48
Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol BOOTP & DHCP Nama Kelompok : Ayunda Prima Dewi (02) Dwi Aryo Febrian (04) DIAGNOSA WAN

Bootp & dhcp

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sekilas tentang BOOTP DAN DHCP

Citation preview

Page 1: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

1

BOOTP & DHCP

Nama Kelompok :

Ayunda Prima Dewi (02)

Dwi Aryo Febrian (04)

DIAGNOSA WAN

Page 2: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa. Atas petunjuk dan

hidayahnya, sehingga kami siswa SMKN 8 Malang kelas XI TKJ-B jurusan Teknik

Komputer Jaringan dapat membuat ebook tentang Bootsrap Protokol (BOOTP) & Dynamic

Host Configuration Protocol (DHCP) sebagaimana tugas yang diberikan oleh guru kami

selaku guru Diagnosa WAN di akhir semester-4.

Ebook ini menampilkan tentang isi materi-materi yang telah ditentukan dengan

syarat-syarat yang diberikan oleh guru kami. Bertujuan untuk meningkatkan pemahaman-

pemahaman tentang BOOTP & DHCP. Ebook ini akan dapat membentuk wawasan siswa

dalam kegiatan belajar guna meraih prestasi belajar yang maksimal dan guna untuk

memberikan pemahaman yang lebih.

Ebook ini kami persembahkan untuk kedua orang tua kami khususnya, juga kepada

guru kami yang telah mengajari kami selama semester 4 ini. Kami tidak mungkin mampu

belajar tanpa bimbingan dan doa dari mereka. Trimakasih kepada mereka yang telah

memberikan kesempatan kepada kami untuk berkarya lebih lagi.

Kami menyadari masih ada kekurangan dalam penyajian ebook ini. Oleh karena itu,

kritik, dan saran yang membangun dari pengguna akan kami terima dengan senang hati,

guna penyempurnaan bagi materi ebook ini.

Penyusun

Page 3: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

3

BAB 1 BOOTP

I. Pengertian BOOTP

BOOTP berupa konsep protocol standart. Statusnya dianjurkan. Spesifikasi BOOTP

dapat ditemukan pada RFC 951 - Bootstrap Protocol and RFC 1497 - BOOTP Vendor

Information Extensions.

LAN memungkinkan host tanpa harddisk sebagai workstation, router, terminal

concentrator dan masih banyak lagi. Host tanpa harddisk membutuhkan mekanisme untuk

boot dengan di-remote melalui sebuah jaringan. BOOTP protocol digunakan untuk me-

remote booting melalui jaringan IP. BOOTP memperbolehkan protocol IP minimal

sehingga tidak mengganggu informasi konfigurasi yang tidak melakukan apa-apa, biasanya

disimpan di ROM, untuk mendapatkan informasi yang cukup untuk memulai proses

download dengan menggunakan kode boot yang dibutuhkan. BOOTP tidak mendefinisikan

cara untuk men-download selesai, tetapi proses ini biasanya menggunakan TFTP

sebagaimana dideskripsikan RFC 906 – Bootstrap loading menggunakan TFTP.

II. Latar Belakang

Sebelum perangkat dalam jaringan TCP/IP dapat berkomunikasi dengan efektif, ia

harus mengetahui alamat IP-nya. Ketika host konvensional dapat membaca informasi ini

dari internal disk-nya, beberapa perangkat tidak mempunyai ruang penyimpanan, dan tidak

dapat menikmati kelebihan ini. Mereka memerlukan bantuan dari perangkat lain dalam

jaringan untuk menyediakan mereka alamat IP dan informasi lain dan/atau software yang

mereka butuhkan untuk menjadi active IP host. Masalah dalam membuat mesin baru dapat

berjalan selayaknya ini dinamakan bootstraping, dan untuk menyanggupi host IP, TCP/IP

Bootstrap Protocol (BOOTP) dibuat.

Page 4: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

4

II.I. Memperbaiki Kelemahan dari RARP

Reverse Address Resolution Protocol (RARP) adalah yang pertama berkeinginan

untuk menuntaskan permasalahan “bootstrap” ini. Dibuat pada 1984, RARP merupakan

adaptasi langsung dari low-level Address Resolution Protocol (ARP) yang mengikat

alamat-alamat IP dengan link-layer alamat hardware. RARP dapat mengatasi dalam hal

menyediakan perangkat diskless dengan alamat IP-nya, menggunakan simple client/server

pertukaran dari permintaan dan jawaban antara host dan RARP server.

Kesulitan dari RARP adalah ia mempunyai banyak batasan. Ia mengoperasikan level

rendah menggunakan hardware broadcast, jadi ia memerlukan arahan untuk tipe hardware

yang berbeda. Sebuah RARP server juga membutuhkan setiap jaringan fisik untuk

merespon kepada layer dua broadcast. Setiap RARP server harus memiliki alamat yang

diisikan secara manual yang disediakan oleh administrator. Dan yang paling buruk adalah,

RARP hanya menyediakan sebuah alamat IP untuk sebuah host dan tanpa informasi lain

yang mungkin dibutuhkan oleh host.

RARP jelas tidak memenuhi kebutuhan konfigurasi host untuk TCP/IP. Untuk

mendukung antara kebutuhan dari host tanpa disk dan situasi lain yang menguntungkan

dari auto-konfigurasi yang dibutuhkan, Bootstrap Protocol (BOOTP) pun dibuat. BOOTP

telah distandardisasikan dalam RFC 951, dipublikasikan pada September 1985. Protokol ini

memang didesain sespesifik mungkin untuk kelemahan alamat RARP:

o Protokol ini masih berbasis client/server exchange, tetapi diimplementasikan

sebagai layer yang lebih tinggi yaitu software protokol, menggunakan UDP untuk

pengiriman pesan. Ini tidak bergantung dari kebanyakan hardware dari jaringan

seperti ARP.

o BOOTP men-support pengiriman informasi konfigurasi tambahan untuk klien lebih

dari sekedar alamat IP. Informasi ekstra ini dapat dikirim melalui satu pesan untuk

efisiensi.

Page 5: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

5

o BOOTP dapat menangani klien dan server pada jaringan yang berbeda pada sebuah

internetwork. Hal ini memungkinkan administrasi dari server yang menyediakan

alamat IP untuk lebih tersentralisasi, menghemat uang seperti administrasi waktu

dan masalah.

