Upload
wayan-suparta-bebel
View
1.064
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Bhagavadgitha Bebel
BAB 2
I. PERCAKAPAN PERTAMAARJUNA VISHADA YOGA
Suatu persiapan perang yang gemuruh dimedan kurusetra terlukiskan dalam bab ini dimana kaurawa dan pandawa dua pihak bersaudara sepupu tetapi berlawan siap untuk bertempur, kedua belah pihak memiliki pahlawan-pahlawan yang perkasa dan perlengkapan senjata yang hebat.
Arjuna mengadakan inspeksi pasukan balatentaranya bersama-sama Krisna, pengemudi keretanya yang juga menjadi Guru spiritualnya. Tiba-tiba arjuna merasa dikejutkan oleh bayangan akan kemusnahan bangsa barata, bangsanya dan nenek moyangnya sendiri.
Badannya terasa gemetar, pikirannya kacau balau dan ngeri membayangkan kehancuran materi, moral dan kehidupan sprituil yang diakibatkan oleh peperangan ini. Arjuna tidak hendak bertempur membunuh sanak keluarganya yang ada dipihak keluarganya, bukan karena merasa takut melainkan karena rasa duka dan berdosa. Ia dihadapkan pada suatu dilema, antara kesedihan dan kebimbangan
I. Percakapan Pertama
Dhritarashtra uvacha :
(1)Dharmakshetre kurukshetreSamaveta yuyutsavah
Mamakah paadavasah chai vaKim akurvata samjaya
Dritarastra berkata:Di medan bakti dipadang kuruksetra
Siap bertempur, putra-putraku dan putra-putra panduApakah yang akan mereka lakukan Wahai sanjaya, ceritakanlah padaku
Kurusetra adalah daerah yang luas, pada jaman dahulu kala menjadi tanah tumpah suatu bangsa yang disebut kuru, dengan ibukotanya yang bernama hastinapura. Bangsa kuru ini adalah nenek moyang kaurawa dan pandawa. Sesungguhnya arti perkataan kshetra adalah sebuah medan pertempuran dan juga tempat suci, tempat pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karenanya ia ia disebut dharma khestra.
1
Bhagavadgitha Bebel
Sebenarnya perkataan kaurawa berarti putera-putera keturunan kuru, sedangkan pandawa berarti putera-putera keturunan pandu. Kuru adalah nenek moyang kaurawa maupun pandawa. Tetapi namun demikian, dengan perkataan "kaurawa" adalah dimaksudkan anak-naka dritarastra, sedangkan pandawa adalah anak-anak pandu. Dritarastra adalah dua orang bersaudara kakak-beradik. Dritarastra yang lebih tua dan pandu adalah yang lebih muda. Mereka putera-putera Maharaja Wicitrawirya dan cucu-cucu Baginda Maharaja Santanu.
Dritarastra mempunyai anak sebanyak seratus orang. Yang tersulung adalah Duryodana. Keseratus orang anak ini disebut kaurawa. Pandu hanya mempunyai lima orang anak, dan kelimanya ini disebut pandawa (mereka ini adalah : Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa). Dari lima orang anak pandu ini Arjunalah yang merupakan putera yang paling istimewa dan karena ia dipanggil pula dengan nama-nama julukan seperti kurunandana (yang berarti untuk keturan bangsa kuru), Kuntipura (berarti anak kunti dewi), Mahabahu (berarti yang bersenjata perkasa) dan sebagainya.
Padang kurustra ini juga diibaratkan sebagai tubuh manusia, atau lebih dalam lagi : hidup manusia, dimana sifat-sifat buruk dan baik selalu mengadakan konflik atau pertempuran. Memang hidup adalah pertempuran, pertempuran antara kebaikkan dan kebajikkan melawan keburukkan dan kejaliman. Dalam hubungan ini kaurawa dikedepankan sebagai pihak yang buruk dan yang salah, sedangkan pandawa dipandang sebagai pihak yang baik dan yang benar. Itulah sebabnya kurukshetra disebut pula Dharmakshetra yaitu suatu tempat dimana kebenaran dan kebajikkan atau darma yang langgeng itu harus dipertaruhkan sebagai suatu perjuangan mental dan spiritual yang suci.
Sanjaya adalah pengemudi kereta kencana Drritarastra yang buta. Disamping sebagai pengemudi kereta. Sanjaya juga berfungsi sebagai mentri penasehat pribadi Dritarastra dan juga juru bicara serta reporter pandangan mata dari pertempuran-pertempuran dalam peperengan besar mahabharata. Ia juga selalu hadir dalam peristiwa-peristiwa kenegaraan untuk mendampingi Maharaja.
Dritarastra.
Samjaya uvacha :
(2)drishtva tu pandavanikam, vyudham duryodhanas tadaacharyam upasamgamya
2
Bhagavadgitha Bebel
raja vachanaum abravitSanjaya menjawab :
Setelah melihat pasukkan PandawaSiap bertempur dimedan laga
Raja Duryoddana mendekati gurunyaGuru besar Drona seraya berkata
Maharaja Dritarastra yang buta yang digambarkan sebagai orang buta dengan kebenaran. Berhubung ia ada dalam keadaan tidak bisa melihat sama sekali, maka ia tidak bisa memerintah sebagai raja. Sebab itu kerajaan diperintahkan oleh Duryodana selam kelima putera-putera pandu berada dalam pengasingan, yang kemudian kembali setelah tiga belas tahun dalam pembuangan untuk memenuhi panggilan ketetapan perjanjian yang telah dimufakati. Tetapi raja Duryodana menolak untuk membagi kerajaan menyerahkan kekuasaannya kepada putera-putera pandu sesuai dengan perjanjian tersebut diatas. Dan penolakan Duryodana inilah yang menimbulkan peperangan besar Mahabharata.
Duryodhana :
(3) pasyai tam panduputranam,acharya maha mahatim chamumvyudham drupadaputrena
tava sishena dhimataDuryodana :
Saksikanlah gurukuBetapa kuat pasukkan putra-putra pandu
Dipimpin putra maharaja DrupadaMurid guruku sendiri yang bijaksana
Sesungguhnya Duryodana juga dilukiskan sebagai orang yang mempuyai watak kaku, keras kepala, angkuh dan licik. Namun demikian ia juga berwatak berani, pandai dan murah hati.
Gurubesar Drona adalah seorang Brahmana, selain menjadi pendeta juga memiliki keahlian dalam ilmu peperangan dan lat persenjataan berbagai jenis. Ia adalah guru bagi kedua belah pihak, baik kaurawa maupun pandawa, dan juga putera-putera mahkota raja negeri lainnya. Ia telah mendidik dan mengajarkan mereka ilmu peperangan. Lebih-lebih siasat pertempuran frontal. Selain Guru Besar Drona, ada dua orang lagi yang dianggap/dipandang guru dalam soal-soal kenegaraan dan spiritual dipihak kaurawa yaitu Bisama dan Kripa, sedangkan dipihak pandawa ada seorang yaitu Krisna.
3
Bhagavadgitha Bebel
Perkataan acharya sebetulnya berarti guru yang mengetahui dan faham benar-benar akan arti ajaran-ajaran yang tercantum dalam kitab-kitab suci.Demikianlah Drona,Bisma dan Kripa disebut pula acharya.Putera maharaja drupada adalah Dristadiumna. Ia merupakan musuh yang terpandai akan pertempuran panah-memanah melawan balatentara kaurawa. Ia adalah bekas murid Gurubesar Drona yang memihak kaurawa. Dristadiumma menjadi Panglima Tertinggi Angkatan Perang Pandawa, dan oleh karenanya menjadi musuh bekas Gurunya. Guru Besar Drona. Ia juga adalah ipar pandawa, sebab adiknya Drupadi menjadi istri mereka.
(3)atra sura maheshvasabhimaarjunasama yudhiyuyudhano viratas cha
drupadas cha maharathahartinya :
disana pula pahlawan panah jayasebanding dengan Bima dan Arjuna
yuyudana, Wirata dan Drupadasemuanya perwira perkasa
Wirata adalah seorang raja dari negeri Matsia yang pernah memberi perlindungan kepada pandawa sewaktu mereka hidup secara incognito dinegeri tersebut selama satu tahun. Kemudian ia menjadi sekutu terpercaya dari pandawa. Yuydana adalah pahlawan berasal dari bangsa Yadawa yang bertempur dipihak pandawa. Ia juga dikenal dengan nama satiaki.
Perkataan maharatha sebetulnya berarti ahli kereta besar. Kemudian perkataan ini dipergunakan sebagai suatu titel.Yang tinggi untuk menghormati seseorang militer perkasa yang sanggup menundukkan beribu-ribu orang musuh.
(4)srishtaketus chekitanahkasirajas cha viryavanpurujit kuntibhojas cha
saibyas cha narapunigavah
artinya :
juga Dristaketu, Cekitanadan raja negeri kasi yang perkasa
4
Bhagavadgitha Bebel
purujit serta kuntibojadan Saibia banteng jantan dari manusia.
Selain dari mereka yang disebut namanya diatas, pahlawab-pahlawan perkasa yang berada dipihak pandawa adalah antara lain Dristaketu raja dari negeri cedi, cekita perwira tinggi dalam balatentara pandawa, Purujit dan kuntiboja adalah dua bersaudara yang pernah membesarkan Kunti Devi, ibu dari Pandawa, saibia adalah raja dari negeri sibi.
(6) yudhamayus cha virkranta, uttamaujas cha viryavansaubhadro draupadeyas cha
sarva eva maharathahartinya :
juga yudamaniu yang kekarUttamauja yang gagah berani
Putra-putra Subadradevi dan DraupadiSemua pahlawan besar
Yudamaniu dan uttamauja adalah orang-orang ksatria yang menggabungkan diri dengan Pandawa. Yang dimaksudkan dengan putra Subadradevi adalah abimaniu dari perkawinannya dengan arjuna, sedangkan putera-putera draupadi adalah lima orang yaitu: Pratiwindia, Srutasoma, Srutakirti, Santika dan Srutakarma, masing-masing dari Yudistira, Bima, Bima, Arjuna, Nakula dan Sahadewa.
(7) asmakam tu visihta ye, tan nibodha dvijottamanayaka mama sainyasya
samjnartham tan bravimi teartinya :
selanjutnya ketahuilah, wahai gurunda,pendita paling bijaksana,
perwira-perwira tinggi dalam pasukkan kitademi untukmu kusebutkan nama mereka :
Setelah Duryodana menyebutkan nama-nama pahlawan yang ada dipihak Pandawa, ia lalu menyebutkan nama-nama mereka yang berpihak kepada kaurawa kepada Drona untuk dapat diingat dan dikenal. Agaknya dalam ucapan ini Duryodana bermaksud agar Drona sebagai seorang Brahmana yang sesungguhnya hanya cinta perdamaian, yakin akan kekuatan
5
Bhagavadgitha Bebel
balatentara Kaurawa, tidak takut kepada Pandawa dan iklas bertempur kepada mereka.
Perkataan dvijottama berarti lahir dua kali, dan yang dimaksudkan ini adalah kasta Brahmana atau kasta pendita. Sebab, golongan Brahmana dipandang sebagai orang yang dilahirkan dua kali pertama kali, kedalam dunia materil. dan kedua kalinya, kedalam dunia spirituil.
(8) Bhavan bhishmas cha karnas cha. Kripas cha samitimjayahAsvatthama vikarnas chaSaumadattis tathai va cha
artinya :
Pertama engkau guruku, kemudian bisma,Karna dan kripa, semuanya telah jaya
Dan Aswattama dan WikarnaDan Somadattaputra juga
Bisma adalah pandita pahlawan tua, yang membesarkan Dritarastra dan Pandu ketika mereka masih bocah-bocah. Ia seorang brahmacarin (tidak kawin seluruh hidupnya). Akhir tafsir kitab-kitab suci dan disegani oleh kedua belah pihak, baik Kaurawa maupun Pandawa. Karna adalah putera Batara Surya (Dewa Matahari) dengan Kuntidevi ketika ia masih gadis, sebelum menjadi istri Pandu. Karna dilukiskan sebagai seorang pahlawan yang tidak mudah ditundukkan, ahli perang dan memiliki senjata sakti hadiah dari ayahnya, Barata Surya, Kripa adalah iapar Drona yang kawin dengan saudaranya, Kripidewi. Aswattama adalah putera Drona dan Wikarna adalah seorang dari 99 orang saudaranya Duryodana yang berbudi pekerti baik, jujur dan gagah berani. Somadattaputra adalah putera Raja Somadatta dari negeri bahika.
(9) anye caha bahavah sura, madarthe praharanahnanasastra praharanahsarve yuddhavisaradah
artinya :
banyak lagi pahlawan perwirabagiku, mempertaruhkan jiwa mereka
bersenjata lengkap aneka warnasemua, ahli tempur dimedan laga
perkataan tyaktajivitah berarti bersedia mengorbankan jiwaraga. Dengan perkataan ini Doryodana berusaha menanamkan keyakinan akan kekuatan balatentara kaurawa kepada Drona.
6
Bhagavadgitha Bebel
(10) aparyaptam tad asmakam, balam bhi shmabhirakhi tamparyaptam tv idam etesham
balam bhimabhikshitam
artinya :
sungguh tak terkira banyaknya pasukan kita dipimpin oleh Bhisma
sedangkan besar pasukan mereka dapat diduga dibawah komando Bima
perkataan aparyaptam ternyata menimbulkan tafsiran yang berbeda-besar. Yang terpenting adalah tafsiran dari Anandagiri dan Sridhara. Anandagiri menterjemahkan perkataan ini dengan "tak terhitung" (tak terbatas) sedangkan Sridhara dengan "tak cukup" (dapat dihitung). Rupa-rupanya Anandagiri yang benar, sebab dalam pertempuran dimedan kurusetra balatentara kaurawa terdiri dari sebelas divisi dan Pandawa tujuh divisi (akshauhini). Satu divisi terdiri dari 216000 orang lebih kurang.
(11) ayaneshu cha sarveshu, yathabhagam avasthitahbhismam evabhirakshantu
bhavantah sarva eva hiberdiri tegak dalam barisan
kalian, masing-masing dalam divisimembela Bisma ini
sesuai dengan kedudukan kalian
perkataan abhirakshantu berarti menjaga dan membela Duryodana meminta kepada setiap orang dalam pasukkan Kaurawa untuk menjaga dan membela Bisma sebagai Panglima Tertinggi mereka. Adalah menjadi tugas-kewajiban setiap orang dalam barisan menjaga dan membela pimpinannya disampung bertempur melawan musuh.
Samjaya :
(12) tasya samjanayanharsham, kuruvddhah pitamahahsimhanadam vinadyochchaih
sankham dadhmau pratapavansanjaya :
demi untuk membangkitkan semangatnya,pahlawan Kuru, Kakek Bima,
7
Bhagavadgitha Bebel
meniup kuat-kuat trompet kerangnyamendera bagaikan raung singa
setelah Duryodana berseu kepada semua perwira-perwira tinggi dalam kalangan balatentara kaurawa untuk menjaga dan membela Bisma dalam pertempuran-pertempuran yang akan mendatang, seperti tercantumdalam sloka 3 sampai denagn 11, maka Sanjaya meneruskan ceritanya kepada Maharaja Dritasastra. Sankham adalah terompet yang diperbuat daripada kulit kerang. Ia ditiup oleh Bisma dengan maksud untuk membangkitkan semangat Duryodana, dan sebagai suatu tanda bahwa pasukan telah siap untuk mengahadapi pertempuran.
(13) tatah-sankhas cha bheryas cha, panavanaka gomukhahsahasai va 'bhyahanantrasa sabdas tumulo 'bhavat
artinya :
trompet, genderang dan tifagong serta suling-tanduk
dibunyikan dengan serentakgemuruh, gegap-gempita
berbagai alat bunyi-bunyian dipergunakan, khusus dalam lingkungan pasukan sendiri untuk membangkitkan semangat tempur para prajurit dan bagi pihak musuh bunyi gemuruh dari pada terompet, genderang, gong, tambur, suling-tanduk dan sebagainya ini berarti suatu tantangan untuk segera dimulainya peperangan. Tiap pahlawan perwira tertinggi mempunyai alat bunyi-bunyian ini yang spesifik baginya sendiri, mempunyai nama yang spesifik pula.
(14) tatah svetair hayair yukte, mahati syandane sthitaumadhavah paandavas chai 'vadivyau sankhau pradadhmatuh
artinya :
setelah berdiri diatas keretamegah ditarik kuda putih dua
Krisna dan Arjuna jugaMeniup trompet sakti mereka
Dalam kitab-kitab suci agama Hindu dan agama Buddha kereta diibaratkan sebagai kendaraan budi pekerti manusia, sedangkan kuda diumpamakan sebagai pancaindria tersebut dan pengemudi adalah penuntun jiwa manusia. Disini Krisna bertindak sebagai penuntun jiwa Arjuna. Perkataan madhava
8
Bhagavadgitha Bebel
berarti keturan suku Madhu dari bangsa Yadaawa dan yang dimaksudkan dengan perkataan tersebut adalah Krisna, sedangkan dengan perkataan Pandava dimaksudkan Arjuna dalam sloka ini
(15) Panchajayam hrikeso. Devadattam dhanamjayahPaundram dadhmau mahasankham
Bhimakarma vrikodarahArtinya :
Trompet Pancajania ditiup KrisnaTrompet Dewadatta ditiup Arjuna
Dan Bima sena yang galak bagaikan srigalaMeniup tromprtnya, bernama Paundra
Trompet Krisna bernama Pancajania yang berarti "pengekangan pancaindria" (diperbuat daripada tulang raksasa laut yang telah dibunuh oleh Krisna sendiri), trompet Arjuna bernama Dewadatta yang berarti "anugerah dewata" (diperbuat daripada kerang laut) dan terompet Bimasena bernama paundra yang berarti "rokh Batara Siwa". Kata-kata hrishikesa, dhanamjaya dan vrikodara dalam sloka ini dimaksudkan sebagai nama lain Krisna, Arjuna dan Bhimasena. Dalam sloka ini dilukiskan bahwa pihak Pandawa-puntelah siap bertempur.
(16) anantavujayam raja, kuntiputro yudhishthirahnakulah sahadevas cha
sughosha manispushpakauartinya :
raja yudistira, putera Kuntidewi,meniup terompetnya bernama Anantawijaya
Nakula dan Sahadewa merekaMasing-masing Sugosa dan Manipuspaka
Kuntidewi adalah istri pertama raja Pandu yang melahirkan Yudistira, Bimasena, dan Arjuna, dan Madridewi adalah istri raja pandu yang kedua yang melahirkan Nakula dan Sahadewa. Baik sendiri-sendiri, maupun bersama-sama, kelima mereka itu disebut Pandawa sungguh sangat menarik nama-nama trompet mereka, seperti Anantawijaya yang berarti "kemenangan abadi".
9
Bhagavadgitha Bebel
Sugosa berarti suara merdu dan manipuspaka berarti kembangmutumanikam.
(17) kasyas cha parameshvasahsikhandi cha maharathah,dristadyumno vuratas cha,satyakis cha
parajitahartinya :
Kasiraja pemimpin pasukan panahJuga Sikandi maha pahlawan
Dristadiumna dan wirataDan Setiaki yang tak tertaklukan
Dipihak kaurawa, hanya Bismalah yang meniup trompet, sedangkan dipihak pandawa kelima putera-putera pandu beserta Krisna dan pahlawan-pahlawan lainnya meniup trompet mereka masing-masing. Hal ini dapat diartikan bahwa pihak Pandawa tiupan trompet tersebut mempunyai nilai tingkatan daripada kepemimpinan mereka, yang berurut dari atas kebawah.
(18) drupado draupadeyas cha, sarvasah prithivipatesaubhadras cha mahabahuh
sankhan dadhmuh prithak-prithakartinya :
Drupada dan putera-putera DraupadiDan putera Subadra, bersenjata perkasa
Oh, Tuanku Penguasa Bumi iniDari segala penjuru meniup trompet semua
(19) sa ghosho dhartarashtaanam, hridayani vyadarayatnabhas cha prithivim chai 'va
tumulo vyanunadayanartinya :
suara gegap gempitamemenuhi ankas dan bumi
mengetarkan hatiputra-putra Dristarastra
sloka 14 sampai dengan 19 mengandung ungkapan bahwa Pandawa, walaupun memiliki balatentara lebih kecil jumlahnya, kelihatan lebih perkasa. Lebih-lebih dalam sloka 19, jelas dinyatakan betapa gagap-gempitanya bunyi terompet memenuhi angkasa dan bumi yang menyababkan hati Kaurawa menjadi takut dan ngeri. Hal ini dapat kiranya dimengerti kenapa Sanjaya menceritakan kehebatan Pandawa kepada maharaja Dritarastra;
10
Bhagavadgitha Bebel
sebab ia sendiri ingin memberitahukan kepada raja tua itu bahwa kemenangan pasti akan berada dipihak Pandawa, sebab Pandawa berada dipihak yang benar.
(20) atha vyavasthitan drishtva
dhartarasbtan kapidhvajahpravritte sastrassampate
dhanur udyamya pandavahartinya :
Arjuna melihat putra-putra Dritarastra,Dengan senjata siap dalam barisan,
Dan dengan janjinya berlambangkan HanumanKemudian mengangkat busur panahnya.
Panji Arjuna yang dikibarkan diatas kereta berisikan lukisan hanuman, kera putih, yang dimaksudkan sebagai pelambang :
pengabdian, kesucian dan keberanian.
(21) hrishikesam tada vakyam
idam aha mahipatesenayor ubhayor madhye
ratham sthapaya me 'chyutaartinya :
dan oh, Tuanku Hamengku Bumiia berkata kepada Krisna
Arjuna berkata :Tariklah keretaku sampai ditengahDiantara kedua pasukan, krisna!
Nama-nama julukan dan kehormatan diberikan kepada Krisna dan Arjuna seperti tercantum dalam sloka-sloka yang terdahulu dan berikut ini. Untuk Krisna nama julukan dan kehormatan itu
antara lain : Aciuta (dia yang tidak bergerak), Madusudana (pembunuh raksasa bernama madu, Arisudana (penakluk musuh-musuh), Gowinda (pengembara atau pemberi ilham, Wasudewa (putera wasudewa), Yaddawa (keturunan bangsa yadu), Kesawa (memiliki rambut indah), Madawa (Suami laksmi dewi), Hrikesa
(yang menguasai pancaindria) dan janardana (juruselamat umat manusia). Untuk Arjuna nama-nama julukan dan kehormatan itu
antara lain : (selain daripada kurunandana, kurusattama dan kuruprawira) Barata (keturunan Barata), Dananjaya (pemengan harta benda), Gudakesa (berambut gempel), Parta (putera prita
dewi) dan Parantapa (penakluk musuh-musuh).
11
Bhagavadgitha Bebel
(22) yavad etan nirikshe 'ham
yuddhukaman avasthitankair maya saha yoddavyam
asmin ranasamudyameartinya :
supaya aku dapat mengetahuimereka yang siap, ingin bertempur
yang aku harus hadapi nantidalam peperangan mendatang ini
sebelum mulai bertindak akan berbuat sesuatu Arjuna ingin sekali mengetahui siapa-siapa sebenarnya yang akan
dihadapinya dalam pertempuran-pertempuran nanti. Waspada dan hati-hati adalah memang menjadi sifat Arjuna.
(23) yotsyamanan avekshe 'ham
ya ete 'tra samagatahdhartarashtrasya durbuddher
yuddhe priyachikirshavahartinya :
dan dapat menyaksikan sendirimereka yang berkumpul, berbaris disini
rela berkorban demi kepuasan hatiputra Dristarastra yang busuk budi
sesungguhnya persiapan perang telah rampung pada kedua pihak. Dipagi hari pertama Yudistira menyaksikan formasi
balatentara Kaurawa yang tidak mungkin ditembus dibawah pimpinan Bisma. Dengan gemetar ia menyatakan kecemasannya kepada Arjuna, bahwa tidak mungkin untuk menaklukan pasukan yang begitu perkasa dibawah pimpina Bisma, Arjuana memberi semangat kepada saudaranya dengan jalan mengutip ajaran-ajaran suci : "mereka yang mengidam-idamkan kemenangan
tidak dapat banyak menaklukan dengan kekuatan dan kekuasaan jika dibandingkan dengan kebenaran, persaudaraan, kasih sayang dan budi luhur. Kemenangan adalah pasti dimana
Krisna Berada ………………'dan dengan hadirnya Krisna, Guru spiritualnya, disisinya, Arjuna dapat menyadari dengan keyakinan suci bahwa musuh-musuh
yang ia harus hadapi adalah juga kesayangan dari kesucian baginya.
12
Bhagavadgitha Bebel
(24) samjaya uvacha
evam ukto hrihikesogudakesena bharata
senayor ubhayor madhyesthapayitva rathottamam
Sanjaya berkata :
Oh, Paduka Tuanku RajaMendengar permintaan Arjuna demikianKrisna menempatkan kereta indahnya
Ditengah diantara dua pasukan
Dalam sloka ini Bhatara dimaksudkan Maharaja Dritrastra, dan untuk menghoirmati Sanjaya berkata padanya "Paduka Tuanku
Raja". Dalam sloka-sloka berikutnya sambada atau dialog antara Arjuna dan Krisna dimulai.
(25) bhismadrona pramukhatah
sarvesham cha mahikshitarmuvacha partha pasyah 'tan
samavetan kurun itiartinya :
dihadapan Bisma dan Dronadan pemimpin-pemimpin terkemukaKrisna berkata : "saksikanlah Arjuna!
Keturunan kur berkumpul disana"
Dalam sloka ini kelihatan bahwa Krisna berhati-hati benar untuk tidak mempengaruhi pikiran dan perasaannya
.(26) tatra 'pasyat shitan parthah
pitrin atha pitamahanacharyan matulan bhrabtrin
putran pautran sakhims tathaartinya :
disana Arjuna melihat berdiripara bapa, kakek dan guru
paman, saudara dan sepupuanak, cucu dan sekutu
arjuna mulai melihat satu-persatu sanak saudara, disamping guru-gurunya pula, berdiri tegak dan siap dipihak musuhnya.
13
Bhagavadgitha Bebel
Rasa bimbang dan ragu mulai terasa olehnya.(27) svasuran suhridas chai 'va
senayor ubhayor apitan samikshya sa kauteyahsarvan bandhun avashitan
artinya :
dan kuntiputra juga melihatpara mertua, kawan sejawat
semuanya sanak kadang berdiri tegakdalam barisan kedua belah pihak
perkataan kuntiputra diambil dari arti, kata kaunteya, yaitu putera kunti dewi, dan yang dimaksudkan adalah Arjuna.
Perasaan bimbang ragu Arjuna bertambah mendalam, sebab bukan saja dipihak musuhnya sanak saudara itu berdiri,
melainkan dikedua belah pihak.
(28) kripaya paraya 'vishto
vishidann idam abravitdrishtve 'mam svajanam krishna
yuyutsum samupashitamartinya :
dengan penuh diliputi nestapadisampaikan rasa duka
Arjuna berkata :Menyaksikan sanak kadang, oh Krisna
Berbaris siap untuk berlaga
Perkataan kripaya paraya berarti duka-nestapa yang sngat mendalam dari perkataan svajanam berarti keluarga dan
bangsanya sendiri, baik pihak Kaurawa maupun pihak Pandawa.
(29) sidanti mama gatrani
mukham cha parisushyativepathus cha sarire meromaharshas cha javate
artinya :
anggota badanku terasa lemasmulutku terasa kering
sekujur badanku gemetardan buluromaku terasa berdiri
14
Bhagavadgitha Bebel
arjuna tidak kuasa lagi membendung perasaannya. Duka nestapa dan bimbang ragu kini menguasai jiwa dan raganya.
(30) gandivamsramsate hastat
tvak chai 'va paridahyatena cha saknomy avasthatumbrahmati 'va cha me manah
artinya :
gandiwa terlepas dari tangankudan kulitku terasa panas membara
aku tidak kuasa lagi berdiridan pikiranku kacau tidak menentu.
Gandiwa adalah nama busur panah Arjuna, anugerah dari Batara Indra. Kata-kata Arjuna dalam sloka 29-30 ini menyebabkan kita
berpikir dan merenungkan, betapa seorang yang sedang dicekam oleh perasaan bimbang, ragu was-was cemas, duka nestapa dan hampa kesepian tidak dapat berbuat apa-apa.
Dalam situasi semacam inilah orang dapat menemui visi Dia Yang MahaKuasa
.(31) nimittani cha pasyami
viparitani kesavana cha sreyo 'nupasyamihatva svajanam ahave
artinya :
aku melihat firasat birukoh, Krisna, tidak ada baiknya
aku membuntuti sanak kandangdalam pertempuran yang mendatang
kesawa adalah Krisna. Arjuna tidak dapat melihat disini kebaikkan moral dan nilai spirituil daripada perbuatan
membunuh sanak kandang sendiri.
(32) na kankshe vijayam krishna
na cha rajyam sukhani chakim no rajyena govindakim bhogair jivitena va
artinya :
15
Bhagavadgitha Bebel
aku tidak inginkan kemenangandan juga kerajaan dan kesenangan, Krisna
apa gunanya kerajaan dan kesenangandan hidup ini sekalipun, oh Gowinda?
Gowinda adalah Krisna juga. Dalam sloka ini terlukiskan betapa Arjuna ingin melepaskan diri dari kekayaan dan kesenangan
duniawi ini.
(33) yesham arthe kaashitam no
rajyam bhogah sukhani chata ime 'vasthita yuddhe
pranams tyaktva dhanani chaartinya :
mereka untuk siapa kita perebutkankerajaan, kebahagian dan kesenangan
ada disini siap untuk berlagamengobarkan jiwa dan harta mereka
(34) acharyah pitarah putras
tathai 'va cha pitamahahmatulah svasurah pautrahsyalah sambandhinas tatha
artinya :
guru, bapa, anak-anakdan kakek, paman jugadan ipar, cucu, mertua
dan sanak kandang lainnya
(35) etan na hantum ichchhami
ghanato 'pi madhusudanaapi trailokyarajyasya
hetoh kim nu mahikriteartinya :
aku tidak hendak bunuh merekasekalipun mereka bunuh aku, oh Krisna
kendatipun untuk ketiga-tiga duniaapalagi hanya untuk dunia fana ini
dalam sloka ini madhusudana adalah dimaksudkan Krisna sendiri. Perkataan triloka adalah pembagian alam semesta ini
16
Bhagavadgitha Bebel
menjadi tiga.pada umunya ketiga pembagian itu dimaksudkan : sorga, dunia kita ini dan neraka. Tetapi ada juga iterpretasi yang menyatakan bahwa ketiga pembagian ini dimaksudkan : dunia
manusia, dalam semi devata dan dunia rokh kudus. Yang lain lagi menafsirkan dunia kita ini, antariksa dan sorga.
(36) nihatya dhartasashtran
ka pritih syaj janardanapapam eva 'srayed asman
hatvai 'tan atinahartinya :
setelah membunuhi putra Dritasastrakebahagaian apakah kita nikmati?
Oh janardana hanya dosalah kiranyaBila membunuh sidurhaka ini
Janardana adalah Krisna. Perkataan atatayinah berarti :penjahat, perampok, orang durhaka, pembunuh, penipu, hidung-belang
dan sebagainya. Dan Kaurawa disini dipandang sebagai atatayinah, sebab Duryodana melakukan semua kategori
kejahatan ini. Arjuna menganggap bahwa mwmbunuh adalah tetap dosa dan menolak untuk membunuh sekalipun yang akan
dibunuh adalah orang durhaka.
(37) tasmaan na 'rha vayam hantum
dhartashtram svabandhavansvajanam hi katham hatvasukhina syaama madhaca
artinya :
kiranya tidaklah patut bagi kitamembunuh saudara, putra Dritarastrabenarlah, bagaimana kita 'kan bahagia
setelah membasmi keluarga sendiri, oh Madawa?
(38) yadi apy ate na pasyanti
lobhopahatachetasah
kulaksahayakritam dosham
mitradrohe cha patakam
artinya :
17
Bhagavadgitha Bebel
sekalipun bagi merekayang jiwanya dikuasai oleh kelobaan
tidak melihat dosa membunuhi keluargatidak melihat khianat membasmi kawan
(39) katham na jneyam asmabhib
papad asman nivartitumkulakshayakritam doshamprapasyadbhir janardana
artinya :
kenapa kita tidak sadaridosa semacam itu, oh Krisnakesadaran akan kekhilafan
membasmi sanak-keluarga sendiri
madawa adalah Krisna. Argumentasi yang dikemukan oleh Arjuna adalah didasarkan atas pengertian bahwamadawa adalah
Krisna. Argumentasi yang dikemukan oleh Arjuna adalah didasarkan atas pengertian bahwa mereka telah dibutakan oleh
nafsu loba-tamak dan ketidakmengertian, sehingga mereka tidak mampu melihat apa yang salah. Sekalipun kita menyatakan
bahwa mereka itu salah karena loba dan nafsu memetingkan diri sendiri, namun membunuh adalah tetap dosa, sebab mereka yang mata-hatinya buta dibunuh oleh kita yang bermata hati
terbuka. Disinilah letak dosa menurut arjuna. Lagipula membunuh keluarga, bukan saja berarti membunuh orang-orang
belaka, melainkan membunuh keluarga itu sebagai lembaga yang merupakan evolusi kekuatan generasi dan satu-satunya
tempat penyimpangan baginya untuk dapat melanjutkan kemajuan sosial dan moral manusia. Keluargalah yang
menghasilkan orang yang berjiwa besar dan orang yang suci.
(40) kulakshaye pranasyanti
kuladharmah sanatanahdharme nashte kulam kritsnam
adharmo bhibhavaty utaartinya :
bila keluarga sudah hancurdan hukum tradisi sudah lebur
kewajiban dan undang-undang keluargadikuasai tirani rajalela
18
Bhagavadgitha Bebel
perkataan dharma sesungguhnya berarti wujud dan hakekat sesuatu. Dalam hubungan ini perkataan tersebut diartikan :
kewajiban, yang meliputi kewajiban bermasyarakat, memenuhi panggilan adat-itiadat, kewajiban beragama dan kewajiban
menjunjung tinggi kebenaran.
(41) adharmabhibhavat krishna
pradushyanti kulastriyahstrishu dushtasu varshneya
jayate varnasamkarahartinya :
bila tirani telah berkecamukoh Krisna, pertempuran jadi jalangdan bila perempuan sudah jalang
dikuasai tirani merajalela
perkataan varna berarti kasta, dimana terdapat empat kategori, yaitu kasta Brahmana, kasta Ksatria, kasta waisia dan kasta
Sudra (yang masing-masing berarti golongan pendita, golongan bangsawan, golongan pedagang atau pengusaha dan golongan
rakyat biasa), sebagai pencerminan pembagian sosial dalam masyarakat penganut agama hindu. Warsneja adalah krisna
sendiri.
(42) samkaro narakayai 'va
kulaghnanam kulsya chapatanti pitaro hy eshamluptapindodakakkriyah
artinya :
keruntuhan moral ini membawakeluarga dan para pembunuhnya keneraka,
arwah nenek moyang jatuh cederasemua sesajen, air dan nasi tiada baginya
dalam sloka ini dinyatakan bahwa kalau keluarga sudah hancur, maka kewajiban keluarga terhadap tradisi dan agama tidah
terurus lagi, seperti upacara sraddha dimana dilakukan upacara mengenang jasa-jasa nenek moyang di piraloka (tempat arwah
mereka segerasetelah meninggal dunia sebelum mencapai sorga) dengan jalan mempersembahkan sesajen yang terdiri dari
makanan dan buah-buahan yang serba lezat.
(43) doshair etaih kulaghnanam
19
Bhagavadgitha Bebel
varnasamkarakarakaihustadyante jatidharmah
kuladharmas cha saavatahartinya :
dosa dan kehancuran keluarga inimembawa keruntuhan masyarakat bangsa
kebiasaan keluarga dan hukum kastahancur lebur dilimat tirani
(44) utsanna kuladharmanam
manushyanam janardananarake niyatam vaso
bharvati 'ty anususrumaartinya :
kita semua sudah dengar inioh janardana, tempat bagi manusia
yang kebudayaan dan hukumnya ditiraniadalah pasti itu neraka
(45) aho bata mahat papam
kartum vyavasita vayamyad rajjyasukhalobhena
hantum svajanam udyatahartinya :
ah, betapa besar dosa kitamerencanakan pembunuhan sanak keluarga
hanya karena perasaan lobaingin memiliki kerajaan dan kenikmatan
(46) yadi mam apratikaram
asastram sastrapanayahdhartarashtra rane hanyus
tan me kshemataram bhavetartinya :
bagiku lebih baik apabilakaurawa dengan senjata ditangan
menyerang aku dalam pertempurantanpa senjata, tanpa perlawanan.
20
Bhagavadgitha Bebel
Tirani yang terbayang dalam pikiran Arjuna, andaikata ia bertindak segera dalam pertempuran membunuhi sanak
keluarganya, menyebabkan ia berdiri diantara dua dunia dengan prasaan yang penuh diliputi dengan agoni dan kecintaan. Kata-
katanya membayangkan betapa keragu-bimbangannya menekan jiwanya, sehingga ia tidak dapat melihat diantara berdiri tegak
menghadapi tirani dan menyerah menghadapi mati tanpa perlawanan. Ia masih mengharapkan petunjuk-petunjuk dari
Gurunya bagaimana menghadapi hidup ini untuk berbuat sesuatu tanpa mengharapkan hasilnya yang disebut nishkama
karma.
(47) Samjaya uvacha:
Evam uktva 'rjuna samkhyeRathopastha upavisat
Visrijya sasaram chapamSokasamvignamanasah
Artinya :
Sanjaya berkata:Setelah berkata demikian dimedan laga
Arjuna terheyak diatas keretanyaMenjatuhkan busur dan anak panahnyaDengan perasaan penuh diliputi duka.
Dalam Bab ii keragu-bimbangan Arjuna (arjuna-vishadayoga) sikap arjuna dapat diikuti dari sloka-sloka 20, 21, 26-27, 29-30
dan 47, yamg berturut-turut melukiskan bagaimana ia mengangkat senjata dan memacu keretanya maju, kemudian setelah melihat sanak kadang dalam pasukkan kedua belah pihak, hatinya jadi bimbang-ragu dan duka-nestapa serta badanya jadi lemas, senjata terlepas dari tangannya, dan
terakhir memilih rela dibunuh dan melemparkan senjatanya.
Arjuna dihadapkan kepada dilema antara kesedihan dan kjebimbangan. Kebimbangan Arjuna ini disebabkan oleh
perasaan priotik dan kesadaran akan dosa. Ini adalah suatu hakekat gambaran suatu perjuangan jiwa manusia, yang sedang berada diambang pintu menuju kehidupan spiritual yang lebih
tinggi.Sebelum ia sadar untuk memasuki dunia spiritual dan menerima kewajiban-kewajiban yang diletakkan baginya untuk memasuki
dunia spirituil tersebut, ia harus bertempur terlebih dahulu melawan keakuan, kedunguan dan kegelapan bhatinya, yang memisahkan dia daripada jiwanya sendiri, yang merupakan
bagian daripada Atman yang Universil. Ini adalah evolusi jiwa
21
Bhagavadgitha Bebel
manusia yang tidak mengenal ruang dan waktu, yang tiap saat berlangsung dalam dirinya.
Maka berakhirlah bab pertama Upanishad Bhagavadgita menegenai ilmu pengetahuan tentang Tuhan Yang Maha Esa, kitab suci Yoga dan dialog antara Sri Kresna dan Arjuna yang
berjudul ARJUNA VISHADAYOGA.
22
Bhagavadgitha Bebel
II. PERCAKAPAN KEDUA :SAMKHYA YOGA
Arjuna menolak untuk bertemput, tetapi Krisna menghiburnya dan tidak membenarkan ia bersedih dan bimbang hati demikian.
Dalam Bab ketiga ini Krisna menjelaskan bahwa orang yang mengerti tidak akan bersedih pada kematian maupun kehidupan,
sebab orang mesti mati. Dalam peperangan hanya badan jasmani yang mati dan jiwa tidak pernah mati. Yang mengerti itu
sebenarnya tidak membunuh siapa-siapa. Kewajiban seorang ksatria adalah berperang menegakkan kebenaran,, memperoleh
kemenangan didunia sini dan kebahagian didunia sana, dan bertempur dalam peperangan bukan melakukan dosa.
Kehilangan kehormatan lebih buruk daropada kematian.
Kematian berarti pengantian badan jasmani, dan jiwa sebagai penghuni badan jasmani ini berpindah-pindah kebadan jasmani
lain, bagaikan menganti baju lama dengan baju baru.Pusatkan pikiran pada kesucian, bertindak tanpa mengharapkan
pahala kerja, serahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Tahu.
Teguhkan iman untuk samadi, hilangkan nafsu, takut dan amarah, hadapi senang dan duka bersatu dengan Brahman.
II. Percakapan kedua
(1) samjaya uvacha:
tam tatha kripaya vishtamasrupurnakulekshanamuvacha madhusuudanah
artinya :
Samjaya berkata:Kepadanya, yang diliputi rasa belas kasihan
Dengan pelupuk mata digenangi airmataDan rasa remuk redam dalam hati
Madusudana berkata begini
Madusudana adalah Krisna sendiri. Disini Arjuna mesara belas kasihan kepada sanak keluarganya, yaitu Kaurawa, yang ia akan
perangi. Tetapi rasa belas kasihan Arjuna ini tidaklah sesuai dengan sifat-sifat orang Arya; sebab walaupun sebagi sanak
keluarganya, Kaurawa sesungguhnya merupakan musuh-musuhnya yang jahat dan sngat berbahaya.
(2) sribhagavan uvacha:
23
Bhagavadgitha Bebel
kutas tva kasmalan idamvishame samupasthitamanaryajustam asvargyam
akirtikaram arjunaartinya :
Sri Bhagawan berkata:Darimana datangnya duka dan lemah hati?
Pada saat krisis seperti ini,Semangat bukan orang ksatria,
Tidak luhur dan memalukan, oh Arjuna
Sri Bagawan adalah Krisna sendiri. Dalam bab III inilah krisna, sebagai guru-nya mulai mengungkapkan kepada Arjuna siapa
sebenarnya Dia. Dengan maksud agar Arjuna dapat melepaskan dirinya dari keragu-bimbangannya seperti ternyata dalam bab ii.
Krisna mengungkapkan doktrin tentang jiwa yang tidak termusnahkan, mendorong kebangkitan semangat ksatrianya,
menunjukan jalan Tuhan kepadanya dan merintis tindakan-tindakan kerja serta kewajiban hidup dalam dunia.
Perkataan anaryajustam berarti tidak sesuai dengan sifat-sifat Arya yang mempunyai ciri-ciri berani, tegas, agung dan luhur
budi pekerti.
(3) klaibyam ma sma gamah partha
nai 'tat tvayy upapadyatekshudram hridayadaubalyamtyaktvo 'ttishtha paramtapa
artinya :jangan biarkan kelemahan itu, oh parta
sebab itu tidak sesuai bagimuenyahkan rasa lemah dan kecut itubanhkitkanlah! Oh pahlawan jaya
parta adalah Arjuna sendiri, dan perkataan paramtapa sebenarnya berarti pebakluk musuh-musuhnya. Disini penakluk
musuh-musuh adalah tiada lain Arjuna sendiri, sebagai pahlawan yang selalu jaya, selalu menang dan menaklukan musuh-
musuhnya. Ketia menyebut diademikian. Dengan maksud agar Arjuna benar-benar bertindak sebagai Ksatria yang berani
menaklukan musuh-musuhnya.
(4) arjuna uvacha:
24
Bhagavadgitha Bebel
katham bhisman aham samkhyedronam cha madhusudana
tshubbih pratiyotsyamipujarhav arisudana
artinya :
Arjuna berkata:Tetapi bagaimana ku, 'oh Madusudana
Bisa menyerang Bisma dan DronaMereka yang patut kuhormati,
Dengan panah dalam pertempuran ini, Arisudana?
Madusudana dan Arisudana, kedua-duanya adalah nama lain dari Krisna.
(5) Gurun ahatva hi mahanudhavan
Sreyo bhoktum bhaikshyam api 'hi lokoHatva 'rthakamams tu gurun ihai 'vaBhunjiya bhogan rudhirapradigdhan
Artinya :
Didunia ini lebih baik jadi peminta-mintaDaripada membunuh Guru-guru yang mulia
Walaupun mabuk duniawi, namun tetap gurukuDan membunuh mereka berarti hidup berlumuran darah.
Perkataan arthakaman sebenarnya berarti kekayaan atau harta benda, dan perkataan rudhirapradigdhan berlumuran darah. Arjuna yang dalam sejarah kemanusian berarti penderitaan,
kesengsaraan, penindasan dan ketidakadilan.
(6) Na chai 'tad vidmah kataran no gariyo
Yad va jayena yadi va no jayeyuhYan eva hatva na jijivishamas
Te 'vasthitah pramukhe dhartarastrahartinya :
aku tidak tahu mana pasti lebih pentingapakah kita tumpas mereka atau mereka taklukan kita
putra-putra Dritarastra yang kita bunuhdan tiddak harapkan hidup, berdiri siap didepan kita
(7) karpanyadoshopahatas vabhavah
25
Bhagavadgitha Bebel
prichchhami tvam dharmasammudhachetahyach chhreyah syan nischitam bruhi tan mesishyas te'ham sadhi mam tvam prapannam
artinya :
hati lemah, pikiranku kacau balautentang tugas kewajiban, aku bertanya pada-Mu
terangkanlah kepadaku dengan pasti mana lebih baikaku murid-Mu, pada-Mu kuberlindung, tunjukkan padaku!
Arjuna kini tidak saja merasa putus asa, kecemasan, bimbang ragu tetapi juga mengharap sepenuhnya kepada petunjuk dari Guru-nya. Kepada Krisna diharapkan cahaya terang. Kebenaran yang dapat menyebkan ia bisa melihat mana yang benar dan
mana yang salah.Perkataan nischitam berarti: untuk jelasnya atau untuk pastinya.
(8) na hi prapasyami mama panudyad
yach chhokam uchchhosanam indriyaanamavapya bhumav asapatnam riddhamrajyam suranam api cha 'dhipatyam
artinya :
sebab, aku tidak melihat yang dapatmengenyahkan duka ini mematikan pancaindriaku
walaupun seandainya aku mendapat kekayaan dan kekuasaantiada taranya dibumi dan kedaulatan atas kayangan
arjuna tidak menginginkan apa-apa selain melepaskan jiwanya dari agoni yang sangat menyiksanya. Konflik jiwanya harus
disembahkan dan harus mencapai kesadaran baru yang menyeluruh
(9) sanjava uvacha:
evam uktva hrishikesamgudakesah paramtapamna totsya iti govindam
uktva tushnim babhuva haartinya :
sanjaya berkata: setelah menerangkan kepada Krisna Gudakesa berkata kepada Gowinda:
"aku tidak hendak bertempur"dan kemudian diam tertegun
26
Bhagavadgitha Bebel
dengan berkata "aku tidak hendak bertempur". Arjuna telah memutuskan dalam hatinya tanpa menunggu penadapat dan
nasehat Gurunya. Tetapi dengan keadaannya terdiam (tushnim babhuva) suara kebenaran akan dapat didengar. Disinilah Sri
Bagawan (Krisna) mendapat kesempatan untuk menyampaikan ajaran-ajaranya kepada Arjuna yang ada dalam keadaan
menderita tekanan jiwa dari agoni yang sangat berat. Gudakesa = Arjuna dan Gowinda = Krisna.
(10) tam uvacha hrishikesah
prahasann iva bharatasenayor ubhayor madhyevishidantam idam vachah
artinya :
dalam keadaan duka nestapanyaditengah-tengah kedua pasukkan, oh Barata
dengan agak tersenyum Hrisikesaberkata kepadanya seperti ini:
barat disini adalah maharaja Dristarastra. Dalam sloka ini, Hrisikesa (Krisna) dinyatakan tersenyum, bagaikan cahaya kilat
yang menerangi gumpalan awan gelap yang terbayang pada wajah Arjuna. Senyuman Krisna ini adalah sebagai kunci pembuka hati Arjuna untuk menerima ajaran-ajaran suci
daripadanya supaya membedakan antara jiwa atau rokh dan badan jasmani ini.
(11) sribhagavan uvachaasochyan anvasochas tvamprajnavadams cha bhahase
gatasun agatasums chana nusochanti panditah
artinya :
Sri Bagawan berkata:Engkau berduka bagi mereka yang tak patut kau sedihi
Namun engkau bicara tentang budi pekertiOrang budiman tidak akan bersedih
Baik bagi yang hidup maupun yang mati
Dalam versi Kashmir baris kedua dari sloka ini berbunyi pra jnavat na abhibhashase yang berarti: engkau berbicara tidak
sebagai seorang cendikiawan.
(12) na tv eva 'ham jatu na 'sam
27
Bhagavadgitha Bebel
na tvam ne 'me janadhipahna chai 'va na bhavishyamah
sarve vayam atah paramartinya :
tidak pernah ada saat dimanaaku, engkau dan para raja ini tidak ada
dan tidak akan ada saat dimanakita berhenti ada, sekalipun sesudah ini
sudah barang tentu yang dimaksudkan Krisna dalam sloka ini "aku, engkau dan para raja" bukanlah badan jasmani, melaikan jiwa yang ada didalam badan jasmani masing-masing, yamng
merupakan bagian terkecil daripada jiwa Alam Semesta. Karena ketidaktahuanlah jiwa individu-individu terbungkus oleh badan
jasmani yang terbatas ini merupakan multi ego, seolah-olah terpisah dari kosmos ego. Jiwa yang telah mencapai kelepasan, bersatu dengan jiwa kosms, atau kosmos ego, sedangkan jiwa
yang tidak menemui kelepasan mengembara dari satu kelahiran ke-kelahiran lain, selalu terkungkung oleh badan jasmani, dalam
bentuk multi ego.
(13) dehino 'smin yatha dehe
kaumaram yauvanam jaratatha dehantarapaptir
dhiras tatra na muhyatiartinya :
setelah memakai badan ini dari masakecil hingga muda dan tua
demikian jiwa berpindah kebadan lainia yang budiman tidak akan tergoyahkan.
Manusia memang ditakdirkan untuk hidup melaui masa kecil, masa muda dan masa tua, serta melalui kelahiran dan kematian
dan tidak langgeng. Tetapi jiwa yang ada didalamnya tidak mengalami perubahan. Hanya jasmaninyalah yang tidak kekal.
(14) matrasparsas tu kauntenya
sitoshnaskhaduhkhadahagamapayino 'nityas
tams titikshasva bharataartinya :
hubungan dengan benda jasmaniah, oh Arjunamenimbulkan panas dan dingin, senang dan duka
28
Bhagavadgitha Bebel
dan semua ini datang dan pergi, tidak abadikarena pikullah, wahai Kuntipura.
Sesungguhnyalah sikap senang dan duka ini ditentukan oleh kekuatan dan badan jasmaniah kita. Tidaklahg benar bahwa
seseorang pasti akan bersenang kalau ia mengalami sukses dan bersedih kalau ia menemui kegagalan. Orang dapat mempunyai sikap yang sama sempurna terhadap keduanya; sebab keakuan-lah yang sebenarnya menikmati atau menderita akibat kebiasaan
tersebut. Keakuan ini akan terus berbuat demikian selama jiwa dikungkung oleh badan-jasmani ini, dan tergantung kepada
pengetahuan dan tindakkan jiwa itu sendiri, tetapi apabila jiwa ini mencapai kelepasan, maka kesadaran menjadi terang, dan ia akan menerima segala sesuatunya (panas dan dingin suka dan
duka) dengan tenang dan sempurna, karena ia tahu bahwa semua itu akan datang dan pergi.
(15) yam hi na vyathayanty ete
purusham purusharshabhasamaduhkhasukham dhiram
so 'mritatvaya kalpateartinya :
orang yang tidak tergoyahkan inioh Arjuna, yang tetap dalam duka
dan senang, yang teguh imanpatut hidup kekal abadi
hidup kekal abadi adalah berbeda dengan yang dialami oleh semua mahkluk hidup didunia ini, ia melebihi hidup dan mati,
tidak dihinggapi senang dan duka, panas dan dingin, tidak diganggu oleh segala macam kejadian. Hidup kekal abadi ini
adalah kesempurnaan kesadaran akan satunya jiwa dengan Jiwa Alam Semesta yang langgeng.
(16) na 'sato vidyate bhavo
na bhavo vidyate satahubhayor api drishto 'ntas tv
anayos tattvadarsibhihartinya :
apa yang tiada, tak akan pernah adaapa yang ada tak akan pernah berhenti
keduanya hanya dapat dimengertioleh orang yang melihat kebenaran
29
Bhagavadgitha Bebel
perkataan sat berarti ada atau nyata dan saat berarti tiada atau tak nyata. Dalam sloka ini sat dimaksudkan jiwa dan asat adalah badan jasmani. Jadi yang nyata adalah jiwa dan yang tak nyata
adalah badan jasmani, sebab dalam jangka waktu tertentu badan jasmani tidak tinggal sama, dan sebaliknya yang nyata akan
tetap tinggal sama. Seluruh gejala phenomena didunia ini adalah tidak pernah kekal, tiada tinggal sama, sebab itu adalah tak
nyata. Jiwa itulah nyata!
(17) avinasi tu tad viddhi
yena sarvam idam tatamvinasam avyayasya 'syana kashcid kartum arhati
artinya :
ketahuilah yang melingkupi semua initidak dapat dihancurkan
tidak seorangpun dapat dimusnahkanDia, yang tidak mengenal kemusnahan
Perkataan tatam berarti melingkupi, mencakupi. Dia yang melingkupi semua ini adalah Jiwa atau Atman.
(18) antavanta ime deha
nityasyo 'ktah saririnah
anasino 'prameyasya
tasmad yudhyasva bharata
artinya :
badan jasmani yang membungkus Diayang langgeng, tiada terhancurkan
dan tiada terbatas akan habissebab itu bertempurlah, wahai Barata
disini Barata dimaksudkan Arjuna sendiri. Perkataan aprameya berarti tidak terbatas, tidak dapat diukur, dan perkataan sariri
berarti jiwa yang sejati dari tiap individu yang tidak dapat dipikirkan sebab tidak dapat dikenal dengan ilmu pengetahuan
yang biasa.
(19) ya enam vetti hantaram
30
Bhagavadgitha Bebel
yas chai 'nam manyate batamubhau tau na vijanito
na 'yam hanti na hanyateartinya :
ia yang mengira Dia sebagai pembunuhdan Dia yang percaya Dia dapat dibunuh
adalah kedua-duanya dungu,sebabDia tidak pernah membunuh dan dibunuh
(20) na jayante mriyate va kadachin
na 'yam bhutva bhavita va na bhuyahajo nityah sasvato 'yam puranona hanyante hanyamane sarire
artinya :
Dia tidak pernah lahir dan matiJuga setelah ada tak'kan berenti ada
Da tidak terlahirkan, kekal, abadi dan selamanyaDia tidak mati dikala badan jasmani mati
Krisna mencoba mengungkapkan kepada Arjuna perbedaan antara jiwa dan bukan jiwa (badan jasmani), yang dalam istilah
Samkhya disebut purusha dan prakriti, dimana jiwaitu tidak mengenal lahir, hadir, tumbuh, berubah, rusak dan mati seperti
benda-benda dan mahkluk hidup biasa.
(21) veda 'viasinam nityam
ya enam ajam avyayamkatham sa purusha parthakam ghatayati hanti kam
artinya :
yang mengetahui Dia yang tak termusnahkanlanggeng, tanpa lahir, tidak berubah
bagaimana ia bisa, oh Partamembunuh dan menyuruh membunuhnya?
(22) vasamsi jirnani yatha vihaya
navani grihnati naro 'paranitatha sarirani vihaya jirnanyanyani samyati navani dehi
artinya :
31
Bhagavadgitha Bebel
ibarat orang menanggalkan pakaian lamadan mengantikannya dengan yang barudemikian jiwa meninggalkan badan tua
dan memasuki jasmani yang baru
jiwa yang langgeng tidak berpindah-pindah dari satu tempat ketempat yang lain, tetapi jiwa yang terbelenggu bergerak dari satu badan kebadan yang lain. Tiap kelahiran membawa badan
(anna), hidup (prana) dan pikiran (manah) yang terbentuk daripada materia lam menurut evolusinya dimasa yang kan
datang. Apabila badan jasmani menjadi tua dan hancur, maka manah sebagai pembalut jiwa itu merupakankesadaran baginya untuk berpindah-pindah dari satu badan kebadan lainnya, yang disebut inkarnasi atau numitis. Inkarnasi atau numitis ini adalah
hukum alam, dan hubungan ini adalah objektif dalam evolusi alam semesta.
(23) nai 'nam chhindati sastani
nai 'nam dahati pavakah na chai 'nam kledayanty apo
na soshayati marutahartinya :
senjata tidak dapat melukai Diadan api tidak dapat membakar-Nyaangin tidak dapat mengeringkan Diadan air tidak dapat membasahi-Nya
perkataan Dia dan Nya dalam sloka ini sama dengan jiwa.
(24) achchhedyo 'yam adahyo 'yam
akledyo 'soshya eva chanithyah sarvagatah sthanur
achalo 'yam sanatanahartinya :
dia tidak dapat dilukai, dibakarjuga tidak dapat dikeringkan dan dibasahi
Dia adalah abadi, tiada berubahTidak bergerak, tetap selama-lamanya
(25) avyakto 'yam achintyo 'yam
avikaryo 'yam uchayatetasmad evam viditvai 'nam
32
Bhagavadgitha Bebel
na 'nusochitum arhasiartinya :
Dia dikatakan tidak termanisfestasikanTidak dapat dipikirkan, tidak berubah-ubah
Dan mengetahui halnya demikianEngkau hendaknya jangan berduka
Jadi jiwa itu dikatakan mengatasi segala elemen materi, kekal abadi, dan tidak terpikirkan. Oleh karenanya jiwa tidak dapat
menjadi subjek maupun objek daripada tindakan atau pekerjaan. Dengan lain perkataan, jiwa itu tidak terkena akibat daripada perobahan-perobahan yang dialami oleh pikiran, hidup dan badan jasmani. Semua bentuk ini bisa berubah, datang dan
pergi, tetapi jiwa itu tetap langgeng untuk selamanya.
(26) atha chai 'nam nityajatam
nityam va manyase mritamtatha 'pi tvam mahahahonai 'nam schitum arhasi
artinya :
seandainya engkau berpikir bahwadia terus-menerus lahir dan mati
namun, oh Pahlawan Bersenjata Saktiengkau hendaknya jangan berduka.
Perkataan mahabaho berasal dari mahantam babu yasya (tvam) dan berarti "yang bersenjata sakti (perkasa)". Yang dimaksudkan dengan perkataan ini ialah Arjuna sendiri. Dalam sloka ini, demi
untuk argumentasi agar jelas bagi Arjuna, Krisna mempergunakan perumpamaan dari segi jasmaniah, yaitu :
seandainya jiwa ini memang dapat lahir dan mati namun arjuna tidak patut bersedih. Sebab, kalau kedudukan itu sudah
dilenyapkan, maka dosa, neraka dan sorga tidak akan ada lagi kelak sesudah hidup ini.
(27) Jatasya hi dhruvo mrityur
Dhruvam janma mritasya chaTasmad aparriharye 'rtheNa tvam sochitum arhasi
Artinya :
Bagi yang lahir kematian sudahlah tentuBagi yang mati kelahiran adalah pasti
33
Bhagavadgitha Bebel
Dan ini tiada terelakanKarenanya engkau tak patut bersedih
Walaupun kematian itu tidak dapat dielakkan, namun tidakla berarti kita harus membenarkan pembenuhan, bunuh diri dan peperangan. Kita tidak bisa dengan sengaja mengharapkan
kematian orang lain dengan alasan bahwa semua orang akan mati. Benarlah hidup ini diakhiri kematian, semua kemajuan akan
lenyap, dan tidak sesuatupun yang tetap kekal dilihat dari segi kesementaraannya, namun kesadaran jiwa yang sempurna dapat menjadi kenyataan, dan perkembangan menuju inti tujuan hanya tergantung pada soal waktu dan kejadian-kejadian kosmos dalam
dunia ini.
(28) avyaktadini bhutani
vyaktamadhyani bharataavyaktanidhananany eva
tatra ka paridevanaartinya :
makluk pada mulanya tidak kelihatanhanya kelihatan pada waktu pertengahan
dan menghilang pada akhirnyakenapa mesti bersedih, oh Batara?
Maksud Krisna dalam sloka ini adalah untuk menjelaskan bahwa apa yang dikatakan mahkluk itu, yang pada mulanya dan pada
akhirnya tidak ada, hanyalah merupakan ilusi pada pertengahannya, yamh oleh karenanya tidak boleh dibiarkan
mempengaruhi jiwa kita.
(29) ascharyavat pasyati kaschid enam
ascharyavad vadati tathai 'va cha 'nyahascharyavach chai 'nam anyah srinoti
srutva 'py enam veda na chai 'va kascihitartinya :
ada orang telah melihat kebesan-Nyayang lain bicara tentang keagungan-Nya
juga ada yang mendengar tentang kemuliaan-Nyatetapi tak seorang, setelah mendengar, mengerti-Nya
hanya sedikit sekali yang telah melihat, mendengar dan berbicara tentang dia, karena hanya sedikitlah orang yang merelakan dirinya untuk menjalani disiplin diri, keyakinan
34
Bhagavadgitha Bebel
membaja dan merelakan diri berbuat kebajikkan tanpa menharapkan buahnya. Walaupun banyak orang yang
mempunyai keinginan untuk memiliki kebenaran abadi ini, namun mereka menderita kebimbangan dan kelemahan. Biarpun
seandainnya mereka tiada merasa bimbang, namun kebanyakkan daripada mereka tidak sanggup menderitanya
dalam mencari kebenaran tersebut.
(30) dehi nityam avadhyo 'yam
dehe sarvasya bharatatasmat sarvani bhutani
na tvam sochitum arhasiartinya :
penghuni badan setiap orang semuatidak akan dapat dibunuh
karenanya, oh Barata, jangan dukaatau kematian mahkluk apapun
dalam sloka ini Karisna kembali menyatakan betapa jiwa atau Atman itu sebagai penghuni badan jasmani ini tidak bisa
dibunuh. Yang hanya dapat dibunuh adalah badan jasmani, sebab itu krisna menganjurkan kepada Arjuna supaya bertempur
sebagai Ksatria
(31) svadharmam api chaa 'vekshya
na vikampitum arhasidharmyad dhi yuddhach chhreyo 'nyat
kshatriyasya na vidyateartinya :
apalagi sadar akan kewajibanmuengkau tidak boleh gentar
bagi ksatria tiada kebahagian lebih besardaripada bertempur menegakkan kebenaran
perkataan swadharma berarti: budi-pekerti pribadi seseorang yang tepat menurut kawajiban hidupnya sendiri
swadharma.Arjuna adalah sebagai kesatria, yang mempunyai tugas kewajiban unytuk bertempur demi kebenaran, yaitu
membela tanah air, bangsa dan agama.
(31) yadrichchhaya cho 'papannam
35
Bhagavadgitha Bebel
svargadvaram apavritamsukhinah kshatriyah parthalabhante yuddham irisam
aretinya :
berbaringlah para ksatria, oh Partadapat kesempatan untuk beretempur
tanpa dicari-cari baginyapintu sorga telah terbuka
(32) atha chet tvam imam dharmyam
samgramam na karishyasitatah svadharmam kirtim cha
hitva papam avapsyasiartinya :
tetapi jika engkau tiada melakukanperang menegakkan kebenaran ini
meninggalkan kewajiban dan kehormatanmu,maka dosa papalah bagimu
(33) atha chet tvam imam dharmyam
samgramam na karishyasitatah svadharmam kirtim cha
hitva papam avapsyasiartinya :
tetapi jika engkau tiada melakukan perang menegakkan kebenaran ini
meninggalkan kewajiban dan kehormatanmu,mana dosa-papalah bagimu
sesunguhnya yang dimaksudkan dengan perkataan perang dan ksatria dalam sloka-sloka ini adalah mengandung pengertian
yang lebih mendalam dan bersifat spirituil. Perang menegakkan kebenaran disini dimaksudkan lebih dari membela tanah air,
bangsa dan agama.yaitu pergulatan bathin antara yang benar dan yang salah. Mereka yang menghindarinya karena perasaan
palsu, lemah dan takut akan dosa. Demikian pula yang dimaksud dengan ksatria disini bukanlah asal kelahiran atau keturunan
ethnologi melainkan psikophisik seseorang yang memiliki sifat-sifat dan pengertian akan svadharma.
(34) akirtim cha 'pi bhutani
36
Bhagavadgitha Bebel
kathayishyanti te 'vyayamsambhavitasya cha 'kirtir
maranad atirihyateartinya :
orangkan terus membicarakan nama burukmudan bagi orang yang terhormat
kehilangan kehormatan sungguh itulebih buruk daripada kematian
(35) bhayad ranad uparatam
mamsyante tvam maharathahyesham cha tvam bahumato
bhutva yasyasi laghavamartinya :
para pahlawan besar akan mengiraengkau, pengecut lari dari pertempuran
dan mereka yang pernah memujaengkau, merendahkan dengan penghinaan
(36) avachyavadams cha bahun
vadishyanti tava 'hitahnindatas tava samarthyamtato dunkhataram nu kim
artinya :
banyak caci maki dilontarkan kepadamuoleh mereka musuh-musuhmu
menjelekkan dan menghina kekuatanmu,adakah yang lebih sedih dari itu?
(37) hato va prapsyasi svargam
jitva va bhokshyase mahimtasmad uttishtha kaunteyayuddhaya kritanischayah
artinya :
andaikata tewas, engkau 'kan pergi kesorgaatau kalau menang , engkau 'kan nikmati dunia
maka itu bangkitlah, kunti putrabulatkan tekad, bertempur maju
37
Bhagavadgitha Bebel
setelah mengungkapkan kebenaran yang tertinggi, yaitu Jiwa atau Atman, dan ketidak-kekalan badan jasmani,Krisna
selanjutnya dalam sloka-sloka diatas menerangkan tugas kewajiban seorang ksatria, baik dilihat dari segi kebenaran
metaphisika ataupun kewajiban sosial pada umunya. Jelaslah kepada kita, bahwa adalah mungkin untuk mencapai
kesempurnaan yang lebih tinggi dengan jalan melakukan tugas-kewajiban kita atas dasar kebenaran.
(38) sukhaduhkhe same kritva
labhalabhau jayajayautato yuddhaya yujyasva
nai 'vam papam avapsyasiartinya :
dengan menganggap suka dan dukalaba rugi, menang dan kalah, sama
kemudian terus maju bertempurengkau tiada melakukan dosa
walaupun Arjuna telah menyatakan bahwa ia tidak menginginkan kemenangan, kesenangan duniawi dan kekuasaan yang tidak
terbatas (seperti dalam sloka I.32 dan II.8), namun Krisna disini bermaksud untuk menjelaskan suatu methode dan bukan
mengharapkan agar dia menginginkankan sorga dan kebahagian duniawi, dan bhwasannya hanya dengan semangat dan
keyakinan yang menyatakan suka dan duka, menang dan kala itu sama, maka Dia dapat melakukan tugas kewajibannya dalam
situasi dimana ia berada dengan tanpa ikatan pada keinginan memperoleh hasilnya. Dengan jalan demikian Karma dapat dilaksanakan dengan tanpa menambah bebanya, dan jalan
menuju kelepasan dapat ditempuh.
(39) esha te 'bhihita samkhye
buddhir yoge tv imam srinubuddhya yukto yaya paarthakarmabandham prahasyasi
artinya :
itulah bagimu ajaran Sankhyadan kini dengarkanlah ajaran yoga
bila engkau bersedia menerimanya, oh Partaengkau akan terlepas dari ikatan Karma
38
Bhagavadgitha Bebel
dalam Bab ini ada dua bagian yang terpisahkan walaupun sesungguhnya kedua bagian tersebut merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu bagian pertama mengandung ajaran-ajaran Sankhya dan bagian kedua berisikan ajaran-ajaran
yoga. Dalam ajaran Sankhya. Krisna mengungkapkan kepada Arjuna pengertian tentang jiwa, atau purusha, atau Atman, yang
mengatasi segala element materiil, kekal-abadi dan yang berbedah dengan badan jasmaniah yang tidak kekal atau selalu
berubah-ubah;ajaran yoga, atau lebih jelasnya Karmayoga, menguraikan pengetahuan tentang Atman yang tidak dapat dimusnahkan dan kekal abadi yang harus diterapkan kepada
sikap, tindakkan dan kerja yang nyata untuk membebaskan-Nya dari ikatan kelahiran dan kematian. Sikap, tindakkan dan kerja yang bagaimana?. Yaitu sikap, tindakkan dan kerja yang tidak
mempunyai motif kepentingan diri pribadi dan tidak mengharapkan hasilnya.
Karmayoga adalah ajaran-ajaran yang mengungkapkan agar Atman dibebaskan dari ikatan karmabandham (ikatan hasil kerja)
Dalam bagian kedua bab ini (slika-sloka berikutnya). Krisna menguraikan kepada Arjuna bagaimana Yoga itu harus
dilaksanakan dalam prakteknya.
(40) ne 'ha 'bhikramanaso 'sti
pratyavayo na vidyatesvalpam apy asya dharmasya
trayate mahato bhayatartinya :
dalam hal ini tiada hal sia-siatiada rintangan tidak teratasiwalau sedikit dari dharma ini
akan membebaskan cengraman ngeri
dalam Karmayoga setiap sikap, tindakkan dan kerja tidak ada yang hilang dan sia-sia, dan semua usaha akan meninggalkan
nilai kebersihan dan kesucian jiwa setiap individu yang melaksanakan sikap, tindakan dan kerjanya benar-benar tanpa motif kepentingan diri pribadi dan harapan akan buah hasilnya. Tetapi sebaliknya, apabila sikap, tindakkan dan kerja semata-mata penuh didasarkan atas motif kepentingan diri sendiri dan mengharapkan akan buah dan hasilnya, maka skumulasi karma akan terus bertambah dan ikatan kelahiran dan kematian akan bertambah kuat. Inilah yang dimaksudkan dengan cengkraman
ngeri (mahato bhayat).,
39
Bhagavadgitha Bebel
(41) vyasayatmika buddhir
eke 'ha kurunandanabahusakha by anantas chaboddhayo 'vyavasayinam
artinya :
yang pikirannya bulat, kurunandanamenjurus kearah satu tujuan
tetapi yang masih ragu-ragu, pikirannyabercabang dan tiada habis-habisnya
pikiran bulat, diarahkan menuju suatu tujuan membutuhkan latihan dan konsentrasi yang harus dipertumbuhkan.
(42) yam imam pushpitam vacham
pravadanty avipaschitahvedavadaratah partha
na 'nyad asti 'ti vadinahartinya :
kata-kata muluk dan menarikdiucapkan oleh orang-orang munafik
menikmati apa yang tersurat dalam Vedadan berkata "tiada lain hanya ini!", oh Parta
(43) kamatmanah svargapara
janma karma phala pradamkriya visesha bahulam
bhogaisvaryagatim pratiartinya :
nafsu pribadi dan sorga jadi tujuanmemberikan inkarnasi sebagai pahal
dan mereka mengajarkan aneka warna upacarauntuk memperoleh kenikmatan dan kekuasaan
dalam kedua sloka tersebut diatas. Krisna menunjukkan kepada Arjuna kekeliruan orang-orang yang mengatakan dirinya guru dengan mengajarkan pengikut-pengikut memperoleh pahala, kesenangan+kekayaan+kekuasaan, dengan jalan upacara-
upacara beraneka warna seperti tercantum dalam kitab-kitab suci Weda. Ini bukanlah dimaksudkan oleh Krisna.
(44) bhogaisvarya prasaktanam
40
Bhagavadgitha Bebel
taya 'pahritachetasamvyavasayatmika buddhihsamadhau na vidhiyate
artinya :
mereka yang pikirannya terpengaruhikeinginan akan kenikmatan dan kekuasaan
terjebak oleh ajaran-ajaran demikiantak terpusatkan, tidak patut untuk samadi
dengan perkataan samadhi dimaksudkan pemusatan pikiran kepada kesadaran akan adanya Brahman (Yang Langgeng dan
Maha Tahu) yang diperoleh dengan jalan meditasi terus-menerus dan mendalam. Orang yang pikirannya selalu diburu oleh
kekayaan, kenikmatan dan kekuasaan tidak mungkin dapat dipusatkan. Oleh karenanya tidak mungkin dapat bersamadhi.
