Upload
basmalah-ehm
View
245
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan kasus
BRONKIOLITIS(By. Perempuan usia 5 bulan)
Oleh :Husnul Mala209.121.0006
Pembimbing:Dr. Dewi Astasari, Sp.A
LABORATORIUM ILMU KESEHATAN ANAK RSD MARDI WALUYO-BLITAR
2015
Bronkiolitis peradangan bronkiolus yang bersifat akut, menggambarkan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan pernafasan cepat , retraksi dinding dada dan suara pernafan yang berbunyi gambaran obstruksi bronkiolus
Penyebab: terbanyak RSV (respiratory syncitial virus), Parainfluinsa, rinovirus
Insiden penyakit ini terjadi pada usia 2 tahun pertama dengan puncak kejadian sekitar usia 6 bulan.
Di AS bronkiolitis 17% kasus dari keseluruhan total kasus rawat inap pada bayi (11,4% berusia <1 th, 6% berusia 1-2 th)
Insiden terbanyak musim dingin dan hujan (negara beriklim tropis)
Kasus bronkiolitis kompetensi 3b ( diagnosa dan terapi awal)
pendahuluan
• Nama : By. A• Usia : 5 bulan• Jenis Kelamin : perempuan• Alamat : Blitar• Suku Bangsa : Jawa• Tanggal Periksa : 24 februari 2015• Nomor RM : 595xxx• Orang Tua–Nama Ayah : Tn. A (32 tahun)– Pekerjaan : Karyawan–Nama Ibu : Ny.I (28tahun)– Pekerjaan Ibu : IRT
Status pasien
• Keluhan Utama : batuk
• Riwayat Penyakit Sekarang:• Pasien datang ke poli anak RSUD Mardi Waluyo diantar Ibu dan
ayahnya dengan keluhan batuk berdahak (sulit keluar) sejak hari sabtu pagi (3 hari sebelum masuk rumah sakit), menurut ibu sehari sebelum batuk pasien mengalami pilek warna bening encer kemudian satu hari setelahnya mengalami batuk berdahak ( sulit keluar) dan disusul keesokan harinya batuk berbunyi grok grok dan pasien bernafas yang terdengar bunyi ngik ngik serta sesak (tidak dipengaruhi cuaca ), disertai demam sumer sempat turun dengan obat namun keesokan hari demam sumer lagi, pasien menjadi susah minum ASI. Menurut pengakuan ibu Pasien mulai rewel dan sulit tidur sejak batuk. pasien juga mengalami muntah setiap minum obat dan menyusu . BAB lancar setiap hari (konsistensi dan warna seperti biasa) dan BAK tidak ada keluhan (kuning jernih pampers)
Riwayat penyakit Dahulu:◦ Menderita sakit serupa: disangkal◦ Nafas bunyi ngik ngik sebelumnya: disangkal◦ Sesak sebelumnya: disangkal◦ Riwayat Demam berdarah, kejang demam,
demam tifoid: disangkal◦ Riwayat MRS: disangkal, baru pertama kali MRS
Riwayat Pengobatan obat batuk sirup namun keluhan tetap, obat penurun panas sirup
Riwayat alergi◦ Alergi obat maupun makanan disangkal
Riwayat penyakit keluarga◦ Sakit serupa : disangkal◦ Batuk lama: disangkal◦ Asma: disangkal
Riwayat psikososial◦ By. A merupakan anak pertama. Di sekitar
lingkungan By.A tidak ada yang menderita seperti pasien.
Ayah pasien memiliki kebiasaan merokok 2-4 batang/hari dilakukan diluar rumah
Kularga pasien tinggal di daerah padat bersama kedua orang tua dan kakek-nenek dari ibu, ventilasi dan pencahayaan cukup, sumber air minum (galon mineral), sampah dibuang setiap hari.
• Riwayat Kehamilan Ibu– Keluhan : tidak ada– Usia ibu hamil: 27 tahun– Kontrol : rutin setiap bulan ke bidan – Kondisi hamil : Selama hamil Sehat .
• Riwayat Persalinan– BBL : 3500 gr LK: lupa– PB : 49 LD: lupa– Lahir spontan, persalinan ditolong oleh Bidan – Usia kehamilan : Cukup bulan (39 minggu) – Bayi tunggal, presentasi kepala – Tidak ada kelainan– Lahir tanpa bantuan alat
• Riwayat Pasca Lahir– Langsung menangis– Ibu tidak ada pendarahan berlebihan– bayi tidak pernah sakit setelah lahir seperti
asfiksia, infeksi intra partum, trauma lahir dan lain-lain.
