangat besar, baik sumber daya hayati maupun jasa kelautan dapat dimanfaatkan secara optimal. Kebijakan pemerintah ini adalah suatu hal yang wajar, mengingat potensi kelautan Indonesia sangat besar dan beragam, yakni 17.058 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan luas 5,8 juta laut atau sebesar 70% dari total Indonesia, sedangkan potensi lestari sumberdaya perikanan adalah sebesar 6.167.940 ton per tahun. Sumberdaya perikanan di Indonesia terdiri dari berbagai jenis ikan, krustacea, moluska, makroalga dan mikroalga yang hidup di perairan darat maupun laut.

Bbhp Perikanan Laut

Embed Size (px)

Citation preview

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia menetapkan tahun 1996 sebagai tahun dirgantara dan bahari dan pada

bulanSeptember 1998 dikeluarkanlah Deklarasi Bunaken di Manado yang intinya adalah

pengukuhan bidang kelautan sebagai suatu tumpuan perkembangan ekonomi dan lahan

kehidupan dalam arti luas. Perhatian pemerintah tersebut diaktualisasikan dengan

dibentuknya Departemen Ekspolarasi Kelautan dan Perikanan. Dengan adanya

departemen tersebut,diharapkan potensi kelautan Indonesia yang sangat besar, baik

sumber daya hayati maupun jasa kelautan dapat dimanfaatkan secara optimal. Kebijakan

pemerintah ini adalah suatu hal yang wajar, mengingat potensi kelautan Indonesia sangat

besar dan beragam, yakni 17.058 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan

luas 5,8 juta laut atau sebesar 70% dari total Indonesia, sedangkan potensi lestari

sumberdaya perikanan adalah sebesar 6.167.940 ton per tahun. Sumberdaya perikanan di

Indonesia terdiri dari berbagai jenis ikan, krustacea, moluska, makroalga dan mikroalga

yang hidup di perairan darat maupun laut. Sumberdaya yang memiliki struktur tubuh

ikan dikenal dengan istilah finfish, sedangkan sumberdaya yang memiliki tubuh

bercangkang seperti moluska dan krustacea disebut shellfish (Wiranto, 1993).

Pemanfaatan beberapa jenis sumberdaya hayati lautan, seperti halnya ikan,

udang, kerang-kerangan, dan rumput laut telah lama dilakukan oleh masyarakat, baik

sebagai sumber protein, namun selama ini usaha yang dilakukan kebanyakan hanya

sebatas penangkapan ataupun pengumpulan dari alam. Mengingat semakin

meningkatnya kebutuhan akan sumber-sunber itu, maka usaha penangkapan pengumpul

iakn semakin intensif dilakukan oleh manusia (Said, 1997).

Berdasrkan tempat hidupnya dilaut yang dibagi secara vertical, maka

sumberdaya perikanan laut dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu sumberdaya perikanan

demersial yang hidup didasar atau mendekati permukaan dasar perairan laut. Seperti

ikan sebelah (Psettodes erumei) dan ikan layur (Thrichirus savanna). Sumberdaya

perikanan palagis yang hidup di perairan lepas dasar atau lapisan perairan antara dasar

dan permukaan. Contohnya ikan terbang (Exocoentus volitans) dan ikan cakalang

(Katsuwonus pelamis). Sumberdaya perikanan karang yang umunya dihuni oleh ikan-

ikan dengan warna dan bentuk yang menarik. Sumberdaya perikanan udang yang pada

umumnya diperoleh disekitar pantai baik di tambak maupun di hutan bakau. Contohnya

adalah udang windu (Panaecus monodon) dan udang putih (Paneus merguensis)

(Karsono, 1996).

Sumberdaya perikanan laut Indonesia dihasilkan dari wilayah perairan laut yang

meliputi daerah pantai dan laut lepas. Pada umumnya, ikan yang dihasilkan dari

sumberdaya perikanan laut mempunyai daging merah dan daging putih yang keduanya

dibedakan karena kadar lemak dan pigmennya. Ikan merupakan sumber protein hewani

yang relative lebih aman bagi kesehatan dan harganya juga cukup ekonomis (Karsono,

1996).

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum dari Sumberdaya Perikanan Laut ini adalah sebagai

berikut :

1. Mahasiswa mengetahui bagian-bagian tubuh ikan dan berat masing-masing bagian

tubuh ikan tersebut.

2. Mahasiswa mengetahui baerat daging yang dapat dimakan (edible fish) beberapa

jenis ikan laut.

3. Mahasiswa mampu membedakan daging merah dan daging putih serta mengetahui

besar bagian kedua jenis daging ikan tersebut.

4. Mahasiswa mengetahui manfaat yang dapat diambil dari cangkang, daging serta zat

yang terkandung didalam ikan tersebut.

II.TINJAUAN PUSTAKA

A.Ikan Salem (Elagastis bipinnulatus)

Sistematika ikan salem (Elagastis bipinnulatus) menurut Bahar (2006) adalah

sebagai berikut :

kingdom :Animalia

filum : Chordata

kelas : Pisces

ordo : Pecoidae

famili : Caransida

genus : Elagastis

spesies : Elagastis bipinmulatus

Ikan salem tergolong ikan palagis. Ikan ini mempunyai bentuk badan

memanjang, memiliki dua sirip punggung, sirip punggung pertama terdapat 10 jari-jari,

sedangkan pada sirip yang kedua memiliki 12 jari-jari. Badan ikan salem tidak

mempunyai sisik. Daging ikan salem mempunyai cita rasa yang khas, sehingga banyak

digemari oleh masyarakat. Ikan ini dimanfaatkan dalam bentuk ikan segar maupun

bentuk olahan, seperti dibuat menjadi ikan peda.Ikan salem termasuk ikan predator.