(45) traigunya vishaya veda
nistraigunyo bhava 'rjunanirdvandvo nitya sattvastho
niryogakshema atmavanartinya :
Veda menguraikan tentang triguna, ArjunaBebaskan dirimu daripadanya, juga dari dualisme
Pusatkan pikiranmu kepada kesucianLepaskan dirimu dari duniawi, bersatu dengan Atman
Yang dimaksudkan dengan triguna adalah sattva, rajas dan tamas,sedangkan guna berarti sifat, atribut dan karakter
daripada prakriti atau alam atau badan jasmaniah. Dalam hal ini Krisna hendak menjelaskan kepada Arjuna bahwa prakriti atau
benda jasmaniah memiliki tiga sifat, antribut dan karakter, yaitu sattva, rajas dan tamas. Sattva berarti sifat, antribut dan
karakter yang cerdas, terang bersih, bahagia, tenang. Rajas berarti sifat, atribut dan karakter yang lincah, campur baur,
bernafsu, susah, gelisah. Tamas berarti sifat, atribut dan karakter yang tolol, gelap, kotor, pulas dan mati. Jadi benda atau badan
jasmaniah ini memiliki salah satu daripada guna tersebut.
Krisna mengharapkan agar Arjuna membebaskan diri daripada ketiga (tri) macam guna tersebut diatas, atau dengan perkataan
lain, membebaskan dirinya daripada ikatan sifat, atribut dan karakter badan jasmaniah ini. Juga ikatan dari dualisme, yaitu
baik dan buruk, senang dan suka, panas dan dingin dan sebagainya.
41
Bhagavadgitha Bebel
(46) yavan artha udapane
sarvatah samplutodaketavan sarveshu
brahmanasya vijanatahartinya :
seperti sebuah kolam didaerah banjirdigenang air dimana-manademikian kitab suci Veda
bagi brahmana yang arif-bijaksana
dalam sloka ini Krisna memberikan suatu perbandingan bahwa seseorang yang telah memiliki pengetahuan tentang atman pada
dirinya, maka tiada perlu lagi baginya melakukan persembahyangan dan upacara-upacara seperti tercantum
dalam kitab-kitab suci Weda, seperti halnya kalau sudah ada air dimana-mana maka tidak dibutuhkan lagi untuk membuat kolam.
(47) karmany eva dhikaras te
ma phaleshu kadachanama karmaphala hetur bhurma te sango 'stv akarmani
artinya :
kewajiban kini hanya bertindakbekerja tiada mengaharapkan hasil
jangan sekali phala menjadi motifmujangan pula bediam diri jadi tujuaanmu
dalam sloka ini bukanlah dimaksudkan bahwa "bekerja tanpa mengharapkan hasil", orang lalu bersikap ingkar dari segala
tujuan bekerja, seperti digambarkan dalam contoh berikut ini : seorang petani yang dengan rajin mengerjakan sawahnya, ketika
padinya telah menguning dan masak dituai, karena mengharapkan hasilnya, ia sendiri lalu membakar habis padinya.
Bukan ini yang dimaksudkan! Tujuan yang tertinggi dari seseorang adalah bekerja dan bertindak untuk melepaskan jiwanya menuju pembebasab abadi, bersatu dengan Atman.
Berdiam-diam atau masa bodo terhadap kewajiban dan tanpa bertindak atau bekerja adalah juga bukan dimaksudkan. Sebab, baik bekerja dengan mengharapkan pahalanya maupun masa bodo terhadap kewajiban kedua-duanya berarti membiarkan
yang tidak habis-habisnya.
42
Bhagavadgitha Bebel
(48) yogasthah kuru karmani
sangam tyaktva dhanamjayasiddhyasiddhyoh samo bhutva
samatvam yoga uchyateartinya :
pusatkan pikiranmu pada kesucianbekerjalah tanpa menghiraukan pahala, Dananjaya
tegaklah pada kesuksesan maupun kegagalansebab, keseimbangan jiwa adalah yoga
perkataan samatvam berarti penguasaan diri, keseimbangan jiwa. Dia yangdsapat menguasai dirinya, memiliki keseimbangan jiwa, menundukkan rasa peka, amarah, ambisi dan keangkuhan.
(49) durena hy avaram karma
buddhi yogad dhanamjayabuddhau saranam anvichchha
kripana phala hetevahartinya :
rendahlah derajat kalau hanya kerjatanpa disiplin budi, oh Dananjaya
serahkanlah dirimu pada Yang Maha TahuKasihan yang mengharap pahala dari kerja.
(50) buddhi yukto jahati 'ha
ubhe sukrita dushkritetasmad yogaya yujyasvayogah karmasu kausalam
artinya :
orang yang bersatu dengan budi sucibersikap bebas terhadap baik dan kejioleh karenanya, laksanakanlah yoga
sebab yoga-lah mahatahu dalam kerja
orang yang mengerti karmayoga mencapai status yang lebih tinggi dimana ia terbebas dari dualisme, baik dan buruk. Ia tiada lagi mempunyai motif pribadi atas segala kerja yang dilakukan,
dan oleh karennya ia terbebas dari sgala keburukkan dan kejahatan. Pikirannya seimbang, bening, tiada lagi diwarnai oleh
sifat, atribut dan karakter yang dimiliki badan jasmaniahnya.
43
Bhagavadgitha Bebel
(51) karmaja buddhiyukta hi
phalam tyaktva manishinahjamabandha vinirmuktah
padam gachchanty anamayamartinya :
orang yang jiwanya bersatu dengan Yang Maha Tahutiada lagi mengharapkan pahala dari kerjannya
membebaskan diri dari ikatan kelahiranmencapai tempat dimana duka nestapa tiada
orang yang terlepas dari ikatan kelahiran dan mencapai tempat yang tenang dimana tidak terasa lagi duka-nestapa disebut
moksha. Moksha tidak pula dicapai walaupun seseorang masih hidup didunia kita ini, Moksha ini adalah kelepasan.
(52) yada te mohakalilam
buddhir vyatitarishatitada gantasi nirvedam
srotavyasya srutasya chaartinya :
apabila pikiranmu telah terbebakandari bayangan ilusi duniawi
engkau akan bersikap netral padaapa yang engkau telah dengar da akan dengar nanti
(53) srutivi pratipanna te
yada sthasyati nischalasamadhav achala buddhis
tada yogam avapsyasiartinya :
bila pikiranmu, yang dikacaukan srutitenang tidak tergoyahkan lagi
tetap seimbang dalam samadhiitu berarti engkau mencapai yoga
kata-kata srotavya sruta dan sruti dalam kedua sloka diatas ini berarti : apa yang telah didengar, apa yang harus didengarkan
dan apa yang telah didengarkan. aDapun yang dimaksud dengan sruti (apa yang sedang didengarkan) dalam sloka diatas adalah
kitab-kitab suci Weda. Bagi orang yang telah mencapai kesadaranjiwa dan telah menyerahkan dirinya kepada Atman,
44
Bhagavadgitha Bebel
maka ia tiada lagi membutuhkan kitab-kitab suci. Ia telah berada ditingkat yang lebih diatas daripada itu.
(54) arjuna uvacha:
sthitaprajnasya ka bhashasamadhisthasyta kesava
shitadhih kim prabhashetakim asita vrajeta kim
artinya :
Arjuna bertanya:Apakah tandanya orang arif-bijaksanadan Dan teguh iman untuk samadi, Oh kesawa
Betapa pula caranya berbicaraCara duduk, atau berjalan?
Dalam sloka ini ada dua hal yang ditanyakan oleh Arjuna kepada Arjuna. Pertama, Arjuna ingin menegetahui bagaimana ciri-
cirinya seseorang yang telah meyerahkan dirinya kepada Atman dikala ia bersamadi. Kedua, Arjuna ingin mengetahui betapa pula pengaruh kesadaran jiwanya terhadap tindak tanduk dan sikap
hidupnya sehari-hari. Kesawa = Krisna.
(55) sribhagavan uvacha:prajahati yeda kaman
sarvan partha manogatanatmany eva 'tmana tushtahsthitaprajnas tado 'chyate
artinya :
Sri Bagawan berkata:Jika seseorang dapat melenyapkan, oh Parta
Segala nafsu yang timbul dalam hatinyaDan puas hanya dengan baktinya kepada Atman
Maka ia disebut orang teguh beriman
Perkataan kamah berarti segala macam nafsu yang dapat memuaskan pancaindria manusia. Orang yang selalu ingin
memuaskan nafsunya, selalu berusaha memburu sasarannya, objeknya. Sesungguhnya orang yang dalam keadaan demikian,
bukannya nafsunya yang terkejar, melainkan hatinya tertangkap oleh objek nafsunya, tidak ubahnya sebagai ular yang dibungkus kulitnya sendiri. Jadi, orang yang dapat melepaskan dirinya dari hawa nafsu, dikatakan sebagai ular yang mengelupas kulitnya.
(56) duhkheshv anudvignamanah
45
Bhagavadgitha Bebel
sukheshu vigatasprhahvita raga bhaya krodha
sthitadhir munir uchyateartinya :
yang tidak sedih dikala dukatidak melonjak kegirangan dikala bahagai
bebas dari nafsu, takut dan amarahia disebut orang suci teguh beriman
perkataan muni berarti orang yang sedang bersamadi. Nafsu, takut dan amarah adalah godaan yang jahat terhadap jiwa
seseorang, sedangkan suka dan duka merupakan komponen daripada nafsu. Orang yang telah memutuskan dalam hatinya untuk melakukan meditasi dan berusaha melepaskan diri dari nafsu, takut dan amarah, lambat laun tiada lagi merasakan
akibat daripada suka dan duka. Dan pada suatu saat ia merasakan duka dan duka itu adalah sama. Pada waktu itulah ia telah dapat menguasai dirinya, menguasai godaan nafsu, takut
dan amarah yang mulanya telah mengepung dia.
(57) yah sarvatra 'nabhisnehas
tat-tat prarya subhasubham
na 'bhinandati na dveshti
tasya prajna pratishthita
artinya :
yang tidak keinginan apapun juatiada lagi hiraukan senang atau duka
walau kebahagian atau kesedihan dihadidinamakan memiliki kesimbangan jiwa
apabila kebahagian yang dihadapi, hendaknya jangan berlaku dipuji-puji, demikian pula sebaliknya kalau kesedihan yang
dihadapi, hendaknya jangan dimaki-maki setengah mati. Ibarat bunga mekar dan kemudian layu, hendaknya diterima seadanya,
jangan hanya diwaktu mekar disanjung-sanjung, tetapi dikala layu dibuang, ditendang jauh-jauh. Demikianlah orang memiliki keseimbangan jiwa menghadapi suka dan duka itu dengan sikap
yang sama.
(58) yada samharate cha 'yam
46
Bhagavadgitha Bebel
kurmo 'ngani 'va sarvasah
indriyani 'ndriyarthebhyas
tasya prajna pratishthita
artinya :
ibarat penyu menarik kaki kedalam tubuhnyaia menarik semua pancaindrianyadari segenap objek keinginannya,
demikian jiwanya mencapai keseimbangan
(59) vishaya vinivartante
niraharasya dehinah
rasavarjam raso 'py asya
param drishtva nirvartate
artinya :
orang dapat mengekang hawa nafsunyadan seleranya lenyap, tapi kerinduaanya tetap
dan kerinduan ini pun akan lenyapbila Yang Maha Tahu menampakkan dirinya
hawa nafsu memang mungkin dapat dikekang dan objek keinginan akan dilenyapkan, dibuang jauh-jauh. Tetapi orang
yang dapat mengekang hawa-nafsunya, belum tentu menyapu kerinduaan terhadap objek keinginannya dari dalam hatinya.
Maka itu, pengekangan tidak saja terhadap pancaindria, tetapi juga terhadap jiwa, sehingga jiwa itu bersatu dengan Atman. Dan
bila jiwa berdatu dengan Atman, maka Yang Maha Tahu akan menampakkan diri-Nya.
(60) yatato hy api kaunteaya
purushasya vipaschitah
indriyani pramasabham manah
artinya :
walaupun ia adalah seorang budimantelah berusaha sekuat tenaga, Kuntiputra
47
Bhagavadgitha Bebel
namun pancaindrianya yang liarakan menyeret jiwanya dengan paksa
(61) tani sarvani samyamyam
yukta asita matparah
vase hi yasye 'ndriyani
tasya prajna pratishtthita
artinya :
setelah dapat menguasai semua ituia harus duduk memusatkan pikiran pada-Ku
sebab, yang dapat mengendalikan pancaindrianyadinamakan memiliki keseimbangan jiwa
ku dalan sloka ini adalah sama dengan Yang Maha Tahu dalam sloka 59. Disini Krisna menjelaskan kepada Arjuna, bahwa tanpa
pemusatan pikiran dan pengabdian jiwa terhadap Brahman (Yang Maha Esa), segala usaha seseorang akan sia-sia. Disiplin jiwa, bukan hanya pemusatan pikiran dan pengekangan hawa nafsu
tetapi juga harus disertai dengan kemauan keras dan pengabdian yang terus-menerus.
(62) dhyayato vishayan pumsah
sangas teshu pajayatesangat samjayate kamah
kamat krodho 'bhijayate
artinya :
bila orang memikirkan duniawi selalumaka keinginan daripadanya lahirdan keinginan ini timbulah nafsu
dan dari nafsu itu bangkitlah amarah
nafsu adalah kekuatan lahiriah yang tidak ada bandingannya. Orang bisa mencapai kemegahan dan kemewahan setinggi langit
justru karena nafsu tiu. Demikian pula orang bisa terpelanting dan terjerumus kedalam jurang kesengsaraan dan kehinaan. Dan
nafsu yang tidak mencapai sasarannya menimbulkan marah yang berkobar-kobar. Nafsu pasti menimbulkan ketenangan dan
keseimbangan jiwa.
48
Bhagavadgitha Bebel
(63) krodhad bhavati sammohah
sammohat smritivibrahramah
smritibrahmsad biddhonaso
buddhinasat pranasyati
artinya :
dari amarah timbulah kebingungandari kebingungan hilang ingatan
hilang ingatan menghancurkan pikirankehancuran pikiran membawa kemusnahan
seperti dijelaskan dalam sloka terdahulu, hawa nafsu membangkitkan amarah. Dalam sloka ini dijelaskan oleh Krisna bahwa amarah adalah pangkal kemerosotan psiko seseorang.
Emosi kemarahan ini menyeret jiwa seseorang kedalam kebingungan ini membungkus inteleknya. Sehingga kekuataan
pikiran yang dipancarkan oleh intelek ini tertutup. Secara psikologis, orang itu dikatakan hilang ingatan. Hal ini dikuti oleh
kekusutan (kehancuran) pikiran. Pikiran yang kusut tidak lagi mempunyai kekuatan membedakan dan tidak pula rasional.
Pikiran yang tidak rasional inilah meluruskan jalan keruntuhan moral. Inilah yang dimaksudkan kemusnahan seseorang
bukanlah ia lalu mati dalam artian jasmani, sebab kenyataan lahiriah biasa menunjukkan bahwa orang yang hidup penuh
diliputi hawa nafsu sehari-hari kelihatan segar bugar.
Demikianlah Krisna menguraikan degradasi atau kemerosotan moral itu yang pankal mulanya berasal dari pikiran, yang secara
halus dan tidak sadar menyusup kedalam jiwa.
(64) raga dvesha viyuktais tu
vishayan indriyais charan
atmavasyair vidheyatma
prasadam adhigachchati
artinya :
tetapi orang yang teguh berimanwalau hidup ditengah-tengah benda duniawi
49
Bhagavadgitha Bebel
tetap menguasai nafsunya, bebas dari suka & bencimencapai kedamaian dalam jiwanya
(65) prasade sara duhkhanam
hanir asyo 'pajayate
prasanna chetaso hy asu
buddhih paryavatishthate
artinya :
dalam jiw ayang bersih heningsegala derita-kesengsaraan jadi sirnapikiran orang berjiwa bersih demikianbersemayam teguh dalam ketenangan
demikian orang yang membebaskan dirinya dari macam gangguan emosi lambat-laun mencapai keseimbangan yang
cocok benar untuk samadi.
(66) na 'sti buddhir ayuktasya
na 'cha 'yuktasya bhavana
na 'cha 'bhavayatah santir
asantasya kutah sukhan
artinya :
yang melepas hawa-nafsu, tak punya kekuatan jiwajiwa lemah tidak dapat memusatkan pikiran
tanpa pemusatan pikiran tak mungkin ada ketenangandan tanpa ketenangan , dimanakah ada kebahagian?
(67) indriyanam hi charatam
yan mano 'nuvidhiyate
tad asya harati prajnam
vayur navam iva 'mbhasi
artinya :
50
Bhagavadgitha Bebel
bila pikiran hanyut dalam pancaindriapenegertian baik juga terbawa olehnya
ibarat angin topan melandaperahu hanyut dalam samudera
kontras dengan sloka 64. Dalam sloka ini dijelaskan betapa posisi seorang yang berpikiran dan pengertian baiknya terbawa hanyut oleh nilai-nilai keinginan pancaindrianya. Keinginan atau hawa-nafsu yang selalu bergerak dengan kuatnya (bila orang tiada
teguh iman) dapat mnegombang-ambingkan jiwa, seperti diibaratkan sebuah perahu dalam sloka ini.
(68) tasmad yasya mahabaho
ningrihitani sarvasah
indriyani 'ndriyarthebhyas
tasya prajna pratishthita
artinya :
karenanya orang yang dapat mengendalikanpancaindriannya dari segala nafsunya
objek keinginannya, oh Mahabahuialah jiwanya, mencapai keseimbangan
ini bukanlah berarti bahwa pancaindria itu dapat diputuskan dari nafsu dan objek keinginan seseorang. Ia hanya dapat
dikendalikan dan ditaklukan oleh kemauan jiwa yang kuat. Mahabahu berarti: yang bersenjata perkasa (sakti) dan yang
dimaksudkan adalah Arjuna (lihat sloka 26). Disini dimaksudkan : arjuna yang bersenjatakan memtal yang perkasa.
(69) ya nisa sarvabhutanam
tasyam jagarti samyami
yasyam jagrati bhutuni
sa nisa pasyato munch
artinya :
apa yang gelap bagi mahkluk sekalianadalah terang bagi m yang mengetahui Atman
51
Bhagavadgitha Bebel
apa yang siang bagi mahkluk sekalianadalah malam bagi yang mengetahui Atman
bagi orang dan mahkluk lainnya kebenaran abadi adalah gelap, tetapi bagi Munu (yaitu orang yang mengetahui Atman),
kebenaran abadi adalah terang benderang. Ia dapat melihat apa yang masih gelap bagi orang biasa. Demikianlah perbedaan
pandangan orang biasa dengan orang yang mengetahui Atman terhadap kebenaran abadi dalam hidup ini.
Selanjutnya, bagi orang biasa siang hari adalah waktu untuk melakukan segala macam aktivitas untuk mencapai kesenangan
hidup dalam dunia ini : tetapi bagi Muni kebahagian ini hanya dapat diperoleh diwaktu malam sepi, dimana hiruk-pikuk dan sktivitas manusia sudah tidak ada lagi, hal mana yang sangat cocok untuk melakukan samadi. Jiwanya terjaga dikala orang
biasa membangunkan panca indrianya bagi segala objek hawa-nafsu dalam hidup ini.
(70) apuryamanam achala pratishtham
samudram apah pravisanti yadvad
tadvad kama yam pravisanti sarve
sa santim apnoti na kamakami
artinya :
ibarat sungai mengaliri samuderawalau tetap diisi air namun tetap tenang
demikian orang berjiwa tenang mencapai kedamaiantetapi bukan orang yang melepas hawa-nafsu
samudera yang luas tidak terpengaruh sama sekali oleh aliran air dari beribu-ribu sungai yang bermuara ditepinya. Demikianlah
halnya orang yang telah menemukan kedamaian dalam jiwanya tidak terpengaruh oleh reaksi-reaksi jahar dari nafsu yang
dihasilkan oleh objek kesenangan duniawi yang silih berganti melintas depanya selama hidupnya didunia ini.
(71) vihaya kaman yah sarvan
pumams charatinihhsprihah
nirmamo nirahamkarah
52
Bhagavadgitha Bebel
sa santim adhigachchati
artinya :
orang yang mengenyahkan semua nafsunyadan melangkah bebas tanpa keinginan
enyah dari perasaan "aku" dan "punyaku"mencapai kedamaian dalam jiwanya
(72) esha brahmi sthitih partha
nai 'nam prapya vimuhyati
sthitva 'syam antakale ;pi
brahmanirvanam richchhati
artinya :
inilah tingkat kesucian, oh Partadia yang telah sampai ditingkat iniwalau maut tiba, tiada bingung lagi
dan mencapai nirwana bersatu dengan Brahman
orang yang telah melemparkan jauh-jauh hawa nafsu, tiada lagi mempunyai keinginan dan perhitunagn akan sesuatu untuk
kebesaran atau keagungan dirinya sendiri. Ia tiada lagi mempunyai rasa ke-aku-an dan tiada memiliki benda jasmaniah
sebagai kepunyaannya.
Dalam keadaan demikianlah ia disebut mencapai samtim, kedamaian, yaitu lenyapnya semua suka dan duka dalam
kehidupan didunia kita ini.
Didalam evolusinya, ia lalu mencapai nirvana, kesempurnaan. Dalam kitab suci Dhammapada, Gautama Budhha menjelaskan
seperti berikut : "kesehatan adalah keberuntungan yang terbesar, kepuasan (dalam kesederhanaan) adalah kekayaan yang paling melimpah-limpah, keyakinan adalah kawan sejati dan nirwana adalah kebahagian yang tertinggi". Inilah artinya
nirwana.
Oranng yang mencapai nirwanaadalah mencapai tempat Brahman Yang Maha Tunggal, Yang Absolut, Jiwa Yang Maha
Agung, dan tinggal selam-lamanya distu bersama-Nya. Tempat ini disebut Brahmanirwana.
53
Bhagavadgitha Bebel
Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu brahmavidyayamYogasastre srikrishnarjuna samvade
Samkhyayogo nama dvitiyo 'dhyayah
Maka berakhirlah bab kedua Upanishad BhagavadgitaMengenai ilmu penegtahuan tentang Yang Maha Esa
Kitab suci Yoga dan dialog antara Sri Krisna dan Arjuna yng berjudul SMKHYAYOGA
III. PERCAKAPAN KETIGA
KARMAYOGA
Arjuna bertanya bhwasanya kalau memang benar ilmu pengetahuam lebih mulia daripada tindakkan (kerja), mengepa harus melakukan tindakan-tindakan kejam membunuhi sanak
keluarga?. Dalam bab ketiga ini Krisna memberi jawaban : tindakan (kerja) adalah merupakan hukum alam.
Bekerja seperti telah diwajibkan dengan kebaktian dan pengabdian kepada Brahman, tanpa megharapkan keuntungan
pribadi demi kesejahteraan dan kebahagian sesama umat manusia. Dan melakukan kewajiban sendiri walaupun dengan
54
Bhagavadgitha Bebel
tidak sempurna lebih baik daripada kewajiban orang lain walaupun dikerjakan dengan sempurna. Inilah disiplin hidup.
Tindakkan digerakkan oleh hukum-alam ini dan bukan oleh jiwa yang ada dalam badan jasmaniah ini. Sifat alam menimbulkan amarah dan nafsu yang dapat menyebabkan orang terikat oleh
keinginan akan pahala kerja.
Maka itu, janganlah sampai tertipu oleh sifat alam ini, tetapi berhenti bekerja berarti melawan hukum alam dan dunia kan
hancur.
Tunjukkanlah segala tindakkan kepada Brahman, bebas dari keinginan nafsu dann ke-aku-an, enyahkan rasa gentas dan
bertempur, beri contoh kepada yang lebih bodoh!
IV. Percakapan Ketiga
(1) arjuna uvacha:
iyayasi chet karmanas te
mata buddhir janardana
tat kim karmani ghore mam
niyojayasi kesava
artinya :
Arjuna bertanya:Wahai Janardana, kalau Engkau berpikir
Bahwa ilmu pengetahuan lebih mulia dari tindakkanMelakukan tindakkan kejam ini, oh kesava?
(2) vyamsrene 'va vakyena
buddhim mohayasi 'va me
tad ekam vada nischita
yana sreyo 'ham apnuyam
artinya :
uraian-Mu agak kacau membingungkan pikirankudari itu, katakanlah kepadaku dengan pasti
55
Bhagavadgitha Bebel
satu-satunya jalan yang dapat kutempuhuntuk mencapai kebahagian abadi
arjuna berpendapat bahwa berperang, bertempur saling bunuh-membunuh adalah ghore, kejam, buas dan kasar. Walaupun bagi seorang ksatria membunuh dalam peperangan itu adalah suatu
kewajiban, namun Arjuna menolak untuk berbuat demikian sebab hatinya tiada tega melakukan kekejaman tersebut, apalagi
untuk membunuh anak kandangnya sendiri.
Uraian Krisnadalam Bab II tiada mudah ditangkap oleh Arjuna, yang menyebabkan ia salah mengerti. Ia bertambah bingung
menangkap ajaran krisna seolah-olah Sri Bagawan menyatakan bahwa bekerja untuk memperoleh penghargaan adalah lebih
rendah derajatnya daripada bekerja tanpa keinginan dan kepentingan pribadi, dan ilmu pengetahuan tanpa tindakkan
adalah lebih baik daripada tindakkan atau kerja.
Kalau memang cara ilmu pengetahuan lebih baik untuk mencapai kebahagian abadi daripada kerja? Lebih-lebih tindakan
untuk membunuh dalam peperangan. Demikian pertanyaan Arjuna, dan ia mengharapkan benar-benar petunjuk yang pasti
dari Guru-nya.
(3) sribhagavan uvacha:
loke 'smin dvividha nishtha
pura prokta maya 'nagha
jnanayogena samkhyanam
karmayogena yoginam
artinya :
Sri Bagawan berkata:Telah kukatakan sejak dahulu, oh Anagha
Ada dua disiplin dalan hidup iniJalan ilmu penegtahuan bagi cendikiawan
Jalan tindakkan, kerja bagi karyawan
Seperti dalam ilmu-psikologi dewasa ini, Krisna menjelaskan kepada Arjuna, bahwa memang pada umumnya ada dua macam
pencari kebenaran abadi ini, yaitu mereka yang mencari kebenaran abadi dengan jalan ilmu pengetahuan dan
kerohanian, dan mereka yang mencari kebenaran dengan jalan
56
Bhagavadgitha Bebel
pengabdia dan kerja sehari-hari tanpa menghitung-hitung pahala yang akan diperoleh. (anagha seperti orang yang tidak bersalah; disini dimaksudkan Arjuna, sebab ia belum mengerti). Baik orang
menempuh jalan tersebut memberi effek yang sama terhadap usaha mencapai kebahagian abadi itu. Kedua jalan tersebut
tidaklah ekslusif sama sekali, melainkan pada suatu tingkatan usaha, kedua-duanya isi-mengisi.
Kedua-dua jalan itu sama nilainya. Jalan kerja ditempuh oleh orang biasa dalam kehidupannya sehari-hari, sedangkan jalan ilmu pengetahuan ditempuh oleh mereka yang jiwanya telah
diterangi dengan ajaran-ajaran kerohanian.
(4) na karmanam anarambhan
naishkarmyam purusho 'snute
na cha samnyasanad eva
siddhim samadhigachchhati
artinya :
orang tidak akan mencapai kebebasankarena diam tiada bekerja,
juga ia tak-kan mencapai kesempurnaankarena menghindari kegiatan kerja
memang ada anggapan bahwa untuk mencapai kebebasan, orang harus menghentikan segala kerja dan kegiatan lainnya,
agar bebas sama sekali dari hasil kerja tersebut. Demikian pula untuk mencapai kesempurnaan, orang hasrus menghindari
segala kegiatan kerja, agar pahala tidak mendatangkan, seperti halnya aksioma yang mengatakan ada saksi pasti ada reaksi. Jadi
ada kerja pasti ada hasilnya, baik atau buruk.Bukankah itu yang dimaksudkan Krisna! Kebebasan yabg
dimaksudkan adalah bukan bebas tanpa kerja, melainkan bebas dari ikatan belenggu kerja itu sendiri. Dan kesempurnaan yang
dimaksudkan adalah bukan menghindari kegiatan kerja, melainkan menghindari nafsu keinginan untuk memperoleh
pahala daripada hasil kegiatan kerja itu sendiri.
(5) na hi kaschit kshanam api
jatu tishthaty akarmakrit
karyate hy avasah karma
57
Bhagavadgitha Bebel
sarvah parkkitijair gunaih
artinya :
tidak seorang pun tidak bekerjawalaupun untuk sesaat jua
karena dengan tiada berdaya manusiadibuat bertindak oleh hukum alam
selama manusia hidup didunia ini, ia tidak bisa menghindarkan diri dari tindakkan atau kerja. Berfikir adalah suatu tindakkan kerja. Berjalan, berbuat sesuatu dan sebagainya adalah suatu
tindakkan atau kerja. Orang tidak akan dapat menghindarinya, ia tidak bisa lari dari tindakkan ini, dari sifat atau hukum prakriti
(alam, benda jasmaniah).
Hanya dia yang mengetahui atman bisa terbebas dari belenggu nafsunya, tidak mengetahui Atman dan akan selalu dibelenggu
oleh hukum alam ini.
(6) karmendriyani samyamya
ya aste manasa smaran
indriyarthan vimudhatma
nithyadharah sa uchyate
artinya :
yang duduk, mengontrol pancaindrianyatetapi pikirannya terus mengenang kenikmatan,
sebenarnya bingung, menipu dirinyadan dinamakan seorang hipokrat
orang munkin menutup matanya supaya tidak melihat yang indah-indah atau cantik-cantik, orang mungkin menutup
mulutnya supaya tidak makan yang enak-enak atau nikmat-nikmat, tetapi kalau membiarkan pikirannya dan keinginannya tidak terkontrol, maka ia gagal dalammeresapkan arti disiplin
hidup ini. Demikian pula, orang mungkin dapat menahan pikiran dab keinginannya, tetapi kalau membiarkan alam pancaindrianya (mata, mulut, telinga dan sebagainya) berkeliaran, maka ia tidak
mengerti sesungguhnya apa arti disiplin hidup ini.
Pengekangan alat pancaindria adalah sebagai pendahuluan daripada kontrol pikiran dan keinginan, atau dengan perkataan
58
Bhagavadgitha Bebel
lain, kontrol jasmaniah adalah pendahuluan daripada kontrol rokhaniah.
(7) yas tv indriyani manasa
niyamya 'rabhate 'rjuna
karmendriyaih karmayogam
asaktah sa visihyate
artinya :
tetapi orang yang dapat mengendalikanpancaindrianya dengan pikiran, oh Arjuna
dan bekerja tanpa mementingkan diriia itu adalah orang utama
pengendalian pancaindria oleh pikiran perlu sekali untuk membersihkan jiwa dari hawa-nafsu dan keinginan. Pengontrolan
alat pancaindria bukanlah berarti menghentikan kegiatan atau tindakkan dan kerja. Pengendalian atau pengontrolan ini penting
sekali bagi pemusatan pikiran untuk menjuruskan segala kegiatan dan pancaindria kearah tindakkan dan kerja yang baik
dan benar.
Dengan tindakkan dan kerja yang baik dan benar selanjutnya pikiran dapat dipusatkan untuk pekerjaan dan pengabdian yang lebih sempurna tanpa kepentingan diri sendiri. Tindakkan dan
kerja yang demikian inilah dapat membebaskan jiwa dari belenggu prakriti (alam, benda jasmaniah).
(8) niyatam kuru karma tvam
karma iyayo hy akarmanah
sarirayatra 'pi cha te
na prasidhyed akarmanah
artinya :
bekerjalah seperti yang telah ditentukansebab bekerja lebih baik dari tak kerja
kalau engkau tidak bekerjakalau sehari-haripun tidak mungkin
59
Bhagavadgitha Bebel
perkataan niyatam berarti: pekerjaan yang telah ditentukan. Maksud sloka ini adalah, bahwa tiap-tiap orang dalam hidup
mempunyai tugas pekerjaan yang telahditentukan sesuai dengan bakat dan pilihannya sejak ia masih kecil. Sebagai seorang Guru, Krisna mengharapkan agar Arjuna bekerja dan bertindak seperti
apa yang telah ditentukan baginya sebagai seorang ksatria.
(9) yajnarhat karmano 'nyatra
loko 'yam karma bandhanah
tadartham karma kauteya
mukta sngah samachara
artinya :
kecuali untuk tujuan berbaktidunia ini dibelenggu oleh hukum kerja
karenalah bekerjalah demi baktitanpa kepentingan pribadi, oh Kuntipura
perkataan yajna berarti : bakti pengabdian, persembahaan dan yajnartha berarti : semua pekrjaan, nasehat Krisna kepada Arjuna, harus dilaksankan dengan semangat pengabdian,
berbakti kepada Yang Maha Esa. Walaupun dunia ini (termasuk juga manusia) dibelenggu oleh hukum kerja, namun kalau kerja
itu dilaksanakan dengan motif kepentingan diri sendiri, melainkan demi berbakti dan mengabdi, mak belenggu itu tidak
lagi mempunyai kekuatan mengekang.
(10) sahayajnah prajah srishtva
puro 'vacha prajapatih
anena prasavishya dhvam
esha vo 'stv ishta kamadhuk
artinya :
dahulukala Prajapati menciptakan manusiabersama bakti persembahannya dan berkata:
dengan ini engkau akan berkembang biakdan biarlah ini jadi sapi perahmu
60
Bhagavadgitha Bebel
perkataan prajah berarti : manusia, rakyat, dan perkataan prajapati berarti : pencipta atau Brahman. Perkataan kamadhuk berarti : sapi kepunyaan indra yang dapat memenuhi keinginan manusia. Jadi kisahnya, pada waktu Brahman, Yang Maha Esa
menciptakan manusia, ia diberi kekal oleh-Nya seekor sapi kepunyaan Indra untuk diperas susunya. Berbarengan dengan
lahirnya manusia itu, lahir pula tugas pekerjaannya untuk berbakti kepada-Nya. Tetapi oleh karena sapi indra itu dapat
dipenuhi sehingga ia lupa kepada bakti persembahannya. Demikianlah kisahnya.
(11) devan bhavayata 'nena
te deva bhavayantuvah
parasparan bhavayantah
sreyah param avapsyatha
artinya :
dengan ini, pujalah Dewatasemoga Dewata memberkahi engkaudengan saling menghormati begini
engkau mencapai kebajikan tertinggi.
Perkataan devan berarti : Devata yaitu kekuatan-kekuatan yang bercahaya yang mengatur fungsi kosmos (alam semesta) ini dalam evolusinya. Untuk mudahnya, ia digambarkan sebagai
mahkluk yang lebih tinggi daripada manusia.
Krisna mengajarkan kepada Arjuna dokrim yang menyatakan bhwa manusia harus memuja atau menghormati Dewata, yaitu
yang tiada lain daripada kekuata-kekuatan yang mengatur fungsi kosmoskita ini,, sebagai pernyataan terima kasih manusia yang menghormati kekuatan-kekuatan tersebut, berarti mngerti akan tugas dan kewajiban hidupnya. Dan barang siapa mengerti akan
tugas kewajibannya akan mencapai kebajikan yang tertinggi. Disini memuja atau menghormati Dewata seperti diterangkan
diatas bukanlah persoalan polytheisme atau monotheisme seperti sering diinterpretasikan oleh kaum sarjana atau cerdik pandai. Sebab Dewata atau kekuatan-kekuatan yang mengatur
fungsi kosmos itu tiada lain daripada bagian Brahman, Yang Maha Esa, yang absolut, seperti halnya jiwa manusia adalah
bagian daripada jiwa Yang Tunggal
(12) ishtan bhogan hi vo deva
61
Bhagavadgitha Bebel
dasyante yajna bhavitah
tair datt apradayai 'bhyo
yo bhunkte stena eva sah
artinya:
sebab, dengan pujaanmu Dewataakan memberkahi kebahagian bagimu,
dia yang tidak membalas rahmat inikepada-Nya, sesungguhnya adalah pencuri
(13) yajna sishtasinah santo
muchyante sarva kilbishaih
bhunjate te ty agham papa
ye pachanty atma karanat
artinya :
yang baik makan setelah upacara baktiakan terlepas dari segala dosa,
tetapi menyediakan makanan lezat hanya bagi sendirimereka ini, sesungguhnya makan dosa.
Seperti telah diterangkan diatas (lihat sloka 90, yajna berarti bakti, pengabdian atau persembahan. Dalam kategorinya, yajna
itu dapat dibagi sebagai berikut : (a) Brahma-yajna-berbakti kepada Brahman, Yang Maha Esa, (b) deva-yajna-berbakti
kepada para Dewata, yaitu kekuatan-kekuatan yang mengatur fungsi kosmos ini, (c) Pitri-yajna-berbakti kepada nenek moyang dan orang tua, (d) Nri-yajna-memberikan sedekah kepada yang miskin dab sengsara, dan (e) Bhuta-yajna-memberikan makan
kepada binatang.
Melakukan yajna kepada mereka yang tersebut diatas itu adalah menjadi tugas manusia dalam hidup ini. Inilah yang dinamakan
kerja atau tindakkan. Setiap pembaktian atau pemberian kepada mereka harus dilakukan dengan hati suci dan semangat
pengorbanan.
Menurut Krisna. Orang yang baik dan berbudi luhur mendahulukan pembektian ini daripada kebutuhannya sendiri, dan berdosalah orang yang hanya ingat kepada dirinya sendiri
62
Bhagavadgitha Bebel
menyediakan makanan yang lezat-lezat tanpa ambil pusing terhadap yajna-yajna yang harus dilakukannya.
(14) annad bhavanti bhutani
parjanyad annasambhavah
yajnad bhavanti parjanyo
yajnah karma samudbhavah
artinya :
karena makanan, mahkluk hidupkarena hujan makanan tumbuh
karena persembahan hujan turundan persembahan lahir karena kerja
(15) karma brahmodbhavam viddhi
brahma 'kshara samudbhavan
tasmat sarvagatam brahma
nityam yajne paraishthitam
artinya :
ketahuilah, kegiatan kerja lahir dari Brahman dan Brahman datang dari Yang Maha Esadari itu, Brahman yang melingkupi semua
selalu ada disekitar persembahan
dalam kedua sloka diatas ini jelas dilukiskan ajaran tentang hubungan antara kerja, berbakti (persembahan) hidup dan
Brahman, yang merupakan suatu prinsip daripada sebab dab akibat pencipta manusia seperti tercantum dalam sloka 10.
Benarlah kiranya kalau direnungkan dari segi ilmu pengetahuan biasa, kerja yang melahirkan persembahan mendatangkan hujan.
Contoh yang mudah dapat dimengerti misalnya, dimana tanah tandus, pohon-pohonan tidak ada, maka hujan pun tidak turun.
Tetapi kalau tanah-tanah tandus ini dikerjakan dengan semangat pengabdian dan persembahan, ditanami pohon-pohonan
sehingga menjadi hutan, maka hujanpun akan turun. Dengan adanya air mahkluk akan hidup. Dan hidup adalah berakar pada
63
Bhagavadgitha Bebel
Brahman, Yang Abadi. Jadi hidup dan kerja itu berkisar dalam lingkaran persembahan (yajna).
(16) evam pravatitam chakram
na 'nuvartayati 'ha yah
aghayur indriyaramo
mogham partha sa jivati
artinya :
yang tak-ikut memtar roda hidup ini selalu hidup dalam dosa
menikmati kehendak hawa-nafsunyaoh Parta, ia hidup sia-sia
dalam sloka ini Krisna ingin menjelaskan bahwa manusia individu dan kosmos semesta ini adalah bergantung satu sama lain. Hidup individu manusia dan hidup kosmos semesta saling bergantungan. Ia yang bekerja hanya untuk dirinya sendiri
adalah sia-sia, karena putaran roda hidup adalah disebabkan adanya kerjasama antara manusia dan mahkluk lain yang lebih
suci. Demi kerjasama ini perlu adanya persembahan.
(17) yas tv atmaratir eva syad
atmatriptas cha manavah
atmany eva cha samtushtas
tasya karyam na vidyate
artinya :
tetapi mereka yang selalu mengabdi Atmandan puas akan segala rahmat-Nya
hidup bahagia begini dengan Atmantiada lagi ikatan kerja baginya
mereka yang hidup penuh dengan semangat berbakti dan rela berkorban, serta menerima apa saja sebagai rahmat-Nya,
terbebas dari belenggu ikatan kerja, yang membuat mereka bersatu dengan Yang Maha Semesta.
(18) nai 'va tasya kritena 'rtho
64
Bhagavadgitha Bebel
na 'kritene 'ha kaschana
na cha 'sya sarvabhuteshu
kaschid arthavyapasravah
artinya :
tiada lagi ia menharapkan hasil kerjanyajuga tak merasa kehilangan tanpa bekerjatiada lagi ia tergantung kepada siapapununtuk maksud memperoleh objek apapun
(19) tasmad asaktha satatam
karyam karma samachara
asakto hy acharan karma
param apnoti purushah
artinya :
dari itu laksanakanlah segala kerjasebagai kewajiban tanpa harap keuntungan
sebab kerja tanpa keuntungan pribadimembawa orang ke-kebahagian tertinggi
dalam tingkatan, kerja dilakukan orang adalah paling mulia apabila ia dilaksanakan tanpa tujuan untuk memperoleh pahala
bagi kepentingan diri pribadi. Demikian pula pekerjaan yang disertai dengan persembahan sebagai tanda berbakti, jauh lebih
mulia daripada pekerjaan yang mengangkat orang pada penyucian dan kesempurnaan pikiran dan jiwanya.
(20) karmanai 'va hi samsiddhim
asthita janakadyah
loka samgraham eva 'pi
sampasyan kartum arhasi
artinya ;
dengan berja demikian, janakadan yang lainya mencapai kesempurnaan
65
Bhagavadgitha Bebel
demi kebahagian dan kemanusian diduniaengkau juga harus laksanakan kewajibanmu
perkatan loka samgraha berarti : pengemban kemanusiaan didunia. Disini Krisna memberi contoh orang-orang berjiwa besar
yang telah melaksanakan kewajiban hidup mereka untuk kebahagian serta kemanusian dengan jalan menyelamatkan
dunia dari kondisi materiil dan moral. Dalam hubungan ini Krisna menyebut nama Raja Janaka.
Janaka adalah raja dari negeri Mithila, ayah dari Sita dewi dan mertua dari Sri rama. Namanya sering disebut-sebut sebagai
seorang acharya, sebagai contoh dalam soal-soal membawakan kebahagian bagi rakyatnya dan memupuk rasa kemanusiaan
yang agung pada jamannya. Janaka sendiri dalam masa hidupnya mencapai kesadaran jiwa dan kebahagian abadi
dengan segala aktivitas kerjanya, tanpa motif-motif kepentingan diri pribadinya, tidak henti-hentinya sampai saatnya terakhir.
Rasa "aku" dan "punyaku" tidak ada lagi padanya. Ketika istananya dan segala isi dalam istanan itu musnah terbakar, ia
berkata : "Tiada satupun punyaku terbakar".
(21) yad-yad acharati sreshthas
tad-tad eve 'taro janah
sa yat pramanam kurute
lokas tad anuvarrtate
artinya :
apa saja yang dilakukan orang besarorang lain akan mengikutinya
contoh apa saja yang diberikannyaseluruh dunia akan menurutinya
orang biasa akan selalu mengikuti jejak orang-orang besar dari jaman dahulukala. Orang-orang besar ini memang telah
dilahirkan untuk membawa cahaya bagi pikiran dan rakyat biasa dalam menempuh hidup mereka didunia ini. Ada yang lahir sebagai Bagawan, ada pula sebagai Awatara, dan ada pula
sebagai Nabi.
(22) yadi by aham na varteyam
trishu lokeshu kimchana
66
Bhagavadgitha Bebel
na 'navaptam avaptavyam
varta eva cha karmani
artinya :
tiada sesuatu yang harus Kukerjakantiada sesuatu yang harus dicapai
oleh-Ku dalam ketiga dunia ini, oh Partanamun Aku tetap melaksanakan kerja
(23) yadi hy aham na varteyam
jatu karmany atandritah
mama vartma 'nuvartante
marushyah partha sarvasah
artinya :
sebab, Parta, apabila aku tiadaselalu bekerja tiada kecapaian,
manusia dimana-mana dalam segalahal akan mengikuti jejak-Ku
(24) utsideyur ime loka
na kuryam karma ched aham
samkarasya cha karta syam
upahanyam imah prajah
artinya :
jika aku berhenti bekerjadidunia ini akan hancur lebur
dan aku jadi pencipta keruntuhanmemusnahkan manusia ini semua
(untuk mengetahui ketiga dunia yang dimaksudkan dalam sloka 22 diatas, baca sloka 1.35). dalam ketiga sloka diatas, sebagian
Bagawan atau Rasul Yang Maha Tahu absolut, krisna menyatakan bahwa ia sendiri tidak lagi mempunyai kepentingan apa-apa kecuali membentuk dan mengarahkan kegiatan hidup manusia menuju kekesempurnaan dan kebahagian abadi serta
67
Bhagavadgitha Bebel
menjaga dan memelihara dunia ini dari keruntuhan dan kemusnahan, dan ketidak adilan.
(25) saktah karmany avimso
yatha kurvanti bhatara
kuryad vidvams tatha 'saktas
chikirshur loka samgraham
artinya :
seperti orang dungu bekerja karena pahalademikianlah harusnya orang pandai bekerjatetapi tanpa kepentingan pribadi, oh Partamelainkan untuk kesejahteraan manusia
(26) na buddhi bhedam janayed
ajnanam karma sanginam
joshayet sarva karmani
vidvan yuktah samacharan
artinya :
janganlah mereka yang bijaksanamembingungkan yang bodoh bekerja bernafsu
melainkan membiarkannya semua bekerjasambil memberi contoh bekerja berbakti
(Barata = Arjuna) dalam kedua sloka ini Krisna hendak memperingatkan kepada kita bahwa mereka yang pandai dan
bijaksana hendaknya jangan membingungkan dan melemahkan keyakinan mereka yang mempunyai pengetahuan sederhana
terhadap kerja mereka dalam hidup ini. Sebab, walaupun mereka bodoh semua pada dasarnya mempunyai rasa tanggung jawab kepada kerja, pangabdian dan kecintaan. Elemen-elemen inilah
merupakan fondasi keyakinan mereka. Mungkin karena ketidaktahuan mereka terkadang timbul gejala-gejala yang sukar
diteloransikan. Oleh karenanya mereka harus dituntun bukti perbuatan ketja yang nyata sehingga mereka menyontohnya.
Ketahuilah bahwa keyakinan mereka adalah lebih luas dan mendalam daripada kepercayaan mereka. Dan mengangkat
moral serta budipekerti tidaklah dapat dilakukan dengan jalan
68
Bhagavadgitha Bebel
meloncat tiba-tiba melainkan setapak demi setapak ketempat yang lebih tinggi.
(27) prakriteh kriyamanani
gunaih karmani sarvasah
ahamkakara vimudhatma
karta 'ham iti manyate
artinya :
setiap gerak kerja disebabkan oleh gunatetapi orang yang pikirannya bingungkarena diliputi oleh rasa ke-aku-annya
berpikir : "aku inilah pelaksananya"(28) tattvavit tu mahabaho
guna karma vibhagayoh
guna guneshu vartanta
iti matva na sajjate
artinya :
tetapi mereka yang tahu, oh Mahabahuperbedaan antara jiwa dan sifat guna
sadar bahwa guna hanya mempengaruhi gunadan bebas dari ikatan pahala kerja
(29) prakkriter guna sammudhah
sajjamte guna karmasu
tan akritsnavido mandan
kritsnavin na vichalayat
artinya :
mereka yang tertipu sifat gunaterikat pada keinginan yang dihasilakn olehnya
tetapi yang mengerti jangan sampai menyesatkanmereka yang pengetahuannya tiada sempurna
69
Bhagavadgitha Bebel
(Mahabahu = Arjuna Untuk mengetahui istilah guna, baca sloka II.45). guna adalah batas kebebasan manusia yang diperoleh dari
kelahiran dan lingkungan yang mempunyai kekuatan membelenggu. Pengalaman hidup seseorang dapat menambah
atau mengurangi akumulasi kekuatan belenggu guna ini. Pengalaman ini diperoleh daritindakkan atau kerja selama
hidupnya, seperti halnya proses kosmos semesta ini adalah akibat (hasilnya) adalah diperbuatannya sendiri. Tetapi orang
yang mengerti dapat membebaskan dirinya dari belenggu guna ini yang berarti pula bebas dari ikatan hasrat mengejar pahala
kerja.
(30) mayi sarvani karmani
samnyasya 'dhyatmachetasa
nirasir nirmamo bhutva
yudhyasva vugatajvarah
artinya :
tunjukkan semua kerjamu kepada-Kudengan pikiranmu terpusat pada Atman
bebas dari nafsu keinginan dan ke-aku-anenyahkan rasa gentar dan, bertempurlah!
Seperti dalam sloka-sloka 22, 23 dan 24. Krisna kini menyatakan dirinya bukan hanya sebagai Rasul atau Nabi, melainkan sebagai
penjelmahan daripada Brahman, Jiwa atau Atman sendiri, dan menasehatkan kepada Arjuna supaya menyerahkan dan
mendedikasikan jiwanya kepada Atman, yang bersemayam dalam tubuhnya. Dengan jalan penyerahan dan pengabdian
serupa ini, Arjuna akan dapat menyadari bahwa dirinya adalah sebagai alat belaka sedangkan pelaksanaannya adalah Atman sendiri. Dalam kondisi demikianlah rasa takut dapat dihapus.
(31) ye me matam idam nityam
anutishhanti manavah
sraddhavanto 'nasuyanto
munhyante te 'pi karmabhih
artinya :
70
Bhagavadgitha Bebel
mereka yang selalu mengikuti ajaran-Kudengan penuh keyakinan serta
bebas dari tetek bengek kebendaanjuga bebas dari belenggu kerja
(32) ye tv etad abhhyasuyanto
na 'nutishthanti me matam
sarvajnana vimudhams
viddhi nashtan achetasah
artinya :
mereka yang telah mencela ajaran-Kubukan hanya tidak mengikutinya
juga tidak berperasaan dan hilang kepercayaanketahuilah, mereka buta akan kebajikan
(33) sadrisam cheshtate avasyah
prakriter jnanavan api
nigrahah kim karishyati
artinya :
manalkala orang bijaksana berbuatmenurut sifat0sifat kebijaksanaannya
semua mahkluk menurut sifatnya pula,apakah yang dapat diselesaikan dengan paksa
memang Krisna mengakui bhwa banyak orang yangtidak mengikuti, malaham mencela, ajarannya. Hal ini dapat dijelaskan sebab-sebabbya yang terletak pada sikap orang masing-masing,
baik yang pandai maupun yang bodoh. Pada mereka ini, kekuatan belenggu prakriti yang termanifestasikan dalam sifat
guna menjadi sifat mereka sendiri. Maka itu sering orang mengatakan : "Aku tidak dapat melakukan hal ini, sebab tidak sesuai dengan sifat-sifatku". Demikian kuat belenggu prakriti sehingga orang tidak mungkin dipaksa lagi. tEtapi ini bukan
berarti bahwa apa yang dinyatakan dalam sloka-sloka II.61 dan II.68 tidak dapat dilakukan. Tenaga dan pikiran manusia harus
dapat diarahkan untuk mencapai pengekangan hawa-nafsu sampai pada saat terakhirnyapun (apabila perlu), sebab
71
Bhagavadgitha Bebel
kemajuan bukan kemunduran dan penyucian bukan penodaan menjadi sifat jiwa yang sesungguhnya.
(34) indriyasye 'ndriyasya 'rthe
raga dveshau vyavasthitau
tayor na vasam agachchet
tau hy asya paripanthinau
artinya :
cinta dan benci pada suatu objek keinginanterletak pada objek keinginan itu sendiri
janganlah ada yang menyerahkan kepada keduanyasebab keduanya merupakan penghalang belaka
mendengar sesuatu objek dari pendengaran, demikian pula melihat sesuatu adalah objek dari penglihatn. Orang boleh
menyatakan suka atau tidak suka atas objek pendengaran atau penglihatannya, tetapi orang harus mengerti bahwa kesukaan
atau ketidak-sukaanya adala timbul dari emosinya. Kalau orang ini menjadi korban dari emosinya, maka rasa senang dan tidak
senang (cinta dan benci) menguasai kesadaranya. Dalam kondisi yang demikian, hidupnya tidak bertujuan lagi dan inteleknya
hilang, tidak ubahnya seperti binatang biasa. Emosi inilah yang harus ditundukkan.
(35) sreyan svadharmat vigunah
paradharmat svanushthitat
svadharme nidhanam sreyah
paradharmo bhayavahah
artinya :
lebih baik menunaikan kewajiban sendiri walau selesainya tiada sempurna
daripada tugas orang lain walau dengan baik;daripada dalam kewajiban orang lain
daripada dalam kewajiban orang lain yang sangat berbahaya.
Dalam sloka ini Krisna ingin menyinggung keinginan Arjuna yang memilih hidup sebagai peminta-minta daripada bertempur dan membunuh sanak-kandangnya (seperti dinyatakan dalam sloka
72
Bhagavadgitha Bebel
II.5). peminta-minta dalam hubungan ini dimaksudkan bhikshu atau samnyasi, yang dalam tradisi dan agama dimaksudkan
orang yang menanggalkan semua hidup keduniawian ini, dan pergi betapa mencari kebenaran abadi. Untuk hidup sederhana
sekedarnya sehari-hari, ia pergi meminta-minta.
Hal ini tidaklah disetujui oleh Krisna, sebab svadharma(kewajiban sendiri). Arjuna sebagai ksatria adalah menunaikan tugas
dimedan pertempuran, seperti halnya petani svadharmanya adalah mengerjakan sawah ladang, nelayan svadharmanya
adalah menangkap iakan, dan seterusnya. Kalau ada orang yang meletakkan tugas kewajibanya sendiri lalu mengerjakan
pekerjaan orang lain, masyarakat akan jadi kacau, dan dimata yYang Maha Esa nilai terakhir daripada hasil tugas kewajiban
seseorang adalah letak pada semangat pengabdian yang diletakkan pada kerja itu sendiri. Semangat pengabdian yang
diletakkan pada suatu kerja membersihkan jiwanya dan mendekatkan kepada ke-bahagian abadi.
(36) arjuna uvacha:
atha kena prayukto 'yam
papam charati purushah
anichchhannapi varshneya
balad iva niyojitah
artinya :
Arjuna bertanya:Tetapi apakah, oh Warsneja
Yang mendorong orang berbuat dosaWalau bertentangan dengan nuraninya
Seolah-olah dengan paksa?
(Warsneja + keturunan bangsa Wrisni, yaitu yang dimaksud adalah Krisna). Kini arjuna mulai dengan pertanyaan baru,
karena (sebagai halnya sendiri) ia merasa bahwa orang sering merasa terpaksa berbuat sesuatu yang bertentangan dengan
kemauannya (anichcannapi).
(37) sribhagavan uvacha:
kama esha krodha esha
73
Bhagavadgitha Bebel
rajoguna samud bhavah
mahasano mahapapma
viddhy enam iha vairinam
artinya :
Sri Bagawan menjawab:Itulah amarah, itulah nafsuLahir daripada sifat guna
Keduanya memusnahkan, penuh dosaKetahuilah, kedua ini adalah musuh
Perkataan rajoguna berasal dari kata-kata rajas + guna yang berarti sifat guna yang penuh dengan nafsu (selanjutnya baca
sloka II.45, tentang kata-kata rajas dan guna). Mahasano = memusnahkan, mahapapma = penuh dosa. Kama = nafsu.
Krodha = amarah. Menurut orang arif bijaksana amarah berasal dari nafsu yang terhalang menjadi = amarah. Dengan perkataan
lain nafsu dan amarah adalah sama (sloka II.2a).
(38) dhumena 'vriyate vahnir
yatha 'darso malena cha
yatho 'ibena 'vrito garbhas
tatha tene 'dam avritham
artinya :
bagai api diselubungi asapbagaikan cermin diliputi debu
bagai bayi dibungkus dalam kandungandemikian pula Dia diselimuti olehnya
perkataan "Dia" dan "olehnya" dalam kalimat terakhir sloka ini masing-masing dimaksudkan Jiwa atau Atman dan nafsu atau amarah. Demikianlah kalau orang lagi bernafsu atau amarah jiwanya tertutup oleh sifat-sifat guna yaitu sattva, rajas dan
tamas, yang tergantung pada tingkatan nafsu dan amarahnya. Makin keras nafsu atau amarahnya, makin kuat pula jiwanya
tertutup oleh sifat guna itu.
Apabila nafsu dan amarahnya tiada begitu keras, maka jiwanya diselubungi oleh sifat guna sattva yang diibaratkan seperti api
74
Bhagavadgitha Bebel
diselubungi asap, kalau ada angin sedikit saja asap dapat diterbangkan dan apipun segera kelihatan. Manakala nafsunya
atau amarahnya bertambah keras, maka jiwnya diliputi oleh sifat guna rajas yang diibaratkan seperti cermin diliputi debu, dimana diperlukan usaha untuk mengosok debu itu sehingga cerminnya kelihatan. Tretapi kalau nafsunya atau amarahnya sangat keras, maka jiwanya dibungkus dalam kandungan, dimana dibutuhkan
waktu, usaha dan keahlian supaya Jiwa atau Atman harus dibebaskan dari ketiga macam guna ini yang merupakan sifat, atribut dan karekter daripada prakriti atau benda jasmaniah
dalam dunia kita ini.
(39) aviritam jnanam etena
jnanino nityavairina
kamarupena kaunteya
dushpurena 'nalena cha
artinya :tutuplah ilmu pengetahuan, Kuntipura
bagi mereka yang arif bijaksanaoleh hawa nafsu yang tidak puas-puasnya
yang merupakan musuh utama
hawa nafsu utama dari kemanusian. Bagi 100 orang yang bodoh, yang mempunyai pikiran yang sangat sederhana, hawa-nafsu itu
tidak demikian rupa mencekammya seperti pada orang yang pandai, yang mempunyai pikiran yang cerdas.
Bagi prang bodoh hawa nafsu itu menyiksanya sesaat saja, orang pandai haewa0nafsu itu menyiksanya lebih kejam lagi, sebab makin berusaha ia memenuhi hawa nafsunya dengan objek keinginannya, makin besar pula berkobarnya hawa-nafsu
tersebut, ibarat api yang diberi bahan bakar terus-menerus makin menjela-jela. Maka itu hawa nafsu adalah musuh utama!
Manusia yang konstan.
(40) indriyani mano buddhir
asya 'dhishthanam uchyate
etair vimohayaty esha
jnanam avritya dehinam
75
Bhagavadgitha Bebel
artinya :
pancaindria, hati dan pikiranadalah kendaraan baginya
dengan menutup ilmu pengetahunan olehnyamenyebabkan bingungnya jiwa dalam badan
Apabila hawa nafsu telah menaklukan pancaindria, maka selanjutnya ia menaklukan hati dan kemudian menundukkan
pikiran (intelek); dan akibatnya adalah kemusnahan (sloka II. 62-63).
(41) tasmat tvam indriyany adau
niyamya bharatarshabha
papmanam prajahi hy enam
jnana vijnana nasanam
artinya :
dari itu, oh Barat yang terbaikkendalikanlah pancaindriamu pertamadan basmilah nafsu yang penuh dosa
perusak segala ilmu pengetahuan dan kebajikkan
kata-kata jnana dan vijnana masing-masing berarti : ilmu pengetahuan dan ilmu-pengetahuan tentang jiwa yang diperoleh dari pengelaman dan perbandingan kenyataan-kenyataan yang
dihadapi dalam hidup ini.
(42) indriyani parany anhur
indriyebhyah param manah
manasas tu para buddhir
yo buddhch paratas tu sah
artinya :
orang mengatakan pancaindria itu besarlebih besar daripada adalah nurani
lebih besar dari nurani adalah intelektetapi lebih besar dari intelek adalah Dia
76
Bhagavadgitha Bebel
Perkatan manah berati : hati, nurani. Perkataan "lebih besar" mengandung pula pengertian "lebih besar" dan "lebih agung".
(43) evam buddheh param buddhva
satstabhya 'tmanam atmaua
jahi satrum mahabaho
kamarupam durasadam
artinya :
jadi mengetahui Dia lebih agung dari intelekdengan mengendalikan jiwamu dengan jiwa
basmilah musuhmu dalam bentuk hawa nafsuyang tidak mudah ditundukkan, oh Mahabahu
kesadaran harus ditumbuhkan langkah demi langkah, yang memang tidak bisa lompat sekaligus. Pertama-tama kesadaran
ditumbuhkan dari pengertian pada kendali pancaindria, kemudian lebih tinggi pada kontrol nurani dan selanjutnya pada
analisa intelek. Secara ethika, manusia harus mengendalikan pancaindrianya terlebih dahulu sebagai sesuatu yang sangat
rumit, kemudian mengontrol pikirannya dan akhirnya menyadarkan jiwanya untuk bersatu dengan atman. Secara
metaphisika, manusia harus memisahkan jiwanya dari pancaindria, kemudian dari nuraninya dan selanjutnya dari inteleknya, sehingga ia sadar bahwa jiwanya adalah bagian
daripada Jiwa atau Atman, yang Maha Langgeng. Demikianlah tingkatan kesadaran yang dinyatakan dalam sloka 42.
Jadi dengan kesadaran yang telah ditingkatkan lebih tinggi, maka ego yang sangat gelisah dalam diri manusia dapat dikendalikan
dengan sinar cahaya Jiwa Yang Maha Langgeng. Dan dengan terkendalinya ego ini manusia mencapai kedamaian jiwa yang dengan mudah dapat menundukkan hawa-nafsu dari dirinya
sendiri sebagai musuh utama.
Demikian Bab III ini mengeungkapkan penting artinya kerja yang dilaksanakan tanpa mementingkan pahala untuk diri sendiri, melainkan untuk kesejahteran dan kebahagian umat manusia didunia ini, dengan jalan kesadarn jiwa yang menjadi bagian
daripada Jiwa Yang Maha langgeng.
Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu
77
Bhagavadgitha Bebel
Brahmavidyayam
Yogasastre srikrishnajunasamvade
Karmayogo nama tritiyo 'dhyayah
Maka berakhirlah bab ketiga UpanishadBhagavadgita menegnai ilmu pengetahuanTentang Yang Maha Esa, kitab Suci Yoga Dan dialog antara Sri Krisna dan Arjuna
Yang berjudul KARMAYOGA
IV. PERCAKAPAN KEEMPAT
JNANA YOGA
Krisna menjelaskan bahwa ialah yang mengajarkan ilmu pengetahuan yoga ini pertama kalinya, dan ia adalah inkarnasi Avatara (Nabi) yang menjelma kedunia dikala Dharma hendak
sirna.
Dalam Bab keempat ini dijelaskan : dengan ilmu pengetahuan arti kerja, kerja yang salah, tak-kerja dan jalan kerja dapat
diketahui. Ilmu-pengetahuan suci menuntun kita bekerja tanpa hawa-nafsu, tanpa motif kepentingan pribadi tanpa mengaharap
sesuatu dan puas akan seadanya, rela melepaskan milik segalanya, sadar bahwa hanya badan jasmaniah yang bekerja,
bebas dari pertentangan dualisme, menguasai pancaindria, pikiran dan hati terkendalikan.
Banyak cara berbakti : dengan mempersembahkan harta benda dengan tapa brata, dengan yoga dan sebagainya. Tetapi berbakti
dengan mempersembahkan ilmu pengetahuan adalah lebih bermutu, sebab pada keseluruhannya kerja berpusat pada ilmu-
pengetahuan
78
Bhagavadgitha Bebel
Dengan perahu ilmu-pengetahuan seluas-luas lautan dosa dapat disebrangi.
Dengan pikiran berpusat pada ilmu-pengetahuan, melaksanakan kerja dengan penuh kepercayaan dengan pengabdian pada
Brahman, inilah tugas hidup kita.
IV. Percakapan keempat
(1) sribhagavan uvacha:
imam vivasvate yogam
proktanam aham avyayam
vivasvan manave praha
manur ikshvakave 'bravit
artinya :
Sri Bagawan berkata:Yoga yang langgeng abadi ini
Aku turunkan mengajarkan kepada WiwaswanWiwaswan mengarkan kepada Manu
Dan Manu menerangkan kepada Iswaku
Wiwaswan adalah personifikasi dari Batara Surya, Dewa Matahari. Ia adalah mahkluk pertama yang diciptakan oleh
Brahman, dan ia sendiri mempelajari yoga ini dari Brahman, kemudian Wiwaswan mengajarkan yoga ini kepada Manu, pencipta dan penegak hukum undang-undang kehidupan
manusia. Manu kemudian mengejarkan yoga ini kepada Iswaku, nenek moyang pertama dari dinasti bangsa ksatria keturunan Dewa Matahari. Iswaku-lah yang pertama-tama melaksanakan ajaran-ajaran hukum dan undang-undang yang diciptakan oleh Manu, yang disebut Manusmriti dalam pemerintahannya sebagi
Raja. Dia pulalah yang meneruskan ajaran-ajaran yoga ini kepada generasi-generasi sesudahnya.
(2) evam paramparapraptam
imam rajarshayo viduh
sa kalene 'ha mahata
yogo nashtah paramtapa
79
Bhagavadgitha Bebel
artinya :
demikianlah diteruskan turun-temurunpada pandita bangsawan mengetahuinyahingga dalam masa yang sangat panjanghilang lenyap didunia ini, oh Parantapa
disini Krisna ingin menjelaskan kepada Arjuna (Parantapa = ia yang menaklukan musuh-musuhnya), bahwasanya ilmu
pengetahuan tentang yoga ini sungguh sangat tua sekali, yaitu sejak dimulainya penciptaan pertama oleh Brahman, Tuhan Yang Maha Esa. Karena sangat tuanya, dalam perjalanan waktu yang
beratus-ratus bahkan beribu-ribu abad lamanya, ilmu pengetahuan yoga ini kerapkali hampir lenyap ditelan masa.
(3) sa eva 'yam maya te 'dya
yogah proktah puratanah
bhakto 'si me skha che 'ti
rahasyam hy etad uttamam
artinya :
yoga yang tua itu pulalahyang Ku-ajarkan kepadamu kini
sebab engkau adalah pengikut dan kawan-Kuinilah rahasianya yang terutama
dalam kedadaan pudar, bagaikan nyala lilin yang hampir mati dihembuskan angin ajaran-ajaran yoga yang kekal abadi ini, yang hampir lenyap ditelan jaman. Perlu diselamatkan dan
diajarkan kembali kepada manusia demi kesejahteraan masyarakat. Demikianlah Brahman menjelma kedunia berulang kali pada saat-saat umat manusia menghadapi kris kemusnahan lahir dan batin, dalam bentuk manusia yang berjiwa seperti Nabi-
nabi dan pemimpin-pemimpin agama Mahavira, Gautama Buddha, Krisna dan sebagainya.
Dalam sloka ini Krisna mengungkapkan suatu rahasia yang tertinggi dimana Dia memandang Arjuna sebagai pengikut
(bhakta) dan kawan (saktha) Nya. Ini berarti betapa dekatnya hubungan Tuhan dengan manusia yang akan mencapai
kesadaran yang tinggi dalam menemukan yang abadi dalam hidup ini.
80
Bhagavadgitha Bebel
(4) arjuna uvacha:
aparam bhavato janma
param janma vivasvatah
katham etad vijaniyam
tvam adau proktavan iti
artinya :
Arjuna bertanya:Kelahiran-Mu baru belakangan kini
Sedang kelahiran wiwaswan adalah dahuluBagaimana aku dapat mengerti
Engkau mengajarkannya pada mulanya?
Dalam sloka ini Arjuna bertanya-tanya kepada Krisna dalam istilah pengertian sejarah, betapa mungkin kiranya Krisna yang
ada dihadapanya kini pada jaman dahulu sekali dapat mengejarkan yoga yang teramat tua ini kepada wiwaswan.
Memang arjuna sendiri belum mengerti, bahwasanya yoga yang kekal-abadi ini tidak mengenal waktu dalam artian sejarah yang digambarkan oleh manusia. Waktu yang dihubungkan dengan
sejarah oleh manusia adalah bersifat relatif, sedangkan Brahman Yang Maha absolut Langgeng, yang selalu ada dahulu dan
sekarang tidak dibatasi oleh waktu.
(5) sribhagavan uvacha:
bahuni me vyatitani
janmanbi tava cha 'rjuna
tany aham veda sarvani
na tvam vettha paramtapa
artinya :
Sri bagawan berkata:Banyak kelahiran-Ku dimasa lalu
Demikian pula kelahiranmu, arjunaSemuanya ini Aku tahu
Tetapi engkau sendiri tidak, Parantapa
81
Bhagavadgitha Bebel
Disini Krisna menerangkan kepada Arjuna tentang reinkarnasi atau numitis atau penjelmahan kembali. Referensi yang
dikemukan oleh Krisna disini hendaknya dihubungkan dengan lahirnya kedunia manisfestasi Brahman dalam wujud Avatara, yaitu reikarnasi dari pada-Nya. Kelahiran-Nya dan kelahiran
arjuna sendiri sebagai manusia biasa dimasa-masa yang lampau haruslah diartikan bahwasanya Krisna sebagai manisfestasi. Dia Yang Maha langgeng selalu sadar akan kelahiran ini, sedangkan
arjuna sendiri tidak.
(6) ajo 'pi sann avyayatma
bhutanam isvaro 'pi san
prakritim svam adhishthaya
sambhavamy atmamayaya
sambhavamy atmamayaya
artinya :
walaupun aku tak terlahirkan, tak termusnahkandan aku adalah pencipta mahkluk hidup
segala namun atas pengeasan sifat-Ku sendiridan denga kekuatan maya-Ku aku menjelma
perkataan atmayaya berarti : dengan kekuatan mayaku aku menjelma. Maya adalah kekuatan pikiran untuk menciptakan bentuk kelihatannya nyata, tetapi sebenarnya hanya berupa ilusi. Krisna, sebagai penjelmahan Brahman yang menguasai prakriti, dengan sadar lahir kedunia tanpa mengalami proses
hukum karma, yaitu dengan kekuatan maya ini.
Tetapi hidup dan pembentukkan jasmani dari mahkluk biasa, seperti halnya Arjuna sendiri, bukanlah atas kehendak sendiri,
melainkan oleh prakriti yang dikuasai oleh sifat ketidak-tahuannya. Maka ia menjelma lagi dan menjelma lagi tidak henti-
hentinya.
(7) yada-yada hi dharmasya
glanir bhavanti bhatara
abhyutthanam adharmasya
tada 'tmanam srijamy aham
82
Bhagavadgitha Bebel
artinya :
manakala dharna hendak sirnadan adharma hendak merajalelasaat itu, wahai keturunan Batara
aku sendiri turun menjelma
perkataan dharma berarti : kebenaran spiritual, dan adharma berarti : ketidak-benaran atau dosa.
Arjuna juga dipanggil dengan sebutan "batara" atau "keturunan Batara" sebab Batara adalah kakek dari kuru sedangkan kuru adalah nenek-moyang Kaurawa dan Pandawa, seperti telah
dijelaskan dalam Bab I (PERCAKAPAN PERTAMA).
(8) paritranaya sadhunam
vinasaya cha dushkritam
dharma samsthapanarthaya
sambhavami yuge-yuge
artinya :
demi untuk melindungi kebajikkandemi untuk memusnahkan kejalimandan demi untuk menegakkan dharmaaku lahir kedunia dari masa-ke-masa
perkataan yuga berarti : abad, jaman atau masa. Krisna sebagai avatara (yaitu penjelmahan Brahman) lahir kedunia pada jaman dimana kebajikkan diteror dan kebenaran diperkosa, yang pada
masa peperangan besar Mahabarata berkecamuk yang memusnahkan segala. Demi untuk melindungi kebajikkan dan menegakkan kebenaran bagi umat manusia inilah Krisna lahir kedunia. Satu yuga abad diantara kelahiran seorang avatara yang satu dan avatara yang lain. Tetapi pengertian satu abad disini haruslah diartikan dalam hubungannya dengan sejarah
spirituil manusia, dan bukan satu abad yang berarti 100 tahun.
(9) jamna karma cha me divyam
evam yo vetti tattvatah
tyaktva deham punarjanma
83
Bhagavadgitha Bebel
nai ;ti mam eti so 'rjuna
artinya :
dia yang mengenal rahasia intiperbuatan dan kelahiran-Ku yang suci
tak menjelma lagi setelah meninggalkan jasmaninyadan datang kepada-Ku, oh Arjuna
disini Krisna sebagai seorang avatara menjelaskan misteri jiwa manusia yang telah mencapai kesempurnaan bersatu dengan
Brahman. Sebagai seorang avatara Krisna juga memenuhi proses kosmos ini, yaitu hidup bersama-sama dan ditengah-tengah
manusia, dengan maksud mendidik dan memberi contoh kepada manusia kehidupan spirituil dan mencapai kelepasan.
