Upload
hakhuong
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Melalui Program
Kementerian Lingkungan Hidup (Adiwiyata)
(Studi Program Adiwiyata Mandiri SMAN 3 Jombang)
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Seminar Masalah-Masalah atau Isu Lingkungan
Dosen Pengampu:Dr. Muchammad Rozikin, M.AP
Oleh Kelompok 12 :
1. Dikhla Rif’A 1350301011110592. Impro’Atin C 1350301011110753. Yeremi Christon N 135030100111121
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufik,
Hidayah serta Inayah-Nya kepada kami, sehingga kami memiliki kesempatan
untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurahkan sepenuhnya kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari zaman Jahiliah ke zaman Islamiah yang modern seperti saat
ini.
Ucapkan terimakasih, penulis ucapkan kepada Bapak Roziqin selaku dosen
pengampu mata kuliah seminar dan masalah isu-isu lingkungan yang telah
membimbing penulis. Serta teman-teman yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah yang bertemakan tentang Pendidikan Berbasis Lingkungan
dengan judul ”Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Melalui
Program Kementerian Lingkungan Hidup (Adiwiyata)”
Demikianlah makalah ini disusun, penulis menyadari bahwa di dalam
penulisan makalah ini banyak sekali kesalahan dan kekurangan, akan tetapi
penulis berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat memberikan manfa’at serta
pengetahuan untuk semuanya. Amin
Malang, 23 Mei 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Judul .........................................................................................................................
Kata Pengantar ..........................................................................................................
Daftar Isi ....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ...................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ..............................................................................................
1.3. Tujuan ................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) ..................................................
2.2. Program Adiwiyata ............................................................................................
2.2.1. Prinsip Program Adiwiyata
2.2.2. Tujuan Program Adiwiyata
2.2.3. Keuntungan Program Adiwiyata
2.2.4. Pembiayaan Program Adiwiyata
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup melalui Adiwiyata
3.2. Peran Pemerintah dalam Menunjang Adiwiyata................................................
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ........................................................................................................
4.2. Saran ..................................................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latarbelakang
Peningkatan penduduk yang sangat tinggi di Indonesia akan berdampak
luas, termasuk juga dampak bagi ekologi atau lingkungan hidup. Hal itu dapat
mengganggu keseimbangan, bahkan merusak ekosistem yang ada. Ujung dari
semua peningkatan penduduk itu adalah kerusakan lingkungan hidup dengan
segala dampak. Usaha melestarikan lingkungan hidup dari pengaruh dampak
pembangunan adalah salah satu usaha yang perlu dijalankan. Pengelolaan
lingkungan yang baik dapat mencegah kerusakan lingkungan akibat suatu proyek
pembangunan. Pembangunan merupakan kegiatan yang tidak dapat dihentikan
karena pembangunan terkait dengan upaya meningkatkan kesejahteraan
penduduk. Namun demikian, karena pembangunan umumnya memanfaatkan
sumber daya alam sementara sumberdaya alam memiliki keterbatasan maka perlu
kebijakan suatu pembangunan yang berwawasan lingkungan. Kebijakan
pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan yang tidak merusak
lingkungan hidup. Pembangunan berwawasan lingkungan hidup adalah upaya
sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya ke
dalam proses pembangunan untuk menjamin kesejahteraan dan mutu hidup
dimasa sekarang dan masa yang akan datang.
