Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
TEORI BELAJAR
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
DISUSUN OLEH :
CICI HERNAWATI PUTRI (1640604007)
HUMAIRAH (1640604065)
KRISMAWATI (1640604063)
PUTRIYANTI (1640604037)
KELOMPOK 9
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun
pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Teori Belajar” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada ibu Nurmala R., M. Pd selaku dosen Belajar dan Pembelajaran
atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis
dalam pengerjaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan
makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan dari pembaca sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Tarakan, 20 September 2017
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Makalah..............................................................................................2
BAB II ISI
A. Pentingnya Mempelajari Teori Belajar Bagi Guru.........................................3
B. Hal-Hal Yang Perlu Diketahui Dalam Teori Belajar......................................6
C. Macam Teori Belajar (Teori dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Matematika)....................................................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................17
B. Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pendidikan merupakan hal yang sangat kompleks, yang
didalamnya terlibat banyak unsur yang saling terkait, mulai dari guru, siswa,
sarana, media dan lain-lain. Pendidikan bukan saja bicara tentang hasil, tapi
lebih kompleks lagi dimana pendidikan berkaitan dengan bagaimana proses
untuk mencapai hasil. Seperti halnya belajar, belajar lebih menekankan proses
yang ditempuh seorang penuntut ilmu dibandingkan hasil akhir yang kelak
dicapai. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi
tertentu yang dapat diamati, diubah dan dikontrol (Robert M. Gagne, 1977).
Didalam kehidupan, manusia tidak bisa terlepas dari belajar, karena dengan
belajar manusia menjadi mengerti dan paham tentang hal-hal yang
sebelumnya belum mereka tahu menjadi tahu. Belajar merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dalam lingkungan. Belajar memegang peranan
penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,
kepribadian dan persepsi manusia. Oleh karena itu, seseorang terutama calon
pendidik harus menguasai teori belajar agar mampu memahami bahwa
aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam psikologis dan
kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Hal itu dapat dicapai manakala kesiapan pendidik untuk dapat
mengerti, memahami, dan menghayati berbagai hal yang berhubungan
dengan proses belajar dan pembelajaran, termasuk di dalamnya teori belajar.
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang perlunya seorang guru
mempelajari teori belajar, hal-hal yang perlu diketahui dalm teori belajar serta
macam-macam teori belajar terutama aplikasinya dalam pembelajaran
matematika yang sangat diperlukan oleh para guru dan peserta didik dalam
rangka kelangsungan pembelajaran yang efektif dan efisien.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut.
1. Mengapa guru perlu mempelajari teori belajar?
2. Apa saja hal-hal yang perlu diketahui dalam teori belajar?
3. Bagaimana macam teori belajar (teori dan aplikasinya dalam
pembelajaran matematika?
C. Tujuan Makalah
Dalam pembahasan ini pemakalah mempunyai tujuan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui perluya guru mempelajari teori belajar?
2. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diketahui dalam teori belajar?
3. Untuk mengetahui macam teori belajar (teori dan aplikasinya dalam
pembelajaran matematika?
2
BAB II
ISI
A. Perlunya Mempelajari Teori Belajar Bagi Seorang Guru
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang telah demikian
pesat, guru tidak lagi hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga
harus mampu bertindak sebagai faslitator, motivator dan pembimbing yang
lebih banyak memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mencari dan
mengolah sendiri informasi. Dengan demikian keahlian guru harus terus
dikembangkan terutama dalam pemahaman teori beajar.
1. Pengertian Guru
Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh
sembarang orang di luar bidang pendidikan. Secara tradisional guru adalah
seorang yang berdiri didepan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan.
Adapun beberapa pengertian guru menurut para ahli adalah sebagai
berikut.
a. Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik, yaitu orang
dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan
kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar
mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan
tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai
makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.
b. Menurut Peraturan Pemerintah Guru adalah jabatan fungsional, yaitu
kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan
hak seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat
mandiri.
c. Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
3
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
2. Pengertian Teori Belajar
Teori adalah seperangkat konsep-konsep dan prinsip-prinsip
yang memberikan, menjelaskan, dan menghadirkan sebuah pandangan
sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar
variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud
menjelaskan fenomena alamiah. Teori dapat dijadikan model kerja bagi
fenomena tertentu sampai ditemukannya teori baru.