• Riwayat Makanan – Pasien:– ASI hingga sekarang ( pemberian sering ) sakit:
susah minum ASI)– Ibu: makan 3 kali (nasi, lauk (tempe, telor, ayam),
sayur (sop, katu) , buah, jus kadang kadang)
• Riwayat Imunisasi (imunisasi tidak lengkap)– Ibu : TT (+)– Anak : DTP (+) BCG (+) Hepatitis B (+)Polio (+)– Campak (-)
– imunisasi HB0 pada usia 1 hari, BCG pada usia 1 bulan, DPT pada usia 2 bulan dan 4 bulan, Polio pada saat usia 0 bulan, 2 bulan dan 4 bulan namun belum mendapat imunisasi Campak karena Masuk Rumah Sakit
Riwayat tumbuh kembang Pertumbuhan gigi I: 5 bulan (normal: 5-9 bulan) Pertumbuhan berat badan bayi : tidak ada keluhan Psikomotor: (usia 3-6 bulan)
◦ Mengangkat kepala dan dada bertopang tangan: 3 bulan ◦ Tengkurap : 4 bulan ◦ Mengenggam benda : 3,5 bulan ◦ Memasukkan benda ke mulu : 3 bulan◦ Tertawa dan menjerit bila di ajak bemain: 3 bulan
Umur
(bulan)
Berat
(kg)
o 3,5
1 4,1
2 5,2
3 6,4
4 6,5
5 6,9
Saat MRS 7,1
Pertumbuhan BB
Riwayat nutrisi dan kebiasaan makan anak
ASI esklusif diberikan sejak lahir sampai sekarang
anak belum di berikan SUFOR maupun MPASI
Saat perawatan: anak minum ASI dan air putih
Ibu : makan 3 kali/ hari dari rumah sakit berisi nasi, sayur dan lauk di selingi makanan ringan
Keadaan Umum: tampak sakit sedang Tanda-tanda vital
Kesadaran: compos mentis Nadi: 120 kali/menit Suhu: 36,8 C RR: 62 kali/menit (tampak sesak)
Pemeriksaan Fisik
Antropometri:BB: 7,1 kg LK: 40 cmPB: 66 cm LLA: 14 cm
BB/U: mean s/d +2 SD PB/U: mean s/d +2 SD BB/PB:mean s/d +1 SD LLA/U: mean s/d +1 SD LK/U: mean s/d -2 SD Kesan gizi baik
Kulit : sawo matang, turgor baik, ikterik (-), pucat (-),sianosis (-)
Kepala : normocephal, luka (-), UUB belum menutup Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
isokor (+/+), cowong (-/-), reflek cahaya (+/+) Hidung : sekret (-/-), epistaksis (-/-), pernafasan cuping
hidung (+) Mulut : bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), gusi
berdarah (-), tonsil T1-T1 hiperemis (-/-), faring hiperemis (-) Telinga : Bentuk normal, tragus pain (-), mastoid pain (-),
discharge (-) Leher : trakea di tengah, KGB tidak membesar, JVP tidak
meningkat
• thorak.• Cor : ictus cordis tdak tampak, S1S2 tunggal, reguler, tidak
terdengar suara tambahan.• Pulmo: • Insp: Bentuk normochest, tampak tarikan dada bag
bawah ke dalam, retraksi (+) supraklavikular, interkostal, subkostal
• Palp: Stem fremitus kiri = kanan• Ausk: vesikuler ,suara ekspirasi memanjang, Rh (+),Wh
(+) seluruh lap paru, terdengar saat ekspirasi• Perk: hipersonor
• Abdomen = • Inspeksi = sejajar dinding dada, Palpasi = supel, perbesaran hepar dan lien (-) Perkusi = timpani seluruh lapang perut, undulasi (-) Auskultasi = bising usus normal (4 x/menit)
• Ekstermitas =AH = CRT < 2 second
Darah Lengkap (24-02-2015) Hb : 11,7 Leukosit : 18.500 LED : 13-26 Diffcount : 1/-/-/35/55/9 Eritrosit : 4.920.000 Trombosit : 322.000 Hematokrit : 36,4 MCV/MCH/MCHC : 74/23,8/32,1 Widal tiphy : +1/140 Widal tiphy H : - paratyphi A : - paratyphi B :-
Pemeriksaan penunjang
◦ Jantung: ukuran dan bentu kesan normal
◦ Paru: tidak tampak infiltrat, hilus tidak melebar
◦ Sinus kostophrenikus kanan kiri tajam
◦ Tulang tulang intak tidak tampak kelainan
Kesimpulan: tidak tampak kelainan ( dalam batas normal)
Foto thorax ap
Nama: By. A (5,5 bulan)
