9
.Defenisi Korosi Secara umum defenisi dari korosi adalah perusakan material secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Selain itu korosi juga di definisikan sebagaidegradasi material (logam dan paduannya) akibat reaksi kimia dengan lingkungan. Contoh perusakan kimia adalah pengkaratan yang terjadi akibat gas pada temperature tinggi, sedangkan reaksi elektrokimia dapat di lihat pada sel galvanik. Adapun syarat terjadinya korosi adalah : Adanya katoda Adanya anoda Adanya lingkungan Tanpa adanya salah satu syarat di atas maka korosi tidak akan terjadi. Korosi tidak dapat di hilangkan tetapi hanya dapat di minimalisir pertumbuhannya. Pada proses korosi ada dua reaksi yang menyebabakan terjadinya korosi yaitu reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Pada reaksi oksidasi akan terjadi pelepasan elektron oleh material yang lebih bersifat anodik. Sedangkan reaksi reduksi adalah pemakaian elektron oleh material yang lebih bersifat katodik. Proses korosi secara galvanis dapat kita lihat pada gambar berikut :

bktk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: bktk

.Defenisi Korosi

Secara umum defenisi dari korosi adalah perusakan material secara kimia atau elektrokimia

dengan lingkungan. Selain itu korosi juga di definisikan sebagaidegradasi material (logam dan

paduannya) akibat reaksi kimia dengan lingkungan. Contoh perusakan kimia adalah pengkaratan

yang terjadi akibat gas pada temperature tinggi, sedangkan reaksi elektrokimia dapat di lihat

pada sel galvanik.

Adapun syarat terjadinya korosi adalah :

Adanya katoda

Adanya anoda

Adanya lingkungan

Tanpa adanya salah satu syarat di atas maka korosi tidak akan terjadi. Korosi tidak dapat di

hilangkan tetapi hanya dapat di minimalisir pertumbuhannya.

Pada proses korosi  ada dua reaksi yang menyebabakan terjadinya korosi yaitu reaksi oksidasi

dan reaksi reduksi. Pada reaksi oksidasi akan terjadi pelepasan elektron oleh material yang lebih

bersifat anodik. Sedangkan reaksi reduksi adalah pemakaian elektron oleh material yang lebih

bersifat katodik.

Proses korosi secara galvanis dapat kita lihat pada gambar berikut :

                                                                                                 

GambarProses Korosi

Page 2: bktk

Pada reaksi di atas dapat kita lihat dimana Cu bertindak sebagai katoda mengalami pertambahan

massa dengan melekatnya electron pada Cu. Sedangkan Zn bertindak sebagai anoda, dimana

terjadinya pengurangan massa Zn yang di tandai dengan lepasnya electron dari Zn. Peristiwa

pelepasan dan penerimaan elektron ini harus mempunyai lingkungan, dimana yang menjadi

lingkungan adalah Asam Sulfat.  Jika ada dua buah unsur yang di celupkan dalam larutan

elektrolit yang di hubungkan dengan sumber arus maka yang akan mengalami korosi adalah

material yang lebih anodik.

b. Deret Volta

Untuk mengetahui unsur yang lebih anodik dan lebih katodik dapat kita lihat pada deret Volta.

Berikut deret Volta :

K – Ca – Na – Mn – Al – Zn – Fe – Sn – Pb – H – Cu – Hg – Ag – Pt – Au

                                                                    

Anodik                                                                                    Katodik

Selain contoh reaksi sebelumnya kita juga dapat lihat peristiwa korosi lainnya yaitu pada

peristiwa perkaratan (korosi) logam Fe mengalami oksidasi dan oksigen (udara) mengalami

reduksi. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3. xH2O dan berwarna coklat-merah. Pada

korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anoda, dimana besi mengalami oksidasi.

Fe(s)                         —–>  Fe2+(aq) +2e                       E=+0,44V

O2(g) + 2H2O(l) +4e —-> 4OH                                      E=+0,40V

Ion besi (II) yg terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III) yang

kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi Fe2O3 . xH2O.

Berdasarkan sifatnya korosi terbagi atas :

1. Korosi Aktif

Ciri-ciri dari korosi aktif ini antara lain :

Mudah melepaskan ion

Mudah menempel di tangan

Contoh : Paku yang berkarat

Page 3: bktk

2. Korosi Pasif

Ciri-ciri dari korosi pasif ini antara lain :

Sulit melepaskan ion

Sulit menempel di tangan

Contoh : Korosi pada AL

c. Jenis-Jenis Korosi dan Pengendaliannya

1.    Uniform or general attack corrosion (korosi seragam)

Korosi seragam adalah korosi yang terjadi pada permukaan material akibat bereaksi dengan

oksigen Biasanya korosi seragam ini terjadi pada material yang memiliki ukuran butir yang halus

dan homogenitas yang tinggi.

Gambar  Korosi Seragam

Cara pengendalian dari korosi seragam adalah :

Dengan melakukan pelapisan dengan cat atau dengan material yang    lebih anodik.

Melakukan inhibitas dan cathodic protection.

2.    Rithing Corossion (Korosi Sumuran atau kawah)

Korosi sumuran adalah korosi yang terjadi akibat cacat pada permukaan material seperti celah

atau lubang kecil. Pada daerah cacat ini akan lebih anodik dibandingkan permukaan material

sehingga korosi akan menuju bagian dalam material.

Page 4: bktk

Gambar Korosi Sumuran

Cara pengendalian korosi sumuran adalah :

Hindari permukaan logam dari cacat goresan.

Perhalus permukaan material.

Hindari variasi yang sedikit pada komposisi material.

3.    Crevice Corrosion (korosi celah)

Korosi celah adalah korosi yang di temukan pada daerah berkonsentrasi rendah atau korosi yang

terjadi pada celah yan terbentuk akibat pendempetan material. Pada celah, kadar oksigen lebih

rendah dari lingkungannya sehingga elektron akan berpindah pada kadar oksigen yang tinggi

sehingga terjadi korosi. Korosi celah sering terjadi pada sambungan paku.

 

Gambar Korosi Celah

Cara pengendalian korosi celah :

Hindari pemakaian sambungan paku keling atau baut, gunakan sambungan las.

Gunakan gasket non absorbing.

Page 5: bktk

Usahakan menghindari daerah dengan aliran udara.

Mekanisme / Proses Terjadinya Korosi pada Besi

Oleh karena besi merupakan bahan utama untuk berbagai konstruksi maka pengendalian korosi

menjadi sangat penting. Untuk dapat mengendalikan korosi tentu harus memahami bagaimana

mekanisme korosi pada besi. Korosi tergolong proses elektrokimia, seperti yang ditunjukkan

pada Gambar 1.

Gambar 1. Proses korosi pada besi.

Besi memiliki permukaan tidak halus akibat komposisi yang tidak sempurna, juga akibat

perbedaan tegangan permukaan yang menimbulkan potensial pada daerah tertentu lebih tinggi

dari daerah lainnya. Pada daerah anodik (daerah permukaan yang bersentuhan dengan air) terjadi

pelarutan atom-atom besi disertai pelepasan elektron membentuk ion Fe2+ yang larut dalam air.

Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e–

Elektron yang dilepaskan mengalir melalui besi, sebagaimana elektron mengalir melalui

rangkaian luar pada sel volta menuju daerah katodik hingga terjadi reduksi gas oksigen dari

udara:

Page 6: bktk

O2(g) + 2H2O(g) + 2e– → 4OH–(aq)

Ion Fe2+ yang larut dalam tetesan air bergerak menuju daerah katodik, sebagaimana ion-ion

melewati jembatan garam dalam sel volta dan bereaksi dengan ion-

ion OH– membentuk Fe(OH)2. Fe(OH)2 yang terbentuk dioksidasi oleh oksigen membentuk

karat.

Fe2+(aq) + 4OH–(aq) → Fe(OH)2(s)

2Fe(OH)2(s) + O2(g) → Fe2O3.nH2O(s)

Reaksi keseluruhan pada korosi besi adalah sebagai berikut (lihat mekanisme pada Gambar 2) :

4Fe(s) + 3O2(g) + n H2O(l) → 2Fe2O3.nH2O(s)

Karat

Akibat adanya migrasi ion dan elektron, karat sering terbentuk pada daerah yang agak jauh dari

permukaan besi yang terkorosi (lubang). Warna pada karat beragam mulai dari warna kuning

hingga cokelat merah bahkan sampai berwarna hitam. Warna ini bergantung pada jumlah

molekul H2O yang terikat pada karat.

Gambar 2. Mekanisme korosi pada besi.

Page 7: bktk

Emas dengan potensial reduksi standar 1,5 V lebih besar dibandingkan potensial reduksi standar

gas O2 (1,23 V) sehingga emas tidak terkorosi di udara terbuka. Di alam emas terdapat sebagai

logam murni.

Sumber : http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/07/pengertian-korosi-penyebab-cara-

pencegahan.html#ixzz2zbnnDTFG