113
Budidaya dan Pasca Panen KAKAO i

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

  • Upload
    ngodung

  • View
    260

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO i

Page 2: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

ii Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Page 3: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO iii

Page 4: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

ii Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Budidaya dan Pasca PanenKAKAO

Penyusun:Prof. Dr.Ir. Elna KarmawatiProf. Dr.Ir. Zainal MahmudDr. Ir. M. SyakirDr. Ir. S. Joni MunarsoDr. Ir. I Ketut ArdanaDr.Ir. Rubiyo

Redaksi Pelaksana:Ir. YusniartiAgus BudihartoNahrowi

Disain dan Foto Sampul :Prof. Dr. Ir. Zainal Mahmud dan Agus Budiharto

Foto :Prof. Dr.Ir. Zainal Mahmud

Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanHak Cipta dilindungi Undang-undang 2010

Budidaya dan Pasca Panen Kakao

ISBN :

Page 5: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO iii

Kata Pengantar

Kakao merupakan salah satu produk pertanianyang memiliki peranan yang cukup nyata dandapat diandalkan dalam mewujudkan programpembangunan per-tanian, khususnya dalamhal penyediaan lapangan kerja, pendorongpengembangan wilayah, peningkatan kesejah-teraan petani dan peningkatan pendapatan/devisa negara. Pengusahaan kakao diIndonesia sebagian besar merupakanperkebunan rakyat. Dalam dua dasawarsaterakhir ini areal kakao

Nasional terus menjalani pertumbuhan yang nyata sehinggaproduksikakao nasional juga menjalani pertumbuhan yang nyata sehinggaproduksi kakao nasional juga meningkat seiring dengan peningkatanluas arealnya, namun demikian produktivitasnya stabil bahkanmenurun.

Teknologi akan bermanfaat apabila dapat menjangkau danditerapkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan. Hasil-hasilpenelitian kakao yang telah dihasilkan oleh beberapa instansipenelitian telah dirangkum dalam buku ini dengan maksud untukmemperkenalkan tanaman kakao dan memberikan pedoman kepadamasyarakat cara budidaya, pasca panen dan produk usahataninya.

Saya menyampaikan penghargaan kepada tim penyusun yangtelah bersusah payah sehingga buku ini dapat diterbitkan danberharap semoga buku ini dapat menjadi acuan dalammengembangkan usahatani kakao.

Bogor, Oktober 2010Kepala Puslitbang Perkebunan

Page 6: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

iv Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

M. Syakir

Daftar Isi

Halaman

Kata Pengantar .................................................................................... iiiDaftar Isi ............................................................................................... ivI. Pendahuluan 1II. Syarat Tumbuh 3

A. Curah Hujan ......................................................................... 3B. Suhu .......................................................................................... 4C. Sinar Matahari........................................................................ 5D. Tanah ........................................................................................ 5

III. Biologi 9A. Klasifikasi ................................................................................. 9B. Morfologi ............................................................................... 10C. Fisiologi .................................................................................. 17

IV. Perbanyakan Tanaman 20A. Perbanyakan Generatif ..................................................... 20B. Perbanyakan Vegetatif ..................................................... 26

V. Penyiapan Lahan dan Penanaman 35A. Pembersihan Areal ............................................................. 35B. Pengolahan Tanah ............................................................. 35C.Tanaman Penutup Tanah .................................................. 36D. Pohon Pelindung ................................................................. 36E. Jarak Tanam .......................................................................... 40F. Lubang Tanam ..................................................................... 41

Page 7: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO v

G. Penanaman .......................................................................... 42H. Pembuatan Rorak .............................................................. 45

VI. Tumpangsari 47A. Beberapa Istilah Penanmaman ....................................... 48B. Tumpangsari Kakao dengan Kelapa ............................ 49C. Tumpangsari Kakao dengan Tanaman Lain ............. 57

VII. Pemupukan dan Pemangkasan 62A. Pemupukan ............................................................................ 62B. Pemangkasan ....................................................................... 63

VIII. Pengendalian Hama dan Penyakit 69A. Penggerek Buah Kakao (PBK) ......................................... 70B. Kepik Pengisap Buah ......................................................... 74C. Penyakit Busuk Buah ......................................................... 75D. Penyakit Vascular Streak Dieback (VCD) ................... 79

IX. Panen dan Pasca Panen 82A. Pemetikan dan Sortasi ..................................................... 82B. Pemeraman dan Pemecahan Buah .............................. 83C. Fermentasi .............................................................................. 83D. Perendaman dan Pencucian .......................................... 86E. Pengeringan dan Tempering .......................................... 86F. Sortasi ..................................................................................... 87G. Pengemasan dan Penyimpanan ................................... 87

X. Analisis Usahatani 88

KEPUSTAKAAN 92

Page 8: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan
Page 9: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 1

BAB

Pendahuluan

ndonesia merupakan salah satu negara pembudidayatanaman kakao paling luas di dunia dan termasuk Negara

penghasil kakao terbesar ketiga setelah Ivory-Coast danGhana, yang nilai produksinya mencapai 1.315.800 ton/thn.Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, perkembangan luasareal perkebunan kakao meningkat secara pesat dengantingkat pertumbuhan rata-rata 8%/thn dan saat inimencapai 1.462.000 ha. Hampir 90% dari luasan tersebutmerupakan perkebunan rakyat.

Tanaman kakao diperkenalkan pertama kali diIndonesia pada tahun 1560, tepatnya di Sulawesi, Minahasa.Ekspor kakao diawali dari pelabuhan Manado ke Manilatahun 1825-1838 dengan jumlah 92 ton, setelah itumenurun karena adanya serangan hama. Hal ini yangmembuat ekspor kakao terhenti setelah tahun 1928. DiAmbon pernah ditemukan 10.000 - 12.000 tanaman kakaodan telah menghasilkan 11,6 ton tapi tanamannya hilangtanpa informasi lebih lanjut. Penanaman di Jawa mulaidilakukan tahun 1980 ditengah-tengah perkebunan kopimilik Belanda, karena tanaman kopi Arabika mengalamikerusakan akibat serangan penyakit karat daun (Hemileiavastatrix). Tahun 1888 puluhan semaian kakao jenis barudidatangkan dari Venezuela, namun yang bertahan hanyasatu pohon. Biji-biji dari tanaman tersebut ditanam kembali

I

Page 10: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

2 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

dan menghasilkan tanaman yang sehat dengan buah danbiji yang besar. Tanaman tersebutlah yang menjadi cikalbakal kegiatan pemuliaan di Indonesia dan akhirnya di JawaTimur dan Sumatera.