(10) vita raga bhaya krodha
manmaya mam upasritah
bahavo jnana mpasa
puta madbhavam agatah
artinya :
terbebas dari hawa nafsu, takut dan bencibersatu dan berlindung pada-Ku
dibersihkan oleh budi pekertibanyak yang telah mencapai diri-Ku
dalam sloka ini dijelaskan bahwa untuk memasuki kehidupan abadi, bersatu dengan Brahman, tiadalah sesuatu yang amat
sukar atau paling istimewa, asalkan seseorang dapat membebaskan dirinya dari ketiga musuh dalam hidup ini yaitu
hawa nafsu dan amarah (benci). Dan jalan untuk itu adalah jnana tapasa, disiplin dan kesucian budipekerti.
(11) ye yatha mam prapadyante
tams tathai 'va bhajamy aham
mama vartma 'nuvartante
manushyah partha sarvasah
artinya :
84
Bhagavadgitha Bebel
jalan manapun ditempuh manusiakearah-Ku semuanya Ku-terimadari mana-mana semua mereka
menuju jalan-Ku oh parta
dalam sloka ini Krisna menyatakan bahwa Tuhan menemui tiap orang yang mengharapkan karunia daripada-nya dan menerima
mereka yang menempuh jalan-Nya. Dia tidak hendak mengahapus harapan tiap-tiap orang yang tumbuh menurut
kodratnya dan tiada berat sebelah. Hanya pada masing-masing orang menurut jalan dan kepercayaannya sendiri untuk
mencapai Dia-lah terletak perbedaan, yang bukan merupakan pilihan-Nya.
Jalan upacara, jalan sembhayang, jalan falsafah atau jalan meditasi semuanya Tuhan yang satu. Disini Krisna tidak
menyebut cara, jalan atau agama yang tertentu untuk mencapai hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hanya orang yang
belum spirituil dewasalah tidak bisa mengakui cara atau jalan orang lain untuk mencapai Dia Yang Satu.
(12) kankshantah karmanam siddhim
yajanta iha devatah
kshipram hi manushe loke
siddhir bhavati karmaja
artinya :
mereka yang mengharapkan buah kerjadisini berbakti kepada para-dewata
sebab didunia manusia hasil kebaktiansegera lahir dari pengorbanan
sloka ini mencoba menjelaskan bahwa dalam dunia manusia kita ini hasil kebaktian dapat segera lahir menjadi kenyatan, tetapi tidak demikian halnya dalam dunia spirituil yang lebih tinggi,
untuk mencapai kelepasan.
(13) chatur varnyam maya srishtam
guna karma vibhagasah
tasya kartaram api mam
85
Bhagavadgitha Bebel
viddhy akartaram avyayam
artinya :
catur warna adalah ciptaankumenurut pembagian kwalitas dan kerja
tetapi ketahuilah walau pencitanyaaku tidak berbuat dan merobah diri-Ku
perkataan chatur varna berarti: empat warna atau empat kategori dalam masyarakat manusia, yang didasarkan atas guna dan karma. Adapun yang dimaksudkan dengan dasar guna dan karma ini ialah sifat, atribut dan karakter (kwalitas) dan kerja
seseorang anggota masyarakat terhadap pengebdiannya kepada kehidupan spirituil, mencapai kelepasan menuju Brahman.
Referensi agama tentang chatur warna ini adalah empat kasta, yaitu : brahmana (pendita dan alim-ulama), kesatria (prajurit dan pahlawan), waisia (pengusaha dan pedegang) dan sudra (pekerja
dan pelayan).
Krisna menekankan disini bahwa pembegian kwalitas dan kerja (guna dan karma ) bukanlah didasarkan atas status, melainkan
pengabdian dan pengorbanan
(14) na mam karmani limpanti
na me karmaphale spriha
iti mam yo 'bhijanati
karmabhir na sa badhyate
artinya :
kerja tidak membawa akibat kepada-Kujuga Aku tidak mengharapkan pahala kerja
mereka yang mengetahui Aku begitutidak lagi terikat oleh kerja
dalam sloka ini Krisna mencoba menerangkan betapa seseorang walaupun bekerja namun terbebas dari segala ikatan dan akibat kerja itu sendiri, dengan memberi contoh yang agung seperti apa
yang telah dikerjakan (perhatikan sloka diatas, IV.13) sendiri oleh-Nya.
(15) evam jnatva kritam karma
86
Bhagavadgitha Bebel
purvair api mumukshubhih
kuru karmai 'va tasmat tvam
purvaih purvataram kritam
artinya :
mengetahui ini, orang dijaman dahulumelaksanakan kerja mencapai kelepasan
karena itu, bekerjalah engkauseperti mereka dahulu kala itu
orang-orang yang berfikir sederhana melaksanakan kerja untuk membersihkan jiwa sendiri (atmasuddhyartham) dan orang-
orang yang arif-bijaksana melaksanakan kerja demi kesejahteraan umat manusia didunia (lokasamgrahartham). Ini dilasanakan oleh orang-orang dijaman dahulu juga mengetahui
hal ini. Arjuna diharapkan untuk melaksanakan kerjanya sebagai ksatria.
(16) kim karma kim akarme 'ti
kavayo 'py atra mahitah
tat te karma pravakshyami
yaj jnatva mokshyase 'subhat
artinya :
apakah kerja? Apakah tak kerka?Para cendikiawan pun bingung pula
Hendak Ku-beritahu, dan setelah mengetahuinyaEngkau akan terbebas daripada dosa
(17) karmano hy api boddhavyam
boddhavyam cha vikarmanahakarmanas cha boddhavyam
gahana karmano gatih
artinya :
orang harus tahu srtinya kerjademikianpula kerja yang salah
87
Bhagavadgitha Bebel
dan juga makna daripada tak-kerjasungguhnya dalam artinya jalan kerja
kata-kata karma, vikarma dan karma dalam istilahnya sendiri berarti : kerja, kerja yang salah dan tak kerja.
Untuk menjelaskan lebih jauh akan arti kerja ini, dengan sangat hati-hati Krisna menerangkan bahwasanyaada tiga macam kerja yang klasifikasinya seperti berikut : (a) kerja (karma) yang lazim dilaksanakan tanpa mengharapkan buahnya, tiadalah mengikat; tetapi kalau kerja ini disertai dengan kepentingan-kepentingan pribadi, maka ia akan mengikat. (b) kerja yang salah (vikarma),
termasuk kejahatan, pembunuhan, berbohong, jinah dan sebaginya, yang pada dasarnya memang mempunyai maksud-maksud tertentu, pasti mengikat. (c) tak kerja (akarma) vyang
dilaksanakan baik jasmaniah maupun rokhaniah, tanpa keinginan atau motif apapun, tidak mengikat sama sekali. Ketiga macam
kerja ini harus dapat dimengerti dengan sungguh-sungguh.
(18) karmany akarma yah pasyed
akarmani cha karma yah
sa buddhiman manushyeshu
sa yuktah krisnakarmakrit
artinya :
dia yang melihat tak kerjadalam kerja dan kerja dalam tak-kerjadiantara manusia adalah bijaksana,
seorang yogi, walau dia terus bekerja
kerja (karma) walaupun dilaksanakan secara aktif oleh orang arif-bijaksana, tetapi karena tanpa kepentingan pribadi, maka ini
adalah sama dengan tak-kerja (akarma). Tak-kerja (akarma) oleh orang yang bodoh diartikan tidak berbuat apa-apa, non aktif jadi akibatnya adalah malas; bermalas-malas dalam hidup ini,sama artinya dengan kerja (karma) yang disertai dengan motif-motif
kepentingan pribadi, sebab kedua-duanya mengikat yang berarti tidak membersihkan jiwa untuk tujuan spiritual. Seseoarng yogi
(budiman arif-bijaksana) mengetahui semua ini, dan walaupun ia bekerja terus, namun tidak ada sesuatu yang mengikat. Ia telah
membersihkan jiwanya dari segala ikatan.
(19) yasya sarve samarambhah
88
Bhagavadgitha Bebel
kama samkalpa varjitah
jnanagni dagdha karmanam
tam ahuh panditam budhah
artinya :
yang bekerja tanpa nafsu dan motifkerjanya dibakar api ilmu-pengetahuan
dinamakan orang-orang arifsebagai seorang pendita budiman
perkataan pandita berarti : orang yang mencapai kebesaran jiwa. Kalimat "karyanya di bakar api ilmu pengetahuan" artinya segala pekerjaannya tidak lagi meninggalkan ikatan-ikatan. Ia terbebas
dari ikatan keduniawian menuju kelepasan
(20) tyaktva karma phala sangam
nityatripto nirasrayah
karmany abhipravritto 'pi
nai 'va kimchit karoti sah
artinya :
tanpa mengharapkan hasil kerjaselalu gembira, bebas dari segala
walaupun terus tekun bekerjasesungguhnya ia tidak berbuat apa-apa
(21) niratsir yatachittatma
tyakta sarva parigrahah
sariram kevalam karma
kurvan na 'pnoti kilbisham
artinya :tanpa mengaharpkan sesuatu apa
dengan pikiran dan hati terkendalikandan rela melepaskan milik segalanya
hanya jasmaniah bekerja, dia tidak berdosa
89
Bhagavadgitha Bebel
dalam sloka ini Krisna menjelaskan bahwasanya seseorang yang telah membebaskan jiwanya dari belenggu, bekerja hanya
secara jasmaniah, ibarat orang tidur yang bergerak hanyalah badannya sedangkan jiwanya tidak berbuat apa-apa.
Dalam tingkatan ini orang telah mencapai kebajikan, terlepas dari hawa-nafsu dan keinginan-keinginan pribadi. Jiwanya lalu
ibarat cermin yang membayangkan hasrat kesucian mempunyai kekuatan spirituil untuk mencapai Brahman.
(22) yadrichchha labha samtushto
dvandvatito vimatsarah
samahdiddhav asiddhau cha
kritva 'pi na nibadhyate
artinya :
puas akan apa-apa diperoleh seadanyaterbebas dari dualisme pertentangan
tanpa irihati, tenang dalam sukses dan kegagalanwalaupun ia bekerja, ia tidak terikat
baik dan buruk panas dan dingin, spritual dan duniawi dan sebagainya adalah dualisme yangs elalu bertentangan. Orang
yang telah membebaskan jiwanya dari dualisme yang bertentangan tersebut diatas, tiada lagi terikat oleh kerja yang ia
laksanakan.
(23) gatasangasya muktasya
jnanavasthita chetasah
yajnaya 'charatah karma
samagram praviliyate
artinya :
yang bebas, terlepas dari ikatanpikiran terpusat pada ilmu pengetahuam
melaksanakan kerja demi pengabdiansegala kerjanya menuju kelepasan
sloka-sloka 19 sampai dengan sloka23 ini menguraikan kerja yang terlepas dari segala ikatan. Dalam sloka III.9 dikatakan
90
Bhagavadgitha Bebel
bahwa kerja yang diperuntukkan bagi kepentingan berbakti tiada mengikat. Dan dalam sloka diatas ini Krisna menjelaskan bahwa
kerja (karma0 yang mestinya membawa pahalapun kalau dilaksanakan dengan penuh pengabdian akan tidak lagi megikat,
sebab kerja + pelaksana +hasilnya semua ditunjukan kepada Brahman.
(24) brahma 'rpanam brahma havir
brahmagnau brahmana hutam
brahmai 'va tena gantavyam
brahma karma samadhina
artinya :
dipujanya Brahman, persembahannya Brahmanoleh Brahman dipersembahkan dalam api Brahmandengan memusatkan meditasinya kepada Brahman
dalam kerja ia mencapai Brahman
bila seseorang telah memusatkan segala sesuatunya dalam hidupnya kepada Brahman. Tuhan Yang Maha Esa, maka alat dan
tujuan kerjanya, demikian pula sebab dan akibat kerjanya. Menjadi satu dan hukum kerja lenyap tidak terbekas lagi, dan ia
mencapai Brahman.
(25) daivam eva 'pare yajnam
yoginah paryupasate
bbrahmagnav rahmanav apare yajnam
yajnenai 'vo 'pajuhvati
artinya :
beberapa yogi memuja Dewatayang lain mempersembahkan sajian
dengan jalan membaktikan pemujaanini kedalam api Brahman
sloka ini menyatakan bahwasanya bagi orang yang belum mencapai kesadran yang tinggi adalah wajar kalau ia memuja Tuhan dengan mempersembahkan saji-sajian dalam upacara
keagamaan. Tidaklah kiranya wajar dan adil kalau sekiranya ia
91
Bhagavadgitha Bebel
disuruh berbuat lain daripada kemampuan materiil dan spirituil yang ada pada jiwanya. Namun satu hal yang nyata, bahwa apa
yang ia kerjakan adalah untuk berbakti kepada Tuhan.
(26) srotradini 'ndriyany anye
samyamagnishu juhvati
sabdadin vishayan anya
indriyagnishu juhvati
artinya :
ada yang mengorbankan penglihatandan panindria lainya dalam api-disiplinyang lain mengorbankan objek suara
dan objek lainya dalam api-nafsu keinginan
disini pengorbanan pancaindria (penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan penyentuhan) dimaksudkan
membatasi dan mengontrol alat-alat pancaindria (mata, telinga, hidung, mulut dan kulit)untuk tidak leluasa mencari kenikmatan. Demikian pula mengorbankan objek-objek (suara yang merdu,
pemandangan yang indah, bau yang harum, makanan yang lezat dan benda-benda yang mahal dan halus) dimaksudkan untuk
menghindarkan diri dari segala hawa-nafsu dan keinginan akan objek atau benda serba duniawi, mewah dan mahal. Semua ini dapat dilaksanakan dengan api-disiplin, yaitu dengan disiplin
yang teguh dan menyala-nyala sehingga membakar segala nafsu dan keinginan sanpai musnah.
(27) sarvani 'ndriya karmani
prana karmani cha 'pare
atma samyama yogagnau
juhvati jnanadipite
artinya :
yang lain lagi mengorbankan semua kerjapancaindria dan kekuatan sakti yoginya
kedalam api disiplin jiwanyayang dinyalakan oleh ilmu-pengetahuan
92
Bhagavadgitha Bebel
ini adalah selangkah lebih mendalam daripada yang dinyatakan dalam sloka 26 diatas, yaitu tenggelam dalam renungan meditasi
yang berpusat pada Brahman.
(28) dravyayajnas tapoyajna
yogayajnas tatha 'pare
svadhyaya jnanayajnas cha
yatayah samsitavratah
artinya :
ada yang mempersembahkan harta, ada tapaada yoga, dan yang lain pula
pikiran terpusat dan sumpah beratmempersembahkan ilmu dan pendidikan budi
dalam sloka ini diuraikan lima macam cara berbakti kepada Brahman, yaitu dengan jalan (1) persembahan rituil dengan benda-benda seperti saji-sajian, (2) bertapa, (3) yoga seperti
yang diajarkan oleh Petanyali dalam yogasutra, (4) stude seperti diuraikan dalam Upanisahad dan (5) pendidikan budi.
(29) apane juhvati pranam
prane 'panam tatha 'pare
pranapanagati ruddhva
pranayama parayanah
artinya :
ada pula mengatur nafas sebagai persembahandengan jalan mengontrol nafas keluar dan masuk
mempersembahkan prana dalam apanadan apana dalam prana sebagai kebaktian
perkataan pnanayama berarti : pengetur atau kontrol pernafasan Prana = nafas masuk. Dalam hubungan pranayama terdapat suatu ajaran yang disebut hathayoga, dimana segala sesuatu
mengenai arti dan pelaksanaan pengaturan pernafasan ini diuraikan dengan jalan
(30) apare niyata harah
93
Bhagavadgitha Bebel
pranan praneshu juhvati
sarve 'py ete yajnavido
yajna kshapita kalmashahartinya :
ada juga dengan mengatur makananmempersembahan nafas-hidup dalam nafas hidup
semua mereka ini mengetahui pengabdiandan dengan kebaktian mereka melenyapkan dosa-hidup
mereka yang mengetahui pengabdian san persembahan kepada Brahman dengan cara yang dilukiskan dalam sloka-sloka 25-30 ini, yang manapun, akan melenyapkan dosa mereka dan dapat
mencapai kedamaian.
(31) yajna sistamrita bhujo
yanti brahma sanatanam
na 'yam loko 'sty ayajnasya
kuto 'nyah kurusattama
artinya :
mereka yang makan dari sisa persembahanmencapai Brahman yang kekal-abadi,
dunia ini bukan bagi yang tidak berbaktiapapula dunia yang lain, oh Kurusattama
kurusuttama = Arjuna sendiri, lihat penjelasan sloka 1.1 yang dimaksudkan dengan makanan sisa persembahan atau amrita adalah saji-sajian yang telah dipersembahkan kepada Brahman yang mengandung berkah keabadian daripada-Nya (lihat sloka III.13). krisna menjelaskan dalam sloka ini membawa undang-undang pada dirinya sendiri yang menyatakan hidup adalah
pengorbanan (kebaktian) dan barang siapa yang tidak menyadari ini, tidak akan menemui kebahagian dalam dunia ini maupun
dunia lain.
(32) evam bahuvidha yajna
vitata brahmano mukthe
karmajan viddhi tan sarvan
94
Bhagavadgitha Bebel
evam jnatva vimokshyase
artinya :
banyak dan beraneka warna persembahanbakti dihaturkan kepada Brahman
semuanya ini berasal dari kerjamengetahui ini, engkau 'kan moksha
perkataan moksha berarti emansipasi jiwa atau kelepasan, kerja sloka ini adalah kerja yang meliputi mental, jasmaniah dan
spirituil.
(33) srayan dravyamayad yajnaj
jnanayajnah paramtapa
sarvam karma 'khilam partha
jnane perimsamapyate
artinya :
persembahan berupa ilmu pengetahuan, Parantapalebih bermutu daripada persembahan materi
dalam keseluruhannya semua kerja iniberpusat pada ilmu-pengetahuan, Oh Parta
parartapa = Parta = Arjuna. Maksud tujuan ilmu pengetahuan didunia ini adalah untuk mencapai kebebasan dan kelepasan jiwa
dari ikatan kerja (karma).
(34) tad viddhi pranipatena
paripprasnena sevaya
upadekshyanti te jnanam
jnaninas tattvadarsinah
artinya :
belajarlah dengan wujud displin,dengan bertanya dan dengan kerja berbakti,
guru budiman yang melihat kebenaranakan mengajarkan padamu ilmu budi-pekerti
95
Bhagavadgitha Bebel
tiga cara yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain untuk belajar mencapai kebenaran abadi, yaitu pranipatena (hormat, sujud
dan disiplin kepada guru yang memberi pendidikan), pariprasena (bertanya, mencari dan memikirkan sendiri ilmu-pengetahuan
yang diberikan kepadanya) dan sevaya (berbakti, melayani dan setia dengan tulus iklas kepada guru). Ketida cara ini harus
dituntun oleh seorang guru yang telah melihat Brahman dalam dirinya.
(35) yaj jnatva na punar moham
evam yasyasi paandava
yena bhutany aseshena
drakshyasy atmany atho mayi
artinya :
setelah mengetahui segala iniengkau tidak lagi kebingungan pandawadengan demikian melihat, tanpa kecuali
segala mahkluk dalam Atman, dalam diri-Ku
(36) api ched asi papebhyah
sarvebhyah papakrittamah
sarvam jnanaplavenai 'va
vrijinam samtarishyasi
artinya :
walau seandainya engkau paling berdosadiantara manusia yang memikul dosadengan perahu ilmu-pengetahuan inilautan dosa engkau akan seberangi
ilmu-pengetahuan (yang juga sama artinya dengan ilmu budi pekerti) melenyapkan segala keraguan dan kebingungan, serta
mengahpus segala dosa dan melepaskan segala ikatam jasmaniah.
Pandawa = Arjuna
(37) yathai 'dhamsi samiddho 'gnir
96
Bhagavadgitha Bebel
bhasmasat kurute 'rjuna
jnanaghih sarvakarmani
bhasmasat kurute tatha
artinya :
bagaikan api menyala, oh Arjunamembakar kayu api menjadi abu
api-ilmu pengetahuan demikian pulamembakar segala karma menjadi abu
karma = kerja. Api ilmu-pengetahuan membakar karma atau kerja, mengehapus dualisme (buruk dan baik, panas dan dingin
dan sebagainya), mengantar jiwa kealam kebebasan abadi.
(38) na hi jnanena sadrisam
pavitram iha vidyate
tat svayam yogasamsiddhah
kalena 'tmani vindati
artinya :
tidak ada sesuatu dalam dunia inidapat menyamai ilmu-pengetahuan
mereka yang disempurnakan dalam yogimenemuinya sendiri dalam jiwanya pada waktunya
pada umumnya yoga diartikan orang sebagai praktek disiplin yang spiritual, yang kesempurnaanya membutuhkan waktu lama,
tetapi sesungguhnya yoga, bila dimengerti sewajarnya, melingkupi teori kesucian ilmu pengetahuan dan praktek disiplin yang spiritual. Orang yang melaksanakan yoga dengan disiplin tetapi tanpa kesucian ilmu-pengetahuan, usahanya adalah sia-
sia, demikian pula sebaliknya, orang yang memiliki teori kesucian ilmu-pengetahuan tanpa praktek disiplin yang spiritual tidak mungkin menjadi yogi, oranmg yang mencapai kelepasan.
(39) sraddhavaml labhate jnanam
tatparah samyatendriyah
jnanam labdhva param satim
97
Bhagavadgitha Bebel
achirena 'dhigachchati
artinya :
ia yang memiliki kepercayaan dan menguasai pancaindrianya, mencapai ilmu-pengetahuan
setelah memiliki ilmu-pengetahuandengan segera ia menemui kedamaian abadi
perkataan sraddha berarti : kepercayaan, keyakinan. Sesungguhnya perkatan sraddha walaupun berarti kepercayaan, namun bukanlah kepercayaan yang membabi-buta. Perkataan
sraddha (kepercayaan) harus diikuti dengan perkataan samyatedriyah (penguasaan atas pancaindria, hawa-nafsu) untuk
mencapai param santim (kedamaian abadi, tertinggi)
(40) ajnas cha 'sraddadhanas cha
samsayatma vinasyati
na 'yam loko 'sti na paro
na sukham samsayatmanah
artinya :
tetapi mereka yang dungu dan tidak percayadan bersifat ragu, akan hancur sirna
bagi yang ragu-diri, baginya tiada bahagiabagi dunia ini, pun dunia sana
dalam kehidupan sehari-hari nyatanya banyak orang yang bimbang dan ragu-ragu, tetapi mereka tidak apa-apa tidak
hancur ataupun sirna. Adapun yang dimaksudkan dalam sloka ini, yang hancur adalah kehidupan spirituilnya, sebagai sebaliknya, basis positif dalam hidup ini adalah memiliki
kepercayaan atau keyakinan.
(41) yoga samnyasta karmanam
jnana samcchinna samsayam
atmavanism na karmani
nibadhnanti dhanamjaya
artinya :
98
Bhagavadgitha Bebel
ia yang bebas menurut ajaran yoga, Dananjaya,yang mengikis keraguannya dengan ilmu pengetahuan
yang telah menguasai jiwanya sendiri,hukum kerja tidak membelenggunya lagi
sloka ini memberi kesimpulan apa yang diuraikan Krisna kepada Arjuna dalam Bab IV, yaitu hubungan timbal balik antara kerja yang benar, ilmu-pengetahuan yang suci dan disiplin jiwa yang
teguh.
(42) tasmad ajnana samnhutan
hritstham jnanasina 'tmanah
chhittvai 'nam samsayam yogam
atishtho 'ttishtha bhaarata
artinya :
sebab itu, setelah memotong keraguandalam hatinya karena ketidak-tahuandengan pedangnya ilmu pengetahuan
berpegang pada yoga, bangkitlah! Oh Barata
bara = Arjuna. Dengan kerja yang benar, ilmu-pengetahuna yang suci dan disiplin jiwa yang teguh, serta terhapusnya keraguan
dalam hati, Arjuna diharapkan bangkit, bertindak!
Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu
Brahmavidyayam yogasastre
Srikrishnarjunasamvade
Jnanayogo nama chaturtho 'dhyayah
Maka berakhirlah bab keempat Upanishad BhagavadgitaMengenai ilmu-pengetahuan tentang Yang Maha Esa
Kitab suci yoga dan dialog antara Sri krisna dan Arjuna Yang berjudul JNANAYOGA.
99
Bhagavadgitha Bebel
V. PERCAKAPAN KELIMA
KARMA SAMNYASA YOGA
Arjuna bertanya, yang manakah lebih baik membebaskan diri dari kerja atau bekerja tanpa kepentingan pribadi?. Dalam bab keenam ini Krisna menjawab bahwa kedua-duanya sama, tetapi
kerja tanpa kepentingan pribadi lebih baik.
Samnyasi (membebaskan diri dari kerja) maupun Yogi (bekerja tanpa motif kepentingan diri pribadi) mempunyai tujuan yang sama. Samyasi walaupun membebaskan diri dari kerja, namun apa yang diperbuatnya sehari-hari adalah motif apa-apa untuk
dirinya sendiri. Secara mental ia meninggalkan kerja.
100
Bhagavadgitha Bebel
Ia bekerja tanpa pengeruh ikatan kerja, sebab sadar bahwa kenikmatan berasal dari hubungan duniawi dan hanya merupakn
sumber penderitaan belaka.
Ia memandang semuanya sama, rendah maupun tinggi, tidak bergirang karena senang dan tidak bersedih karena duka dan
berpikir : "aku sebenarnya tidak berbuat apa-apa, hanya pancaindria yang bergerak diantara objek-objek benda''
Ia memutuskan hubungan dengan objek duniawi, memikirkan dan menyerahkan seluruh jiwanya kepada Brahman, bermeditasi
mengahpuskan dosa mencapai kedamaian abadi.
Dialah Samnyasi
V. Percakapan Kelima
(1) arjuna uvacha:
samnyasam karmanam krishna
punar yogam cha samsasi
yach chhreya etayor ekam
tan me bruhi sunischitam
artinya :
arjuna bertanya:Engkau memuji pembebasan diri dari kerjaKemudian kerja tanpa kepentingan pribadiOh Krisna, katakanlah padaku dengan pasti
Manakah yang lebih baik diantara keduanya?
Dalam Bab V ini, Arjuna mempersoalkand ua istilah yang sulit, yaitu samnyasa dan yoga (dalam hubungan pertanyaan diatas
ini, yang dimaksudkan yog adalah karmayoga). Perkataan samnyasa berarti : pembebasan diri dari kerja dan perkataan
karmayoga berarti kerja tanpa kepentingan pribadi. Kedua istilah ini dalam pengertiannya masing-masing masih membingungkan
Arjuna;karena itu ia bertanya kepada Gurunya.
Dalam bab III.17 dijelaskan bahwa yang bersatu dengan Atman hidup bahagia dan tidak dibelenggu oleh ikatan kerja. Dalam Bab
IV. 18, 19, 21, 22, 24, 32, 33, 37 dan 41. Krisna mengutarakan makna daripada pembebasan diri dari segala kerja. Tetapi
101
Bhagavadgitha Bebel
kemudian dalam sloka IV.42. Krisna meminta agar Arjuna berpegang pada yoga yaitu kerja.
Bagi orang sederhana, yang diliputi oleh ketidaktahuan selalu, kerja (karmayoga) sudah pasti lebih baik daripada pembebasan diri dari kerja (samyasa). Yang menjadi pertanyaan arjuna disini adalah bagi orang yang tidak tergolong sederhana tetapi belum
menemui Atman dalam jiwanya sendiri, manakah yang lenih baik sebab kedua-duanya mengandung kontradiksi atau sama lai?
(2) sribhagavan uvacha:L
samnyasah karmayogas cha
nihsreyasakarav ubhau
tayos tu karmasamnyasat
atinya ;
Sri Bagawan menjawab:Membebaskan diri dari kerja
Dan bekerja tanpa kepentingan pribadi,Keduanya membawa kebahagian tertinggi
Tetapi diantara kedua-duanya ini,Kerja tanpa kepentingan pribadi
Lebih baik dari bebas-diri dari kerja
Dalam sloka ini mula-mula Krisna menjelaskan bahwa samnyasa (pembebasan diri dari kerja) dan karmayoga (kerja tanpa
kepentingan pribadi) adalah sama bila dilihat dari segi tujuan terakhir daripada emansipasi spirituil manusai. Tetapi kalau
ditinjau dari segi cara (jalan) dan pelaksanannya, maka samnyasa dan karmayoga adalah bebeda, walaupun kedua-
duanya tidak bertentangan.
Kalau samnyasa menekankan ilmu pengetahuan tentang Atman sebagai alat untuk mencapai kedamainan abadi dan bersatu
dengan Brahman, maka karmayoga menitik beratkan keamanan dan usaha keras sebagai alat untuk mencapai-Nya. Tetapi disini,
yang langsung dihadapi manusia dalam kehidupannya sehari-hari adalah karmayoga kerja tanpa motif kepentingan untuk diri
sendiri.
(3) jneyah sa nityasamnyasi
yo na dveshti na kankshati
102
Bhagavadgitha Bebel
nirdvandvo hi mahabaho
sukham badhat pramuchyateartinya :
dia yang disebut samnyasa selalutidak membenci dan tidak bernafsu
bebas dari dualisme pertentangan oh Mahabahudengan mudah (ia) terlepas dari belenggu
mahabahu = Arjuna. Orang yang melaksanakan samnyasa disebut samyasi dan orang yang melaksanakan yoga disebut
yogi.
(4) samkhyayogau printhag balah
pravadanti na panditah
ekam apy astihitah samyag
ubhayor vindante phalam
artinya ;
hanya kanak-kanak berkata bahwa karmayogaberbeda dengan samkhya, bukan orang arif-bijaksana
dia yang melaksankan salah satu daripadanyamemetik pahala dari kedua-duanya
(5) yat samkhyaih prapyate sthanam
tad yogair api gamyate
ekam samkhyam cha yogam cha
yah pasyati sa pasyati
artinya :
tempat yang tercapai oleh seorang samnyasajuga tercapai oleh serang yogi
dia yang melihat, melihat samkhyadan yoga sebagai satu kesatuan
perkataan balah berarti : kanak-kanak. Tetapi disini perkataan tersebut dimaksudkan juga orang-orang dungu, yang jalan
103
Bhagavadgitha Bebel
pikirannya seperti kanak-kanak. Perkataan sthanam berarti : tempat atau status.
Sloka 4 dan 5 ini hendaknya dihubungkan dengan sloka II.39, dimana Krisna telah menyinggung prihal karmayoga dalam
hubungannya dengan sakhya dan juga sloka III. 3 dan 4. Seperti dalam sloka 1 dan 2 dalam bab V ini dengan samnyasa juga
dimaksudkan samkhya, atau dengan perkataan lain :
Samnyasa = samkhya
Dalam sloka diatas ini jelaslah bahwa baik seorang samnyasi (yang membebaskan diri dari kerja) maupun seorang yogi (yang bekerja tanpa motif kepentingan diri pribadi) mempunyai tujuan
yang sama, tidak ada kontradiksi, yaitu kedamaian abadi. Seorang samnyasa yang betul walaupun telah membebaskan diri
dari segala kerja, namun apa yang ia perbuat sehari-harinya adalah kerja tanpa motif apa-apa untuk dirinya sendiri. Demikian
pula seorang yogi walaupun bekerja tanpa motif kepentingan pribadi, namun apa yang ia perbuat sehari-harinyaadalah kerja yang membebaskan dirinya dari ikatan kerja. Jadi kedua-duanya
adalah menuju satu kesatuan; dan sesungguhnya keduanya adalah merupakan sikap mental.
(6) samnyasas tu mahabaho
dunkham aptum ayogatah
yogayukkto munir brahma
nachirena 'dhigachchati
artinya :
tetapi samnyasa tanpa yogasungguh sukar dicapai, oh Mahabahuseorang mini dilengapi dengan yogamencapai Brahman dengan segera
perkataan muni berarti : orang yang bersamadi, teguh iman (lihat sloka II. 56)
samnyasa (pembebasan diri dari kerja) adalah suatu bentuk yang sangat sukar untuk dicapai, sebab jalan untuk mencapainya
penuh dengan penolakkan kesenangan, kewajiban yang berat, larangan yang keras, tabu bagi berbagai hal, pantang dengan berbagai tindakkan dan sebagainya. Pendeknya penug dengan
104
Bhagavadgitha Bebel
kedukaan (duhkham aptum) dan kesukaran. Oleh karena itu, seperti telah diuraikan dalam sloka 2 bab V ini, yoga (kerja tanpa kepentingan pribadi) adalah lebih baik, sebab lebih mudah jalan
untuk mencapainya.
Bukanya samnyaasa yang didasarkan ilmu-pengetahuan tentang atman tidak lebih tinggi daripada yoga yang didasarkan atas
kemauan dan usaha yang keras, melainkan karena yoga ini lebih mudah dicapai oleh mereka yang baru mulai, dan pada waktunya
dapat meningkatkan diri mereka pada jalan yang lebih tinggi dengan pikiran dan jiwa yang telah disucikan. Maka itulah Krisna
menganjurkan agar samnyasa disertai dengan yoga atau seorang muni dilengkapi dirinya dengan yoga.
(7) yoga yukto visuddhatma
vijitatma jitendriyah
sarva bhutatma bhutatma
kurvann api na lipyate
artinya :
dia yang melaksanakan yoga, berjiwa sucimenguasai diri, menaklukan pancaindriaatmanya adalah atman mahkluk semua
walaupun bekerja, tidak terpengaruh ikatan kerja
perkataan sisaddha berarti jiwa yang bersih (suci), vijiatma berarti dia yang menguasai jiwanya dan jitendriyah berarti dia
yang telah menaklukan pancaindrianya. Disini kelihatannya dengan nyata betapa perkembangan dan kemajuan spirituil
seseorang yang melaksanakan yoga. Secara mental ia menjatuhkan jiwanya dengan jiwa mahkluk semua lainnya, yang menyebabkan segala kegiatan sehari-hari tidak lagi diikat oleh
pahala kerja (karma).
(8) nai 'va kimchit karomi 'ti
yukto manyeta tattvavit
pasyan srinvan sprisan jighrann
asnan gachchhan svapan svasan
artinya :
105
Bhagavadgitha Bebel
seorang yogi yang mengetahui inti kebenaranberpikir : "aku sebenarnya tidak berbuat apa-apa"
walaupun sedang melihat, mendengar,meraba, mencium, makan, pergi, tidur, bernafas
(9) pralapan visrijan grihnann
unmishan nimishann api
indriyani 'ndriyartheshu
vartanta iti dharayan
artinya :
takkala berbicara, melepaskan, mengenggammembuka dan memejam mata
ia beranggapan : "hanya pancaindria belaka bergerak diantara objek benda
benda"
hanya orang yang benar-benar mengetahui inti kebenaran dapat memisahkan jiwanya yang bersih (suci) dan bebas daripada
prakriti (objek benda-benda duniawi). Ia mengerti benar bahwa komponen-komponen ego pada diri seseorang tidaklah
permanen, yang merupakan arus yang berobah-obah setiap saat, yang bergerak diantara objek benda-benda duniawi.
Adalah berbahaya kalau orang memberi interprestasi bahwa kedua sloka ini mempunyaiarti "bukan aku yang
melaksankannya, melainkan pancaindriaku" dan lalu membiarkan hawanafsunya, seakan-akan ia tidak bertanggung jawab terhadap pancaindrianya sendiri, yang sebenarnya harus
dikontrolnya.
(10) brahmany adhaya karmani
sangam tyaktva karoti yah
lipyate na sa papena
padmapattram iva 'mbhasa
artinya :
dia yang bekerja mempersembahkan kerjanyakepada Brahman, tanpa motif keinginan apa-apa
106
Bhagavadgitha Bebel
tidak terjamah oleh dosa-papabagaikan air meluncur didaun teratai
seperti telah dinyatakan sloka 2, Krisna mengehendaki agar Arjuna bekerja dan bertindak dengan jalan menuju segala kerja
dan tindakkannya kepada Brahman Yang Maha Esa. Daun teratai tidak dibasahi air walaupun kena hujan, demikian pula orang walaupun bekerja sehari-hari sebagaimana mestinya, sebab
perbuatannya tidak lagi mengahsilkan karma.
(11) kayeta manasa buddhya
kevalaair indriyair api
yoginah karma kurvanti
sangam tyaktva 'tmasuddhaye
artinya :
para yogi menanggalkan keinginanhanya bekerja mempergunakan badanpikiran, budi dan bahkan pancaindria
demi untuk mencucikan jiwa
(12) yaktah karmaphalam tyaktva
sdantim apnoti naishthikim
ayuktah kamakarena
phale sakto nibhadyate
artinya :
seorang yogi yang menanggalkan pahalaakhirnya akan mencapai kedamaian abaditetapi yang tidak bersatu dengan Atman
diperbudak oleh nafsu dan belenggu kerja
kedamaian abadi adalah merupakan tingkatan kesempurnaan yang dicapai dengan jalan berangsur-angsur, yang mula-mula tumbuh dari pertama kebersihan hati, kedua mencapai ilmu-
pengetahuan, ketiga melepaskan segala hawa nafsu dan keinginan-keinginan pribadi dan keempat keseimbangan jiwa
dalam melaksanakan bakti.
107
Bhagavadgitha Bebel
(13) sarvakarmani manasa
samnyasya 'ste sukham vasi
navadvare pure dehi
nai 'va kurvan na karayan
artinya :
setelah secara mental menanggalkan segala kerjajiwa, penghuni jasmani ini, menguasai dirinya
bertakhta dengan damai dikota sembilan gapuratiada bekerja, pun tidak menyebabkan kerja
dalam sloka ini Krisna menjelaskan bahwa jiwa yang ada didalam diri manusia diibaratkan sebagai seorang raja yang bertakhta dalam kota yang mempunyai pintu gerbang sembilan buah. Sembilan pintu gerbang tersebut adalah : dua biji mata, dua lobang hidung, dua lobang kuping, satu lobang mulut, satu
lobang pantat dan satu lobang kemaluan.
Setelah jiwa itu menanggalkan segala kerja, maka ia berthakta dalam diri manusia, dengan damai dan bahagia menguasai
dirinya. Ini berarti ia tidak lagi bekerja atau menyuruh orang lain bekerja, dan hubungan dengan dunia luar melalui kesembilan
pintu gerbang tersebut diatas tidak ada lagi, Atau perkataan lain, ia telah mengontrol pancaindrianya dan objek benda-benda
duniawi tidak lagi mempunyai hubungan apa-apa dengan dia.
Perkataan sarvakarmani berarti : segala kerja atau semua tindakkan. Dalam hubungan ini, kerja manusia dapat dibagi
menjadi empat : yang diharuskan = Atya, yang mnenjadi kebiasaan atau tradisi = naittika, yang mempunyai maksud
tujuan = kamya dan yang dilarang = nishiddha. Keempat macam kerja ini, bagi orang yang telah mencapai kedamaian abadi tidak
mempunyai pengaruh apa-apa lagi.
(14) na kartritvam na karmani
lokasya srijati prabhu
na karmaphalasamyogam
svabhavas tu pravartate
artinya :
108
Bhagavadgitha Bebel
Yang Maha Kuasa tidak menciptakan alat apa-apaJuga tiada berbuat untuk dunia manusia
Dan tidak menghubungkan kerja dengan pahalanyaIni sebenarnya manisfestasi alam benda
Perkataan prabhuh berarti : Yang Maha Kuasa
(15) jnanena tu tad ajnanam
yesham nasitam atmanah
tesham adityavaj jnanam
prakasayati tat param
artinya :
Brahman Seru-Sekalian-Alam tiada menerimaBaik dosa maupun kebajikan seseorang manusia
Budipekerti yang diselubungi ketidak-tahuan'lah menyebabkan mahkluk tersesat dijalan
perkataan vibbhuh berarti : Brahman Seru-sekalian Alam
(16) jnanena tu tad ajnanam
yesham nasitam atmanah
tesham adityavaj jnanam
prakasayati tat param
artinya :
tetapi mereka yang ketidak-tahuannyadilenyapkan oleh pengetahuan tantang Atmanpengetahuan itu bercahay bagaikan matahari
memperlihatkan Yang Maha Tinggi
perkataan tatparam berarti : kebenaran, Yang Maha tinggi.
Didalam ketiga sloka diatas ini konsep tentang Tuhan dijelaskan oleh krisna sebagai Yang Maha Kuasa, Brahman Seru-Sekalian-Alam, Atman, Yang Maha tinggi (kebenaran). Dalam sloka 14
Tuhan dikatakan Yang Maha Kuasa, namun ia tidak menciptakan alam dan membantu manusia untuk memisahkan dirinya dari
hukum karma yang merukan manisfestasikan alam-benda
109
Bhagavadgitha Bebel
prakriti. Selama jiwa manusia masih terbelenggu oleh ketidak-tahuan (ajnanena), selama itu ia akan menjalani hukum karma, memetik buah perbuatan apa saja ia lakukan dalam hidupnya,
dan selama itu pula ia tidak mempunyai hubungan dengan Yang Maha Kuasa.
Dalam sloka 15 Tuhan dikatakan Brahman Seru-Sekalian-Alam. Ia meliputi seluruh alam semesta yang paling tinggi, paling luas dan paling dalam. Maka itu ia dikatakan lebih kecil daripada atom, tetapi lebih besar daripada bumi + bulan + bintang +
matahari sekaliannya. Oleh karena ia meliputi segalanya, maka ia tidak menerima orang yang berbuat dosa, sebab kedua-
duanya (dan sesungguhnya semuanya dan segala sesuatunya) ada pada-Nya, dan diliputi oleh-Nya. Adalah menjadi kewajiban
manusia sendiri untuk berusaha mengahspuskan ketidaktahuanya, melepaskan egonya yang dibelenggu hukum-karmadan bersatu dengan BrahmanSeru-Sekalian-Alam, yang
meliputi segala-galanya. Dalam sloka 16 Tuhan dikatakan kebenaran, Yang Maha Tinggi. Secara psikologis status atau
tempat yang ketinggian adalah lebih baik dan lebih sempurna. Maka itu kebenaran yamg paling sempurna tempatnya adalah paling tinggi. Orang yang ingin bersatu dengan Atman harus
mencapai tempat Yang Maha Tinggi itu, dengan jalan menghapus belenggu karmanya.
Inilah konsep Tuhan yang diutarakan dalam seluruh dialog Krisna dengan Arjuna dalam Bhagavadgita ini.
(17) tadbuddhayas tadatmanas
tanishthas tatparayanah
gachchanty apunaravrittim
jnana nirdhuta kalmashah
artinya :
mereka yang memikirkan-Nya menyerahkan jiwaseluruh kepada-Nya, menjadikan-Nya tujuan utamamemuja harus pada-Nya, akan pergi tidak kembali
dan dosa mereka dihapus oleh pengetahuan budi-pekerti
perkataan apanuravritti berarti : suatu keadaan tidak kembali lagi, dengan perkataan lain tidak mengalami inkarnasi lagi
langgeng. Keadaan ini dicapai kalau dosa (kalmashah) sudah dihapus dengan ilmu pengetahuan budi-pekerti (lihat sloka
IV.36).
110
Bhagavadgitha Bebel
(18) vidya vinaya sampanne
brahmane gavi hastini
suni chai 'va svapake cha
panditah samadarsinah
artinya :
orang arif bijaksana mnelihat semuasama. Baik brahmana budiman dan rendah hati
maupun seekor sapi, gajah dan anjingataupun orang hina-papa tanpa kasta
perkataan vinaya berarti : rendah-hati. Dalam kitab Tripitaka (ajaran buddha) perkataan ini juga berarti disiplin. Perkataan
svake sebenarnya berarti orang yang makan daging anjing yaitu orang pariah, tanpa kasta.
Pendita dan orang arif-bijaksana yang jiwanya telah suci melihat manusia dan mahkluk lainya sama tinggi-rendahnya. Pandangan yang demikian itu menumbuhkan perasaan kasih sayang kepada
sesama mahkluk hidup dan mengangkat tanggapan akan persamaan hidup yang menjadi karakteristiknya kehidupan
spiritual.
(19) ihai 'va jitah sargo
yesham samye sthitam manah
nirdesham hi samam brahma
tasmad brahmani te sthitah
artinya :
didunia ini sekalipun inkarnasi diatasioleh mereka yang pikirannya seimbang harmonis,
sebab Brahman seimbang dan sempurnamaka merekapun bersatu dengan Brahman
dalam tingkatan dimana pikiran telah mencapai keseimbangan yang harmonis, dimana dualisme pertentangan (panas dan
dingin, suka dan duka, dan sebagainya) tidak ada lagi dan jiwa seimbang dalam Brahman, maka hukum karma dan inkarnasi
111
Bhagavadgitha Bebel
lenyap, serta kelepasan dapat tercapai sekalipun orang masih hidup didunia ini.
(20) na prahrisyet priyam prapya
no 'dvijet prapya cha 'priyam
sthirabuddhir asammudho
brahmavid brahmani sthitah
artinya :
dia yang tidak bergirang menerima sukadan juga tidak bersedih menerima dukatetap tinggal tenang dan berteguh iman
mengetahui Brahman. Bersatu dengan Brahman
(21) bahyasparseshv asaktatma
vindaty atmani yat sukham
sa brahmayoga yuktatma
sukham akshayam asnute
artinya :
dia yang jiwanya tak-lagi berhubungan denganduniawi menemui kabahagian dalam Atman,
dia yang mengontrol hatinya demikiandalam yoga pada Brahman menikmati restu abadi
kedua sloka diatas ini melukiskan tingkatan dimana seseorang telah membebaskan dirinya dari segala ilusi yang ditimbulkan
oleh pancaindrianya dan kotak daripadanya dengan objek-objek benda-benda, hidup dalam keabadian dan menikmati restu
langgeng dari Brahman.
(22) ye hi samsparsaja bhoga
duhkhayonaya eva te
adyantavatah kaunteya
na teshu ramate budhah
artinya :
112
Bhagavadgitha Bebel
kenikmatan berasal dari hubungan duniawihanya merupakan sumber penderitaan belaka
ada awalnya ada akhirnya, oh Kuntipuratak seorang budimanpun tertarik pada semua ini
perkataan duhkayonaya berarti : sumber kedukaan. (bandingkan pula sloka ini dengan sloka II.14 terdahulu).
(23) saknoti 'hai 'va yah sodhum
prak sarira vimokshanat
kamakrodhodbhavan vegam
sa yuktha sa sukhi narah
artinya :
dia yang kuasa menahan nafsu birahidan amarah murkanya didunia ini
sebelum meninggalkan jasad raganyaada yogi, dia adalah orang yang bahagia
(24) yo 'ntahsukho 'ntararamas
tatha 'ntarjyotir eva yah
sa yogi brahmanirvanam
brahmabhuto 'dhigachchhati
artinya :
dia yang menemui kebahagian pada dirinyatentram pada dirinya, cahaya pada dirinya
yogi yang begini ini menjadi suci
perkataan Brahmanrvana dala kitab suci agama budha berarti kebahagian tertinggi (lihat sloka II.72) dan perkataan
Brahmabhutah dalam kitab suci Upanisad berarti menjadi satu dengan Brahman. Kedua tingkatan ini bisa dicapai oleh manusia semasih hidup didalam dunia ini ditengah-tengah masyarakat,
apabila ia benar-benar telah melaksanakan dan mencapai tingkatan seperti yang dilukiskan dalam kedua sloka diatas ini.
(25) labhante brahmanirvanam
113
Bhagavadgitha Bebel
rishayah kshinakamashah
chhinnadvaidha yatatmanah
sarvabhutahite ratah
artinya :
orang suci yang dosanya telah dimusnahkankeraguannya dihapus, pikiranya dipusatkan
kebahagiannya berbuat kebajikan bagi mahkluk semuamencapai nirmawana bersatu dengan Brahman
dalam sloka ini Krisna menerangkan bahwa keyakinan hidup harus dilihat dari segi diri sendiri dan masyarakat yaitu
kebahagian untuk menyucikan jiwa sendiridan kebahagian untuk kebajikkan bagi (masyarakat) mahkluk
semua (sarvabhu tahite ratah)
(26) kama krodha viyuktanam
yatinam yatahetasam
abhito brahmnirvanam
vartate viditatmanam
artinya :
dia yang menguasai diri pribadinyamengontrol pikiranya bebas dari nafsu dan murka
mengetahui Atman ada disekitar dirinyamencapai nirwana bersatu dengan Brahmana
kesadaran akan pendekatan jiwa dengan Atman yang ada disekitar dirinya mempercepat proses seseorang untuk mencapai
nirwana, dan proses ini bisa dicapai dalam hidup ini sekalipun.
(27) Sparsan kritva bahir bahyams
Chakshus chai 'va 'ntare bhruvoh
Pranapanam samau kritva
Nasal hyantaracharinau
Artinya :
114
Bhagavadgitha Bebel
Dengan memutuskan hubungan objek bendaMemusatkan mata diantara kening
Mengatur keluarnya prana dan masuknya spanaDiantara lobang hidung dengan seimbang
(28) yatendriya mano bhuddhir
munir mokshaparayanah
vigatechchha bhaya krodho
yah sada mukta eva sah
artinya :
menguasai panca indria, perasaan dan pikiranseluruh jiwa menghasratkan kelepasanmembuang jauh nafsu, takut dan murka
orang suci itu mencapai kelepasan buat selamanya
(mengenai istilah prana dan apana lihat sloka IV.29). setelah memutuskan hubungan pancaindria dengan objek benda-benda
lahiriah, lalu dilakukan meditasi dengan jalan memejamkan mata setengah tertutup, hanya biji mata saja ditengah-tengah kening tertuju kepada ujung hidung, dan keluar masuknya nafas diatur. Dalam posisi begini, seluruh konsentrasi jiwa dipusatkan kepada hasrat akan kelepasan (moksha). Tentang hal ini, akan dijelaskan
oleh Krisna lebih jauh dalam Bab berikut.
(29) bloktaram yajnatapasam
sarvaloka mahesvaram
suhridam sarvabhutanamjnatva mam santim richchhati
artinya :
setelah mengetahui aku sebagai penerimapersembahan bakti dan tapa-meditasi
sebagai Seru-Sekalian-Alam, pencipta mahkluk semuaia mencapai kebamaian abadi
kalau kurang dialami, seolah-olah sloka diatas ini mengandung pertentangan dengan sloka-sloka 14 dan 15. Tetapi sebenarnya tidaklah demikian. Sebab Tuhan, Brahman, Seru-Sekalian-Alam bukan pelaksana, tidak dapat dilukiskan, tidak dapat diuraikan
115
Bhagavadgitha Bebel
dengan kata-kata dan tidak terucapkan. Hanya manusialah yang mencoba menerangkan dengan berbagai cara, berbagai
penjelasan berbagai antribut-sifat-kwalitas menurut pengertiannya masing-masing.
Untuk mengetahui Brahman sesungguhnya kita harus melaksanakan kewajiban kita dengan jalan mempersembahkan
kebaktian, studi, bersedekah, hidup sederhana, berguru dan meditasi, bukan dengan kata dan penjelasan.
Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu brahmavidyayam
Yogasastre srikrishnarjunasamvade
Karmasamnyasayogo nama panchamo 'dhyayah
Maka berakhirlah bab kelima Upanisad BhagavadgitaMengenai ilmu pengetahuan tentang Yang Maha Esa
Kitab suci Yoga dan dialog antara Sri Krisna danArjuna yang berjudul KARMASAMNYA-SAYOGA
BAB 3
II. PERCAKAPAN KEDUA :SAMKHYA YOGA
Arjuna menolak untuk bertemput, tetapi Krisna menghiburnya dan tidak membenarkan ia bersedih dan bimbang hati demikian.
Dalam Bab ketiga ini Krisna menjelaskan bahwa orang yang mengerti tidak akan bersedih pada kematian maupun kehidupan,
sebab orang mesti mati. Dalam peperangan hanya badan jasmani yang mati dan jiwa tidak pernah mati. Yang mengerti itu
sebenarnya tidak membunuh siapa-siapa. Kewajiban seorang ksatria adalah berperang menegakkan kebenaran,, memperoleh
kemenangan didunia sini dan kebahagian didunia sana, dan bertempur dalam peperangan bukan melakukan dosa.
Kehilangan kehormatan lebih buruk daropada kematian.
Kematian berarti pengantian badan jasmani, dan jiwa sebagai penghuni badan jasmani ini berpindah-pindah kebadan jasmani
lain, bagaikan menganti baju lama dengan baju baru.Pusatkan pikiran pada kesucian, bertindak tanpa mengharapkan
pahala kerja, serahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Tahu.
Teguhkan iman untuk samadi, hilangkan nafsu, takut dan amarah, hadapi senang dan duka bersatu dengan Brahman.
II. Percakapan kedua
116
Bhagavadgitha Bebel
(1) samjaya uvacha:
tam tatha kripaya vishtamasrupurnakulekshanamuvacha madhusuudanah
artinya :
Samjaya berkata:Kepadanya, yang diliputi rasa belas kasihan
Dengan pelupuk mata digenangi airmataDan rasa remuk redam dalam hati
Madusudana berkata begini
Madusudana adalah Krisna sendiri. Disini Arjuna mesara belas kasihan kepada sanak keluarganya, yaitu Kaurawa, yang ia akan
perangi. Tetapi rasa belas kasihan Arjuna ini tidaklah sesuai dengan sifat-sifat orang Arya; sebab walaupun sebagi sanak
keluarganya, Kaurawa sesungguhnya merupakan musuh-musuhnya yang jahat dan sngat berbahaya.
(2) sribhagavan uvacha:
kutas tva kasmalan idamvishame samupasthitamanaryajustam asvargyam
akirtikaram arjunaartinya :
Sri Bhagawan berkata:Darimana datangnya duka dan lemah hati?
Pada saat krisis seperti ini,Semangat bukan orang ksatria,
Tidak luhur dan memalukan, oh Arjuna
Sri Bagawan adalah Krisna sendiri. Dalam bab III inilah krisna, sebagai guru-nya mulai mengungkapkan kepada Arjuna siapa
sebenarnya Dia. Dengan maksud agar Arjuna dapat melepaskan dirinya dari keragu-bimbangannya seperti ternyata dalam bab ii.
Krisna mengungkapkan doktrin tentang jiwa yang tidak termusnahkan, mendorong kebangkitan semangat ksatrianya,
menunjukan jalan Tuhan kepadanya dan merintis tindakan-tindakan kerja serta kewajiban hidup dalam dunia.
Perkataan anaryajustam berarti tidak sesuai dengan sifat-sifat Arya yang mempunyai ciri-ciri berani, tegas, agung dan luhur
budi pekerti.
117
Bhagavadgitha Bebel
(3) klaibyam ma sma gamah partha
nai 'tat tvayy upapadyatekshudram hridayadaubalyamtyaktvo 'ttishtha paramtapa
artinya :jangan biarkan kelemahan itu, oh parta
sebab itu tidak sesuai bagimuenyahkan rasa lemah dan kecut itubanhkitkanlah! Oh pahlawan jaya
parta adalah Arjuna sendiri, dan perkataan paramtapa sebenarnya berarti pebakluk musuh-musuhnya. Disini penakluk
musuh-musuh adalah tiada lain Arjuna sendiri, sebagai pahlawan yang selalu jaya, selalu menang dan menaklukan musuh-
musuhnya. Ketia menyebut diademikian. Dengan maksud agar Arjuna benar-benar bertindak sebagai Ksatria yang berani
menaklukan musuh-musuhnya.
(4) arjuna uvacha:
katham bhisman aham samkhyedronam cha madhusudana
tshubbih pratiyotsyamipujarhav arisudana
artinya :
Arjuna berkata:Tetapi bagaimana ku, 'oh Madusudana
Bisa menyerang Bisma dan DronaMereka yang patut kuhormati,
Dengan panah dalam pertempuran ini, Arisudana?
Madusudana dan Arisudana, kedua-duanya adalah nama lain dari Krisna.
(5) Gurun ahatva hi mahanudhavan
Sreyo bhoktum bhaikshyam api 'hi lokoHatva 'rthakamams tu gurun ihai 'vaBhunjiya bhogan rudhirapradigdhan
Artinya :
Didunia ini lebih baik jadi peminta-mintaDaripada membunuh Guru-guru yang mulia
Walaupun mabuk duniawi, namun tetap gurukuDan membunuh mereka berarti hidup berlumuran darah.
118
Bhagavadgitha Bebel
Perkataan arthakaman sebenarnya berarti kekayaan atau harta benda, dan perkataan rudhirapradigdhan berlumuran darah. Arjuna yang dalam sejarah kemanusian berarti penderitaan,
kesengsaraan, penindasan dan ketidakadilan.
(6) Na chai 'tad vidmah kataran no gariyo
Yad va jayena yadi va no jayeyuhYan eva hatva na jijivishamas
Te 'vasthitah pramukhe dhartarastrahartinya :
aku tidak tahu mana pasti lebih pentingapakah kita tumpas mereka atau mereka taklukan kita
putra-putra Dritarastra yang kita bunuhdan tiddak harapkan hidup, berdiri siap didepan kita
(7) karpanyadoshopahatas vabhavah
prichchhami tvam dharmasammudhachetahyach chhreyah syan nischitam bruhi tan mesishyas te'ham sadhi mam tvam prapannam
artinya :
hati lemah, pikiranku kacau balautentang tugas kewajiban, aku bertanya pada-Mu
terangkanlah kepadaku dengan pasti mana lebih baikaku murid-Mu, pada-Mu kuberlindung, tunjukkan padaku!
Arjuna kini tidak saja merasa putus asa, kecemasan, bimbang ragu tetapi juga mengharap sepenuhnya kepada petunjuk dari Guru-nya. Kepada Krisna diharapkan cahaya terang. Kebenaran yang dapat menyebkan ia bisa melihat mana yang benar dan
mana yang salah.Perkataan nischitam berarti: untuk jelasnya atau untuk pastinya.
(8) na hi prapasyami mama panudyad
yach chhokam uchchhosanam indriyaanamavapya bhumav asapatnam riddhamrajyam suranam api cha 'dhipatyam
artinya :
sebab, aku tidak melihat yang dapatmengenyahkan duka ini mematikan pancaindriaku
walaupun seandainya aku mendapat kekayaan dan kekuasaantiada taranya dibumi dan kedaulatan atas kayangan
119
Bhagavadgitha Bebel
arjuna tidak menginginkan apa-apa selain melepaskan jiwanya dari agoni yang sangat menyiksanya. Konflik jiwanya harus
disembahkan dan harus mencapai kesadaran baru yang menyeluruh
(9) sanjava uvacha:
evam uktva hrishikesamgudakesah paramtapamna totsya iti govindam
uktva tushnim babhuva haartinya :
sanjaya berkata: setelah menerangkan kepada Krisna Gudakesa berkata kepada Gowinda:
"aku tidak hendak bertempur"dan kemudian diam tertegun
dengan berkata "aku tidak hendak bertempur". Arjuna telah memutuskan dalam hatinya tanpa menunggu penadapat dan
nasehat Gurunya. Tetapi dengan keadaannya terdiam (tushnim babhuva) suara kebenaran akan dapat didengar. Disinilah Sri
Bagawan (Krisna) mendapat kesempatan untuk menyampaikan ajaran-ajaranya kepada Arjuna yang ada dalam keadaan
menderita tekanan jiwa dari agoni yang sangat berat. Gudakesa = Arjuna dan Gowinda = Krisna.
(10) tam uvacha hrishikesah
prahasann iva bharatasenayor ubhayor madhyevishidantam idam vachah
artinya :
dalam keadaan duka nestapanyaditengah-tengah kedua pasukkan, oh Barata
dengan agak tersenyum Hrisikesaberkata kepadanya seperti ini:
barat disini adalah maharaja Dristarastra. Dalam sloka ini, Hrisikesa (Krisna) dinyatakan tersenyum, bagaikan cahaya kilat
yang menerangi gumpalan awan gelap yang terbayang pada wajah Arjuna. Senyuman Krisna ini adalah sebagai kunci pembuka hati Arjuna untuk menerima ajaran-ajaran suci
daripadanya supaya membedakan antara jiwa atau rokh dan badan jasmani ini.
120
Bhagavadgitha Bebel
(11) sribhagavan uvachaasochyan anvasochas tvamprajnavadams cha bhahase
gatasun agatasums chana nusochanti panditah
artinya :
Sri Bagawan berkata:Engkau berduka bagi mereka yang tak patut kau sedihi
Namun engkau bicara tentang budi pekertiOrang budiman tidak akan bersedih
Baik bagi yang hidup maupun yang mati
Dalam versi Kashmir baris kedua dari sloka ini berbunyi pra jnavat na abhibhashase yang berarti: engkau berbicara tidak
sebagai seorang cendikiawan.
(12) na tv eva 'ham jatu na 'sam
na tvam ne 'me janadhipahna chai 'va na bhavishyamah
sarve vayam atah paramartinya :
tidak pernah ada saat dimanaaku, engkau dan para raja ini tidak ada
dan tidak akan ada saat dimanakita berhenti ada, sekalipun sesudah ini
sudah barang tentu yang dimaksudkan Krisna dalam sloka ini "aku, engkau dan para raja" bukanlah badan jasmani, melaikan jiwa yang ada didalam badan jasmani masing-masing, yamng
merupakan bagian terkecil daripada jiwa Alam Semesta. Karena ketidaktahuanlah jiwa individu-individu terbungkus oleh badan
jasmani yang terbatas ini merupakan multi ego, seolah-olah terpisah dari kosmos ego. Jiwa yang telah mencapai kelepasan, bersatu dengan jiwa kosms, atau kosmos ego, sedangkan jiwa
yang tidak menemui kelepasan mengembara dari satu kelahiran ke-kelahiran lain, selalu terkungkung oleh badan jasmani, dalam
bentuk multi ego.
(13) dehino 'smin yatha dehe
kaumaram yauvanam jaratatha dehantarapaptir
dhiras tatra na muhyatiartinya :
121
Bhagavadgitha Bebel
setelah memakai badan ini dari masakecil hingga muda dan tua
demikian jiwa berpindah kebadan lainia yang budiman tidak akan tergoyahkan.
Manusia memang ditakdirkan untuk hidup melaui masa kecil, masa muda dan masa tua, serta melalui kelahiran dan kematian
dan tidak langgeng. Tetapi jiwa yang ada didalamnya tidak mengalami perubahan. Hanya jasmaninyalah yang tidak kekal.
(14) matrasparsas tu kauntenya
sitoshnaskhaduhkhadahagamapayino 'nityas
tams titikshasva bharataartinya :
hubungan dengan benda jasmaniah, oh Arjunamenimbulkan panas dan dingin, senang dan duka
dan semua ini datang dan pergi, tidak abadikarena pikullah, wahai Kuntipura.
Sesungguhnyalah sikap senang dan duka ini ditentukan oleh kekuatan dan badan jasmaniah kita. Tidaklahg benar bahwa
seseorang pasti akan bersenang kalau ia mengalami sukses dan bersedih kalau ia menemui kegagalan. Orang dapat mempunyai sikap yang sama sempurna terhadap keduanya; sebab keakuan-lah yang sebenarnya menikmati atau menderita akibat kebiasaan
tersebut. Keakuan ini akan terus berbuat demikian selama jiwa dikungkung oleh badan-jasmani ini, dan tergantung kepada
pengetahuan dan tindakkan jiwa itu sendiri, tetapi apabila jiwa ini mencapai kelepasan, maka kesadaran menjadi terang, dan ia akan menerima segala sesuatunya (panas dan dingin suka dan
duka) dengan tenang dan sempurna, karena ia tahu bahwa semua itu akan datang dan pergi.
(15) yam hi na vyathayanty ete
purusham purusharshabhasamaduhkhasukham dhiram
so 'mritatvaya kalpateartinya :
orang yang tidak tergoyahkan inioh Arjuna, yang tetap dalam duka
dan senang, yang teguh imanpatut hidup kekal abadi
122
Bhagavadgitha Bebel
hidup kekal abadi adalah berbeda dengan yang dialami oleh semua mahkluk hidup didunia ini, ia melebihi hidup dan mati,
tidak dihinggapi senang dan duka, panas dan dingin, tidak diganggu oleh segala macam kejadian. Hidup kekal abadi ini
adalah kesempurnaan kesadaran akan satunya jiwa dengan Jiwa Alam Semesta yang langgeng.
(16) na 'sato vidyate bhavo
na bhavo vidyate satahubhayor api drishto 'ntas tv
anayos tattvadarsibhihartinya :
apa yang tiada, tak akan pernah adaapa yang ada tak akan pernah berhenti
keduanya hanya dapat dimengertioleh orang yang melihat kebenaran
perkataan sat berarti ada atau nyata dan saat berarti tiada atau tak nyata. Dalam sloka ini sat dimaksudkan jiwa dan asat adalah badan jasmani. Jadi yang nyata adalah jiwa dan yang tak nyata
adalah badan jasmani, sebab dalam jangka waktu tertentu badan jasmani tidak tinggal sama, dan sebaliknya yang nyata akan
tetap tinggal sama. Seluruh gejala phenomena didunia ini adalah tidak pernah kekal, tiada tinggal sama, sebab itu adalah tak
nyata. Jiwa itulah nyata!
(17) avinasi tu tad viddhi
yena sarvam idam tatamvinasam avyayasya 'syana kashcid kartum arhati
artinya :
ketahuilah yang melingkupi semua initidak dapat dihancurkan
tidak seorangpun dapat dimusnahkanDia, yang tidak mengenal kemusnahan
Perkataan tatam berarti melingkupi, mencakupi. Dia yang melingkupi semua ini adalah Jiwa atau Atman.
(18) antavanta ime deha
nityasyo 'ktah saririnah
123
Bhagavadgitha Bebel
anasino 'prameyasya
tasmad yudhyasva bharata
artinya :
badan jasmani yang membungkus Diayang langgeng, tiada terhancurkan
dan tiada terbatas akan habissebab itu bertempurlah, wahai Barata
disini Barata dimaksudkan Arjuna sendiri. Perkataan aprameya berarti tidak terbatas, tidak dapat diukur, dan perkataan sariri
berarti jiwa yang sejati dari tiap individu yang tidak dapat dipikirkan sebab tidak dapat dikenal dengan ilmu pengetahuan
yang biasa.
(19) ya enam vetti hantaram
yas chai 'nam manyate batamubhau tau na vijanito
na 'yam hanti na hanyateartinya :
ia yang mengira Dia sebagai pembunuhdan Dia yang percaya Dia dapat dibunuh
adalah kedua-duanya dungu,sebabDia tidak pernah membunuh dan dibunuh
(20) na jayante mriyate va kadachin
na 'yam bhutva bhavita va na bhuyahajo nityah sasvato 'yam puranona hanyante hanyamane sarire
artinya :
Dia tidak pernah lahir dan matiJuga setelah ada tak'kan berenti ada
Da tidak terlahirkan, kekal, abadi dan selamanyaDia tidak mati dikala badan jasmani mati
Krisna mencoba mengungkapkan kepada Arjuna perbedaan antara jiwa dan bukan jiwa (badan jasmani), yang dalam istilah
Samkhya disebut purusha dan prakriti, dimana jiwaitu tidak mengenal lahir, hadir, tumbuh, berubah, rusak dan mati seperti
benda-benda dan mahkluk hidup biasa.
124
Bhagavadgitha Bebel
(21) veda 'viasinam nityam
ya enam ajam avyayamkatham sa purusha parthakam ghatayati hanti kam
artinya :
yang mengetahui Dia yang tak termusnahkanlanggeng, tanpa lahir, tidak berubah
bagaimana ia bisa, oh Partamembunuh dan menyuruh membunuhnya?
(22) vasamsi jirnani yatha vihaya
navani grihnati naro 'paranitatha sarirani vihaya jirnanyanyani samyati navani dehi
artinya :
ibarat orang menanggalkan pakaian lamadan mengantikannya dengan yang barudemikian jiwa meninggalkan badan tua
dan memasuki jasmani yang baru
jiwa yang langgeng tidak berpindah-pindah dari satu tempat ketempat yang lain, tetapi jiwa yang terbelenggu bergerak dari satu badan kebadan yang lain. Tiap kelahiran membawa badan
(anna), hidup (prana) dan pikiran (manah) yang terbentuk daripada materia lam menurut evolusinya dimasa yang kan
datang. Apabila badan jasmani menjadi tua dan hancur, maka manah sebagai pembalut jiwa itu merupakankesadaran baginya untuk berpindah-pindah dari satu badan kebadan lainnya, yang disebut inkarnasi atau numitis. Inkarnasi atau numitis ini adalah
hukum alam, dan hubungan ini adalah objektif dalam evolusi alam semesta.
(23) nai 'nam chhindati sastani
nai 'nam dahati pavakah na chai 'nam kledayanty apo
na soshayati marutahartinya :
senjata tidak dapat melukai Diadan api tidak dapat membakar-Nya
125
Bhagavadgitha Bebel
angin tidak dapat mengeringkan Diadan air tidak dapat membasahi-Nya
perkataan Dia dan Nya dalam sloka ini sama dengan jiwa.
(24) achchhedyo 'yam adahyo 'yam
akledyo 'soshya eva chanithyah sarvagatah sthanur
achalo 'yam sanatanahartinya :
dia tidak dapat dilukai, dibakarjuga tidak dapat dikeringkan dan dibasahi
Dia adalah abadi, tiada berubahTidak bergerak, tetap selama-lamanya
(25) avyakto 'yam achintyo 'yam
avikaryo 'yam uchayatetasmad evam viditvai 'nam
na 'nusochitum arhasiartinya :
Dia dikatakan tidak termanisfestasikanTidak dapat dipikirkan, tidak berubah-ubah
Dan mengetahui halnya demikianEngkau hendaknya jangan berduka
Jadi jiwa itu dikatakan mengatasi segala elemen materi, kekal abadi, dan tidak terpikirkan. Oleh karenanya jiwa tidak dapat
menjadi subjek maupun objek daripada tindakan atau pekerjaan. Dengan lain perkataan, jiwa itu tidak terkena akibat daripada perobahan-perobahan yang dialami oleh pikiran, hidup dan badan jasmani. Semua bentuk ini bisa berubah, datang dan
pergi, tetapi jiwa itu tetap langgeng untuk selamanya.
(26) atha chai 'nam nityajatam
nityam va manyase mritamtatha 'pi tvam mahahahonai 'nam schitum arhasi
artinya :
seandainya engkau berpikir bahwadia terus-menerus lahir dan mati
126
Bhagavadgitha Bebel
namun, oh Pahlawan Bersenjata Saktiengkau hendaknya jangan berduka.
Perkataan mahabaho berasal dari mahantam babu yasya (tvam) dan berarti "yang bersenjata sakti (perkasa)". Yang dimaksudkan dengan perkataan ini ialah Arjuna sendiri. Dalam sloka ini, demi
untuk argumentasi agar jelas bagi Arjuna, Krisna mempergunakan perumpamaan dari segi jasmaniah, yaitu :
seandainya jiwa ini memang dapat lahir dan mati namun arjuna tidak patut bersedih. Sebab, kalau kedudukan itu sudah
dilenyapkan, maka dosa, neraka dan sorga tidak akan ada lagi kelak sesudah hidup ini.
(27) Jatasya hi dhruvo mrityur
Dhruvam janma mritasya chaTasmad aparriharye 'rtheNa tvam sochitum arhasi
Artinya :
Bagi yang lahir kematian sudahlah tentuBagi yang mati kelahiran adalah pasti
Dan ini tiada terelakanKarenanya engkau tak patut bersedih
Walaupun kematian itu tidak dapat dielakkan, namun tidakla berarti kita harus membenarkan pembenuhan, bunuh diri dan peperangan. Kita tidak bisa dengan sengaja mengharapkan
kematian orang lain dengan alasan bahwa semua orang akan mati. Benarlah hidup ini diakhiri kematian, semua kemajuan akan
lenyap, dan tidak sesuatupun yang tetap kekal dilihat dari segi kesementaraannya, namun kesadaran jiwa yang sempurna dapat menjadi kenyataan, dan perkembangan menuju inti tujuan hanya tergantung pada soal waktu dan kejadian-kejadian kosmos dalam
dunia ini.
(28) avyaktadini bhutani
vyaktamadhyani bharataavyaktanidhananany eva
tatra ka paridevanaartinya :
makluk pada mulanya tidak kelihatanhanya kelihatan pada waktu pertengahan
dan menghilang pada akhirnyakenapa mesti bersedih, oh Batara?