III. Kegunaan BOOTP

BOOTP memiliki kegunaan yang sama dengan DHCP, hanya BOOTP didesain

untuk manual pre-configuration dari informasi host di dalam suatu server database. BOOTP

dan DHCP didesain agar bisa route ke jaringan.

IV. Kelebihan BOOTP

Bootp memiliki keunggulan antara lain:

Tidak perlu harddisk, karena dapat digantikan perannya oleh Ethernet card dan BOOT

Lan

Memiliki log file sehingga dapat dilihat sewaktu-waktu penyebab error dengan melihat

log file tersebut.

V. Kelemahan BOOTP

Bootp memiliki kelemahan sebagai berikut:

Harus dilakukan secara manual sehingga resiko menimbulkan masalah cukup besar.

Pengiriman pesan yang tidak dapat diandalkan karena menggunakan UDP.

OS sekarang misalnya Windows sudah tidak memasukkan BOOTP dalam konfigurasi

jaringannya.

Page 6: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

6

VI. Proses BOOTP

Operasi Boot Protocol

Boot Protocol menggunakan dua langkah simpel pertukaran pesan yang terdiri dari

broadcast permintaan dan broadcast jawaban. Setelah klien menerima informasi konfigurasi

dari BOOTP server, ia akan melengkapi proses bootstraping menggunakan protokol seperti

TFTP.

Proses BOOTP melibatkan tahapan – tahapan berikut:

1. Client menentukan alamat hardware-nya masing-masing; alamat tersebut normalnya

berada di ROM pada hardware.

Page 7: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

7

2. Client BOOTP mengirimkan alamat hardware-nya di dalam datagram UDP ke

server. Jika client mengetahui IP-nya dan IP dari server, maka datagram UDP dari

client tersebut harus mencantumkannya, tetapi pada umumnya client BOOTP tidak

mempunyai data dari konfigurasi IP dari keduanya. Jika client tidak mengetahui IP-

nya sendiri, maka ia menggunakan IP 0.0.0.0. Jika client tidak mengetahui alamat IP

dari server, maka ia menggunakan alamat broadcast yang terbatas

(255.255.255.255). Port dari UDP adalah 67.

3. Server menerima datagram mencari alamat hardware dari client di dalam file

konfigurasinya, yang berisi alamat IP client. Server mengisi bagian sisa dari

datagram UDP dan mengembalikannya kepada client menggunakan port UDP 68.

Salah satu dari tiga metode mungkin digunakan pada hal berikut:

Jika client mengetahui alamat IP-nya sendiri (hal ini juga terdapat di

permintaan BOOTP), kemudian server mengembalikan datagram langsung

kepada alamat tersebut. Biasanya cache ARP di tumpukan protocol server

tidak akan mengetahui alamat hardware yang mencocokan dengan alamat IP.

ARP menganggap semua itu normal.

Jika client tidak mengetahui alamat IP-nya sendiri (yaitu 0.0.0.0 dalam

permintaan BOOTP), maka server harus memperhatikan hal itu dengan

cache ARP yang dimilikinya. ARP pada server tidak dapat digunakan untuk

mencari alamat hardware dari client karena client tidak mengetahui alamat

IP-nya jadi tidak dapat merespon permintaan ARP. Hal seperti ini sering

disebut masalah “ayam dan telur”. Terdapat dua solusi untuk mengatasinya:

o Jika server mempunyai mekanisme untuk langsung meng-update

cache ARP-nya tanpa menggunakan ARP sendiri, maka akan

mengirim datagramnya langsung.

o Jika server tidak dapat meng-update cache ARP-nya, maka harus

mengirim jawaban broadcast.

4. Jika client telah menerima jawaban, maka klien BOOTP akan merekam alamat IP-

nya (memungkinkan ia untuk merespon permintaan ARP) dan akan memulai proses

bootstrap.

Paket data yang dikirim berbentuk sebagai berikut:

Page 8: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

8

Format Pesan BOOTP

Keterangan :

Code menandakan permintaan atau jawaban. Jika kode 1 maka kode tersebut adalah

permintaan, sedangkan jika kode adalah 2 maka kode tersebut adalah jawaban.

HWtype menandakan tipe dari hardware, contohnya:

1 = Ethernet

6 = IEEE 802 Networks

length menunjukkan panjang dari alamat hardware dalam satuan bytes. Ethernet dan

token-ring menggunakan 6, misalnya loncatan (hops). Klien mengesetnya pada angka 0.

Angka ini terus bertambah oleh router yang me-relay permintaan ke server lain dan

digunakan untuk mengidentifikasi perulangan (loops). RFC 951 menganjurkan angka 3

mengindikasikan perulangan.

Page 9: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

9

Transaction ID yaitu nomor acak yang berguna untuk mencocokkan permintaan boot

dengan respon yang dihasilkan.

A random number used to match this boot request with the response it generates.

Seconds ditentukan oleh client. Ini menunjukkan waktu yang lewat dalam detik sejak

klien memulai proses boot.

Flags Field digunakan untuk broadcast flag. Bita dalam flags field yang tidak

digunakan untuk broadcast flag harus di-set 0, angka 0 itu akan digunakan untuk

keperluan yang akan datang. Biasanya, BOOTP server berusaha untuk mengirimkan

pesan BOOTREPLY langsung kepada klien menggunakan unicast. Alamat tujuan

dalam IP header di-set untuk BOOTP alamat IP-mu dan alamat MAC di-set untuk

alamat hardware klien BOOTP. Jika salah satu host tidak dapat menerima unicast dari

datagram IP hingga mengetahui alamat IP-nya, kemudian bit broadcastnya harus di-set

untuk mengindikasikan server yang BOOTREPLY harus dikirim sebagai IP dan MAC

broadcast. Di sisi lain bit tersebut harus di-set menjadi 0.

Client IP address diatur oleh klien. Jika tidak tahu maka 0.0.0.0.

Your IP Address diatur oleh server jika IP klien adalah 0.0.0.0.

Server IP address diatur oleh server.

Router IP address diatur dengan menyampaikan kepada router jika BOOTP forwarding

sedang digunakan.

Client hardware address diatur oleh klien dan digunakan oleh server untuk

mengidentifikasi klien yang sedang melakukan booting.

Server host name berisi opsional nama host server yang diakhiri dengan X’00’.