Alamat: Blitar
Tanggal periksa: 25-02-2015
Pasien datang ke poli anak RSUD Mardi Waluyo keluhan batuk sejak hari sabtu pagi (3 hari sebelum masuk rumah sakit).sebelum batuk pasien mengalami pilek warna encer kemudian satu hari setelahnya mengalami batuk berdahak ( sulit keluar) dan disusul keesokan harinya batuk berbunyi grok grok dan pasien bernafas yang terdengar bunyi ngik ngik dan terlihat sesak, disertai demam sumer sempat turun dengan obat namun keesokan hari demam lagi, pasien menjadi susah minum ASI. Menurut pengakuan ibu Pasien mulai rewel dan sulit tidur sejak batuk, muntah bila minum obat dan menyusu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan anak tampak sesak, RR 62 x/menit, pernafasan cuping hidung (+), tarikan dada bag. Bawah kedalam, paru retraksi(+), RH(+) dan Wh(+) seluruh lapang paru. Dari pemeriksaan penunjang Darah lengkap didapatkan leukosit 18.500
resume
Anamnesa: usia 5 bulan, batuk berdahak, rewel, demam, nafas bunyi ngik- ngik, sesak, susah minum (ASI), muntah setiap minum obat dan menyusu
Pemeriksaan fisik: tampak sesak, RR 62 x/menit, pernafasan cuping hidung (+), tarikan dada bag. Bawah kedalam, paru: ekspirasi memanjang, retraksi(+), hipersonor, RH(+) dan Wh(+) seluruh lapang paru.
pemeriksaan penunjang: Darah lengkap didapatkan leukosit 18.500
Daftar masalah
WDX : ◦Bronkiolitis dengan infeksi sekunder
DD : Asmabronkopneumoni
diagnosa
Medikamentosa Suportif
◦ O2 kanul 1 lpm◦ Inf D5 ¼ NS (1000 cc /24 jam) 7,1 x100: 710 cc/ 24 jam ◦ Inj. Dexa 3 x 1,5 mg
Kausatif◦ Inj amoksisilin 4 x 250 mg (25-5035 mg /kgbb)
(35 mg x 7,1 kg): 248 mg dibulatkan 250 mg◦ Inj. Kloramphenikol 3 x 200 mg (25 mg/kgbb)177 mg
simptomatik◦ Nebul agonis b2 (slbutamol) 0,1 mg/kgbb/dosis + NaCl 3cc
7,1 x 0,1= 0,71 mg (dibulatkan menjadi 1 mg) + NaCl 3 cc 4-6 kali/hari
Inj. Novalgin 100 mg (p.r.n) Inj ranitidin 2 x 4 mg (p.r.n)
Tatalaksana holistik
◦ Pengawasan keadaan umum, tanda vital, distres pernafasan dan jalan nafas ( suction lendir bila perlu)
◦ ( komunikasi, informasi dan edukasi): Penjelasan kepada orang tua tentang penyakit , prosedur
pengobatan dan prognosis pasien Teruskan pemberian ASI jika lancar Edukasi rencana pemberian PASI pada bayi mulai usia 6 bulan Edukasi keluarga mengenai kebersihan lingkungan rumah
dan badan pasien.
Non medikamentosa
Quo ad vitam : dubia ad bonam Quo ad functionam :dubia ad bonam Quo ad sanationam :dubia ad bonam
Sebagian berlanjut asma
prognosis
Follow up (H-3)
H-5
H-7
Pembahasan (diskusi kasus)
Mula- mula mengalami gejala seperti ISPA atas berupa pilek yang encer dan bersin, kadang disertai demam dan penurunan nafsu makan
Sering pada anak usia kurang dari 2 tahun. Insidensi tertinggi terjadi pada usia 3-6 bulan
Anak yang mengalami bronkiolitis mengalami demam, namun jarang terjadi demam tinggi.
Rhinorrhea, nasal discharge (pilek), sering timbul sebelum gejala lain seperti batuk, takipnea, sesak napas, dan kesulitan makan.
Batuk disertai gejala nasal adalah gejala pertama muncul pada bronkiolitis. Batuk dan mengi khas pada bronkiolitis.
Sering terjadi distres nafas dan nafas berbunyi (ngik-ngik)
BRONKIOLITIS
Dari pemeriksaan fisik didapatkan anak tampak sesak, RR 62 x/menit, pernafasan cuping hidung (+), paru retraksi(+), RH(+) dan Wh(+) seluruh lapang paru.
