17
12 BAB II KAJIAN TEORI 1.1. Motivasi Belajar 1.1.1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman, 2001). Motivasi Belajar menurut Sardiman (2001) Motivasi belajar merupakan pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Motivasi memberikan suatu nilai atau intensitas tersendiri dari seorang siswa dalam meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajarnya. Menurut Mc.Donald yang dikutip Sardiman (2001), dalam motivasi belajar mengandung tiga elemen penting, yaitu: 1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energy didalam system “neurophysiologicalyang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energy manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia ), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. 2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-

beberapa perubahan energy didalam systemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2946/3/TI_132008020_BAB II.pdfb. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang

  • Upload
    vuhuong

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: beberapa perubahan energy didalam systemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2946/3/TI_132008020_BAB II.pdfb. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang

12

BAB II

KAJIAN TEORI

1.1. Motivasi Belajar

1.1.1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai

“sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman, 2001).

Motivasi Belajar menurut Sardiman (2001) Motivasi belajar

merupakan pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Motivasi

memberikan suatu nilai atau intensitas tersendiri dari seorang siswa

dalam meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajarnya.

Menurut Mc.Donald yang dikutip Sardiman (2001), dalam

motivasi belajar mengandung tiga elemen penting, yaitu:

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan pada diri

setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa

beberapa perubahan energy didalam system “neurophysiological”

yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut

perubahan energy manusia (walaupun motivasi itu muncul dari

dalam diri manusia ), penampakannya akan menyangkut kegiatan

fisik manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/feeling, afeksi

seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-

Page 2: beberapa perubahan energy didalam systemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2946/3/TI_132008020_BAB II.pdfb. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang

13

persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menuntukan

tingkahlaku manusia

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi

dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yaitu

tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi

kemunculannya karena terdorong oleh adanya unsur lain, dalam

hal ini adalah tujuan. Tujuan ini yang menyangkut dengan

kebutuhan.

Menurut Winkel (2004) motivasi sangat penting untuk

mencapai keberhasilan siswa dalam belajar. Motivasi belajar

merupakan motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk

melibatkan diri. Motivasi yang kuat akan membuat siswa sanggup

bekerja keras untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuannya, dan

motivasi itu muncul karena dorongan adanya kebutuhan.

Dalyono (2005) memaparkan bahwa “motivasi adalah daya

penggerak/ pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa

berasal dari dalam diri dan juga dari luar”. Dalam bukunya Ngalim

Purwanto (2007) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu

pernyataan yang kompleks didalam suatu organisme yang

mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau

perangsang (incentive).

Page 3: beberapa perubahan energy didalam systemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2946/3/TI_132008020_BAB II.pdfb. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang

14

Dengan demikian motivasi dalam proses pembelajaran

sangat dibutuhkan untuk terjadinya percepatan dalam mencapai

tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus.

2.1.2 Ciri- Ciri Orang yang Mempunyai Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2004) siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi dapat dicirikan sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam

waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus asa).

3. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik

mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah

dicapainya).

4. Lebih senang kerja mandiri.

5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.

6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).

7. Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya.

8. Senang mencari dan memecahkan soal-soal.

Berdasar akan pentingnya motivasi belajar untuk mencapai

suatu tujuan pendidikan maka dibuat program peningkatan motivasi

belajar siswa.

Page 4: beberapa perubahan energy didalam systemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2946/3/TI_132008020_BAB II.pdfb. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang

15

2.1.3 Jenis-jenis Motivasi Belajar

Jenis-jenis motivasi belajar, menurut Sardiman (2001)

motivasi dibagi menjadi dua tipe atau kelompok yaitu intrinsik dan

ekstrinsik:

1. Motivasi intrinsik merupakan motif-motif yang menjadi aktif

atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam

diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan

sesuatu. Contohnya seseorang yang senang membaca tidak usah

disuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin membaca buku-buku

untuk dibacanya.

2. Motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang aktif dan

berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Contohnya

seseorang itu belajar, karena tahu besok pagi ada ujian dengan

harapan akan mendapatkan nilai baik, atau agar mendapatkan

hadiah.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000) motivasi intrinsik

adalah bentuk motivasi yang di dalam aktivitas belajar dimulai dan

diteruskan berdasarkan dorongan secara mutlak berkaitan dengan

aktivitas belajar. Yang tergolong dalam motivasi intrinsik adalah:

a. Belajar karena ingin mengetahui seluk-beluk masalah selengkap-

lengkapnya.

Page 5: beberapa perubahan energy didalam systemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2946/3/TI_132008020_BAB II.pdfb. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang

16

b. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli

bidang studi pada penghayatan kebutuhan dan siswa berdaya

upaya melalui kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan ini

hanya dapat dipenuhi dengan belajar giat.

Sedangkan yang tergolong motivasi ekstrinsik antara lain:

a. Belajar demi memenuhi kebutuhan.

b. Belajar demi menghindari hukuman yang diancam.

c. Belajar demi memperoleh hadiah material yang dijanjikan.

d. Belajar demi meningkatkan gengsi sosial.

e. Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi

memenuhi persyaratan kenaikan jenjang.

f. Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting.

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Linda S. Lumden (1994) terdapat 2 faktor yang

membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:

1. Motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini

terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa

pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal

untuk menjalani kehidupan

2. Motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa

rangsangan dari orang lain, atau lingkungan yang dapat

mempengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.

Page 6: beberapa perubahan energy didalam systemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2946/3/TI_132008020_BAB II.pdfb. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang

17

Dorongan seseorang untuk belajar menurut Sardiman (2001)

yang mengutip dari Maslow sebagai berikut:

a. Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan untuk

istirahat dan sebagainya.

b. Kebutuhan akan keamanan, yakni rasa aman bebas dari rasa takut

dan kecemasan.

c. Kebutuhan akan cinta kasih, rasa diterima dalam suatu

masyarakat atau golongan (keluarga, sekolah, kelompok).

d. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni

mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam

bidang pengetahuan, sosial dan pembentukan pribadi.

Dari berbagai macam kebutuhan tersebut, ada cara untuk

merangsang motivasi belajar yang merupakan dorongan intrinsik.

Menurut Sardiman (2001) beberapa cara menumbuhkan

motivasi belajar di sekolah adalah dengan:

a. Memberikan angka

b. Hadiah

c. Saingan / kompetisi

d. Pujian

e. Hukuman

f. Hasrat untuk belajar

g. Minat

Page 7: beberapa perubahan energy didalam systemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2946/3/TI_132008020_BAB II.pdfb. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang

18

h. Tujuan yang diakui

2.2. Bimbingan Kelompok

2.2.1. Pengertian Bimbingan

Prayitno dan Erman Amti (dalam Salahudin, 2010)

mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan

yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa

individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa.

Menurut Bimo Walgito (2004) mendefinisikan bahwa

bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada

individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi

kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai

kesejahteraan dalam hidupnya.

2.2.2 Pengertian Kelompok

Menurut Johnson dan Johnson (dalam Romlah, 2001)

kelompok adalah dua orang atau lebih individu yang berinteraksi

secara tatap muka, masing-masing menyadari keanggotaannya dalam

kelompok, mengetahui secara pasti individu-individu lain yang

menjadi anggota kelompok dan masing-masing menyadari saling

ketergantungan yang positif dalam mencapai tujuan bersama.

Page 8: beberapa perubahan energy didalam systemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2946/3/TI_132008020_BAB II.pdfb. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang

19

Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengertian kelompok tidak terlepas dari unsur-unsur berupa

keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi dan saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.2.3 Jenis Kelompok

Prayitno (1995) mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan

layanan bimbingan dan konseling melalui pendekatan kelompok, ada

dua jenis kelompok yang dapat dikembangkan yaitu kelompok bebas

dan kelompok tugas.

