Upload
rachman-usman
View
249
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
,n ,m
Citation preview
BBLR + ANEMIAABD RACHMAN USMAN
PEMBIMBING KLINIKdr. Suldiah, Sp.A
Pendahuluan BBLR Ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat
lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499). Bayi lahir rendah mungkin prematur (kurang bulan), mungkin juga cukup bulan (dismatur) .
Pada tahun 1961, WHO mengganti istilah bayi prematur dengan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi prematur.
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tampa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir.
Anemia merupakan masalah kesehatan global pada negara maju maupun negara yang sedang berkembang serta berdampak pada kesehatan, sosial dan ekonomi. Prevalensi anemia terbesar pada anak dan ibu hamil. Penyebab anemia bervariasi berdasarkan usia
kasusIDENTITAS PENDERITANama : by. DJenis Kelamin : Laki lakitanggal lahir : 3/12/2014Agama : islamTanggal masuk : 3/12/2014
anamnesisKeluhan Utama : berat lahir rendahRiwayat penyakit sekarang: bayi baru masuk ruukan RSUD
mamuu utara dengan prematuritas, lahir spontan letak bokong. lahir dirumah ditolong oleh bidan, a/s ? ketuban ?. bbl : 1400.Dari hasil pemeriksaan tanda – tanda vital didapatkan hipotermi (35,1C), bayi lahir tidak langsung menangis. merintih -, sianosis -. Proses persalinan tidak berlangsung lama (tidak ada partus lama dan macet) serta tidak ada kelainan pada plasenta dan tali pusat. riwayat maternal G1P0A0, ANC tidak rutin di puskesmas. Ibu tidak mengalami demam sebelum dan selama persalinan, dan ibu tidak mengkonsumsi obat – obatan tertentu selama kehamilan. Ibu tidak pernah mengalami perdarahan abnormal selama masa kehamilan dan ibu melahirkan di usia 20 tahun.
PEMERIKSAAN FISIK Tanda-tanda vital : Denyut jantung : 152 x/menit
Suhu : 35,30C Pernapasan : 36 x/menit
Capillary Refill Time : -Pemeriksaan antropometrik : Berat badan :
1400gram Panjang badan : 49 cm Lingkar kepala : 32 cm Lingkar lengan atas : - Lingkar dada : -Lingkar perut : -
Sistem pernapasan : Sianosis : -Merintih : - Apnea : - Retraksi dinding dada: - Pergerakan dinding dada : simetris
bilateralPernapasan cuping hidung : tidak ada Bunyi pernapasan : bronkovesikular Bunyi pernapasan tambahan : ronki dan
stridor tidak ada Skor Downe : Frekuensi Napas : 0 Merintih: 0Sianosis: 0Retraksi : 0Udara Masuk: 0 Total skor : 0 (tidak ada gangguan nafas)
Kriteria WHO : Sianosis sentral : tidak ada Merintih saat ekpirasi : tidak adaRetraksi dinding dada : tidak adaFrekuensi napas : 36 x/menit Kesimpulan : (tidak ada gangguan
nafas) Sistem hematologi : Pucat : tidak ada Ikterus : tidak ada Sistem kardiovaskular : Bunyi jantung : S1 dan S2 reguler
Murmur : tidak ada Gallop : tidak ada
Sistem Gastrointestinal : Kelainan dinding abdomen: tidak ada Muntah : tidak ada Organomegali: tidak ada Peristaltik usus : ada (normal) Umbilikus : kemerahan tidak ada (tanda infeksi lokal) Sistem Ano-Genitalia (laki-laki) : Hipospadia : tidak ada Hidrokel : tidak ada Testis: desensus testisculorum Anus : lubang ada Pemeriksaan lain : Ekstremitas : Akral dingin dan tidak ada deformitas Turgor : kembali cepat Kelainan kongenital : tidak ada Trauma lahir : tidak ada
Skor Ballard : Maturitas neuromuskular Maturitas fisik Sikap tubuh : 3 kulit : 1Persegi jendela: 2 lanugo : 2Rekoil lengan : 2 payudara : 2Sudut poplitea : 2 Mata/telinga : 1Tanda selempang : 2 genitalia :
1Tumit ke kuping : 1 permukaan plantar :1Total skor: 20Estimasi umur kehamilan : 32 minggu
RESUME bayi baru masuk ruukan RSUD mamuu utara dengan
prematuritas, lahir spontan letak bokong. lahir dirumah ditolong oleh bidan, a/s ? ketuban ? bayi belum menangis seak lahir. bbl : 1400.Dari hasil pemeriksaan tanda – tanda vital didapatkan hipotermi (35,1C), merintih -, sianosis -. Proses persalinan tidak berlangsung lama (tidak ada partus lama dan macet) serta tidak ada kelainan pada plasenta dan tali pusat. riwayat maternal G1P0A0, ANC tidak rutin di puskesmas. ibu melahirkan di usia 20 tahun.
