Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
HAKIKAT DAN CIRI-CIRI BELAJAR SERTA PRINSIP BELAJAR
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran yang diampu oleh
Nurmala R., M. Pd.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
Cici Hernawati Putri NPM. 1640604007
Putriyanti NPM. 1640604037
Krismawati NPM. 1640604063
Humairah NPM. 1640604065
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun
pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Hakikat dan Ciri-Ciri Belajar Serta Prinsip Belajar” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada ibu Nurmala R, M. Pd selaku dosen Belajar dan Pembelajaran
atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis
dalam pengerjaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan
makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan dari pembaca sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Tarakan, 29 September 2017
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Makalah..............................................................................................1
BAB II ISI
A. Definisi Belajar Menurut Para Ahli................................................................2
B. Ciri-Ciri dan Tujuan Belajar...........................................................................3
1. Ciri-Ciri Belajar.....................................................................................3
2. Tujuan Belajar.......................................................................................4
C. Prinsip-Prinsip Belajar....................................................................................8
1. Perhatian dan Motivasi..........................................................................5
2. Keaktifan...............................................................................................6
3. Keterlibatan langsung............................................................................7
4. Pengulangan..........................................................................................7
5. Tantangan..............................................................................................8
6. Balikan dan Penguatan..........................................................................8
7. Perbedaan Individual.............................................................................9
D. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar Dalam Pembelajaran.................................9
1. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar Dalam Pembelajaran Bagi Siswa.....9
2. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar Dalam Pembelajaran Bagi Guru....11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................17
B. Saran.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh perubahan perilaku yang relatif dalam aspek kognitif, afektif maupun
psikomotorik, yang diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya.
Sehingga belajar dapat dikatakan sebagai sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan seseorang. Agar kehidupan seseorang mengalami kemajuan yang
progresif maka orang tersebut harus memiliki tujuan belajar yang terarah. Salah
satu faktor penting yang dapat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan belajar
tersebut adalah pemahaman dan keterampilan kita dalam menerapkan hakikat, ciri
serta prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran.
Mempertimbangkan akan pentingnya hal ini maka pada kali ini kami
menyajikan suatu makalah yang membahas secara mendalam tentang hakikat dan
ciri-ciri belajar serta prinsip-prinsip belajar.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana definisi belajar menurut para ahli?
2. Bagaimana ciri-ciri dan tujuan belajar?
3. Bagaimana prinsip-prinsip belajar?
4. Bagaimana implikasi prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran?
C. Tujuan Makalah
Dalam pembahasan ini pemakalah mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi belajar menurut para ahli.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan tujuan belajar.
3. Untuk mengetahui pendekatan prinsip-prinsip belajar.
4. Untuk mengetahui implikasi prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran.
1
BAB II
ISI
A. Definisi Belajar Menurut Para Ahli
Adapun defiisi belajar menurut para ahli yaitu:
1. Witherington (1952) menyatakan bahwa “Belajar merupakan perubahan dalam
kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru
berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
2. Wingkel (1987) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu aktifitas mental dan
psikis dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan
perilaku pada diri sendiri.
3. Moh. Surya (1997) menyatakan bahwa “Belajar diartikan sebagai suatu proses
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri
dalamberinteraksi dengan lingkungannya”.
4. R. Gagne menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh
motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku”.
5. Skinner (1958) memberikan definisi belajar “Learning is a process progressive
behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar
itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Ini berarti
bahwa belajar akan mengarah pada keadaan yang lebih baik dari keadaan
sebelumnya.
6. Walra Rochmat (1999) ‘’Belajar ialah Suatu aktifitas atau pengalaman yang
menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku dan pribadi yang bersifat
permanen”.
7. James O. Whittaker mengungkapkan bahwa “Belajar adalah proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.
Dari pengertian belajar menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pada proses belajar terjadi penyesuaian dari pengetahuan yang sudah kita miliki
dengan pengetahuan baru. Dengan kata lain, ada tahap evaluasi terhadap informasi
yang didapat, apakah pengetahuan yang kita miliki masih relevan atau kita harus
memperbarui pengetahuan kita sesuai dengan perkembangan zaman.