127
Bhagavadgitha Bebel
Maksud Krisna dalam sloka ini adalah untuk menjelaskan bahwa apa yang dikatakan mahkluk itu, yang pada mulanya dan pada
akhirnya tidak ada, hanyalah merupakan ilusi pada pertengahannya, yamh oleh karenanya tidak boleh dibiarkan
mempengaruhi jiwa kita.
(29) ascharyavat pasyati kaschid enam
ascharyavad vadati tathai 'va cha 'nyahascharyavach chai 'nam anyah srinoti
srutva 'py enam veda na chai 'va kascihitartinya :
ada orang telah melihat kebesan-Nyayang lain bicara tentang keagungan-Nya
juga ada yang mendengar tentang kemuliaan-Nyatetapi tak seorang, setelah mendengar, mengerti-Nya
hanya sedikit sekali yang telah melihat, mendengar dan berbicara tentang dia, karena hanya sedikitlah orang yang merelakan dirinya untuk menjalani disiplin diri, keyakinan
membaja dan merelakan diri berbuat kebajikkan tanpa menharapkan buahnya. Walaupun banyak orang yang
mempunyai keinginan untuk memiliki kebenaran abadi ini, namun mereka menderita kebimbangan dan kelemahan. Biarpun
seandainnya mereka tiada merasa bimbang, namun kebanyakkan daripada mereka tidak sanggup menderitanya
dalam mencari kebenaran tersebut.
(30) dehi nityam avadhyo 'yam
dehe sarvasya bharatatasmat sarvani bhutani
na tvam sochitum arhasiartinya :
penghuni badan setiap orang semuatidak akan dapat dibunuh
karenanya, oh Barata, jangan dukaatau kematian mahkluk apapun
dalam sloka ini Karisna kembali menyatakan betapa jiwa atau Atman itu sebagai penghuni badan jasmani ini tidak bisa
dibunuh. Yang hanya dapat dibunuh adalah badan jasmani, sebab itu krisna menganjurkan kepada Arjuna supaya bertempur
sebagai Ksatria
128
Bhagavadgitha Bebel
(31) svadharmam api chaa 'vekshya
na vikampitum arhasidharmyad dhi yuddhach chhreyo 'nyat
kshatriyasya na vidyateartinya :
apalagi sadar akan kewajibanmuengkau tidak boleh gentar
bagi ksatria tiada kebahagian lebih besardaripada bertempur menegakkan kebenaran
perkataan swadharma berarti: budi-pekerti pribadi seseorang yang tepat menurut kawajiban hidupnya sendiri
swadharma.Arjuna adalah sebagai kesatria, yang mempunyai tugas kewajiban unytuk bertempur demi kebenaran, yaitu
membela tanah air, bangsa dan agama.
(31) yadrichchhaya cho 'papannam
svargadvaram apavritamsukhinah kshatriyah parthalabhante yuddham irisam
aretinya :
berbaringlah para ksatria, oh Partadapat kesempatan untuk beretempur
tanpa dicari-cari baginyapintu sorga telah terbuka
(32) atha chet tvam imam dharmyam
samgramam na karishyasitatah svadharmam kirtim cha
hitva papam avapsyasiartinya :
tetapi jika engkau tiada melakukanperang menegakkan kebenaran ini
meninggalkan kewajiban dan kehormatanmu,maka dosa papalah bagimu
(33) atha chet tvam imam dharmyam
samgramam na karishyasitatah svadharmam kirtim cha
129
Bhagavadgitha Bebel
hitva papam avapsyasiartinya :
tetapi jika engkau tiada melakukan perang menegakkan kebenaran ini
meninggalkan kewajiban dan kehormatanmu,mana dosa-papalah bagimu
sesunguhnya yang dimaksudkan dengan perkataan perang dan ksatria dalam sloka-sloka ini adalah mengandung pengertian
yang lebih mendalam dan bersifat spirituil. Perang menegakkan kebenaran disini dimaksudkan lebih dari membela tanah air,
bangsa dan agama.yaitu pergulatan bathin antara yang benar dan yang salah. Mereka yang menghindarinya karena perasaan
palsu, lemah dan takut akan dosa. Demikian pula yang dimaksud dengan ksatria disini bukanlah asal kelahiran atau keturunan
ethnologi melainkan psikophisik seseorang yang memiliki sifat-sifat dan pengertian akan svadharma.
(34) akirtim cha 'pi bhutani
kathayishyanti te 'vyayamsambhavitasya cha 'kirtir
maranad atirihyateartinya :
orangkan terus membicarakan nama burukmudan bagi orang yang terhormat
kehilangan kehormatan sungguh itulebih buruk daripada kematian
(35) bhayad ranad uparatam
mamsyante tvam maharathahyesham cha tvam bahumato
bhutva yasyasi laghavamartinya :
para pahlawan besar akan mengiraengkau, pengecut lari dari pertempuran
dan mereka yang pernah memujaengkau, merendahkan dengan penghinaan
(36) avachyavadams cha bahun
vadishyanti tava 'hitahnindatas tava samarthyam
130
Bhagavadgitha Bebel
tato dunkhataram nu kimartinya :
banyak caci maki dilontarkan kepadamuoleh mereka musuh-musuhmu
menjelekkan dan menghina kekuatanmu,adakah yang lebih sedih dari itu?
(37) hato va prapsyasi svargam
jitva va bhokshyase mahimtasmad uttishtha kaunteyayuddhaya kritanischayah
artinya :
andaikata tewas, engkau 'kan pergi kesorgaatau kalau menang , engkau 'kan nikmati dunia
maka itu bangkitlah, kunti putrabulatkan tekad, bertempur maju
setelah mengungkapkan kebenaran yang tertinggi, yaitu Jiwa atau Atman, dan ketidak-kekalan badan jasmani,Krisna
selanjutnya dalam sloka-sloka diatas menerangkan tugas kewajiban seorang ksatria, baik dilihat dari segi kebenaran
metaphisika ataupun kewajiban sosial pada umunya. Jelaslah kepada kita, bahwa adalah mungkin untuk mencapai
kesempurnaan yang lebih tinggi dengan jalan melakukan tugas-kewajiban kita atas dasar kebenaran.
(38) sukhaduhkhe same kritva
labhalabhau jayajayautato yuddhaya yujyasva
nai 'vam papam avapsyasiartinya :
dengan menganggap suka dan dukalaba rugi, menang dan kalah, sama
kemudian terus maju bertempurengkau tiada melakukan dosa
walaupun Arjuna telah menyatakan bahwa ia tidak menginginkan kemenangan, kesenangan duniawi dan kekuasaan yang tidak
terbatas (seperti dalam sloka I.32 dan II.8), namun Krisna disini bermaksud untuk menjelaskan suatu methode dan bukan
mengharapkan agar dia menginginkankan sorga dan kebahagian duniawi, dan bhwasannya hanya dengan semangat dan
131
Bhagavadgitha Bebel
keyakinan yang menyatakan suka dan duka, menang dan kala itu sama, maka Dia dapat melakukan tugas kewajibannya dalam
situasi dimana ia berada dengan tanpa ikatan pada keinginan memperoleh hasilnya. Dengan jalan demikian Karma dapat dilaksanakan dengan tanpa menambah bebanya, dan jalan
menuju kelepasan dapat ditempuh.
(39) esha te 'bhihita samkhye
buddhir yoge tv imam srinubuddhya yukto yaya paarthakarmabandham prahasyasi
artinya :
itulah bagimu ajaran Sankhyadan kini dengarkanlah ajaran yoga
bila engkau bersedia menerimanya, oh Partaengkau akan terlepas dari ikatan Karma
dalam Bab ini ada dua bagian yang terpisahkan walaupun sesungguhnya kedua bagian tersebut merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu bagian pertama mengandung ajaran-ajaran Sankhya dan bagian kedua berisikan ajaran-ajaran
yoga. Dalam ajaran Sankhya. Krisna mengungkapkan kepada Arjuna pengertian tentang jiwa, atau purusha, atau Atman, yang
mengatasi segala element materiil, kekal-abadi dan yang berbedah dengan badan jasmaniah yang tidak kekal atau selalu
berubah-ubah;ajaran yoga, atau lebih jelasnya Karmayoga, menguraikan pengetahuan tentang Atman yang tidak dapat dimusnahkan dan kekal abadi yang harus diterapkan kepada
sikap, tindakkan dan kerja yang nyata untuk membebaskan-Nya dari ikatan kelahiran dan kematian. Sikap, tindakkan dan kerja yang bagaimana?. Yaitu sikap, tindakkan dan kerja yang tidak
mempunyai motif kepentingan diri pribadi dan tidak mengharapkan hasilnya.
Karmayoga adalah ajaran-ajaran yang mengungkapkan agar Atman dibebaskan dari ikatan karmabandham (ikatan hasil kerja)
Dalam bagian kedua bab ini (slika-sloka berikutnya). Krisna menguraikan kepada Arjuna bagaimana Yoga itu harus
dilaksanakan dalam prakteknya.
(40) ne 'ha 'bhikramanaso 'sti
pratyavayo na vidyatesvalpam apy asya dharmasya
132
Bhagavadgitha Bebel
trayate mahato bhayatartinya :
dalam hal ini tiada hal sia-siatiada rintangan tidak teratasiwalau sedikit dari dharma ini
akan membebaskan cengraman ngeri
dalam Karmayoga setiap sikap, tindakkan dan kerja tidak ada yang hilang dan sia-sia, dan semua usaha akan meninggalkan
nilai kebersihan dan kesucian jiwa setiap individu yang melaksanakan sikap, tindakan dan kerjanya benar-benar tanpa motif kepentingan diri pribadi dan harapan akan buah hasilnya. Tetapi sebaliknya, apabila sikap, tindakkan dan kerja semata-mata penuh didasarkan atas motif kepentingan diri sendiri dan mengharapkan akan buah dan hasilnya, maka skumulasi karma akan terus bertambah dan ikatan kelahiran dan kematian akan bertambah kuat. Inilah yang dimaksudkan dengan cengkraman
ngeri (mahato bhayat).,
(41) vyasayatmika buddhir
eke 'ha kurunandanabahusakha by anantas chaboddhayo 'vyavasayinam
artinya :
yang pikirannya bulat, kurunandanamenjurus kearah satu tujuan
tetapi yang masih ragu-ragu, pikirannyabercabang dan tiada habis-habisnya
pikiran bulat, diarahkan menuju suatu tujuan membutuhkan latihan dan konsentrasi yang harus dipertumbuhkan.
(42) yam imam pushpitam vacham
pravadanty avipaschitahvedavadaratah partha
na 'nyad asti 'ti vadinahartinya :
kata-kata muluk dan menarikdiucapkan oleh orang-orang munafik
menikmati apa yang tersurat dalam Vedadan berkata "tiada lain hanya ini!", oh Parta
133
Bhagavadgitha Bebel
(43) kamatmanah svargapara
janma karma phala pradamkriya visesha bahulam
bhogaisvaryagatim pratiartinya :
nafsu pribadi dan sorga jadi tujuanmemberikan inkarnasi sebagai pahal
dan mereka mengajarkan aneka warna upacarauntuk memperoleh kenikmatan dan kekuasaan
dalam kedua sloka tersebut diatas. Krisna menunjukkan kepada Arjuna kekeliruan orang-orang yang mengatakan dirinya guru dengan mengajarkan pengikut-pengikut memperoleh pahala, kesenangan+kekayaan+kekuasaan, dengan jalan upacara-
upacara beraneka warna seperti tercantum dalam kitab-kitab suci Weda. Ini bukanlah dimaksudkan oleh Krisna.
(44) bhogaisvarya prasaktanam
taya 'pahritachetasamvyavasayatmika buddhihsamadhau na vidhiyate
artinya :
mereka yang pikirannya terpengaruhikeinginan akan kenikmatan dan kekuasaan
terjebak oleh ajaran-ajaran demikiantak terpusatkan, tidak patut untuk samadi
dengan perkataan samadhi dimaksudkan pemusatan pikiran kepada kesadaran akan adanya Brahman (Yang Langgeng dan
Maha Tahu) yang diperoleh dengan jalan meditasi terus-menerus dan mendalam. Orang yang pikirannya selalu diburu oleh
kekayaan, kenikmatan dan kekuasaan tidak mungkin dapat dipusatkan. Oleh karenanya tidak mungkin dapat bersamadhi.
(45) traigunya vishaya veda
nistraigunyo bhava 'rjunanirdvandvo nitya sattvastho
niryogakshema atmavanartinya :
Veda menguraikan tentang triguna, ArjunaBebaskan dirimu daripadanya, juga dari dualisme
134
Bhagavadgitha Bebel
Pusatkan pikiranmu kepada kesucianLepaskan dirimu dari duniawi, bersatu dengan Atman
Yang dimaksudkan dengan triguna adalah sattva, rajas dan tamas,sedangkan guna berarti sifat, atribut dan karakter
daripada prakriti atau alam atau badan jasmaniah. Dalam hal ini Krisna hendak menjelaskan kepada Arjuna bahwa prakriti atau
benda jasmaniah memiliki tiga sifat, antribut dan karakter, yaitu sattva, rajas dan tamas. Sattva berarti sifat, antribut dan
karakter yang cerdas, terang bersih, bahagia, tenang. Rajas berarti sifat, atribut dan karakter yang lincah, campur baur,
bernafsu, susah, gelisah. Tamas berarti sifat, atribut dan karakter yang tolol, gelap, kotor, pulas dan mati. Jadi benda atau badan
jasmaniah ini memiliki salah satu daripada guna tersebut.
Krisna mengharapkan agar Arjuna membebaskan diri daripada ketiga (tri) macam guna tersebut diatas, atau dengan perkataan
lain, membebaskan dirinya daripada ikatan sifat, atribut dan karakter badan jasmaniah ini. Juga ikatan dari dualisme, yaitu
baik dan buruk, senang dan suka, panas dan dingin dan sebagainya.
(46) yavan artha udapane
sarvatah samplutodaketavan sarveshu
brahmanasya vijanatahartinya :
seperti sebuah kolam didaerah banjirdigenang air dimana-manademikian kitab suci Veda
bagi brahmana yang arif-bijaksana
dalam sloka ini Krisna memberikan suatu perbandingan bahwa seseorang yang telah memiliki pengetahuan tentang atman pada
dirinya, maka tiada perlu lagi baginya melakukan persembahyangan dan upacara-upacara seperti tercantum
dalam kitab-kitab suci Weda, seperti halnya kalau sudah ada air dimana-mana maka tidak dibutuhkan lagi untuk membuat kolam.
(47) karmany eva dhikaras te
ma phaleshu kadachanama karmaphala hetur bhurma te sango 'stv akarmani
artinya :
135
Bhagavadgitha Bebel
kewajiban kini hanya bertindakbekerja tiada mengaharapkan hasil
jangan sekali phala menjadi motifmujangan pula bediam diri jadi tujuaanmu
dalam sloka ini bukanlah dimaksudkan bahwa "bekerja tanpa mengharapkan hasil", orang lalu bersikap ingkar dari segala
tujuan bekerja, seperti digambarkan dalam contoh berikut ini : seorang petani yang dengan rajin mengerjakan sawahnya, ketika
padinya telah menguning dan masak dituai, karena mengharapkan hasilnya, ia sendiri lalu membakar habis padinya.
Bukan ini yang dimaksudkan! Tujuan yang tertinggi dari seseorang adalah bekerja dan bertindak untuk melepaskan jiwanya menuju pembebasab abadi, bersatu dengan Atman.
Berdiam-diam atau masa bodo terhadap kewajiban dan tanpa bertindak atau bekerja adalah juga bukan dimaksudkan. Sebab, baik bekerja dengan mengharapkan pahalanya maupun masa bodo terhadap kewajiban kedua-duanya berarti membiarkan
yang tidak habis-habisnya.
(48) yogasthah kuru karmani
sangam tyaktva dhanamjayasiddhyasiddhyoh samo bhutva
samatvam yoga uchyateartinya :
pusatkan pikiranmu pada kesucianbekerjalah tanpa menghiraukan pahala, Dananjaya
tegaklah pada kesuksesan maupun kegagalansebab, keseimbangan jiwa adalah yoga
perkataan samatvam berarti penguasaan diri, keseimbangan jiwa. Dia yangdsapat menguasai dirinya, memiliki keseimbangan jiwa, menundukkan rasa peka, amarah, ambisi dan keangkuhan.
(49) durena hy avaram karma
buddhi yogad dhanamjayabuddhau saranam anvichchha
kripana phala hetevahartinya :
rendahlah derajat kalau hanya kerjatanpa disiplin budi, oh Dananjaya
136
Bhagavadgitha Bebel
serahkanlah dirimu pada Yang Maha TahuKasihan yang mengharap pahala dari kerja.
(50) buddhi yukto jahati 'ha
ubhe sukrita dushkritetasmad yogaya yujyasvayogah karmasu kausalam
artinya :
orang yang bersatu dengan budi sucibersikap bebas terhadap baik dan kejioleh karenanya, laksanakanlah yoga
sebab yoga-lah mahatahu dalam kerja
orang yang mengerti karmayoga mencapai status yang lebih tinggi dimana ia terbebas dari dualisme, baik dan buruk. Ia tiada lagi mempunyai motif pribadi atas segala kerja yang dilakukan,
dan oleh karennya ia terbebas dari sgala keburukkan dan kejahatan. Pikirannya seimbang, bening, tiada lagi diwarnai oleh
sifat, atribut dan karakter yang dimiliki badan jasmaniahnya.
(51) karmaja buddhiyukta hi
phalam tyaktva manishinahjamabandha vinirmuktah
padam gachchanty anamayamartinya :
orang yang jiwanya bersatu dengan Yang Maha Tahutiada lagi mengharapkan pahala dari kerjannya
membebaskan diri dari ikatan kelahiranmencapai tempat dimana duka nestapa tiada
orang yang terlepas dari ikatan kelahiran dan mencapai tempat yang tenang dimana tidak terasa lagi duka-nestapa disebut
moksha. Moksha tidak pula dicapai walaupun seseorang masih hidup didunia kita ini, Moksha ini adalah kelepasan.
(52) yada te mohakalilam
buddhir vyatitarishatitada gantasi nirvedam
srotavyasya srutasya chaartinya :
137
Bhagavadgitha Bebel
apabila pikiranmu telah terbebakandari bayangan ilusi duniawi
engkau akan bersikap netral padaapa yang engkau telah dengar da akan dengar nanti
(53) srutivi pratipanna te
yada sthasyati nischalasamadhav achala buddhis
tada yogam avapsyasiartinya :
bila pikiranmu, yang dikacaukan srutitenang tidak tergoyahkan lagi
tetap seimbang dalam samadhiitu berarti engkau mencapai yoga
kata-kata srotavya sruta dan sruti dalam kedua sloka diatas ini berarti : apa yang telah didengar, apa yang harus didengarkan
dan apa yang telah didengarkan. aDapun yang dimaksud dengan sruti (apa yang sedang didengarkan) dalam sloka diatas adalah
kitab-kitab suci Weda. Bagi orang yang telah mencapai kesadaranjiwa dan telah menyerahkan dirinya kepada Atman,
maka ia tiada lagi membutuhkan kitab-kitab suci. Ia telah berada ditingkat yang lebih diatas daripada itu.
(54) arjuna uvacha:
sthitaprajnasya ka bhashasamadhisthasyta kesava
shitadhih kim prabhashetakim asita vrajeta kim
artinya :
Arjuna bertanya:Apakah tandanya orang arif-bijaksanadan Dan teguh iman untuk samadi, Oh kesawa
Betapa pula caranya berbicaraCara duduk, atau berjalan?
Dalam sloka ini ada dua hal yang ditanyakan oleh Arjuna kepada Arjuna. Pertama, Arjuna ingin menegetahui bagaimana ciri-
cirinya seseorang yang telah meyerahkan dirinya kepada Atman dikala ia bersamadi. Kedua, Arjuna ingin mengetahui betapa pula pengaruh kesadaran jiwanya terhadap tindak tanduk dan sikap
hidupnya sehari-hari. Kesawa = Krisna.
138
Bhagavadgitha Bebel
(55) sribhagavan uvacha:prajahati yeda kaman
sarvan partha manogatanatmany eva 'tmana tushtahsthitaprajnas tado 'chyate
artinya :
Sri Bagawan berkata:Jika seseorang dapat melenyapkan, oh Parta
Segala nafsu yang timbul dalam hatinyaDan puas hanya dengan baktinya kepada Atman
Maka ia disebut orang teguh beriman
Perkataan kamah berarti segala macam nafsu yang dapat memuaskan pancaindria manusia. Orang yang selalu ingin
memuaskan nafsunya, selalu berusaha memburu sasarannya, objeknya. Sesungguhnya orang yang dalam keadaan demikian,
bukannya nafsunya yang terkejar, melainkan hatinya tertangkap oleh objek nafsunya, tidak ubahnya sebagai ular yang dibungkus kulitnya sendiri. Jadi, orang yang dapat melepaskan dirinya dari hawa nafsu, dikatakan sebagai ular yang mengelupas kulitnya.
(56) duhkheshv anudvignamanah
sukheshu vigatasprhahvita raga bhaya krodha
sthitadhir munir uchyateartinya :
yang tidak sedih dikala dukatidak melonjak kegirangan dikala bahagai
bebas dari nafsu, takut dan amarahia disebut orang suci teguh beriman
perkataan muni berarti orang yang sedang bersamadi. Nafsu, takut dan amarah adalah godaan yang jahat terhadap jiwa
seseorang, sedangkan suka dan duka merupakan komponen daripada nafsu. Orang yang telah memutuskan dalam hatinya untuk melakukan meditasi dan berusaha melepaskan diri dari nafsu, takut dan amarah, lambat laun tiada lagi merasakan
akibat daripada suka dan duka. Dan pada suatu saat ia merasakan duka dan duka itu adalah sama. Pada waktu itulah ia telah dapat menguasai dirinya, menguasai godaan nafsu, takut
dan amarah yang mulanya telah mengepung dia.
(57) yah sarvatra 'nabhisnehas
139
Bhagavadgitha Bebel
tat-tat prarya subhasubham
na 'bhinandati na dveshti
tasya prajna pratishthita
artinya :
yang tidak keinginan apapun juatiada lagi hiraukan senang atau duka
walau kebahagian atau kesedihan dihadidinamakan memiliki kesimbangan jiwa
apabila kebahagian yang dihadapi, hendaknya jangan berlaku dipuji-puji, demikian pula sebaliknya kalau kesedihan yang
dihadapi, hendaknya jangan dimaki-maki setengah mati. Ibarat bunga mekar dan kemudian layu, hendaknya diterima seadanya,
jangan hanya diwaktu mekar disanjung-sanjung, tetapi dikala layu dibuang, ditendang jauh-jauh. Demikianlah orang memiliki keseimbangan jiwa menghadapi suka dan duka itu dengan sikap
yang sama.
(58) yada samharate cha 'yam
kurmo 'ngani 'va sarvasah
indriyani 'ndriyarthebhyas
tasya prajna pratishthita
artinya :
ibarat penyu menarik kaki kedalam tubuhnyaia menarik semua pancaindrianyadari segenap objek keinginannya,
demikian jiwanya mencapai keseimbangan
(59) vishaya vinivartante
niraharasya dehinah
rasavarjam raso 'py asya
param drishtva nirvartate
artinya :
140
Bhagavadgitha Bebel
orang dapat mengekang hawa nafsunyadan seleranya lenyap, tapi kerinduaanya tetap
dan kerinduan ini pun akan lenyapbila Yang Maha Tahu menampakkan dirinya
hawa nafsu memang mungkin dapat dikekang dan objek keinginan akan dilenyapkan, dibuang jauh-jauh. Tetapi orang
yang dapat mengekang hawa-nafsunya, belum tentu menyapu kerinduaan terhadap objek keinginannya dari dalam hatinya.
Maka itu, pengekangan tidak saja terhadap pancaindria, tetapi juga terhadap jiwa, sehingga jiwa itu bersatu dengan Atman. Dan
bila jiwa berdatu dengan Atman, maka Yang Maha Tahu akan menampakkan diri-Nya.
(60) yatato hy api kaunteaya
purushasya vipaschitah
indriyani pramasabham manah
artinya :
walaupun ia adalah seorang budimantelah berusaha sekuat tenaga, Kuntiputra
namun pancaindrianya yang liarakan menyeret jiwanya dengan paksa
(61) tani sarvani samyamyam
yukta asita matparah
vase hi yasye 'ndriyani
tasya prajna pratishtthita
artinya :
setelah dapat menguasai semua ituia harus duduk memusatkan pikiran pada-Ku
sebab, yang dapat mengendalikan pancaindrianyadinamakan memiliki keseimbangan jiwa
ku dalan sloka ini adalah sama dengan Yang Maha Tahu dalam sloka 59. Disini Krisna menjelaskan kepada Arjuna, bahwa tanpa
pemusatan pikiran dan pengabdian jiwa terhadap Brahman (Yang Maha Esa), segala usaha seseorang akan sia-sia. Disiplin jiwa, bukan hanya pemusatan pikiran dan pengekangan hawa nafsu
141
Bhagavadgitha Bebel
tetapi juga harus disertai dengan kemauan keras dan pengabdian yang terus-menerus.
(62) dhyayato vishayan pumsah
sangas teshu pajayatesangat samjayate kamah
kamat krodho 'bhijayate
artinya :
bila orang memikirkan duniawi selalumaka keinginan daripadanya lahirdan keinginan ini timbulah nafsu
dan dari nafsu itu bangkitlah amarah
nafsu adalah kekuatan lahiriah yang tidak ada bandingannya. Orang bisa mencapai kemegahan dan kemewahan setinggi langit
justru karena nafsu tiu. Demikian pula orang bisa terpelanting dan terjerumus kedalam jurang kesengsaraan dan kehinaan. Dan
nafsu yang tidak mencapai sasarannya menimbulkan marah yang berkobar-kobar. Nafsu pasti menimbulkan ketenangan dan
keseimbangan jiwa.
(63) krodhad bhavati sammohah
sammohat smritivibrahramah
smritibrahmsad biddhonaso
buddhinasat pranasyati
artinya :
dari amarah timbulah kebingungandari kebingungan hilang ingatan
hilang ingatan menghancurkan pikirankehancuran pikiran membawa kemusnahan
seperti dijelaskan dalam sloka terdahulu, hawa nafsu membangkitkan amarah. Dalam sloka ini dijelaskan oleh Krisna bahwa amarah adalah pangkal kemerosotan psiko seseorang.
Emosi kemarahan ini menyeret jiwa seseorang kedalam kebingungan ini membungkus inteleknya. Sehingga kekuataan
pikiran yang dipancarkan oleh intelek ini tertutup. Secara psikologis, orang itu dikatakan hilang ingatan. Hal ini dikuti oleh
142
Bhagavadgitha Bebel
kekusutan (kehancuran) pikiran. Pikiran yang kusut tidak lagi mempunyai kekuatan membedakan dan tidak pula rasional.
Pikiran yang tidak rasional inilah meluruskan jalan keruntuhan moral. Inilah yang dimaksudkan kemusnahan seseorang
bukanlah ia lalu mati dalam artian jasmani, sebab kenyataan lahiriah biasa menunjukkan bahwa orang yang hidup penuh
diliputi hawa nafsu sehari-hari kelihatan segar bugar.
Demikianlah Krisna menguraikan degradasi atau kemerosotan moral itu yang pankal mulanya berasal dari pikiran, yang secara
halus dan tidak sadar menyusup kedalam jiwa.
(64) raga dvesha viyuktais tu
vishayan indriyais charan
atmavasyair vidheyatma
prasadam adhigachchati
artinya :
tetapi orang yang teguh berimanwalau hidup ditengah-tengah benda duniawi
tetap menguasai nafsunya, bebas dari suka & bencimencapai kedamaian dalam jiwanya
(65) prasade sara duhkhanam
hanir asyo 'pajayate
prasanna chetaso hy asu
buddhih paryavatishthate
artinya :
dalam jiw ayang bersih heningsegala derita-kesengsaraan jadi sirnapikiran orang berjiwa bersih demikianbersemayam teguh dalam ketenangan
demikian orang yang membebaskan dirinya dari macam gangguan emosi lambat-laun mencapai keseimbangan yang
cocok benar untuk samadi.
(66) na 'sti buddhir ayuktasya
143
Bhagavadgitha Bebel
na 'cha 'yuktasya bhavana
na 'cha 'bhavayatah santir
asantasya kutah sukhan
artinya :
yang melepas hawa-nafsu, tak punya kekuatan jiwajiwa lemah tidak dapat memusatkan pikiran
tanpa pemusatan pikiran tak mungkin ada ketenangandan tanpa ketenangan , dimanakah ada kebahagian?
(67) indriyanam hi charatam
yan mano 'nuvidhiyate
tad asya harati prajnam
vayur navam iva 'mbhasi
artinya :
bila pikiran hanyut dalam pancaindriapenegertian baik juga terbawa olehnya
ibarat angin topan melandaperahu hanyut dalam samudera
kontras dengan sloka 64. Dalam sloka ini dijelaskan betapa posisi seorang yang berpikiran dan pengertian baiknya terbawa hanyut oleh nilai-nilai keinginan pancaindrianya. Keinginan atau hawa-nafsu yang selalu bergerak dengan kuatnya (bila orang tiada
teguh iman) dapat mnegombang-ambingkan jiwa, seperti diibaratkan sebuah perahu dalam sloka ini.
(68) tasmad yasya mahabaho
ningrihitani sarvasah
indriyani 'ndriyarthebhyas
tasya prajna pratishthita
artinya :
karenanya orang yang dapat mengendalikanpancaindriannya dari segala nafsunya
144
Bhagavadgitha Bebel
objek keinginannya, oh Mahabahuialah jiwanya, mencapai keseimbangan
ini bukanlah berarti bahwa pancaindria itu dapat diputuskan dari nafsu dan objek keinginan seseorang. Ia hanya dapat
dikendalikan dan ditaklukan oleh kemauan jiwa yang kuat. Mahabahu berarti: yang bersenjata perkasa (sakti) dan yang
dimaksudkan adalah Arjuna (lihat sloka 26). Disini dimaksudkan : arjuna yang bersenjatakan memtal yang perkasa.
(69) ya nisa sarvabhutanam
tasyam jagarti samyami
yasyam jagrati bhutuni
sa nisa pasyato munch
artinya :
apa yang gelap bagi mahkluk sekalianadalah terang bagi m yang mengetahui Atman
apa yang siang bagi mahkluk sekalianadalah malam bagi yang mengetahui Atman
bagi orang dan mahkluk lainnya kebenaran abadi adalah gelap, tetapi bagi Munu (yaitu orang yang mengetahui Atman),
kebenaran abadi adalah terang benderang. Ia dapat melihat apa yang masih gelap bagi orang biasa. Demikianlah perbedaan
pandangan orang biasa dengan orang yang mengetahui Atman terhadap kebenaran abadi dalam hidup ini.
Selanjutnya, bagi orang biasa siang hari adalah waktu untuk melakukan segala macam aktivitas untuk mencapai kesenangan
hidup dalam dunia ini : tetapi bagi Muni kebahagian ini hanya dapat diperoleh diwaktu malam sepi, dimana hiruk-pikuk dan sktivitas manusia sudah tidak ada lagi, hal mana yang sangat cocok untuk melakukan samadi. Jiwanya terjaga dikala orang
biasa membangunkan panca indrianya bagi segala objek hawa-nafsu dalam hidup ini.
(70) apuryamanam achala pratishtham
samudram apah pravisanti yadvad
tadvad kama yam pravisanti sarve
145
Bhagavadgitha Bebel
sa santim apnoti na kamakami
artinya :
ibarat sungai mengaliri samuderawalau tetap diisi air namun tetap tenang
demikian orang berjiwa tenang mencapai kedamaiantetapi bukan orang yang melepas hawa-nafsu
samudera yang luas tidak terpengaruh sama sekali oleh aliran air dari beribu-ribu sungai yang bermuara ditepinya. Demikianlah
halnya orang yang telah menemukan kedamaian dalam jiwanya tidak terpengaruh oleh reaksi-reaksi jahar dari nafsu yang
dihasilkan oleh objek kesenangan duniawi yang silih berganti melintas depanya selama hidupnya didunia ini.
(71) vihaya kaman yah sarvan
pumams charatinihhsprihah
nirmamo nirahamkarah
sa santim adhigachchati
artinya :
orang yang mengenyahkan semua nafsunyadan melangkah bebas tanpa keinginan
enyah dari perasaan "aku" dan "punyaku"mencapai kedamaian dalam jiwanya
(72) esha brahmi sthitih partha
nai 'nam prapya vimuhyati
sthitva 'syam antakale ;pi
brahmanirvanam richchhati
artinya :
inilah tingkat kesucian, oh Partadia yang telah sampai ditingkat iniwalau maut tiba, tiada bingung lagi
dan mencapai nirwana bersatu dengan Brahman
146
Bhagavadgitha Bebel
orang yang telah melemparkan jauh-jauh hawa nafsu, tiada lagi mempunyai keinginan dan perhitunagn akan sesuatu untuk
kebesaran atau keagungan dirinya sendiri. Ia tiada lagi mempunyai rasa ke-aku-an dan tiada memiliki benda jasmaniah
sebagai kepunyaannya.
Dalam keadaan demikianlah ia disebut mencapai samtim, kedamaian, yaitu lenyapnya semua suka dan duka dalam
kehidupan didunia kita ini.
Didalam evolusinya, ia lalu mencapai nirvana, kesempurnaan. Dalam kitab suci Dhammapada, Gautama Budhha menjelaskan
seperti berikut : "kesehatan adalah keberuntungan yang terbesar, kepuasan (dalam kesederhanaan) adalah kekayaan yang paling melimpah-limpah, keyakinan adalah kawan sejati dan nirwana adalah kebahagian yang tertinggi". Inilah artinya
nirwana.
Oranng yang mencapai nirwanaadalah mencapai tempat Brahman Yang Maha Tunggal, Yang Absolut, Jiwa Yang Maha
Agung, dan tinggal selam-lamanya distu bersama-Nya. Tempat ini disebut Brahmanirwana.
Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu brahmavidyayamYogasastre srikrishnarjuna samvade
Samkhyayogo nama dvitiyo 'dhyayah
Maka berakhirlah bab kedua Upanishad BhagavadgitaMengenai ilmu penegtahuan tentang Yang Maha Esa
Kitab suci Yoga dan dialog antara Sri Krisna dan Arjuna yng berjudul SMKHYAYOGA
147
Bhagavadgitha Bebel
BAB 4
III. PERCAKAPAN KETIGA
KARMAYOGA
Arjuna bertanya bhwasanya kalau memang benar ilmu pengetahuam lebih mulia daripada tindakkan (kerja), mengepa harus melakukan tindakan-tindakan kejam membunuhi sanak
keluarga?. Dalam bab ketiga ini Krisna memberi jawaban : tindakan (kerja) adalah merupakan hukum alam.
Bekerja seperti telah diwajibkan dengan kebaktian dan pengabdian kepada Brahman, tanpa megharapkan keuntungan
pribadi demi kesejahteraan dan kebahagian sesama umat manusia. Dan melakukan kewajiban sendiri walaupun dengan
tidak sempurna lebih baik daripada kewajiban orang lain walaupun dikerjakan dengan sempurna. Inilah disiplin hidup.
Tindakkan digerakkan oleh hukum-alam ini dan bukan oleh jiwa yang ada dalam badan jasmaniah ini. Sifat alam menimbulkan amarah dan nafsu yang dapat menyebabkan orang terikat oleh
keinginan akan pahala kerja.
Maka itu, janganlah sampai tertipu oleh sifat alam ini, tetapi berhenti bekerja berarti melawan hukum alam dan dunia kan
hancur.
Tunjukkanlah segala tindakkan kepada Brahman, bebas dari keinginan nafsu dann ke-aku-an, enyahkan rasa gentas dan
bertempur, beri contoh kepada yang lebih bodoh!
IV. Percakapan Ketiga
(1) arjuna uvacha:
iyayasi chet karmanas te
mata buddhir janardana
148
Bhagavadgitha Bebel
tat kim karmani ghore mam
niyojayasi kesava
artinya :
Arjuna bertanya:Wahai Janardana, kalau Engkau berpikir
Bahwa ilmu pengetahuan lebih mulia dari tindakkanMelakukan tindakkan kejam ini, oh kesava?
(2) vyamsrene 'va vakyena
buddhim mohayasi 'va me
tad ekam vada nischita
yana sreyo 'ham apnuyam
artinya :
uraian-Mu agak kacau membingungkan pikirankudari itu, katakanlah kepadaku dengan pastisatu-satunya jalan yang dapat kutempuh
untuk mencapai kebahagian abadi
arjuna berpendapat bahwa berperang, bertempur saling bunuh-membunuh adalah ghore, kejam, buas dan kasar. Walaupun bagi seorang ksatria membunuh dalam peperangan itu adalah suatu
kewajiban, namun Arjuna menolak untuk berbuat demikian sebab hatinya tiada tega melakukan kekejaman tersebut, apalagi
untuk membunuh anak kandangnya sendiri.
Uraian Krisnadalam Bab II tiada mudah ditangkap oleh Arjuna, yang menyebabkan ia salah mengerti. Ia bertambah bingung
menangkap ajaran krisna seolah-olah Sri Bagawan menyatakan bahwa bekerja untuk memperoleh penghargaan adalah lebih
rendah derajatnya daripada bekerja tanpa keinginan dan kepentingan pribadi, dan ilmu pengetahuan tanpa tindakkan
adalah lebih baik daripada tindakkan atau kerja.
Kalau memang cara ilmu pengetahuan lebih baik untuk mencapai kebahagian abadi daripada kerja? Lebih-lebih tindakan
untuk membunuh dalam peperangan. Demikian pertanyaan Arjuna, dan ia mengharapkan benar-benar petunjuk yang pasti
dari Guru-nya.
149
Bhagavadgitha Bebel
(3) sribhagavan uvacha:
loke 'smin dvividha nishtha
pura prokta maya 'nagha
jnanayogena samkhyanam
karmayogena yoginam
artinya :
Sri Bagawan berkata:Telah kukatakan sejak dahulu, oh Anagha
Ada dua disiplin dalan hidup iniJalan ilmu penegtahuan bagi cendikiawan
Jalan tindakkan, kerja bagi karyawan
Seperti dalam ilmu-psikologi dewasa ini, Krisna menjelaskan kepada Arjuna, bahwa memang pada umumnya ada dua macam
pencari kebenaran abadi ini, yaitu mereka yang mencari kebenaran abadi dengan jalan ilmu pengetahuan dan
kerohanian, dan mereka yang mencari kebenaran dengan jalan pengabdia dan kerja sehari-hari tanpa menghitung-hitung pahala yang akan diperoleh. (anagha seperti orang yang tidak bersalah; disini dimaksudkan Arjuna, sebab ia belum mengerti). Baik orang
menempuh jalan tersebut memberi effek yang sama terhadap usaha mencapai kebahagian abadi itu. Kedua jalan tersebut
tidaklah ekslusif sama sekali, melainkan pada suatu tingkatan usaha, kedua-duanya isi-mengisi.
Kedua-dua jalan itu sama nilainya. Jalan kerja ditempuh oleh orang biasa dalam kehidupannya sehari-hari, sedangkan jalan ilmu pengetahuan ditempuh oleh mereka yang jiwanya telah
diterangi dengan ajaran-ajaran kerohanian.
(4) na karmanam anarambhan
naishkarmyam purusho 'snute
na cha samnyasanad eva
siddhim samadhigachchhati
artinya :
150
Bhagavadgitha Bebel
orang tidak akan mencapai kebebasankarena diam tiada bekerja,
juga ia tak-kan mencapai kesempurnaankarena menghindari kegiatan kerja
memang ada anggapan bahwa untuk mencapai kebebasan, orang harus menghentikan segala kerja dan kegiatan lainnya,
agar bebas sama sekali dari hasil kerja tersebut. Demikian pula untuk mencapai kesempurnaan, orang hasrus menghindari
segala kegiatan kerja, agar pahala tidak mendatangkan, seperti halnya aksioma yang mengatakan ada saksi pasti ada reaksi. Jadi
ada kerja pasti ada hasilnya, baik atau buruk.Bukankah itu yang dimaksudkan Krisna! Kebebasan yabg
dimaksudkan adalah bukan bebas tanpa kerja, melainkan bebas dari ikatan belenggu kerja itu sendiri. Dan kesempurnaan yang
dimaksudkan adalah bukan menghindari kegiatan kerja, melainkan menghindari nafsu keinginan untuk memperoleh
pahala daripada hasil kegiatan kerja itu sendiri.
(5) na hi kaschit kshanam api
jatu tishthaty akarmakrit
karyate hy avasah karma
sarvah parkkitijair gunaih
artinya :
tidak seorang pun tidak bekerjawalaupun untuk sesaat jua
karena dengan tiada berdaya manusiadibuat bertindak oleh hukum alam
selama manusia hidup didunia ini, ia tidak bisa menghindarkan diri dari tindakkan atau kerja. Berfikir adalah suatu tindakkan kerja. Berjalan, berbuat sesuatu dan sebagainya adalah suatu
tindakkan atau kerja. Orang tidak akan dapat menghindarinya, ia tidak bisa lari dari tindakkan ini, dari sifat atau hukum prakriti
(alam, benda jasmaniah).
Hanya dia yang mengetahui atman bisa terbebas dari belenggu nafsunya, tidak mengetahui Atman dan akan selalu dibelenggu
oleh hukum alam ini.
(6) karmendriyani samyamya
151
Bhagavadgitha Bebel
ya aste manasa smaran
indriyarthan vimudhatma
nithyadharah sa uchyate
artinya :
yang duduk, mengontrol pancaindrianyatetapi pikirannya terus mengenang kenikmatan,
sebenarnya bingung, menipu dirinyadan dinamakan seorang hipokrat
orang munkin menutup matanya supaya tidak melihat yang indah-indah atau cantik-cantik, orang mungkin menutup
mulutnya supaya tidak makan yang enak-enak atau nikmat-nikmat, tetapi kalau membiarkan pikirannya dan keinginannya tidak terkontrol, maka ia gagal dalammeresapkan arti disiplin
hidup ini. Demikian pula, orang mungkin dapat menahan pikiran dab keinginannya, tetapi kalau membiarkan alam pancaindrianya (mata, mulut, telinga dan sebagainya) berkeliaran, maka ia tidak
mengerti sesungguhnya apa arti disiplin hidup ini.
Pengekangan alat pancaindria adalah sebagai pendahuluan daripada kontrol pikiran dan keinginan, atau dengan perkataan lain, kontrol jasmaniah adalah pendahuluan daripada kontrol
rokhaniah.
(7) yas tv indriyani manasa
niyamya 'rabhate 'rjuna
karmendriyaih karmayogam
asaktah sa visihyate
artinya :
tetapi orang yang dapat mengendalikanpancaindrianya dengan pikiran, oh Arjuna
dan bekerja tanpa mementingkan diriia itu adalah orang utama
pengendalian pancaindria oleh pikiran perlu sekali untuk membersihkan jiwa dari hawa-nafsu dan keinginan. Pengontrolan
alat pancaindria bukanlah berarti menghentikan kegiatan atau tindakkan dan kerja. Pengendalian atau pengontrolan ini penting
152
Bhagavadgitha Bebel
sekali bagi pemusatan pikiran untuk menjuruskan segala kegiatan dan pancaindria kearah tindakkan dan kerja yang baik
dan benar.
Dengan tindakkan dan kerja yang baik dan benar selanjutnya pikiran dapat dipusatkan untuk pekerjaan dan pengabdian yang lebih sempurna tanpa kepentingan diri sendiri. Tindakkan dan
kerja yang demikian inilah dapat membebaskan jiwa dari belenggu prakriti (alam, benda jasmaniah).
(8) niyatam kuru karma tvam
karma iyayo hy akarmanah
sarirayatra 'pi cha te
na prasidhyed akarmanah
artinya :
bekerjalah seperti yang telah ditentukansebab bekerja lebih baik dari tak kerja
kalau engkau tidak bekerjakalau sehari-haripun tidak mungkin
perkataan niyatam berarti: pekerjaan yang telah ditentukan. Maksud sloka ini adalah, bahwa tiap-tiap orang dalam hidup
mempunyai tugas pekerjaan yang telahditentukan sesuai dengan bakat dan pilihannya sejak ia masih kecil. Sebagai seorang Guru, Krisna mengharapkan agar Arjuna bekerja dan bertindak seperti
apa yang telah ditentukan baginya sebagai seorang ksatria.
(9) yajnarhat karmano 'nyatra
loko 'yam karma bandhanah
tadartham karma kauteya
mukta sngah samachara
artinya :
kecuali untuk tujuan berbaktidunia ini dibelenggu oleh hukum kerja
karenalah bekerjalah demi baktitanpa kepentingan pribadi, oh Kuntipura
153
Bhagavadgitha Bebel
perkataan yajna berarti : bakti pengabdian, persembahaan dan yajnartha berarti : semua pekrjaan, nasehat Krisna kepada Arjuna, harus dilaksankan dengan semangat pengabdian,
berbakti kepada Yang Maha Esa. Walaupun dunia ini (termasuk juga manusia) dibelenggu oleh hukum kerja, namun kalau kerja
itu dilaksanakan dengan motif kepentingan diri sendiri, melainkan demi berbakti dan mengabdi, mak belenggu itu tidak
lagi mempunyai kekuatan mengekang.
(10) sahayajnah prajah srishtva
puro 'vacha prajapatih
anena prasavishya dhvam
esha vo 'stv ishta kamadhuk
artinya :
dahulukala Prajapati menciptakan manusiabersama bakti persembahannya dan berkata:
dengan ini engkau akan berkembang biakdan biarlah ini jadi sapi perahmu
perkataan prajah berarti : manusia, rakyat, dan perkataan prajapati berarti : pencipta atau Brahman. Perkataan kamadhuk berarti : sapi kepunyaan indra yang dapat memenuhi keinginan manusia. Jadi kisahnya, pada waktu Brahman, Yang Maha Esa
menciptakan manusia, ia diberi kekal oleh-Nya seekor sapi kepunyaan Indra untuk diperas susunya. Berbarengan dengan
lahirnya manusia itu, lahir pula tugas pekerjaannya untuk berbakti kepada-Nya. Tetapi oleh karena sapi indra itu dapat
dipenuhi sehingga ia lupa kepada bakti persembahannya. Demikianlah kisahnya.
(11) devan bhavayata 'nena
te deva bhavayantuvah
parasparan bhavayantah
sreyah param avapsyatha
artinya :
dengan ini, pujalah Dewatasemoga Dewata memberkahi engkau
154
Bhagavadgitha Bebel
dengan saling menghormati beginiengkau mencapai kebajikan tertinggi.
Perkataan devan berarti : Devata yaitu kekuatan-kekuatan yang bercahaya yang mengatur fungsi kosmos (alam semesta) ini dalam evolusinya. Untuk mudahnya, ia digambarkan sebagai
mahkluk yang lebih tinggi daripada manusia.
Krisna mengajarkan kepada Arjuna dokrim yang menyatakan bhwa manusia harus memuja atau menghormati Dewata, yaitu
yang tiada lain daripada kekuata-kekuatan yang mengatur fungsi kosmoskita ini,, sebagai pernyataan terima kasih manusia yang menghormati kekuatan-kekuatan tersebut, berarti mngerti akan tugas dan kewajiban hidupnya. Dan barang siapa mengerti akan
tugas kewajibannya akan mencapai kebajikan yang tertinggi. Disini memuja atau menghormati Dewata seperti diterangkan
diatas bukanlah persoalan polytheisme atau monotheisme seperti sering diinterpretasikan oleh kaum sarjana atau cerdik pandai. Sebab Dewata atau kekuatan-kekuatan yang mengatur
fungsi kosmos itu tiada lain daripada bagian Brahman, Yang Maha Esa, yang absolut, seperti halnya jiwa manusia adalah
bagian daripada jiwa Yang Tunggal
(12) ishtan bhogan hi vo deva
dasyante yajna bhavitah
tair datt apradayai 'bhyo
yo bhunkte stena eva sah
artinya:
sebab, dengan pujaanmu Dewataakan memberkahi kebahagian bagimu,
dia yang tidak membalas rahmat inikepada-Nya, sesungguhnya adalah pencuri
(13) yajna sishtasinah santo
muchyante sarva kilbishaih
bhunjate te ty agham papa
ye pachanty atma karanat
artinya :
155
Bhagavadgitha Bebel
yang baik makan setelah upacara baktiakan terlepas dari segala dosa,
tetapi menyediakan makanan lezat hanya bagi sendirimereka ini, sesungguhnya makan dosa.
Seperti telah diterangkan diatas (lihat sloka 90, yajna berarti bakti, pengabdian atau persembahan. Dalam kategorinya, yajna
itu dapat dibagi sebagai berikut : (a) Brahma-yajna-berbakti kepada Brahman, Yang Maha Esa, (b) deva-yajna-berbakti
kepada para Dewata, yaitu kekuatan-kekuatan yang mengatur fungsi kosmos ini, (c) Pitri-yajna-berbakti kepada nenek moyang dan orang tua, (d) Nri-yajna-memberikan sedekah kepada yang miskin dab sengsara, dan (e) Bhuta-yajna-memberikan makan
kepada binatang.
Melakukan yajna kepada mereka yang tersebut diatas itu adalah menjadi tugas manusia dalam hidup ini. Inilah yang dinamakan
kerja atau tindakkan. Setiap pembaktian atau pemberian kepada mereka harus dilakukan dengan hati suci dan semangat
pengorbanan.
Menurut Krisna. Orang yang baik dan berbudi luhur mendahulukan pembektian ini daripada kebutuhannya sendiri, dan berdosalah orang yang hanya ingat kepada dirinya sendiri
menyediakan makanan yang lezat-lezat tanpa ambil pusing terhadap yajna-yajna yang harus dilakukannya.
(14) annad bhavanti bhutani
parjanyad annasambhavah
yajnad bhavanti parjanyo
yajnah karma samudbhavah
artinya :
karena makanan, mahkluk hidupkarena hujan makanan tumbuh
karena persembahan hujan turundan persembahan lahir karena kerja
(15) karma brahmodbhavam viddhi
brahma 'kshara samudbhavan
tasmat sarvagatam brahma
156
Bhagavadgitha Bebel
nityam yajne paraishthitam
artinya :
ketahuilah, kegiatan kerja lahir dari Brahman dan Brahman datang dari Yang Maha Esadari itu, Brahman yang melingkupi semua
selalu ada disekitar persembahan
dalam kedua sloka diatas ini jelas dilukiskan ajaran tentang hubungan antara kerja, berbakti (persembahan) hidup dan
Brahman, yang merupakan suatu prinsip daripada sebab dab akibat pencipta manusia seperti tercantum dalam sloka 10.
Benarlah kiranya kalau direnungkan dari segi ilmu pengetahuan biasa, kerja yang melahirkan persembahan mendatangkan hujan.
Contoh yang mudah dapat dimengerti misalnya, dimana tanah tandus, pohon-pohonan tidak ada, maka hujan pun tidak turun.
Tetapi kalau tanah-tanah tandus ini dikerjakan dengan semangat pengabdian dan persembahan, ditanami pohon-pohonan
sehingga menjadi hutan, maka hujanpun akan turun. Dengan adanya air mahkluk akan hidup. Dan hidup adalah berakar pada
Brahman, Yang Abadi. Jadi hidup dan kerja itu berkisar dalam lingkaran persembahan (yajna).
(16) evam pravatitam chakram
na 'nuvartayati 'ha yah
aghayur indriyaramo
mogham partha sa jivati
artinya :
yang tak-ikut memtar roda hidup ini selalu hidup dalam dosa
menikmati kehendak hawa-nafsunyaoh Parta, ia hidup sia-sia
dalam sloka ini Krisna ingin menjelaskan bahwa manusia individu dan kosmos semesta ini adalah bergantung satu sama lain. Hidup individu manusia dan hidup kosmos semesta saling bergantungan. Ia yang bekerja hanya untuk dirinya sendiri
adalah sia-sia, karena putaran roda hidup adalah disebabkan adanya kerjasama antara manusia dan mahkluk lain yang lebih
suci. Demi kerjasama ini perlu adanya persembahan.
157
Bhagavadgitha Bebel
(17) yas tv atmaratir eva syad
atmatriptas cha manavah
atmany eva cha samtushtas
tasya karyam na vidyate
artinya :
tetapi mereka yang selalu mengabdi Atmandan puas akan segala rahmat-Nya
hidup bahagia begini dengan Atmantiada lagi ikatan kerja baginya
mereka yang hidup penuh dengan semangat berbakti dan rela berkorban, serta menerima apa saja sebagai rahmat-Nya,
terbebas dari belenggu ikatan kerja, yang membuat mereka bersatu dengan Yang Maha Semesta.
(18) nai 'va tasya kritena 'rtho
na 'kritene 'ha kaschana
na cha 'sya sarvabhuteshu
kaschid arthavyapasravah
artinya :
tiada lagi ia menharapkan hasil kerjanyajuga tak merasa kehilangan tanpa bekerjatiada lagi ia tergantung kepada siapapununtuk maksud memperoleh objek apapun
(19) tasmad asaktha satatam
karyam karma samachara
asakto hy acharan karma
param apnoti purushah
artinya :
dari itu laksanakanlah segala kerjasebagai kewajiban tanpa harap keuntungan
158
Bhagavadgitha Bebel
sebab kerja tanpa keuntungan pribadimembawa orang ke-kebahagian tertinggi
dalam tingkatan, kerja dilakukan orang adalah paling mulia apabila ia dilaksanakan tanpa tujuan untuk memperoleh pahala
bagi kepentingan diri pribadi. Demikian pula pekerjaan yang disertai dengan persembahan sebagai tanda berbakti, jauh lebih
mulia daripada pekerjaan yang mengangkat orang pada penyucian dan kesempurnaan pikiran dan jiwanya.
(20) karmanai 'va hi samsiddhim
asthita janakadyah
loka samgraham eva 'pi
sampasyan kartum arhasi
artinya ;
dengan berja demikian, janakadan yang lainya mencapai kesempurnaandemi kebahagian dan kemanusian didunia
engkau juga harus laksanakan kewajibanmu
perkatan loka samgraha berarti : pengemban kemanusiaan didunia. Disini Krisna memberi contoh orang-orang berjiwa besar
yang telah melaksanakan kewajiban hidup mereka untuk kebahagian serta kemanusian dengan jalan menyelamatkan
dunia dari kondisi materiil dan moral. Dalam hubungan ini Krisna menyebut nama Raja Janaka.
Janaka adalah raja dari negeri Mithila, ayah dari Sita dewi dan mertua dari Sri rama. Namanya sering disebut-sebut sebagai
seorang acharya, sebagai contoh dalam soal-soal membawakan kebahagian bagi rakyatnya dan memupuk rasa kemanusiaan
yang agung pada jamannya. Janaka sendiri dalam masa hidupnya mencapai kesadaran jiwa dan kebahagian abadi
dengan segala aktivitas kerjanya, tanpa motif-motif kepentingan diri pribadinya, tidak henti-hentinya sampai saatnya terakhir.
Rasa "aku" dan "punyaku" tidak ada lagi padanya. Ketika istananya dan segala isi dalam istanan itu musnah terbakar, ia
berkata : "Tiada satupun punyaku terbakar".
(21) yad-yad acharati sreshthas
tad-tad eve 'taro janah
159
Bhagavadgitha Bebel
sa yat pramanam kurute
lokas tad anuvarrtate
artinya :
apa saja yang dilakukan orang besarorang lain akan mengikutinya
contoh apa saja yang diberikannyaseluruh dunia akan menurutinya
orang biasa akan selalu mengikuti jejak orang-orang besar dari jaman dahulukala. Orang-orang besar ini memang telah
dilahirkan untuk membawa cahaya bagi pikiran dan rakyat biasa dalam menempuh hidup mereka didunia ini. Ada yang lahir sebagai Bagawan, ada pula sebagai Awatara, dan ada pula
sebagai Nabi.
(22) yadi by aham na varteyam
trishu lokeshu kimchana
na 'navaptam avaptavyam
varta eva cha karmani
artinya :
tiada sesuatu yang harus Kukerjakantiada sesuatu yang harus dicapai
oleh-Ku dalam ketiga dunia ini, oh Partanamun Aku tetap melaksanakan kerja
(23) yadi hy aham na varteyam
jatu karmany atandritah
mama vartma 'nuvartante
marushyah partha sarvasah
artinya :
sebab, Parta, apabila aku tiadaselalu bekerja tiada kecapaian,
manusia dimana-mana dalam segalahal akan mengikuti jejak-Ku
160
Bhagavadgitha Bebel
(24) utsideyur ime loka
na kuryam karma ched aham
samkarasya cha karta syam
upahanyam imah prajah
artinya :
jika aku berhenti bekerjadidunia ini akan hancur lebur
dan aku jadi pencipta keruntuhanmemusnahkan manusia ini semua
(untuk mengetahui ketiga dunia yang dimaksudkan dalam sloka 22 diatas, baca sloka 1.35). dalam ketiga sloka diatas, sebagian
Bagawan atau Rasul Yang Maha Tahu absolut, krisna menyatakan bahwa ia sendiri tidak lagi mempunyai kepentingan apa-apa kecuali membentuk dan mengarahkan kegiatan hidup manusia menuju kekesempurnaan dan kebahagian abadi serta
menjaga dan memelihara dunia ini dari keruntuhan dan kemusnahan, dan ketidak adilan.
(25) saktah karmany avimso
yatha kurvanti bhatara
kuryad vidvams tatha 'saktas
chikirshur loka samgraham
artinya :
seperti orang dungu bekerja karena pahalademikianlah harusnya orang pandai bekerjatetapi tanpa kepentingan pribadi, oh Partamelainkan untuk kesejahteraan manusia
(26) na buddhi bhedam janayed
ajnanam karma sanginam
joshayet sarva karmani
vidvan yuktah samacharan
161
Bhagavadgitha Bebel
artinya :
janganlah mereka yang bijaksanamembingungkan yang bodoh bekerja bernafsu
melainkan membiarkannya semua bekerjasambil memberi contoh bekerja berbakti
(Barata = Arjuna) dalam kedua sloka ini Krisna hendak memperingatkan kepada kita bahwa mereka yang pandai dan
bijaksana hendaknya jangan membingungkan dan melemahkan keyakinan mereka yang mempunyai pengetahuan sederhana
terhadap kerja mereka dalam hidup ini. Sebab, walaupun mereka bodoh semua pada dasarnya mempunyai rasa tanggung jawab kepada kerja, pangabdian dan kecintaan. Elemen-elemen inilah
merupakan fondasi keyakinan mereka. Mungkin karena ketidaktahuan mereka terkadang timbul gejala-gejala yang sukar
diteloransikan. Oleh karenanya mereka harus dituntun bukti perbuatan ketja yang nyata sehingga mereka menyontohnya.
Ketahuilah bahwa keyakinan mereka adalah lebih luas dan mendalam daripada kepercayaan mereka. Dan mengangkat
moral serta budipekerti tidaklah dapat dilakukan dengan jalan meloncat tiba-tiba melainkan setapak demi setapak ketempat
yang lebih tinggi.
(27) prakriteh kriyamanani
gunaih karmani sarvasah
ahamkakara vimudhatma
karta 'ham iti manyate
artinya :
setiap gerak kerja disebabkan oleh gunatetapi orang yang pikirannya bingungkarena diliputi oleh rasa ke-aku-annya
berpikir : "aku inilah pelaksananya"(28) tattvavit tu mahabaho
guna karma vibhagayoh
guna guneshu vartanta
iti matva na sajjate
artinya :
162
Bhagavadgitha Bebel
tetapi mereka yang tahu, oh Mahabahuperbedaan antara jiwa dan sifat guna
sadar bahwa guna hanya mempengaruhi gunadan bebas dari ikatan pahala kerja
(29) prakkriter guna sammudhah
sajjamte guna karmasu
tan akritsnavido mandan
kritsnavin na vichalayat
artinya :
mereka yang tertipu sifat gunaterikat pada keinginan yang dihasilakn olehnya
tetapi yang mengerti jangan sampai menyesatkanmereka yang pengetahuannya tiada sempurna
(Mahabahu = Arjuna Untuk mengetahui istilah guna, baca sloka II.45). guna adalah batas kebebasan manusia yang diperoleh dari
kelahiran dan lingkungan yang mempunyai kekuatan membelenggu. Pengalaman hidup seseorang dapat menambah
atau mengurangi akumulasi kekuatan belenggu guna ini. Pengalaman ini diperoleh daritindakkan atau kerja selama
hidupnya, seperti halnya proses kosmos semesta ini adalah akibat (hasilnya) adalah diperbuatannya sendiri. Tetapi orang
yang mengerti dapat membebaskan dirinya dari belenggu guna ini yang berarti pula bebas dari ikatan hasrat mengejar pahala
kerja.
(30) mayi sarvani karmani
samnyasya 'dhyatmachetasa
nirasir nirmamo bhutva
yudhyasva vugatajvarah
artinya :
tunjukkan semua kerjamu kepada-Kudengan pikiranmu terpusat pada Atman
bebas dari nafsu keinginan dan ke-aku-anenyahkan rasa gentar dan, bertempurlah!
163
Bhagavadgitha Bebel
Seperti dalam sloka-sloka 22, 23 dan 24. Krisna kini menyatakan dirinya bukan hanya sebagai Rasul atau Nabi, melainkan sebagai
penjelmahan daripada Brahman, Jiwa atau Atman sendiri, dan menasehatkan kepada Arjuna supaya menyerahkan dan
mendedikasikan jiwanya kepada Atman, yang bersemayam dalam tubuhnya. Dengan jalan penyerahan dan pengabdian
serupa ini, Arjuna akan dapat menyadari bahwa dirinya adalah sebagai alat belaka sedangkan pelaksanaannya adalah Atman sendiri. Dalam kondisi demikianlah rasa takut dapat dihapus.
(31) ye me matam idam nityam
anutishhanti manavah
sraddhavanto 'nasuyanto
munhyante te 'pi karmabhih
artinya :
mereka yang selalu mengikuti ajaran-Kudengan penuh keyakinan serta
bebas dari tetek bengek kebendaanjuga bebas dari belenggu kerja
(32) ye tv etad abhhyasuyanto
na 'nutishthanti me matam
sarvajnana vimudhams
viddhi nashtan achetasah
artinya :
mereka yang telah mencela ajaran-Kubukan hanya tidak mengikutinya
juga tidak berperasaan dan hilang kepercayaanketahuilah, mereka buta akan kebajikan
(33) sadrisam cheshtate avasyah
prakriter jnanavan api
nigrahah kim karishyati
artinya :
164
Bhagavadgitha Bebel
manalkala orang bijaksana berbuatmenurut sifat0sifat kebijaksanaannya
semua mahkluk menurut sifatnya pula,apakah yang dapat diselesaikan dengan paksa
memang Krisna mengakui bhwa banyak orang yangtidak mengikuti, malaham mencela, ajarannya. Hal ini dapat dijelaskan sebab-sebabbya yang terletak pada sikap orang masing-masing,
baik yang pandai maupun yang bodoh. Pada mereka ini, kekuatan belenggu prakriti yang termanifestasikan dalam sifat
guna menjadi sifat mereka sendiri. Maka itu sering orang mengatakan : "Aku tidak dapat melakukan hal ini, sebab tidak sesuai dengan sifat-sifatku". Demikian kuat belenggu prakriti sehingga orang tidak mungkin dipaksa lagi. tEtapi ini bukan
berarti bahwa apa yang dinyatakan dalam sloka-sloka II.61 dan II.68 tidak dapat dilakukan. Tenaga dan pikiran manusia harus
dapat diarahkan untuk mencapai pengekangan hawa-nafsu sampai pada saat terakhirnyapun (apabila perlu), sebab
kemajuan bukan kemunduran dan penyucian bukan penodaan menjadi sifat jiwa yang sesungguhnya.
(34) indriyasye 'ndriyasya 'rthe
raga dveshau vyavasthitau
tayor na vasam agachchet
tau hy asya paripanthinau
artinya :
cinta dan benci pada suatu objek keinginanterletak pada objek keinginan itu sendiri
janganlah ada yang menyerahkan kepada keduanyasebab keduanya merupakan penghalang belaka
mendengar sesuatu objek dari pendengaran, demikian pula melihat sesuatu adalah objek dari penglihatn. Orang boleh
menyatakan suka atau tidak suka atas objek pendengaran atau penglihatannya, tetapi orang harus mengerti bahwa kesukaan
atau ketidak-sukaanya adala timbul dari emosinya. Kalau orang ini menjadi korban dari emosinya, maka rasa senang dan tidak
senang (cinta dan benci) menguasai kesadaranya. Dalam kondisi yang demikian, hidupnya tidak bertujuan lagi dan inteleknya
hilang, tidak ubahnya seperti binatang biasa. Emosi inilah yang harus ditundukkan.
(35) sreyan svadharmat vigunah
165
Bhagavadgitha Bebel
paradharmat svanushthitat
svadharme nidhanam sreyah
paradharmo bhayavahah
artinya :
lebih baik menunaikan kewajiban sendiri walau selesainya tiada sempurna
daripada tugas orang lain walau dengan baik;daripada dalam kewajiban orang lain
daripada dalam kewajiban orang lain yang sangat berbahaya.
Dalam sloka ini Krisna ingin menyinggung keinginan Arjuna yang memilih hidup sebagai peminta-minta daripada bertempur dan membunuh sanak-kandangnya (seperti dinyatakan dalam sloka II.5). peminta-minta dalam hubungan ini dimaksudkan bhikshu atau samnyasi, yang dalam tradisi dan agama dimaksudkan
orang yang menanggalkan semua hidup keduniawian ini, dan pergi betapa mencari kebenaran abadi. Untuk hidup sederhana
sekedarnya sehari-hari, ia pergi meminta-minta.
Hal ini tidaklah disetujui oleh Krisna, sebab svadharma(kewajiban sendiri). Arjuna sebagai ksatria adalah menunaikan tugas
dimedan pertempuran, seperti halnya petani svadharmanya adalah mengerjakan sawah ladang, nelayan svadharmanya
adalah menangkap iakan, dan seterusnya. Kalau ada orang yang meletakkan tugas kewajibanya sendiri lalu mengerjakan
pekerjaan orang lain, masyarakat akan jadi kacau, dan dimata yYang Maha Esa nilai terakhir daripada hasil tugas kewajiban
seseorang adalah letak pada semangat pengabdian yang diletakkan pada kerja itu sendiri. Semangat pengabdian yang
diletakkan pada suatu kerja membersihkan jiwanya dan mendekatkan kepada ke-bahagian abadi.
(36) arjuna uvacha:
atha kena prayukto 'yam
papam charati purushah
anichchhannapi varshneya
balad iva niyojitah
artinya :
166
Bhagavadgitha Bebel
Arjuna bertanya:Tetapi apakah, oh Warsneja
Yang mendorong orang berbuat dosaWalau bertentangan dengan nuraninya
Seolah-olah dengan paksa?
(Warsneja + keturunan bangsa Wrisni, yaitu yang dimaksud adalah Krisna). Kini arjuna mulai dengan pertanyaan baru,
karena (sebagai halnya sendiri) ia merasa bahwa orang sering merasa terpaksa berbuat sesuatu yang bertentangan dengan
kemauannya (anichcannapi).
(37) sribhagavan uvacha:
kama esha krodha esha
rajoguna samud bhavah
mahasano mahapapma
viddhy enam iha vairinam
artinya :
Sri Bagawan menjawab:Itulah amarah, itulah nafsuLahir daripada sifat guna
Keduanya memusnahkan, penuh dosaKetahuilah, kedua ini adalah musuh
Perkataan rajoguna berasal dari kata-kata rajas + guna yang berarti sifat guna yang penuh dengan nafsu (selanjutnya baca
sloka II.45, tentang kata-kata rajas dan guna). Mahasano = memusnahkan, mahapapma = penuh dosa. Kama = nafsu.
Krodha = amarah. Menurut orang arif bijaksana amarah berasal dari nafsu yang terhalang menjadi = amarah. Dengan perkataan
lain nafsu dan amarah adalah sama (sloka II.2a).
(38) dhumena 'vriyate vahnir
yatha 'darso malena cha
yatho 'ibena 'vrito garbhas
tatha tene 'dam avritham
artinya :
167
Bhagavadgitha Bebel
bagai api diselubungi asapbagaikan cermin diliputi debu
bagai bayi dibungkus dalam kandungandemikian pula Dia diselimuti olehnya
perkataan "Dia" dan "olehnya" dalam kalimat terakhir sloka ini masing-masing dimaksudkan Jiwa atau Atman dan nafsu atau amarah. Demikianlah kalau orang lagi bernafsu atau amarah jiwanya tertutup oleh sifat-sifat guna yaitu sattva, rajas dan
tamas, yang tergantung pada tingkatan nafsu dan amarahnya. Makin keras nafsu atau amarahnya, makin kuat pula jiwanya
tertutup oleh sifat guna itu.
Apabila nafsu dan amarahnya tiada begitu keras, maka jiwanya diselubungi oleh sifat guna sattva yang diibaratkan seperti api
diselubungi asap, kalau ada angin sedikit saja asap dapat diterbangkan dan apipun segera kelihatan. Manakala nafsunya
atau amarahnya bertambah keras, maka jiwnya diliputi oleh sifat guna rajas yang diibaratkan seperti cermin diliputi debu, dimana diperlukan usaha untuk mengosok debu itu sehingga cerminnya kelihatan. Tretapi kalau nafsunya atau amarahnya sangat keras, maka jiwanya dibungkus dalam kandungan, dimana dibutuhkan
waktu, usaha dan keahlian supaya Jiwa atau Atman harus dibebaskan dari ketiga macam guna ini yang merupakan sifat, atribut dan karekter daripada prakriti atau benda jasmaniah
dalam dunia kita ini.
(39) aviritam jnanam etena
jnanino nityavairina
kamarupena kaunteya
dushpurena 'nalena cha
artinya :tutuplah ilmu pengetahuan, Kuntipura
bagi mereka yang arif bijaksanaoleh hawa nafsu yang tidak puas-puasnya
yang merupakan musuh utama
hawa nafsu utama dari kemanusian. Bagi 100 orang yang bodoh, yang mempunyai pikiran yang sangat sederhana, hawa-nafsu itu
tidak demikian rupa mencekammya seperti pada orang yang pandai, yang mempunyai pikiran yang cerdas.
168
Bhagavadgitha Bebel
Bagi prang bodoh hawa nafsu itu menyiksanya sesaat saja, orang pandai haewa0nafsu itu menyiksanya lebih kejam lagi, sebab makin berusaha ia memenuhi hawa nafsunya dengan objek keinginannya, makin besar pula berkobarnya hawa-nafsu
tersebut, ibarat api yang diberi bahan bakar terus-menerus makin menjela-jela. Maka itu hawa nafsu adalah musuh utama!
Manusia yang konstan.
(40) indriyani mano buddhir
asya 'dhishthanam uchyate
etair vimohayaty esha
jnanam avritya dehinam
artinya :
pancaindria, hati dan pikiranadalah kendaraan baginya
dengan menutup ilmu pengetahunan olehnyamenyebabkan bingungnya jiwa dalam badan
Apabila hawa nafsu telah menaklukan pancaindria, maka selanjutnya ia menaklukan hati dan kemudian menundukkan
pikiran (intelek); dan akibatnya adalah kemusnahan (sloka II. 62-63).
(41) tasmat tvam indriyany adau
niyamya bharatarshabha
papmanam prajahi hy enam
jnana vijnana nasanam
artinya :
dari itu, oh Barat yang terbaikkendalikanlah pancaindriamu pertamadan basmilah nafsu yang penuh dosa
perusak segala ilmu pengetahuan dan kebajikkan
kata-kata jnana dan vijnana masing-masing berarti : ilmu pengetahuan dan ilmu-pengetahuan tentang jiwa yang diperoleh dari pengelaman dan perbandingan kenyataan-kenyataan yang
dihadapi dalam hidup ini.
169
Bhagavadgitha Bebel
(42) indriyani parany anhur
indriyebhyah param manah
manasas tu para buddhir
yo buddhch paratas tu sah
artinya :
orang mengatakan pancaindria itu besarlebih besar daripada adalah nurani
lebih besar dari nurani adalah intelektetapi lebih besar dari intelek adalah Dia
Perkatan manah berati : hati, nurani. Perkataan "lebih besar" mengandung pula pengertian "lebih besar" dan "lebih agung".