Kakao Indonesia, khususnya yang dihasilkan olehrakyat, di pasar Internasional masih dihargai paling rendahkarena citranya yang kurang baik yakni didominasi oleh biji-biji tanpa fermentasi, biji-biji dengan kadar kotoran tinggiserta terkontaminasi serangga, jamur dan mitotoksin.Sebagai contoh, pemerintah Amerika serikat terusmeningkatkan diskonnya dari tahun ke tahun. Citra buruhinilah yang menyebabkan ekspor kakao ke China ataunegara lain harus melalui Malaysia atau Singapura terlebihdahulu.

Kelompok negara Asia diperkirakan akan terusmengalami peningkatan konsumsi seiring denganpertumbuhan ekonomi di kawasan ini, sedikit saja kenaikantingkat konsumsi di Asia, akan meningkatkan seranganproduk kakao di Asia. Kapasitas produksi kakao di beberapaNegara Asia Pasifik lain seperti Papua New Guinea, Vietnamdan Fhilipina masih jauh di bawah Indonesia baik dalam halluas areal maupun total produksi, oleh karena itu dibandingNegara lain, Indonesia memiliki beberapa keunggulandalam hal pengembangan kakao, antara lain ketersediaanlahan yang cukup luas, biaya tenaga kerja relatif murah,potensi pasar domestik yang besar dan sarana transportasiyang cukup baik.

Masalah klasik yang hingga kini sering dihadapiadalah rendahnya produktivitas yang secara umum rata-ratanya 900 kg/ha. Faktor penyebabnya adalah penggunaanbahan tanaman yang kurang baik, teknologi budidaya yangkurang optimal, umur tanaman serta masalah seranganhama penyakit. Upaya yang dapat ditempuh untuk

Page 11: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 3

meningkatkan produktivitas kakao Indonesia adalah melaluipenggunaan bahan tanaman unggul, aplikasi teknologibudidaya secara baik, pengendalian hama dan penyakit dansistem pengolahan yang baik. Usaha perbaikanproduktivitas dan mutu menjadi bagian dari usahaberkelanjutan agribisnis kakao di Indonesia. Oleh sebab itudalam buku ini akan disajikan teknologi yang telahdihasilkan yang dijabarkan ke dalam sistem operasionalprosedur (SOP) mulai dari hulu sampai hilir.

BAB

Syarat Tumbuh

Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagipertumbuhan tanaman. Lingkungan alami tanaman kakaoadalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan, suhuudara dan sinar matahari menjadi bagian dari faktor iklimyang menentukan. Begitu pula dengan faktor fisik dan kimiatanah yang erat kaitannya dengan daya tembus dankemampuan akar menyerap hara. Ditinjau dari wilayahpenanamannya, kakao ditanam pada daerah-daerah yangberada pada 10o LU-10o LS. Namun demikian, penyebarankakao umumnya berada di antara 7o LU-18o LS. Hal ini eratkaitannya dengan distribusi curah hujan dan jumlahpenyinaran matahari sepanjang tahun. Kakao juga masihtoleran pada daerah 20o LU-20o LS. Sehingga Indonesiayang berada pada 5o LU-10o LS masih sesuai untukpertanaman kakao. Ketinggian tempat di Indonesia yang

Page 12: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

4 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

ideal untuk penanaman kakao adalah < 800 m daripermukaan laut.

A. Curah Hujan

Distribusi curah hujan sepanjang tahun curah hujan1.100-3.000 mm per tahun. Curah hujan yang melebihi4.500 mm per tahun kurang baik karena berkaitan eratdengan serangan penyakit busuk buah. Daerah yang curahhujannya lebih rendah dari 1.200 mm per tahun masihdapat ditanami kakao, tetapi dibutuhkan air irigasi. Hal inidisebabkan air yang hilang karena transpirasi akan lebihbesar dari pada air yang diterima tanaman dari curah hujan.

Dari segi tipe iklim, kakao sangat ideal ditanam padadaerah-daerah tipenya iklim A (menurut Koppen) atau B(menurut Scmidt dan Fergusson). Di daerah-daerah yangtipe iklimnya C (menurut Scmidt dan Fergusson) kurangbaik untuk penanaman kakao karena bulan keringnya yangpanjang. Dengan membandingkan curah hujan di atasdengan curah hujan tipe Asia, Ekuator dan Jawa makasecara umum areal penanaman kakao di Indonesia masihpotensial untuk dikembangkan. Adanya pola penyebabcurah hujan yang tetap akan mengakibatkan pola panenyang tetap pula.

B. Suhu

Pengaruh suhu terhadap kakao erat kaitannya denganketersedian air, sinar matahari dan kelembaban. Faktor-faktor tersebut dapat dikelola melalui pemangkasan,penataan tanaman pelindung dan irigasi. Suhu sangatberpengaruh terhadap pembentukan flush, pembungaan,serta kerusakan daun. Menurut hasil penelitian, suhu ideal

Page 13: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 5

bagi tanaman kakao adalah 30o–32o C (maksimum) dan 18o-21o C (minimum). Kakao juga dapat tumbuh dengan baikpada suhu minimum 15o C per bulan. Suhu ideal lainnyadengan distribusi tahunan 16,6o C masih baik untukpertumbuhan kakao asalkan tidak didapati musim hujanyang panjang.

Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia suhu 25o-26o

C merupakan suhu rata-rata tahunan tanpa faktorpembatas. Karena itu daerah-daerah tersebut sangat cocokjika ditanami kakao. Suhu yang lebih rendah dari 10o C akanmengakibatkan gugur daun dan mengeringnya bunga,sehingga laju pertumbuhannya berkurang. Suhu yang tinggiakan memacu pembungaan, tetapi kemudian akan gugur.Pembungaan akan lebih baik jika berlangsung pada suhu23o C. Demikian pula suhu 26o C pada malam hari masihlebih baik pengaruhnya terhadap pembungaan dari padasuhu 23o-30o C. Suhu tinggi selama kurun waktu yangpanjang berpengaruh terhadap bobot biji. Suhu yang relatifrendah akan menyebabkan biji kakao banyak mengandungasam lemak tidak jenuh dibandingkan dengan suhu tinggi.Pada areal tanaman yang belum menghasilkan, kerusakantanaman sebagai akibat dari suhu tinggi selama kurunwaktu yang panjang ditandai dengan matinya pucuk. Daunkakao masih toleran sampai suhu 50o C untuk jangka waktuyang pendek. Suhu yang tinggi tersebut menyebabkangejala nekrosis pada daun.