2
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan
secara sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik. Arti dari disengaja
sebenarnya proses belajar timbul karena ada suatu niatan. Sedangkan perubahan itu
misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari
belum dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu dan lain
sebagainya. Perubahan tersebut adalah perubahan yang timbul karena adanya
pengalaman dan latihan. Jadi belajar bukanlah suatu hasil, akan tetapi merupakan
suatu proses untuk mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan menuntut
ilmu. Proses belajar adalah mengalami, berbuat mereaksi dan melampaui (under
going).
Sebagaimana dikatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses
perubahan manusia. Dalam ilmu psikologi, proses belajar berarti cara-cara atau
langkah-langkah (manners or operation) khusus yang dengannya beberapa
perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan tertentu. (Rober,1988 dalam
Muhibin, 1995). Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan
sepadan dengan proses. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku
kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri peserta didik. Perubahan
tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada
keadaan sebelumnya. Dalam uraian tersebut digambarkan bahwa belajar adalah
aktifitas yang berproses menuju pada satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-
tahapan tertentu.
B. Ciri-Ciri dan Tujuan Belajar
1. Ciri-Ciri Belajar
Belajar memiliki ciri-ciri, yaitu sebagai berikut:
a. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku tersebut
bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun nilai
dan sikap (afektif).
b. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat
disimpan.
c. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha.
Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
3
d. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau
kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
2. Tujuan Belajar
Menurut Suprijono (2009: 5) tujuan belajar yang eksplisit diusahakan
untuk mencapai dengan tindakan instruksional yang dinamakan instructional
effects, yang biasanya berbentuk pengetahuan dan ketampilan. Sedangkan tujuan
belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan instruksional disebut nurturant
effects. Bentuknya berupa kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap terbuka
dan demokratis, menerima orang lain dan sebagainya. Tujuan ini merupakan
konsekuensi logis dari peserta didik “menghidupi” suatu sistem lingkungan
belajar tertentu.
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang telah menunjukkan
bahwa siswa atau siswi telah melakukan dan melaksanakan kegiatan belajar
yang pada umumnya meliputi seperti (Sadirman, 2008: 28):
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berfikir sebagai yang tidak bisa dipisahkan. Dengan kata
lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan
pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya
pengetahuan.
b. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu
keterampilan. Keterampilan itu memang dapat di didik, yaitu dengan banyak
melatih kemampuan.
c. Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru
harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatanya. Untuk ini
dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa
menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh.
4
Sehingga semua tujuan yang ada diatas dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya proses belajar bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
C. Prinsip-Prinsip Belajar
Kata prinsip berasal dari bahasa Latin yang berarti “asas (kebenaran yang
menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya) dasar”. Prinsip Belajar
Menurut Gestalt adalah suatu transfer belajar antara pendidik dan peserta didik
sehingga mengalami perkembangan dari proses interaksi belajar mengajar yang
dilakukan secara terus menerus dan diharapkan peserta didik akan mampu
menghadapi permasalahan dengan sendirinya melalui teori-teori dan pengalaman-
pengalaman yang sudah diterimanya.
Prinsip Belajar Menurut Robert H Davies adalah suatu komunikasi terbuka
antara pendidik dengan peserta didik sehingga peserta didik termotivasi belajar
yang bermanfaat bagi dirinya melalui contoh-contoh dan kegiatan praktek yang
diberikan pendidik lewat metode yang menyenangkan peserta didik.
Berdasarkan pendapat para ahli, disimpulkan bahwa prinsip belajar adalah
landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar proses Belajar dan
Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.
Banyak teori yang berpendapat mengenai prinsip-prinsip belajar, masing
memiliki persamaan dan perbedaan. Secara umum, prinsip-prinsip belajar menurut
Dimyati dan Mudjiono (1997) prinsip prinsip itu meliputi perhatian dan motivasi,
keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan, dan penguatan
serta perbedaan individual.
1. Perhatian dan motivasi
Perhatian memang sangat berperan dalam kegiatan pembelajaran. Hal
ini akan timbul pada siswa kalau bahan yang disajiakan sesuai dengan minat,
kebutuhan, dan menarik. Oleh sebab itu, berbagai upaya pendidikan untuk
menarik perhatian ini diantaranya menggunakan media pembelajaran, mencari
bahan baru, bahan yang mempunyai manfaat, bagi pendekatan pendidikan
lanjutan atau dalam kehidupan.
