3
BOVINE VIRAL DIARRHE MUCOSAL DISEASE Sinonim : penyakit diare ganas menular Bovine viral diarrhea-mucosal desease (BVD-MD) adalah penyakit menular pada sapi yang ditandai dengan adanya diare akut. 1. Etiologi Bovine viral diarrhea-mucosal disease disebabkan oleh Pestivirus dari famili Togaviridae. 2. Gejala klinis a. Masa inkubasi sekitar 1-3 minggu b. Demam tinggi mencapai 41 0 C c. Penderita nampak depresi, lesu dan nafsu makan sangat menurun. d. Diare berlendir dan ada bercak darah, berbau busuk. e. Pada kasus perakut penderita dapat mati mendadak. f. Terjadi erosi pada selaput lendir hidung, lidah bibir, gusi, bantalan gigi, dan bagian belakang langit-langkit keras. g. Pada kasus yang akut selaput lendir mulut tertutup oleh jaringan nekrosa. h. Hipersalivasi i. Cermin hidung kering terbentuk kerak. j. Dari lubang hidung keluar leleran yang mula-mula encer kemudian berubah menjadi mukopurulen. k. Gerakan rumen lemah atau hilang sama sekali l. Penderita bunting akan mengalami keguguran. 3. Perubahan Patologi Anatomi

Bovine Viral Diarrhe Mucosal Disease

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bovine Viral

Citation preview

BOVINE VIRAL DIARRHE MUCOSAL DISEASE

Sinonim : penyakit diare ganas menular

Bovine viral diarrhea-mucosal desease (BVD-MD) adalah penyakit menular pada sapi yang ditandai dengan adanya diare akut.

1. Etiologi

Bovine viral diarrhea-mucosal disease disebabkan oleh Pestivirus dari famili Togaviridae.

2. Gejala klinis

a. Masa inkubasi sekitar 1-3 minggu

b. Demam tinggi mencapai 410C

c. Penderita nampak depresi, lesu dan nafsu makan sangat menurun.

d. Diare berlendir dan ada bercak darah, berbau busuk.

e. Pada kasus perakut penderita dapat mati mendadak.

f. Terjadi erosi pada selaput lendir hidung, lidah bibir, gusi, bantalan gigi, dan bagian belakang langit-langkit keras.

g. Pada kasus yang akut selaput lendir mulut tertutup oleh jaringan nekrosa.

h. Hipersalivasi

i. Cermin hidung kering terbentuk kerak.

j. Dari lubang hidung keluar leleran yang mula-mula encer kemudian berubah menjadi mukopurulen.

k. Gerakan rumen lemah atau hilang sama sekali

l. Penderita bunting akan mengalami keguguran.

3. Perubahan Patologi Anatomi

a. Perubahan patologi terjadi pada saluran pencernaan yaitu berupa kongesti, erosi sampai berbentuk ulser dan perdarahan.

b. Mukosa abomasum, duodenum, kolon, sekum mengalami perdarahan.

c. Lempeng-lempeng peyer jelas tampak dan mengalami nekrosis dan perdarahan

d. Jantung (bagian epicardial) mengalami perdarahan

e. Induk bunting yang terserang penyakit ini mungkin melahirkan pedet dengan gangguan kongenital berupa hipoplasia cerebelli, katarak atau hipoplasia nervus opticus.

4. Epidemiologi

a. Sapi umur di atas satu tahun yang seropositif BVD dapat mencapai 60-80%.

b. Sapi sangat peka terhadap BVD

c. Tingkat morbiditas MD rendah, kira-kira 5% pada sapi di atas umur 2 tahun, tetapi angka mortalitasnya sangat tinggi dapat mencapai 90-100%.

d. Penyakit dapat ditularkan secara kontak langsung atau kontak tak langsung melalui bahan-bahan yang dicemari oleh virus BVD.

e. Penularan BVD dapat juga terjadi lewat placenta.

f. Virus BVD dapat diisolasi dari leleran hidung, saliva, semen, tinja, air kencing, air mata dan susu.

g. Hewan dengan virus BVD persisten menjadi sumber penularan utama.

5. Diagnosa

a. Diagnosa dapat berdasarkan pada gejala klinis, patologis dan data epidemiologi.

b. Uji serologis, misalnya dengan ELISA

c. Isolasi dan identifikasi agen penyebab

6. Diagnosa banding

a. Penyakit jembrana

b. Rinderpest

c. Malignant catarrhal fever

7. Pengobatan

a. Dapat diberikan antibiotika berspektrum luas untuk mencegah infeksi sekunder

b. Pemberian vitamin dan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang dianjurkan

8. Tindakan Pencegahan/Pengendalian

a. Ternak yang sakit harus diisolasi

b. Jaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya

9. Material Untuk Pemeriksaan Laboratorium

a. Untuk isolasi virus dapat dikrim potongan usus, swab tinja dalam mendium transpor, dan darah dalam antikoagulan

b. Untuk uji serologi dapat dikirim serum (paired sera).