DIAGNOSIS BBLR (SMK)
ASUHAN BAYI BARU LAHIR Hangatkan atur posisi kepala bayi isap lendir ika perlu keringkan dan beri rangsangan taktil atur kembali posisi bayi penilaian denyut antung, respirasi dan warna kulit ineksi vitamin K 1 mg intramuskular tetes mata gentamisin observasi tanda vital tiap 2 hours
tatalaksana bblr infus 84 cc/hari oksigen 2 liter/menit infant warmer 35CANJURAN PEMERIKSAAN GDS dan DARAH RUTIN
FOLLOW UP Tanggal : 15/1/2015Subjek (S) : -Objek (O) : Tanda Vital
Denyut Nadi: 124 kali/menit Respirasi: 36 kali/menit Suhu: 37,40C berat badan: 1600 gr WBC : 2 RBC : 1,68 HGB : 5,5 HCT : 15,2 PLT : 95
Assesment (A): bayi BBLR + anemia Plan (P) : PRC 10 ccanuran pemeriksaan : darah rutin,aspirasi sumsum tulang.
Tanggal : 18/1/2015Subjek (S) : -Objek (O) : Tanda Vital
Denyut Nadi : 130 kali/menit Respirasi : 38 kali/menit Suhu : 36,60C berat badan : 1650 gr RBC : 4,15 HCT : 39,41
Assesment (A): bayi BBLR + anemia Plan (P):-
DISKUSIBayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi
yang lahir dengan berat kurang dari 2500 g tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir).
Prematuritas murniMasa gestasinya <37 minggu dan berat badannya
sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut bayi kurang bulan-sesuai masa kehamilan (BKB-SMK).
DismaturitasBayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK).
Faktor resikoPrematuritas murni Faktor ibuPenyakitUsiaKeadaan sosial ekonomiFaktor janinDismaturitas Penyebab dismaturitas adalah setiap keadaan yang
menganggu pertukaran zat antara ibu dan janin (gangguan suplai makanan pada janin). Dismaturitas dihubungkan dengan keadaan medik yang menggangu sirkulasi dan insuffisiensi plasenta, pertumbuhan dan perkembangan janin, atau kesehatan umum dan nutrisi ibu.
Masalah bblrSistem pernafasanSistem neurologiSistem KardiovaskulerSistem GastrointestinalSistem TermoregulasiSistem HematologiSistem ImunologiSistem Pengelihatan
Tatalaksana umumSetiap menemukan BBLR , lakukan manajemen umum
sebagai berikut : Stabilisasi suhu, jaga bayi tetap hangat Jaga patensi jalan napas Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital:
pernapasan, denyut jantung, warna kulit dan aktifitas Bila bayi mengalami gangguan napas , dikelola
gangguan napas Bila bayi kejang, potong kejang dengan anti konvulsan Bila bayi dehidrasi, pasang jalur intravena, berikan
cairan rehidrasi IV. Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya
AnemiaSemua bayi mengalami penurunan kadar
hemoglobin,hematokrit dan RBC setelah lahir. Transisi dari keadaan yang relatif hipoksia
dalam uterus ke keadaan yang relatif hyperoxic dengan peningkatan oksigenasi jaringan setelah kelahiran menyebabkan penurunan konsentrasi erythropoietin ( EPO ) . Untuk bayi istilah , anemia fisiologis dan biasanya tanpa gejala diamati 6-8 minggu setelah lahir .
