Upload
anaszakaria
View
265
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
d
Citation preview
OLEH :
ANAS ZAKARIA5.13.04.11.0.012
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT MOJOKERTO
2015
MAKALAHBIOGRAFI ANDREW DARWIS
PENDIRI KASKUS
A. Profil Andrew Darwis
Pendiri sekaligus pemilik KasKus ini bernama lengkap Andrew Darwis dilahirkan
pada tanggal 20 Juli 1979 di Jakarta dari pasangan suami istri Antonius Darwis dan
Nancy Amodjoyo. Ia merupakan anak ke-dua dari empat bersaudara.
Saat ini ia masih berumur 36 tahun dan menjabat sebagai Chief Technology
Officer (CTO) PT Darta Media Indonesia (Kaskus) sekaligus pemilik (owner) Kaskus
Network lewat PT Darta Media Indonesia. Andrew memulai pendidikannya di SD
Tarakanita Pluit Jakarta, kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Tarakanita Pluit
Jakarta, setelah lulus SMP kemudian andrew memilih melanjutkan SMA Gandhi
National School, Ancol '98 Jakarta, setelah lulus kemudian Andrew melajutkan studinya
di Universitas Bina Nusantara, 1998 jurusan Manajemen Sistem Informasi.
Agar tak terlalu membebankan orang tuanya, putra pasangan Antonius Darwis dan
Nancy Amidjoyo ini bekerja paruh waktu pada dua perusahaan web design di Jakarta,
yakni kemana.com dan indotradezone.com. Per bulannya ia menerima gaji sebesar
Rp 500 ribu yang kemudian digunakan untuk menutupi biaya kuliahnya.
Baru setahun berkuliah di Binus, pria pemalu ini memutuskan untuk berhenti karena
ia ingin menemukan sekolah yang lebih fokus mendalami ilmu website. Andrew mencari
universitas lain yang ‘mendukung’ hobi barunya. Ia kesulitan menemukan universitas
yang cocok di Indonesia, karena kala itu multimedia belum menjadi lahan mata
pencaharian umum di Indonesia. Namun akhirnya ia menemukannya melalui informasi
seorang teman yang baru pulang dari Amerika. Sebuah universitas bernama Seattle
University dinilainya dapat memfasilitasi hasratnya mendalami dunia web programming.
Pada awalnya, kedua orang tua Andrew tidak setuju dengan keinginan anaknya.
Mereka menganggap kuliahnya kelak akan terlalu menghamburkan uang, belum lagi
biaya hidup disana. Namun setelah didesak oleh Andrew, akhirnya mereka luluh juga,
dengan syarat biaya hidup selama kuliah di Amerika harus ditanggungnya sendiri.
Andrew menyanggupinya.
Kemudian ia memilih melanjutkan studinya di luar negeri di Art Institute of Seattle,
1999 - 2003 jurusan Multimedia & Web Design, setelah itu ia melanjutkan masternya di
universitas yang sama jurusan Master of Computer Science, Seattle University, tahun
2004 - 2006.
1. Riwayat Pendidikan
SD : Tarakanita Pluit Jakarta
SMP : Tarakanita Pluit Jakarta
SMA : Gandhi National School, Ancol '98 Jakarta
Universitas : Sistem Informasi, Universitas Bina Nusantara, 1998
Universitas : Multimedia & Web Design, Art Institute of Seattle, 1999 - 2003
Universitas : Master of Computer Science, Seattle University, 2004 - 2006
2. Riwayat Pekerjaan
Kerja paruh waktu web desain di kemana.com dan indotradezone.com (1998)
Web desainer Thor Loki, Seattle, Amerika Serikat (2003 - 2006)
Web desainer lyrics.com, Seattle, Amerika Serikat (2007 - 2008)
Pendiri & CTO Kaskus (1999 -sekarang)
3. Penghargaan
2005, 2006 : Oleh PC Magazine : KASKUS - Website Terbaik dan Komunitas
Terbesar
2005 , 2006: The best Indonesian Communities versi Alexa.com dan Wikipedia.