1. Kelompok Bebas/Terbuka

Kelompok bebas dilaksanakan dengan ciri-ciri sebagai berikut

: tidak ada persiapan, arah dan isi kehidupan kelompok diserahkan

sepenuhnya kepada seluruh anggota kelompok (topik ditentukan atas

kesepakatan anggota), topik yang disampaikan adalah yang tidak

mempribadi, dibutuhkan kesiapan pemimpin untuk dapat mengamati,

mengatur jalannya kegiatan, mempersiapkan kegiatan selingan.

2. Kelompok Tugas/Tertutup

Kelompok ini arah dan isi kegiatan kelompok sudah

ditetapkan oleh pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok sebagai

fasilitator, topik yang dipilih adalah topik yang bersifat umum

(strategi belajar disekolah, pemanfaatan fasilitas sekolah untuk

Page 9: beberapa perubahan energy didalam systemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2946/3/TI_132008020_BAB II.pdfb. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang

20

mendukung tugas siswa, dan sebagainya). Semua anggota

berkonsentrasi untuk tugas itu. Tujuan penyelesaian tugas tidak

mengurangi pentingnya tujuan bimbingan kelompok yaitu

pengembangan sikap, ketrampilan dan keberanian sosial yang

bertenggang rasa.

2.2.4 Pengertian Bimbingan Kelompok

Menurut Tohirin (2007) bimbingan kelompok adalah suatu

cara memberikan bantuan kepada individu atau siswa melalui

kegiatan kelompok.

Romlah (2001) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok

merupakan salah satu pendekatan bimbingan yang memberi bantuan

pada individu dalam situasi kelompok.

Prayitno (1995) bimbingan kelompok adalah bimbingan yang

diberikan dalam suasana kelompok atau lebih merupakan suatu upaya

bimbingan kepada individu-individu melalui prosedur kelompok

dengan menggunakan dinamika kelompok sebagai jiwa dan olah

gerak kelompok.

Menurut Gazda (dalam Romlah, 2001) mengemukakan bahwa

pelaksanaan bimbingan kelompok pada umumnya dilakukan di kelas

dengan jumlah siswa antara 20-35 orang. Kegiatan bimbingan

Page 10: beberapa perubahan energy didalam systemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2946/3/TI_132008020_BAB II.pdfb. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang

21

kelompok berupa penyampaian informasi yang tepat mengenai

masalah pendidikan, pekerjaan, penyesuaian diri, dan masalah

hubungan antar pribadi.

2.2.5 Tujuan Bimbingan Kelompok

Romlah (2001) tujuan bimbingan kelompok adalah membantu

individu menemukan dirinya, mengarahkan diri dan dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Prayitno (1995)

menyatakan bahwa tujuan bimbingan kelompok adalah untuk

membantu siswa mencapai pengembangan pribadi dan membahas

masalah / topik-topik secara umum dan mendalam yang bermanfaat

bagi para anggota kelompok.

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

bimbingan kelompok memberikan kesempatan kepada siwa untuk

belajar hal penting yang berguna untuk mengarahkan dirinya yang

berkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan sosial.

2.2.6 Teknik Bimbingan Kelompok

Menurut Tohirin (2007), kegiatan kelompok dapat menjadi

suatu teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok dapat

dapat memberikan kesempatan pada individu (para siswa untuk

Page 11: beberapa perubahan energy didalam systemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2946/3/TI_132008020_BAB II.pdfb. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang

22

berpartisipasi secara baik. Melalui kegiatan kelompok dapat

mengembangkan bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan tertentu

dan siswa dapat menyumbangkan pemikirannya. Dengan demikian

muncul tanggung jawab dan rasa percaya diri.