(43) evam buddheh param buddhva
satstabhya 'tmanam atmaua
jahi satrum mahabaho
kamarupam durasadam
artinya :
jadi mengetahui Dia lebih agung dari intelekdengan mengendalikan jiwamu dengan jiwa
basmilah musuhmu dalam bentuk hawa nafsuyang tidak mudah ditundukkan, oh Mahabahu
kesadaran harus ditumbuhkan langkah demi langkah, yang memang tidak bisa lompat sekaligus. Pertama-tama kesadaran
ditumbuhkan dari pengertian pada kendali pancaindria, kemudian lebih tinggi pada kontrol nurani dan selanjutnya pada
analisa intelek. Secara ethika, manusia harus mengendalikan pancaindrianya terlebih dahulu sebagai sesuatu yang sangat
rumit, kemudian mengontrol pikirannya dan akhirnya menyadarkan jiwanya untuk bersatu dengan atman. Secara
metaphisika, manusia harus memisahkan jiwanya dari pancaindria, kemudian dari nuraninya dan selanjutnya dari inteleknya, sehingga ia sadar bahwa jiwanya adalah bagian
daripada Jiwa atau Atman, yang Maha Langgeng. Demikianlah tingkatan kesadaran yang dinyatakan dalam sloka 42.
170
Bhagavadgitha Bebel
Jadi dengan kesadaran yang telah ditingkatkan lebih tinggi, maka ego yang sangat gelisah dalam diri manusia dapat dikendalikan
dengan sinar cahaya Jiwa Yang Maha Langgeng. Dan dengan terkendalinya ego ini manusia mencapai kedamaian jiwa yang dengan mudah dapat menundukkan hawa-nafsu dari dirinya
sendiri sebagai musuh utama.
Demikian Bab III ini mengeungkapkan penting artinya kerja yang dilaksanakan tanpa mementingkan pahala untuk diri sendiri, melainkan untuk kesejahteran dan kebahagian umat manusia didunia ini, dengan jalan kesadarn jiwa yang menjadi bagian
daripada Jiwa Yang Maha langgeng.
Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu
Brahmavidyayam
Yogasastre srikrishnajunasamvade
Karmayogo nama tritiyo 'dhyayah
Maka berakhirlah bab ketiga UpanishadBhagavadgita menegnai ilmu pengetahuanTentang Yang Maha Esa, kitab Suci Yoga Dan dialog antara Sri Krisna dan Arjuna
Yang berjudul KARMAYOGA
BAB 5
IV. PERCAKAPAN KEEMPAT
JNANA YOGA
Krisna menjelaskan bahwa ialah yang mengajarkan ilmu pengetahuan yoga ini pertama kalinya, dan ia adalah inkarnasi Avatara (Nabi) yang menjelma kedunia dikala Dharma hendak
sirna.
171
Bhagavadgitha Bebel
Dalam Bab keempat ini dijelaskan : dengan ilmu pengetahuan arti kerja, kerja yang salah, tak-kerja dan jalan kerja dapat
diketahui. Ilmu-pengetahuan suci menuntun kita bekerja tanpa hawa-nafsu, tanpa motif kepentingan pribadi tanpa mengaharap
sesuatu dan puas akan seadanya, rela melepaskan milik segalanya, sadar bahwa hanya badan jasmaniah yang bekerja,
bebas dari pertentangan dualisme, menguasai pancaindria, pikiran dan hati terkendalikan.
Banyak cara berbakti : dengan mempersembahkan harta benda dengan tapa brata, dengan yoga dan sebagainya. Tetapi berbakti
dengan mempersembahkan ilmu pengetahuan adalah lebih bermutu, sebab pada keseluruhannya kerja berpusat pada ilmu-
pengetahuan
Dengan perahu ilmu-pengetahuan seluas-luas lautan dosa dapat disebrangi.
Dengan pikiran berpusat pada ilmu-pengetahuan, melaksanakan kerja dengan penuh kepercayaan dengan pengabdian pada
Brahman, inilah tugas hidup kita.
IV. Percakapan keempat
(1) sribhagavan uvacha:
imam vivasvate yogam
proktanam aham avyayam
vivasvan manave praha
manur ikshvakave 'bravit
artinya :
Sri Bagawan berkata:Yoga yang langgeng abadi ini
Aku turunkan mengajarkan kepada WiwaswanWiwaswan mengarkan kepada Manu
Dan Manu menerangkan kepada Iswaku
Wiwaswan adalah personifikasi dari Batara Surya, Dewa Matahari. Ia adalah mahkluk pertama yang diciptakan oleh
Brahman, dan ia sendiri mempelajari yoga ini dari Brahman, kemudian Wiwaswan mengajarkan yoga ini kepada Manu, pencipta dan penegak hukum undang-undang kehidupan
172
Bhagavadgitha Bebel
manusia. Manu kemudian mengejarkan yoga ini kepada Iswaku, nenek moyang pertama dari dinasti bangsa ksatria keturunan Dewa Matahari. Iswaku-lah yang pertama-tama melaksanakan ajaran-ajaran hukum dan undang-undang yang diciptakan oleh Manu, yang disebut Manusmriti dalam pemerintahannya sebagi
Raja. Dia pulalah yang meneruskan ajaran-ajaran yoga ini kepada generasi-generasi sesudahnya.
(2) evam paramparapraptam
imam rajarshayo viduh
sa kalene 'ha mahata
yogo nashtah paramtapa
artinya :
demikianlah diteruskan turun-temurunpada pandita bangsawan mengetahuinyahingga dalam masa yang sangat panjanghilang lenyap didunia ini, oh Parantapa
disini Krisna ingin menjelaskan kepada Arjuna (Parantapa = ia yang menaklukan musuh-musuhnya), bahwasanya ilmu
pengetahuan tentang yoga ini sungguh sangat tua sekali, yaitu sejak dimulainya penciptaan pertama oleh Brahman, Tuhan Yang Maha Esa. Karena sangat tuanya, dalam perjalanan waktu yang
beratus-ratus bahkan beribu-ribu abad lamanya, ilmu pengetahuan yoga ini kerapkali hampir lenyap ditelan masa.
(3) sa eva 'yam maya te 'dya
yogah proktah puratanah
bhakto 'si me skha che 'ti
rahasyam hy etad uttamam
artinya :
yoga yang tua itu pulalahyang Ku-ajarkan kepadamu kini
sebab engkau adalah pengikut dan kawan-Kuinilah rahasianya yang terutama
173
Bhagavadgitha Bebel
dalam kedadaan pudar, bagaikan nyala lilin yang hampir mati dihembuskan angin ajaran-ajaran yoga yang kekal abadi ini, yang hampir lenyap ditelan jaman. Perlu diselamatkan dan
diajarkan kembali kepada manusia demi kesejahteraan masyarakat. Demikianlah Brahman menjelma kedunia berulang kali pada saat-saat umat manusia menghadapi kris kemusnahan lahir dan batin, dalam bentuk manusia yang berjiwa seperti Nabi-
nabi dan pemimpin-pemimpin agama Mahavira, Gautama Buddha, Krisna dan sebagainya.
Dalam sloka ini Krisna mengungkapkan suatu rahasia yang tertinggi dimana Dia memandang Arjuna sebagai pengikut
(bhakta) dan kawan (saktha) Nya. Ini berarti betapa dekatnya hubungan Tuhan dengan manusia yang akan mencapai
kesadaran yang tinggi dalam menemukan yang abadi dalam hidup ini.
(4) arjuna uvacha:
aparam bhavato janma
param janma vivasvatah
katham etad vijaniyam
tvam adau proktavan iti
artinya :
Arjuna bertanya:Kelahiran-Mu baru belakangan kini
Sedang kelahiran wiwaswan adalah dahuluBagaimana aku dapat mengerti
Engkau mengajarkannya pada mulanya?
Dalam sloka ini Arjuna bertanya-tanya kepada Krisna dalam istilah pengertian sejarah, betapa mungkin kiranya Krisna yang
ada dihadapanya kini pada jaman dahulu sekali dapat mengejarkan yoga yang teramat tua ini kepada wiwaswan.
Memang arjuna sendiri belum mengerti, bahwasanya yoga yang kekal-abadi ini tidak mengenal waktu dalam artian sejarah yang digambarkan oleh manusia. Waktu yang dihubungkan dengan
sejarah oleh manusia adalah bersifat relatif, sedangkan Brahman Yang Maha absolut Langgeng, yang selalu ada dahulu dan
sekarang tidak dibatasi oleh waktu.
(5) sribhagavan uvacha:
174
Bhagavadgitha Bebel
bahuni me vyatitani
janmanbi tava cha 'rjuna
tany aham veda sarvani
na tvam vettha paramtapa
artinya :
Sri bagawan berkata:Banyak kelahiran-Ku dimasa lalu
Demikian pula kelahiranmu, arjunaSemuanya ini Aku tahu
Tetapi engkau sendiri tidak, Parantapa
Disini Krisna menerangkan kepada Arjuna tentang reinkarnasi atau numitis atau penjelmahan kembali. Referensi yang
dikemukan oleh Krisna disini hendaknya dihubungkan dengan lahirnya kedunia manisfestasi Brahman dalam wujud Avatara, yaitu reikarnasi dari pada-Nya. Kelahiran-Nya dan kelahiran
arjuna sendiri sebagai manusia biasa dimasa-masa yang lampau haruslah diartikan bahwasanya Krisna sebagai manisfestasi. Dia Yang Maha langgeng selalu sadar akan kelahiran ini, sedangkan
arjuna sendiri tidak.
(6) ajo 'pi sann avyayatma
bhutanam isvaro 'pi san
prakritim svam adhishthaya
sambhavamy atmamayaya
sambhavamy atmamayaya
artinya :
walaupun aku tak terlahirkan, tak termusnahkandan aku adalah pencipta mahkluk hidup
segala namun atas pengeasan sifat-Ku sendiridan denga kekuatan maya-Ku aku menjelma
perkataan atmayaya berarti : dengan kekuatan mayaku aku menjelma. Maya adalah kekuatan pikiran untuk menciptakan bentuk kelihatannya nyata, tetapi sebenarnya hanya berupa ilusi. Krisna, sebagai penjelmahan Brahman yang menguasai
175
Bhagavadgitha Bebel
prakriti, dengan sadar lahir kedunia tanpa mengalami proses hukum karma, yaitu dengan kekuatan maya ini.
Tetapi hidup dan pembentukkan jasmani dari mahkluk biasa, seperti halnya Arjuna sendiri, bukanlah atas kehendak sendiri,
melainkan oleh prakriti yang dikuasai oleh sifat ketidak-tahuannya. Maka ia menjelma lagi dan menjelma lagi tidak henti-
hentinya.
(7) yada-yada hi dharmasya
glanir bhavanti bhatara
abhyutthanam adharmasya
tada 'tmanam srijamy aham
artinya :
manakala dharna hendak sirnadan adharma hendak merajalelasaat itu, wahai keturunan Batara
aku sendiri turun menjelma
perkataan dharma berarti : kebenaran spiritual, dan adharma berarti : ketidak-benaran atau dosa.
Arjuna juga dipanggil dengan sebutan "batara" atau "keturunan Batara" sebab Batara adalah kakek dari kuru sedangkan kuru adalah nenek-moyang Kaurawa dan Pandawa, seperti telah
dijelaskan dalam Bab I (PERCAKAPAN PERTAMA).
(8) paritranaya sadhunam
vinasaya cha dushkritam
dharma samsthapanarthaya
sambhavami yuge-yuge
artinya :
demi untuk melindungi kebajikkandemi untuk memusnahkan kejalimandan demi untuk menegakkan dharmaaku lahir kedunia dari masa-ke-masa
176
Bhagavadgitha Bebel
perkataan yuga berarti : abad, jaman atau masa. Krisna sebagai avatara (yaitu penjelmahan Brahman) lahir kedunia pada jaman dimana kebajikkan diteror dan kebenaran diperkosa, yang pada
masa peperangan besar Mahabarata berkecamuk yang memusnahkan segala. Demi untuk melindungi kebajikkan dan menegakkan kebenaran bagi umat manusia inilah Krisna lahir kedunia. Satu yuga abad diantara kelahiran seorang avatara yang satu dan avatara yang lain. Tetapi pengertian satu abad disini haruslah diartikan dalam hubungannya dengan sejarah
spirituil manusia, dan bukan satu abad yang berarti 100 tahun.
(9) jamna karma cha me divyam
evam yo vetti tattvatah
tyaktva deham punarjanma
nai ;ti mam eti so 'rjuna
artinya :
dia yang mengenal rahasia intiperbuatan dan kelahiran-Ku yang suci
tak menjelma lagi setelah meninggalkan jasmaninyadan datang kepada-Ku, oh Arjuna
disini Krisna sebagai seorang avatara menjelaskan misteri jiwa manusia yang telah mencapai kesempurnaan bersatu dengan
Brahman. Sebagai seorang avatara Krisna juga memenuhi proses kosmos ini, yaitu hidup bersama-sama dan ditengah-tengah
manusia, dengan maksud mendidik dan memberi contoh kepada manusia kehidupan spirituil dan mencapai kelepasan.
(10) vita raga bhaya krodha
manmaya mam upasritah
bahavo jnana mpasa
puta madbhavam agatah
artinya :
terbebas dari hawa nafsu, takut dan bencibersatu dan berlindung pada-Ku
dibersihkan oleh budi pekertibanyak yang telah mencapai diri-Ku
177
Bhagavadgitha Bebel
dalam sloka ini dijelaskan bahwa untuk memasuki kehidupan abadi, bersatu dengan Brahman, tiadalah sesuatu yang amat
sukar atau paling istimewa, asalkan seseorang dapat membebaskan dirinya dari ketiga musuh dalam hidup ini yaitu
hawa nafsu dan amarah (benci). Dan jalan untuk itu adalah jnana tapasa, disiplin dan kesucian budipekerti.
(11) ye yatha mam prapadyante
tams tathai 'va bhajamy aham
mama vartma 'nuvartante
manushyah partha sarvasah
artinya :
jalan manapun ditempuh manusiakearah-Ku semuanya Ku-terimadari mana-mana semua mereka
menuju jalan-Ku oh parta
dalam sloka ini Krisna menyatakan bahwa Tuhan menemui tiap orang yang mengharapkan karunia daripada-nya dan menerima
mereka yang menempuh jalan-Nya. Dia tidak hendak mengahapus harapan tiap-tiap orang yang tumbuh menurut
kodratnya dan tiada berat sebelah. Hanya pada masing-masing orang menurut jalan dan kepercayaannya sendiri untuk
mencapai Dia-lah terletak perbedaan, yang bukan merupakan pilihan-Nya.
Jalan upacara, jalan sembhayang, jalan falsafah atau jalan meditasi semuanya Tuhan yang satu. Disini Krisna tidak
menyebut cara, jalan atau agama yang tertentu untuk mencapai hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hanya orang yang
belum spirituil dewasalah tidak bisa mengakui cara atau jalan orang lain untuk mencapai Dia Yang Satu.
(12) kankshantah karmanam siddhim
yajanta iha devatah
kshipram hi manushe loke
siddhir bhavati karmaja
artinya :
178
Bhagavadgitha Bebel
mereka yang mengharapkan buah kerjadisini berbakti kepada para-dewata
sebab didunia manusia hasil kebaktiansegera lahir dari pengorbanan
sloka ini mencoba menjelaskan bahwa dalam dunia manusia kita ini hasil kebaktian dapat segera lahir menjadi kenyatan, tetapi tidak demikian halnya dalam dunia spirituil yang lebih tinggi,
untuk mencapai kelepasan.
(13) chatur varnyam maya srishtam
guna karma vibhagasah
tasya kartaram api mam
viddhy akartaram avyayam
artinya :
catur warna adalah ciptaankumenurut pembagian kwalitas dan kerja
tetapi ketahuilah walau pencitanyaaku tidak berbuat dan merobah diri-Ku
perkataan chatur varna berarti: empat warna atau empat kategori dalam masyarakat manusia, yang didasarkan atas guna dan karma. Adapun yang dimaksudkan dengan dasar guna dan karma ini ialah sifat, atribut dan karakter (kwalitas) dan kerja
seseorang anggota masyarakat terhadap pengebdiannya kepada kehidupan spirituil, mencapai kelepasan menuju Brahman.
Referensi agama tentang chatur warna ini adalah empat kasta, yaitu : brahmana (pendita dan alim-ulama), kesatria (prajurit dan pahlawan), waisia (pengusaha dan pedegang) dan sudra (pekerja
dan pelayan).
Krisna menekankan disini bahwa pembegian kwalitas dan kerja (guna dan karma ) bukanlah didasarkan atas status, melainkan
pengabdian dan pengorbanan
(14) na mam karmani limpanti
na me karmaphale spriha
iti mam yo 'bhijanati
karmabhir na sa badhyate
179
Bhagavadgitha Bebel
artinya :
kerja tidak membawa akibat kepada-Kujuga Aku tidak mengharapkan pahala kerja
mereka yang mengetahui Aku begitutidak lagi terikat oleh kerja
dalam sloka ini Krisna mencoba menerangkan betapa seseorang walaupun bekerja namun terbebas dari segala ikatan dan akibat kerja itu sendiri, dengan memberi contoh yang agung seperti apa
yang telah dikerjakan (perhatikan sloka diatas, IV.13) sendiri oleh-Nya.
(15) evam jnatva kritam karma
purvair api mumukshubhih
kuru karmai 'va tasmat tvam
purvaih purvataram kritam
artinya :
mengetahui ini, orang dijaman dahulumelaksanakan kerja mencapai kelepasan
karena itu, bekerjalah engkauseperti mereka dahulu kala itu
orang-orang yang berfikir sederhana melaksanakan kerja untuk membersihkan jiwa sendiri (atmasuddhyartham) dan orang-
orang yang arif-bijaksana melaksanakan kerja demi kesejahteraan umat manusia didunia (lokasamgrahartham). Ini dilasanakan oleh orang-orang dijaman dahulu juga mengetahui
hal ini. Arjuna diharapkan untuk melaksanakan kerjanya sebagai ksatria.
(16) kim karma kim akarme 'ti
kavayo 'py atra mahitah
tat te karma pravakshyami
yaj jnatva mokshyase 'subhat
artinya :
180
Bhagavadgitha Bebel
apakah kerja? Apakah tak kerka?Para cendikiawan pun bingung pula
Hendak Ku-beritahu, dan setelah mengetahuinyaEngkau akan terbebas daripada dosa
(17) karmano hy api boddhavyam
boddhavyam cha vikarmanahakarmanas cha boddhavyam
gahana karmano gatih
artinya :
orang harus tahu srtinya kerjademikianpula kerja yang salah
dan juga makna daripada tak-kerjasungguhnya dalam artinya jalan kerja
kata-kata karma, vikarma dan karma dalam istilahnya sendiri berarti : kerja, kerja yang salah dan tak kerja.
Untuk menjelaskan lebih jauh akan arti kerja ini, dengan sangat hati-hati Krisna menerangkan bahwasanyaada tiga macam kerja yang klasifikasinya seperti berikut : (a) kerja (karma) yang lazim dilaksanakan tanpa mengharapkan buahnya, tiadalah mengikat; tetapi kalau kerja ini disertai dengan kepentingan-kepentingan pribadi, maka ia akan mengikat. (b) kerja yang salah (vikarma),
termasuk kejahatan, pembunuhan, berbohong, jinah dan sebaginya, yang pada dasarnya memang mempunyai maksud-maksud tertentu, pasti mengikat. (c) tak kerja (akarma) vyang
dilaksanakan baik jasmaniah maupun rokhaniah, tanpa keinginan atau motif apapun, tidak mengikat sama sekali. Ketiga macam
kerja ini harus dapat dimengerti dengan sungguh-sungguh.
(18) karmany akarma yah pasyed
akarmani cha karma yah
sa buddhiman manushyeshu
sa yuktah krisnakarmakrit
artinya :
dia yang melihat tak kerjadalam kerja dan kerja dalam tak-kerja
181
Bhagavadgitha Bebel
diantara manusia adalah bijaksana,seorang yogi, walau dia terus bekerja
kerja (karma) walaupun dilaksanakan secara aktif oleh orang arif-bijaksana, tetapi karena tanpa kepentingan pribadi, maka ini
adalah sama dengan tak-kerja (akarma). Tak-kerja (akarma) oleh orang yang bodoh diartikan tidak berbuat apa-apa, non aktif jadi akibatnya adalah malas; bermalas-malas dalam hidup ini,sama artinya dengan kerja (karma) yang disertai dengan motif-motif
kepentingan pribadi, sebab kedua-duanya mengikat yang berarti tidak membersihkan jiwa untuk tujuan spiritual. Seseoarng yogi
(budiman arif-bijaksana) mengetahui semua ini, dan walaupun ia bekerja terus, namun tidak ada sesuatu yang mengikat. Ia telah
membersihkan jiwanya dari segala ikatan.
(19) yasya sarve samarambhah
kama samkalpa varjitah
jnanagni dagdha karmanam
tam ahuh panditam budhah
artinya :
yang bekerja tanpa nafsu dan motifkerjanya dibakar api ilmu-pengetahuan
dinamakan orang-orang arifsebagai seorang pendita budiman
perkataan pandita berarti : orang yang mencapai kebesaran jiwa. Kalimat "karyanya di bakar api ilmu pengetahuan" artinya segala pekerjaannya tidak lagi meninggalkan ikatan-ikatan. Ia terbebas
dari ikatan keduniawian menuju kelepasan
(20) tyaktva karma phala sangam
nityatripto nirasrayah
karmany abhipravritto 'pi
nai 'va kimchit karoti sah
artinya :
tanpa mengharapkan hasil kerjaselalu gembira, bebas dari segala
182
Bhagavadgitha Bebel
walaupun terus tekun bekerjasesungguhnya ia tidak berbuat apa-apa
(21) niratsir yatachittatma
tyakta sarva parigrahah
sariram kevalam karma
kurvan na 'pnoti kilbisham
artinya :tanpa mengaharpkan sesuatu apa
dengan pikiran dan hati terkendalikandan rela melepaskan milik segalanya
hanya jasmaniah bekerja, dia tidak berdosa
dalam sloka ini Krisna menjelaskan bahwasanya seseorang yang telah membebaskan jiwanya dari belenggu, bekerja hanya
secara jasmaniah, ibarat orang tidur yang bergerak hanyalah badannya sedangkan jiwanya tidak berbuat apa-apa.
Dalam tingkatan ini orang telah mencapai kebajikan, terlepas dari hawa-nafsu dan keinginan-keinginan pribadi. Jiwanya lalu
ibarat cermin yang membayangkan hasrat kesucian mempunyai kekuatan spirituil untuk mencapai Brahman.
(22) yadrichchha labha samtushto
dvandvatito vimatsarah
samahdiddhav asiddhau cha
kritva 'pi na nibadhyate
artinya :
puas akan apa-apa diperoleh seadanyaterbebas dari dualisme pertentangan
tanpa irihati, tenang dalam sukses dan kegagalanwalaupun ia bekerja, ia tidak terikat
baik dan buruk panas dan dingin, spritual dan duniawi dan sebagainya adalah dualisme yangs elalu bertentangan. Orang
yang telah membebaskan jiwanya dari dualisme yang bertentangan tersebut diatas, tiada lagi terikat oleh kerja yang ia
laksanakan.
183
Bhagavadgitha Bebel
(23) gatasangasya muktasya
jnanavasthita chetasah
yajnaya 'charatah karma
samagram praviliyate
artinya :
yang bebas, terlepas dari ikatanpikiran terpusat pada ilmu pengetahuam
melaksanakan kerja demi pengabdiansegala kerjanya menuju kelepasan
sloka-sloka 19 sampai dengan sloka23 ini menguraikan kerja yang terlepas dari segala ikatan. Dalam sloka III.9 dikatakan
bahwa kerja yang diperuntukkan bagi kepentingan berbakti tiada mengikat. Dan dalam sloka diatas ini Krisna menjelaskan bahwa
kerja (karma0 yang mestinya membawa pahalapun kalau dilaksanakan dengan penuh pengabdian akan tidak lagi megikat,
sebab kerja + pelaksana +hasilnya semua ditunjukan kepada Brahman.
(24) brahma 'rpanam brahma havir
brahmagnau brahmana hutam
brahmai 'va tena gantavyam
brahma karma samadhina
artinya :
dipujanya Brahman, persembahannya Brahmanoleh Brahman dipersembahkan dalam api Brahmandengan memusatkan meditasinya kepada Brahman
dalam kerja ia mencapai Brahman
bila seseorang telah memusatkan segala sesuatunya dalam hidupnya kepada Brahman. Tuhan Yang Maha Esa, maka alat dan
tujuan kerjanya, demikian pula sebab dan akibat kerjanya. Menjadi satu dan hukum kerja lenyap tidak terbekas lagi, dan ia
mencapai Brahman.
(25) daivam eva 'pare yajnam
yoginah paryupasate
184
Bhagavadgitha Bebel
bbrahmagnav rahmanav apare yajnam
yajnenai 'vo 'pajuhvati
artinya :
beberapa yogi memuja Dewatayang lain mempersembahkan sajian
dengan jalan membaktikan pemujaanini kedalam api Brahman
sloka ini menyatakan bahwasanya bagi orang yang belum mencapai kesadran yang tinggi adalah wajar kalau ia memuja Tuhan dengan mempersembahkan saji-sajian dalam upacara
keagamaan. Tidaklah kiranya wajar dan adil kalau sekiranya ia disuruh berbuat lain daripada kemampuan materiil dan spirituil yang ada pada jiwanya. Namun satu hal yang nyata, bahwa apa
yang ia kerjakan adalah untuk berbakti kepada Tuhan.
(26) srotradini 'ndriyany anye
samyamagnishu juhvati
sabdadin vishayan anya
indriyagnishu juhvati
artinya :
ada yang mengorbankan penglihatandan panindria lainya dalam api-disiplinyang lain mengorbankan objek suara
dan objek lainya dalam api-nafsu keinginan
disini pengorbanan pancaindria (penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan penyentuhan) dimaksudkan
membatasi dan mengontrol alat-alat pancaindria (mata, telinga, hidung, mulut dan kulit)untuk tidak leluasa mencari kenikmatan. Demikian pula mengorbankan objek-objek (suara yang merdu,
pemandangan yang indah, bau yang harum, makanan yang lezat dan benda-benda yang mahal dan halus) dimaksudkan untuk
menghindarkan diri dari segala hawa-nafsu dan keinginan akan objek atau benda serba duniawi, mewah dan mahal. Semua ini dapat dilaksanakan dengan api-disiplin, yaitu dengan disiplin
yang teguh dan menyala-nyala sehingga membakar segala nafsu dan keinginan sanpai musnah.
185
Bhagavadgitha Bebel
(27) sarvani 'ndriya karmani
prana karmani cha 'pare
atma samyama yogagnau
juhvati jnanadipite
artinya :
yang lain lagi mengorbankan semua kerjapancaindria dan kekuatan sakti yoginya
kedalam api disiplin jiwanyayang dinyalakan oleh ilmu-pengetahuan
ini adalah selangkah lebih mendalam daripada yang dinyatakan dalam sloka 26 diatas, yaitu tenggelam dalam renungan meditasi
yang berpusat pada Brahman.
(28) dravyayajnas tapoyajna
yogayajnas tatha 'pare
svadhyaya jnanayajnas cha
yatayah samsitavratah
artinya :
ada yang mempersembahkan harta, ada tapaada yoga, dan yang lain pula
pikiran terpusat dan sumpah beratmempersembahkan ilmu dan pendidikan budi
dalam sloka ini diuraikan lima macam cara berbakti kepada Brahman, yaitu dengan jalan (1) persembahan rituil dengan benda-benda seperti saji-sajian, (2) bertapa, (3) yoga seperti
yang diajarkan oleh Petanyali dalam yogasutra, (4) stude seperti diuraikan dalam Upanisahad dan (5) pendidikan budi.
(29) apane juhvati pranam
prane 'panam tatha 'pare
pranapanagati ruddhva
pranayama parayanah
186
Bhagavadgitha Bebel
artinya :
ada pula mengatur nafas sebagai persembahandengan jalan mengontrol nafas keluar dan masuk
mempersembahkan prana dalam apanadan apana dalam prana sebagai kebaktian
perkataan pnanayama berarti : pengetur atau kontrol pernafasan Prana = nafas masuk. Dalam hubungan pranayama terdapat suatu ajaran yang disebut hathayoga, dimana segala sesuatu
mengenai arti dan pelaksanaan pengaturan pernafasan ini diuraikan dengan jalan
(30) apare niyata harah
pranan praneshu juhvati
sarve 'py ete yajnavido
yajna kshapita kalmashahartinya :
ada juga dengan mengatur makananmempersembahan nafas-hidup dalam nafas hidup
semua mereka ini mengetahui pengabdiandan dengan kebaktian mereka melenyapkan dosa-hidup
mereka yang mengetahui pengabdian san persembahan kepada Brahman dengan cara yang dilukiskan dalam sloka-sloka 25-30 ini, yang manapun, akan melenyapkan dosa mereka dan dapat
mencapai kedamaian.
(31) yajna sistamrita bhujo
yanti brahma sanatanam
na 'yam loko 'sty ayajnasya
kuto 'nyah kurusattama
artinya :
mereka yang makan dari sisa persembahanmencapai Brahman yang kekal-abadi,
dunia ini bukan bagi yang tidak berbaktiapapula dunia yang lain, oh Kurusattama
187
Bhagavadgitha Bebel
kurusuttama = Arjuna sendiri, lihat penjelasan sloka 1.1 yang dimaksudkan dengan makanan sisa persembahan atau amrita adalah saji-sajian yang telah dipersembahkan kepada Brahman yang mengandung berkah keabadian daripada-Nya (lihat sloka III.13). krisna menjelaskan dalam sloka ini membawa undang-undang pada dirinya sendiri yang menyatakan hidup adalah
pengorbanan (kebaktian) dan barang siapa yang tidak menyadari ini, tidak akan menemui kebahagian dalam dunia ini maupun
dunia lain.
(32) evam bahuvidha yajna
vitata brahmano mukthe
karmajan viddhi tan sarvan
evam jnatva vimokshyase
artinya :
banyak dan beraneka warna persembahanbakti dihaturkan kepada Brahman
semuanya ini berasal dari kerjamengetahui ini, engkau 'kan moksha
perkataan moksha berarti emansipasi jiwa atau kelepasan, kerja sloka ini adalah kerja yang meliputi mental, jasmaniah dan
spirituil.
(33) srayan dravyamayad yajnaj
jnanayajnah paramtapa
sarvam karma 'khilam partha
jnane perimsamapyate
artinya :
persembahan berupa ilmu pengetahuan, Parantapalebih bermutu daripada persembahan materi
dalam keseluruhannya semua kerja iniberpusat pada ilmu-pengetahuan, Oh Parta
parartapa = Parta = Arjuna. Maksud tujuan ilmu pengetahuan didunia ini adalah untuk mencapai kebebasan dan kelepasan jiwa
dari ikatan kerja (karma).
188
Bhagavadgitha Bebel
(34) tad viddhi pranipatena
paripprasnena sevaya
upadekshyanti te jnanam
jnaninas tattvadarsinah
artinya :
belajarlah dengan wujud displin,dengan bertanya dan dengan kerja berbakti,
guru budiman yang melihat kebenaranakan mengajarkan padamu ilmu budi-pekerti
tiga cara yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain untuk belajar mencapai kebenaran abadi, yaitu pranipatena (hormat, sujud
dan disiplin kepada guru yang memberi pendidikan), pariprasena (bertanya, mencari dan memikirkan sendiri ilmu-pengetahuan
yang diberikan kepadanya) dan sevaya (berbakti, melayani dan setia dengan tulus iklas kepada guru). Ketida cara ini harus
dituntun oleh seorang guru yang telah melihat Brahman dalam dirinya.
(35) yaj jnatva na punar moham
evam yasyasi paandava
yena bhutany aseshena
drakshyasy atmany atho mayi
artinya :
setelah mengetahui segala iniengkau tidak lagi kebingungan pandawadengan demikian melihat, tanpa kecuali
segala mahkluk dalam Atman, dalam diri-Ku
(36) api ched asi papebhyah
sarvebhyah papakrittamah
sarvam jnanaplavenai 'va
vrijinam samtarishyasi
189
Bhagavadgitha Bebel
artinya :
walau seandainya engkau paling berdosadiantara manusia yang memikul dosadengan perahu ilmu-pengetahuan inilautan dosa engkau akan seberangi
ilmu-pengetahuan (yang juga sama artinya dengan ilmu budi pekerti) melenyapkan segala keraguan dan kebingungan, serta
mengahpus segala dosa dan melepaskan segala ikatam jasmaniah.
Pandawa = Arjuna
(37) yathai 'dhamsi samiddho 'gnir
bhasmasat kurute 'rjuna
jnanaghih sarvakarmani
bhasmasat kurute tatha
artinya :
bagaikan api menyala, oh Arjunamembakar kayu api menjadi abu
api-ilmu pengetahuan demikian pulamembakar segala karma menjadi abu
karma = kerja. Api ilmu-pengetahuan membakar karma atau kerja, mengehapus dualisme (buruk dan baik, panas dan dingin
dan sebagainya), mengantar jiwa kealam kebebasan abadi.
(38) na hi jnanena sadrisam
pavitram iha vidyate
tat svayam yogasamsiddhah
kalena 'tmani vindati
artinya :
tidak ada sesuatu dalam dunia inidapat menyamai ilmu-pengetahuan
mereka yang disempurnakan dalam yogimenemuinya sendiri dalam jiwanya pada waktunya
190
Bhagavadgitha Bebel
pada umumnya yoga diartikan orang sebagai praktek disiplin yang spiritual, yang kesempurnaanya membutuhkan waktu lama,
tetapi sesungguhnya yoga, bila dimengerti sewajarnya, melingkupi teori kesucian ilmu pengetahuan dan praktek disiplin yang spiritual. Orang yang melaksanakan yoga dengan disiplin tetapi tanpa kesucian ilmu-pengetahuan, usahanya adalah sia-
sia, demikian pula sebaliknya, orang yang memiliki teori kesucian ilmu-pengetahuan tanpa praktek disiplin yang spiritual tidak mungkin menjadi yogi, oranmg yang mencapai kelepasan.
(39) sraddhavaml labhate jnanam
tatparah samyatendriyah
jnanam labdhva param satim
achirena 'dhigachchati
artinya :
ia yang memiliki kepercayaan dan menguasai pancaindrianya, mencapai ilmu-pengetahuan
setelah memiliki ilmu-pengetahuandengan segera ia menemui kedamaian abadi
perkataan sraddha berarti : kepercayaan, keyakinan. Sesungguhnya perkatan sraddha walaupun berarti kepercayaan, namun bukanlah kepercayaan yang membabi-buta. Perkataan
sraddha (kepercayaan) harus diikuti dengan perkataan samyatedriyah (penguasaan atas pancaindria, hawa-nafsu) untuk
mencapai param santim (kedamaian abadi, tertinggi)
(40) ajnas cha 'sraddadhanas cha
samsayatma vinasyati
na 'yam loko 'sti na paro
na sukham samsayatmanah
artinya :
tetapi mereka yang dungu dan tidak percayadan bersifat ragu, akan hancur sirna
bagi yang ragu-diri, baginya tiada bahagiabagi dunia ini, pun dunia sana
191
Bhagavadgitha Bebel
dalam kehidupan sehari-hari nyatanya banyak orang yang bimbang dan ragu-ragu, tetapi mereka tidak apa-apa tidak
hancur ataupun sirna. Adapun yang dimaksudkan dalam sloka ini, yang hancur adalah kehidupan spirituilnya, sebagai sebaliknya, basis positif dalam hidup ini adalah memiliki
kepercayaan atau keyakinan.
(41) yoga samnyasta karmanam
jnana samcchinna samsayam
atmavanism na karmani
nibadhnanti dhanamjaya
artinya :
ia yang bebas menurut ajaran yoga, Dananjaya,yang mengikis keraguannya dengan ilmu pengetahuan
yang telah menguasai jiwanya sendiri,hukum kerja tidak membelenggunya lagi
sloka ini memberi kesimpulan apa yang diuraikan Krisna kepada Arjuna dalam Bab IV, yaitu hubungan timbal balik antara kerja yang benar, ilmu-pengetahuan yang suci dan disiplin jiwa yang
teguh.
(42) tasmad ajnana samnhutan
hritstham jnanasina 'tmanah
chhittvai 'nam samsayam yogam
atishtho 'ttishtha bhaarata
artinya :
sebab itu, setelah memotong keraguandalam hatinya karena ketidak-tahuandengan pedangnya ilmu pengetahuan
berpegang pada yoga, bangkitlah! Oh Barata
bara = Arjuna. Dengan kerja yang benar, ilmu-pengetahuna yang suci dan disiplin jiwa yang teguh, serta terhapusnya keraguan
dalam hati, Arjuna diharapkan bangkit, bertindak!
Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu
192
Bhagavadgitha Bebel
Brahmavidyayam yogasastre
Srikrishnarjunasamvade
Jnanayogo nama chaturtho 'dhyayah
Maka berakhirlah bab keempat Upanishad BhagavadgitaMengenai ilmu-pengetahuan tentang Yang Maha Esa
Kitab suci yoga dan dialog antara Sri krisna dan Arjuna Yang berjudul JNANAYOGA
193
Bhagavadgitha Bebel
BAB 6
V. PERCAKAPAN KELIMA
KARMA SAMNYASA YOGA
Arjuna bertanya, yang manakah lebih baik membebaskan diri dari kerja atau bekerja tanpa kepentingan pribadi?. Dalam bab keenam ini Krisna menjawab bahwa kedua-duanya sama, tetapi
kerja tanpa kepentingan pribadi lebih baik.
Samnyasi (membebaskan diri dari kerja) maupun Yogi (bekerja tanpa motif kepentingan diri pribadi) mempunyai tujuan yang sama. Samyasi walaupun membebaskan diri dari kerja, namun apa yang diperbuatnya sehari-hari adalah motif apa-apa untuk
dirinya sendiri. Secara mental ia meninggalkan kerja.
Ia bekerja tanpa pengeruh ikatan kerja, sebab sadar bahwa kenikmatan berasal dari hubungan duniawi dan hanya merupakn
sumber penderitaan belaka.
Ia memandang semuanya sama, rendah maupun tinggi, tidak bergirang karena senang dan tidak bersedih karena duka dan
berpikir : "aku sebenarnya tidak berbuat apa-apa, hanya pancaindria yang bergerak diantara objek-objek benda''
Ia memutuskan hubungan dengan objek duniawi, memikirkan dan menyerahkan seluruh jiwanya kepada Brahman, bermeditasi
mengahpuskan dosa mencapai kedamaian abadi.
Dialah Samnyasi
V. Percakapan Kelima
(1) arjuna uvacha:
samnyasam karmanam krishna
punar yogam cha samsasi
yach chhreya etayor ekam
tan me bruhi sunischitam
194
Bhagavadgitha Bebel
artinya :
arjuna bertanya:Engkau memuji pembebasan diri dari kerjaKemudian kerja tanpa kepentingan pribadiOh Krisna, katakanlah padaku dengan pasti
Manakah yang lebih baik diantara keduanya?
Dalam Bab V ini, Arjuna mempersoalkand ua istilah yang sulit, yaitu samnyasa dan yoga (dalam hubungan pertanyaan diatas
ini, yang dimaksudkan yog adalah karmayoga). Perkataan samnyasa berarti : pembebasan diri dari kerja dan perkataan
karmayoga berarti kerja tanpa kepentingan pribadi. Kedua istilah ini dalam pengertiannya masing-masing masih membingungkan
Arjuna;karena itu ia bertanya kepada Gurunya.
Dalam bab III.17 dijelaskan bahwa yang bersatu dengan Atman hidup bahagia dan tidak dibelenggu oleh ikatan kerja. Dalam Bab
IV. 18, 19, 21, 22, 24, 32, 33, 37 dan 41. Krisna mengutarakan makna daripada pembebasan diri dari segala kerja. Tetapi kemudian dalam sloka IV.42. Krisna meminta agar Arjuna
berpegang pada yoga yaitu kerja.
Bagi orang sederhana, yang diliputi oleh ketidaktahuan selalu, kerja (karmayoga) sudah pasti lebih baik daripada pembebasan diri dari kerja (samyasa). Yang menjadi pertanyaan arjuna disini adalah bagi orang yang tidak tergolong sederhana tetapi belum
menemui Atman dalam jiwanya sendiri, manakah yang lenih baik sebab kedua-duanya mengandung kontradiksi atau sama lai?
(2) sribhagavan uvacha:L
samnyasah karmayogas cha
nihsreyasakarav ubhau
tayos tu karmasamnyasat
atinya ;
Sri Bagawan menjawab:Membebaskan diri dari kerja
Dan bekerja tanpa kepentingan pribadi,Keduanya membawa kebahagian tertinggi
Tetapi diantara kedua-duanya ini,Kerja tanpa kepentingan pribadi
Lebih baik dari bebas-diri dari kerja
195
Bhagavadgitha Bebel
Dalam sloka ini mula-mula Krisna menjelaskan bahwa samnyasa (pembebasan diri dari kerja) dan karmayoga (kerja tanpa
kepentingan pribadi) adalah sama bila dilihat dari segi tujuan terakhir daripada emansipasi spirituil manusai. Tetapi kalau
ditinjau dari segi cara (jalan) dan pelaksanannya, maka samnyasa dan karmayoga adalah bebeda, walaupun kedua-
duanya tidak bertentangan.
Kalau samnyasa menekankan ilmu pengetahuan tentang Atman sebagai alat untuk mencapai kedamainan abadi dan bersatu
dengan Brahman, maka karmayoga menitik beratkan keamanan dan usaha keras sebagai alat untuk mencapai-Nya. Tetapi disini,
yang langsung dihadapi manusia dalam kehidupannya sehari-hari adalah karmayoga kerja tanpa motif kepentingan untuk diri
sendiri.
(3) jneyah sa nityasamnyasi
yo na dveshti na kankshati
nirdvandvo hi mahabaho
sukham badhat pramuchyateartinya :
dia yang disebut samnyasa selalutidak membenci dan tidak bernafsu
bebas dari dualisme pertentangan oh Mahabahudengan mudah (ia) terlepas dari belenggu
mahabahu = Arjuna. Orang yang melaksanakan samnyasa disebut samyasi dan orang yang melaksanakan yoga disebut
yogi.
(4) samkhyayogau printhag balah
pravadanti na panditah
ekam apy astihitah samyag
ubhayor vindante phalam
artinya ;
hanya kanak-kanak berkata bahwa karmayogaberbeda dengan samkhya, bukan orang arif-bijaksana
196
Bhagavadgitha Bebel
dia yang melaksankan salah satu daripadanyamemetik pahala dari kedua-duanya
(5) yat samkhyaih prapyate sthanam
tad yogair api gamyate
ekam samkhyam cha yogam cha
yah pasyati sa pasyati
artinya :
tempat yang tercapai oleh seorang samnyasajuga tercapai oleh serang yogi
dia yang melihat, melihat samkhyadan yoga sebagai satu kesatuan
perkataan balah berarti : kanak-kanak. Tetapi disini perkataan tersebut dimaksudkan juga orang-orang dungu, yang jalan
pikirannya seperti kanak-kanak. Perkataan sthanam berarti : tempat atau status.
Sloka 4 dan 5 ini hendaknya dihubungkan dengan sloka II.39, dimana Krisna telah menyinggung prihal karmayoga dalam
hubungannya dengan sakhya dan juga sloka III. 3 dan 4. Seperti dalam sloka 1 dan 2 dalam bab V ini dengan samnyasa juga
dimaksudkan samkhya, atau dengan perkataan lain :
Samnyasa = samkhya
Dalam sloka diatas ini jelaslah bahwa baik seorang samnyasi (yang membebaskan diri dari kerja) maupun seorang yogi (yang bekerja tanpa motif kepentingan diri pribadi) mempunyai tujuan
yang sama, tidak ada kontradiksi, yaitu kedamaian abadi. Seorang samnyasa yang betul walaupun telah membebaskan diri
dari segala kerja, namun apa yang ia perbuat sehari-harinya adalah kerja tanpa motif apa-apa untuk dirinya sendiri. Demikian
pula seorang yogi walaupun bekerja tanpa motif kepentingan pribadi, namun apa yang ia perbuat sehari-harinyaadalah kerja yang membebaskan dirinya dari ikatan kerja. Jadi kedua-duanya
adalah menuju satu kesatuan; dan sesungguhnya keduanya adalah merupakan sikap mental.
(6) samnyasas tu mahabaho
dunkham aptum ayogatah
197
Bhagavadgitha Bebel
yogayukkto munir brahma
nachirena 'dhigachchati
artinya :
tetapi samnyasa tanpa yogasungguh sukar dicapai, oh Mahabahuseorang mini dilengapi dengan yogamencapai Brahman dengan segera
perkataan muni berarti : orang yang bersamadi, teguh iman (lihat sloka II. 56)
samnyasa (pembebasan diri dari kerja) adalah suatu bentuk yang sangat sukar untuk dicapai, sebab jalan untuk mencapainya
penuh dengan penolakkan kesenangan, kewajiban yang berat, larangan yang keras, tabu bagi berbagai hal, pantang dengan berbagai tindakkan dan sebagainya. Pendeknya penug dengan kedukaan (duhkham aptum) dan kesukaran. Oleh karena itu,
seperti telah diuraikan dalam sloka 2 bab V ini, yoga (kerja tanpa kepentingan pribadi) adalah lebih baik, sebab lebih mudah jalan
untuk mencapainya.
Bukanya samnyaasa yang didasarkan ilmu-pengetahuan tentang atman tidak lebih tinggi daripada yoga yang didasarkan atas
kemauan dan usaha yang keras, melainkan karena yoga ini lebih mudah dicapai oleh mereka yang baru mulai, dan pada waktunya
dapat meningkatkan diri mereka pada jalan yang lebih tinggi dengan pikiran dan jiwa yang telah disucikan. Maka itulah Krisna
menganjurkan agar samnyasa disertai dengan yoga atau seorang muni dilengkapi dirinya dengan yoga.
(7) yoga yukto visuddhatma
vijitatma jitendriyah
sarva bhutatma bhutatma
kurvann api na lipyate
artinya :
dia yang melaksanakan yoga, berjiwa sucimenguasai diri, menaklukan pancaindriaatmanya adalah atman mahkluk semua
walaupun bekerja, tidak terpengaruh ikatan kerja
198
Bhagavadgitha Bebel
perkataan sisaddha berarti jiwa yang bersih (suci), vijiatma berarti dia yang menguasai jiwanya dan jitendriyah berarti dia
yang telah menaklukan pancaindrianya. Disini kelihatannya dengan nyata betapa perkembangan dan kemajuan spirituil
seseorang yang melaksanakan yoga. Secara mental ia menjatuhkan jiwanya dengan jiwa mahkluk semua lainnya, yang menyebabkan segala kegiatan sehari-hari tidak lagi diikat oleh
pahala kerja (karma).
(8) nai 'va kimchit karomi 'ti
yukto manyeta tattvavit
pasyan srinvan sprisan jighrann
asnan gachchhan svapan svasan
artinya :
seorang yogi yang mengetahui inti kebenaranberpikir : "aku sebenarnya tidak berbuat apa-apa"
walaupun sedang melihat, mendengar,meraba, mencium, makan, pergi, tidur, bernafas
(9) pralapan visrijan grihnann
unmishan nimishann api
indriyani 'ndriyartheshu
vartanta iti dharayan
artinya :
takkala berbicara, melepaskan, mengenggammembuka dan memejam mata
ia beranggapan : "hanya pancaindria belaka bergerak diantara objek benda
benda"
hanya orang yang benar-benar mengetahui inti kebenaran dapat memisahkan jiwanya yang bersih (suci) dan bebas daripada
prakriti (objek benda-benda duniawi). Ia mengerti benar bahwa komponen-komponen ego pada diri seseorang tidaklah
permanen, yang merupakan arus yang berobah-obah setiap saat, yang bergerak diantara objek benda-benda duniawi.
199
Bhagavadgitha Bebel
Adalah berbahaya kalau orang memberi interprestasi bahwa kedua sloka ini mempunyaiarti "bukan aku yang
melaksankannya, melainkan pancaindriaku" dan lalu membiarkan hawanafsunya, seakan-akan ia tidak bertanggung jawab terhadap pancaindrianya sendiri, yang sebenarnya harus
dikontrolnya.
(10) brahmany adhaya karmani
sangam tyaktva karoti yah
lipyate na sa papena
padmapattram iva 'mbhasa
artinya :
dia yang bekerja mempersembahkan kerjanyakepada Brahman, tanpa motif keinginan apa-apa
tidak terjamah oleh dosa-papabagaikan air meluncur didaun teratai
seperti telah dinyatakan sloka 2, Krisna mengehendaki agar Arjuna bekerja dan bertindak dengan jalan menuju segala kerja
dan tindakkannya kepada Brahman Yang Maha Esa. Daun teratai tidak dibasahi air walaupun kena hujan, demikian pula orang walaupun bekerja sehari-hari sebagaimana mestinya, sebab
perbuatannya tidak lagi mengahsilkan karma.
(11) kayeta manasa buddhya
kevalaair indriyair api
yoginah karma kurvanti
sangam tyaktva 'tmasuddhaye
artinya :
para yogi menanggalkan keinginanhanya bekerja mempergunakan badanpikiran, budi dan bahkan pancaindria
demi untuk mencucikan jiwa
(12) yaktah karmaphalam tyaktva
sdantim apnoti naishthikim
200
Bhagavadgitha Bebel
ayuktah kamakarena
phale sakto nibhadyate
artinya :
seorang yogi yang menanggalkan pahalaakhirnya akan mencapai kedamaian abaditetapi yang tidak bersatu dengan Atman
diperbudak oleh nafsu dan belenggu kerja
kedamaian abadi adalah merupakan tingkatan kesempurnaan yang dicapai dengan jalan berangsur-angsur, yang mula-mula tumbuh dari pertama kebersihan hati, kedua mencapai ilmu-
pengetahuan, ketiga melepaskan segala hawa nafsu dan keinginan-keinginan pribadi dan keempat keseimbangan jiwa
dalam melaksanakan bakti.
(13) sarvakarmani manasa
samnyasya 'ste sukham vasi
navadvare pure dehi
nai 'va kurvan na karayan
artinya :
setelah secara mental menanggalkan segala kerjajiwa, penghuni jasmani ini, menguasai dirinya
bertakhta dengan damai dikota sembilan gapuratiada bekerja, pun tidak menyebabkan kerja
dalam sloka ini Krisna menjelaskan bahwa jiwa yang ada didalam diri manusia diibaratkan sebagai seorang raja yang bertakhta dalam kota yang mempunyai pintu gerbang sembilan buah. Sembilan pintu gerbang tersebut adalah : dua biji mata, dua lobang hidung, dua lobang kuping, satu lobang mulut, satu
lobang pantat dan satu lobang kemaluan.
Setelah jiwa itu menanggalkan segala kerja, maka ia berthakta dalam diri manusia, dengan damai dan bahagia menguasai
dirinya. Ini berarti ia tidak lagi bekerja atau menyuruh orang lain bekerja, dan hubungan dengan dunia luar melalui kesembilan
pintu gerbang tersebut diatas tidak ada lagi, Atau perkataan lain, ia telah mengontrol pancaindrianya dan objek benda-benda
duniawi tidak lagi mempunyai hubungan apa-apa dengan dia.
201
Bhagavadgitha Bebel
Perkataan sarvakarmani berarti : segala kerja atau semua tindakkan. Dalam hubungan ini, kerja manusia dapat dibagi
menjadi empat : yang diharuskan = Atya, yang mnenjadi kebiasaan atau tradisi = naittika, yang mempunyai maksud
tujuan = kamya dan yang dilarang = nishiddha. Keempat macam kerja ini, bagi orang yang telah mencapai kedamaian abadi tidak
mempunyai pengaruh apa-apa lagi.
(14) na kartritvam na karmani
lokasya srijati prabhu
na karmaphalasamyogam
svabhavas tu pravartate
artinya :
Yang Maha Kuasa tidak menciptakan alat apa-apaJuga tiada berbuat untuk dunia manusia
Dan tidak menghubungkan kerja dengan pahalanyaIni sebenarnya manisfestasi alam benda
Perkataan prabhuh berarti : Yang Maha Kuasa
(15) jnanena tu tad ajnanam
yesham nasitam atmanah
tesham adityavaj jnanam
prakasayati tat param
artinya :
Brahman Seru-Sekalian-Alam tiada menerimaBaik dosa maupun kebajikan seseorang manusia
Budipekerti yang diselubungi ketidak-tahuan'lah menyebabkan mahkluk tersesat dijalan
perkataan vibbhuh berarti : Brahman Seru-sekalian Alam
(16) jnanena tu tad ajnanam
yesham nasitam atmanah
tesham adityavaj jnanam
202
Bhagavadgitha Bebel
prakasayati tat param
artinya :
tetapi mereka yang ketidak-tahuannyadilenyapkan oleh pengetahuan tantang Atmanpengetahuan itu bercahay bagaikan matahari
memperlihatkan Yang Maha Tinggi
perkataan tatparam berarti : kebenaran, Yang Maha tinggi.
Didalam ketiga sloka diatas ini konsep tentang Tuhan dijelaskan oleh krisna sebagai Yang Maha Kuasa, Brahman Seru-Sekalian-Alam, Atman, Yang Maha tinggi (kebenaran). Dalam sloka 14
Tuhan dikatakan Yang Maha Kuasa, namun ia tidak menciptakan alam dan membantu manusia untuk memisahkan dirinya dari
hukum karma yang merukan manisfestasikan alam-benda prakriti. Selama jiwa manusia masih terbelenggu oleh ketidak-tahuan (ajnanena), selama itu ia akan menjalani hukum karma, memetik buah perbuatan apa saja ia lakukan dalam hidupnya,
dan selama itu pula ia tidak mempunyai hubungan dengan Yang Maha Kuasa.
Dalam sloka 15 Tuhan dikatakan Brahman Seru-Sekalian-Alam. Ia meliputi seluruh alam semesta yang paling tinggi, paling luas dan paling dalam. Maka itu ia dikatakan lebih kecil daripada atom, tetapi lebih besar daripada bumi + bulan + bintang +
matahari sekaliannya. Oleh karena ia meliputi segalanya, maka ia tidak menerima orang yang berbuat dosa, sebab kedua-
duanya (dan sesungguhnya semuanya dan segala sesuatunya) ada pada-Nya, dan diliputi oleh-Nya. Adalah menjadi kewajiban
manusia sendiri untuk berusaha mengahspuskan ketidaktahuanya, melepaskan egonya yang dibelenggu hukum-karmadan bersatu dengan BrahmanSeru-Sekalian-Alam, yang
meliputi segala-galanya. Dalam sloka 16 Tuhan dikatakan kebenaran, Yang Maha Tinggi. Secara psikologis status atau
tempat yang ketinggian adalah lebih baik dan lebih sempurna. Maka itu kebenaran yamg paling sempurna tempatnya adalah paling tinggi. Orang yang ingin bersatu dengan Atman harus
mencapai tempat Yang Maha Tinggi itu, dengan jalan menghapus belenggu karmanya.
Inilah konsep Tuhan yang diutarakan dalam seluruh dialog Krisna dengan Arjuna dalam Bhagavadgita ini.
(17) tadbuddhayas tadatmanas
tanishthas tatparayanah
203
Bhagavadgitha Bebel
gachchanty apunaravrittim
jnana nirdhuta kalmashah
artinya :
mereka yang memikirkan-Nya menyerahkan jiwaseluruh kepada-Nya, menjadikan-Nya tujuan utamamemuja harus pada-Nya, akan pergi tidak kembali
dan dosa mereka dihapus oleh pengetahuan budi-pekerti
perkataan apanuravritti berarti : suatu keadaan tidak kembali lagi, dengan perkataan lain tidak mengalami inkarnasi lagi
langgeng. Keadaan ini dicapai kalau dosa (kalmashah) sudah dihapus dengan ilmu pengetahuan budi-pekerti (lihat sloka
IV.36).
(18) vidya vinaya sampanne
brahmane gavi hastini
suni chai 'va svapake cha
panditah samadarsinah
artinya :
orang arif bijaksana mnelihat semuasama. Baik brahmana budiman dan rendah hati
maupun seekor sapi, gajah dan anjingataupun orang hina-papa tanpa kasta
perkataan vinaya berarti : rendah-hati. Dalam kitab Tripitaka (ajaran buddha) perkataan ini juga berarti disiplin. Perkataan
svake sebenarnya berarti orang yang makan daging anjing yaitu orang pariah, tanpa kasta.
Pendita dan orang arif-bijaksana yang jiwanya telah suci melihat manusia dan mahkluk lainya sama tinggi-rendahnya. Pandangan yang demikian itu menumbuhkan perasaan kasih sayang kepada
sesama mahkluk hidup dan mengangkat tanggapan akan persamaan hidup yang menjadi karakteristiknya kehidupan
spiritual.
(19) ihai 'va jitah sargo
yesham samye sthitam manah
204
Bhagavadgitha Bebel
nirdesham hi samam brahma
tasmad brahmani te sthitah
artinya :
didunia ini sekalipun inkarnasi diatasioleh mereka yang pikirannya seimbang harmonis,
sebab Brahman seimbang dan sempurnamaka merekapun bersatu dengan Brahman
dalam tingkatan dimana pikiran telah mencapai keseimbangan yang harmonis, dimana dualisme pertentangan (panas dan
dingin, suka dan duka, dan sebagainya) tidak ada lagi dan jiwa seimbang dalam Brahman, maka hukum karma dan inkarnasi lenyap, serta kelepasan dapat tercapai sekalipun orang masih
hidup didunia ini.
(20) na prahrisyet priyam prapya
no 'dvijet prapya cha 'priyam
sthirabuddhir asammudho
brahmavid brahmani sthitah
artinya :
dia yang tidak bergirang menerima sukadan juga tidak bersedih menerima dukatetap tinggal tenang dan berteguh iman
mengetahui Brahman. Bersatu dengan Brahman
(21) bahyasparseshv asaktatma
vindaty atmani yat sukham
sa brahmayoga yuktatma
sukham akshayam asnute
artinya :
dia yang jiwanya tak-lagi berhubungan denganduniawi menemui kabahagian dalam Atman,
dia yang mengontrol hatinya demikiandalam yoga pada Brahman menikmati restu abadi
205
Bhagavadgitha Bebel
kedua sloka diatas ini melukiskan tingkatan dimana seseorang telah membebaskan dirinya dari segala ilusi yang ditimbulkan
oleh pancaindrianya dan kotak daripadanya dengan objek-objek benda-benda, hidup dalam keabadian dan menikmati restu
langgeng dari Brahman.
(22) ye hi samsparsaja bhoga
duhkhayonaya eva te
adyantavatah kaunteya
na teshu ramate budhah
artinya :
kenikmatan berasal dari hubungan duniawihanya merupakan sumber penderitaan belaka
ada awalnya ada akhirnya, oh Kuntipuratak seorang budimanpun tertarik pada semua ini
perkataan duhkayonaya berarti : sumber kedukaan. (bandingkan pula sloka ini dengan sloka II.14 terdahulu).
(23) saknoti 'hai 'va yah sodhum
prak sarira vimokshanat
kamakrodhodbhavan vegam
sa yuktha sa sukhi narah
artinya :
dia yang kuasa menahan nafsu birahidan amarah murkanya didunia ini
sebelum meninggalkan jasad raganyaada yogi, dia adalah orang yang bahagia
(24) yo 'ntahsukho 'ntararamas
tatha 'ntarjyotir eva yah
sa yogi brahmanirvanam
brahmabhuto 'dhigachchhati
206
Bhagavadgitha Bebel
artinya :
dia yang menemui kebahagian pada dirinyatentram pada dirinya, cahaya pada dirinya
yogi yang begini ini menjadi suci
perkataan Brahmanrvana dala kitab suci agama budha berarti kebahagian tertinggi (lihat sloka II.72) dan perkataan
Brahmabhutah dalam kitab suci Upanisad berarti menjadi satu dengan Brahman. Kedua tingkatan ini bisa dicapai oleh manusia semasih hidup didalam dunia ini ditengah-tengah masyarakat,
apabila ia benar-benar telah melaksanakan dan mencapai tingkatan seperti yang dilukiskan dalam kedua sloka diatas ini.
(25) labhante brahmanirvanam
rishayah kshinakamashah
chhinnadvaidha yatatmanah
sarvabhutahite ratah
artinya :
orang suci yang dosanya telah dimusnahkankeraguannya dihapus, pikiranya dipusatkan
kebahagiannya berbuat kebajikan bagi mahkluk semuamencapai nirmawana bersatu dengan Brahman
dalam sloka ini Krisna menerangkan bahwa keyakinan hidup harus dilihat dari segi diri sendiri dan masyarakat yaitu
kebahagian untuk menyucikan jiwa sendiridan kebahagian untuk kebajikkan bagi (masyarakat) mahkluk
semua (sarvabhu tahite ratah)
(26) kama krodha viyuktanam
yatinam yatahetasam
abhito brahmnirvanam
vartate viditatmanam
artinya :
dia yang menguasai diri pribadinyamengontrol pikiranya bebas dari nafsu dan murka
207
Bhagavadgitha Bebel
mengetahui Atman ada disekitar dirinyamencapai nirwana bersatu dengan Brahmana
kesadaran akan pendekatan jiwa dengan Atman yang ada disekitar dirinya mempercepat proses seseorang untuk mencapai
nirwana, dan proses ini bisa dicapai dalam hidup ini sekalipun.
(27) Sparsan kritva bahir bahyams
Chakshus chai 'va 'ntare bhruvoh
Pranapanam samau kritva
Nasal hyantaracharinau
Artinya :
Dengan memutuskan hubungan objek bendaMemusatkan mata diantara kening
Mengatur keluarnya prana dan masuknya spanaDiantara lobang hidung dengan seimbang
(28) yatendriya mano bhuddhir
munir mokshaparayanah
vigatechchha bhaya krodho
yah sada mukta eva sah
artinya :
menguasai panca indria, perasaan dan pikiranseluruh jiwa menghasratkan kelepasanmembuang jauh nafsu, takut dan murka
orang suci itu mencapai kelepasan buat selamanya
(mengenai istilah prana dan apana lihat sloka IV.29). setelah memutuskan hubungan pancaindria dengan objek benda-benda
lahiriah, lalu dilakukan meditasi dengan jalan memejamkan mata setengah tertutup, hanya biji mata saja ditengah-tengah kening tertuju kepada ujung hidung, dan keluar masuknya nafas diatur. Dalam posisi begini, seluruh konsentrasi jiwa dipusatkan kepada hasrat akan kelepasan (moksha). Tentang hal ini, akan dijelaskan
oleh Krisna lebih jauh dalam Bab berikut.
(29) bloktaram yajnatapasam
208
Bhagavadgitha Bebel
sarvaloka mahesvaram
suhridam sarvabhutanamjnatva mam santim richchhati
artinya :
setelah mengetahui aku sebagai penerimapersembahan bakti dan tapa-meditasi
sebagai Seru-Sekalian-Alam, pencipta mahkluk semuaia mencapai kebamaian abadi
kalau kurang dialami, seolah-olah sloka diatas ini mengandung pertentangan dengan sloka-sloka 14 dan 15. Tetapi sebenarnya tidaklah demikian. Sebab Tuhan, Brahman, Seru-Sekalian-Alam bukan pelaksana, tidak dapat dilukiskan, tidak dapat diuraikan
dengan kata-kata dan tidak terucapkan. Hanya manusialah yang mencoba menerangkan dengan berbagai cara, berbagai
penjelasan berbagai antribut-sifat-kwalitas menurut pengertiannya masing-masing.
Untuk mengetahui Brahman sesungguhnya kita harus melaksanakan kewajiban kita dengan jalan mempersembahkan
kebaktian, studi, bersedekah, hidup sederhana, berguru dan meditasi, bukan dengan kata dan penjelasan.
Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu brahmavidyayam
Yogasastre srikrishnarjunasamvade
Karmasamnyasayogo nama panchamo 'dhyayah
Maka berakhirlah bab kelima Upanisad BhagavadgitaMengenai ilmu pengetahuan tentang Yang Maha Esa
Kitab suci Yoga dan dialog antara Sri Krisna danArjuna yang berjudul KARMASAMNYA-SAYOGA
BAB VII
VI. PERCAKAPAN KEENAM :
DHANA YOGA
Yogi memusatkan pikiran terus-menerus pada jiwa (Atman) ditempat yang aman, sunyi dan bersih sendirian menyucikan
jiwanya.
209
Bhagavadgitha Bebel
Badan, leher dan kepala tegak duduk diam tidak bergerak, mengkonsentrasikan pikiran dan menjaga keseimbangan jiwa.
Berdisiplin dalam makan, tidur, jaga, langkah, bicara, dan kerja. Bagaikan nyala pelita ditempat yang hening tidak berangin. Yoga harus dilaksanakan dengan keteguhan hati dan keyakinan yang menbaja, menanggalkan semua nafsu keinginan untuk pribadi dan memandang Atman ada pula pada semua mahkluk insani
yang sama dengan jiwa sendiri.
Arjuna bertanya kalau pikiran itu liar, bagaimana bisa diperoleh keseimbangan, sukar dikendalikan seperti mengendalikan angin? Krisna menjawab, dengan latihan bekerja tanpa keinginan untuk
diri pribadi.
Arjuna bertanya walaupun ada keyakinan, tetapi tidak bisa menguasai diri, pikiran pengembara, Yogi yang begini pergi
kemana? Krina menjawab bahwa berbuat kebajikan, walaupun gagal melaksanan yoga, lahir kemb
bali dalam posisi dan situasi yang lebih baik, dan berusaha lagi sampai menuju kekesempurnaan.
Seorang Yogi lebih besar daripada pertapa, sarjana dan dari yang melakukan upacara persembahyangan.
VI. Percakapan keenam
(1) sribhagavan uvacha:
anasritah karmaphalam
karyam karma karoti yah
sa samnyasi cha yogi cha
na niragnir na cha 'kriyah
artinya :
Sri Bagawan berkata;Dia yang bekerja tanpa keinginan untuk pribadiAdalah seorang samnyasi dan juga seorang yogi
Bukanya dia yang tidak menyalakan apiPemujaan dan tidak melakukan sembah bakti
Api diperlukan pada waktu diadakan upacara pemujaan sebagai alat yang menghubungkan antara pemuja san Brahman. Dalam kiasanya, api juga dipergunakan sebagai alat untuk menerangi
210
Bhagavadgitha Bebel
jiwa manusia agar dapat melihat Brahman. Banyak orang yang menafsirkan bahwa samyasi (yang telah membebaskan diri dari kerja tidak perlu lagi menjalankan api pemujaan, tidak perlu lagi
mengadakan upacara persembahyangan. Tetapi sebenarnya tidaklah demikian. Absen dari api pemujaan dan upacara
persembahyangan. Tetapi tanp[a semangat samnyasa yang sesungguhnya adalah sia-sia belaka. Maka itu Krisna
menjelaskan kepada Arjuna bahwa seorang samnyasi tidak seharusnya melupakan api pemujaan dan upacara
persembahyangan.
(2) yam samnyasam iti prahur
yogam tam viddhi pandava
na hy asamnyastasamkalpo
yogi bhavati kaschana
artinya :
yang dinamakan pembebasan diri dari kerjaadalah sama dengan melaksanakan yoga
oh Pandawa, tak seorang pun bisa jadi yogitanpa menanggalkan nafsu-keinginan pribadi
(pandawa = Arjuna ) Krisna menekankan sekali lagi dalam sloka ini bahwa samnyasa adalah sama nilainya dengan yoga (lihat
sloka V.4 dan 5).
(3) arurukshor, muner yogam
karma karanam uchyate
yogarudhasya tasyai 'va
samah karanam uchyate
artinya :
bagi seorang muni yang melakukan yogakerja-lah disebut alat baginyadan setelah ia mencapai yoga
ketentraman-lah disebut menjadi alatnya(Untuk perkataan muni lihat sloka-sloka II.56 dan V.6). bagi
seorang muni yang melakukan yoga tiada kekayaan dihadapan matanya yang berharga selain kesatuan, harmoni, kebenaran,
211
Bhagavadgitha Bebel
kesucian, keseimbangan, kelemah-lembutan, kejujuran dan pengenduran diri lambat laun dari segala kegiatan kerja (lihat
Mahabharata, Santiparva 175,38).
(4) Yadhi ne 'ndriyartheshu
na karmasv anushajjate
sarva samkalpa samnyasi
yogaruhas tado 'chyate
artinya :
bila ia merasa bebas sungguh dari ikatan objek pancaindria dan kerja
dan membuang segala maksud keinginanmaka ia dikatakan mencapai yoga
perkataan yogarudha berarti : naik mencapai yoga, dan perkataan samkalpa berarti : maksud, keinginan dan nafsu.
Menurut manu semua nafsu keinginan lahir dan samkalpaatau dengan perkataan lain samkalpa adalah sumber-sumber nafsu-
keinginan (Mahabharata, Santiparva 177,25 : "Oh Nafsu-keinginan, aku tahu dimana akarmu berada. Engkau dilahirkan dan tumbuh dari samkalpa. Aku tidak akan memikirkan engkau,
dan engkau akan berhenti tumbuh").
Jadi seorang muni yang telah mencapai yoga tidak lagi memikirkan maksud-keingainan yang egoitis dan dengan jalan
begini samkalpa tidak lagi tumbuh padanya.
(5) uddhared atmana 'tmanam
na 'tmanam avasadayet
atmai 'va hy atmano bandhur
atmai 'va ripur atmanah
artinya :
biarlah dia mengangkat jiwanya dengan jiwajanganlah jiwa menjerumuskan dirinya
sebab hanya jiwa adalah teman jiwanya
212
Bhagavadgitha Bebel
dan hanya jiwa adalah musuh jiwanya(6) bandhur atma 'tmanas tasya
yena 'tmai 'va 'tmana jitah
anatmanas tu satsrutve
varteta 'tmai satruvat
artinya :
jiwa menjadi teman jiwa yang bisamenguasai jiwanya dengan jiwanya
tetapi bagi yang jiwanya tidak ditaklukanjiwa, seperti musuh, menjadi lawan
dalam kedua sloka diatas jiwa manusia dilihat dari dua aspek, yaitu sebagai objek dan subjek peningkatan spirituil seseorang,
dimana ego bertindak atas aspek yang satu dan sebaliknya dimana ego ditindak oleh aspek yang lainnya. Sesungguhnya Jiwa (Atman) ada pada diri kita, tetapi oleh karena ego kita
bertindak, maka kesadaran kita tertekan kebawah yang menyebabkan kita tidak mengetahui-Nya (lihat sloka III,38) dan
menyebabkan jiwa kita terpisah dengan jiwa (Atman).
Jiwa seseorang menjadi temanya sendiri, apabila ia dapat memisahkan benda-jasmaniah dan mengontrol pancaindrianya
didalam ia menempuh kehidupan spiritual sehari-harinya.
Tatapi kalau sebaliknay, maka jiwanya akan menjadi musuhnya sendiri. Untuk itu orang harus menyadari bahwa "jiwa adalah
penguasa Jiwa" dan "jiwa adalah tujuan jiwa" (Dhammapada 160 dan 380).
(7) jitatmanah prasantasya
paramatma samahitah
stoshna sukha duhkheshu
tatha manapamanayoh
artinya :
yang dapat menguasai jiwanya dengan jiwa tertinggidan mencapai ketentraman sempurna
213
Bhagavadgitha Bebel
ia seimbang tenang dalan panas dan dingin,dalam suka dan duka, dalam puji dan caci
perkataan paramatma berarti: jiwa (Atman) Yang Maha Tertinggi. Apabila jiwa telah dikuasai (bersatu dengan) oleh Paramatman
maka dualisme pertentangan tidak terasa lagi.
(8) jnana vijnana trintatma
kutastho vijitendriyah
yuktah ity uchyate yogi
sama loshta ;sma kanchanah
artinya :
yang jiwanya penuh ilmu dan budipekertiteguh iman, pancaindrianya dikuasai'
memandang segumpal tanah, batu dan emas, sama,maka ia-lah disebut seorang yogi
(mengenai istilah jnana dan vijnana lihat keterangan sloka III.41)
(9) suhrin mitrar yudasina
madhyastha dveshya bandhushu
sadhushv api cha papeshu
samabuddhir visihyate
artinya :
dia adalah orang pertama yang melihatsama antara kawan akrab, teman dan lawan
antara yang netral dan penengah, yang dibencidan keluarga, antara yang budiman dan yang jahat
dalam masyarakat biasa, manusia kehidupan sosial sehari-hari diliputi oleh adanya golongan-golongan seperti antara keluarga dan orang lain, bangsa sendiri dan orang asing, orang saleh dan
orang munafik dan seterusnya, dimana diantara golongan-golongan itu timbul perbedaan dan pertentangan.
