Biokim Anes

Embed Size (px)

Citation preview

Nama : Anestasya Amalia SafitriNIM : 1112096000053 Gambar 1. Struktur MonosakaridaPada tahun 1888 diketahui bahwa glukosa adalah suatu aldoheksosa. Pada saat itu ada 16 aldoheksosa stereoisomerik yang mungkin dan peneliti belum dapat mengidentifikasi mana yang struktur glukosa. Pada tahun 1891, seorang ahli kimia Emil Fischer melaporkan struktur dari aldehid bentuk rantai terbuka dari D-glukosa . dari gambar 1 dapat dilihat bahwa glukosa pada struktur rantai terbuka memiliki 6 atom (heksosa) karbon dimana pada C-1 adalah bagian dari kelompok aldehid dan pada karbon lainnya terikat satu gugus hidroksil maka disebut juga aldoheksosa. Pada atom karbon nomor 2 hingga 5 termasuk dalam golongan kiral karena mengikat 4 gugus yang berbeda.

Gambar 2. dari struktur fischer rantai terbuka glukosa dapat membentuk siklik dengan proses:

Dari 2 sistem cincin yang terbentuk yang paling disukai adalah glukopiranosa karena pada struktur konformasi glukopiranosa membentuk struktur kursi dimana pada konformasi kursi renggangan antar atom lebih sedikit dibandingkan pada struktur konformasi perahu sehingga struktur glukopiranosa lebih stabil. Gambar 2. Reaksi monosakarida Glukosa mengalami sederet perubahan bila dalam larutan yang menunjukkan bahwa struktur bukan suatu rantai terbuka yang sederhana.D-(+)-glukosabiasa (dimurnikan dengan membiarkannya mengkristal dari larutan dalam etanol) mempunyai titik leleh 1460C dan putaran jenis +1120. jika mengkristalkan glukosa dari larutan asam asetat, atau membiarkan glukosa mengkristal dari larutan air pada suhu tetap 980C, glukosa yang mengendap mempunyai titik leleh 150 0C dan putaran jenis +190. Bentuk biasa disebut bentuk dan bentuk yang titik lelehnya lebih tinggi disebut bentuk .Jika melarutkan bentuk manapun dari kedua bentuk D-(+)-glukosa dalam air dan mengukur rotasi jenisnya, akan dihasilkan bahwa nilai putaran jenisnya perlanahan lahan berubah sampai nilai akhir 530. kedua bentuk berubah menghasilkan putaran jenis akhir yang sama. Proses ini disebut mutarotasi. Mutarotasi dari D-(+)-glukosa dapat dijelaskan dengan keberadaan bentuk hemiaseal siklik dari glukosa. D-(+)-glukosa terdapat dalam dua bentuk hemiasetal siklik yang berbeda dalam orientasi gugus hidroksil hemiasetal. Bentuk mempunyai gugus 1-OH trans terhadap gugus CH2OH, bentuk mempunyai gugus 1-OH cis terhadap gugus CH2OH. Ini berarti bahwa gugus 1-OH aksial dalam bentuk dan ekuatorial dalam bentuk .Mutarotasi terjadi karena bentuk dan bentuk berada dalam kesetimbangan dengan bentuk rantai tertutup. Karena larutan yang mempunyai putaran jenis +530adalah suatu campuran setimbang dari kira kira sepertiga bentuk dan dua pertiga bentuk . Jumlah bentuk rantai terbuka sangat sedikit dalam kesetimbangan itu.Glukosa dapat mengalami reaksi oksidasi menjadi glukoronat dan dapat juga membentuk glukonolakton. Oksidasi menjadi glukoronat terjadi di dalam tubuh dengan menggunakan enzim glucuronidase.Glukosa juga mengalami reaksi reduksi dengan bantuan hidrogen dan katalis atau suatu hidrida logam menjadi polialkohol yang disebut alditol. Produk reaksi glukosa adalah sorbitol.Pada reaksi esterifikasi glukosa dirubah dengan bantuan enzim hexokinase di dalam sel menjadi glukosa-6-phospahte. Reaksi ini terjadi dalam tubuh untuk mencegah difusi keluar sel.reaksi ini menambahkan gugus fosfat sehingga glukosa 6-fosfat tidak dapat melewati membran sel.Epimerisasi adalah senyawastereoisomeryang mempunyai konfigurasi yang berbeda hanya pada satu dari banyak pusatstereogenik. Glukosa memiliki gugus aldehid pada karbon 1 dan fruktosa memiliki keton pada karbon 2 kedua gugus ini saling beraksi dengan reaksi kimia epimerisasi via enediol. Epimerisasi glukosa juga menghasilkan D-mannosa. Glikosida adlah adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagiansenyawa, yaitu gula dan bukan gula. Keduanya digabungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa jembatan oksigen, jembatan Nitrogen, jembatan sulfur maupun jempatan karbon. Bagian gula biasa disebut glikon sedangkan bagian bukan gula disebut sebagai aglikon atau genin. Apabila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai glikosida. D-glukosa yang menempel pada glikosida disebut dengan glukosida, maka pada gambar 2. Penamaannya menjadi alfa-D-glukosida.