Menurut Romlah (2001), beberapa teknik yang digunakan

dalam pelaksanaan bimbingan kelompok, yaitu antara lain:

1. Pemberian informasi atau ekspositori.

Teknik pemberian informasi sering juga disebut denganmetode ceramah, yaitu pemberian penjelasan oleh seorang pembicarakepada sekelompok pendengar. Pemberian informasi tidak hanyadiberikan secara lisan, tetapi juga dapat dilakukan melalui berbagaimedia, misalnya papan bimbingan, majalah sekolah, rekaman (taperecorder), video dan film. Keuntungan teknik ini antara lain adalah,a) Dapat melayani banyak orang, b) Tidak membutuhkan banyakwaktu sehingga efisien, c) Tidak terlalu banyak memerlukan fasilitasuntuk melaksanakannya, d) Mudah dilaksanakan bila dibandingkandengan teknik yang lain, dan sebagainya.

2. Diskusi kelompok

Diskusi kelompok adalah percakapan yang sudahdirencanakan antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untukmemecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan,dibawah pimpinan seorang pemimpin. Diskusi kelompok merupakansalah satu teknik bimbingan kelompok yang penting, malahan dapatdikatakan sebagai jantungnya bimbingan kelompok. Hampir semuateknik bimbingan kelompok menggunakan diskusi sebagai carakerjanya, misalnya permainan peranan, karya-wisata, permainansimulasi, pemecahan masalah, homeroom, dan pemahaman dirimelalui proses kelompok. Meskipun ada berbagai macam bentukdiskusi, misalnya diskusi kelas, diskusi kelompok kecil (buzz groupdiscussion), dan diskusi panel, tetapi pada prinsipnya aturan-aturandasarnya sama. Keuntungan teknik ini antara lain adalah, a) Membuatanggota kelompok lebih aktif karena tiap anggota mendapatkesempatan untuk berbicara dan memberi sumbangan pada kelompok,b) Anggota kelompok dapat saling bertukar pengalaman, pikiran,perasaan dan nilai-nilai, yang akan membuat persoalan yangdibicarakan menjadi lebih jelas, c) Anggota kelompok belajarmendengarkan dengan baik apa yang dikatakan anggota kelompok

Page 12: beberapa perubahan energy didalam systemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2946/3/TI_132008020_BAB II.pdfb. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang

23

yang lain, d) Memberi kesempatan pada anggota untuk belajarmenjadi pemimpin.

3.Pemecahan masalah (problem-solving)

Teknik pemecahan masalah (problem-solving techniques)digunakan untuk menyebut ”suatu proses yang kreatif dimanaindividu-individu menilai perubahan-perubahan yang ada pada dirinyadan lingkungannya, dan membuat pilihan-pilihan baru, keputusan-keputusan, atau penyesuaian yang selaras dengan tujuan-tujuan dannilai-nilai hidupnya”. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwateknik pemecahan masalah merupakan teknik yang pokok untuk hidupdalam masyarakat yang penuh dengan perubahan-perubahan.Keuntungan teknik ini adalah mengajar individu untuk mengalamiproses berfikir analitis sintetis, yaitu mengumpulkan data yangrelevan, menghubung-hubungkan data dan menarik kesimpulan.Selain itu individu juga belajar mencari informasi dari sumber-sumberlain yang dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.

4.Penciptaan suasana kekeluargaan (home-room)

Teknik penciptaan suasana kekeluargaan (homeroom)adalah teknik untuk mengadakan pertemuan dengan sekelompoksiswa diluar jam-jam pelajaran dalam suasana kekeluargaan, dandipimpin oleh guru atau konselor. Yang ditekankan dalam pertemuan”homeroom” adalah terciptanya suasana yang penuh kekeluargaanseperti suasana rumah yang menyenangkan. Dengan suasana yangmenyenangkan dan akrab, siswa merasa aman dan diharapkan dapatmengungkapkan masalah-masalah yang tak dapat dibicarakan dalamkelas pada waktu jam pelajaran bidang studi. Keuntungan teknik iniantara lain adalah, a) Karena siswa mengikuti kegiatan ”homeroom”yang dipimpin oleh guru atau konselor tertentu selama satu tahun ataulebih, maka kontinuitas dan kemajuan kegiatan bimbingan dapatdirencanakan dengan lebih baik, b) Waktu yang lama dalammengikuti kegiatan ”homeroom” memungkinkan untuk membinakepercayaan dan kohevisitas kelompok, yang merupakan elemen-elemen penting untuk bimbingan kelompok yang efektif.