Boot file name diisi oleh klien. Klien bisa meninggalkan data ini kosong atau

mengisinya dengan nama, misalnya “router” mengindikasikan tipe dari boot file yang

digunakan. Server mengembalikan filename dari boot file yang sudah terkualifikasi

dengan penuh sehingga cocok dengan klien. Isinya telah dihilangkan oleh X'00'.

Vendor-specific area menandakan opsional tempat spesifik-vendor. Sangat dianjurkan

klien selalu mengisi empat bytes awal dengan “magic cookie”. Jika spesifikasi vendor

“magic cookie” tidak digunakan, klien sebaiknya menggunakan 99.130.83.99 diikuti oleh

akhiran label (255) dan menjadikan byte sisa menjadi nol. Silakan lihat pada RFC 1533

untuk lebih jelasnya.

Page 10: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

10

Page 11: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

11

Pengoperasian umum dari BOOTP

BOOTP adalah sebuah simple client/server protocol yang mengandalkan broadcast untuk

mengijinkan komunikasi dengan perangkat yang belum mempunyai alamat IP. Dalam

contoh di atas Device A mencoba untuk menentukan alamat IP-nya dan parameter lain. Ia

mem-broadcast sebuah permintaan BOOTP pada jaringan lokal menggunakan UDP port 67

dan kemudian menunggu jawaban pada port 68. Device D telah dikonfigurasi sebagai

BOOTP server dan menunggu pada port ini. Ketika ia menerima permintaan, ia mengirim

sebuah broadcast pada port 68 memberitahu A alamat IP-nya.

Salah satu batasan dengan skema ini ialah penggunaan dari alamat broadcast untuk

permintaan BOOTP yang terbatas; ini membutuhkan server ada pada subnet yang sama

dengan penerima. BOOTP forwarding adalah sebuah mekanisme untuk router, di dalamnya

juga telah terdapat IBM 6611 dan 2210 Network Processors.

Sekali klien BOOTP telah memproses jawaban, maka akan dilanjutkan dengan transfer

boot file dan melakukan boot proses penuh. Lihat RFC 906 untuk spesifikasi tentang cara

ini diselesaikan dengan TFTP. Boot proses penuh akan mengganti protokol IP minimum

yang digunakan oleh BOOTP dan TFTP oleh normal protokol IP yang ditransferkan

sebagai sebuah bagian dari boot file dan berisi kostumisasi yang benar bagi klien.

Bootstrap Protocol (BOOTP) Dikembangkan untuk membuat komputer

menginisialisasi dirinya pada suatu jaringan (RFC951). Dibandingankan dengan DHCP

memang terbatas, tetapi karena DHCP dibangun di atas BOOTP, maka perlu untuk

memahami struktur pesan dan protocol BOOTP sebelum memperhatikan DHCP lebih jauh.

Lebih lanjut, karena kebanyakan implementasi DHCP juga berfungsi sebagai server

BOOTP, maka BOOTP harus dipahami. Biasanya BOOTP mencakup komputer yang

meminta informasi diperlukan untuk menginisialisasi.

Komputer dapat meminta 3 informasi kepada server, yaitu :

1. Informasi mengenai IP Address. Berguna supaya komputer dapat menginisialisasi

interface jaringannya.

2. Informasi IP Address suatu mesin di server (bootserver). Berguna untuk menyediakan

sebuah file bagi sebuah mesin untk load dan berjalan.

3. Nama file yang harus diload.

Page 12: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

12

Dengan informasi tersebut, client dapat menginisialisasi jaringannya, terhubung ke

bootserver (alamatnya sekarang diketahui), dan meload bootfile yang ditunjuk dengan

menggunakan protocol sederhana seperti TFTP.

Bootfile biasanya berisi informasi lain yang dibutuhkan client untuk konfigurasi,

dalam format yang memiliki signifikansi hanya dengan client. Selain itu bootfile dapat

menjadi gambaran software keseluruhan yang akan diload dan dijalankan oleh client.

VII. Implementasi

1. AIX/6000

Fungsi dari BOOTP server telah diimplementasikan dalam bootpd daemon. Daemon ini

adalah subserver yang dikontrol oleh inetd superdaemon. Bootps mencari /etc/bootptab yaitu

alamat dari hardware.

Fungsi dari klien Bootp digunakan dalam penghubung dengan TFTP untuk me-load

executable modules (X station, diskless station) atau file konfigurasi (switch atau router)

otomatis saat sistem startup.

Catatan: permintaan BOOTP dari klien BOOTP tidak dapat memberikan IP router jika

tidak dikostumisasi secara eksplisit.

2. OS/2

Fungsi dari klien dan server telah disediakan:

Fungsi dari server : perintah dari BOOTPD memulai server. Ketika BOOTP server

menerima alamat hardware maka ia akan mencari dengan yang

cocok di file /ETC/BOOTPTAB. Ketika menemukan alamat

hardware yang cocok, server mengirimkannya kembali (dalam paket

UDP) alamat internet, subnet, dan informasi lain kepada klien.

Silakan melihat IBM TCP/IP Version 2.0 for OS/2: User's Guide

untuk lebih jelas tentang file /ETC/BOOTPTAB. Paket broadcast

BOOTP digunakan untuk transfer dan terletak pada jaringan lokal

saja. Paket tersebut tidak dapat menembus router ke jaringan lain.

Page 13: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

13

Fungsi dari klien : perintah dari BOOTP memulai klien. Klien akan menjalankan dan

menampilkan respon dari server secepat klien tersebut bisa.

3. DOS

TCP/IP dari DOS menyediakan fungsi dari BOOTP klien. Perintah dari BOOTP

memastikan fungsi klien ini sangat berguna dalam membuat koneksi SLIP (sejak BOOTP

dapat digunakan untuk memasukkan alamat IP Anda, Anda tidak perlu mengetahui alamat

IP sebelum koneksi terjalin).

VIII. BOOTP Area Spesifik Vendor dan Informasi Extensi Vendor

Pembuat Boot Protocol sadar bahwa beberapa tipe dari hardware yang mungkin

membutuhkan informasi tambahan untuk bisa lolos dari server menuju klien dengan tujuan

agar klien dapat melakukan boot up. Untuk alasan ini, mereka menaruh ke dalam BOOTP

field format dengan 64-byte vendor field; juga biasa disebut area spesifik vendor.

Memasukkan field ini membuat BOOTP fleksibel, sejak BOOTP memperbolehkan vendor

memutuskan untuk mereka sendiri tentang cara mereka menggunakan protokol, dan

mengubah itu menjadi yang mereka butuhkan.