Gambar 3. polarimeter

Pada alat polarimeter kedua gula -D-glukosa dan -D-glukosa dimasukkan kedalamnya untuk diukur putaran rotasinya. Air digunakan sebagai blanko. Sudut putar spesifik larutan baik rotasi jenis larutan alfa atau beta D-glukosa berubah perlahan-lahanhingga mencapai suatuharga kesetimbangan sebesar +520 . Mutarotasi terjadi karena adanya pentimbangan dengan bentuk rantai terbuka dan dengan anomer lainnya, menghasilkan campuran kesetimbangan dari 62% beta-D-glukosa dan 38% alfa-D-glukosa.

Gambar 4. Disakarida

Secara umum reaksi dari monosakarida adalah deoksialdosa, asetilasi gula amino, monosakarida asam, dan alditol. Disakarida adalah gula yang terdiri dari 2 monosakarida dibagi menjadi malota, laktosa dan sukrosa. Maltosa, atau gula gandum, adalahdisakaridayang terbentuk dari dua. Maltosa dihasilkan ketikaamilasememecah pati. Maltosa tersusun dari molekul -D-glukosa dan -D-glukosa. Dari struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antarunit yaitu menghubungkan C 1 dari -D-glukosa dengan C 4 dari -D-glukosa. Konfigurasi ikatan glikosida pada maltosa selalu karena maltosa terhidrolisis oleh -glukosidase. Satu molekul maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul glukosa.Di dalam tubuh maltosa dihidrolisis dengan bantuan enzim maltase sehingga terpecah menjadi 2 unit glukosa, dalam laboratorium pemanasan dengan asam kuat akan menghasilkan produk yang sama. Laktosa adalah disakarida yang apabila dipecah menjadi glukosa dan galaktosa. Sebanyak 40% laktosa ditemuka pada susu. Laktosa disintesis oleh laktosa sintetase yaitu suatu dimer heterogenosa. Di dalam tubuh laktosa dihidrolisis dengan bantuan enzim laktase sehingga hasil produksinya dapat dicerna oleh tubuh, beberapa orang yang tidak memproduksi enzim laktase akan mengalami reaksi alergi terhadap produk pangan yang mengandung laktosa. Sukrosa merupakan suatudisakaridayang dibentuk dari monomer-monomernya yang berupa unitglukosadanfruktosa Penambahan sukrosa dalam media berfungsi sebagai sumber karbon.[Sukrosa atau gula dapur diperoleh dari gulatebuatau gulabeet.Unit glukosa dan fruktosa diikat oleh jembatan asetal oksigen dengan orientasi alpha.Struktur ini mudah dikenali karena mengandung enam cincin glukosa dan lima cincin fruktosa.

Gambar diatas adalah struktur dari polisakarida. Polisakarida adalah senyawa yang molekul-molekul mengandung banyak satuan monosakarida yang dipersatukan dengan ikatan glukosida. Contohnya adalah murein dan glikogen.

Gambar 5. Asam Hyaluronic

Contoh lain dari disakarida adalah asam hyaluronic. Asam hyaluronic atau disebut juga hyaluronat adalah disakarida yang terususun atas monomer asam N-asetilhialobiuronat. Fungsi utama molekul ini adalah untuk menstabilkan struktur interseluler (bagian dalam sel) dan membentukmatriksfluidauntuk tempat pengikatan kolagen dan serat elastik. Dilihat dari struktur monomer diikat dengan ikatan glioksida yaitu ikatang yang terbentuk dari anomer hidroksil atom carbon 1 dengan gugus hidroksil nonpolar .Gambar 6. Oligosakarida di Immunoglobulin