214
Bhagavadgitha Bebel
Tetapi bagi seorang yogi perbedaan dan pertentangan tersebut tidak mempengaruhi apa-apa (lihat juga sloka V18 sebagai suatu
perbandingan)
(10) yogi yunjita satatam
atmanam rahasi sthitah
ekaki yatachittatma
nirasir aparigrahah
artinya :
biarlah yogi itu memusatkan pikirannyaterus-menerus pada Atman ditempat aman
sendirian, menguasai jiwa dan raganyabebas dari nafsu-keinginan akan kekayaan
dalam sloka ini dan sloka-sloka seterusnya oleh Krisna dijelaskannya tentang yoga menurut garis-garis yang diajarkan
oleh Pantanyali dalam bukunya yang bernama Yoga Sutra. Tujuannya yang utama adalam untuk mengengkat kesadaran manusia dalam menghadapi perjuangan hidup dan pergulatan bhatinya sehari-hari menuju kearah kedamaian jiwa yang lebih
sempurna sehingga ia terbebas dari siksa dunia ini.
Untuk mencapainya, orang harus memusatkan pikirannya terus-menerus ditempat yang suci dan aman, sendirian untuk mendengarkan suara-suara suci yang terpendam. Hanya
ditempat sunyi dan sendirianlah hal itu dapat dilakukan, sebab kesadaran dan suara hati datangnya dari dalam.
(11) suchau dese pratishth pya
sthiram asanam atmanah
na 'tyuchchhritam na 'tinicham
chaila jina kusottaram
artinya :
dengan duduk teguh ditempat yang bersihtidak tinggi dan juga tidak rendahditumbuhi oleh rumput suci kusa
diatasnya kulit rusa dan kain silih bertindih
215
Bhagavadgitha Bebel
(12) tatrai 'kagram manah kritva
yata chittendriya kriyah
upavisya 'sane yunjyad
yogam atma visuddhaye
artinya :
disana, dengan penyatupaduan hatinyamengendalikan pikiran dan gerak pancaindria
ia bersilah diatas tempat duduknyamelaksanakan yoga menyucikan jiwa
kusa adalah nama sebangsarumput yang dipandang suci. Untuk mengeathui kebenaran oang harus melepaskan dirinya dari cnegkraman hawa-nafsu pribadi yang selalu berkisar pada
benda-benda duniawi. Dan untuk sampai kepada kebenaran abadi orang harus berani hidup dan disiplin spiritual.
Bhagavadgita mengajarkan kepada kitra untuk hidup berdisiplin dengan jalan yajna + dana + tapas, yaitu melakukan upacara
persembahyangan + bersedekah (beramal + betapa atau meditasi. Meditasi ini harus dilakukan sendiri dan ditempat yang
suci.
(13) saman kayasirogrivam
dharayann achalam sthirah
samprekshya naasikagram svam
disas cha 'navalokayan
artinya :
dengan badan, kepala dan leher tegakduduk diam tiada bergerak-gerak
tetap memandang keujung hidungnyadan tanpa menoleh-noleh sekitarnya.
Pandangan harus diarahkan keujung hidung, sebab kalau tidak demikian pandangan bisa mengembara kemana-mana, dan
konsentrasi pikiran tidak dapat dicapai, tetapi sesungguhnya pandangan kearah ujung hidung itu hanyalah merupakan
pandangan pertama, sebab setelah konsentrasi pikiran tercapai,
216
Bhagavadgitha Bebel
dengan mata setengah tertutup pandangan diarahkan kepada Atman (jiwa).
(14) Prasantatm vigatabhir
brahmacharvrate sthitah
manah samyamya machchitto
yukta assita matparah
artinya :
dengan tentram damai tiada gentarteguh sebagai cantrik, menaklukkan hatinya
dengan harmonis memikirkan Aku belakabiarlah ia duduk, Aku jadi tujuannya
perkataan Brahmacari berarti : cantrik, yaitu orang yang tidak pernah mengadakan hubungan kelamin, bersih dari kehidupan
sexuil.
(15) yunjann evam sada 'tmanam
yogi niyata manasah
santim nirvana paramam
matsamstham adhigachchhati
artinya :
dengan selalu menjaga keseimbangan jiwanyayogi yang telah menaklukan hatinyamencapai nirvana, kedamaian abadi
yang tertinggi, yang ada pada-Ku
(16) na 'tyasnatas tu yogo 'sti
na chai 'kantam anasnatah
na cha 'tisvapnasilasya
jagrato nai 'va cha 'rjuna
artinya :
217
Bhagavadgitha Bebel
sesungguhnya yoga bukanlah bagi orangyang makan terlalu bangyak atau puasa terlalu banyak
oh Arjuna, bukanlah untuk orangyang tidur terlalu banyak atau melek terlalu banyak
ekses yang berlebih-lebihan, baik dalam soal makan, puasa, tidur, melek maupun dalam hal yang menyangkut bentuk-bentuk nafsu dan keinginan manusia harus dihindari. Yoga dimaksudkan
oleh Krisna adalah yang terbaik, apabila menempuh jalan tengah.
(17) yuktahara viharasya
yukta chechtasya karmasu
yukta svapnavabodhasya
yogo bhavati duhkhala
artinya :
bagi yang berdisiplin dalam makananhiburan dan langkah usaha kerjanya
berdisiplin dalam tidur dan jagayoga ini menjadi penghapus dukanya
bukan sama sekali menghapuskan atau absen dari kebutuhan hidup sehari-hari, seperti makan-minum, tidur-bangun dan berekreasi, melainkan berdisiplin agar hidup spirituil dapat ditempuh dengan jalan yang lebih mudah dan tidak penuh
dengan penderitaan.
(18) yada viniyatam chittam
atmany eva 'vatishthate
nihsprihah sarva kamebhyo
yukta ity uchyate tada
artinya :
bila pikiranku yang telah terkendalikanterpaku hanya kepada Atman,
bebas dari nafsu dan segala keinginan,maka ia dikatakan berhasil dalam yoga
218
Bhagavadgitha Bebel
(19) ya dipo nivatastho
ne 'ngate so 'pama smrita
yogina yatachittasya
yunjato yogam atmanah
artinya :
bagaikan nyala pelita yang tak tergoyangkanditempat tak berangin, demikian yogi
dengan pikiran yang dikendalikanmelaksanakn jikonsentrasi pada Atman
dengan pikiran yang terkendalikan, konsentrasi jiwa dapat dilaksanakan dengan baik. Konsentrasi jiwa ini, bagaikan api
pelita, membakar segala hawa nafsu dan keinginan yang menyebabkan jiwa itu bersih suci dan tertuju kepada Atman.
(20) yatro 'paramate chittam
niruddham yogasevaya
yatra chai 'va 'tmana 'tmanam
pasyann atmani tushyati
artinya :
disana dimana pikiran telah tentaramterkendalikan oleh konsentrasi yoga
menyaksikan Jiwa dengan jiwadan jiwa merasa dalam jiwa
(21) sukham atyantikam yat tad
buddhigrahyam atindriyam
vetti yatra na cjai 'va 'yam
shitas chalati tattvatah
artinya :
219
Bhagavadgitha Bebel
dimana dijumpai kebahagian tertinggidengan intelek diluar kemampuan pancaindria
disana ia mencapai tujuandan tiada lagi jatuh dari kebenaran
(22) yam labdhva cha 'param labham
manyate na 'dhikam tatah
yasmin shrito na dunkhena
guruna 'pi vichalyate
artinya :
dimana tercapai apa yang terpikirkandan tiada lagi lebih mulia diluar ituyang dapat dicapai, disan ia tertuju
tiada tergoyahkan oleh duka terberat sekalipun
(23) tam vidyad dunkhasamyoga
voiyogam yogasamjnitam
sa nischayena yoktavyo
yogo 'nirvinnachetasa
artinya :
ketahuilah bahwasanya itu dinamakan yoga,yaitu putus-hubungan dengan siksa deritasesungguhnyalah yoga harus dilaksanakan
dengan keteguhan hari dan keyakinan
sloka 20-23 diatas ini merupakan satu kesatuan mengenai pengertian yoga yang diuraikan Krisna kepada Arjuna dan sloka
23 menjadi kunci dari uraian dalam sloka 20 sampai dengan sloka 22.
Dalam sloka 21 dijelaskan bahwa intelek dapat merenungkan Atman. Tetapi intelek (buddhi) yang dimaksud adalah intelek
yang tidak berhubungan dengan(atau diluar) pancaindria.
(24) samkalpa prabhavan kamams
220
Bhagavadgitha Bebel
tyakva sarvan aseshatah
manasai 'va 'ndriyagramam
viniyamya samatatah
artinya :
dengan tanpa kecuali menanggalkannafsu keinginan untuk diri pribadi
dan mengendalikan semua alat pancaindriadari semua jurusan dengan kekuatan pikiran
nafsu, keinginan untuk diri pribadi dan semuaalat pancaindria harus dikontrol, ibarat seekor penyu menarik kepala dan anggota-badannya (lihat sloka II.58). supaya jiwa menjadi
harmonis (seimbang).
(25) sanaih-sanair uparamed
buddhya dhritgrihitaya
atmasamstham manah kritva
na kimchid api chintayed
artinya :
biarlah ia lambat laun mencapai ketenangandengan pikiran terkendali oleh keseimbangan
dan pikiran itu tertuju kepada Atman biarlah ia tidak memikirkan apa-apa
(26) yato-yato nischarati
manas chanchalam asthiram
tatas tato niyamyai 'tad
atmany eva vasam nayet
artinya :
apapun yang menyebabkan pikiran lemahterombang ambing mengembara kemana-mana
221
Bhagavadgitha Bebel
biarlah dia mengendalikan dan mengembalikannyahanya kebawah pengawasan Atman.
(27) prasanta manasam hy enam
yoginam sukham uttamam
upaiti santarajasam
brahmabhutam akalmasham
artinya :
sebab kebahagian tertinggi tiba pada yogiyang pikirannya tentram damaiyang hawa nafsunya tiada lagi,
yang tiada noda, bersatu dengan Brahman
perkataan sukham uttamam berarti : kebahagian utama (tertinggi). Bandingkan dengan perkataan sukham atyantikam dalam sloka 21 yang berarti : kebahagian terakhir (tertinggi)
(28) yunjann evam sada 'tmanam
yogi vigatakalmashah
sukhena brahmasamparsam
atyantam sukham asnute
artinya :
dengan menjadikan jiwa selalu seimbangmaka yogi yang telah menghapus dosadengan mudah menikmati restu abadi
yang berhubungan dengan Yang Maha Abadi
sesungguhnya agama adalah hal-hal yang tidak menyangkut dialektika, melainkan menyangkut fakta-fakta pengalaman
orang-orang suci secara universiil dimana-mana dan kapan saja. Pengalaman ini diketemukan dibergagai tempat yang suci
dibagian dunia ini diketemukan diberbagai waktu yang kramat dalam sejarah kehidupan spirituil manusia. Demikianlah seorang
yogi dikatakan berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Abadi.
(29) sarvabhutastham atmanam
222
Bhagavadgitha Bebel
sarvabhutani cha 'tmani
ikshate yogayuktatma
sarvatra samadarsanah
artinya ;
dia yang melihat aku dimana-manadan melihat segalanya ada padku
aku tidak bisa lepas daripanyadan tidak bisa lepas daripada-Ku
(30) yo mam pasyati sarvatra
sarvam cha mayi pasyati
tasya 'ham na pranasyami
sa cha me na pranasyati
artinya :
dia ynag jiwanya terkonsentrasi oleh yogameliaht Atman ada pada semua insan
dan semua insan pada Atmandimana-mana ia melihat yang sama
sebagai hasil ilmu-pengetahuan yang dinyatakan oleh Krisna dalan sloka IV.35 (segala mahkluk Atman, dalam diri-Ku) seorang
yogi kini sampai pada pengalaman dimana ia bersatu dengan Atman melahirkan sikap jiwa pada yogi tersebut bahwa apa yang ada pada subjek, pada objek dan diantara kedua-duanya adalah sama. Sikap jiwa inilah menumbuhkan rasa persaudaraan dan
kasih sayang pada sesama insani..
(31) savabhutasthitam yo mam
bhajaty ekatvam asthitah
sarvatha vartamano 'pi
sa yogi mayi vartate
artinya :
223
Bhagavadgitha Bebel
dia yang telah masuk dalam kesatuanmemuja Aku yang ada pada semua insan
yogi demikian walaupun bagaimanadalam segala hal pada-Ku
(32) atmaupam ena sarvatra
samam pasyati yo 'rjuna
sukham va yadi va dunkham
sa yogi paramo matah
artinya :
dia yang melihat segala sesuatu samadalam persamaan jiwanya sendiri, oh Arjuna
baik dalam suka maupun dalam dukadia dinamakan yogi yang sempurna
selanjutnya sikap jiwa yang demikian merasakan bahwa suka dan duka pada dirinya sendiri adalah sama dengan suka duka
pada mahkluk yang lain. Akhirnya yogi yang sempurna ini mengharapkan kebaikkan bagi semua mahkluk dan bukan untuk
siapa-siapa. Ia tidak menyakiti insani ia melaksankan ahimsa (tidak menyakiti, tidak melukai, tidak membunuh) terhadap
semua mahkluk.
(33) arjuna uvacha:
yo 'yam yogas tvaya proktah
samyena madhusudana
etasya 'ham na pasyami
chanchalatvat sthitim sthiram
artinya :
Arjuna berkata:Yoga yang engkau nyatakan ini
Sebagai suatu keseimbangan pikiran, oh MadusadanaAku tidak melihat suatu fondasi yang pasti
Atas dasar bahwa pikiran itu liar
224
Bhagavadgitha Bebel
(34) chanchalam hi manah krishna
pramathi balavad dridham
tasya 'ham nigraham manye
vayor iva sudushkaram
artinya:
sebab pikiran berobah-obah, krisnaliar, kuat dan tidak mudah dibelokkan
aku kira sukar untuk dikendalikanseperti halnya mngendalikan angin
(Madusuna = Krisna). Arjuna belum dapat meyakinkan dirinya bahwa pikiran yang begitu kuat dan liar akan dapat dikendalikan. Ia mengingatkan Krisna akan perumpamaan tentang pikiran ini
ibarat angin topan melanda perahu hanyut dalam samudera (lihat sloka II.67)
(35) sribhagavan uvacha:
asamsayam mahabaho
mano durnigraham chalam
abhyasena tu kaunteya
vairagyena cha grihyate
artinya :
Sri Bagawan berkata:Tidak dapat diragukan lagi, oh Mahabahu
Pikiran itu liar, sukar ditaklukanTetapi ia bisa dikendalikan Kuntiputra
Dengan latihan dan kerja tanpa keinginan
(36) asamyatatmana yogo
dushprapana iti me matih
vasyatmana tu yatata
225
Bhagavadgitha Bebel
sakyo 'vaptum upayatah
artinya :
aku percaya, yoga sukar dicapaioleh orang yang tidak bisa mengendalikan diri
tetapi dia yang bisa, dapat dicapaidengan usaha dan alat yang benar
(Mahabahu = Kuntiputra = Arjuna). Betapun sukarnya. Krisna menyakinkan bahwa pikiran itu dapat dikendalikan dengan
latihan terus-menerus dan kerja tanpa keinginan-keinginan untuk pribadi yang bersifat nafsu birahi. Bukankah falsafah Bagavata
mengatakan : "Bila bumi terbentang dibawah kita, kenapa susah-payah mencari tempat berbaring?
Bila lengan ini masih ada, kenapa kita masih butuhkan bantal? Bila telapak tangan kita masih ada, mengapa bingung mencari
piring-cangkir? Bila cuaca-udara masih ada, kulit kayu dan sebagainya, mengapa masih membutuhkan sutera ? inilah suatu contoh bagaimana pikiran itu harus dilatih supaya tidak bekerja
dengan keinginan-keinginan yang berlebih-lebihan.
(37) arjuna uvacha:
ayatih sraddhayo 'peto
yogach chalitamanasah
aprapya yogasamsiddhim
kam gatim krishna gachchati
artinya :
Arjuna bertanya:Orang yang tidak dapat menguasai diri
Walaupun keyakinan ada, dengan pikiran mengembaraTerlepas dari yoga dan gagal mencapai yoga
Oh Krisna ia lalu pergi kemana?
(38) kachchin no 'bhayavibhrashtas
chhinnabhram iva nasyati
apratishtho mahabaho
226
Bhagavadgitha Bebel
vimudho brahmanah pathi
artinya :
apakah ia tidak lenyap, oh Mahabahubagaikan tebaran awan, musnah dari kedua-duanya
dan dengan tanpa pegangan apa-apabingung pada jalan menuju Brahman?
(39) etan me samsayam krishna
chhettum arshasy aseshatah
tvadanyah samsayasya 'sya
chhetta na hy upapadyate
artinya :
engkau harus lenyapkan sama sekalikeragu-raguan ini, oh Krisna
sebab tiada seseorang pun selain dikauyang dapat menghapus keragu-raguan ini
dalam sloka 38 Mahabahu adalah Krisna sendiri, sebab krisna juga dipanggil dengan julukkan 'Yang Bersenjata Sakti Perkasa'
(Mahabahu).
Yang memberatkan pikiran arjuna untuk mengejukan pertanyaan tersebut diatas adalah karena ia berpikir : apakah jadinya jiwa orang yang setelah berusaha keras, namun gagal juga? Tidak
terhitung jumlah mereka yang tidak berhasil menjalankan yoga ini karena sukar dan beratnya sampai akhir.
Sekali orang jatuh, ia musnah dari kedua-duanya. Yaitu gagal dengan jalan ilmu-pengetahuan dan jalan kerja kebajikan (mengedakan upacara persembahyangan, kebaktian dan
sebagainya), dan jatuh dalam hidup didunia ini dan dalam dunia yang yang akan datang.
(40) sribhagvan uvacha:
partha nai 've 'ha na 'mutra
vinasas tasya vidyate
227
Bhagavadgitha Bebel
na hi kalyanakrit kaschid
durgatim tata gachchhati
artinya :
Sri Bagawan berkata:Tidak dalan hidup ini dan tidak juga nanti
Akan ada kebiasaan baginya, oh PartaSebab orang yang berbuat kebajikkan , wahai kawan
Tidak akan pernah menempuh jalan kedukaan
(41) prapya punyakritam
ushitva sasvatih samah
suchi nam srimatam gehe
yogabrashto 'bhijayate
artinya :
setelah mencapai dunia kebajikkandan dunia disana dalam waktu yang lamaorang gugur dalam melaksanakan yoga
lahir kembali dalam keluarga suci dan bahagia
(42) athava yoginam eva
kule bhavati dhimatam
etad dhi durlabhataram
loke janma yad idrisam
artinya :
mungkin ia lahir dalam keluarga yogiyang diberkahi dengan budi-pekerti
karenanya, kelahiran seperti inisukar diperoleh dalam dunia ini
(43) tatra tam buddhisamyogam
228
Bhagavadgitha Bebel
labhate paurvadehikam
yatate cha tato bhuyah
samsiddhau kurunandana
artinya :
disana ia menemui kembalikarakteristik kesadaran hidupnya yang dulu
dan dengan ini ia berusaha lagimenuju kearah kesempurnaan, oh Kurunanda
(Kurunanda = Arjuna, lihat penjelasan sloka I.1). memang orang yang jujur dan selalu berbuat kebajikkan, walaupun menderita,
tidak pernah menyesal dan berduka cita.
Sebab ia tahu bahwa sukses dalam hidup menempuh jalan yang sukar dan kesempurnaan tiba dengan sangat perlahan-lahan.
Orang mungkin menempuh inkarnasi beberapa kali untuk sampai kepada kesempurnaan yang tertinggi, tetapi langkah-langkah
kebajikkan yang pernah ditenpuh dalam kehidupan yang terdahulu tidak akan lenyap. Semua itu merupakan batu loncatan untuk langkah-langkah sehingga kita menemui
Brahman, Yang Maha Kekal Abadi.
(44) purvubhyasena tenai 'va
hriyate hy avaso 'pi sah
jijnasur api yogasya
sabdabrahma 'tivartate
artinya :
dengan usaha-pengalaman domasa lampaumendorng ia mau tidak meneruskan,
dan hanya dengan tujuan untuk mengetahui yogaia melampaui kitab-kitab suci wada
perkataan sabdaharma berarti : suara Brahman, suara Yang Maha Kuasa. Dalam hubungan sloka diatas ini sabdabrahma dimaksudkan kitab-kitab suci Weda dalam keseluruhannya.
Usaha pengetahuan dan pengalaman dalam hidup-hidup dimasa yang lampau sebelum hidup ini, mau tidak mau mendorong
229
Bhagavadgitha Bebel
seorang yogi, yang telah pernah gugur, untuk maju terus mencapai tingkat yang lebih sempurna, sehingga ia dapat
melampaui apa yang tersirat dan tersurat dalam kitab-kitab suci Weda.
(45) prayatnad yatamanas tu
yogi samsuddha kilbishah
anekajanma samsiddhas
tato yati param gatim
artinya :
tetapi yogi yang berusaha terus sekuat hatimenghapus sama-sekali segala dosa
disempurnakan melalui berbagai kelahiranmencapai idaman yang tertinggi
walaupun gagal mencapai tujuan kesempurnaan tertinggi, karena kelemahan, namun usaha-usaha dan pengelaman-pengelaman kebajikannya akan tetap ada padanya setelah
meninggal dunia, dan akan tetap menolong dia dalam menempuh hidupnya yang lain, sehingga pada waktunya ia
mencapai tujuan Terakhir.
(46) tapasvibhyo 'dhiko yogi
jnanibhyo 'pi mato 'dhikah
karmabhiyas cha 'dhiko yogi
tasmad yogi bhava 'rjuna
artinya :
seorang yogi lebih besar dari pertapa,ia lebih mulia daripada sarjana
lebih utama dari yang melakukan upacarakarenanya, menjadilah yogi, oh Arjuna
seorang yogi sempurna harus memiliki kwalifikasi yang menyatakan bahwa inti-jiwanya harus menyatukan diri dengan Atman, ia harus mempunyai kepercayaan penuh dan ia harus
seorang bhakta (pengikut yang setia berbakti penuh kesadaran).
230
Bhagavadgitha Bebel
(47) yoginam api sarvesham
madgatena 'ntaratmana
sraddhavan bhajate yo mam
sa me yuktatamo matah
artinya :
dan juga diantara semua yogidengan penuh kepercayaan menyembah aku
dengan inti jiwa bersatu pada-Kuia adalah yogi terbaik bagi-Ku
oleh karena Brahman dipersonifikasikan dalam diri Krisna, maka itu untuk Brahman dipergunakan perkataan 'Aku' atau 'Ku'. Ini
bukanlah suatu anthropomorphi yang kekanak-kanakan, melainkan harus dilihat dari segi seni kesusastran bahsa
Bhagavadgita sendiri.
Ity srimad bhagavadgitavadgitasupanishatsu brahmavidyayam
Yogasastre srikrishnarjunasamvade
Dyana nama shashtho 'dhyayah
Maka berakhirlah bab ke tujuh Upanishad Bhagavadgita mengenai ilmu pengetahuan
Tentang Yang Maha Esa, kitab suci YogaDan dialog antara Sri Krishna dan Arjuna
Yang berjudul DHYANAYOGA
BAB VIII
VII. PERCAKAPAN KETUJUH :
JNANA VIJNANA YOGA
231
Bhagavadgitha Bebel
Krisna masih menjelaskan tentang meditasi, memusatkan pikiran yang terpaku kepada Brahman dalam Bab kedelapan ini
Selanjutnya Krisna menerangkan ilmu-pengetahuan tentang jiwa yang diperoleh dari Guru-guru dan kitab suci (jnana) merangkan ilmu-pengetahuan tentang jiwa yang diperoleh dari Guru-guru
dan kitab suci (jnana) dan ilmu-pengetahuan tentang jiwa yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman dan perbandingan-
perbandingan yang dihadapi dalam kenyataan hidup ini. Kedua ilmu-pengetahuan ini adalah untuk mengejar kesempurnaan.
Aspek Brahman ada dua, yaitu unsur alam (tanah, air, api, udara, ether, pikiran, ego dan intelek atau akal budi) dan unsur hidup
(jiwa). Brahman adalah segala dan ada dimana-mana.
Karena empat macam orang penyembah Brahman berdasarkan pengetahuan masing-masing : yang sengsara, yang mengejar
harta-benda, yang mengejar ilmu-pengetahuan dan yang berbudi luhur. Hanya yang berbudi luhur, berhati bersih, mempunyai kemauan dan pengebdian yang menunggal kepada-Nya yang
mulia.
Karena kekuatan ilusi Maya orang tidak mengetahui Brahman.
Mereka yang memiliki ilmu-pengetahuan, berbudi pekerti tinggi, bernaung kepada-Nya, mengetahuikebenaran jiwanya dan
hukum karma - mengetahui Brahman.
(1) Percakapan ketujuh
sribhagavaan uvacha:
mayy asaktamanah partha
yogam yunjan mada srayah
asamsayam samagram mam
yatha jnasyasi tach chhrinu
artinya :
dengarkanlah kini, oh Parta, melaksanakan yogadengan pikiranmu terpaku kepada-Ku
dengan Aku sebagai pelindungmutanpa ragu kau akan mengenal Aku sepenuhnya
232
Bhagavadgitha Bebel
(Parta =Arjuna). Dalam bab ini Krisna hendak menjelaskan kepad Arjuna pengetahuan yang lengkap dan menyeluruh tentang
Brahman, Seru-Sekalian-Alam, tidak saja dari segi dunia Jiwa-Nya melainkan juga dari segi dunia Alam-Semesta-Nya, dan Krisna
sendiri sebagai manisfestasi-Nya didunia ini.
(2) jananam te 'ham savijnanam
idam vakshyamy aseshatah
yaj jnatva ne 'ha bhuyo 'nyaj
jnatavyam avasishyate
artinya :
kepadamu selengkapnya akan Kuajarkanbudipekerti ini bersama-sama dengan ilmu-pengetahuan
dengan mengetahui semuanya, tiada lagisesuatu yang tertinggal untuk diketahui
mengetahui istilah jnana dan vijnana, baca keterangan, sloka III.41.
(3) manushyanam sahasreshu
kaschid yatati siddhaye
yatatam api siddhanam
kaschin mam vetti tattvatah
artinya :
diantara beribu-ribu manusia hampir tak seorang-pun mengejar kesempurnaan
dan diantara mereka yang berhasilhampir tak seorangpu mengenal Aku dalam kebenaran
kalimat 'hampir tak seorang' dalam sloka diatas ini dimaksudkan 'sangat sedikit dan jarang' orang yang mampu menempuh jalan
menuju kesempurnaan ini. Tetapi ini adalah suatu gambaran yang relatif belaka untuk menyatakan betapa sukarnya jalan kearah itu. Namun demikian, seperti dijelaskan oleh Krisna sendiri dalam sloka IV.10 dan 11 banyak juga yang telah
mencapai Brahman.
233
Bhagavadgitha Bebel
(4) bhumir apo 'nalo vayuh
kham mano buddhir eva cha
ahamkara iti 'yam me
bhinna prakritir ashtadha
artinya :
tanah, air, apidan udara, ether, akal budipikiran dan ego merupakan
delapan unsur alam-Ku
(5) apare 'yam itas tv anyam
prakritim viddhi me param
jivabhutam mahabaho
yaye 'dam dharyate jagat
artinya :
inilah unsur alam-ku yang lebih rendahdan ketahuilah sifatku yang lebih tinggi
oh Mahabahu, unsur hidup yaitu Jiwayang mendukung alam semesta ini
disini Krisna menjelaskan bahwa Tuhan (Brahman Yang Maha Esa) terdiri dari unsur yang lebih rendah, yaitu unsur alam, dan unsur yang lebih tinggi yaitu unsur hidup. Kedua-duanya, yaitu unsur alam (tanah, air, api, udara, ether, akal budi, pikiran dan ego) dan unsur hidup (jiwa) bersatu merupakan suatu kesatuan yang kita sebut Tuhan (Brahman, Yang Maha Esa). (Mahabahu =
Arjuna).
(6) etadyonini bhtani
sarvani 'ty upadharaya
aham kristnasya jagatah
prabhavah pralayas tatha
artinya :
234
Bhagavadgitha Bebel
ketahuilah bahwa semua insanimempunyai sumber-kelahiran disini,
Aku adalah asal-mula alam-semesta iniDemikian pula kiamat-kelaknya ini
Dalam sloka ini dengan jelas diuraikan oleh Krisna bahwa Tuhan (Brahman) adalah sumber-kelahiran segala mahkluk asal-mula (prabhavah) dan kiamst kelaknya (pralayah) alam semesta ini.
Semua berasal dari Dia dan kembali kepada-Nya.
(7) mattah parataram na 'nyat
kimchid asti dhanamjaya
mayi sarvam idam protam
sutre manigana iva
artinya :
tiada yang lebih tinggi daripada-Kuoh Dananjaya, yang ada disini
semua terikat pada-Ku bagaikan rangkaianmutiara pada seutas tali
kelahiran alam-semesta ini terikat pada jiwa Tertinggi, ibarat rangkaian mutiara pada seutas tali, atau ibarat jembatan yang menghubungi dunia ini dan dunia sana diatas mana manusia dapat menyebrang (Mundaka Upanishad II, ii.5), atau ibarat
burung-burung yang kembali kepohon (Orasna Upanishad IV, iv 7-9). (Dananjaya = Arjuna)
(8) raso 'ham apsu kaunteya
prabha 'smi saisuryayoh
pranavah sarvavedeshu
sabdah khe paurusham nrishu
artinya :
Aku adalah rasa dalam air, KuntiputraAku adalah cahaya dibulan dan matahari
Aku adalah huruf AUM dalam Kitab Suci WedaAku adalah suara di-Ether dan kemanusian pada manusia
235
Bhagavadgitha Bebel
(Kuntipura = Arjuna). Brahman sebagai sumber dan semuanya terjalin pada-Nya sebagai manisfestasi-Nya. Huruf AUM berarti
pula Tuhan (Brahman).
(9) punyo gandhah prithivyam cha
tejas cha 'smi vibhavasau
jivanam sarvabhuteshu
tapas cha 'smi tapasvisnu
artinya :
Aku adalah harum-sucinya tanahDan benderang-nyalanya-api
Aku adalah nyawanya semua insaniDan semangat tapabratanya pertapa
(10) bijam mam sarvabhutanam
viddhi partha sanatanam
buddhir buddhimatam asmi
tejas tejasvinam aham
artinya :
ketahuilah, oh Parta. Aku iniadalah benih abadi dari semua insani
Aku adalah budipekerti dari kaum intelektualAku adalah cemerlangnya keindakan
(11) balam balavatam cha 'ham
kamaraga vivarjitam
dharmaviruddho bhuteshu
kamo 'smi bhatarash abba
artinya :
236
Bhagavadgitha Bebel
Aku adalah kekuatan dari yang perkasaBebas dari keinginan dan nafsu birahi
Aku adalah cintanya semua insaniYang tidak bertentangan dengan dharma , oh Baratasaba
(Arjuna juga dipanggil dengan nama Baratasaba, yang berarti Pemimpin bangsa Barata, yaitu nenek-moyang Pandawa).
Didalam ketiga sloka diatas nyatalah betapa gambaran tentang Brahman (Tuhan) didalam semua kedua aspeknya seperti
harumnyanya tanah, nyalakan api, nyawanya insani, benihnya mahkluk dan seterusnya, baik aspek unsur alam-Nya maupun
aspek unsur hidup-Nya.
(12) ye chai 'va sattvika bhava
rajasas tamasas cha ye
matta eve 'ti tan viddhi
na tv aham teshu te mayi
artinya :
walaupun bagaimana keadaan sifat itubaik suci, lincah maupun beku
ketahuilah, semua berasal dari Akubukan Aku dalam mereka, tetapi mereka didalam-Ku
tanpa adanya kepercayaan yang lebih tinggi kalimat 'bukan Aku (Brahman) dalam mereka, tetapi mereka didalam-Ku' sukar dapat dimengerti dengan logika biasa. Tetapi dapat kiranya
dijelaskan dengan perumpamaan berikut ini : seseorang yang berdiri dalam gelap gulita melihat bayangannya, melainkan
bayangan itulah ada didalam sosok tubuh orang yang kebetulan ada dalam tempat yang gelap itu. Oleh karena sifatnya memang
penakut maka orang yang dalam gelap itu disangkanya bayangan setan yang mengerikan.
Demikian pula Brahman yang bukanya ada dalam bayangan ilusi, melainkan kekuatan ilusi (maya) itulah ada dalam Brahman
(13) tribhir gunamyair bhavair
ebhih sarvam idam jagat
mohitam na bhijanati
237
Bhagavadgitha Bebel
mam ebhyah param avyayam
artinya :
dikelabuhi oleh ketiga sifat alam inikiranya seluruh dunia tidak mengetahuinya
sesungguhnya Aku ini lebih tinggidaripada mereka, dan kekal abadi
yang dimaksudkan dengan ketiga sifat alam dalam sloka ini adalah : suci (sattva), lincah (rajas) dan beku (tamas).
Selanjutnya mengenai istilah-istilah sattva, rajas dan tamas lihat keterangan sloka II.45.
(14) daivi hy esha gunamayi
mama maya duratyaya
mam eva ye prapadyante
mavam etam teramti te
artinya :
bayangan suci kekuatan ilusi-Ku iniyang disebabkan oleh sifat-sifat itu sukar diatasitetapi hanya mereka yang berlindung kepadaku
dapat melampaui kekuatan ilusi itu
yang dimaksudkan dengan 'kekuatan ilusi' adalah maya (mengenai istilah ini baca keterangan sloka IV.6)
(15) na mam dushkritino mudhah
prapadyante naradhamah
mayaya 'pahatajnana
asuram bhavam asritah
artinya :
mereka yang jahat hidup nistadiantara manusia-manusia berhati hinatidak datang kepada-Ku, sebab pikiran
mereka diliputi kekuatan ilusi dan bersifat setan
238
Bhagavadgitha Bebel
orang-orang jahat tidak bisa mencapai hidup spirituil; sebab ia tidak dikendalikan oleh jiwanya melainkan oleh egonya. Langkah
yang pertama yang mereka harus lakukan adalah berhenti berbuat jahat, kemudian melaksankan norma ethika dalam masyarakat orang baik-baik. Setelah itu mereka baru dapat menempuh kehidupan spirituil, dimana jiwa mereka dapat
menaklukan ego mereka.
(16) chaturvidha bhajante mam
janah sukritino 'rjuna
arto jijnasur artharthi
jnani cha bharatashabha
artinya :
ada empat macam orang yang baik hatimemuja pada-Ku, wahai Baratasaba
mereka yang sengsara, yang mengejar ilmu,yang mengejar harta dan yang berbudi, Arjuna
(Baratasaba = arjuna, lihat sloka 11).
(17) tesham jnani nityayukta
ekabhaktir visishyate
priyo hi jnanino 'tyartham
aham sa cha mama priyah
artinya :
diantara mereka, yang berbudi selalumemusatkan pikiran dan berbakti pada Yang Satu
adalah mulia sebab itu dialah akusangat kasihi dan dia kasih kepada-Ku
diantara mereka yang sengsara yang mengejar ilmu-pengetahuan, yang mengejar harta-benda dan yang berbudi-luhur, menurut Mahabarata ketiga-tiga yang pertama memuja
dan berbakti kepada Brahman dengan mengharapkan anugerah daripada-Nya. Yang disebut phalakama. Hanya yang keempatlah,
yaitu yang berbudi luhur, tidak mengharapkan apa-apa kecuali memusatkan pikiran dan baktinya kepada Brahman.
239
Bhagavadgitha Bebel
(18) udarah sarva evai 'te
jnani tv hi yuktatma
asthitah sa hi yuktatma
mam eva 'nuttamam gatim
artinya ::
semua mereka itu adalah muliatetapi yang berbudi Ku-pegang sebagai diri-Ku
sebab jiwanya seimbang dengan sempurnadan tujuannya tertinggi hanya bernaung kepada-Ku
menurut Krisna, keempat kategori manusia yang memusatkan Tuhan (Brahman) itu adalah semuanya baik, sebab mereka
memiliki kepercayaan akan adanya Brahman. Namun demikian, orang yang berbudi luhur, berhati bersih, mempunyai kemauan dan pengabdian menunggal kepada-Nya, adalah yang termulia. Pembagian kategori ini bukanlah kemauan Brahman, melainkan
adalah kehendak manusia sendiri atas sikapnya terhadap Brahman.
(19) bahunam janmanam ante
jnanavan mam prapadyate
vasudevah sarvam iti
sa mahatma sudurlabha
artinya :
pada banyak akhir kelahiran manusiaorang yang berbudi datang kepada-Ku
karena tahu, Wasudewa adalah segalanyasungguh sukar dijumpai jiwa agung serupa itu.
Wasudewa adalah sebutan lain dari Atman atau Brahman. Krisna sendiri juga disebut Wasudewa, karena ia adalah manisfestasi dari Brahman dan kebetulan pula ia adalah putera Maharaja
Wasudewa dari keturunan bangsa Yadawa yang terkenal dalam kisah Mahabarata.
(20) kamais tais-tair hritajnanah
240
Bhagavadgitha Bebel
prapadyante 'nyadevatah
tam-tam niyamam asthaya
prakritya niyatah svaya
artinya :
tapi mereka yang dikendalikan nafsu duniawipergi ketempat pemujaan para dewata
mempersembahkan aneka-warna upacaramenurut cara-cara mereka sendiri
karena mengharapkan anugerah dari upacara pemujaan mereka, maka mereka pergi ketempat-tempat persembahyangan para dewata menurut cara mereka masing-masing. (lihat juga sloka
IV.12)
(21) yo-yo yam-yam tanum bhaktah
sradhaya 'rchitum ichchhati
tasya-tasya 'chalam sraddham
tam cva vidadhamy aham
artinya :
apapun bentuk kepercayaan yang ingindipeluk oleh penganut agamaAku perlakukan mereka sama
Supaya tetap teguh dan sejahtera
disini Krisna menjelaskan bahwa Brahmana memperlakukan kepercayaan manusia, apapun bentuk dan cara yang
dipergunakannya selama manusia merasa sujud kepada-Nya sama tanpa perbedaan apa-apa. Bagaimana bentuk dan caranya,
selama manusia bersujud kepada-Nya, ia pasti menemui kemajuan budi-pekerti yang mendekatkan dirinya kepada
Brahman.
Dengan sloka ini Krisna juga berhasrat menanamkan rasa toleransi beragama diantara manusia didunia ini, dan berharap
agar manusia berpegang teguh kepada masing-masing kepercayaan demi kesejahteraan mereka sendiri.
(22) sa taya sraddhaya yuktas
241
Bhagavadgitha Bebel
tasya 'radhanam ihate
labhate cha tatah kaman
mayai 'va vihitan hi tan
artinya :
berpegang teguh pada kepercayaan itumereka berbakti pada keyakinan itu pula
dan daripadanya memperoleh harapan merekayang sebenarnya hanya dikabulkan oleh-Ku
(23) antavat tu phalam tesham
tad bhavanty alpamedhasam
devan devayajo yanti
madbhakta yanti mam api
artinya :
akan tetapi hasil yang didapat meraka,orang-orang yang berpikiran licik, adalah sementara
yang menyembah dewata pergi kepemujaan dewa-dewasupaya tetap teguh dan sejahtera
sesungguhnya segala bentuk pemujaan, pada tujuannua terakhir, adalah pemujaan kepada Brahman, segala bentuk kepercayaan kepada Brahman. Dan oleh karenanya yang
diperoleh adalah anugerah yang bersifat materiil (duniawi) adalah sementara, sebab tujuan hidup terakhir adalah mencapai kelepasan, bersatu dengan Brahman ditempat yang kekal-abadi.
(24) avyaktam vyaktim apannam
mayante mam abuddhayah
param bhavan ajananto
mama 'vyayam anuttamam
artinya :
242
Bhagavadgitha Bebel
orang yang picik pengertian beranggapanAku yang tan berbentuk seperti mansifestasiTidak mengetahui sifat-Ku yang kekal abadiTidak berubah-ubah. Yang Maha Tertinggi
Brahman, Tuhan Yang Maha Esa, tidak dapat dilukiskan dengan predikat apapun, baik secara methdologi maupun secara
epistemologi, atau benda nyata, pandangan dan pengertian kita adalah terbatas dan tidak sempurna, dan karena itu satu-satunya
jalan yang terbaik untuk mengetahui Brahman adalah menempuh jalan berbakti dengan penuh kesabaran agar
pandangan dan pengertian kita bertambah baik dan pada suatu ketika kelak menjadi sempurna. Dengan perkataan lain ,adanya
pengabdian dan kebaktiaan adalah sangat penting.
(25) na 'ham prakasah sarvasya
yogamaya samavritah
mudho 'yam na 'bhijanati
loko mam ajam avyayam
artinya :
terselubungi oleh kekuatan cipta-maya-Kuaku tidak kelihatan bagi semuanya,
dunia yang kacau ini tidak mengetahui Akuyang tidak terlahirkan dan tidak pernah sirna
perkataan yogamaya dalan sloka ini berarti : kekuatan ilusi yang unik dan mistirius yang ada pada Brahman, ibarat kabut atau awan yang membatasi pandangan mata kita, sehingga tidak
dapat melihat apa yang ada dibalik awan atau kabut itu. (mengenai istilah ini, lihat juga keterangan sloka 14 dan sloka
IV.6).
(26) veda 'ham samatitani
vartamanani cha 'rjuna
bhavishyani cha bhutani
mam tu veda na kaschana
artinya :
243
Bhagavadgitha Bebel
Aku tahu semua mahkluk yang terdahuluYang hidup kini dan lahir nantiTetapi tiada seorang jua pun
Wahai Arjuna, yang mengenal Aku
(27) ichchhadvesha samutthena
dvabdvamohena bharata
sarvabhutani sammoham
sarge yanti paramtapa
artinya :
semua mahkluk sejak lahir, oh baratatelah tersesatkan oleh dualisme pertentangan
yang lahir dari hawa-nafsu ketamakkandan amarah-dengki, wahai prantapa
(Barata = Panrantapa = Arjuna). Manusia hidup didunia ini dalam kenyataan antara panas dan dingin, antara kaya dan miskin, antara kecintaan dan kebencian dan sebagainya. Dualisme
pertentangan inilah harus dilenyapkan.
(28) yesham tv antagatam papam
jnanam punyakarmanam
te dvamdvamoha nirmukta
bhajante mam dridhavratah
artinya :
tetapi mereka yang berhati suciyang tidak mempunyai dosa lagi
bebas dari dualisme pertentangan inimemuja Aku dengan sumpah sepenuh hati
(29) jaramarana mokshaya
mam asritya yatanti ye
te brahma tad viduh kristnam
244
Bhagavadgitha Bebel
adnyatmam karma cha 'khilam
artinya :
mereka yang bernaung dibawah-Ku berusahauntuk kelepasan dari hari-tua dan kematian
mereka mengetahui Brahman, kebenaran jiwanyadan hukum karma dalam keseluruhan
(30) sadhibhutadhi daivam mam
sadhiyajnam cha ye viduh
prayaakale 'pi cha mam
te vidur yktachetasah
artinya :
mereka yang mengetahui Aku memangkusegala aspek alam-semesta, jiwa dan upacaradengan jiwa tenang, meski disaat ajal mereka
sudah sampai, meraka tetap memuja Aku
dosa yang dilukiskan dalam sloka 28, bukanlah kesalahan-kesalahan yang ditimbulkan oleh adanya pelanggaran terhadap
hukum atau undang-undang dan peraturan-peraturan yang dirumuskan dalam konvebsi maupun yang dibuat oleh manusia.
Melainkan dosa itu adalah bersumber pada kedunguan dan kepicikan manusia yang dikuasai oleh egonya. Ego yang
mencekam manusia menyebabkan ia memburu kesenangan dan kepuasan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain. Inilah
yang dimaksudkan dengan dosa dalam kehidupan spirituil.
Orang yang sudah tidak mempunyai dosa, jiwanya bersih dan kesadarannya tinggi, dan sampai ajalnya pun tetap tenang dan
tidak berubah. Sebab ia memiliki ilmu-pengetahuan dan budipekrti tentang Brahman, yang diuraikan oleh Krisna dalam
Bab ke-VII ini.
Ity srimad bhagavadgitasuoanishatsu brhmavidyayam
Yogasastre srikrishnajunasamvade
Jnanavinanayogo nama saptamo 'dhyayah
245
Bhagavadgitha Bebel
Maka berakhirlah bab kedelapan UpanisadBhagavadgita mengenai ilmu-pengetahuan
Tentang Yang Maha Esa, kitab suci YogaDan dialog antara Sri Krisna dan Arjuna
Yang berjudul JNANA VIJNANA YOGA
BAB IX
VII. PERCAKAPAN KEDELAPAN
AKSHARA BRAHMA YOGA
Krisna masih meneruskan dengan keterangannya tentang renungan meditasi menuju Brahman dalam Bab kesembilan ini
Arjuna bertanya apakah sebenarnya Brahman, Adyatman, Karma, Adhibhuta, Adhidaiva dan Adhyajna. Krisna menjawab
bahwasanya Brahman : Yang kekal-abadi, Maha Agung-Adhyatman : manisfestasi pertama Brahman = intisari alam
semesta + mahkluk hidup - karma : daya cipta Brahman dalam hubungannya dengan evolusi penciptaan-Adhyajna : basis bakti
persembahan.
Selanjutnya Krisna menjelaskan tentang meditasi dan konsentrasi jiwa ini dalam yoga, sehingga tercapai pengertian
bahwasanya Brahman adalah kekal-abadi dan tidak termusnahkan.
Dari Brahman kebawah, sumua mahkluk mengalami kelahiran kembali, tetapi kalau sidah bersatu dengan Brahman tidak ada
inkarnasi lagi
246
Bhagavadgitha Bebel
Yogi yang mencapai tempat Brahman, dikala ajal memanggil bila ada api, cahaya, sianghari, purnama dan snam musim matahari
ada di Utara, bermeditasi dan berkonsentrasi dalam yoga mengucapkan aksara tunggal AUM, meninggalkan badan-jasmani
ini, menuju tujuan yang tertinggi.
VII Percakapan kedelapan
(1) arjuna uvacha:
kim tad brahma kim adhyatmam
kim karma purushottama
adhibhutam cha kim proktam
adhidaivan kim uchyate
artinya :
Arjuna bertanya:Apakah itu Brahman, apakah itu AdhyatmanDan ada pula itu Karma, oh Parushottama
Apakah yang dinamakan AdhibhutaDan pap pula yang disebut Adhidaiva?
(2) addhiyajnah katham ko 'tra
dehe 'smin madhusadana
prayanakale cha katham
jneyo 'si niyatatmabhih
artinya :
apakah itu Adhyajn adalam badan kitabagaimana, oh Madusudana, dan betapa pula
Engkau bisa diketahui oleh merekaYang telah menguasai diri disaat ajal tiba?
(Purushottama = Madusudana = Krisna. Perkataan purushottama berarti : Manusia Yang Utama. Krisna dipanggil demikian, sebab
Ia adalah Rasul Brahman yang turun kedunia ini).
247
Bhagavadgitha Bebel
Dalam Bab ke VIII sloka 29 dan 30, istilah-istilah Adhiyajna, adhidaiva, adhibhuta dan adhyatman, telah disebut-sebut oleh
Krisna. Karena masih ragu-ragu akan pengertiannya, maka Arjuna beratnya akan arti masing-masing istilah tersebut.
(3) sribhagavan uvacha:
aksharam brahma paramam
svabhavo 'dhyatmam uchyate
bhutabhavodbhavakaro
visargah karmasamjnitah
artinya :
Sri Bagawan menjawab:Yang Kekal-Abadi, Maha Agung, adalah Brahman
Intisari alam dinamakan Adhyatman,Karma adalah nama diberikan pada daya cipta
Yang melahirkan mahkluk hidup didunia
(4) adhibhutam ksharo bhavah
purushas cha 'dhidaivatam
adhiyajno 'ham eva 'tra
dehe dehabhritam vara
artinya :
basis segala yang tercipta adalah alam beku inibasis elemen suci adalah jiwa semesta
dan basis semua bakti-persembahan dibadan iniadalah aku, oh Manusia-termulia (Arjuna)
(Oleh Krisna, arjuna dipanggil dengan julukan bhritam vara yang artinya 'pengemban badan jasmani yang paling mulia', jadi
manusia termulia, sebab dalam badan jasmani Arjuna jiwa yang mulia, lagipula pada saat tahap ini arjuna sudah dianggap
mempunyai pengertian lebih maju
dalam bab ke-IX ini Krisna ingin mengungkapkan berlangsungnya evolusi alam-semesta dari awal-mulanya sampai pada akhirnya.
248
Bhagavadgitha Bebel
Krisna menjelaskan bahwayang permulaan ialah Brahman, yang kekal-abadi, yang Maha Agung, pusat segala kegiatan yang
meliputisemua mahkluk hidup, bakti persembahan, para dewata
(mahkluk yang lebih tinggi dan bercahaya-cahaya) kerja dan gerakkan, serta segala sesuatu yang ada dalam jagat raya alam-
semesta ini.
Aspek yang pertama daripada Brahman dalam evolusi alam semesta ini adalah Adhyatma
an(adhi + atman) jadi Adhyatman adalah manisfestasi pertama dari para Brahman yang merupakan intisari alam-semesta dan mahkluk hidup. Proses penciptaan alam semesta dan mahkluk
hidup yang ada pada Brahman disebut karma; dengan perkataan lain Karma adalah daya cipta Brahman dalam hubungan evolusi
penciptaan ini.
Basis proses penciptaan ini adalah alam beku dan segala sesuatu yang bersifat materiil, yang mempunyai kelahiran dan kematian,
disebut dengan nama adhibhuta sedangkan basis tempat berpijak segala sesuatu yang bersifat halus-suci adalah jiwa
universiil dan aspek halus-suci lainnya, yang bersemayam dalam mahkluk hidup dan mempunyai kekuatan indria (rasa), yang
dinamakn adhidaibata. Dan basis daripada bakti persembahan (termasuk kegiatan dan kerja untuk kebajikan) badan jasmani ini
yang disebut Adhiyajna. Bakti persembahan bersumber pada Brahman, maka itu segala bakti-persembahan harus ditujukan kepada-Nya untuk menyucikan jiwa yang ada dalam basis ini
(yaitu badan-lihat jasmani kita). Dalam hubungan bakti- persembahan ini lihat sloka III.10, sloka III.15 dan sloka IV.24)
(5) antakale cha mam eva
smaran muktva kalevaram
yah prayati sa madvam
yati na 'sty atra samsayah
artinya :
barang siapa pada waktu ajal tibaberpulang, meninggalkan badan-jasmani ini
dengan mengenang Aku selalu, datang kepada-Kuini tidak dapat diragu-ragukan lagi
249
Bhagavadgitha Bebel
perkataan antakale berarti : waktu ajal tiba. (Lihat pula sloka VIII.30). sloka ini mencoba memberi tekanan kepada apa yang
terpikirkan oleh seseorang terakhir sebelum ia menghembuskan nafasnya penghabisan dikala mengehadapi maut, sebab pikiran terakhir ini menentukan kelahirannya kembali pada hidup yang
akan datang (inkarnasi yang kemudian). Hal ini juga ditekannkan oleh kitab-kitab Upanishad. Mahabharata dan Ramayana.
(6) yam-yam va 'pi smaran bhavam
tyajaty ante kalevaram
tam-tam evai 'ti kaunteya
sada tadbhavabhavitah
artinya :
apa saja terpikirkan pada saat ajalnyameninggalkan badan jasmani ini, oh Kuntiputra
ia akan sampai pada keadaan yang terpikirkan itusebab ia terus-menerus terbenam dalam pikiran itu
jiwa orang yang meninggal pergi kepada apa yang terpikirkan olehnya pada saat ia menghembuskan nafas penghabisan,
pikiran dalam kehidupan yang terdahulu menentukan kelahiran yang akan datang. Inilah hukum inkarnasi.
(7) tasmat sarveshu kaleshu
mam anusmara yudhya cha
mayy arpitamanobuddhir
mam evai 'shyasy asamsayah
artinya :
sebab itu kapan saja ingatlah pada-Kuselalu, dan berjoanglah terus maju
dengan pikiran dan budipekerti tetap pada-Kuengkau pasti datang kepada-Ku
kalimat anusmara yudhya berarti 'ingatlah pada-Ku dan berjoanglah terus maju!'. Disini Krisna menganjurkan kepada
Arjuna, agar sebagai seorang kesatria ia bertempur terus maju melawan musuh-musuhnya, dan sebagai manusia dalam
250
Bhagavadgitha Bebel
kehidupan spirituil ia terus berjuang melawan kekuatan-kekuatan gelap yang ada pada dirinya dengan selalu mengenangkan
Brahman.
(8) abhysa yoga yuktena
chetasa na 'nyagamina
paramam purusham divyam
yati partha 'nuchintayan
artinya :
dengan pikiran tak mengembara kemana-manaterpusat berkat latihan tak-henti-hentinya
dia yang melaksanakan meditasi pada Yang Mahautamapergi, oh Parta, menuju Brahman, Yang Mahasuci
bukan cemas memikirkan bila kenatian itu akan tiba, melainkan terus-meneru memusatkan pikiran itu sirna dan kematian
dihadapi dengan tenang.
(9) kawin puranam anussasitaram
anor aniyamsam anusmared yah
sarvasah dhataram achintyarupam
adityavarnam tamash parastat
artinya :
orang yang memusatkan pikiran pada yang mahatahuterpurba, mahakuasa, lebih halus daripada atom,
pendukung segala dunia, bentuknya tak terlukiskanbercahaya bagaikan matahari, diatas segalanya
(10) prayanakale manasa 'chalena
bhaktya yuktho yogabalena chai 'va
bhruvor madhye pranam avesya samyak
sa tam param purusham upaiti divyam
artinya :
251
Bhagavadgitha Bebel
dan dengan bermeditasi saat ajal tibapikiran tenang, tetap berbakti dengan kekuatan yoga
dan nafas hidup tetap ada diantara kedua keningia mencapai Dia Yang Maha Suci
gambaran yang diberikan dalam sloka 9 dan 10 diatas ini tentang Tuhan (Brahman), hendaknya tidak saja dilihat dari segi
realiti belaka (anusasitaram = Yang Maha Kuasa), melainkan juga dari sudut theologi (anusmaredyah = lebih halus dari pada atom), dari sudut mistik (yogabalena = dengan kekatan yoga)
dan juga dari segi spirituil (purusham upaiti divyam = mencapai dia, Yang Maha Suci).
(11) yad aksharam vedavido vadanti
visanti yad yatato vitar
visanti yad yatato vitaragah
yad ichchhanto brahmacharyam charanti
tat te padam samgrahena pravakshye
artinya :
yang disebut ahli kitab suci weda 'kekal abadi'ketempat pertapa yang bebas dari hawa-nafsu menuju
dan yang dinginkan oleh brahmacarihendak Ku-jelaskan dengan singkat kepadamu
perkataan brahmacari berarti : cantrik (lihat sloka VI.14). yang disebut 'kekal-abadi'dan yang menjadi tujuan terakhir bagi orang
yang yang beragama dan menempuh kehidupan spirituil, dijelaskan oleh Krisna dalam sloka-sloka berikutnya. (aksharam
= kekal-abadi)
(12) sarvadvarani samyamya
mano hridi nirudhya cha
mardhny adhaya 'tmanah pranam
asthito yogadharana
artinya :
252
Bhagavadgitha Bebel
semua pintu-gerbang dikuasaipikiran dibatasi oleh hati
nafas-hidup berpusat dikepalategak dalam konsentrasi yoga
(13) aum ity ekaksharambrahma
vyaharan mam anusmaram
yah prayati tyajan deham
sa yati paramam gatim
artinya :
dia yang mengucapkan aksara tunggal AUMyaitu Brahman, dan mengenangkan Akusewaktu ajal telah memanggil kembali
meninggalkan jasmai, pergi ketujuan tertinggi.
Perkataan sarvadvarani berarti 'semua pintu gerbang' dimaksudkan semua pancaindria yang ada dalam badan kita
seperti mata, kuping, hidung, mulut, pori-pori (lubang kulit) dan kemaluan (lihat sloka V.13 tentang sembilan pintu-gerbang).
Kalimat 'pikiran dibatasi ileh hati' mengandung pandangan hidup (falsafah hidup). Spiritual yang sangat tinggi, sebab betapapun
tingginya kemajuan intelek seseorang, pikirannya harus dibatasi oleh perasaan halusnya demi untuk mencapai hidup damai
berdampingan dengan sesamanya. Dan dalam hubungannya dengan hidup spiritual hal ini sangat penting demi untuk tidak membiarkan pikiran itu mengembara kemana-mana, supaya
terpusat pada pengebdian.
Kitab Yoga sstra mengajarkan kepada kita, bahwa sewaktu ajal telah tiba, jiwa keluar dari hati (jantung) melalui sushumanadi
(yang terletak dipusat uratnadi dalam sumsum tulang belakang terus menuju brahmarandhra (yang terletak dalam tengkorak
kepala) dan darisana keluar pergi menuju Brahman.
Huruf atau aksara-tunggal AUM berarti "Tuhan Yang Tunggal" (Brahman). Huruf ini dikatakan tunggal menurut bunyi atau suara takala mulut menyebut huruf AUM itu. Prosesnya adalah sebagai
berikut : ketika mulut dibuka bunyi yang terdengar adalah a, waktu mulut sedang terbuka bunyi yang terdengar adalah U dan
takkala mulut hendak ditutup bunyi yang terdengar adalah M dalam keseluruhan proses terbukanya mulut satu kali
253
Bhagavadgitha Bebel
terdengarlah bunyi 'AUM'. Dengan perkataan lain, Brahma adalah aksara-tunggal AUM atau Brahman adalah segala aksara (huruf)
dari yang mula sampai yang akhir : (lihat juga sloka VIII.8).
(14) ananyachetah satatam
yo mam smarati nityasah
tasya 'ham sulabhah partha
nityayuktasya yoginah
artinya :
dia yang terus-menerus mengenang Akutidak memikrkan apa dan siapa lagi
selalu menguasai dirinya sebagai yogioh parta, dengan mudah sampai pada-Ku
(15) mam upetya punarjanma
dunkhala yam asasvatam
na 'pnuvanti mahatmanah
samsiddhim paramam gatah
artinya :
setelah sampai kepada-Ku, merekayang berjiwa besar ini tak-lagi menjelma
ketempat penuh duka didunia tak-kekal inidan mereka tiba pada kesempurnaan tertinggi
setelah ajal tiba dan jiwa meninggalkan badan-jasmani ini, dua kemungkinan bisa terjadi, yaitu menjelma, kembali atau pergi
untuk selama-lamanya. Disini letaknya perbedaan!
(16) a brahmabhuvanal lokah
punaravartino 'rjuna
mam upertya tu kaunteya
punarjanma na vidyate
254
Bhagavadgitha Bebel
artinya :
dari tempat Brahman kebawah selanjutnya, Arjunasemua dunia mengalami kelahiran kembali
tetapi setelah mencapai Aku, wahai Kuntiputratidak akan kembali ke-kelahiran lagi
kecuali Brahman, semuanya tidak kekal, semuanya mengalami perobahan, terbatas oleh waktu dan ruang.
(17) sahara yuga paryantam
ahar yad brahmano viduh
ratrim yugasahasrantam
te 'horatravido janah
artinya :
yang mengetahui bahwa hari Brahmansama dengan jangka waktu seribu yuga
dan bahwa malam daripada-Nya seribu yuga.Adalah mereka yang mengetahui hari dan malam
(18) avyaktad vyaktayah sarvah
prabhavanty aharagame
ratrygame praliyante
tatrai 'va 'vyaktasamjnake
artinya :
pada saat datangnya siang harisemua yang nyata muncul dari yang tak nyata
dan pada waktu tibanya malam-hariyang nyata kembali pada yang dinamakan tak-nyata
(19) bhutagramah sa eva 'yam
bhutva-bhutva praliyate
ratryagame 'vasah partha
255
Bhagavadgitha Bebel
prabhavaty aharagame
artinya :
banyak yang nyata yang sama ini pulabolak-balik muncul kembali
dan lenyap lagi tak bekerja pada tibanya malamoh Parta, muncul lagi pada datangnya hari
menurut tradisi kuno, hari dan malam brahman mengambil jangka waktu masing-masing 1000 yuga (lihat juga sloka IV.8)
tradisi itu pula mengetakan bahwa waktu itu dibagia tas empat jaman, yang masing-masing jaman itu mempunyai panjangnya sendiri-sendiri, yaitu jaman krita = 4000 tahun, jaman tretra = 3000 tahun, jaman dvapara = 2000 tahun dan dan jalam kali =
1000 tahun. Lama saat transisi antara keempat jaman itu adalah 2000 tahun. Jadi jumlah semuanya = 12000 tahun. Ini adalah merupakan tahun-tahun para dewata, kalau dijadikan tahun manusia ini menjadi 360 x 12000 tahun = 4.320.000 tahun.
Kesimpulannya hari dan malam Brahman masing-masing, bagi manusia, akan memakan waktu selama : 1000 x 4.320.000 tahun
= 4.320.000.000 tahun. Ini disebut satu kalpa.
Betapapun fantastisnya kelihatan angka-angka tersebut diatas, namun apa yang dimaksudkan oleh sloka ini, adalah bahwasanya hari Brahman sama artinya dengan periode manisfestasi kosmos
ini dan malam Brahman dimaksudkan periode tak termanisfestasikan kosmos ini.
Yang 'bolak balik muncul kembali' adalah disebabkan oleh akibat daripada karma-nay sendiri, tetapi Brahman. Yang Maha tertinggi tidak terkena oleh periode munculnya dan lenyap-nya semua ini.
(20) paras tasmat tu bhavo 'nyo
'vyakto 'vyaktat sanatanah
yah sa sarveshu bhuteshu
nasyatsu na vinasyati
artinya :
namun dibalik semua yang tak nyata iniada pula yang tak nyata, kekal abadi
256
Bhagavadgitha Bebel
tidak termusnahkan, walaupun semuayang lain musnah sirna
perkataan avyakta berarti : yang tak-nyata (tak-termansifestasi). Ada pula macam yang tak-nyata, yang ada kalanya harus
dibedakan. Yang tak-nyata pertama dimana makluk yang belum dapat menembus karmanya masuk, sedangkan yang tak-nyata
kedua (yang disebut juga sudhhatattwa) adalah dimana jiwa yang telah suci masuk. Yang belakangan ini dikenal juga dengan istilah 'yang-tak-nyata' yang suprakosmos yang tidak mengalami
perubahan, yang kekal-abadi.
(21) avyakto 'kshara ity uktas
tam ahuh paramam gatim
yam prapya na nivartante
tad dhama paramam mama
artinya :
yang-tak-nyata ini disebut 'Kekal-abadi'yang dikatakan memiliki Tempat Tertinggi
jadi siapa mencapai-Nya, tak-kembaliitulah tempat-Ku yang tertinggi
pada saat itulah manusia tidak lagi mengalami lingkaran kelahiran dan kematian, tidak mengalami mansifestasi kosmos (prabhava) dan tidak mengalami yang tak-nyata dari kosmos ini
(pralaya).
(22) purusha sa parah partha
bhaktya labhyas tv ananyaya
yasya 'ntahsthani bhutani
yena sarvam idam tatam
artinya :
Dia, Jiwa Yang Tertinggi ini, oh PartaDidalam mana semua yang ada tinggal
Dan yang mana meliputi segala yang adaSesungguhnya dapat dicapai dengan kebaktian tunggal
257
Bhagavadgitha Bebel
Krisna menekankan bahwa yang terpenting adalah semangat berbakti dan sujud kepada-Nya, dan tidak ada pilihan lain.
(23) yatra kale tv anavrittim
avrittim chai 'va yoginah
pravata yanti tam kalam
vakshyami bharatashabha
artinya :
hendak Ku-nyatakan kepadamu kinioh Baratasaba, bilamana para yogi
yang menemui ajal tak-pernah kembalidan juga bilamana yang pergi tetap kembali
(Baratasaba = Arjuna) Yogi yang menemui ajal tidak pernah kembali menjelma lagi dan yogi yang setelah menemui ajal kembali lagi menjelma, bukanlah merupakan pertentangan,
melainkan soal tingkatan belaka, artinya yang sudah sempurna tidak menjelma lagi tetapi yang belum sempurna mengalami
inkarnasi lagi.
(24) agnir iyotir ahah suklah
sanmasa attarayanam
tatra prayata gachchhanti
brahma brahmavido janah
artinya :
dikala api, cahaya, sianghari, purnamadan enam bulan musim matahari ada di Utara
apalagi pada saat itu ajal tiba orang yang mengetahui Brahman pergi kepada Brahman
(25) dhumo ratris tatha krishnah
sanmasa dakshinayanam
tatra chandramasam iyotir
258
Bhagavadgitha Bebel
yogi prapyu nirvartate
artinya :
dikala asap, malam hari, bulan-matidan enam bulan musim matahari ada diselatan
apabila saat itu ajal telah memanggil,yogi yang mencapai cahaya-bulan, kembali lagi
kedua sloka 24 dan 25 diatas ini melikiskan saat atau jalan yang ditempuh oleh yogi segera setelah ajalnya memanggil berpulang
kealambaka. Saat atau jalan yang ditempuh oleh yogi seperti tersebut dalam sloka 24 diatas dinamakan Uttarayana yang juga
disebut Devayana, sedangkan saat atau jalan yang ditempuh oleh yogi seperti digambarkan dalam sloka 25 diatas dinamakan
Daksinayana, yang juga disebut Pitriyana.
Baik Uttarayana (Devayana) maupun Daksinayana (Pitriyana) kedua-duanya tersebut dalam kitab-kitab suci Upanishad,
Brahma sutra dan rigveda. Interprestasi dari kedua istilah ini adalah sebagai berikut, pertama. Saat yang dilukiskan dalam Uttarayana (dalam sloka 24) adalah waktu yang sangat tepat
untuk ditempuh apabila tiba, dan jalan yang ditempuhnya adalah marga yang penuh dengan budu-pekerti yang luhur. Kedua, saat yang digambarkan dalam Dakshinayana (dalam sloka 25) adalah
waktu yang tidak baik untuk ditempuh apabila ajal telah memangil, dan jalan yang ditempuhnya adalah marga yang penuh dengan kegelapan, hanya diterangi oleh refleksi sinar
bulan yang tidak bercahaya sendiri seperti matahari.
Singkatnya, perbedaan saat dan jalan yang tempuh oleh jiwa seseorang yang telah meninggalkan badan jasmaninya dikala
ajal tiba, tergantung pada langkah-langkah yang telah ditempuh olehnya pada masa hidupnya dan pada masa hidup sebelum ini.
(26) suklakrishne gati hy ete
jagatah sasvate mate
ekaya yaty anavrittim
anyaya 'vartate punah
artinya :
terang dan gelap ini adalah dua jalanyang dipandang jalan dunia kekal-abadi
259
Bhagavadgitha Bebel
yang satu ditempuh orang tidak kembali lagiyang lain ditempuh orang tetapi kembali lagi
benarlah dalam hidup ini selamanya ada dua konflik antara yang terang dan yang gelap. Jalan yang terang dimaksudkan ini, ialah jalan untuk kelepasan dan bebas dari inkarnasi, sebab jalan ini diterangi oleh ilmu-pengetahuan dan budi pekerti yang luhur.
Sedangkan jalan yang gelap adalah jalan untuk kembali menjelma kedunia, sebab jalan tersebut diliputi oleh kegelapan
ketidak-tahuan dan ketidak-sucian jiwa.
(27) nai 'te sriti partha janam
yogi muhyati kaschana
tasmat sarveshu kaleshu
yogayukto bhava 'rjuna
artinya :
yogi yang mengetahui kedua jalan inioh Parta, tidak pernah bimbang-hatikarena itu, setiap saat, wahai Arjunateguhkan imanmu dalam ajaran yoga
orang yang mengetahui kedua jalan ini, apapun tugas pekerjaannya dalam hidup ini, tidak pernah bimbang dan setiap
saat selalu ingat kepada kebajikkan yang bersemayam pada Yang Kekal Abadi.
(28) vadeshu yajneshu tapahsu chai 'va
daneshu yat punyaphalam pradishtam
atyeti tat sarvam idam viditva
yogi param sthanam upaiti cha 'dyam
artinya :
pahala kebajikkan tersirat dalam kitab-kitab suci Wedabakti persembahan, tapa brata dan sedekah sumbangan
semuanya itu dilampaui oleh yogi yang mengetahuisegala sesuatu ini dan mencapai tempat utama tertinggi
260
Bhagavadgitha Bebel
hasil kebajikkan yang diperoleh dengan jalam mendalami kitab-kitab suci agama, bertapa serta berpuasa dan dengan jalan
memberi sumbangan serta sedekah masih merupakan tingkat dibawah hasil kebajikan yang dilaksanakan oleh yogi yang
segera setelah ajal sampai pergi ketempat utama yang tertinggi, yaitu Brahman.
Dengan ini, maka terjawablah ketujuh pertanyaan Arjuna dalam sloka 1 dan 2 dalam Bab ke-IX ini, yaitu mengenai : Brahman,
Adhyatman, Karma, Adhibhuta, Adhidaiva, Adhyajna dan "bagaimana Krisna mengetahui mereka yang telah menguasai
diri disaat ajal tiba'.
Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu brahmanvidyayam
Yogasastre srikrishnarjunasamvade
Aksharabrahmayogo nama 'shtamo 'dhyayah
Maka berakhirlah bab ke sembilan UpanishadBhagavadgita mengenai ilmu-pengetahuanTentang Yang Maha Esa, kitab suci yoga Dan dialog antara Sri Krisna dan ArjunaYang berjudul AKSHARA BRAHMA YOGA
261
Bhagavadgitha Bebel
BAB X
IX. PERCAKAPAN KESEMBILAN
RAJA VIDYARAJA GUHYA YOGA
Krisna dalam Bab kesepuluh ini menjelaskan misteri ilmu-pengetahuan tertinggi dan rahasia terbesar kepada Arjuna, dan
dengan ilmu-pengetahuan tertinggi dan rahasia terbesar ini orang mencapai Brahman.
Krisna menguraikan betapa Bapa, Ibu, Datuk dan pelindung alam semesta ini, dan ia adalah objek segala ilmu-pengetahuan.
Semua yang berbakti dengan kepercayaan, sebetulnya berbakti kepada brahman, tetapi yang tidak menuruti hukum-hukum
ajaran, mereka jatuh menjelma kembali.
Orang yang terjahat dari semua yang jahatpun kalau ia memuja Brahman dengan pengabdian yang terpusat, ia juga bertindak
menuju jalan yang benar.
Dan orang yang berasal dari kelahiran yang terhinapun juga mencapai Brahman, sebab mereka berlindung hanya kepada
Brahman.
IX. Percakapan Kesepuluh
(1) sribhagavan uvacha:
idam tu te guhyatamam
pravakshyamy anasuyave
jnanam vijnanasahitam
yaj jnatva mokshyase 'subhat
artinya :
262
Bhagavadgitha Bebel
Sri Bagavan berkata:Kepadamu yang tiada suka kerewelan
Hendak Ku-jelaskan rahasia tersembunyiDari kebajikkan dan ilmu pengetahuan ini
Setelah mengetahui, kau terhindar dari kejahatan
(2) rajavidya rajaguhyam
pavitram idam uttamam
pratyaksahavagamam dharmyam
susukham kartum avyayam
artinya :
inilah ilmu pengetahuan terbesaralat kesucian tertinggi, mudah dimengerti
dengan pengalaman langsung, jalan yang benarmudah dilaksanakan dan kekal-abadi
perkataan rajavidya dan rajaguhyam sebenarnya berarti : raja ilmu-pengetahuan dan raja rahasia tetapi dalam hubungan
pengertian sloka ini diterjemahkan dengan ilmu-pengetahuan terbesar (tertinggi) dan rahasia terbesar (tertinggi). Disini Krisna menjelaskan bahwa ilmu-pengetahuan dan budipekrti (kebajikan) tidak cukup dipelajari hanya dengan theori, berargumentasi atau
tutur kata dan nasehat belaka, melainkan harus dimengerti dengan pengalaman langsung (pratyakshavagamam). Kebenaran
Brahman harus dilihat oleh mata-jiwa-sendiri melalui pertumbuhan kesadaran dan kesucian diri pribadi seseorang
yang memiliki kepercayaan dan pengabdian kepada-Nya.
(3) asraddadhanah purusha
dharmasya 'sya paramtapa
aprapya mam nirvartante
mrityu samsara vartmani
artinya :
mereka yang tidak memiliki kepercayaanpada ilmu-pengetahuaan dan budi pekerti ini
263
Bhagavadgitha Bebel
tidak mencapai aku, wahai Prantapa,kembali kejalan dunia inkarnasi
karena Arjuna memiliki kepercayaan, maka Krishna sebagai penjelmahan Brahman yang Maha Esa membukakan rahasia dan
mengajarkan ilmu-pengetahuan yang terrtinggi ini. Sesungguhnya sloka diatas ini mengungkapkan, bahwasanya orang yang memiliki kepercayaan sajalah yang mempunyai
kemampuan untuk dapat mengerti ajaran-ajaran yang dituturkan oleh Krisna dalam Bhagavadgita ini, yang menyebabkan pelaksanaan yoga menjadi lebih mudah. tanpa adanya
kepercayaan ini, orang akan kembali dan kembali saja menjadi bulan-bulanan inkarnasi dan kesengsaraan.
