Upload
syafrizka
View
85
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pabrik
Citation preview
PERHITUNGAN BEBAN INDUSTRI
Suatu instalasi industri TM/TM/TR pada MDP (Main Distribution Panel) terbagi
menjadi 6 kelompok, yaitu :
a. Kelompok 1 : 300 kVA ( produksi 1)
b. Kelompok 2 : 100 kVA ( produksi 2)
c. Kelompok 3 : 200 kVA ( produksi 3)
d. Kelompok 4 : 250 kVA( produksi 4)
e. Kelompok 5 : 75 kVA( penerangan jalan)
f. Kelompok 6 : 150 kVA ( kantor pusat) beban pioritas
TM/TM/TR adalah Pelanggan TM (20 kV), Pengukuran TM (20 kV), Pemakaian
pada sisi TR (380 V). Jadi trafo milik pelanggan, pengukuran disisi TM (20kV), maka
trafo ditempatkan pada Gardu Dustribusi.
PERHITUNGAN, PERENCANAAN DAN DESAIN TRAFO
1. Menentukan total daya terpasang
S (pabrik) = Kelompok 1 + Kelompok 2 + Kelompok 3 + Kelompok 4 +
Kelompok 5 + Kelompok 6
= (300 + 100 + 75 + 250 + 200 + 150) kVA
= 1075 kVA
2. Menentukan Faktor Kebutuhan
Berdasarkan daya total yang dibutuhkan industri yaitu sebesar 1.075 kVA ,
akan tetapi daya total tersebut tidak langsung dipakai seluruhnya, karena tiap industri
mempunyai faktor keserempakan beban yang berbeda. Maka dipilih faktor kebutuhan
industri makanan adalah 0,9
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 1
Jenis Bangunan Faktor Kebutuhan
Rumah Tinggal :
Perumahan
Flat tanpa pemanas
Flat dg pemanas
0,4
0,6
0,8-1,0
Bangunan Umum :
Hotel dll
Kantor
Departemen store
Sekolah
Rumah sakit
0,6-0,8
0,5-0,8
0,7-0,9
0,6-0,7
0,5-0,75
Industri logam 0,5-0,7
Industri makanan 0,7-0,9
Industri semen 0.8-0,9
Lift 0,5
Crane 0,7
3. Menentukan Kebutuhan Beban Maksimum
Untuk menentukan kebutuhan beban maksimum maka daya total yang
terpasang dikalikan dengan factor kebutuhan masing-masing industri
Beban maks = Stotal x FK
= 1.075 kVA x 0,9
= 967,5 kVA
4. Kapasitas Daya Terpasang
Dalam penentuan dasar kapasitas trafo perlu diperhatikan akan rugi-rugi daya
trafo itu sendiri sehingga trafo hanya di bebani 80 %. Untuk pertimbangan akan
adanya pengembangan beban dan musim yang ada di Indonesia. Maka trafo di
harapkan bisa dibebani dengan kemampuan 100 %, juga diperhitungkan kapasitas
beban cadangan dengan memisalkan 20% untuk daya cadangan. Maka beban
maksimum dikalikan 120%. Sehingga :
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 2
Kapasitas daya terpasang pada trafo = 120 % x beban maksimum
= 120 % x 967,5 kVA
= 1161 kVA.
Sehingga trafo harus memenuhi nilai daya sebesar 1161 kVA
5. Kontak Daya PLN
Daya terpasang 1161 KVA, maka daya tersambung untuk tarif tegangan
menengah pembatas menggunakan relai sekunder / MCB adalah 1210 kVA dengan
arus primer 35 A.
6. Jenis Golongan Tarif Dasar Listrik
Karena daya yang tersambung diatas 200 kVA, maka trafo tidak memakai
GTT (Gardu Trafo Tiang), melainkan Gardu Distribusi. Penyediaan trafo ditanggung
pelanggan dan rugi-rugi (kVARh) pada jaringan di tanggung pula oleh pelanggan.
Dari kebutuhan daya terpasang sebesar 1210 kVA, sesuai TDL dan perpres No. 8
Tahun 2011 industri ini tergolong tarif I-3 / TM
Adapun syarat – syarat golongan tarif I-3/TM adalah :
a. Kontrak daya dengan PLN.
b. Adanya gardu distribusi karena pelanggan harus memiliki trafo sendiri.
c. Rugi – rugi ( kVARh ) pada jaringan ditanggung oleh pelanggan.
d. Sistem menggunakan AMR ( Automatic Monitoring Reading )
e. kWH yang digunakan mengguanakan kelas ketelitian 0,05
Pelanggan TM/TM/TR dengan golongan tarif I-3 / TM, menggunakan alat ukur
dengan KWH meter kode sambungan 412 dan kVARH meter kode sambungan 402
yaitu:
412 = 4 kawat, double tarif dan register sekunder, register sekunder menggunakan
CT dan PT.
402 = 4 kawat, single tarif dan register sekunder, register sekunder menggunakan
CT dan PT.
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 3
7. Keandalan system yang dikehendaki
- pada industri ini direncanakan dengan menggunakan 2 sumber yaitu PLN dan satu
buah genset yang akan menghidupkan 2 kelompok beban jika sumber listrik dari
PLN mati. Karena 2 kelompok tersebut tidak boleh berhenti saat pekerjaan
berlangsung.
- Menggunakan system yang mudah dalam perawatan dan pengoperasian
- Jika pada sisi bawah ada gangguan, pengaman terdekat akan mengamankannya.
Hal itu dilakukan agar tidak mengganggu system kerja yang lain.
8. Pemilihan Trafo
Daya Terpasang = 1161 KVA
Kontrak PLN = 1210 KVA
Di pasaran trafo dengan daya 1210 kVA tidak tersedia. Sehingga dipilih trafo
dengan daya 1250 kVA. Dalam pemilihan trafo ada hal-hal terpenting yang perlu
diperhatikan antara lain adalah faktor keandalan, kualitas produk trafo, faktor
ekonomis dan rugi – rugi pada trafo. Oleh karena itu paling tidak dibutuhkan dua data
trafo untuk dibandingkan.
Merk trafo yang dipilih adalah:
Maka trafo yang digunakan mempunyai kapasitas sebesar 2150 kVA merk Minera dengan
pertimbangan diatas.
(NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 4
DATA TRAFINDO SCHNEIDER
Daya (kVA) 1250 Kva 1250 kVA
HV/LV (kV) 20 kV 20 kV
No Load Test
(watt) Losses2500 1150
Load Test (watt)
Losses15000 11000
Noise (dB) 59 48
Zsc (%) 5,5 6
Efficiency (100%)
P.F = 198,62 99.04
9. PEMILIHAN GENSET
Di dalam pabrik terdapat beban – beban prioritas, maksudnya adalah saat
suplay dari PLN mati beban ini tidak boleh mati juga. Oleh karena itu beban prioritas
akan disuplai oleh generator set. Besar daya prioritas kelompok 1, kelompok 2,
kelompok 4 kelompok 5 dan kelompok 6, maka kapasitas genset yang dipilih harus
memenuhi besar beban tersebut. Kapasitas daya dari genset adalah sebagai berikut:
a. Kelompok 1 : 300 kVA ( produksi 1)
b. Kelompok 2 : 100 kVA ( produksi 2)
c. Kelompok 4 : 250 kVA( produksi 4)
d. Kelompok 5 : 75 kVA( penerangan jalan)
e. Kelompok 6 : 150 kVA ( kantor pusat) beban pioritas
Total daya : 875 kVA
Kapasitas daya = FK x Total daya x cadangan 120%
Kapasitas daya = 0.9 x 875 x 120% = 945 kVA
Berdasarkan besarnya kapasitas daya di atas, maka genset yang digunakan
dayanya sebesar 1000 kVA berjumlah satu buah dengan spesifikasi sebagai berikut:
Merk : BAIFA ( P1100 )
Genset power rating : 1000 kVA
Kecepatan : 1500 rpm
Frekuensi : 50 Hz
Tegangan output : 400 V / 230 V
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog
10. PENGAMAN GENSET
Untuk pengaman genset disesuaikan dengan rating arus dari genset itu sendiri
sebesar 1587 A. Maka pengaman yang dipilih adalah ACB type NW16 ( H1 ) dengan
rated 800 sampai 1600 A dan Ihs = 65 kA.