Setiap informasi vendor field menjelaskan tipe – tipe keterangan dari informasi untuk

dikomunikasikan, dan di-kodekan menggunakan struktur spesial subfield yang

menerangkan tipe field, panjang dan isinya. Hal ini merupakan metode biasa dari penentuan

opsi, yang disebut TLV-encoding (untuk type, length, value). Metode dasar yang sama juga

digunakan dalam pengkodean opsi IPv4 dan IPv6.

Page 14: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

14

Format Informasi Field BOOTP Vendor

Nama

Subfield

Ukuran

(bytes)

Deskripsi

Code 1 Vendor Information Field Code: Oktet tunggal yang menentukan

informasi tipe field vendor.

Len 1

Vendor Information Field Length: The number of bytes in this

particular vendor information field. This does not include the two bytes

for the Code and Len fields. Jumlah dari byte dalam keterangan

informasi field vendor ini. Ini tidak termasuk dua byte untuk Code dan

Len fields

Data Variable

Vendor Information Field Data: Data sedang dikirim, yang

mempunyai panjang diindikasikan oleh Len subfield, dan yang

diinterpretasikan berbasis dari Code subfield.

Terdapat dua kasus spesial yang melanggar format field pada tabel di atas. Isi dari Code

yang 0 digunakan sebagai blok, ketika subfield harus diratakan dalam lingkup kata; ia tidak

berisi informasi. 255 digunakan sebagai penanda dari informasi field vendor. Kedua kode ini

berisi data yang tidak aktual, jadi untuk menghemat ruang, ketika diantaranya hanya

digunakan satu saja maka isi dari Code ikut dimasukkan; Field Len dan Data dilarang.

Perangkat yang melihat isi dari Code ialah 0 menganggapnya hanya sebagai pengisi;

perangkat yang melihat isi dari Code adalah 255 mengetahui itu telah mencapai akhir dari

informasi field vendor dalam field Vend.

Page 15: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

15

IX. BOOTP Relay Agent

Ada lagi kelebihan BOOTP dari RARP, yaitu antara klien dan server tidak harus berada

dalam satu jaringan yang sama. Agar semua itu bisa terjadi membutuhkan sesuatu yang

beraksi sebagai perantara antara klien dan server yaitu BOOTP relay agent. Pekerjaan dari

BOOTP relay agent adalah berada di jaringan fisik tempat klien BOOTP berada dan bekerja

sebagai proxy dalam server BOOTP. Agen tersebut mendapatkan namanya karena ia me-

relay pesan antara klien dan server, dan membuat mereka dapat berhubungan meski berada

di jaringan yang berbeda.

Page 16: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

16

Operasi Normal BOOTP Menggunakan Relay Agent

Pada gambar di atas, Device A mencoba untuk mengakses server BOOTP, tetapi berada di

jaringan yang berbeda; keduanya terhubung oleh workgroup routeryang dikonfigurasi

untuk menjadi BOOTP relay agent. Device A menyebarkan permintaannya dan router

menerimanya. Ia menyambungkan permintaan dari Device A tadi menuju server BOOTP,

Device D, dan menaruh alamat IP-nya sendiri (IPR) ke dalam field BOOTP GIAddr. Server

BOOTP mengirim balasan kembali kepada router menggunakan alamat IPR. Kemudian

router menyebarkan pesan tersebut ke jaringan Device A sehingga Device A dapay

menerimanya.

Page 17: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

17

Proses pengiriman pesan pada jaringan BOOTP relay agent:

1. Klien Membuat Permintaan: klien membuat permintaanya seperti biasa.

Keberadaan relay agent transparan di mata klien.

2. Klien Mengirim Permintaanya: Klien menyebarkan pesan BOOTREQUEST

dengan mentransmisikan pesan tersebut ke alamat 255.255.255.255. (Berbeda kasus

jika klien telah mengetahui alamat IP-nya dan alamat IP dari server maka

mengirimkannya tidak perlu relay agent lagi melainkan dengan unicast).

3. Relay Agent Menerima Permintaan dan Memprosesnya: BOOTP relay agent

berada dalam jaringan fisik klien berada dan mendengarkan UDP port 67 di pihak

server. Ia memproses permintaan dengan cara:

Ia mengecek isi dari field Hops. Jika nilainya kurang atau sama dengan 16, ia

akan menambahi nilai tersebut dengan angka 1. Jika nilainya lebih dari 16

maka ia menghapus permintaan tersebut.

Ia mengamati isi dari field GIAddr. Jika field semuanya berisi nol, ia tahu ia

adalah relay agent pertama yang menangani paket itu dan menaruh alamat

IP-nya pada field ini. (Jika relay agentnya adalah router yang memiliki dua IP

maka IP yang diisikan adalah alamat IP yang menerima paket tersebut).

4. Permintaan Penyampaian Relay Agent : Relay agent mengirim permintaan

BOOTP kepada server BOOTP. Jika relay agent mengetahui alamat IP dari server

ia akan mengirim paket unicast langsung kepada server. Selain itu jika agent adalah

router , ia boleh memilih untuk menyebarkan permintaan pada interface yang

berbeda.

5. Server Menerima Permintaan dan Memprosesnya: server BOOTP menerima

pesan yang telah di-relay dari relay agent. Ia memprosesnya seperti biasa.

6. Server Membuat Tanggapan: server membuat pesan tanggapan seperti biasa.

7. Server Mengirim Tanggapan: melihat bahwa field GIAddr pada permintaan bukan

nol, server mengetahui permintaan tersebut telah di-relay. Bukannya mengirim ke

pengirim aslinya, ia mentransmisikan paket itu ke relay agent yang tertulis di field

GIAddr.

Page 18: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

18

8. Relay Agent Menyalurkan Tanggapan: BOOTP relay agent mentransmisikan

pesan BOOTREPLY kembali ke klien. Unicast atau broadcast tergantung dari nilai

field CIAddr dan bendera broadcast (broadcast flag), sama seperti yang dilakukan

server pada jaringan non-relay.