(4) maya tatam idam saryam
jagat avyaktamurtina
matshani sarvabhutani
na cha 'ham teshv avasthitah
artinya :
alam semesta ini diliputi oleh-Kudengan wujud-Ku yang tak-nyata
semua mahkluk ada pada-Kutetapi Aku tidak berada pada mereka
seluruh alam semesta ini adalah merupakan perwujudan Brahman, namun berbagai bentuk yang ada dalam alam semesta
ini tidaklah mampu emenyatakan betapa sebenarnya bentuk Brahman itu, karena segala bentuk tersebut terbatas pada ruang
dan waktu tambahan pula tidak cukup mengandung unsur keseluruhan Brahman, (lihat juga sloka VIII.12)
(5) na cha matsthani bhutani
pasya me yogam aisvaram
bhutabhrin na cha bhutastho
mama 'tma bhutabhavanah
artinya :
264
Bhagavadgitha Bebel
namun mahkluk tidak terdiam dalam-Kuketahuilah keagungan yoga suci-Ku
Aku menjadi sumber tidak terdiam dalam merekaTetapi aku tidak terdiam dalam mereka
(6) yatha 'kasathito nityam
vayuh sarvatrago mahan
tatha sarvani bhutani
matsthani 'ty upadharaya
artinya :
ibarat angin yang perkasa selalubertiup dimana-mana diangkasa
ketahuilah olehmu, demikian pulasemua yang ada berdiam dalam-Ku
keagungan yoga suci (yogam aisvaram) Brahman yang memiliki kekuatan misterius menjadi sumber dan pendukung semua
mahkluk yang ada pada-Nya, namun Brahman sendiri tidak ada dalam mahkluk. Semuanya ini hanyalah bahasa manusia yang
tidak cukup mempunyai kesanggupan untuk melukiskan betapa sesungguhnya wujud Brahman itu
untuk itu krisna mencoba memberi perumpamaan bahwasanya. Brahman adalah ibarat angkasa, dimana semuanya termasuk bumi kita, bulan, matahari dan palanet-palanet lainnya ada
dalamnya dan udara (angin) bertiup diangkasa, namun angkasa sendiri tidak ada pada udara dan semua planet itu. Dam segala gerakan yang ada dalam alam semesta ini adalah disebabkan
oleh yogam aisvaram Brahman.
(7) sarvabhutani kaunteya
prakritim yanti mamikam
kalpakshaye punas tani
kalpadau visrijamy aham
artinya :
265
Bhagavadgitha Bebel
semua mahkluk datang pada prakriti-Kupada akhir peredaran kalpa, Kuntiputra
dan pada permulaan kalpa yang berikutnyaAku kirim mereka kembali
(8) prakritim svam avashtabhya
visrijami punah-punah
bhutagramam imam kritsnam
avasham prakriter vasat
artinya :
diliputi oleh prakriti-Ku iniberulang-ulang Aku kirim kembali
seluruh mahkluk ini, yang banyak initak bergaya karena dikuasai prakriti
(Prakriti = alam, benda-benda, badan-jasmani mahkluk hidup. Lihat juga keterangan sloka II.20 dan keterangan sloka IV.6). jiwa manusia karena ketidaktahuannya selalu ditarik oleh prakriti dan
dengan tidak bergaya apa-apa selalu oleh karma, yang menyebabkan inkarnasi datang berulang kali.
Peredaran kalpa sekali memakan waktu sepanjang 4.320.000 tahun menurut perhitungan tahun manusia (lihat keterangan
sloka VIII.17, 18, dan 19).
(9) na cha mam tani karmani
nibadhnanti chanamjaya
udasinavad chanamjaya
asaktam teshu karmasu
artinya :
namun perbuatan itu tidak mengikat Akuoh Danajaya, sebab Aku duduk
seolah-olah acuh-tak-acuh,tidak tersangkut dengan perbuatan itu
266
Bhagavadgitha Bebel
(10) maya 'dhyakshena prakritih
suyate sachracharam
hetuna 'nena kaunteya
jagad viparivartate
artinya :
alam semesta ini dibawah pengawasan-Kumemberi kelahiran kepada segala sesuatu
yang bergerak dan yang tidak bergerakoh Kuntipura, dengan ini dunia berputar
(Dananjaya, Kuntiputra = Arjuna). Walaupun Brahman mengawasi penciptaan dab kiamatnya alam-semesta ini, namun
Dia tidak terlibat proses dan perkembangan kosmos setelah terciptanya alam-semesta ini. Brahman adalah melebihi ciptaan-
Nya. Dia adalah supra-kosmos, oleh karenanya ia tidak terpengaruh oleh effek berlangsungnya proses kosmos dan
berputarnya dunia ini. Proses kosmos ini berlangsung selama hari Brahman dan kiamat pada waktu malam Brahman tiba.
(11) avajananti mam mudha
manushim tanum asritam
param bhavam ajananto
mama bhutamahsvaram
artinya :
mereka yang tolol tidak menghiraukan Aku inimengenakan badan-jasmani manusia,
tidak mengetahui sifat-Ku yang lebih tinggisebagai Pelindung Agung segala yang ada
(lihat juga sloka VIII.24). krisna sebagai penjelmahan lahiriah dari Brahman dalam bentuk badan manusia, oleh manusia biasa pada
jamanya hanya dilihat badan luarnya belaka dan tidak jiwa sucinya yang bersemayam dalam badan tersebut. Orang hanya
melihat jasmani luarnya saja dan tidak mekihat kebenaran didalamnya.
267
Bhagavadgitha Bebel
Dipergunakannya suatu patung atau benda suci lainnya dalam suatu agama sebagai pemujaan terhadap Tuhan Yng Maha Esa hanyalah merupakan suatu alat atau simbol untuk memusatkan kebaktian kepada-Nya. Dalam kitab falsafah Bhagavata, karena
massa manusia tidak cukup mempunyai kemampuan untuk membayangkan dan merenungkan apa Tuhan itu, maka Tuhan dikatakan : "Aku ada dalam semua mahkluk hidup sebagai Jiwa-
nya, tetapi karena ketidak-tahuan dan tanpa menghiraukan kehadiran-Ku, maka manusia membuat sebuah patung
pemujaan' (Bhagavata.III.29,21)
(12) moghasa moghakarmano
moghajnana vichetasah
rakshasim asurim chai 'va
prakritim mohinim sritah
artinya :
dengan dikuasai sifat-sifat jahatraksasa dan setan, aspirasi mereka tersesattindakan mereka kasar, pengetahuan kabur
dan pertimbangan mereka simpang-siur
sifat-sifat buruk dan jahat pada diri manusia dilukiskan sebagai raksasa dan setan, yang sesungguhnya berarti bahwa orang-orang demikian mempunyai pandangan rendah dan nilai hina
justru karena hanya mengejar hawa-nafsu dan keinginan pribadi sepuas-puasnya (lihat juga sloka VIII.15).
(13) mahatmanas tu mam partha
daivim prakritim asritah
bhajanty ananya manaso
jnatva bhutadim avyayam
artinya :
yang bejiwa mulia, memiliki sifat sucimengetahui Aku yang tak termusnahkan inisebagai sumber segala mahkluk. Oh Partasujud kepada-Ku dengan memusatkan jiwa
268
Bhagavadgitha Bebel
sifat-sifat jahat (mohini prakriti) lawanya sifat-sifat suci (daivi prakriti) yang melikiskan kesadaran seseorang. Kalau ia memiliki
sifat-sifat jahat (mohani prakriti) maka pusat segala kegiatan hidupnya terletak pada kepentingan ego-nya, yang menyeret ia untuk memenuhi hawa nafsu dan kepentingan dirinya belaka,
yang akibatnya membawa ia tenggelam kedalam duniasengsara dan menempuh jalan inkarnasi berulang-ulang sampai pada
suatu masa dimana sifat-sifat suci (dalvi prakriti) maka kesadarannya terbuka bagi tujuan-tujuan mulia dan seluruh
hidupnya diarahkan untuk berbuat kebajikkan kepada sesama manusia serta bersujud kepada Brahman.
(14) satatam kirtayanto mam
yatantas cha dridhavratah
namasyantas cha mam bhaktya
nityayukta upasate
artinya :
dengan selalu mengagung-agungkan Akuberusaha dengan teguh memegang sumpah
sujud kepad-Ku dalam pengabdian dandengan disiplin jiwa berbakti kepada-Ku
dalam sloka ini terlukiskan kehidupan seseorang yang memiliki sifat-sifat mulia, dimana ia dengan ilmu-pengetahuannya dan
kesadaran jiwanya memuji-memuji kebesaran Brahman (kirtayantah) dengan pengabdiannya bersumpah (vratah) dan
bersujud (namasyantah) kepada Brahman dan dengan kerjanya melaksanakan kebaktian (upasana) kepada Brahman.
(15) jnayajnena cha 'py anye
yajanto mam upasate
ekatvena prithaktvena
bahudha visvato mukham
artinya :
yang lain pula memuja dengan persembahanilmu-pengetahuan dan sujud kepada-Ku
269
Bhagavadgitha Bebel
sebagai Yang Tunggal, Yang TerpisahYang Menyeluruh dan ada disemua penjuru
Sloka ini mengungkapkan kepada kita betapa Bhagavadgita tidak hendak memisahkan agama, mistik dan falsafah (yang pada umumnya dimasa belakangan ini dipisah-pisahkan satu sama
lain) dan memberi petunjuk kepada kita agar agama, mistik dan falasafah tidak dipertentangkan. Ilmu-pengetahuan (falsafah
hidup), agama (sembah bakti kepada Tuhan) dan mistik (mempersatukan jiwa dengan Brahman kedamaian dan
kebenaran abadi, karenanya Bhagavadgita melihat ketiga-tiganya dengan penuh semangat toleransi.
Dengan kemampuan, kesadaran dan kepercayaannnya ada orang memandang jalan untuk bersujud kepada Brahman adalah
Advaita (Tuhamn sebagai Eka-Tunggal = Yang tunggal), yang lain adalah Dvalta (Tuhan sebagai Dwi Tunggal = Yang terpisah
yang berwujud sebagai jiwa dalam badan manusia dan jiwa dalam alam-semesta) dan yang lain lagi (Visishtadvaita (Tuhan sebagai Multitunggal = Yang menyeluruh yang bersemayam
dimana-mana, seperti : matahari, bulan, bumi, angkasa planet dan lain sebagainya). Namun jalan manapun yang h
hendak ditempuh, semuanya menuju kejalan Brahman.
(16) aham kratur aham yajnah
svadha 'ham aham aushadham
mantro 'ham aham eva 'jyam
aham agnir aham hutam
artinya :
karya-upacara, persembahyangan adalah Akusaji-sajian, bahan reramuan adalah Akusabda suci, dupa-kemenyan adalah Aku
api dan api-kebaktain adalah Aku
kratu adalah karya-upacara yang termasuk dalam kitab suci Weda, yajna adalah persembahyangan yang dirumuskan dalam
kitab Smriti, svadha ialah saji-sajian yang dipersembahkan untuk leluhur aushadham ialah reramuan obat sayur-mayur, mantra
adalah sabda suci. Ajyam adalah dupa-kemenyan yang dibakar dalam api pimujaan dan agni ialah api-kebaktian.
270
Bhagavadgitha Bebel
Dalam sloka diatas ini dapat dirasakan betapa satunya alat dan tujuan, jalan dan hendak dicapai, yang kedua-duanya adalah
Brahman. Ini berarti bahwa kalau seseorang hendak mencapai Brahman, jalan yang harus ditempuhnya haruslah jalan Brahman
(yaitu kebajikan dan kesucian). (lihat juga sloka IV.24).
(17) Pita 'ham asya jagato
mata dhatapitamahah
vedyam vapitram aumkara
rik sama yajur eva cha
artinya :
Aku adalah Bapa, Ibu, PelindungDan Datuk alam-semesta ini
Aku adalah objek ilmu pengetahuan, pensuciAku adalah aksara Rik, sama, yajus dan AUM
(Mengenai aksara AUM, yang berarti Brahman, baca juga sloka VII.8 dan sloka .VII.13) yang dimaksudkan dengan rik, sama dan
yajus ialah ketiga kitab suci Weda pertama, yaitu Rigveda, Yajurveda dan Samaveda. Sesungguhnya ada empat kitab suci Weda dan keempat adalah Atharvaveda. Tetapi Atharvaveda
tidak termasuk yang pertama dan asli, melainkan yang belakangan dan tidak disebutkan oleh manu, manusia pertama,
yang hanya mengatakan tiga kitab suci Rig, Yajus dan Sama yang pertama dan asli.
(18) gatir bharta prabhuh sakshi
nivasah saranam suhrit
prabhavah pralayah sthanam
nidhanam bijam avyayam
artinya :
Aku adalah tujuan, pengemban, penguasaAku adalah saksi, singgasana, perlindungan
Aku adalah kawan, asalmula, akhir, kesudahanAku adalah dasar, penyimpanan, benih abadi
271
Bhagavadgitha Bebel
(19) tapamy aham aham varsham
nigrihnamy utsrijami cha
amritam chai 'va mrityus cha
sad asach cha 'ham arjuna
artinya :
Aku adalah pemberi kehangatanMenahan dan menurunkan hujan
Aku adalah kehidupan dan kematianMahkluk dan bukan mahkluk, oh Arjuna
Kedua sloka diatas ini mencoba menjelaskan Brahman dari berbagai aspek dilihat dari segi nilai-nilai renungan jiwa dan
pemikiran manusia, dengan tujuan utama : Semoga Brahman menerima doa manusia, apapun jalan kebaktian yang
ditempuhnya!
(20) traividya mam somapah putapapa
yajnair ishtva svargatim prarthayante
te punyam asadya surendralokam
asnanti divyan divi devabhogan
artinya :
yang mengetahui ketiga kitab suci, minum somabersih dari dosa, memuja-Ku dengan kebaktianberdoa menuju kejalan sorga, tiba di indraloka
dan menikmati kebahagian para dewata di-sorga
(21) te tam bhuktva svargalokam visalam
kshine punye martyalokam visanti
evam trayidharmam anuprapanna
gatagatam kamakama labhante
272
Bhagavadgitha Bebel
artinya :
setelah menikmati sorga luas, mereka kembalikedua manusia dikala niali kebajikan terhabisisesuai dengan ajaran dalam ketiga kitab suci
demi mencapai kenikmatan mereka datang dan pergi
yang dimaksudkan dengan ketiga kitab suci diatas adalah : Rigveda, yajurveda dab Samaveda. Indraloka adalah dunia
Batara Indra, yaitu Pemimpin para devata, yang juga disebut sorgaloka atau sorga saja. Soma adalah sebangsa minuman
keras (mengandung alkohol) yang dianggap suci.
Menurut ajaran kitab-kitab suci Weda, mereka yang melaksanakan upacara-upacara persembahyangan sesuai
dengan pedoman-pedoman yang digariskan dalam kitab-kitab suci tersebut akan mencapai kenikmatan disorga setelah
meninggal dunia bersama-sama para dewata di Indraloka tetapi mencapai sorga seperti ini bukanlah seperti ini bukanlah
dianggap mencapai tujuan akhir. Sebab mereka yang melaksanakan semua ini masih terikat oleh hukum karma yang
dilahirkan oleh masih adanya nafsu-keinginan (kama-kama. Akibatnya, mereka akan kembali mengalami proses inkarnasi.
(22) ananys chintayanto mam
ye janah paryupasate
tesham nityabhiyuktanam
yogakshemam vahamy aham
artinya :
tetapi mereka yang hanya memuja-Ku sendirimerenungkan Aku selalu kepada mereka
kubawakan segala apa yang mereka tidak punyadan Ku-lindungi segala apa yang mereka miliki
dalam bagian akhir dari sloka diatas ini terbayang oleh kita betapa Brahman yang dipuja oleh manusia memikul segala
beban dan penderitaan mereka yang berbakti kepada-Nya : "Ku-bawakan segala apa yang mereka milik" mengandung
pengertian yang dalam bahwasanya Brahman membawakan kesejahteraan dan keselamatan bagi umat manusia yang
memuja-Nya.
273
Bhagavadgitha Bebel
Tetapi pengertian 'apa yang mereka tidak punya' dan 'segala apa yang mereka miliki' hendaknya diartikan bukan semata-mata
sebagai milik benda-benda material. Melainkan juga harus dilihat secara lebih dalam lagi, yaitu dari segi milik moral dan
budipekerti yang kini sedang diusahakan dan yang telah dicapai selama ini.
(23) ye 'py anyadevata bhakta
yajante sradhhaya 'nritah
te 'pi mam eva kaunteya
yajanty avidhipurvakam
artinya :
pun mereka yang memuja paradewatayang berbakti dengan penuh kepercayaansesungguhnya juga memuja-Ku, Kuntiputra
walau sebenarnya tidak menurut hukum-hukum ajaran
(Kuntiputra = Arjuna) Yang dimaksud dengan 'tidak menurut hukum-hukum ajaran" adalah disebabkan oleh ketidaktahuan bahwasanya Brahman tidak dapat dibayangkan sebagai dewa atau manusia yang difersonifikasikan dalam bentuk dan cara
bagaimana tidak mungkin (lihat juga sloka VII.20 dan 21)
(24) aham hi sarvayajnnam
bhokt cha prabhur eva cha
na tu mam abhijananti
tattvena 'tas chyavanti te
artinya :
sebab aku adalah pnikmat dan penguasasegala puja bakti-persembahan, tetapi merekatidak mengetahui Aku dan sifat- Ku yang sejati
karena itu mereka gagal jatuh, kembali lagi
dengan tanpa adanya kepercayaan (seperti tersebut dalam sloka 3) pada ilmu-pengetahuan dan budi-pekerti dan tanpa adanya pengetahuan tentang Brahman, maka betapapun usaha yang
dilaksanakn dalam memuja dan berbakti kepada Brahman akan
274
Bhagavadgitha Bebel
menemui kegagalan dan kembali lagi mengalami azab sengsara dunia inkarnasi, hal ini bertambah jelas dilukiskan dalam sloka
21, dimana apabila nilai kebajikan telah habis seseorang kembali dari sorga lagi untuk menjalani inkarnasi.
(25) yanti devavrata devan
pitrin yanti pitrivratah
bhutani yanti bhutejya
yanti madyajino 'pi mam
artinya :
yang memuja devata pergi kepada devatakepada leluhur perginya yang memuja leluhur mereka
dan kepada rokh-alam perginya yang memuja rokh-alamtetapi mereka yang memuja Aku datang pada-Ku
dalam sloka ini dijelaskan oleh Krisna bahwasanya ada tiga macam kekeliruan yang umumnya dilakuakn oleh seorang yang
tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang Brahman (ini adalah karakteristik diseluruh dunia), yaitu pertama pemujaan terhadap dewa-dewa, kedua pemujaan terhadap dewa-dewa, kedua pemujaan terhadap leluhur (nenek-moyang) yang telah meninggal dunia dan ketiga pemujaan kepada jiwa atau rokh
suci yang ada dalam alam.
Memang sebenarnya ketiga pemujaan tersebut diatas tidaklah salah, sebab setiap pemujaan (apapun bentuk dan tujuannya)
akan mendatangkan pahala. Tetapi dipandang keliru, sebab tidak mencapai tujuannya yang sesungguhnya dan yang tertinggi.
Dengan perkataan lain, pemujaan yang tebatas (kepada dewa-dewa atau leluhur dan rohk suci) menghasilkan anugerah terbatas pula, maka itu. Krisna menasehatkan : Pujalah
Brahman! (lihat juga sloka VII.23)
(26) patiram pushpam phalam toyam
yo me bhaktya prayachchhati
tad aham bhakyupahritam
asnami prayatatmanah
artinya :
275
Bhagavadgitha Bebel
siapa yang sujud kepad-Ku dengan persembahansetangkai daun, sekuntum bunga, sebiji buah-buahan
atau seteguk air, sku terima sebagai baktipersembahan dari orang yang berhati suci
setangkai daun, sekuntum bunga, sebiji buah-buahan atau segeguk air dalam persembahan yang besifat simbolik. Yang terutama adalah hati suci, pikiran terpusatkan dan jiwa dalam
kesimbangan tertuju kepada-Nya. Kerena itu. Bhagavadgita tidak menolak jalan yang ditempuh orang seperti tercantum dalam
sloka diatas ini untuk memuja Brahman.
(27) yat karoshi yad asnasi
yaj juhoshi dadasi yat
yat tapasyasi kaunteya
tat kurushva madarpanam
artinya :
apapun yang kau kerjakan, kau makankau persembahkan, kau dermakan
dan disiplin diri apapun kau laksanakanlakukan, Kuntiputra, sebagai bakti kepada-Ku
menghindari segala kegiatan yang ditijukan hanya demi untuk menghindari hawa-nafsu dan keinginan diri sendiri (seperti
dinyatakan dalam sloka V.8 dan 9) adalah sama dengan melakukan segala kegiatan yang ditijukan demi untuk kebaktian kepada Brahman seperti yang dinyatakan oleh sloka diatas ini.
Jadi, segala kegiatan dalam hidup ini dijiwai oleh semangat dedikasi kepada Brahman.
(28) subhasubha phalair evam
mokshyase karma bandhanaih
samnyasayoga yuktatma
vimukto mam upaishyasi
artinya :
dengan demikian kau terlepas dari belenggukerja yang membawa hasil baik dan cedera
276
Bhagavadgitha Bebel
dengan pikiran terpusat pada samnyasakau akan terbebas, dan datang mencapai Aku
dengan pengabdian dan persembahan seluruh hidup kepada kebajikan dan kesucian, maka jiwa terlepas dari belenggu ego yang selama ini jadi penghalang. Pada tingkat inilah seseorang tidak lagi mempertimbangkan dan tidak pula terikat oleh hasil
kerja baik-buruk (lihat sloka II.57). mengenai perkataan samnyasa lihat keterangan sloka V.1
(29) samo 'ham sarvabhuteshu
na me dveshyo 'sti na priyah
ye bhajanti tu mam bhaktya
mayite teshu cha 'py aham
artinya :
Aku adalah sama bagi mahkluk semuaBagi-Ku tiada yang terbenci dan terkasihi
Tetapi mereka yang berbakti pada-Ku dengan dedikasiMereka ada pada-Ku dan aku perlu mereka
Brahman adalah adil, Brahman tidak mengutuk dan menyanjung-nyanjung siapapun. Satu-satunya siapapun.satu-satunya jalan untuk mengabdi kepada Brahman adalah dengan kepercayaan dan dedikasi, dan tiap orang harus melaksanakan oleh dirinya
sendiri
(30) api chet sudurcharo
bhajate mam ananyabhak
sadhur eva sa mantavyah
simyag vyavasito hi sah
artinya :
kendati seandainya seorang yang terjahatmemuja Aku dengan pengabdian yang terpusat
ia harus dipandang ada dijalan yang benarsebab ia telah bertibdak menuju yang benar
277
Bhagavadgitha Bebel
brahman, ibaratkan api, siapa saja datang kedekat-Nya dengan kepercayaan dan dedikasi pasti menerima kahangatan-Nya (tetapi tidak mereka yang menjahui-Nya). Brahman, ibarat
cahaya matahari, bersinar kemana-mana dan berefleksi dalam jiwa yang bersih (bagaikan cermin yang bersih menerima refleksi
sinar bulan), yang tidak dikotori oleh dosa dan ketidaktahuan.
Namun demikian, sloka ini bukanlah harus diartikan bahwasannya seseorang dengan mudah dapat menghindarkan
diri dari kejahatan dan dosa. Orang tidak dapat menghindari hukum sebab dan akibat. Tetapi bila seseorang yang paling
jahatpun sadar akan perbuatannya lalu bertobat dan berusaha dengan keras untuk menghapus dosanya, dengan penuh
kepercayaan mengebdi kepada Brahman yang mulai ia dekati. Ibarat batubara akan hilang bila api telah meresap kedalamnya, demikian pula dosa (lihat pula sloka IV.37). tidak ada dosa yang
tidak berampun ! demikian Bhagavadgita.Demikian pula dosa (lihat pula sloka IV.37). tidak dosa yang
berampun!demikian Bhagavadgita.
(31) khipram bhavanti dharmatma
sasvachchhantim nigachchhati
kaunteya pratijanihi
na me bhaktah pranasyati
artinya :
dengan segera ia menjadi orang berjiwa kebenarandan mencapai kedamain kekal-abadi
ketahuilah, wahai Kuntiputra, dengan pastipenganut-penganut-Ku tidak akan termusnahkan.
Perkataan dharmatma berasal dari kata-kata dharma + atma yang berarti : jiwa kebenaran.
(32) mam hi partha vyapasritya
ye 'pi syuh papayonayah
striyo vaisyas tatha sudras
te 'pi yanti param gatim
artinya :
278
Bhagavadgitha Bebel
sebab, mereka yang berlindung pada-Ku iniwalau mungkin berasal dari kelahiran rendah, Parta
perempuan, Waisia ataupun golongan Sudramereka juga mencapai tujuan yang tertinggi
sloka ini memberi tekanan bhawasanya Bhagavadgita membuka pintu yang selebar-lebarnya bagi setiap orang tanpa
menghiraukan perbedaan ras, bangsa, golongan kelamin maupun tingkatan sosialnya. Sloka ini menbantah adat-itiadat yang mengatakan bahwa perempuan, kaum Waisia dan kaum Sudra yaitu masing-masing pedagang-pengusaha dan rakyat jelata tidak diperbolehkan mempelajari kitab-kitab suci Weda,
yang berarti mereka tidak dapat mencapai tujuan yang tertinggi, yaitu Brahman. (mengenai istilah Waisia dan Sudra, lihat juga
keterangan sloka I.41).
(33) kim punar brahmanah punya
bhakta rajarshayasa tatha
anityam asukham lokam
imam prapya bhajasva
artinya :
lebih-lebih para Brahmana sucidan pendita bangsawan saleh budiman
kini setelah engkau ada didunia initak-kekal dan penuh duka, pujalah Aku!
Anityam asukham lokam berarti "dunia ini tak kenal penuh duka". Manusia dalam hidup ini tidak bisa menghindarkan diri
dari kelahiran dan kematian, yang dalam jangka waktu diantara keduanya tidak kekal dan penuh dengan kedukaan dan
kesengsaraan. Jalan untuk membebaskan diri daripadanya adalah menyucikan jiwa dan melaksanakn samnyasa. Para
Brahman dan para ksatria (termasuk pendita bangsawan, yaitu orang-orang kesatria yang menjadi pendita) lebih mudah
mencapai tujuan yang tertinggi dan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan golongan Waisia dan Sudra. Namun
demikian. Brahman tetap memandangnya sama.
(34) manmana bhava madbhakto
madyaji mam namskuru
279
Bhagavadgitha Bebel
mam evai 'shyasi yuktvai 'vam
atmanam matparayanah
artinya :
pusatkan pikiranmu pada-Ku, berbakti pada-Kubersujud pada-Ku, sembahlah Aku
dan setelah kau mendisiplinkan jiwamuAku menjadi tujuanmu Tertinggi, kau'kan tiba pada-Ku
Karakteristik yang terbuka dan meninjol dari Bab kesepuluh ini dimana Krisna sebagai penjelmahan dan penyambung-lidah Brahman menjelaskan bahwasanya Bhagavadgita membuka
pintu bagi setiap orang (sekali pun orang yang paling jahat dan hina-dina) untuk mengabdi dan bersujud kepada Brahman serta mencapai kelepasan (moksha) dan bersatu dengan Brahman,
adalah merupakan intisari daripada ajaran-ajaran yang termaksud dalam kitab suci ini.
Ity rimad bhagavadgitasupanishatsu brahmavidyayam
Yogasastre srikrisharjunsamvadeRajavidyarajaguhyayogo nama navamo 'dhyayah
Maka berakhirlah bab kesepuluh UpanishadBhagavadgita mengenai ilmu-pengetahuan
Tentang Yang Maha Esa kitab suci yogaDan dialog antara Sri Krisna dan Arjuna
Yang berjudul RAJAVIDYARAJA GUHYAYOGA
280
Bhagavadgitha Bebel
BAB XI
X. PERCAKAPAN KESEPULUH
VIBHUTI YOGA
Selanjutnya dalam Bab kesebelas Krisna menguraikan manisfestasi Brahman dalam berbagai wujud, sebagai sumber
segala-galanya. Mengetahui adalah mengetahui semua
Arjuna mempelajari dan mengakui nilai positif dan kebesarab Brahman, bahwasanya Brahman tak terlahirkan, tanpa asal mula,
penguasa tertinggi, asal ada, segala tumbuh daripada-Nya, pensuci tertinggi dan dewata pertama.
Arjuna ingin mengetahui manisfestasi Brahman, dan ia bertanya tentang ini dan keagungan yoga Brahman, Krisna menjawab
bahwasanya Wujud Brahman adalah jiwa yang terdiam dalam hati semua insani, permulaan + pertengahan + pengahabisan
dari semua.
281
Bhagavadgitha Bebel
Kemudia Krisna menjelaskan berbagai manisfestasi Brahman dalam alam kosmos, dalam planet dalam kitab suci, dari diri devata, dalam manusia, dalam huruf, dalam binatang, dalam
tumbuh-tumbuhan, dalam benda, dalam sifat, dalam pengetahuan dan dalam berbagai hal.
X. Percakapan kesepuluh
(1) sribhagavan uvacha:
bhuya ava mahabaho
srinu me paranam vachah
yat te 'ham priyamanaya
vakhyami hitakamyaya
artinya :
Sri Bagawan berkata :Selanjutlah dengarkanlah, wahai Mahabahu
Kata-kata-Ku yang termulia ini, demiUntuk mengahrapkan kebahagian bagimu
Hendak Ku-uraikan padamu, engkau yang kukasihi
(Mahabahu = Arjuna) dalam bab ke-IX terdahulu. Arjuna telah menunjukkan pengertian yang sebaik-baiknya kepada uraian
Krisna, yang mendorong Sri Bagawan melanjutkan penjelasannya tentang Brahman sebagai sumber segalanya. Dan untuk
mengetahuinya, Arjuna harus mengetahui segalanya!
"Engkau yang kukasihi" (priyamananya) demikian panggilan Krisna kepada Arjuna, sebagai suatu pernyataan betapa Krisna
dengan sepenuh jiwanya ingin menolong Arjuna untuk mencapai kebenaran tertinggi.
(2) na me viduh suraganah
prabhavam na maharshayah
aham adir hi devanam
maharshinam cha sarvasah
artinya :
282
Bhagavadgitha Bebel
baik para dewata maupun rsi agungtidak mengenal asal-mula-Kusebab dalam segala hal Aku
adalah sumber para dewata dan rsi agung
perkataan rel berarti : pendita penyair yang mendapat ilham, dan perkataan prabhawa berarti : asal-mula.
(3) yo mam ajam anadim cha
vetti lokamabesvaram
asammudhah sa martyeshu
sarvapapaih pramuchyate
artinya :
dia yang mengetahui Aku tak-terlahirkantapa permulaan, Penguasa perkasa
seluruh dunia ialah diantara manusiatak bingung dan terhindar dari segala dosa
walaupun Brahman tidak terlahirkan dan tidak mempunyai permulaan, namun Brahman memiliki prabhawa, yaitu asal mula
yang juga berrati kewibawaan yang tertinggi.
(4) buddhir jnanam asammohah
kshama satyam damah samah
sukham dumkham bhavo ;bhavo
bhayam cha 'bhayam eva cha
artinya :
budi pekerti, ilmu-pengetahuan, kesadrankesabaran, kebenaran, kemawasanketenangan, kesukaan, kedukaan
kelahiran, kematian, ketakutan, keberanian
(5) ahimsa samata tubtis
tapo danam yaso 'yasah
bhavanti bhava bhutanam
283
Bhagavadgitha Bebel
matta eva prithagvidhah
artinya :
tanpa-kekerasan, keseimbangan jiwa, kepuasankeprihatinan, kemurahan-hati, kemasyuran
dan kecemaran-karakteristik mahkluk semuaini datangnya dari Aku belaka
kalau dalam sloka VII.4. brahman dilihat dari segi unsur alam yang lebih rendah, maka dalam kedua sloka diatas ini Brahman dilihat dari penomena yang lebih tinggi. Dan karakteristik yang
dilukiskan diatas ini walaupun kepunyaan mahkluk, namun datangnya dari Brahman juga. Ini disebabkan oleh adanya phala
karma dimasa-masa yang silam, dimana setiap mahkluk menerima dan memikul segala akibatnya sesuai dengan
perbuatan masing-masing. Tetapi bagi mereka yang mengetahui Brahman, segala karakteristik ini lenyap, segala dosa hapus, jiwa
mereka menemui kelepasan abadi.
(6) maharshayah sapta purve
chatvaro manavas tatha
madhava manasa jata
yesham loka imah prajah
artinya :
ketujuh Rsi, keempat orang dimasa laludan para Manujuga menurut sifat-Kulahir dari pikiran-Ku, dan dari mereka
manusia berkembang-biak didunia
ketujuh Rsi yang dimaksud adalah : Marichi, Angiras, Atri, Pulastya, Pulaha, Kratu dan Vasishtha. Keempat orang dijaman purba ialah : Narada, Asita, Devala dan Vyasa. Para manu yang
dimaksud yaitu empat belas : Svayambhuva, Svarochisa, Anuttami, Tamasa, Raivata, Chaksbhuva, Svarochisa, Anuttami,
Tamasa, Raivata, Chakshusha, Vaivasvata, Sarvana, Dakshavarna, Brahmasavarna, Dharmasavarna, Rudrasarvana, Rauchya dan Bhautya. Jaraj waktu diantara kelahiran dua orang
manu disebut manvantara (manu + antara), yang diartikan sebagai satu periode bangsa manusia dimana setiap munculnya seorang manu muncul pulalah bangsa manusia dalam satu kalpa (hari Brahman). Manu sebagai manusia pertama, adalah pencipta
284
Bhagavadgitha Bebel
dan penegak hukum dan undang-undang kehidupan manusia (lihat pula sloka IV.1)
(7) etam vibhutim yogam cha
mama yo vctti tattvatah
so 'vikampena yogena
yujyate na 'tra samsayah
artinya :
dia yang benar-benar mengetahui yoga dan Keagungan-Ku ini akan memiliki
keseimbangan jiwa dengan keteguhan yogahal ini tidak usah diragukan lagi
perkataan vibhuti berarti : nilai istimewa, keagungan. Mereka yang mengetahui Yoga dan Keagungan Brahman memiliki juga
kekuatan dan budi pekerti yoga, dengan yoga mana mereka mengambil bagian aktif dalam melaksanakan ajaran-ajaran Rasul
Brahman.
(8) aham sarvasya prabhavo
mattah sarvam pravartate
iti matva bhajante mam
budha bhavasamanvitah
artinya :
Aku ini adalah asal-mula segalaDari Aku segala sesuatu tumbuh pertama
Mengetahui ini orang bijaksana memuja-KuDengan rasa sadar sepenuh kalbu
mulai dengan sloka ini Krisna menyatakan diri-Nya bahwa ia adalah Isvara, Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan materi
kehadiran dunia ini.
(9) machchitta madgataprana
bidhayantah parasparam
285
Bhagavadgitha Bebel
kathayantas cha mam nityam
tushyanti cha ramanti cha
artinya :
pikiran mereka terpaku pada-Kuseluruh hidup mereka serahkan pada-Ku
saling memberi penerangan dan membicarakan Akumereka merasa puas dan bahagia pada-Ku
dengan jalan menyerahkan seluruh hidup kepada Brahman (seperti telah dijelaskan oleh Krisna dalam sloka IX.34) orang
dapat mencapai kepuasan dan bersama Brahman. Adapun kepuasan dan kebagian yang dimaksudkan dalam sloka ini
adalah apabila semua kahausan akan hawa nafsu dan keinginan pribadi telah lenyap.
(10) tesham satatayuktanam
bhajatam pritipurvakam
dadami buddhiyogam tam
yena mam upayanti te
artinya :
kepada mereka yang terus-menerus mengabdidan memuja Aku dengan kasih sayang
Aku anugerahkan yoga budipekertiDengan ini kepada-Ku mereka datang
Kasih-sayang diantara Brahman dan mereka mengabdi-Nya dan yoga budipekerti yang mereka terima dari Brahman melahirkan
kekuatan pengertian yang mengahncurkan segala ketidaktahuan dan kegelapan yang selama ini menyelubungi jiwa mereka.
(11) arjuna uvacha:
param brahma param dharma
pavitram paraman bhavan
purusham sassvatam divyam
adidevam ajam vibhum
286
Bhagavadgitha Bebel
artinya :
arjuna berkata:Engkau adalah Brahman, Yang Maha Tinggi
Tatha Tertinggi, Pensuci Tertinggi, Manusia SuciKekal-Abadi, Dewata pertama dari semua dewata
Tak-terlahirkan, Maha Kuasa meliputi segala
(12) ahus tvam rishayah sarve
devarshir naradas tatha
asito devalo vyasah
svayam chai 'va bravishi me
artinya :
semua rsi mengatakan tentang engkau beginidemikian juga Rsi-Sakti Narada,
Asita, Dewala serta Vyasa, dan kiniEngkau sendiri berkata kepadaku pula
Arjuna menerima vibhuti (keagungan dan nilai istimewa). Krisna sebagai Rasul Brahman, dan mengekui kebenaran apa yang telah diuraikan oleh Krisna kepadanya. Rahasia budipekrti tertinggi telah terungkapkan baginya dan arjuna kini tidak
merasa bimbang ragu lagi, percakapannya dengan Krisna telah memberi pengertian kepadanya tentang priunsip-prinsip Brahman, namun demikian, Arjuna masih membutuhkan
penjelasan-penjelasan mengenai pelaksanan ilmu-pengetahuan dan yoga budipekerti dalam kehidupan sehari-hari.
(13) sarvam etad ritam manye
yam mam vadasi kesava
na hi te bhagavan vyaktim
vidur deva na danavah
artinya :
aku percaya akan segala kebenaranyang Engkau katakan kepadaku, oh kesawa
tetapi tidak para dewapun tidak raksasamengetahui manisfestasi-Mu, oh Bagawan
287
Bhagavadgitha Bebel
(15) svayam eva 'tmana 'tmanam
vettha tvam purushottama
bhutabhavana bhutesa
devadeva jagatpate
artinya :
benarlah engkau sendiri mengetahuidiri-Mu sendiri demgam Atman sendiri
oh Manusia Utama, sumberr segala insaniTuhan segala mahkluk segala dewata dunia ini
(16) vaktum arhasy aseshena
divya hy atmavibhutayah
yabhir vibhutibhir lokan
imams tvam vyapya tishthasi
artinya :
terangkanlah dengan sesungguhnya kepadakutanpa tedeng aling-aling manisfestasi suci-Mu
Engkau, dengan manisfestasi suci-Mu iniMeliputi seluruh alam semesta ini
(Purushottama = purusha + utama = manusia utama = Krisna) perkataan vibhutayah berarti : manisfestasi. Walaupun dalam
Bab-bab terdahulu arjuna telah mendengar uraian tentang Brahman panjang lebar, namun dengan penuh enthusiasme ia
masih bertanya kepada Krisna, Gurunya. iA mengharapkan agar krisna menerangkan segala-galanya tanpa tendeng aling-aling,
tanpa ada yang ketinggalan (aseshena)
(17) katham vidyam aham yogim
stvam sada pearichintayan
keshu-keshu cha bhaveshu
chintyo 'si bhagavan maya
artinya :
288
Bhagavadgitha Bebel
betapakah aku dapat mengetahui Engkauapakah dengan meditasi konstan, oh Mahayogi?Dalam berbagai aspek yang manakah EngkauHendaknya aku renungkan, wahai bagawan
Untuk dapat menyatukan pikiran orang harus memusatkan perhatian keoada sesuatu objek tertentu. Inilah langkah pertama yang harus dillakukan oleh seseorang yang hendak menempuh jalan yoga. Sebagai Rasul Brahman, Krisna memiliki yogamaya,
keagungan dan nilai-nilai dalam kesempurnaannya, sudah selaknya dapat julukan dari Arjuna sebagai Mahyogi (Yogi Yang
Tertinggi) atau Yogeswara (yogi +Iswara = Tuhannya yogi). Dengan maksud mencapai tujuan yang sebaik-baiknyalah Arjuna bertanya tentang aspek Brahman yang harus direnungkan dalam
meditasi. (Mahayogi = Yogeswara = bagawan = krisna).
(18) vistarena 'tmano yogam
vibhutim cha janardana
bhuyah kathaya triphir bi
srinvato na 'sti me 'mritam
artinya :
uraikan lagi selengkapnya kepadakuoh Janardana, tentang keagungan dan yoga-Musebab telingaku tak jemu-jemu mendengarkanajaran-Mu bagaikan madu sejuk menghidupkan
(Jnardana=Krisna). Dalam tujuh sloka tersebut diatas (sloka 12 sampai dengan sloka 18) arjuna memajukan pertanyaan atas keyakinannya terhadap ajaran-ajaran Krisna, dimana Arjuna mengahrapkan mansifestasi objektif Brahman dan petunjuk-
petunjuk pelaksanaan yoga dan budipekrti.
(19) sribhagavan uvacha:
hanta te kathyayisyami
divya hy atmavibhutayah
pradhanyatah kurussreshtha
na sty anto vistarasya me
289
Bhagavadgitha Bebel
artinya :
Sri Bagawan berkata:Baiklah, hendak Ku-nyatakan kepadamuWujud suci-Ku, tetapi terutama hanya
Dari yang penting-penting saja, oh KurusetraSebab tak habis-habisnya perincian-wujud-Ku
Perkataan kurusetra berarti : purta terbaik dari keturunan bangsa Kuru, jadi Arjuna dipandang putra yang terbaik dari seluruh
keturunan bangsa kuru.
Krisna menjelaskan wujud atau manisfestasi Brahman yang penting-penting saja menurut tingkatan yang paling tinggi
seterusnya kebawah
(20) aham atma gudakesa
sarva bhutasaya sthitah
aham adis cha madhyam cha
bhutanam anta eva cha
artinya :
Aku adalah jiwa yang terdiam dalam hatiSegala insani wahai Gudakesa
Aku adalah permulaan, pertengahanDan penghabisan dari mahkluk semua
Didalam menguraikan segala sesuatunya tentang Brahman dan manisfestasi-Nya, Bhagavadgita memperlakukan kosmologi
sama dan berbarengan, tidak secara terpisah-pisah. Hal ini dapat dilihat dalam sloka diatas dan sloka-sloka berikiutnya (dan juga sloka VII.4). tetapi untuk menyatakan manisfestasi atau wujud
Brahman yang penting-penting saja, yang teruatama sekali adalah Atman (jiwa), sebab seluruh dan gerakan dan hidup
dalam keseluruhan alam-semesta ini dimilai dan dibuat harmonis oleh Atman ini. (Gudakesa = penakluk rasa kantuk, yaitu Arjuna
sendiri)
(21) adityanam aham vishnur
jyotisham ravir amsumam
marichir marutam asmi
290
Bhagavadgitha Bebel
nakshatranam aham sasi
artinya :
diantara Aditaya, Aku adalah Wisnudiantara cahaya, Aku adalah matahari
diantara angin, Aku adalah Marichidiantara bintang , Aku adalah rembulan
setelah jiwa seperti disebutkan dalam sloka terdahulu, manisfestasi Brahman yang berikut adalah wujud-wujud kosmos yang bercahaya-cahaya, disebut aditya, yang berjumlak 12 (dua
belas) masing-masing memimpin cahaya-cahaya ini adalah wisnu, wujud kosmos brahman yang berikut adalah matahari (ravi), yang setiap hari kita saksikan paling bercahaya, tetapi merupakan bagian daripada kosmos aditya yang memimpin
segala cahaya tiap bulannya.
Kemudian wujud kosmos Brahman dalam marut adalah Marichi, yaitu nama yang diberikan kepada angin yang paling penting,
seperti topan, puyuh, ribut dan sebagainya. Sesungguhnya perkataan marut bukan saja berarti angin, melainkan juga berarti unsur-unsur sinar yang menembus udara (termasuk angin) dan nafas hidup (baik nafas kosmos maupun nafas mahkluk seperti
manusia, binatang dan sebagainya).
Jadi Marichi adalah yang terpenting dalam angin, unsur sinar yang menembus udara dan nafas-hidup).
Diantara konstelasi bintang-bintang, maka manisfestasi Brahman adalah rembulan. Tetapi dalam hiubungan sloka ini rembulan hendaknya jangan ditafsirkan menurut objek-objek astronomi
yang nyata, dimana sesungguhnya rembulanbukanlah milik sinar cahaya unik sendiri yang melebihi bintang-bintang, melainkan harus diartikan dalan hubungannya dengan keindahan bahasa
Bhagavadgita (yaitu bahasa sangsekerta) dimana perumpamaan keindahan rembulan melebihi bintang-bintang diwaktu malam. Keindahan inilah yang dimaksud terpenting oleh Krisna sebagai
manisfestasi Brahman, dan bukan rembulan sebagai objek nyata dan astronomi.
Memang nilai-nilai agung dan istimewa tentang Brahman ini tidaklah mudah untuk dapat dimengerti, dari kenyataan-
kenyataan objektif biasa. Oleh karenanya perlu contoh dan perumpamaan (simili), baik dalam arti sesungguhnya maupun
arti kiasannya.
291
Bhagavadgitha Bebel
(22) vedanam samavedo 'smi
devanam asmi vasanah
indriyanam manas cha 'smi
bhutanam asmi chetana
artinya :
dari semua Weda Aku adalah Samavedadari semua Dewata Aku adalah Indradari semua Indria Aku adalah pikiran
dari semua mahkluk Aku adalah kesadaran
dari ketiga-tiga kitab suci Weda samaveda-lah yang dipandang paling indah, mengandung nyayian suci pujaan keagungan Brahman. (mengenai kitab suci Weda, lihat juga keterangan
sloka IX.17).
yang dimaksudkan dengan Indria ialah pancaindria dimana pikiran merupakan titik pusatnya. Diantara mahkluk-mhkluk
hidup didunia ini, yang tertinggi adalah mahkluk yang memiliki kesadaran (intelek)
(23) rudranam samkaras cha 'smi
vitteso yaksharakahm
vasunam pavakas cha 'smi
meruh sikharinam aham
artinya :
diantara Rudra, Aku adalah Sankaradiantara Yaksa dan raksasa, Aku adalah Kubera
diantara para Wasu, Aku adalah Pawakadiantara semua gunung, Aku adalah Mahameru
rudra juga disebut Siwa, yaitu personifikasi kehancuran dan kemusnahan. Menurut kitab-kitab suci Weda, Upanishad dan
purana ada sebelas Rudra atau sebelas kehancuran-kemusnahan yang dapat mengeluarkan bunyi yang hebat mengerikan (rudra) seperti misalnya gunung meletus, gempa bumi, petir menyambar dan sebagainya. Tetapi diantara kesebelas kemusnahan itu ada
yang mendatangkan kebahagian yang disebut Sankara.
292
Bhagavadgitha Bebel
Yaksa dan Raksasa adalah sebangsa mahkluk (bukan manusia dan bukan binatang) yang berasal dari satu keturunan. Mahkluk ini dinyatakan memiliki sifat-sifat jahat, namun diantara mereka Kubera (juga disebut dengan nama Vittesa) adalah yang terkaya,
terbaik dan memiliki sifat-sifat istimewa.
Wasu adalah personifikasi (penjelmahan) daripada kecemeriangan, kebaikkan, kedermawanan, kesucian dan sebagainya, yang berjumlah delapan. Yang teristimewa
diantaranya adalah Pawaka.
Mahameru adalah puncak tertinggi di Gunung Himalaya, yang merupakan gunung yang tertinggi didunia.
(24) purodhasam cha mukhyam mam
viddi partha briphas[atim
senaninam aham skandah
sarasam asmi sagarah
artinya :
ketahuilah pula diantara pendita sucioh parta, Aku adalah penditaBrihaspati
diantara jendaral perang Aku adalah Skandadiantara danau Aku adalah samudera
Brihaspati adalah prototipe dari semua pendita yang dapat menghubungkan manusia dengan Brahman. Skanda (juga dapat
disebut dengan nama Kartikeya) dilkenal sebagai jendral angkatan perang yang paling baik dan paling bijaksana.
(25) maharshinam bhigur aham
giram asmy ekam aksharam
yajnanam japayanto 'smi
sthavaranam himalayah
artinya :
Aku ini Brigu diantara Rsi (didunia)Aku ini AUM diantara ucapan suci
293
Bhagavadgitha Bebel
Aku ini meditasi sunyi diantara cara memujaAku ini gunung himalaya diantara benda-benda mati
Brigu adalah rsi yang menjadi suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari. Ucapan suci aksara-tunggal AUM berarti Brahman (lihat juga sloka VIII.13 dan sloka VII.8) meditasi sunyi (yapa) adalah suatu cara yang dipandang paling baik untuk memuja
Tuhan, sebab cara ini dengan langsung menghubungkan pemuja dengan yang dipuja dalam situasi dan lingkungan yang hening-
sunyi. Memuja tuhan bukanlah suatu "standing sosial' yang harus diperlihatkan kepada publik sebagai suatu penilain sosial
terhadap moral spiritual melainkan suatu persyaratan atas tanggung-jawab seseorang kepada kepercayaan dan keyakinan
terhadap dirinya dan terhadap Tuhan-nya, yang harus merenungkan dalam semedi atau meditasi-sunyi
Dalam sloka ini gunung himalaya disebut sebagai suatu kiasan betapa kuat dan teguhnya manisfestasi Brahman itu.
(26) asvatthah sarvavrikshanam
devarshinam cha naradah
gandharvanam chitraratha
siddhanam kapilo munih
artinya :
dari segala kayu-kayuan Aku adalah Aswathadari semua dewa rsi Aku adalah Narada
diantara Gandharva Aku adalah Chitaratadiantara muni sempurna Aku adalah kapila
pohon kayu asvattha adalah sebangsa 'fikus religiosa' dari keluarga pohon beringin. Narada adalah Rsi yang merupakan
penghubung diantara dua golongan spirituil, yaitu manusiadan para dewata (mahkluk yang bercahaya-cahaya). Gandharwa juga merupakan mahkluk spirituil yang mempunyai tingkatan diantara manusia dan para dewata. Diantara mereka Chitarata-lah yang paling utama Kapila, filosofi dan muni-sempurna, adalah pendiri
aliran falsafah samkhya, yang membedakan purusa dengan prakriti atau dengan benda-jasmaniah.
(27) uchchaihsravasam asvanam
viddhi mam amritodbhavam
294
Bhagavadgitha Bebel
airavatam gajendranam
naranam cha naradhipam
artinya :
ketahuilah diantara bangsa kudaAku Ucaihhswara lahir dari madu amrita
Diantara gajah perkasa Aku adalah AirwataDiantara manusia biasa Aku adalah maharaja
uchcaiharava adalah nama kuda kenaikkan indara amrita ialah air suci, manis sejuk menghidupkan yang juga dipergunakan
dalam upacara persembahyangan. Airwata adalah nama gajah juga kepunyaan Indra
(28) ayudhanam aham vajram
dhenunam asmi kamadhuk
prajanas cha 'smi kandarpah
sarpanam asmi vasukih
artinya :
bajra diantara semua senjata adalah AkuKamandhenu diantara sapi-sapi adalah Aku
Dalam membiakkan keturunan Kandarpa adalah AkuDiantara semua ular Wasuki adalah Aku
Bajra adalah senjata kepunyaan Indra. Kamadhem, juga disebut kamadhuk, yaitu sapi kepunyaan Rsi Vasista. Kandarpa adalah
dewa-asmara (dewa-cinta) dan Wasuki raja dari segala ular.
(29) anantas cha 'smi naganam
varuno yadasam aham
pitrinam aryama cha 'smi
yamah samyamatam aham
artinya :
diantara naga Aku adalah Anantadiantara penguasa air Aku adalah waruna
295
Bhagavadgitha Bebel
diantara arwah leluhur Aku adalah Aryamadiantara penegak-hukum Aku adalah yama
ananta adalah naga kepunyaan wisnu, Aryama adalah leluhur pertama dari kaum waisia (pengusaha-pedagang) yama
disamping sebagai penegak-hukum juga dikenal sebagai dewa kematian, yang mengadili mahkluk setelah ajal sampai sesuai
dengan pahala karma dimasa yang lalu.
(30) prahladas cha 'smi daityanam
kalah kalayatam aham
mriganam cha mrigendro 'ham
vainateyas cha pakshinam
artinya :
Aku adalah Prahlada diantara DaityaAku adalah waktu diantara dasar perhitungan
Aku adalah singa diantara segala binatangAku adalah Garuda diantara segala burung
Prahlada adalah pemimpin mahkluk Daitya, yaitu bangsa raksasa, yang merupakan musuh para dewata. Garuda disebut
pula nama Winata, adalah burung sakti kepunyaan wisnu(31) pavanah pavatam asmi
ramah sastrabhritam aham
jhashanam makaras ch 'smi
srotasam asmi jahnavi
artinya :
Aku adalah angin diantara yang membersihkanAku adalah rama diantara pahlawan kebenaran
Aku adalah Makara diantara segala ikanAku adalah Gangga diantara semua begawan
Rama adalah dari epos Ramayana yang merupakan inkarnasi ketujuh dari wisnu, yaitu wujud kosmos aditya yang paling
bercahaya-cahaya (lihat sloka 21 Bab ini). Makara adalah ikan yang paling menakjubkan (capriconus dalam penanggalam
hindu), yang kepala dan depannya sebagai biri-biri serta badan
296
Bhagavadgitha Bebel
dan ekornya menyerupai ikan. Sungai gangga juga disebut jahnawi, sungai yang mendatangkan kemakmuran.
(32) sarganam adir antas cha
madhyam chai 'va 'ham arjuna
adhyatmavidya vidyanam
vadah pravadatam aham
artinya :
dari segala ciptaan Aku ini, oh arjunaadalah permulaan, akhir dan juga pertengahan
diantara segala ilmu-pengetahuan Aku falsafah Atmandan diantara semua diskusi Aku adalah dialektika
sloka diatas ini khusus membicarakan soal-soal kesusastraan dan ilmu-pengetahuan, dan yang dimaksudkan dengan segala
ciptaan ialah karya-karya sastra, deklamasi, pidato dan ilmiah. Adapun ilmu-pengetahuan yang tertinggi adalah ilmu-
pengetahuan tentang hidup, jiwa, atman dan Brahman Yang Maha Esa. Dalam suatu diskusi ada klarifikasi cara untuk
mencapai kesimpilan yaitu : pertama vada, cara itu menujukkan untuk mencapai kebenaran yang dihormati oleh semau pihak
dan disebut dialektika, kedua Vitanda, cara yang dipergunakan adalah mencari-cari kesalahan argumentasi orang lain tanpa
memberikan pendapat sebagai bahan pertimbangan dan ketiga jalpa, cara yang hanya membenarkan pikiran sendiri dengan
menolak pendapat orang lain, bila perlu dengan teriak dan caci-maki.
(33) aksharanam akaro 'ami
dvandvah samasikasyah cha
aham eva 'kshayah kalo
dhata 'ham visvamukhah
artinya :
Aku adalah huruf A dari semua aksaraAku adalah katamajemuk dari semua kata-kata berpadu
Aku adalah kala-waktu yang tak ada hentinyaAku adalah pengemban bermuka segala penjuru
297
Bhagavadgitha Bebel
Yang dimaksud dengan katamajemuk adalah dvandva, dimana tiap kata bagian mempunyai nilai dan fungsi sama, bukan yang
satu menjadi keterangan atau pelengkap yang lain.
(34) mrityuh sarvaharas cha 'ham
udbhavas cha bhavishyatam
kirtih srir vak cha narinam
smritir medha dhritih kshama
artinya :
Aku ini kematian yang menelan segalanyaAku ini asalmula yang akan ada nanti
Dan dari sifat-sifat wanita Aku iniAdalah kemasyuran dan kemakmuran,Kehalusan budi-pekerti dan kenangan
Kecerdasan keteguhan hati dan kesabaran.
(35) brihatsama tatha samnam
gayatri chandasam aham
masanam margasirsho 'ham
ritunam kusumakarah
artinya :
diantara lagu pujaan Aku adalah Brihatsamadiantara syair suci Aku adalah Gayatri
diantara bulan-bulan Aku adalah Margasirshadiantara musim-musim Aku adalah musimsemi
Brihatsama yaitu lagu pujaan terdapat dalam Samaveda yang dipandang sangat dalam isinya, sedangkan Gayatri adalah syair suci terdapat dalam rigveda yang diucapkan untuk sembahyang
diwaktu fajar dan senjakala. Margasrisha adalah bulan habis panen dan musim orang berlibur dab kerja berat setahunnya.
(36) dyutam ahhalayatam asmi
tejas tejasvinam aham
jayo 'smi vyavasayo 'smi
298
Bhagavadgitha Bebel
sattvam sttvavatam aham
artinya :
Aku ini penjudi diantara bangsa penipuAku adalah keindahan dari semua yang jelita
Aku ini kejayaan dan Aku ini daya-upaya Aku adalah kebaikkan dari segala yang baik
Perkataan penjudi sebenarnya dimaksudkan 'pengambil resiko dengan mempertaruhkan apa yang dimiliki, jadi untuk
menaklukan bangsa penjahat dan penipu orang harus berani mengambil resiko, bila perlu jiwa raga.
(37) vrishninam vasudevo 'smi
muninam apy aham vyasah
kavinam usana kavih
artinya ;
dari keturunan Wrisni Aku ini wasudewadari panca Pandawa Aku ini Dananjaya
dari murni semprna Aku ini Vyasadari biduan-penyair Aku ini Usana
Vyasa adalah pencipta epos Mahabarata dimana Bhagavadgita termasuk didalamnya. Usana juga dipanggil Sukra pengerang Dharmasastra, yaitu buku undang-undang kewajiban hidup.
(38) dando damayatam asmi
nitir asmi jighatam
maunam chai 'va 'smi guhyanam
jnanam jnanavatam aham
artinya :
Akulah kekuatan hukum dari semua penguasaAkulah negarawan diantara yang mengejar kejayaan
Akulah tempat menyimpan segala rahasiaAkulah yang mengetahui segala ilmu pengetahuan
299
Bhagavadgitha Bebel
Perkataan danda berarti : cambuk atau cemeti, yang dipergunakan untuk menghukum orang yang bersalah oleh yang
berkuasa.
Tetapi dalam hubungan sloka ini perkataan danda harus diartikan kekuatan hukum untuk menjatuhkan hukuman yang
adil, sebab Brahman adalah Yang Maha Adil, tidak berat sebelah (lihat pula sloka IX.29 dan 30)
(39) yach cha 'pi sarvabhutanam
bijam tad aham arjuna
na tad asti vina syan
maya bhutam characharam
artinya :
dan selanjutnya apapun, oh arjunabenih segala mahkluk ini adalah Aku
tidak ada sesuatu bisa adabergerak atau tidak bergerak, tanpa aku
(40) na 'nto 'sti mama divyanam
vibhutinam paramtapa
esha tu 'ddesatah prokto
vibhuter vistaro maya
artinya :
perwujudan suci-Ku tiada akhirnyaapa yang telah Ku-katakan, oh Parantapa
hanyalah merupakan ilustrasi belakadaripada keagungan-Ku yang tiada batasnya
dari uraian diatas, ternyata arjuna telah menunjukkan penegrtian yang sangat baik, yang menyebabkan Krisna merasa bahwa
keterangannya sudah cukup jelas
(41) yad-yad vibhutimat sattvam
srimad urjitam eva va
300
Bhagavadgitha Bebel
tad-tad eva 'vagachchhatvam
mama tejomsa sambhavam
artinya :
segala apa saja yang adamemiliki keagungan, keindahan
dan kekuatan, ketahuilah semua itumenjelma daripada bagian fragmen-Ku
(41) athava bahunai 'tena
kim jnatena tava 'rjuna
vishtabhya 'ham idam kristnam
ekamsena sthito jagat
artinya :
tetapi apakah gunanya bagimu, Arjunapengetahuan yang sekecil-kecilnya ini
kupelihara dan kuliputi jagat inihanya dengan sekelumit kecil-Ku yang ada
segala sesuatu yang indah dan agung, segala perbuatan yang menunjukkan heroisme, segala kehidupan yang penuh
pengorbanan, segala kerja yang penuh ketekunan daya upaya dan segala jiwa yang penuh dengan keseimbangan dan
kesesuaian adalah sekelumit bagian alit daripada Brahman.
Ya, sedangkan kosmos kita ini juga hanya merupakan sebagian kecil dari Brahman yang ada diseluruh kosmos, diseluruh waktu
dan diseluruh ruang.
Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu brahmavidyayam
Yogasastre srikarishnarjunasamvade
Vibhutiyogo nama dasamo 'dhyayah
Maka berakhirlah bab kesebelas Upanishad BhagavadgitaMengenai ilmu pengetahuan tentang Yang Maha Esa
Kitab suci yoga dan dialog antara Sri Krisna dan ArjunaYang berjudul VIBHUTIYOGA
301
Bhagavadgitha Bebel
BAB XII
XI. PERCAKAPAN KESEBELAS
VISVA RUPA DARSANA YOGA
Arjuna kini mengerti dan memiliki ilmu-pengetahuan tentang manisfestasi Brahman berkat uraian Krisna kepadanya dengan
penuh kasi-sayang.
Dalam bab keduabelas ini Krisna sebagai manisfestasi Brahman memperlihatkan wujud-Nya dan arjuna setelah menerima mata penglihatan-dewata dapat menyaksikan visi Brahman yang luar
302
Bhagavadgitha Bebel
biasa, sangat agung, ajaib, universiil, tidak-terbatas, luas memenuhi ruang angkasa dan paling utama
Bagaikan sinar seribu matahari, bercahaya, cemerlang diruang angkasa berpusat menjadi satu dalam keseluruhannya, beraneka
warna dengan segala bagiannya.
Brahman adalah waktu, penghancur musuh dunia yang tiba pada masanya yang telah ditetapkan. Maka itu Krisna mengharap agar
arjuna maju dan bertempur melawan musuh-musuhnya.
Arjuna merasa sangat bahagia dapat kesempatan melihat visi brahman, dan ia pun sujud dihadapan Krisna serta mengucapkan
kata : Swasti, swasti, swasti!
Sungguh agung ajaib visi Brahman!
XI. Percakapan Kesebelas
(1) arjuna uvacha:
madanughrahaya paramam
ghuyam adhyatmasamjnitam
yat tvayo 'ktam vachas tena
artinya :
Arjuna berkata:Kini sirnalah keraguan-bimbangankuBerkat rahasia yang tertinggi ajaran
Tentang Adhyatman yang Engkau uraikanDengan kasih sayang kepada-Ku
Walaupun dalam kedua Bab terdahulu Arjuna telah menunjukkan pengertian yang baik sekali terhadap ajaran Krisna, namun
hatinya belum merasa puas juga, lebih-lebih pandangan mengenai Brahman secara memastikan. Oelh karenanya ia mengambil inisiatif dalam Bab ini untuk bertanya lebih jauh.
Sa,pai disini arjuna mengerti bahwa segala sesuatu yang ada didunia ini tidak tumbuh dan hidup olehnya sendiri, dan bahwa segala sesuatunya itu tidak terpisah dengan brahman.sampai disini ilusi atau keragu-bimbangan tentang dunia ini lenyap,
tetapi ia masih ingin mengajukan pertanyaan tentang manisfestasi Brahman sesungguhnya (Adhyatman adalah wujud
303
Bhagavadgitha Bebel
Brahman yang terutama; lihat juga keterangan sloka VIII.3 dan sloka X.20)
(2) bhavapyayau hi bhutanam
srutau vistaraso maya
tvattah kamalapattraksha
mahatmyam api cha 'vyayam
artinya :
kelahiran dan kemusnahan mahkluk apa sajatelah didengar olehku secara terperinci
dari Engkau, wahai Ka,alapatraksasan juga keagungan-Mu yang kekal abadi
perrkataan kamalaptraksha sebenarnya berarti dia yang matanya indah bagaikan daun kembang tetatai (hitam, lembut
dan besar). Oleh karena Krisna memiliki mata yang indah, maka Arjuna memanggil krisna dengan nama julukan demikian.
Permulaan dan akhir atau kelahiran dan kemusnahan, segala mahkluk adalah Brahman (lihat juga sloka X.20).
(3) evam etad yatha 'ttha tvam
atmanam paramesvara
drashtum ichchhami te rupam
aisvaram purushottama
artinya :
benarlah demikian oh Yang Maha Pertamaseperti Engkau telah lukiskan tentang diri-Mu
namun aku ingin menyeksikanrupa suci-Mu, wahai Manusia Utama
perkataanparamewsvara (dari parama + iswara) berarti : Tuhan Yang Maha Pertama. Perkataan paremewsvara atau iswara saja
kedua-duanya berarti Tuhan, yaitu yang maha perkasa, ada dimana-mana, budipekerti yang kekal abadi, yang maha agung,
yang merupakan kekuatan tertinggi dan kebajikkan suci.(Puruhottama = manusia utama = Krisna)
304
Bhagavadgitha Bebel
(4) manyase yadi tach chhakyam
maya drashtum iti prabho
yogesvara tato me tvam
darsaya 'tmanam avyayam
artinya :
kalau engkau berpendapat, oh Yang Maha Kuasaitu mungkin bisa disaksikan olehku,
maka tunjukkanlah jiwa-Muyang kekal abadi, wahai Yogeswara
Krisna juga dipanggil dengan nama Yogeswara, yang berarti "Tuhan Yoga".
(5) sribhagavan uvacha
pasyame partha rupani
sataso 'tha sahasrasah
nanavarnakritini cha
artinya :
Sri Bagawan berkata :Saksikanlah kini rupa-Ku, oh Parta
Beratus-ratus, beribu-ribuSuci, bermacam-ragam wujud-Ku
Beraneka bentuk dan berbagai warna
Melihat manisfestasi Brahman bukanlah suatu mythos atau suatu dongeng, melainkan adalah pengelaman spiritual. Dalam sejarah
suatu agama visi atau penglihatan Tuhan pada suatu jaman adalah merupakan peristiwa monumental yang diakui
kebenarannya. Visi serupa inilah yang dihadapi oleh Arjuna, seperti terlukis dalam sloka ini.
(6) pasya 'dityan vasun rudran
asvinau marutas tatha
bahuny adrishtapurvani
305
Bhagavadgitha Bebel
pasya scharyani bharata
artinya :
lihat para Aditya, Wasu, RudraAswin kembar dan para Marut, oh Barata
Saksikanlah banyak keajaibanYangtidak pernah terlihat sebelumnya
Aditya = yang paling bercahaya-cahaya, yaitu matahari (lihat sloka X.21), Wasu = yang cemerlang, yang suci, yang lebih baik
dan sebagainya (lihat sloka X.23) Rudra = kehancuran-kemusnahan (lihat sloka X.23). aswin = fajar, Marut = angin
(lihat sloka X.21) dan Barata = Arjuna)
(7) ihai 'kastham jagat kritsnam
pasya 'dya sachracharam
mama dehe gudakesa
yach 'nyad drashtum ichchhasi
artinya :
lihatlah seluruh alam-semesta kiniyang bergerak dan yang tak bergerak apa saja
yang engkau ingin lihat wahai Gudakesasemuanya berpusat dalam badan-Ku ini
(8) na tu mam sakyase drashtum
aneuai 'va cvachakshusha
divyama dadami te chakshuh
pasya me yogam aisvaram
artinya :
tetapi engkau tak mungkin kiranya biasamelihat Aku dengan matamu sendiri ini;Aku berikan engkau penglihatan dewasaSaksikanlah kekuatan-Ku yang suci-sakti
Perkataan daivya-chakshus berarti : penglihatan dewata, atau penglihatan sakti. Disini dimaksudkan bahwa mata-manusia
306
Bhagavadgitha Bebel
biasa hanya dapat melihat yang kelihatan nyata diluar saja, sedangkan jiwa harus dilihat dengan mata-hati. Ada ilmu-
pengetahuan yang dicapai dengan kekuatan pancaindria dan intelek kita, tetapi ada pula ilmu-pengetahuan yang hanya
dicapai dengan jalan inspirasi dan wahyu Yang Maha Kuasa.
Penglihatan dewata bikanlah suatu konstruksi berdasarkan kemampuan intelek itu, melainkan suatu pengungkapan
kebenaran yang langsung diluar batas kemampuan pikiran manusia biasa. Penglihatan inilah yang dimaksudkan oleh Krisna.
(9) samjaya uvacha:
evam uktva tato rajan
mahayogesvaro harih
darsayam asa parthaya
paramam rupam aisvaram
artinya :
Sanjaya berkata:setelah berkata demikian, oh tuanku raja
Hari Yogeswara Yang Maha TinggiKemudian menyatakan kepada PartaRupa-Nya Yang Termulia dan Tersuci
Dalam sloka ini sampai dengan sloka 14 Sanjaya kemlbali melaporkan kepada Maharaja Dritarastra apa yang telah terjadi
takkala Sri Bagawan Krisna sebagai manisfestasi Brahman memeperlihatkan rupa-Nya kepada arjuna. Yang dimaksudkan
dengan hari adalah Krisna = Yogeswara (Tuhannya yoga), sedangkan yang dimaksud dengan Tuanku Raja adalah Maharaja Drita rastra, saudara pandu dan ayah kaurawa yang berjumlah seratus orang (tentang Sanjaya dan Maha raja Dritarstra baca
keterangan sloka I.1 dan 2)
(10) aneka vaktra nayanam
anekadbhuta darsanam
aneka divyabharanam
divyanekodyatayudham
307
Bhagavadgitha Bebel
artinya :
dengan beraneka mulut dab matadengan beraneka wujud-gaib luar biasa
dengan beraneka perhiasan dewatadengan senjata terhunus
dengan senjata terhunus, suci aneka warna
(11) dvya malyambara dharam
divya gandhanulepanam
sarvascharyamayam devam
anantam visvatomukkham
artinya :
dengan kalung bunga dan pakaian kayanganminyak dan wangi-wangian suci dari kayangan
tidak terbatas cemerlang kilau-kemilaudengan muka menghadap kesemua jurusan
(12) divi suryasahasrasya
bhaved yugapad utthita
yadi bhah sadrisi sa syad
bhasas tasya mahatmanah
artinya :
bagaikan sinar seribu mataharisemua bercahaya cemerlang diangkasa
demikian kiranya keagungan rupajiwa mulia itu, yang maha tinggi
(13) tatrai 'kastham jagat kritsnam
pravibhaktam anekadha
apasyad devadevasya
sarire pandavas
artinya :
308
Bhagavadgitha Bebel
demikianlah Pandawa melihat alam semestaberpusat menjadi satu dalam keseluruhannya
dengan berbagai aneka warna bagian-bagiannya dalam wujud Tuhan diatas segala dewata
(14) tatah sa vismayavishto
hrishtaroma dhanamjayah
pranamya sirasa devam
kritanjalir abhashata
artinya :
kemudian dia-dananjaya-dengan perasaanpenuh kagum dan bulu roma tegak berdiri
sujud menundukkan kepala dihadapan Tuhanmencakupkan tangan seraya berkata begini
sloka 10 diatas berusaha melikskan betapa banyak mahkluk (mulut dan mata), betapa indah segala benda materi (perhiasan)
dan betapa bermacam alat hidup (senjata) dalam wujud Brahman ini. Selanjutnya sloka 11 menyatakan betapa kemegahan (kalung bunga dan pakaian kayangan) dan
keindahan (minyak dan wangi-wangian suci) serta tidak terbatas (kesemua penjuru) keagungan brahman itu. Kecermelangan cahaya seribu matahari digambarkan dalam sloka 12 adalah suatu smili cemerlangnya ilmu-pengetahuan dan budi pekerti
yang ada pada Brahman.
Dan sloka 13 menyatakan betapa arjuna melihat semua dalam Yang satu menyaksikan Yang Satu dalam semua. Semuanya
berane-warna, namun semuanya satu. Kemudian setelah menyaksikan visi manisfestasi Brahman, maka dengan penuh kekaguman Arjuna sujud menyembah dengan seluruh jiwanya. Demikianlah laporan Sanjaya kepada Maharaja Dritarstra yang
berusaha memberi gambaran apa yang telah dilihat oleh Arjuna kepada Maharaja tersebut?