Motivasi juga memiliki peranan yang penting dalam proses
pembelajaran karena motivasi merupakan tenaga yang menggerakkan dan
5
mengarahkan kegiatan siswa untuk belajar. Penerapan prinsip ini dalam
kegiatan pembelajaran, sebagai berikut.
a. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.
b. Menggunakan media pembelajaran untuk memperjelas pembelajaran.
c. Menggunakan ilustrasi dan contoh-contoh peristiwa nyata atau anekdot
untuk memperjelas pembelajaran.
d. Menggunakan kegiatan yang melibatkan peserta (Tanya jawab, sumbang
saran, demontrasi, simulasi dan lain-lain.
e. Menggunakan humor yang relevan dengan bahan pembelajaran jika
memungkinkan.
2. Keaktifan
Keaktifan merupakan prinsip dalam pembelajaran. Teori behavioristik
memperjelas tentang adanya respon, tanpa ada respon (aktivitas) belajar tidak
akan dapat terjadi meskipun diberikan stimulus. Demikian juga dalam teori
kongnitif bahwa belajar menunjukkkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa
akan mengolah informasi yang akan diterima. Tanpa keaktifan siswa dalam
belajar, tidak akan dapat membuat kesimpulan. Menurut teori ini peserta ditutut
untuk mampu mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang
diperolehnya.
Keaktifan memilki beragam bentuk. Bentuk keaktivan dalam belajar
dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu keaktifan yang dapat diamati (konkret)
dan sulit diamati (abstrak). Kegiatan yang dapat diamati, misalnya mendegar,
menulis, membaca, menyanyi, menggambar, dan berlatih. Kegiatan ini
biasanya berhubugan dengan kerja otot (psikomotorik). Sementara kegiatan
yang sulit diamati berupa kegiatan pisikis seperti menggunakan Khazanah
pengetahuan untuk Memecahkan permasalahan, membandingaknkonsep,
menyimpulkan hasil pengamatan, berfikir tingkat tinggi. Penerapan prinsip
keaktifan dalan kegiatan pembelajaran antara lain:
a. Dalam pembelajaran menggunakan macam-macam metode dan media;
b. Dalam pembelajaran memberikan pada siswa secara individu dan
kelompok;
c. Memberikan kesempatan diskusi dan tanya jawab;
6
d. Memberikan tugas pada siswa untuk mempelajari bahan dan mencakup
hal-hal yang belum jelas dan penting;
e. Memberikan kesempatan pada siswa melakukan percobaan-percobaan
secara berkelompok.
3. Keterlibatan Langsung
Belajar harus dilakukan sendiri oleh siswa, Karena belajar yang baik
melalui pengalaman. Pengajar harus menyadari bahwa keaktifan memerlukan
pengalaman secara langsung dalam pembelajaran. Keterlibatan langsung yang
dimaksudkan disini menyangkut keterlibatan secara fisik, mental, emosional,
dan intelektual dalam semua kegiatan pembelajaran. Penerapan prinsip ini
dalam kegiatan pembelajaran meliputi:
a. Menggunakan media yang langsung dapat digunakan siswa,
b. Menberikan tugas untuk mempraktikan gerakan (keterampilan) yang
ditetukan pendidik,
c. Melibatkan peserta dalam mencari informasi dari berbagai sumber, baik
diluar kelas maupun diluar sekolah/ lembaga pendidikan,
d. Memberikan kesempatan pada peserta melakukan eksperimen
e. Melibatkan peserta dalam membuat rangkuman, ringkasan, atau
kesimpulan.
4. Pengulangan
Banyak teori pembelajaran yang menyimpulkan bahwa perlu penekanan
pengulangan (trial and error) dalam kegiatan pembelajaran. Teori yang
memperkuat prinsip pengulangan ini adalah teori psikologi asosiasi, yang
mengatakan belajar adalah pembentukan gabungan antara stimulus dan
respons. Dengan memperbanyak pengulangan akan memperbesar timbulnya
respons secara benar. Prinsip ini diterapkan dalam kegiatan pembelajaran
melalui beberapa kegiatan antara lain:
a. Perlu membuat rancangan pengulangan terutama bahan yang bersifat
hafalan dan latihan;
b. Mengembangkan soal-soal yang bersifat hafalan dan latihan;
c. Membuat kegiatan pengulangan secara bervariasi;
7
d. Mengembangkan kelompok kegiatan yang bersifat psikomotorik yang
harus diulang;
e. Mengembangkan alat evaluasi dalam kegiatan pengulangan.