Kualitas pendidikan perlu ditingkatkan dalam membangun sumber daya
manusia yang berkompeten. Peningkatan kualitas tersebut dapat diupayakan
dengan cara pembelajaran yang melibatkan siswa untuk membina sendiri secara
aktif pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan yang telah ada dalam diri
mereka masing-masing. Pemerintah Indonesia membuat suatu kebijakan yang
diterapkan dalam dunia pendidikan yang tertera didalam Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di
mana dalam Undang-Undang tersebut menjelaskan bahwa “setiap orang berhak
dan berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup”. Dari pernyataan tersebut
dalam hal ini adalah institusi pendidikan yaitu di sekolah dimaksudkan ikut serta
dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan melalui pencanangan suatu program
pelestarian yang diintegrasikan dalam kurikulum dan dilaksanakan oleh seluruh
warga sekolah. Untuk ikut bertanggungjawab dan melestarikan lingkungan alam,
maka kementerian lingkungan hidup menjalankan suatu program yaitu Sekolah
Adiwiyata. Program ini dilaksanakan dalam rangka mendorong terciptanya
pengetahuan dan keasadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan
hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam
kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghindari dampak
lingkungan yang negatif.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah di atas maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi pendidikan lingkungan hidup melalui sekolah
adiwiyata yang diterapkan di indonesia dan berkaca pada studi di MAN 3
malang?
2. Bagaiamana peran pemerintah dalam menunjang sekolah adiwiyata ini ?
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu
1. Untuk mengetahui implementasi pendidikan lingkungan hidup melalui
sekolah adiwiyata yang diterapkan di indonesia dan berkaca pada studi di
MAN 3 malang
2. Untuk mengetahui sejauh mana peran pemerintah dalam menunjang skolah
adiwiyata ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan upaya mengubah
perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran
mayarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang
pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya
pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan
yang akan datang. Pendidikan lingkungan hidup mempelajari permasalahan
lingkungan khususnya masalah dan pengelolaan pencemaran, kerusakan
lingkungan serta sumber daya dan konservasi.
Sejarah munculnya Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
PLH dilaksanakan oleh IKIP Jakarta 1975.
Tahun 1977-1978 Garis besar lingkungan hidup diajarkan di 15 SD Jakarta
Tahun 1979 dibawah koordinasi kantor Menteri Negara Pengawasan Pembangunan & Lingkungan hidup dibentuk pusat Studi Lingk (PSL) di berbagai PTN/PTS
Pendidikan AMDAL mulai dikembangkan
Tahun 1989-2007, Ditjem Dikdasmen Depdiknas, melalui Proyek Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) melaksanakan program Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH)
Sekolah Berbudaya Ling (SBL) mulai dikembangkan 2003 di 120 sekolah
Sampai tahun 2007 proyek PKLH berhasil mengembangkan SBL
di 470 sekolah
4 Lembaga Penjamin Mutu (LPMP)
2 Pusat Pengembangan penataan Guru (PPPG)Sebagai tindak lanjut kesepakatan th 1996 antara
Departemen Pendidikan Nasional dan Kementrian Negara Ling hidup, mengembangkan program pendidikan lingkunagan hiduo pada jenjang SD, SMP melalui program Adiwiyata
2.2. Program Adiwiyata
Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik
dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma
serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan
hidup kita dan menuju kepada cita‐cita pembangunan berkelanjutan. Tujuan
program Adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab
dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola
sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
2.2.1. Prinsip Prinsip Program Adiwiyata
Pelaksanaan Program Adiwiyata diletakkan pada dua prinsip dasar berikut
ini :
1. Partisipatif : Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah
yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
sesuai tanggungjawab dan peran.
2. Berkelanjutan : Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan
terus menerus secara komprehensif
2.2.2. Tujuan Program Adiwiyata
Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan 4 (empat)
komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah
Adiwiyata. Keempat komponen tersebut adalah;
1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan
2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan
3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
2.2.3. Keuntungan mengikuti Program Adiwiyata
1. Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompertensi dasar dan
standar kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah.
2. Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui
penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan
energi.
3. Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar
yang lebih nyaman dan kondusif.
4. Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai‐nilai pemeliharaan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah
dan masyarakat sekitar.
5. Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
meIalui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan
pelestarian fungsi lingkungan di sekolah
2.2.4. Pembiayaan Program Adiwiyata
Untuk mencapai tujuan program yang telah ditetapkan dalam panduan ini,
maka diperlukan dukungan pembiayaan untuk pelaksanaan pembinaan dan
pemberian penghargaan Adiwiyata yang diperoleh dari berbagai sumber antara
lain : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi,dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten/Kota.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup melalui Program Adiwiyata
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan pendidikan berbasis
lingkungan yang pada dasarnya memakai makna lingkungan sebagai basis
orientasi pendidikan. Lingkungan memiliki dua peran dasar dalam proses
pendidikan yaitu :
1. Lingkungan memberi pembelajaran pada anak didik (educative
environment)
2. Lingkungan harus diperbaiki oleh produk pendidikan (better environment
by education)
Disini Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan program yang dijalankan
oleh Kementrian Lingkungan Hidup yang sudah berjalan lama. Lingkungan dalam
proses pendidikan harus memperhatikan dua aspek utama lingkungan, yakni :
1. Lingkungan sosial budaya, yang isinyaa adalah sistem nilai, perilaku dan
produk budaya masyarakat
2. Lingkungan biofisik yang isinya adalah kondisi lingkungan sekitar.
Sekolah harus memberi pendidikan dan pelatihan pada anak didik agar
mereka peka linggkungan sekitar dan proaktif dalam membenahi kondisi
lingkungan yang berpotendi merusak tatanan kehidupan masyarakat.
Pendidikan lingkungan sangat dibutuhkan untuk memimalkan dampak dari
masalah lingkungan yang disebabkan karena ketidakmampuan mengembangkan
sistem nilai sosiial, gaya hidup yang tidak mampu membuat hidup kita selaras
dengan lingkungan. Membangun gaya hidup dan sikap terhadap lingkungan agar
hidup selaras dengan lingkungan bukan pekerjaan mudah dan bisa dilakukan
dalam waktu singkat. Oleh karena itu jalur pendidikan merupakan sarana yang
tepat untuk membangun masyarakat yang menerapkan prinsip keberlanjutan dan
etika lingkungan. Jalur pendidikan yang bisa ditempuh mulai dari tingkat Taman
Kanak-kanak sampai dengan Perguruan Tinggi. Oleh karena itu tujuan jangka
panjang PLH adalah mengembangkan warga negara yang memiliki pengetahuan
tentang lingkungan biofisik dan masalahnya yang berkaitan, menumbuhkan
kesadaran agar terlibat secara efektif dalam tindakan menuju pembangunan masa
depan yang lebih baik, dapat dihuni dan membangkitkan motivasi untuk
mengerjakannya (Stapp, et al.1970). Peran dalam kehidupan yang paling
menonjol adalah bagaimana lingkungan hidup ikut pula mempengaruhi
pendidikan. Pendidikan yang merupakan salah satu aspek penting dalam
kehidupan menjadi salah satu sorotan penting dalam pengembagan
lingkunganhidup. Khususnya tentang pendidikan lingkungan hidup (PLH).
Pendidikan menyediakan tempat khusus bagi lingkungan untuk dapat ikut
berperan dalam memajukan taraf hidup manusia sehingga saat ini selalu
dicanangkan dalam pendidikan bagaimana menjaga dan merawat lingkungan.