Page 19: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

19

BAB 2

DHCP

Pengertian apa itu DHCP

DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) dikembangkan pada tahun 1993 sebagai

standar jalur protokol menggantikan BOOTP (Protokol Bootstrap). DHCP merupakan

suatu jaringan komputer protokol yang digunakan oleh host (DHCP client) untuk meminta

informasi pengalamatan IP dari sebuah server DHCP yang meliputi alamat IP, subnet mask,

dan angka-angka opsional. Angka opsional mungkin mencantumkan default alamat pintu

gerbang, alamat DNS, dan alamat server WINS. DHCP (Dynamic Host Configuration

Protocol). Protokol untuk distribusi IP pada jaringan dengan jumlah IP yang terbatas.

Terdapat di OSI Layer Aplikasi dan TCP/IP aplikasi.

Kegunaan dari DHCP

Kegunaan dari DHCP sebagai server yaitu untuk memberikan alamat IP secara otomatis

dan mengeliminasi beberapa masalah, sedangkan yang dimaksud dengan DHCP sebagai

client yaitu komputer client yang meminta alamat IP ke server. Pekerjaan kita akan lebih

efisien, mudah dan lebih cepat untuk mengkonfigurasikan alamat IP dan lainnya pada

komputer client. Meghindari bentroknya IP yang sering kita jumpai ketika pemberian IP

secara manual.

Komputer yang telah dikonfigurasikan agar menggunakan DHCP, sewaktu dihidupkan

akan mencari apakah di Network terdapat DHCP Server dan komputer tersebut akan

berteriak: hai, saya mau menyewa IP, apakah ada yang menawarkannya? . DHCP Server

yang mendengar adanya pihak yang mencari akan berkata ok, saya ada nih IP untuk

disewakan, no nya adalah sebagai berikut bla bla bla.......... Apakah Anda tertarik? .

Komputer yang mendapatkan penawaran dari DHCP Server ini akan memilih dari sekian

penawaran IP secara acak jika dalam network terdapat beberapa DHCP Server. Ketika

pilihan sudah diputuskan, komputer akan mengatakan ke salah satu DHCP Server ok, saya

Page 20: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

20

akan meminjamnya dari Anda DHCP Server . DHCP Server akan menjawab lagi untuk

terakhir kalinya ok. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi memberikan IP

Address secara manual, cukup dengan refrensi kepada DHCP server. Perlu diketahui IP

Address diberikan bersama dengan subnetmask, dan default gateway dalam waktu tertentu.

Proses penyewaan alamat IP secara teknis adalah:

1. Client mengirimkan broadcast DHCPDISCOVER untuk mencari DHCP Server.

2. DHCP Server yang tersedia mengirimkan DHCPOFFER serta IP dan waktu

penyewaan.

3. Client yang menerima penawaran IP dari DHCP Server mengirimkan

DHCPREQUEST.

4. Proses terakhir, DHP Server mengirimkan DHCPPACK.

DHCP Operation

Page 21: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

21

Pembaruan Penyewaan IP

Sebenarnya ketika DHCP Server menyewakan IP ke komputer client, DHCP Server

akan mengatakan, OK, saya akan menyewakan IP ini untuk anda selama sekian hari . Agar

komputer client bisa tetap aktif dan berkomunikasi dalam jaringan, aka penyewaan IP perlu

dilakukan penyewaan kembali sebelum masa akhir penyewaan IP habis.

Komputer client akan secara otomatis memperbaharui penyewaan IP ketika mencapai

50% dari masa waktu penyewaan dengan mengirimkan DHCPREQUEST ke DHCP Server.

Jadi misalkan saja penyewaan IP adalah 8 hari, maka pada hari ke 4, komputer client akan

mencoba memperbaharui penyewaan IP ini secara otomatis. Andaikan saja pada saat

penyewaan mencapai 50% dan penyewaan IP kembali gagal dilakukan karena DHCP server

sedang diperbaiki, maka komputer secara otomatis akan mencoba lagi memperbaharui

penyewaan IP pada saat masa sewa mencapai 87.5%.

Bagaimana jika komputer client tetap tidak dapat memperbaharui masa penyewaan IP

tersebut? Maka tidak seperti hukum di Indonesia yang bisa seenaknya dimainkan, komputer

client harus melepaskan IP yang telah disewa dan mencari DHCP server yang lain atau

tidak mendapatkan alamat IP yang baru.

DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)

IP address dan subnet mask dapat diberikan secara otomatis menggunakan Dynamic

Host Configuration Protocol atau diisi secara manual. DHCP berfungsi untuk memberikan

IP address secara otomatis pada komputer yang menggunakan protokol TCP/IP. DHCP

bekerja dengan relasi client-server, dimana DHCP server menyediakan suatu kelompok IP

address yang dapat diberikan pada DHCP client. Dalam memberikan IP address ini, DHCP

hanya meminjamkan IP address tersebut. Jadi pemberian IP address ini berlangsung secara

dinamis.

Page 22: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

22

Proses pemberian IP secara DHCP

DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah suatu protokol jaringan yang

berfungsi untuk mendistribusikan IP pada jaringan secara otomatis. DHCP bekerja dengan

relasi client-server, dimana DHCP server menyediakan suatu kelompok IP address yang

dapat diberikan pada DHCP client. Dalam memberikan IP address ini, DHCP hanya

meminjamkan IP address tersebut. Jadi pemberian IP address ini berlangsung secara

dinamis.

Cara Kerja DHCP

DHCP menggunakan 4 langkah dalam pemberian informasi nomor IP untuk konfigurasi

pada setiap komputer yang dikehendakinya. (Proses DHCP dijalankan untuk setiap adaptor

secara sendiri-sendiri jika client punya NIC Card lebih dari satu dan perlu no IP lebih dari

satu).

Page 23: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

23

1. IP Least Request

Komputer DHCP Client meminta nomor IP ke server (Broadcast mencari DHCP

Server).

2. IP Least Offer

DHCP server (bisa satu atau lebih server jika memang ada dua atau lebih DHCP s

erver) yang mempunyai no IP memberikan penawaran ke komputer client.

3. IP Lease Selection

Client memilih penawaran DHCP Server yang pertama diterima dan kembali

melakukan broadcast dengan pesan atau message menyetujui peminjaman tersebut

kepada DHCP Server.

4. IP Lease Ackknowledge

DHCP Server memberikan jawaban atas message tersebut berupa konfirmasi IP dan

informasi lain kepada client dengan sebuah ACKnowledgment. Kemudian client

melakukan inisialisasi dengan mengikat nomor IP tersebut dengan client dan dapat

bekerja pada jaringan tersebut. Sedangkan DHCP yang lainnya menarik tawarannya

kembali.