Daerah penyebarannya di seluruh daerah pantai dan lepas pantai. Hidup secara

bergerombol, memakan ikan-ikan kecil dan moluska kecil (Bahar,2006).

B. Ikan Tongkol (Auxis thazard)

Sistematika ikan tongkol (Auxis thazard) menurut Liza,(2007) adalah sebagai

berikut :

kingdom : Animalia

filum : Chordata

kelas : Pisces

ordo : Percobriformes

sub ordo : Scombroidae

famili : Scombroidae

genus : Auxis

spesies : Auxis thazard.

Ikan tongkol merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia. Akan

tetapi akibat pengelolaan yang kurang baik di beberapa perairan Indonesia.terutama

disebabkan minimnya informasi waktu musim tangkap, daerah penangkapan ikan,

disamping kendala teknologi tangkapnya itu sendiri, tingkat pemanfaat sumberdaya ikan

menjadi sangat rendah.Ikan tongkol (Auxis thazard) tergolong ikan pelagis. Ikan ini

mempunyai bentuk badan memanjang kaku,bulat, terdapat dua sirip punggung. Sirip

pertama terdiri atas 10 jari-jari dan sirip yang kedua 11 jari-jari pada sirip anal terdapat

14 jari-jari. Badan ikan tongkol tidak terdapat sisik kecuali pada bagian korselet yang

tumbuh sempurna dan mengecil pada bagian belakang. Ikan tongkol termasuk ikan buas

dan predator, hidup didaerah pantai dan lepas pantai dan bergerombol.Ikan tongkol

memakan ikan kecil-kecil dan cumi-cumi. Ikan ini dapat mencapai ukuran panjang 50

cm, namun pada umumnya panjangnya hanya berkissr antara 25-40cm, namun pada

umumnya hanya berkisar antara 25-40 cm. daerah penyebaranny diseluruh wilayah

pantai dan lepas pantai perairan Indonesia (Liza, 2007).

C.Ikan selar kuning (Caranx leptolepis)

Sistematika ikan selar kuning (Caranx leptolepis) menurut Bahar (2006) adalah

sebagai berikut :

Phylum : Chordata

Subphylum : Avertebrata

Class : Pisces

Ordo : Percomorphy

Family : Carangidae

Genus : Caranx

Spesies : Caranx leptolepis

Ikan ini mempunyai bentuk yang memanjang, memiliki mata yang besar.

Terdapat dua duri dimuka sirip dubur. Sirip dada berbentuk runcingke ujungnya seperti

bulan sabit. Memiliki warna kehijau-hijauan di punggung dan putih keperak-perakan di

bagian bawah. Ikan ini hidup di perairan pasifik. Ikan ini memiliki kemampuan renang

yang cepat. Ikan ini dipasarkan dalam bentuk segar, yang memiliki harga ekonomis yang

bagus (Bahar 2006).

D.Ikan Sarden (Sardinella lemuru)

Sistematika iak saredn (Sardinella lemuru) menurut Walbaum (1972) adalah

sebagai berikut :

Klasifikasi : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Pisces

Sub class : Teleostei

Ordo : Percomorfes

Sub Ordo : Malotopterygii

Family : Clupeidae

Genus : Sardinella

Spesies : Sardinella lemuru

Ikan sarden (Sardinella lemuru) memiliki bentuk badan yang memanjang, perut

agak bulat dengan sisik berduri. Awal sirip punggung sedikit ke muka dari pertengahan

badan, lebih dekat kea rah moncong daripada ke drip ekor. Ikan sarden disebut juga ikan

lemuru dikenal dengan produk kaleng. Ikan ini memiliki daging mirip ikan kembung.

Sarden merupakan ikan laut yang terdiri dari beberapa spesies dari family clupadae. ikan

ini mampu bertahan hingga kedalam lebih dari 1000 meter. Ikan ini cocok digunakan

sebagai makanan dihidangkan dengan saus cabe atau saus tomat. Sarden adalah ikan

yang memiliki nilai komersial (Walbaum, 1972).