5. Tantangan
Belajar yang mengalami hambatan akan menimbulkan motif
(tantangan) untuk mengatasi hambatan tersebut. Aktivitas dalam tantangan ini
kan membnuat siswa belajar dengan giat. Bahan pembelajaran harus bersifat
menantang seperti bahan-bahan pembelajaran yang memerlukan pemecahan
masalah., tanggapan, dan latihan-latihan. Pelajaran yang memberikan
kesempatan pada peserta untuk menemukan konsep, prinsip, dan generalisasi
sangat cocok dan sesuai dengan prinsip ini. Penerapan prinsip ini dalam
kegiatan pembelajaran diantaranya:
a. Memberikan tugas pada peserta yang bersifat pemecahan masalah yang
memerlukan bantuan informasi dari luar sekolah atau orang lain.
b. Menugaskan pada siswa membuat kesimpulan atau rangkuman isi
pembelajaran.
c. Membimbing peserta untuk menemukan konsep, prinsip, fakta dan
generalisasi.
d. Memberikan kesempatan untuk melakukan percobaan baik secara
individual atau kelompok.
e. Merancang kegiatan semacam diskusi,seminar dan workshop.
6. Balikan dan Penguatan
Dalam teori operant conditioning menekankan perlunya balikan dan
penguatan sehingga sangat sesuai dengan prinsip ini. Ada dua hasil balik dan
terdorong untuk belajar lebih giat, dan penguat negatif bila siswa mendapatkan
hasil tidak/kurang baik dan terdorong untuk mempelajarinya. Oleh karena itu,
perlunya balikan atas hasil pekerjaan yang diberikan kepada siswa. Prinsip ini
penerapannya dalam kegiatan pembelajaran di antaranya:
a. Memberikan kepastian jawaban yang telah ditanyakan pada siswa.
b. Menyerahkan pekerjaan rumah dan memberikan catatan pembetulan.
c. Mengembalikan setiap hasil perkerjaan, hasil tes, dan tugas pada siswa.
8
d. Mengumumkan peringkat peserta didik berdasarkan hasil penilaian.
e. Memberikan penguatan verbal seperti tepat, baik, bagus, sip, hebat.
f. Memberikan penguatan non verbal, seperti anggukan, acungan, jempol,
dan isyarat lainnya.
7. Perbedaan Individual
Siswa merupakan makhluk yang unik. Setiap siswa memiliki
karakteristik sendiri sendiri. Artinya, siswa dalam suatu kelas selalu heterogen.
Hal ini tentu saja mempengaruhi proses pembelajaran. Oleh karena itu kita
sebagai guru harus melihat perbedaan tiap individu tersebut dan berusaha untuk
menfasilitasinya dalam kegiatan belajar. Salah satu caranya dengan
menerapkan multimetode, multimedia, dan progam pengayaan. Setiap siswa
akan nyaman berada dikelas jika setiap individunya diperhatikan.
D. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar Dalam PembelajaranMenurut para ahli adalah suatu konsekuensi atau akibat langsung dari hasil
penemuan suatu penelitian ilmiah. Dengan kata lain, implikasi prinsip belajar
diartikan sebagai suautu akibat langsung dari penerapan prinsip-perinsip beajar
dalam pembelajaran. Implikasi prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran dapat
ditinjau dari 2 ssegi, yaitu:
1. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar Dalam Pembelajaran Bagi SiswaSiswa sebagai “primus motor” (motor utama) dalam kegiatan
pembelajaran, dengan alasan apapun tidak dapat mengabaikan adanya prinsip-
prinsip belajar. Justru para siswa akan berhasil dalam pembelajaran, jika
menyadari implikasi prinsip-prinsip belajar terhadap diri mereka.
a. Perhatian dan Motivasi
Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap rangsangan
yang mengarah ke arah pencapaian tujuan belajar. Adanya tuntutan untuk
selalu memberikan perhatian ini, menyebabkan siswa harus
membangkitkan perhatiannya kepada segala pesan yang dipelajarinya.
Pesan-pesan yang menjadi isi pelajaran seringkali dalam bentuk
rangsnagan suara, warna, bentuk, gerak dan rangsangan lain yang dapat
diindra. Dengan demikian siswa diharapkan selalu melatih indra untuk
9
memperhatikan rangsangan yang muncul dalam proses pembelajaran.
Peningkatan atau pengembangan minat ini merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi motivasi (Gage dan Berliner dalam Dimyati,
2010:50-51).
b. Keaktifan
Siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah
perolehan belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah secara
efektif, siswa dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual, dan emosional.
