227
BENTUK-BENTUK COUNTER-HEGEMONI DALAM NOVEL KUIL DI DASAR LAUT KARYA SENO JOKO SUYONO: PERSPEKTIF ANTONIO GRAMSCI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Carlos Venansius Homba NIM 124114020 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA JULI 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

  • Upload
    ngoanh

  • View
    257

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

BENTUK-BENTUK COUNTER-HEGEMONI

DALAM NOVEL KUIL DI DASAR LAUT

KARYA SENO JOKO SUYONO: PERSPEKTIF ANTONIO GRAMSCI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Carlos Venansius Homba

NIM 124114020

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

JULI 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

i

BENTUK-BENTUK COUNTER-HEGEMONI

DALAM NOVEL KUIL DI DASAR LAUT

KARYA SENO JOKO SUYONO: PERSPEKTIF ANTONIO GRAMSCI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Carlos Venansius Homba

NIM 124114020

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

JULI 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

vi

PERSEMBAHAN

Hidup itu mukjizat

Sekali pun gunung terlampau tinggi membendung hasrat

Kita tetap dapat menaklukkannya dengan mendaki

Karya ini kupersembahkan kepada orangtuaku Albertus Homba dan Florence Bani

Saudara terkasihku Alfrida Natalia Homba dan Barnabas Homba

P. Jack,C.Ss.R. dan P. Rano, C.Ss.R.

Serta semua orang yang saya cintai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

vii

MOTTO

“Biarlah perkara kemarin menjadi alasan untuk tidak kembali berputus asa”

Kemerdekaan sejati terletak pada pilihan yang sejati pula.

Dengan menyerah kepada Tuhan,

manusia menjadi merdeka sejati.

(Driyarkara, 1966)

Janganlah mengira kita sudah cukup berjasa dengan segitiga warna.

Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai,

berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyaknya keringat.

(Ir. Soekarno)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

viii

KATA PENGANTAR

Saya sungguh yakin bahwa penyelesaian skripsi yang berjudul Bentuk-bentuk

Counter-Hegemoni dalam Novel Kuil di Dasar Laut Karya Seno Joko Suyono:

Perspektif Antonio Gramsci ini atas perkenanan Tuhan yang Mahakuasa. Ia hadir

dalam hati semua orang yang selama ini telah mendukung saya dengan berbagai

bentuk dan cara masing-masing.

Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dan bantuan dari banyak pihak,

skripsi ini tidak akan selesai pada waktunya. Oleh karena itu, dari hati yang paling

dalam, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum. yang telah bersedia menjadi pembimbing I

dan memberikan banyak masukan berharga. Penulis menyadari bahwa

semangat beliau juga banyak mempengaruhi arah penulisan skripsi ini.

2. Drs. B. Rahmanto, M.Hum. selaku pembimbing II yang telah menyempatkan

diri untuk menilik dan mengarahkan penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Ari Subagyo, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan

sekaligus merangkap sebagai Dekan Fakultas Sastra yang juga ikut

mendorong dan menyemangati penulis.

4. Seluruh jajaran pejabat dan dosen Program Studi (Prodi) Sastra Indonesia, S.E

Peni Adji, M.Hum. selaku Kaprodi; Dr. P. Ari Subagyo, M.Hum.; Drs. Hery

Antono, M.Hum. sebagai Wakaprodi yang juga telah banyak memberikan

dukungan dan sokongan berharga; Prof. Dr. Praptomo Baryadi Isodorus,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

ix

M.Hum. yang telah memberikan banyak petuah kepada penulis; Dra.

Fransisca Tjandrasih Adji, M.Hum.; Sony Christian Sudarsono, M.Hum. yang

juga turut memberikan semangat kepada penulis.

5. Seluruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu

penulis memperoleh referensi yang dibutuhkan.

6. Kedua orangtuaku, Bapak Albertus Homba dan Ibu Florence Bani yang telah

memberikan dukungan doa, motivasi, dan materiil.

7. Kedua kakakku, Alfrida Natalia Homba dan Barnabas Homba yang telah

memberikan perhatian dan dukungan kepada penulis.

8. P. Jackobus Umbu Warata, C.Ss.R. dan P. Bartolomeus Farano Loja Nedy,

C.Ss.R. dan para donatur yang telah memberikan pilihan, motivasi, dan

dukungan, baik secara moril maupun materiil kepada penulis.

9. Teman terbaikku Desy Crissie Radja bersama ibunya Dra. Clara E.M.

Talahatu yang secara langsung ataupun tidak langsung telah mendukung dan

memberikan banyak kesempatan untuk belajar bersama.

10. Seluruh teman Prodi Sastra Indonesia dan secara khusus Angkatan 2012 dan

teman baikku, Roby, Bella, Patrick, Santi, Willy, Venta, Lina, Dorce, Mei,

Peng, Novia, Ovi, Reta, Gaby, Silvy, dan Ria Puji Utami.

11. Seluruh keluarga besar Bengkel Sastra yang telah memberikan banyak

kesempatan kepada saya untuk mengembangkan kemampuan berorganisasi

dan bersastra di luar kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

x

12. Keluarga besar Komuniatas Studi Kebangsaan (KSK) Universitas Sanata

Dharma yang telah banyak menyemangati penulis dalam pengerjaan skripsi

ini. Bersama KSK, penulis diberi kesempatan untuk belajar mengenai

organisasi, ilmu kepemimpinan, dan kepekaan sosial.

13. Keluarga besar Komunitas Belajar Anak Omah Pohon yang telah

memberikan penyadaran kepada penulis akan pentingnya perhatian kepada

perkembangan anak melalui pendidikan yang menyenangkan dan kreatif.

Penulis menyadari bahwa banyak lagi yang belum sempat disebukan. Semoga

semua orang atas jasa baik mereka diberkati oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan. Namun, penulis berharap kiranya skripsi ini

memberikan manfaat, khususnya bagi perkembangan pendidikan Sastra Indonesia.

Penulis

Carlos Venansius Homba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

xi

ABSTRAK

Homba, Carlos Venansius. 2016. Bentuk-bentuk Counter-Hegemoni dalam Novel

Kuil di Dasar Laut Karya Seno Joko Suyono: Perspektif Antonio

Gramsci. Skripsi Strata Satu (S-1). Yogyakarta: Sastra Indonesia.

Fakultas Sastra. Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini mengangkat topik bentuk-bentuk counter-hegemoni dalam

novel Kuil di Dasar Laut karya Seno Joko Suyono. Tujuan penelitian ini (1)

mendeskripsikan struktur cerita yang meliputi tokoh dan penokohan serta latar tempat

dan waktu, (2) mendeskripsikan formasi intelektual berdasarkan perspektif Antonio

Gramsci, dan (3) mendeskripsikan bentuk-bentuk counter-hegemoni. Penelitian ini

menggunakan dua pendekatan. 1) Pendekatan stuktural digunakan untuk

menganalisis struktur novel dan memberi gambaran mengenai isi novel Kuil di Dasar

Laut. 2) Pendekatan Sosiologi Sastra dengan teori Hegemoni Antonio Gramsci

digunakan untuk melihat relasi kekuasaan pemerintah dengan masyarakat sipil dan

peran kaum intelektual sebagai penghubung antara dua entitas tersebut. Metode yang

dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan

data menggunakan teknik baca catat dan teknik studi pustaka.

Hasil kajian ini dibagi menjadi tiga, yaitu analisis struktur cerita dalam novel,

formasi intelektual, dan bentuk-bentuk counter-hegemoni. Tokoh utama dalam novel

ini adalah Jeanne dan Suryo. Sedangkan tokoh tambahan terdiri dari anggota dan

simpatisan Paguyuban Anggoro Kasih, Phu Tram, Mualim Satu, Souvvana, dan

Phhoung. Latar terbagi menjadi dua. Pertama, latar tempat yang terdiri dari Jakarta,

Jogja, Ngawi, Cilacap, Gunung Sapto Renggo, Situ Panjalu, Laut Cina Selatan, Kuil

di Dasar Laut, Laos, Kamboja, dan Vietnam. Kedua, latar waktu yang terdiri dari

tahun 1961, 1991, 1996, 1998, dan 2012. Tokoh-tokoh di atas dikategorikan dalam

formasi intelektual yang terdiri dari Intelektual Tradisional dan Intelektual Organik.

Intelektual yang kedua masih dapat dibagi lagi menjadi Intelektual Hegemonic dan

Intelektual Counter-Hegemonic. Tidak satu pun tokoh yang masuk dalam kategori

Intelektual Tradisional. Romo Dijat, Romo Marto, Romo Budi, Sunuwarsono,

Setyarso, Soedjono Hoemardani, Souvvana, dan Phhoung masuk dalam Intelektual

Hegemonic. Anggota dan simpatisan Paguyuban Anggoro Kasih, Pak Sawito

Kartowibowo dan rekannya Mr. Soedjono, Phu Tram, Mualim Satu, dan MdDSSG

masuk dalam kategori Intelektual Counter-Hegemonic.

Ada empat bentuk counter-hegemoni yang ditemukan dalam penelitian ini,

yaitu 1) Perlawanan Keras yang dilakukan dengan cara menerbitkan petisi dan aksi

demonstrasi, 2) Perlawanan Pasif yang dilakukan melalui cara tapak tilas dan tirakat,

menantang maut, dan mencari ketenangan di luar negeri. 3) Perlawanan Humanistik

yang dilakukan melalui negosiasi dengan penguasa, 4) Perlawanan Metafisik yang

dilaksanakan melalui perjalanan spiritual ke pepunden-pepunden untuk mencari

wahyu tandingan melawan Soeharto.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

xii

ABSTRACT

Homba, Carlos Venansius. 2016. The Forms of Counter-Hegemony in Kuil di

Dasar Laut Novel By Seno Joko Suyono: Antonio Gramsci’s Hegemony

Perspective. Bachelor of Science Essay. Yogyakarta: Indonesian Literature.

Faculty of Literature. Sanata Dharma University.

This research raises the forms of counter-hegemony in Kuil di Dasar Laut

novel. Research purposes are 1) describing the structure of Kuil di Dasar Laut novel

including characters and characterizations and setting of place and time, 2) describing

the formation of intellectual with perspective of Antonio Gramsci, 3) describing the

forms of counter-hegemony. This research using two main approaches, i.e. 1)

Structural approach is used to analyze the structure of the novel and give illustration

about the content of Kuil di Dasar Laut novel. 2) Sociology of Literature approach

with Hegemony of Antonio Gramsci theory is used to analyzing the power relation of

government with civil society and the role of intellectual as connector between the

two entities. The method used in this research is description qualitative method. The

data collecting technique are note-reading technique and library research technique .

The result of the study is divided into three parts, analyzing of story structure

of the novel, formation of intellectual, and forms of counter-hegemony. The main

character in this novel are Jeanne and Suryo. While the additional character consists

of members and sympathisesrs of Paguyuban Anggoro Kasih, Phu Tram, Mualim

Satu, Souvvana, and Phhoung. The setting is devided into two parts. First, setting of

place consist of Jakarta, Jogja, Ngawi, Cilacap, Sapto Renggo Mountain, Situ

Panjalu, South China Sea, Kuil di Dasar Laut, Laos, Kamboja, and Vietnam. Second,

setting of time consist of 1961, 1991, 1996, 1998, and 2012. The characters above

categorized in the formation of intellectual consist of Traditional Intellectual and

Organic Intelectual. The second intellectual can be divided into Hegemonic

Intellectual and Counter-Hegemonic Intellectual. None of the character that come in

Traditional Intellectual category. Romo Dijat, Romo Marto, Romo Budi,

Sunuwarsono, Setyarso, Soedjono Hoermardani, Souvvana, and Phhoung come in

Hegemonic Intellectual. Members and sympathisers of Paguyuban Anggoro Kasih,

Sir Sawito Kartowibowo, and his colleague Mr. Soedjono, Phu Tram, Mualim Satu,

and MdDSSG in the category of Counter-Hegemonic Intellectual.

There are four forms of counter-hegemony was found in this research, that are

1) Strong Resistance that done by publish the petition and demonstration, 2) Passive

Resistance that done by tapak tilas and tirakat, challenging death, and seeking solace

in aboard, 3) Humanistic Resistance that done by negotiations with the authority, 4)

Metaphysically Resistance that done by spiritual journey to the objects of shrine to

seek match relevation against Soeharto.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi

MOTTO ............................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

ABSTRAK ........................................................................................................... xi

ABSTRACT ......................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 6

1.4 Manfaat Hasil Penelitian ................................................................. 7

1.4.1 Manfaat Teoretis ................................................................. 7

1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................... 7

1.5 Tinjauan Pustaka ............................................................................. 8

1.6 Landasan Teori ................................................................................ 12

1.6.1 Analisis Struktural .............................................................. 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

xiv

1.6.1.1 Tokoh dan Penokohan .......................................... 13

1.6.1.2 Latar ..................................................................... 18

1.6.1.2.1 Latar Tempat .................................... 19

1.6.1.2.2 Latar Waktu ...................................... 19

1.6.2 Sosiologi Sastra ................................................................... 20

1.6.2.1 Analisis Hegemoni:

Perspektif Antonio Gramsci .................................. 21

1.6.2.1.1 Formasi Kaum Intelektual ................... 24

1.6.2.1.2 Counter-Hegemoni .............................. 30

1.7 Metodologi Penelitian ..................................................................... 36

1.7.1 Pendekatan .......................................................................... 36

1.7.2 Metode Penelitian ............................................................... 37

1.7.3 Teknik Penelitian ................................................................ 38

1.7.3.1 Teknik Pengumpulan Data ................................... 38

1.7.3.2 Teknik Analisis Data ............................................ 38

1.7.3.3 Teknik Penyajian Data ......................................... 39

1.8 Sumber Data .................................................................................... 39

1.8.1 Sumber Data Primer ............................................................ 39

1.8.2 Sumber Data Sekunder ....................................................... 40

1.9 Sistimatika Penyajian ...................................................................... 40

BAB II ANALISIS STRUKTUR CERITA

NOVEL KUIL DI DASAR LAUT ........................................................ 42

2.1 Pengantar .......................................................................................... 42

2.2 Tokoh dan Penokohan ...................................................................... 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

xv

2.2.1 Tokoh Utama ....................................................................... 45

2.2.2 Tokoh Tambahan ................................................................. 62

2.3 Latar ................................................................................................. 91

2.3.1 Latar Tempat ........................................................................ 92

2.3.2 Latar Waktu ......................................................................... 117

2.4 Rangkuman ....................................................................................... 121

BAB III FORMASI INTELEKTUAL

DALAM NOVEL KUIL DI DASAR LAUT ..................................... 126

3.1 Pengantar .......................................................................................... 126

3.2 Formasi Intelektual ........................................................................... 129

3.2.1 Intelektual Tradisional ............................................................ 129

3.2.2 Intelektual Organik ................................................................. 130

3.2.2.1 Intelektual Hegemonic ............................................. 133

3.2.2.2 Intelektual Counter-Hegemoni ................................ 143

3.3 Rangkuman ....................................................................................... 156

BAB IV BENTUK-BENTUK COUNTER-HEGEMONI

DALAM NOVEL KUIL DI DASAR LAUT ...................................... 158

4.1 Pengantar .......................................................................................... 158

4.2 Bentuk-bentuk Counter-Hegemoni .................................................. 163

4.2.1 Perlawanan Keras ................................................................... 163

4.2.1.1 Menerbitkan Petisi ................................................... 164

4.2.1.2 Aksi Demonstrasi .................................................... 165

4.2.2 Perlawanan Pasif .................................................................... 167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

xvi

4.2.2.1 Tapak Tilas dan Tirakat ........................................... 168

4.2.2.2 Menantang Maut ...................................................... 169

4.2.2.3 Mencari Ketenangan di Luar Negeri ....................... 176

4.2.3 Perlawanan Humanistik .......................................................... 178

4.2.3.1 Negosiasi dengan Penguasa ..................................... 178

4.2.4 Perlawanan Metafisik ............................................................. 179

4.2.4.1 Bentuk Perlawanan Metafisik ................................. 181

4.3 Rangkuman ....................................................................................... 192

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 196

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 196

5.2 Saran ................................................................................................. 203

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 204

LAMPIRAN ........................................................................................................ 207

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

xvii

DAFTAR DIAGRAM DAN TABEL

Diagram Rangkuman Struktur Cerita Novel KdDL.............................................. 124

Tabel 1 Rangkuman Formasi Intelektual dalam Novel KdDL ............................ 157

Tabel 2 Rangkuman Bentuk-bentuk Counter-Hegemoni dalam Novel KdDL .... 195

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra diciptakan oleh seorang sastrawan untuk dinikmati, dipahami,

dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota

masyarakat; ia terikat oleh status sosial tertentu. Sastra adalah lembaga sosial

yang menggunakan bahasa sebagai medium; bahasa itu sendiri merupakan ciptaan

sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah

suatu kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan

antar-masyarakat, antara masyarakat dengan orang-perorang, antar-manusia, dan

antar-peristiwa yang terjadi di dalam batin seseorang. Bagaimana pun juga,

peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang – yang sering menjadi

bahan sastra – adalah pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau

masyarakat (Damono, 1978: 1). Dalam konteks ini, sastra bukanlah sesuatu yang

otonom, berdiri sendiri, melainkan sesuatu yang terikat erat dengan situasi dan

kondisi lingkungan tempat karya itu dilahirkan (Jabrohim, 2015: 215).

Sebagai entitas yang memuat dimensi kehidupan masyarakat, karya sastra

bukan hanya sekadar dinikmati. Karya sastra juga dapat diteliti dan dianalisis

lebih jauh untuk menemukan gejala-gejala kehidupan masyarakat yang terkadung

di dalamnya.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

2

Kisah mengenai kegelisahan masyarakat pada masa Orde Baru1 selalu

layak untuk dilihat kembali. Ada banyak karya sastra (salah satunya novel) yang

menggambarkan bentuk pergolakan batin dan perlawanan masyarakat pada rezim

ataupun situasi kehidupan yang mengekang kebebasannya sebagai manusia.

Kuil di Dasar Laut (selanjutnya disingkat “KdDL”) merupakan novel

karya Seno Joko Suyono yang juga membahas persoalan rezim otoriter Orde

Baru. Akan tetapi, karya ini tidak membahas secara spesifik seperti apa saja

bentuk otoriter yang ditunjukkan oleh rezim dan persoalan sosial politik yang

melilit kehidupan masyarakat Indonesia di akhir periode Orde Lama hingga

menyongsong Reformasi tersebut. Seno Joko Suyono justru membahas lebih jauh

mengenai sosok Soeharto; pimpinan rezim Orde Baru dengan segala kekuatan

mistik yang membentenginya. Kekuatan tersebut yang menopang Soeharto selama

puluhan tahun berkuasa.

Banyak massa dan simpatisan yang sebelumnya mendukung Soeharto,

kemudian berbalik melawannya karena kecewa dengan model kepemimpinan

Seoharto. Hal tersebut dapat ditunjukkan dalam kutipan (1).

(1) Pada mulanya mereka mendukung Soeharto, namun kemudian

muncul kekecewaan besar terhadap jenderal itu. Mereka

menganggap Soeharto salah jalan. Mereka menyesal telah

memberikan sokongan moral kepadanya. Bapak-bapak itu adalah

orang-orang yang merasa bersalah mendiamkan pengganyangan-

pengganyangan yang dilakukan Soeharto (Suyono, 2014: 353).

1 Salah satu kritik tajam yang dilontarkan kaum cendekiawan/intelektual terhadap Orde

Baru pimpinan Presiden Soeharto adalah sifat otoritarian dan militeristik yang sangat kuat

dan secara berlebihan mengutamakan ketunggalan ideologi daripada kebhinekaan bangsa

(Taum, 2015: 163).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

3

Diskursus politik Orde Baru sebelumnya memang bertahan cukup lama.

Masyarakat berada di bawah sebuah kepatuhan buta. Tidak ada perlawanan

seolah-olah rezim Orde Baru begitu perkasa. Dalam kasus perlawanan di atas,

hegemoni integral (lih. Patria, 1999: 128) yang ditanamkan oleh Soeharto melalui

aparat hegemoninya (salah satunya ABRI) tidak dapat berjalan dengan baik.

Mulai muncul perlawanan di mana-mana meskipun tidak secara terbuka.

Beberapa perlawanan di antaranya justru dipilih lewat jalur metafisik, yaitu

dengan melakukan tirakat dan menyiksa diri berpuasa berhari-hari. Judul Kuil di

Dasar Laut rupanya memberikan gambaran yang kaya makna sekaligus merujuk

pada model perlawanan bawah tanah para anggota paguyuban. Tidak banyak yang

tahu mengenai perang tidak kasatmata ini, tetapi cukup menggerogoti emosional

Soeharto.

Kutipan (2) berikut ini menunjukkan bentuk perlawanan metafisik yang

dilakukan oleh salah satu tokoh dalam novel KdDL.

(2) Pak Sewaka semenjak 1996 “bersembunyi” di Solo..tak tahan. Ia

keluar dari tempat pelariannya. Petilasan Banglampir adalah

bekas tempat bermeditasi KiAgeng Pamanahan. Suryo

mendengar ternyata sesampaian Pak Sewaka di sana, sudah

banyak peziarah yang tidak dikenal. Mereka duduk mengambil

posisi di pojok-pojok tertentu, juga di bangsal Prabayaksa.

Mereka memperebutkan tusuk konde (Suyono, 2014: 361-362).

Tindakan yang diambil di atas merupakan bentuk yang dalam istilah

Gramsci disebut sebagai strategi alternatif (Patria, 1999: 170). Topik seputar

strategi alternatif serupa cukup banyak dinarasikan oleh Seno Joko Suyono

disertai dengan data-data yang detail dan mempesona. Model perlawanan seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

4

di atas memang belum pernah diteliti atau dideskripsikan dalam berbagai karya

sastra maupun risalah ilmiah lainnya.

KdDL dipilih karena beberapa alasan. Pertama, sebagai novel yang belum

lama beredar, masih sedikit yang meneliti KdDL. Sejauh ini, KdDL baru sebatas

menjadi bahan resensi sastra oleh beberapa orang seperti Dr. Yoseph Yapi Taum,

M.Hum. dalam kolom resensi Kompas Minggu, edisi 26 April 2015, Is Mujiarso –

kontributor portal berita online “detik.com” – dalam kolom seni detik.com

terbitan Rabu, 24 Juni 2015, dan beberapa orang lainnya. Dengan demikian, nilai

novelty-nya bisa dipertanggungjawabkan.

Kedua, peneliti cukup tertarik dengan model pendekatan Hegemoni

Gramsci dan KdDL sangat cocok dianalisis dengan menggunakan pendekatan

tersebut. Ada sekian banyak persoalan hegemonik yang terajut dalam alur cerita

novel KdDL. Persoalan tersebut turut berkembang hingga melahirkan berbagai

aksi perlawanan. Aksi perlawanan tersebut muncul oleh karena berbagai alasan.

Kutipan (3) berikut menunjukkan salah satu aksi perlawanan masyarakat dalam

novel KdDL dengan penyebabnya.

(3) “Tahun 1935 di daerah tambak Merang, Wonogiri, terjadi

kerusuhan petani. Petani-petani itu melawan pejabat-pejabat desa

karena masalah tanah (Suyono, 2014: 205).

Tindakan menantang penguasa sebagaimana digambarkan dalam kutipan

(3) di atas akan menjadi fokus dari penelitian ini. Tindakan tersebut akan

diistilahkan dengan sebutan counter-hegemoni. Secara khusus persoalan ini akan

dibahas pada bab IV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

5

Ketiga, KdDL sarat dengan data-data yang detail dan menarik mengenai

bentuk-bentuk counter-hegemoni2. Keberadaan data tersebut kemudian menjadi

penting bagi peneliti untuk menyimpulkan sebuah hipotesis mengenai bentuk-

bentuk counter-hegemoni dalam suatu klasifikasi tertentu.

Keempat, analisis mengenai bentuk-bentuk counter-hegemoni ini

kemudian menjadi penting karena turut mengungkap bentuk perlawanan yang

sejauh ini tidak banyak diketahui orang. Selama ini, ketika membahas mengenai

kejatuhan rezim Orde Baru, pasti masyarakat hanya akan teringat mengenai aksi

heroik perlawanan fisik ribuan mahasiswa yang turun ke jalan-jalan. Akan tetapi,

ada juga bentuk perlawanan lain yang sebenarnya cukup digelisahkan Soeharto

saat itu.

Pembahasan penelitian ini dimulai dengan analisis struktur tokoh dan

penokohan serta latar, deskripsi formasi intelektual, lalu kemudian bentuk-bentuk

counter-hegemoni. Ketiga pokok bahasan di atas tentunya memiliki keterkaitan

satu dengan lainnya. Penelitian dimulai dengan menemukan struktur tokoh dan

penokohan serta latar3 agar dapat menunjukkan secara logis latar belakang

pemikiran dan karakter tokoh yang kemudian melahirkan bentuk-bentuk

perlawanan mereka. Data mengenai tokoh dan penokohan juga akan membantu-

2 Untuk menghindari kekeliruan, pada pembahasan selanjutnya akan sering disebutkan

frasa (Intelektual) Counter-Hegemonic dan (Bentuk-bentuk) counter-hegemoni. Counter-

Hegemonic merujuk pada kategori intelektual tertentu dan counter-hegemoni merujuk

pada gerakan perlawanan.

3 Model penelitian ini merupakan penelitian struktural yang memegang peranan penting

untuk membantu pembaca memahami struktur cerita sebuah karya (Nurgiyantoro, 1995:

32).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

6

peneliti mengklasifikasikan tokoh ke dalam formasi kaum intelektual pada bab III.

Selanjutnya, pada bab IV, peneliti akan mendeskripsikan bentuk-bentuk counter-

hegemoni yang dilakukan oleh kaum intelektual. Penelitian akan diakhiri dengan

bab V yang berisi mengenai kesimpulan dan saran.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, ditemukan tiga masalah yang perlu dibahas

dalam penelitian ini. Masalah tersebut adalah sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimanakah struktur cerita dalam novel KdDL?

1.2.2 Bagaimanakah formasi intelektual dalam novel KdDL?

1.2.3 Bagaimanakah bentuk-bentuk counter-hegemoni yang terdapat dalam

novel KdDL?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, ada tiga tujuan dalam penelitian

ini, yaitu:

1.3.1 Mendeskripsikan struktur cerita novel KdDL. Struktur cerita yang

dimaksudkan berkenaan dengan tokoh dan penokohan serta latar (tempat

dan waktu). Pokok masalah ini akan dibahas pada bab II.

1.3.2 Mendeskripsikan formasi intelektual dalam novel KdDL. Pokok masalah

ini akan dibahas pada bab III.

1.3.3 Menemukan dan mendeskripsikan bentuk-bentuk counter-hegemoni yang

terdapat dalam novel KdDL. Hal ini akan dibahas pada bab IV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

7

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat teoretis dan

manfaat praktis. Manfaat teoretis adalah manfaat penelitian bagi ilmu

pengetahuan dan manfaaat praktis adalah menfaat penelitian untuk profesi atau

pekerjaan tertentu.

1.4.1 Manfaat Teoretis

1.4.1.1 Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai model

pendekatan Hegemoni Antonio Gramsci, khususnya mengenai upaya

untuk melahirkan wacana/ideologi tandingan sebagai bentuk perang

posisi terhadap kelas dominan yang dalam penelitian ini diwakilkan oleh

rezim pemerintahan. Istilah perang posisi tersebut dalam penelitian ini

disebut dengan counter-hegemoni.

1.4.1.2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai

bentuk-bentuk counter-hegemoni yang dilakukan masyarakat terhadap

rezim Orde Baru sehingga dapat ditumbangkan setelah kurang lebih 32

tahun berkuasa.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi siapa

pun yang berprofesi dalam bidang sastra dan pendidikan untuk mengenal lebih

jauh mengenai karya-karya yang memuat persoalan hegemonik. Guru bidang studi

ilmu Sejarah juga dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk menambah

wawasan bagi para siswa mengenai kehadiran dunia metafisik yang menyokong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

8

kekuasaan Soeharto dan bentuk-bentuk perlawanan metafisik terhadapnya.

Memang di masa post-modernisme sekarang ini, hal-hal yang berkaitan dengan

mistis sudah dianggap sebagai persoalan yang musyrik. Akan tetapi, paling tidak

wawasan ini menjadi penting sebagai sebuah pemahaman sejarah para siswa.

1.5 Tinjauan Pustaka

Perbincangan mengenai counter-hegemoni dan persoalan rezim otoriter

Soeharto telah banyak dituliskan, baik dalam bentuk risalah ilmiah, maupun karya

sastra. Karya-karya tersebut antara lain, Sastra dan Politik (Taum, 2015),

Membangun Kesadaran Kritis Masyarakat Sebuah Gagasan Politik Gramsci

Menentang Hegemoni Negara (Yody, 2003), Antonio Gramsci: Negara dan

Hegemoni (Patria, 1999), dan Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde

Baru (Dhakidae, 2003).

Buku Sastra dan Politik (2015) merupakan transformasi dari disertasi

doktoral Yoseph Yapi Taum yang banyak memberikan perhatian pada persoalan

Tragedi 1965 dan representasinya dalam karya-karya sastra, sinematografi, hingga

program-program indoktrinasi pemerintah Orde Baru. Secara mendalam, Taum

membongkar topik yang banyak dihindari oleh banyak orang pada masa Orde

Baru. Uraian-uraian yang dipaparkan cukup lancar dan meyakinkan. Dalam

membahas Tragedi 1965 itu, teks-teks yang dianalisis dibagi ke dalam 3 periode.

Dalam setiap periode itu, pemerintah Orde Baru memiliki watak yang berbeda-

beda. Buku inilah yang menunjukkan bahwa sebenarnya sastra bukan merupakan

abstraksi dunia alternatif, tetapi terlibat dalam kehidupan konkret masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

9

Hegemoni Antonio Gramsci menjadi salah satu perspektif yang digunakan

oleh Taum. Tiga lokus pemikiran Gramsci, seperti hegemoni, ideologi, dan

peranan intelektual banyak dibahas dalam buku ini. Studi ini berfokus pada posisi

kaum intelektual dan bentuk-bentuk perlawanan yang dilakukan mereka. Buku

Sosial dan Politik cukup membantu peneliti sebagai salah satu referensi analisis

topik permasalahan rezim Orde Baru dengan pendekatan Hegemoni Gramsci.

Membangun Kesadaran Kritis Masyarakat Sebuah Gagasan Politik

Gramsci Menentang Hegemoni Negara (2003) merupakan sebuah artikel karya

Wilfridus P. N. Yody yang dimuat di Majalah Ilmiah Mahasiswa Rajawali. Dalam

karya ini, Yody menilai proses penyebaran nilai-nilai oleh pemerintah tidak hanya

melulu melalui kekerasan, tetapi dapat juga melalui hegemoni negara. Secara

ringkas, Yody mengisahkan perjalanan Gramsci dan buah-buah pemikirannya

yang mencuat selama perjalanan intelektualnya. Pokok-pokok pemikiran Gramsci

yang ikut dibahas, yaitu hegemoni, negara (sebagai masyarakat sipil dan sebagai

masyarakat politik), hegemoni negara, peran kaum intelektual, dan perang

gerakan serta peran perang posisi. Semua pokok bahasan tersebut berkaitan erat

dengan pokok penelitian ini.

Antonio Gramsci: Negara dan Hegemoni (1999) merupakan buku yang

cukup banyak membahas mengenai Antonio Gramsci. Dalam kalangan peneliti,

karangan ini mengemukakan cetusan gagasan yang radikal dan tajam. Gramsci

menjadi tema sentral dalam kaitannya dengan teori Hegemoni. Melalui buku ini,

secara baik Patria menjabarkan saran yang diberikan oleh Gramsci bagi kalangan

intelektual agar melebur dan mendorong wacana tanding. Buku ini menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

10

penting untuk menentukan di pihak mana tokoh dan ideologi apa yang mereka

perjuangkan.

Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru (2003) merupakan

buku serius yang banyak membicarakan cendekiawan Indonesia dalam

hubungannya dengan Orde Baru. Kata cendekiawan ini merupakan istilah yang

dipakai oleh Daniel Dhakidae yang juga merujuk pada istilah intelektual. Sebelum

membicarakan lebih jauh mengenai relasi cendekiwan dengan kekuasaan Orde

baru, Dhakidae memulai bukunya dengan menyoal pendefenisian istilah

cendekiawan tersebut. Setiap orang dapat saja menyebut dirinya sebagai

intelektual, tetapi semua akan kembali pada penilaian masyarakat atas peran dan

sumbangsinya terhadap kehidupan masyarakat luas. Pada pembahasan

selanjutnya, Dhakidae membahas cukup rinci berbagai strategi politik Orde Baru

dan kekuatan-kekuatan yang bermain di belakangnya. Dengan data-data yang

cukup lengkap, semua hal diungkapkan dengan pertimbangan akademis yang

sangat matang.

Novel KdDL menjadi salah satu karya yang turut mengangkat persoalan

rezim Orde baru. Namun, persoalan yang diangkat bukan semata-mata berkenaan

dengan bentuk-bentuk kekerasan dan penindasan yang dilakukan rezim penguasa.

Novel KdDL menyinggung lebih jauh mengenai aktor utama dari kaos yang

terjadi di masa Orde Baru tersebut. Dengan tokoh sentral seperti Jeanne dan

Suryo, KdDL mengungkapkan banyak hal mengenai lingkar spiritual Soeharto

beserta orang-orang di belakangnya, perlawanan yang dilakukan paguyuban

spiritual Jawa, hingga kemegahan candi-candi di Kamboja, Laos, dan Vietnam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

11

Secara mendalam, KdDL mengeksplorasi berbagai perjalanan perlawanan

orang-orang yang telah jenuh dengan model kepemimpinan Soeharto. Mereka

muncul sebagai gerakan yang berani menantang dengan berbagai cara. Sekian

karya di atas membahas mengenai polemik selama kekuasaan Orde Baru

berlangsung. Pendekatan Hegemoni Gramsci yang dikerucutkan pada topik

seputar hegemoni, negara, dan peranan intelektual, berbagai gejala yang memicu

perlawanan hingga bentuk-bentuk perlawanan (counter-hegemoni) yang

dilakukan oleh kaum intelektual, baik melalui perlawanan keras, pasif, maupun

humanis. Namun, novel KdDL membahas sisi lain kehidupan Soeharto dan

bentuk perlawanan yang berbeda atasnya. Perlawanan tersebut ialah perlawanan

kebatinan. Itulah sebabnya dalam penelitian ini kemudian muncul istilah

metafisik. Perlawanan tersebut bukanlah melalui perlawanan fisik yang kasatmata,

tetapi perlawanan tidak kasatmata yang hanya dimengerti dan dilihat oleh orang-

orang aliran kebatinan.

Selain itu, dalam novel KdDL juga ada bentuk counter-hegemoni lainnya.

Model counter-hegemoni tersebut bukanlah perlawanan politis yang secara jelas

menampilkan kontradiksi yang khas bahwa ada yang menyerang dan ada yang

diserang. Perlawanan tersebut berbentuk sebuah “pelarian diri” dari berbagai

kondisi yang menekan dengan mencari ketenangan di luar negeri, sebagaimana

dilakukan oleh Suryo dan Jeanne. Mereka berlari dari dampak aksi perlawanan

mereka yang sebenarnya secara periodik tidak lagi berdampak pada mereka.

Perlawanan terdahulu dilakukan selama masa kekuasaan Soeharto. Dampak dari

perlawanan tersebut - berupa teluh - masih mengejar mereka meskipun telah 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

12

tahun Reformasi berlangsung. Dengan berada di luar negeri, Jeanne dan Suryo

yakin bisa terhindar dari teluh tersebut, meskipun sebenarnya tidak. Mereka masih

tetap melawan.

1.6 Landasan Teori

1.6.1 Analisis Struktural

Pada tahap awal, penelitian ini menggunakan model objektif yang

memberi perhatian khusus kepada karya sastra sebagai sebuah struktur. Metode

ini menjadi penting karena sebuah karya sastra merupakan keseluruhan, kesatuan

makna yang bulat, mempunyai koherensi intrinsik; dalam keseluruhan itu; setiap

bagian dan unsur memainkan peranan yang hakiki, sebaliknya unsur dan bagian

mendapat makna seluruhnya dari makna keseluruhan teks: lingkaran hermeneutik

(Teeuw dalam Sukada, 1987: 25). Untuk mengenal dan menganalisis karya sastra,

maka pendekatan ini menjadi penting agar peneliti dapat memahami secara

komprehensif “bangunan” karya sastra yang diteliti.

Salah satu konsep dasar yang menjadi ciri khas teori struktur adalah

adanya anggapan bahwa dalam dirinya sendiri, karya sastra merupakan suatu

struktur yang otonom yang dapat dipahami sebagai satu kesatuan yang bulat

dengan unsur-unsur pembangunnya yang saling berjalinan (Pradopo, dkk dalam

Jabrohim, 2015: 69).

Dalam kesatuan hubungan itu, setiap unsur atau anasirnya tidak memiliki

makna sendiri-sendiri, kecuali dalam hubungannya dengan anasir lain sesuai

dengan posisinya dalam keseluruhan struktur. Dengan demikian, struktur

merupakan sebuah sistem yang terdiri atas sejumlah anasir yang di antaranya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

13

tidak satu pun dapat mengalami perubahan tanpa menghasilkan perubahan dalam

semua anasir lain (Strauss dalam Teeuw, 1984: 140-141).

Dalam lingkup karya fiksi, Stanton mengungkapkan dalam Jabrohim

(2015: 72) perihal deskripsi unsur-unsur karya sastra. Unsur-unsur pembangun

struktur itu terdiri atas tema, fakta cerita, dan sarana sastra. Fakta cerita itu

sendiri terdiri atas tokoh, alur, dan latar. Sedangkan sarana sastra biasanya terdiri

atas sudut pandang, gaya bahasa, suasana, simbol-simbol, imaji-imaji, dan juga

cara pemilihan judul. Di dalam karya sastra, fungsi sarana sastra adalah

memadukan fakta sastra dengan tema sehingga makna karya sastra itu dapat

dipahami dengan jelas.

Dalam studi ini, peneliti hanya membatasi struktur penceritaan pada tokoh

dan penokohan serta latar tempat dan waktu. Hal ini dikarenakan pertama, peneliti

berupaya untuk melakukan studi yang efisien dan efektif maka perlu ada batasan-

batasan yang tegas dari peneliti sesuai kebutuhan studi. Kedua, tokoh, latar tempat

dan waktu yang terdapat dalam penelitian ini terbilang cukup kompleks sehingga

perlu untuk dipilah dan disederhanakan. Ketiga, hasil dari analisis tokoh dan

penokohan tersebut membantu peneliti untuk merumuskan formasi intelektual

yang kemudian terlibat dalam counter-hegemoni. Kemudian latar tempat dan

waktu melengkapi konteks perlawanan itu terjadi.

1.6.1.1 Tokoh dan Penokohan

Dalam pembicaraan sebuah fiksi, sering dipergunakan istilah-istilah

seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan

karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

14

Istilah-istilah tersebut sebenarnya tidak menyaran pada pengertian yang persis

sama atau paling tidak dalam konteks ini akan digunakan pengertian yang

berbeda, walau memang ada di antaranya yang sinonim. Ada istilah yang

pengertiannya menyaran pada tokoh cerita dan atau “teknik” pengembangannya

dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 1995: 164-166).

Istilah “tokoh” menunjuk pada orangnya atau pelaku cerita, misalnya

sebagai jawaban terhadap pertanyaan: “Siapakah tokoh utama novel itu?” atau

“Ada berapa orang jumlah pelaku novel itu?”, atau “Siapakah tokoh protagonis

dan antagonis dalam novel itu?”, dan sebagainya. Watak, perwatakan, dan

karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh

pembaca lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan dan

karakterisasi – karakterisasi juga sering disamakan artinya dengan karakter dan

perwatakan - menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak(-

watak) tertentu dalam sebuah cerita. Atau seperti dikatakan oleh Jones (1968: 33),

penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang

ditampilkan dalam sebuah cerita (ibid., 165).

Penggunaan istilah “karakter” (character) sendiri dalam berbagai literatur

bahasa Inggris menyarankan pada dua pengertian berbeda, yaitu sebagai tokoh-

tokoh cerita yang ditampilkan, dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi,

dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut (Stanton dalam

Nurgiyantoro, 1995: 165). Dengan demikian, character dapat berarti „pelaku

cerita‟ dan dapat pula berarti „perwatakan‟. Antara seorang tokoh dan perwatakan

yang dimilikinya memang merupakan sebuah kepaduan yang utuh (ibid., 165).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

15

Tokoh cerita (character) menurut Abrams (1981: 20) adalah orang(-orang)

yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca

ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang

diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Dari kutipan

tersebut juga dapat diketahui bahwa antara seorang tokoh dengan kualitas

pribadinya erat berkaitan dalam penerimaan pembaca. Dalam hal ini, khususnya

dari pandangan teori resepsi, pembacalah sebenarnya yang memberi arti

semuanya. Berkaitan dengan kasus kepribadian seorang tokoh, pemaknaan itu

dilakukan berdasarkan kata-kata (verbal) dan tingkah laku lain (nonverbal).

Pembedaan antara tokoh yang satu dengan yang lain lebih ditentukan oleh kualitas

pribadi daripada dilihat secara fisik (Nurgoyantoro, 1995: 165-166).

Dengan demikian, istilah “penokohan” lebih luas pengertiannya daripada

“tokoh” dan “perwatakan” sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh

cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya

dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada

pembaca. Penokohan sekaligus menyaran pada teknik perwujudan dan

pengembangan tokoh dalam sebuah cerita. Jika kita kembali ke pembagian

dikotomis bentuk dan isi, tokoh, watak, dan segala emosi yang dikandungnya itu

adalah aspek isi, sedangkan teknik perwujudannya dalam karya fiksi adalah

bentuk. Jadi, dalam istilah penokohan itu sekaligus terkandung dua aspek, yaitu isi

dan bentuk. Sebenarnya, apa dan siapa tokoh cerita itu tidak begitu penting selama

pembaca dapat mengidentifikasi diri pada tokoh(-tokoh) tersebut (Jones dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

16

Nurgiyantoro, 1995: 167) atau pembaca dapat memahami dan menafsirkan tokoh-

tokoh itu sesuai dengan logika cerita dan persepsinya (ibid.,167).

Teknik pelukisan tokoh yang digunakan oleh Seno dalam novel KdDL

sebagaimana yang dijelaskan oleh Nurgiyantoro (1995: 198-211) ialah teknik

dramatik. Penampilan tokoh cerita dalam teknik dramatik artinya mirip dengan

yang ditampilkan pada drama, dilakukan secara tidak langsung. Artinya,

pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah

laku tokoh. Pengarang membiarkan para tokoh cerita menunjukkan kediriannya

sendiri melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal lewat kata,

maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku, dan juga melalui peristiwa

yang terjadi.

Berhubungan dengan sifat kedirian tokoh tidak dideskripsikan secara jelas

dan lengkap, ia akan hadir kepada pembaca secara sepotong-potong dan tidak

sekaligus. Ia baru menjadi “lengkap” setelah pembaca menyelesaikan sebagian

besar cerita. Untuk memahami kedirian seorang tokoh, apalagi tergolong sebagai

tokoh kompleks, pembaca dituntut untuk dapat menafsirkannya sendiri.

Penampilan tokoh dramatik dapat dilakukan dengan sejumlah teknik.

Mungkin sekali ada satu dua teknik yang lebih sering digunakan daripada teknik-

teknik yang lain tergantung pada selera atau kesukaan masing-masing pengarang.

Tentu saja hal itu terlepas dari tujuan estetis dan keutuhan cerita secara

keseluruhan. Berbagai teknik tersebut, yaitu melalui teknik cakapan, tingkah laku,

pikiran dan perasaan, arus kesadaran, reaksi tokoh, reaksi tokoh lain, pelukisan

latar, dan pelukisan fisik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

17

Tokoh-tokoh cerita dalam sebuah fiksi dapat dibedakan ke dalam beberapa

jenis penamaan berdasarkan dari sudut pandang mana itu dilakukan. Berdasarkan

sudut pandang dan tinjauan, seorang tokoh dapat dikategorikan ke dalam beberapa

jenis penamaan sekaligus, seperti tokoh utama dan tokoh tambahan, tokoh

protagonis dan tokoh antagonis, tokoh sederhana dan tokoh bulat, dan terakhir

tokoh statis dan tokoh berkembang (ibid., 176-194). Pada studi ini, digunakan

pembedaan tokoh utama dan tokoh tambahan saja. Pemilihan pembedaan tokoh

tersebut digunakan karena dalam KdDL terdapat banyak sekali tokoh yang

terlibat. Akan tetapi, ada dua tokoh utama yang menjadi pusat cerita dan sekaligus

penggerak alur cerita secara keseluruhan.

1.6.1.1.1 Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel

bersangkutan. Ia merupakan tokoh paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku

kejadian maupun yang dikenai kejadian (ibid., 176-177). Oleh karena tokoh utama

selalu disebutkan dalam cerita dan selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain,

ia/mereka sangat menentukan perkembangan alur. Tokoh utama dalam sebuah

novel bisa lebih dari satu orang (ibid., 177). Di samping itu, tokoh tambahan

hanya merupakan pelengkap dari suatu cerita. Tokoh tambahan selalu berada di

sekitar tokoh utama.

Apa yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa pembedaan antara

tokoh utama dan tokoh tambahan tidak dapat dilakukan secara eksak. Pembedaan

itu lebih bersifat gradasi, kadar keutamaan tokoh-tokoh itu bertingkat: tokoh

utama (yang) utama, utama tambahan, tokoh tambahan utama, tambahan (yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

18

memang) tambahan. Peneliti hanya menggunakan dua kategori besar, yaitu tokoh

utama dan tokoh tambahan. Dalam studi ini, penelitian hanya dibatasi pada tokoh-

tokoh yang terlibat pada kegiatan counter-hegemoni maupun tokoh-tokoh yang

memiliki pengaruh besar kepada tokoh utama. Pembatasan ini dilakukan dengan

maksud untuk membatasi kompleksitas tokoh dan penokohan dalam novel KdDL.

1.6.1.2 Latar

Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat,

waktu, dan sosial. Ketiga unsur ini walaupun masing-masing menawarkan

permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada

kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang

lainnya (ibid.,227).

Dalam studi ini, peneliti membatasi pada latar tempat dan waktu saja

dengan alasan yang telah disebutkan pada butir 6.1 tentang analisis struktural.

Selain itu, latar sosial tidak diteliti secara terpisah karena dalam studi ini,

diupayakan untuk sekaligus dibahas pada analisis latar tempat. Gambaran

mengenai latar sosial juga akan ditambahkan dalam pembahasan bab IV. Tempat

dan waktu yang dianalisis pun dibatasi pada lokasi dan waktu terjadinya counter-

hegemoni guna membatasi dan mengefisiensikan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

19

1.6.1.2.1 Latar Tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan

dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat dipergunakan mungkin berupa tempat-

tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama

yang jelas (ibid., 227).

Latar tempat dalam sebuah novel biasanya meliputi berbagai lokasi. Ia

akan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain sejalan dengan

perkembangan plot dan tokoh. Dari sekian banyak tempat yang disebutkan, tentu

saja tidak semuanya fungsional dan sama pentingnya (ibid., 229).

1.6.1.2.2 Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan di dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut

biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya, atau

dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah (ibid., 230).

Latar waktu dalam fiksi dapat menjadi dominan dan fungsional jika

digarap secara teliti, terutama jika dihubungkan dengan waktu sejarah. Namun,

hal itu membawa juga sebuah konsekuensi, yaitu sesuatu yang diceritakan harus

sesuai dengan perkembangan sejarah. Segala sesuatu yang menyangkut hubungan

waktu, langsung atau tidak langsung, harus sesuai dengan waktu sejarah yang

menjadi acuannya. Jika terjadi ketidaksesuaian waktu peristiwa antara yang terjadi

di dunia nyata dengan yang terjadi di dalam karya fiksi, dapat menyebabkan cerita

menjadi tidak wajar, tidak masuk akal, dan pembaca akan merasa dibohongi. Hal

inilah yang dikenal dalam karya fiksi sebagai anakronisme, tidak cocok dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

20

urutan (perkembangan) waktu (sejarah). Dengan demikian, anakronisme lebih

menyaran pada hal-hal yang bersifat negatif (ibid., 231).

1.6.2 Sosiologi Sastra

Pragmatika adalah studi sastra yang menekankan aspek manfaat. Sastra

ditulis tentu ada manfaatnya. Sastra dilisankan, ada manfaatnya bagi audien.

Begitu pula sosiologi sebagai ilmu bantu sastra, sering berupaya memanfaatkan

sastra secara sosial. Sosiologi Sastra merupakan wilayah studi sastra yang

menekankan aspek-aspek pragmatik sosial sastra. Aspek pragmatik itu perlu

ditafsirkan, hingga memperoleh makna yang hakiki (Endraswara, 2013: 1). Esensi

Sosiologi Sastra sebenarnya terletak pada sebuah cara pandang bahwa karya sastra

merupakan produk sosial budaya dan bukan hanya hasil dari dari estetika semata.

Ruang sosial selalu ada kaitannya dengan sejarah. Sejarah terjadinya apa

saja, menjadi ruang penting dalam sastra. Ruang dan sejarah hanya ada dalam

kesadaran yang dibangkitkan oleh permainan estetika. Seperti banyak bidang

Sosiologi Sastra memiliki perbedaan dengan sejarah. Namun, keduanya saling

membutuhkan (Endraswara, 2013: 28).

Tekanan sosial dan politik yang terjadi di dalam masyarakat dapat menjadi

bahan bagi sastrawan. Bahan tanggapan evaluatif merupakan sumber utama

penciptaan karya sastra adalah tentu saja menyangkut berbagai masalah politik.

Dalam skala besar, perubahan yang terjadi selama di antara budaya. Berbagai

peristiwa yang terjadi di Indonesia seperti pada masa Orde Baru hingga Reformasi

telah menimbulkan masalah yang kemudian ditanggapi dan dievaluasi oleh

pengarang. Masing-masing zaman mengalami perubahan sosial yang khas dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

21

mendapat tanggapan dan penelitian yang khas pula. Penelitian jenis ini

memerlukan data yang tidak hanya dari buku yang merupakan sumber utama,

tetapi juga informasi mengenai perubahan sosial yang ada pada zaman itu – yang

perlu diintegrasikan dalam analisis.

Untuk melihat fenomena yang terjadi pada zaman dalam konteks novel

KdDL, peneliti menggunakan teori Hegemoni Antonio Gramsci untuk

menganalisis bebagai gejala zaman yang terjadi semasa Orde Baru, khususnya

mengenai peran kekuasaan pemerintahan Soeharto dan dampak perlawanan atas

kekuasaannya.

1.6.2.1 Analisis Hegemoni: Perspektif Antonio Gramsci

Secara etimologi kata hegemoni berasal dari bahasa Yunani “egemonia”

atau “egemon”, yang berarti „pemimpin atau penguasa dalam konotasi yang

berhubungan dengan konteks kenegaraan (Yody, 2003: 111). Berdasarkan Mish

(1993:538), kata “hegemoni‟ didefinisikan sebagai „preponderant influence or

authority over others’. Dalam bahasa Indonesia, defenisi tersebut dapat dimaknai

bahwa hegemoni merupakan sebuah kebijaksanaan atau pengaruh besar yang

dimiliki oleh seseorang atau kelompok tertentu terhadap seseorang atau kelompok

lain. Akar pemikiran Hegemoni menurut Gramsci sebenarnya diambil secara

dialektis lewat dikotomi tradisional karakteristik pemikiran politik Italia dari

Machiavelli sampai Pareto dan beberapa bagian lainnya diambil dari Lenin

(Patria, 1999: 119). Konsepsi yang diambil tersebut berkaitan dengan kekuatan

(force) dan persetujuan (consent). Selanjutnya, Gramsci mengatakan bahwa kelas

sosial akan mendapatkan supremasi melalui dua cara, yaitu melalui dominasi atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

22

melalui peran kepemimpinan intelektual dan moral. Cara yang terakhir ini yang

kemudian disebut sebagai hegemoni.

Hegemoni yang dikembangkan Gramsci tidak sebatas pada bidang politik.