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 5
PERHITUNGAN PERENCANAAN KABEL
11. ARUS NOMINAL PRIMER
a. Kabel Dari SUTM Menuju Incoming Kubikel PLN ( 3 core)
I n=1250 kVA
√3 x 20 kV=36,08 A
KHA = 1,25 x 36,08 A = 45,1 A
Faktor Penempatan = 1 (Grouping of multicore cable, number of grouping 1)
Faktor suhu = 1 ( XLPE insulation 30 0C)
Di rencankan kabel nya di tanam ,Maka penghantar yang digunakan adalah N2XSEFBY
12/20 (24kV) SPLN 43-5/IEC 60502-2 dengan luas penampang penghantar fasa
1(3x35mm) dengan KHA 171 A di suhu 30 0C (AL) di tanah (merk supreme)
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog
b. Outgoing Kubikel PLN menuju Incoming Kubikel Pelanggan (1 core)
In = 36,08 A
KHA = 1,25 x 36,08 A = 45,1 A
Faktor Penempatan = 0,96 ( Laid on the racks in flat formation, number of system 3 and
number of racks 1)
Faktor suhu = 0,96 ( XLPE insulation 35 0C)
Maka penghantar yang digunakan adalah N2XSKY 12/20 (24kV) SPLN 43-5/IEC 60502-
2 dengan luas penampang penghantar fasa 3(1x35mm) dengan KHA 230 A di suhu 30 0C
(CU) di udara (merk supreme) NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog
KHA = KHA kabel x faktor penempatan x faktor suhu
KHA = 230 x 0,96 x 0,96 = 211,9 A ( memenuhi syarat)
c. Outgoing Kubikel Pelanggan menuju Incoming Trafo (1 core)
In = 36,08 A
KHA = 1,25 x 36,08 A = 45,1 A
Faktor Penempatan = 0,96 ( Laid on the racks in flat formation, number of system 3 and
number of racks 1)
Faktor suhu = 0,96 ( XLPE insulation 35 0C)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 6
Maka penghantar yang digunakan adalah N2XSKY 12/20 (24kV) SPLN 43-5/IEC 60502-
2 dengan luas penampang penghantar fasa 3(1x35mm) dengan KHA 230 A di suhu 30 0C
(CU) di udara (merk supreme) NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog
KHA = KHA kabel x faktor penempatan x faktor suhu
KHA = 230 x 0,96 x 0,96 = 211,9 A ( memenuhi syarat)
12. ARUS NOMINAL SEKUNDER
a. Outgoing Trafo Menuju LVMDP
¿= 1250 kVA
√3 x 400 V=1804,22 A
KHA=125%x∈¿1,25 x 1804,22=2255,27 A
Karena di pasaran tidak ada kabel yang KHA nya sampai 2255,27 A, maka jumlah
kabel ditambah dengan luas penampangnya yang di pilih.
Di pilih kabel NYY 0,6/1 (1,2) KV SPLN 43-1/ IEC 60502-1 dengan luas penampang
300 mm2 dengan KHA 680 A di suhu 30 0C di udara (merk supreme)
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog
Penghantar=2255,27680
=3,3 kabel=4 kabel( perfasa)
Jadi jumlah per fasa 4 kabel ,karena bushing trafo di sisi LV (poercelain bushings
according to EN 50368) jumlahnya 4 lubang, maka setiap 1 lubang ada 1 kabel.
Faktor Penempatan = 0,96 ( Laid on the racks in flat formation, number of system 3
and number of racks 1)
Faktor suhu = 0,93 ( PVC insulation 35 0C)
KHA = jumlah kabel x KHA kabel x faktor penempatan x faktor suhu
KHA = 4 x 680 x 0,96 x 0,93 = 2428,4 A
Di lihat dengan drop tegangan :
ΔV = I X L X √ 3
x X Adi mana : L = 20 m dan x = 56 (CU)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 7
= 2428,4 X 20 X √ 3
56 X 1200
= 1,2 Volt
Drop tegangan pada JTR adalah + 5 % sampai – 10% (SPLN 1 : 1995)
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog
Maka kabel yang di gunakan sudah memenuhi syarat.
Jadi - kabel Perfasa 4(1 x 300 mm2)
- Kabel netral 2(1 x 300 mm2)
- Kabel PE 2(1 x 300 mm2)
Busbar dari LVMDP ke FU ( Pengaman Utama)
In = 1804,22 A
KHA = 2255,27 A
Dari PUIL 2000 hal 235 tabel 6.6 – 1di pilih busbar ukuran 50 x 5 ( 250 mm2) dengan
jumlah 4 busbar di lapisi konduktif dengan KHA 2310 A ,suhu sekitar 30 – 35 0C dan
suhu penghantar tembaga maksimum 35 0C.
Dari ISOFLEXX di pilih busbar ukuran 10 x 20 x1(200 mm2) dengan KHA 661 A di suhu 350C / 850C.
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog
Penghantar=2255,27661
=3,4 kabel=4 kabel( perfasa)
KHA = 661 x 4 = 2644 A (memenuhi syarat)
Jadi - busbar perfasa 4(10 x 20 x 1) mm
- Busbar netral 2(10 x 20 x 1) mm
- Busbar PE 2(10 x 20 x 1) mm
b. Arus Nominal masing-masing cabang
Kelompok 1
S Total = 300 kVA
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 8
¿= 300 kVA
√3 x 400 V=433 A
KHA=125% x∈¿1,25 x 433 A=541,26 A
Dari ISOFLEXX di pilih busbar ukuran 5 x 32 x1(160 mm2) dengan KHA 556 A di
suhu 350C / 850C.
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog
Jadi - Busbar perfasa 1(5 x 32 x 1) mm
- Busbar netral 1(4 x 21 x 1) mm
- Busbar PE 1(4 x 21 x 1) mm
Kabel ke SDP 1
Karena rencanakan kabel di pasang di kabel tray maka kabel nya dipilih kabel NYY
0,6/1
(1,2) KV SPLN 43-1/ IEC 60502-1 dengan luas penampang 300 mm2 dengan KHA 680
A di suhu 30 0C di udara (merk supreme)
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog
Faktor Penempatan = 0,96 ( Laid on the racks in flat formation, number of system 3
and number of racks 1)
Faktor suhu = 0,93 ( PVC insulation 35 0C)
KHA = KHA kabel x faktor penempatan x faktor suhu
KHA = 680 x 0,96 x 0,93 = 607,1 A (memenuhi syarat)
Jadi - Kabel Perfasa 1(1 x 300 mm2)
- Sepatu kabel OPLB 300 – 16
- Nut And Bult sigma 5/8” ( 16 mm )
- Kabel netral 1(1 x 150 mm2)
- Kabel PE 1(1 x 150 mm2)
- Sepatu kabel OPLB 150 – 16
- Nut And Bult sigma 5/8” ( 16 mm )
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 9
Kelompok 2
S Total = 100 kVA
¿= 100 kVA
√3 x 400 V=144,33 A
KHA=125% x∈¿1,25 x144,33 A=180,42 A
Dari ISOFLEXX di pilih busbar ukuran 2 x 15,5 x 0,8(24,8 mm2) dengan KHA 182 A
di suhu 350C / 850C
Jadi - Busbar perfasa 1(2 x 15,5 x 0,8) mm
- Busbar netral 1(3 x 13 x 0,5) mm
- Busbar PE 1(3 x 13 x 0,5) mm
Kabel ke SDP 2
Karena rencanakan kabel di pasang di kabel tray maka kabel nya dipilih kabel NYY
0,6/1 (1,2) KV SPLN 43-1/ IEC 60502-1 dengan luas penampang 50 mm2 dengan KHA
205 A di suhu 30 0C di udara (merk supreme)
Faktor Penempatan = 0,96 ( Laid on the racks in flat formation, number of system 3
and number of racks 1)
Faktor suhu = 0,93 ( PVC insulation 35 0C)
KHA = KHA kabel x faktor penempatan x faktor suhu
KHA = 205 x 0,96 x 0,93 = 183 A (memenuhi syarat)
Jadi - kabel Perfasa 1(1 x 50 mm2)
- Sepatu kabel OPLB 50 – 10
- Nut And Bult sigma 3/8” ( 9,6 mm )
- Kabel netral 1(1 x 25 mm2)
- Kabel PE 1(1 x 25 mm2)
- Sepatu kabel OPLB 25 – 10
- Nut And Bult sigma 3/8” ( 9,6 mm )
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 10
Kelompok 3
S Total = 200 kVA
¿= 200 kVA
√3 x 400 V=288,67 A