2008 : Oleh Microsoft : KASKUS Web Site that recognized as Indonesia Inovative
Top Web Site (2008)
2009 : Oleh Indosat : KASKUS - The Online Inspiring Award 2009
2009 : Oleh Presiden RI : KASKUS - The Big Place Market 2012
B. Mendirikan KasKus
Bermula dari pengalamannya saat menimba ilmu di salah satu universitas terkemuka
di Negeri Paman Sam, Seattle University, Program Studi Multimedia & WebDesign, Art
Institute of Seattle Computer Science pada tahun 1999, pria yang disapa Andrew ini
terinspirasi membuat website forum komunitas yang bisa di bilang menjadi yang terbesar
di Indonesia. Andrew menceritakan tugas yang diminta oleh dosennya yakni
membuat web yang berisikan biodata pribadi. Namun, Andrew mengaku tidak ada
pengalaman menarik untuk menghiasi webnya. Oleh karena itu ia mencoba membuat
portal berita. “Saat itu saya ditugaskan oleh dosen untuk membuat program
dari free software, dari situlah mulai muncul ide membuat website dengan nama Kaskus”
ujar Andrew yang pernah bekerja di perusahaan lyrics.com saat kuliah di Amerika.
"Awalnya Kaskus dibuat untuk menyalurkan hobi berkomunitas saya di internet,"
katanya. Obsesi terbesarnya sejak awal masa kuliah di Amerika Serikat pada 1999 itu,
sulit tercapai, karena tak ada satu pun situs komunitas di Indonesia
Kaskus berasal dari kata Kasak-Kusuk atau bermakna bergosip. Dengan modal awal
sebesar US$ 7 (Rp 70.000,-) untuk membeli server, Andrew dan dua rekannya, Ronald
dan Budi, memilih untuk membuat portal yang berisi mengenai berita maupun informasi
tentang Indonesia. Portal tersebut sengaja di buat menjadi suatu media untuk memuaskan
kerinduan bagi masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri.
Dalam enam bulan, portal berita yang dibuat Andrew Darwis tidak berhasil sehingga
ia mengubah portal berita tersebut menjadi forum komunitas. Dari waktu ke waktu,
forum yang dibuat Andrew ternyata berkembang pesat. Semenjak saat itu Andrew
berkonsentrasi dalam forum komunikasi yang sekarang sukses dengan nama Kaskus.
Awalnya forum tersebut hanya memuat berita-berita seputar kejadian di Indonesia,
namun karena tanpa latar belakang ilmu jurnalis yang memadai, mereka pun kerepotan
dalam menulis berita. Ujungnya, mereka hanya mencari berita berbahasa Inggris tentang
Indonesia dari internet, baru kemudian diterjemahkan lagi ke dalam bahasa Indonesia.
Hal seperti itu berlangsung selama tiga tahun.
Selama masa itu, anggota Kaskus belum mengalami peningkatan. Membayar biaya
sewa hosting, mereka harus mengeluarkan US $ 8 (Rp 80 ribu, kurs Rp 10.000 per dolar
AS, red) per bulannya. Bahkan, untuk menggaet anggota satu orang saja, butuh waktu
lama. Dalam seminggu mereka hanya mampu mengundang paling banyak tiga orang.
Kondisi itu bertahan selama mereka sekolah dan bekerja di AS.
Tiga tahun berjalan tanpa keuntungan, akhirnya membuat dua rekan Andrew
menyerah dan mundur di tengah jalan. Ditinggalkan kedua rekan seperjuangannya, tidak
lantas membuat semangat Andrew untuk terus membesarkan KasKus mengendur.
Apalagi ia mendapat dukungan dari teman dekatnya Ken Dean Lawadinata (kini CEO
Kaskus Networks).
Setelah menyelesaikan kuliah di Amerika, Andrew sempat be-kerja di perusahaan IT
yang gajinya lumayan besar dengan fasilitas yang lengkap. Namun akhirnya ia
memutuskan kembali ke Indonesia untuk mengelola situs komunitas KasKus itu.
Dari sebuah kantor di kawasan Jakarta awal 2008, Andrew bersama sahabatnya bahu
membahu mengelola KasKus. Dua bulan berselang, KasKus resmi menjadi perusahaan
profesional dengan nama PT Darta Media Indonesia.
Pada enam bulan pertama sejak menjadi perusahaan profesional, perkembangan
KasKus masih jauh dari yang ia harapkan. Jangankan menggaet pemasang iklan, mencari
anggota saja masih sulit.
Andrew dan Ken melakukan promosi besar-besaran dengan menggelar berbagai
event. Tak tanggung-tanggung, mereka menghabiskan uang sekitar Rp400 juta. Dana
didapat dari orangtua Ken. Hasilnya lagi-lagi belum sesuai yang diharapkan. “Orangtua
Ken bilang, gila lu, habis ratusan juta tapi nggak ada hasil,” kenang Andrew.
Tak hanya itu, KasKus juga nyaris ditutup pemerintah karena dianggap sebagai situs
porno. “Papa Ken sempat marah ke kami karena dikira buka situs porno,” kata Andrew,
lagi.