Hegemoni menyangkut persoalan ideologi dan kebudayaan. Hegemoni sebagai

konsep yang dikembangkan oleh Gramsci menggambarkan bahwa dominasi suatu

kelas (dominan) atas kelas lainnya (subordinat) terjadi karena aspek ideologi-

politis. Meskipun paksaan politis selalu berperan, tetapi ideologi lebih signifikan

mendapatkan persetujuan secara sadar dari kelas subordinat (Abercrombie dalam

Kurniawan, 2012: 72). Namun demikian, persetujuan sadar ini lebih penting

dalam suatu pemerintahan. Hegemoni inilah yang menjadikan kekuasaan suatu

kelas terhadap kelas lainnya bisa berlangsung. Di sini, Gramsci lebih condong

mengembangkan model dominasi kekerasan, seperti yang dikemukakan oleh

Marx dan Lenin tentang kesadaran kelas sebagai basis revolusi kelas proletar

terhadap kekuasaan pemerintahan yang dipimpin oleh kaum borjuis (Kurniawan,

2012: 72).

Kesadaran kelas proletariat di atas sebenarnya menjadi titik awal

pemikiran hegemoni Gramsci yang mempertanyakan ramalan Marx-Engels.

Dalam Thucer, (1978:483) sebagaimana dikutip oleh Gramsci (Patria, 1999: 114)

menyebutkan ramalan tersebut.

(4) Kemajuan industri yang secara tidak langsung dimotori oleh

borjuis menggantikan isolasi kelas pekerja, karena kompetisi,

serta kombinasi revolusionernya, karena perkumpulannya.

Perkembangan industri modern, oleh sebab itu, menggeser

kedudukan dasar-dasar berproduksi borjuis dan dasar-dasar

kepemilikan produknya. Oleh sebab itu, apa yang dihasilkan oleh

borjuis adalah menjadi penggali liang kuburnya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

23

Kejatuhan borjuis dan kemenangan proletar adalah hal yang

sama sekali tidak bisa dihindari.

Akan tetapi, dalam kondisi masyarakat Gramsci waktu itu - mayoritas

berprofesi sebagai buruh tidak muncul adanya indikasi revolusi. Mereka justru

dengan tenang menerima dominasi kaum borjuis. Ia mempertanyakan bagaimana

kaum borjuis mampu mempertahankan dan mengontrol dominasinya atas kaum

proletar waktu itu.

Pada akhirnya, Gramsci menyadari bahwa kaum pemilik modal saat itu

menjalankan dan mempertahankan kekuasaannya dengan cara hegemoni.

Hegemoni menjadi asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang membentuk makna dan

mendefenisikan realitas bagi mayoritas masyarakat dalam kebudayaan tertentu.

Karena kaum borjuis yang menguasai basis ekonomi dan menetapkan elemen-

elemen suprastruktur seperti musik, sastra, seni, dan sebagainya, maka mereka

mendapat dukungan spontan dari kelas pekerja (Taum, 2015: 37). Kaum proletar

akhirnya tidak lagi menyadari bentuk-bentuk kekuasaan yang meliputi kehidupan

mereka. Segala kebijakan dan sikap pemilik modal diterima sebagai common

sense.

Titik tolak pemikiran Gramsci yang digunakan sebagai sebuah analisis

sebenarnya bertolak dari adanya niat untuk menantang hegemoni

negara/penguasa. Dalam studi ini, penelitian dipusatkan pada berbagai upaya yang

digunakan oleh kaum intelektual untuk membangun kesadaran kritis masyarakat

atas dasar ketidakpuasannya terhadap penguasa. Kesadaran kritis tersebut yang

menggerakkan perlawanan-perlawanan (counter) terhadap hegemoni kekuasaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

24

Dalam penelitian ini, bentuk-bentuk counter-hegemoni tersebut akan

diklasifikasikan sesuai dengan yang terdapat dalam novel KdDL.

1.6.2.1.1 Formasi Intelektual

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke IV, kata “formasi”

mengandung pengertian „susunan (pegawai, pengurus, kabinet, pesawat terbang,

dsb)‟ (Sugono, 2008: 396). Sedangkan kata “intelektual” mengandung arti „(a)

cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan, (b) (yang)

mempunyai kecerdasan tinggi; cendekiawan, (c) totalitas pengertian atau

kesadaran, terutama yang menyangkut pemikiran dan pemahaman‟ (Sugono,

2008: 541). Berdasarkan pengertian kedua kata tersebut, maka “formasi

intelektual” dapat diartikan sebagai suatu susunan atau struktur orang-orang yang

memiliki kecerdasan dan pemikiran yang jernih atas ilmu pengetahuan.

Diskursus mengenai formasi intelektual menjadi bagian yang tak

terpisahkan dari konsep pemikiran Gramsci. Prison Notebooks yang telah

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi Catatan-catatan Penjara Antonio

Gramsci (Utomo, 2013) membahas secara khusus formasi intelektual di bagian

awal buku tersebut. Gramsci memang tidak mendefenisikan secara khusus

mengenai formasi intelektual. Akan tetapi, ia menjabarkan bagaimana kemudian

intelektual-intelektual terbagi ke dalam dua kategori intelektual berdasarkan

hubungan seorang intelektual dengan kelompok sosial tertentu. Gramsci membagi

kaum intelektual menjadi dua kategori, yaitu Intelektual Tradisional dan

Intelektual Organik. Ketika membagi formasi intelektual, Gramsci menyadari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

25

bahwa gagasannya ini akan berhadapan dengan bahaya skematisasi dan kebutuhan

akan analisis historis yang konkret (Patria, 1999: 159).

Formasi intelektual kemudian menjadi sedikit kompleks karena kata

“intelektual” sendiri memiliki makna yang cukup luas untuk dijelaskan dalam

sebuah defenisi yang sederhana. Menurut Gramsci, semua manusia adalah

intelektual, sehingga seseorang dapat mengatakan bahwa: namun tidak semua

orang dalam masyarakat mempunyai fungsi intelektual (Utomo, 2003: 12-13).

Permasalahannya ialah seperti apa batasan-batasan yang jelas sehingga seorang

masyarakat dikatakan sebagai intelektual, dan indikator apa yang menunjukkan

bahwa seorang masyarakat telah menjalankan fungsi intelektualnya.

Kesulitan memaknai intelektual juga dipersoalkan oleh Dhakidae (ia

mengistilahkan intelektual dengan kata cendikiawan). Untuk memisahkan

cendekiawan dengan bukan cendekiawan demikian cairnya sehingga menorehkan

garis pemisah yang mustahil, bagaikan menggores garis di atas air yang mengalir.

Siapa pun yang pernah duduk di bangku sekolah dengan sendirinya

menghidupkan khayalan tentang dirinya sebagai bagian dari kaum cerdik-

cendekia (Dhakidae, 2003: 1). Namun, tidak semua cendekiawan adalah lulusan

universitas atau sebuah lembaga pendidikan tertentu4.

4 Sharif Shaary, dramawan terkenal Malaysia pernah mengungkapkan sebagaimana

dikutip dari Wikipedia (dikutip pada 22 Juni 2016 ) bahwa "Belajar di universitas bukan

jaminan seseorang dapat menjadi cendekiawan... seorang cendekiawan adalah pemikir

yang sentiasa berpikir dan mengembangkan (serta) menyumbangkan gagasannya untuk

kesejahteraan masyarakat. Ia juga adalah seseorang yang mempergunakan ilmu dan

ketajaman pikirannya untuk mengkaji, menganalisis, merumuskan segala perkara dalam

kehidupan manusia, terutama masyarakat di mana ia hadir khususnya dan di peringkat

global umum untuk mencari kebenaran dan menegakkan kebenaran itu. Lebih dari itu,

seorang intelektual juga seseorang yang mengenali kebenaran dan juga berani

memperjuangkan kebenaran itu, meskipun menghadapi tekanan dan ancaman, terutama

sekali kebenaran, kemajuan, dan kebebasan untuk rakyat."

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

26

Kesulitan pemisahan tersebut rupanya tidak melulu berakhir pada sebuah

kebuntuhan. Dhakidae menyebutkan bahwa sebenarnya pemaknaan mengenai

kecendekiaan seseorang berkenaan dengan suatu pola hubungan. Seorang

cendekiawan ditentukan oleh suatu subjektivitas yang keras terutama dalam

persepsi yang baik tentangnya, tetapi juga persepsi tersebut mendapatkan

pengaruh dari posisi seseorang dalam medan sosial (Social Field). Seorang

cendekiawan harus terlibat dalam sebuah diskursus publik. Kesepian dari seorang

mistikus di puncak Gunung Merbabu tidak serta-merta memasukkannya ke dalam

sebuah komunitas kaum cendekiawan sampai dia turun gunung dan melibatkan

dirinya dalam diskursus publik. Keterlibatannya dalam mengolah modal sosial,

modal simbolik, dan juga tidak kurang dalam model ekonomis memegang peran

menentukan.

Gramsci juga memberi batasan yang jelas berkaitan dengan pemaknaan

atas kata intelektual. Kata “intelektual” di sini harus dipahami tidak dalam

pengertian yang biasa, melainkan suatu strata sosial yang menyeluruh

menjalankan suatu fungsi organisasional dalam pengertian luas – entah dalam

lapangan produksi, kebudayaan, ataupun dalam administrasi politik. Mereka

meliputi kelompok-kelompok, misalnya dari pegawai junior dalam ketentaraan

sampai pegawai yang lebih tinggi (Faruk, 2010: 150).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

27

Dalam pengertian Gramsci, konteks intelektual berbeda dengan

pemahaman intelektual yang dianut oleh filsuf-filsuf idealis5. Gramsci

berpendapat bahwa intelektual berbeda dan muncul dari luar hubungan-hubungan

produksi. Intelektual terlepas dari pemahaman yang melulu berdasarkan

penafsiran ekonomistik dari realitas atas peran politik dari kaum intelektual.

Mereka juga hadir dalam bidang sosial politik. Intelektualitas menurut Gramsci

tidak selalu mengacu pada aktivitas berpikir. Istilah ini lebih merujuk pada sebuah

defenisi yang lebih luas, yakni mencakup mereka yang memiliki kemampuan

teknis atau mereka yang menjalankan kuasa dalam masyarakat. Istilah „organik‟

menurut Gramsci, sebenarnya mengartikulasikan pandangan dunia, kepentingan,

tujuan, dan kemampuan kelas tertentu.

Oleh karena itu, formasi intelektual berkenaan dengan pembagian

intelektual ke dalam kategori intelektual berdasarkan indikator tertentu. Menurut

Gramci, intelektual yang dimaksud bukan saja mereka terdidik dan mengacu pada

aktivitas berpikir melulu. Namun, mereka juga memiliki kemampuan tertentu dan

menyandang tugas-tugas kepemimpinan intelektual dalam suatu given society.

Dhakidae kemudian menambahkan bahwa seseorang dapat dikatakan sebagai

seorang intelektual apabila ia telah memiliki pola hubungan dalam suatu medan-

5 Patria (199: 155-156) menyebutkan beberapa filsuf-filsuf idealis yang masih berpegang

teguh pada konsep mistifikasi pengerian intelektual. Mis, Croce hanya melanjutkan

pendapat dalam jalur tradisi Plato yang memaknai intelektual bertanggung jawab untuk

menghadirkan jenis baru dari “Negara Aristokrat”. Intelektual – dalam hal ini filsuf-

harus berperan penuh untuk menegakkan moral atas individu-individu kelompok

intelektualnya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

28

sosial. Menurut Gramsci, pola hubungan yang dibangun oleh para intelektual

tidak melulu berdasarkan pernafsiran ekonomistik sebagaimana pemahaman

gerakan sosialis. Bagaimana pun terlibatnya mereka dalam dunia produksi,

hubungan mereka tidak seperti kelas kapitalis dan proletar, selalu ditunjukkan ada

yang lebih besar atau kecil keterlibatannya. Dalam dunia superstruktur, kaum

intelektual menampilkan fungsi “organisasional dan konektif” baik di dalam

wilayah masyarakat sipil atau hegemoni dan wilayah masyarakat politik atau

negera (Gramsci dalam Patria, 1999: 157-158).

A. Intelektual Tradisional

Intelektual tradisional adalah mereka yang menyandang tugas-tugas

kepemimpinan intelektual dalam suatu given society (Patria: 163). Golongan ini

merasa sebagai “kelompok penyemangat” terhadap kontiunitas historis dan

kualifikasi khusus mereka. Karenanya, mereka menempatkan diri sebagai

kelompok otonomis dan independen dari kelas sosial dominan (Utomo, 2013: 11).

Golongan ini meliputi senua orang yang menunjukkan aktivitas intelektualnya.

Mereka yang masuk dalam kelompok ini adalah rohaniwan, pengacara,

notaris, dan dokter. Kelompok ini melakukan gerakan terbatas pada lingkungan

kaum buruh dan borjuis kota yang kecil dan belum masuk kapitalisme. Di dunia

modern, edukasi teknologis yang bahkan juga dikaitkan kerja industrial yang

paling primitif dan tak terkualifikasi harus membentuk basis bagi tipe baru

intelektual. Melihat posisinya yang demikian, menurut Gramsci, tugas intelektual

tradisional segera memutuskan ketidakmenentuan sikap dan bergabung dengan

kelas-kelas revolusioner. Kaum intelektual ini harus secara organis menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

29

bagian dari kelas buruh mengingat mereka memiliki kualifikasi untuk

membangkitkan kesadaran masyarakat untuk menantang ideologi penguasa.

B. Intelektual Organik

Intelektual Organik adalah intelektual yang berasal dari kelas borjuis

ataupun kelas proletar. Mereka terbentuk secara organis dan berpenetrasi sampai

ke massa. Mereka memberikan sebuah pandangan yang menghubungkan antara

kelas atas (borjuis/penguasa) dan kelas bawah (proletar/masyarakat) (Patria, 1999:

163). Intelektual Organik yang dimaksudkan Gramsci adalah kaum intelektual

kelas buruh atau kelas pekerja yang disebut dengan nama kaum intelektual “elit”.

Kelompok ini memiliki bekal pendidikan dan ketrampilan khusus yang

berhubungan dengan fungsi mereka dalam masyarakat, yakni sebagai pemikir dan

pengorganisasi dari sebuah kelas sosial fundamental tertentu. Aktivitas

intelektualnya diarahkan untuk memproduksi dan menyebarkan filsafat, teori

politik, maupun teori ekonomi sebagai sebuah pandangan dunia yang koheren

untuk mencapai hegemoni tandingan dengan penguasa.

Dalam kelompok intelektual organik, Taum (2015: 40) menambahkan dua

istilah kelompok intelektual berkaitan dengan fungsi dan relasinya. Pertama,

Intelektual Hegemonic. Kaum intelektual yang pertama ini bertanggung jawab

untuk menjamin padangan dunia massa konsisten dengan nilai-nilai kapitalisme

yang telah diterima oleh semua kelas masyarakat. Kedua, Intelektual Counter-

Hegemonic. Kategori yang kedua ini bertanggung jawab memisahkan massa dari

kapitalisme dan membangun pandangan dunia sesuai perspektif sosialis. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

30

penelitian ini, peneliti memusatkan perhatian pada kaum Intelektual Counter-

Hegemonic.

1.6.2.1.2 Counter-Hegemoni

Berdasarkan Mish (993: 264), kata “counter” didefenisikan sebagai „to act

in opposition: in a opposite: opposite direction.’ Apabila dimaknai dalam bahasa

Indonesia, kata counter mengandung pengertian tindakan untuk berseberangan:

dalam posisi berseberangan: atau perintah yang berseberangan. Oleh karena itu,

apabila disandingkan dengan kata hegemoni, maka counter-hegemoni dapat

diartikan sebagai perlawan terhadap hegemoni.

Dalam tulisan Gramsci mengenai hegemoni, tidak disebutkan secara jelas

seperti apa bentuk-bentuk counter-hegemoni. Bentuk-bentuk counter-hegemoni

yang terdapat di dalam penelitian ini berlandaskan pada beberapa literatur yang

juga menggunakan perspektif Antonio Gramsci. Perspektif tersebut menjadi titik

tolak peneliti untuk menggali lebih jauh perihal bentuk-bentuk counter-hegemoni

yang terdapat dalam KdDL.

Pada periode tertentu, Gramsci mengatakan bahwa dapat terjadi krisis atas

hegemoni. Ketika banyak solusi kekerasan dipakai sebagai alat kekuasaan Orde

Baru untuk menjaga hegemoninya sebagaimana dipraktekkan dalam kasus Santa

Cruz. Kondisi ini disebutkan oleh Gramsci dengan istilah “krisis hegemoni”.

Dalam kondisi demikian, pemegang kekuasaan akan merespon ini dengan

berbagai cara, dengan tujuan agar tetap menjaga kekuasaanya melalui aparatus

hegemoni. Kegagalan dalam hal ini akan memacu aktivitas revolusioner yang

meluas. Novel KdDL tidak menyebutkan secara jelas apa yang mengakibatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

31

anggota Paguyuban Anggoro Kasih kemudian melakukan aktivitas perlawanan

kepada Soeharto. Mereka hanya digambarkan sebagai orang tua pensiunan yang

telah jenuh dengan model kepemimpinan Soeharto dan kemudian berniat untuk

menjatuhkannya dari kursi kekuasaan. Pada akhirnya, mereka pun melakukan

sebuah tindakan counter-hegemoni.

Menurut Gramsci, kesadaran adalah hal yang utama untuk membangkitkan

perjuangan menentang kelas dominan (counter-hegemoni) (Patria, 1999: 167).

Agar revolusi terwujud maka masyarakat seharusnya bertindak. Sebelum mereka

bertindak, mereka harus mampu memahami hakikat dan situasi keberadaan

mereka dalam suatu sistem yang sedang dijalani. Gramsci mengakui arti penting

faktor struktural, khususnya ekonomi, tetapi ia tidak percaya hanya faktor-faktor

inilah yang mengakibatkan masyarakat melakukan perlawanan. Gramsci

mengatakan perlu ada ide revolusioner yang mampu menggerakkan massa. Ide

revolusioner ini tidak hanya muncul dari masyarakat, tetapi harus ada yang

mengembangkan dan menyebarkannya. Inilah peran yang diemban oleh kaum

intelektual. Kaum intelektual bukan hanya berada di menara gading, elitis,

melainkan harus menyatu dan berada di sisi kaum buruh.

Dengan berlatarbelakangkan konteks kepribadian, latar, dan motivasi

tokoh, memungkinkan counter-hegemoni termanifestasikan ke dalam beragam

bentuk. Masing-masing bentuk tersebut muncul dari kesadaran para tokoh

perlawanan terhadap kekuasaan dan dominasi yang mereka hadapi. Kesadaran

tersebut digerakkan dan dilakukan oleh kaum Intelektual Counter-Hegemonic

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

32

untuk menemukan tujuan dan motivasi masyarakat yang terhegemoni. Berikut ini

merupakan penjelasan dari bentuk-bentuk counter-hegemoni.

A. Perlawanan Keras

Perlawanan keras merupakan perlawanan „berhadap-hadapan‟ dengan

kekuasaan dan mengambil sikap atau tindakan yang bertentangan dengan

kehendak kekuasaan. Bentuk perlawanan yang paling keras antara lain dengan

mempertanyakan dan meminta aparat militer maupun sipil, atau melakukan

tindakan yang jelas-jelas bertentangan dengan mainstream atau „pendapat umum‟

yang berlaku pada waktu itu (Taum, 2015: 98). Contoh perlawanan keras dapat

dilihat dalam contoh (3) di atas. Secara fisik, para petani melakukan perlawanan

secara berhadap-hadapan dengan pejabat-pejabat desa. Perlawanan tersebut

sampai terjadi karena masalah tanah. Petani-petani tersebut masuk dalam gerakan

komunis yang menantang.

B. Perlawanan Pasif

Perlawanan pasif merupakan perlawanan dengan cara tidak melaksanakan

kehendak mainstream atau melakukan tindakan negatif terhadap diri sendiri

sebagai bentuk protes tehadap kekuasaan dan mainstream itu (Taum, 2015: 102).

Berikut contoh bentuk perlawanan pasif dalam novel KdDL dalam kutipan (5).

(5) “Saya siap. Saya akan menemani Pak Djayeng. Saya ingin

menghirup harum bunga itu di tempat asalnya. Saya ingin

mencium kelopaknya. Kalaupun bunga itu belum mekar, saya

ingin sujud di tanahnya. Saya ingin bunga itu tak jatuh ke

tangan-tangan orang serakah kekuasaan. Demi kebaikan negara

ini, saya bersedia menunaikan misi ini. Saya bersedia

menyeberangi bukit ini dengan perahu sekecil apapun (Suyono,

2014: 288).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

33

Dalam kutipan di atas, Pak Darsono bersama Pak Djayeng bersedia untuk

melawan ketakutan mereka sendiri terhadap bahaya yang akan dihadapi. Mereka

tidak peduli dengan resiko tersapu gelombang besar, atau pun ditelan pusaran air.

Mereka mengorbankan diri untuk disiksa oleh ketakutan mereka sendiri dan

bahaya yang mungkin akan menimpa mereka. Hal tersebut diambil demi kebaikan

banyak orang. Dipercaya bunga tersebut memiliki kekuatan untuk

mempertahankan kekuasaan siapa pun, termasuk Soeharto. Oleh karena itu,

mereka mengambil keputusan yang berat agar jangan sampai bunga

wijayakusuma jatuh di tangan orang suruhan Soeharto.

C. Perlawanan Humanistik

Perlawanan humanistik merupakan perlawanan terhadap kekuasaan tanpa

kekerasan tetapi dengan memberikan renungan alternatif, apakah sikap dan

tindakan mainstream sudah dipandang tepat (Taum, 2015: 104). Berikut ini

contoh perlawanan humanis yang dilakukan oleh Romo Dijat terhadap Soeharto

dalam kutipan (6).

(6) Romo Dijat sebetulnya sudah memperingatkan Soeharto. Tahun

1982, sebelum Soeharto menjabat presiden untuk periode yang

ketiga, Romo Dijat sudah menyarankan Soeharto agar

mengurungkan niatnya. Romo Dijat menerima wisik dari roh

leluhur bahwa Soeharto ngotot. Ia tidak mau mendengar suara

roh itu. Ia memohon kepada Romo Dijat agar merestuinya

menjadi presiden lagi. Soeharto meminta Romo Dijat agar

bersiarah dari petilasan ke petilasan leluhur lain untuk meminta

restu. Bila perlu, sampai leluhur-leluhur di Bali dan Sumatera,”

kata Pak Sungkono, diikuti anggukan dari rombongan Yogya

(Suyono, 2014: 235).

Romo Dijat sebenarnya merupakan salah satu orang kepercayaan

Soeharto. Ialah yang membantu Soeharto dalam banyak hal yang berkaitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

34

dengan spiritual. Akan tetapi, dalam konteks ini, Romo Dijat telah melakukan

sebuah perlawanan terhadap Soeharto dengan cara meminta Soeharto agar tidak

lagi melanjutkan kepemimpinannya. Tindakan Romo Dijat tersebut dikatakan

sebagai sebuah perlawanan karena menentang keinginan Soeharto yang masih

ingin menduduki kursi pemerintahan. Memang dalam perlawanan tersebut, pada

akhirnya Romo Dijat kalah karena tetap mengikuti keinginan Soeharto, tetapi

paling tidak telah ada sebuah pertentangan yang terjadi antara keinginan Romo

Dijat dan Soeharto.

D. Perlawanan Metafisik

Landasan pemikiran dari perlawanan spiritual sebenarnya bertolak dari

konsep metafisika. Pada mulanya metafisika hanya dipahami sebagai salah satu

cabang filsafat yang mempelajari asal atau hakekat objek di dunia. Cabang utama

metafisika adalah ontologi – studi mengenai kategorisasi benda-benda alam dan

hubungan antara satu dengan lainnya (Bagus, 1991: 28). Penggunaan istilah

metafisika telah berkembang untuk merujuk pada hal-hal yang berada di luar fisik.

Salah satu tafsiran dalam metafisika berkenaan dengan hal-hal gaib (supranatural)

dan hal-hal yang lebih kuasa dari alam nyata (Metafisik dalam Wikipedia, 18

April 2016). Konsep mengenai metafisika dalam hubungannya dengan dunia

kebatinan juga ditambahkan oleh Clifford Geertz. Ia mengatakan bahwa mistik

kebatinan yang berkembang di Jawa adalah metafisika terapan, serangkaian aturan

praktis untuk memperkaya kehidupan batin yang didasarkan pada analisis

intelektual atau pengalaman. Meskipun setiap orang atau sekte mempunyai posisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

35

yang agak berbeda dari analisis yang sama, tidak satu pun yang mempersoalkan

premis-premis dasar dari analisis itu (lih. Susetya, 2007: 35).

Pada periode Orde Baru khususnya dalam rentang waktu 1981-1998,

kebebasan berpendapat, berorganisasi, dan berbicara sangat dibatasi. Berbagai

tindakan represif yang melanggar HAM semakin banyak terjadi, kebebasan pers

semakin dibatasi, penangkapan dan penghilangan para aktivis dan kaum

intelektual semakin banyak dilakukan (Taum, 2015: 163). Tidak ada perlawanan

fisik yang terjadi karena banyak orang yang takut diburu oleh para penembak

misterius. Oleh karena itu, sangat mungkin terjadi berbagai perlawanan alternatif

yang tidak banyak orang lakukan. Perlawanan tersebut ialah perlawanan melalui

jalur metafisik seperti yang dilakukan oleh Paguyuban Anggor Kasih. Aktivitas

paguyuban ini memang berlangsung di rentang waktu tahun 1981-1998. Berikut

ini merupakan contoh perlawanan metafisik yang terdapat dalam kutipan (7).

(7) Ia mencari semacam sisa-sisa wahyu penerus Mahapahit yang

dipercayainya belum turun. Wahyu itu satu-satunya kekuatan

yang menurut dia bisa menjatuhkan Soeharto (Suyono, 2014:

208).

Perlawanan metafisik di atas dilakukan oleh Sawito, orang yang paling

ditakuti oleh Soeharto. Bentuk perlawanan di atas memang tidak termasuk dalam

kategori perlawanan keras, pasif, maupun humanis, melainkan perlawanan yang

dilakukan melalui jalan metafisik. Sawito mempercayai bahwa salah satu cara

yang bisa dilakukan untuk menentang lapisan spiritual Soeharto ialah dengan

mendapat wahyu penerus Mahapahit. Siapa pun yang dipercayakan menjadi

penerus Majapahit, dipercaya memiliki kekuasaan spiritual yang besar untuk

menentang Soeharto.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

36

1.7 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian mencakup pendekatan, metode, dan teknik

penelitian.

1.7.1 Pendekatan

Pendekatan merupakan cara-cara menghadapi objek yang dikaji (Ratna,

2004: 53). Studi ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan struktural

dan pendekatan sosiologi sastra. Studi ini akan dimulai dengan analisis stuktural

terlebih dahulu. Pendekatan struktural dilakukan untuk mengidentifikasi,

mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar-unsur intrinsik fisik

yang bersangkutan. Mula-mula diidentifikasi dan dideskripsikan, misalnya

bagaimana keadaan peristiwa-peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut

pandang, dan lain-lain (Nurgiyantoro, 1995: 37). Dalam studi ini, kajian dengan

pendekatan struktural dibatasi pada kajian tentang tokoh dan penokohan serta latar

tempat dan latar waktu saja.

Pendekatan Sosiologi Sastra ini dilakukan untuk melihat posisi karya

sastra di tengah masyarakat. Teori yang dipakai untuk ini ialah Hegemoni Antonio

Gramsci merupakan pendekatan yang menelaah mengenai sejauh mana pemegang

kekuasaan/kelas dominan menjalankan pengaruhnya terhadap kelas di bawahnya.

Pengaruh tersebut secara spontan diterima oleh kelas bawah karena sisi kesadaran

dan ideologi mereka telah dikuasai oleh nilai-nilai kelas penguasa melalui kaum

intelektualnya. Kaum intelektual di sini berperan sebagai penghubung antara kelas

penguasa dengan kelas di bawahnya untuk membahasakan dengan cara-cara yang

bisa diterima kelas bawah tentang semua kehendak dan keyakinan kelas penguasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

37

Dalam studi ini, peneliti melihat gejala yang timbul setelah hegemoni

kelas penguasa tersebut mengalami sebuah krisis. Kondisi ini memicu kesadaran

baru orang-orang yang sebelumnya tunduk di bawah pengaruh hegemoni kelas

penguasa untuk kemudian menciptakan sebuah wacana tandingan.

Memperjuangkan wacana tandingan berarti melakukan sebuah counter atas

hegemoni yang sedang berlangsung. Terjadi sebuah perang posisi yang kemudian

menentukan apakah kelas penguasa tersebut kemudian tumbang atau pelaksana

counter-hegemoni yang takluk dalam perjuagannya. Bentuk-bentuk counter-

hegemoni itulah yang menjadi fokus studi ini.

1.7.2 Metode Penelitian

Metode penelitian sastra adalah sebuah metode yang dipilih oleh peneliti

untuk membantu memudahkan jalannya penelitian dengan memperhatikan bentuk,

isi, dan sifat sastra sebagai subjek kajian (Endraswara, 2006: 08). Sesuai dengan

model pendekatan di atas, metode studi ini adalah metode deskriptif kualitatif.

Metode kualitatif adalah metode yang secara keseluruhan memanfaatkan cara-cara

penafsiran dengan menyajikan dalam bentuk deskripsi yang dikaitkan dengan

hakikat penafsiran. Metode yang memberi perhatian terhadap data ilmiah, data

dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya. Cara-cara inilah yang

dianggap sebagai multimetode sebab penelitian pada gilirannya melibatkan

sejumlah besar gejala sosial yang relevan. Dalam penelitian karya sastra, akan

dilibatkan keberadaan pengarang, termasuk unsur-unsur kebudayaan pada

umumnya (Ratna, 2004: 46-47).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

38

1.7.3 Teknik Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (i) pengumpulan data,

(ii) analisis data, (iii) dan penyajian hasil analisis data. Berikut ini akan diuraikan

masing-masing tahap dalam penelitian ini.

1.7.3 .1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan proses pengambilan data, sehingga

data yang banyak diambil mampu mewakili subjek penelitian dan memudahkan

proses analisis pada sebuah penelitian (Endraswara, 2003: 8). Teknik yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi dua hal, yaitu teknik baca dan teknik

studi pustaka. Teknik baca catat digunakan oleh peneliti untuk membaca isi novel

KdDL dan semua teori yang berkaitan dengan penelitian kemudian dicatat untuk

mendapatkan data. Catatan tersebut merupakan poin-poin yang berkenaan dengan

tokoh dan penokohan serta latar, formasi intelektual, dan bentuk-bentuk counter-

hegemoni perspektif Antonio Gramsci.

Teknik studi pustaka guna mendapatkan data serta referensi yang akurat

untuk analisis teks sesuai dengan teori yang digunakan. Pelaksanaan teknik ini,

yaitu dengan menelaah pustaka yang ada kaitannya dengan objek penelitian, yakni

bentuk-bentuk counter-hegemoni dalam novel Kuil di Dasar Laut.

1.7.3.2 Teknik Analisis Data

Data yang dianalisis berupa deskripsi tokoh, penokohan, latar, dan bentuk-

bentuk perlawanan. Data berkaitan tokoh dan penokohan tersebut dirumuskan ke

dalam formasi intelektual. Setelah data terklasifikasi, kemudian data tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

39

dirumuskan dalam hubungan antara kaum intelaktual dan bentuk-bentuk counter-

hegemoni. Analisis mengenai latar tempat dan waktu penting untuk membantu

mengaitkan bentuk perlawanan yang ada dengan konteks tempat dan waktu.

1.7.3.3 Teknik Penyajian Data

Setelah metode analisis data, tahap berikutnya adalah penyajian hasil

analisis data. Hasil analisis data berupa deskripsi tokoh dan penokohan serta latar,

formasi kaum intelektual, dan gambaran bentuk-bentuk counter-hegemoni yang

dilakukan oleh kaum intelektual dalam KdDL.

1.8 Sumber Data

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua sumber

tertulis yang memuat infotmasi berkatian dengan topik penelitian. Sumber data

yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sekunder.

1.8.1 Sumber Data Primer

Oleh karena penelitian ini merupakan penelitian sastra, maka sumber

datanya berupa karya sastra (novel). Berikut ini rincian sumber data primer.

Judul Novel : Kuil di Dasar Laut

Pengarang : Seno Joko Suyono

Penerbit : Lamalera

Tahun Terbit : 2014

Tebal Buku : 612 halaman

Cetakan : Pertama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

40

1.8.2 Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini meliputi jurnal, majalah sastra,

dan karangan ilmiah akademis baik yang dipublikasikan dalam bentuk buku

maupun daring. Semua data sekunder tersebut berkaitan dan mendukung topik

penelitian ini.

1.9 Sistematika Penyajian

Laporan hasil penelitian ini disusun dalam tiga bab. Bab I adalah

pendahuluan. Dalam bab I ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode

penelitian, dan sistimatika penyajian.

Latar belakang berisi pernyataan tentang gambaran secara umum

mengenai kedudukan sastra dan masyarakat. Masalah yang terdapat dalam

masyarakat itu yang kemudian menjadi bahan munculnya sebuah karya sastra.

Dalam konteks ini, masalah dalam masyarakat yang diambil adalah perihal

penerimaan masyarakat terhadap hegemoni kekuasaan yang melingkupi berbagai

aspek kehidupan mereka. Selanjutnya penerimaan tersebut berubah menjadi

sebuah perlawanan karena ada rasa tidak percaya lagi terhadap para penguasa dan

situasi yang melingkupi kehidupannya. Rumusan masalah berisi paparan masalah-

masalah terkait topik penelitian ini. Tujuan penelitian memuat deskrpsi tentang

tujuan diadakan penelitian ini. Manfaat hasil penelitian berisi mengenai uraian

tentang hasil penelitian, manfaat teoretis, dan manfaat praktis. Tinjauan pustaka

berisi paparan tentang hasil kajian pustaka yang berkenaan dengan topik

penelitian ini. Landasan teori berisi kerangka berpikir yang digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

41

memecahkan masalah. Metodologi penelitian memaparkan pendekatan, metode

dan teknik penelitian pada tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap

penyajian hasil analisis data. Sistimatika penyajian berisi tentang bab beserta

bagian-baiannya, urutan bab, dan penejelasan secara garis besar mengenai isi

penelitian ini.

Bab II berisi mengenai deskripsi tokoh dan penokohan, latar (tempat dan

waktu) KdDL. Bab III berisi mengenai formasi kaum intelektual. Formasi

intelektual berkaitan dengan pembagian kelompok intelektual oleh Antonio

Gramsci ke dalam dua kelompok, yaitu Intelektual Tradisional dan Intelektual

Organik. Kategori Intelektual Organik dibagi lagi menjadi dua subkategori berupa

Intelektual Hegemonic dan Intelektual Counter-Hegemonic. Bab IV berkaitan

pembagian bentuk-bentuk couter-hegemoni yang terdapat dalam KdDL. Bentuk-

bentuk tersebut berupa Perlawanan Keras, Perlawanan Pasif, Perlawanan

Humanistik, dan Perlawanan Metafisik. Bab V berupa penutup yang terdiri dari

kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

42

BAB II

ANALISIS STRUKTUR CERITA NOVEL KUIL DI DASAR LAUT

2.1 Pengantar

Pada bab ini, akan dikaji tokoh dan penokohan serta latar. Dalam analisis

tokoh dan penokohan pada novel KdDL, ditemukan beberapa tokoh utama dan tokoh

tambahan yang terlibat dalam kegiatan counter-hegemoni. Tokoh utama dalam novel

KdDL terdiri dari dua orang, yaitu Jeanne dan Suryo. Mereka dikategorikan sebagai

tokoh utama oleh karena intensitas kemunculan mereka cukup banyak dibanding

dengan tokoh-tokoh lainnya. Selain itu, dengan mengacu pada pengertian tokoh

utama pada poin 1.6.1.1.1, mereka menjadi penggerak keseluruhan alur cerita dalam

novel KdDL.

Di samping tokoh utama, beberapa tokoh lainnya masuk dalam kategori tokoh

tambahan. Tokoh tambahan ini diisi oleh anggota dan simpatisan Paguyuban

Anggoro Kasih – paguyuban yang dalam novel KdDL melakukan banyak perlawanan

terhadap legitimasi Soeharto. Mereka adalah Pak Sinaga, Pak Burhan, Abah

Moertopo, Pak Darsono, Pak Koentono, Pak Radjiman, Pak Priyambodo, Pak

Djayeng Koesoemo, Pak Sewaka, Pak Begja, Bante Purnomo, Gus Mutaqqin, dan

Meneer Widjinarko. Di luar anggota dan simpatisan paguyuban, ada pula tokoh yang

menjadi kiblat paguyuban melakukan aksi metafisik, yaitu Pak Sawito dan Mr.

Soedjono. Juga ada pula dua tokoh yang berjasa terhadap Jeanne dan Suryo selama

42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

43

perjalanan mereka di luar negeri. Mereka adalah Phu Tram, Mualim Satu, Souvanna,

dan Phhoung.

Tokoh tambahan dalam novel KdDL terbilang cukup banyak. Dalam analisis

ini, tidak akan diteliti semua tokoh tambahan. Tokoh tambahan yang dianalisis adalah

tokoh-tokoh yang terlibat dan mempunyai peranan dalam berbagai tindakan counter-

hegemoni. Sebagian besar dilakukan oleh anggota dan simpatisan paguyuban, Pak

Sewaka, dan Mr. Soedjono. Selain itu, Phu Tram, Mualim Satu, dan Phhoung ikut

dianalisis karena mereka berpengaruh secara penuh terhadap berbagai peristiwa yang

dialami oleh Jeanne dan Suryo selama di luar negeri. Phu Tram yang mengajak

Jeanne melihat situs-situs kebudayaan di Vietnam dan menceritakan perjalanan

hidupnya memperjuangkan hak kebebasan suku Champa. Mualim Satu menjadi orang

yang menawarkan bubuk pembayang untuk masuk dalam kuil ketiga. Selanjutnya,

Phhoung merupakan pemandu wisata Suryo yang membawa Suryo mengelilingi

situs-situs kebudayaan dan bekas kebengisan Khemer Merah di Kamboja. Mahasiswa

dan demonstrasi simpatisan Sebastiao Gomes (MdDSSG) di Timor-Timur juga akan

dianalisis karena turut melakukan perlawanan terhadap Soeharto.

Di samping tokoh-tokoh yang melakukan counter-hegemoni, pada bab ini

juga akan ikut dianalisis tokoh-tokoh yang menjadi bagian organik dari Soeharto.

Mereka adalah Romo Dijat, Romo Marto, Romo Budi, Sunuwarsono, Setyarso, dan

Soedjono Hoemardani.

Selain analisis tokoh dan penokohan, pada bab ini juga akan dianalisis latar.

Latar yang dianalisis oleh peneliti hanyalah latar tempat dan latar waktu. Hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

44

analisis yang dibatasi tersebut memang sesuai kebutuhan peneliti untuk melengkapi

data pada penelitian dua rumusan masalah selanjutnya. Berkaitan dengan latar

tempat, peneliti membatasi pada latar tempat yang dilalui oleh anggota paguyuban,

tempat terjadinya kerusuhan masa Orde Baru, dan tepat pelarian Jeanne dan Suryo

selepas tidak lagi aktif dalam paguyuban. Latar tempat tersebut, Jakarta (Glodok,

Klender, Matraman, Taman Mini Indonesia Indah, Jalan Marga Satwa Ragunan, dan

Kawasan Cipete), Cilacap (Jambe Lima dan Jambe Pitu), Gunung Sapto Renggo, Situ

Panjalu, Yogyakarta (Telaga Titis), Padang Lawas (Bairo Bahal), Ngawi (Alas

Ketonggo), Kamboja (Angkor Wat, Pnom Bakheng, Preah Khan, Banteay Srey,

Bayon, Siem Reap, Cafe Red Piano), Vietnam (Hoi An, Café Champa, Da Nang, My

Son, dan Nha Trang), Laos (Luang Prabang dan Kafé Pastri), Samudra Laut Cina

Selatan, dan Kuil di Dasar Laut.

Selain latar tempat, dalam studi ini juga dianalisis latar waktu. Hasil analisis

dari latar waktu menjadi penting dalam penelitian ini untuk mengaitkan berbagai

kejadian perlawanan terhadap penguasa dengan konteks waktu. Latar waktu yang

dimaksudkan, yaitu tahun 1961 (waktu bertemunya Soeharto dengan guru

spiritualnya yang kemudian hari menyokong sisi metafisik Soeharto), tahun 1991

(berkaitan dengan perlawan para simpatisan Sebastiao Gomez terhadap para tentara

di Santa Cruz, Timor Timur), tahun 1996 (waktu Romo Dijat mendengarkan nasihat

dari roh-roh yang diundang kepada Soeharto, 28 April Ibu Tien meninggal, 27 Juli

terjadi penyerangan Markas Partai Demokrasi Indonesia di Jalan Diponegoro), dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

45

tahun 1998 (penjarahan besar-besaran di Jakarta pada 13 Mei dan tahun lengsernya

Soeharto).

2.2 Tokoh dan Penokohan

Secara umum, teknik pelukisan tokoh yang dihadirkan oleh Seno

menggunakan teknik dramatik. Hal tersebut terjadi karena sebagaian besar gambaran

sifat, sikap, dan perilaku para tokoh digambarkan tidak secara langsung. Pembaca

diberikan kesempatan untuk menemukan dan merumuskan sendiri seperti apa

gambaran seorang tokoh. Gambaran mengenai para tokoh dalam KdDL dijelaskan

dengan berbagai teknik yang tersedia. Baik menggunakan teknik pelukisan fisik

seperti yang terjadi pada penjelasan menganai ciri-ciri Souvvana, teknik pelukisan

latar untuk menjelaskan karakter Mualim Satu yang hobi mengoleksi barang-barang

Champa, ataupun dengan teknik tingkah laku untuk menjelaskan karakter Phu Tram

yang tidak mudah menyerah pada keadaan. Tokoh-tokoh yang dihadirkan tersebut

selanjutnya dapat dikategorikan berdasarkan pembedaan sudut pandang atau tinjauan

ke dalam dua bentuk, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan.

2.2.1 Tokoh Utama

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada poin 1.6.1.1.1 bahwa tokoh utama

merupakan tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel bersangkutan.

Ia/mereka merupakan tokoh paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian

maupun yang dikenai kejadian. Dalam novel KdDL, tokoh utama terdiri dari 2 orang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

46

yaitu Jeanne dan Suryo. Mereka dikategorikan sebagai tokoh utama karena sering

muncul dalam alur cerita.

Dalam studi ini, tidak ditinjau lebih jauh mengenai alur/plot, maka

pembuktian mengenai frekuensi kehadiran tokoh utama dapat dijelaskan secara

sederhana. Dalam KdDL, penceritaan dibagi menjadi 4 bagian. Pertama, penceritaan

yang berlatarkan Siem Reap dan Hoi An di tahun 2012. Kedua, berlatarkan Jakarta di

tahun 1994 sampai 1998. Ketiga, berlatarkan Luang Prabang dan Siem Reap di tahun

2012. Keempat, berlatarkan Hoi An dan Siem Reap di tahun 2012. Dari keempat

pembagian waktu tersebut, Jeanne dan Suryo sebagai tokoh utama hadir secara

intens. Mereka menjadi bagian dari cerita dan sekaligus menjadi penggerak alur.

Berikut ini penjelasan lebih jauh mengenai siapa Jeanne dan Suryo dan seperti apa

karakter yang dimiliki oleh mereka.

2.2.1.1 Jeanne

Jeanne merupakan salah satu tokoh utama dalam novel KdDL. Hal tersebut

didasari oleh frekuensi juga intensitas keterlibatannya kemunculannya yang cukup

banyak dalam cerita. Jeanne menjadi salah satu penggerak alur, yang menentukan

arah penceritaan.

Jeanne merupakan wanita kelahiran Malang yang tumbuh dan besar dalam

lingkungan dan disiplin militer. Ayah Jeanne, Sunuwarsono (almarhum) adalah

seorang kolonel Angkatan Darat. Pamannya yang bernama Witono menjadi dokter

Angkatan Darat. Itulah sebabnya, Jeanne telah dibiasakan oleh ayahnya untuk disiplin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

47

dan bertanggung jawab sejak kecil. Sikap disiplin tersebut dituntut oleh ayahnya

sedetail-detailnya, sehingga sebagian besar aktivitas Jeanne saat kecil selalu diawasi

oleh ayahnya. Berikut ini adalah gambarannya pada kutipan (8).

(8) Amarah sang ayah bisa meledak bila menyaksikan sampah bau

yang berjejal-jejal di tong halaman depan terlambat setengah

hari saja diangkut petugas. Papanya jarang bicara. Tapi sangat

memperhatikan hal-hal kecil. Ke mana saja Jeanne pergi seolah

mata ayahnya mengikutinya. Telinga ayahnya mendengar apa

saja. Bahkan saat saat sakit lantaran agak terlambat mens,

ayahnya pun dirasa Jeanne menguping detik demi detik,

mengawasi gerak-gerik diri Jeanne seteliti-telitinya (Suyono,

2014: 61).

Berbeda dengan Ayahnya, ibu Jeanne yang bernama Selvi Arum justru

mewarisi sikap yang lebih rileks dan lembut. Ia menjadi salah satu anggota keluarga

Jeanne yang mengerti masa perkembangan Jeanne. Mengerti bahwa Jeanne yang

masih dalam masa pertumbuhan perlu untuk belajar menemukan dirinya sendiri tanpa

di bawah tekanan dan tuntutan perfeksi. Warisan karakter ibunya ini yang menbentuk

kecintaan Jeanne di kemudian hari terhadap alam dan sebuah kebebasan diri. Hal

tersebut ditunjukkan dalam kutipan (9) dan (10).

(9) Ibunda Jeanne mewarisi sikap lebih rileks. Sang ibu, Selvi Arum

adalah wanita Banten. Ia lembut. Ia tenggang rasa. Ia seolah

mengerti dunia remaja Jeanne, anak semata wayangnya, tengah

tumbuh. Dari ibundanyalah mungkin Jeanne mewarisi sifat

menyukai kehidupan alam terbuka. Jeanne melewati masa SD

sampai SMP di Serang, kota kelahiran ibunya. Tahun-tahun itu

sang ibunda sering membawa Jeanne ke reruntuhan istana

Kaibon. Membiarkan Jeanne kecil berlarian, mencabuti

rerumputan, memetik bunga-bunga (Suyono, 2014: 62).

(10) Bila begitu, ibunya akan menunggu dengan sabar di bawah

beringin. Sang mama duduk menggelar tikar sembari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

48

menyiapkan roti selai, apel, dan susu bila Jeanne lapar. Oh ya,

saat itu, Jeanne selalu melihat ibunya merokok (Suyono, 2014:

62).

Jeanne kecil itu kemudian tumbuh dengan berbagai karakter yang melekat

pada dirinya. Tumbuh dalam lingkungan militer juga membentuk karakter ambisius

Jeanne. Sejak kecil, karakter tersebut telah terbiasa dituntut lebih oleh ayahnya

sehingga wajar apabila Jeanne terbiasa untuk selalu mendahului orang lain. Ia pernah

sekali punya persaingan dengan mantan kekasihnya bernama Suryo untuk mengenal

lebih banyak situs kebudayaan ketika berada di luar negeri. Berikut dalam kutipan

(11).

(11) Jeanne gelisah. Tiba-tiba ingin mengetahui sebanyak mungkin

cerita mengenai kapal karam harta karun Champa serta kuil

kudus di dasar laut tersebut. Ia ingin masuk ke labirin kuil-kuil

tersebut. Ia bertekad bisa membantu si buntung untuk

membayangkan lapis-lapis denah kuil tersebut. Ia bertekad

menembus sampai kuil besar kedua, bahkan kuil besar ketiga. Ia

tak mau kuil yang dimiliki imajinasinya tersebut direbut oleh

Suryo (Suyono, 2014: 133).

Karakter bebas menemukan jati diri yang ia dapatkan dari ibunya sangat

berseberangan dengan apa yang dituntut oleh ayahnya. Itulah sebabnya jika ada

beberapa sifat Jeanne yang dikemudian hari tidak menggambarkan bahwa ia adalah

seorang anak militer yang biasanya lebih disiplin dan wawas diri. Ia tumbuh ke arah

kebebasan yang liar dan binal. Ia tidak peduli dengan hal-hal yang dianggap oleh

masyarakat sebagai sesuatu yang tabu. Jeanne nyaman dengan apa yang diinginkan

dan diperbuat olehnya. Meskipun harus telanjang ataupun mengisap bubuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

49

pembayang – sejenis sabu-sabu. Itu merupakan ekspresi dirinya yang paling alami.

Berikut gambaran mengenai keliaran Jeanne dalam kutipan (12), (13), dan (14).

(12) Dan terjadi-terjadilah. Tatkala berjalan di atas meja bar, tanpa

sehelai benang pun. Jeanne ingat ia begitu deg-degan (Suyono,

2014: 83).

(13) Bukan sekali itu Jeanne mau dipotret telanjang. Sebelumnya saat

di Ratu Boko, Candi Ijo, dan Candi Arjuna Dieng, Jeanne juga

melakukan tindakan berani demikian. Jeanne tak tahu apakah

Suryo masih menyimpan ratusan foto telanjangnya atau sudah

dibuangnya semua. Satu yang menurutnya paling mengesankan

dan paling nekat adalah tatkala ia berjalan di Candi Ijo. Jeanne

muncul dari belakang candi, melangkah di antara candi induk

dan candi perwara, tanpa sehelai benang pun. Kemunculan

Jeanne membuat terperangah satu-dua wisatawan di halaman

depan candi. Tangan kiri Jeanne mengucel-ucel rambut

panjangnya. Jemari panjangnya memegang Marlboro dan ia

mengisapnya, mengepul-ngepulkan asap. Sungguh jalang. Amat

binal (Suyono, 2014: 593).

(14) Jeanne menggeleng.

“Terima kasih.”

“Coba sekali saja, Jeanne.”

“Tidak, terima kasih.”

“Sekali saja, kamu pasti suka.”

Jeanne ragu-ragu. Tapi kemudian ia mengulurkan tangan,

menyambut lintingan itu (Suyono, 2014: 559).

Jeanne memiliki seorang kekasih bernama Suryo. Mereka saling mencintai.

Jeanne dan Suryo saling memanjakan diri satu dengan yang lain bahkan tidak jarang

mereka tak sungkan untuk bercinta, entah di kamar kos Suryo atau pun di kawasan

candi-candi. Kehidupan percintaan mereka cukup “liar”. Hampir tak ada sekat di

antara mereka. Mengenal dengan detail lekak-lekuk tubuh adalah hal yang biasa bagi

mereka mereka. Berikut digambarkan dalam kutipan (15).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

50

(15) Dan bila melakukan perjalanan ke pelosok-pelosok dusun seperti

itu, Jeanne dan Suryo dulu menjadi sepasang kekasih yang liar.

Di candi mana pun, bila ada kesempatan, mereka selalu bercium-

ciuman. Suryo menggelinjangkan lidahnya ke lidah Jeanne.

Jeanne menyambut dengan kuluman-kuluman bibir yang

mematikan. Sering saat di perjalanan, entah naik carteran mobil

entah membawa trail sendiri, Jeanne mengajak turun sebentar

dari kendaraan dan mencari rerimbunan. Mereka bergelut di

semak, bahkan bila sungguh-sungguh sepi, mereka berani

bergulung-gulung. Keterlaluan memang (Suyono, 2014: 191).

Kedekatan Jeanne dan Suryo yang demikian intim itulah yang menjadi alasan

mengapa kemudian ia masuk ke dalam Paguyuban Anggoro Kasih yang berniat untuk

melawan kekuatan spiritual di balik kekuasaan Soeharto. Sebagai anak tentara,

tentunya Jeanne juga sedikit memiliki simpati dengan kekuasaan Soeharto. Itulah

mengapa kemudian Jeanne merasa gelisah dan takut bila terus terlibat lebih dalam

dengan berbagai aktivitas penumbangan legitimasi Soeharto. Jeanne menyadari

mengenai bahayanya paguyuban ini setelah beberapa kali mendengarkan topik

pembicaraan para anggota paguyuban yang menurutnya sudah mengarah pada makar.