Polisakarida adalah senyawa yang molekul-molekulnya banyak mengandung satuan monosakarida yang dipersatukan oleh ikatan glioksida. Salah satu contoh dari polisakarida adalah immuniglobulin G (atau disebut dengan rantai gamma) memiliki struktur inti yang terdiri dari monomer N-acetyl-D-glucosamine (D-GlcNac), D-Manosa, D-Galactosamine (D-Gal) dan L-fucosamine. Rantai ini juga memiliki ikatan glioksida dengan atom N (brown mark). Antibodi ini adalah imunoglobulin yang paling sering/banyak ditemukan dalam sumsum tulang belakang, darah, lymfe dan cairan peritoneal. Ia mempunyai waktu paroh biologik selama 23 hari dan merupakan imunitas yang baik (sebagai serum transfer). Ia dapat mengaglutinasi antigen yang tidak larut

Gambar 7. Pembentukan glikoprotein

Secara structural glikoprotein mengandung polipeptida ikatan kovalen dengan karbohidrat. Rantai sakarida, atau glikan dapat berikatan dengan polipeptida dengan 2 cara. Yang pertama adalah berikatan dengan O-glikan. Ikatan ini biasanya terdiri dari N-asetilgalaktosamin dimana berikatan glioksida dengan ujung O- dari threonine atau serine. Jenis ikatan yang kedua adlah N-link glikan. Ikatan ini berikatan glioksida antara N-asetilglukosamin dan ujung N- yang berikatan dengan asparagin. Pada N-link terdapat banyak variasi asam amino yang dapat terikat sehingga menghasilkan banyak variasi N-link

Gambar 8. Lemak

Lemak(bahasa Inggris:fat) merujuk pada sekelompok besarmolekul-molekulalam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Struktur yang digambarkan pada gambar 8 adalah Triasilgliserol. Triasilgliserol ini terdiri dari gliserol dengan 3 gugus asam lemak. Pada mulanya struktur gliserol hanya berupa hidroksil namun gugus hidroksil ini digantikan dengan asam lemak. Jika gugus hidroksil yang tergantikan dengan asam lemak ada 1 buah maka disebut monoasilgliserol, jika ada 2 buah disebut diasilgliserol.Lesitin atau fosfatidikolin adalah modifikasi lain dari lipid. Pada struktur ini terdapat gugus asil, gliserol dan gugus fosfat sehingga struktur ini termasuk dalam golongan fosfolipid. Fosfolipid berfungsi terutama sebagai unsure structural membrane dan tidak pernah disimpan dalam jumlah banyak. Pada bagian kepala lesitin yaitu gugus nitrogen dan fosfat bersifat polar sedangkan bagian ekor yang merupakan asam lemak bersifat non polar.

Gambar 9. klasifikasi lemak Lemak dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu lemak yang dapat dihidrolisis dan lemak yang tidak dapat dihidrolisis. Lemak yang dapat dihidrolisis berikatan ester dengan senyawa lain sehingga lemak jenis ini dapat melakukan reaksi saponifikasi. Contohnya adalah:Lemak: glycerol + 3 asam lemaks Waxes : fatty alcohol + asam lemak Sterol esters : sterol + asam lemak Phospholipids : glycerol + 2 asam lemaks + phosphate Phosphatides : phospholipids + alcohol Sphingolipids : sphingosine + asam lemak + phosphate + amino alcohol Cerebrosides : asam lemak + sphingosine + gula Gangliosides: asam lemak + sphingosine + beberapa gula berbeda, termasuk asam neuraminicKlasifikasi kedua adalah lipid yang tidak dapat terhidrolisis yaitu pada jenis ini asam lemak tidak dapat dihidrolisis sehingga tidak dapat melakukan reaksi saponifikasi. Terpenes (isoprenoids, isopren= 2-methyl-1,3-butadiena) : Monoterpenes: menthol (peppermint) Diterpenes: phytol (klorofil,vitamins E dan K) Triterpenes: squalene (cholesterol) Tetraterpenes:carotenoids ( vit.A) Steroids derivate dari kolesterol

Gambar 10.

fosfolipidGliserofosfolipidmerupakan golongan senyawalipiddan merupakan bagian dari membran sel makhluk hidup; bersama denganprotein,glikolipiddankolesterol.Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat. Disebutjuga FOSFATIDAT : gliserida yg mengandung fosfor dalam bentuk esterasam fosfat.Dalam gambar tersebut struktur phosphatidate terdiri dari gliserol dan 2 asam lemak, phosphatidate yang berikatan dengan alkohol amino atau gula alkohol seperti kolin, serine, ethanolamine, dan myo-inositol akan berubah menjadi fosfatidikolin apabila berikatan dengan kolin, fosfatidiletanoalamin bila berikatan dengan ethanolamine, dan fosfatidilserin apabila berikatan dengan serin. Dalam menambahkan sebuah gugus kepala ke molekul tersebut terdapat dua mekanisme. Gugus kepala adlah sebuah gugus kimia, misalnya serin atau kolin. Pada mekanisme yang pertama, asam fosfatidat diputuskan oleh fosfatase untuk membentuk diasilgliserol (DAG). DAG kemudian bereaksi dengan sebuah gugus kepala yang telah diaktifkan. Dalam pemebentukan fosfatidikolin, gugus kepala kolin diaktifkan melalui penggabungan dengan CTP untuk membentuk CDP-Kolin. Kemudian fosfokolin dipindahkan ke karbon 3 DAG dan cAMP dibebaskan. Dengan reaksi yang serupa dnegan reaski yang melibatkan CDP-etanolamin, dihasilkan fosfatidietanolamin. Pada mekanisme yang kedua unutk sintesis gliserolipid, asam fosfatidat beraksi dengan CTP membentuk CDP-diasilgliserol. Senyawa ini dapat beraksi dengan fosfatidilgliserol menghasilkan kardiopilin atau dnegan inositol membentuk fosfatidilinositol. Kardiopilin adalah satu komponen membrane mitokondria bagian dalam. Dalam pembagian derivat lipid adalah sebagai berikut:

Dapat dilihat bahwa sfingofosfolipid adalah derivat dari sfingosin dan fosfolipid. Hal inilah yang menyebabkan struktur sfingofosfolipid tidak memiliki gliserol namun memiliki gugus fosfat.Lysophospholipid adalah derivate dari fosfolipid dimana 1 atau 2 gugus asilnya telah hilang karena hidrolisis

Gambar 11.

Sfingolipid terbentuk dari basa rantai panjang terhidroksilasi dan bukan terbentuk dari gliserol. Dua jenis sfingolipid yang ditemukan di dalam tubuh hewan adalah sfingosin, yang mempunyai kelimpahan lebih banyak. Sfingosin adalah induk dari sejumlah alkohol amino berantai panjang yang ditemukan pada spingolipid. Pada spingolipid, gugus polar kepala terikat pada gugus hidroksil spingosin, dan komponen asam lemaknya membentuk suatu ikatan amida dnegan gugus amino.Pembentukan sfingolipid berawal dengan pembentukan seramida. Serin dan palmitoil KoA bergabung membentuk suatu produk yang tereduksi. Asam lemak rantai sangat panjang membentuk suatu amida dengan gugus amino, dihasilkan ikatan rangkap dan terbentuk seramida.Gugus hidroksil primer dapat disubtitusi melalui dua cara menghasilkan dua golongan sfingolipid, yaitu fosfosfingolipid dan glikosfigolipid. Pada fosfofingolipid, gugus hidroksil primer diesterifikasi dengan kolin fosfat. Lipidnya disebut dnegan sfingomielin. Glikosfingolipid yang mengandung gula asma sialat dalam bagian karbohidratnya disebut gangliosida. Gangliosida adalah spingolipid yang paling kompleks megandung bagian kepala yang amat besar dan bersifat polar, terbuat dari beberapa unit gula. Satu atau lebih unit gula terminal pada gangliosida adalah asam N-asetilneuraminat yang khas, juga disebut asam sialat yang mempunyai muatan negative pada pH 7. Gangliosida menyusun kira-kira 6% lipida membrane pada bagian yang berwarna abu-abu dari otak. Gangliosida juga ditemukan dalam sejumlah kecil pada membrane bukan syaraf.Serebrosida tidak mengandung gugus fosfat dan tidak memiliki muatan listrik karena gugus polar kepalanya bersifat netral. Karena gugus pada bagian kepala molekul ini secara khas terdiri dari satu atau lebih unit gula, serebrosida seringkali disebut glikospingolipid. Selain itu, terdapat juga serebrosida yang mengandung 2,3 atau 4 unit gula yang mungkin merupakan D-glukosa, D-galaktosa. Serebrosida yang lebih kompleks terutama terdapat pada lapisan luar membrane sel dan menyusun komponen penting permukaan sel.Gambar 12.