C. Sinar Matahari

Lingkungan hidup alami tanaman kakao ialah hutanhujan tropis yang di dalam pertumbuhannya membutuhkan

Page 14: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

6 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

naungan untuk mengurangi pencahayaan penuh. Cahayamatahari yang terlalu banyak akan mengakibatkan lilitbatang kecil, daun sempit, dan batang relatif pendek.Pemanfaatan cahaya matahari semaksimal mungkindimaksudkan untuk mendapatkan intersepsi cahaya danpencapaian indeks luas daun optimum.

Kakao tergolong tanaman C3 yang mampuberfotosintesis pada suhu daun rendah. Fotosintesismaksimum diperoleh pada saat penerimaan cahaya padatajuk sebesar 20 persen dari pencahayaan penuh. Kejenuhancahaya di dalam fotosintesis setiap daun yang telahmembuka sempurna berada pada kisaran 3-30 persencahaya matahari atau pada 15 persen cahaya mataharipenuh. Hal ini berkaitan pula dengan pembukaan stomatayang lebih besar bila cahaya matahari yang diterima lebihbanyak.

D. Tanah

Tanaman kakao dapat tumbuh pada berbagai jenistanah, asal persyaratan fisik dan kimia tanah yang berperanterhadap pertumbuhan dan produksi kakao terpenuhi.Kemasaman tanah (pH), kadar bahan organik, unsur hara,kapasitas adsorbsi, dan kejenuhan basa merupakan sifatkimia yang perlu diperhatikan, sedangkan faktor fisiknyaadalah kedalaman efektif, tinggi permukaan air tanah,drainase, struktur, dan konsistensi tanah. Selain itukemiringan lahan juga merupakan sifat fisik yangmempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan kakao.

1. Sifat kimia tanah

Page 15: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 7

Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik padatanah yang memiliki pH 6-7,5; tidak lebih tinggi dari 8 sertatidak lebih rendah dari 4; paling tidak pada kedalaman 1meter. Hal ini disebabkan terbatasnya ketersediaan harapada pH tinggi dan efek racun dari Al, Mn, dan Fe pada pHrendah.

Di samping faktor kemasaman, sifat kimia tanah yangjuga turut berperan adalah kadar bahan organik. Kadarbahan organik yang tinggi akan meningkatkan lajupertumbuhan pada masa sebelum panen. Untuk itu bahanorganik pada lapisan tanah setebal 0-15 cm sebaiknya lebihdari 3 persen. Kadar tersebut setara dengan 1,75 persenunsur karbon yang dapat menyediakan hara dan air sertastruktur tanah yang gembur.

Usaha meningkatkan kadar bahan organik dapatdilakukan dengan memanfaatkan serasah sisa pemangkasanmaupun pembenaman kulit buah kakao. Sebanyak 1.990 kgper ha per tahun daun gliricidia yang jatuh memberikanhara nitrogen sebesar 40,8 kg per ha, fosfor 1,6 kg per ha,kalium 25 kg per ha, dan magnesium 9,1 kg per ha. Kulitbuah kakao sebagai bahan organik sebanyak 900 kg per hamemberikan hara yang setara dengan 29 kg urea, 9 kg RP,56,6 kg MOP, dan 8 kg kieserit. Sebaiknya tanah-tanah yanghendak ditanami kakao paling tidak juga mengandungkalsium lebih besar dari 8 me/100 gram contoh tanah dankalium sebesar 0,24 me/100 gram, pada kedalaman 0-15cm.

2. Sifat fisik tanah

Tekstur tanah yang baik untuk tanaman kakao adalahlempung liat berpasir dengan komposisi 30-40 % fraksi liat,

Page 16: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

8 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

50% pasir, dan 10-20 persen debu. Susunan demikian akanmem-pengaruhi ketersediaan air dan hara serta aerasitanah. Struktur tanah yang remah dengan agregat yangmantap menciptakan gerakan air dan udara di dalam tanahsehingga menguntungkan bagi akar. Tanah tipe latosoldengan fraksi liat yang tinggi ternya-ta sangat kurangmenguntungkan tanaman kakao, sedangkan tanah regosoldengan tekstur lempung berliat walaupun mengandungkerikil masih baik bagi tanaman kakao.

Tanaman kakao menginginkan solum tanah minimal90 cm. Walaupun ketebalan solum tidak selalu mendukungpertum-buhan, tetapi solum tanah setebal itu dapatdijadikan pedoman umum untuk mendukung pertumbuhankakao. Kedalaman efektif terutama ditentukan oleh sifattanah, apakah mampu mencip-takan kondisi yangmenjadikan akar bebas untuk berkembang. Karena itu,kedalaman efektif berkaitan dengan air tanah yangmempengaruhi aerasi dalam rangka pertumbuhan danserapan hara. Untuk itu kedalaman air tanah disyaratkanminimal 3 meter.

3. Kedalaman tanah

Di samping faktor fisik di atas, kakao jugamenginginkan solum tanah minimal 90 cm. Walaupunketebalan solum tidak selalu medukung pertumbuhan,tetapi solum tanah setebal itu dapat dijadikan pedomanumum untuk mendukung pertumbuh-an kakao. Kedalamanefektif terutama ditentukan oleh sifat tanah, apakah mampumenciptakan kondisi yang menjadikan akar bebasberkembang. Karena itu, kedalaman efektif dapat berkaitanjuga dengan air tanah yang mempengaruhi aerasi dalam

Page 17: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 9

rangka pertumbuhan dan serapan hara. Untuk itukedalaman air tanah yang disarankan minimal 3 m.

Faktor kemiringan lahan sangat menentukankedalaman air tanah. Semakin miring suatu areal, semakindalam pula air tanah yang dikandungnya. Pembuatan teraspada lahan yang kemi-ringanya 8 persen dan 25 persen,masing-masing dengan lebar 1 m dan 1,5 m. Sedangkanlahan yang kemiringannya lebih dari 40 persen sebaiknyatidak ditanami kakao. Di samping faktor terbatasnya airtanah, hal itu juga didasarkan atas kecenderungan yangtinggi tererosi.

4. Kriteria tanah yang tepat bagi tanaman kakao

Areal penanaman tanaman kakao yang baik tanahnyamengandung fosfor antara 257-550 ppm pada berbagaikedalaman (0-127,5 cm), dengan persentase liat dari 10,8-43,3 persen; kedalaman efektif 150 cm; tekstur rata-rata 0-50 cm > SC, CL, SiCL; kedalaman Gley dari permukaan tanah150 cm; pH-H2O (1:2,5) = 6-7; bahan organik 4 persen; KTKrata-rata 0-50 cm > 24 me/100 gram; kejenuhan basa rata-rata 0-50 cm > 50%.