Akibat kekuatiran Jeanne tersebut, beberapa kali ia mengajak Suryo untuk keluar dari

aktivitas paguyuban tersebut. Dengan berbagai alasan yang tidak dimengerti sendiri

oleh Jeanne, ia akhirnya tetap terlibat dalam perjalanan spiritual paguyuban untuk

menentang Soeharto. Berikut ini beberapa kutipan (16), (17) dan (18) yang

menggambarkan kekuatiran Jeanne.

(16) “Sur, kelompok bapak-bapak ini berbahaya.”

Jeanne akhirnya merasa pertemuan paguyuban tersebut semakin

mengarah ke makar. Diskusi yang bergilir dan penuh camilan itu

bukan lagi sekadar forum obrolan pensiunan biasa, namun sudah

menjurus menyusun sebuah agenda aksi (Suyono, 2014: 223).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

51

(17) Jeanne gundah. Sebenarnya ia tak mau lagi terlibat acara-acara

Suryo. Ia takut melihat perkembangan terakhir. Sudah terbaca

bahwa perkumpulan ini memiliki itikad yang tak baik. Mereka

adalah orang yang benci kepada Pak Harto. Mereka berniat

menggulingkan Soeharto dengan cara-cara animis. Jeanne

sebenarnya ingin menceritakan semua ini kepada papanya. Ia

bisa membayangkan tentu papanya marah besar. Papanya tentu

akan segera menghubungi teman-temannya di Markas Besar

Jakarta. Bukan mustahil apabila papanya datang sendiri dan

membawa seregu tukang pukul atau ajudan-ajudan untuk

membubarkan pertemuan. Jeanne takut dianggap pengkhianat. Ia

merasa sudah telanjur menjadi bagian dari paguyuban (Suyono,

2014: 230).

(18) Ia ingin meninggalkan rumah Pak Danisworo, tapi tatkala

melangkah ia seolah berputar-putar saja di ruang tamu.

Menghambur ke teras pun tak mampu. Ia malah mau duduk

dalam meja rapat. Biasanya dalam pertemuan-pertemuan ia

bersembunyi di dapur, menyiapkan serabi, sekoteng, sepiring

wajik, atau apa, kini bapak-bapak itu menyuruhnya duduk

semeja. Hari itu seolah-olah secara resmi Jeanne diterima

sebagian inti keluarga paguyuban. Ia menjadi satu-satu anggota

perempuan. Ia orang yang memiliki hak mengajukan usul di

sidang paguyuban (Suyono, 2014: 247-248).

Kesetiaan cinta Jeanne pada Suryo memang ada batas. Melalui berbagai

pengalamannya dengan kegiatan-kegiatan paguyuban, membawa Jeanne pada sebuah

kekecewaan yang mendalam terlebih pada saat kematian Bu Tien. Ia menghubungkan

kematian Bu Tien dengan aktivitas paguyuban. Kekecewaannya terhadap paguyuban

juga sama melekat pada Suryo. Ia terus membenci Suryo karena kekasihnya itu selalu

ringan hati untuk melayani permintaan para bapak-bapak paguyuban. Seringkali

memang Jeanne terpaksa diabaikan oleh Suryo. Jeanne akhirnya berpisah dengan

Suryo setelah peristiwa Sabtu Kelabu di Jakarta pada 27 Juli 1996. Semenjak itu,

mereka tidak bertemu lagi hingga belasan tahun kemudian. Berikut ini gambaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

52

amarah Jeanne pada Suryo yang masih melekat pada perasaannya pada kutipan (19)

dan (20).

(19) Suryo sialan!

Sudah tiga kali mantan kekasihnya tersebut mengirim pesan

pendek. Betul-betul mengganggu. Lebih dari 16 tahun mereka

tak bertemu. Entah mengapa bisa berjumpa dengan Suryo di

Kamboja… Jeanne berusaha dingin… Berkali-kali Suryo

mengirimkan SMS menanyakan ada di mana dirinya dan

mengajaknya bertemu lagi. Tak satu pun dibalasnya (Suyono,

2014: 8-9).

(20) Jeanne saat itu menyesal terlibat dalam paguyuban. Ia menyesal

terbujuk Suryo ikut dalam perjalanan yang dipimpin Pak Sinaga

dan Pak Djayeng. Ia memaki-maki Suryo. Jeanne sadar saat itu

ia berada dalam komunitas yang salah. Ia ketakutan. Bisa saja

satu persatu anggota paguyuban diciduk, termasuk dirinya. Ia

melihat Suryo juga panik (Suyono, 2014: 295).

Setelah Jeanne tidak lagi dengan Suryo, Jeanne kembali ke Malang, di rumah

orangtuanya. Ia kembali ke Malang untuk keluar dari kondisi karut-marut di Jakarta

dan juga lari dari Suryo. Di Malang, Jeanne diperkenalkan dengan seorang pria

bernama Tubagus Zulkifli. Jeanne pun merasa sosok Tubagus adalah sosok yang bisa

melindunginya saat itu, meskipun mesti menjadi istri kedua. Dan setahun setelah

kepulangannya ke Malang, ia kembali lagi ke Jakarta. Berikut ini kutipan (21) yang

menggambarkan pertemuan Jeanne dengan sosok Tubagus.

(21) Saat bertemu, Jeanne merasa sosok Tubagus adalah sosok yang

bisa melindunginya. Ia keturunan pendekar-pendekar Banten.

Jeanne langsung ingin bersandar di bahu sang jawara. Ia merasa

aman dalam naungan Tubagus. Tubagus Zulkifli katanya

memiliki istri. Tapi Jeanne tidak peduli. Ia menerima pinangan

Tubagus. Ia rela menjadi istri kedua. Dan kemudian pada 1997 ia

ikut pindah ke Jakarta lagi, ke rumah yang baru di Cipinang yang

dibelikan Tubagus (Suyono, 2014: 295-296).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

53

Pertemuan dan keputusan Jeanne untuk hidup bersama dengan Tubagus

membawa banyak perubahan pada sifat Jeanne. Terbatasnya ruang gerak Jeanne

semenjak di Jakarta, menjadikannya orang rumahan. Ia pun berubah drastis menjadi

gadis yang lebih agamais setelah dulu berkarakter liar dan binal. Kutipan (22) berikut

ini menggambarkan perubahan karakter Jeanne.

(22) Semenjak itu, ia jadi orang rumahan. Ia mengubah penampilan.

Ia memutuskan berhijab. Ia aktif mengikuti pengajian-pengajian.

Bahkan pengajian di Serang. Ia sering bolak-balik Serang-

Jakarta (Suyono, 2014: 296).

Hubungan Jeanne dan Tubagus dikaruniai satu orang anak bernama Meyra.

Akan tetapi, hubungan Jeanne dan Tubagus Zulkifli juga tidak berlangsung lama.

Rumah tangga mereka akhirnya harus kandas di tengah jalan. Di tengah

kegalauannya, Jeanne ditawari oleh ibunya untuk berlibur sekaligus mengunjungi

sepupunya yang di Vietnam. Dalam perjalanannya ini, Jeanne mengunjungi banyak

tempat. Sebelum ke Vietnam, ia berniat untuk mengunjugi Kamboja dulu. Banyak hal

yang ia temukan, Suryo kekasihnya juga pengalaman menakutkan yang masih ada

hubungannya dengan para bapak paguyuban. Jeanne masih tetap dikejar dengan

ketakutan masa lalunya itu. Berikut ini kutipan (23) yang menggambarkan ketakutan

Jeanne bertemu bayangan para bapak Paguyuban Anggoro Kasih.

(23) Jeanne ketakutan dengan penglihatannya. Adakah bapak-bapak

itu disiksa? Dianiaya oleh orang-orang tak dikenal? Kuatkah

bapak-bapak itu menahan gebukan dan sayatan? Ataukah bapak-

bapak itu mati kemudian? Ia langsung meninggalkan Angkor

(Suyono, 2014: 10).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

54

2.2.1.2 Suryo

Suryo merupakan salah satu tokoh utama selain Jeanne. Intensitas

kehadirannya dalam keseluruan cerita juga cukup banyak. Pengalamannya bersama

kekasihnya, Jeanne, menjadi poros penceritaan.

Suryo adalah anak dari Yohanes Liem Hardjosusilo dan Yohana Kurniasih

Marsudirini. Masa kecil Suryo dihabiskan di Semarang. Hidup mereka pada awalnya

bahagia dalam kesederhanaan. Bapaknya adalah seorang Katolik Cina yang tidak

memiliki pekerjaan tetap. Ibunya adalah seorang penyulam bertalenta yang bekerja di

sebuah perusahaan konfeksi. Sebagai anak tunggal, Suryo sangat disayangi oleh

kedua orang tuanya. Terkadang Suryo kecil selalu diajak jalan oleh ayahnya untuk

diperkenalkan berbagai kebudayaan Cina. Berikut ini kutipan (24) dan (25) yang

menggambarkan profesi orangtua Suryo dan kehidupannya saat kecil.

(24) Suryo ingat masa kecilnya di Semarang bersama bapaknya,

Yohanes Liem Hardjosusilo, adalah seorang Katolik Cina. Sang

ayah sering membawa Suryo ke klenteng untuk menonton

latihan silat atau pementasan wayang potehi. Ayahnya itu

sebenarnya jebolan Seminari Mertoyudan. Namun, ia tak ingin

menjadi seorang pastor (Suyono, 2014: 400).

(25) Sosok Yohanes Liem Hardjosusilo seingat Suryo adalah sosok

serius. Ia suka mengenakan kaus singlet putih dan celana

pantolan hitam. Bapaknya itu terlambat kawin. Ia menikahi

ibunya, Yohana Kurniasih Marsudirin, saat umurnya sudah 50

tahun, sementara ibunya berumur 30-an. Ibunya juga terlambat

menikah bagi orang Jawa. Ibunya asli Semarang. Ibunya adalah

seorang penjahit yang bekerja di sebuah perusahaan konfeksi.

Suryo adalah anak tunggal. Suryo ingat di masa kecil ia suka

sekali bila melihat ibunya pulang naik becak membawa dua-tiga

karung berisi perca-perca kain. Suryo pasti akan menyongsong

karung itu, menyeretnya masuk rumah dan mengaduk-aduk,

mengudal-udal isinya, melihat warna-warna potongan-potongan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

55

kain bekas itu. Ia tahu pasti perca-perca itu akan dijahit ibunya

menjadi selimut atau syal-syal yang lucu (Suyono, 2014: 401).

Semenjak dewasa, Suryo merantau dan bekerja di Jakarta. Suryo memang

dikenal sangat ringan tangan dan mau melakukan pekerjaan apa pun yang baik demi

mendapatkan uang. Dalam bekerja, Suryo memang seringkali bersama-sama dengan

kekasihnya, Jeanne. Itulah mengapa, Suryo kemudian menjadi orang kepercayaan di

Paguyuban Anggoro Kasih. Ia dipercaya sebagai pengurus paling muda di paguyuban

tersebut. Jeanne juga ikut kena cipratannya. Memang terlalu sering Suryo dimintai

tolong oleh bapak-bapak anggota paguyuban – salah satunya Pak Sinaga. Itulah awal

dari keterlibatan mereka di paguyuban yang kemudian hari merencanakan dan

melawan kekuasaan Soeharto. Berikut ini kutipan (26) dan (27) yang

menggambarkan sikap ringan tangan Suryo untuk mengerjakan banyak hal demi

mendapatkan uang.

(26) Palugada. Apa lu mau, gue ada. Itulah ungkapan yang tepat dari

zaman sekarang untuk menyebut profesi Suryo. Seingat Jeanne,

saat Suryo masih menjadi kekasihnya, ia tak memiliki pekerjaan

tetap. Loncat sana loncat sini. Apa saja pekerjaan yang bisa

menghasilkan uang, meski sekadarnya, diterima Suryo.

Penghasilan Suryo setahu Jeanne terutama didapat dari komisi

mengantar penjualan barang-barang antik (Suyono, 2014: 139).

(27) Jeanne pernah ikut membantu Suryo membungkus pedang

samurai. Pedang itu sepasang….

Pedang tersebut milik seorang perwira Angkatan Laut Jepang

yang pada tahun 1942 memimpin pendudukan ladang minyak

Tarakan. Jeanne tahu Suryo diminta Pak Sinaga, seorang kenalan

Suryo, mengurus pembelian pedang. Berkali-kali sebelumnya

Pak Sinaga bertemu dengan keluarga polisi di Tarakan.

Membujuk agar keluarga tersebut mau melepas samurai. Dan

akhirnya setelah harga disepakati, ia mengutus Suryo menjemput

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

56

pedang. Suryo dibekali sebuah tas berisi uang tunai sekitar 20

juta rupiah (Suyono, 2014: 139-140).

Suryo selain dikenal sebagai pemuda yang sangat dinamis, mampu

mengerjakan banyak hal, ia juga terkadang menjadi orang yang misterius. Barangkali

karena sibuk, ia seringkali hilang dari rutinatasnya dengan orang-orang terdekat

seperti teman atau rekan kerja. Perginya Suryo tersebut bukan berarti Suryo

ketinggalan informasi atau perkembangan. Ia malah masuk kembali ke dalam

kelompok yang ia tinggalkan dan terlibat dalam pembicaraan seolah ia tidak

melewatkan satu pun. Berikut ini kutipan (28) yang menggambarkan sosok misterius

Suryo.

(28) Mantan pacarnya itu adalah orang yang tidak bisa diduga. Suryo

itu misterius. Ia bisa hilang tanpa kabar. Ia bisa muncul

sekonyong-konyong. Dan begitu berkumpul lagi dengan sahabat-

sahabatnya, ia ternyata langsung bisa ikut membahas materi

yang dibicarakan para sehabatnya dengan sedemikian dalam.

Bahkan apabila materi itu sebelumnya disembunyikan darinya

(Suyono, 2014: 132).

Selama di Jakarta, selain bekerja, Suryo juga pernah mencoba untuk studi di

beberapa perguruan tinggi. Bukan hanya satu, tapi lebih dari satu. Tak satu pun yang

pernah diselesaikannya. Pekerjaan dan keterlibatannya di paguyuban bisa menjadi

alasan yang paling masuk akal dari sekian kegagalan studi Suryo. Di bawah ini,

kutipan (29) mengenai kegagalan studi Suryo.

(29) Gara-gara sering menjadi mayat tersebut, Suryo cabut kuliah di

tengah jalan. Suryo sepengetahuan Jeanne pernah kuliah macam-

macam. Konon, pacarnya itu pernah mengambil diploma

komputer. Pernah mencoba-coba kursus paket teologi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

57

filsafat. Semuanya itu putus. Tak ada yang tamat. Saat

berpacaran dengan dirinya, Suryo mengaku mengambil studi di

akademi farmasi. Mau menjadi apoteker, katanya. Namun, sejak

jadi mayat itu, entah kenapa, dia elergi bau obat tertentu dan

karbol. Ia pernah mual-mual waktu di laboratorium praktek

meracik puyer (Suyono, 2014: 183).

Sebagai pemuda yang paling dipercaya di paguyuban, Suryo telah memiliki

ikatan yang begitu erat dengan bapak-bapak paguyuban. Selain itu pula, Suryo

memang telah menerima banyak perhatian dan kebaikan yang besar sehingga Suryo

seolah memiliki banyak utang budi kepada mereka. Tak sungkan, Suryo bahkan rela

menjadi mayat dan menikmati aktivitas anggota paguyuban yang terkesan cukup

aneh. Bahkan ia rela meninggalkan Jeanne di kamar kosnya saat istirahat untuk

mengantarkan Pak Sinaga di Kawitan. Jeanne ditinggal sekitar 8 hari di Jakarta.

Pilihan Suryo tersebut bahkan mengorbankan kebersamaan dengan kekasihnya.

Berikut gambarannya dalam kutipan (30) dan (31) di bawah ini.

(30) Suryo manut saja disuruh berbaring terbujur seolah dia jenazah.

Ya, Allah, Suryo kok mau. Goblok banget (Suyono, 2014: 162).

(31) Jeanne ingat malam itu 28 April 1996. Besoknya Idul Adha.

Malam itu Suryo seperti orang yang tersepak-sepak. Kekasihnya

itu sempat cuci muka. Jeanne ingat ia duduk terpekur di

kasurnya hanya berbelit selimut. Ia melihat Suryo mengepak-

ngepak pakaian seadanya ke dalam ransel. Jeanne hanya

mengingatkan agar Suryo tak lupa membawa sikat gigi.

Selanjutnya ngungun. Matanya mulai sembap. Ajudan Pak

Sinaga menunggu di luar pintu, seolah tahu tak elok melongok

ke dalam karena Jeanne masih dalam keadaan tanpa busana.

Jeanne merasa seluruh tubuhnya gugup. Saat Suryo pamit, air

matanya berurai. Suryo mengelus-elus rambutnya dan mencium

keningnya (Suyono, 2014: 242-243).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

58

Kebiasaan Suryo yang bersedia mengerjakan banyak hal bukan berarti ia

melewatkan banyak hal. Itulah nilai tambah dari Suryo yang menjadikannya orang

kepercayaan anggota paguyuban. Suryo dikenal sebagai orang yang detail dalam

menilai dan mengerjakan sesuatu. Selain detail, Suryo memang memiliki banyak

pengetahuan mengenai situs-situs candi dan selalu melayangkan ide dengan sudut

pandang yang berbeda dan mengejutkan. Hal tersebut disadari oleh Jeanne dalam

perjalanan bersama Suryo saat mengunjungi candi-candi. Berikut ini bukti kutipannya

(32).

(32) Harus diakui, Suryo selalu memiliki perspektif sendiri bila

memahami candi. Jeanne ingat, Suryo peka terhadap hal-hal

kecil. Ia bisa menjelaskan sesuatu yang sepele dan tampak

remeh-temeh (Suyono, 2014: 461).

Kebiasaan Suryo bergaul dengan banyak orang, berkerja dengan banyak

orang, menuntut Suryo untuk memiliki sikap luwes dengan banyak orang. Itulah

mengapa Suryo cukup mudah untuk mendapatkan banyak teman dan banyak

kepercayaannya. Para bapak-bapak paguyuban pun senang pada Suryo bukan saja

karena ringan tangan dan selalu siap dimintai bantuan, tetapi juga karena mereka

merasa nyaman dan percaya dengan keberadaan Suryo. Berikut ini kutipan (33) yang

menggambarkan sikap luwes Suryo dengan orang-orang.

(33) Meskipun baru bertemu, Suryo cepat akrab dengan murid-murid

Romo Dijat dan Romo Marto (Suyono, 2014: 225).

Barangkali akibat sering bergaul dengan para bapak paguyuban, selera Suryo

menurut hemat Jeanne buruk sekali. Bagaimana tidak, Suryo mengumpulkan dan

senang melantunkan lagu-lagu lawas. Apalagi koleksi Suryo terbilang cukup lengkap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

59

Sesekali lagu tersebut disetel besar sehingga membuat Jeanne gusar. Padahal Jeanne

telah lama berkiblat pada musik-musik Eropa. Itulah perbedaan yang paling

mencolok antara Jeanne dan Suryo. Berikut ini kutipan (34) tentang hobi Suryo yang

tidak biasa tersebut.

(34) Dari sekian banyak barang yang paling dibenci Jeanne adalah

koleksi kaset Suryo. Suryo memiliki banyak kaset Indonesia

lawas terbitan Remaco, Musika Studio, Purnama Record, Sky

Record, dan sebagainya.Heran sungguh mengherankan. Ternyata

pacarnya itu penyuka Lilis Suryani, Dara Puspita, Ernie Djohan,

Djatu Parmawati, Grace Simon, Iin Parlina, Ajie Bandy, Sam

Saimun, Mochtar Embut, dan semua penyanyi baheula lainnya

(Suyono, 2014: 184-185).

Setelah Pak Sinaga mengistruksikan kelompok paguyuban memencar dulu

agar tidak tertangkap orang-orang Soeharto, paguyuban tersebut tidak lagi hidup.

Mereka pergi dan melaksanakan pekerjaannya masing-masing dengan tujuan yang

masih bulat, yaitu menggulingkan Soeharto. Melawan Soeharto secara metafisik

memang sulit juga karena ia memiliki orang-orang terlipilih di balik kekuatannya.

Seluruh anggota paguyuban yang telah diketahui melawan Soeharto dari sisi

metafisik, kembali diserang dan dikejar teluh. Satu persatu anggota paguyuban

meninggal secara tidak wajar – kecuali Pak Priyambodo. Suryo pun selalu dibayang-

bayangi akan teluh tersebut. Ia tambah ketakutan saat mendengar ayahnya kembali

kerasukan. Suryo menduga itu adalah teluh yang harusnya ia terima tapi ternyata

salah sasaran kena ayahnya. Berikut itu kutipan (35) dan (36) yang menggambarkan

kegelisahan Suryo.

(35) Suryo tak ingin menghubungkan kematian ayahnya dengan

kematian Pak Sinaga dan kawan-kawan. Tapi Suryo selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

60

bertahun-tahun didera perasaan bersalah. Ia diburu-buru suatu

bisikan bahwa sesungguhnya dialah pembunuh ayahnya.

Ayahnya yang mantan guru agama Katolik itu di hari-hari

terakhir hidupnya, entah karena teluh entah karena apa, sering

kesurupan. Yohanes Liem Hardjosusilo merasa menjadi

inkarnasi seorang pemberontak di Keraton Kartosuro (Suyono,

2014: 304).

(36) Di tengah kecemasan ada frekuensi-frekuensi tertentu memasuki

ruangan kamarnya, pada tahun 1998 itu ia menerima kabar agar

segera pulang. Ayahnya kerasukan. Sesampai di rumah, ia

melihat kerasukan ayahnya menjadi-jadi. Ayahnya bahkan tak

mengenal dia. Ayahnya menceracau luar biasa dan memiliki

tenaga “iblis” sampai-sampai seluruh perabot rumah porak-

poranda. Ayahnya merasa dipendam di sebuah alun-alun dan

disepak-sepak kaki kuda. Ayahnya akhirnya meninggal memeluk

sebuah patung yang dicampakkan di Borobudur (Suyono, 2014:

310).

Dalam paguyuban, Suryo memang dianggap anak bawang. Ia terlibat di dalam

paguyuban karena berawal dari sering membantu Pak Sinaga menjual barang antik.

Itulah mengapa pada awalnya Suryo memang tidak berniat untuk masuk lebih dalam

ke paguyuban. Ada banyak rahasia paguyuban yang ia tidak ketahui. Suryo hanyalah

orang yang terlibat di permukaan. Akan tetapi, karena ia telah beberapa kali

mengikuti perjalanan spiritual dengan para anggota paguyuban, maka Suryo ikut

dikejar teluh, sama seperti bapak-bapak paguyuban. Berikut ini kutipannya (37).

(37) Suryo ketakutan sendiri setelah satu demi satu bapak-bapak

paguyuban meninggal, ia yang dicari-cari. Keterlibatannya di

paguyuban sesungguhnya hanyalah sebagai anak bawang. Masih

banyak rahasia lain yang tak diketahuinya dari perkumpulan itu.

Bapak-bapak itu telah puluhan tahun saling mengenal dan

melakukan perjalanan mistis bersama sebelum ia bertemu

dengan mereka. Suryo sesungguhnya hanyalah orang

kepercayaan Pak Sinaga untuk membantu menjual-beli barang

antik. Tetapi ia telanjur dicap sebagai bagian dari paguyuban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

61

karena turut mengikuti beberapa perjalanan terakhir mereka

(Suyono, 2014: 413-414).

Merasa sering dikejar teluh, Suryo berusaha untuk kembali berdoa dan aktif di

berbagai kegiatan kerohanian. Ia memang telah lama meninggalkan gereja. Ia

berupaya aktif pada kegiatan-kegiatan gereja agar ia benar-benar terhindar dari

ketakutannya itu. Meskipun masuk dengan nama yang berbeda, Suryo terlihat terbuka

dan cukup dekat dengan bapak-bapak paroki. Berikut ini kutipannya (38).

(38) Di lingkungan gereja, Suryo memperkenalkan diri dengan nama

Bartolo. Itu dari nama baptisnya Bartolomeus. Sudah lama ia tak

mencantumkan nama itu. Hanya disingkat B. Sedikit-sedikit ia

mulai membuka dirinya, bergaul dengan orang-orang gereja. Di

tengah bapak-bapak Paroki ia merasa tenteram. Bapak-bapak dan

ibu-ibu Paroki memanggilnya Bartolo. Suryo mulai aktif

membantu-bantu kegiatan jemaat. Ia menyerahkan diri pada

kegiatan karismatik. Ia setiap hari meminta perlindungan Maria.

Hampir setiap hari ia menggumamkan doa:…..(Suyono, 2014:

311).

Ia akhirnya keluar negeri atas sebuah tugas yang diberikan kepadanya atas

mandat Kementrian Pariwisata, Suryo berangkat untuk mengambil berbagai foto

mengenai candi-candi yang ada di sekitaran Asia Tenggara. Perjalanannya keluar

negeri tersebut bukan berarti Suryo terhindar dari teluh yang telah megejarnya sejak

lama. Sampai di sana pun ia mengalami hal yang serupa dengan Jeanne, ia kembali

dihantui. Berikut ini kutipannya (39) dan (40).

(39) Kedatangannya ke Luang Prabang dan Siem Reap ini atas biaya

Kementrian Pariwisata. Percetakannya mendapat job dari

Kementrian membuat buku mengenai candi-candi di Asia

Tenggara (Suyono, 2014: 312).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

62

(40) Suryo tentu tak bisa menceritakan kepada Phhoung bahwa

dirinya didera kekhawatiran dikejar-kejar teluh. Ia bisa

ditertawai jika mengatakan ada teluh dari Jawa yang

menyeberang sampai ke Kamboja memburunya. Ia tak bisa

menceritakan bahwa kawan paguyubannya satu persatu hilang.

Mungkin tewas karena sambetan teluh. Dan kini teluh yang

mematikan sahabat-sahabatnya mencari-carinya. Energi teluh itu

berputar-putar di antara arca-arca Budha lepra dan terus

memburunya ke Bayon. Badannya sangat lemas. Badannya

menggigil (Suyono, 2014: 521-522).

2.2.2 Tokoh Tambahan

Tokoh tambahan merupakan tokoh-tokoh yang berada di lingkaran tokoh

utama. Secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan tokoh utama.

Berikut ini pemaparan beberapa tokoh tambahan dalam novel KdDL.

2.2.2.1 Pak Sinaga

Pak Sinaga merupakan tokoh tambahan yang cukup dekat dengan Suryo dan

Jeanne di paguyuban. Pak Sinaga adalah orang Batak kelahiran Madiun. Rambutnya

kelabu. Logat Bataknya masih belum hilang. Pak Sinaga lama bekerja di Jepang

sebagai staff Kedutaan Besar Indonesia. Bahasa Jepangnya masih fasih. Setelah

pensiun, ia memiliki sebuah lembaga persahabatan Indonesia-Jepang. Di Tokyo, Pak

Sinaga bergaul dengan perwira-perwira Jepang yang pernah bertugas di Jawa. Ia

adalah seorang duda. Dia tinggal di sebuah rumah besar di kawasan Cibubur. Ia

tinggal sendiri ditemani dua orang jongos, seorang pembantu, dan seekor bulldog

besar. Sebagai salah satu orang yang paling tua di paguyuban, Pak Sinaga memiliki

karakter kebapaan yang membuat Jeanne dan Suryo merasanya nyaman bersamanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

63

Ia pula yang kemudian dipercaya untuk memimpin gerakan melawan legitimasi

Soeharto lewat jalan metafisik. Karakternya yang kuat, membakar semangat

perjuangan semua anggota paguyuban. Berikut ini kutipan (41) dan (42) yang

menggambarkan karakter Pak Sinaga.

(41) Pak Sinaga adalah orang yang sangat baik. Jika berada di dekat

Pak Sinaga, Jeanne selalu merasa ada energi

hangat…Kepribadiannya lembut, penuh perhatian (Suyono,

2014: 140).

(42) Sejak hari itu, Pak Sinaga seperti dipercaya resmi bapak-bapak

memimpin gerakan. Pak Sinaga terlihat siap menerima tanggung

jawab. Masa-masa diskusi yang panjang dan dan melelahkan

telah selesai. Masa-masa aksi sudah saatnya dimulai. Pak Sinaga

adalah anggota paguyuban yang paling sepuh. Ia bekas seorang

manajer. Ia juga banyak bergaul dengan kalangan tentara. Ia

mengetahui banyak tempat petilasan (Suyono, 2014: 247).

Sebagai orang yang paling kuat di paguyuban, Pak Sinaga merupakan salah

satu orang yang ikut kena teluh dari orang-orang Soeharto. Selepas seluruh anggota

paguyuban sengaja berpencar untuk menghindari penyergapan orang-orang Soeharto.

Pak Sinaga juga tewas tak wajar kerena ditusuk menggunakan belati oleh juru makam

saat berziarah ke Candi Sawentar, Desa Kanigoro.

(43) “Pak Sinaga ditusuk di Blitar. Pak Sinaga mengunjungi Desa

Sanan Wetan, desa kelahiran Pak Sawito. Pak Sinaga berusaha

mencari pusaka-pusaka yang masih disimpan oleh keluarga Pak

Sawito, tapi agaknya diikuti…”

Suryo syok.

“Ia ditikam juru makam saat berziarah ke Candi Sawentar, di

Desa Konigoro (Suyono, 2014: 308-309).”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

64

2.2.2.2 Pak Darsono

Pak Darsono merupakan salah satu anggota paguyuban. Ia merupakan mantan

orang kuat di Dinas Pekerjaan Umum. Ia yang pernah menangani waduk di seluruh

Jawa. Rumah Pak Darsono di Pamulang. Rumahnya mewah bergaya mediteranian.

Marmer-marmernya terlihat masih baru. Istrinya berdarah Manado, tampak muda dan

cantik, namun terlihat sungkan bergaul dengan sahabat-sahabat Pak Darsono. Salah

satu karakter Pak Darsono yang cukup berkesan bagi Jeanne adalah sifat

kebapaannya. Tidak sungkan dalam suatu pertemuan, ia memeluk dan mencium

Jeanne seperti anak sendiri. Berikut ini tergambar dalam kutipan (44).

(44) Pak Darsono tak seperti biasanya. Melihat Jeanne datang,

langsung ia memeluk dan mencium keningnya. Napasnya bau

rokok (Suyono, 2014: 248).

Sebagai anggota paguyuban, Pak Darsono merupakan salah satu orang berani.

Dalam suatu kali perjalanan ke Jambe Pitu. Anggota paguyuban mendapat dawuh

bahwa mereka harus memetik bunga wijayakusuma di Pulau Biru Majeti. Bunga

tersebut merupakan salah satu sumber kekuatan dari kekuasaan Soeharto. Apabila

bunga tersebut jatuh ke tangan orang-orang Soeharto, maka kekuasaan Soeharto

dipercaya akan tetap bertahan. Namun, apabila bunga tersebut jatuh ke tangan

anggota paguyuban, maka kekuasaan Soeharto bisa ditumbangkan. Mengambil

bunga wijayakusuma memang tidak mudah. Saat bunga tersebut mekar, laut akan

menjadi ganas, seolah melarang siapa pun untuk menyeberang ke Pulau Biru Majeti

dan mengambil bunga itu. Pak Djayeng sebagai salah seorang yang pernah ke Jambe

Pitu mengambil inisiatif untuk tetap mengambil bunga tersebut entah apa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

65

terjadi. Saat itu, Pak Darsono pun berinisiatif untuk menemani Pak Djayeng. Berikut

ini tergambar dalam kutipan (45).

(45) “Saya siap. Saya akan menemani Pak Djayeng. Saya ingin

menghirup aroma bunga itu di tempat asalnya. Saya ingin

mencium kelopaknya. Kalaupun bunga itu belum mekar, saya

ingin sujud di tanahnya. Saya ingin bunga itu tak jatuh ke

tangan-tangan orang serakah kekuasaan. Demi kebaikan negera

ini, saya siap menunaikan misi ini. Saya siap menyeberangi bukit

ini dengan perahu sekecil apa pun. Saya hanya meminta agar Pak

Notodirodjo dan Pak Soetomo jangan memberitahukan rencana

kami kepada perewangan-perewangan Pak Harto. Kalaupun

mereka tahu, biar mereka tahu dengan sendiri. Kami bukan takut

terbunuh. Kami tak ingin saling santet-menyantet,” kata Pak

Dasono dari depan pintu (Suyono, 2014: 288).

2.2.2.3 Pak Djayeng

Pak Djayeng Koesoemo merupakan pengusaha ekspor-impor yang pernah

menguasai peti-peti kemas di pelabuhan. Pak Djayeng tinggal di Tebet. Ia memiliki

kebiasaan untuk mengoleksi kayu-kayu bertuah. Ia menyimpan berbagai macam kayu

langkah seperti kayu cendana, kayu drini sentigi, kayu kelor, kayu pamrih, bambu

buntet, asam jawa, kayu nagasari, kayu timaha, kayu walikukun, kayu krangeyan.

Semua jenis-jenis kayu tersebut memiliki khasiatnya masing-masing. Sama seperti

Pak Darsono, ia pula tidak kalah berani dengan Bapak-bapak yang lain.

Keberanian tersebut nampak dalam perjalanan memburu bunga

wijayakusuma. Saat ditanya oleh Pak Sinaga bahwa siapa yang bersedia bertolak ke

Pulau Biru Majeti, dengan tanpa ragu, Pak Djayeng langsung menawarkan diri.

Memang lokasi Jambe Pitu ini pernah dikunjungi dan dimengeri oleh Pak Djayeng,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

66

sehingga ia telah terbiasa dengan deburan ombak laut di tempat tersebut. Berikut

kutipan (46) yang menggambarkan keberanian Pak Djayeng.

(46) “Saya akan berangkat!” dengan tegas Pak Djayeng menawarkan

diri menjadi sukarelawan. “Kalaupun bunga itu belum muncul,

saya akan berdoa di depan pohonnya. Saya akan memohon

kepada Tuhan agar tak ada bala yang menyerang kita. Pak

Darsono bilang kepada saya, dia akan ikut. Saya tak ingin

menunggu ombak tenang. Saya yakin kalau niat kita baik kita

akan selamat. Ombak seganas apa pun akan luluh karena tekad

kita.Bagaimana Pak Darsono?” (Suyono, 2014: 287)

Kematian Pak Djayeng bersama rekannyaa Pak Darsono diawali oleh sumpah

mereka berdua untuk mengambil bunga wijayakusuma. Mereka berdua memang

keras kepala. Meskipun telah diperingatkan bahwa menjelang bunga wijayakusuma

mekar, laut di sekitaran pulau tempat ia tumbuh akan sangat ganas, tidak dihiraukan

oleh mereka. Pada perjalanan mereka yang pertama, perahu mereka tidak bertahan

hingga 20 menit. Mereka terseret ombak, mengalami sesak napas, dan di rawat di

rumah sakit di Cilacap.

(47) Seluruh peritiwa menyedihkan ini dimulai dengan kematian Pak

Djayeng dan Pak Darsono. Masih hangat dalam benak Suryo saat

akhir April 1996 ia dan Jeanne setelah kemarian Bu Tien,

mengikuti paguyuban ke Jambe Pitu di Pantai Cilacap. Di situ

Pak Djayeng dan Pak Darsono bersumpah memetik bunga

wijayakusuma di Pulau Biru Majeti. Seminggu kemudian, di

awal Mei, mereka melaksanakan niat tersebut. Menurut kabar,

mereka tak peduli ombak ganas. Baru 20 menit melaju, ombak

membalikkan perahu mereka. Tubuh mereka terlempar-lempar.

Susah payah mereka berenang ke pantai (Suyono, 2014: 305).

Kegagalan di perjalanan yang pertama tidak sedikit pun menggetarkan hati

Pak Djayeng dan Pak Darsono. Sepuluh hari kemudian, mereka kembali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

67

melaksanakan keinganan mereka tersebut. Kembali dengan motivasi yang sama,

mereka tidak ingin bunga itu jatuh di tangan yang salah. Mereka ingin untuk

mengamankan bunga tersebut sebelum didahului utusan Soeharto.

Pada perjalanan mereka yang kedua tersebut, cuaca cukup cerah dan ombak

pun tenang. Mereka berdua di lepas oleh Pak Sinaga dari atas bukit. Akan tetapi,

perjalanan kedua ini memang betul merenggut nyawa mereka. Niat untuk mengambil

bunga wijayakusuma pupus tanpa hasil. Berikut ini gambaran kecelakaan yang

dialami Pak Djayeng dan Pak Darsono dalam kutipan (48).

(48) Ombak kali ini tenang. Dari atas bukit, Pak Sinaga melepas

mereka. Mulanya perahu mereka berjalan lancar. Tapi begitu

perahu hampir mencapai pantai sabrang, muncul pusaran

gelombang seperti angin lesus berputar-putar kencang

memontang-mantingkan perahu. Mereka terlempar ke arah yang

berbeda. Mayat mereka tak ditemukan. Hanya pecahan lambung

perahu yang dilihat penduduk pantai (Suyono, 2014: 306).

2.2.2.4 Pak Sewaka

Pak Sewaka merupakan pensiunan ahli radar. Pak Sewaka tinggal di kawasan

Cibubur. Dia salah satu anggota paguyuban yang memiliki cukup banyak wawasan

mengenai latar belakang kekuatan Soeharto. Kecerdasannya ini yang mewarnai

sekian banyak diskusi mengenai Soeharto. Dari dialah muncul wacana bahwa

kekuatan Soeharto sebenarnya juga disokong wahyu Bu Tien. Letak kekuatan Bu

Tien terletak pada tusuk kondenya. Gambarannya mengenai masa kecil Bu Tien dan

hubungan dengan Soeharto digambarkan cukup detail. Gambaran cerita Pak Sewaka

ini terdapat pada halaman 197-206 (Suyono, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

68

Pengetahuan Pak Sewaka mengenai wahyu Bu Tien yang tersimpan di tusuk

konde, membawanya untuk ikut terlibat dalam perburuan tusuk konde tersebut.

Bersaing dengan banyak orang di petilasan pertapaan Banglampir, Desa Giri Sekar,

Panggang, Gunung Kidul. Dalam perburuan tusuk konde tersebut, Pak Sewaka

menjadi salah satu yang tidak pernah menyerah untuk bertahan. Ia bahkan menyewa

sebuah tenda milik warga untuk tetap bertahan di sana. Perburuannya ini yang

kemudian merebut nyawa Pak Sewaka. Berikut ini kutipannya (49).

(49) Pak Sewaka tak pantang menyerah. Ia bahkan sampai menyewa

sebuah bilik milik warga di sekitar Banglampir. Tiap hari sampai

menjelang subuh, ia keluar dan memilih tempat konsentrasi di

dekat patung-patung yang ada di situ. Tapi, suatu hari, setelah

dua minggu berturut-turut bersemadi, ia ditemukan meninggal di

antara pepunden-pepunden batu. Sama sekali tidak ada tanda-

tanda ia dianiaya. Tubuhnya bersih, tak ada darah atau torehan

luka. Dokter yang memeriksanya menyatakan ia meninggal

seperti sesak napas karena kehabisan oksigen (Suyono, 2014:

362).

2.2.2.5 Pak Radjiman

Pak Radjiman adalah ahli kartografi, pernah bekerja di Jawatan Topografi

TNI AD. Sebagai mantan pegawai topografi, ia dikenal sebagai kolektor peta tua dan

litografi Nusantara. Ia mengumpulkan peta dan gambar saring cetak dari pasar-pasar

loakan dan balai lelang di Eropa. Rumahnya yang di Kelapa Gading seperti museum.

Ia memigura peta-peta itu dan memasangnya di hampir setiap sudut rumah, dari lantai

pertama hingga lantai kedua. Sebagai seorang kolektor, Pak Radjiman memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

69

banyak koleksi-koleksi langkah. Berikut kutipan (50) yang menggambarkan koleksi

Pak Radjiman.

(50) Pak Radjiman juga secara spesial memiliki 50-an litografi

kutrano yang menggambarkan sudut-sudut Jembatan Besar,

Glodok, Taman Falatehan, sehingga bila dideretkan orang bisa

utuh membayangkan bagaimana kawasan Kota di masa lalu

(Suyono, 2014: 146).

Suatu ketika, Pak Radjiman berniat untuk menapak tilas di Situ Panjalu, salah

satu lokasi yang belum pernah dikunjungi paguyuban selama masih aktif melakukan

perlawanan secara bersama-sama. Situ Panjalu merupakan pulau yang lembab dan

dingin, banyak dihuni oleh harimau, ular, dan babi hutan, baik yang asli maupun yang

jadi-jadian. Tempat ini memang banyak dikunjungi oleh banyak pertapa akan tetapi

jarang yang bertahan hingga seminggu. Pak Radjiman memang bertahan di hutan

tersebut selama seminggu, meskipakun pada akhirnya ia hilang tak berbekas. Berikut

gambaran Situ Panjalu pada kutipan (51).

(51) Udara di dalam Situ Panjalu sangat lembap dan dingin. Di situ

teradapat ratusan cungkup makam tua. Para peziarah yang berani

bermalam di hutan biasanya akan bertapa di cungkup-cungkup.

Di dalam hutan masih ada berseliweran harimau, ular, dan babi

hutan, baik asli maupun jadi-jadian. Suara nafas geram harimau

yang mendekati tubuh dan seringainya yang seolah-olah

digoreskan ke leher bukan hal yang asing bagi peziarah. Mereka

tahu itu harimau jadi-jadian. Mereka yang nyalinya tinggi bisa

bertahan berhari-hari. Namun biasanya tak lebih dari seminggu.

Mereka berharap di antara waktu itu menemukan jimat di celah-

celah cungkup (Suyono, 2014: 363).

Sebagai salah satu anggota paguyuban, Pak Radjiman juga tidak luput dari

teluh, seperti teman-temannya. Saat paguyuban cooling down, Pak Radjiman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

70

berinisiatif untuk menapaktilasi Situ Panjalu. Kebetulan tempat tersebut memang

belum pernah dikunjungi oleh kelompok paguyuban, maka niat Pak Radjiman untuk

mengunjungi Situ Panjalu semakin kuat. Perjalanannya kali ini juga merenggut

nyawanya. Berikut gambaran kematian Pak Radjiman dalam kutipan (52).

(52) Pak Radjiman bertahan seminggu. Beberapa tukang sampan

menyatakan, setelah seminggu berada di dalam pulau, Pak

Radjiman keluar, minta diseberangkan. Di tepi danau, ia

membeli rokok, mengisapnya, menyesap kopi, dan bercakap-

cakap dengan para penyampan. Wajahnya tampak riang. Letih

tapi bersinar-sinar. Ia kemudian membungkus makanan dan

diminta diantar kembali ke Situ Panjalu. Namun, setelah

seminggu, ia tak keluar-keluar. Ia hilang di dalam hutan Panjalu.

Tak ada yang berani mencarinya. Beberapa peziarah sempat

menyaksikan ada cahaya kemamang atau blorong panas bergerak

di atas cungkup tempat Pak Radjiman biasa menggelar tikar

(Suyono, 2014: 363).

2.2.2.6 Pak Priyambodo

Pak Priyambodo adalah bekas Direktur Departemen Pajak. Pak Priyambodo

tinggal di daerah Taman Margasatwa, Ragunan. Nasib Pak Priyambodo sama seperti

Pak Sinaga, ia juga duda. Meskipun demikian, penggambaran karakter Pak

Priyambodo dalam novel KdDL tidak begitu banyak. Ia juga melakukan banyak

perjalanan spiritual dengan para anggota paguyuban lainnya. Sebagai anggota

paguyuban, Pak Priyambodo juga tidak luput dari kejaran teluh. Berbeda dengan

teman-temannya, nasib Pak Priyambodo tidak berakhir tragis dengan kematian, tetapi

cacat mental. Ia dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa Porong, meski sebelumnya ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

71

telah dirawat di Penang, Malaysia. Kondisi Pak Priyambodo amat parah. Berikut ini

gambaran mengenai nasib Pak Priyambodo pada kutipan (53).

(53) Tiap hari pasien tersebut ingin masuk ke dalam tong. Suster-

suster di situ terpaksa membawa sebuah tong besar ke kamarnya.

Pasien bernama Priyambodo itu mengurung diri di dalam tong.

Meringkuk sendirian. Bahkan kencing dalam tong. Bila lapar

baru ia menyembulkan kepalanya dari dalam tong. Dan

kemudian perawat-perawat itu menyuapinya. Tim dokter

mengira kebiasaan itu akan lenyap bisa ia menelan pil-pil

penenang. Namun keliru. Ia makin menjadi-jadi. Saat perawat-

perawat memaksa dia berbaring di tempat tidur, dia meronta-

ronta, berteriak-teriak keras kepada para pasien lain, mengajak

mereka memberontak. Semua pasien sakit ingatan yang

mendengar kalimat-kalimat Pak Priyambodo bertepuk tangan,

bersorak-sorak, menari kegirangan (Suyono, 2014: 368-369).

2.2.2.7 Pak Sawito Kartowibowo dan Mr. Soedjono

Sawito Kartowibowo adalah pegawai Departemen Pertanian di Bogor.

Iamerupakan orang di luar paguyuban. Meskipun demikian, Sawito sangat ditakuti

oleh Soeharto. Itulah mengapa kemudian anggota paguyuban ikut menapaktilasi

semua tempat yang pernah didatangi oleh Sawito agar mendapat wahyu sepertinya

untuk menandingi Soeharto. Ia adalah sahabat seperguruan dengan Meneer

Widjanarko – salah satu orang yang juga sangat dihormati para bapak paguyuban.

Sawito sebenarnya bukan tentara, bukan juga anggota partai politik. Ia

sebenarnya hanyalah seorang pegawai negeri biasa asal Blitar. Ketakutan Soeharto

semakin menjadi-jadi setelah mengetahui bahwa Pak Sawito merupakan murid dari

R.M. Panji Trisirah, putra dari Pakubuwono X di Solo – R.M. Panji Trisirah juga

teman baik dari T.H. Sumoharmoyo, bapak tiri Soeharto. Pak Sawito bahkan satu kali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

72

pernah ditahan atas perintah Jaksa Agung Ali Said dan Menteri Sekretaris Negara

Sudharmono dengan alasan melakukan perencanaan kudeta terhadap Soeharto.

Berikut ini kutipan (54) dan (55) yang menunjukkan mengapa sampai Soeharto

begitu menakutinya.

(54) Ia mencari semacam sisa-sisa wahyu penerus Majapahit yang

dipercayainya belum turun.Wahyu itu satu-satunya kekuatan

yang menurut dia bisa menjatuhkan Soeharto. Hutan dan gunung

yang didatangi Sawito bahkan jauh lebih banyak daripada yang

pernah dikunjungi Soeharto semasa muda. Soeharto ketakutan.

Pada tahun 1976, atas perintah Jaksa Agung Ali Said dan

Menteri Sekretaris Negera Sudharmono, Sawito diambil dari

rumahnya, disel dengan tuduhan merencanakan penggulingan

Soeharto (Suyono, 2014: 208).

(55) “Soeharto menjadi tambah ketakutan, apalagi saat mengetahui

bahwa Sawito adalah murid dari R.M. Panji Trisirah, putra dari

Pakubuwono X di Solo (Suyono, 2014: 210).”

Keberanian Sawito terhadap Soeharto justru dilakukan secara terang-terangan.

Ia membuat cukup banyak petisi yang mengkritik kebijakan-kebijakan Soeharto.

Tidak sedikit pula yang mendukung petisinya, termasuk Bung Hatta dan pemuka-

pemuka agama, Kardinal Yustinus Darmoyuwono, Buya Hamka, T.B. Simantupang.

Berbagai bentuk perlawanan berani Sawito akan dipaparkan lebih lanjut pada bab IV

penelitian ini.

Mr. Soedjono adalah sahabat dekat Pak Sawito. Sebagai sahabat, Mr.

Soedjono banyak menemani perjalanan spiritual Pak Sawito. Ia adalah orang yang

jujur. Ketika bersaksi di pengadilan dalam gelar sidang perkara Pak Sawito, Mr.

Soedjono dengan yakin bersaksi menepis semua dugaan orang yang salah tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

73

bahwa Pak Sawito berbohong. Berikut ini kutipan (56) yang menggambarkan

pendapat Pak Priyambodo tentang kejujuran Mr. Soedjono.

(56) ”Tidak, Meneer! Mr. Soedjono bukan penipu! Saya saat itu juga ada

di persidangan!” tiba-tiba menyeruak dari paling pojok suara Pak

Pariyambodo (Suyono, 2014: 212).

Mr. Soedjono memiliki pengalaman akademis dan karier yang cukup mapan.

Itulah mengapa banyak orang yang tidak meragukan sosok Mr. Soedjono.

Kesaksiannya di pengadilan meyakinkan banyak orang bahwa peristiwa metafisik

yang dialami Pak Sawito bukan persoalan naïf belaka. Seorang intelektual sekelas

Mr. Soedjono pun mempercayainya. Kutipan (57) berikut ini menggambarkan jejak

pendidikan Mr. Soedjono.

(57) ”Terima kasih, Pak Priyambodo. Mr. Soedjono itu memang orang

yang sangat berpendidikan. Mustahil ia mengatakan hal yang ngawur.

Ia menempuh sekolah hukum di Universitas Leiden. Bahasa

Belandanya fasih. Dia menyandang gelar meester inde rechten. Dia

pernah berpraktik sebagai advokad bersama tokoh pergerakan Mr.

Sunario.” (Suyono, 2014: 213).

2.2.2.8 Meneer Widjinarko

Meneer Widjinarko merupakan salah satu simpatisan paguyuban. Secara

keanggotaan ia memang bukan seperti Pak Sinaga atau Pak Djayeng. Akan tetapi, ia

merupakan orang yang sangat disegani oleh para anggota paguyuban. Ciri fisiknya

masih tegap walaupun sudah berusia lanjut. Meneer Widjinarko adalah saudara

seperguruan Sawito. Ia seseorang yang membimbing Sawito. Ia tinggal di kawasan

Cipete. Tanahnya sangat luas. Rumah gedong bergaya kolonial terlindung oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

74

rerimbunan pohon angsana. Berikut ini kutipan yang menggambarkan rasa hormat

anggota paguyuban kepada Meneer Widjinarko (58).

(58) “Pada hormat banget ya sama Meneer Widjinarko?” kata Jeanne

heran mula-mula saat melihat bagaimana bahkan Pak Sinaga dan

Pak Djayeng, tokoh yang dituakan di paguyuban juga langsung

sungkem saat sang Meneer datang (Suyono, 2014: 207).

Meneer Widjinarko terbilang cukup tua dibanding dengan semua anggota

paguyuban. Namun, usianya bukan menjadi penghalangnya untuk ikut memikirkan

berbagai cara yang bisa dilakukan untuk melawan Soeharto. Ia bersama semua

anggota paguyuban bahkan tidak kelelahan berdiskusi hingga pukul 2 pagi. Meneer

justru yang paling kuat dan ketegasannya tidak berkurang bersama dengan waktu

yang kian pagi. Berikut gambarannya dalam kutipan (59).

(59) Acara berlanjut. Di atas kursi Meneer Widjinarko mengedarkan

pandangannya ke seluruh ruangan. Ia mengajak yang hadir

beradu mata satu persatu. Ia juga menyodorkan matanya ke

Suryo, sang anak ingusan. Ia seakan mengadakan tes kejujuran

bahwa di antara bapak-bapak tidak ada penyusup atau mata-mata

yang melaporkan pertemuan kepada aparat. Pandangan mata

Meneer Widjinarko pada pukul 2 malam tersebut seolah ingin

menegaskan bahwa barang siapa yang matanya mengkeret saat ia

tatap lebih baik keluar sekarang juga. Sorot mata Meneer

Widjinarko pasti mengoyak-ngoyak ulu jantung informan, andai

ia ada (Suyono, 2014: 219).

Dalam diskusi yang panjang hingga pagi tersebut, Meneer Widjinarko

menceritakan menganai perjalanan spiritual dan perjalanan hidup sahabatnya Pak

Sawito dalam menentang kekuatan metafisik Soeharto. Dalam pertemuan tersebut

juga ia memberikan sebuah petunjuk yang semakin meyakinkan anggota paguyuban

untuk tetap berada pada garis oposisi dengan pemerintah. Meneer Widjinarko

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

75

menjadi orang yang paling penting saat itu. Kutipan (60) berikut ini merupakan inti

dari perbincangan mereka yang berlangsung hingga pagi tersebut.