KHA=125% x∈¿1,25 x288,67 A=360,84 A
Dari ISOFLEXX di pilih busbar ukuran 4 x 21 x1( 84 mm2) dengan KHA 388 A di
suhu 350C / 850C
Jadi - Busbar perfasa 1(4x 21 x 1) mm
- Busbar netral 1(6 x 9 x 0,8) mm
- Busbar PE 1(6 x 9 x 0,8) mm
Kabel ke SDP 3
Karena rencanakan kabel di pasang di kabel tray maka kabel nya dipilih kabel NYY
0,6/1 (1,2) KV SPLN 43-1/ IEC 60502-1 dengan luas penampang 150 mm2 dengan
KHA 430 A di suhu 30 0C di udara (merk supreme)
Faktor Penempatan = 0,96 ( Laid on the racks in flat formation, number of system 3
and number of racks 1)
Faktor suhu = 0,93 ( PVC insulation 35 0C)
KHA = KHA kabel x faktor penempatan x faktor suhu
KHA = 430 x 0,96 x 0,93 = 383,9 A (memenuhi syarat)
Jadi - kabel Perfasa 1(1 x 150 mm2)
- Sepatu kabel OPLB 150 – 10
- Nut And Bult sigma 3/8” ( 9,6 mm )
- Kabel netral 1(1 x 95 mm2)
- Kabel PE 1(1 x 95 mm2)
- Sepatu kabel OPLB 95 – 8
- Nut And Bult sigma 5/16” ( 8 mm )
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 11
Kelompok 4
S Total = 250 kVA
¿= 250 kVA
√3 x 400 V=360,84 A
KHA=125% x∈¿1,25 x360,84 A=451 A
Dari ISOFLEXX di pilih busbar ukuran 5 x 24 x1(120 mm2) dengan KHA 491 A di
suhu 350C / 850C
Jadi - Busbar perfasa 1(5 x 24 x 1) mm
- Busbar netral 1(9 x 9 x 0,8) mm
- Busbar PE 1(9 x9 x 0,8) mm
Kabel ke SDP 4
Karena rencanakan kabel di pasang di kabel tray maka kabel nya dipilih kabel NYY
0,6/1 (1,2) KV SPLN 43-1/ IEC 60502-1 dengan luas penampang 240 mm2 dengan
KHA 590 A di suhu 30 0C di udara (merk supreme)
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran
Faktor Penempatan = 0,96 ( Laid on the racks in flat formation, number of system 3
and number of racks 1)
Faktor suhu = 0,93 ( PVC insulation 35 0C)
KHA = KHA kabel x faktor penempatan x faktor suhu
KHA = 590 x 0,96 x 0,93 = 526,7 A (memenuhi syarat)
Jadi - kabel Perfasa 1(1 x 240 mm2)
- Sepatu kabel OPLB 240 – 14
- Nut And Bult sigma 1/2” ( 12,8 mm )
- Kabel netral 1(1 x 120 mm2)
- Kabel PE 1(1 x 120 mm2)
- Sepatu kabel OPLB 120 – 8
- Nut And Bult sigma 5/16” ( 8 mm )
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 12
Kelompok 5
S Total = 75 kVA
¿= 75 kVA
√3 x 400 V=108,25 A
KHA=125% x∈¿1,25 x108,25 A=135,32 A
Dari ISOFLEXX di pilih busbar ukuran 3 x 13 x 0,5(19,5 mm2) dengan KHA 144 A
di suhu 350C / 850C
Jadi - Busbar perfasa 1(3 x 13 x 0,5) mm
- Busbar netral 1(3 x 13 x 0,5) mm
- Busbar PE 1(3 x 13 x 0,5) mm
Kabel ke SDP 5
Karena rencanakan kabel di pasang di kabel tray maka kabel nya dipilih kabel NYY
0,6/1 (1,2) KV SPLN 43-1/ IEC 60502-1 dengan luas penampang 35 mm2 dengan KHA
170 A di suhu 30 0C di udara (merk supreme)
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran
Faktor Penempatan = 0,96 ( Laid on the racks in flat formation, number of system 3
and number of racks 1)
Faktor suhu = 0,93 ( PVC insulation 35 0C)
KHA = KHA kabel x faktor penempatan x faktor suhu
KHA = 170 x 0,96 x 0,93 = 151,77 A (memenuhi syarat)
Jadi - kabel Perfasa 1(1 x 35 mm2)
- Sepatu kabel OPLB 35 – 10
- Nut And Bult sigma 3/8” ( 9,6 mm )
- Kabel netral 1(1 x 16 mm2)
- Kabel PE 1(1 x 16 mm2)
- Sepatu kabel OPLB 16 – 10
- Nut And Bult sigma 3/8” ( 9,6 mm )
Kelompok 6
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 13
S Total = 150 kVA
¿= 150 kVA
√3 x 400 V=216,5 A
KHA=125% x∈¿1,25 x216,5 A=270,63 A
Dari ISOFLEXX di pilih busbar ukuran 6 x 15,5 x 0,8(74,4 mm2) dengan KHA 335 A
di suhu 350C / 850C
Jadi - Busbar perfasa 1(6 x 15,5 x 0,8) mm
- Busbar netral 1(6 x 13 x 0,5) mm
- Busbar PE 1(6 x 13 x 0,5) mm
Kabel ke SDP 6
Karena rencanakan kabel di pasang di kabel tray maka kabel nya dipilih kabel NYY
0,6/1 (1,2) KV SPLN 43-1/ IEC 60502-1 dengan luas penampang 95 mm2 dengan KHA
320 A di suhu 30 0C di udara (merk supreme)
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran
Faktor Penempatan = 0,96 ( Laid on the racks in flat formation, number of system 3
and number of racks 1)
Faktor suhu = 0,93 ( PVC insulation 35 0C)
KHA = KHA kabel x faktor penempatan x faktor suhu
KHA = 320 x 0,96 x 0,96 = 285,7 A (memenuhi syarat)
Jadi - kabel Perfasa 1(1 x 95 mm2)
- Sepatu kabel OPLB 95 – 10
- Nut And Bult sigma 3/8” ( 9,6 mm )
- Kabel netral 1(1 x 50 mm2)
- Kabel PE 1(1 x 50 mm2)
- Sepatu kabel OPLB 50 – 10
- Nut And Bult sigma 3/8” ( 9,6 mm )
c. Arus Nominal Genset
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 14
¿= 1000 kVA
√3× 400 V KHA=125% x 1443,4 A
¿1443,4 A ¿1804 A
Karena di pasaran tidak ada kabel yang KHA nya sampai 1804 A, maka jumlah kabel
ditambah dengan luas penampangnya yang di pilih.
Di pilih kabel NYY 0,6/1 (1,2) KV SPLN 43-1/ IEC 60502-1 dengan luas penampang
240 mm2 dengan KHA 590 A di suhu 30 0C di udara (merk supreme)
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog
Penghantar=1804590
=3 kabel=4 kabe l(perfasa)
Jadi jumlah per fasa 4 kabel.
Faktor Penempatan = 0,96 ( Laid on the racks in flat formation, number of system 3
and number of racks 1)
Faktor suhu = 0,93 ( PVC insulation 35 0C)
KHA = jumlah kabel x KHA kabel x faktor penempatan x faktor suhu
KHA = 4 x 590 x 0,96 x 0,93 = 2107 A
Di lihat dengan drop tegangan :
ΔV = I X L X √ 3
x X Adi mana : L = 30 dan x = 56 (CU)
= 2107 X 30 X √ 3
56 X 960= 1,9 Volt
Drop tegangan pada JTR adalah + 5 % sampai – 10% (SPLN 1 : 1995)
Maka kabel yang di gunakan sudah memenuhi syarat.
Jadi - kabel perfasa 4(1 x 240 mm2)
- Sepatu kabel OPLB 240 – 16
- Nut And Bult sigma 5/8” ( 16 mm )
- Kabel netral 2(1 x 240 mm2)
- Kabel PE 2(1 x 240 mm2)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 15
- Sepatu kabel OPLB 240 – 16
- Nut And Bult sigma 5/8” ( 16 mm )
Busbar di Panel Genset
In = 1443,4 A
KHA = 1804 A
Dari PUIL 2000 hal 235 tabel 6.6 – 1di pilih busbar ukuran 60 x 10 ( 600 mm2) dengan
jumlah 2 busbar di lapisi konduktif dengan KHA 1960 A ,suhu sekitar 30 – 35 0C dan
suhu penghantar tembaga maksimum 35 0C.
Dari ISOFLEXX di pilih busbar ukuran 5 x 50 x1(250 mm2) dengan KHA 927 A di suhu 350C / 850C
Penghantar=1804927
=1,9 kabel=2 kabel (perfasa)
KHA = 927 x 2 = 1854 A (memenuhi syarat)
Jadi - busbar perfasa 2(5 x 50 x 1) mm
- Busbar netral 1(5 x 50 x 1) mm
- Busbar PE 1(5 x 50 x 1) mm
PERHITUNGAN Isc
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 16
Untuk menghitung besarnya Breaking Capasity dapat dilakukan dengan 2 cara,
yaitu:
1. Menulis data – data kelistrikan yang ada di penyulang.
2. Dengan perhitungan melalui rumus yang sudah ditetapkan. Untuk Jawa Timur
besarnya P = 500∠81,37 MVA
3. S = 1250 kVA , Usc = 6% , VL = 400 V , Vo = 400 V
Resistansi (mΩ) Reaktansi (mΩ)
A. Sisi Atas TM 20 kV
Z1=V 2
P=4002
500=320
cosθ=0,15
R1=Z1× cosθ ×10−3
R1=320 × 0,15 ×10−3=0,048 m Ω
sin θ=0,98
X1=Z1× sin θ ×10−3
X1=320× 0,98×10−3=0,31 m Ω
B. Transformator
R2=ωC× V 0
2× 10−3
S2
R2=11000× 4002 ×10−3
12502 =1,12 m Ω
Z2=V SC
100×
V 02
S= 6
100×
4002
1250=7,68 m Ω
X2=√Z22−R2
2=√7,682−1,122=6,4 m Ω
C. Koneksi kabel dari trafo menuju MDP
R3= ρLA
=22,520
4 × 300=0,375 m
Untuk sistem 1 phasa
X3=0,12 x L=0,12 x20=2,4 m Ω
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 17
D. Busbar
Busbar Utama
R4=ρLA
=22,52
4 ×200=0,056 mΩ
Kelompok 1
RG1= ρLA
=22,51
160=0,14 mΩ
Kelompok 2
RG2=ρLA
=22,51
24,8=0,9 mΩ
Kelompok 3
RG3=ρLA
=22,51
84=0,27mΩ
Kelompok 4
RG 4=ρLA
=22,51
120=0,18 mΩ
Kelompok 5
RG 4=ρLA
=22,51
19,5=1,15mΩ
Kelompok 6
RG 4=ρLA
=22,51
74,4=0,3 mΩ
X 4=0,15 × L=0,15 ×2=0,3 mΩ
XG 1=0,15 × L=0,15× 1=0,15 mΩ
XG 2=0,15 × L=0,15× 1=0,15 mΩ
XG 3=0,15 × L=0,15× 1=0,15 mΩ
XG 4=0,15× L=0,15 ×1=0,15 mΩ
XG 5=0,15 × L=0,15× 1=0,15 mΩ
XG 6=0,15 × L=0,15 ×1=0,15 mΩ
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 18
13. Arus Hubung Singkat Pengaman Utama
Resistansi dan reaktansi total untuk menentukan Isc pada trafo dapat dihitung:
Rt 1=R1+R2+R3+R4=0,048+1,12+0+0,056=1,224 m Ω
X t 1=X1+X 2+ X3+ X4=0,31+6,4+2,4+0,3=9,16m Ω
Arus hubung singkat pada pengaman utama dapat dihitung dengan rumus :
I HS=V 0
√3× Z=
V 0
√3×√ Rt 12 +X t 1
2= 400
√3×√1,2242+9,162
¿25 kA
In = 1804,22 A
Pengaman yang digunakan adalah ACB type Masterpact NW 20 tipe H1
dengan rated 1000 A sampai 2000 A dan Ihs = 65 kA di pilih arus nominal 1804 A
14. Arus hubung singkat pengaman cabang
Kelompok 1
Rt 2=Rt 1+RG1=1,224+0,14=1,364 mΩ
X t 2=X t 1+ XG1=9,16+0,15=9,31 mΩ
I HS=V 0
√3× Z=
V 0
√3×√ Rt 22 +X t 2
2= 400
√3×√1,3642+9,312
¿24,55 kA
In = 433 A
Pengaman yang digunakan adalah MCCB tipe NS630 N dengan rated
500A sampai 630 A dan Ihs = 30 kA, di pilih arus nominal 433 A
Kelompok 2
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 19
Rt 3=Rt 1+RG 2=1,224+0,9=2,124 m Ω
X t 3=X t 1+ XG2=9,16+0,15=9,31 mΩ
I HS=V 0
√3× Z=
V 0
√3×√ Rt2+X t
2= 400
√3 ×√2,1242+9,312
¿24,19 kA
In = 144,33 A
Pengaman yang digunakan adalah MCCB tipe NS160 N dengan rated 150
A sampai 160 A dan Ihs = 30 kA, di pilih arus nominal 144 A
Kelompok 3
Rt 4=R t 1+ RG3=1,224+0,27=1,494 m Ω
X t 4=X t 1+X G3=9,16+0,15=9,31 m Ω
I HS=V 0
√3× Z=
V 0
√3×√ Rt2+X t
2= 400
√3 ×√1,4942+9,312
¿24,49 kA
In = 288,67 A
Pengaman yang digunakan adalah MCCB tipe NS400 N dengan rated 320
A sampai 400 A dan Ihs = 30 kA, di pilih arus nominal 288 A
Kelompok 4
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 20
Rt 5=Rt 1+RG 4=1,224+0,18=1,404 m Ω
X t 5=X t 1+ XG4=9,16+0,15=9,31 m Ω
I HS=V 0
√3× Z=
V 0
√3×√ Rt2+X t
2= 400
√3 ×√1,4042+9,312
= 24,54 kA
In = 360,84 A
Pengaman yang digunakan adalah MCCB tipe NS400 N dengan rated 320
A sampai 400A dan Ihs = 30 kA. Di pilih arus nominal 360 A
Kelompok 5
Rt 5=Rt 1+RG 4=1,224+1,15=2,374 m Ω
X t 5=X t 1+ XG4=9,16+0,15=9,31 m Ω
I HS=V 0
√3× Z=
V 0
√3×√ Rt2+X t
2= 400
√3 ×√2,3742+9,312
¿24 kA
In = 108,25 A
Pengaman yang digunakan adalah MCCB tipe NS160 N dengan rated 150
A sampai 160 A dan Ihs = 30 kA. Di pilih arus nominal 108 A
Kelompok 6
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 21
Rt 5=Rt 1+RG 4=1,224+0,3=1,524 m Ω
X t 5=X t 1+ XG4=9,16+0.15=9,31 m Ω
I HS=V 0
√3× Z=
V 0
√3×√ Rt2+X t
2= 400
√3 ×√1,5242+9,312
¿24,47 kA
In = 216,5 A
Pengaman yang digunakan adalah MCCB tipe NS250 N dengan rated 220 A
sampai 250 A dan Ihs = 30 kA. di pilih arus nominal 216 A
PERHITUNGAN ARRESTER DAN CUT OUT
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 22
15. ARRESTER
Arrester dipakai sebagai alat proteksi utama dari tegangan lebih. Oleh karena
pemilihan arrester harus sesuai dengan peralatan yang dilindunginya. Karena kepekaan
arrester terhadap tegangan, maka pemakainya harus disesuikan dengan tegangan sistem.
Pemilihan lightning arrester dimaksudkan untuk mendapatkan tingkat isolasi
dasar yang sesuai dengan Basic Insulation Level (BIL) peralatan yang dilindungi,
sehingga didapatkan perlindungan yang baik.
Pada pemilihan arrester ini dimisalkan tegangan impuls petir yang datang
berkekuatan 400 KV dalam waktu 0,1μs, jarak titik penyambaran dengan transformator
5 Km.
Tegangan dasar arrester
Pada jaringan tegangan menengah arrester ditempatkan pada sisi tegangan
tinggi (primer) yaitu 20 PPPPKV. Tegangan dasar yang dipakai adalah 20 KV sama
seperti tegangan pada sistem. Hal ini dimaksudkan agar pada tegangan 20 KV arrester
tersebut masih bisa bekerja sesuai dengan karakteristinya yaitu tidak bekerja pada
tegangan maksimum sistem yang direncanakan, tetapi masih tetap mampu
memutuskan arus ikutan dari sistem yang effektif. Tegangan sistem tertinggi
umumnya diambil harga 110% dari harga tegangan nominal sistem. Pada arrester
yang dipakai PLN adalah :
Vmaks = 110% x 20 KV
= 22 KV, dipilih arrester dengan tegangan teraan 28 KV.
Koefisien Pentanahan
Didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan rms fasa sehat ke tanah
dalam keadaan gangguan pada tempat dimana penagkal petir, dengan tegangan rms
fasa ke fasa tertinggi dari sistem dalam keadaan tidak ada gangguan Untuk menetukan
tegangan puncak (Vrms) antar fasa dengan ground digunakan persamaan:
Vrms =
Vm
√2
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 23
=
22
√2
= 15,5 KV
Dari persamaan di atas maka diperoleh persamaan untuk tegangan phasa
dengan ground pada sistem 3 phasa didapatkan persamaan :
Vm(L - G) =
Vrms×√2√3
=
15 , 5×√2√3
= 12,6 KV
Koefisien pentanahan =
12 , 6KV15 , 5KV
= 0,82
Keterangan :
Vm = Tegangan puncak antara phasa dengan ground (KV)
Vrms = Tegangan nominal sistem (KV)
Tegangan pelepasan arrester
Tegangan kerja penangkap petir akan naik dengan naiknya arus pelepasan,
tetapi kenaikan ini sangat dibatasi oleh tahanan linier dari penangkap petir.
Tegangan yang sampai pada arrester :
Eo =
eK . e . x
Eo =
400 KV0 ,0006×5 Km
= 133,3 KV
Keterangan :
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 24
Eo = tegangan yang sampai pada arrester (KV)
e = puncak tegangan surja yang datang
K = konsatanta redaman (0,0006)
x = jarak perambatan
Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran yang
dibatasi oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi teganagn flasover dan probabilitas
tembus isolator, maka 20% untuk faktor keamanannya, sehingga harga e adalah :
e =1,2 BIL saluran
Keterangan :
e = tegangan surja yang datang (KV)
BIL = tingkat isolasi dasar transformator (KV)
Arus pelepasan nominal (Nominal Discharge Current)
I =
2 e−EoZ+R
Z adalah impedansi saluran yang dianggap diabaikan karena jarak perambatan
sambaran tidak melebihi 10 Km dalam arti jarak antara GTT yang satu dengan yang
GTT yang lain berjarak antara 8 KM sampai 10 KM. ( SPLN 52-3,1983 : 11 )
R = tegangankejut impuls 100 %
arus pemuat
=
105 KV2,5 KA
= 42Ω
I =
2×400 KV −133 ,3 KV0+42Ω = 15,8 KA
Keterangan :
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 25
I = arus pelepasan arrester (A)
e = tegangan surja yang datang (KV)
Eo = tegangan pelepasan arrester (KV)
Z = impedansi surja saluran (Ω)
R = tahanan arrester (Ω)
Jatuh tegangan pada arrester dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
V = I x R
Sehingga tegangan pelepasan arrester didapatkan sesuai persamaan :
ea = Eo + (I x R)
Keterangan :
I = arus pelepasan arrester (KA)
Eo = tegangan arrester pada saat arus nol (KV)
ea = tegangan pelepasan arrester (KV)
Z = impedansi surja (Ω)
R = tahanan arrester (Ω)
Pemilihan tingkat isolasi dasar (BIL)
“Basic Impuls Insulation Level (BIL) level yang dinyatakan dalam impulse
crest voltage (tegangan puncak impuls) dengan standart suatu gelombang 1,5 x 40 μs.
Sehingga isolasi dari peralatan-peralatan listrik harus mempunyai karakteristik
ketahanan impuls sama atau lebih tinggi dari BIL tersebut.
Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran yang
dibatasi oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi tegangan flasover dan
probabilitas tembus isolator, maka 20% untuk faktor keamananny sehingga harga E
adalah :
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 26
e =1,2 BIL saluran
e = 1,2 x 150 KV
e = 180 KV
Basic Impuls Insulation Level (BIL) level yang dinyatakan dalam impulse
crest voltage (tegangan puncak impuls) dengan standart suatu gelombang 1,2/50 μs.
Sehingga isolasi dari peralatan-peralatan listrik harus mempunyai karakteristik
ketahanan impuls sama atau lebih tinggi dari BIL tersebut. Sehingga dipilih BIL
arrester yang sama dengan BIL transformator yaitu 150 KV
Margin Perlindungan Arrester
Untuk mengitung dari margin perlindungan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
MP = (BIL / KIA-1) x 100%
MP = (150 KV/ 133,3 – 1) x 100%
= 125.28 %
Keterangan :
MP = margin perlindungan (%)
KIA = tegangan pelepasan arrester (KV)
BIL = tingkat isolasi dasar (KV)
Berdasarkan rumus di atas ditentukan tingkat perlindungan untuk tafo daya.
Kriteria yang berlaku untuk MP > 20% dianggap cukup untuk melindungi
transformator .
Jarak penempatan Arrester dengan Peralatan
Penempatan arrester yang baik adalah menempatkan arrester sedekat mungkin
dengan peralatan yang dilindungi. Jarak arrester dengan peralatan Yang dilindungi
digunakan persamaan sebagai berikut :
Ep = ea +
2×A×xv
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 27
125 = 133,3 KV+
2×4000KV / μs×x300m / μs
8,3 = 26,6x
x = 0,31 m
jadi jarak arrester sejauh 31 cm dari transformator yang dilindungi. Perhitungan
jarak penempatan arrester di atas digunakan untuk transformator tiang. Namun di
wilayah Malang juga terdapat penempatan transformator di permukaan tanah dengan
menggunakan kabel tanah. Transformator tersebut berada dalam tempat terpisah
dengan pengaman arresternya. Transformator diletakkan di atas tanah dan terhubung
dengan arrester yang tetap diletakkan di atas tiang melalui kabel tanah.
Tabel Batas Aman Arrester
IMPULS
PETIR
(KV)
BIL
ARRESTER
(150 KV)
BIL TRAF0
(125 KV)
KONDISI KETERANGAN
120 KV < 150 KV <125 KV Aman
Tegangan masih di
bawah rating
transformator maupun
arrester
125 KV <150 KV =125 KV Aman
Tegangan masih
memenuhi batasan
keduanya
130 KV <150 KV >125 KV Aman
Tegangan lebih
diterima arrester dan
dialirkan ke tanah
150 KV =150 KV >125 KV Aman
Masih memenuhi batas
tegangan tertinggi
yang bisa diterima
arrester.
Arrester rusak,
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 28
200 KV >150 KV >125 KV Tidak aman transformator rusak
Berdasarkan keterangan diatas maka pemilihan BIL arrester harus mempunyai
kemampuan yang sama atau diatas tegangan BIL petir (150 kV), sedangkan untuk BIL
trafo dapat menggunakan BIL yang lebih rendah yaitu 125 kV.
Oleh karena itu dipilih arrester merk COOPER POWER SYSTEMS , yang
mempunyai spesifikasi umum sebagai berikut:
Type : AZL
Voltage Nominal (Ur) : 24 kV
1,2/50 BIL : 150 kVcr
NB: Keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada katalog
16. Karakteristik dan Pemilihan Cut-Out
Karakteristik utama suatu cut-out adalah sehubungan dengan kebuuhan antara
waktu dan arus. Hubungan antara minimum melting dan maksimim clearing time,
ditentukan dari test data yang menghasilkan karakteristik waktu dan arus. Kurva
minimum melting time dan maksimum clearing time adalah petunjuk yang penting
dalam penggunaan fuse link pada system yang dikoordinasikan.
Melting time adalah interval waktu antara permulaan arus gangguan dan
pembusuran awal. Interval selama dalam masa pembusuran berakhir adalah arching
time. Sedangkan clearing time adalah melting time ditambah dengan arching time.
Faktor-faktor dalam pemilihan fuse cut-out
Penggunaan cut-out tergantung pada arus beban, tegangan, type system, dan arus
gangguan yang mungkinterjadi. Keempat factor diatas ditentukan dari tiga buah rating
cut-out, yaitu :
1) Pemilihan rating arus kontinyu
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 29
Rating arus kontinyu dari fuse besarnya akan sama dengan atau lebih besar arus
arus beban kontinyu maksimum yang diinginkan akan ditanggung. Dalam
menentukan arus beban dari saluran, pertimbangan arus diberikan pada kondisi
normal dan kondisi arus beban lebih ( over load ). Pada umumnya outgoing feeder 20
kV dari GI dijatim mampu menanggung arus beban maksimum 630 A, maka arus
beban sebesar 100 A.
2) Pemilihan Rating tegangan
Rating tegangan ditentukan dari karakteristik sebagai berikut :
Tegangan system fasa atau fasa ke tanah maksimum.
System pentanahan.
Rangkaian satu atau tiga fasa.
Sesuai dengan tegangan sisitem di jatim maka rated tegangan cut-out dipilih
sebesar 20 kV dan masuk ke BIL 150 kV.
3) Pemilihan rating Pemutusan.
Setiap transformator berisolasi minyak harus diproteksi dengan gawai proteksi
arus lebih secara tersendiri pada sambungan primer, dengan kemampuan atau setelan
tidak lebih dari 250 %dari arus pengenal transformator. (PUIL 2000 Hal.191)
Setelah melihat data- data diatas maka perhitungan pemilihan fuse cut-out
adalah sebagai berikut :
Arus nominal ¿1250 kVA
√3 x 20 kV=36,08 A
Arus = In x 250% = 90.2 A
Rating arus kontinyu dari fuse besarnya dianggap sama atau lebih besar dari
beban kontinyu maksimal yang diinginkan / ditanggung. Oleh karena itu dipilih
HUBBELL CO dengan arus sebesar 100 A, yang mempunyai spesifikasi umum sebagai
berikut:
Type : CP710311
BIL :150 kV
Voltage Nominal : 27 kV
Current continuous : 100 A
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 30
Interupting RMS Asym : 8 kA
NB: Keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada katalog
PERHITUNGAN SANGKAR FARADAY PADA TRAFO
17. SANGKAR FARADAY
Medan listrik berpengaruh dan berbahaya bagi pekerja yang bekerja pada atau dekat
sekali dengan bagian dari jaringan yang bertegangan. Pekerja dapat mempergunakan
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 31
perlindungan untuk hal tersebut seperti sangkar faraday dimana kuat medan listrik
didalam pelindung konduktor ini merupakan fungsi dari derajat perlindungannya
Sangkar pelindung terbuat dari bahan konduktor dan beberapa tahun yang lalu
Faraday telah menunjukkan bahwa kuat medan listrik didalam sangkar adalah nol (0) bila
sangkar berbentuk kotak penuh. Namun jika sangkar tersebut berbentuk kotak penuh
sehingga pekerja didalamnya bebs terhadap medan listrik, maka hal ini tidak dapat
dipakai untuk bekerja. Perlindungan terhadap medan ini hanya dilakukan oleh sangjar
yang hanyaberbentuk setengah kotak atau sangkar yang tidak berbentuk kotak penuh,
tergantung pada derajat perlindungan yang kita inginkan
Dalam perhitungan ini yang perlu diperhatikan adalah system pengaman dari sisi TR
maupun TM pada trafo. Sesuai dengan catalog yang ada jarak aman sisi tegangan tinggi
adalah = 750 mm. ( PUIL Bab 9 Hal. 448 )
Tegangan U (antara fasa dan bumi) (kV) Jarak aman minimum (cm)
1 50
12 60
20 75
36 100
Dengan perkiraan panjang tangan manusia sekitar kurang lebih 750 mm. Sehingga
dapat terhitung sangkar faraday sesuai dengan dimensi trafo yang digunakan.
Dimensi trafo yang digunakan dengan data sebagai berikut :
Panjang (A) : 1950 mm
Lebar (B) : 1200 mm
Tinggi (C) : 1855 mm
Sehingga diperoleh dimensi sangkar faraday terpasang sebagai berikut :
Panjang : (jarak aman trafo + panjang tangan manusia) x 2 + panjang trafo
: ( 500 + 750 ) x 2 + 1950 mm
: 4450 mm
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 32
Lebar : (jarak aman trafo + panjang tangan manusia) x 2 + lebar trafo
: ( 500 + 750 ) x 2 + 1200 mm
: 3700 mm
Tinggi : (jarak aman trafo dengan atap) + tinggi trafo
: 1000 mm + 1855 mm
: 2855 mm
PERHITUNGAN, PERENCANAAN DAN DESIGN CELAH UDARA
GARDU INDUK
18. CELAH UDARA GARDU INDUK
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 33
Dalam kerjanya transformator tidak lepas dari kerugian salah
satunya adalah panas, panas yang berlebihan pada trafo dapat
mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan antara lain :
Drop tegangan.
Pemanasan pada minyak trafo yang berlebihan, sehingga
menyebabkan turunnya kualitas minyak trafo yang dapat
mengakibatkan tegangan tembus minyak trafo turun.
Celah ventilasi pada trafo dihitung pada saat load losses pada suhu
75oC dengan load losses sebesar 11000 Watt = 11 kW hal tersebut
dapat dilihat pada data trafo.
Data lain yang diketahui adalah sebagai berikut:
Temperatur udara masuk(t1) 20oC
Temperatur udara keluar (t2) 35oC
Koefisiensi muai udara (α )= 1
273
Tinggi ruangan = 4 meter.
Dengan data di atas dapat dicari volume udara yang dibutuhkan
untuk mensirkulasi panas adalah sebagai berikut:
V=860 Pv1116 ( t2−t1 )
x (1−α t1)
dimana:
Pv = rugi trafo (Kw) / no load losses + load losses = 1,15 kW + 11
kw = 12,15 kW
t1 = temperatur udara masuk (oC)
t2 = temperatur udara keluar (oC)
α = koefisien muai udara
H = ketinggian ruangan (m)
sehingga:
V=860.Pv
1116 (T2−T1 )x (1−∝T1 )
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 34
V=860.12,15
1116 (35−20 )x(1− 1
273x 20)=0,57m2/s
Kemampuan pemanasan udara yang mengalir disepanjang tangki
trafo adalah :
v=Hξ
dimana:
H=ketinggian (m)
ζ = koefisien tahanan aliran udara
Koefisien tahanan aliran udara berbeda-beda tergantung pada
kondisi daripada tempat diletakkannya trafo itu sendiri.
Kondisi tempat Ζ
Sederhana
Sedang
Baik
4.....6
7.....9
9.....10 (jaringan
konsen)>20
Apabila kondisi tempat dimisalkan adalah baik maka ζ = 9.
Sehingga:
v=49=0,44
Maka dapat kita hitung celah ventilasi sebagai berikut:
qc (penampang celah udara yang masuk) :
Vv
qc=Vv
=0,570,44
=¿1,295 m2
Karena udara yang keluar memiliki temperatur yang lebih tinggi
daripada udara yang masuk yang diakibatkan proses pendinginan
trafo dalam ruangan sehingga terjadi pemuaian maka ventilasi
udara keluar yang dibutuhkan harus lebih besar daripada celah
ventilasi udara masuk, dengan kata lain: q A ¿ qC¿
Sehingga:
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 35
q A=1,1 xqC=1,1 x 1,295=¿ 1,425 m2
Nilai perhitungan diatas adalah nilai minimum, sehingga pemakaian
ventilasi udara bisa memakai ukuran yang lebih besar dari ukuran
perhitungan diatas.
Perhitungan celah udara pada kubikel pelanggan
Menurut PUIL 2000, celah udara ventilasi yang diijinkan pada Gardu
Induk adalah sebesar 20 cm2/kVA. Maka dari itu, perhitungan luas
celah udara untuk ventilasi pada GI adalah sebagai berikut :
Daya trafo = 1250 kVA
Celah udara total = 1250 x 20 = 25000 cm2
Ruangan yang digunakan sebagai tempat peletakkan
transformator, mempunyai dimensi panjang x lebar x tinggi = 8 m
x 8 m x 4 m. Celah udara ini dirancang pada dinding sisi 8 m.
Celah udara seluas 25000 cm2 ini dibagi 2 celah ventilasi, 1 celah
ventilasi terdapat di dinding sisi bawah sebagai tempat masuknya
udara, dan 1 celah ventilasi terdapat sisi atas dinding sebagai
tempat keluarnya udara.
Celah udara sisi bawah :
Ventilasi udara sisi bawah adalah qc =1,295m2= 12.950 cm2.
Berdimensi 26 cm x 500 cm = 13.000 cm2
Perancangan celah ventilasi sisi bawah ini didisain agak miring
dan dipasang kassa yang terbuat dari bahan stainless steel
agar benda-benda atau hewan dari luar tidak dapat masuk ke
ruangan transformator.
Celah udara sisi atas :
Ventilasi udara sisi atas adalah qA=1,425m2 = 14.250cm2.
Berdimensi 30 cm x 500 cm = 15.000 cm2
Perancangan celah ventilasi sisi atas ini didisain lebih luas dari
ventilasi sisi bawah karena udara yang memuai akibat
pemanasan trafo memiliki volume yang lebih besar daripada
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 36
udara yang masuk. Selain itu, dipasang besi-besi teralis agar
benda-benda atau hewan dari luar tidak dapat masuk ke
ruangan transformator.
Luas total ventilasi sebesar 28.000 cm2. Celah ventilasi pada
perancangan ini sudah memenuhi persyaratan PUIL 2000 karena
luas ventilasi minimum untuk transformator 1250 kVA sudah
terpenuhi. Sehingga system ventilasi telah memenuhi standart
PUIL 2000.
Perhitungan Exhaust Fan Ruang Genset
Untuk sirkulasi pada ruang genset digunakan fan exhaust agar sirkulasi lebih
baik. Sehingga lebih meminimalisir gas buang genset yang masuk ke ruang genset.
Rumus yang digunakan referensi KDK fan, yaitu :
K = A x B
Dimana K = Kebutuhan volume udara fan ( m3/jam )
A = Volume ruangan
B = Kebutuhan frekuensi pergantian udara per jam ( tabel pada
KDK )
Maka kebutuhan fan :
K = ( 8 x 10 x 4 ) x 20 m3/jam
= 6400 m3/jam
Dari perhitungan tersebut kita tahu bahwa kebutuhan pergantian volume udara
tiap jamnya adalah m3/jam, sehingga dipilih kipas produk MARATHON ELECTRIC
type GPN45041 dengan spesifikasi umum :
Motor AF55
1 Fasa
Kecepatan 1400 rpm
Daya 372 W
Arus 1,75 A
Free air flow 7000 m3/jam
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 37
PERENCANAAN, PERHITUNGAN DAN DESIGN KUBIKEL
19. PEMILIHAN KOMPONEN KUBIKEL
Kubikel 20 kV adalah komponen peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan,
pengukuran, tegangan, arus maupun daya, peralatan proteksi dan control. Didalam
perencanaan ini, pelanggan memesan daya kepada PLN sebesar 1210 kVA, pelanggan ini
termasuk pelanggan TM / TM / TR sehinga trafo milik pelanggan, rugi-rugi di tanggung
pelanggan, pengukuran di sisi TM dan trafo ditempatkan di gardu distribusi.
Kubikel terdiri dari dua unit. Pertama adalah milik PLN (yang bersegel) dan kubikel
milik pelanggan (hak pelanggan sepenuhnya). Setiap kubikel terdiri dari incoming,
metering dan outgoing. Pada perencanaan ini, kubikel pelanggan dan PLN disamakan
spesifikasinya, karena selain PLN, pelanggan juga perlu memonitoring metering milik
pelanggan itu sendiri. Spesifikasi kubikel ialah:
1. Incoming : IMC
2. Metering : CM2
3. Outgoing : DM1-A
Dari schneider / Merlin Gerin
1. INCOMING (IMC)
Terdiri atas LBS (load break switch), coupling kapasitor dan CT (Current Transformator)
- LBS ( Laod Break Switch)
LBS ialah pemutus dan penyambung tegangan dalam keadaan berbeban,
komponen berbeban terdiri atas beberapa fungsi yaitu:
1. Earth Switch
2. Disconnect Switch
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 38
3. Load Break Switch
Untuk meng-energized, proses harus berurutan (1-2-3) dan memutus beban
harus dengan urutan kebalikan (3-2-1)
- Coupling Capasitor
Dalam penandaan kubikel membutuhkan lampu tanda dengan tegangan kerja
400 kV. Karena pada kubikel mempunyai tegangan kerja 20 kV, maka tegangan
tersebut harus diturunkan hingga 400 V menggunakan coupling capasitor dengan 5
cincin yang menghasilkan output tegangan
= 20 kV/5 = 400 V
- Current Transformator (CT)
Trafo yang digunakan adalah trafo dengan daya 2000 kVA. Sehingga arus
nominalnya ialah:
¿= Dayatrafo
√3×teganganmenengah
¿ 1250 kVA
√3 × 20 kV
¿36,08 A
meter yang digunakan hanya mampu menerima arus sampai 5 A. Sehingga
dibutuhkan trafo arus (CT) dengan spesifikasi:
1. Transformer ARM2/N2F
2. Single Primary Winding
3. Double Secondary Winding Untuk Pengukuran dan Pengaman
4. Arus rating : 50 A / 5
5. Measurement 5A : 7,5 VA – class 0,5
6. and protection 5A : 10 VA – 5P10
NB: Keterangan lebih lengkap bisa dilihat katalog kubikel
2. METERING (CM2)
1. Terdiri atas LBS type CS, busbar 3 phasa, LV circuit isolation switch, LV
fuse, 3 fuse type UTE atau DIN 6.3 A, Potensial Transformer (PT) dan heater
150 W (karena daerah dengan tingkat kelembaban tinggi).
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 39
- Load Break Switch type CS
Dioperasikan dengan pengungkit yang terdiri atas :
1. Earth switch
2. Disconnect switch
- Potensial Transformer (PT)
- Transformer VRQ2 - n / S1 phase to phase 50 Hz
- Reted voltege : 24 kV
- Primary voltage : 20 kV
- Secondary voltage : 100 V
- Thermal power : 250 VA
- Kelas akurasi : 0,5
- Fuse
Fuse yang digunakan pada kubikel metering tergantung dari tegangan kerja
dan transformator yang digunakan.
Maka di pilih fuse dengan spesifikasi :
Fuse solefuse (UTE Standards) dengan
Rating arus 6,3 to 63 A
Rating voltage 24 kV
NB: Keterangan lebih lengkap bisa dilihat katalog kubikel
- Heater 50 W
Heater digunakan sebagai pemanas dalam kubikel. Sumber listrik heater ini
berdiri sendiri 220 V-AC. Difungsikan untuk menghindari flash over akibat embun
yang ditimbulkan oleh kelembaban di sekitar kubikel.
3. OUTGOING (DM1-A)
Terdiri atas:
SF1 atau SF set circuit breaker (CB with SFG gas)
Pemutus dari earth switch
Three phase busbar
Circuit breaker operating mechanism
Dissconector operating mechanism CS
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 40
Voltage indicator
Three ct for SF1 CB
Aux- contact on CB
Connections pads for ary-type cables
Downstream earhting switch.
Dengan aksesori tambahan:
Aux contact pada disconnector
Additional enclosure or connection enclosure for cabling from above
Proteksi menggunakan stafimax relay atau sepam progamable electronic unit for
SF1 –CB.
Key type interlock
150 W heating element
Stands footing
Surge arrester
CB dioperasikan dengan motor mekanis.
NB: Keterangan lebih lengkap bisa dilihat katalog kubikel
20. PEMILIHAN KOMPONEN KUBIKEL
Pemilihan Fuse
Fuse = 400% x In
= 4 x 36,08 A
= 144,32 A
Maka di pilih fuse dengan spesifikasi :
Fuse solefuse (UTE Standards) dengan
Rating arus 6,3 to 63 A
Rating voltage 24 kV
NB: Keterangan lebih lengkap bisa dilihat katalog kubikel
Pemilihan Disconnecting Switch (DS).
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 41
Disconnecting switch merupakan peralatan pemutus yang dalam kerjanya
(menutup dan membuka) dilakukan dalam keadaan tidak berbeban, karena alat ini
hanya difungsikan sebagai pemisah bukan pemutus.
Jika DS dioperasikan pada saat keadaan berbeban maka akan terjadi flash over
atau percikan-percikan api yang dapat merusak alat itu sendiri.
Fungsi lain dari disconnecting switch adalah difungsikan sebagai pemisah
tegangan pada waktu pemeliharaan dan perbaikan, sehingga dperlukan saklar
pembumian agar tidak ada muatan sisa.
Karena DS dioperasikan sebagai saklar maka perhitungannya adalah :
I=S ( trafo )
√3×20 kV×1 , 15
I=1250 kV
√3×20 kV×1 , 15
= 41,5 A
Sehingga dipilih DS dengan type SF 6 with earthing switch.
NB: Keterangan lebih lengkap bisa dilihat katalog kubikel
Pemilihan Load Break Switch.
Kemampuan pemutus ini harus disesuaikan dengan rating nominal dari tegangan
kerja, namun LBS juga harus mampu beroperasi saat arus besar ( Ics ) tanpa mengalami
kerusakan.
Cara pengoperasian LBS bisa secara manual yaitu digerakkan melalui penggerak
mekanis yang dibantu oleh sisitem pegas dan pneumatic.pemilihan LBS ditentukan
berdasarkan dengan Rating arus nominal dan tegangan kerjannya :
¿= S
√3 x20 kV= 1250 kVA
√3 x20 kV=36,08 A
LBS = 115 % x In = 1,15 x 36,08 A = 41,49 A
NB: Keterangan lebih lengkap bisa dilihat katalog kubikel
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 42
Pemilihan CB
CB = 250% x In
= 250% x 36,08 A
= 180,4 A
NB: Keterangan lebih lengkap bisa dilihat katalog kubikel
Saklar Disconnector dan Saklar Pentanahan
Tabung Udara
Tiga kontak putar ditempatkan dalam satu enclosure dengan tekanan gas relative
0,4 bar
Operasi Keamanan
Saklar memiliki tiga posisi, yaitu:
- Tertutup
- Terbuka
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 43
- Ditanahkan
Dengan system operasi interlock, mencegah terjadinya kesalahan pengoperasian.
PERHITUNGAN KAPASITOR
21. PEMASANGAN KAPASITOR
Untuk memaksimalkan penggunaan daya pada pabrik maka direncanakan
pemasangan kapasitor. Beberapa keuntungan pemasangan kapasitor adalah :
Menurunkan pemakaian kVA total
Mengoptimalkan daya trafo
Menurunkan rugi tegangan
Dll
Diketahui data pabrik sebagai berikut :
Harmonisa 30%
Power factor 0.70
Power factor yang diinginkan 0.95
Daya aktif 752.5 kW
Perhitungan menggunakan metode 1 ( tabel cos phi ). Melihat tabel cos phi
menunjukkan factor pengali sebesar 0,691. Maka daya reaktif yang diperlukan :
0,371 x 1615kW = 519,9 kVAr
Melihat kebutuhan daya reaktif sebesar 519,9 kVAr, nilai perubahan power factor
( fluktuasi ) yang tinggi dan harmonisa yang tinggi maka dipilih kapasitor bank produk
ABB series 700 dengan spesifikasi umum sebagai berikut :
Max kVAr : 500 kVAr
Tegangan : 480 V
steps : 5
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 44
NB: Keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran katalog
22. Kabel ke panel capasitor bank
Sin : 0,3
Daya Reaktif : 500 kVAr
Daya Semu :1666 kVA
I n=1666 kVA
√3 x 400 V=2414,5 A
KHA = In x 125%
= 2414,5 x 1,25
= 3018 A
Karena di pasaran tidak ada kabel yang KHA nya sampai 3018 A, maka jumlah kabel
ditambah dengan luas penampangnya yang di pilih.
Di pilih kabel NYY 0,6/1 (1,2) KV SPLN 43-1/ IEC 60502-1 dengan luas penampang
300 mm2 dengan KHA 680 A di suhu 30 0C di udara (merk supreme)
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog
Penghantar=3018680
=4,4 kabel=4 kabel( perfasa)
Faktor Penempatan = 0,96 ( Laid on the racks in flat formation, number of system 3
and number of racks 1)
Faktor suhu = 0,93 ( PVC insulation 35 0C)
KHA = jumlah kabel x KHA kabel x faktor penempatan x faktor suhu
KHA = 5 x 680 x 0,96 x 0,93 = 3035,5 A
Maka kabel yang di gunakan sudah memenuhi syarat.
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 45
Jadi - kabel Perfasa 5(1 x 300 mm2)
- Kabel netral 5(1 x 150 mm2)
- Kabel PE 5(1 x 150 mm2)
PEMILIHAN SKUN, MUR & BAUT
Pemilihan skun kabel outgoing trafo harus disesuaikan dengan besarnya kabel,
sedangkan pemilihan mur baut disesuaikan dengan lubang bushing trafo, lubang skun
kabel, dan tebal bushing ditambah tebal ujung skun kabel. Maka dengan
pertimbangan factor – factor tesebut maka dipilih komponen sebagai berikut :
Skun : Ohmpro OPLB 300-14
Mur : Sigma hex cap screws 1/2” ( 12,8 mm2 )
Baut : Sigma hex nuts finished 1/2” ( 12,8 mm2 )
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog
PEMILIHAN ATS
Untuk ATS rating arusnya disesuaikan dengan pengaman utama, sehingga dari
perhitungan pengaman utama, maka dipilih ATS 620-PC dengan rating sebesar 2000
A produk OSS dengan spesifikasi sebagai berikut :
Rated Voltage : 600 VAC / 125 VDC
Rated current : 2000 A
Pole : 4
Isc : 40kA
Connection : Back
Operating current : 25 A / 50 A
Operating voltage : AC 200V / 240 V
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 46
PEMILIHAN UPS
Untuk pemilihan UPS di sesuaikan dengan beban pioritas yang di butuhkan.
Beban pioritas kelompok 6 dengan daya 150 kVA. Maka di pilih UPS liebert NX
dengan rating 225 kVA, produk EMERSON dengan spesifikasi sebagai berikut :
System Rating : 225 kVA
Arus max input current : 475 A
Arus max output current : 451 A
Voltage range : 480 VAC
Power factor : 1
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 47
PENTANAHAN
23. PENTANAHAN BODY TRAFO, SANGKAR FARADAY DAN BODY
CUBICLE
Pada pentanahan body trafo, sangkar faraday dan body cubicle harus mempunyai
tahanan maksimum 5 ohm. Dalam pentanahan ini menggunakan sistem pentanahan
elektroda batang tunggal dan Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan
jenis ( ρ ): 100 ohm/m.