Tanah yang digunakan untuk pertanaman kakao dapatdikelompokkan manjadi 4 kelompok berdasarkan sifat fisikdan kimianya. Keempat kelompok tersebut adalah: (1)tanah-tanah yang sesuai, (2) cukup sesuai, (3) kurang sesuai,dan (4) tidak sesuai

Dengan menetapkan sebaran tingkat pembatas sifatfisik dan kimia tanah, penerapan kriteria tanah tersebutdapat dijadikan pedoman umum bagi rencana penanamansuatu areal apakah sesuai atau tidak bagi pertanamankakao.

Page 18: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

10 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

BAB

Biologi

A. Klasifikasi

Kakao merupakan satu-satunya dari 22 jenis margaTheobroma, suku Sterculiaceae, yang diusahakan secarakomersial. Menurut Tjitrosoepomo (1988) sistematikatanaman ini sebagai berikut:

Divisi : SpermatophytaAnak divisi : AngioospermaeKelas : DicotyledoneaeAnak kelas : DialypetalaeBangsa : MalvalesSuku : SterculiaceaeMarga : TheobromaJenis : Theobroma cacao L

Beberapa sifat (penciri) dari buah dan biji digunakandasar klasifikasi dalam sistem taksonomi. Berdasarkanbentuk buahnya, kakao dapat dikelompokkan ke dalamempat populasi. Kakao lindak (bulk) yang telah tersebar luasdi daerah tropika adalah anggota sub jenis sphaerocarpum.Bentuk bijinya lonjong, pipih dan keping bijinya berwarna

Page 19: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 11

ungu gelap. Mutunya beragam tetapi lebih rendah daripadasub jenis cacao. Permukaan kulit buahnya relatif haluskarena alur-alurnya dangkal. Kulit buah tipis tetapi keras(liat). Menurut Wood (1975), kakao dibagi tiga kelompokbesar, yaitu criollo, forastero, dan trinitario; sebagian sifatcriollo telah disebutkan di atas. Sifat lainnya adalahpertumbuhannya kurang kuat, daya hasil lebih rendahdaripada forastero, relatif gampang terserang hama danpenyakit permukaan kulit buah criollo kasar, berbenjol-benjol dan alur-alurnya jelas. Kulit ini tebal tetapi lunaksehingga mudah dipecah. Kadar lemak biji lebih rendahdaripada forastero tetapi ukuran bijinya besar, bulat, danmemberikan citarasa khas yang baik.

Dalam tata niaga kakao criollo termasuk kelompokkakao mulia (fine flavoured), sementara itu kakao forasterotermasuk kelompok kakao lindak (bulk), kelompok kakaotrinitario merupakan hibrida criollo dengan farastero. Sifatmorfologi dan fisiologinya sangat beragam demikian jugadaya dan mutu hasilnya. Dalam tata niaga, kelompoktrinitario dapat masuk ke dalam kakao mulia dan lindak,tergantung pada mutu bijinya.

B. Morfologi

1. Batang dan cabang

Habitat asli tanaman kakao adalah hutan tropisdengan naungan pohon-pohon yang tinggi, curah hujantingi, suhu sepanjang tahun relatif sama, serta kelembabantinggi yang relatif tetap. Dalam habitat seperti itu, tanamankakao akan tumbuh tinggi tetapi bunga dan buahnyasedikit. Jika dibudidayakan di kebun, tinggi tanaman umur

Page 20: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

12 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

tiga tahun mencapai 1,8 – 3,0 meter dan pada umur 12tahun dapat mencapai 4,50 – 7,0 meter. Tinggi tanamantersebut beragam, dipengaruhi oleh intensitas naunganserta faktor-faktor tumbuh yang tersedia. Tanaman kakaobersifat dimorfisme, artinya mempunyai dua bentuk tunasvegetatif. Tunas yang arah pertumbuhannya ke atas disebutdengan tunas ortotrop atau tunas air (wiwilan atau chupon),sedangkan tunas yang arah pertumbuhannya ke sampingdisebut dengan plagiotrop (cabang kipas atau fan).

Tanaman kakao asal biji, setelah mencapai tinggi 0,9 –1,5 meter akan berhenti tumbuh dan membentuk jorket(jorquette). Jorket adalah tempat percabangan dari polapercabangan ortotrop ke plagiotrop dan khas hanya padatanaman kakao. Pembentukan jorket didahului denganberhentinya pertumbuhan tunas ortotrop karena ruas-ruasnya tidak memanjang.

A B

A. Kakao lindak (sub jenis T. cacao sphaerocarpum)B. Kakao mulia (sub jenis T. cacao cacao)

Page 21: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 13

Tanaman kakao berhenti tumbuh dan membentuk jorket

Percabangan tanaman kakao bersifat demorfisme, yaitu terdiridari atas tunas ortotrop dan plagiotrop

Page 22: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

14 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Pada ujung tunas tersebut, stipula (semacam sisikpada kuncup bunga) dan kuncup ketiak daun serta tunasdaun tidak berkembang. Dari ujung perhentian tersebutselanjutnya tumbuh 3 - 6 cabang yang arahpertumbuhannya condong ke samping membentuk sudut 0– 60º dengan arah horisontal. Cabang-cabang itu disebutdengan cabang primer (cabang plagiotrop). Pada cabangprimer tersebut kemudian tumbuh cabang-cabang lateral(fan) sehingga tanaman membentuk tajuk yang rimbun.

Pada tanaman kakao dewasa sepanjang batang pokoktumbuh wiwilan atau tunas air (chupon). Dalam teknikbudidaya yang benar, tunas air ini selalu dibuang, tetapipada tanaman kakao liar, tunas air tersebut akanmembentuk batang dan jorket yang baru sehingga tanamanmempunyai jorket yang bersusun.

Dari tunas plagiotrop biasanya tumbuh tunas-tunasplagiotrop, tetapi kadang-kadang juga tumbuh tunasortotrop. Pangkasan berat pada cabang plagiotrop yangbesar ukurannya merangsang tumbuhnya tunas ortrotopitu. Tunas ortotrop hanya membentuk tunas plagiotropsetelah membentuk jorket. Tunas ortotrop membentuktunas ortotrop baru dengan menumbuh-kan tunas air.

Saat tumbuhnya jorket tidak berhubungan denganumur atau tinggi tanaman. Pemakaian pot besar dilaporkanmenunda tumbuhnya jorket, sedangkan pemupukandengan 140 ppm N dalam bentuk nitrat mempercepattumbuhnya jorket. Tanaman kakao akan membentuk jorketsetelah memiliki ruas batang sebanyak 60-70 buah. Namun,batasan tersebut tidak pasti, karena kenyataannya banyakfaktor lingkungan yang berpenga-ruh dan sukar

Page 23: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 15

dikendalikan. Contohnya, kakao yang ditanam dalampolibag dan mendapat intensitas cahaya 80% akanmembentuk jorket lebih pendek daripada tanaman yangditanam di kebun. Selain itu, jarak antar daun sangat dekatdan ukuran daunnya lebih kecil. Terbatasnya mediumperakaran merupakan penyebab utama gejala tersebut.Sebaliknya, tanaman kakao yang ditanam di kebun denganjarak rapat akan membentuk jorket yang tinggi sebagai efekdari etiolasi (pertumbuhan batang memanjang akibatkekurangan sinar matahari).

2. Daun

Sama dengan sifat percabangannya, daun kakao jugabersifat dimorfisme. Pada tunas ortotrop, tangkai daunnyapanjang, yaitu 7,5-10 cm sedangkan pada tunas plagiotroppanjang tangkai daunnya hanya sekitar 2,5 cm. Tangkaidaun bentuknya silinder dan bersisik halus, bergantungpada tipenya. Salah satu sifat khusus daun kakao yaituadanya dua persendian (articulation) yang terletak dipangkal dan ujung tangkai daun. Dengan persendian inidilaporkan daun mampu membuat gerakan untukmenyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari.

Bentuk helai daun bulat memanjang (oblongus) ujungdaun meruncing (acuminatus) dan pangkal daun runcing(acutus). Susunan daun tulang menyirip dan tulang daunmenonjol ke permukaan bawah helai daun. Tepi daun rata,daging daun tipis tetapi kuat seperti perkamen.

3. Akar

Kakao adalah tanaman dengan surface root feeder,artinya sebagian besar akar lateralnya (mendatar)

Page 24: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

16 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

berkembang dekat permukaan tanah, yaitu pada kedalamantanah (jeluk) 0-30 cm. Jangkauan jelajah akar lateraldinyatakan jauh di luar proyeksi tajuk. Ujungnyamembentuk cabang-cabang kecil yang susunannya ruwet(intricate).

Daun pada cabang plagiotrop (kiri) dan akar (kanan)

Page 25: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 17

Bunga tumbuh dan berkembang dari bantalan pada batangdan cabang (kiri) dan bunga mekar (kanan)

Buah dan biji kakao (Konam et al., 2009)

4. Bunga

Tanaman kakao bersifat kauliflori, artinya bungatumbuh dan berkembang dari bekas ketiak daun padabatang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut

Page 26: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

18 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasadisebut dengan bantalan bunga (cushioll). Bunga kakaomempunyai rumus K5C5A5+5G (5), artinya, bunga disusunoleh 5 daun kelopak yang bebas satu sama lain, 5 daunmahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkarandan masing-masing terdiri dari 5 tangkai sari tetapi hanya 1lingkaran yang fertil, dan 5 daun buah yang bersatu. Bungakakao berwarna putih, ungu atau kemerahan.

Warna bunga ini khas untuk setiap kultivar. Tangkaibunga kecil tetapi panjang (1-1,5 cm). Daun mahkotapanjangnya 6-8 mm, terdiri atas dua bagian. Bagian pangkalberbentuk seperti kuku binatang (claw) dan bisanyaterdapat dua garis merah. Bagian ujungnya berupalembaran tipis, fleksibel, dan berwarna putih.

5. Buah dan biji

Warna buah kakao sangat beragam, tetapi padadasarnya hanya ada dua macam warna. Buah yang ketikamuda berwarna hijau atau hijau agak putih jika sudah masakakan berwarna kuning. Sementara itu, buah yang ketikamuda berwarna merah, setelah masak berwarna jingga.

Kulit buah memiliki 10 alur dalam dan dangkal yangletaknya berselang-seling. Pada tipe criollo dan trinitarioalur kelihatan jelas, kulit buahnya tebal tetapi lunak danpermu-kaannya kasar. Sebaliknya, pada tipe forastero,permukaan kulit halus; tipis, tetapi liat. Buah akan masaksetelah berumur enam bulan.

Biji tersusun dalam lima baris mengelilingi poros buah.Jumlahnya beragam, yaitu 20 – 50 butir per buah. Jikadipotong melintang, tampak bahwa biji disusun oleh duakotiledon yang saling melipat dan bagian pangkalnya

Page 27: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 19

menempel pada poros lembaga (embryo axis). Warnakotiledon putih untuk tipe criollo dan ungu untuk tipeforastero. Biji dibungkus oleh daging buah (pulpa) yangberwarna putih, rasanya asam manis dan didugamengandung zat penghambat perkecambahan.

C. Fisiologi

1. Fotosintesis

Habitat asli tanaman kakao adalah hutan tropis basahdan tumbuh di bawah naungan tanaman hutan. Di dalamteknik budidaya yang baik, sebagian sifat habitat aslinyatersebut masih dipertahankan, yaitu dengan memberinaungan secukupnya. Ketika tanaman masih muda,intensitas naungan yang diberikan cukup tinggi, selanjutnyadikurangi secara bertahap seiring dengan semakin tuanyatanaman atau tergantung pada berbagai faktor tumbuhyang tersedia. Pada dasarnya kakao adalah tanaman yangsuka naungan (shade loving tree), laju fotosintesis optimumberlangsung pada intensitas cahaya sekitar 70%. Tanamanpenaung berperan sebagai penyangga terhadap pengaruhburuk dari faktor lingkungan yang tidak dalam kondisioptimal, seperti kesuburan tanah rendah serta musimkemarau yang tegas dan panjang.

2. Perkembangan akar

Pada awal perkembangan benih, akar tunggangtumbuh cepat dari panjang 1 cm pada umur satu minggu,mencapai 16-18 cm pada umur satu bulan, dan 25 cm padaumur tiga bulan.

Page 28: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

20 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Setelah itu laju pertumbuhannya menurun dan untukmencapai panjang 50 cm memerlukan waktu dua tahun.Kedalaman akar tunggang menembus tanah dipengaruhikeadaan air tanah dan struktur tanah. Pada tanah yangdalam dan berdrainase baik, akar kakao dewasa mencapaikedalaman 1,0 – 1,5 m.

Pertumbuhan akar kakao sangat peka pada hambatan,baik berupa batu, lapisan keras, maupun air tanah. Apabilaselama pertumbuhan, akar menjumpai batu, akar tunggangakan membelah diri menjadi dua dan masing-masingtumbuh geosen-tris (mengarah ke dalam tanah).Apabila batu yang dijumpai terlalu besar, sebagian akarlateral mengambil alih fungsi akar tunggang dengantumbuh ke bawah dan jika permukaan air tanah yangdijumpai, akar tunggang tidak berkembang sama sekali.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembungaankakao

Pembungaan tanaman kakao sangat dipengaruhi olehfaktor dalam (internal) dan faktor lingkungan (iklim). Padalokasi tertentu, pembungaan sangat terhambat oleh musimkemarau atau oleh suhu dingin. Namun, di lokasi yangcurah hujannya merata sepanjang tahun serta fluktuasisuhunya kecil, tanaman akan berbunga sepanjang tahun.

4. Perkembangan dan Pemasakan Buah

Umur tanaman kakao mulai berbuah sangatdipengaruhi oleh bahan tanaman yang digunakan. Tanamanasal setek paling cepat berbunga dan berbuah, disusultanaman asal sambungan plagiotrop, okulasi plagiotrop,

Page 29: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 21

kemudian tanaman asal benih. Pada dasarnya hasil buahkakao dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut: Jumlah bunga yang tumbuh. Persentase bunga yang diserbuki. Persentase bunga yang dibuahi. Persentase buah muda yang mampu berkembang

sampai masak.Pertumbuhan buah kakao dapat dipisahkan ke dalam

dua fase. Fase pertama berlangsung sejak pembuahansampai buah berumur 75 hari. Selama 40 hari pertama,pertumbuhan buah agak lambat kemudian sesudah itucepat dan mencapai puncaknya pada umur 75 hari. Padaumur itu panjang buah mencapai sekitar 11 cm.

Fase kedua ditandai pertumbuhan membesar buah,berlang-sung cepat sampai umur 120 hari. Pada umur 143 –170 hari, buah telah mencapai ukuran maksimal dan mulaimasak yang ditandai dengan perubahan warna kulit buahdan terlepasnya biji dari kulit buah. Buah muda yangterbentuk pada bulan pertama belum menjamin hasil yangdiperoleh. Sebagian besar buah muda tersebut akan layudan mati dalam kurun 1 – 2 bulan yang pada kakao lazimdisebut dengan layu pentil (cherelle wilt).Ada dua faktor utama penyebab matinya buah muda. Faktor lingkungan, seperti kekurangan air, drainase

buruk, tanah miskin unsur hara, serta serangan hama danpenyakit atau patogenis.

Faktor dalam atau fisiologis, seperti kantong lembagatidak normal.

Page 30: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

22 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

BAB

Perbanyakan Tanaman

A. Perbanyakan Generatif

Perbanyakan secara generatif akan menghasilkantanaman kakao semaian dengan batang utama ortotropyang tegak, mempunyai rumus daun 3/8, dan pada umurtertentu akan membentuk perempatan/jorket (jorquet)dengan cabang-cabang plagiotrop yang mempunyai rumus1/2. Rumus daun 3/8 artinya sifat duduk daun seperti spiraldengan letak duduk daun pertama sejajar dengan daunketiga pada jumlah daun kedelapan. Sementara itu, rumusdaun setengah artinya sifat duduk daun berseling denganletak daun pertama sejajar kembali setelah daunkedua.

Perbanyakan generatif bisa dilakukan dengan duacara, yakni secara buatan dan alami. Perbanyakan secarabuatan dilakukan dengan menyilangkan dengan tanganantara dua tanaman kakao. Serbuk sari jantan tanamankakao ditempelkan pada kepala putik tanaman kakao

Page 31: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 23

lainnya. Sementara itu, perbanyakan secara alami biasanyadilakukan oleh lalat yang menempelkan serbuk sari jantanpada kepala putik tanaman kakao.

1. Pembibitan

Bibit yang baik (klon unggul) dan sehat akanmenjamin produksi yang baik pula. Sulit bagi petani bilamereka tidak memiliki bibit yang diperlukan untukmelakukan rehabilitasi. Karenanya, pembangunan fasilitaspembibitan sendiri akan memberikan beberapa manfaat:1. Petani dapat mengatur klon apa yang diinginkan2. Petani dapat mengatur waktu pertumbuhan bibit

disesuaikan dengan kepentingan petani dalammelakukan rehabilitasi

3. Dapat menjadi tambahan pendapatan petani denganmenjual klon-klon yang telah terbukti unggul

4. Dapat digunakan kapan saja, dan tidak tergantungdengan yang sumber lain.

Pertimbangan biaya, tujuan kegunaan dan jumlah bibityang akan dibutuhkan bila berencana membangun sebuahtempat pembibitan. Pengelolaan pembibitan yang baik akanmenghasilkan bibit yang bermutu baik (subur), dan pertum-buhannya akan lebih cepat jika telah dipindahkan ke kebun.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembibitanadalah sebagai berikut:

Lokasi Pembibitan

(1) Permukaan tanah yang rata(2) Dekat dengan jalan untuk memudahkan pengangkutan(3) Saluran yang baik supaya air tidak tergenang(4) Dekat dengan sumber air

Page 32: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

24 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

(5) Berdekatan dengan lokasi penanaman(6) Hindari dari jangkauan ternak(7) Jarak dari lokasi serangan VSD > 150 m(8) Bersihkan daerah pembibitan dari semut.(9) Ditutup dengan atap plastik ini akan membantu

mengurangi resiko VSD

Jangan membuat tempat pembibitan dekat denganpohon kakao yang terinfeksi dengan VSD, busuk buah dankanker batang. Penyakit-penyakit tersebut dapatmenginfeksi tempat pembibitan bila lokasinya berdekatan.Bibit kakao lebih mudah terinfeksi VSD dibandingkandengan pohon yang tua.

Pemilihan Biji Kakao(1) Pilihlah biji kakao yang besar, biji kakao yang baik

biasanya berasal dari klon/hibrida yang terpilih.(2) Persiapan biji kakao sebaiknya dilakukan pada musim

buah coklat(3) Tambahan biji 20%. Contohnya, kebutuhan bibit kakao

untuk satu ha pada tanah datar dengan jarak tanam 3x3m, maka kebutuhan bibitnya = 1.111 bibit, persediaansulaman 20% = 222 bibit. Jumlah = 1.333 bibit/1.300.Jadi kebutuhan biji 1.898 biji (dengan rumus 1,46 x1.300).

Untuk tanah miring, jarak tanam yang digunakan 4 x2,5 m. Maka kebutuhan bibitnya = 1.000 bibit, cadangan20% = 200 bibit, jadi total kebutuhan bibit = 1.200 bibit.Jadi kebutuhan benih = 1.752 biji (dengan rumus 1,46 x1.200)

Page 33: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 25

Polibag dan Pengisian Tanah(1) Ukuran polibag tergantung lamanya bibit ditempat

pembibitan: 5-6 bulan ukuran 20 x 30 cm atau 25 x 40cm untuk bibit > 6 bulan. Tanah sebaiknyamenggunakan tanah yang subur/ kompos, beberapaciri tanah yang subur adalah warnanya coklat kehitam-hitaman.

(2) Sebelum melakukan pengisian, periksa kondisi tanahterlebih dahulu. Bila ditemukan adanya gumpalantanah, akar atau benda lain, lakukan pengayakanterlebih dahulu.

(3) Masukkan tanah kedalam polibag dua minggu sebelumpenyemaian.

(4) Penuhi polibag dengan tanah hingga 2-3 cm daripermukaan polibag.

(5) Lipat bagian bawah polibag hingga tidak mudah jatuh.(6) Campurkan 20-30 gram kapur (jika pH tanah kita masih

asam) dan 15 gram pupuk SP-36 ke dalam tanah(7) Biarkan polibag selama satu minggu sebelum ditanami.

Sirami hingga pupuk larut dan dibiarkan 1 minggusebelum ditanami. Sirami tanah agar pupuk larut danpelihara kondisi tanah untuk memastikan adanyastruktur yang baik untuk pertumbuhan akar.

Perkecambahan Biji dan Penanaman(1) Belahlah buah coklat dengan menggunakan benda

yang tumpul seperti balok kayu.(2) Ambil biji pada bagian tengah atau hanya biji yang

besar dan sehat.(3) Pisahkan biji dari plasenta

Page 34: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

26 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

(4) Bersihkan biji dengan serbuk gergaji/abu gosok, ataudengan menggosoknya (namun hati-hati jangan sampaibiji terluka)

(5) Semaikan ke atas karung goni yang bersirkulasi baik,karung goni harus senantiasa lembab selama masaperkecambahan.

(6) Biji akan berkecambah dalam waktu < 24 jam.(7) Biji ditanam mengarah kebawah dan lebih kurang ½

dari biji harus tertutup tanah.(8) Kotiledon akan muncul setelah 1 minggu setelah biji

disemai.

Memilih biji yang besar dan sehat

Page 35: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 27

Membersihkan biji dan tempat perkecambahan

Penyiapan benih dan pengecambahan di polibag

Pengecambahan di pesemaian (kiri) dan pemindahan bibit kepolibag (kanan)

Page 36: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

28 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Bibit di polibag

Susunan Polibag(1) Penyusunannya hendaklah teratur untuk memudahkan

penyambungan.(2) Polybag 2/3 disusun satu baris dengan ada batasan 50

cm untuk memudahkan kerja menyambung.

Bibit dan Naungan(1) Naungan 60-70% (dapat menggunakan palstik UV atau

dari bahan alami seperti daun kelapa)(2) Untuk sambung pucuk plastik UV 30%(3). Naungan alami juga boleh dibuat dari daun kelapa

dengan syarat ketinggian dua meter(4) Ukuran pembibitan tergantung dari banyaknya bibit

yang akan diproduksi.

PenyiramanGunakan air bersih untuk menyiram dan waktu

penyiraman terbaik adalah di pagi hari sebelum pukul 09.00,sekali sehari.

Page 37: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 29

Penyiangan(1) Siangi gulma seperti rumput dari dalam polybag, untuk

menghindari kompetisi penyerapan unsur hara tanah(2) Jangan menggunakan herbisida, lakukan dengan

mencabut dengan tangan.

Pengendalian Hama dan Penyakit(1) Penyemprotan dengan fungisida sebanyak 0,5-1 gram

yang dilarutkan dalam satu liter air ketika kotiledonterbelah dua, berdasarkan tingkat serangan jamur.

(2) Penyemprotan insektisida sebanyak 0,5-1 ml yangdilarutkan dalam satu liter air, satu minggu setelahpenyemprotan fungisida.

B. Perbanyakan Vegetatif

Bahan yang digunakan untuk perbanyakan secaravegetatif bisa berupa akar, batang, cabang, bisa juga daun.Sampai saat ini bagian vegetatif tanaman kakao yangbanyak digunakan sebagai bahan tanam untuk perbanyakanvegetatif adalah batang atau cabang yang disebut denganentres. Ciri entres yang baik antara lain tidak terlalu mudaatau tua, ukurannya relatif sama dengan batang bawah,tidak terkena penyakit penggerek batang, dan masih segar.Perbanyakan vegetatif tanaman kakao dapat dilakukandengan cara okulasi, setek, atau kultur jaringan.

Perbanyakan vegetatif yang lazim dilakukan adalahdengan okulasi, karena penyetekan masih sulit dilakukan ditingkat pekebun. Sementara itu, perbanyakan secara kultur

Page 38: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

30 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

jaringan masih dalam penelitian. Okulasi dilakukan denganmenempel-kan mata kayu pada batang kayu bawah yangtelah disayat kulit kayunya dengan ukuran tertentu, diikat,dan dipelihara sampai menempel dengan sempurnawalaupun tanpa ikatan lagi.

Tanaman kakao hasil perbanyakan vegetatif memilikibentuk pertumbuhan yang sesuai dengan entres yangdigunakan. Jika entres berasal dari cabang plagiotrop,pertumbuhan tanaman yang dihasilkan akan seperti cabangplagiotrop dengan bentuk pertum-buhan seperti kipas.

Perbanyakan vegetatif akan menghasilkan tanamanyang secara genetis sama dengan induknya sehingga akandiperoleh tanaman kakao yang produktivitas sertakualitasnya seragam. Karena itu, penggunaan bahan tanamvegetatif yang berasal dari klon-klon kakao yang sudahteruji keunggulannya akan lebih menjamin produktivitasdan kualitas biji kakao yang dihasilkan.