(60) “Bapak bilang, ia melihat kekuasaan Soeharto tidak akan

berlangsung lama. Ia melihat Soeharto jatuh oleh demo yang

kasar (Suyono, 2014: 221).

2.2.2.9 Pak Koentono

Pak Koentono merupakan bagian dari paguyuban yang beberapa kali hadir

untuk membicarakan banyak hal mengenai filosofi Ganesha. Ia adalah seorang

Sukarnois yang pernah aktif terlibat dalam Partai Nasional Indonesia. Pernah

beberapa kali masuk tahanan karena aktivitas politiknya. Dalam beberapa pertemuan

dengan anggota paguyuban, ia bahkan tidak sungkan untuk membicarakan mengenai

kejelekan Soeharto yang waktu itu terbilang cukup berbahaya. Berikut ini kutipan

(61) mengenai siapa itu Pak Koentono.

(61) Suatu malam misalnya datang seseorang bernama Pak Koentono.

Umurnya 60-an. Ia di masa lalu aktif sebagai anggota PNI: Partai

Nasional Indonesia. Ia seorang Sukarnois. Ia pernah masuk tahanan

karena aktivitas politiknya. Pembawaannya tenang. Pak Koentono,

Selasa Kliwon itu mengisahkan pengalamannya yang bagi Jeanne

sangat aneh. Pak Koentono membeberkan kisah nyata hidupnya

berpuluh-puluh tahun melakukan perjalanan mengurapi arca-arca

Ganesha (Suyono, 2014: 148).

2.2.2.10 Pak Burhan dan Pak Begja

Pak Burhan adalah salah satu anggota paguyuban. Dalam novel KdDL tidak

banyak dikisahkan mengenai siapa Pak Burhan sebenarnya. Pak Burhan juga ikut

dalam berbagai aktivitas paguyuban, baik itu kegiatan pertemuan dikusi maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

76

perjalanan spiritual. Berikut ini kutipan (62) yang menggambarkan kehadiran Pak

Burhan dalam suatu pertemuan paguyuban.

(62) ….Pak Djayeng menambahi keterangan Pak Radjiman dengan

panjang lebar.

Ucapannya disambung Pak Burhan:

”Di pengadilan, Mr. Sudjono masuk dengan gagah. Ia bagai seorang

perwira yang menginspeksi barisan. Tampak betul lelaki yang sudah

banyak makan asam garam. Saya percaya yang diucapkannya benar.

Saya waktu itu terharu sekali mendengarnya. Ia orang jujur.” (Suyono,

2014: 215).

Sama seperti Pak Burhan, Pak Begja juga tidak digambarkan secara jelas

latarbelakangnya. Namun, ia juga merupakan bagian dari setiap aktivitas paguyuban.

Kehadirannya juga memberikan sumbangan yang berharga bagi paguyuban saat

menentukan rute perjalanan spiritual. Berikut ini kutipan (63) yang menggambarkan

peran Pak Begja bagi paguyuban.

(63) ”Pak Sinaga, apakah kita perlu menapaktilasi rute Pak Sawito

menerima wahyu? Saya kira kita perlu. Meski Pak Sawito tidak

mungkin menjadi kepala negara, kita perlu mendapatkan petunjuk-

petunjuk di tempat tersebut mengenai siapa pemimpin-pemimpin

masa depan. Kita perlu wahyu tandingan. Di sana kita bisa memohon

turunnya wahyu tandingan. Wahyu tandingan siapa saja ratu Adil

kelak,Pak Bagja meneluarkan pendapatnya (Suyono, 2014: 251).

2.2.2.11 Abah Moertopo, Bante Poernomo, dan Gus Mutaqqin

Abah Moertopo, Bante Poernomo, dang Gus Mutaqqin merupakan tiga guru

yang didatangkan oleh Paguyuban Anggoro Kasih untuk mengajari kitab-kitab

tentang kematian. Masing-masing dari mereka akan mengajarkan satu kitab.

Pengetahuan mereka mengenai kitab-kitab tersebut berasal dari pengalaman mereka

ketika masih muda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

77

Abah Moertopo merupakan tokoh tambahan dalam novel KdDL. Ia pernah

hidup di Kathmandu, Nepal dan bertemu dengan kaum hippie asal San Fransisco.

Selama di Nepal, Abah Moertopo pernah mempelajari berbagai yoga dan berbagai

rahasia agama Syiwa dan Mahayana Budhisme. Raut wajah Abah Moertopo memang

keindia-indiaan padahal ia tidak sedikitpun memiliki darah Gujarat ataupun Tamil.

Berikut kutipan (64) yang menggambarkan seperti apa Abah Moertopo.

(64) Raut wajah Abah Moertopo memang tidak keindia-indiaan, apalagi

bila kacamatanya dibuka. Padahal menurut dia sama sekali taka da

setetes darah Gujarat atau Tamil mengalir di tubuhnya. Asalnya

Sragen. Ia kelahiran desa yang masih kawasan purbakala Sangiran.

Jeanne agak kaget karena di awal perkenalan, Abah Moertopo

menyebut-nyebut kaum bohemian San Fransisco tahun 1970-an. Ia

mengaku berkawan dengan para pengikut band Grateful Dead dan

Jerry Garcia (Suyono, 2014: 163).

Abah Moertopo memiliki jiwa “liar” sama seperti kaum hippie dari San

Fransisco. Karakter tersebut yang mendorong Abah Moertopo dengan spontan

mengikuti gerombolan kaum hippie yang sdang mencari jalan ke Kathmandu dan

rela keluar dari tempat kerjanya di kapal pariwisata. Ia tertarik karena di Kathmandu

juga mereka bisa bertemu dengan guru-guru yang dapat mengajarkan perjalanan

astral. Keputusannya saat itu yang menyebabkan Abah Moertopo menguasai Kitab

Bardo Thodol. Berikut ini kutipan (65) yang menggambarkan sebagian perjalanan

Abah Moertopo bertemu dengan kaum hippie.

(65) Jeanne ingat acara pertemuan tersebut dimulai dengan Abah Moertopo

menceritakan bagaimana ia bisa sampai ke Kathmandu. Ia ternyata

orang kapal. Kerja sebagai bartender di kapal pariwisata. Saat

kapalnya menyandar di Pelabuhan New Delhi, ia bertemu dengan

rombongan hippie asal San Fransisco. Anak-anak muda berjanggut

tebal dan berambut pelintir-pelintir panjang itu sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

78

menggelandang dan bermain musik di sepanjang jalan Haight-

Ashbury, pusat bohemian San Fransisco. Abah Moertopo berkenalan

dengan mereka. Ternyata mereka mencari jalan ke Kathmandu.

Menurut mereka, Kathmandu lebih eksotis daripada India. Mereka

ingin sekali sampai ke Kathmandu karena mereka mendengar di sana

ada guru-guru yang mau mengajarkan perjalanan astral. Perjalanan

jiwa keluar dari tubuh. Abah Moertopo tertarik. Ia langsung

memutuskan keluar kerja dari kapal dan bergabung dengan para

hippie itu (Suyono, 2014: 163).

Bante Purnomo memiliki latar belakang sebagai pengurus sebuah wihara

Theravada di daerah Pare. Ia memang bukan seorang bante, tetapi orang

memanggilnya dengan gelar tersebut karena karena pernah tinggal di wihara.

Perawakannya tinggi, wajahnya cerah. Berbekal pengalaman tinggal di wihara

tersebut, ia mendapatkan banyak pengetahuan tentang rahasia ajaran Budhis, salah

satunya kitab yang ia ajarkan kepada anggota paguyuban, yaitu Kitab

Satthapanita.Berikut ini kutipan (66) yang menggambarkan siapa Bante Poernomo.

(66) Pada pertemuan itu datang seseorang bernama Pak Poernomo.

Orangnya tinggi bersih. Parasnya cerah bagaikan baru saja digurah.

Rambutnya disisir ke samping. Umurnya 60-an. Ia mengenakan

kemeja putih lengan pendek bagai seorang guru. Ia bukan seorang

bante, namun anggota memanggilnya bante karena ia pernah tinggal di

sebuah wihara di Sri Lanka.

Pak Poernomo memiliki latar belakang pengurus sebuah wihara

Theravada di daerah Pare. Dalam pertemua itu, ia akan membabar

kitab Budha Satthapanita (Suyono, 2014: 173).

Sebagai seorang pengajar Kitab Budha Satthapanita, Bante Poernomo harus

memiliki daya imajinasi yang baik juga dapat menuntun orang untuk berimajinasi.

Oleh karena Kitab Budha Satthapanita bertolak dari refleksi pembusukan mayat,

maka Bante Poernomo harus dapat menghidupkan imajinasi tentang pembusukan

mayat. Kemampuannya tersebut mengakibatkan anggota paguyuban terbawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

79

imajinasi dan kewalahan mengatasinya. Kutipan (67) berikut menggambarkan

bagaimana Pak Sinaga menghentikan tuntunan pengimajinasian tentang proses

pembusukan mayat karena tidak mampu lagi melanjutkannya lagi.

(67) ”Stop, stop Bante, stop semua…,” akhirnya Pak Sinaga

memerintahkan Bante Poernomo menyetop latihan malam itu

(Suyono, 201: 176).

Gus Mutaqqin merupakan simpatisan paguyuban yang tinggal di lereng

Merapi-Merbabu. Ialah yang akan mengurai kitab asli Jawa dari zaman Sultan

Agung bernama Kitab Pangrucutan. Ia adalah seorang kiai dengan penampilan

klimis. Berikut kutipan (68) yang menggambarkan Gus Mutaqqin.

(68) Ia adalah seorang kiai yang katanya memiliki sebuah pesantren kecil

di lereng Gunung Merapi-Merbabu. Orangnya sih menurut Jeanne

tidak seperti sosok kiai. Dalam bayangan Jeanne, Gus Mutaqqin

orangnya agak sepuh, berpeci, berjanggut. Tapi ternyata wajahnya

klimis. Rapi. Ia tampak sebagai seorang petugas pelelangan atau

seorang analis kredit. Ia mengenakan hem abu-abu berbalut jas hitam

desa yang necis. Walaupun begitu, pengetahunannya tentang kitab

Pangrucutan cukup luas (Suyono, 2014: 178-179).

Dalam konteks tertentu, Gus Mutaqqin dapat dikatakan polos atau lebih

tepatnya lugas. Ketika melakukan praktik kitab Pangrucutan, dibutuhkan seorang

volounteer untuk menjadi mayat. Salah satu syaratnya ialah zakar dari orang yang

bersedia menjadi mayat tidak boleh dijepit oleh kedua paha, tetapi dihadapkan ke

atas. Saat itu yang menjadi mayat adalah Suryo. Terlambat memperbaiki posisi

zakarnya, Gus Mutaqqin tidak sungkan merogoh sarung Suryo dan membetulkan

sesuai yang diinginkan. Berikut kutipan (69) yang menggambarkan kejadian tersebut.

(69) Yang membuat penglihatan Jeanne tak percaya, Saat Suryo bingung-

dan juga dirinya serta bapak-bapak itu-mengenai apa yang dimaui Gus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

80

Mutaqqin, kiai itu langsung spontan merogoh sarung Suryo dan

tampak memegang kemaluan Suryo. Ia membenarkan posisi titit

Suryo supaya tidak menggelantung terjepit paha (Suyono, 2014: 180-

181).

2.2.2.12 Romo Dijat, Romo Marto, dan Romo Budi

Romo Dijat, Romo Marto, dan Romo Budi merupakan tiga guru Soeharto.

Mereka saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Soeharto biasanya banyak

berkonsultasi dengan mereka jika akan mengambil keputusan-keputusan penting baik

menyangkut kenegaraan, masyarakat, hingga urusan pribadi.

Romo Dijat memiliki karakter yang misterius sekaligus sangat berwibawa.

Itulah mengapa ia sangat dikagumi oleh Soeharto. Sebagai seseorang yang menekuni

aliran kebatinan, Romo Dijat sering melakukan tirakat di pepunden-pepunden

leluhur. Soeharto melihat Romo Dijat untuk yang pertama kali saat melakukan ziarah

di makam Trowulan. Berikut ini kutipan (70) yang menggambarkan mengenai

perangai Romo Dijat.

(70) Pada tahun 1961, saat Soeharto belum menjadi presiden, Romo Marto

menganjurkannya tirakat di Trowulan. Tatkala Soeharto memasuki

sebuah makan di Trowulan, ia melihat seorang lelaku setengah baya

tengah melakukan meditasi dan terlihat berhasil melakukan

komunikasi dengan alam gaib. Lelaki itu sangat karismatik. Aura

menenangkan keluar dari tubuhnya. Soeharto mendadak merasa

tenteram berada di dekat lelaki itu. Seusai melakukan meditasi, lelaki

tersebut meninggalkan Trowulan. Soeharto kagum, terkesan, dan

penasaran dengan lelaki itu (Suyono, 2014: 227).

Romo Marto menjadi guru pertama Soeharto sebelum bertemu dengan Romo

Dijat. Sebagai seorang guru, ia tidak berhenti melatih Soeharto agar semakin peka

dengan suara hatinya. Model pelatihan yang diberikan oleh Romo Marto pun sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

81

dengan metode latihan aliran kebatinan seperti kungkum ataupun puasa. Telaga Titis

di Jogja menjadi salah satu tempat Romo Marto melatih Soeharto.

Romo Budi merupakan guru ketiga Soeharto. Memang dalam novel KdDL,

tidak banyak disebutkan seperti apa karakter dan perawakan dari Romo Budi.

Perannya membantu Soeharto terutama berkaitan dengan persoalan-persoalan

keluarga Cendana.

2.2.2.13 Sunuwarsono dan Setyarso

Sunuwarsono merupakan ayah Jeanne. Sebagai seorang militer, ia sangat

ketat mendisiplinkan rumah tangganya, termasuk dalam mendidik Jeanne. Kutiapan

(8) di atas menggambarkan seperti apa model kedisiplinan yang ia terapkan ketika

membesarkan Jeanne. Sunuwarsono memiliki seorang ajudan yang bernama

Setyarso.

Tidak heran jika Setyarso menjadi ajudan dari Pak Sunuwarsono. Badannya

cukup kekar. Banyak orang bahkan preman di sekitar tempat tinggalnya yang takut

padanya. Bersama dengan Pak Sunuwarsono, Setyarso pernah bertugas di Timor-

Timur untuk menahan amukan pasukan Fretilin. Berikut ini gambaran mengenai

Setyarso pada kutipan (71).

(71) Setyarso adalah sersan, ajudan ayah Jeanne. Setyarso adalah tentara

yang paling ditakuti kalangan preman seputar Rampal, kawasan

tempat tinggal perwira-perwira dan barak-barak militer Angkatan

Darat-tempat Jeanne tinggal. Setyarso baru keluar dari hutan-hutan

Timor-Timur. Ia lima tahun ditanam di pegunungan untuk mengintai

gerak gerilyawan kiri. Rambutnya cepak. Badannya tinggi kekar.

Kulitnya cokelat gosong. Otot biseps dan triseps pada lenagan atas

dan lengan bawahnya menonjol. Raut mukanya sebenarnya tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

82

tampak ganas. Namun rahangnya keras. Itu yang membuat

karakternya tampak tegas. Setyarso tampak lebih dewasa dari usia

sebenarnya. Banyak orang yang salah menyangka usianya mendekati

40 (Suyono, 2014: 68-69).

2.2.2.14 Soedjono Hoemardani

Seodjono Hoemardani merupakan sahabat seperguruan Pak Harto. Keduanya

ditabiskan sebagai saudara kebatinan oleh Romo Marto. Selama bersama Soeharto, ia

menjaga Soeharto dan keluarganya. Gambaran mengenai siapa Soedjono

Hoemardani akan disampaikan pada bab III.

2.2.2.15 Phu Tram

Phu Tram bukanlah bagian dari paguyuban. Ia adalah orang yang dikenal oleh

Jeanne saat berkunjung ke Vietnam. Phu Tram adalah seorang penyelam

berpengalaman bersuku bangsa Champa. Sudah sejak lama ia bekerja untuk

pemerintahan Vietnam mengumpulkan barang-barang antik yang tenggelam di

perairan Vietnam seperti Hon Cau, Hon Dam, Cu Lao Cham, Ca Mau, dan Binh

Thuan. Dengan bermodalkan sertifikat resmi penyelam harta karun negara, Phu Tram

telah melakukan banyak ekspedisi ke banyak negera untuk mengumpulkan harta

karun kapal-kapal yang karam. Berbekal kepeduliannya terhadap arca Prajnaparamita

ia mendapat permata yang digunakan untuk membangun kafe Champa; tempat ia dan

Jeanne kemudian bertemu. Berikut digambarkan dalam kutipan (72).

(72) “Manik-manik ini kujual. Lalu uangnya untuk mendirikan kafe

ini, Jeanne,” kata Phu Tram (Suyono, 2014: 107).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

83

Di awal perkenalan Jeanne dengannya, Phu Tram memang sedikit dinilai

Jeanne kurang sopan. Sikap ini yang pada awalnya menjadikan Jeanne sedikit kurang

nyaman dengan upaya Phu Tram untuk memulai percakapan dengan Jeanne. Sikap

kurang sopan tersebut ditunjukkan dalam kutipan (73).

(73) Jeanne bertanya-tanya mengapa lelaki di kursi roda itu (Phu

Tram) mengemukakan hal yang menjijikan kepadanya. Bahasa

Inggrisnya bagus. Namun sungguh kurang sopan santunnya

(Suyono, 2014: 35).

Di balik sikap Phu Tram yang menurut Jeanne itu kurang sopan, sebenarnya

ia adalah pemeluk agama yang taat. Karena ia merupakan keturunan Champa asli,

Phu Tram merupakan pemeluk Islam yang taat. Dalam setiap aktivitas, Phu Tram

selalu memulai dengan mengucapkan bismillah. Menurutnya, semua aktivitas

menyelamnya tidak akan pernah berhasil kalau tidak dimulai dengan doa. Berikut ini

kutipan yang menggambarkan sikap agamais Phu Tram dalam kutipan (74) dan (75).

(74) “Aku selalu mengucapkan bismillah sebelum mengambil barang-

barang di laut itu. (Suyono, 2014: 104)”

(75) Phu Tram mengaku selalu berbekal doa. Ia yakin arwah-arwah

itu tak akan mengganggunya bila ia tak lancang. Mereka

bagaimanapun, tetap makluk Tuhan (Suyono, 2014: 105).

Dalam suatu kali pengalaman pertama Phu Tram menemukan Kuil di Dasar

Laut, ia menunjukkan sikapnya yang ambisius dan penasaran. Dalam penyelaman

yang pertama, ia tidak berhasil untuk memasuki kuil induk. Oleh karena itu, ia

memutuskan untuk melanjutkan di penyelaman yang kedua. Dalam penyelaman yang

kedua tersebut, Phu Tram justru tidak menemukan apa yang ia cari. Kegagalan di

penyelaman kedua ini tidak memupuskan harapan Phu Tram. Ia kembali melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

84

penyelaman hingga lima kali. Pada penyelaman tersebut, Phu Tram menemukan kuil

itu lagi. Keahlian Phu Tram sepertinya menjadi alasan mengapa ia kemudian menjadi

nyaman dengan lingkungan bawah laut. Itulah sebabnya sehingga melakukan

eksplorasi bawah laut menjadi hal yang menyenangkan bagi Phu Tram, apalagi dalam

misi mencari sesuatu yang tidak pernah ia temukan sebelumnya – Kuil di Dasar Laut.

Berikut ini kutipan (76) dan (77) yang menggambarkan karakter Phu Tram yang

ambisius dan pantang menyerah.

(76) Ia mengatakan dalam dirinya sendiri bahwa ia harus mampu

berjalan sampai kuil induk. Ia harus bisa memasuki bagian

paling inti dari kuil. Ia telah sampai ke jaba awal. Besok harus

mampu menuju jaba tengah, lalu jaba dalam. Yang ia capai baru

tanah bhurloka. Ibarat tubuh, masih kaki. Belum sampai dada

dan otak. Ia ingin menembus sampai dada dan otak kuil.

Bhuwarloka dan swarloka (Suyono, 2014: 116-117).

(77) Ia mencoba tak menyerah. Baru ketika sampai kelima kali ia

meloncat ke dasar laut, pandangannya menatap kembali stupa

itu. Alhamdulillah! Hatinya bersorak gembira. Seperti tak mau

kehilangan waktu, ia langsung menyusuri trek stupa tersebut.

Kori agung itu tetap berdiri tegak. Baru tiga langkah

memasukinya, ia sudah merasa dari bilik-bilik serambi berbagai

mata menyorot dia. Ia tak peduli (Suyono, 2014: 117-118).

Setelah sekian eksplorasi mencari harta karun dari kapal karam di dasar laut,

pemerintah Vietnam melarang agar penyelam tidak boleh menyelamatkan harta-harta

yang berasal dari kebudayaan Champa. Hal tersebut terjadi karena suku Champa

menjadi musuh Vietnam dan pemerintah Vietnam tidak ingin kebudayaan Champa

menyaingi kebudayaan mereka. Phu Tram sebagai salah satu penyelam yang berasal

dari suku Champa diawasi secara berlebihan agar tidak melanggar peraturan tersebut.

Merasa tidak nyaman dengan perlakuan itu, Phu Tram pun memutuskan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

85

melakukan penyelaman ilegal. Ia pula memiliki ambisi untuk menyelamatkan harta

karun suku Champa yang terbenam di dasar laut. Memutuskan untuk melakukan

penyelaman ilegal, Phu Tram pun nekat untuk menyelam dengan peralatan seadanya.

Ia tidak peduli terhadap resiko buruk yang mungkin akan diterimanya. Ia hanya tahu

bahwa tidak ada orang yang dapat menghambat tekadnya untuk menyelam bebas dan

menyelamatkan harta suku Champa. Berikut ini gambaran pada kutipan (78) tentang

sikap nekat Phu Tram untuk tetap menyelam.

(78) Yang gila, ia juga tidak menggunakan peralatan menyelam

standar. Ia sama sekali tak membawa tabung oksigen. Ia hanya

membawa kompresor dengan selang panjang. Sahabat-

sahabatnya dari atas yacht akan menjaga kompresor tersebut dan

mengulurkan selang panjang yang akan menjadi alat

bernapasnya di dasar laut. Sungguh nekat. Ia percaya Allah turut

ambil bagian dalam usaha penyelamatan harta karun Champa

(Suyono, 2014: 99).

Phu Tram juga memiliki wawasan yang luas tentang situs-situs kebudayaan di

Vietnam. Itulah mengapa, Phu Tram memiliki pengaruh yang positif bagi Jeanne

untuk mengenal berbagai tempat kebudayaan yang eksotis di Vietnam. Bukan hanya

menceritakan, Phu Tram bahkan mengajak Jeanne untuk berkeliling ke beberapa

candi. Wawasan Phu Tram tersebut didokumentasikan dalam sebuah daftar candi.

Berikut ini tergambar dalam kutipan (79).

(79) Silahkan baca. Ini daftar candi di Vietnam yang saya buat.”

Jeanne termenung. Ia membolak-balik buku sederhana tersebut.

Tertera berbagai candi yang ada di Vietnam. Tiap uraian

dilengkapi foto hitam-putih. My Son, Dong Doung, Tra Kieu,

Bang An, Chien Dan, Khuong My, Thoc Loc, Huang Thanh, Po

Dam, Phu Hai, Po Nagar…. (Suyono, 2014: 41).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

86

2.2.2.16 Mualim Satu

Mualim Satu merupakan sahabat Phu Tram yang hobi mengumpulkan benda-

benda spesialis sekaligus ahli terhadap artefak-artefak Champa. Menurut Phu Tram,

lelaki ini seolah merasa bertanggung jawab atas segala harta kekayaan Champa di

dasar laut. Itulah mengapa ia bekerja sama dengan Phu Tram untuk mencari harta

Champa. Phu Tram pun banyak belajar darinya. Di rumah Mualim Satu, banyak

terdapat barang-barang Champa yang ditata layaknya pajangan museum. Benda-

benda tersebut didapatkan dari perairan Vietnam maupun dari berbagai lokasi

punggung bukit Vietnam. Beberapa barang yang diperoleh oleh Phu Tram di dasar

laut dijual kepada sahabatnya ini.

Mualim Satu merupakan orang yang lebih luwes dan cerdas daripada Phu

Tram. Kedatangan Jeanne di rumahnya pun disambut dengan sangat ramah, meskipun

baru pertama kalinya mereka bertemu. Keluwesan Mualim tersebut membuat Jeanne

tidak sungkan dan keberatan untuk bercerita dan berbagi banyak hal. Pada mulanya,

sosok Mualim di dalam pikiran Jeanne adalah pria bertubuh kekar dengan tampak

menyeramkan. Bagaimana tidak, dari cerita Phu Tram, sang Mualim bahkan pernah

mengisap abu pembakaran layaknya mengisap bubuk-bubuk madat. Berikut ini

gambaran mengenai sosok Mualim Satu dan tempat tinggalnya dalam kutipan (80)

dan (81).

(80) Bersamaan dengan itu, muncul sesosok laki-laki dari dalam,

melangkah gesit, melintasi taman menghampiri mereka. Dialah

Mualim Satu. Sang penghisap arwah. Laki-laki yang pernah

mencimeng abu pembakaran tubuh ayahnya itu ternyata

bukanlah seorang pria kekar seperti yang ada dalam bayangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

87

Jeanne. Tampangnya sama sekali tak angker. Ia jangkung.

Kurus. Umurnya 60-an. Ia menyongsong mereka (Suyono, 2014:

564).

(81) Orangnya ramah. Jauh lebih luwes daripada Phu Tram. Ia

menuangkan teh dari poci ke cangkir-cangkir. Ia membuka

beberapa stoples camilan dan membujuk Jeanne agar tak

sungkan mencicipi kudapan. Jeanne mengedarkan pandangan.

Seluruh ruangan berdinding kayu papan-papan cokelat. Ia

merasa berada di dalam relung sebuah gua atau di dalam kabin

kapal pinisi. Atau di dalam sebuah tong kosong brendi raksasa

atau perut ikan. Papan-papan kayu itu adalah sirip-sirip dan duri-

duri ikan. Entah kenapa, ruangan terasa cembung. Ia tertarik

dengan seorang wanita berkerudung yang dipasang dengan

pigura indah. Sang Mualim mengenakan sarung. Di satu foto ia

mengenakan destar. Di foto lain songok (Suyono, 2014: 565).

Kehidupan Mualim ternyata tidak sebaik dan sematang dalam gambaran

Jeanne. Ia juga memiliki pengalaman menyedihkan yang banyak merubah

kehidupannya. Istri dan kedua anaknya mengalami peritistiwa yang tragis dalam

perjalanan liburan ke Kamboja. Kala itu, Pol Pot sedang gencar-gencar menjalankan

misinya. Keluarga Mualim tersebut menjadi bagian dari kekejaman yang dilakukan

Khemer Merah. Kejadian tersebut sangat memukul Mualim. Ia turut merasa bersalah

karena mengizinkan istri dan kedua anaknya berlibur pada masa-masa kondisi

Kamboja sedang tidak kondusif tanpa mengantarkan mereka. Berikut ini tergambar

dalam kutipan (82) mengenai kekejaman yang diterima istri dan kedua anak Maulim.

(82) Istri saya saat tiba di kampungnya ketahuan masih berambut

panjang. Ia menolak rambutnya dipotong. Rambutnya katanya

dijambak. Kerudungnya diempaskan. Dia diseret di balai desa

dan kemudian perutnya ditusuk bayonet. Dua anak saya yang tak

bersalah disuruh menggunakan serban, lalu katanya disuruh

meneriakkan kata “Allahu Akbar”, kemudain ditembak, padahal

mereka masih sangat kecil, tak mengerti apa-apa (Suyono, 2014:

571).”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

88

Tidak digambarkan secara jelas apakah kebiasaan madat Mualim terjadi

sebagai pelarian dari kesedihannya. Akan tetapi, bisa dianalisis bahwa kesedihannya

menjadi alasan Mualim untuk terus menerus mengisap bubuk penenang. Jeanne pun

menduga demikian karena dadanya yang sesak mendengar cerita pilu Mualim sejenak

tenang setelah mengisap bubuk yang sama. Sebuah sedotan meringankan segalanya.

(83) Jeanne sendiri juga merasa sebuah sedotan akan melegakannya.

Sebab, setiap kali ia menoleh ke foto wanita berkerudung itu,

dadanya sesak. Air matanya mau meleleh. Baru kali ini ia

mendengar sejarah sedih muslim Champa. Selama ini hanya

penderitaan muslim Palestina yang ia tahu. Sebuah sedotan akan

meringankan segalanya (Suyono, 2014: 572).

Bubuk tersebut berbentuk serbuk cokelat kekuningan dan disimpan dalam

sebuah kotak. Dengan bubuk tersebut Mualim pernah menyaksikan penampakan Kuil

di Dasar Laut seperti yang pernah dilihat oleh Phu Tram dan Jeanne. Bedanya, Phu

Tram hanya bisa memasuki kuil pertama sedangkan Mualim dan Jeanne telah

memasuki kuil kedua. Untuk mencapai kuil ketiga, mereka banyak mengalami

tantangan. Oleh karena itu, Mualim Satu percaya bahwa hanya Jeanne saja yang bisa

memasuki kuil ketiga dan bisa menjawab rasa penasaran Phu Tram dan Mualim Satu.

Bubuk pembayang akan sangat ampuh membantu Jeanne.

(84) Aku yakin, bila kamu mengisap bubuk ini, kamu bisa

menyaksikan lilin yang aku lihat. Juga mampu masuk lebih jauh

daripada aku, sampai ke kuil ketiga. Aku ingin sekali sampai ke

kuil ketiga, Jeanne. Sudah berkali-kali kuisap, tapi tetap

bayanganku tumpul. Aku sadar, memang aku hanya

diperbolehkan sampai ke ruangan kuil kedua. Lalu kudengar dari

Phu Tram ada kamu, Jeanne, yang tanpa mengisap apa-apa bisa

sampai melongok ke kuil kedua. Alhamdulillah, aku tak

menghabiskan bubuk ini. Aku merasa ada orang lain yang tepat

untuk menyedot bubuk ini, Jeanne (Suyono, 2014: 576).”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

89

2.2.2.17 Souvvana

Souvvana merupakan orang yang dikenal oleh Suryo suatu ketika Suryo

sedang beristirahat di sebuah kafe pastri. Lelaki ini telah tiga hari terus menerus

mengamati keberadaan Suryo. Tidak disangka oleh Suryo, ternyata lelaki tersebut

merupakan orang asli Laos yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap beberapa

tradisi kebudayaan Laos. Berikut ini tergambar dalam kutipan (85) mengenai ciri fisik

Souvvana.

(85) Suryo menaksir umurnya mendekati 60. Sosoknya lebih mirip

hippie Eropa. Melihatnya, Suryo sepintas ingat foto penyair

Bengal Amerika bernama Allen Ginsberg. Seperti Ginsberg

rambut dan janggut putih lelaki itu awut-awutan, pakaiannya

acak-acakan, dan tampangnya selalu terlihat mabuk.

Tampangnya juga mirip tokoh utama, seorang penyelundup, di

film lawas Anjing-anjing Geladak-Suryo lupa namanya (Suyono,

20014: 322-323).

Pada pertemuan pertama dengan Souvvana, mereka berdua dengan cepat

akrab dan saling mempercayai. Tidak sungkan, Souvvana mengajak Suryo untuk

bertandang ke tempat tinggalnya untuk menceritakan banyak rahasia yang belum

pernah diceritakan Souvvana kepada orang lain bahkan kepada orang sebangsanya.

Keterbukaan Souvvana inilah yang membuat Suryo tahu banyak mengenai rahasia

patung Prabang bangsa Laos dan berbagai rahasia lainnya. Suryo diberikan oleh

Souvvana sebuah Prabang Budha yang melindungi Suryo dari kejaran teluh. Berikut

ini tergambar dalam kutipan (86) mengenai sikap kepercayaan Souvvana kepada

Suryo.

(86) Datang ke rumah saya besok. Jangan dibicarakan di sini. Banyak

rahasia yang tidak bisa saya ceritakan di sini.” Janggut putih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

90

pemilik kedai roti itu bergoyang-goyang saat ia menghela napas

panjang (Suyono, 2014: 334).

2.2.2.18 Phhoung

Phhoung adalah seorang pegawai lepas di Museum 1000 Buddha - museum

milik pemerintah Kamboja di Siem Reap. Phhoung dikenal Suryo dari seorang

temannya, karyawan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta yang

memberi banyak proyek pembuatan buku mengenai candi-candi di Jawa. Phhoung-

lah yang menjadi pemandu wisata bagi Suryo selama mengadakan riset di Kamboja.

Penampilan Phhoung yang menarik menjadikan Suryo merasa puas didampingi oleh

Phhoung. Bukan hanya itu saja, Phhoung bahkan bersedia menjadi quide di luar

museum. Berikut ini gambaran mengenai ciri fisik dan sebab ketertarikan Suryo pada

Phhoung dalam kutipan (87).

(87) Mereka bertemu di Museum 1000 Buddha. Begitu bersua, Suryo

segera manangkap kemandirian Phhoung. Perempuan itu

berambut pendek, hampir cepak malah, namun sangat feminis

auranya. Ia gesit dan cekatan meladeni semua rasa ingin tahu

Suryo. Ia fasih benar isi perut Museum 1000 Buddha. Ia

menjelaskan kepada Suryo seluruh koleksi museum secara detail.

Ia mengatakan, sebelum terjun ke lapangan memang lebih baik

memahami dulu isi museum. Yang membuat Suryo senang,

perempuan yang selalu menggunakan rok ini menyediakan diri

menjadi guide di luar museum (Suyono, 2014: 523-524).

Tinggal di Kamboja, Phhoung juga keluarganya pernah mengalami masa-

masa berat ketika Pol Pot berkuasa. Bapaknya terlibat dalam misi besar Pol Pot

sebelum misi tersebut berubah menjadi misi berdarah. Ayah Phhoung bertugas

sebagai fotografer para calon korban pembantaian orang-orang Pol Pot. Awal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

91

keterlibatan tersebut memang murni karena kagum kepada Saloth Sar (nama asli Pol

Pot), tetapi ayah Phhoung jadi tak bisa berbuat apa-apa setelah kekejaman Khemer

Merah mulai merajalela. Berikut ini dibuktikan dalam penggalan ungkapan Phhoung

dalam kutipan (88).

(88) “Aku tak suka! Soalnya, Bapakku pernah bekerja di Tuol Sleng

(Killing Field), Sur!” (Suyono, 2014: 526).

2.2.2.19 MdDSSG

Mahasiswa dan demonstrasi simpatisan Sebastiao Gomes merupakan

masyarakat Timor-Timor yang melakukan aksi demostrasi di pemakaman Santa

Cruz. Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang telah jenuh dan marah

atas kematian rekan mereka Sebastiao Gomes. Gambaran mengenai mereka dan aksi

demonstrasi yang dilakukan oleh mereka akan dibahas pada bab III.

2.3 Latar

Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu,

dan sosial. Ketiga unsur ini walau masing-masing menawarkan permasalahan yang

berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan

saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Sebagaimana dipaparkan dalam poin

1.6.1.2, penelitian ini hanya menganalisis latar tempat dan waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

92

2.3.1 Latar Tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan

dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat

dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama yang jelas.

Tempat yang dianalisis dalam novel KdDL ialah lokasi-lokasi yang dilalui

oleh anggota paguyuban dan tokoh-tokoh lain yang melakukan counter-hegemoni.

Selain itu, dianalisis tempat-tempat yang dikunjungi oleh Jeanne dan Suryo selama di

luar negeri seperti Kamboja (Angkor Wat, Pnom Bakheng, Preah Khan, Banteay

Srey, Bayon, Siem Reap, dan Café Red Piano), Vietnam (Hoi An, Da Nang, My Son,

Nha Trang, dan Café Champa) , Laos (Luang Prabang dan Kafe Pastri). Tempat-

tempat di luar negeri juga ikut dianalisis meskipun di lokasi tersebut tidak terjadi

counter-hegemoni (secara politis) karena menjadi tempat pelarian. Pelarian tersebut

dimaknai oleh peneliti sebagai bentuk perlawanan lain (apolitis)6 yang dilakukan-

Jeanne dan Suryo. Di lokasi tersebut, mereka masih dihantui oleh konsekuensi pernah

terlibat dalam perjalanan spiritual paguyuban melawan Soeharto. Tempat-tempat

yang dianalisis dalam penelitian ini, yaitu, Timor Timur (Santa Cruz), Jakarta

(Glodok, Klender, Matraman, Taman Mini Indonesia Indah, Jalan Margasatwa

Ragunan, dan Kawasan Cipete), Cirebon (Jambe Lima, Jambe Pitu), Ngawi (Alas

6 Dalam penelitian ini, peneliti berusaha juga untuk mengungkapkan bentuk perlawanan yang

apolitis. Bahwa sebuah perlawanan tidak semestinya ada kontradiksi yang nampak kasat mata

lewat tindakan perlawanan dan pertantangan. Perlawanan dapat pula dilakukan dengan

menjauh/berlari dari permasalahan yang ada untuk menncari jalan keluar dan menghidar dari

segala dampak dari permasalahan yang telah dihadapi sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

93

Ketonggo), Perbatasan Kudus-Jepara (Gunung Sapto Renggo), Pulau Situ Panjalu,

Padang Lawas, Yogyakarta, Samudra Laut Cina Selatan (Kuil di Dasar Laut),

Kamboja (Angkor Wat, Pnom Bakheng, Preah Khan, Banteay Srey, Bayon, Siem

Reap, dan Café Red Piano), Vietnam (Hoi An, Da Nang, My Son, Nha Trang, Café

Champa) , Laos (Luang Prabang dan Kafe Pastri).

2.3.1.1 Santa Cruz, Timor-Timur

Santa Cruz merupakan salah satu kawasan pemakaman di Timor Timur.

Nama tempat ini memang tidak banyak ditemukan di buku sejarah karena memang

kejadian di tempat ini sejak masa Orde Baru sengaja disembunyikan oleh pemerintah.

Di tempat ini pernah terjadi perlawan keras yang dilakukan oleh simpatisan Sebastiao

Gomes. Mereka tidak gentar menghadapi pihak militer yang waktu itu bersenjata.

Cukup banyak korban yang berjatuhan di tempat ini saat hari kejadiannya. Berikut ini

kutipan (89) dan (90) yang menggambarkan Santa Cruz sebagai tempat berdarah di

tahun 1991.

(89) Benar ternyata Santa Cruz adalah nama pemakaman yang

disembunyikan oleh pemerintah Indonesia. Tahun 1991, tentara

Indonesia membantai ratusan warga Dili di situ. Peritiwa itu

diawalai rombongan mahasiswa Timor Timur yang menyekar

nisan Sebastiao Gomes, rekan mereka yang sebulan sebelumnya

ditembak oleh tentara. Warga ikut berduyun. Para mahasiswa

menggelar spanduk protes. Mereka mengangkat-angkat foto

Xanana Gusmao. Simpati mengalir. Mereka bersama warga

meneriakkan yel-yel referendum (Suyono, 2014: 81).

(90) Tentara Indonesia datang. Mereka membubarkan secara paksa

demonstrasi. Mahasiswa melawan. Tentara Indonesia tanpa

ampun memberondongkan peluru. Mahasiswa tunggang

langgang, meloncati nisan-nisan kuburan. Namun, tentara kalap,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

94

peluru mereka menerjang, sampai puluhan korban terkelungkup

berdarah di nisan-nisan orang lain. Mereka menjadi mayat di atas

mayat yang telah berada lama di bawah tanah (Suyono, 2014:

81).

2.3.1.2 Jakarta

Sebagai pusat pemerintahan, Jakarta sangat gencar terjadi peristiwa-peritiwa

yang menggelisahkan masyarakat. Berikut ini beberapa lokasi di Jakarta yang

dianalisis peneliti menjadi tempat terjadinya tindak kekerasan aparat dan tempat

bangkitnya kelompok penentang pemerintah.

A. Glodok, Klender, Matraman

Klender merupakan lokasi yang meninggalkan mimpi buruk bagi Jeanne. Ia

dengan mata kepala sendiri menyaksikan berbagai kerusuhan dan pembakaran

gedung-gedung. Toserba Yogya menjadi salah satu bangunan terbakar yang hampir

dikunjungi Jeanne sebelum kejadian. Peristiwa saat itu di tempat ini menyisahkan

banyak hal mengerikan. Selain itu, terjadi juga di kawasan lain seperti di Matraman

juga terjadi hal yang mengerikan. Toko-toko kamera direngsek dan barang-barang

mahalnya dijarah massa. Berikut ini kutipan (91) dan (92) yang menggambarkan

kengerian peristiwa tersebut.

(91) Klender, Jakarta Timur, 1998, Toserba Yogya. Hanya logo

merahnya yang masih terlihat jelas terbaca. Seluruh dindingnya

gosong. Seberapa banyak mayat yang hangus terbakar masih

misterius orang yang hilang mencapai ratusan. Dan korban

terbanyak adalah ibu-ibu dan anak-anak yang tengah berbelanja.

Mereka hangus bertumpuk-tumpuk, saling lengket. Mereka

terjebak api, tersetrum sana-sini. Ibu-ibu dan anak-anak itu

menjadi arang. Bau anyir sampai tercium jauh keluar Sore

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

95

menjadi sangat menakutkan. Malam katanya ada sayup-sayup

suara tangisan menyayat dari dalam reruntuhan toserba yang

terdengar sampai trotoar (Suyono, 2014: 137).

(92) Tanggal 13 Mei 1998. Hari itu Jakarta demikian tak menentu.

Penjarahan di mana-mana. Di berbagai showroom, mobil-mobil

dikeluarkan oleh amuk massa dan rame-rame disiram bensin.

Kaca-kaca toko dipecahkan, televisi-televisinya digondol.

Tentara hanya berdiri membiarkan massa yang beringas. Di

kawasan Matraman, massa merengsek masuk ke Gedung Fuji

Film. Mereka memecahkan kaca, berebutan masuk, menggondol

kamera-kamera dan lensa-lensa Canon, Nikon, Yashica, dan

handycam-handycam Sony yang termahal. Glodok mengerikan.

Salah satu bagian terparah adalah Toserba Yogya di kawasan

Klender. Dengan mata kepala sendiri, Jeanne melihat toserba ini

dijilat api (Suyono, 2014: 138).

B. Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini Indonesia Indah merupakan lokasi yang digunakan oleh

paguyuban untuk melaksanakan pertemuan Anggoro Kasih. Anggoro Kasih adalah

malam penuh rahmat yang biasanya jatuh di malam Selasa Kliwon. Oleh karena itu,

Taman Mini Indonesia Indah menjadi salah satu yang penting bagi paguyuban.

Berikut digambarkan dalam kutipan (93).

(93) … Para bapak itu anggota paguyuban pertemuan Anggoro Kasih

yang sebulan sekali acaranya diselenggarakan di Taman Mini

Indonesia Indah (Suyono, 2014: 144).

C. Jalan Marga Satwa, Ragunan

Jalan Marga Satwa, Ragunan merupakan lokasi rumah Pak Danisworo. Di

tempat ini juga terjadi sebuah pertemuan yang berkesan karena mempertemukan

murid-murid Romo Dijat, Meneer Widjanarko, dan lingkaran Jalan Diponegoro.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

96

Mereka adalah kaloborasi yang kuat untuk menentang kekuatan spiritual Soeharto.

Dalam pertemuan di tempat ini, mereka membahas banyak hal penting, termasuk

ramalan bahwa Soeharto akan turun oleh demo yang kasar dan juga perencanaan rute

perjalanan spiritual anggota paguyuban. Berikut ini tergambar dalam kutipan (94).

(94) Jalan Taman Margasatwa, Ragunan. Rumah Pak Danisworo.

Sore itu semua anggota paguyuban berkumpul. Mereka kembali

lagi seperti sedia kala, tanpa murid-murid Romo Dijat, Meneer

Widjanarko, atau lingkaran Jalan Diponegoro. Wajah Pak

Djayeng, Pak Burhan, Pak Sewaka, Pak Radjiman, Pak

Priyambodo, Pak Koentono, Pak Sinaga. Muka bapak-bapak itu

kuyu. Tampak belum tidur. Pak Darsono yang biasanya klimis

kini awut-awutan. Bahkan ia mengenakan kemeja yang terlihat

ada bekas-bekas tersundut rokok (Suyono, 2014: 246).

D. Kawasan Cipete

Kawasan Cipete, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan merupakan lokasi rumah

dari Meneer Widjanarko. Di tempat ini untuk pertama kalinya dipertemukan tiga

kelompok yang sebelumnya tak saling mengenal. Pertama, kelompoknya sendiri,

pengikut Sawito Kartowibowo. Kedua, paguyuban lingkaran Pak Sinaga, Pak

Burhan, Pak Djayeng, dan lain-lain. Ketiga, adalah kelompok bekas murid Romo

Dijat dan Romo Marto. Dalam pertemuan di tempat ini, mereka banyak membahas

mengenai perjalan spiritual Soeharto. Berikut ini kutipan (95) bukti yang

menunjukkan keberadaan rumah Meneer Widjanarko.

(95) Rumah sang Meneer Widjanarko di Kawasan Cipete. Tanahnya

sangat luas. Rmuah gedong bergaya colonial itu terlindungi oleh

rerimbunan pohon angsana (Suyono, 2014: 223).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

97

2.3.1.3 Yogyakarta

Yogyakarta merupakan salah satu tujuan dari perjalan spiritual paguyuban.

Tempat di Yogyakarta yang mereka cari adalah sebuah telaga yang bernama Telaga

Titis. Dalam bahasa Jawa, kata “titis” adalah „tepat sasaran‟. Tempat tersebut

merupakan tempat Soeharto dilatih oleh Romo Marto untuk mengindra dan

mencermati gerak-gerik hatinya sendiri. Tempat inilah yang kemudian dituju oleh

anggota paguyuban untuk melakukan hal yang sama dengan Soeharto kungkum

sepanjang malam. Berikut ini kutipan (96) yang menggambarkan Yogyakarta sebagai

salah satu tempat tujuan perjalanan spiritual paguyuban.

(96) Siang itu Yogya panas sekali. Kawasan berbukit kapur itu begitu

gerah. Badang lengket semua. Begitu duduk, lehernya terseka

angin semilir. Tadi ia pikir kawasan ini jauh dari hotel. Ternyata

sekitar 40 menit dari Prawirotaman. Jalannya berkelok-kelok

melalui Pabrik Gula Madukismo dan kalau tidak salah desa

perajin guci-guci Kasongan. Kata sopir yang mengantar tadi,

kawasan ini dekat padepokan Bagong Kussudiardja. Mana

padepokannya, Jeanne tak tahu (Suyono, 2014: 261).

2.3.1.4 Bhairo Bahal, Padang Lawas

Bahiro Bahal merupakan lokasi pemujaan kepercayaan Heruka atau

Bhairawa. Letaknya di Padang dekat Medan. Perjalan ke tempat ini dilakukan oleh

Pak Sinaga dan beberapa anggota paguyuban termasuk Suryo. Misi perjalan mereka

ini ialah untuk berdoa di kawasan Bairo Bahal agar pada masa penumbangan

Soeharto, tidak terjadi pertumpahan darah yang banyak. Mereka ke lokasi untuk

karena ada hubungan Padang Lawas dengan kepercayaan Heruka dan kepercayaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

98

Bhairawa – Bhairawa merupakan perwujudan Syiwa tatkala mengamuk menjadi

raksasa. Penganut kepercayaan ini melakukan praktik kanibalisme. Kepercayan

Heruka atau Bhairawa ini dipercaya masih bergolak dalam bawah sadar masyarakat

kita (lih. Suyono, 2014: 254). Kepercayaan ini bisa saja muncul spontan saat terjadi

kerusuhan. Berikut ini kutipan (97) yang menggambarkan Bhairo Bahal.

(97) Pak Sinaga lalu menguraikan betapa sampai sekarang masih

susah mencapai Bairo Bahal. Daerahnya sangat tandus, tapi

sangat luas, berhektar-hektar. Pak Sinaga mengenang, saat ia

masih kecil, Bairo Bahal sama sekali belum dijamah arkeolog.

Di padang gersang Bairo Bahal, di sana-sini, ia menyaksikan

puing-puing candi batu bata. Betapapun candi-candi itu sekarang

sudah sedikit-sedikit direkonstruksi, masih banyak yang masih

reruntuhan atau bekas-bekas (Suyono, 2014: 255).

2.3.1.5 Jambe Lima dan Jambe Pitu, Cilacap

Jamber Lima merupakan lokasi tujuan anggota paguyuban setelah melakukan

perjalanan ke Medan dan Yogyakarta. Tujuan kedatangan mereka ke sini sebenarnya

untuk melanjutkan perjalanan ke seberang pulang bernama Pulau Biru Majeti. Di

tempat tersebut tumbuh bunga wijayakusuma yang dipercaya sebagai simbol

kekuasaan Soeharto. Berikut ini kutipan (98) yang menyebutkan Jambe Lima sebagai

salah satu persinggahan anggota paguyuban.

(98) Tiga puluh menit. Begitu sampai, bapak-bapak itu langsung

menyelonjorkan kaki di bawah pohon. Pak Sinaga mengedarkan

cangkir-cangkir jahe hangat yang disedu dari termos yang

dibawa lelaki penjemput. Jeanne mengedarkan matanya

mengitari tempat bernama Jambe Lima atau Cemara Seta ini.

Jeanne mencari lima pohon pinang yang katanya menjadi

penanda lokasi ini, tapi tak ketemu.Tempat ini kotor sekali. Daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

99

yang berjatuhan tak pernah disapu, menumpuk. Ia melihat ada

beberapa bilik kecil tak jauh dari mereka (Suyono, 2014: 277).

Setelah dari Jambe Lima, anggota paguyuban bertolak ke Jambe Pitu. Letak

Jambe Pitu dari Jambe Lima menanjak. Oleh sebab itu mereka dijemput oleh 6 motor

khusus untuk diangkut ke Jambe Pitu. Berikut ini gambaran Jambe Pitu di mata

Jeanne dalam kutipan (99).

(99) Jambe Pitu dalam amatan Jeanne lebih kotor daripada Jambe

Lima. Setelah Romo Dijat berpulang, tempat itu menurut Pak

Burhan tak terawat. Pak Harto sendiri sudah lama tak lagi pernah

datang ke tempat ini (Suyono, 2014: 281).

2.3.1.6 Gunung Sapto Renggo

Gunung Sabto Renggo merupakan tujuan perjalanan anggota paguyuban

setelah dari Cilacap. Gunung Sapto Renggo terletak di perbatasan Kudus-Jepara.

Perjalanan ke tempat ini sebenarnya menapaktilasi perjalanan Pak Sawito untuk

menemukan batang kayu hutan langkah yang menurut R.M.Panji Trisirah diberikan

oleh Tuhan sebagai bahan tongkat komando. Berikut ini kutipan (100) yang

menggambarkan persiapan anggota paguyuban menuju Sapto Renggo.

(100) Jeanne melihat, untuk ke Sapto Renggo, persiapan anggota

paguyuban lebih sibuk. Di Kudus itu, Gus Mutaqqin menyewa

sebuah sebuah tenda hijau sangat besar. Tenda besar yang

biasanya digunakan untuk latihan-latihan tentara. Tenda yang

biasa menampung lebih dari 20 orang. Tenda itu dibutuhkan

lantaran di Sapto Renggo tidak ada bangunan atau bilik

sebagaimana di Jambe Pitu, Cilacap. Sapto Renggo memang

masih hutan (Suyono, 2014: 289).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

100

2.3.1.7 Alas Ketonggo, Ngawi

Alas Ketonggo menjadi tujuan perjalanan selanjutnya anggota paguyuban.

Alas Ketonggo terletak sekitaran lereng Gunung Lawu dekat anak sungai Bengawan

Madiun. Menurut cerita, di Alas Ketonggo ini Pak Sawito mendapatkan sebuah

kerajaan. Kerajaan tersebut memang tidak terlihat oleh mata awam. Perjalanan

anggota paguyuban menuju ke sana sebenarnya dengan harapan agar mereka juga

bisa mendapatkan takhta kerajaan tersebut. Berikut ini merupakan gambaran

menganai Alas Ketonggo pada kutipan (101).

(101) Alas Ketonggo memang lebih mengerikan daripada Sapto

Renggo. Hutannya pekat. Masih sore sudah gelap. Di Alas

Ketonggo itu, rombongan dijemput oleh seorang juru kunci

bernama Saleh Pandan. Ini mengejutkan Pak Sinaga dan bapak-

bapak lain karena kedatangan mereka sesungguhnya diam-diam.