Gambar diatas adalah identifikasi senyawa lemak dengan menggunakan kromatografi lapis tipis. Metode pemisahan ini menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben inert dan fasa gerak yang digunakan dalam contoh gambar adalah campuran antara larutan heksan dengan dietileter/asam format dengan perbandingan 80:80:2 dimana campuran pelarut ini bersifat non polar. Digunakannya pelarut non polar disebabkan karena lemak bersifat non polar sehingga nantinya akan menghasilkan eluen karena senyawa lemak dapat tertarik oleh pelarut. Faktor retensi (Rf) adalah jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh eluen. Nilai Rf sangat karakteristik unutk senyawa tertentu pada eluen tertentu. Senyawa yang mempunyai Rf lebih besar berarti mempunyai kepolaran yang rendah, begitu juga Hal tersebut dikarenakan fasa diam bersifat polar. Senyawa yang lebih polar akan tertahan kuat pada fasa diam, sehingga menghasilkan nilai Rf yang rendah.Dari gambar dapat dilihat bahwa fosfolipid adalah senyawa pertama yang berhenti bergerak kemudian disusul dengan monoasilgliserol dan seterusnya. Sebelumnya nilai Rf secara literature harus diketahui terlebih dahulu sehingga identifikasi senyawa dapat dilakukan. Gambar 13.

Diagram di atas adalah mekanisme dari metabolisme lipid. Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energy utama adalah lipid netral yaitu trigliserida atau lemak, fosfolipid, dan glikolipid. Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-CoA. Dengan adanya ATP dan koenzim A asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase. Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak rantai panjang in akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa kamitin. Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan proses dan pada tiap prosesnya diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Cholesterol merupakan salah satu dari isoprenoids, sintesisnya dimulai dari acetyl CoA yang dihasilkan dari metabolime lipid melalui siklus asam sitrat. Pada reaksi yang panjang dan kompleks, sterol C27dihasilkan dari komponen C2. Biosintesis cholesterol dapat dibagi menjadi empat tahapan. Pertama,mevalonate, sebuah senyawa C6, yang dibentuk dari 3 molekul acetyl CoA. Kedua, mevalonate diubah menjadiisopentenyl diphosphateisoprene aktif. Ketiga, enam dari molekul C5ini dihubungkan untuk membentuksqualene,senyawa C30. Pada akhirnya, squalene mengalami siklisasi dengan tiga atom C yang akan dihilangkan untuk menghasilkan cholesterol. Adapun reaksi lengkapnya adalah sebagai berikut:Tahap 1 : Acetyl CoA menjadi Isopentenyl DiphosphateLangkah pertama pada sintesis kolesterol adalah proses kondensasi 3 molekul acetyl CoA secara berurutan. Langkah kondensasi ini dengan katalis acetoacetyl-CoA thiolase dan HMG-CoA synthase menghasilkan HMG CoA, kemudian pengurangan produk ini akan membentuk mevalonate pada sebuah reaksi yang dengan katalis HMG-CoA reductase.Selanjutnya Mevalonate diubah menjadi senyawa C5isopentenyl diphosphate oleh dua phosphorilasi diikuti oleh dekarboksilasi. Perubahan dua molekul acetyl CoA menjadi isopentenyl diphosphate membutuhkan energi dalam bentuk tiga ATP dan dua NADPH. Sintesis cholesterol isopentenyl diphosphate adalah penyumbang penting dalam satuan isoprenyl pada reaksi biosintesis lainnya.B.Tahap 2 : Isopentenyl Diphosphate menjadi SqualeneIsopentenyl diphosphate diubah menjadi dimethylallyl diphosphate dengan isomerase khusus yang disebut dengan isopentenyl diphosphate isomerase (IDI). Kedua isomer kemudian bergabung dengan reaksi kondensasi mulai dari kepala hingga ekor dengan katalis prenyl transferase. Hasil dari reaksi ini adalah molekul C10(geranyl diphosphate) dan pyrophosphate dilepaskan. Reaksi kondensasi kedua juga dengan katalis prenyl transferase, menghasilkan C15lanjutan, farnesyl diphosphate. Kondensasi satuan isoprenyl menghasilkan ciri cabang hidrokarbon dengan menempati ikatan rangkap secara teratur pada posisi cabang.Dua molekul farnesyl diphosphate digabungkan dengan reaksi kondensasi mulai dari kepala hingga ekor untuk membentuk molekul squalene C30. Pyrophosphate yang mengalami hidrolisis. Selanjutnya squalane dirubah menjadi Lanosterol dan akhirnya menjadi Kolesterol.

Gambar A. reaksi lengkap dari metabolism lipid, siklus asam asetat dan pembentukan isoprenoid.