E. Kembung Betina (Restrelliger neglectus)

Sistematika ikan kembung betina (Restrelliger neglectus ) menurut Liza

(2007)adalah sebagai berikut :

kingdom :Anamalia

phylum : Chordata

class : Pisces

sub class :Teleostei

family : Scombidae

genus : Restrelliger

species : Restrelliger neglectus

Ikan kembung merupakan salah satu komponen perikanan pelagik yang terdapat

di Ujung Pandang. Ikan kembung terdiri dari tiga jenis yakni ikan kembung betina

(Restrelliger neglectus), ikan kembung jantan (Restrelliger kanagurta), serta

(Restrelliger branchysoma). Di antara ketiga jenis ikan kembung tersebut hanya ikan

kembung betina (Restrelliger neglectus), ikan kembung jantan (Restrelliger kanagurta)

yang terdapat di perairan Indonesia. Ikan kembung betina (Restrelliger neglectus), ikan

kembung jantan (Restrelliger kanagurta) banyak ditemukan di Pulau Konigarong, Selat

Makassar, tetapi terdapat juga di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Laut Jawa,

Selat Selatan serta di Laut Arafuru. Ikan kembung yang terdapat di Thailand adalah ikan

kembung betina (Restrelliger neglectust), ikan kembung jantan (Restrelliger kanagurta)

tetapi yang paling dominan adalah ikan kembung betina (Liza, 2007)

Ikan kembung betina ini merupakan jenis ikan pelagis dan memiliki warna biru

kehijauan pada bagian atas dan putih perak pada bagian bawahnya. Ikan kembung betina

ini dijual di pasaran pada harga yang sedang. Biasanya ikan kembung betina ini dijual

dalam berbagai jenis yaitu dipasarkan dalam bentuk segar, bentuk setengah asin, bentuk

asin dan yang telah menjadi laukpun merupakan ikan kembung betina yang gurih dan

dagingnya terasa empuk (Liza 2007).

F.Ikan Pisang-pisang ( Caesio chrysozona )

Sistematika ikan pisang-pisang (Caesio chrysozona) menurut Bahar (2006)

adalah:

kingdom : Animalia

phylum : Chordata

sub phylum : Avertebrata

class : Pisces

sub class : Teleostei

Ordo : Percomorphi

sub ordo : Percoidae

familli : Lutjanidae

genus : Caeasio

spesies : Caesio chrysozona

Tergolong ikan pelagis, karang. Penangkapan dengan muroami, soma malalugis,

jaring klotok, kandang-kandang masuk bubu. Dipasarkan dalam bentuk segar, asin

kering. Harga sedang, badan memanjang, lansing, gepeng. Sisik-sisik kecil, etenoid.

Dahi dan penutup insang bersisik. Mulut kecil, dapat disembulkan. Sirip punggung

berjari-jari kelas 10, dan 14-15 lemah. Sirip dubur berjari-jari keras 3, dan tapisan insang

25. sisik-sisik pada garis rusuk 67-77. Sisik-sisik di atas dan bawah gurat sisi tersusun

horizontal. Pangkalan sirip punggung dan dubur hampir setengahnya tertutup sisik.

Termasuk ikan buas, makananya inverteberata yang hidup bergelombol didaerah pantai,

karang. Dapat mencapai panjang 20 cm, umunya 15 cm (Bahar 2006)

G.Ikan Tenggiri (Scomberomorus commersoni)

Sistematika ikan tenggiri (Scomberomorus commersoni) menurut Syarif

Budiman (2004) adalah sebagai berikut :

kingdom : Animalia

filum : Chordata

class : Pisces

sub class : Scombriformes

ordo : Scombridea

famili : Scombridae

genus : Scomberomorusd

spesies : Scomberomorus commersoni

Ikan tenggiri (Cybium commersoni) merupakan salah satu jenis ikan yang

banyak terdapat di Propinsi Riau dari hasil utama bagi para nelayan. Secara fisik ikan

tenggiri mempunyai dua jenis daging yaitu daging merah (gelap) dan daging putih

(terang), sedangkan secara kimia daging merah banyak mengandung lemak, glikogen

dan vitamin dan untuk daging putih banyak terdapat protein. Tenggiri laki, tenggiri fajar,

atau wahoo (Acanthocybium solandri) adalah ikan dari suku Scombridae yang

ditemukan di lautan tropis dan subtropis. Karena kecepatan dan kualitas dagingnya yang

tinggi membuat ikan ini dijadikan hadiah permainan memancing. Di Hawaii, ikan ini

dikenal sebagai ono, sedangkan di Karibia dan Amerika Tengah ikan ini dipanggil peto

(Syarif Budiman, 2004).

Tubuhnya tertutupi oleh sisik kecil dan tipis, punggungnya berwarna hijau-

kebiruan, sisik berwarna perak, dengan pola garis-garis berwarna biru gelap, warnanya

akan semakin pudar ketika mati. Ikan ini bermulut besar, dan taring di bagian bawah dan

atas mulutnya terlihat lebih tajam daripada taring ikan mackerel Spanyol. Tengiri laki

adalah ikan yang menghuni perairan tropika dan subtropika Indo-Pasifik. Ikan tenggiri

tergolong kedalam famili Scombridae yang mempunyai bentuk memanjang, daging kulit

yang licin, tidak bersisik kecuali sisik-sisik pada gurat sisi yang kecil-kecil, sirip

pungung ada dua, letaknya berdekatan sekali yang depan disokong oleh jari-jari keras

yang lemah sebanyak 16-17 buah, yang belakang disokomg oleh 3-4 jari-jari keras dan

13-14 jari-jari lunak. Sirip dubur sama besarnya dengan sirip punggung yang belakang,

dan di sebelah belakangnya terdapat sirip-sirip tambahan sebanyak 9-10 buah, sama

seperti pada sirip punggung. Sirip ekor cagak dua berlekuk dalam dengan kedua ujung

sirip-siripnya yang panjang. Mulutnya lebar, rahang atas dan rahang bawah begerigi

tajam dan kuat, langit-langit bergigi kecil-kecil. Warna punggungnya kebiru-biruan,

pinggiran tubuh dan perut berwarna seperti perak. Jenis ikan ini tergolong pada ikan

yang besar, panjang tubuhnya dapat sampai 150 cm (Syarif Budiman, 2004).

H. Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Sistematika ikan bandeng (Chanos chanos) menurut Bahar(2006) adalah sebagai

berikut :

kingdom : Animalia

phylum : Chordata

Class : Actinopterygii

ordo :Gonorynchifores

family : Chinidae

genus : Chanos

species : Chanos chanos

Ikan bandeng merupakan satu-satunya species yang ada dalam familia Chanidae

(kurang lebih sebanyak tujuh species telah puna dalam genus tambahan dilaporkan

pernah ada). Bandeng merupakan sebuah ikan yang merupakan makanan penting di Asia

Tenggara. Ikan bandeng dijual di pasaran dalam bentuk segar, dalam bentuk asin,

setengah asin dan lain-lain. Ikan bandeng ini juga merupakan ikan yang memiliki harga

jual yang sedang dan mudah ditemukan di pasaran. Penyebaran ikan bandeng ini

tersebar di seluruh daerah pantai, seluruh bagian dari perairan Pasifik, serta lepas pantai

perairan Indonesia Ikan bandeng cenderung bergerombol, hal ini bertujuan untuk agar

mereka terhindar dari serangan musuh yang ingin memangsa mereka dan ikan-ikan

bandeng yang bergerombol ini dapat saling melindungi satu sama lain pada saat

terjadinya serangan. Ikan Bandeng hidup di Samudera Hindia dan kemudian dapat

menyeberangi Samudera Pasifik, mereka cenderung bnergerombol di pesisir pantai di

pulau-pulau dengan koral. Panjang ukurannya dapat mencapau 90 cm tetapi umumnya

panjang tubuhnya mencapai 30-50cm. Benih-benih ikan bandeng yang hidup di laut

antara dua sampai tiga minggu, lalu berpindah kerawa-rawa, bakau daerah muara dan

kadang di danau-danau. Bandeng baru kembali ke laut setelah berkembang biak dan

sudah dewasa (Bahar, 2006).

I. Ikan Ekor Kuning (Lutjanus chrysurus)

Sistematika ikan ekor kuning (Lutjanus chrysurus) menurut Liza(2007)adalah

sebagai berikut :

kingdom : Animalia

phylum : Chordata

sub phylum : Vertebrata

class : Teleostei

sub Class : Actinopterygii

ordo : Perciformes

genus : Lutjanus

species : Lutjanus chrysurus

Tubuh yang berukuran besar, berbentuk fusiform (torpedo), sedikit kompres dari

sisi ke sisi. Jari-jari insang 26-34 pada lengkuangan pertama. Memiliki dua sirip

dorsal/punggung, sirip depan biasanya pendek dan terpisah oleh celah yang kecil dari

sirip belakang. Mempunyai jari-jari sirip tambahan (finlet) 8-10 finlet dibelakang sirip

punggung dan sirip anal 7-10 finlets. Memiliki sisip pelvik yang kecil. Pada spesimen

yang berukuran besar memiliki sirip dorsal kedua dan sirip anal yang sangat panjang,

mencapai lebih dari 20% panjang cagak sirip pektoralnya cukup panjang, biasanya lebih

dari panjang sirip dorsal kedua biasanya 22-31% dari panjang fork. Sirip ekor bercagak

agak ke dalam dengan jari-jari penyokong menutup seluruh ujung hipural. Sirip ekornya

berbentuk sangat ramping dan terdiri dari 3 keel. Tubuhnya tertutup oleh sisik yang

sangat kecil, berwarna biru tua dan agak gelap pada bagian atas tubuhnya. Sisik

berukuran besar kadang berkembang namun jarang nampak. Tanda sisik yang berukuran

besar membentuk semacam lingkaran di sekeliling tubuh pada bagian belakang kepala,

dan kemudian berkurang di bagian belakang sirip dorsal kedua. Ikan ekor kuning

berwarna biru tua gelap pada sisi belakang dan di atas tubuhnya dengan perut kuning

atau silver (Liza 2007).

J. Ikan kembung jantan (Restrelliger kanagurta)

Sistematika ikan kembung jantan (Restrelliger kanagurta) Syarif Budiman

(2004) adalah sebagai berikut

kingdom : Animalia

phylum : Chordata

class : Pisces

ordo : Perchomorphi

famili : Scombridae

genus : Restrelliger

spesies : Restrelliger kanagurta

Ikan kembung jantan (Rastrelliger kanagurta) merupakan salah satu jenis ikan

Indonesia yang dipakai sebagai bahan pangan semata. Mengingat produksi perikanan

yang sangat besar, maka penelitian untuk pemanfaatannya perlu dilakukan. Ikan

kembung yang tertangkap di perairan Indonesia rata-rata terdiri atas dua spesies, yaitu

kembung betina (Rastrelliger negletus) dan kembung jantan (Rastrelliger kanagurta).

Kedua ikan kembung tersebut mempunyai sifat dan ciri-ciri yang berbeda. Kedua ikan

kembung tersebut termasuk dalam famili Scombridae, yaitu jenis ikan yang suka hidup

bergerombol. Ikan kembung merupakan ikan pelagis yang memakan plankton halus.