Saleh Pandan mengatakan 40 hari sebelumnya ia menerima

bisakan bahwa akan ada rombongan dari Jakarta datang. Jeanne

ingat bagaimana Pak Sinaga dan Pak Djayeng girang bukan

kepalang mendengar pernyataan Saleh Pandan tersebut (Suyono,

2014: 292).

2.3.1.8 Situ Panjalu

Situ Panjalu merupakan pulau yang pernah dinapaktilasi oleh Pak Radjiman.

Di tempat ini pulalah Pak Radjiman hilang dan tidak ditemukan lagi. Kondisi di Situ

Panjalu memang menyeramkan. Tidak banyak orang yang bertahan lebih dari

seminggu di sana. Berikut ini gambaran mengenai Situ Panjalu dalam kutipan (102).

(102) Udara di dalam Situ Panjalu sangat lembab dan dingin. Di situ

teradapat ratusan cungkup makam tua. Para peziarah yang berani

bermalam di hutan biasanya akan bertapa di cungkup-cungkup.

Di dalam hutan masih ada berseliweran harimau, ular, dan babi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

101

hutan, baik asli maupun jadi-jadian. Suara nafas geram harimau

yang mendekati tubuh dan seringainya yang seolah-olah

digoreskan ke leher bukan hal yang asing bagi peziarah. Mereka

tahu itu harimau jadi-jadian. Mereka yang nyalinya tinggi bisa

bertahan berhari-hari. Namun biasanya tak lebih dari seminggu.

Mereka berharap di antara waktu itu menemukan jimat di celah-

celah cungkup (Suyono, 2014: 363).

2.3.1.9 Laut Cina Selatan

Laut Cina Selatan merupakan wilayah yang biasa dituju oleh Phu Tram untuk

melakukan penyelaman ilegal. Penyelaman ini dilakukan sebagai bentuk

perlawanannya pada pemerintah Vietnam cukup memberi diskriminasi dan

pembatasan kepadanya. Dengan menyelam di tempat ini, ia mengumpulkan berbagai

benda-benda antik suku Champa secara bebas meskipun tanpa alat yang memadai. Di

salah satu titik penyelaman di wilayah Laut Cina Selatan inilah Phu Tram

menemukan Kuil di Dasar Laut. Phu Tram akhirnya melakukan beberapa kali

penyelaman di tempat tersebut untuk mengetahui lebih jauh mengenai kuil itu.

Berikut ini kutipan (103) yang menunjukkan Laut Cina Selatan sebagai salah satu

wilayah penyelaman ilegal yang dilakukan oleh Phu Tram.

(103) Ia ingat hari nahas itu hari Kamis. Ia kembali ke Samudra Laut

Cina Selatan. Tak ada tanda-tanda cuaca buruk. Ia

mempersiapkan selang sepanjang hampir 80 meter. Ia

mengucapkan bismillah sebelum melompat ke air (Suyono,

2014: 111).

2.3.1.10 Kuil di Dasar Laut

Kuil di Dasar Laut merupakan sebuah tempat bangunan yang ditemukan oleh

Phu Tram dalam beberapa kali penyelaman di Laut Cina Selatan, Mualim Satu dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

102

pengaruh bubuk pembayang, dan Jeanne dalam mimpi-mimpinyanya. Dalam

gambaran mereka, Kuil di Dasar Laut itu begitu indah dan belum pernah melihat kuil

yang sebagus itu. Berikut ini penuturan Phu Tram mengenai gambaran Kuil di Dasar

Laut sebagaimana ia saksikan saat menyelam.

(104) “Aku melihat sosok sebuah kuil di kejauhan. Kuil itu berjenjang-

jenjang ke atas. Apakah itu fatamorgana? Kuil itu lebih indah

dari kuil mana pun yang pernah aku datangi. Jenjang di

belakangnya membentuk lapis-lapis perpaduan blenduk-blenduk

kubah. Aku sudah ke mana-mana. Ke Kamboja, ke Thailand, Sri

Lanka, Laos, Burma, menyusuri candi-candi. Namun, kurasa

lebih elok kuil ini, Jeanne.” (Suyono, 2014: 113)

Kuil tersebut terdiri dari tiga bagian. Kuil pertama, kedua, dan ketiga. Dalam

beberapa kali upaya yang dilakukan mereka bertiga, tidak satu orang pun yang

berhasil mencapai kuil ketiga. Itulah mengapa, Mualim Satu meyakini bahwa yang

dapat memasuki kuil ketiga hanyalah para pandita yang telah memiliki ilmu tinggi.

Dalam upaya memasuki setiap sudut kuil, Mualim Satu biasanya menggunakan

bubuk pembayang. Dengan kadar dosis tertentu, Mualim Satu dapat masuk hingga

kuil kedua. Meskipun menggunakan dosis yang tinggi, kuil ketiga tetap sukar dicapai.

Itulah mengapa, Mualim Satu sangat meyakini hanya Jeanne-lah yang dapat

memasuki kuil ketiga. Keyakinannya muncul karena pengalaman Jeanne sebelumnya

bisa membayangkan penampakkan kuil satu dan dua tanpa mengkonsumsi bubuk

pembayang, apalagi jika Jeanne sampai menggunakannya. Berikut ini kutipan (105)

yang menggambarkan pemahaman Mualim Satu mengenai kuil ketiga – kuil yang

sukar mereka capai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

103

(105) “Kuil ketiga itu terlarang bahkan untuk sesama pandita. Para

sulinggih yang belum mencapai taraf tertentu tak diperbolehkan

masuk. Kuil tersebut tempat para pandita senior melakukan

latihan-latihan menerbangkan roh seperti yang pernah mereka

lihat di Jawa (Suyono, 2014: 573).

Perbincangan mengenai Kuil di Dasar Laut dalam novel ini cukup serius.

Meskipun sebenarnya, penampakkan kuil tersebut hanya merupakan fatamorgana dari

imajinasi Phu Tram, Jeanne, dan Mualim Satu. Hanya saja ada sedikit keunikan yang

terjadi di antara mereka bertiga. Mereka melihat penampakkan kuil dengan bentuk

yang sama persis. Mualim menceritakan mengenai apa yang dilihatnya saat terlintas

dalam penglihatan membuat Jeanne kaget. Itu karena apa yang disaksikan oleh

Mualim persis sama dengan apa yang disaksikan oleh Jeanne. Jika kuil tersebut hanya

merupakan hasil dari fantasi mereka masing-masing maka tentu bayangan tentang

kuil tersebut akan berbeda-beda. Itulah sebabnya, dapat digambarkan bahwa

sebenarnya Kuil di Dasar Laut merupakan representasi sesuatu yang kadar

pemahamannya sama di antara Jeanne, Phu Tram, maupun Mualim Satu. Berikut ini

gambaran dalam kutipan (106) mengenai kesamaan penampakkan Kuil di Dasar Laut

dalam penglihatan Jeanne dan Mualim Satu.

(106) Jeanne terkesima. Apa yang dilaluinya juga dilalui oleh Mualim

Satu. Bagaimana bisa? Ia mulai percaya bahwa memang kuil itu

benar-benar ada. Kuil itu tak hanya ada dalam benak, tapi

memang karam di dasar laut. Phu Tram, dirinya, dan Mualim

Satu menyaksikan melalui jalan yang berbeda. Dan kini jalan

yang mereka tempuh sendiri-sendiri mulai hendak disamakan.

Jeanne mulai yakin dengan khasiat bubuk yang diisap Mualim

Satu (Suyono, 2014: 575).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

104

Baik Phu Tram, Jeanne, maupun Mualim Satu memiliki pengalaman yang

pahit dalam kehidupan mereka. Phu Tram memiliki pengalaman didiskriminasi oleh

orang-orang Vietnam dalam setiap upayanya untuk menyelamatkan harta bangsanya.

Ia diperlakukan tidak wajar dan nyaris dibunuh suatu ketika saat menyelam oleh

orang-orang Vietnam. Kenyataan direpresi oleh pemerintah Vietnam yang

membuatnya untuk melakukan perlawanan dengan cara keluar dari kelompok

penyelaman negara dan melakukan penyelaman ilegal. Mualim Satu mengalami nasib

buruk ditinggal oleh istri dan kedua anaknya secara tidak wajar. Selama hidupnya ia

menyesal karena mengizinkan istrinya untuk liburan ke Kamboja hingga mereka

terbunuh dengan kejam oleh tangan orang Khemer Merah. Ia melawan kesedihannya

dengan madat. Jeanne mengalami nasib buruk karena dikejar oleh teluh sejak

melakukan perlawanan terhadap dunia metafisik Soeharto. Nasib rumah tangganya

dengan mas Tubagus juga hancur di tengah jalan. Ia “melawan” masalah

kehidupannya dengan melakukan perjalanan ke luar negeri.

Kuil di Dasar Laut - secara khusus kuil lapisan yang ketiga – dapat

digambarkan semacam representasi keagungan zat tertinggi yang bisa menjawab

berbagai persoalan orang-orang dengan serangkaian tantangan dalam hidup. Untuk

mencapainya, diperlukan berbagai upaya yang tidak mudah. Tidak sembarang orang

pula yang dapat melihatnya. Kuil lapisan ketiga menjadi kuil teragung. Di sana

bersemayam hal yang tidak dapat dimengerti oleh siapa pun sebelum mencapainya.

Dalam novel KdDL, penampakan Kuil di Dasar Laut hanya dilihat oleh Jeanne,

Mualim Satu, dan Phu Tram, tokoh-tokoh yang memiliki serangkaian persoalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

105

hidup. Itulah mengapa mencapai kuil ketiga merupakan kerinduan dari mereka.

Dengan segala upaya, mereka bertekad untuk mengetahui isi kuil ketiga.

(107) Semoga engkau bisa masuk ke kuil ketiga. Semoga engkau bisa

mencapai alam tantrayana itu. Kalau bisa masuk, jangan lupa

doakan kami, Jeanne (Suyono, 2014: 606).”

Untuk mencapai representasi keagungan tertinggi itu memang tidaklah

mudah. Banyak hal yang harus ditinggalkan. Bahkan orang-orang yang dicintai.

Dalam novel KdDL, digambarkan bagaimana Jeanne dikejutkan dengan kehadiran

ayah, suami, dan anaknya bernama Meyra. Mereka jelas menentang Jeanne agar tidak

terus berupaya memasuki kuil ketiga. Secara manusiawi, tentunya nasehat orang tua

dan larangan orang-orang yang dicintai menjadi hal yang paling sulit untuk

diabaikan, demikian juga Jeanne. Namun, kehadiran keluarganya tersebut justru tidak

menggetarkan hari Jeanne. Ia tetap menjalankan niatnya yang selama ini terus

menggerogoti hatinya. Dengan mengabaikan kehadiran dan nasihat orang-orang

terdekatnya, Jeanne tetap memasuki kuil ketiga. Berikut tergambar dalam kutipan

(108) dan (109) godaan yang menghambat niat Jeanne memasuki kuil ketiga.

(108) “Jeanne, jangan masuk ke kuil Champa itu. Nduk, jangan

menjadi pelacur kuil….” Sang Ayah menatap tajam dirinya

(Suyono, 2014: 607).

(109) “Ya, Itu sebuah sekte dari Syiwa-Budhis yang menganggap jalan

pencerahan bisa dilakukan pada saat ini juga. Tak perlu

reinkarnasi berkali-kali. Aku percaya bubuk yang diisap atau

dihirup oleh pandita yang tubuh dan jiwa mereka telah

dipersiapkan memotong kelairan kembali yang berulang-ulang.

Bubuk ini disedot menggunakan pipa panjang atau dihirup

langsung dari hidung. Aku yakin kuil ketiga yang belum kita

lihat itu adalah kuil terinti tempat pendeta melakukan ritual

mengisap bubuk semacam ini..(Suyono, 2014: 573).”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

106

Sebagaimana digambarkan dalam kutipan (108), Kuil di Dasar Laut

merupakan kuil milik bangsa Champa, milik bangsa Phu Tram dan Mualim Satu.

Kuil di Dasar Laut menjadi semacam pengingat bahwa pemberontakkan yang

dilakukan oleh pasukan Sabil, Demak dibantu oleh Suku Champa, suku yang

kononnya bersahabat dekat dengan orang-orang Champa untuk menjatuhkan kerajaan

Majapahit. Dapat dikatakan bahwa suku Champa rupanya berpura-pura bersahabat

dengan orang-orang Jawa zaman dulu untuk merebut hati orang Jawa sebelum

akhirnya menyerang. Itulah mengapa Jeanne sebagai salah satu orang Jawa yang

dikenal oleh Mualim Satu dan Phu Tram menjadi satu-satunya yang bisa mencapai

kuil ketiga. Untuk melihat peristiwa di masa lalu yang belum banyak diketahui orang

hingga saat ini. Di akhir cerita, kuil ketiga ternyata merupakan bangunan kerajaan

yang dulu tidak dapat disaksikan oleh Jeanne dengan kasatmata. Inilah yang

menghubungkan peran suku Champa dengan kejatuhan kerajaan Majapahit7 di masa

lalu.

(110)Astaga, bukankah itu Alas Ketonggo di Ngawi, dekat Madiun?

Jeanne tak percaya. Bagaimana mungkin hutan ini bisa

menyambung dengan kuil ketiga? Ia mengucek-ngucek matanya.

Mirip ya mirip. Ya, tidak salah lagi. Ia ingat betul bagaimana

juru kunci bernama Saleh Pandan membimbing rombogan Pak

Sinaga menapaktilasi perjalanan Sawito Kartowibowo memasuki

7 Alas Ketonggo ini dikatakan memiliki hubungan dengan kejatuhan kerajaan Majapahit oleh

karena di tempat ini, Prabu Brawijaya V – raja terakhir kerajaan Majapahit melepas semua

atribut kebesarannya sebelum melanjutkan perjalan ke Gunung Lawu. Atribut kebesaran

tersebut kemudian menghilang di tempat itu. Kala itu ia sedang dalam pelarian dari kejaran

para pasukan Sabil, Demak (Junaidi, 2015). Atribut kebesaran inilah yang direpresentasikan

dalam novel KdDL sebagai takhta kerajaan tak kasatmata yang dicari oleh Pak Sinaga dan

kawan-kawan. Di Alas Ketonggo ini pula dikatakan terdapat sebuah pintu gerbang gaib dan

kerajaan gaib.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

107

Hutan Ketonggo. Rombongan mencari lokasi pendapa istana tak

terlihat bernama Manik Kumolo. Lokasi itu dipercaya menjadi

tempat penyimpanan takhta istana (Suyono, 2014: 609).

Novel KdDL sebenarnya banyak menggambarkan sebuah perang kekuatan

spiritual antara mistikus Soeharto dan anggota paguyuban. Perang tersebut dalam

studi ini selanjutnya akan disebut dengan perlawanan metafisik. Bentuk perlawanan

ini tidak kasatmata. Tidak banyak orang yang tahu kalau sebenarnya ada sebuah

pertempuran sengit di udara yang menggempur satu dengan yang lainnya. Dengan

demikian, perlawanan ini dapat dikatakan sebagai sebuah perlawanan bawah tanah

atas benteng metafisik Soeharto. Frasa Kuil di Dasar Laut sebenarnya juga sekaligus

dapat dikatakan merujuk pada perjuagan tersebut. Frasa dasar laut memiliki konotasi

yang sama dengan bawah tanah.

Pada pemaknaan sebelumnya, Kuil di Dasar Laut merepresentasikan sebuah

keagungan dan kesempurnaan. Kesempurnaan dan keagungan tersebut menjadi

sebuah cita-cita yang juga diharapkan oleh anggota paguyuban atas pemerintahaan

dan kondisi sosial-politik Indonesia.

Mereka telah mencapai titik kulminasi untuk mendiamkan pengganyangan-

pengganyangan yang dilakukan oleh Soeharto. Sudah saatnya mereka

menumbangkannya dan memberikan kesempatan kepada orang lain agar dapat

menciptakan sebuah kondisi sosial dan politik Indonesia yang lebih baik atau

mungkin mendekati yang sempurna. Kuil di Dasar Laut menjadi sebuah cita-cita

sekaligus jiwa dari keseluruhan cerita novel KdDL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

108

2.3.1.11 Laos

Laos merupakan negara tujuan Suryo dalam perjalanannya melakukan riset

pembuatan buku atas biaya Kementrian Pariwisata. Percetakannya mendapat job dari

Kementrian membuat buku mengenai candi-candi di Asia Tenggara. Ia mengunjungi

beberapa tempat di Laos, salah satunya Luang Prabang. Di Laos ini pula, Suryo

bertemu dengan seseorang bernama Souvvana.

(111) Cerita patung Budha emas yang penuh diisi oleh roh-roh hutan

itu diperoleh Suryo secara tak sengaja dari seorang “bangsawan”

Laos. Selama tiga hari berturut-turut, selepas menguntit iring-

iringan biksu mengemis yang berjalan dari Wat Xieng Thong,

Suryo selalu beristirahat di sebuah kafe pastri di Jalan

Sakkharine. Pagi sekali, pukul 5 – saat langit masih gelap – kafe

itu sudah buka. Kafe dengan cita rasa kolonial Perancis itu

menyajikan menu-menu kue croissant dan baguette yang baru

keluar dari oven. Suryo suka duduk di situ memesan kaa feh nom

hawn atau kopi susu panas dan croissant hangat yang disusupi

keju. Pagi sekitar pukul 7, Luang Prabang demikian tenang.

Udara pagi segar dan bersih. Suryo menyeruputnya kopinya

sembari mengudap makanan manis menyaksikan biksu anak-

anak di seberang jalan menyapu halaman (Suyono, 2014: 322).

A. Luang Prabang

Luang Prabang merupakan salah satu tempat yang dikunjungi oleh Suryo saat

di Laos. Di tempat inilah ia mengerti mengenai cerita patung Prabang Budha dari

temannya Souvvana. Tempat ini menjadi salah satu tempat di Laos yang melihat

perpaduan paham komunisme dan Budha.

(112) Di Luang Prabang inilah Suryo sempat berpikir bahwa

komunisme dan Buddha sejatinya adalah dua pemikiran yang

cocok (Suyono, 2014: 327).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

109

B. Kafe Pastri

Kafe ini merupakan tempat beristirahat Suryo selepas menguntit iring-iringan

biksu mengemis yang berjalan dari Wat Xieng Thong. Lokasi kafe ini di jalan

Sakkharine, Luang Prabang. Setiap pagi pukul 5, kafe ini sudah buka. Kafe dengan

cita rasa kolonial Perancis itu menyajikan menu-menu kue croissant dan baguette

yang baru keluar dari oven. Di tempat inilah Suryo bertemu dengan pemiliki kafe

yang kemudian dikenal Suryo sebagai Souvvana. Berikut ini digambarkan dalam

kutipan (113) mengenai kejadian selama Suryo berada di kafe pastri.

(113) Tak dinyana selama tiga hari ia mampir di kafe itu ada seseorang

yang terus-menerus mengamati keberadaannya (Suyono, 2014:

322).

2.3.1.12 Kamboja

Kamboja merupakan tujuan perjalanan Jeanne setelah ia mengalami masalah

rumah tangganya dengan mas Tubagus. Ia sebenarnya ingin bertemu dengan

saudarinya bernama Linda di Vietnam. Namun, sebelum bertemu dengan sahabat

masa kecilnya itu, ia masih bersantai-santai dengan mengunjungi beberapa tempat di

Kamboja, salah satunya Siem Reap.

A. Siem Reap

Siem Reap menjadi salah satu tempat yang dikunjungi oleh Jeanne di

Kamboja. Di tempat ini juga ia bertemu dengan Suryo mantan kekasihnya setelah

sekian tahun berpisah. Kedatangan Suryo ke Siem Reap juga merupakan agenda

perjalanannya setelah dari Laos. Di Siem Reap, Suryo menginap di Banyan Leaf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

110

Hotel. Tujuan kedatangan Suryo di Siem Reap sebenarnya untuk mendokumentasikan

phalus-phalus purba. Namun, pikirannya berubah setelah melihat paras batu

Jayawarman VII. Di Siem Reap, Jeanne mengunjungi situs Angkor Wat yang di

dalam sekaligus terdapat beberapa candi.

(114) Sepuluh hari ia tinggal di Siem Reap. Ia ingin bermalas-malasan

di kota candi ini. Namun keputusannya berleha-leha di Siem

Reap ternyata membuat dia berpapasan dengan Suryo, mantan

kekasihnya yang aneh sebelum ia menikah dengan Mas Tubagus

(Suyono, 2014: 16-17).

B. Angkor Wat

Angkor Wat menjadi salah satu tempat rekomended yang perlu dikunjungi

orang saat berkunjung di Kamboja. Dalam perjalanannya, Jeanne juga mengunjungi

tempat ini. Tempat ini membuat Jeanne kagum sekaligus takut. Ia kembali bertemu

dengan jiwa-jiwa para bapak paguyuban.

(115) Dan di saat berada di ruang. tengah Angkor, ia

terkesima……Kota kawasan candi –candi Siem Riep ini di

mana-mana diresapi kisah pencarian amrita (Suyono,2014: 6).

(116) Jeanne ketakutan dengan penglihatannya. Adakah bapak-bapak

itu disiksa? Dianiaya oleh orang-orang tak dikenal? Kuatkah

bapak-bapak itu menahan gebukan dan sayatan? Ataukah bapak-

bapak itu mati kemudian? Ia langsung meninggalkan Angkor

(Suyono, 2014: 10).

C. Pnom Bakheng

Pnom Bakheng merupakan sebuah candi besar berbentuk piramida terpancung

tempat banyak pengamen-pengamen tak berkaki bersimpuh di setapak keluar-masuk

candi. Tempat ini menjadi tujuan kedua Jeanne setelah dari Angkor. Jikalau Angkor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

111

cocok dikunjungi saat pagi untuk melihat keindahan sunrise, maka Pnom Bakheng

cocok dikunjungi saat senja untuk melihat keindahan sunset.

(117) Puncak Pnom Bakheng ternyata berupa hamparan datarang batu

yang cukup luas (Suyono, 2014: 11).

D. Preah Khan

Tempat ini dikunjungi oleh Jeanne di hari ketujuh berada di Siem Reap.

Kondisi di tempat ini sangat sepi. Di tempat inilah Jeanne waswas bertemu dengan

mantan kekasihnya. Berikut ini gambaran mengenai Preah Khan dalam kutipan (118).

(118) Hari itu hari ketujuh di Siem Reap. Ia mengunjungi Preah Khan.

Preah Khan sangat sepi. Inilah candi yang membuat perasaan

Jeanne waswas kembali dihantui pertemuan dengan Suryo. Masa

lalunya yang aneh dengan Suryo menyeruak lagi. Sesungguhnya

dulu Preah Khan bukan sekadar candi, tapi sebuah ashram

Budhis. Dari prasasti diketahui bangunan ini berdiri tahun 1191.

Buku panduan yang dipegang Jeanne menerangkan, situs ini

pada zamannya konon dihuni lebih dari 1.000 guru Budha

(Suyono, 2014: 17).

E. Banteay Srey

Banteay Srey merupakan salah satu candi di Siem Reap. Candi ini sering

disebut sebagai candi perempuan. Candi ini bisa disebut kuil paling mungil di

kompleks “kota” Angkor Wat. Skalanya bukan apa-apa dibanding candi lain. Betapa

pun kecil, candi ini memiliki kekhasan. Gapura-gapura dan dinding-dindingnya

dipenuhi ukir-ukiran yang rumit. Pintu masuknya seperti dihampari karpet penuh

ornamen. Candi ini merupakan salah satu candi favorit Suryo karena tepat ini pernah

disinggahi oleh intelektual kenamaan Perancis bernama Andre Malraux. Tempat ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

112

juga sekaligus menjadi lokasi latihan dan tempat mempersiapkan diri para perempuan

pilihan untuk menari bagi raja Jayawarman dulu.

(119) Informasi Phhoung membuat Suryo teliti memperhatikan

Banteay Srey. Di Banteay Srey, ia berhenti cukup lama di depan

sebuah pagar pembatas yang dipasang petugas candi.

Pengunjung dilarang masuk ke dua bilik yang berada di tengah

candi. Suryo berusaha mengira-ngira apakah hiasan dari bilik itu

tempat relief-rilief dewata yang di tahun 1923 pernah dicongkel

Andre Malraux. Suryo membayangkan di situlah sesungguhnya

para penari berkumpul Malraux tahu Banteay Srey adalah kuil

para penari. Dari berbagai penjuru, perempuan-perempuan

pilihan akan disatukan di situ. Mereka dilatih menari, dilatih

bersolek. Tempat relief dicongkel adalah paling inti (Suyono,

2014: 380).

F. Bayon

Bayon juga meruapakan salah satu situs di Siem Reap. Di tempat ini terdapat

patung Jayawarman VII. Di dekat sosok Jayawarman, juga terpahat relief-relief

wanita penari. Menurut cerita, tempat ini menjadi wilayah para penari menghibur

Jayawarman. Di Bayon ada bekas ruangan yang di sebut Hall of Apsara. Ruangan ini

dipenuhi dengan pilar-pilar batu yang ditorehkan gambar-gambar apsara. Untuk

sampai ke Bayon, Suryo berjalan kaki dari Banteay Srey menyusuri jalanan yang juga

pernah ditempuh para penari kuil.

(120) Peluh Suryo bercucuran begitu tiba di Bayon. Sudah lama ia tak

berjalan kaki sejauh itu. Jantungnya lumayan berdekup cepat.

Suryo beristirahat sebentar di kaki Bayon. Matanya agak

berkunang-kunang. Begitu kekuatannya pulih, ia naik ke atas

Bayon. Hari itu Suryo tak bergerak di depan wajah-wajah

Jayawarman VII (Suyono, 2014: 382).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

113

G. Café Red Piano

Café Red Piano merupakan lokasi tempat bertemunya Suryo dan Jeanne

setelah sekian tahun berpisah. Pertemuan itu terjadi pagi-pagi sekitar pukul 10.00 saat

Suryo sedang menunggu Phhoung. Café Red Piano menjadi saksi dari pertemuan

mereka begitu berkesan tetapi masih menjadi image masing-masing. Berikut ini

digambarkan dalam kutipan (121).

(121) Dengan tubuh masih sedikit demam, Suryo menyesap kopi

hangat. Lantai dua Café Red Piano jam 10 pagi itu masih sepi. Ia

meneguk pelan-pelan kopi di cangkir. Ia berharap kopi kental

tersebut bisa membuat tubuhnya makin mendingan. Phhoung

mengatakan bahwa ia agak terlambat datang satu jam. Suryo rela

menunggu. Ia butuh Phhoung. Tapi yang tak terduga di Café Red

Piano itu ia bertemu dengan Jeanne, mantan pacarnya (Suyono,

2014: 437).

H. Gunung Kulen

Gunung Kulen merupakan tempat yang disinggahi oleh Suryo dan Phhoung

untuk membuang Prabang Budha tiruan. Benda tersebut memang telah

menyelamatkan Suryo dari berbagai ancaman teluh yang selama ini mengejarnya.

Gunung Kulen merupakan tempat yang disarankan sebagai lokasi pelepasan Prabang

Budha. Gunung Kulen bagi masyarakat Kamboja kuno adalah sebuah gunung kudus.

Kulen artinya „leci‟. Berikut kutipan (122) menggambarkan kondisi Gunung Kulen.

(122) Suryo belum bisa membayangkan seperti apa Gunung Kulen.

Ternyata gunung itu bukan dalam pengertian gunung

sebenarnya. Gunung tersebut seperti kawasan perbukitan yang

rindang-dengan beberapa air terjun, sungai, dan reruntuhan

candi. Sebuah kawasan cagar alam national park seperti kaki

Merapi. Lebih terjal jalan menuju Gunung Sapto Renggo di

Kudus atau Gunung Selok di Cilacap daripada ke Gunung Kulen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

114

Mobil bisa sampai ke tempat parkir yang landai di atas (Suyono,

2014: 541).

2.3.1.13 Vietnam

Vietnam merupakan salah satu negara yang dikunjungi Jeanne selain

Kamboja. Di tempat ini, ia mengunjungi beberapa tempat yang mengagumkan seperti

Hoi An, Da Nang, situs My Son, dan situs Po Nagar di Nha Trang. Di Vietnam-lah

Jeanne bertemu dengan Phu Tram dan Mualim Satu yang membantunya

membayangkan Kuil di Dasar Laut.

A. Hoi An

Hoi An merupakan kota tua yang berada di Vietnam. Kota ini memiliki

sebuah sungai panjang. Umur kota ini sudah lebih dari 500 tahun. Banyak terdapat

rumah kuno milik warga yang terbuat dari kayu berdempet-dempet. Masing-masing

rumah-rumah tersebut berjejer membentuk ruas jalan yang mengagumkan. Banyak

penduduknya yang berprofesi sebagai tukang jahit. Berikut gambaran mengenai Hoi

An dalam kutipan (123).

(123) Hari pertama berada di Hoi An, Jeanne langsung terpana. Kota

tua bekas pelabuhan di Vietnam tengah itu dibelah sebuah sungai

panjang. Jeanne kaget ada kota seperti ini di Vietnam. Kota ini

baginya kota vintage. Kota yang membaurkan pasar kelontong,

distro barang antik, kios jamu, losmen, resotran, rumah-rumah

lampion Vietnam, Cina, Jepang, dengan bungalo-bungalo koloni

Eropa (Suyono, 2014: 25).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

115

B. Café Champa

Café Champa merupakan salah satu kafe yang berada di Hoi An. Kafe ini

terletak di tepi sungai keruh berwarna cokelat. Kafe ini sering menyetel lagu-lagu

slow rock tahun 1070-an sehingga Jeanne lumayan betah di tempat ini. Meskipun

demikian, beberapa kali ia diganggu oleh seorang lelaki buntung yang kemudian

dikenal oleh Jeanne sebagai Phu Tram sekaligus pemilik kafe tersebut. Kutipan (124)

berikut menunjukkan keberadaan Jeanne di Café Champa.

(124) Dan di sebuah kafé bernama Champa, selagi duduk terpekur

menatap mulut sungai itu, ia disapa oleh seorang buntung

(Suyono, 2014: 26).

C. Da Nang

Da Nang merupakan salah satu tempat perhentian kereta api ketika Jeanne

menuju Hoi An. Ia kembali ke tempat ini bersama dengan Phu Tram setelah delapan

hari berada di Hoi An. Da Nang merupakan bekas ibu kota pertama Champa bernama

Singhapura. Tempat ini terdapat sebuah desa bernama Tra Kieu. Dulu kawasan Istana

Champa di duga berada di Tra Kieu. Situs My Son juga terdapat di tempat ini.

(125) Memasuki jantung Da Nang, benar, isi kota ini cuma deretan

ruko biasa, bengkel-bengkel sepeda motor, supermarket-

supermarket, kelas kabupaten, dan, ya, sebuah jalan tol antarkota

yang baru saja dibangun (Suyono, 2014: 455).

D. My Son

My Son merupakan salah satu situs yang berada di Nha Trang. Pembangunan

situs ini diawali oleh raja Badrawarman pada abad ke-4 Masehi sebagai situs hindu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

116

Champa. Kondisi tempat ini rusak seperti bekas lokasi pengeboman. Tampak sisa-

sisa bongkahan candi kecil-kecil yang tergerogoti lumut, rusak, dan terbengkalai.

Kawasan ini terbagi menjadi A sampai G. Arkeolog Henri Parmentier yang

menamakannya setelah melakukan penggalian tempat ini tahun 1902.

(126) Dengan semangat, Phu Tram menyuruh sang sopir agak cepat

mendorong kursi rodanya. Jeanne sampai kewalahan mengikuti

kursi roda yang meliuk-liuk menyusuri setapak-setapak yang

dulu bisa membuat jemaah datang dari berbagai arah (Suyono,

2014: 476).

E. Nha Trang

Nha Trang merupakan salah satu tempat di Vietnam yang banyak

menyelenggarakan festival. Kota ini juga pernah menjadi salah satu wilayah bangsa

Champa yang bernama Kauthara. Kemudian menjadi milik Vietnam setelah terjadi

perang yang cukup besar. Kota ini memang kota scuba. Resor tempat istirahat. Nha

Trang seolah terbelah menjadi dua. Di ujung satu, kawasan perkotaan padat. Di ujung

lain, kawasan perbukitan. Di tempat inilah terdapat situs Po Nagar – ibu dari segala

suku Champa yang disamakan dengan Dewi Uma atau Parwati atau Durga.

Representasi ibu welas asih. Jeanne ke tempat ini untuk berdoa kepada Po Nagar agar

mendapat penglihatan kuil ketiga. Jeanne sekaligus juga berdoa agar Po Nagar

memaafkan kelakuan orang Jawa berabad-abad lalu yang mencuri “kemaluan”

suaminya.

(127) “Di Nha Trang ini banyak festival. Datang kemari lagi akhir

April, Jeanne. Dari kaki Po Nagar aka nada ribuan lampion

dibawa turun ke sungai, kemudian dilarungkan,” Mualim Satu

memberi tahu Jeanne ketika ia bangun (Suyono, 2014: 586).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

117

2.3.2 Latar Waktu

Selain latar tempat, peneliti juga menganalisis latar waktu. Latar waktu

berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan di dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya

dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya, atau dapat dikaitkan

dengan peristiwa sejarah.

Latar waktu yang terdapat di dalam Novel KdDL cukup banyak. Oleh karena

itu, peneliti hanya membatasi penelitian pada latar waktu luas terjadinya peristiwa-

peristiwa besar seperti masa terjadinya pergolakan perlawan terhadap pihak

kekuasaan atau masa terjadinya peristiwa yang menimbulkan counter-hegemoni.

Latar waktu yang dianalisis peneliti, yaitu tahun 1961, 1991, 1996, 1998.

2.3.2.1 Tahun 1961

Tahun ini merupakan tahun yang cukup menentukan masa depan Soeharto

dengan sokongan energi metafisiknya. Di tahun ini, ia bertemu dengan salah satu

gurunya yang memiliki banyak pengaruh pada dunia kebatinan Soeharto. Ialah Romo

Dijat. Romo Dijat merupakan satu-satunya guru Soeharto yang memperingatkan

Soeharto agar turun dari kursi presiden. Ia juga yang rela menapaktilasi banyak situs

spiritual untuk meminta roh-roh leluhur mendukung Soeharto kembali naik takhta.

Berikut ini gambaran peristiwa pertemua Pak Harto dengan Romo Dijat di tahun ini

pada kutipan (128).

(128) Pada tahun 1961, saat Soeharto belum menjadi presiden, Romo

Marto menganjurkan tirakat di Trowulan. Tatkala Soeharto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

118

memasuki sebuah makam di Trowulan, ia melihat seoerang

lelaki setengah baya tengah melakukan meditasi dan terlihat

berhasil melakukan komunikasi dengan alam gaib. Lelaki itu

sangat karismatik. Aura menenangkan keluar dari tubuhnya.

Soeharto mendadak merasa tenteram berada di dekat lelaki itu.

Seusai melakukan meditasi, lelaki tersebut meninggalkan

Trowulan. Soeharto kagum, terkesan, dan penasaran terhadap

lelaki itu (Suyono, 2014: 227).

2.3.2.2 Tahun 1991

Di tahun ini, terjadi sebuah peristiwa yang hingga hari ini diperingati oleh

masyarakat Timor Timur sebagai Peristiwa 12 November. Dalam peristiwa ini, terjadi

sebuah aksi protes dan seruan referendum. Kejadian ini berlangsung di kompleks

pemakaman Santa Cruz ibu kota Dili, tepatnya saat penguburan rekan mereka yang

bernama Sebastiao Gomes yang ditembak mati oleh pasukan Indonesia sebulan

sebelumnya (lih. Wikipedia, 30 Juni 2016). Memang di tahun tersebut, kekuasaan

Soeharto masih kuat. Itulah mengapa kejadian pembubaran massa yang berujung

pembunuhan oleh tentara Indonesia tidak sampai terpublikasikan. Berikut ini kutipan

(129) peristiwa yang terjadi di Santa Cruz pada tahun 1991.

(129) Benar ternyata Santa Cruz adalah nama pemakaman yang

disembunyikan oleh pemerintah Indonesia. Tahun 1991, tentara

Indonesia membantai ratusan warga Dili di situ. Peritiwa itu

diawalai rombongan mahasiswa Timor Timur yang menyekar

nisan Sebastiao Gomes, rekan mereka yang sebulan sebelumnya

ditembak oleh tentara. Warga ikut berduyun. Para mahasiswa

menggelar spanduk protes. Mereka mengangkat-angkat foto

Xanana Gusmao. Simpati mengalir. Mereka bersama warga

meneriakkan yel-yel referendum (Suyono, 2014: 81).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

119

2.3.2.3 Tahun 1996

Dalam tahun ini, terjadi sekian peristiwa yang besar dan parah. Peristiwa

pertama ialah kematian Bu Tien tepatnya pada 28 April 1996. Di tahun ini pula

terjadi penyerangan markas PDI di Jalan Diponegoro oleh Soerjadi –Ketua Umum

PDI versi Kongres Medan dengan dibantu polisi. Tentara banyak menciduk

pendukung Mega dan orang-orang yang mereka curigai. Berikut ini gambaran

rangkaian kejadian di tahun 1996 lewat kutipan (130) dan (131).

(130) “Ibu Tien meninggal! Mas Suryo diminta Bapak Sinaga

langsung ke Kawitan. Ikut menyemayamkan jenazahnya!”

Jeanne ingat malam itu 28 April 1996. Besoknya Idul Adha.

Malam itu Suryo seperti orang yang tersepak-sepak. Kekasinya

itu sempat cuci muka. Jeanne ingat ia duduk terpekur di

kasurnya hanya berbelit selimut (Suyono, 2014: 242).

(131) Dan kemudian tanggal 27 Juli 1996 terjadilah penyerangan

markas PDI Jakarta. Suryo ingat saat itu dirinya tengah berada di

tempat kos Matraman,, yang dekat dengan Megaria. Ia lari ke

Megaria. Ia melihat di sepanjang Jalan Proklamasi sudah banyak

tentara. Di depan bioskop Megaria, truk-truk polisi menutup

jalan (Suyono, 2014: 307).

2.3.2.4 Tahun 1998

Lamanya rezim Soeharto berkuasa mengakibatkan terjadinya krisis politik dan

ekonomi yang berkepanjangan. Kondisi yang merosot tersebut mengakibatkan

semakin banyaknya gelombang demonstrasi. Sejak awal Februari 1998, mulai

muncul berbagai aksi demonstrasi mahasiswa yang intinya ialah menuntut suksesi

kepemimpinan nasional. Pada bulan Maret 1998 kondisi perpolitikan Indonesia

semakin memanas, masyarakat berduyun-duyun menolak hasil pemilu 1997. Aksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

120

protes tersebut ditanggapi oleh pemerintah dengan sangat keras. Banyak mahasiswa

dan aktivis yang diculik dan dibunuh. Banyaknya korban dari kalangan sipil

mengakibatkan amarah masyarakat semakin meningkat. Demonstrasi yang

dilancarkan semakin deras dan anarkis. Aksi tersebut memang muncul akibat banyak

faktor. Tepat pada Kamis, 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB, di Istana Merdeka

berlangsung acara serah terima jabatan presiden. Pada acara itu Presiden Soeharto

membacakan pernyataan untuk berhenti dari jabatannya sebagai presiden Republik

Indonesia. Berikut ini gambaran rangkaian kekacauan yang terjadi di tahun 1998

dalam kutipan (132), (133), dan (134).

(132) Tanggal 13 Mei 1998. Hari itu Jakarta demikian tak menentu.

Penjarahan di mana-mana. Di berbagai showroom, mobil-mobil

dikeluarkan oleh amuk massa dan rame-rame disiram bensin.

Kaca-kaca took dipecahkan, televisi-televisinya digondol.

Tentara hanya berdiri membiarkan massa yang beringas. Di

kawasan Matraman, massa merengsek masuk ke Gedung Fuji

Film. Mereka memecahkan kaca, berebutan masuk, menggondol

kamera-kamera dan lensa-lensa canon, Nikon, Yashica, dan

handycam-handycam Sony yang termahal. Glodok mengerikan.

Salah satu bagian terparah adalah Toserba Yogya di kawasan

Klender. Dengan mata kepala sendiri, Jeanne melihat toserba ini

dijilat api (Suyono, 2014: 138).

(133) Tiga tahun kemudian, saat di Jakarta – Jeanne dan Linda sudah

jarang bertemu – Jeanne baru ngeh apa yang terjadi di Santa

Cruz. Waktu itu tahun 1998. Soeharto Jatuh. Saat itu televisi

gencar menayangkan detik-detik demo mahasiswa dan protes

peralihan kekuasaan. Jeanne, yang di rumah berlangganan

parabola, menonton dari sebuah TV Australia, sebuah siaran

yang mengungkap kekejian Seoharto selama Orde baru,

termasuk peristiwa Santa Cruz (Suyono, 2014: 81).

(134) Klender, Jakarta Timur, 1998, Toserba Yogya. Hanya logo

merahnya yang masih terlihat jelas terbaca. Seluruh dindingnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

121

gosong. Seberapa banyak mayat yang hangus terbakar masih

misterius (Suyono, 2014: 137).

2.3.2.5 Tahun 2012

Latar waktu tahun 2012 tidak disebutkan secara eksplisit dalam alur

penceritaan novel KdDL. Akan tetapi, penyebutan latar tahun 2012 disebutkan dalam

sub bagian cerita. Latar waktu ini berlaku selama Jeanne maupun Suryo berada di

luar negeri, baik ketika di Vietnam, Kamboja, ataupun Laos.

2.4 Rangkuman

Dalam bab ini, secara rinci telah dipaparkan seperti apa struktur cerita novel

KdDL. Struktur cerita yang dimaksud berkaitan dengan tokoh dan penokohan serta

latar (tempat dan waktu). Teknik pelukisan tokoh yang digunakan oleh Seno Joko

Suyono adalah teknik dramatik. Dari model penokohan tersebut hadir sekian banyak

tokoh yang kemudian dikategorikan ke dalam dua kelompok berdasarkan sudut

pandang penceritaan, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama terdiri

dari Jeanne dan Suryo. Sedangkan tokoh tambahan terdiri dari Pak Sinaga, Pak

Darsono, Pak Djayeng, Pak Sewaka, Pak Radjiman, Pak Priyambodo, Pak Sawito,

Meneer Widjinarko, Pak Koentono, Abah Moertopo, Bante Purnomo, Pak Burhan,

Pak Begja, Gus Mutaqqin, Mr. Soedjono, Phu Tram, Mualim Satu, Phhoung,

Souvvana, Romo Dijat, Romo Marto, Romo Budi, Sunuwarsono, Setyarso, Soedjono

Hoemardani, dan MdDSSG. Mereka semua merupakan tokoh tambahan yang hadir di

sekitar tokoh utama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

122

Latar tempat dalam novel KdDL terbilang cukup banyak. Baik yang ada di

dalam negeri maupun di luar negeri. Dengan demikian, penelitian dibatasi hanya pada

latar tempat yang berkenaan dengan tempat yang dilalui oleh anggota paguyuban,

tempat terjadinya kerusuhan masa Orde Baru, dan tepat pelarian Jeanne dan Suryo

selepas tidak lagi aktif dalam paguyuban. Latar tempat tersebut, Jakarta (Glodok,

Klender, Matraman, Taman Mini Indonesia Indah, Jalan Marga Satwa Ragunan, dan

Kawasan Cipete), Cirebon (Jambe Lima dan Jambe Pitu), Gunung Sapto Renggo,

Situ Panjalu, Yogyakarta (Telaga Titis), Padang Lawas (Bairo Bahal), Ngawi (Alas

Ketonggo), Kamboja (Angkor Wat, Pnom Bakheng, Preah Khan, Banteay Srey,

Bayon, Siem Reap, Cafe Red Piano), Vietnam (Hoi An, Café Champa, Da Nang, My

Son, dan Nha Trang), Laos (Luang Prabang dan Kafé Pastri), Samudra Laut Cina

Selatan, dan Kuil di Dasar Laut. Selain latar tempat, penelitian juga dilakukan pada

latar waktu. Terdapat beberapa latar waktu, yaitu tahun 1961 (waktu bertemunya

Soeharto dengan guru spiritualnya yang kemudian hari menyokong sisi metafisik

Soeharto), tahun 1991 (berkaitan dengan perlawan para simpatisan Sebastiao Gomez

terhadap para tentara di Santa Cruz, Timor Timur), tahun 1996 (waktu Romo Dijat

mendengarkan nasihat dari roh-roh yang diundang kepada Soeharto, 28 April Ibu

Tien meninggal, 27 Juli terjadi penyerangan Markas Partai Demokrasi Indonesia di

Jalan Diponegoro), dan tahun 1998 (penjarahan besar-besaran di Jakarta pada 13 Mei

dan tahun lengsernya Soeharto). Analisis mengenai latar tempat dan waktu dilakukan

guna kepentingan mencocokkan ruang lingkup pergerakan semua tokoh dalam

konteks tempat dan waktu tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

123

Berdasarkan hasil analisis bab II ini, sudah mulai terlihat formulasi kaum

intelektual yang terbentuk dari tokoh-tokoh di atas. Berdasarkan konsep pemikiran

Antonio Gramsci, kaum intelektual dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu kaum

intelektual tradisional dan kaum intelektual organik. Intelektual Organik masih dapat

dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu Intelektual Hegemonic dan Intelektual Counter-

Hegemonic. Semua kelompok dan simpatisan paguyuban yang diisi oleh Pak Sinaga

dan kawan-kawan, Phu Tram dan Mualim Satu, dan MdDSSG terkategori ke dalam

Intelektual Counter-Hegemonic. Romo Dijat, Romo Marto, Romo Budi,

Sunuwarsono, Setyarso, Soedjono Hoemardani masuk dalam kategori Intelektual

Hegemonic

Pembahasan mengenai posisi dan peran intelektual akan dibahas lagi secara

lebih lengkap pada bab III. Akan hadir beberapa tokoh yang tidak disebutkan di atas.

Mereka tidak ikut dianalisis karena tidak terlibat secara aktif dan terlibat dalam

pergerakan alur. Mereka hanya menjadi cerita dari para tokoh novel KdDL. Namun,

demi kepentingan perumusan bentuk-bentuk perlawanan yang terjadi di dalam

penceritaan novel KdDL maka mereka pun turut dihadirkan sebagai bagian dari pihak

yang dilawan.

Secara singkat hasil penelitian bab I di atas akan dirangkum dalam tabel 1

berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

124

Diagram

Rangkuman Struktur Cerita Novel KdDL

Jeanne

(Tokoh Utama)

Suryo

(Tokoh Utama)

Sunuwarsono

dan Setyarso

(Tanpa Keterangan

Latar)*

Phu Tram

dan Mualim Satu

(Laut Cina Selatan**

Kuil di Dasar Laut,

2012 dan Vietnam,

2012)

Souvvana

(Laos, 2012)

Phhoung

(Kamboja, 2012)

Pak Sinaga,

Pak Darsono,

Pak Djayeng,

Pak Sewaka,

Pak Radjiman,

Pak Priyambodo,

Meneer Widjinarko,

Pak Koentono,

Bante Poernomo,

Gus Mutaqqin,

Pak Burhan,

Pak Begja,

di Jakarta,

Yogyakarta,

Bhairo Bahal-

Padang Lawas***,

Jambe Lima dan

Jambe Pitu-CIlacap,

Gunung Sapto

Renggo,

Alas Ketonggo-

Ngawi,

Situ Panjalu****

(1991-1998),

Kamboja

(2012)

Romo Dijat, Romo Marto, dan

Romo Budi

(Tanpa Keterangan Latar)

MdDSSG

(Santa Cruz-Timor-Timur, 1991)

Pak Sawito Kartowibowo

dan Mr. Soedjono,

Soedjono Hoemardani

(Tanpa Keterangan Latar)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

125

Keterangan:

* Tidak ada keterangan latar yang dimaksudkan bukan dalam novel KdDL, tetapi

dalam analisis struktur cerita pada skripsi ini.

** Latar tempat ini hanya didatangi oleh Phu Tram saja.

*** Perjalanan menuju ke lokasi ini hanya dilakukan oleh Pak Sinaga, Pak

Koentono, dan Suryo.

**** Perjalanan ke tempat ini dilakukan oleh Pak Radjiman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

126

BAB III

ANALISIS FORMASI INTELEKTUAL

DALAM NOVEL KUIL DI DASAR LAUT

3.1 Pengantar

Pada bab ini, akan dideskripsikan lebih lanjut perihal posisi dan peran tokoh-

tokoh yang telah dianalisis pada bab II ke dalam formasi intelektual sesuai perspektif

Gramsci. Kepentingan penelitian ini sebagai prasyarat untuk mengetahui akar

permasalahan, motivasi, dan siapa saja yang terlibat dalam counter-hegemoni

terhadap penguasa.

Dalam tingkat abstraksi, Gramsci membagi kaum intelektual menjadi dua

kategori, yaitu Intelektual Tradisional dan Intelektual Organik. Dengan pengertiannya

masing-masing, pendekatan secara multi-dimensional menjadikan gambaran kedua

kategori tersebut sedikit kompleks. Golongan Intelektual Tradisional ini merasa

sebagai “kelompok penyemangat” terhadap kontiunitas historis dan kualifikasi

khusus mereka. Karenanya, mereka menempatkan diri sebagai kelompok otonomis

dan independen dari kelas sosial dominan (Utomo, 2013: 11). Intelektual Tradisional

adalah mereka yang menyandang tugas-tugas kepemimpinan intelektual dalam suatu

given society. Mereka yang masuk dalam kategori ini adalah golongan rohaniwan,

manusia literer (jurnalis), filsuf, dan artis. Di dunia modern, edukasi teknologis yang

bahkan juga dikaitkan kerja industrial yang paling primitif dan tak terkualifikasi

harus membentuk basis bagi tipe baru intelektual. Melihat posisinya yang demikian,

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

127

menurut Gramsci, tugas Intelektual Tradisional segera memutuskan

ketidakmenentuan sikap dan bergabung dengan kelas-kelas revolusioner. Kaum

intelektual ini harus secara organis menjadi bagian dari kelas buruh mengingat

mereka memiliki kualifikasi untuk membangkitkan kesadaran masyarakat untuk

menantang ideologi penguasa.

Dalam melanggengkan kekuasaan, banyak Intelektual Tradisional diasimilasi

menjadi Intelektual Organiknya pihak penguasa. Kelas penguasa mengandalkan

kaum intelektualnya untuk menjaga kekuasaannya melalui penyebaran nilai-nilai

kepada masyarakat. Intelektual Organik akan menjalankan peran mereka untuk

menyebar nilai-nilai kelas penguasa untuk menguasai berbagai unsur paling mendasar

masyarakat seperti pandangan hidup atau ideologi mereka.

Intelektual Organik bukan hanya milik penguasa. Intelektual Organik dapat

pula berasal dari kelas tertindas. Intelektual ini adalah mereka yang mampu

merasakan emosi, semangat, dan apa yang dirasakan kaum tertindas, memihak

kepada mereka dan mengungkapkan apa yang dialami dan kecenderungan-

kecenderungan objektif masyarakat. Hal tersebut memiliki makna bahwa kaum

Intelektual Organik akan menghadirkan suara-suara kepentingan masyarakat bawah

dengan bahasa budaya tinggi sehingga pandangan dunia, nilai-nilai, dan kepercayaan-

kepercayaan kelas bawah meluas ke seluruh masyarakat dan menjadi bahasa

universal. Bila tahap ini berhasil, maka jalan semakin lebar bagi kelas bawah untuk

melakukan perubahan revolusioner, yakni merebut ataupun menumbangkan

kekuasaan politik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

128

Sebenarnya ada dua unsur yang kemudian memberi batasan secara tegas

bahwa kelompok tertentu dari intelektual adalah organik. Pertama. Mereka menjadi

suatu kategori pada waktu sejarah yang sama sebagai suatu kelas baru yang

menciptakan dan mengembangkan dirinya, menjadi organ dari sebuah sistem secara

utuh dan bertugas menjalankan fungsi mereka masing-masing. Kedua, intelektual ini

memberikan kelas sosial homogenitas dan suatu kesadaran akan fungsinya sendiri

bukan cuma pada ekonomi, namun juga pada lapangan sosial dan politik (Gramsci

dalam Patria, 1999: 160-161).