Implikasi prinsip ini bagi siswa berwujud perilaku-perilaku seperti mencari
sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin
tahu hasil dari suatu reaksi kimia, membuat karya tulis, membuat kliping,
dan perilaku sejenis lainnya.
c. Keterlibatan Langsung atau Pengalaman
Hal apapun yang dipelajari siswa, maka ia harus mempelajarinya
sendiri. Tidak ada seorang pun dapat melakukan kegiatan belajar tersebut
untuknya (Davies dalam Dimyati, 2010:52). Pernyataan ini, secara mutlak
menuntut adanya keterlibatan langsung dari setiap siswa dalam kegiatan
belajar pembelajaran. Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar
tidak segan-segan mengerjakan segala tugas belajar yang diberikan kepada
mereka. Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis akan menyebabkan
mereka memperoleh pengalaman atau berpengalaman.
d. Pengulangan
Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan
belajar secara keseluruhan lebih berarti. Dari penyataan Davies ini,
pengulangan diperlukan kegiatan pembelajaran. Implikasi adanya prinsip
pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia
mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam
permasalahan (Dimyati, 2010:52).
e. Tantangan
10
Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan dimilikinya
kesadaran pada dirinya akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh,
memproses, dan mengolah pesan. Selain itu, siswa juga harus memiliki
keingintahuan yang besar terhadap segala permasalahan yang dihadapinya.
Bentuk-bentuk perilaku siswa yang merupakan implikasi dari prinsip ini
diantaranya adalah melakukan eksperimen, melaksanakan tugas
terbimbing maupun mandiri, atau mencari tahu pemecahan suatu masalah.
f. Balikan dan Penguatan
Seorang siswa belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera
diberikan penguatan (Davies dalam Dimyati, 2010:53). Hal ini timbul
karena kesadaran adanya kebutuhan untuk memperoleh balikan dan
sekaligus penguatan bagi setiap kegiatan yang dilakukannya. Untuk
memperoleh balikan penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa yang
memungkinkan diantaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban
dengan kunci jawaban, menerima kenyataan terhadap skor atau nilai yang
dicapai, atau menerima teguran dari guru atau orang tua karena hasil
belajar yang jelek.
g. Perbedaan Individual
Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain, akan
membantu siswa menentukan cara belajar dan sasaran belajar bagi dirinya
sendiri. Implikasi adanya prinsip perbedaan individual bagi siswa adalah
menentukan tempat duduk di kelas, menyusun jadwal belajar, atau
memilih bahwa implikasi adanya prinsip perbedaan individual bagi siswa
dapat berupa perilaku fisik maupun psikis.
2. Implikasi Prinsip-prinsip Belajar bagi Guru
Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru tertampak pada rencana
pembelajaran maupun pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Implikasi
prinsip-prinsip belajar bagi guru terwujud dalam perilaku fisik dan psikis
mereka. Kesadaran adanya prinsip-prinsip belajar yang terwujud dalam
11
perilaku guru, dapat diharapkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran
yang diselenggarakan.
a. Perhatian dan Motivasi
Guru sejak merencanakan kegiatan pembelajaranya sudah
memikirkan perilakunya terhadap siswa sehingga dapat menarik perhatian
dan menimbulkan motivasi siswa dan tidak berhenti pada rencana
pembelajarannya dalam pelaksanaan kegiatannya. Implikasi prinsip
perhatian bagi guru tertampak pada perilaku-perilaku sebagai berikut:
1) Guru menggunakan metode secara bervariasi
2) Guru menggunakan media sesuia dengan tujuan belajar dan materi
yang di ajarkan.
3) Guru menggunakan gaya bahasa yang tidak monoton.
4) Guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan mebimbing (direction
question)
Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi guru tertampak pada
perilaku-perilaku yang di antaranya :
1) Memilih bahan ajar sesuai minat siswa
2) Menggunakan metode dan teknik mengajar yang disukai siswa.
3) Mengoreksi segera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin
memberitahukan hasilnya kepada siswa.
4) Memberikan pujian verbal atau non-verbal terhadap siswa yang
memberikan respons terhadap pertanyaan yang sedang dipelajari
siswa.
5) Memberitahukan nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari.
b. Keaktifan
Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada siswa, maka guru
di antaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut :
1) Menggunakan multimetode dan multimedia.
2) Memberikan tugas secara individual dan kelompok.
3) Memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam
kelompok kelompok kecil (beranggota tidak lebih dari 3 orang).