Badan tidak begitu langsing, tetapi pendek dan gepeng. Tubuh bagian atas berwarna

kehijauan dan putih perak pada bagian bawah, terdapat totol-totol hitam pada bagian

punggung, sirip punggung pertama kuning keabuan dengan pinggiran gelap. Perut dan

sirip dada berwarna kuning maya gelap dan sirip lainnya berwarna kekuningan. Ikan

kembung ini memiliki finlet berjumlah 5-7, ukuran tubuhnya mencapai 15-30 cm. Ikan

kembung biasanya hidup lebih mendekati pantai dan membentuk gerombolan besar.

Daerah penyebarannya di perairan pantai Indonesia dengan konsentrasi terbesar di

Kalimantan, Sumatera Barat, Laut Jawa dan Selat Malaka.Ikan kembung cenderung

berenang mendekati permukaan air pada waktu malam hari dan pada siang hari turun ke

lapisan yang lebih dalam. Gerakan vertikal ini dipengaruhi oleh gerakan harian plankton

dan mengikuti perubahan suhu, faktor hidrografis dan salinitas. Ikan kembung jantan

(Rasterliger kanagurta) termasuk ke dalam kelas condrichthyes yang memiliki rahang,

tubuh bilateral simetris, mulutnya terminal, dan memiliki tutup insang, Ikan kembung

jantan (Rasterliger kanagurta) juga memiliki liniea lateralis, rudimeter, finlet, memiliki

lubang hidung dua buah (dirhinous), bersisik dan tidak memiliki sungut. Ikan kembung

jantan (Rasterliger kanagurta) juga memiliki sirip punggung, sirip perut, pectoralis,

sirip anal dan sirip ekor bercagak (Syarif Budiman, 2004)

K. Ikan Mata sebelah Kanan (Psettodes erumeri)

Sistematika Ikan sebelah (Psettodes erumeri) menurut Bahar (2006) adalah

sebagai berikut :

kingdom : Anamalia

filum : Chordata

class : Pisces

ordo : Heterosomata

famili : Psettodidae

genus : Psettodes

spesies : Psettodes erumeri.

Ikan sebelah ( pleuronectidea ) adalah ikan yang memiliki bentuk piph, ikan jenis

ini hidup di dasar air, baik air tawar atau air asin. Ikan sebelah banyak menghabiskan

waktu di dasar laut sambil menunggu mangsanya. Begitu mangsa lewat, ia akan segera

menangkap menelannya. Hebatnya , ikan ini biasa menyamakan warna tubuhnya dengan

di keadaan sekelilingnya. Dengan itu penyamaran menjadi lebih sempurna. Ikan yang

termasuk jenis ini di antaranya adalah ikan flounder, limanda dan halibin (Bahar, 2006).

Salah satu jenis ikan sebelah yang memiliki tubuh besar adalah halibut. Panjang

ikan ini bisa mencapai 2,7 meter dengan berat 270 kilogram.Tubuhnya agak memanjang,

rahangnya simetris dan sisiknya licin. Halibut hidup dengan memansa hewan laut seperti

cimi-cumi, udang dan kepiting. Jika dibandingkan dengan ikan sebelah yang lain.

Halibut tergolung memiliki ukuran “raksasa” (Bahar, 2006).

L. Ikan Bilis (Engraulidae)

Sistematika Ikan Bilis (Engraulidae) menurut Liza (2007) adalah sebagai berikut

:

Kingdom : Animalia

filum : Choordata

kelas : Actinopterygii

ordo : Clupeiformes

famili : Engraulidae Genera

Ikan teri atau ikan bilis adalah sekelompok ikan laut kecil anggota keluarga

Engraulidae. Nama ini mencakup berbagai ikan dengan warna tubuh perak kehijauan

atau kebiruan. Walaupun anggota Engraulidaei ada yang memiliki panjang maksimum

23 cm, nama ikan teri biasanya diberikan bagi ikan dengan panjang maksimum 5 cm.

Moncongnya tumpul dengan gigi yang kecil dan tajam pada kedua-dua rahangnya.

Mangsa utama ikan teri ialah plankton. Di kawasan sekitar Selat Malaka dan Laut Cina

Selatan. Di Vietnam, saus ikan, simbol tidak resmi negara itu dibuat dengan bahan

utama ikan teri (Liza 2007)

M. Ikan Kuwe (Gnathanodon speciosus)

Sistematika ikan kuwe (Gnathanodon speciosus) menurut Liza (2007) adalah

sebagai berikut:

kingdom : Animalia

filum : Chordata

class : Pisces

famili : Carangidae

genus : Gnathanodon

spesies : Gnathanodon speciosus

Indian Threadfish ( Alectis indicus ) Istilah Indonesia: Kuwe Rambe, Lowang,

Jebus Ciri-ciri Kuwe Rambe, berwarna perak Dll.Ikan Kuwe (Caranx Sexfasciatus) atau

yang lebih dikenal dengan nama blue fin treavllyu, termasuk ikan dasar dari golongan

predator. Sejatinya si Kuwe adalah ikan perairan berkarang dangkal dan berbatasan

dengan laut terbuka.Ikan kuwe memiliki lingkup “pergaulan” yang unik. Seperti halnya

manusia, ikan kuwe pun gemar bercengkerama dengan teman sebayanya. Habitat ikan

kuwe kecil lebih senang berada di dekat karang. Adapun ikan kuwe besar kebanyakan

menyebar lebih jauh dan sering pula muncul ke permukaan (Liza, 2007 )

Ikan kuwe termasuk ikan segala musim. Artinya, bisa dipancing sepanjang tahun.