Ada dua macam teori yaitu:
a. Teori intuitif
Yaitu teori yang dibangun berdasarkan pengalaman praktis.
b. Teori ilmiah (teori formal)
Yaitu teori yang dibangun berdasarkan hasil-hasil penelitian.
Guru cenderung sering menggunakan teori yang pertama.
Menurut Supes ada empat fungsi umum teori yaitu:
a. Berguna bagi kerangka kerja untuk melakuakan penelitian.
b. Memberikan kerangka kerja bagi pengorganisasian.
c. Identifikasi kejadian yang kompleks.
d. Reorganisasian pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Sementara belajar adalah suatu proses internal yang tidak dapat
dilihat dengan nyata, karena proses terjadi di dalam diri seseorang yang
sedang mengalami proses belajar. Selain pengertian di atas pengertian
belajar menuut para ahli diantaranya :
a. Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan
proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman.
b. Gagne dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan
sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang
saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku.
4
c. Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian
belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk
mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitude.
Dengan demikian belajar dapat disimpulkan rangkaian kegiatan
atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan
mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan
pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan
pengalamannya. Sehingga, pengertian teori belajar merupakan upaya
untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar, sehingga
membantu kita semua memahami proses inhern yang kompleks dari
belajar. Belajar dapat pula diartikan sebagai teori yang mempelajari
perkembangan intelektual (mental) siswa.
Teori belajar akan sangat membantu seorang guru untuk
memiliki kedewasaan dan kewibawaan dalam hal mengajar,
mempelajari muridnya, menggunakan prinsip-prinsip psikologi maupun
dalam hal menilai cara mengajarnya sendiri.
Seorang guru dikatakan kompeten jika ia memiliki cara
penyampaian atau cara mengajar peserta didiknya yang menarik,
memiliki kriteria yang dapat digunakan untuk memiliki cara-cara tepat
dalam menyajikan pengalaman belajar mengajarnya, sesuai dengan
meteri yang akan disampaikan pada peserta didiknya. Semua itu hanya
akan diperoleh jika seorang guru menguasai teori-teori dalam belajar.
Dalam proses pembelajaran baik formal, informal maupun nonformal,
teori pembelajaran memiliki peran yang sangat penting. Teori
pembelajaran akan menentukan bagaimana proses pembelajaran itu
terjadi.
Sebelum merancang pembelajaran seorang guru harus
menguasai sejumlah teori belajar agar proses pembelajaran terlaksana
dengan baik dan menarik dan juga dapat membuat guru dapat
memahami dan mengerti harus berbuat apa untuk peserta didiknya.
5
Guru ditekankan untuk menguasai teori belajar agar guru tersebut dapat
mempertanggung jawabkan secara ilmiah perilaku mengajarnya di
depan peserta didiknya. Dengan teori belajar seorang guru dapat
mengetahui bagaimana cara peserta didiknya belajar dan juga guru
dapat merencanakan pembelajaran itu seperti apa agar tercapai proses
pembelajaran sesuai yang diinginkan.
Adapun manfaat teori belajar bagi guru ialah:
a. Membantu guru memahami bagaimana siswa belajar
b. Membantu prpses belajar agar lebih efektif, efisien dan produktif
c. Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses
pembelajarannya
d. Menjadi panduan guru untuk mengelola kelas
e. Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri
serta hasil belajar siswa.
f. Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan
kepada siswa sehingga dapat mencapai prestasi maksimal.
B. Hal-Hal Yang Perlu Diketahui Dalam Teori Belajar
Untuk menerapkan teori belajar, ada beberapa hal yang perlu
diketahui oleh seorang guru dalam teori belajar sebagai berikut.
1. Konsep dasar teori belajar tersebut, beserta ciri dan prasyarat yang
melingkupinya
Sebelum melakukan proses pembelajaran, salah satu yang harus
kita ketahui ialah konsep dasarnya. Setiap teori pasti memiliki ciri khas
dalam konsep dasar. Pertama, teori humanistik dimana lebih
mengedepankan sisi humanis manusia tidak menuntut jangka waktu
pembelajaran mencapai pemahaman yang diinginkan. Teori ini sangat
tepat diterapkan pada pemebelajaran yang bersifat pembentukan
kepribadian. Kedua, Teori Behavioristik dimana menjelaskan bahwa
perubahan tingkah laku sebagai interaksi antara stimulus dan respons.