Menurut Gramsci, kesadaran adalah hal yang utama untuk membangkitkan

perjuangan menentang kelas dominan (Patria, 1999: 167). Agar revolusi terwujud

maka masyarakat seharusnya bertindak. Sebelum mereka bertindak, mereka harus

mampu memahami hakikat dan situasi keberadaan mereka dalam suatu sistem yang

sedang dijalani. Gramsci mengakui arti penting faktor struktural, khususnya ekonomi,

tetapi ia tidak percaya hanya faktor-faktor inilah yang mengakibatkan masyarakat

melakukan perlawanan. Gramsci mengatakan perlu ada ide revolusioner yang mampu

menggerakkan massa. Ide revolusioner ini tidak hanya muncul dari masyarakat, tetapi

harus ada yang mengembangkan dan menyebarkannya. Inilah peran yang diemban

oleh kaum intelektual. Kaum intelektual bukan hanya berada di menara gading, elitis,

melainkan harus menyatu dan berada di sisi kaum buruh.

Persoalan yang terjadi dalam novel KdDL ialah reaksi kesadaran baru

masyarakat atas kejenuhan mereka terhadap rezim otoriter Soeharto. Rekasi

perlawanan ini dilakukan oleh orang-orang yang sebelumnya menjadi bagian organik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

129

dari sistem pemerintahan Orde Baru. Mereka muak dan ingin menebus dosa karena

telah terlibat dalam lingkungan pemerintahan Soeharto. Di sini, sosok Soeharto

merupakan gambaran kelompok penguasa dominan yang telah melakukan banyak

tindakan hegemoni terhadap masyarakat melalui Intelektual Organiknya.

Dalam sebuah kajian memperlihatkan bahwa kekuasaan Orde Baru yang

didukung oleh kaum Intelektual Organiknya memainkan peranan penting dan

menentukan dalam politik ingatan tentang Tragedi 1965. Kekuatan kekuasaan itu

sangat dominan dalam mengatur apa yang harus diingat dan apa yang perlu dilupakan

tentang Tragedi 1965 (Taum, 2015: 263). Soeharto menggunakan intelektual yang

direkrut dari berbagai bagian masyarakat, seperti ABRI, birokrat, politisi partai

(Golkar), akademisi, maupun kaum spiritualis Jawa. Dengan demikian, Soeharto

duduk di kursi jabatannya cukup lama. Dalam penjelasan selanjutnya, akan

dideskripsikan mengenai pelibat masing-masing kategori intelektual di atas dan

seperti apa posisi dan peran mereka.

3.2 Formasi Intelektual

3.2.1 Intelektual Tradisional

Intelektual Tradisional merupakan kategori intelektual yang otonomis dan

independen. Mereka tidak masuk dalam ikatan sistem dan mengakui hubungan

mereka dengan sistem sosial tertentu. Setelah dilakukan analisis atas tokoh-tokoh

dalam novel KdDL, tidak satu pun tokoh yang masuk dalam kategori Intelektual

Tradisional. Hal tersebut disebabkan dua gejala. Pertama, tokoh-tokoh dalam novel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

130

KdDL tidak semuanya dapat dikatakan sebagai intelektual. Dalam poin 1.6.2.1 telah

disampaikan indikator-indikator seseorang kemudian dapat disebut sebagai seorang

intelektual atau cendekiawan. Persyaratan tersebut ialah paling tidak tokoh tersebut

menjalankan fungsi kepemimpinan tertentu dalam suatu given society, memiliki

fungsi „koneksi‟ antara kebutuhan pemeritah atau kelas dominan dengan

masyarakatnya atau kelas bawah, dan selanjutnya mereka pun juga harus terlibat

dalam mengolah modal sosial, modal simbolik, dan juga tidak kurang dalam model

ekonomis. Kedua, kalau pun tokoh-tokoh dalam novel KdDL termasuk dalam

kalangan intelektual, mereka telah terkategori dalam golongan Intelektual Organik.

Baik itu menjadi bagian organik dari sistem pemerintahan, maupun masyarakatnya.

3.2.2 Intelektual Organik

Intelektual Organik menjadi bagian utuh dari pihak penguasa maupun pihak

tertindas. Untuk itu, agar tercipta sebuah dikotomi yang lebih tegas maka

digunakanlah istilah Intelektual Hegemonic dan Intelektual Counter-Hegemonic.

Intelektual Hegemonic memiliki tanggung jawab untuk menjamin pandangan massa

sesuai dan konsisten dengan nilai-nilai yang telah disebar oleh pihak penguasa dan

diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat. Kategori ini menjadi bagian

organik dari pihak penguasa. Sementara itu, Intelektual Couter-Hegemonic

mempunyai tugas untuk memisahkan massa dari pengaruh nilai-nilai penguasa dan

membangun sebuah pandangan dunia sesuai perspektif sosialis. Kategori ini menjadi

bagian dari pihak tertindas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

131

Perlu dijelaskan bahwa yang terkategori sebagai kaum penguasa dalam novel

KdDL bukan saja rezim otoriter Soeharto, tetapi juga pemerintahan Laos dan

Kamboja. Ini terjadi karena setting dalam novel KdDL bukan saja di Indonesia tetapi

juga di beberapa negera lain, seperti Laos dan Kamboja. Dengan demikian, akan

dijelaskan pula setiap intelektual yang menjadi bagian organik dari sistem kaum

dominan di atas.

Tokoh-tokoh yang menjadi bagian organik dari rezim Orde Baru (Intelektual

Hegemonic) adalah Romo Dijat, Romo Marto, Romo Budi, ABRI (Angkatan Darat)

seperti Ayah Jeanne bernama Sunuwarsono, Setyarso, Soedjono Hoemardani, dan

semua kalangan spiritual simpatisan Soeharto. Keberadaan mereka dalam lingkungan

kekuasaan Soeharto membawa pengaruh yang positif bagi keberlangsungan rezim

Orde Baru. Mereka menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan sosial,

politik, dan metafisik Soeharto. Untuk itu, Soeharto menjadikan mereka sebagai

panutan dan kekuatannya. Tokoh yang menjadi bagian organik dari pemerintahan

Kamboja adalah Phhoung. Ia bekerja pada sebuah Museum 1000 Budha dan menjadi

bagian dari sistem museum tersebut yang juga adalah dimiliki pemerintah. Di

samping itu, tokoh yang menjadi bagian dari bangsa Laos adalah Souvvana. Ia

merasa memiliki tanggung jawab terhadap kebudayaan Laos. Dengan demikian, ia

menjadi bagian organik dari bangsa dan pemerintahan Laos.

Intelektual Counter-Hegemonic dalam novel KdDL diwakili oleh kelompok

Paguyuban Anggoro Kasih dan simpatisannya. Sebagian besar dari antara mereka

merupakan sekelompok orang yang tidak lagi menginginkan kekuasaan Soeharto.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

132

Meskipun demikian, mereka justru tidak menjalankan fungsi untuk menyebar sebuah

penyadaran baru kepada anggota masyarakat untuk sama-sama berjuang. Mereka

menjadi semacam perwakilan untuk menentang sisi metafisik Soeharto yang

notabene tidak banyak diketahui masyarakat. Mereka bergerak secara diam-diam dan

siap menanggung risiko dari tindakan perlawanan mereka. Orang-orang yang menjadi

anggota dan simpatisan paguyuban ialah Pak Sinaga, Pak Darsono, Pak Djayeng, Pak

Sewaka, Pak Radjiman, Pak Priyambodo, Pak Koentono, Suryo, Jeanne, Abah

Moertopo, Bante Purnomo, Meneer Widjinarko, Pak Burhan, Pak Begja, Gus

Mutaqqin. Di samping itu, ada juga orang-orang dari luar paguyuban, namun menjadi

penyokong semangat paguyuban dan menjadi rujukan paguyuban, yaitu Pak Sawito

Kartowibowo dan Mr. Soedjono. Di luar anggota, simpatisan, paguyuban, ada pula

para mahasiswa dan demonstran simpatisan Sebastiao Gomes (MdDSSG) yang

melawan keras Soeharto di Timor-Timur.

Selain wacana mengenai gerakan counter-hegemoni terhadap rezim Soeharto,

dalam penelitian ini juga diangkat gerakan perlawanan terhadap pemerintahan

Vietnam. Gerakan perlawanan ini terjadi akibat ketidakpuasan atas sikap diskriminasi

yang berlebihan atas kiprah kaum tertindas. Tokoh-tokoh yang tergolong dalam

kelompok ini adalah Phu Tram dan Mualim Satu. Mereka menjadi perwakilan dari

suku Champa untuk mempertahankan kebudayaan Champa di bawah represi

pemerintahan Vietnam.

Guna menjelaskan dasar dari pengelompokkan setiap tokoh dalam setiap

kategori di atas, maka berikut ini akan dideskripsikan gambaran lebih lanjut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

133

mengenai latar belakang setiap tokoh. Latar belakang tersebut yang kemudian

menjadi dasar/alasan mereka terkategorikan dalam intelektual tertentu.

3.2.2.1 Intelektual Hegemonic

Tokoh-tokoh yang termasuk dalam formasi intelektual ini adalah Romo Dijat,

Romo Marto, Romo Budi, ABRI (Angkatan Darat), seperti Ayah Jeanne bernama

Sunuwarsono, Setyarso, Soedjono Hoemardani. Berikut gambaran mengenai latar

belakang mereka.

3.2.2.1.1 Romo Dijat

Romo Dijat merupakan salah satu guru spiritual Soeharto. Sebelum bertemu

dengan Soeharto, Romo Dijat adalah seorang pegiat karismatik yang sering

melakukan meditasi dan tirakat. Beliau memiliki karisma yang menggugah Soeharto.

Itulah mengapa, Soeharto kemudian kagum kepada Romo Dijat dan bertekat

menjadikan beliau sebagai gurunya. Dari sudut pandang Gramsci, Romo Dijat

merupakan golongan dari kaum Intelektual Tradisional yang dalam hal ini merupakan

kaum rohaniwan kebatinan Jawa. Sebagaimana penjelasan di atas bahwa Intelektual

Tradisional dapat diasimilasi oleh pihak penguasa untuk menjadi bagian organiknya.

Soeharto rela melakukan banyak perjalanan jauh untuk bertemu dengan Romo Dijat.

Berikut ini gambaran dalam kutipan (135) mengenai upaya Soeharto untuk bertemu,

merekrut, dan belajar pada Romo Dijat.

(135) Pada tahun 1963, Soeharto mengunjungi rumah Romo Dijat di

rumah orang tua Romo Dijat yang bernama Prawiro Dinamono

di Dukuh Gopetan, Desa Gemblengan Kalipotes, Klaten.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

134

Soeharto kaget ternyata yang disebut Romo Dijat itu adalah

lelaki misterius yang mempesonanya saat melakukan ziarah di

makam leluhur raja-raja Majapahit di Trowulan. Soeharto

merasa Tuhan menuntun dirinya untuk bertemu dengan lelaki

yang pernah membuatnya penasaran. Soeharto langsung

menyatakan diri menjadi murid Romo Dijat. Romo Dijat sendiri

saat itu tinggal di Semarang. Soeharto kemudian hampir tidak

pernah absen mengikuti sarasehan di rumah Romo Dijat di Jalan

Sriwijaya, Semarang, setiap selapan pada Selasa Pahing malam.

Tak hanya di acara selapan, Soeharto akhirnya sering

berkonsultasi di Semarang (Suyono, 2014: 228).

Kehadiran Romo Dijat begitu berarti bagi Soeharto. Sebagian besar dari

berbagai keputusan politik yang diambil Seoharto turut melibatkan Romo Dijat. Ia

merasa ragu dan belum lengkap jika persoalannya belum dikonsultasikan dengan

Romo Dijat. Inilah peran Romo Dijat dalam menjaga wibawa politik Soeharto.

Dengan demikian, Romo Dijat menjadi bagian organik dari Soeharto. Meskipun ia

tidak secara fisik hadir di samping Soeharto berhadapan dengan masyarakat sipil,

namun pengaruhnya telah menaikkan kepercayaan masyarakat kepada Soeharto.

Berikut ini gambaran dalam kutipan (136) tentang kebiasaan Soeharto untuk

berkonsultasi dengan Romo Dijat sebelum mengambil keputusan-keputusan penting.

(136) Bila Pak Harto ingin berkonsultasi masalah politik dan

kenegaraan, ia memanggil Romo Dijat (Suyono, 2014: 228).

Sebagai penganut kebatinan Jawa, Romo Dijat memiliki cara yang unik untuk

memberikan setiap nasihat kepada Soeharto. Romo Dijat menjadikan tubuhnya

sebagai mediasi untuk diisi oleh roh leluhur. Roh tersebut yang kemudian

berkomunikasi dengan Soeharto. Nasihat tersebut kemudian diikuti dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

135

keyakinan. Berikut gambaran dalam kutipan (137) mengenai cara unik Romo Dijat

untuk memberikan petunjuk kepada Soeharto.

(137) “Katanya suara berat. Masing-masing leluhur yang masuk ke

tubuh Romo Dijat dan Romo Marto karakter suaranya berbeda-

beda, Jeanne. Katanya, roh leluhur yang memasuki badan Romo

Dijat selalu didahului suara terbahak-bahak yang berat…”

“Katanya dalam bahasa Jawa halus, yang sering enggak

dimengerti. Kamu tahu Jeanne, kata Pak Djayeng, saat Pak Harto

mau menduduki Timor Timur, dia berkonsultasi dulu dengan roh

leluhur yang masuk ke dalam tubuh Romo Dijat. Setelah roh itu

menyetujui, baru ia memerintahkan pasukan berangkat…”

(Suyono, 2014: 229)

Pengabdian dan rasa hormat Romo Dijat kepada Soeharto benar-benar tulus.

Ia bahkan rela melakukan sebuah perjalanan panjang dan serangkaian puasa-mutih

untuk tetap mempertahankan Soeharto. Pada suatu waktu, Romo Dijat mendapat

petunjuk bahwa Soeharto harus segera mengakhiri masa jabatannya sebagai presiden.

Namun, Soeharto tetap kerasan dengan jabatannya dengan memberikan berbagai

alasan. Romo Dijat pun masygul dan menuruti kehendak Soeharto. Untuk itu, Romo

Dijat perlu melakukan napak tilas ke pemakaman-pemakaman wali dan tempat-

tempat suci di berbagai belahan Nusantara untuk meminta dukungan dari roh-roh

leluhur – padahal napak tilas tersebut harusnya dilakukan sendiri oleh Soeharto.

Perjalanan tersebut sekitar setahun lamanya. Romo Dijat begitu lelah melakukan

perjalanan tersebut. Pilihan Romo Dijat ini merupakan sikapnya sebagai bagian dari

kekuasaan Soeharto. Tidak melalui penyebaran nilai-nilai tetapi melalui jalur

spiritual. Soeharto tetap memiliki kekuasaan hingga belasan tahun selanjutnya.

Berikut ini kutipan (138) yang menggambarkan pengorbanan Romo Dijat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

136

(138) Menurut dia, Romo masygul dengan permintaan Soeharto. Ia

sesungguhnya enggan menyanggupinya, namun tak ingin

Soeharto tersinggung. Romo gundah. Keinginan Soeharto sudah

menyalahi hati kecilnya. Namun, alasan Soeharto bahwa ia harus

merampungkan program-programnya sebelum ia mundur

melunakkan hatinya. Romo kemudian melakukan napak tilas ke

pemakaman-pemakaman wali dan tempat-tempat suci di

berbagai sudut Nusantara. Perjalanan itu sampai memakan waktu

setahun (Suyono, 2014: 235-236).

Pada tahun 1984, Romo Dijat akhirnya meninggal. Perjalanan Romo selama

setahun telah banyak menguras tenaganya. Kondisi Romo Dijat sebelum meninggal

diperparah oleh indikasi Soeharto mengkhianati janjinya untuk tidak lagi

mencalonkan diri sebagai presiden di periode selanjutnya. Kematian Romo Dijat

cukup memukul Soeharto. Ia merasa kehilangan kekuatannya sendiri. Tidak ada lagi

guru yang bisa melindunginya dan diajak konsultasi. Sosok Soeharto yang nampak

tegas, sekonyong-konyong menjadi rapuh. Orang-orang pendukungnya, telah pergi

meninggalkannya. Berikut ini kutipan (139) dan (140) yang menggambarkan sebab

kematian Romo Dijat dan dampaknya bagi Soeharto.

(139) “Romo Dijat meninggal tahun 1984. Perjalanan Romo keliling

Nusantara menurut saya menyebabkan kesehatan Romo ambruk.

Penyakit dalam yang dimiliki Romo kumat. Apalagi di tahun

1983 Romo melihat tanda-tanda Soeharto tak mau menepati

janjinya. Soeharto masih mau berambisi tahun-tahun depannya

mencalonkan diri lagi dalam pemilu. Romo Dijat sangat kecewa.

Saya pribadi melihat kekecewaan itu sangat mempengaruhi

keseimbangan dirinya.” (Suyono, 2014: 237).

(140) “Di pemakaman saya melihat Pak Harto untuk pertama kalinya

menangis,” kata Pak Adityawarman. Ia berusaha menenangkan

suasana yang bergejolak (Suyono, 2014: 238).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

137

3.2.2.1.2 Romo Marto

Selain Romo Dijat, Soeharto juga memiliki guru yang lain bernama Romo

Marto. Nama lengkap dari Romo Marto adalah Romo Martopangroso. Romo ini

dikenal Soeharto di Yogyakarta. Soeharto biasanya bertemu dengan Romo Marto

untuk mengkonsultasikan persoalan mengenai kemasyarakatan. Banyak masukan

dari Romo Marto yang diikuti oleh Soeharto. Termasuk saran untuk melakukan

tirakat di Trowulan yang kemudian mempertemukan untuk pertama kali Soeharto dan

Romo Dijat. Itulah mengapa Romo Marto masuk dalam kategori Intelektual Organik

karena Soeharto tetap dapat mengambil sebuah keputusan yang baik di balik

kebijaksanaan Romo Marto.

Romo Dijat dan Romo Marto sering melakukan banyak tirakat dan ziarah di

petilasan-petilasan. Dalam dunia kebatinan Jawa, mereka memiliki kemampuan

khusus yang tidak dimiliki banyak orang. Kemampuan inilah yang kemudian banyak

membantu Soeharto dalam mempertimbangkan dan memutuskan banyak perkara.

Berikut ini kutipan (141) yang menggambakan kemampuan khusus Romo Marto

sehingga Soeharto menjadi tergantung padanya.

(141) Mereka seringmengikuti kedua guru tersebut ziarah dan tirakat di

petilasan-petilasan. Romo Dijat dan Romo Marto dalam dunia

kebatinan Jawa dikenal memiliki kemampuan njarwa atau orang

bisa berhubungan dengan roh leluhur. Kedua guru tersebut biasa

memanggil arwah-arwah untuk masuk ke dalam tubuh mereka.

Mereka adalah medium. Setelah roh itu merasuk ke tubuh, suara

mereka akan berubah. Dan orang bisa bertanya-jawab-meminta

nasihat atau pesan-pesan kepada roh-roh tersebut (Suyono, 2014:

226).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

138

Sebagai guru dari Soeharto, Romo Marto sering melakukan berbagai latihan

dan anjuran untuk mempertebal kepekaan hati dalam melihat sebuah persoalan dan

sekaligus menemukan solusinya. Salah satu latihan yang diajarkan oleh Romo Marto

ialah dengan menangkap gerak hatinya sendiri sambil kungkum di sebuah telaga

bernama Telaga Titis di wilayah Yogyakarta pada malam hari. Berikut kutipan (142)

yang menggambarkan model pengajaran yang diberikan oleh Romo Marto kepada

Soeharto.

(142) Di telaga itu, menurut Suryo, pernah Pak Harto duduk

bermenung diri. Umurnya saat itu 300-an akhir. Ia tengah di

tantang oleh Romo Marto. Disuruh mengindra mencermati

gerak-gerik hatinya sendiri. Jeanne membayangkan Pak Harto di

usia muda itu duduk menajamkan hati. Telaga itu disebut Telaga

Titis. Ia tahu dalam bahasa Jawa, titis artinya tepat sasaran.

Menurut Suryo, di situ Pak Harto dilatih Romo Marto mengasah

hati agar bisa meraba masa depan. Menjelang pukul 12 malam,

Pak Harto diminta turun ke telaga. Dan berendam berjam-jam

sampai parak pagi tiba. Di dalam air itu Pak Harto ditempa untuk

memantapkan hatinya agar segala tindakannya tits seperti

seorang pemanah mampu mengarahkan anak panahnya ke titik

pusat lingkaran, Jeanne membayangkan Pak Harto berhari-hari

kungkum di telaga (Suyono, 2014: 262).

3.2.2.1.3 Romo Budi

Romo Budi merupakan satu dari tiga orang guru Pak Harto di atas. Mereka

memang seperti triumvirat yang selalu menjaga Pak Harto. Kalau Romo Dijat diajak

konsultasi oleh Pak Harto berkaitan dengn persoalan politik dan kenegaraan, Romo

Marto berkaitan dengan persoalan kemasyarakat, sedangkan Romo Budi berkaitan

dengan urusan pribadi dan rumah tangga. Akan tetapi, bedanya Romo Budi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

139

kedua guru yang lain, ia tidak melakukan pemanggilan roh untuk masuk ke dalam

tubuhnya. Hal di atas ditunjukkan dalam kutipan (143).

(143) “…Menurut Pak Djayeng, kemudian guru Pak Harto bertambah

satu lagi, yaitu Romo Budi. Mereka bertiga ini seperti triumvirat

yang selalu menjaga Pak Harto. Mereka memiliki keahlian

masing-masing. Bila Pak Harto ingin berkonsultasi masalah

politik dan kenegaraan, ia memanggil Romo Dijat. Untuk soal

kemasyarakatan, ia ingin tahu pendapat Romo Marto. Soal

urusan pribadi dan rumah tangga, Romo Budi.” (Suyono, 2014:

228).

3.2.2.1.4 Sunuwarsono

Sunuwarsono merupakan ayah Jeanne. Ia adalah seorang kolonel Angkatan

Darat yang menerapkan secara total disiplin kemiliteran dalam keluarga. Sebagai

bagian dari Angkatan Darat, Sunuwarsono juga menjadi bagian dari Intelektual

Organiknya Soeharto yang juga berasal dari lingkungan Angkatan Darat ABRI8.

(144) Ayah Jeanne, Sunuwarsono (almarhum) adalah seorang kolonel

Angkatan Darat (Suyono, 2014: 61).

3.2.2.1.5 Setyarso

Setyarso adalah pria bertubuh kekar yang memiliki pangkat sersan. Ia juga

menjadi ajudan ayah Jeanne. Keberanian dan sosok kuatnya,ia menjadi tentara yang

paling ditakuti kalangan preman seputar Rampal, kawasan tempat tinggal perwira-

8 Pada masa kekuasaan Soeharto, ada tiga elemen yang membantu Soeharto untuk

menyukseskan kerja Orde Baru. Mereka adalah dari kalangan ABG (ABRI, Birokrat, dan

Golkar). Ketiga elemen tersebut memiliki hak istimewa untuk bertemu Soeharto. Mereka

menjadi bagian organik dari pemerintahan Orde Baru (Pratama, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

140

perwira dan barak-barak militer Angkatan Darat. Ia juga pernah bertugas di wilayah

Timor-Timur untuk mengintai gerak-gerak gerilyawan kiri. Dalam hal ini, juga

menjadi bagian dari rezim Orde Baru.

(145) Setyarso adalah sersan,ajudan ayah Jeanne. Setyarso adalah

tentara yang paling ditakuti preman seputar Rampal, kawasan

tempat tinggal perwira-perwira dan barak-barak militer

Angkatan Darat. Ia juga pernah bertugas di wilayah Timor-

Timur untuk mengintai gerak-gerak gerilyawan kiri (Suyono,

2014: 68).

3.2.2.1.6 Soedjono Hoemardani

Soedjono Hoermadani9 adalah militer asisten pribadi Soeharto. Mereka

berdua dibaptis oleh Romo Marto sebagai saudara kebatinan. Romo Dijat pernah

berpesan agar Soedjono tetap menjaga keluarga Soeharto. Rumah Soedjono pun

sering digunakan sebagai tempat Romo Dijat dan Romo Marto mengundang roh-roh.

Mereka berdua kenal sejak Soedjono masih berpangkat kolonel di Semarang.

(146) ”…Soedjono ini juga pejabat terkenal. Dia ini tentara sama

seperti bapakmu. Dia dulu asisten pribadi Pak Harto. Pak Harto

dan Soedjono bersahabat sejak Pak Harto masih berpangkat

colonel di Semarang. Mereka berdua itu saudara kebatinan.”

(Suyono, 2014: 229-230)

3.2.2.1.7 Phhoung

Phhoung bukan menjadi bagian dari pemerintahan Soeharto, namun ia

menjadi bagian dari pemerintahan Kamboja. Dalam deskripsi mengenai Phhoung, ia

9 Soedjono Hoermadani memiliki pangkat mayor jenderal. Ia menjadi staff pribadi Soeharto

urusan keuangan dan ekonomi. Selama memegang masa jabatan, ia diberi gelar oleh

masyarakat sebagai “menteri urusan mistis” (Radiawati, 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

141

bekerja di sebuah musem bernama Museum 1000 Buddha. Museum ini merupakan

milik pemerintahan Vietnam. Oleh karena itu, ia menjadi bagian organik dari

pemerintahan Vietnam untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Ia menjadi bagian

organik dari museum dan juga negaranya.

Sebagai quide dalam museum 1000 Budha, tentunya ia memiliki wawasan

yang cukup luas mengenai seluk-beluk museum yang cukup luas dengan berbagai

benda kebudayaan di bawahnya. Dengan pengetahuan tersebut, Phhoung dapat

memberikan keterangan dan penjelasan kepada setiap pengunjung yang datang ke

tempat tersebut. Tugas ini tentunya menunjukkan bahwa Phhoung menjalankan tugas

intelektualnya sebagai penghubung antara masyarakat dengan kebudayaan Kamboja.

Kehadiran Phhoung juga memberikan pengaruh yang baik kepada Suryo untuk

memahami kebudayaan Kamboja.

3.2.2.1.7 Souvvana

Souvvana merupakan pria yang berkenalan dengan Suryo saat Suryo

mengunjungi sebuah kafe pastri di Laos. Dalam deskripsi mengenai dirinya di bab II,

ia digambarkan sebagai pria yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap

keberlangsungan kebudayaan Laos sebagaimana digambarkan dalam kutipan (84).

Suryo menaksir umurnya mendekati 60. Sosoknya lebih mirip hippie

Eropa. Melihatnya, Suryo sepintas ingat foto penyair Bengal Amerika

bernama Allen Ginsberg. Seperti Ginsberg rambut dan janggut putih

lelaki itu awut-awutan, pakaiannya acak-acakan, dan tampangnya

selalu terlihat mabuk. Tampangnya juga mirip tokoh utama, seorang

penyelundup, di film lawas Anjing-anjing Geladak-Suryo lupa

namanya (Suyono, 20014: 322-323).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

142

Dalam pertemuannya dengan Suryo, ia mengungkapkan banyak hal yang

selama ini ia rahasiakan termasuk kenapa kemudian ia dikategorikan oleh peneliti

sebagai bagian organik dari bangsa dan kebudayaan Laos. Di Laos, ada sebuah ikon

yang berusia lebih dari 2000 tahun dan dipercaya sebagai sebagai simbol kota di

Laos. Bangsa Laos menamainya Prabang Budha – Budha kecil yang dibuat di Sri

Lanka pada masa pemeritahan raja besar India Ashoka di abad ke-3 sebelum Masehi.

Beberapa kali Prabang Budha tersebut mau diambil oleh bangsa lain termasuk saat

paham komunis masuk di Laos.

Untuk mengatasi agar Prabang Budha tidak dicuri atau diambil oleh tangan

yang salah, maka dibuatlah Prabang-Prabang palsu dan kemudian menyembunyikan

yang aslinya. Souvvana adalah salah satu orang yang menyimpan Prabang tiruan

buatan kakeknya termasuk rahasia akan keberadaan Prabang asli. Souvvana menjadi

semacam kunci terakhir yang menjaga pintu rahasia bangsa Laos agar tidak dimasuki

oleh orang-orang komunis. Hilangnya Prabang Budha yang asli sama dengan

hilangnya identitas bangsa Laos.

(147) “Saya menyimpan Prabang-Prabang palsu buatan kakek. Ya, saat

perang kakek saya berusaha agar Prabang tak jatuh ke tangan

komunis. Ia membuat beberapa Prabang untuk mengelabui

orang-orang komunis.” (Suyono, 2014: 334).

Souvvana dikategorikan sebagai Intelektual Hegemonic dari bangsa lain

karena ia memiliki wawasan yang cukup luas mengenai kebudayaan bangsa Laos.

Wawasan tersebut juga sekaligus menjadi identitas dan rahasia keberlangsungan

kebudayaan Laos. Ia menjadi orang yang terlibat dalam pengolahan modal simbolik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

143

dan kebudayaannya agar kerahasiaan bangsanya tidak sampai bocor ke telinga para

komunis.

3.2.2.2 Intelektual Counter-Hegemonic

Inteletual Counter-Hegemonic diisi oleh tokoh-tokoh yang menjadi anggota

dan simpatisan paguyuban seperti Pak Sinaga, Pak Darsono, Pak Djayeng, Pak

Sewaka, Pak Radjiman, Pak Priyambodo, Pak Koentono, Suryo, Jeanne, Abah

Moertopo, Bante Purnomo, Meneer Widjinarko, Pak Burhan, Pak Begja, dan Gus

Mutaqqin. Paguyuban tersebut menjadi seperti sebuah kelas sosial yang mengikat

semua anggota dan simpatisan ke dalam sistem yang mereka bangun bersama.

Dengan demikian, semua anggota dan simpatisan dikategorikan sebagai Intelektual

Organik dari paguyuban tersebut. Mereka semua memiliki latar belakang dan

wawasan masing-masing untuk saling melengkapi. Di dalam paguyuban inilah,

mereka mengembangkan sebuah ideologi guna menantang ideologi yang telah

disebarkan oleh semua Intelektual Organik Soeharto. Berikut ini kutipan (148) yang

sekilas gambaran mengenai paguyuban dan aktivitas orang-orang di dalamnya.

(148) Suryo melihat paguyuban itu sesungguhnya adalah suatu

perhimpunan balas dosa. Mereka berkumpul dan melakukan

tirakat-tirakat untuk mengakui kekhilafan bersama. Mereka

berkelana dari makam ke makam melakukan ziarah. Bertemu

dengan para suciwan yang bertapa di gua-gua gunung. Mereka

berusaha keras menggalang jaringan kebatinan yang masih

memiliki nurani. Dalam sisa umur, mereka ingin bertobat dan

melakukan yang terbaik untuk bangsa. Mereka ingin membalas

kekeliruan-kekeliruan yang mereka perbuat di awal Orde Baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

144

Perjuangan yang mereka jalani banyak terinspirasi dari apa yang telah

dilakukan oleh Pak Sawito Kartowibowo dan sahabatnya Mr, Soedjono. Selain semua

tokoh di atas, ada pula Phu Tram dan Mualim Satu. Kedua tokoh inilah yang

melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Vietnam yang banyak

mendiskriminasikan kebudayaan bangsa mereka-bangsa Champa. Selain itu ada juga

MdDSSG yang menjadi bagian dari masyarakat Timor-Timor dalam menuntut

keadilan kepada Orde Baru. Berikut ini gambaran mengenai latar belakang mereka.

3.2.2.2.1 Pak Sinaga

Pak Sinaga merupakan pemimpin pergerakan paguyuban dalam aksi

menantang lapiran metafisik Soeharto. Sebagaimana yang digambarkan dalam

kutipan (42), Pak Sinaga telah dipercaya oleh seluruh anggota paguyuban sejak

mereka merencanakan sebuah aksi setelah selama ini hanya melakukan dialog dan

diskusi dengan berbagai kalangan mengenai keadaan dan strategi menantang

legitimasi Soeharto.

Sejak hari itu, Pak Sinaga seperti dipercaya resmi bapak-bapak

memimpin gerakan. Pak Sinaga terlihat siap menerima tanggung

jawab. Masa-masa diskusi yang panjang dan dan melelahkan telah

selesai. Masa-masa aksi sudah saatnya dimulai. Pak Sinaga adalah

anggota paguyuban yang paling sepuh. Ia bekas seorang manajer. Ia

juga banyak bergaul dengan kalangan tentara. Ia mengetahui banyak

tempat petilasan (Suyono, 2014: 247)-Kutipan (42).

3.2.2.2.2 Pak Darsono

Pak Darsono merupakan mantan orang kuat di dinas pekerjaan umum. Ia

pernah menangani pembangunan waduk di seluruh Jawa. Untuk itu, Pak Darsono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

145

juga pernah menjadi bagian organik dari pemerintahan Soeharto. Ia memutuskan

untuk tergabung dengan paguyuban setelah pensiun dari jabatannya. Di dalam

paguyuban, ia dan yang lainnya melakukan rencana melawan Soeharto. Dalam

sebuah perjalanan mengambil bunga wijayakusuma di Pulau Biru Majeti, Cilacap,

Pak Darsono menjadi salah satu orang yang paling berani mengambil tanggung

jawab. Kutipan (45) mengambarkan keberanian Pak Darsono untuk melawan

Soeharto meskipun mesti menggorbankan nyawanya.

“Saya siap. Saya akan menemani Pak Djayeng. Saya ingin menghirup

aroma bunga itu di tempat asalnya. Saya ingin mencium kelopaknya.

Kalaupun bunga itu belum mekar, saya ingin sujud di tanahnya. Saya

ingin bunga itu tak jatuh ke tangan-tangan orang serakah kekuasaan.

Demi kebaikan negera ini, saya siap menunaikan misi ini. Saya siap

menyeberangi bukit ini dengan perahu sekecil apa pun. Saya hanya

meminta agar Pak Notodirodjo dan Pak Soetomo jangan

memberitahukan rencana kami kepada perewangan-perewangan Pak

Harto. Kalaupun mereka tahu, biar mereka tahu dengan sendiri. Kami

bukan takut terbunuh. Kami tak ingin saling santet-menyantet,” kata

Pak Dasono dari depan pintu (Suyono, 2014: 288)-Kutipan (45).

3.2.2.2.3 Pak Djayeng

Pak Djayeng pernah menguasai peti-peti kemas di pelabuhan. Dari profesinya

ini, Pak Djayeng masuk dalam sebuah sistem perekonomian besar. Urusan

perekonomian tersebut tentunya akan selalu berhubungan dengan berbagai regulasi

yang ditetapkan oleh pemerintah. Ia pun menjadi bagian dari pemerintah yang terikat

oleh sebuah sistem yang dibangun. Setelah bergabung di paguyuban, Pak Djayeng

juga menjadi salah satu orang yang paling berani. Bersama temannya Pak Darsono, ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

146

berani menjalani sebuah tanggung jawab yang taruhannya adalah nyawanya sendiri.

Keberanian Pak Djayeng dapat dilihat pada kutipan (46).

“Saya akan berangkat!” dengan tegas Pak Djayeng menawarkan diri

menjadi sukarelawan. “Kalaupun bunga itu belum muncul, saya akan

berdoa di depan pohonnya. Saya akan memohon kepada Tuhan agar

tak ada bala yang menyerang kita. Pak Darsono bilang kepada saya,

dia akan ikut. Saya tak ingin menunggu ombak tenang. Saya yakin

kalau niat kita baik kita akan selamat. Ombak seganas apa pun akan

luluh karena tekad kita.Bagaimana Pak Darsono?” (Suyono, 2014:

287)-Kutipan (46).

3.2.2.2.4 Pak Sewaka

Pak Sewaka merupakan pensiunan ahli radar. Kehadirannya di dalam

paguyuban memberikan wawasan yang positif untuk menantang Soeharto. Dialah

yang memberikan pandangan bahwa salah satu wahyu yang menyokong kekuatan

metafisik Soeharto adalah tusuk konde Bu Tien. Menjelang akhir masa hidupnya pun,

ia berburu tusuk konde petilasan pertapaan Banglampir, Desa Giri Sekar, Panggang,

Gunung Kidul. Dengan mendapatkan tusuk konde tersebut, Pak Sewaka percaya

bahwa Soeharto dapat dikalahkan dengan mudah.

3.2.2.2.5 Pak Radjiman

Pak Radjiman pernah menjadi ahli kartografi yang bekerja di Jawatan

Topografi TNI AD. Ia tentunya menjadi bagian organik dari pemerintahan Soeharto

saat masih mengemban tanggung jawab tersebut. Perlawanan yang pernah dilakukan

oleh Pak Radjiman adalah melakukan napak tilas di Situ Panjalu, lokasi yang belum

pernah dikunjungi oleh anggota paguyuban lainnya. Pak Sewaka tewas dalam napak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

147

tilas tersebut. Kutipan (52) menggambarkan bentuk perlawanan yang dilakukan oleh

Pak Radjiman.

Pak Radjiman bertahan seminggu. Beberapa tukang sampan

menyatakan, setelah seminggu berada di dalam pulau, Pak Radjiman

keluar, minta diseberangkan. Di tepi danau, ia membeli rokok,

mengisapnya, menyesap kopi, dan bercakap-cakap dengan para

penyampan. Wajahnya tampak riang. Letih tapi bersinar-sinar. Ia

kemudian membungkus makanan dan diminta diantar kembali ke Situ

Panjalu. Namun, setelah seminggu, ia tak keluar-keluar. Ia hilang di

dalam hutan Panjalu. Tak ada yang berani mencarinya. Beberapa

peziarah sempat menyaksikan ada cahaya kemamang atau blorong

panas bergerak di atas cungkup tempat Pak Radjiman biasa menggelar

tikar (Suyono, 2014: 363)-Kutipan (52).

3.2.2.2.6 Pak Priyambodo

Pak Priyambodo pernah menjadi direktur Departemen Pajak. Dengan

demikian, ia pernah menjadi bagian organik dari rezim Orde Baru. Saat bergabung

dengan paguyuban, ia juga terlibat dalam berbagai kegiatan perlawanan lapisan

metafisik Soeharto. Setelah melakukan perlawanan, banyak anggota paguyuban yang

tewas secara tidak wajar akibat teluh yang dilepaskan oleh para spiritual simpatisan

Soeharto. Pak Priyambodo justru tidak wafat, tetapi mengalami sakit jiwa.

3.2.2.2.7 Pak Koentono

Pak Koentono merupakan seorang Sukarnois yang aktif sebagai anggota

Partani Nasional Indoneisa (PNI). Ia pernah masuk tahanan karena aktivitas

politiknya. Wawasannya mengenai filosofi Ganesha memberikan banyak wawasan

baru bagi anggota paguyuban. Saat membicarakan mengenai Ganesha, Pak Koentono

tidak gentar untuk mengeritik dan mengoceh pemerintahan Soeharto. Pembicaraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

148

tersebut tentunya sangat sensitif dan berpengaruh fatal saat itu. Berikut kutipan (149)

membuktikan sikap berani Pak Koentono di atas.

(149) Awalnya ia heran mengapa saat Pak Koentono membicarakan

Ganesha, ia berani sekali mengeritik pemerintah Soeharto.

Mengapa bapak-bapak itu membiarkan Pak Koentono mengoceh

seenaknya tentang Pak Harto. Bukankah itu berisiko sekali?

(Suyono, 2014: 195)

3.2.2.2.8 Suryo

Suryo merupakan bagian dari paguyuban. Bergabungnya ke paguyuban

memang tanpa niatan sejak awal. Ia sampai masuk ke dalam paguyuban karena sering

dimintai oleh Pak Sinaga dan bapak-bapak anggota paguyuban lainnya untuk

berurusan dengan benda-benda antik (lih. kutipan 27). Relasinya dengan bapak-bapak

tersebut yang kemudian memosisikan Suryo untuk ikut bergabung dalam paguyuban

dan menjadi bagian organik dari kelompok tersebut.

Jeanne pernah ikut membantu Suryo membungkus pedang

samurai. Pedang itu sepasang….

Pedang tersebut milik seorang perwira Angkatan Laut Jepang

yang pada tahun 1942 memimpin pendudukan ladang minyak

Tarakan. Jeanne tahu Suryo diminta Pak Sinaga, seorang kenalan

Suryo, mengurus pembelian pedang. Berkali-kali sebelumnya

Pak Sinaga bertemu dengan keluarga polisi di Tarakan.

Membujuk agar keluarga tersebut mau melepas samurai. Dan

akhirnya setelah harga disepakati, ia mengutus Suryo menjemput

pedang. Suryo dibekali sebuah tas berisi uang tunai sekitar 20

juta rupiah (Suyono, 2014: 139-140)-Kutipan (27).

3.2.2.2.9 Jeanne

Jeanne sebenarnya ikut keciprat kebiasaan Suryo untuk berelasi dengan

bapak-bapak paguyubandan akhirnya juga ikut bergabung dengan paguyuban.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

149

Sebagai anak tentara, Jeanne telah terbiasa hidup dengan didikan bapaknya yang

militer. Dampak dari pendidikan ini bisa jadi kemudian ikut membentuk pandangan

Jeanne terhadap Soeharto. Ia menjadi iba bahkan takut saat anggota paguyuban

membicarakan tentang Soeharto seperti yang tertuang dalam kutipan (17). Namun,

bergabungnya Jeanne dengan anggota paguyuban telah mengikat hatinya di sana. Ia

tidak dapat keluar dari kelompok ini meskipun telah teguh niatnya sebelum itu

sebagaimana tergambar dalam kutipan (18). Jeanne dan Suryo pun memiliki wawasan

arkeologis yang cukup luas.

Jeanne gundah. Sebenarnya ia tak mau lagi terlibat acara-acara

Suryo. Ia takut melihat perkembangan terakhir. Sudah terbaca

bahwa perkumpulan ini memiliki itikad yang tak baik. Mereka

adalah orang yang benci kepada Pak Harto. Mereka berniat

menggulingkan Soeharto dengan cara-cara animis. Jeanne

sebenarnya ingin menceritakan semua ini kepada papanya. Ia

bisa membayangkan tentu papanya marah besar. Papanya tentu

akan segera menghubungi teman-temannya di Markas Besar

Jakarta. Bukan mustahil apabila papanya datang sendiri dan

membawa seregu tukang pukul atau ajudan-ajudan untuk

membubarkan pertemuan. Jeanne takut dianggap pengkhianat. Ia

merasa sudah telanjur menjadi bagian dari paguyuban (Suyono,

2014: 230)-Kutipan (17).

Ia ingin meninggalkan rumah Pak Danisworo, tapi tatkala

melangkah ia seolah berputar-putar saja di ruang tamu.

Menghambur ke teras pun tak mampu. Ia malah mau duduk

dalam meja rapat. Biasanya dalam pertemuan-pertemuan ia

bersembunyi di dapur, menyiapkan serabi, sekoteng, sepiring

wajik, atau apa, kini bapak-bapak itu menyuruhnya duduk

semeja. Hari itu seolah-olah secara resmi Jeanne diterima

sebagian inti keluarga paguyuban. Ia menjadi satu-satu anggota

perempuan. Ia orang yang memiliki hak mengajukan usul di

sidang paguyuban (Suyono, 2014: 247-248)-Kutipan (18).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

150

3.2.2.2.10 Abah Moertopo

Abah Moertopo merupakan simpatisan paguyuban. Dengan demikian, ia

menjadi bagian dari paguyuban juga. Kehadirannya dalam paguyuban memberikan

sumbangsi wawasan mengenai kitab Bardo Thodol. Kitab itu semacam bekal bagi

jenazah agar dalam kematiannya tak terombang-ambing dalam halusinasi dan mampu

menggerakkan dirinya masuk ke dalam Rahim seorang ibu dan dilahirkan kembali.

Pengetahuan mengenai Bardo Thodol ini semacam bekal bagi anggota paguyuban

untuk siap mati kapan pun saat melakukan penyerangan terhadap sisi metafisik

Soeharto. Dalam perjalan ke Jogja untuk menapaktilasi tempat Soeharto melakukan

kungkum, Abah Moertopo juga ikut bergabung dalam perjalanan tersebut.

(150) Dengan suara yang membuat orang seperti tersirap masuk ke

sebuah pelataran punden yang suwung, Abah Moertopo

menerangkan bahwa orang yang telah mempelajari Bardo

Thodol harus sadar sedari sekarat kematian hanyalah sebuah daur

yang beruntun. Bahwa tiap orang telah mengalami ribuan

kematian dan kelahiran kembali (Suyono, 2014 165).

3.2.2.2.11 Bante Purnomo

Bante Purnomo juga merupakan salah satu simpatisan paguyuban.

Kehadirannya di paguyuban memberikan wawasan mengenai kitab Buddha

Satthapanita, kitab dari zaman Sultan Agung. Wawasan ini ia peroleh sebab pernah

menjadi pengurus di sebuah wihara Theravada di daerah Pare. Istilah bante

sebenarnya muncul karena pengalamannya pernah di wihara tersebut. Kitab

Satthapanita adalah kitab teknik meditasi yang bertolak dari refleksi pembusukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

151

mayat yang pernah dilakukan oleh Buddha. Semua anggota peguyuban dalam

pertemuan tersebut diajar agar dapat melepas keterikatan dengan tubuh mereka.

(151) Pak Purnomo memiliki latar belakang pengurus sebuah wihara

Theravada di daerah Pare. Dalam pertemuan itu, ia akan membabar

kitab Budha Satthapanita (Suyono, 2014: 173).

3.2.2.2.12 Meneer Widjinarko

Meneer Widjinarko merupakan salah satu simpatisan paguyuban yang sangat

dihormati. Kehadirannya di dalam paguyuban seperti sebagai saksi atas sekian

banyak peristiwa yang terjadi di masa lalu dalam cerita mengenai orang-orang yang

pernah menantang Soeharto. Meneer merupakan saudara seperguan Sawito, orang

yang sangat ditakuti Soeharto. Pertemuannya dengan anggota paguyuban pada suatu

malam cukup banyak berkisah mengenai perjalanan Sawito dalam upaya

menaklukkan Soeharto. Perbincangannya dengan anggota paguyuban kemudian

menentukan arah perjuagan/perlawanan paguyuban atas Soeharto.

3.2.2.2.13 Pak Burhan

Pak Burhan adalah salah satu anggota paguyuban. Dalam novel KdDL tidak

banyak mengisahkan mengenai siapa Pak Burhan sebenarnya. Meskipun demikian, ia

cukup mempunyai wawasan mendalam mengenai siapa Mr. Soedjono, sahabat Pak

Sawito. Dalam persidangan atas kasus Pak Sawito, juga hadir Pak Burhan. Ia

menjadi salah satu saksi dari peristiwa peradilan orang yang dianggap Soeharto

sebagai penantang terbesarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

152

(152) ”Di pengadilan, Mr. Sudjono masuk dengan gagah. Ia bagai

seorang perwira yang menginspeksi barisan. Tampak betul lelaki

yang sudah banyak makan asam garam. Saya percaya yang

diucapkannya benar. Saya waktu itu terharu sekali

mendengarnya. Ia orang jujur.” (Suyono, 2014: 215).

3.2.2.2.14 Pak Begja

Pak Begja memang tidak banyak digambarkan di dalam novel KdDL. Namun,

tentunya ia adalah anggota tetap paguyuban. Meskipun demikian, ia memberikan

sumbangsi yang sangat bermanfaat bagi paguyuban. Dialah yang mengusulkan agar

paguyuban mengikuti rute yang sudah dilalui Pak Sawito untuk mencari wahyu

tandingan (lih. kutipan 63)

”Pak Sinaga, apakah kita perlu menapaktilasi rute Pak Sawito

menerima wahyu? Saya kira kita perlu. Meski Pak Sawito tidak

mungkin menjadi kepala negara, kita perlu mendapatkan

petunjuk-petunjuk di tempat tersebut mengenai siapa pemimpin-

pemimpin masa depan. Kita perlu wahyu tandingan. Di sana kita

bisa memohon turunnya wahyu tandingan. Wahyu tandingan

siapa saja ratu Adil kelak,Pak Bagja meneluarkan pendapatnya

(Suyono, 2014: 251)-Kutipan (63).

3.2.2.2.15 Gus Mutaqqin

Gus Mutaqqin merupakan seorang kiai yang katanya memiliki sebuah

pesantren kecil di lereng Gunung Merapi-Merbabu. Kehadirannya di paguyuban

untuk memberikan wawasan bagi para anggota paguyuban mengenai kitab

Pangrucutan-karangan Sultan Agung. Sama seperti kedua guru paguyuban

sebelumnya, Gus Mutaqqin juga memberikan wawasan mengenai kondisi tubuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

153

setelah menjadi mayat bagi anggota paguyuban. Dalam perjalanan paguyuban ke

Jogja, beliau juga ikut.

(153) ”Bapak-bapak, kitab ini karangan Sultan Agung. Kitab ini

menguraikan bagaimana jenazah bisa racut,lepas, menghilang-

lenyap mengecil…Kitab ini mendeskripsikan berbagai kondisi

jenazah yang tak normal sampai kondisi yang paling baik

sehingga tubuh bisa lenyap, hilang,” Gus Mutaqqin memulai

uraian (Suyono, 2014: 179).

3.2.2.2.16 Pak Sawito Kartowibowo

Pak Sawito Kartowibowo memang bukanlah anggota paguyuban. Namun,

dialah salah satu penyemangat paguyuban untuk terus melakukan perlawanan kepada

Soeharto dengan keyakinan dan keberanian. Ia pernah membuat banyak petisi yang

mendeskritkan Soeharto. Ketakutan lain Soeharto kepada Pak Sawito karena Pak

Sawito merupakan murid dari R.M. Panji Trisirah, guru dari ayah tiri Soeharto (lih.

kutipan 55). Pak Sawito menapaktilasi banyak pepunden-pepunden leluhur untuk

mencari sisa-sisa wahyu penerus Majapahit. Tempat-tempat napak tilas Pak Sawito

lebih banyak daripada Pak Harto seperti yang digambar kan kutipan (54).

“Soeharto menjadi tambah ketakutan, apalagi saat mengetahui bahwa

Sawito adalah murid dari R.M. Panji Trisirah, putra dari Pakubuwono

X di Solo (Suyono, 2014: 210).”-Kutipan (55).

Ia mencari semacam sisa-sisa wahyu penerus Majapahit yang

dipercayainya belum turun.Wahyu itu satu-satunya kekuatan yang

menurut dia bisa menjatuhkan Soeharto. Hutan dan gunung yang

didatangi Sawito bahkan jauh lebih banyak daripada yang pernah

dikunjungi Soeharto semasa muda. Soeharto ketakutan. Pada tahun

1976, atas perintah Jaksa Agung Ali Said dan Menteri Sekretaris

Negera Sudharmono, Sawito diambil dari rumahnya, disel dengan

tuduhan merencanakan penggulingan Soeharto (Suyono, 2014: 208)-

Kutipan (54).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

154

3.2.2.2.17 Mr. Soedjono

Mr. Soedjono merupakan teman seperjuangan Pak Sawito. Dari sepak

terjangnya, Mr. Soedjono memiliki banyak sekali pengalaman dan prestasi yang luar

biasa. Ia pernah menepuh sekolah hukum di Universitas Leiden, Belanda. Bahasa

Belandanya fasih. Dia menyandang gelar meester in de rechten (Suyono, 2014: 213).

Selain itu dia pernah bekerja untuk Jepang dan terlibat dalam perang Asia – Pasifik.

Dalam persidangan temannya, Pak Sawito, ia juga hadir dan menjadi saksi. Sekian

perjalanan spiritual Pak Sawito, banyak diikuti oleh Mr. Soedjono. Mr. Soedjono

menjadi bagian dari perlawanan Pak Sawito menantang Soeharto.

(154) ”Di pengadilan, Mr. Sudjono masuk dengan gagah. Ia bagai seorang

perwira yang mengispeksi barisan. Tampak betul ia lelaki yang sudah

banyak makan asam garam. Saya percaya yang diucapkannya benar.

Saya waktu itu terharu sekali mendengarkannya. Ia orang jujur.”

(Suyono, 2014:215).