Fitur yang ditawarkan oleh DHCP

Manual Allocation : dimana administrator server membuat konfigurasi secara

manual pada server dan mencatat MAC Addrress pada setiap komputer. Masing-

masing MAC Address sudah ditentukan setiap IP Addressnya.

Automatic Allocation : DHCP server secara bebas memberikan alamat IP pada client

yang memintanya secara permanen diasosiasikan dengan MAC addres sesuai dengan

kapasitas yang ditetapkan oleh administrator.

Dynamic Allocation : Proses permintaan alamat IP menggunakan batas jangka

waktu yang terkontrol. Server akan mencatat status peminjaman IP Address dan

Page 24: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

24

akan memberikan alamat IP yang sudah expired kepada client DHCP atau ke

komputer lainnya.

Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)

DHCP memberikan framework untuk disampaikan kepada client yang berisikan

informasi tentang konfigurasi jaringan. DHCP bekerja berdasarkan protokol BOOTP,

dimana ditambahkan fungsi untuk mengalokasikan penggunaan IP address dan konfigurasi

jaringan lainnya.

Spesifikasi DHCP dapat dilihat pada RFC 2131 – Dynamic Host Configuration Protocol,

dan RFC 2132 – DHCP options and BOOTP vendor extension. DHCP melakukan transaksi

dengan melihat pada jenis pesan yang dikirimkan. Pesan-pesan tersebut antara lain :

• DHCPDISCOVER : broadcast oleh client untuk menemukan server

• DHCPOFFER : respon dari server karena menerima DHCPDISCOVER dan menawarkan

IP address kepada client

• DHCPREQUEST : pesan dari client untuk mendapatkan informasi jaringan

• DHCPACK : acknowledge dari server

• DHCPNACK : negative acknowledge dari server yang menyatakan waktu sewa dari client

sudah kadaluwarsa

• DHCPDECLINE : pesan dari client yang menyatakan bahwa dia sedang menggunakan

informasi dari server

• DHCPRELEASE : pesan dari client bahwa client sudah tidak menggunakan lagi informasi

dari server

• DHCPINFORM : pesan dari client bahwa dia sudah menggunakan informasi jaringan

secara manual.

Page 25: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

25

Berikut keterangan dari interaksi antara DHCP client dan DHCP server :

1. Client melakukan broadcast DHCPDISCOVER pada jaringan lokal.

2. Server merespon dengan pesan DHCPOFFER, dimana informasi ini juga

memberikan informasi tentang IP address.

3. DHCP client menerima 1 atau lebih pesan DHCPOFFER dari 1 atau lebih DHCP

server. Client memilih salah satu informasi itu dan mengirimkan pesan

DHCPREQUEST dan informasi jaringan mana yang dipilih.

4. Server menerima pesan DHCPREQUEST tersebut dan membalas dengan

mengirimkan pesan DHCPACK dengan mengirimkan informasi lengkap.

5. Client menerima DHCPACK dan melakukan konfigurasi terhadap interface

jaringannya.

6. Apabila client sudah tidak menginginkan lagi alamat IP tersebut, client akan

mengirimkan pesan DHCPRELEASE.

Tanya Jawab Seputar DHCP

I. Apa Itu DHCP ?

Bagi Anda pemerhati masalah jaringan komputer pasti sudah sering mendengar istilah

Page 26: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

26

DHCP. Bagi mereka yang belum mengerti mengenai DHCP, maka kali ini kami akan

sajikan berbagai tanya jawab seputar DHCP, khususnya bagi Anda yang masih pemula.

DHCP merupakan singkatan dari Dynamic Host Configuration Protocol.

II. Apa kegunaan dari DHCP?

Guna dari DHCP sangatlah besar dalam suatu jaringan komputer. DHCP digunakan agar

komputer-komputer yang terdapat pada suatu jaringan komputer bisa mengambil

konfigurasi (baik itu IP address, DNS address dan lain sebagainya) bagi mereka dari suatu

server DHCP. Intinya dengan adanya DHCP maka akan mampu mengurangi pekerjaan

dalam mengadministrasi suatu jaringan komputer berbasis IP yang besar. Bayangkan jika

suatu jaringan komputer yang terdiri dari 1000 komputer dan Anda harus mengeset IP

address pada masing-masing komputer secara manual. Payah bukan?

“Siapa yang menciptakan DHCP? Bagaimana mereka menciptakan DHCP?”

DHCP dibuat dan didesain oleh kelompok kerja Dynamic Host Configuration pada Internet

Engineering Task Force (IETF). IETF sendiri merupakan organisasi yang mendefinisikan

berbagai macam protokol dalam hubungannya dengan internet. Selanjutnya, definisi dari

DHCP itu sendiri dituangkan ke dalam suatu dokumen RFC (Request for Comments) dan

kemudian Internet Activities Board (IAB) mengkaji statusnya untuk kemudian menjadi

suatu standar di internet. Sampai dengan bulan Maret 1996, status DHCP merupakan suatu

Internet Proposed Standard Protocol dan sifatnya Elective. Sementara itu BOOTP saat itu

merupakan Internet Draft Standard Protocol dan sifatnya Recommended. Untuk melihat

lebih jauh mengenai standarisasi internet pada saat itu, silakan akses atau baca RFC1920.

“Bagaimana perbedaannya DHCP dibandingkan dengan BOOTP dan RARP?”

DHCP berbasiskan pada BOOTP dan masih kompatibel dengan teknologi sebelumnya.

Perbedaan utamanya adalah BOOTP didesain untuk manual pre-configuration dari

informasi host di dalam suatu server database, sementara itu DHCP digunakan untuk

memberi alokasi alamat jaringan secara dinamis dan juga konfigurasi penting lainnya bagi

host-host yang baru bergabung ke dalam jaringan. Sebagai tambahan, DHCP membolehkan

suatu metode recovery dan juga relokasi dari suatu alamat jaringan melalui suatu

mekanisme leasing.RARP merupakan suatu protokol yang digunakan oleh Sun dan vendor

lainnya yang mana membolehkan suatu komputer untuk mencari nomor IP-nya sendiri,

Page 27: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

27

yang mana salah satu parameter-parameter protokol diberikan ke client system dengan

DHCP atau BOOTP. RARP tidak mendukung parameter-parameter lainnya dan

menggunakannya. Sebuah server hanya mampu untuk melayani LAN tunggal. Sementara

itu DHCP dan BOOTP didesain agar mereka bisa di-route pada jaringan.