Teori behavioristik hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya
6
dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. Ketiga, Teori Kognitifistik
merupakan teori yang berdasarkan proses berpikir di belakang perilaku.
Perubahan perilaku diamati dan digunakan sebagai indikator terhadap
apa yang terjadi dalam otak peserta didik Penerapan teori kognitif
bertujuan untuk melatih peserta didik agar mampu mengerjakan tugas
dengan cara yang sama dan konsisten. Keempat, Teori Konstruktivistik
dalam teori ini, siswalah yang harus lebih berperan aktif dalam hal
belajar peran guru hanya sebagai mediator dan fasilitator guna membantu
siswa dalam mengungkap fakta, konsep, atau pinsip yang ingin diketahui.
2. Bagaimana sikap dan peran guru dalam proses pembelajaran apabila teori
tersebut diterapkan
Sikap dan peran guru dalam proses jika teori tersebut diterapkan.
a. Teori belajar behavioristik dimana mendorong guru untuk
merencanakan pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat
dimodifikasi. Guru harus mengetahui kemampuan dasar yang harus
disiapkan. Belajar dimulai dari hal yang mudah menuju ketingkat
yang susah.
b. Teori belajar konstruktivistik yaitu guru tidak hanya sekedar
memberikan pengetahuan terhadap siswa. Namun siswa juga harus
membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru hanya
memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman
yang legih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat
anak tangga tersebut.
c. Teori belajar kognitifistik sebagian besar bergantung seberapa jauh
anak aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Namun guru harus
tetap mengontrol siswa agar mampu meningkatkan intektual melalui
lingkungan sekitarnya.
d. Teori belajar humanistik lebih menekankan pada isi/materi yang
diinginkan. Tugas guru adalah membantu mengenali sisi dan
menggali potensi yang dimiliki siswa.
7
3. Faktor-faktor lingkungan (fasilitas, alat, sarana) apa yang perlu
diupayakan untuk mendorong proses pembelajaran
Faktor lingkungan merupakan faktor pendukung dari luar yang
mampu mempengaruhi pembelajaran. Lingkungan dapat berupa suasana
dan fasilitas yang ada di sekitar.
4. Tahapan apa yang harus dilakukan guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran
Tahapan-tahapan tersebut antara lain:
a. Tahap perencanaan
Perencanaan merupakan proses penyusunan rencana pembelajaran
untuk mencapai tujuan yang diinginkan serta diharapkan mampu
membuat proses belajar mengajar menjadi lebih baik. Pelaksanaan
perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam
jangka waktu yang diinginkan.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap ini adalah tahap pengimplementasian rencana yang telah kita
buat. Dalam tahap ini, guru melakukan interaksi belajar mengajar
melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran, serta
pemanfaatan seperangkat media yang disiapkan.
c. Tahap Evaluasi
Pada hakekatnya evaluasi merupakan tolak ukur perubahan perilaku
yang telah terjadi. Pada tahap ini kegiatan guru adalah melakukan
penilaian atas proses pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi
adalah alat untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
5. Apa yang harus dilakukan siswa dalam proses belajarnya.
Siswa harulah aktif dalm proses belajr mengajar. Harus ada
timbale baik antara siswa dan gurunya. Guru hanya sebgai fasilitator dan
siswalah yang mendominasi.
8
Beberapa faktor yg harus dipertimbangkan ketika mengkritisi teori
belajar adalah :
1. Mengenali tokoh, perjalanan hidup dan proses akademik yang ditempuh
serta perjuangan yang ditempuh untuk menelurkan teori belajar yang
dikemukakannya
2. Memahami konteks generasi, situasi jaman atau tahun yang
melatarbelakangi peristiwa kelahiran teori-teori belajar tersebut
3. Proses kekinian dari teori tersebut dan perkembangannya
C. Macam-Macam Teori Belajar (Teori dan Aplikasinya Dalam
Pembelajaran Matematika)
Teori belajar memegang peranan penting sebagai suatu ilmu atau
pendekatan yang harus dikuasai untuk melihat pendidikan dari segi psikologi,
baik itu kognitif, efektif dan psikomotorik. Para ahli pendidikan terus
mengembangkan berbagai riset untuk melihat cara belajar, bagaimana belajar
itu terjadi. Ada banyak berkembang beberapa macam teori belajar, pada
umumnya dibagi menjadi empat bagian antara lain: teori belajar
behaviorisme, teori belajar kognitifisme, teori belajar humanisme, teori
belajar kontruktivisme.