3.2.2.2.18 Phu Tram

Phu Tram bukan menjadi bagian dari paguyuban. Ia merupakan salah satu

suku Champa yang pernah tergabung dalam kelompok penyelam negara yang

bertugas mengangkut harta karun yang karam di dasar laut. Pada masa bertugas

tersebut, Phu Tram menjadi bagian dari pemerintahan Vietnam. Kemudian hari, ia

memutuskan untuk berhenti dan melakukan penyelaman ilegal karena tidak puas

dengan sikap pemerintah Vietnam yang mendikriminasinya. Berbekal kemampuan

menyelamnya, ia pun tetap mengadakan penyelaman ilegal. Penyelaman ini

dipandang sebagai bentuk perlawanan Phu Tram terhadap pemerintah Vietnam. Phu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

155

Tram juga memiliki wawasan arkeologis yang cukup baik. Pengetahuannya

tersebutkan didokumentasikan dalam sebuah buku kecil yang cocok dipakai oleh

siapa pun untun mengenai situs-situs kebudayaan di Vietnam - sebagian besar

merupakan situs kebudayaan suku Champa (lih. kutipan 79).

“Silahkan baca. Ini daftar candi di Vietnam yang saya buat.”

Jeanne termenung. Ia membolak-balik buku sederhana tersebut.

Tertera berbagai candi yang ada di Vietnam. Tiap uraian

dilengkapi foto hitam-putih. My Son, Dong Doung, Tra Kieu,

Bang An, Chien Dan, Khuong My, Thoc Loc, Huang Thanh, Po

Dam, Phu Hai, Po Nagar…. (Suyono, 2014: 41)-Kutipan (79).

3.2.2.2.19 Mualim Satu

Mualim Satu adalah sahabat dari Phu Tram. Sebagian besar penyelaman Phu

Tram dibiayai oleh Mualim Satu. Mereka berkerja sama karena merasa memiliki

tanggung jawab untuk menyelamatkan harta kekayaan suku Champa. Mereka terikat

satu sama lain dalam perasaan senasib dan sepenanggungan atas nama masyarakat

Champa. Mualim Satu mengumpulkan banyak harta karun suku Champa yang tidak

diinginkan oleh pemerintah Vietnam.

(155) ”Tidak, Jeanne. Aku tidak bisa menyebut dia demikian. Dia bekas

pelaut. Aku memanggilnya Mualim Satu. Namun, dia pelaut yang lain

dari pada yang lain. Dia merasa bertanggung jawab atas kekayaan

Champa di dasar laut. Ia kemudian mengikuti perburuan mencari dan

membeli barang-barang dari kapal karam. Dia bukan penyelam seperti

aku. Dia mirip kolektor. Dia ingin menyelamatkan harta Champa yang

karam di perairan Vietnam (Suyono, 2014: 507).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

156

3.2.2.2.20 MdDSSG

Mahasiswa dan Demonstran Simpatisan Sebastiao Gomes (MdDSSG)

merupakan kelompok yang atelah muak dengan kekejaman dan ketidakadilan

pemerintah Orde Baru. Tertembak matinya rekan mereka, Sebastiao Gomes menjadi

pemicu keluarnya amarah dan ketidakpuasan mereka. Dengan berani, Mereka

memprotes secara langsung di depan militer Orde Baru dengan membawa spanduk

dan yel-yel referendum.

3.3 Rangkuman

Berdasarkan uraian dan deskripsi di atas. Kita telah melihat dengan jelas

seperti apa formasi dan peran intelektual dalam novel KdDL. Dalam studi ini, tidak

ditemukan tokoh-tokoh yang terkategori ke dalam Intelektual Tradisional. Hal

tersebut terjadi karena dua sebab. Pertama, tidak semua tokoh-tokoh dalam novel

KdDL dapat disebut sebagai intelektual. Kedua, jika tokoh-tokoh tersebut dapat

disebut sebagai intelektual, mereka pasti memenuhi indikator sebagai Intelektual

Organik dari suatu sistem. Baik itu sistem pemerintahan, bangsa, maupun paguyuban.

Kemudian yang terkategorikan sebagai Intelektual Organik dibagi dalam dua

tipe Intelektual Organik, yaitu Intelektual Hegemonic dan Intelektual Counter-

Hegemonic. Tokoh-tokoh yang masuk dalam kategori Intelektual Hegemonic adalah

Romo Dijat, Romo Marto, Romo Budi, Sunuwarsono, Setyarso, dan Soedjono

Hoemardani, Phhoung, dan Souvvana. Tokoh-tokoh yang masuk kategori Intelektual

Counter-Hegemonic dibagi menjadi dua kelompok lagi berdasarkan objek yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

157

dilawan. Pertama, rezim otoriter Soeharto dilakukan oleh anggota dan simpatisan

paguyuban, Sawito Kartowibowo, Mr. Soedjono, dan MdDSSG. Kedua terhadap

pemerintahan Vietnam dilakukan oleh Phu Tram dan Mualim Satu.

Pada bab selanjutnya, yaitu bab IV, akan dibahas secara khusus mengenai

bentuk-bentuk perlawanan yang dilakukan oleh Intelektual Counter-Hegemonic

terhadap rezim otoriter Soeharto, maupun pemeritahan Vietnam. Untuk itu, hasil

penelitian ini, khususnya yang berkaitan dengan Intelektual Counter-Hegemonic telah

memberikan sedikit kemudahan untuk pembahasan bab IV.

Secara garis besar, formasi intelektual dalam novel kdDL dapat

disederhanakan dalam tabel 2 berikut ini:

Tabel 1

Rangkuman Formasi Intelektual dalam Novel KdDL

Intelektual

Tradisional

Intelektual Organik

Intelektual Hegemonic Intelektual Counter-

Hegemonic Kepada

Rezim

Otoriter

Soeharto

Pemerintahan

Kamboja

Bangsa

Laos

Rezim

Otoriter

Soeharto

Pemerinta

-han

Vietnam

-

Romo Dijat

Phhoung Souvvana

Anggotan dan

Simpatisan

Paguyuban

Phu Tram

Romo Marto Sawito

Kartowibowo

Mualim

Satu

Romo Budi

Mr. Soedjono Sunuwarsono

Setyarso

Soedjono

Hoemardani MdDSSG

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

158

BAB IV

BENTUK-BENTUK COUNTER-HEGEMONI DALAM

NOVEL KUIL DI DASAR LAUT

4.1 Pengantar

Pembahasan mengenai formasi intelektual pada bab III telah memberikan

gambaran mengenai posisi dan peran masing-masing kelompok intelektual tersebut.

Mereka berhadapan dengan pemerintah sekaligus masyarakat untuk menjadi

penghubung dengan membahasakan nilai-nilai maupun ideologi pemerintah dengan

bahasa-bahasa universal untuk dipahami semua kalangan. Berdasarkan hasil

penelitian di bab sebelumnya, tidak satu pun tokoh dalam novel KdDL masuk dalam

kategori Intelektual Tradisional. Dengan demikian, pembahasan pada bab ini akan

difokuskan pada fungsi dan peran serta Intelektual Organik saja.

Berdasarkan poin 3.2.2, Intelektual Organik dapat dikategorikan lagi ke dalam

dua kelompok. Pertama, Intelektual Hegemonic yang berperan untuk menjamin

pandangan massa sesuai dan konsisten dengan nilai-nilai yang telah disebar oleh

pihak penguasa dan diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat. Kedua,

Intelektual Counter-Hegemonic yang memiliki tanggung jawab untuk memisahkan

massa dari pengaruh nilai-nilai penguasa dan membangun sebuah pandangan dunia

sesuai perspektif sosialis (Taum, 2015: 40). Apabila dikaitkan dengan konteks novel

KdDL, yang temasuk dalam golongan Intelektual Hegemonic adalah para simpatisan

dan bawahan pemeritahan rezim otoriter Orde Baru, pemerintahan Kamboja, dan

158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

159

bangsa Laos. Mereka bertugas untuk menjaga pandangan massa agar tunduk di

bawah nilai-nilai penguasa dan menganggap semua model kepemimpinan penguasa

sebagai sebuah status quo. Golongan intelektual ini tidak menghadapi banyak

persoalan karena tidak muncul banyak perlawanan yang berarti atas mereka.

Sedangkan tokoh yang masuk dalam ketegori Intelektual Counter-Hegemonic adalah

anggota dan simpatisan paguyuban, Sawito Kartowibowo dan Mr. Soedjono, Phu

Tram dan Mualim Satu. Tugas mereka ialah memisahkan pandangan masyarakat dan

membangun sebuah kesadaran baru dengan menyerang common sense10

agar tercipta

revolusi intelektual. Persoalan yang mereka hadapi ialah cengkraman hegemoni

pemerintah Orde Baru juga pemerintahan Vietnam.

Rezim Orde Baru, menjadi rezim yang bertahan cukup lama. Lamanya

Soeharto berada di tampuk kekuasaan sebenarnya terjadi karena beberapa hal. Sejak

awal berkuasa, Soeharto telah meletakkan fondasi jabatan kepresidenannya yang

kokoh. Dengan jatuhnya Soekarno, Angkatan Darat bangkit sebagai satu-satunya

kekuatan politik yang efektif. Soeharto segera menyusun birokrasi yang mendukung

dan responsif atas kebijakannya. Diciptakannya angkatan bersenjata yang loyal dan

terintegrasi di bawah komandonya; lembaga legislatif dan yudikatif yang tunduk pada

lembaga eksekutif yang dipimpinnya; sistem kepartaian yang disederhanakan dan

yang pucuk pimpinannya ditentukan atas dasar loyalitas kepadanya; lembaga -

10 Common Sense menjadi seperti kumpulan gagasan yang diterima sebagai sebuah

kebenaran (alamiah, wajar, natural) tanpa dipertanyakan secara kritis, tempat ide-ide

dianggap sebagai bagian dari tatanan alamiah. Common sense menjadi tempat dibangunnya

ideologi dan juga menjadi tempat perlawanan terhadap ideologi tersebut (Taum, 2015: 39).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

160

kepresidenan yang luar biasa kuatnya; serta pers yang terkendali (Haris, 1996: 24-

25).

Ada kecenderungan bahwa masyarakat Orde Baru berada di bawah kepatuhan

selama beberapa dasawarsa. Gejala ini pula yang dihadapi oleh Gramsci saat

mempertanyakan belum adanya sebuah revolusi kaum proletar sebagaimana

diramalkan oleh Marx. Persoalannya bukan pada satunya berpijak pada perspektif

ekonomi dan satunya lagi pada perspektif sosial-politik. Namun, masalahnya ialah

tidak adanya sebuah kesadaran baru untuk menantang penguasa meskipun telah

sewenang-wenang mengganyang banyak warganya. Indikasi tersebut merupakan

gejala yang disebut oleh Gramsci sebagai hegemoni.

Pemerintahan Soeharto telah menjadikan masyarakat tidak dapat berbuat

banyak untuk melawannya. Selama berkuasa, Soeharto menerapkan ideologi

militerisme. Ketika militer berkuasa, maka negara akan selalu ada dalam keadaan

darurat. Pembantaian dan pengganyangan dilakukan bebas dengan alasan menjaga

keamanan dan ketertiban. Prinsip militerisme di jalankan secara penuh dalam

kehidupan masyarakat sipil11

. Semua tindakan kekerasan itu dipandang sebagai

sarana sahih (legitimate means) untuk menyelesaikan masalah. Orang-orang yang

dipandang „bermasalah‟ itu secara sosiologis dikonstruksi sebagai outsiders dan -

11 Militerisme di masa Orde Baru adalah puncak dari ambisi kaum militer yang sejak revolusi

1945 ingin ikut berkuasa. Sejak percobaan kudeta militer tahun 1946; kemudian tahun 1952;

lalu sejak darurat militer tahun 1957 yang memperkuat kekuasaan militer di politik dan

bisnis, serta lahirnya dwi-fungsi; dan sejak berkuasanya Jenderal Suharto tahun 1966 yang

praktis merupakan pemerintahan militer selama 32 tahun. Reformasi militer sejak reformasi

tahun 1998 nampaknya masih mendapat banyak tentangan di dalam tubuh militer sendiri,

sehingga dapat dikatakan mengalami kemandegan (Setiawan, 2016).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

161

diberi berbagai stigma seperti pengkhianat pancasila, mata-mata musuh, manikebuis,

anti-revolusi, ateis, gabungan anak liar, gerakan pengacau keamanan, penjual

kehormatan bangsa, dan lain-lain. Mereka secara „sahih‟ boleh dihabisi oleh negara

dan kelompok masyarakat „insiders’.’ Kekerasan sah dilakukan kepada kelompok di

luar kita. Kelompok di luar ini kita pandang bukan sebagai makluk manusia yang

dilindungi hukum. Hukum tidak berlaku bagi mereka (Taum, 2015: 165).

Militer dalam pemerintahan Orde baru menjadi aparatus negara yang represif

dengan menggunakan cara-cara kekerasan tanpa memperhitungkan aspek-aspek

kemanusiaan. Budaya kekerasan diterima dan bahkan didogmakan sebagai jalan

keluar terbaik sebagai jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan bangsa. Negara

dengan aparatus militernya itu memaksa civil society untuk mempunyai

penghormatan serta perasaan takut dan dengan menerapkan metode kekerasan yang

melahirkan ketakutan yang mencekam. Militer sengaja menciptakan secara sistematis

pandangan bahwa negara haruslah ditakuti, tidak hanya sekadar disegani atau

dihormati (Taum, 2015: 117). Memang masih banyak problema lain yang terjadi

semasa Orde Baru dan cukup banyak jika diurai satu per satu. Akan tetapi, semua

peristiwa itu mengarahkan masyarakat kepada suatu kepatuhan.

Phu Tram dan Mualim Satu pun mengalami represi dari pemerintahan

Vietnam. Khususnya Phu Tram, ia tidak diperbolehkan oleh pemerintah Vietnam

untuk mengambil harta karun suku Champa yang ia temukan saat menyelam.

Aktivitasnya diawasi dengan ketat oleh anggota keamanan Vietnam. Harta kekayaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

162

suku Champa telah cukup banyak dimiliki oleh Vietnam sehingga pencarian hanya

difokuskan pada benda-benda peninggalan Vietnam.

Sejarah antara Vietnam dan suku Champa sebenarnya telah lama terjadi.

Keduanya seperti menjadi musuh abadi yang telah membunuh banyak orang dan

meruntuhkan cukup banyak situ-situs kebudayaan. Suku Champa pada mulanya

berdiri sebagai sebuah kerajaan yang menguasai Vietnam Tengah dan Selatan sejak

abad ke-7 hingga tahun 1832. Dalam perkembangannya, terjadi peperangan untuk

saling memperbutkan wilayah dan juga kebudayaan. Terjadi upaya penguasaan

wilayah Champa seperti Indrapura – dekat dengan Da Nang tempat Jeanne

mengunjungi situs Po Nagar, Amaravati – sekarang masuk dalam Provinsi Quang

Nam, Vijaya – sekarang masuk Provinsi Bình Định, Kauthara – saat ini bernama kota

Nha Trang tempat situs Pho Nagar, dan terakhir Panduranga – sekarang Provinsi

Ninh Thuận. Vietnam membutuhkan waktu sekitar 9 abad untuk menaklukkan

kerajaan Champa (Musa, 2009).

Pada masa itu, terjadi tindakan kekerasan terhadap orang Champa yang makin

lemah. Banyak warisan kebudayaan kebanggaan Champa seperti Tra Kieu, My Son,

Dong Duong, Kawasan Vijaya, Kauthara, dan Panduranga direbut oleh Vietnam,

termasuk harta benda dan kebabasan suku Champa. Peristiwa masa lalu tersebut yang

membentuk sikap pemerintah Vietnam untuk tidak memberikan kebebasan secara

penuh terhadap orang-orang keturunan Champa. Phu Tram mendapat pekerjaan

sebagai penyelam negara hanya untuk kepentingan Vietnam. Barang-barang suku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

163

Champa yang ditemukan di dasar laut pun banyak yang diperdagangkan ke luar

negeri untuk menambah keuangan negara.

Berbagai gejolak yang telah dijelaskan di atas sebenarnya menjadi situasi

yang menyebabkan muncul sebuah tindakan perlawanan. Posisi pihak pemerintah

memang memiliki kedudukan yang cukup kuat, apalagi dibantu oleh aparatus dan

intelektual-intelektual organiknya. Pada pembahasan selanjutnya, akan dideskripsikan

bagaimana kemudian muncul berbagai tindakan perlawanan terhadap hegemoni dan

kekuasaan pihak pemerintah.

4.2 Bentuk-bentuk Counter-Hegemoni

Berikut ini merupakan model perlawanan yang dilakukan oleh berbagai pihak

terhadap dua pihak pemerintah yang telah disebutkan di atas. Model perlawanan

tersebut terdiri dari perlawanan keras, pasif, humanistik, dan metafisik. Memang

novel KdDL cukup banyak membahas mengenai perlawanan metafisik, sehingga

ketiga bentuk perlawanan lainnya tidak banyak disebutkan.

4.2.1 Perlawanan Keras

Perlawanan Keras berkaitan dengan tindakan perlawanan dengan cara

berhadap-hadapan dengan pihak kekuasaan dan mengambil sikap atau tindakan yang

bertentangan dengan kehendak kekuasaan. Bentuk perlawanan tersebut antara lain

dengan mempertanyakan dan meminta aparat militer maupun sipil, atau melakukan

tindakan yang jelas-jelas bertantangan dengan mainstream atau „pendapat umum‟

yang berlaku pada waktu itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

164

4.2.1.1 Menerbitkan Petisi

Perlawanan dengan menerbitkan petisi ini dilakukan oleh Sawito

Kartowibowo. Keinginan untuk melawan Soeharto melalui petisi ini sebenarnya

dilakukan setelah ia mendapatkan wangsit. Konon, menurut wangsit yang

diterimanya, Sawito mendapat mandat untuk menyampaikan pesan kepada Presiden

Soeharto agar menyerahkan kekuasaannya secara damai demi menyelamatkan

Indonesia.

(156) Sepulang melakukan perjalanan dengan Mr. Soedjono, Pak

Sawito menulis beberapa petisi. Di antaranya berjudul

“Dokumen Menuju Keselamatan”, “Mundur untuk Maju Lebih

Sempurna”, dan “Pernyataan Pemberian Maaf kepada Bung

Karno”. Isinya menganggap Soeharto gagal total. Kepemimpinan

Soeharto harus segera dilimpahkan. Melalui anggota orhiba, ia

mengedarkan petisi-petisi tersebut ke pemuka-pemuka

masyarakat. Tanpa dinyana, petisi Sawito mendapat sambutan

tokoh-tokoh12

(Suyono, 2014: 209).

Untuk itu, ia mendekati sejumlah tokoh penting di dunia politik maupun

agama, seperti Mohammad Hatta, Hamka (Ketua MUI), Kardinal Yustinus

Darmoyuwono (Ketua MAWI), T.B. Simatupang (Ketua PGI), R.S. Soekanto

Tjokrodiatmodjo, mantan Kapolri pertama Indonesia yang juga adalah mertua Sawito

sendiri, dll., dan meminta dukungan mereka dengan menandatangani lima pernyataan

12 Kasus Sawito membangkitkan banyak pertanyaan. Banyak orang yang heran mengapa

banyak tokoh nasional yang dengan naifnya mempercayai Sawito. Menurut orang-orang yang

dekat dengan Bung Hatta, Bapak Bangsa dan Proklamator itu kabarnya merasa tertipu oleh

Sawito. Begitu pula para penandatangan yang lainnya sehingga mereka kemudian

mengeluarkan pernyataan yang isinya mencabut tanda tangan mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

165

yang telah dipersiapkannya terlebih dulu. Sementara semua tokoh itu hanya

menandatangani satu pernyataan, Bung Hatta menandatangani tiga di antaranya.

Oleh karena hal tersebut, Sawito lalu dianggap melakukan gerakan politik

untuk menggoyahkan kepemimpinan Presiden Soeharto dan bahkan

menggulingkannya dari kekuasaannya pada waktu itu, sehingga ia dikenai tuduhan

subversif. Akibatnya, Sawito diajukan ke pengadilan dan dijatuhi hukuman penjara 8

tahun yang belakangan dikurangi menjadi 7 tahun. Dalam kasus ini, Sawito dibela

oleh pengacara terkenal Yap Thiam Hien, Abdul Rachman Saleh (yang belakangan

menjadi jaksa agung, dan beberapa pengacara lainnya).

Petisi-petisi yang diterbitkan oleh Pak Sawito tergolong sebagai bentuk

perlawanan yang cukup keras pada masa pemerintahan Orde Baru13

. Tulisan-tulisan

kritikan ataupun protes dianggap sebagai suatu kejahatan kelas berat. Itu karena

tulisan dapat menciptakan propaganda yang efektif bagi masyarakat luas.

4.2.1.2 Aksi Demonstrasi

Aksi demonstrasi merupakan perlawanan keras karena berhadap-hadapan

langsung dengan pihak yang diprotes. Selama masa Orde Baru, cukup banyak aksi-

13 Berbahasa sebagai bertindak mendapatkan referensi penuh di dalam politik Orde Baru.

Yang paling ditakuti Orde Baru,..bukan senjata-dalam hal senjata Orde Baru tidak pernah

berkekurangan karena didukung bala-tentara yang terampil dalam memanggul senjata-akan

tetapi, kata-kata. Yang paling ditakuti adalah kesusastraan, baik itu prosa maupun puisi

(tulisan) (Dhakidae, 2003: 54). Itulah sebabnya sehingga beberapa surat kabar yang

memberitakan tentang tindakan tidak terpuji pemerintah pada masa Orde Baru dibredel.

Penyair-penyair seperti Wiji Tukul dibunuh karena sajak-sajaknya yang tajam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

166

demonstrasi yang terjadi. Misalnya, dalam tahun 1972, mahasiswa terus saja

melakukan aksi protes dan demonstrasi menantang pembangunan Taman Mini

Indonesia Indah (TMII) yang dinilai tidak mendesak. Puncak demonstrasi mahasiswa

terjadi pada saat PM Jepang Kakuei Tanaka mengunjungi Indonesia pada tanggal 15

Januari 1974, dan dikenal sebagai Peristiwa Malapetaka 15 Januari (disingkat

Peristiwa Malari). Demonstrasi itu disertai dengan pembakaran-pembakaran dan

menyebabkan korban tewas sebanyak 11 orang, 300 luka-luka, dan 775 orang

ditahan. Sebanyak 807 mobil dan 187 sepeda motor dirusak/dibakar, 144 bangunan

rusak. Di tahun 1977 juga terjadi sebuah aksi demonstrasi untuk menuntut

diadakannya sidang MPR untuk meminta pertanggungjawaban Soeharto yang

berujung pada aksi mogok kuliah mahasiswa ITB (lih. Taum, 2015: 199).

Demonstrasi besar-besaran juga mewarnai lengsernya Soeharto di tahun 1998.

Salah satu demonstrasi juga yang dilakukan pada masa Orde Baru adalah

demonstrasi MdDSSG. Perlawanan itu disebut sebagai perlawanan keras, karena para

MdDSSG tersebut berhadapan dan menuntut keadilan kepada pemerintah Orde Baru

melalui ABRI - aparat/Intelektual Organik Orde Baru. Aksi yang mereka perjuangkan

jelas bertentangan dan menggangu stabilitas umum pada masa itu –paling tidak

menurut pendapat aparat keamanan yang ada di Santa Cruz.

(157) Benar ternyata Santa Cruz adalah nama pemakaman yang

disembunyikan oleh pemerintah Indonesia. Tahun 1991, tentara

Indonesia membantai ratusan warga Dili di situ. Peritiwa itu

diawalai rombongan mahasiswa Timor Timur yang menyekar

nisan Sebastiao Gomes, rekan mereka yang sebulan sebelumnya

ditembak oleh tentara. Warga ikut berduyun. Para mahasiswa

menggelar spanduk protes. Mereka mengangkat-angkat foto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

167

Xanana Gusmao. Simpati mengalir. Mereka bersama warga

meneriakkan yel-yel referendum (Suyono, 2014:81).

Para mahasiswa dan demonstran tersebut sebenarnya menuntut keadilan atas

pembunuhan rekan mereka Sebastiao Gomes sebulan sebelum demonstrasi tersebut.

Konflik berkepanjangan dan ketidakadilan serta kekerasan yang terjadi memicu

gelombang demonstrasi yang besar kepada pemerintah Orde Baru. Kematian

Sebastiao Gomes menjadi batas kesabaran masyarakat untuk tetap tunduk di bawah

kekuasaan Orde Baru. Mereka berkumpul dengan membawa spanduk sambil

meneriakkan yel-yel referendum. Aksi tersebut memicu amarah aparat keamanan

yang kemudian memberondongi para demonstran dengan peluru secara brutal.

Berdasarkan data dari Wikipedia tentang Insiden Dili, disebutkan bahwa dari orang-

orang yang berdemonstrasi di kuburan, 271 tewas, 382 terluka, dan 250 menghilang.

Salah satu yang meninggal adalah seorang warga Selandia Baru bernama Kamal

Bamadhaj, seorang pelajar ilmu politik dan aktivis HAM berbasis di Australia.

4.2.2 Perlawanan Pasif

Perlawanan Pasif merupakan perlawanan dengan cara tidak melaksanakan

kehendak mainstream atau melakukan tindakan negatif terhadap diri sendiri sebagai

bentuk protes tehadap kekuasaan dan mainstream itu. Dalam penelitian ini, juga

ditemukan sebuah bentuk perlawanan apolitis dengan cara pergi dari medan

perlawanan ke tempat yang jauh. Berikut ini akan dideskripsikan bentuk-bentuk

perlawanan pasif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

168

4.2.2.1 Tapak Tilas dan Tirakat

Aksi tapak tilas dan tirakat ini dilakukan oleh para anggota paguyuban.

Sebenarnyanya bentuk perlawanan ini masuk dalam kategori Perlawanan Metafisik

karena melibatkan sisi spiritual dan motivasi mistis. Namun, bentuk perlawanan ini

juga masuk sebagai salah satu bentuk Perlawanan Pasif karena mengarah pada upaya

untuk menahan nafsu, kelelahan, dan rasa lapar. Tindakan tersebut tentunya

membawa dampak negatif pada tubuh. Pada bagian ini hanya akan dibahas bentuk

tapak tilas dan tirakat yang dilakukan oleh anggota paguyuban.

Salah satu tokoh yang melakukan aksi tapak tilas dan tirakat adalah Pak

Radjiman. Ia menapaktilasi sebuah lokasi yang belum pernah dikunjungi oleh

anggota paguyuban lain. Lokasi tersebut bernama Situ Panjalu. Tempat ini

merupakan sebuah pulau yang memiliki hutan dengan ratusan cungkup makam tua

(lih. poin 2.3.1.8). Tempat ini sangat menyeramkan bagi banyak orang. Dianggap

sebagai lokasi angker, banyak peziarah yang datang ke tempat ini untuk bertapa

selama berhari-hari. Pak Radjiman juga ikut bertapa di tempat ini. Ia bertahan selama

seminggu (lih. kutipan 52).

Pak Radjiman bertahan seminggu. Beberapa tukang sampan

menyatakan, setelah seminggu berada di dalam pulau, Pak

Radjiman keluar, minta diseberangkan. Di tepi danau, ia

membeli rokok, mengisapnya, menyesap kopi, dan bercakap-

cakap dengan para penyampan. Wajahnya tampak riang. Letih

tapi bersinar-sinar. Ia kemudian membungkus makanan dan

diminta diantar kembali ke Situ Panjalu. Namun, setelah

seminggu, ia tak keluar-keluar. Ia hilang di dalam hutan Panjalu.

Tak ada yang berani mencarinya. Beberapa peziarah sempat

menyaksikan ada cahaya kemamang atau blorong panas bergerak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

169

di atas cungkup tempat Pak Radjiman biasa menggelar tikar

(Suyono, 2014: 363)-Kutipan (52).

Bertahan selama seminggu berarti duduk dalam posisi samadi dan berpuasa

dengan tidak makan dan tidak minum. Aksi ini tentunya tidak dapat dilakukan oleh

banyak orang. Dalam pikiran rasional, dengan tidak makan dan minum selama

seminggu berarti mengakibatkan rasa lapar dan haus yang sangat menyiksa. Tidak

makan dan minum juga mengakibatkan tubuh lemah dan kekurangan cairan

(dehidrasi). Selain itu, Pak Radjiman juga mesti menahan godaan dan ketakutan yang

menyelimuti hutan Situ Panjalu. Apalagi hutan ini banyak terdapat harimau, ular,

babi hutan baik yang asli maupun yang jadi-jadian.

Motivasi Pak Radjiman melakukan tapak tilas dan tirakat ini ialah untuk

mendapatkan wahyu ataupun pusaka. Ia melanjutkan misi paguyuban untuk

menemukan wahyu tandingan menantang Soeharto. Meskipun sendirian, semangat

perlawanan Pak Radjiman masih tetap ada di dalam hatinya.

4.2.2.2 Menantang Maut

Menantang maut berarti siap untuk menanggung sekian risiko berat bahkan

kehilangan nyawa sekali pun. Dalam novel KdDL, terdapat beberapa tokoh yang

melakukan aksi ini. Mereka itu ialah Pak Darsono dan Pak Djayeng serta Phu Tram.

Mereka dinilai berani untuk mengambil risiko besar dengan motivasi untuk

memperjuangkan suatu keinginan yang besar. Pak Darsono dan Pak Djayeng ialah

untuk memotong pengaruh bunga wijayakusuma bagi keberlangsungan kekuasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

170

Soeharto. Sedangkan Phu Tram, berjuang untuk menyelamatkan benda-benda

kebudayaannya di dasar laut.

Dalam rangkaian perjalanan spiritual melawan Soeharto, anggota paguyuban

pergi ke tempat bernama Jambe Pitu, Cilacap. Perjalanan ini sebenarnya dengan

maksud untuk melihat dari jauh Pulau Biru Majeti tempat bunga wijayakusuma

tumbuh dan merencanakan perjalanan ke tempat tersebut. Berdasarkan orang-orang

yang telah lama tinggal di sana bernama Pak Notodirojo dan Pak Soetomo, Pulau

Biru Majeti dilindungi oleh alam dan laut. Siapa pun yang menuju ke sana pasti akan

diserang oleh keganasan laut – gelombang di perairan ini memang dikenal cukup

besar. Siapa pun pasti akan takut untuk mengemban tugas menyeberang ke Pulau

Biru Majeti. Keperkasaan laut dan samudera akan menakutkan bagi siapa pun bahkan

pelaut sekali pun.

Tugas berat tersebut dengan berani diambil oleh Pak Darsono dan Pak

Djayeng. Mereka bahkan bersumpah untuk berusaha sekuat mungkin mendapatkan

bunga tersebut. Ketakutan mereka sebenarnya cuma satu, yaitu orang-orang suruhan

Soeharto sampai lebih dahulu mengambil bunga tersebut. Pilihan tegas mereka

berdua tentunya menantang rasa takut mereka sendiri termasuk kekhawatiran akan

keganasan laut yang bisa kapan saja membalikkan perahu mereka dan menelan

mereka sekaligus (lih. kutipan 45 dan 46).

“Saya siap. Saya akan menemani Pak Djayeng. Saya ingin

menghirup aroma bunga itu di tempat asalnya. Saya ingin

mencium kelopaknya. Kalaupun bunga itu belum mekar, saya

ingin sujud di tanahnya. Saya ingin bunga itu tak jatuh ke

tangan-tangan orang serakah kekuasaan. Demi kebaikan negera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

171

ini, saya siap menunaikan misi ini. Saya siap menyeberangi bukit

ini dengan perahu sekecil apa pun. Saya hanya meminta agar Pak

Notodirodjo dan Pak Soetomo jangan memberitahukan rencana

kami kepada perewangan-perewangan Pak Harto. Kalaupun

mereka tahu, biar mereka tahu dengan sendiri. Kami bukan takut

terbunuh. Kami tak ingin saling santet-menyantet,” kata Pak

Dasono dari depan pintu (Suyono, 2014: 288)-Kutipan (45).

“Saya akan berangkat!” dengan tegas Pak Djayeng menawarkan

diri menjadi sukarelawan. “Kalaupun bunga itu belum muncul,

saya akan berdoa di depan pohonnya. Saya akan memohon

kepada Tuhan agar tak ada bala yang menyerang kita. Pak

Darsono bilang kepada saya, dia akan ikut. Saya tak ingin

menunggu ombak tenang. Saya yakin kalau niat kita baik kita

akan selamat. Ombak seganas apa pun akan luluh karena tekad

kita.Bagaimana Pak Darsono?” (Suyono, 2014: 287)-Kutipan

(46).

Seminggu setelah melakukan sumpah mengambil bunga wijayakusuma. Pak

Darsono dan Pak Djayeng bertolak ke Pulau Biru Majeti. Gelombang ganas memang

menyerang mereka bertubi-tubi. Akan tetapi, mereka tidak peduli dan gentar sedikit

pun. Perjalanan tetap dilakukan hingga kemudian setelah 20 menit melaju, sebuah

gelombang besar membalikkan perahu mereka. Pak Darsono dan Pak Djayeng

bersusah payah berenang kembali ke pantai meskipun tubuh mereka dihempaskan ke

sana kemari oleh ombak besar. Mereka mengalami sesak nafas, sesaat dirawat di

Cilacap, namun setelah itu dibawa ke Jogja dan dirawat di RS. Panti Rapih. Kejadian

di perjalan pertama ini tidak membuat mereka kapok dan takut. Mereka bahkan lebih

semangat dari sebelumnya.

Pada perjalanan yang kedua, kondisi laut cukup tenang dan juga cuaca cukup

cerah. Pak Sinaga melepas mereka dari atas bukit dan mereka pun kembali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

172

melakukan perjalan berbahaya tersebut. Berikut kutipan (158) yang mengambarkan

perjalan laut kedua Pak Darsono dan Pak Djayeng.

(158) Ombak kali ini tenang. Dari atas bukit, Pak Sinaga melepas

mereka. Mulanya perahu mereka meluncur lancar. Tetapi begitu

hampir mencapai pantai sabrang, muncul pusaran kencang

memontang-mantingkan perahu. Mereka terlempar ke arah yang

berbeda. Mayat mereka tidak ditemukan. Hanya pecahan perahu

yang dilihat penduduk pantai (Suyono, 2014: 306).

Aksi menantang maut yang dilakukan Pak Darsono dan Pak Djayeng menjadi

sebuah aksi Perlawanan Pasif karena mereka dengan berani melawan/bersaing dengan

Soeharto untuk bersaing mendapatkan bunga wijayakusuma. Apabila bunga tersebut

jatuh ke tangan Soeharto maka kekuasaannya masih dapat bertahan. Untuk itu, tanpa

mempedulikan risiko besar yang menanti di depan, Pak Darsono dan Pak Djayeng

bahkan menjalankan aksi yang bisa berdampak maut bagi mereka demi menantang

Soeharto.

Aksi menantang maut juga sama dilakukan oleh Phu Tram. Bedanya,

perlawanan tersebut bukan ditujukan kepada rezim Soeharto, tetapi kepada

pemerintahan Vietnam. Sebelum menantang pemerintahan Vietnam secara tidak

langsung, Phu Tram bekerja sebagai penyelam dengan sertifikat resmi. Ia sering

menyelam di berbagai perairan untuk mengambil barang-barang antik di dasar laut.

Namun, profesinya itu seringkali diawasi secara ketat oleh aparat keamanan. Memang

telah ada aturan kepada para penyelam agar tidak ikut mengangkut barang-barang

peninggalan suku Champa dari dasar laut. Jika ada yang ikut terbawa, maka barang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

173

tersebut harus dibuang kembali ke laut. Pemerintah Vietnam tidak ingin kebudayaan

Champa kemudian bangkit lagi dan mengalahkan kebudayaan Vietnam.

(159) Jeanne mendengar dari mulut lelaki buntung itu, pemerintah

Vietnam tak begitu suka dengan temuan-temuan barang Champa

dari dasar laut. Pemerintah Vietnam merasa cukup banyak

memiliki barang Champa. Pada masa penjajahan Prancis, banyak

arkeolog Prancis yang berminat khusus mengumpulkan artefak

Champa. Dan peninggalan mereka kini disimpan di museum.

Menurut Phu Tram, pemerintah tak mau lagi menambah koleksi

barang Champa (Suyono, 2014: 91).

Sebagai satu-satunya penyelam berdarah Champa, tentunya Phu Tram

mendapat pengawasan yang lebih ketat dibandingkan penyelam-penyelam lainnya.

Tidak jarang Phu Tram mengalami diskriminasi dari para aparat hegemoni seperti

polisi dan Jawatan Kelautan Vietnam. Memang di kapal pengangkut barang-barang

antik ada nakhoda, pembersih keramik, koki, dan para penyelam lainnya. Namun, ia

merasa dirinya paling banyak diawasi. Diskriminasi itu juga muncul dalam hal

pembagian tabung menyelam. Tabung selam milik Phu Tram dibedakan dengan

tabung selam milik penyelam lainnya.

Bukan hanya sekadar mengalami diskriminasi, Phu Tram juga bahkan pernah

mengalami percobaan pembunuhan. Itu terjadi saat ia sedang menyelam. Belum lama

ketika mencapai dasar lautan, tabung oksigen Phu Tram mendadak habis, sementara

teman-teman penyelam lainnya masih hilir-mudik menggali harta karun. Pada

akhirnya, ia sadar bahwa tabung oksigennya ternyata telah dirusak oleh para polisi

agar ia mati ketika di dasar laut. Phu Tram pun berhenti dari kegiatan penyelaman

setelah peristiwa tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

174

Setelah kembali pulih, Phu Tram kembali diterima dalam suatu ekspedisi

menyelamatkan harta karam di perairan Binh Thuan. Inilah awal dari kekecewaan

Phu Tram kepada pemerintahan Vietnam. Dalam misi tersebut Phu Tram dan teman-

teman penyelamnya menyelamatkan lebih dari 60 ribu keramik di kedalaman 40

meter. Ia kemudian merasa dikhianati karena keramik-keramik hasil pengangkatan

tersebut diunduh ke tempat lelang Amerika dan Eropa. Padahal benda-benda tersebut

bisa diselamatkan dengan membangun museum khusus dan benda-benda sejarah Asia

Tenggara tersebut bisa disimpan dan dirawat dengan baik.

Kekecewaan atas perlakuan pemerintahan Vietnam tersebut menjadikan Phu

Tram memutuskan untuk tidak lagi tergabung dalam kelompok penyelaman negara.

Ia merasa bahwa dengan mengambil benda kebudayaan Champa untuk pemerintahan

Vietnam berarti sama dengan menjual kebudayaannya sendiri. Keluar dari kelompok

penyelaman bukan berarti Phu Tram berhenti menyelam. Ia memutuskan untuk tetap

menyelam meskipun dengan peralatan yang sangat sederhana (lih. kutipan 78).

Yang gila, ia juga tidak menggunakan peralatan menyelam

standar. Ia sama sekali tak membawa tabung oksigen. Ia hanya

membawa kompresor dengan selang panjang. Sahabat-

sahabatnya dari atas yacht akan menjaga kompresor tersebut dan

mengulurkan selang panjang yang akan menjadi alat

bernapasnya di dasar laut. Sungguh nekat. Ia percaya Allah turut

ambil bagian dalam usaha penyelamatan harta karun Champa

(Suyono, 2014: 99)-Kutipan (65).

Berdasarkan kutipan tersebut, peralatan yang digunakan Phu Tram memiliki

risiko yang cukup besar atas dirinya. Selang yang digunakannya sebagai satu-satu

sumber oksigen bisa saja terlilit karang ataupun bangkai kapal lalu pasokan oksigen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

175

pun bisa saja berhenti. Kedalaman lokasi penyelaman Phu Tram juga memungkinkan

ia tidak memiliki cukup waktu untuk kembali naik ke atas. Dalam kondisi tanpa

oksigen, bisa menyebabkan seorang penyelam akan gelisah dan energinya bisa saja

habis dalam upaya keras untuk kembali berenang ke atas. Itu pun jika tidak

mengalami kram. Risiko tersebut tidak mengkhawatir Phu Tram. Ia tetap berani

mengambil risiko yang sewaktu-waktu bisa saja merenggut nyawanya.

Aktivitas penyelaman ilegal Phu Tram sebenarnya dibantu oleh rekan sesama

suku Champa bernama Mualim Satu. Dari Mualim Satu-lah Phu Tram banyak belajar

sekaligus mendapatkan bantuan dana. Sebagian besar benda-benda suku Champa

yang ditemukan oleh Phu Tram di dasar laut di bawa ke rumah Mualim Satu. Di

rumah Mualim Satu itulah, semua barang temuan Phu Tram dan penyelam lainnya

dikumpulkan dan diamankan.

Tindakan mengoleksi benda-benda kebudayaan suku Champa yang dilakukan

oleh Phu Tram dan Mualim Satu juga bisa dikatakan sebagai bentuk perlawanan

terhadap pemerintahan Vietnam. Barang-barang yang secara jelas dilarang oleh

pemerintahan Vietnam, dikumpulkan oleh Mualim Satu. Rumahnya seolah-olah

menjadi sebuah museum yang kemudian hari semakin bertambah banyak dan dapat

menyaingi kebudayaan Vietnam. Mengumpulkan barang-barang dari dasar laut

tersebut seperti menumbukan kembali kejayaan suku Champa di masa lalu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

176

4.2.2.3 Mencari Ketenangan di Luar Negeri

Kata “melawan” dalam pemahaman umum diartikan sebagai kontradiksi

frontal antara seseorang atau sekelompok orang dengan seseorang atau sekelompok

orang lain. Akan tetapi, tidak demikian dengan yang dilakukan oleh Jeanne dan

Suryo. Kepergian mereka ke luar negeri sebenarnya dapat juga diartikan sebagai

sebuah perlawanan. Dalam pemahaman Perlawanan Pasif di atas, perlawanan dapat

dilakukan dengan tidak melaksanakan kehendak mainstream atau kehendak umum

sebagai bentuk protes. Sehingga jelas bahwa perlawanan tidak selalu ada kontak fisik

maupun perang gagasan. Apa yang dilakukan oleh Jeanne dan Suryo adalah tindakan

yang tidak dimengerti oleh banyak orang sebagai tindakan “melawan”. Itu berarti

bahwa mereka tidak melaksanakan sikap dan tindakan mainstream.

Jeanne dan Suryo setelah terlepas dari aktivitas paguyuban – tepatnya saat

terjadi penyerangan Markas Besar PDI pada 27 Juli 1996, tidak lagi tergabung dalam

perlawanan metafisik bersama anggota paguyuban. Mereka masuk dalam kesibukan

mereka masing-masing tanpa terikat lagi dengan paguyuban. Jeanne kembali ke

Malang dan akhirnya mendapatkan pengganti Suryo, sedangkan Suryo hidup tidak

jelas dengan pindah dari satu tempat ke tempat lainnya sampai ia aktif di kegiatan-

kegiatan kharismatik sebuah gereja dan bekerja suatu kantor penerbitan.

Kepergian Suryo ke luar negeri atas dasar tugas dari tempat kerjanya atas

mandat Kementerian Pariwisata untuk mendokumentasikan foto-foto candi yang ada

di Asia Tenggara. Ia ke sana juga sebenarnya untuk melupakan rasa bersalahnya

selama ini atas kematian ayahnya. Kepergian Jeanne ke luar negeri juga sebenarnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

177

atas permintaan ibunya karena melihat Jeanne mengalami kekecewaan atas kandanya

pernikahan Jeanne dan Mas Tubagus. Untuk itu, ia berencana ke Hoi An untuk

mengunjungi sepupunya Linda. Ketakutan tentang teluh dan pengalaman mistik di

masa lalunya juga masih melanda perasaan Jeanne. Dengan tetap berada di Indonesia,

kegelisahan dan kenangan dengan paguyuban bisa saja masih terbawa.

Ketika di luar negeri, Jeanne dan Suryo masih tetap dikejar oleh teluh dari

mistikus Soeharto, bahkan hingga masa Reformasi. Keberadaan mereka di luar negeri

bukan berarti terhindar dari kenangan menakutkan masa lalu dan teluh. Jeanne saat

mengunjungi Angkor masih dihantui oleh bayangan bapak-bapak paguyuban. Saat itu

Jeanne sedang masuk ke dalam sebuah kolam kering Angkor. Tiba-tiba ia melihat

sebuah kolam air imajiner yang sebelumnya berupa susu berubah menjadi keruh

kecokelatan bercampur darah.

(160) Dan dari air yang pekat menyembul tujuh kepala orang sepuh.

Wajah bapak-bapak yang sekali waktu pernah dikenalnya. Ya,

mereka sahabat-sahabat Suryo. Jeanne masih ingat nama bapak-

bapak itu. Pak Sinaga, Pak Djayeng, Pak Priyambodo, Pak

Danisworo, Pak Sewaka, Pak Radjiman. Ia merasa bapak-bapak

itu juga mengenalnya (Suyono, 2014: 9).

Menyaksikan pemandangan mengerikan itu, Jeanne memutuskan untuk pergi

meninggalkan kolam kering Angkor dan melanjutkan perjalanan ke Pnom Bakheng.

Berdasarkan latar waktu kejadian di atas, bapak-bapak itu sudah 14 tahun tidak lagi

dilihat oleh Jeanne bukan karena mereka menyepi di suatu tempat yang tidak

diketahui oleh Jeanne, tetapi karena mereka sudah lama tewas secara tidak wajar oleh

teluh mistikus Soeharto. Jeanne pergi meninggalkan Angkor bukan karena menyerah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

178

pada bayangan ketakutannya, tapi ia melawan dengan pergi meninggalkannya.

Selama di luar negeri pun Suryo masih dibayangi perasaan bersalah atas sakit jiwa

yang diderita oleh ayahnya. Menurutnya, apa yang dialami oleh ayahnya sebenarnya

merupakan teluh mistikus Soeharto yang sebenarnya kena kepada dirinya.

4.2.3 Perlawanan Humanistik

Perlawanan humanistik merupakan perlawanan terhadap kekuasaan tanpa

kekerasan tetapi dengan memberikan renungan alternatif, apakah sikap dan tindakan

mainstream sudah dipandang tepat atau belum. Perlawanan ini dilakukan oleh Romo

Dijat.

4.2.3.1 Negosiasi dengan Penguasa

Negosiasi dengan penguasa berarti melibatkan orang yang dilawan untuk

mencapai kesepakatan tertentu. Dengan kehadiran penguasa atau pihak yang dilawan

bukan berarti intensitas perlawanan tersebut menjadi berkurang atau bahkan tidak

membawa pengaruh apa-apa. Negosiasi berarti melakukan proses tawar-menawar

untuk mencapai kesepatakan tertentu. Entah itu meloloskan keinginan kelas penguasa

ataupun orang yang melawan. Itu berarti terjadi perang gagasan untuk memenangkan

kepentingan para penegosiasi melalui cara musyawarah dan tawar-menawar.

Dalam konteks novel KdDL, Romo Dijat merupakan orang yang melakukan

negosiasi kepada Soeharto. Kepentingan Romo Dijat saat itu adalah untuk

menawarkan Soeharto agar tidak lagi melanjutkan kekuasaannya. Alasan Romo Dijat

saat itu ialah tawaran tersebut merupakan petunjuk yang ia terima dari para leluhur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

179

Kepentingan Soeharto saat itu ialah meminta Romo Dijat agar tetap mendukungnya

kembali berkuasa (lih. kutipan 6).

Romo Dijat sebetulnya sudah memperingatkan Soeharto. Tahun

1982, sebelum Soeharto menjabat presiden untuk periode yang

ketiga, Romo Dijat sudah menyarankan Soeharto agar

mengurungkan niatnya. Romo Dijat menerima wisik dari roh leluhur

bahwa Soeharto ngotot. Ia tidak mau mendengar suara roh itu. Ia

memohon kepada Romo Dijat agar merestuinya menjadi presiden

lagi. Soeharto meminta Romo Dijat agar bersiarah dari petilasan ke

petilasan leluhur lain untuk meminta restu. Bila perlu, sampai

leluhur-leluhur di Bali dan Sumatera,” kata Pak Sungkono, diikuti

anggukan dari rombongan Yogya (Suyono, 2014: 235)-Kutipan (6).

Dalam proses negosiasi tersebut, Romo Dijat tidak memenangkan proses

negosiasi. Proses negosiasi tersebut bisa saja berdampak sangat menguntungkan para

oposisi Orde Baru jika seandainya Soeharto benar-benar melaksanakan petunjuk

Romo Dijat. Dalam kasus ini, meskipun Romo Dijat merupakan bagian organik dari

Soeharto. Namun, saat negosiasi dia menjadi senada dengan perjuagan para

Intelektual Counter-Hegemoni, meskipun maksud negosiasi tersebut sebenarnya

untuk menjaga Soeharto agar tidak berada di luar kendali dan semakin sewenang-

wenang.

4.2.4 Perlawanan Metafisik

Perlawanan Metafisik merupakan perlawanan tidak kasatmata yang dilakukan

melalui cara-cara spiritual kebatinan (gaib) oleh para mistikus atau pegiat kebatinan.

Perlawanan ini dilakukan oleh dua pihak. Pihak pertama ialah anggota dan simpatisan

Paguyuban Anggoro Kasih. Kedua, Pak Sawito Kartowibowo dan Mr. Soedjono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

180

rekannya. Dalam novel KdDL, pembahasan mengenai jenis perlawanan ini cukup

banyak dan runtut.

Ketidakpuasan terhadap pemerintahan Soeharto telah menimbukan banyak

penantangan dan protes. Cukup banyak aksi demostrasi kasar dan penyebaran petisi-

petisi seperti yang dilakukan oleh Pak Sawito mulai banyak bermuculan. Gerakan

tersebut tentu dengan cepat direspon oleh para aparat pemerintah. Banyak terjadi

gesekan fisik di banyak tempat.

(161) Saya lihat di sana-sini mulai ada gerakan buruh. Gerakan

mahasiswa juga makin membesar. Sekuat-kuatnya gerakan

mahasiswa menurut saya masih bakalan tak menggoyahkan Pak

Harto. Jutaan orang berkumpul di lapangan Monas dikerahkan

menuju istana, menurut saya, malah akan mengundang

pertempuran dengan para loyalis Pak Harto. Katakanlah ada

anggota MPR yang mengundurkan diri, membiokot, lalu ada

divisi-divisi kepolisian dan tentara yang membelot, pasti itu

menimbulkan counter dari orang-orang Pak Harto (Suyono,

2014: 248-249).

Namun, menyerang secara fisik saja sepertinya tidak mungkin. Legitimasi

Soeharto juga ditopang oleh dunia kebatinan. Loyalisnya bukan hanya dari birokrasi,

kalangan ABRI, dan partai politik saja, tetapi juga dari para mistikus kebatinan.

Untuk itu, perlu sebuah aksi perlawanan terhadap dunia batin Pak Harto. Melalui cara

inilah, Pak Sawito maupun anggota paguyuban yakin bisa menjatuhkan Soeharto.

Dengan memutuskan untuk melawan secara metafisik, maka aksi mereka dilakukan

secara diam-diam dengan menapaktilasi pepunden-pepunden yang pernah dikunjungi

Pak Harto untuk mencari wahyu tandingan dan menggeser kekuatan wahyu yang

menopang Pak Harto.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

181

(162) Bapak-bapak, semua gerakan di atas adalah gerakan permukaan.

Gerakan itu tidak akan berhasil bila tidak didukung gerakan

spiritual. Itulah peran kita. Kita semua berkumpul di sini karena

tahu bahwa kita akan melakukan perjalanan berat. Kita akan

melakukan perjalanan ziarah dari pepunden ke pepunden,

memohon kepada para leluhur untuk memuluskan lengsernya

Pak Harto. Kita melakukan gerilya kebatinan. Pak Haro tak

gentar dengan demonstrasi-demonstrasi. Segala macam

demonstrasi sesungguhnya mudah dihancurkan. Tapi dia takut

dengan gerakan semacam ini. Apalagi kalau kita bersatu dengan

murid-murid Romo Dijat, lingkaran Jalan Diponegoro, dan

teman-teman Pak Sawito Kartowibowo. Tanpa gerakan kita ini,

menurut saya, gerakan-gerakan massa akan gagal dan bisa

menjadi boomerang. Bapak-bapak siap?” (Suyono, 2014: 249).