“Bagaimana jika alamat IP pada client diberikan secara otomatis tanpa menggunakan DHCP

server?”

Secara teoritis hal ini sangat mungkin, dimana suatu client atau komputer bisa mengambil

sembarang IP address bagi dia sendiri dan kemudian mem-broadcast suatu request kepada

komputer-komputer lainnya untuk melihat apakah alamat IP tersebut sudah digunakan atau

belum. Appletalk didesain dengan ide seperti itu dan MacTCP pada Apple bisa dikonfigurasi

seperti hal tersebut. Namun demikian, metode alokasi IP seperti itu memiliki beberapa

kelemahan, yaitu:

Komputer yang memerlukan IP address permanen bisa saja dimatikan dan hal itu

membuatnya kehilangan IP address nya dan IP address tersebut bisa digunakan oleh

komputer lainnya. Ini bisa berakibat pada masalah kesulitan mencari service yang

ada pada jaringan dan juga resiko pada masalah keamanan.

Jika pemberikan IP address ini harus diberikan dengan mengikuti suatu range

tertentu, maka hal ini akan menimbulkan masalah karena kita harus menentukan

range-nya pada masing-masing komputer. Ini akan bisa mengakibatkan terjadinya

hidden configuration error dan kesulitan dalam mengganti range-nya di kemudian

hari.

“Dapatkah DHCP memberi alamat IP ke dalam jaringan secara statis?”

Ya. Ini bisa diibaratkan bahwa setiap client di dalam jaringan komputer yang menerapkan

DHCP selalu akan menerima IP yang sama selamanya. Ini sangat mungkin

diimplementasikan dan menurut dokumen RFC, ini merupakan suatu alokasi alamat secara

manual tetapi dilakukan secara tersentralisasi.

“Dapatkah suatu client BOOTP melakukan booting dari DHCP server?”

Bisa saja selama DHCP server secara spesifik ditulis untuk juga menghandle BOOTP query.

“Dapatkah suatu client DHCP melakukan booting dari BOOTP server?”

Bisa saja selama client DHCP ditulis secara spesifik untuk menjawab pesan dari suatu

BOOTP server.

Page 28: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

28

“Bisakah suatu DHCP server menjadi backup bagi DHCP server yang lain?”

Anda bisa saja memiliki beberapa DHCP server dalam suatu jaringan. Selama server-server

DHCP tersebut identik dan memiliki alokasi yang sama bagi semua client dalam jaringan

tersebut, maka apabila salah satu DHCP server mati, data konfigurasi bisa diambil dari

server DHCP lain yang masih hidup. Untuk itu diperlukan suatu metode komunikasi server-

to-server pada server-server DHCP.

III. Di mana DHCP didefinisikan?

Anda bisa membaca dokumen RFC1541, RFC1534 dan RFC1533. Untuk membacanya

silakan Anda menuju ke http://ds.internic.net/ds/dspg1intdoc.html

Di mana saya bisa baca-baca hal yang lebih luas lagi mengenai DHCP ini?

Silakan Anda ke alamat http://www.bucknell.edu/~droms/dhcp/ atau ke

http://info.isoc.org/HMP/PAPER/127/html/paper.html atau seperti biasa, Anda bisa cari

di Google atau Yahoo! dengan keyword DHCP tutorial.

Dynamic Domain Name System (DDNS)

DDNS digunakan pada client yang menggunakan sistem DHCP, dimana DHCP server

mengirimkan pesan kepada nameserver untuk mencatat IP dan nama host.

DDNS (Dynamic Domain Name System)digunakan pada client yang menggunakan

sistem DHCP, dimana DHCP server mengirimkan pesan kepada nameserver untuk

mencatat IP dan nama host.

� Untuk memberikan IP kepada client secara otomatis.(DHCP)

Page 29: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

29

SETTING DHCP SERVER

a. Masuk Ke Add or Remove Programs

b. Klik Add/Remove Windows Component

Page 30: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

30

c. Blok/Pilih Networking Services, kemudian Klik Details…

d. Beri tanda Cek utk Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)

Klik OK

Page 31: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

31

e. Klik Next…

f. Tunggu Sampai dengan Selesai…

Klik Finish..

Jika Selesai Tutup jendela Add Remove Programnya..

Page 32: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

32

Yang paling umum untuk mengkonfigurasikan DHCP adalah dengan membuat scope

terlebih dahulu. Setelah scope telah ditentukan, setelah itu baru mengonfigurasikan di client.

Client tersebut tidak perlu membuat IP address satu persatu, karena telah didistribusikan

dari server.

g. Klik DHCP

h. Klik Tanda + (di expand)

Page 33: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

33

i. Klik Kanan di nama servernya, kemudian klik Authorize..

j. Klik Kanan Dinama Servernya, Pilih All Task, Klik Restart…

Page 34: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

34

k. Klik Kanan si nama servernya, Klik New Scope…

l. Klik Next

Page 35: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

35

m. Masukan Nama Scopenya dan deskripsinya… Klik Next…

n. Masukan Range ip Local, dicontoh saya menggunakan ip :

192.168.1.1 s/d 192.168.1.254

Kemudian Klik Next…

Page 36: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

36

o. Pilihan ini adalah optional.

Masukan range ip address yang tidak ingin dibagi ke user..

(NB : Kita juga dapat setting untuk tidak membagikan nomor nomor ip setelah

langkah ini selesai).

p. Masukan Periode waktu sewa ip bagi user.

(Pilihan ini juga Optional kita bisa mengubahnya setelah langak ini selesai.. )

Klik Next…

Page 37: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

37

q. Apakah Nomor2 ip server DNS, WINS dan ROUTER ingin dimasukan?

Pilih YES

Klik NEXT

(Pilihan ini juga Optional, sesudah ini pun kita bisa setting)

r. Ip Router saya adalah 192.168.1.1, maka saya ADD di kolom IP address.

Klik NEXT

Page 38: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

38

s. ip DNS Server saya adalah : 192.168.1.1, maka saya masukan di kolom IP address

Kemudian klik NEXT

t. Ip Server WINS saya juga 192.168.1.1 maka saya masukan di kolom IP address

Kemudian KLIK NEXT…

Page 39: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

39

u. Untuk Langsung mengaktifkan Scope tsb, maka pilih YES, dan Klik NEXT…

v. KONFIGURASI SERVER DHCP SELESAI.. Klik FINISH

Page 40: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

40

KETERANGAN :

Anda dapat menambahkan settingan tsb, dengan cara klik kanan di folder yg dimaksud.