Sesuai dengan kepustakaan:◦ Sesak diakibatkan oleh penyempitan saluran
nafas akibat inflamasiedema saluran& akumulasi debris
menimbulkan respon paru meningkatkan tahanan saluran nafas dan menurunkan compliance yang kemudian berefek pada kerja sistem pernafasan peningkatan frekuensi pernafasan.
Foto thoraks, pada bayi meragukan Hasil pemeriksaan foto pada pasien ini tampak normal◦ Bronkiolitis ringan gambaran foto normal◦ Umumnya hiperaerasi (paru tampak mengembnag) , infiltrat, penebalan
peribronkial, atelektasis
Pemeriksaan bakteriologi secara rutin( darah dan urin) Hematologi pemeriksaan DL pasien ini didapatkan hasil
peningkatan leukosit yang menunjukkan kecurigaan pada adanya infeksi sekunder, hal ini menjadi pertimbangan untuk pemberian terapi antibiotik terhadap pasien.
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis
Anamnesis• Umur<2thn• rewel, susah makan, gejala
respiratori atas• Batuk, sesak nafas,
wheezing, nafsu makan↓• sianosis
Pemeriksaan fisik• takipnea• Takikardia• Demam (38-39°C)• Ronki• Retraksi• Wheezing
41
Pada pasien ini didapatkan hasil skor RDAI: Wheezing:
◦ Wheezing pada saat ekspirasi (+) 4◦ Wheezing inspirasi (-) 0◦ Lokasi di seluruh lapang paru 2
Retraksi:◦ Supraklavikula ( sedang) 2◦ Interkostal (sedang) 2◦ Subkostal (berat) 3
Total skor: 4 + 2 + 2 + 2 + 3 = 13
Antibiotik:◦ Apabila terdapat napas cepat saja, pasien dapat
rawat jalan dan diberikan kotrimoksazol (4 mg TMP/kgBB/kali) 2 kali sehari, atau amoksisilin (25 mg/ kgBB/kali), 2 kali sehari, selama 3 hari pantau 72 jam
◦ keadaan yang berat (tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau memuntahkan semuanya tambah kloramfenikol (25 mg/kgBB/kali IM atau IV setiap 8 jam) sampai keadaan membaik, dilanjutkan per oral 4 kali sehari sampai total 10 hari.
terapi
◦Pertimbangan penyaji kasus: pasien diberikan inj. Amoksiilin 4 x 250 mg ( 35
mg/kgBB) 248 mg dibulatkan = 250 mg
◦ Inj. Kloramphenikol 3 x 200 mg (25 mg/kgbb)177 mg dibulatkan 200 mg
◦ di berikan antibiotiik
Pemberian oksigen dilakukan pada semua anak dengan wheezing dan distres pernapasan berat, pada pasien ini diberikan O2 nasal Kanul 1 lpm untuk mencegah hipoksia jaringan
Oksigen
Pemberian kortikosteroid pada pasien bronkiolitis bertujuan untuk mengurangi proses inflamasi sel epitel saluran nafas dan mempercepat proses regenerasi sel apitel.
Pasien diberikan Inj Dexa (0,1- 0,2 mg/kgbb/dosis), Dexa 7,1 x 0,2 = 1,42 mg di bulatkan 1,5 mg diberikan 3x /hari
pada pasien ini didiagnosa dengan bronkiolitis sehingga diberikan kortikosteroid saat awal tatalaksananya.
Kortikosteroid
◦ Nebul agonis b2 (slbutamol) 0,1 mg/kgbb/dosis + NaCl 3cc 7,1 x 0,1= 0,71 mg (dibulatkan menjadi 1
mg) + NaCl 3 cc 4-6 kali/hari◦ Pasien diberikan nebul combivent ( 1 amp berisi
iatropium Br 0,5 mg, salbutamol 2, 5 mg) ¼ ampul + pz 3 cc. 4 kali sehari
bronkodilator
Obat ini diberikan sesuai kebutuhan yaitu bila pasien mengalami demam (suhu > 37,50C ). novalgin 10-15 mg/kgBB/kali = 10 x 7,1 kg = 71 mg/kali sampai 15 x 7,1 kg = 106, 5 mg 100 mg. Maximal pemberian 1 g/ hari pada anak
Analggetik- Anti piretik
Pengawasan keadaan umum, tanda vital, distres pernafasan dan jalan nafas ( suction lendir bila perlu) dan juga diberikan KIE:
Non Medikamentosa
◦ Penjelasan kepada orang tua tentang penyakit , prosedur pengobatan dan prognosis pasien dan pencegahan berulang
◦ Teruskan pemberian ASI jika lancar◦ Edukasi rencana pemberian PASI pada bayi
mulai usia 6 menambah asupa anak juga melatih pencernaan anak.