(15) arjuna uvacha:
pasyami devams tava deva dehe
sarvams tatha bhutavisesha samghan
brahmanam isam kamalasanastham
309
Bhagavadgitha Bebel
rishims cha sarvam uragams cha divyan
artinya :
arjuna berkata :dalam wujud-Mu, aku melihat, oh Tuhan
para dewata dan berbagai tingkat mahkluk lainnyaBrahman duduk diats singgasana kembang teratai
Serta para rsi suci dan naga kayangan
Selanjutnya dari sloka 15 diatas sampai dengan sloka 31. Arjuna sendiri mencoba mengeuarikan pap yang telah disaksikannya
selama visi Brahman menyatakan diri-Nya dihadapannya, adalah tidak mudah bagi arjuna dengan kata-kata manusia yang tak
terbatas jumlahnya, dengan pikiran-pikirannya yang tidak sempurna untuk melukiskan segala sesuatunya tentang
pengelaman spirituil ini.
Naga dalam hubungan ini dibartakan sebagai jangka waktu yang tidak terbatas, atau kelanggengan. Oleh karena itu naga
dianggap suci dan ada didunia lain, dikayangan.
(16) aneka bahudara vaktra netram
pasyami tvam sarvanto nantarupam
na 'ntam na madhyam na punas tava 'dim
pasyami visvesvara visvarupa
artinya :
kulihat Engkau dalam bentuk tak terbatas disumua penjurudengan tangan, perut, muka dan mata tak terhitung jumlahnyatetapi aku tak melihat akhir, pertengahan dan permulaan-Mu
oh Tuhan Seru-Sekalian-Alam, oh rupa Alam-Semesta
(17) kiritinam gadinam chakrinam cha
tejorasim sarvato diptimantam
pasyami tvam durniriskshyam samantad
diptanalarkadyutim aprrameyam
artinya :
310
Bhagavadgitha Bebel
kulihat Engkau dengan mahkota, gada dancakra berkilau-kilau dimana-mana tiada kuasamata memandang cahaya cemerlang disegala
jurusan bagaikan banyak api dan matahari, tiada bandingan
(18) tvam aksharam paranam veditavyam
tvam asya visvasya param nidhanam
tvam avyayah sasvata dharma gopta
sanatanastvam purusho mato me
artinya :
kupikir : Engkau langgeng, agung, harus diketahuiEngkau adalah tumpuan terakhir alam-semesta
Engkau adalah pengawal dharma yang kekal-abadiEngkau adalah Mahkluk Yang Paling Pertama
(19) anadimadhyantam anantaviryam
anantabahum sasisuryanetram
pasyami tvam diptahutasavaktram
svatejasa visvam idam tapantam
artinya :
kulihat Engkau tanpa permulaan, pertengahan dan kesudahankekuatan tak terbatas tangan tek-terhitung banyaknya
bulan dan matahari sebagai Mata-Mu, api pemujaansebagai muka-Mu, cemerlang mengahangati alam-semesta
(20) dyavaprithivyor idam antaram hi
vyaptam tvayai 'kena disas cha sarvah
drishtva 'dbhutam rupam ugram tave 'dam
lokatrayam pravyathitam mahatman
artinya :
ruang antara sorga dan dunia diliputi oleh-Mu belaka pula semua penjuru alam
311
Bhagavadgitha Bebel
Semesta, oh Mahatma dan dikala keajaiban,Kehebatan rupa-Mu kelihatan maka ketiga-
Tiga dunia ini bergetar ngeri ketakutan
Seperti apa yang dilaporkan oleh Sanjaya kepada Mahatma raja Dristarastra tentang visi Arjuna ketika menyaksikan Brahman, maka dari sloka 16 sampai dengan sloka 20 diatas ini dapat kiranya dibayangkan betapa Arjuna sangat kagum, takjub, terharu, bersyukur dan berbagai perasaan kudus meliputi sanubarinya, menyaksikan keagugan Brahman itu. Begitu
banyak, beraneka ragam yang dilihat Arjuna dalam waktu yang begitu singkat, kiranya dapat dibandingkan dengan seseorang yang menyaksikan gambar hidup diatas layar-putih : Sungguh
sukar menceritakan kembali semuanya! Sloka diatas mengingatkan kita kepada personifikasi Brahman dalam wujud Wisnu (lihat juga keterangan sloka X.21), sedangkan sloka 18 melukiskan Brahman sebagai pengawal kebenaran yang kekal
abadi, pegangan hidup atau kepercayaan = agama). Yang dimaksudkan dengan Ketiga-tiga dunia adalah sorga, dunia kita dan neraka (baca juga sloka I.35). maharma = jiwa yang agung.
(21) ami hi twam surarasa,gha visanti
kechid bhitah pranjalayo grinanti
svasti 'ty uktve maharshisiddhasamghah
stavanti tvam stutibbih pushkalabbih
artinya :
disini para dewata masuk kedalam-Mu, diantaranyaketakutan mencakup tangan sujud pada-Mu
dan bergelombang para rsi dan orang-orang sempurnamenyerukan "Swasti" dan menyanyi lagu kudus bagi-Mu
(22) rudraditya vasavo ye sadhya
visve 'svinau marutas cho 'shmapas cha
ghandarva yakshasura siddha samgha
vikshante tvam vismitas chai 'va sarve
artinya :
312
Bhagavadgitha Bebel
para Rudra,Aditya, Sandhya, WasuWiswadewa, Aswin kembar, Marut, Usmapa
Gandharwa, Yaksa, Asura dan SiddhaSemua dengan takjub memandang kepada-Mu
Mengenai para dewataseperi Rudra, Aditya, Wasu, Yaksa dan Gandharwa lihat sloka-sloka X.21,23 dan 26. Sendhya adalah dewata saji-sajian dan mantra Wiswadewa ialah para dewata
yang tingkatanya lebih rendah, Aswin kembar (lihat sloka 6 Bab ini), Usmapa = Pitri = leluhur, Asura = iblis, Siddha = para
setengah dewa (semi-dewata).
Dengan menyerukan perkataan "swasti", berarti menyampaikan salam : "semoga selamat" atau "Brahman melindungi engkau"
atau "hidup"! kalau dihubungkan dengan hidup dalam dunia ini.
(23) rupam mahat te bahuvaktranctram
mahabaho bahubahupadam
bahudaram bahudamshtrakaralam
drishtva lokah pravyathitas tatha 'ham
artinya :
melihat kebesaran rupa-Mu dengan banyak mulut, matadengan banyak tangan, paha dan kaki, wahai Mahabahudengan banyak perut besar dan taring-taring mengerikan
seluruh jagat gemetar, demikian pula aku ketakutan
inilah suatu contoh lukisan yang puitis berlebih-lebihan tentang kebesaran Brahman yang sesungguhnya meliputi alam semesta
seluruhnya, dimana-mana dan sepanjang jaman.
(24) nadhahspisam diptam anekavernam
vyattananam diptavisalanetram
drishtva hi tvam pravyathitantaratma
dhritim na vindami saman cha vishno
artinya :
kulihat Engkau menyentuh langit dengan berbagai warnacemerlang, mulut menganga mata membelak terbuka,
313
Bhagavadgitha Bebel
hati kecilku gemetar ketaj\kutan, terasa benar olehkutiada kekuatan, tiada keseimbangan lagi, oh Wisnu
(25) damshtrakaralani cha te mukhani
drishtvai 'va kalanalasamnibhani
diso na jane na labhe cha sarma
prasida devesa jagannivasa
artinya :
dikala kulihat mulut-Mu dengan taringtaring mengerikan seperti api kiamatmembakar, aku tiada tahu mana arah
dan tiada tempat bernaung, wahai Tuhan lindungilahDewa segala-dewata, tumpuan alam semesta-sekalian
Dalam kedua sloka tersebut diatas Arjuna mencoba terus melukiskan aspek visuil Brahman dalam wujud dan rupa kosmos
yang maha luas tidak terbatas ini.
Disini Brahman disebut dengan berbagai perkataan seperti devesa yang berarti "Dewa dari segala-dewata" dan jagamnivasa
yang berarti : "Tumpuan alam-semesta-sekalian". Dan dalam sloka 24, Brahman disebut Wisnu sedangkan dalam sloka 15
terdahulu Brahman disebut dengan nama 'Barahman'. Adapun brahman dan Wisnu terdahuluadalah dua bagian dari trimurti yang merupakan manisfestasi kosmos Brahman, bagian yang
ketiga dari Trimurti adalah Siwa. Trimurti atau ketiga manisfestasi kosmos Brahman, yaitu Brahman, Wisnu dan Siwa,
adalah merupakan personifikasi daripada Penciptaan, pemeliharaan, dan pemusnahan (atau permulaan, pertengahan
dan akhir). Untuk maksud dan tujuan yang tertentu sring Brahman (Tuhan Yang Maha Esa)hanya dilihat dari satu aspek
saja, misalnya dari aspek penciptaan maka Dia disebut Brahman atau dari aspek pemeliharaan maka Dia dinamakan Wisnu, dan
bila dari aspek pemusnahan maka Dia dipuja sebagai Siwa.
Arjuna merasa tidak mempunyai kekuatan hilang keseimbangan, tidak tahu arah (Barat, Timur, Utara dan Selatan)dan tidak ada pegangan atau tempat berlindung; seluruh hatinya diliputi oleh
perasaan-perasaan takjub dan kagum, ngeri dan teror serta gembira dan bahagia.
(26) ami cha tvam dhritarastrasya putrah
314
Bhagavadgitha Bebel
sarva sahai 'va vanipalasamghaih
bhismo dronah sutaputras tatha 'sau
saha 'smadiyair api yodhamukhyaih
artinya :
disini putera-putera Dristarastra disinipara raja lainya dan juga Bisma, Drona
serta karna sekalia dengan perwira-perwiraangkatan [erang dipihak kami juga
(27) vaktrani te tvaramana visanti
damshtrakaralani bhayanakani
kechid vilahna dasanantreshu
samdrisyante churnitair uttamangaih
artinya :
semuanya berduyun-duyun masuk kedalam mulut-Mupenuh dengan taring-taring sangat mengerikan
ada yang tersangkut diantara taring ini, dan kepala merekaremuk menjadi abu
dengan penglihatan dewata yang diberikan oleh Krisna kepadanya, Arjuna tidak saja menyaksikan apa yang ada
diangkasa luar, diantara bumi dan langit, tetapi juga segala sesuatu yang jauh, dekat, didalam dan diluar. Contohnya adalah apa yang disebut dalam kedua sloka diatas ini, dimana pada saat Arjuna mengadakan percakapan dengan Krisna ini. Arjuna juga
ada ditengah-tengah musuhnya, yaitu Kaurawa, dan balatentaranya sendiri dimedan perang Kuruksetra.
(perkataan sutaputra berarti : anak tukang-kereta-kuda. Disini dimaksudkan Karna, lihat s;oka 1.8)
(28) yatha nadinam bahavo 'mbuvegah
samudram eva 'bhimukha dravanti
tatha tava 'mi naralokavira
visanti vaktrany abhivijvalanti
315
Bhagavadgitha Bebel
artinya :
bagaikan sungai-sungai banjir berlombamengalir menuju samudera, demikian pulapara pahlawan dunia-manusia ini berlomba
masuk kedalam mulut-Mu yang menyala-nyala
(29) yatha praditam jvalanam patanga
visanti nasaya samridddhavegah
tathai 'va nasaya visanti lokas
tava 'pi vaktrani samriddhavegah
artinya :
ibarat anai-anai berlarian terbang kelidah-apiuntuk mati disana, demikian pula manusia ini
berlarian kedalam mulut-Mu dengan amatkencangnya berjatuhan menemui kehancuran mereka
dalam kedua smili tersebut diatas, nyatalah berapa Arjuna menyaksikan manusia karena ketidaktahuan dan hasil karmanya
dimasa lampau berlomba-lomba berlarian menuju kehancuran mereka sendiri dengan disaksikan oleh mulut brahman. Sebab ketidaktahuan dan hasil karma inilah menyebabkan manusia
menemui kehancuran mereka, yang dilukiskan secara meraphora-puitis masuk kedalam mulut Brahman.
(30) Lelihyase grasamanah samantal
Lokan samagran vadahair jvaladbhih
Tejobhir apurya jagat samagram
Bhasas tavo 'grah pratapanti vishno
Artinya :
Engkau penjilat dengan lidah api-MuDisemua penjuru dan menelan mereka semua:Sinar-Mu mengelora memenuhi ruang-angkasa
Membakar alam semesta dengan panas membaraOh Wisnu
(31) akhyahi me ko bhavan ugrarupo
316
Bhagavadgitha Bebel
namo 'stu devavara parasida
vijnatum ichchhami bhavantam addyam
na hi prajanami tava pravrittim
artinya :
nyatakanlah padaku dengan rupa seram, siapakah Engkauoh Tuhan segala dewata, segala puji kepada-Mukasihilah, aku ingin mengetahui siapa Engkau
Yang Maha Tunggal, aku tidak mengerti Tindakan-Mu
Dalam sloka 30 diatas, Wisnu sebagai personifikasi pemeliharan daripada Brahman menonjol sebab ia adalah wujud kosmos
Brahman yang paling bercahaya, diibaratkan sebagai lidah api menjilat-jilat seluruh penjuru dan menelan segala-galanya
dengan sinar-cahaya-Nya yang gilang-gemilang. Dalam hubungan cemerlangnya cahaya inilah Wisnu seharusnya
dipahami dimana ia menelan segala kegelepan dan ketidaktahuannya difahami dimana ia menelan segala kegelapan
dan ketidaktahuan seluruh alam-semesta, termasuk mahkluk manusia sebagai kita ini.
(32) sribgagavan uvacha:
kalo 'smi lokakshayakrit pravriddho
lokan samahartum iha pravittah
rite 'pi tvam na bhavishyanti sarve
ye 'vasthitah pratyanikeshu yodhah
artinya :
Sri Bagawan berkata:Aku adalah waktu, penghancur dunia yang dewasaDatang disii untuk memusnahkan dunia manusia
Walaupun tanpa engkau semua pahlawan iniDalam pasukan berlawan takkan tinggal hidup nanti
(33) tasmat tvam uttishtha yaso labhasva
jitva satrun bhunkshva rajyam samriddham
mayai 'vai 'te nihatah purvam eva
317
Bhagavadgitha Bebel
nimittamatram bhava savyasachin
artinya :
karena itu, bangkitlah engkau dan jayalahtaklukan musuh, nikmati kerajaan sejahtera
oleh-Ku sebenarnya mereka telah hancur musnahjadilah engkau hanya alat belaka, oh Arjuna
(34) dronam cha bhishman cha jayadratham cha
karnam tatha'nyan api yodhaviran
maya hatams tvam jahi ma vyathishtha
yudhyasva jetasi rane sapatnan
artinya :
bunuhlah Drona, Bisma, Jayadrata, Karnadan Pahlawan lainya yang semuanya telah kumusnahkan
janganlah gentar berjoanglah engkau dantaklukan musuh-mushmu dalam pertempuran
didalam ketiga-tiga sloka diatas Sri Bagawan krisna menjelaskan kepada Arjuna, bahwasanya apa yang dilihat dan apa yang sedang berlaku dihadapanya adalah dalam keseluruhannya
merupakan manisfestasi Brahman yang dikerjakan oleh Krisna sendiri.
(35) samjaya uvacha:
etach chhurutva vachanam kesavsya
kritanjalir vepapanamah kriti
namaskritva bhuya eva 'ha krishnam
sagadgadam bhitabbhitah pranamya
artinya :
Sanjaya berkata:Setelah mendengar kata-kata Kesawa
Dengan cemas Arjuna mencakup tanganMenyembah lagi dengan sujud ketakutan
Dan dengan suara gemetar berkata kepada Krisna:
318
Bhagavadgitha Bebel
Kembali lagi Sanjaya memberi laporan kepada Maharaja Dritarastra betapa Arjuna gemetas ketakutan setelah melihat visi
Brahman, dan setelah Krisna menjelaskan apa yang telah dilihatnya serta menganjurkan kepadanya supaya ia bertempur,
menghancurkan kaurawa. Dimana ia sendiri hanyalah alat insidentil belaka daripada kalayuga ini.
(36) arjuna uvacha:
sthane brishikesa tava prakirtya
jagat prahhrishyaty anurajyate cha
rakshamsi bhitani diso dravanti
sarve namasyanti cha siddhasamghah
artinya :
Arjuna berkata:Patutlah dunia merasa senang dan bahagia
Dalam memuja Engkau, wahai HrisikesaPara raksasa lari ketakutan kesegala penjuru
Orang sempurna bersujud menyembah dihadapan-Mu
Perkataan sidhha berarti ; semi-dewata atau orang sempurna (lihat juga sloka 22 Bab ini). Adapun raksasa yang dimaksudkan dalam sloka diatas adalah orang-orang jahat, kafir, ingkar dan
munafik
Dalam sloka 36 ini sampai dengan sloka 46 Arjuna menyatakan perasaan yang penuh emosi kekaguman dan kesujudan kepada
Brahman Yang Maha Esa.
(37) kasmach cha te na nameran mahatman
gariyase brahmano 'py adikartre
ananta devesa jagannivasa
tvam aksharam sad asat tatparam yat
artinya :
tetapi mengapa mereka tak memuja-Mu, oh Mahatmayang lebih agung dari Brahma, pencipta yang pertama
319
Bhagavadgitha Bebel
tak-terbatas, dewa segala dewata, tumpuan semestaabadi, ada dan tiada, melampaui segala yang ada
seperti dalam sloka 15 terdahulu, disini Brahman adalah merupakan salah satu aspek (yaitu penciptaan) daripada
Brahman Yang Maha Esa, seperti halnya dalam sloka 24 dalam Bab ini juga ia sebut dengan aspek pemeliharaan, yaitu Wisnu.
(38) tvam adidevah purushah puranas
tvam asya visvasya param nidhanam
vetta 'si vedyam cha param cha dhama
tvaya tatam visvam anantarupa
artinya :
Engkau adalah Dewa pertama, manusia terdahuluEngkau Tumpuan Tertinggi Semesta, Yang Maha TahuEngkau Yang Harus diketahui, Tujuan Yang TertinggiRupa-Mu tak terbatas, oleh-Mu semesta ini diliputi
(39) vajur yamo 'gnir varunah sasankah
prajapatis tvam prapitamahas cha
namo namaste 'stu sahasrakritvah
punas cha bhuyo 'pi namo namaste
artinya :
Engkau adalah dewa angin, kematian dan apiEngkau adalh dewa laut, rembulan dan prajapati
Leluhur semua mahkluk, bagi-Mu "swasti" seribu kali"swasti","swasti", "swasti" sekali lagi dan lagi
(40) namah purastad atha prishthatas te
namo 'stu te sarvata eva sarva
ananta virryamita vikramas tvam
sarvam samapnoshi tato 'si sarvah
artinya :
320
Bhagavadgitha Bebel
sujud dihadapan-Mu, dibelakang-Mu dan dimana-manaEngkau tidak terbatas dalam kekuatan oh semua
Tak terbandingkan dalam kekuasaan meliputiSegala dan karenanya Engkau adalah segalanya
(41) sakhe 'ti matva prasabham yad uktam
he krishna he yadava he sakhe 'ti
ajanata mahimanam tave 'dam
maya pramadat pranayena va 'pi
artinya :
apapun yang telah kukatakan secara cerobohkepada-Mu karena berpikir kau temanku
tak sadar keagungan-Mu"oh Krisna", "oh Yadawa","oh kawan" semuanya
itu hanya karena kealpaan atau mungkin sebab keakrabanku
(42) yach cha 'vahasartham asatkrito 'si
vihara sayyasana bhojaneshu
eko 'thava 'py achyuta tatsamaksham
tat kshamaye tvam aham aprameyam
artinya :
dan apapun yang kurang sopan dalam bergurau pada-Muwaktu bermain, tidur, duduk-duduk atau waktu makan
sendirian atau dengan yang lain, aku bermohon pada-Mumaaf, oh Yang Maha Teguh, yang tidak terdugakan
(43) pita 'si lokasya characharasya
tvam asya pujyas cha gurur gariyan
na tvatsamo 'sty abhyadhika kuto 'nyo
lokatraye 'py apratimaprabhava
artinya :
321
Bhagavadgitha Bebel
Engkau adalah bapa dari yang bergerak dan yang adaTiada, tujuan memuja, Guru yang mulia, tak ada
Samanya, bagimana mungkin ada yang lebih agungDaripada-Mu diketiga dunia dimana tak terbanding
Kan kebesaran-Mu?
(43) tasmat pranamya pranidhaya kayam
prasadaye tvam aham isam idyam
pite 'va putrasya sakhe 'va sakhyuh
priyah priyaya 'rhasi deva sodhum
artinya :
karenanya dengan menundukkan kepala sujud pada-Mu oh Tuhan, Maha Penyayang aku bermohon restu-Mu
Engkau harus memandangku ba' bapa terhadap putraTeman dengan teman, terkasih dengan yang dikasihinya
(44) adrishtapurvam hrishito 'smidrishtva
bhayena cha pravyathitam mano me
tad eva me darsaya jangannivasa
prasida devesa janganisvasa
artinya :
aku melihat apa yang belum pernah kulihatsebelumya, aku merasa berbahagia tetapi hatiku gemetar
ketakutan, tunjukkanlah rupa-Mu yang semula dulu,oh Tuhan lindungilah, Dewa segala dewata
Tumpuan Alam Semesta
(45) kiritnam gadinam chakrahastam
ichchhami tvam drashtum aham tathai 'va
tenai 'va rupena chaturbhujena
sahasrabaho bhava visvamurte
artinya :
322
Bhagavadgitha Bebel
aku ingin melihat-Mu kembali seperti semula sebelumnya, aku merasa berbahagia tetapi hatiku gemetar
ketakutan, tunjukkanlah rupa-Mu yang semula duluoh Tuhan lindungilah, Dewa segala Dewata
(46) kiritinam gadinam chahrahastam
ichchhami tvam drashtum aham tathai 'va
tenai 'va rupena chaturbhujena
sahasrabaho bhava visvamurte
artinya :
aku ingin melihat-Mu kembali seperti semuladengan mahkota,. Gada dan cakra ditangan
dalam rupa-Mu yang mempunyai empat lengatoh Tangan seribu Yang Berwajah Alam Semesta
(47) sribhagavan uvacha:
maya prasannena tava 'rjune 'dam
rupam param darsitam atmayogat
tejomayam visvam anantam adyam
yan me tvadanyena na drishtapurvam
artinya :
Sri Bagawan berkata:Berkat restu-ku, melalui kekuatan sakti yoga-KuOh arjuna telah siperlihatkan padamu rupa-Ku
Agung, cemerlang, universil, tak-terbatas, terutamaYang kecuali olehmu belum pernah dilihat siapa jua
(48) na vedayajnadhyayanair na danair
na cha kriyabhir na tapobhir ugraih
evamrupah sakya aham nriloke
drashtum tvadayena kuruprahvira
artinya :
323
Bhagavadgitha Bebel
tidak dengan kitab suci weda, pengetahuan, kerjasedekah, upacara persembahyangan atau tapa barata
Aku dapat dilihat dalam rupa ini didunia manusiaOleh siapapun kecuali engkau, wahai Kuruprawira
(49) ma te vyatha ma cha vimudhabhavo
drishtva rupam ghoram idrin mame 'dam
vyapetabhih pritamanah punas tvam
tad eva me rupam idam prapasya
artinya :
melihat rupaku yang mah hebat iniengkau jangan takut dan bingung dihati
terbebas dari takut dan merasa lega didadalihatlah kembali rupa-Ku yang semula
(50) samjaya uvacha:
ity arjunam vasudevas tatho ktva
svakam rupam darsayam asa bhuyah
asvasayam asa cha bhitam enam
bhutva punah saumyavapur
artinya :
Sanjaya berkata:Setelah berkata demikian kepada Arjuna
Dan memperlihatkan kepadanya rupa-Nya semulaSetelah Mahatma kembali dalam bentuk lemah lembut
Wasudewa menenagkan hatinya yang kalang kabut
(51) arjuna uvacha:
drishtve 'dam manusham rupam
tava saumyam janardana
idanim asmi samvrittah
sachetah prakritim gatah
324
Bhagavadgitha Bebel
artinya :
arjuna berkata :melihat rupa manusia-Mu kembali
yang lemah lembut, wahai Janardanaaku kini menjadi tenang lagi
(52) sribhagavan uvacha:
sudurdarsam idam rupam
drishtavan asi yan mama
deva apy asya rupasya
niyam darsanakankshinah
artinya :
Sri bagawan berkata:Sungguh sukar dilihat rupa-Ku iniYang engkau telah dapat saksikan
Sedang para dewatapun selalu mengharapakan
(53) na 'ham vedair na tapasa
na danena na che 'jyaya
sakya emamvidho drashtum
drishtavan asi mam yatha
artinya :
Aku tidak bisa dilihat dalam rupaSeperti yang engkau telah saksikan pula
Biarpun dengan kitab suci weda, tapabrataMaupun dengan sedekah atau upacara-upacara
(54) bhatya tv ananyaya sakya
aham evamvidho 'rjuna
jnatum drashtum cha tattvena
praveshtum cha paramtapa
325
Bhagavadgitha Bebel
artinya :
tetapi dengan pengabdian juayang hanya terpusatkan, oh Arjuna
Aku dapat diketahui jugaSesungguhnya dapat dilihat, Parantapa
(55) matkarmamakrin matparamo
madbhaktah sangaverjitah
nirvairah sarvabhuteshu
yah sa mam eti pandava
artinya :
yang bekerja bagi-Ku, menjadikan Aku tujuannyaberbakti kepad-Ku tanpa kepentingan
pribadi tiada bermusuhan terhadap segala insanadialah yang datang kepada-Ku, oh Pandawa
sloka inilah yang sesungguhnya merupakan intisari ajaran Bhagavadgita : melakukan kewajiban kita, mengarahkan
kewajiban tersebut kepada Brahman, melepaskan jiwa kita dari segala nafsu kepentingan pribadi, bebas dari rasa bermusuhan
dengan semua mahkluk hidup dan berbakti kepada-Nya, apapun tugas pekerjaan kita dalam hidup ini.
Melihat visi Brahman, seperti yang dialami oleh Arjuna, bukanlah merupakan sesuatu yang harus dicapai terakhir, melainkan harus
terus berusaha sehingga menjadi satu dengan Brahman, itulah kebenaran terakhir.
Ity srimad bhagavadgitasupanishatsuBrahmavidyayam
Yogasastre srikrishnarjunasamvade
Visvarupadarsanayogo namai kadaso
Visvarupadarsanayogo namai kadaso dhyayah
Maka berakhirlah bab ini UpanishadBhagavadgita mengenai ilmu-pengetahuan
Tentang Yang Maha Esa, kitab suci Yoga
326
Bhagavadgitha Bebel
Dan dialog antara Sri Krisna dan Arjuna yang berjudulVISVARUPADARSANAYOGA
BAB XIII
XIII. PERCAKAPAN KEDUABELAS
327
Bhagavadgitha Bebel
BHAKTI YOGA
Arjuna bertanya, orang yang berbakti menyembah wujud Brahman dan orang yang berbakti menyembah Brahman Yang
Abstrak, mana yang mahir dalam yoga
Dalam bab ini Krisna menjawab bahwa orang yang menyatukan pikiran, memiliki kepercayaan tawakal berbakti menyembah wujud Brahman adalah terbaik. Tetapi sesungguhnya kedua-
duanya menuju brahman.
Banyak cara berusaha untuk berbakti menyembah wujud brahman : dengan jalan yoga biasa, dengan jalan ilmu-
pengetahuan, dengan jalan meditasi, dengan jalan kerja tanpa mengharapkan hasil keuntungan dan dengan jalan kedamaian
hati.
Sama terhadap kawan dan lawan, sama terhadap suka dan duka, sama terhadap panas dan dingin, sama terhadap puji dan maki,
pendiam prihatin dan berbaktilah menyembah Brahman.
XII. Percakapan Keduabelas
(1) arjuna uvacha:
evam satatayukta ye
bhaktas tvam paryupasate
ye cha 'py aksharam avyaktam
tesham ke yogavittamah
artinya :
Arjuna berkata:Jadi, penganut yang tawakal senantiasaMenyembah Engkau dan yang lain lagi
Menyembah yang Abstrak, yang kekal abadiYang manakah lebih mahir dalam yoga?
Disini arjuna mengajukan pertanyaan kepada Krisna, perihal tujuan berbakti itu, sebab, dalam kenyataan hidup sehari-hari
ada orang yang berbakti dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa, Yang Abstrak, Yang Tidak Tersonifikasikan dan ingin bersatu
dengan-Nya, sedangkan yang lain lagi bebakti dan menyembah Tuhan Yang Maha Easa, Yang Tersonifikasikan Dalam Dunia
328
Bhagavadgitha Bebel
Manusia dan Alam Semesta, seperti Rasul atau Nabi atau Avatara atau Dewata, dan ingin bersatu dengan-Nya.
Manisfestasi atau personifikasi Tuhan Yang Maha Esa Yang Tidak termanisfestasikan, Yang Abstrak, yang Absolut ataukah Tuhan
Yang Maha Esa, Yang termanisfestasikan Mahatma, Purushottama, Brahman, Wisnu, siwa? Inilah pertanyaan Arjuna!
(2) sribhagavan uvacha:
mayy avesya mano ye mam
nityayukta upasate
sraddhaya parayo 'petas
te me yuktatama matah
artinya :
Sri Bagawan berkata:Yang menyatukan pikiran berbakti kepada-Ku
Menyembah aku dan tawakal selaluMemiliki kepercayaan yang sempurna
Merekalah Ku-pandang terbaik dalam yoga
Dalam sloka ini dengan jelas Krisna menjawab bahwasanya ia yang menyembah Tuhan Yang Maha Esa, yang
Termanisfestasikan dengan Awatara-Nya adalah pengenut yang terbaik, seorang Bhakta yang saleh
(3) ye tv aksharam anirdesyam
avyaktam paryupasate
sarvatragam achityam cha
kutastham acchalam dhruvam
artinya :
tetapi mereka yang memujaYang Kekal-abadi, Yang Tak Terjerumuskan,
Yang Tak-nyata Yang melingkupi segala,Yang tak terpikirkan
Yang Tak-berobah, Yang Tak-bergerakYang Konstan
329
Bhagavadgitha Bebel
(4) samniyamye 'ndriyagramam
sarvatra samabuddhayah
te prapnuvanti mam eva
sarvabhutahite ratah
artinya :
dengan menahan pancainria hawa nafsuselalu seimbang dalam segala situasiberusaha guna kesejahteraan insani
mereka juga datang kepada-Ku
selain daripada menahan hawa nafsu, maka berusaha untuk kesejahteraan semua mahkluk adalah juga merupakan syarat mutlak bagi mereka yang memuja dengan meditasi (upasana)
Tuhan Yang Maha Esa. Yang Tak-termansifestasikan
(5) klesho 'dhikataras tesham
avyaktasakta chetasam
avyakta hi gatir dunkham
dehavadbhir avapyate
artinya :
kesukaran pada orang yang pikirannnyaterpusat pada Yang Tak termanisfestasikan
lebih besar, Sebab Yang Tak termanisfestasikansukar dicapai orang yang dikuasai jasmaninya
adalah sangat sukar untuk menyetukan jiwa dan memusatkan pikiran pada Tuhan Yang Maha Esa, Y ang Tak-
termanisfestasikan, Yang Tak-terpikirkan, lebih-lebih kalau orang masih dikuasai oleh badan jasmaninya dengan segala macam kebutuhan duniawi selama orang masih hidup dalam dunia ini.
Namun betapapun sukarnya, barang-siapa yang dengan pendidikan dan latihan-latihan berusaha dengan sungguh-
sungguh memuja dan merernungkan secara menyeluruh Yng Tak-termanisfestasikan, pada waktunya pasti juga mencapai
Brahman.
330
Bhagavadgitha Bebel
(6) ye tu sarvani karmani
mayi samnyasya matparaah
ananyenai 'va yogena
mam dhyayanta upasate
artinya :
tetapi sesungguhnya mereka yang menumpahkansegala kegiatan hidup mereka kepada-Kumemikirkan bermeditasi hanya pada-Ku
dengan kebaktian yang terpusatkan
(7) terham aham samuddharta
mrityu samsara sagarat
bhavami nachirat partha
mayy avcsita chetasam
artinya :
yang pikiran mereka tertuju kepada-Kudengan segera dan langsung Akuoh parta, bebaskan mereka dari
lautan sengsara hidup lahir dan mati
dalam kedua sloka diatas dengan jelas Krisna menekankan bahwasanya kebaktian kepada Tuhan yang Maha Esa dengan
melalui Awataranya (Rasul-Nya) adalah merupakan pengabdian yang terbaik untuk membebaskan diri dari gelombang lautan
sengsara yang pasang-surut.
(8) mayy eva mana adhatsva
mayi buddhim nivesaya
nivasishyasi mayy eva
ata urdhvam samsayah
artinya :
331
Bhagavadgitha Bebel
pusatkan pikiran hanya pada-Kubiarlahg intelekmu berdiam pada-Kuhanya didalam-Ku engkau hidup mati
dan ini tidak bisa disangsikan lagi
(9) atha chittam samadhatum
na sakhnosi mayi sthiram
abhyasayogena tatp
mani ichchha 'ptum dhanamjaya
artinya :
namun apabila engkau tiada kuasamemusatkan pikiranmu dengan teratur kepada-Ku
maka usahakanlah mencapai Akudengan jalan yoga biasa wahai dananjaya
(10) abhyase 'py asamartho 'si
matkarma paramo bhava
madartham api karmani
kurvan siddhim avapsyasi
artinya :
bila engkau tak-sanggup melakukan yogamaka pusatkanlah semua pengabdian kepada-Kudengan segala kegiatan kerjamu demi untuk-Ku
engkau pasti akan mencapai kesempurnaan
(11) athai 'tad apy asakto 'rsi
kartum madyogam asritah
sarva karma phala tyagam
tatah kuru yatatmavan
artinya :
apabila ini juga tiada bisa engkau lakukanmaka berlindunglah dalam keajaiban
332
Bhagavadgitha Bebel
kekuatan-Kudan tanggalkan semua keuntungan pahala kerjamu
dengan jiwamu teguh terkendalikan
(12) sreyo hi jnananm abhyasaaj
jnanad dhyanam visishyate
dhyanat karma phala tyagas
tyagach chhantir anantaram
artinya :
dari melakukan yoga bisa lebih baik pengertiandaripada (hanya) pengertian lebih baik meditasi
dari meditasi lebih baik kerja tanpa hasil keuntungandari kerja lebih baik kerja tanpa hasil keuntungan
(13) adveshta sarva bhutanam
maitrah karuna eva cha
nirmano nirahamkarah
sama dunkha sukhah kshami
artinya :
dia yang mempunyai itikad kebajikkansikap bersahabat dan ramah tamah
bebas dari rasa egosime dan keangkuhansama dan suka dan duka rela memaafkan
(14) samtushtah satatam yogi
yatatama driddhaninischayah
mayy arpita mano buddhir
yo madbhaktah sa me priyah
artinya :
yang selalu prihatin, menguasai diribertekad teguh, mendeasikan pikiran
dan pebgertian kepadaku, dialah inilah
333
Bhagavadgitha Bebel
yogi penganut-Ku, yang Ku-kasihi
(15) yasman no 'dvijate loka
lokan no 'dvijate cha yah
harshamarsha bhayodvegair
muktho yah sa cha me priyah
artinya :
dia oleh siapa dunia ini tidak diganggudan tidak terganggu oleh dunia ini
yang bebas dari kesenangan, kemurkaanketakutan dan agitasi, dia inilah Ku-kasihi
(16) anapekshah suchir daksha
udasino gatavyathah
sarvarambha parityagi
yo madbhaktah sa me priyah
artinya :
dia yang tidak mengaharap-harap suciahli dalam kebaktian, tak hirau apa-apatak-terganggu, bebas dari segala usaha
dialah penganut-Ku yang Ku-kasihi
(17) yo na hrishyati na dveshti
na sochati na kankshati
subhasubha parityagi
bhaktimah yah sa me priyah
artinya :
dia yang tiada bersenang dan membencitiada berduka dan bernafsu apa-apa
membebaskan diri dari kebaikkan dan kebatilanpenuh dengan kebaktian dialah yang kukasihi
334
Bhagavadgitha Bebel
(18) samah satrau cha mitre cha
tatha manapamanayoh
sitoshna sukhaduhkheshu
samah sangavivarjitah
artinya :
dia yang sama terhadap kawan dan lawanjuga sama dalam kehormatan dan kecemaransama dalam panas dan dingin, suka dan duka
bebas dari belenggu keinginan semua
(19) tulyanindastutir mauni
amtushto yena kenachit
naiketah sthiramatir
bhaktiman me priyo narah
artinya :
sama terhadap puji dan makipendiam, prihatin pada apa seadanya
tiada tempat tinggal, teguh imaniyang berbakti begini inilah yang kukasihi
apa yang dilukiskan dalam sloka 13 sampai sloka 19 diatas adalah benar-benar merupakan gambaran seorang penganut
(bhakta) yang ideal
(20) ye tu dharmyamritam idam
yathokan paryupasate
sraddhadhana matparama
bhaktas te 'tiva me priyah
artinya :
tetapi mereka yang dengan kepercayaan mengikutiajaran dharma yang kekalabadi seperti tersebut tadi
335
Bhagavadgitha Bebel
dan menjadikan Aku sebagai tujuan mereka tertinggipengenut begini inilah yang paling ku-kasihi
Bab ini, disebut Bhaktiyoga yang memberi tekanan kepada penganut-penganut ajaran Dharma untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa, Yang Termanisfestasikan melalui Avatara-Nya
atau Rasul-Nya.
Ity srimad bhagavadgtasupanishatsuBrahmavidyayam
Yogasastre srikrishnarjunasamvade
Bhaktiyogo nama dvadaso 'dhyayah
Maka berakhirlah bab ketigabelas Upanishad Bhagavadgita
Menganai ilmu-pengetahuan tentang Yang Maha EsaKitab suci Yoga dan dialog antara Sri Krisna
Dan Arjuna yang berjudul BHAKTIYOGA
BAB XIV
XIII. PERCAKAPAN KETIGABELAS
KSHETRA KSHETRAJNA VIBHAGAYOGA
Ilmu-pengetahuan yang sesungguhnya dalam bab ini oleh Krisna dijelaskan, yaitu ilmu-pengetahuan tentang jiwa dan alam
tentang badan dan yang mengetahui badan ini.
Yang mengetahui badan ini ialah Jiwa (perusha) yang ada dlam alam semesta dan meliputi semuanya
Orang yang memiliki ilmu-pengetahuan ini, rendah-hati, tanpa kekerasan, sabar, adil, suci, beriman, tanpa egoisme,
membebaskan diri dari segala pahala kerja dan berbakti,
336
Bhagavadgitha Bebel
mengetahui jiwa itu dengan jiwa yang ada dalam jiwanya dan jiwa semua insani lainnya.
Ia melihat perbedaan antara jiwa dan badan ini (antara kshetrajna dan kshetra)
Ia pergi kepada Brahman, Yang Maha Esa
XII. Percakapan ketigabelas
Arjuna uvacha:
Prakritim puruham chaiva kshtram
Kshetrajnam eva cha
Etad veditum ichchhami jnanam jneyam cha
Kesava
Arjuna bertanya:Prakriti dan Purusha, Kshetra dan Kshetrajna
Jnana dan Jneya, inilah ingin kipahamiOh Kesawa
Dalam bab ini Arjuna mengejukan pertanyaan mengenai tiga pasang konsep persolan, yaitu mengenai pasang konsep
persoalan, yaitu pertama (Prakriti) (Purusha, kedua Kshetra) (Kshetrajna dan ketiga Jnana) dan (jneya) istilah-istilah ini
kiranya dapat dibahasa indonesiakan sebagai berikut :
Prakriti : alam, benda-benda, badan-jasmani, yang memiliki kegiatan-kegiatan tak sadar, bukan jiwa, bukan rokh.
Purusha : rokh, jiwa yang memilki kesadaran tanpa kegiatan
Kabentra : medan, lapangan yaitu badan kita dimana segala peristiwa berlangsung, seperti tumbuh, bertambah tua dan
kemudian mati
Ksbentrajna: yang mengetahui lapangan sebagai saksi tetapi diluar segala kegiatan, sebab ksentrajna sendiri tanpa kegiatan dan tanpa ikatan, tenang dan langgeng. Walapun sebagai saksi, kshentrajna bukanlah kesadaran individu melainkan kesadaran
kosmos (semesta, tanpa pancaindria dan tanpa pikiran.
Jnana : pengetahuan, ilmu-pengetahuan
337
Bhagavadgitha Bebel
Jneya : objek ilmu-pengetahuan yang harus diketahui
(1) sribhagavan uvacha:
idam sariram kauteya
kshetram ity abhidhiyate
etad yo vetti tamprahuh
kshetrajna iti tadvidah
artinya :
Sri Bagawan berkata:Badan ini dinamakan KhsetraDan dia yang mengetahui ini
Demikian mereka yang mengetahuiDisebut Kshetrajna. Oh Kuntiputra
Keistimewaanya bukanlah oleh kerena ia memilki dua mata dan dua tangan, melainkan karena memilki prinsip-prinsip didalam
jiwanya yang mendorong ia untuk mengangkat dirinya pada nilai-nilai Kshentrajna universiil. Mengetahui ini adalah merupakan manusia ideal yang diidam-idamkan oleh ajaran Bhagavadgita
ini.
(2) kshetrajnam cha 'pi mam viddhi
sarvakshetreshu bharata
kshetra kshetrjnayor or jaanam
yat taj jnanam matam mama
artinya :
ketahuilah, Aku adalah Kshetrajna dari semua Kshetrawahai Barata, demikian pula ilmu
pengetahuan mengenai Kshetra danKshetrajna menurut pendapatku
Adalah ilmu-pengetahuan yang sesungguhnyA
(3) tat ksheram yach cha yadrik cha
yadvikari yatas cha
338
Bhagavadgitha Bebel
sa cha yo yatprabhavas cha
tat samasena me srinu
artinya :
dengarkanlah kini dari Aku secara singkatapa Kshetra itu, bagaimana pula sifat-sifat
dan perobahan-perobahanya, darimanaasalnya
siapa Kshetrajna itu dan apa kekuatan-kekuatanya
(4) rishibhir bahudha gitam
chhandobhir vivivhaih prithak
brahmasutrapadais chai 'va
hetumadbhi : vinischitaih
artinya :
oleh rsi ini telah dinyanyikandengan berbagai cara lagu pujaan istimewa
dan dalam ungkapan mendalam dam pemikirankritis dalam ajaran-ajaran Brahmasutra
(5) mahabhutany ahamkaro
buddhir avyaktam eva cha
indriyani dasai 'kam cha
pancha che 'indriyagocharah
artinya :
unsur-unsur dasar, ego, intelek-budiyang tak-termanisfestasikan prakriti
sepuluh indria dan pikiran sertalima unsur halus dari indria ini
(6) ichchha devashah sukham dunkham
samghatas chetama dhritih
etat kshetram samasena
339
Bhagavadgitha Bebel
savikaram udahritam
artinya :
nafsu, amarah, suka, dukaasosiasi, kesadaran, kohesi, semuanya
secara singkat merupakan bagiandaripada Kshetra dengan transformasinya
keterangan :
buddhindriya atau lima alat intelek-budi : penglihatan, pendengaran, penciuman, pencicipan dan penyentuhan.
Karmendriyah atau lima alat pancaindria : yaitu alat untuk berbuat yang terletak pada mulut, tangan, kaki anus dan
kemaluan
tanmatra atau lima unsur halus : warna, bunyi, bau, rasa dan sentuhan
Mahabhuta atau lima unsur dasar : api, angin, udara, tanah, air dan ether.
Semua unsur atau bagian yang tersebut dalam sloka 5 dan 6 dengan segala macam transformasi atau modifikasi terdapat dan
terjadi dalam badan kita ini.
(7) amanitvam adambhitvam
ahimsa kshantir arjavam
acharyapasanam saucham
sthairyam atmavinigrahah
artinya :
rendah hati, integritas, tanpa kekerasankesabaran, keadilan, serta mengabdi
kepada guru, kesucianketeguhan iman dan mawas diri
(8) indriyartheshu vairgyam
anahamkara eva cha
janmamritya jaravyadhi
340
Bhagavadgitha Bebel
dunkhadoshanudarsanam
artinya :
tak hirau akan keduniawianmenjauh ke-aku-an dan bayangan
akan kburukan, kelahiran, kematianusia tua, sakit dan kesengsaraan
(9) asktir anabhishvangah
putra dara grihadishu
nityam cha samachittatvam
ishtanishtoppapattishu
artinya :
tanpa-ketergantungan bebas dariikatan anak-istri, rumah tangga
dan sebagainya, selalu netral menghadapiperistiwa yang dinginkan atau yang tak dinginkan
(10) mayi cha 'nanyayogena
bhaktir avyabhicharini
viviktadesa sevityam
aratir janasansadi
artinya :
puja Aku dengan keteguhan hatitanpa tujuan lain melalui yogapergi ketempat-tempat sunyi
hindari hiruk-pikuk keramaian manusia
pergi ketempat-tempat yang sunyi untuk dapat menenangkan pikiran dan memusatkan jiwa dengan jalan bermeditasi.
(11) adhyatmajnana nityatvam
tattnajnanartha darsanam
ataj jnanam iti proktam
341
Bhagavadgitha Bebel
ajnanam yad ato 'nyatha
artinya :
terus-menerus dalam ilmu-pengetahuan jiwadan memahami sampai akhir falsafah kebenaraninilah disebut ilmu-pengetahuan yang sebenarnya
dan semua yang berbada lainnya adalah ketidaktahuan
(12) jneyam yat tat pravakshyami
yaj jnatva ;mritam asnute
anadimat param brahma
na sat tan na 'sad uchyate
artinya :
hendak Ku-uraikan apa yang harus diketahuidan mengetahui-Nya, hidup abadi akan tercapaidialah yang disebut Brahman, Yang Maha Esa
tiada permulaan, yang ada dan yang tiada
(13) sarvatah panipadam tat
sarvatokshi siromukham
sarvatah srutimal loke
sarvam avritya tishthati
artinya :
dengan tangan, kaki dimana-manamata, kepala , mulut dimana-mana
dan pendengaran disemua penjuru, ia adadalam alam-semesta meliputi semaunya
(14) sarveudriya gunabhasam
sarvecndriya vivarjitam
asaktana sarvabhrich chai 'va
nirgunam gunabhoktri cha
342
Bhagavadgitha Bebel
artinya :
agaknya seakan-akan memilikisifat-sifat indria namun tanpa indria
tiada berhubungan namun mendukungtanpa antribut namun menikmati
(15) bahir antas cha bhutanam
acharam charam eva cha
sukshmatvat tad avijneyam
duurastham cha 'ntike cha tat
artinya :
ada diluar dan ada didalam semua insanitiada bergerak tetapi bergerak senantiasa
terlalu amat halus untuk diketahuijauh nian, namun juga dekat sekali
(16) avibhaktam cha bhuteshu
vibhaktam iva cha sthitam
bhutabhartri cha jneyam
garsishnu pranbhavishnu cha
artinya :
tidak dapat dibagi-baginamun terbagi diantara insani
diketahui sebagai pemelihara mahkluk semua memusnahkan dan menciptakan meraka
(17) iyostisham api taj jyotis
tamasah param uchyate
jnanam jneyam jnanagamyam
hridi sarvasya dhisthitam
artinya :
343
Bhagavadgitha Bebel
dia adlah cahaya dari semua cahayadikatakan diatas kegelapan, ilmu-pengetahuan
yang harus diketahui dan tujuan ilmu pengetahuandia berada dalam hati- sanubari semua
secara sepintas lalu dalam sloka-sloka 13-17 diatas terdapat kalimat-kalimat yang paradoksal, tetapi keparadoksal-annya bukanlah karena sesuatu yang dibuat-buat, melainkan oleh
sebab Brahman Yang Maha Esa adalah segala sesuatunya, tidak terbatas!
(18) iti kshetramtatha jnanam
jneyam cho 'ktam samsatah
madbhakta etad vijnaya
madbhavayo 'papadyate
artinya :
jadi, Kshetra-jnana dan jneyasecara sederhana telah teruraikan
para penganut-Ku yang mengetahuinyamemang patut mencapai tempat-Ku
(19) prakritim prusrusham chai 'va
viddhy anadi ubhav api
vikarams cha gunams chai 'va
viddhi prakritisambhavan
artinya :
ketahuilah olehmu bahwa prakritidan purusha kedua-duanya tanpa muladan ketahui pulalah bahwa modifikasidan antribut terlahir dari prakriti jua
(20) karya karana kartritve
hetuh prakritir uchayate
purusha sukhadukhanam
bhoktrive hetur uchayate
344
Bhagavadgitha Bebel
artinya :
prakriti disebut sebagai sebabterciptanya alat, sebab dan akibat
dan purusha dikatakan sebagai sebabadanya pengalaman suka dan duka
(21) purushah prakritistho hi
bhunkte prakritijan gunan
karanam gunasango 'sya
sd asad yoni 'anmasu
artinya :
purusha duduk didalam prakriti mengalamiatribut yang terlahir dari prakriti sendiridan ikatan dengan atribut menimbulkan
sebab kelahiran dan baik buruknya kandungan
(22) upadrashta 'numanta cha
bharta bhokta mahesvarah
paramatme 'ti cha 'py ukto
dehe 'smin purushah parah
artinya :
Purusha Yang Maha agungDalam badan disebut saksi
Pengawas, Pendukung yang mengalamiPengusa Tertinggi, Jiwa Yang Agung
(23) ya evam vetti purusham
prakritim cha gunaih saha
sarvatha vartamano 'pi
na sa bhuyo 'bhjayate
artinya :jadi, ini yang mengetahui purusha
345
Bhagavadgitha Bebel
prakriti bersama-sama segala sifatnyawalaupun bagaimana cara hidupnya
ia tiada lagi kembali menjelma
(24) dhyanena 'tmani pasyanti
kechid atmanam atmana
anye samkhyena yogena
karmayogena cha 'pare
artinya :dengan meditasi yang satu melihat jiwa
dengan jiwa dalam jiwanyayang lain dengan jalan ilmu-pengetahuan
dan yang lain lagi dengan jalan kerja
bhagavadgita membenarkan orang untuk memilih jalanya sendiri mencapai kelepasan, apakah itu merupakan meditasi, ilmu-pengetahuan, falsafah ataukah kerja, berbakti dan upacara
persembahyangan (samkhya = jnana)
(25) anye tv evam ajanantah
srutva 'nyebhya upasate
te 'pi cha 'titaranty eva
mrityun srutiparayanah
artinya :namun yang lain lagi karena ketidaktahuan
mendengar dari orang lain dan menujumereka juga melewati kematian dengan
mengabdikan diri pada apa yang telah mendengar
rakyat biasa, yang tidak mengetahui ilmu-pengetahuan atau falsafah atau yoga dan sebagainya, dengan jalan menyerahkan
diri mereka kepada guru atau acharya untuk memperolwh tuntutan, kemudian menyembah Tuhan Yang Maha Esa.
Merekapun mencapai kelepasan.
(26) yavat samjayante kimchit
sattvam sthavara jangaman
346
Bhagavadgitha Bebel
kshetra kshetrajna samyogat
tad viddhi bratasabha
artinya :mahkluk apapun terlahir, oh Baratasabayang bergerak atau yang tidak bergerak
ketahuilah bahwa itu datang daribersatunya kshetra dengan kshetrajna
bersatunya kshetra (badan) dengan kshetrajna (jiwa) secara campur aduk disebabkan oleh tidak adanya perbedaan
pengetahuan tentang masing-masing sifatnya. Bila ilmu-pengetahuan telah memisahkan kecampuradukkan ini, maka kshetra dapat dipisahkan dari kshetrajna dan kelepasan bisa
dicapa.
(27) saman sarveshu bhuteshu
tishthantam paramesparam
vinasyatsv avinasantam
yah pasyati sa pasyati
artinya :
dia yang melihat Yang Maha Esabersemayam merata dalam mahkluk semua
tiada musnah walaupun mereka musnahialah yang melihat sesungguhnya
parameswara = parama + Iswara = Tuhan yang Paling Utama, disini juga dimaksudkan Jiwa Yang Paling Utama = Brahman.
Merata dalam semua mahkluk, tiada saja horizontal melainkan vertikal dan menyeluruh.
(28) saman pasyan hi sarvatra
samavasthitam isvaram
na hinasty atmana 'tmanam
tato yati param gatim
artinya :dikala ia melihat yang maha kuasa
347
Bhagavadgitha Bebel
bersemayam merata dimana-manaia tidak menyakiti jiwa dengan jiwadan iapun mencapai tujuan utama
seseorang dikatakan "menyakiti Jiwa" karena ketidaktahuannya yang mengira bahwa jiwa dan bukan jiwa bercampur aduk menjadi satu dan menyangka bahwa jiwa (Brahman) tidak
bersemayam merata dalam mahkluk semua dimana-mana (lihat juga sloka VI.6). tetapi dia yang melihat Brahman dimana-mana
sama "tidak menyakiti jiwa" dengan jiwanya bersatu dengan Barhman ia mencapai kelepasan.
(29) prakrityai 'va cha karmani
kriyamanani sarvasah
yah pasyati tatha 'tmanam
akartaram sa pasyati
artinya :dia yang melihat segala kerjahanya dilakukan oleh prakriti
dan jiwa tidak melaksankannyaialah yang melihatnya sejati
seperti dikatakan dalam sloka 22, jiwa hanyalah sebagai saksi, pengawas san bukan yang melaksanakan kerja dan kegiatan
dalam hidup ini (lihat juga sloka IV.18). orang yang melihat hal ini dengan mata-hatinya yang sejati, tidak akan dipengaruhi oleh
segala macamkesusahan hidup sehari-hari terbebas dari suka dan duka, sebab ia mengetahui benar bahwa kerja dan segala kegiatan lainnya hanya mempengaruhi pikiran dan pengertian,
dan bukan jiwa.
(30) yuda bhu taprithagbhavam
ekastham anupasyati
tat eva cha vistaram
brahma sampadyate
artinya :
bila ia melihat berbagai insani berpusat pada yang tunggal ini
348
Bhagavadgitha Bebel
dan daripada-Nya memencar kemana-manamaka ia mencapai Brahman Yang Maha Kuasa
bila orang telah melihat semua dan segalanya, yang bergerak dan yang tidak bergerak, berpusat dalam dan berasal dari
Brahman, maka ia sendiri juga menjadi Brahman Yang Maha Esa.
(31) anaditvan nirgunatvat
paramatma 'yam avyayah
sarirastho 'pi kaunteya
na karoti lipyate
artinya :karena Jiwa Yang Agung ini kekal Abadi
tanpa permulaan, tanpa sifat-sifatoh Kuntiputra, walau bersemayam dibadan ini
Dia tidak berbuat dan tidak terkena akibat
(32) yatha sarvagatam saukshmyad
akasam no 'palipyate
sarvatra 'vasthito dehe
tatha 'tma no 'palipyate
artinya :seperti ether yang meliputi segalanyatidak terkotori karena kehalusannyajiva disekujur badan demikian pula
tiada dilumuri akibat apa-apa
karena jiwa tidak melaksanakan apa-apa, maka jiwa tidak memetik pahala-kerja apa-apa juga, jadi jiwa tetap bersih.
(33) yatna prakasayaty ekah
kritnam lokam imam ravih
kshetram kshetri tatha kristnam
prakasayati bharata
349
Bhagavadgitha Bebel
artinya :seperti matahari yang tunggal ini
menyinari seluruh bumi demikian pulaYang Empunya Badan ini menerangiSeluruh badan jasmani, wahai Barata
Yang empunya badan =Brahman, dan yang dimaksudkan dengan "seluruh badan-jasmani" adalah seluruh alam semesta.
(34) kshetra kshetrajnayor evam
antaram jnanachakshusha
bhutaprakritimoksham cha
ye vidur yanti te param
artinya :mereka yang melihat dengan mata budi-pekerti
perbedaan antara kshetra dan kshetrajnaserta terbebasnya mahkluk prakriti
merekalah yang pergi ke Yang Maha Esa
apa dikatakan Krisna dalam sloka 2 sebagai ilmu pengetahuan yang sesungguhnya, yaitu mengetahui perbedaan antara Kshetra (badan) dan Kshetrajna (yang mengetahui badan, antara prakriti dan Purusha, adalah merupakan pokok persoalan dalan Bab ini,
dan mereka yang mengetahui ilmu-pengetahuan ini, seperti dikatakan dalam sloka 34 diatas ini, mencapai kelepasan
(moksha) dan bersatu dengan Brahman.
Ity srimad bhagavadgitasupanishatsuBrahmavidyayam
Yogasastre srikrishnajunasanvade
Kshetrakshetrajnavibhagayogo nama trayodaso dhyaya
Maka berakhirlah Bab keempatbelas UpanishadBhagavadgita mengenai ilmu-pengetahuan
TentangYang Maha Esa, kitab suci YogaDan dialog antara Sri Krisna dan Arjuna
Yang berjudul KSHETRAKSHETRAJNAVIBHAGA YOGA
350
Bhagavadgitha Bebel
BAB XV
XIV. PERCAKAPAN KELIMABELAS
GUNA TRAYA VIBHAGA YOGA
351
Bhagavadgitha Bebel
Krisna masih menguraikan tentang ilmu-pengetahuan utama yang terbaik. Dalam bab ini dijelaskan bahwa dari Brahman
terlahir Prakriti, dan dari prakriti terlahir Guna yang terdiri dari sifat-sifat : baik mulia (sattva), aktif bernafsu (rajas) gelap bodoh
(tamas).
Sattva adalah sifat baikyang membantu orang mencapai emansipasi dalam kehidupan spirituilnya. Rajas adalah sifat aktif yang membawa seseorang kejalan keinginan dan haus akan hasil
perbuatannya yang mengantar ia berulang-ulang kedunia inkarnasi, sedangkan tamas adalah sifat bodoh yang menyeret seseorang terus kebawah ketingkat yang lebih rendah dalam
kehidupan spirituilnya.
Arjuna bertanya bagaimana caranya mengetahui orang yang dapat mengatasi ketiga sifat guna.
Orang yang demikian, kata Krisna ialah memiliki watak tidak membenci, tenang, tidak melibatkan diri dalam pertentangan
dualisme (panas dingin, kawan lawan, puji caci dan sebagainya). Tiada goyah, berdiri sendiri dan mengabdi kepada Brahman
mengatasi ketiga sifat guna ini.
XIII. Percakapan Kelimabelas
(1) sribhagavan uvacha:
param bhuyah pravakshyami
jnananam jnanam uttamam
yaj jnatva munayah sarve
param siddhi ito gatah
artinya :Sri Bagawan berkata:
Hendak Ku-uraikan lagi ilmu-pengetahuan utamaYang terbaik daripada ilmu pengetahuan semuaDengan mengetahuinya, semua muni bebas dari
Dunia ini menuju kesempurnaan tertinggi
Muni adalah pertapa, orang yang bersamadi, mengasingkan diri dengan jalan bertapa untuk mencapai kehidupan spritual yang
lebih tinggi.
(2) idam jnanam upasritya
352
Bhagavadgitha Bebel
mama sadharmyam agatah
serge 'pi no 'pajayante
pralaye na vyathanti cha
artinya :mereka yang mengabdikan diri pada
ilmu-pengetahuan, dan bersimili dengan sifat-Ku sendirimereka tidak menjelma lagi dikala dunia tercipta
dan tidak terganggu dikala kiamatnya dunia
(3) mama yonir mahad brahma
tasmin garbham dadhamy aham
sambhavah sarvabhutanam
tato bhavati bharata
artinya :kandungan-Ku adalah Brahman Yang Maha Esa
didalamnya Aku letakkan benihdan dari sanalah aku terlahir
brahma sebagai aspek penciptaan daripada Brahman adalah merupakan kosmos yang meliputi alam semesta ini. Dalam aliran falsafah sankhya Brahma ini sama dengan Prakriti. Adapun benih
yang diletakkan oleh Brahman (kandungan kosmos) ini adalah benih Hirayagarbha (binih kosmos). Dari benih kosmos inilah semua mahkluk terlahir, termasuk kita manusia didunia ini.
(4) Sarvayonishu kaunteya
murtayah sanbhavanti yah
tasam brahma mahad yonir
aham bijapradah pita
artinya :wujud apapun yang terlahir
dari semua kandungan, oh KuntiputraBrahman Yang Esa adalah kandungan Brahman
Dan Aku adalah Bapa yang memberi benihJaid Brahma atau Prakriti adalah Ibu segala mahkluk dialam-semesta ini dan Brahman atau Tuhan Yang Maha Esa bapa
353
Bhagavadgitha Bebel
segala mahkluk ini. Oleh karena Brahman adalah kandungan universiil dan juga benih universil, maka Tuhan Yang Maha Esa
adalah ibu universiil dan juga Bapa universiil dan juga Bapa universiil dari alam semesta ini.
(5) sattvam rajas iti
gunah prakritisambhavah
nibadhnanti mahabaho
dehe dehinan avyayam
artinya :ketiga sifat sattva, rajas dan tamas
terlahir daripada prakriti membelenggupenghuni badan yang tidak termusnahkan
dalam jasad ini, wahai Mahabahu
sattva dilukiskan sebagai : kecerdasan, kesadaran, bercahaya, terang, bersih, suci, bahagia, tenang, baik, milia dan sebagainya. Rajas dilukiskan sebagai : lincah, aktif, bernafsu, gelisah, susah
bercampur baur, tegang dan sebagainya. Sedangkan Tamas dilukiskan sebagai : totlol, dungu, gelap, kotor, ternoda, pulas,
mati, stagnasi, dan sebagainya.
(6) tatra sattvam nirmalatvat
prakasakam anamayam
sukhasangena badhnati
jnanasangena cha 'nagha
artinya :ketiga sifat sattva, rajas dan tamas
terlahir daripada prakriti membelenggupenghuni badan yang tidak termusnahkan
dalam jasad ini, wahai Mahabahu
kebahagian dan ilmu-pengetahuan dalam sloka diatas ini dimaksudkan dengan kebahagian dan ilmu pengetahuan yang
bersifat materiil belaka dan bukan spirituil.
(7) rajo ragatmakan viddhi
trishnasanga samudbhavam
354
Bhagavadgitha Bebel
tan nibadhnati kaunteya
karmasangena dehinam
artinya :sifat rajas yang bernafsu, ketahuilah
menjadi sumber kehausan dan keinginanakan hidup, membelenggu penghuni-badan
dengan ikatan kerja, wahai kuntiputra
penghuni-badan terikat kerja, sebab merasa: 'Akulah yang melakukan"
(8) tamas tv ajnanajam viddhi
mohanam sarvedehinam
pramadalasya nidrabhis
tan nibadhnati bharata
artinya :sifat tamas, ketahuilah olehmu
terlahir dari kedaktahuan membelenggupenghuni badan ini, wahai Barata
dengan ketololan kemalasandan kepalsuan
ketololan dan kepulasan ini meyebabkan orang tidak lagi bisa membedakan baik-buruk, puji cela, berat ringan dan sebagainya,
dan oleh karenanya berbuat hal-hal negatif.
(9) sattvam sukhe sanjayati
rajah karmani bharata
jnanam avritya tu tamah
praruade sanjayaty uta
artinya ;sattva mengikat seseorang dengan
kebahagian, rajas dan kegiatantetapi tamas, menutupi budi pekerti
oh Batara, mengikat dengan kebingungan
sifat tamas ini memang mempunyai kekuatan membelenggu (menutupi) = avarana sakti.
355
Bhagavadgitha Bebel
(10) rajas tamas cha 'bhibhuya
sattvam bhavabti bharata
rajah sattvam tamas chai 'va
tamah sattvam rajas tatha
artinya :bila sattva muncul, ia berkuasa
diatas rajas dan tamas, wahai Baratadan bila rajas, diatas sattva dan tamas
demikian pula tamas diatas sattva dan rajas
(11) sarvadvareshu dehe 'smin
prakasa upajayate
jnanam yada tada vidyah
vivriddham sattvam ity uta
artinya :jadi apabila cahaya ilmu-pengetahuan
menembusi semua pintu gerbang badanmaka dapatlah dikatakan bahwa
sattvalah yang bertambah berkuasa
apabila kecerdasan kita disinari cahaya ilmu-pengetahuan, maka alat pancaindria kita menjadi aktif bekerja. Ini disebut sattvika
yang berkuasa.
(12) lobhah pravrittir arambhah
karmanam asamnah spritha
rajasy etani jayate
vivriddhe bharatashabha
artinya :serakah giat dalam berusaha
kegelisahan dan hawa nafsu merajalelaapabila rajas tambah berkuasa
wahai banteng diantara keturunan Barata
(13) aprakaso 'pravittis cha
356
Bhagavadgitha Bebel
pramado moha eva cha
tamasya etani jayate
vivriddhe kurunandana
artinya :kegelapan, kelesuan, ketololandan kekacauan timbul apabila
tamas yang bertambah berkuasawahai kesayangn diantara Kuru
bila seseorang pikirannya gelap, perasaannya mati, maka ia tidak lagi bisa mengetahui perbedaan antara yang baik dan
buruk, antara kebajikan dan kebatilan dan sebagainya.Inilah dinamakan tamasa
(14) yada sattve pravriddhe tu
pralayan: yati dehabhrit
tado 'ttamavidham lokan
amalan pratipadyate
artinya :apabila sattva berkuasa dikala
penghuni-badan bertemu dengan kematianmaka ia mencapai dunia suci
tempat mereka, para yang mengetahui
dunia suci tempat mereka yang mengetahui adalah dunia kebajikkan dimana hidup orang-orang arif bijaksana dan
berbudipekerti luhur
(15) rajasi pralayam gatva
karmasangishu jayate
tatha pralinas tamasi
mudhayonishu jayate
artinya :apabila ketika mati dikuasai oleh rajas
ia lahir diantara mereka yang terikat kerja
357
Bhagavadgitha Bebel
apabila ketika mati dikuasai oleh tamasia lahir dalam kandungan mereka yang dungu
(16) karmanah sukritasya 'huh
sattvikam nirmalam phalam
rajasas tu phalam dunkham
ajnanan tamasah phalam
artinya :hasil perbuatan sattvika dikatakan
kebajikan yang suci nirmalasedangkan hasil dari rajasa adalah duka
dan hasil dari tamasa adalah ketidaktahuan
(17) sattvat samjayate jnanam
rajaso lobha eva cha
pramadamohau tamaso
artinya :dari sattva timbul kebajikkandari rajas timbul kerakusan
dari tamas timbul kemalasanjuga kekacauan dan ketololan
demikianlah pengaruh triguna (sattva, rajas dan tamas) yang membawa akibat psykologis kepada kita sebagai diurauikan
dalam sloka-sloka diatas.
(18) urdhvam gachchhanti sattvastha
madhye tishthanti vrittisha
jaghanyaguna vrittisha
adho gachchhanti tamasah
artinya :mereka yang berdiam dalam sattva
pergi ketingkat yang lebih muliayang berdiam dalam rajas tinggal ditengah
yang dalam tamas, sifat terendah, terus kebawah
358
Bhagavadgitha Bebel
(19) na 'nyam gunebhyah kartaram
yada drashta 'nupasyati
gunebhyas cha param vetti
madbhavam so 'dhigachchhati
artinya :bila yang mengetahui melihat tiada
asal sifat selain daripadagunadan mengetahui yang lebih tinggi daripadanyamaka dialah yang mencapai sifat keadaan-Ku
(20) gunan etan atitya trin
dehi deha samudbhavan
janma mrityu jara duhkair
vimuktho 'mritam asnute
artinya :bila penghuni-badan sadar mengetahui
ketiga sifat yang terlahir dari badanmaka ia terbebas dari kelahiran, kematian
usia tua dan duka lalu mencapai hidup abadi
triguna berasal dari badan kita ini dan segala sifat beserta modifikasinya terlahir daripasanya. Jiwa yang sadar dan
mengetahui hal ini akan terbebas dari lingkaran dan kematian, mencapai miksha, hidup kekal-abadi bersama Brahman.
(21) arjuna uvacha:
kair lingais trin gunan etan
atito bhavanti prabho
kimacharah katham chai 'tams
trin gunan ativartate
artinya :Arjuna bertanya:
Apakah ciri-cirinya, wahai prabuOrang yang mengatasi kerja guna ini?
359
Bhagavadgitha Bebel
Bagaimana pula tingkah lakuDan caranya melampaui ketiga guna ini ?
Walaupun arjuna sesungguhnya telah mendengar penjelasan-penjelasan mengenai topik-topik yang tidak jauh berbeda degan
pertanyaan yang dimajukannya dalam sloka ini, namun demi untuk keperluan pembicaraan falsafah tentang triguman maka
perlu kiranya diungkapkanlebih mendalam lagi.
(22.) sribhagavan uvacha:
prakasam cha pravrittim cha
moham eva cha pandava
na dveshti sampravrittani
na nivrittani kankshati
artinya :Sri bagawan menjawab:
Dia wahai Pandawa, yang tidak membenciKegermelapan, kegiatan dan ketoloaln
Demikian juga tidak merindukanApabila mereka tidak ada lagi
Orang yang memiliki ilmu-pengetahuan yang sejati akan membenci atau merindukan akibat yang ditimbulkan oleh
triguna, sebab ia telah memilki keseimbangan jiwa.
(23) udasinavad sino
gunair yo na vichalyate
guna vartanta ity eva
yo 'vatishthati ne 'ngate
artinya :dia yang duduk bagaikan orang netral
tiada terganggu oleh guna inimenghindari diri, tiada giyah karena
mengetahui yang berbuat hanyalah guna
ia mengetahui triguna ini memberikan effek kebadan jasmani ini, karena itu ia menghindarkan jiwanya dari pengaruh-pengaruh
triguna ini.
360
Bhagavadgitha Bebel
(24) samaduhkhaskhah svasthah
samaloshtaasmakanchanah
tulyapriyapriyo dhiras
tulyanindatmasamstutih
artinya :dia yang memandang suka dan duka samaberdiri sendiri memandang segumpal bumimeninggalkan semua kegiatan berusaha
dialah disebut berada diatas (ketiga) guna
(25) mam cha yo 'nyabhivharena
tulyo mitraripakshayoh
sarvarambha parityagi
gunatitah sa uchayate
artinya :
sama pada kecemaran dan kehormatansama pula terhadap semua kegiatan berusaha
meninggalkan semua kegiatan berusahadialah disebut berada diatas guna
(26) mam cha yo 'vyabhicharena
bhaktiyogena sevata
sa gunan samatitya 'tan
bhrahmabhuyaya kalpate
artinya :dia yang mengabdi kepada-Kusujud dengan kebaktian yoganaik keatas melampaui guna
ialah wajar masuk dalam Brahman
yang dimaksudkan 'wajar dalam Brahman' adalah wajar untuk mencapai kelepasan. Ia adalah seorang jivamukta, seorang
bhaktiman
361
Bhagavadgitha Bebel
(27) brahmano hi pratishtha 'him
amritasya 'vyayasya cha
sasvatasya cha dharmasya
sukhasyai 'kantikasya cha
artinya :sebab Aku adalah sesungguhnya
fondasi Brahman Yang Kekal AbadiYang Tak-Termusnahkan, Hukum DharmaYang langgeng dan Restu Yang Tertinggi
Krisna sebagai personifikasi Brahman, dalam dunia manusia disebut fondasi atau tempat Brahman, dalam dunia manusia disebut fondasi atau tempat Brahman untuk memuja supaya
mengenal hukum kehidupan kebajikkan dan memperoleh restu yang tertinggi yang tidak mengenal kematian.
Demikian bab ini membahas pokok persoalan tentang teori triguna dimana tidak seorang manusiapun bisa terhindar dari
pengaruhnya yang menyebabkan adanya siklus kalhiran, kematian usia tua dan kesengsaraan.
Demikian pula bab ini membahas bagaimana seseorang harus mencapai emansipasi spiritual mengatasi ketiga pengaruh guna
dalam dunia ini.
Ity trimad bhagavadgitasupanihatsuBrahmavidyayamm yogasastre srikrishnarjuna
Samvade
Gunatrayavibhagayogo nama chaturdso'dhyayah
maka berakhirlah bab kelimabelas Upanishad Bhagavadgita
Mengenai ilmu-pengetahuan Yang Maha EsaKitab suci yoga dan dialog antar Sri Krisna dan Arjuna
Yang berjudulGUNATRAYAVIBHAGAYOGA
362
Bhagavadgitha Bebel
Asatomaa Sad Gamayam
Tamaso Maa Jyotir Gamayam
Mrityor Maa Amritham Gamayam
Loka Samasta Sukino Bawantu
Dikutip dari: www.parisada-hindu.org.
Pebruari,2011
363