Di pilih elektroda batang dengan spesifikasi sebagai berikut :
Diameter 16 mm dan jari – jari 8 mm = 0,008 m (r)
Panjang elektroda = 3 meter
Elektroda ditanam sedalam panjang elektroda
R pentanahan =
ρ2. π . L (ln 4 L
a−1)
=100
2 . π .3 ( ln4 x 3
0 ,008−1)
= 38,3 Ω Tidak memenuhi syarat karena lebih dari 5Ω
Menggunakan konfigurasi DOUBLE STRAIGHT
k=Inlr=In
30 , 00794
=5,9
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 48
x=1+LL
=1+33
=1 , 33 m= In .xk
= In .1 ,335,9
=0 ,048
Factor pengali konfigurasi=1+2 m
2=
1+2 (0 ,048 )2 = 0,548
Rpt= ρ2 πL
xfactor pengali konfigurasi
=100
2 πx 3x 0 ,548=2,8Ω
memenuhi persyaratan karena Rpt < 5Ω
Jadi, tahanan pentanahan yang diperoleh dengan pentanahan elektroda batang
tunggal sistem double straight adalah sebesar 2,8 Ω. Sehingga memenuhi syarat
PUIL.
24. PENTANAHAN ARESTER DAN KABEL N2XSEFGbY
Agar bahaya sambaran petir tidak masuk ke dalam siatem maka arrester harus di
tanahkan dan harus mempunyai tahanan maksimum 1 ohm. Dalam pentanahan ini
menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal dan Elektroda ditanam
pada tanah ladang dengan tahanan jenis ( ρ ): 100 ohm/m.
Di pilih elektroda batang dengan spesifikasi sebagai berikut :
Diameter 19 mm dan jari – jari 9,5 mm = 0,0095 m (r)
Panjang elektroda = 3 meter
Elektroda ditanam sedalam panjang elektroda
R pentanahan =
ρ2. π . L (ln 4 L
a−1)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 49
=100
2 . π .3 ( ln4 x 3
0 ,0095−1)
= 32,5 Ω Tidak memenuhi syarat karena lebih dari 1 Ω
Menggunakan konfigurasi metode DOUBLE STRAIGHT
k=1+2 m+q4
Nilai x :
x=1+ll
=1+33
=1,33
Nilai m:
m= lnx
lnlr
= ln 1,33
ln3
0,0095
=0,0495
Nilai z:
z=1+2l2 l
=1+2 x 32 x3
=1,167
Nilai q:
q= ln z
lnlr
= ln1,167
ln3
0,0095
=0,027
k=1+2 m+q4
=1+2 x0,0495+0,0274
=0,28 (faktor pengali)
Rpt=R (batangtunggal ) x f . pengali
=1002 πx 3
x 0 , 28=1 ohm
Jadi, pentanahan yang diperoleh dengan sistem pentanahan elektroda batang
dengan metode square sejumlah 4 buah. Sehingga nilai R pembumiannya
menjadi 1 ohm
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 50
25. PENTANAHAN TITIK NETRAL TRAFO
Pada pentanahan titik netral trafo harus mempunyai tahanan maksimum 5 ohm.
Dalam pentanahan ini menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal dan
Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis ( ρ ): 100 ohm/m.
Di pilih elektroda batang dengan spesifikasi sebagai berikut :
Diameter 16 mm dan jari – jari 8 mm (r)
Panjang elektroda = 3 meter
Elektroda ditanam sedalam panjang elektroda
R pentanahan =
ρ2. π . L (ln 4 L
a−1)
=100
2 . π .3 ( ln4 x 3
0 ,008−1)
= 38,3 Ω Tidak memenuhi syarat karena lebih dari 5Ω
Menggunakan konfigurasi DOUBLE STRAIGHT
k=Inlr=In
30 , 00794
=5,9
x=1+LL
=1+33
=1 , 33 m= In .xk
= In .1 ,335,9
=0 ,048
Factor pengali konfigurasi=1+2 m
2=
1+2 (0 ,048 )2 = 0,548
Rpt= ρ2 πL
xfactor pengali konfigurasi
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 51
=100
2πx 3x 0 ,548=2,8Ω
memenuhi persyaratan karena Rpt < 5Ω
Jadi, tahanan pentanahan yang diperoleh dengan pentanahan elektroda batang
tunggal sistem double straight adalah sebesar 2,8 Ω. Sehingga memenuhi syarat
PUIL.
26. PENTANAHAN PANEL MDP LV, BODY GENSET DAN PANEL GENSET
Panel MDP, body Genset, dan panel genset harus mempunyai tahanan maksimum
5 ohm. Dalam pentanahan ini menggunakan sistem pentanahan elektroda batang
tunggal dan Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis ( ρ ): 100
ohm/m.
Di pilih elektroda batang dengan spesifikasi sebagai berikut :
Diameter 16 mm dan jari – jari 8 mm (r)
Panjang elektroda = 3 meter
Elektroda ditanam sedalam panjang elektroda
R pentanahan =
ρ2. π . L (ln 4 L
a−1)
=100
2 . π .3 ( ln4 x 3
0 ,008−1)
= 38,3 Ω Tidak memenuhi syarat karena lebih dari 5Ω
Menggunakan konfigurasi DOUBLE STRAIGHT
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 52
k=Inlr=In
30 , 00794
=5,9
x=1+LL
=1+33
=1 , 33 m= In .xk
= In .1 ,335,9
=0 ,048
Factor pengali konfigurasi=1+2 m
2=
1+2 (0 ,048 )2 = 0,548
Rpt= ρ2 πL
xfactor pengali konfigurasi
=100
2 πx 3x 0 ,548=2,8Ω
memenuhi persyaratan karena Rpt < 5Ω
Jadi, tahanan pentanahan yang diperoleh dengan pentanahan elektroda batang
tunggal sistem double straight adalah sebesar 2,8 Ω. Sehingga memenuhi syarat
PUIL.
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 53
PERENCANAAN KOMPONEN PANEL dan MDP LV
CURRENT TRANSFORMER
Untuk MDP LV, mempunyai arus nominal pada busbar utama sebesar
1804,22 A Sehingga membutuhkan Current transformer dengan rating di atas
1804,22 A untuk bisa membaca arus. Selain itu, juga mencocokan dengan ukuran
busbar yang digunakan. Karena busbar utama yang digunakan pada MDP LV
berukuran 4 (10 x 20 x1 mm), maka dipilih CT yang sesuai dengan ukuran busbar.
Spesefikasi CT yang digunakan adalah :
type CT : ARL4/N1
merk : merlin gerlin
rated current rating(SR) : 2000 A
Class : 0,5
FS : 10
Burden : 5 VA
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog
Untuk panel genset, mempunyai arus nominal pada busbar utama sebesar A.
Sehingga membutuhkan Current transformer dengan rating di atas A untuk bisa
membaca arus. Selain itu, juga mencocokan dengan ukuran busbar yang digunakan.
Karena busbar utama yang digunakan pada MDP LV berukuran 2 (5 x 50 x 1mm),
maka dipilih CT yang sesuai dengan ukuran busbar.
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 54
Spesefikasi CT yang digunakan adalah :
type CT : ARL4/N1
merk : merlin gerlin
rated current rating(SR) : 2000 A
Class : 0,5
FS : 10
Burden : 5 VA
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog
Lampu Pilot
type lampu pilot : XB4
Daya : 2,4 W
Tegangan :230 -240 V AC (50- 60 Hz)
Burden : 5 VA
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog
fuse
type fuse : gl – Gg 15009 – g
Merk : MERSEN
rated current rating : 1 A
Tegangan : 400 V
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog
Power meter
- Pengukuran di kubikel pelanggan menggunakan Power Meter.
Power meter yang di pilih :
type : PM1200
Merk : Merlin Gerlin
- Pengukuran di panel LVMDP menggunakan Power Meter.
Power meter yang di pilih :
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 55
type : PM870
Merk : Merlin Gerlin
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran katalog
A. Perhitungan AC Ruang Kubikel
Untuk menjaga suhu ruang kubikel kita tidak menggunakan ventilasi, namun
menggunakan AC. Hal ini dimaksukan agar suhu ruang tetap stabil walupun keadaan
cuaca di luar ruangan berubah – ubah. Berikut perhitungan daya AC pada ruang kubikel :
Kebutuhan BTU = 500 BTU/h tiap m3
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 56
Rumus : ( P x L x T ) BTU/h
½ PK ( 368 W ) setara dengan 5000 BTU/h
Panjang ruangan = 8 m
Lebar ruangan = 8 m
Tinggi ruangan = 4 m
Maka kebutuhan BTU : ( 8 x 8 x 4 ) 500
: ( 256 ) 500
: 128.000 BTU/h
Daya AC : ( Kebutuhan BTU / 5000 ) 368 W
: ( 128000 / 5000 ) 368 W
: ( 25,6 ) 368 W
: 9.420 W
Maka dipilih AC produk LG seri NOVA type E09SQ
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Page 57