(163) Bapak-bapak tersebut memantau dan mendukung segala aksi

yang menginginkan Soeharto meletakkan jabatan. Mereka

menempatkan diri dalam barisan besar gelombang perlawanan

terhadap Soeharto, namun mereka ingin melakukan dengan cara

sendiri. Mereka berkeyakinan, selamanya Soeharto tidak

tumbang apabila hanya dilawan secara fisik. Tentara di belakang

lelaki asal Kemusuk itu sangat kuat. Mustahil buruh, mahasiswa,

ataupun kelompok-kelompok diskusi pensiunan jenderal bisa

menggulingkannya. Bapak-bapak itu melihat semua perlawanan

fisik bisa berhasil apabila sendi-sendi metafisik yang

mengukuhkan Soeharto sebagai Raja Jawa bisa dirongrong atau

disabotase (Suyono, 2014: 353-354).

4.2.4.1 Bentuk Perlawanan Metafisik

Dalam novel KdDL, Perlawanan Metafisik dilakukan dengan cara

melaksanakan perjalanan spiritual. Cara ini dilakukan pertama kali oleh Pak Sawito

dan rekannya, Mr. Seodjono. Jejak Pak Sawito tersebut kemudian diikuti oleh

anggota Paguyuban Anggoro Kasih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

182

4.2.4.1.1 Perjalanan Spiritual Pak Sawito

Seperti yang digambarkan dalam poin 2.2.2.7, Pak Sawito menjadi orang yang

paling ditakuti oleh Soeharto. Ketakutan Soeharto karena dua hal. Pertama, Pak

Sawito merupakan murid dari R.M. Panji Trisirah, orang yang menjadi sahabat dan

guru dari ayah tiri Soeharto, T.H. Sumoharmoyo. Kedua, Pak Sawito juga sering

melakukan Perjalanan Spiritual ke tempat yang biasa didatangi oleh Pak Harto,

bahkan lebih banyak dari Pak Harto. Dari kebiasaan tapak tilas itulah, Pak Sawito

mendapatkan wangsit untuk menggeser Soeharto.

Ketika menapaktilasi banyak tempat, Pak Sawito ditemani oleh Mr. Soedjono

sahabatnya. Dari mulut Mr. Soedjono-lah, keluar banyak kesaksian tentang keajaiban

perjalanan sahabatnya. Saat ditangkap karena dituduh bersikap subversif terhadap

pemerintah, Pak Sawito dibela oleh Mr. Soedjono yang bersaksi dengan berani di

depan pengadilan. Saat itu, banyak pihak yang tidak percaya dengan wangsit yang

dikatakan oleh Pak Sawito. Orang-orang menganggap bahwa Pak Sawito terlalu naïf

dan gila. Pembelaan Mr. Soedjono dapat meyakinkan banyak orang. Jika Pak Sawito

memang gila, tentunya seorang Mr. Soedjono yang memiliki riwayat intelektual dan

pengalaman kerja yang mengagumkan tentu tidak ikut larut dalam kegilaan Pak

Sawito (lih. poin 3.2.2.2.17).

Pak Sawito mendapat wisik pertama kali saat di Mancingan. Tempat ini

merupakan lokasi semadi Panembahan Senopati saat akan mendirikan Kerajaan

Mataram. Di tempat ini, saat tirakat, Pak sawito dapat melihat sosok Ki Ageng

Arisboyo, tokoh pelarian zaman Majapahit, tatkala Islam masuk menguasai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

183

Majapahit. Saat itu, juga hadir Meneer, namun Meneer tidak dapat melihat sosok

tersebut.

(164) ”Tidak. Hanya mata Pak Sawito yang melihat. Mata saya pun

belum sanggup. Ki Arisboyo menurut Pak Sawito badannya

kekar, berwibawa, mengenakan pakaian hitam-hitam seperti

warok Ponorogo.” (Suyono, 2014: 216)

Ki Arisboyo menitahkan Pak Sawito untuk pergi ke Masjid Demak. Ketika

sampai di sana, Pak Sawito segera mencari makam Syek Siti Jenar dan sholat sunnah

dua kali. Setelah itu, ia melanjutkan perjalan ke Kudus dan dari Kudus ke puncak

Gunung Rahwatu bernama Puncak Songolikur. Berikut kutipan (165) menunjukkan

mengapa Gunung Rahwatu menjadi salah satu tempat yang dituju Pak Sawito.

(165) ”Gunung Rahwatu itu perlu didatangi karena di sana banyak

petilasan. Orang Jawa percaya Sunan Kalijaga saat masih

menjadi berandal Lokajoyo pernah bertapa di situ. Bahkan tokoh

pewayangan seperti Abiyasa, Pandu, dan Bambang Sakri

sesungguhnya dari India pernah beberapa kali singgah di situ.

Lereng-lereng Gunung Rahwatu penuh sap-sap pertapaan. Paling

puncak adalah tempat pertapaan Sang Hyang Wenang. Penduduk

percaya Sukarno pernah bertapa di puncak itu. R.M. Panji

Trisirah, mertua Pak Sawito, 30 tahun sebelumnya pernah

bertapa di situ. Beliau menemukan keris Pulang Geni. Keris

itulah yang oleh Pak Sawito dari Kudus dibawa. Dan setelah

sampai di sana ditancapkan di dekat sebuah pohon beringin tua.

Di situlah saat bermeditasi, Sawito mendengarkan bisikan

gaib…” (Suyono, 2014: 218)

Pak Sawito memang sejak awal dipercaya akan memegang kekuasaan sebagai

Raja Jawa. Bisikan gaib yang ia terima di atas sebenarnya berisi pesan bahwa ia akan

memegang tampuk kekuasaan sebagai Raja Jawa. Sebelum ia dinobatkan, posisi Raja

Jawa dipegang oleh Pak Harto. Dengan demikian, dipercaya apabila posisi Raja Jawa

tersebut dapat direbut dari Pak Harto, maka Pak Sawito dengan mudah dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

184

menggesernya. Menjadi Raja Jawa berarti seluruh Nusantara sejak itu secara batiniah

sah di bawah kekuasaan Pak Sawito.

Proses penobatan Pak Sawito dilakukan dua kali. Pertama, pada tanggal 10

September 1972. Kedua, pada 16 September1972. Syarat penahbisan tersebut ialah

harus dihadiri oleh titisan Prabu Brawijaya I hingga V. Prosesi penobatan yang

pertama gagal karena dilangsungkan tanpa kehadiran R.M. Panji Trisirah. Oleh

karena itu, prosesi ditunda 6 hari kemudian. Pada prosesi kedua inilah hadir semua

titisan Prabu Brawijaya I hingga V.

(166) Penobatan Sawito akhirnya diulang. Dipilih tanggal 16

September 1972. Lokasinya di tempat yang sama, rumah Mr.

Soedjono di Ciawi. Kali ini yang hadir lengkap. Di halaman

belakang rumah Mr. Soedjono, di bawah pohon cemara, ditata

kursi-kursi berderet. Di depan deretan kursi itu ada dua kursi

penobatan. Sawito dan istrinya, Nuning Srinugrahaningsih,

duduk di kursi penahbisan. Di deretan kursi, duduk berjejer

titisan para Brawijaya. Mulai dari Panji Trisirah yang merupakan

inkarnasi Brawijaya I, kemudian Albert Van Gennep sebagai

Brawijaya II dan Francien, istri Van Gennep, titisan Tri Buana

Tungga Dewi, yang kemudian dikenal sebagai Brawijaya III.

Lalu ada Profesor Suyono Hadinoto, mantan Duta Besar

Argentina, sebagai Brawijaya IV. Seterusnya Mr. Sudjono

sebagai Brawijaya V dengan istrinya. Dan kemudian mantan

Kapolri, Raden Said Soekanto, yang sesungguhnya adalah tokoh

Freemasonry dan pemimpin Loji Indonesia Purwa Daksina. Ia

dianggap sebagai titisan Amangkurat. Semua lalu berpegangan

tangan, mempersatukan tenaga. Setelah energi mereka

tersalurkan, muncullah Jalono (Suyono, 2014: 366).

Ternyata dalam prosesi waktu itu, Jalono tidak memberikan mahkota

Majapahit kepada Pak Sawito. Diduga, Pak Sawito masih kurang melakukan tirakat.

Kabar tersebut terdengar sampai ke telinga Pak Harto. Ia ketakutan sekali, sehingga

Pak Harto menangkap dan memenjarakan Pak Sawito. Jabatan Raja Jawa gagal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

185

direbut oleh Pak Sawito dari Soeharto. Itulah sebabnya, dalam Perjalanan Spiritual

yang dilakukan sendiri oleh Meneer, ia sering tirakat di makam Panji Trisirah,

gurunya. Meneer ingin meminta petunjuk untuk bertemu Jalono. Mahkota itu masih

ada di tangan Jalono.

Pak Sawito mengalamai kegagalan dalam niat spiritualnya tersebut.

Kehadiran Paguyuban Anggoro Kasih yang kemudian melanjutkan perjalanan Pak

Sawito untuk mencari wahyu tandingan itu. Meneer pun turut memberi masukan bagi

aksi metafisik paguyuban.

4.2.4.1.2 Perjalanan Spiritual Paguyuban Anggoro Kasih

Paguyuban Anggoro Kasih menjadi kelompok orang-orang usia lanjut yang

ingin melakukan balas dosa atas kesalahan mereka di masa lalu. Mereka kecewa

pernah mendiamkan pengganyangan-pengganyangan yang dilakukan oleh Soeharto.

Mereka kecewa karena saat berkuasa, Soeharto banyak melakukan kekeliruan. Aksi

balas dosa tersebut dilakukan dengan cara melawan legitimasi Soeharto.

Paguyuban akhirnya melaksanakan aksi perlawanan metafisik. Pak Sinaga

pun mengambil alih sebagai komando perjalanan gerilya kebatinan tersebut. Mereka

pun mulai merencanakan rute-rute perjalanan yang harus dilalui. Berdasarkan

keputusan anggota paguyuban, ada tiga rute yang akan dilalui mereka. Pertama, rute

yang pernah dilalui oleh Pak Sawito Kartowibowo saat mencari wahyu tandingan

melawan Soeharto. Kedua, rute yang pernah dilalui oleh Pak Harto. Ketiga, menuju

Padang Lawas, Tapanuli Selatan, Medan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

186

Perjalanan menuju ke Padang Lawas dilakukan oleh Pak Sinaga, Pak

Koentono, dan Suryo. Tempat yang akan mereka pergi adalah Bhairo Bahal. Tempat

tersebut merupakan lokasi pemujaan kepercayaan Heruka (lih. kutipan 97). Maksud

kedatangan mereka ke tempat tersebut ialah untuk memohon kepada leluhur-leluhur

di sana agar tidak terjadi pertumpahan darah saat masa transisi kekuasaan Soeharto.

Mereka takut terjadi pertumpahan darah dan penjarahan hebat seperti peristiwa Muso

Madiun atau peristiwa pembantaian bengis di tahun 1966.

Pak Sinaga lalu menguraikan betapa sampai sekarang masih susah

mencapai Bairo Bahal. Daerahnya sangat tandus, tapi sangat luas,

berhektar-hektar. Pak Sinaga mengenang, saat ia masih kecil, Bairo

Bahal sama sekali belum dijamah arkeolog. Di padang gersang Bairo

Bahal, di sana-sini, ia menyaksikan puing-puing candi batu bata.

Betapapun candi-candi itu sekarang sudah sedikit-sedikit

direkonstruksi, masih banyak yang masih reruntuhan atau bekas-bekas

(Suyono, 2014: 255)-Kutipan (97).

Hubungan antara kepercayaan Heruka dengan ketakutan akan pertumpahan

darah sebenarnya terletak pada model ritual-ritual Heruka yang selalu menggunakan

manusia sebagai sesaji-sesaji. Para penganut agama Heruka percaya bahwa dengan

melakukan meditasi di kuburan dan memakan daging manusia, serta meminum darah

merupakan jalan singkat atau metode cepat untuk mencapai tingkatan tinggi

spiritualitas. Model kepercayaan ini juga tumbuh subur di Jawa dan berkembang

hingga saat ini. Berikut kutipan (167) yang mencontohkan kebiasaan kepecayaan

Heruka yang dipraktikkan saat pembantaian warga PKI di tahun 1966.

(167) ”Saudara-saudara,tanpa kita sadari,agama Bhairo Bahal meresap

sampai jauh ke zaman kita. Saudara-saudara ingat bukan di Jawa

Timur, tatkala geger tahun 1966, banyak anggota BTI dan

organisasi-organisasi pemuda onderbouw PKI diburu oleh massa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

187

dan pendekar-pendekar pesantren. Mereka ditangkapi dan para

pemimpinnya sering digorok oleh masyarakat. Saya

menyaksikan sendiri bagaimana ada pendekar yang meraup

darah anggota PKI itu dan meminumnya. Itu dikatakan agar roh

gentayangan anggota PKI tidak mengejar-ngejarnya. Tapi saya

melihat, perbuatan mereguk dan meminum darah itu sebenarnya

sisa-sisa dari tradisi ritual agama Heruka, Padang Lawas. Agama

Heruka dan Bhairawa itu masih bergolak dalam alam bawah

sadar masyarakat kita. Dan yang bahaya, itu bisa muncul spontan

saat terjadi kerusuhan…,” (Suyono, 2014: 254).

Anggota paguyuban percaya, dengan memandikan arca Heruka dan Bhairawa

dan meruwat, tidak akan terjadi pertumpahan darah. Bila tidak, leluhur-leluhur

penganutnya masih akan bergentayangan meminta korban. Pak Sinaga akan berdoa di

tempat itu agar jatuhnya Pak Harto tidak akan menimbulkan kekacauan panjang.

Selain arca Heruka, ada pula arca Bhairawa. Arca Bhaiwara ternyata bukan

saja ada di Bhairo Bahal, tetapi juga ada di Museum Nasional dan di Rijksmuseum

voor Volkenkunde Leiden. Pak Koentono menugasi Suryo untuk mengurusi arca

Bhairawa di Museum Nasional dan teman Pak Koentono bernama Van Mollen yang

mengurusi arca Bhairawa di Belanda. Arca Bhairawa tersebut nanti akan diberikan

sesajen pada bagian kakinya dan mengurapi seluruh bagian tubuhnya hingga

wajahnya.

Setelah melakukan perjalanan ke Bhairo Bahal, paguyuban melanjutkan

perjalanan ke Jogja. Tempat yang dituju di Jogja adalah Telaga Titis, tempat Soeharto

dilatih oleh Romo Marto (lih. poin 2.3.1.3). Perjalanan ke tempat ini dilakukan oleh

Pak Sinaga, Jeanne, Suryo, Pak Djayeng, Pak Darsono, Pak Priyambodo, Pak

Danisworo, Pak Radjiman, Pak Sewaka, Abah Moertono, Bante Purnomo, Gus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

188

Mutaqqin, dan Pak Burhan. Di tempat ini mereka juga melakukan kungkum, seperti

yang pernah dilakukan oleh Soeharto. Harapan dari aksi ini adalah agar ketika Pak

Harto turun nanti, tidak terjadi huru-hara.

Setelah dari Jogja, rombongan melanjutkan perjalanan ke pertapaan Jambe

Pitu, Cilacap. Perjalanan tersebut dimulai pada pukul 12 malam. Jambe Pitu

merupakan lokasi yang biasa dikunjungi Pak Harto untuk menerima wisik dan

menguatkan batin. Pada perjalanan kali ini, mereka ditemani oleh murid Romo Dijat.

Di tempat ini, mereka bisa melihat Pulau Biru Majeti. Pulau ini ditumbuhi bunga

wijayakusuma. Dalam upaya mengambil bunga ke pulau tersebutlah Pak Darsono dan

Pak Djayeng tewas diterjang gelombang laut. Perjalanan ke Jambe Pitu memang

sebenarnya untuk membahas mengenai bunga wijayakusuma.

Dari Jogja, anggota paguyuban melanjutkan perjalanan ke perbatasan Kudus-

Jepara, tepatnya di Gunung Sapto Renggo. Tempat ini dipercaya oleh anggota

paguyuban sebagai lokasi Pak Sawito memperoleh wangsit berhubungan dengan

susunan kabinet dan pembantu-pembantu presiden. Saat tiba di sana, anggota

paguyuban langsung menanam sejumlah obor berbentuk lingkaran dan mereka duduk

di samping obor-obor tersebut. Mereka bermeditasi sambil berharap bahwa akan

mendapatkan tongkat pemberian Tuhan, sama seperti yang pernah diberikan oleh

R.M. Panji Trisirah kepada Pak Sawito. Tongkat tersebut dipakai oleh Pak Sawito

sebagai tongkat komando. Di tengah meditasi, beberapa bapak paguyuban mencoba

mencari tongkat tersebut di rerumputan sekitar tempat mereka bersemadi. Mereka

akhirnya betul-betul mendapatkan tongkat tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

189

(168) Obor-obor kecil kemudian ditancapkan membentuk lingkaran.

Mereka semua duduk di samping obor-obor. Anggota

rombongan memperoleh informasi bahwa tatkala Pak Sawito

selesai mendapat cahaya itu, R.M. Panji Trisirah yang

mendapingi Pak Sawito menemukan sebatang kayu hutan

langka. R.M. Panji Trisirah percaya kayu tersebut disediakan

Tuhan sebagai bahan tongkat komando bagi Sawito (Suyono,

2014: 289-290).

Menemukan tongkat tersebut bukan berarti Perjalanan Spiritual tersebut

berakhir. Anggota paguyuban masih melanjutkan perjalan ke Alas Ketonggo. Kalau

di Gunung Sapto Renggo, anggota paguyuban mencari tongkat komando, maka

perjalanan ke Alas Ketonggo tersebut untuk mencari tahta Kerajaan Majapahit yang

pernah ditinggal oleh Prabu Brawijaya V (lih. kutipan 110). Dalam upaya mencari

tahta di Alas Ketonggo ini, anggota paguyuban tidak berhasil mendapatkan apa yang

mereka cari. Rangkaian perjalanan ke Alas Ketonggo ini juga merupakan rute

perjalanan yang juga pernah dilakukan oleh Pak Sawito sebelumnya.

Astaga, bukankah itu Alas Ketonggo di Ngawi, dekat Madiun?

Jeanne tak percaya. Bagaimana mungkin hutan ini bisa

menyambung dengan kuil ketiga? Ia mengucek-ngucek matanya.

Mirip ya mirip. Ya, tidak salah lagi. Ia ingat betul bagaimana

juru kunci bernama Saleh Pandan membimbing rombogan Pak

Sinaga menapaktilasi perjalanan Sawito Kartowibowo memasuki

Hutan Ketonggo. Rombongan mencari lokasi pendapa istana tak

terlihat bernama Manik Kumolo. Lokasi itu dipercaya menjadi

tempat penyimpanan takhta istana (Suyono, 2014: 609)-Kutipan

(110).

Pada 27 Juli 1996, tepat pada saat peristiwa Sabtu Kelabu, Pak Sinaga

menganjurkan kepada semua anggota paguyuban agar memencar. Ia menyadari

bahwa aktivitas metafisik mereka mulai tercium oleh mistikus Soeharto. Lagi pula

kondisi Jakarta saat itu sedang tidak aman. Pak Sinaga khawatir jika anggota

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

190

paguyuban yang lain tertangkap oleh aparat. Sejak saat itu aktivitas paguyuban

berhenti. Beberapa bapak-bapak melanjutkan perjalanan spiritual sendiri-sendiri.

Pak Sinaga melanjutkan perjalanan spiritual sendiri ke Desa Sanan Wetan,

desa kelahiran Pak Sawito. Perjalanan ke tempat ini adalah untuk mencari sisa-sisa

pusaka keluarga Pak Sawito. Setelah dari desa tersebut, Pak Sinaga melanjutkan

perjalan ke Candi Sawetar, Desa Kanigoro. Di situlah Pak Sinaga dibunuh oleh juru

makam jadi-jadian (lih. kutipan 43). Pak Djayeng dan Pak Darsono sebelumnya juga

sudah melaksanakan sumpah mereka mengambil bunga wijayakusuma yang

kemudian merenggut nyawa mereka. Pak Sewaka melanjutkan perjalanan ke

petilasan pertapaan Banglampir, Desa Giri Sekar, Panggang, Gunung Kidul. Ia

memang sejak awal percaya bahwa Soeharto juga disokong oleh wahyu Bu Tien.

Wahyu tersebut terdapat pada tusuk konde Bu Tien. Semenjak kematian Bu Tien,

tusuk konde tersebut menghilang. Pak Sawito ke Banglampir untuk mencari tusuk

konde tersebut. Sedangkan Pak Radjiman melanjutkan perjalan ke Situ Panjalu untuk

menemukan pusaka di kuncup-kuncup kuburan (lih. poin 4.2.2.1). Meneer

Widjinarko pun tetap melakukan perjalanan mandiri. Ia berupaya untuk bertemu

dengan Jalono, sosok gaib, sosok yang dipercaya memegang mahkota kerajaan

Majapahit. Upaya Meneer tersebut juga gagal. Perjalanan tersebut merenggut nyawa

Meneer Widjinarko. Meneer meninggal tanpa memberi informasi kepada siapa

sebenarnya mahkota Majapahit tersebut akan diberikan.

“Pak Sinaga ditusuk di Blitar. Pak Sinaga mengunjungi Desa

Sanan Wetan, desa kelahiran Pak Sawito. Pak Sinaga berusaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

191

mencari pusaka-pusaka yang masih disimpan oleh keluarga Pak

Sawito, tapi agaknya diikuti…”

Suryo syok.

“Ia ditikam juru makam saat berziarah ke Candi Sawentar, di

Desa Konigoro (Suyono, 2014: 308-309).”-Kutipan (43).

(169) Meneer Widjinarko kemudian berulang kali nyekar Trowulan. Ia

melakukan tirakat di pepunden-pepunden hutan pakis tempat

kompleks pemakaman kuno. Ia manekung di Candi Waringin

Lawang sampai Gua Anggar Besi. November 1997, dikabarkan

Meneer Widjinarko melakukan tirakat di Siti Inggil, tempat yang

dipercaya sebagai makam Raden Wijaya. Mendadak napasnya

tersenggal-senggal. Dari mulutnya keluar buih-buih. Juru kunci

melarikannya ke Rumah Sakit Mojokerto. Ia sempat dirawat di

rumah sakit. Di sela-sela infus yang menancap di hidungnya,

suster mendengar sepatah-patah ia menceritakan Jalono datang

(Suyono, 2014: 367-368).

Paguyuban Anggoro Kasih dan aktivitasnya perlahan hilang seiring dengan

tewasnya satu per satu anggota paguyuban. Jeanne dan Suryo juga masih mengalami

teror dari teluh para mistikus Soeharto bahkan hingga zaman Reformasi. Soeharto

memang pada akhirnya jatuh karena sedikit demi sedikit wahyu yang menopangnya

terkikis habis oleh sisa-sisa perlawanan metafisik atasnya. Orang-orang kepercayaan

Soeharto pun satu-persatu pergi meninggalkannya karena pemimpin rezim tersebut

semakin sewenang-wenang. Ia akhirnya jatuh atas nama aksi fisik mahasiswa dan

demonstran yang keras. Tidak banyak yang tahu bahwa perlawanan metafisik

paguyuban dan Pak Sawito juga berperan menggeser Pak Harto dari tahtanya.

Kejatuhan Soeharto bukan berarti menghilangkan bayang-bayang Pak Harto.

Teluh yang masih mengejar Jeanne dan Suryo sebenarnya menggambarkan bahwa

musuh Orde Baru tersebut masih hidup hingga saat ini. Ia masih mengisi berbagai

posisi dan kepemimpinan di jajaran-jajaran kursi pemerintahan. Kemiskinan yang di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

192

atasi di masa Orde Baru muncul di masa kini. Kebijakan Soeharto di masanya seperti

bom waktu. Reformasi menanggung hutang dan kerusakan alam yang disebabkan

oleh Orde Baru.

4.3 Rangkuman

Bab IV secara khusus membahas mengenai bentuk-bentuk counter-hegemoni

yang terdapat di dalam novel KdDL. Perlawanan tersebut dilakukan oleh Intelektual

Counter-Hegemonic. Mereka adalah orang-orang yang telah mencapai batas

kesabaran untuk mendiamkan kesewenang-wenangan pemerintah. Objek dari

perlawanan tersebut adalah pemerintahan Orde Baru dan pemerintahan Vietnam.

Pemerintahan Orde Baru telah menjadi pemerintahan kuat sekaligus represif

kepada masyarakat Indonesia melalui aparat militernya. Banyak terjadi

pengganyangan-pengganyangan yang tidak berperikemanusaian. Suhu perpolitikan

dan perekonomian pun tidak stabil. Banyak pihak akhirnya kecewa lalu melakukan

aksi protes bahkan upaya menjatuhkan Soeharto dari tampuk kekuasaannya.

Pemerintahan Vietnam dilawan karena melakukan diskriminasi dan represi

melalui aparatnya kepada suku dan kebudayaan Champa. Phu Tram sebagai salah

satu tokoh yang mengalami perlakuan pemerintahan Vietnam tersebut merasa

kecewa. Ia pernah nyaris terbunuh karena tabung oksigennya dirusak polisi Vietnam.

Dengan demikian, muncullah berbagai perlawanan kepada dua pemerintahan

tersebut. Dalam bab ini, perlawanan dibagi menjadi empat bentuk perlawanan.

Pertama, Perlawanan Keras. Perlawanan ini dilakukan oleh Pak Sawito dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

193

MdDSSG. MdDSSG melawan dengan cara demonstrasi untuk memprotes kekejaman

tentara yang membunuh rekan mereka Sebatiao Gomes sebulan sebelum menggelar

aksi demonstrasi. Pak Sawito melakukan perlawanan kepada Soeharto dengan cara

menerbitkan petisi protes atas model kepemimpinan Pak Harto. Akibat penerbitan

petisi tersebut, Pak Sawito ditangkap oleh aparat dengan alasan melakukan tindakan

subversi kepada pemerintah.

Kedua, Perlawanan Pasif. Perlawanan pasif ini dilakukan dengan tiga cara,

yaitu melalui tapak tilas, menantang maut, dan mencari ketenangan di luar negeri.

Perlawanan Pasif dengan cara tapak tilas dilakukan oleh anggota paguyuban, tetapi

dalam contoh di atas, diwakili oleh Pak Radjiman. Perlawanan yang ia lakukan

dengan cara tapak tilas - secara logis bisa berdampak buruk bagi tubuh. Dengan tapak

tilas, Pak Radjiman percaya bisa memperoleh pusaka untuk melawan Soeharto.

Perlawanan Pasif dengan menantang maut dilakukan oleh Phu Tram dan Pak Darsono

serta Pak Djayeng. Mereka berani mempertaruhkan nyawa mereka sendiri untuk

mendapat suatu hal sebagai cara untuk melawan pemerintah. Risiko maut tidak

menggetarkan hati mereka. Perlawanan Pasif dengan cara mencari ketenangan di luar

negeri dilakukan oleh Jeanne dan Suryo. Perlawanan mereka ini merupakan

perlawanan di luar kebiasaan pada umumnya. Jika arti kata “melawan” berarti ada

sebuah kontradiksi, mereka justru menantang kontradiksi tersebut melalui cara tidak

berhadapan dengan sebuah pertantangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

194

Ketiga, Perlawanan Humanistik. Perlawanan ini dilakukan melalui cara

negosiasi dengan penguasa. Romo Dijat merupakan tokoh yang melakukan negosiasi

dengan Soeharto. Negosiasi tersebut pada akhirnya dimenangkan oleh Soeharto.

Keempat, Perlawanan Metafisik. Perlawanan ini dilakukan melalui sebuah

perjalanan spiritual. Perjalan tersebut dilakukan oleh Pak Sawito dan Mr. Soedjono,

serta para anggota dan simpatisan Paguyuban Anggoro Kasih. Perjalanan Spiritual

yang dilakukan oleh Pak Sawito dan Mr. Soedjono ialah untuk mencari wangsit

tentang kelanjutan gelar Raja Jawa yang diramalkan jatuh ke tangan Pak Sawito.

Sedangkan Perjalanan Spiritual yang dilakukan oleh anggota paguyuban ialah untuk

melanjutkan pencarian Pak Sawito yang gagal dan memohon kepada leluhur-leluhur

agar proses pelengseran Soeharto tidak terjadi huru-hara dan pertumpahan darah.

Berbagai aksi perlawanan di atas berhasil menggeser Soeharto dari kursi

kekuasaannya, meskipun tahta dan mahkota Kerajaan Mahapahit tidak didapatkan

oleh Pak Sawito maupun anggota dan simpatisan paguyuban. Pak Harto memang

sudah turun jabatan, tetapi teluh yang ia lepaskan sudah telanjur menjalar ke mana-

mana. Menembus masa dan generasi. Teluh tersebut bisa saja diinterpretasikan

sebagai kegagalan maupun pengambilan kebijakan yang salah oleh Pak Harto dan

pengaruhnya masih dirasakan hingga masa Reformasi ini.

Berikut ini merupakan tabel 3 yang berisi rangkuman bentuk-bentuk counter-

hegemoni yang terdapat dalam novel KdDL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

195

Tabel 2

Rangkuman Bentuk-bentuk Counter-Hegemoni dalam Novel KdDL

Bentuk-bentuk Counter-Hegemoni

Perlawanan Keras Perlawanan Pasif Perlawanan

Humanistik

Perlawanan

Metafisik

Menerbitkan

Petisi

Aksi

Demonstrasi

Tapak

Tilas dan

Tirakat

Menantang

Maut

Mencari

Ketenangan

di Luar

Negeri

Negosiasi

dengan

Penguasa

Perjalanan

Spiritual

Pak Sawito

Kartowibowo MdDSSG

Pak

Radjiman

Pak

Darsono,

Pak

Djayeng,

dan Phu

Tram

Jeanne dan

Suryo

Romo

Dijat

Anggota dan

Simpatisan

Paguyuban

Anggoro

Kasih, Pak

Sawito

Kartowibowo

dan Mr.

Soedjono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

196

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini mengangkat judul “Bentuk-bentuk Counter-Hegemoni dalam

Novel Kuil di Dasar Laut Karya Seno Joko Suyono: Perspektif Antonio Gramsci”.

Metode yang dipakai adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan

dua teori, yaitu teori Struktural dan teori Hegemoni Antonio Gramsci.

Analisis struktur cerita dalam novel KdDL dilakukan terlebih dahulu untuk

memahami sekaligus memberi gambaran secara singkat mengenai tokoh dan

penokohan serta latar tempat dan latar waktu. Gambaran mengenai tokoh dan

penokohan digunakan oleh peneliti untuk mendukung pembahasan mengenai masalah

formasi intelektual di bab selanjutnya. Penelitian mengenai latar tempat dan waktu

digunakan untuk mendukung bahasan formasi intelektual dan bentuk-bentuk counter-

hegemoni.

Analisis mengenai struktur cerita dalam novel KdDL menunjukkan bahwa

novel ini memiliki tokoh dan penokohan serta latar tempat dan waktu yang cukup

kompleks. Ada sekian banyak tokoh yang bertalian satu sama lain dalam konteks

tempat dan waktu, dari Jakarta, Yogyakarta, Cilacap, Ngawi, Padang Lawas, hingga

keluar negeri dalam periode 1961 hingga tahun 2012. Untuk itu, penelitian hanya

dibatasi pada tokoh dan penokohan serta latar tempat dan waktu yang mendukung

pembahasan-pembahasan selanjutnya.

196

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

197

Berdasarkan hasil analisis struktur cerita, ditemukan beberapa tokoh yang laik

dikategorikan dalam formasi intelekual. Formasi tersebut terdiri dari Intelektual

Tradisional dan Intelektual Organik. Intelektual Organik masih diurai lagi menjadi

Intelektual Hegemonic dan Intelektual Counter-Hegemonic. Pengkategorian tokoh-

tokoh di atas ke dalam formasi intelektual tertentu berdasar berbagai indikator, baik

yang dikemukakan oleh Antonio Gramsci maupun Daniel Dhakidae.

Pembahasan mengenai formasi intelektual di atas sebenarnya sudah masuk ke

dalam konteks pemikiran Antonio Gramsci. Kaum intelektual itulah yang kemudian

membawa pengaruh ke dalam masyarakat melalui fungsi konektornya untuk

membahasakan nilai-nilai maupun ideologi pemerintah/kelas dominan menjadi

bahasa universal. Merekalah yang berperan untuk mempertahankan status quo

pemerintah dengan menjaga intensitas hegemoni yang sedang berlangsung, ataupun

memisahkan masyarakat dari hegemoni pemerintah dengan menciptakan sebuah

kesadaran baru dan ideologi tandingan. Kesadaran masyarakat akan posisi dan

keberadaan mereka di tengah situasi yang sebenarnya salah yang kemudian

menimbulkan perlawanan atau dalam istilah Antonio Gramsci disebut dengan

counter-hegemoni.

Setelah disaring melalui indikator formasi intelektual, tidak satu pun tokoh

yang masuk dalam kategori Intelektual Tradisional. Tokoh yang disebut sebagai

intelektual, semuanya tergolong sebagai Intelektual Organik, baik itu Intelektual

Hegemonic maupun Intelektual Counter-Hegemonic.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

198

Romo Dijat, Romo Marto, Romo Budi, Sunuwarsono, Setyarso, dan Soedjono

Hoemardanai disebut sebagai Intelektual Hegemonic karena mereka merupakan

bagian organik dari rezim otoriter Soeharto. Keberadaan mereka memberikan

sumbangsih yang bermanfaat untuk melanggengkan kekuasaan Pak Harto, baik

sebagai tembok metafisik, maupun sebagai barisan kekuatan militer. Selain itu, ada

pula tokoh menjadi bagian organik dari pemerintahan Kamboja, yaitu Phhoung dan

bagian organik dari bangsa dan kebudayaan Laos, yaitu Souvvana. Pada dasarnya,

fungsi tokoh-tokoh yang masuk dalam kategori Intelektual Hegemonic di atas karena

menjalankan fungsi mereka untuk menjaga agar ideologi dan nilai-nilai dari

pemerintah tetap diterima oleh masyarakat umum.

Anggota dan simpatisan paguyuban, Pak Sawito Kartowibowo dan rekannya

Mr. Soedjono disebut sebagai Intelektual Counter-Hegemonic. Merekalah yang

melakukan perlawanan kepada Soeharto dan barisan-barisan intelektualnya. Sebagian

besar dari mereka adalah orang-orang yang pernah menjadi bagian dari pemerintahan

Soeharto lalu kemudian menyesal dan ingin menebus dosa mereka. Anggota

paguyuban bahkan sudah menyiapkan diri untuk mati dengan mempelajari Kitab

Bardo Thodol, Kitab Satthapanita, dan Kitab Pangrucutan. Mereka siap mati kapan

pun dalam misi tersebut. Di samping itu ada pula Phu Tram dan Mualim Satu. Pihak

yang mereka lawan adalah pemerintahan Vietnam. Mereka tidak nyaman karena

aktivitas mereka dibatasi oleh pemerintahan Vietnam. Sebagai orang berdarah

Champa, mereka sering kali menerima perlakukan diskriminasi dan bahkan

percobaan pembunuhan. Pada dasarnya, semua tokoh yang masuk dalam kategori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

199

Intelektual Counter-Hegemonic adalah tokoh yang melakukan berbagai macam

perlawanan kepada pemerintah sebagai bentuk ketidaksetujuan mereka. Banyak

konsekuensi yang dihadapi mereka bahkan risiko maut. Namun, semua tokoh

diceritakan tidak gentar sedikit pun dan tetap melakukan perlawanan mereka.

Beberapa tewas dalam misi tersebut.

Bentuk-bentuk perlawanan yang dilakukan Intelektual Counter-Hegemonic

pun bermacam-macam, baik itu perlawanan Keras, Pasif, Humanistik, maupun

Metafisik. Beragam bentuk perlawanan tersebut dilakukan dengan maksud untuk

menumbangkan pemerintahan maupun mempertahankan kelangsungan kebudayaan.

Tentunya, semua perlawanan tersebut memiliki risikonya masing-masing.

Perlawanan Keras dalam novel KdDL dilakukan oleh MdDSSG. Mereka

berhadapan langsung dengan aparat pemerintah Orde Baru untuk menuntut keadilan

atas tindakan penembakan yang dilakukan oleh militer terhadap teman mereka,

Sebastiao Gomes sebulan sebelum melangsungkan demonstrasi. Risiko yang dihadapi

oleh para demonstran tersebut ialah penembakan brutal aparat militer yang berujung

pada muculnya banyak korban luka dan jiwa. Selain itu, juga ada beberapa

demonstran yang hilang dalam aksi tersebut.

Perlawanan Pasif dilakukan dengan berbagai cara. Pak Darsono dan Pak

Djayeng serta Phu Tram melakukan perlawanan dengan cara menantang maut. Aksi

ini memiliki risiko kematian. Namun, hasrat mereka mengalahkan ketakutan itu

sendiri. Anggota paguyuban yang dalam hal ini diwakili oleh Pak Radjiman

melakukan perlawanan dengan cara tapak tilas dan tirakat. Dengan cara perlawanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

200

ini, ia siap menanggung risiko kelaparan dan kelelahan yang sangat luar biasa. Pak

Radjiman juga diselimuti oleh risiko bahaya dalam hutan Situ Panjalu. Sedangkan

Jeanne dan Suryo, melakukan perlawanan apolitis. Mereka melawan dengan

meninggalkan situasi kontradiktif atau dengan kata lain melawan kontradiktif itu

sendiri.

Perlawanan Humanistik dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui negosiasi

dengan pemerintah dan menerbitkan petisi protes. Perlawanan dengan cara negosasi

dilakukan oleh Romo Dijat. Ia menawarkan agar Soeharto tidak lagi mencalonkan

diri di pemilu yang ketiga. Ia mengatakan bahwa tawaran tersebut merupakan

petunjuk dari para leluhur yang selama ini menopangnya. Dalam proses negosiasi

tersebut Romo Dijat tidak dapat membujuk Soeharto. Pak Harto masih tetapi

berambisi untuk tetap berkuasa. Perlawanan dengan menerbitkan petisi dilakukan

oleh Pak Sawito. Ia melakukan itu setelah mendapat wangsit untuk menggeser

kekuasaan Soeharto. Petisi tersebut ditandatangani oleh banyak tokoh nasional.

Meskipun mendapat banyak dukungan, Pak Sawito akhirnya ditangkap dan

dipenjarakan dengan tuduhan melakukan tindakan subversif.

Perlawanan yang terakhir ialah Perlawanan Metafisik. Perlawanan ini

dilakukan dalam bentuk perjalanan spiritual untuk mencari wahyu tandingan

Soeharto. Perjalanan spiritual dilakukan oleh Pak Sawito. Tujuan perjalanan tersebut

ialah untuk mencari petunjuk mengenai pewaris tahta dan mahkota Kerajaan

Majapahit setelah Soeharto. Ia memang telah lama diramalkan akan menjadi Raja

Jawa. Usaha Pak Sawito pada akhirnya tidak berhasil. Tahta dan mahkkota

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

201

Mahapahit tidak ia dapatkan. Perjalanan pun dilanjutkan oleh anggota dan simpatisan

Paguyuban Anggoro Kasih. Maksud perjalanan mereka lebih dari sekadar mencari

tahu mengenai siapa sebenarnya pewaris tahta Majapahit. Akan tetapi, mereka pula

berdoa di Arca Heruka dan Bhairawa Padang Lawas untuk mengantisipasi agar dalam

upaya pelengseran Soeharto yang sudah mulai banyak dilakukan mahasiswa tidak

berujung pada huru-hara dan pertumpahan darah. Upaya paguyuban juga tidak

berhasil mendapatkan tahta dan mahkota Majapahit untuk menggeser kedudukan

Soeharto.

Dari semua bentuk perlawanan di atas, di tahun 1998 akhirnya Soeharto juga

turun dari jabatan. Itulah yang menjadi cita-cita dari paguyuban karena Soeharto

sudah cukup lama berkuasa. Dengan demikian, perlawanan yang dilakukan di atas

tidak sia-sia. Phu Tram dan Mualim Satu pun masih tetap melangsungkan upaya

penyelamatan kebudayaan mereka. Cita-cita mereka untuk mengetahui bentuk Kuil di

Dasar Laut lapisan ketiga pun turut dibantu oleh Jeanne.

Ternyata kuil ketiga di dasar laut yang selama ini ingin diketahui oleh Phu

Tram, Mualim Satu dan Jeanne adalah Kerajaan Majapahit yang dulu pernah berjaya

di bumi Nusantara. Tahtanya pernah gagal diperoleh oleh oleh anggota paguyuban

sekian tahun yang lalu dalam rangkaian perjalanan spiritual mereka. Tidak ada yang

dapat memperolehnya hingga saat ini. Perjuangan memperoleh tahta tersebut bisa

dimaknai sebagai perjuangan mengejar kemerdekaan dan kemenangan yang

sesungguhnya. Kuil di Dasar Laut bisa dimaknai sebagai gambaran impian Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

202

Impian tersebut masih tetap diperjuangkan hingga saat ini melalui usaha dan kerja

keras semua pihak untuk membangkitkan kembali kejayaan Majapahit.

Perlawanan di atas ternyata tidak dapat mengatasi konsekuensinya sendiri.

Pada saat terjadi kontak metafisik, para mistikus Soeharto telah melepas cukup

banyak teluh untuk menyerang banyak orang. Bapak-bapak paguyuban tewas secara

tidak wajar akibat teluh tersebut. Dapat dikatakan bahwa Soeharto memang telah

turun dari kursi kekuasaannya, tetapi teluh-nya telanjur melayang ke udara. Bahkan

masih meneror Jeanne dan Suryo di luar negeri saat Reformasi sudah berjalan 14

tahun lamanya. Teluh Pak Harto telah menembus masa dan generasi. Teluh tersebut

dapat diinterpretasikan sebagai kegagalan maupun pengambilan kebijakan yang salah

pada masa Soeharto. Dampaknya seperti sebuah bom waktu yang meneror

masyarakat Reformasi. Utang negara dan kerusakan lingkungan dari perusahaan

tambang yang diizinkan pada masa Soeharto membebani pemerintahan selanjutnya.

Masyarakat juga turut mengalami dampak buruk. Kemiskinan dan kebodohan historis

akibat propaganda Orde Baru masih tetap menguasai alam pemikiran dan kondisi

fisik bangsa Indonesia kini. Ungkapan “Piye penak zamanku tow?” hanya menjadi

ungkapan ironi sekaligus tantangan bagi pemerintah saat ini agar memperjuangkan

kemerdekaan yang sesungguhnya melalui cara-cara yang tidak merugikan bangsa

Indonesia di masa sekarang maupun masa depan. Perlawanan masih akan terus

berlangsung, hingga bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan sejatinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

203

5.2 Saran

Novel Kuil di Dasar Laut mangangkat cerita tentang kesewenang-wenangan

penguasa yang akhirnya dilawan oleh sejumlah orang. Cukup banyak data yang

mengagumkan dan lengkap dalam novel ini. Novel KdDL juga bisa dikatakan sebagai

sebuah novel sejarah karena sebagian besar data mengenai tokoh dan penokohan,

latar tempat dan waktu serta sosial sesuai dengan kenyataan sejarah. Namun, karena

ini bukan buku Sejarah maka fakta sejarah tersebut masih disisipi oleh imajinasi-

imajinasi Seno.

Dalam studi ini, peneliti kurang memperhatikan aspek sosial dan kebudayaan

yang tumbuh dalam novel KdDL. Untuk itu, penulis menyarankan agar jika ada

peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini, bisa membahas lebih banyak aspek

sosial dan budaya tersebut dengan pendekatan budaya dan kebatinan Jawa.

Bagaimana akar kemunculan gerakan kebatinan di tanah Jawa, seberapa besar

pengaruh gerakan kebatinan di bumi Nusantara, dan sebagainya bisa menjadi pokok

permasalahan yang dibahas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

204

Daftar Pustaka

Dhakidae, Daniel. 2013. Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Damono, Sapardi Djoko. 1978. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta

Pusat: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Endraswara, Suwardi. 2006. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka

Widyatama.

Endraswara, Suwardi. 2013. Sosiologi Sastra Studi, Teori, dan Intepretasi.

Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Escarpit, Robert.2008. Sosiologi Sastra. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Faruk. 2010. Pengantar Sosiologi Sastra dari Strukturalisme Genetik sampai Post-

Modernisme (Edisi Revisi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Haris, Syamsuddin (Eds). 1996. Menelaah Kembali Format Politik Orde Baru.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Jabrohim. 2015. Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kurniawan, Heru. 2012. Teori, Metode, dan Aplikasi Sosiologi Sastra. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Lorens, Bagus. 1991. Metafisika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Merriam Webster. 1993. Merriam Webster’s Collegiate Dictionary Tenth Edition.

USA: Merriam-Webster, Inc.

Nanang, Martono. 2014. Sosiologi Pendidikan Micahel Foucault Pengetahuan,

Kekuasaan, Disiplin, Hukuman, dan Seksualitas. Depok: PT. Raja Grafindo

Persada.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadja Mada

University Press.

Patria, Nezar dan Andi Arief.1999. Antonio Gramsci Negara dan Hegemoni.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

205

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Penelitian Sastra: Teori, Metode, dan Teknik.

Yogyakarta; Pustaka Pelajar.

Sugono, Dendy (Eds). 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV. Yogyakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Sukada, Made. 1987. Pembinaan Kritik Sastra Indonesia Masalah Sistimatika

Analisis Struktur Fisik. Bandung: Penerbit Angkasa.

Susetya, Wawan. 2007. Kontroversi Ajaran Kebatinan. Tanggerang: Penerbit Narasi.

Suyono, Seno Joko. 2014. Kuil di Dasar Laut. Yogyakarta: Lamalera.

Taum, Yoseph Yapi. 2015. Sastra dan Politik Representasi Tragedi 1965 dalam

Negara Orde Baru. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Teeuw. A. 1984. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia.

Utomo, Teguh Wahyu. 2013. Prison Notebooks Catatan-catatan dari Penjara

Antonio Gramsci (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yody, Wilfridus P.N., 2003. “Membangun Kesadaran Kritis Masyarakat: Sebuah

Gagasan Politik Gramsci Menentang Hegemoni Negara”. Dalam Majalah

Ilmiah Mahasiswa Rajawali, Tahun I, No. 02 Juni 2003, hlm. 110-126.

Sumber Daring:

Junaidi. 2015. “Sebelum Menghilang, Prabu Brawijaya V Tanggalkan Baju di Alas

Ketonggo?”. Stable URL: http://www.jurnaltimes.com/2015/10/sebelum-

menghilang-prabu-brawijaya-v.html. Diakses: 18 Juni pkl 01.12 WIB.

Musa, Mohamad Zain Bin. 2009. “Kerajaan Champa – Hubungannya dengan

Vietnam”. Stable URL: http://www.kesturi.net/?p=910. Diakases: 30 Juni

2016 pkl 23.04 WIB.

Pratama, Sandy Indra. 2014. “Jalan Tol Golkar di Jalur A-B-G”. Stable

URL:www.cnnindonesia.com/politik/20141020140023-32-6981/jalan-tol-

golkar-di-jalur-a-b-g/. Diakses: 18 Juni 2016 pkl 00.12 WIB.

Radiawati, Ririn. 2015. “Kisah 'Dukun yang Jadi Menteri Urusan Mistis' di Erra

Soeharto”. Stable URL: http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-dukun-

yang-jadi-menteri-urusan-mistis-di-era-soeharto.html. Diakses: 18 Juni

2016 pkl 00.16 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

206

Setiawan, Bonnie. 2016. “Militerisme dan Histeria Anti-Komunis”. Stable URL:

http://indoprogress.com/2016/06/militerisme-dan-histeria-anti-komunis/.

Diakses: 29 Juni 2016 pkl 01.25 WIB

Wikipedia. “Cendekiawan”. Stable URL: https://id.wikipedia.org/wiki/Cendekiawan.

Diakses: 22 Juni 2016 pkl 14.05WIB.

Wikipedia. “Insiden Dili”. Stable URL: https://id.wikipedia.org/wiki/Insiden_Dili.

Diakses: 30 Juni 2016 pkl. 16.51 WIB.

Wikipedia. “Kerajaan Champa”. Stable URL: :

https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Champa. Diakses pada 30 Juni 2016,

pkl 23.00 WIB.

Wikipedia. “Metafisika”, Stable URL: http://id.wikipedia.org/wiki/Metafisika.

Diakses: 18 April 2016 pkl 18.00 WIB.

Wikipedia. “Sawito Kartowibowo”. Stable URL:

https://id.wikipedia.org/wiki/Sawito_Kartowibowo. Diakses pada tanggal 20

Juni 2016 pkl 13.29 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

207

Lampiran

Sinopsis Novel KdDL

Novel ini diceritakan dengan alur campuran rentetan pengalaman yang

dialami oleh Suryo dan Jeanne sebagai tokoh utama, tepatnya 17 tahun setelah

mereka lepas dari paguyuban kebatinan Anggoro Kasih. Paguyuban tersebut

menantang dan melawan legitimasi Soeharto melalui jalan matafisik. Mereka bahkan

diikuti oleh halusinasi dan trauma dari pengalaman perlawanan metafisik hingga ke

luar negeri.

Di Vietnam, Jeanne berkenalan dengan dengan seorang mantan penyelam

berkaki buntung bernama Phu Tram. Bersama kenalan baru inilah, Jeanne dibawa ke

berbagai situs kebudayaan Vietnam. Phu Tram juga menceritakan banyak cerita pilu

kekejaman bangsa Vietnam atas suku Champa yang mengingatkan Jeanne pada

kejahatan genosida yang pernah terjadi di Indonesia. Di Kamboja, Suryo bertemu

dengan Phhoung yang juga mengenalkan Suryo pada berbagai situs kebudayaan

Kamboja. Di Laos, Suryo juga ditemani oleh Souvvana, pria asli Laos yang kemudian

membocorkan rahasia kebudayaannya.

Kisah demi kisah terjalin dengan rapi selama di luar negeri, mulai dari kisah

menyusuri berbagai candi, mulai dari Siem Reap (Kamboja), Luang Prabang (Laos),

sampai Da Nang (Vietnam). Sekian kejadian janggal yang terjadi selama berada di

luar negeri yang dialami Jeanne dan Suryo ternyata memiliki keterkaitan dengan

peristiwa sejarah Bangsa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

208

Jeanne dan Suryo sebenarnya telah mengikuti sebuah paguyuban kebatinan

Jawa bernama Paguyuban Anggoro Kasih. Paguyuban tersebut pernah melakukan

perlawanan kepada Soeharto dengan cara metafisik. Mereka melakukan banyak

perjalanan spitual di berbagai pepunden di beberapa wilayah di Pulau Jawa maupun

Sumatera. Perlawanan mereka tersebut bubar setelah terjadi penyerangan markas PDI

di Jalan Diponegoro di tahun 1996. Semenjak itu, sebagian besar anggota paguyuban

tewas secara misterius. Diduga, kematian tersebut diakibatkan oleh teluh yang dilepas

oleh para mistikus simpatisan Soeharto. Jeanne dan Suryo masih tetap diburu oleh

teluh tersebut.

Makin beringasnya teluh yang mengejar-ngejar mereka juga berdampak pada

rusaknya hubungan asmara Jeanne dan Suryo. Mereka berdua sebelumnya adalah

sepasang kekasih . Jeanne meninggalkan Suryo dengan semua kenangan mereka.

Jeanne menikah lagi dengan mas Tubagus. Sementara itu, Suryo masih tetap

berlanglang buana dengan terus dihantui oleh rasa bersalah atas kematian ayahnya.

Mereka berdua bertemu lagi secara tidak sengaja saat di Café Red Piano, Kamboja.

Selama berada di Vietnam, selain bertemu dengan Phu Tram, ia juga bertemu

dengan Mualim Satu. Pertemuan Jeanne dengan kedua orang keturunan Champa

inilah yang melibatkannya dalam membongkar misteri Kuil di Dasar Laut. Berbagai

usaha dilakukan oleh Jeanne untuk mencapai kuil ketiga. Namun, usaha kerasnya itu

selalu berujung pada kegagalan. Setelah meminta restu pada Po Nagar; ibu dari

segala ibu Champa dan menyesap madat yang ditinggal Mualim Satu dan Phu Tram,

misteri tentang kuil ketiga itu pun terungkap. Ternyata, kuil ketiga tersebut adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: BENTUK -BENTUK COUNTER -HEGEMONI DALAM NOVEL … · 5. Sel uruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu ... perkembangan anak melalu i pendidikan yang menyenangkan

209

lokasi yang pernah dikunjungi oleh Jeanne saat melakukan perjalanan spiritual

dengan anggota paguyuban belasan tahun yang lalu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI