4
2. Modulus elastisitas adalah angka yang digunakan untuk mengukur obyek atau ketahanan bahan untuk mengalami deformasi elastis ketika gaya diterapkan pada benda itu. Modulus elastisitas suatu benda didefinisikan sebagai kemiringan dari kurva tegangan-regangan di wilayah deformasi elastis: [1] Bahan kaku akan memiliki modulus elastisitas yang lebih tinggi. Modulus elastis dirumuskan dengan: TULANGAN 1. Macam / Tipe Baja Tulangan Ada 2 jenis baja tulangan, yaitu tulangan polos (plain bar) dan tulangan ulir (deformed bar), yaitu : a. Tulangan ulir Berdasarkan SNI ( dalam Wahyudi, 1999 :33), digunakan simbol D untuk menyatakan diameter tulangan ulir. Sebagai contoh, D-10 dan D-19 menunjukkan tulangan ulir berdiameter 10 mm dan 19 mm. Tulangan ini tersedia mulai dari diameter 10 hingga 32 mm, meskipun ada juga yang lebih besar, tetapi umumnya diperoleh melalui pesanan khusus. Bedasarkan ketentuan SNI T-15-1991-03 pasal 3.5 (dalam Wahudi, 1999 : 33) baja tulangan ulir labih diutamakan pemakaiannya untuk batang tulangan. Salah satu tujuan dari ketentuan ini adalah agar struktur beton bertulang tersebut memiliki keandalan terhadap efek gempa, Karena antara lain terdapat lekatan yang lebih baik antara beton dengan tulangannya. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh baja tulangan ulir menurut L. Wahyudi (1999:3) antara lain : Mutu dan cara uji harus sesuai dengan SII-0136-86 atau ekivalen JLS. G. 3112

beton 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

beton

Citation preview

2. Modulus elastisitasadalah angka yang digunakan untuk mengukur obyek atau ketahanan bahan untuk mengalamideformasielastis ketikagayaditerapkan pada benda itu. Moduluselastisitassuatu benda didefinisikan sebagaikemiringandarikurva tegangan-regangandi wilayah deformasi elastis:[1]Bahan kaku akan memiliki modulus elastisitas yang lebih tinggi. Modulus elastis dirumuskan dengan:

TULANGAN1.Macam / Tipe Baja TulanganAda 2 jenis bajatulangan, yaitu tulangan polos (plain bar) dan tulangan ulir (deformed bar), yaitu :a.Tulangan ulirBerdasarkan SNI ( dalam Wahyudi, 1999 :33), digunakan simbol D untuk menyatakan diameter tulangan ulir. Sebagai contoh, D-10 dan D-19 menunjukkan tulangan ulir berdiameter 10 mm dan 19 mm.Tulangan ini tersedia mulai dari diameter 10 hingga 32 mm, meskipun ada juga yang lebih besar, tetapi umumnya diperoleh melalui pesanan khusus.Bedasarkan ketentuan SNI T-15-1991-03 pasal 3.5 (dalam Wahudi, 1999 : 33) baja tulangan ulir labih diutamakan pemakaiannya untuk batang tulangan. Salah satu tujuan dari ketentuan ini adalah agar struktur beton bertulang tersebut memiliki keandalan terhadap efek gempa, Karena antara lain terdapat lekatan yang lebih baik antara beton dengan tulangannya.Persyaratan yang harus dipenuhi oleh baja tulangan ulir menurut L. Wahyudi (1999:3) antara lain:Mutu dan cara uji harus sesuai dengan SII-0136-86 atau ekivalen JLS. G. 3112Baja tulangan ulir mempunyai kuat leleh lebih besar dari 400 KN/cm2boleh dipakai asalkan fy adalah tegangan yang memberikan regangan 0,30 %.Baja tulangan beton yang dianyam harus memilih ASTM AIG4 Spesification ForFabricatedDeformSteel BarMats For Concrete Reinforcement.

Tabel. 1Dimensi Nominal Tulangan UlirDiameter(mm)Berat(kg/m)Keliling(cm)Luas Penampang(cm2)

100,673,140,785

131,044,081,33

161,585,022,01

192,235,962,84

222,986,913,80

253,857,854,91

326,3110,058,04

367,9911,3010,20

409,8712,5612,60

b.Tulangan polos (Plain)Baja tulangan ini tersedia dalam beberapa macam diameter tetapi karena ketentuan SNI (dalam Wahyuidi, 1999 : 32), hanya memperkenankanpemakaiannya untuk sengkang dan tulangspiral, pemakiannya terbatas. Saat ini tulangan polos yang mudah dijumpai adalah hingga diameter 16mm, dengan panjang standar 12 meter.

Table2 Dimensi Efektif TulanganPolosDiameter(mm)Berat(kg/m)Keliling(cm)Luas penmpang(cm2)

60,2221,880,283

80,3952,510,503

100,6173,140,785

120,8883,771,13

161,585,022,01

Untuk melindungi tulangan terhadap bahaya kebakaran dan korosi disebelah luar tulangan harus diberi tebal minimum beton. Tebal selimut beton bervariasi tergantung pada tipe konstruksi dan kondisi lingkungan. Berdasarkan pasal 3.16.7 SNI, tebal selimut beton bertulang yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca atau tanah adalah tidak boleh lebih kecil dari 20 mm untuk pelat, dinding, dan pelat berusuk yang menggunkan diameter tulangan lebih kecil dari D-36, sert 40 mm untuk balik dan kolom. Jika beton tersebut berhubunganlangsung dengan tanah, tebal selimut minimum adalah 40-50 mm, tergantung dari diameter tulangannya, tetapi jika beton tersebut dicor langsung ditanah tanpa adanya lapisan dasar atau lantai kerja, tebal selimut beton minimum 70 mm. (L.Wahyudi, 1999:32)

Besi polos dibuat dengan tegangan leleh 240MPa sementara Besi ulir antara 320-400 Mpa, untuk itu diyaratkan untuk struktur-struktur utama menggunakan besi ulir, bukan polos.besi ulir lebih kaku drpd besi polos karena memang dirancang untuk tegangantinggi(BJTD)intinya besi yang mempunyai ulir BJTD itu lebih kuat karena mempunyai ikatan antara beton yang lebih kuat dari yang polosdiameter tulangan polos yang ada juga umumnya max 10mm, yg sering dipake polos 8mm buat sengkang. diameter yg ulir ini juga ada yg 10mm atau lebih. Kesimpulan si pemborongnya kagak ngerti apa2 jd agan diboongin. Polos ama ulir itu berperan untuk ikatan tulangan ke beton (BOND), jadi ulir "wajib" dipake di daerah gempa. Kalau masalah getas, U40 udah daktail walau lebih getas dr U24 tp gak perlu takut U40 sudah dipakai untuk struktur tahan gempa, yang masih dilarang itu U50 krna masih butuh pengujian untuk memenuhi persyaratan material untuk daerah gempa. Jd emg bener si kontraktor makin tinggi mutu baja makin getas (makin mudah putus) hanya sayangnya itu kan relatif, U40 sudah cukup daktail dan memberikan kekuatan yang lebih baik. Jadi saran ane pake ulir jgn polos, kecuali untuk sengkang bila rumah agan di daerah gempa.