Untuk menjalankan PLH dilakukan melalui Program Adiwiyata. Program
Adiwiyata dikembangkan berdasarkan norma – norma dalam berperikehidupan
yang antara lain meliputi: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran,
keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Empat
aspek yang harus menjadi perhatian sekolah untuk dikelola dengan cermat dan
benar apabila mengembangkan Program Adiwiyata yakni ; Kebijakan, Kurikulum,
Kegiatan, dan Sarana Prasarana. Sehingga secara terencana Pengelolaan aspek-
aspek tersebut harus diarahkan pada indikator yang telah ditetapkan dalam
program Adiwiyata yaitu:
1. Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan,
2. Kurikulum Berbasis.. Lingkungan,
3. Kegiatan Berbasis Parisipatif, dan
Sarana dan Prasarana Pendukung Ramah Lingkungan
Adiwiyata merupakan salah satu program pendidikan lingkungan hidup
sekaligus sebagai penghargaan yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup
Indonesia kepada sekolah sekolah yang dinilai berbudaya lingkungan. Tujuan
Adiwiyata ini adalah untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab
dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata sekolah
yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Program ini diarahkan
kepada sekolah setingkat SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK?Mak dengan
target 10 % dari total sekolah di Indonesia atau 25.825 sekolah, dimana sekolah
Adiwiyata harus dapat mengimplementasikan 4 indikator antara lain :
1. Kebijakan berwawasan lingkungan
2. Kurikulum sekolah berbasis lingkungan
3. Kegiatan sekolah berbasis partisipatif
4. Pengelolaan sarana dan prasarana pendukung sekolah yang ramah
Berikut ini adalah implementasi program adiwiyata di beberapa sekolah di
Indonesia yang mendapat kategori adiwiyata mandiri 2015 yaitu sekolah sekolah
yang bisa mempertahankan adiwiyata selama tiga tahun berturut-turut.
Tabel 1. Sekolah Penerima Adiwiyata Mandiri Tingkat Provinsi di
Indonesia
No Provinsi Jumlah Total Penerima
1 Sumatera Utara 5 SMPN 83 SMAN
2 Sumatera Barat2 SD
104 SMP/MTS4 SMA/K
3 Jambi 1 SD 14 Riau 2 SMN/K 2
5 Bangka Belitung 1 SD 21 SMA
6 Sumatera Selatan1 SD
31 SMPN1 SMKN
7 Lampung 1 SDN 1
8 Banten 1 SD 21 SMPN
9 Jawa Barat 2 SD 42 SMP
10 Jawa Tengah 1 SMPN 32 SMAN/K11 D.I. Yogyakarta 1 SMAN 1
12 Jawa Timur8 SD
2814 SMPN6 SMA/K
13 Bali1 SDN
31 SMPN1 SMAN
14 Kalimantan Tengah 1 SDN 1
15 Kalimantan Timur2 SDN
72 SMPN3 SMAN
16 Kalimantan Selatan2 SD
73 SMPN2 SMAN/K
17 Gorontalo 2 SDN 218 Sulawesi Tengah 1 SDN 1
19 Sulawesi Selatan2 SDN
72 SMPN3 SMAN/K
20 Sulawesi Tenggara 1 SDN 21 SMPN
Total Seluruh Penerima 95
Sumber: Diolah Oleh Penulis
Disini penulis, mengambil studi kasus yaitu “Implementasi Program
Adiwiyata Mandiri di SMA Negeri 3 Jombang”.
Untuk sekolah sekolah yang mengikuti adiwiyata tingkat mandiri harus
lolos terlebih dahulu sebagai sekolah adiwiyata tingkat kabupaten kota, tingkat
provinsi dan tingkat nasional. Persyaratan sekolah yang boleh mengikuti sekolah
Adiwiyata salah satunya adalah sekolah ramah lingkungan dan mengembangkan
lingkungan hidup dengan baik. Sebagai salah satu alternatif mengetahui hal
tersebut, dapat dilihat dari program sekolah yaitu melakukan 3 R (Recycle, Reuse,
Reduce). Arti dari Recycle adalah mengolah kembali sampah yang ada, reuse
adalah membuat suatu karya dari barang tak bernilai menjadi barang yang bernilai
jual dan manfaat tinggi serta seduce adalah mengurangi sampah yang telah ada
bukan semakin menambah jumlahnya. Contohnya pelaksanaan program 3 R
mengolah sampah plastik menjadi tas dan dompet.
Mengenai perjuangan SMA Negeri 3 Jombang menjadi sekolah
Adiwiyata, Farida Khuryati, S. Pd sebagai guru menceritakan bahwa SMA Negeri
3 Jombang sejak tahun 2008 telah terpilih BLH Jombang sebagai sekolah
Adiwiyata. Pada tahun mendapatkan pengakuan tingkat kabupaten, tahun 2013
mendapatkan pengekuan tingkat provinsi. Tahun 2014 semakin berbenah diri
menuju sekolah Adiwiyata Mandiri. Sehingga tahun 2015 mengajukan dan
mengikuti penilaian sekolah Adiwiyata Mandiri.
SMA Negeri 3 Jombang adalah salah satu sekolah di Kabupaten Jombang
yang terkenal sebagai sebuah sekolah adiwiyata. Lahan yang cukup luas
dimanfaatkan dengan amat baik. Berbagai macam tanaman ditanam di kebun
biologi dan sekeliling sekolah ini. Mulai dari tumbuhan berkayu, tanaman hias,
hingga tanaman obat (TOGA). Taman-taman yang indah pun ada di depan setiap
kelas yang berjajar rapi. Semua itu, membuat SMA Negeri 3 Jombang nampak
begitu rindang dan asri. Selain untuk membuat SMA Negeri 3 Jombang menjadi
rindang dan asri, pohon-pohon yang ditanam di SMA Negeri 3 Jombang juga
diharapkan bisa mengurangi polusi udara dan membantu menambah paru-paru
dunia di bumi tercinta ini.
Selain itu, sampah-sampah yang ada di SMA Negeri 3 Jombang dipilah-
pilah menjadi kertas, plastik dan organik agar lebih mudah didaur ulang dan
diproses nantinya. Sehingga tak sampai menjadi barang tak berguna yang
mencemari lingkungan. Selain membangun fasilitas-fasilitas yang mendukung
usaha penyelamatan lingkungan lewat program Adiwiyata. SMA Negeri 3
Jombang juga mencoba membentuk jiwa siswa menjadi manusia yang cinta dan
peduli lingkungan. Salah satu usahanya adalah lewat pelajaran PLH (Pendidikan
Lingkungan Hidup) yang diberikan di kelas. Kegiatan One Man One Tree pun
mulai dilaksanakan, meskipun pohon yang ditanam belum pohon berkayu. Namun
ini merupakan sebuah awal yang cukup baik untuk hasil yang diharapkan akan
jauh lebih baik nantinya.
Beberapa program yang dijalankan dari SMA Negeri 3 Jombang terkait
seklah Adiwiyata adalah
1. Penanaman penanaman program setiap bulan,
2. Pemberian reward nilai PLH pada rapot,
3. Lomba kebersihan sekolah,
4. Lomba slogan,
5. Lomba membuat film pendek tentang ramah lingkungan,
6. Lomba kidungan tentang lingkungan, dan
7. Pemilihan duta lingkngan hidup.
Pemilihan duta lingkungan hidup ini dipilih setiap tanggal 5 Juni. Kriteria
anak yang dipilih adalah anak yang dapat mengajak temannya untuk peduli
terhadap lingkungan. Selain itu, ada sanksi untuk siswa yang tidak menjalankan
program seperti mengambil sampah dan membawa pohon.
SMA Negeri 3 Jombang juga pernah mengikuti lomba tingkat universitas
tentang lingkungan hidup, seperti mengikuti lomba paket bangunan. Tim dari
SMA Negeri 3 Jombang memperoleh kemenangan, karena yang dipaparkan dari
sisi ramah lingkungan dan pengolahan sampah.
3.2. Peran Pemerintah Dalam Menunjang Sekolah Adiwiyata
Berdasarkan Kementerian Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa peran
pemerintah dalam melaksanakan dan menunjang program Adiwiyata yaitu
dengan melibatkan 4 (empat) tim yang terdiri dari tim nasional, propinsi,
kabupaten/kota juga di sekolah. Unsur dan peran masing‐masing tim seperti
tercantum dibawah ini;
1. Tim Nasional
Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut: Kementerian Lingkungan
Hidup (Koordinator), Kementerian pendidikan Nasional, Kementerian
Dalam Negeri, Kementerian Agama, LSM pendidikan lingkungan,
perguruan tinggi, media serta swasta.