5. Permainan peranan (Roleplaying)

Permainan peranan adalah suatu alat belajar untukmengembangkan keterampilan-keterampilan dan pengertian-pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalanmemerankan situasi-situasi yang paralel dengan yang terjadi dalamkehidupan yang sebenarnya. Salah satu faktor yang penting yangmenentukan dalam permainan peranan yang akan menghasilkanperubahan perilaku adalah pengurangan hambatan-hambatan.Hambatan-hambatan yang biasa timbu adalah perasaan takut dikritik,

Page 13: beberapa perubahan energy didalam systemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2946/3/TI_132008020_BAB II.pdfb. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang

24

takut dihukum, atau ditertawakan. Hambatan-hambatan ini harusdihilangkan supaya perubahan dapat terjadi. Permainan perananmenyediakan kondisi yang dapat menghilangkan rasa takut ataucemas, karena dalam permainan peranan individu dapatmengekspresikan dirinya secara bebas tanpa takut kena ”sanksi”sosial terhadap perbuatannya. Macam-macam permainan perananantara lain : sosiodrama, psikodrama, permainan peranan terstruktur(fasilitator menentukan struktur dan menjelaskannya pada pesertapermainan) , permainan peranan tidak terstruktur atau permainanperanan yang bersifat pengembangan adalah permainan peranandimana hubungan antara pemeran utama dengan pemeran-pemeranlain dalam permainan tidak ditentukan oleh fasilitator tetapi oleh paraanggota kelompok.

6. Karyawisata (field trip)

Karyawisata adalah kegiatan yang diprogramkan olehsekolah untuk mengunjungi obyek-obyek yang ada kaitannya denganbidang studi yang dipelajari siswa, dan dilaksananakan untuk tujuanbelajar secara khusus. Keuntungan metode karyawisata adalah sebagaiberikut: a) Anak mendapat pengalaman-pengalaman pribadi yangnyata dan langsung, b) Anak dapat mengamati kejadian-kejadiandalam situasi yang sebenarnya, c) Anak dapat belajar berbagai macamhal dalam waktu yang bersamaan.

7. Permainan simulasi

Permainan simulasi dapat dikatakan merupakan gabunganantara teknik bermain peranan dengan teknik diskusi. Dalamperminan simulasi para pemainnya berkelompok dan berkompetisiuntuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dengan mentaati peraturan-peraturan yang ditetapkan bersama. Permainan simulasi cocok dipakaiuntuk memotivasi anak belajar, terutama bila bahan pelajaran yangdipelajarinya kurang menarik. Permainan simulasi selain bergunauntuk memperkenalkan konsep dan menanamkan pengertian tentangsesuatu hal, juga mempunyai kekuatan untuk membangkitkan minatdan perhatian anak.

2.2.7 Tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok

Tahap pelaksanaan bimbingan kelompok menurut Prayitno

(1995) ada empat tahapan, yaitu:

Page 14: beberapa perubahan energy didalam systemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2946/3/TI_132008020_BAB II.pdfb. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang

25

a. Tahap I Pembentukan

Tahap ini disebut juga tahap pengenalan, tahap pelibatan

diri atau tahap memasukkan diri kedalam kehidupan suatu

kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling

memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun

harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing,

sebagian, maupun seluruh anggota. Memberikan penjelasan tentang

bimbingan kelompok dengan teknik kegiatan kelompok sehingga

masing-masing anggota akan tahu apa arti bimbingan kelompok,

kegiatan kelompok dan mengapa bimbingan kelompok

dilaksanakan serta menjelaskan aturan main yang akan diterapkan

dalam bimbingan kelompok ini. Jika ada masalah dalam proses

pelaksanaannya, mereka akan mengerti bagaimana cara

menyelesaikannya. Asas kerahasiaan juga disampaikan kepada

seluruh anggota agar orang lain tidak mengetahui permasalahan

yang terjadi pada mereka.

b. Tahap II Peralihan

Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu: 1)

Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya;

2)Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap

menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya; 3) Membahas suasana

yang terjadi; 4) Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota;

5) Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama.

Page 15: beberapa perubahan energy didalam systemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2946/3/TI_132008020_BAB II.pdfb. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang

26

c. Tahap III Kegiatan

Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok. Ada

beberapa yang harus dilakukan oleh pemimpin dalam tahap ini,

yaitu sebagai pengatur proses kegiatan yang sabar dan terbuka,

aktif akan tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan dorongan

dan penguasaan serta penuh empati.

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini, yaitu:

1. Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah

atau topik bahasan.

2. Menetapkan masalah atau topik yang akan dibahas terlebih

dahulu.

3. Anggota membahas masing-masing topik secara mendalam

dan tuntas

4. Kegiatan selingan.

Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan terungkapnya

masalah dan terbahasnya masalah yang dikemukakan secara

mendalam dan tuntas. Seluruh anggota diharapkan mengikuti

kegiatan secara aktif dan dinamis dalam pembahasan baik yang

menyangkut unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan.

d. Tahap IV Pengakhiran

Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok utama

pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu sehingga

Page 16: beberapa perubahan energy didalam systemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2946/3/TI_132008020_BAB II.pdfb. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang

27

mendorong kelompok itu harus melakukan kegiatan demi

mencapai tujuan bersama. Dalam tahap ini kelompok bersepakat

sampai kapan mereka berhenti melakukan kegiatan dan kemudian

bertemu kembali untuk melakukan kegiatan.

Beberapa kegiatan pada tahap ini, yaitu:

1. Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan

segera diakhiri.

2. Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan

hasil-hasil kegiatan.

3. Membahas kegiatan lanjutan.

4. Mengemukakan pesan dan harapan.

Tujuan pada tahap ini anggota kelompok diharapkan

mampu menerapkan hal-hal yang dipelajari (dalam suasana

kelompok), pada kehidupan nyata sehari-hari, mendapat

kesempatan untuk menyumbangkan pikirannya dan memiliki rasa

tanggung jawab.

2.3 Kajian Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Giyanti (2003) tentang

motivasi belajar setelah mengikuti bimbingan kelompok motivasi belajar

siswa kelas VII E SMP N 1 Getasan, dari hasil penelitian ini diperoleh

p=0,001 < 0,050 artinya ada perbedaan yang signifikan antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberi bimbingan motivasi belajar.

Page 17: beberapa perubahan energy didalam systemrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2946/3/TI_132008020_BAB II.pdfb. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang

28

Riyanti (2000) tentang hubungan layanan bimbingan belajar dengan motivasi

belajar siswa kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga, dari hasil penelitian diperoleh

(rxy=0,365**, p=0,000 < 0,001). Artinya terbukti secara empirik ada

koefisien korelasi sebesar 0,365 antara layanan bimbingan belajar dengan

motivasi belajar. Teki Margawati (2007) tentang meningkatkan motivasi

belajar melalui bimbingan kelompok siswa kelas VII B SMP N 3 Tuntang,

dari hasil penelitian diperoleh p=0,000 < 0,050 artinya kegiatan layanan

bimbingan kelompok berhasil meningkatkan motivasi belajar.

2.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Motivasi belajar

siswa meningkat melalui bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII C SMP

Negeri 2 Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/2012.