Meski begitu, kan tersebu terbanyak pada awal musim hujan seperti November-Maret.

Ada beberapa tempat yang konon banyak ikan kuwenya, seperti Karang Kryoya, Karang

Kaimun, Karang berak, dan Karang Susuh yang berada di Teluk Jakarta. Bisa juga di

Tanjungan timur Pulau Sang Hyang di Anyer Jawa Barat. Jika di Muara binuangeun di

Pulau tinjil dan Pulau Deli. Kalau ke Ujung Kulon Jawa Barat di Daerah Batu Asin dan

Tanjung Waton. Jika di Pelabuhan Ratu di Karang Handap, Karang Bolong, atau

Slodong Barat (Liza, 2007).

N. Ikan kakap merah (Lutjanus campechanus)

Sistematika ikan kakap merah (Lutjanus campechanus) menurut Lestari (2003).

adalah sebagai berikut :

kingdom : Animalia

phylum : Chordata

class : Actinopterygii

ordo : Perciformes

family : Lutjanidae

genus : Lutjanus

species : L. campechanus

Adapun cirri-ciri ikan kakap merah ini adalah ; Badan memanjang melebar,

gepeng kepala cembung, bagian bawah penutup insang bergerigi. Gigi-gigi pada rahang

tersusun dalam ban-ban, ada gigi taring pada bagian terluar rahang atas, sirip punggung

berjari-jari keras 11 dan lemah 14, sirip dubur berjari-jari keras 3 lemah 8-9, termasuk

ikan buas, makannya ikan kecil dan invertebrata dasar laut. Dapat tumbuh mencapai

panjang 45-50 Cm. Warna bagian atas kemerahan/merah ke-kuningan, di bagian bawah

merah ke-putihan. Garis-garis kuning kecil diselingi warna merah pada bagian punggung

di atas garis rusuk. Ikan ini menghuni perairan tropis maupun subtropis, walau tiga dari

genus Lutjanus diketahui ada yang hidup di air tawar. Bahkan juvenil beberapa spesies

dari genus ini lainnya seringkali dijumpai pada hutan-hutan bakau yang ada perairan

payau. Tidak jarang pula juvenil-juvenil dari spesies yang bersangkutan ditemukan pada

batang-batang sungai yang bermuara pada hutan bakau tersebut.Biasanya jika di sekitar

dasar perairan berupa lumpur (tampak campuran warna merah, kuning , hijau dan biru)

terdapat struktur karang (warna dominan merah), biasanya merupakan lokasi mancing

potensial. Jika anda menemukan ciri-ciri lokasi terdapat struktur karang, di sekitar

lumpur yang bentuknya menyerupai kerucut terbalik, atau oleh mania mancing disebut

dengan nama tandes buntut, maka biasanya yang menghuni adalah ikan kakap merah

berukuran besar dengan bobot 5 kg-8 kg, namun jumlahnya kurang dari 10 ekor

(Lestari, 2003).

III.METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Praktikum Bahan Baku Hasil Perikanan ikan air laut dilakukan

sebanyak dua kali pertemuan. Pada hari selasa tanggal 28 Februari 2012 dan 6 Maret

2012 pukul 08.00-09.40. tempat yang digunakan pada praktikum sumberdaya perikanan

air laut dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan (THI).

B. Alat dan Bahan

Dalam praktikum ini digunakan alat untuk memudahkan proses praktikum

diantaranya yaitu pisau, alas poting, baskom, timbangan, neraca analitik dan plastik.

Sedangkan bahan utama yang digunakan untuk praktikum ikan laut kali ini adalah ikan

salem, ikan tongkol, ikan sarden, ikan selar kuning, ikan kembung perempuan, ikan

kakap merah.

C. Cara Kerja

Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum bahan baku hasil perikanan

yaitu sebagai berikut :

1. Ikan dicuci bersih lalu ditimbang untuk mendapatkan berat utuh ikan.

2. Ikan disisiki dan dilakukan penimbangan untuk mendapatkan berat sisik. Kemudian

secara bertahap dilakukan pembuangan isi perut dan insang (drawn, gutted,

eviscerated) dan dilakukan penimbangan.

3. Ikan dibuang kepala dan sirip-siripnya (dressed) dan dilakukan penimbangan.

4. Daging ikan dipisahkan dari tulang dan duri (skin of fillet) lalu ditimbang.

5. Daging fillet dipisahkan antara daging merah dan daging putih kemudian masing-

masing bagian ditimbang.

6. Perhitungan edible flesh dilakukan dengan membandingkan antara berat daging

dengan berat utuh dikalikan 100.

B. Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diketahui berbagai jenis

ikan yang selama ini telah dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia terutama di Sumatera

Selatan. Dan sesuai dengan tujuan dari praktikum ini dapat diketahui bagian-bagian dari

tubuh ikan, dapat juga diketahui ukuran dan berat utuh ikan, mencari edible flesh, dapat

membedakan antara daging merah dan daging putih secara jelas. Ikan hidup dagingnya

masih steril sedangkan pada ikan yang sudah mati terjadi secara biokimia, mikrobiologis

dan fisik. Oleh karena itu praktikum harus dapat memilih ikan dengan mutu yang baik.

Ikan yang memiliki mutu yang baik yaitu, tubuh berwarna cerah, mata cembung, tidak

merah, tidak terdapat luka, perut utuh, bau segar, tidak banyak lender, dan sisik utuh.

Praktikum bahan baku hasil perikanan tentang sumberdaya perikanan perairan

laut praktikum ini dilakukan selama dua minggu yang terdiri dari 2 jenis ikan laut setiap

kelompok. Sebagai kelompok tujuh melakuan praktikum sumberdaya perikanan perairan

laut dengan ikan kakap merah . Untuk mengetahui edible flesh dari ikan yang dilakukan

berbagai tahap. Pertama sekali kita harus mencuci bersih ikan dan kemudian ditimbang

untuk mengetahui berat utuh ikan tersebut. Dari hasil pengamatan diketahui berat utuh

ikan kakap merah yaitu 279,53 gram. Ikan yang diketahui berat utuhnya kemudian

disisik, dibuang isi perut dan insang (drawn,gutted,eviscerated), setalah itu dilakukan

penimbangan dan diperoleh berat 251,07 gram atau 89,81 %. Dalam praktikum ini untuk

mendapatkan edible flesh, juga dilakukan pembuangan pada kepala dan sirip-siripnya

(dressed) sehinga diperoleh berat 191,51 gram atau 68,51 %. Dengan membuang kepala

dan sirp-siripnya, belum mendapatkan edible flesh. Tahap selanjutnya pemisahan tulang

dan duri ikan (skin on fillet) dan juga pemisahan daging dengan kulit ikan (skinless

fillet).

Dari beberpa tahap tersebut diperoleh berat edible flesh sebanyak 72,71 gram

dan juga dilakukan pemisahan dengan daging merah dan daging putih dari ikan kakap

merah. Hasil pemisahan diperoleh daging putih sebanyak 67,53 gram sedangkan untuk

daging merah ikan kakap merah ini tidak ada dan penuhi oleh daging putih saja.

Sehingga diperoleh persentase ikan kakap merah yang dapat dimakan itu sebesar 26,01

%.

Pada praktikum selanjutnya kelompok tujuh melakukan praktikum yang kedua

dengan ikan yang berbeda pada hari pertama yaitu ikan kakap merah dan pada hari

kedua ini praktikan mendapatkan ikan ekor kuning yang mana didapatkan berat utuh

ikan ekor kuning 258,75 gr,dan didalam daging ikan tersebut terdapat daging merah dan

daging putih yang mana masing-masing Mempunyai berat utuh yang berbeda,daging

merah ekor kuning mendapatkan 29,27 gr sedangkan daging putih yang terdapat pada

ikan ekor kuning sebesar 94,43 gr. Jadi jelas bahwa ikan ekor kuning ini lebih banyak

daging putih dari pada daging merah.Setelah itu untuk mendapatkan nilai yang

memuaskan praktikan memakai alat timbangan yang lebih tepat sering disebut dengan

nama timbangan neraca analitik.Lalu untuk mengetahui berat sisik ikan ekor kuning itu

kita timbang menggunakan timbangan neraca atalitik tadi dan mendapatkan hasil 3,46,

setelah menimbang sisik ikan tersebut selanjut nya membuang isi perut ikan ekor kuning

lalu ditimbang lagi mendapatkan berat 5,35 gr. Tahap selanjutnya yaitu pembuangan

insang mendapatkan berat 5,05 gr. Daging dipisahkan dari tulang dan duri yang ada pada

tubuh ikan tersebut lalu ditimbang lagi mendapatkan berat 35,84 gr. Kemudian daging

difillet untuk memisahkan daging putih dan daging merah yang ada didalam tubuh ikan

tersebut, selanjutnya kita melakukan perhitungan edible flesh dilakukan dengan

membandingkan antara berat daging dengan berat utuh dikalikan 100%. Lalu setelah

mengetahui semua berat yang ada pada ikan dihiting menggunakan rumus yang telah

diberikan oleh asisten. Praktikum ini dilakukan 2 kali dengan ikan yang berbeda-beda

agar kita lebih mengetahui manfaat daging yang bisa kita manfaatkan atau kita olah dan

agar kita mengetahui bagian mana yang tidak bisa untuk kita olah. Ikian yang dihasilkan

dari laut umumnya memiliki daging merah dan daging putih yang keduanya dibedakan

karena kadar lemak dan pigmennya. Sumber daya perikanan laut banyak digolongkan

kedalam perikanan pelagis.

3. Persentase bagian yang dapat dimakan (edible flesh)

Adapun persentase dari bagian yang dapat dimakan dapat dilihat pada table 3,

yaitu sebagai berikut :

Tabel 3. Persentase Bagian yang dapat dimakan (edible flesh)

NO. Nama IkanEdible flesh

Gram %1. ikan salem (Elagastis bipinulatus) 82,45 62,83

2. ikan tongkol (Auxis thazard) 317,32 92,60

3. ikan selar kuning (Caranax leptolepis) 226 8,30

4. ikan sardin (Sardinella lemuru) 41,02 44,60

5. ikan kembung jantan (Rastrelliger kanagurta) 82,32 37,9

6. ikan Kembung betina (Rastrelliger neglectus 56,76 42,56

7. ikan kakap merah (Lutjanus campechanus) 72,71 26,01

8. ikan bilis (Scomberomorus sp) 0,6 31

9. ikan ayam-ayam(Anthias flewrotonia) 245,65 27,52

10. ikan tenggiri (Scomberochorus commersoni) 365,03 58,93

11. ikan sebelah (Bathus ocellatus) 135,77 41,5

12. ikan pisang-pisang (Caesio chrysozona) 73,93 54,53

13. ikan bandeng (Chanos-chanos) 206,06 55,74

14. ikan ekor kuning (Lutjanus chrysurus) 130,08 50,27

15. Ikan kuwe 203,73 35,60

V.KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Sumberdaya perikanan yang memiliki struktur tubuh ikan dikenal dengan istilah

finfish (ikan yang bersirip) sedang sumberdaya yang memiliki tubuh bercangkang

seperti krustasea dan moluska disebut dengan shelfish (ikan bercangkang).

2. Daging ikan padat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu daging merah dan daging putih.

3. Edible flesh adalah bagian ikan yang dapat dimakan.

4. Sumberdaya perikanan di Indonesia terdiri dari berbagai jenis ikan, krustasea,

moluska, makroalga dan mikroalga yang hidup di perairan darat dan laut.

5. Ikan laut ini mempunyai banyak daging merah dibanding dengan ikan air tawar yang

terdapat pada ikan tongkol.

B.Saran

Hasil-hasil perikanan sangat banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia.

Misalnya ikan, banyak sekali manfaatnya yang dapat diambil kandungan gizi yang

terdapat pada ikan yaitu vitamin, mineral, protein, air, dan lain sebagainya. Tetapi

kebanyakan masyarakat belum terlalu menekuni dan menggemari ikan sebagai bahan

konsumsi. Padahal ikan sangatlah bermanfaat bagi tubuh kita. Dengan adanya

pengetahuan tentang perikanan lebih lanjut, diharapkan ikan dapat menjadi pengganti

daging. Karena ikan lebih memberi keuntungan dibandingkan daging, jika dilihat dari

segi kesehatan bagi tubuh. Ruangan Lab terlihat berantakan,agar rapi dan enak untuk

dilihat Lab bisa dirapihkan lagi sehingga terlihat lebih rapi dan nyaman.

LAMPIRAN

A. Perhitungan

1. Ikan kakap merah(Lutjanus campechanus)

Diketahui :

Berat utuh : 279,53 gram

Sisik : 10,37 gram

Sirip : 5,06 gram

Jeroan : 9,56 gram

Insang : 8,57 gram

Kepala : 54,48 gram

Tulang : 21,16 gram

Kulit : 19,2 gram

Daging utuh : 67,53 gram

Daging merah : 0 gram

Daging putih : 67,53 gram

Gutted = Berat utuh – (sisik + jeroan + insang)

= 279,53 gram – (10,33+9,56+8,57) gram

= 251,07 gram

% Gutted = Gutted x 100%

Utuh

= 251,07 x 100 %

279,53

= 89,81%

Dressed = Berat utuh – (sirip+kepala)

= 251,07 gram – (5,06+54,48) gram

= 191,51 gram

% Dressed = Dressed x 100%

Utuh

= 191,51 x 100 %

279,53

= 68,51 %

SOF = Berat utuh – (sisik+sirip+jeroan+insang+kepala+tulang)

= 279,53 gram – (10,33+5,06+9,56+8,57+54,48+71,16) gram

= 91,91 gram

% SOF = SOF x 100%

Utuh

= 91,91 x 100 %

279,53

= 22,88 %

SLF = SOF - kulit

= 91,91 gram – 19,2gram

= 77,71 gram

% SOF = SLF x 100%

Utuh

= 71,71 x 100 %

279,53

= 26,01%

B. Gambar

1. Ikan Kakap Merah (Latjanus sp)

2. Ikan Ekor Kuning (Caesio cunning)

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Khairul. 2008. Klasifikasi Ikan. (http://www.wikipedia.com/ diakses 20 April 2010)

Bahar,H. 2006. Sumberdaya Perikanan Indonesia. Galia Indonesia : Jakarta.

Karsono. 1996. Sumberdaya Perikanan Laut. Galia : Jakarta.

Liza, N. 2007. Pengolahan Hasil Perikanan. Gramedia. Jakarta

Lestari dan Widiatuti, 2003.Klasifikasi Ikan (http://www.wikipedia.com/)

Said, Adnan. 1997. Pengantar Ilmu Pangan. Penebar Swadaya : Jakarta

Syarif Budiman, Muhammad. 2004. Klasifikasi Ikan.Gramedia.Jakarta.

Walbaum, M. 1972. Buku Pedoman Perikanan Laut. Gramedia : Jakarta.

Wiranto, F. 1993. Komposisi Bahan Pangan. Gramedia : Jakarta.