Proses Anemia Bayi PrematurProduksi sel darah merah tidak adekuatUsia sel darah merah yang lebih pendekKehilangan darahDefisiensi Asam Folat,besi , Vitamin B12.
Eritropoiesis postnatalPeran eritropoietinDilepas sebagai respon hipoksiaPolisitemia relatif (PO2 pre dan post natal)Hb Turun 112 g/l dan naik 127 g/l 6-8 weeks
Anemia (DD) Hemolisis
gangguan struktur dinding eritrositdefisiensi enzim G6PDhemoglobinopati
Post PerdarahanDefisiensi
anemia defisiensi besianemia defisiensi asam folat dab B12
Aplastik
Anamnesis Diet ?Usia timbulnya geala ?Akut atau kronis ?Ikterik ?Riwayat keluarga ?Memar ?
Pemeriksaan laboratoriumHb dan hematokrit Indeks eritrositApusan darah tepihitung retikulositAspirasi bone marrow
Algoritma diagnosis anemia pada neonatus
Tatalaksana Transfusi darah (PRC)
dengan membuang 200-250 mlHct 70 – 80 ml
DAFTAR PUSTAKA
William DM. Pancytopenia, aplastic anemia, and pure red cell aplasia. In: Lee GR, Foerster J, et al (eds). Wintrobe’s Clinical Hematology 9th ed. Philadelpia-London: Lee& Febiger, 1993;911-43.
Salonder H. Anemia aplastik. In: Suyono S, Waspadji S, et al (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta. Balai Penerbit FKUI, 2001;501-8.
Bakshi S. Aplastic Anemia. Available in URL: HYPERLINK http://www.emedicine.com/med/ topic162.htmYoung NS, Maciejewski J. Aplastic anemia. In: Hoffman. Hematology : Basic Principles and Practice 3rd ed.
Churcil Livingstone, 2000;153-68.Niazzi M, Rafiq F. The Incidence of Underlying Pathology in Pancytopenia. Available in URL: HYPERLINK
http://www.jpmi.org/org_detail.aspSupandiman I. Pedoman Diagnosis dan Terapi Hematologi Onkologi Medik 2003. Jakarta. Q-communication,
1997;6.Supandiman I. Hematologi Klinik Edisi kedua. Jakarta: PT Alumni, 1997;95-101Young NS, Maciejewski J. The Pathophysiology of Acquired Aplastic Anemia. Available in URL: HYPERLINK
http://content.nejm.org/cgi/content/fill/336/19/Shadduck RK. Aplastic anemia. In: Lichtman MA, Beutler E, et al (eds). William Hematology 7th ed. New York :
McGraw Hill Medical; 2007.Smith EC, Marsh JC. Acquired aplastic anaemia, other acquired bone marrow failure disorders and
dyserythropoiesis. In: Hoffbrand AV, Catovsky D, et al (eds). Post Graduate Haematology 5th edition. USA: Blackwell Publishing, 2005;190-206.
Paquette R, Munker R. Aplastic Anemias. In: Munker R, Hiller E, et al (eds). Modern Hematology Biology and Clinical Management 2nd ed. New Jersey: Humana Press, 2007 ;207-16.
Young NS. Aplastic anemia, myelodysplasia, and related bone marrow failure syndromes. In: Kasper DL, Fauci AS, et al (eds). Harrison’s Principle of Internal Medicine. 16th ed. New York: McGraw Hill, 2007:617-25.
Hillman RS, Ault KA, Rinder HM. Hematology in Clinical Practice 4th ed. New York: Lange McGraw Hill, 2005.Linker CA. Aplastic anemia. In: McPhee SJ, Papadakis MA, et al (eds). Current Medical Diagnosis and Treatment.
New York: Lange McGraw Hill, 2007;510-11.Solander H. Anemia aplastik In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, et al (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi
Keempat. Jakarta: PusatPenerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2006;637-43.