◦ Edukasi keluarga mengenai kebersihan lingkungan rumah dan badan pasien.
KIE ( komunikasi, informasi dan edukasi)
terimakasih
Adalah infeksi akut pada bronkusiolus secara menyeluruh yang ditandai dengan adanya obstruksi inflamasi / radang pada saluran pernafasan. Sering mengenai anak dibawah umur 2 tahun, dengan insidensi tertinggi umur 3-6 bulan.
DEFINISI BRONKIOLITIS
Bronkiolitis merupakan penyakit yang disebabkan virus. Agen-agen yang sering menjadi penyebab bronkiolitis:• Respiratory Scyncitial Virus (RSV) yang menyebabkan sekitar 60% kasus rawat inap.• Parainfuenza Virus • Adenovirus • Influenza Virus • Mycoplasma pneumoniae
ETIOLOGI
Bronkiolitis terjadi pada usia dibawah 2 tahun pertama dengan insiden puncak sekitar 3-6 bulan.
Berat badan lahir rendah, terutama bayi prematur
Usia kurang dari 6 bulan Sosioekonomi rendah Lingkungan tempat tinggal yang padat Orangtua perokok
Epidemiologi
EPIDEMIOLOGI
• 80% < 6 bulan. • bayi cukup bulan,tahun I
kehidupan 80 %; 1-3 bulan50%
Epidemiologi
• 0,2-7%. • >> negara berkembang rendahnya
status gizi dan ekonomi, kurangnya tunjangan medis, serta kepadatan penduduk di negara berkembang.
Mortalitas
60
PATOFISIOLOGI Invasi virus pada
percabangan bronkus kecil menyebabkan edema, akumulasi mukus dan debris (eksudat) hingga terjadi obstruksi saluran napas kecil (bronkiolitis).
penebalan dinding bronkus sudah memberikan akibat cukup besar terhadap aliran udara pada saluran nafas, terutama pada saluran nafas bawah.
RSV nasofaring
Epitel saluran nafas
bwh
Kolonisasi & replikasi
Nekrosis sel epitel silia
62
Anamnesa60% infeksi RSV primer terdapat pada saluran nafas atas dengan gejala rhinorhea ringan (adanya ingus) , batuk dan demam 38,5-39˚ C. Selama 2-5 hari periode ini infeksi dapat menyebar ke saluran nafas bawah yang dapat menyebabkan batuk, sesak nafas, pernafasan berbunyi, dan sulit makan.
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Fisik
Tachyipnoe 60-80 x/menit Tachycardi Demam 38-39˚ C Pernafasan cuping hidung Wheezing ekspirasi Retraksi interkostal Sianosis Ronchi Apnoe
Diagnosis
Anamnesis• Umur<2thn• rewel, susah makan, gejala
respiratori atas• Batuk, sesak nafas,
wheezing, nafsu makan↓• Retraksi• sianosis
Pemeriksaan fisik• takipnea• Takikardia• Demam (38-39°C)• Ronki halus• Retraksi• Wheezing
65
Asma : riwayat keluarga asma, episode berulang pada bayi yang sama, mulai mendadak tanpa infeksi yang mendahului, ekspirasi memanjang.
Diagnosis Banding
Fase penyakit kritis terjadi selama 48-72 jam pertama sesudah batuk dan dispnea.
Selama masa ini bayi tampak sakit Penyembuhan selesai pada beberapa hari.
Perjalanan dan prognosis
Kegawatan pernafasan – harus MRS Oksigenasi kadar 30-40 % (menhindari
hipoksia jaringan- gangguan perfusi ventilasi paru )
Cairan yang cukup sesuai kebutuhan.mengoreksi keadaan asidosis metabolic dan respiratorik yang mungkin timbul dan mencegah terjadinya dehidrasi akibat keluarnya cairan melalui mekanisme penguapan tubuh (evaporasi),
Pengobatan
Obat-obatan◦ Antivirus (Ribavirin) : Penggunaan ribavirin
biasanya dengan cara nebulizer aerosol 12 - 18 jam per hari
◦ Antibiotik : tanda-tanda infeksi bacterial sekunder. Antibiotik yang dipakai biasanya yang bersifat broad-spectrum.
◦ Bronkodilator dan Antiinflamasi (kortikosteroid)
(teofilin per oral).
Terima kasih…,