KONFIGURASI DHCP CLIENT

Setelah melakukan konfigurasi di DHCP Server, yaitu melakukan setting di DHCP

Client pada masing-masing komputer. Berikut contoh setting DHCP client Windows

XP.

Page 41: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

41

a. Masuk Ke Properties dari TCP/IPnya lalu klik properties..

b. Pilih Obtain an IP address Automatically dan

Pilih Obtain DNS Server Addresses

Klik OK… dua kali dan CLOSE semua jendela..

Page 42: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

42

c. Untuk melihat apakah ip sudah diberikan dari server atau belum, coba masuk ke

dalam DOS PROMPT.

Kemudian ketik : ipconfig/all <enter>

Contoh diatas berarti :

Ip address pc ini : 192.168.1.2

Subnet MASK : 255.255.255.0

Ip Gateway/ROUTER dan Server DHCP, DNS dan WINS : 192.168.1.1 semua

PHYSICAL ADDRESS : 0003FF22309A (ini adalah nomor MAC ADRESS)

Nomor MAC ADRESS diperlukan jika anda ingin me-RESERVED nomor ip di server.

Page 43: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

43

d. Untuk melepas no ip ketik : ipconfig/release <enter>

Untuk Meminta nomor ip dari server ketik : ipconfig/renew <enter>

Page 44: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

44

CARA CLIENT MEMAKAI SERVER DHCP

Komputer yang sedang mengoperasikan client Windows 2003 jika memperoleh suatu

alamat IP yang dipilih pada properti TCP/IP-nya yaitu seperti ditunjukkan pada gambar di

bawah ini.

Ketika suatu komputer sebagai DHCP client diatur, komputer client itu dengan berlahan

akan menyetujui tawaran penyewaan dan dapat menerima dari server:

Pemakaian alamat IP temporer yang dikenal sah atau sudah ditetapkan bagi jaringan

yang sedang bekerja sama.

Parameter-parameter konfigurasi TCP/IP tambahan bagi client untuk dipakai dalam

bentuk data pilihan.

Page 45: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

45

Selain itu, bila terdeteksi perbedaan dikonfigurasi, server DHCP berusaha untuk mem-ping

masing-masing alamat yang tersedia di dalam ruang lingkup itu sebelum menghadirkan

alamat dalam suatu tawaran penyewaan ke client. Hal ini memastikan bahwa masing-

masing alamat IP yang ditawarkan ke client belum dipakai oleh komputer non-DHCP

lainnya yang memakai konfigurasi TCP/IP manual.

CARA SERVER DHCP MENYEDIAKAN DATA OPSIONAL

Selain alamat IP, server DHCP dapat dikonfigurasikan agar dapat menyediakan data

data opsional untuk mengonfigurasikan TCP / IP sepenuhnya bagi client. Tipe yang sering

dipakai dan didistribusikan oleh server DHCP selama penyewaan yang meliputi:

Parameter – parameter konfigurasi opsional lainnya memberikan ke client DHCP,

seperti alamat-alamat IP untuk server DNS atau server WINS yang dapat dipakai

client dalam memecahkan nama-nama host jaringan.

Default pintu gerbang (router), yang dipakai untuk menghubungkan suatu segmen

jaringan dengan segmen-segmen jaringan lainnya.

RESERVATION

Anda dapat memilih untuk memesan beberapa alamat IP bagi pemberian penyewaan

permanen ke device atau komputer tertentu pada jaringan Anda. Anda harus membuat

reservasi hanya bagi device yang diaktifkan oleh DHCP dan yang harus dipesan demi tujuan

tertentu pada jaringan Anda (misalnya server cetak). Bila Anda sedang memesan alamat IP

untuk client yang baru atau alamat yang berbeda dari alamat yang aktual, maka Anda harus

memverifikasi bahwa alamat itu belum disewakan oleh server DHCP.

Dengan memesan alamat IP di dalam ruang lingkup tidak berarti secara otomatis

memaksa client yang sedang memakai alamat itu supaya berhenti memakainya. Kalau

alamat itu sudah dipakai, maka client yang sedang memakai alamat tersebut harus lebih dulu

Page 46: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

46

melepaskannya dengan mengeluarkan suatu pesan pelepasan DHCP. Untuk membuat

semua ini terjadi pada suatu sistem yang sedang menjalankan Windows 2003, pada

command prompt, ketiklah ipconfig /release.

Dengan memesan alamat IP pada server DHCP tidak juga berarti memaksa client yang

baru yang untuknya reservasi itu dibuat agar segera berpindah ke alamat itu. Dalam kasus

ini juga, client harus lebih dulu mengeluarkan pesan permintaan DHCP. Untuk membuat

semua ini terjadi pada suatu sistem yang sedang mengoperasikan Windows 2003, pada

command prompt, ketiklah ipconfig /renew.

MENGATUR PANJANG DURASI PENYEWAAN

Anda dapat memodifikasi durasi penyewaan agar dipakai untuk memberikan penyewaan

alamat IP. Default durasi penyewaan adalah delapan hari. Bagi kebanyakan LAN (local area

network), default nilai dapat diterima tetapi selanjutnya dapat dibesarkan jika komputer-

komputer jarang berpindah atau berganti lokasi. Waktu penyewaan tak terbatas dapat juga

diatur, tetapi harus dipakai dengan hati-hati.

Page 47: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

47

PROSES PENUKARKAN PESAN JALANNYA DHCP

Jika anda ingin mengaktifkan DHCP server dalam network yang memiliki Active

Directory maka terdapat langkah tambahan yang harus dilakukan yaitu otorisasi

(authorize). Tanpa otorisasi, DHCP server 2003 tidak akan bias diaktifkan. Dikatakan

DHCP server 2003 karena jika anda membuat DHCP server dengan system lain seperti

Linux dan Windows NT, anda tetap bias mengaktifkan DHCP server tanpa otorisasi. Untuk

Page 48: Bootp & dhcp

Bootstrap Protocol & Dynamic Host Configuration Protocol

BOOTP & DHCP

48

melakukan otorisasi, klik menu Action > Manage Authorized Services > sorot server

anda dan klik “Authorized”.