Di terpaan berbagai kesulitan itu, Andrew dan Ken tak memiliki dana lagi untuk
promosi. Namun, mereka tak patah arang. Sambil terus berbenah, Andrew dan Ken
memutar otak untuk bangkit. Akhirnya, mereka menemukan cara yang kreatif ketika
melihat ada anggota dari kalangan selebritis. Andrew kemudian mencetak baju
bertuliskan KasKus dan meminta bantuan artis untuk memakainya. “Kami foto lalu
masukkan ke situs komunitas ini,” ujar Andrew.
Andrew mengalami kendala terberat saat awal pembentukan Kaskus. Ia harus turun
tangan langsung dan memperbaiki apabila ada server yang down, karena saat itu Andrew
belum memiliki karyawan. Selain itu kendala terberat juga dialaminya ketika pindah
ke Jakarta pada tahun 2008,karena ia harus meyakinkan customer mengenai
citra Kaskus.
Pemasarannya Andrew dan timnya di awal usaha harus bergeriliya door to
door ke klien untuk memperkenalkan positioning Kaskus dan tidak sampai
setahun, Kaskus sudah banyak dipercaya oleh client-client besar yang sudah mendukung
Kaskus sejak pertama kali Kaskus launching pada Desember 2008. Berselang 2 bulan
kemudian Kaskus resmi menjadi perusahaan professional di bawah bendera PT. Darta
Media Indonesia.
Saat ini tercatat Kaskus memiliki 4.366.134 member (update pertanggal 20
Mei 2012 pada pukul 13.21) dan terus bertambah tiap detiknya. Kaskus memiliki target
pasar dari usia 15-40 tahun baik kalangan pelajar, mahasiswa, karyawan, professional
dan entrepreneur.
Berbagai penghargaan juga diterima oleh Andrew di antaranya The Best Indonesian
Communities for 2005 and 2006 versi Alexa.com dan Wikipedia, dari Microsoft dengan
nominasi Kaskus Indonesia Innovative Top WebSite pada tahun 2008, dan
dari Indosat dengan nominasi Kaskus The Online Inspiring Award pada tahun 2009
Saat ini untuk me-manage Kaskus, Andrew dibantu 30 orang karyawan yang terbagi
dalam tim pemasaran (marketing), sales, IT dan kreatif (creative).
Dari sekian banyak konten dalam Kaskus.us, tanpa ragu Andrew menyebut konten
Forum Jual Beli (FJB) dan Lounge sebagai terfavorit dikunjungi kaskuser. Para kaskuser
yang berasal dari seluruh pelosok Indonesia itu bisa memanfaatkan konten ini untuk
transaksi bisnis online. Dalam sehari saja, 80 ribu daftar barang, diikutkan dalam Forum
Jual Beli (FJB).
Obsesi yang ingin diraih Andrew untuk pengembangan bisnis online-nya adalah
terus mengembangkan content (fasilitas yang ada di dalam website) Indonesia, sehingga
nantinya orang luar negerilah yang akan membelicontent itu.
Dengan potensi besarnya, kaskus telah lama menjadi lirikan investor asing. Raksasa
Google dan Yahoo! dikabarkan telah menawar KasKus senilai USD $50 juta (sekitar Rp
475 miliar). Tawaran itu ditampik mentah-mentah oleh Andrew. Andrew tidak
memungkiri tawaran yang datang nilainya sangat besar. Meski Demikian, dia harus
melihat visi dan misi perusahaan yang membelinya. “Kalau ternyata visi misinya beda,
lebih baik tidak dijual,” kata orang yang dipanggil mimin ini.
Bagi Andrew, melepaskan kaskus boleh jadi seperti melepaskan sebagian hidupnya.
Selama 10 tahun tinggal di Amerika serikat, pria yang terbilang tampan ini hanya bergaul
dengan Komputer dan internet. “Lagi pula Seattle itu lebih sering hujan, jadi untung bagi
orang yang lebih suka di dalam rungan seperti saya,” katanya sambi terkekeh. Tetapi Di
akhir tahun 2012 kemarin, sebagian saham kaskus sempat di beli oleh Putra Taipan
Orang terkaya No.1 di Indonesia, Namun kabar nya masih dalam proses Negoisasi.
Kini,Pria yang dikenal para kaskuser sebagai ‘Mimin’ (singkatan dari Admin) ini
patut berbangga, kaskus telah menjadi sebuah situs fenomenal yang memiliki istilah
tersendiri yang tidak dimiliki situs forum lainnya. Dirinya pun masuk ke dalam jajaran
enterpreneur muda berbakat kebanggaan Indonesia.
Gambar Tampilan Kaskus