1. Teori Belajar Behaviorisme
Teori belajar behaviorisme adalah sebuah teori yang menyatakan
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil
belajar. Teori behaviorisme dengan model hubungan stimulus-responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Teori ini
mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal
penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku
tersebut.
Contoh pengaplikasian dari teori ini sebagai berikut.
Topik Pembelajaran : Fungsi Kuadrat
9
Kegiatan Pembelajaran :
Sebelum memberikan pembelajaran guru menyiapkan bahan
pelajaran tujuannya agar target pencapaian dalam satu kompetensi dasar
dapat dipenuhi. Guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab,
mengerjakan. Dalam kegiatan pembelajaran guru memberikan stimulus-
stimulus dan siswa merespon stimulus yang guru berikan. Misalnya,
seorang guru menyampaikan materi fungsi kuadrat, guru menjelaskan
bahwa fungsi kuadrat jika digambarkan akan sesalu membentuk
parabola.
Guru memberikan stimulus berupa contoh dari fungsi kuadrat
yaitu bola yang dilempar keatas, gerakan rudal yang ditembakkan,
lintasan roket yang diluncurkan, lintasan bola yang ditendang. Dari
contoh diatas, guru menyampaikan bahwa dengan memanfaatkan
pengetahuan mengenai parabola (fungsi kuadrat), setiap gerakan dapat
diperhitungkan untuk memperoleh hasil yang akurat.
Guru memberikan contoh soal yaitu gambarkan grafik fungsi dari
persamaan kurva y=x2. Siswa merespon dengan memperhatikan
penjelasan dari guru. Lalu guru menjelaskan jawabannya yaitu cara yang
digunakan untuk menggambarkan grafik fungsi kuadrat adalah: pertama
buat tabel nilai, kedua letakkan koordinat yang diperoleh pada bidang
cartesius, ketiga hubungkan titik-titik tersebut sehingga terbentuk sebuah
kurva yang mulus. Setelah guru selesai menyampaikan materi, siswa
diberi latihan soal oleh guru sebagai tolak ukur dari materi yang sudah
disampaikan. Latihan soal yang diberikan yaitu menggambarkan grafik
fungsi kuadrat pada bidang cartesius dan siswa menjelaskan jawaban
yang dikerjakannya. Jika siswa mampu menjawab soal dengan benar
maka akan ada penghargaan yang diberikan oleh guru misalnya nilai
tambahan. Sedangkan siswa yang belum bisa menjawab dengan benar
maka harus memperbaiki dengan memberikan hukuman yaitu latihan
tambahan atau PR agar siswa terbiasa dan dapat memahami materi yang
telah disampaikan.
10
Adapun kelebihan dari teori ini yaitu:
a. Siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan karena guru
menunjukkan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan materi yang disampaikan.
b. Dapat membangkitkan motivasi siswa karena dengan menjawab
dengan benar soal yang diberikan oleh guru dia akan mendapatkan
tambahan nilai.
Adapun kelemahan dari teori ini, yaitu:
a. Siswa cenderung pasif karena kegiatan pembelajaran hanya berjalan
satu arah yaitu berpusat pada guru tanpa melibatkan peran siswa di
dalamnya.
b. Siswa hanya jadi pendengar dari penjelasan guru dan menghafal apa
yang didengar dan dilihat sebagai cara belajar yang efektif.
2. Teori Belajar Kognitivisme
Teori belajar ini disebut sebagai model perceptual, yaitu melatih
siswa untuk mengoptimalkan dalam memahami terhadap suatu objek.
Teori ini menyatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh
persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan
dirinya. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahamannya
tentang yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang
nampak.
Contoh pengaplikasian dari teori ini sebagai berikut.
Topik Pembelajaran : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Kegiatan Pembelajaran :
Sebelumnya siswa telah diberi pengetahuan baru tentang penyelesaian
dari sebuah persamaan linear dua variabel. Untuk pembelajaran
selanjutnya, siswa diajak untuk menyelesaikan persamaan linier dua.
Misalnya: tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua
variabel x + y = 5 dan x – y =1 jika x,y variabel pada himpunan bilangan
11
real. Antara siswa satu dan siswa lainnya mempunyai cara yang berbeda-
beda.
Cara 1: menggunakan metode grafik.
Cara 2: menggunakan eliminasi.
Cara 3: menggunakan substitusi.
Cara 4: menggunakan metode gabungan(eliminasi-substitusi).
Cara-cara tersebut sangat tergantung pada pengetahuan yang
siswa miliki sebelumnya termasuk didalamnya pemahaman dan
pengamalannya. Materi tentang sistem persamaan linear dua variabel
merupakan materi pengantar untuk memudahkan siswa dalam
mempelajari materi sistem persamaan linear tiga variabel.
Dengan kegiatan seperti diatas guru memberikan kebebasan dan
dorongan kepada siswa untuk mandiri dalam menentukan jawaban
melalui interaksi spontan dengan diskusi kelompok tanpa adanya
penekanan. Dalam pembelajaran ini, yang dinilai tidak hanya hasil
belajar melalui tes tetapi juga aktivitas atau proses siswa untuk
menemukan jawaban yang diinginkan.
Kelebihan:
a. Melatih siswa untuk semakin kreatif dan aktif
b. Melatih siswa lebih mandiri
c. Dengan keterlibatan siswa secara langsung membuat siswa tidak
mudah lupa dengan pengetahuan
Kelemahan:
Materi yang disampaikan oleh guru kurang menyeluruh. Karena lebih
menekankan pada keaktifan siswa tidak dipungkiri bahwa ada siswa yang
justru pasif dan itu membuat siswa masih sulit memahami dan
mengkonstruksikannya
3. Teori Belajar Humanisme
Dalam teori belajar humanistik, proses belajar dimulai dan
ditunjukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Proses belajar
12
dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungan dan dirinya
sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun
mampu mencapai aktualisasi diri deengan sebaik-baiknya. Teori belajar
ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya,
bukan dari sudut pandang pengamatnya. Teori ini akan memanfaatkan
teori-teori apapun untuk mencapai tujuannya.
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa
memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan
kehidupan mereka. Perilaku buruk siswa sebenarnya tak lain hanyalah
dari ketidakmampuan siswa untuk melakukan sesuatu yang tidak akan
memberikan kepuasan baginya.
Untuk itu guru harus memahami perlaku siswa dengan mencoba
memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah
perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan
siswa yang ada. Contohnya, siswa mampu menunjukkan perilaku teliti
dan peduli melalui menata benda-benda di sekitar ruang kelas
berdasarkan dimensi, berat, atau urutan jumlah. Dengan ini, siswa akan
mengetahui mengenai materi dimensi, berat maupun urutan jumlah.
Pembelajaran matematika ini terjadi dengan hal yang cukup
sederhana, seorang guru yang akan mengajarkan konsep dimensi, berat,
maupun urutan jumlah bisa menggunakan media benda yang ada didalam
kelas, guru meminta siswa ikut berpartisipasi dalam menata dan
membersihkan kelas, disamping siswa tanpa disadari ikut melaksanakan
pembelajaran matematika dengan konsep tersebut, perilaku menata kelas
dilakukan dengan tujuan lainnya, yakni mempersiapkan kondisi kelas
yang bersih sehingga belajar lebih kondusif. Dalam kegiatan ini, perilaku
afektif yang dimunculkan dari makna pembelajaran sendiri adalah teliti,
peduli dengan sekitar, dan juga sikap gotong royong seluruh anggota
kelas.
13
4. Teori Belajar Konstruktivisme
Teori konstruktivisme ini menyatakan bahwa siswa menemukan
sendiri dan menstranformasikan informasi kompleks, menurut teori
konstruktivis ini, satu prinsip yang paling dalam psikologi pendidikan
adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada
siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya.
Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi
kesempatan siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka
sendiri.
Contoh pengaplikasian teoeri belajar konstruktivisme sebagai
berikut.
Topik Pembelajaran : Pangkat Tak Sebenarnya
Kegiatan Pembelajaran :
Sebelum pembelajaran dimulai guru harus merumuskan masalah
yang akan dipaparkan kepada siswa sehingga tidak menimbulkan salah
tafsir. Guru hendaknya juga menyiapkan mental anak terlebih dahulu
misalnya dengan menyuruh siswa untuk merapikan tempat duduk
masing-masing agar dapat berkonsentrasi penuh dengan materi yang
akan diajarkan. Setelah siswa siap untuk menerima materi, guru
mengawali penyampaian materi dengan memberikan pertanyaan kepada
siswa berapa hasil dari nilai 52. Siswa pertama menjawab hasil 52 adalah
25 karena 52 = 5 x 5 dan guru membenarkan jawaban itu. Selanjutnya
guru kembali bertanya bagaimana dengan hasil (52)3 dan bentuk
sederhananya. Siswa kedua mencoba menjawabnya, bahwa (52)3 = (52)
(52)(52). Agar semua siswa dapat memahami pendapat siswa tersebut,
guru memintanya untuk menjelaskan alasan dari jawabannya. Kemudian
secara aktif siswa itu menjelaskan bahwa dari 52 = 5 x 5 jadi dari bentuk
52, 5-nya ada dua dan dengan cara yang sama dapat disimpulkan bahwa
(52)3 = (52)(52)(52) jadi (52) ada 3.
Guru memberi kesempatan siswa lain untuk dapat menyampaikan
pendapatnya dari bentuk (52)3. Siswa ketiga memiliki pendapat lain
14
bahwa (52)3 = 56, karena (52)3 = (5 x 5)x(5 x 5)x(5 x 5) = 56. Guru
membenarkan jawaban siswa ketiga dan menuliskannya di papan tulis.
Guru tersebut menyuruh para siswa mengamati hasil yang ada di papan
tulis dan menyimpulkan apa yang menarik dari jawaban itu. Dan salah
seorang siswa menyimpulkan bahwa pangkat dari bentuk (52)3 seperti
dikalikan. Guru kembali memberikan pertanyaan berapakah hasil dari
(52)10 untuk membuktikan kesimpulan tersebut. Dan siswa keempat
memberikan jawaban (52)10 = 520 , karena (52)10 = (5 x 5)x(5 x 5)x(5 x 5)
(5 x 5)x(5 x 5)x(5 x 5) (5 x 5)x(5 x 5)x(5 x 5) (5 x 5) = 520. Kemudian
guru mencoba memberikan bentuk lain (am)n dan menyuruh siswa untuk
menentukan hasilnya. Secara serentak semua siswa menjawab bahwa
(am)n = (amxn), sehingga siswa dapat menemukan sendiri konsep dari
pangkat tak sebenarnya yang telah dipelajari. Dalam belajar pangkat tak
sebenarnya diperlukan penguasaan pengetahuan yang telah dipelajari
sebelumnya yaitu perkalian, sehingga siswa tidak akan mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pangkat tak sebenarnya.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pembelajaran
matematika dengan pendekatan konstruktivisme, guru mengajak siswa
untuk mengemukakan pendapat, mencari solusi atau jawaban dari
pertanyaan yang diberikan oleh guru sehingga siswa diharapkan dapat
mengaplikasikan dan mengkonstruksi sendiri tentang konsep pangkat tak
sebenarnya (am)n = (amxn). Penggunaan pertanyaan yang tepat akan
membantu siswa untuk menemukan pengetahuan baru {(am)n = (amxn)}
berdasar pada pengetahuan lama yang dipunyainya. Hal-hal yang harus
dilakukan oleh guru agar dapat mengajarkan matematika dengan
menggunakan pendekatan konstruktivisme adalah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah matematika
dengan caranya sendiri dengan kemampuan yang dimiliki dalam
pikirannya.
Keuntungan belajar matematika dengan pendekatan
konstruktivisme adalah
15
a. Siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri sehingga siswa
tidak mudah lupa dengan pengetahuannya
b. Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka karena setiap siswa ada
nilai atas usahanya
c. Melatih siswa untuk terbiasa berpikir serta mengemukakan pendapat.
Sedangkan kelemahannya adalah
a. Siswa sudah terbiasa diberi informasi terlebih dahulu maka siswa
masih kesulitan dalam menemukan jawabannya sendiri
b. Membutuhkan waktu yang lama terutama bagi siswa yang lemah
pemikirannya.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pentingnya Mempelajari Teori Belajar Bagi Guru
Teori belajar sangat membantu guru untuk memiliki kedewasaan dan
kewibawaan dalam hal mengajar, mempelajari muridnya, menggunakan
prinsip-prinsip psikologi maupun dalam hal menilai cara mengajarnya
sendiri. Dengan menguasai teori belajar, guru nantinya juga
mempergunakan cara-cara yang tepat di dalam menyajikan pengalaman
belajar mengajar, sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Jika
seorang guru menggunakan metode pembelajaran yang tepat, otomatis
proses belajar mengajar terhadap peserta didik akan lebih menyenangkan
dan lebih mudah dipahami oleh peserta didiknya.
2. Hal-Hal Yang Perlu Diketahui Dalam Teori Belajar
Hal-hal tersebut terdiri dari:
a. Konsep dasar teori belajar tersebut, beserta ciri dan prasyarat yang
melingkupinya
b. Bagaimana sikap dan peran guru dalam teori pembelajaran
c. Faktor-faktor lingkungan yang perlu diupayakan untuk mendorong
proses pembelajaran
d. Tahapan dilakukan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran
e. Apa yang harus dilakukan siswa dalam proses belajarnya.
3. Macam-Macam Teori Belajar (Teori dan Aplikasinya Dalam
Pembelajaran Matematika)
a. Teori Belajar Behaviorisme
b. Teori Belajar Kognitive
c. Teori Belajar Humanisme
d. Teori Belajar Konstruktivisme
17
B. Saran
Dengan memahami bagaimana teori, macam dan aplikasi dalam teori
belajar serta pentingnya guru dalam mempelajari teori belajar hingga hal-hal yang
perlu diketahui dalam teori belajar maka diharapkan pembaca terutama calon guru
memiliki kesiapan untuk dapat mengerti, memahami, dan menghayati berbagai
hal yang berhubungan dengan proses belajar dan pembelajaran agar peserta didik
selama ia terlibat dalam proses pembelajaran dapat merasakan manfaatnya secara
langsung.
18
DAFTAR PUSTAKA
Gredler, Margaret E. Bell. 1991. Belajar dan membelajarkan. Jakarta : C.V. Rajawali
Moh. Uzer Usman. 2007. Menjasi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mudjiono dan Damyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhibi, Syah. 2002. Psikologi Pendidikan Dendan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurdin, Muhammmad. 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: AR. Ruzz Media Group
Sartika, Andita Ayu. 2008. Penerapan Teori Belajar Pada Pendidikan Sekolah Alam. Diunduh pada tanggal 19 September 2017 dalam http://forum.upi.edu/v3/index.php? Topic
Sumanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Thobroni, M. 2016. Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta: Ar-ruz Media.
Tri Anni, Catharina. 2007. Psikolgi Belajar. Semarang: UNNES Press.
http://erwinramadhan.blogs.uny.ac.id/2015/11/10/4-teori-belajar/ diakses pada tanggal 18 September 2017 pukul 23. 41 WITA.
http://www.prestasibimbel.com/index.php/artikel/pendidikan/39-guru-perlu-menguasai-teori-belajar-pembelajaran-karena-pengaruhnya-besar-pada-anak-didik diakses pada tanggal 19 September 2017 pukul 20.04 WITA
http://catatankuliah-ku.blogspot.com/2010/10/teori-belajar-dan-penerapannya.html diakses pada tanggal 19 September 2017 pukul 20.10 WITA
http://beemous.blogspot.co.id/2014/06/pembelajaran-matematika-dengan-teori.html diakses pada tanggal 19 September 2017 pukul 20.20 WITA
http://rinitarosalinda.blogspot.co.id/2016/11/teori-humanistik.html diakses pada tanggal 19 September 2017 pukul 20.15 WITA
19