Tim tingkat Nasional ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup. Peran dan tugas pokok dari tim nasional adalah
sebagai berikut;
a. Mengembangkan kebijakan, program, panduan, materi pembinaan
dan instrument observasi
b. Melakukan Koordinasi dengan Pusat Pengeloaan Ekoregion (PPE)
dan Propinsi
c. Melakukan Sosialisasi program dengan Propinsi
d. Melakukan Bimbingan teknis kepada Tim Propinsi dalam rangka
pembinaan sekolah
e. Menetapkan penghargaan sekolah adiwiyata tingkat nasional
f. Melakukan Evaluasi dan pelaporan keterlaksanaan program
Adiwiyata kepada Menteri lingkungan Hidup tembusan kepada
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
2. Tim Propinsi
Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut : Badan Lingkungan Hidup
Propinsi (koordinator), Dinas Pendidikan, Kanwil Agama, LSM
pendidikan lingkungan, media massa, perguruan tinggi serta swasta, Tim
propinsi ditetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur Peran dan tugas
pokok dari tim provinsi adalah sebagai berikut;
a. Mengembangkan program Adiwiyata tingkat Propinsi
b. Koordinasi dengan kabupaten/kota
c. Melakukan Sosialisasi program ke kabupaten/kota
d. Bimbingan teknis kepada kabupaten/kota dalam rangka pembinaan
sekolah
e. Membuat Pilot project untuk 4 satuan pendidikan yang berbeda
(SD, SMP, SMA, SMK) setiap propinsi
f. Menetapkan penghargaan sekolah adiwiyata tingkat Propinsi
g. Melakukan Evaluasi dan pelaporan keterlaksanaan program
Adiwiyata kepada Gubernur tembusan kepada Menteri Lingkungan
Hidup
3. Tim Kabupaten/Kota :
Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut : Badan Lingkungan
Kabupaten/Kota (koordinator), Dinas pendidikan, Kantor agama, LSM
pendidikan lingkungan, media, perguruan tinggi, swasta, sekolah
Adiwiyata mandiri. Tim kabupaten ditetapkan melalui Surat Keputusan
Bupati/Walikota. Peran dan tugas pokok dari tim kabupaten/kota adalah
sebagai berikut;
a. Mengembangkan/ Melaksanakan program Adiwiyata tingkat
Kabupaten/Kota
b. Sosialisasi program adiwiyata kepada sekolah
c. Bimbingan teknis kepada sekolah
d. Membuat Pilot project untuk 4 satuan pendidikan yang berbeda
(SD, SMP, SMA, SMK) setiap Kabupaten/Kota
e. Menetapkan penghargaan sekolah adiwiyata tingkat Kabupaten/
Kota
f. Melakukan Evaluasi dan pelaporan keterlaksanaan program
Adiwiyata kepada Bupati/Walikota tembusan kepada Badan
Lingkungan Hidup Propinsi
4. Tim Sekolah
Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut : guru, siswa dan komite
sekolah. Tim sekolah di tetapkan melalui SK Kepala Sekolah. Peran dan
tugas pokok dari tim sekolah adalah sebagai berikut ;
a. Mengkaji kondisi lingkungan hidup sekolah, kebijakan sekolah,
kurikulum sekolah, kegiatan sekolah, dan sarana prasarana
b. Membuat rencana kerja dan mengalokasikan anggaran sekolah
berdasarkan hasil kajian tersebut di atas, dan disesuaikan dengan
komponen, standar, dan implementasi adiwiyata
c. Melaksanakan rencana kerja sekolah
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi.
e. Menyampaikan laporan kepada Kepala Sekolah tembusan Badan
Lingkungan hidup Kabupatan/Kota dan Instansi terkait
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setiap tahunnya jumlah penduduk di suatu wilayah semakin meningkat.
Hal itu secara langsung maupun tidak juga turut mempengaruhi kebutuhan jumlah
penduduk yang harus dipenuhi. Kebutuhan jumlah penduduk tersebut dengan
memanfaatkan sumber daya alam dan terus melakukan pembangunan baik sarana
dan prasana. Dalam kegiatan tersebut pasti akan menghilangkan atau
mengorbankan lingkungan sekitar yang mana akan berdampak pada kesimbangan
lingkungan. Padahal keseimbangan lingkungan akan berpengaruh besar terhadap
keberlangsungan makhluk hidup. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, maka
kementerian lingkungan hidup dan bekerja sama dengan stakeholder lainnya
menerapkan pendidikan berbasis lingkungan yang sudah sejak lama dilakukan.
Pendidikan berbasis lingkungan ini bisa disebut Pendidikan Lingkungan Hidup
(PLH). Dengan adanya PLH diharapkan semua warga sekolah dan peserta didik
mampu menyadari pentingnya menjaga dan merawat lingkungan sejak dini. Untuk
memberikan penghargaan kepada sekolah sekolah yang turut berpartisipasi dalam
PLH, kementerian lingkungan hidup meluncurkan program adiwiyata. Hingga
saat ini program Adiwiyata sudah tersebar di hampir tiap provinsi di Indonesia.
Pemerintah dalam mendukung program ini yaitu dengan menjalankan perannya
sebaik mungkin dengan melipatkan dan berkoordinasi dengan 4 tim sekaligus
yang meliputi tim nasional, tim provinsi, tim kabupaten/kota dan tim sekolah.
4.2 Saran
Pendidikan Lingkungan Hidup melalui program adiwiyata sangat baik
dilakukan. Bukannya hanya dimasukan dalam kurikulum melainkan praktik untuk
menerapkan PLH ini harus terbukti secara nyata, misalnya berkaca pada studi di
SMAN 3 Jombang. Karena selama ini pemerintah terlalu banyak mengacu pada
teori. Disini penulis melihat tidak semua sekolah yang bisa menerapkan teorinya
dalam praktik keseharian. Kami selaku penulis juga memberi saran agar program
adiwiyata ini tidak hanya pada level pendidikan di sekolah saja tapi juga bisa
merubah perilaku masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.
LAMPIRAN
GAMBAR FASILITAS PENDUKUNG SMA NEGERI 3 JOMBANG
1. Bank Sampah
2. Lokasi
Komposting
3. Lokasi Pembibitan
4. Lokasi Penanaman Lidah Buaya
5. Etalase 3 R (Recycle, Reduce, Reuse)
6. Etalase Piala
7. Gazebo
8. Hutan
Sekolah
9. Taman Gerbang Masuk
10. Taman Gerbang Keluar
11. Taman Kelas Barat
12. Taman Kelas Timur
13. Kebun Mangga
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, N. H. 2015. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui Program
Adiwiyata Sebagai Sumber Belajar Bagi Peserta Didik. Skripsi.
Universitas Islam Negeri. Jakarta.
Armies, D. 2011. SMAN 3 Jomabng Adiwiyata School.
http://removedisease.blogspot.co.id/2011/03/kesempatan-kali-ini-saya-
ingin.html. diakses 20 Mei 2015 (11:56).
Devi, E. dan M. Taufiq. 2015. SMA Negeri Jombang Adiwiyata Membawa Piala.
http://www.majalahsuarapendidikan.net/sma-negeri-3-jombang-
adiwiyata-membawa-piala.html. Diakses 20 Mei 2015 (11:55).
http://www.menlh.go.id/
Landriany, E. 2014. Implementasi Kebijakan Adiwiyata Dalam Upaya
Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang. Jurnal
Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan 2(1): 82-83.
http://www.sman3jombang.sch.id/