12
4) Memberikan tugas ubtuk membaca bahan belajar, mencatat hal-hal
yang kurang jelas.
5) Mengadakan tanya jawab dan diskusi
c. Keterlibatan Langsung
Guru harus menyadari bahwa keaktifan membutuhkan
keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan pembelajaran. Namun
demikian, perlu diingat bahwa keterlibatan langsung secara fisik tidak
menjamin keaktifan belajar. Untuk dapat melibatkan siswa secara fisik,
mental, emosional, dan intelektual dalam kegiatan pembelajaran dengan
mempertimbangkan karakteristik isi pelajaran. Perilaku sebagai implikasi
prinsip keterlibatan langsung diantaranya adalah:
1) Merancang kegiatan pembelajaran yang lebih banyak pada
pembelajaran individual dan kelompok kecil.
2) Mementingkan eksperimen langsung oleh siswa dibandingkan
dengan demonstrasi.
3) Menggunakan media yang langsung digunakan oleh siswa.
4) Memberikan tugas kepada siswa untuk mempraktekkan gerakkan
psikomotorik yang dicontohkan.
5) Melibatkan siswa mencari informasi/pesan dari sumber informasi
diluar kelas atau luar sekolah.
6) Melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan informasi
pesan pembelajaran.
Implikasi lainnya adalah kemampuan guru untuk bertindak
sebagai pengelola kegiatan pembelajaran yang mapu mengarahkan,
membimbing, dan mendorong siswa ke arah tujuan pengajaran yang
ditetapkan.
d. Pengulangan
Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu
memilihkan antara kegiatan pembelajaran yang berisi pesan yang
membutuhkan pengulangan dengan yang tidak membutuhkan
13
pengulangan. Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip
pengulangan di antaranya:
1) merancang pelaksanaan pengulangan.
2) Mengembangkan/merumuskan soal-soal latihan.
3) Mengembangkan petunjuk kegiatan psikomotorik yaitu harus
diulang.
4) Mengembangkan alat evaluasi kegiatan pengulangan, dan
5) Membuat kegiatan pengulangan yang bervariasi.
e. Tantangan
Apabila guru menginginkan siswa selalu berusaha mencapai
tujuan, maka guru harus memberikan tantangan pada siswa dalam
kegiatan pembelajarannya. Perilaku guru yang merupakan implikasi
prinsip tantangan di antaranya :
1) Merancang dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukannya secara individual
atau dalam kelompok kecil (3-4 orang).
2) Memberikan tugas pada siswa memecahkan masalah yang
membutuhkan informasi dari orang lain dari luar sekolah sebagai
sumber informasi.
3) Menugaskan kepada siswa untuk menyimpulkan isi pelajaran yang
selesai disajikan.
4) Mengembangkan bahan pelajaran (teks, hand out, modul, dan yang
lain) yang memperhatikan kebutuhan siswa untuk mendapatkan
tantangan didalamnya, sehingga tidak harus semua pesan
pembelajaran disajikan secara detail tanpa memberikan kesempatan
siswa mencari dari sumber lain.
5) Membimbing siswa untuk menemukan fakta, konsep, prinsip, dan
generalisasi sendiri.
6) Guru merancang dan mengelola kegatan diskusi untuk
menyelenggaraan masalah-masalah yang disajikan dalam topik
diskusi.
f. Balikan dan Penguatan
14
Balikan dapat diberikan secara lisan maupun tertulis, baik secara
individual ataupun kelompok klasikal. Agar balikan dan penguatan
bermakna bagi siswa, guru hendaknya memperhatikan karakteristik
siswa. Implikasi prinsip balikan dan penguatan bagi guru, berwujud
perilaku-perilaku di antaranya :
1) Memberitahukan jawaban yang benar setiap kali mengajukan
pertanyaan yang telah dijawab siswa secara benar ataupun salah.
2) Mengoreksi pembahasan pekerjaan rumah yang diberikan kepada
siswa pada waktu yang telah ditentukan.
3) Memberikan catatan-catatan pada hasil kerja siswa (berupa makalah,
laporan, kliping pekerjaan rumah), berdasarkan hasil koreksi guru
terhadap hasil kerja pembelajaran.
4) Membagikan lembar jawaban tes pelajaran yang telah dikoreksi oleh
guru, disertai skor dan catatan-catatan bagi pebelajar.
5) Mengumumkan atau mengkonfirmasikan peringkat yang diraih
setiap siswa berdasarkan skor yang dicapai dalam tes.
6) Meberikan anggukan atau acungan jempol atau isyarat lain kepada
siswa yang menjawab dengan benar pertanyaan yang disajikan guru.
7) Memberikan hadiah kepada siswa yang berhasil menyelesaikan
tugas.
g. Perbedaan Individual
Guru sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran dituntut untuk
memberikan perhatian kepada semua keunikan yang melekat pada tiap
siswa. Konsekuensi yang logis adanya hal ini, guru mampu melayani
setiap siswa sesuai karakteristik mereka orang per orang. Implikasi
prinsip perbedaan individual bagi guru berwujud perilaku-perilaku yang
di antaranya :
1) Menentukan penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat
melayani kebutuhan siswa sesuai karakteristiknya.
2) Merancang pemanfaatan berbagai media dalam menyajikan pesan
pembelajaran.
15
3) Mengenali karakteristik setiap siswa sehingga dapat menentukan
perlakuan pembelajaran yang tepat bagi siswa yang bersangkutan,
dan
4) Memberikan remediasi ataupun pertanyaan kepada siswa yang
membutuhkan.
Dapat disimpulkan bahwa pada kenyataannya dalam satu kegiatan
pembelajaran terdapat lebih dari satu prinsip belajar yang tampak dan sifatnya
menuntut guru untuk benar-benar menguasai dan terlebih menandai perwujudan
prinsip-prinsip belajar dalam kegiatan pembelajaran.
Beberapa prinsip pembelajaran diatas menjadi bahan kajian bagi para
pendidik atau guru untuk menentukan metode yang paling efektif dalam
menemukan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk mewujudkan proses
belajar yang efektif.
16
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
1. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan
secara sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik, misalnya : dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari belum dapat
melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu dan lain sebagainya.
2. Ciri-ciri belajar mengungkapkan perubahan yang dihasilkan pada proses
belajar sementara tujuan belajar berintikan siswa yang menjadi objek
pengajaran pada akhir belajar akan mencapai pengetahuan, penanaman konsep
3. Prinsip belajar merupakan landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber
motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara
pendidik dengan peserta didik. Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya
pembelajaran, baik bagi peserta didik maupaun bagi guru dalam upaya
mencapai hasil yang diinginkan.
4. Secara umum, prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan:
a. Perhatian dan Motivasi
b. Keaktifan
c. Keterlibatan langsung atau pengalaman
d. Pengulangan
e. Tantangan
f. Balikan dan penguatan (law of effect)
g. Perbedaan individual
B. Saran
Dari bermacam-macamnya pendekatan dalam proses belajar mengajar,
diharapkan pendidik mampu memaksimalkan dan mempraktikkan pendekatan itu
untuk mengatasi semua permasalahan yang muncul dalam upaya membentuk
kepribadian anak didik sehingga nantinya memperoleh hasil yang memuaskan
terutama dalam membantu siswa mempelajari matematika dengan mudah dan
menyenangkan sehingga mampu menciptakan generasi bangsa yang berkualitas
khususnya dibidang matematika.
17
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2015. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli dan Kesimpulannya Terlengkap. (Online). Diakses dari http://www.pelajaran.co.id/2016/15/pengertian-belajar-menurut-pendapat-para-ahli-dan-kesimpulannya-terlengkap.html pada 28 September 2017 Pukul 14.00 WITA.
Admin. 2016. Arti Kata Implikasi. (Online). Diakses dari http://ciputrauceo.net/blog/2016/1/18/arti-kata-implikasi pada 28 September 2017 Pukul 16.01 WITA.
Ahmadi, Abu dan Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan Cetakan II. Jakarta: Rineka Cipta.
Ainurahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Baharudin Dan Esa. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Burhanuddin, Afid. 2014. Prinsip Belajar dan Implikasinya. (Online). Diakses dari https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/19/prinsip-prinsip-belajar-dan-implikasinya-4/ pada 28 September 2017 Pukul 15. 45 WITA.
Dimyati, dan Drs. Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Mudjiono dan Damyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sardiman A.M. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sarea, Syahrul. Ciri dan Jenis Serta Prinsip Belajar. (Online). Diakses dari http://www.wawasanpendidikan.com/2015/09/ciri-dan-jenis-serta-prinsip-belajar.html pada 28 September 17.05 WITA.
Sujana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta: LPFE.
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruz Media.
Suryabrata, Sumadi. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
18