Perbanyakan tanaman kakao secara vegetatif telahlama dilakukan pada tanaman kakao mulia dengan caraokulasi dengan menggunakan bahan tanam berupa entresklon-klon unggul dari jenis DR 1, DR 2, dan DR 38.Perbanyakan vegetatif dengan cara okulasi dapat dilakukanpada tanaman kakao lindak dengan menggunakan bahantanam berupa entres klon-klon kakao lindak unggul.

1. Okulasi

Tempelan mata okulasi lazimnya dilakukan padaketinggian 10-20 cm dari permukaan tanah. Sisi batangbawah yang dipilih sebaiknya bagian yang terlindung darikemungkinan kerusakan oleh faktor-faktor luar. Jika cuaca

Page 39: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 31

mendukung keberhasilan okulasi dan kemungkinanpenyebab kegagalan sangat kecil sebaiknya dipilih bagianyang paling rata atau halus. Jika okulasi dilaksanakan dipembibitan dan jarak antar bibit cukup rapat, lebih tepatjika letak tempelan di sisi yang sama untuk mempermudahpengamatan dan pemeliharaan.

Metode okulasi cukup beragam. Metode yangdigunakan di suatu tempat mungkin berbeda dengantempat lain karena disesuaikan dengan iklim, pengalamandan keterampilan pelaksana, serta hasil yang diperoleh.Beberapa metode okulasi bisa diuraikan sebagai berikut :

a. Metode modifikasi forketMetode ini banyak digunakan untuk okulasi kakao

karena telah terbukti memberi banyak keuntungan sepertimudah, cepat dan hasilnya tinggi. Urutan metode inisebagai berikut:

Menyiapkan batang bawahKulit kayu ditoreh dari atas, lebar 1,5 cm panjang

sekitar 5 cm. Kulit kayu ini disayat dengan sudut 45º.Caranya, kulit ditekan pada pisau dengan jari telunjuksambil ditarik ke atas sampai ujung torehan.

Menyiapkan Mata Okulasi. Dibuat sayatan dari bawah keatas. Batas bawah sekitar 3 cm dari mata. Sayatan dibuatdengan mengikutsertakan sebagian kayu, lebar 2 cm batasatas sekitar 3 cm dari mata. Kayu diangkat dengan hati-hatidari ujung ke pangkal. Selanjutnya dibuat potongan mataokulasi dengan panjang sekitar 4 cm dan lebar 1,5 cm.

Menempelkan Mata Okulasi. Lidah kulit batang bawahdiangkat, kemudian mata tunas disisipkan ke dalamnya.

Page 40: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

32 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Harus diusahakan tepi mata tunas bersinggungan dengantepi kulit batang bawah. Selanjutnya lidah kulit ditutupkanke mata-mata tunas dan diikat. Pengikatan dari bawah keatas membentuk susunan seperti genteng. Arah bukaankulit batang bawah bisa dari atas ke bawah, tetapi risikonyajika pengikatan tidak rapat, mata tunas sering busuk karenatergenang air hujan.

Dua minggu kemudian dilakukan pengamatanterhadap hasil okulasi dengan cara membuka tali,mengangkat lidah kulit bawah tanah, dan menusukkanpisau atau kuku ke kulit mata okulasi, jika mata okulasimasih berwarna hijau berarti okulasi jadi, tetapi jikaberwarna cokelat berarti okulasi gagal. Segera setelahpengamatan ini, dilakukan pengulangan terhadap okulasiyang gagal, yakni di sisi lainnya.

Perlakuan selanjutnya untuk okulasi yang jadi adalahmemotong lidah kulit pada batas di atas mata dan menorehkulit batang di atas tempelan untuk memacu bertunasnyamata okulasi. Dua minggu kemudian setelah mata okulasikelihatan membesar (metir), batang bawah dilengkungkandengan cara menyayat batangnya di atas tempelan. Bentukpemeliharaan yang diperlukan adalah membuang tunas-tunas yang tumbuh selain tunas mata okulasi, melindungitunas baru dari hama dan penyakit, serta melakukanpenyiraman dan pemupukan.

Pemotongan batang bawah yang dilengkungkan inidilakukan setelah tunas okulasi cukup kuat dan memilikipaling sedikit delapan lembar daun yang telah berkembang.

b. Metode T

Metode T ini digunakan secara luas dalam budidayatanaman buah-buahan. Persyaratan umum okulasi metode

Page 41: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 33

ini adalah diameter batang sudah mencapai 6-25 mm danpertumbuhan batang bawah cukup aktif, sehingga kulitbatang mudah sekali dilepaskan dari bagian kayunya.Urutan kerja metode ini sebagai berikut:Menyiapkan Batang Bawah. Dibuat irisan vertikal denganpanjang 2,5 cm. Selanjutnya dibuat irisan horisontal di ujungatas irisan vertikal dengan lebar sekitar 1/3 lingkaranbatang. Untuk membuka kulit, pisau agak dicongkelkan.Menyiapkan Mata Okulasi. Dibuat sayatan kulit bersamasebagian kayu dari 3 cm di bawah mata sampai 3 cm di atasmata. Dibuat potongan mendatar 2 cm di atas mata hinggamenembus kulit dan kayu untuk memudahkan pengambilanmata. Kayu menempel pada mata dilepas dari ujung kepangkal.

Menyisipkan Mata. Potongan mata disisipkan di bawah kulitbatang bawah sampai batas atas dari mata dan torehanbatang bawah bertautan setelah itu diikat erat.

2. Sambung samping

Untuk melakukan sambung samping, pada tanamankakao yang sehat dibuat tapak sambungan pada ketinggian45-75 cm dari pangkal batang. Pada tanaman kakao yangsakit, sambungan dapat dibuat pada chupon dewasa ataumelakukan sambung pucuk pada chupon muda.

Entres yang digunakan berwarna hijau kecoklatandengan 3- 5 mata tunas. Bagian bawah entres dipotongmiring 3-5 cm dan pada bagian sebelahnya dipotong miring2-3 cm. Entres lalu dimasukkan dengan hati-hati ke dalamtapak sambungan dengan membuka lidah torehan. Pastikanbagian torehan yang panjang menghadap ke arah kayu dantorehan pendek mengarah ke kulit pohon. Entres laluditutup dengan plastik sampai tertutup seluruhnya, dan

Page 42: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

34 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

diikat dengan tali rafia agar air hujan tidak masuk padabidang sambungan.

Plastik dibuka pada umur 21 hari setelah penyam-bungan. Ikatan tali bagian bawah dibiarkan agarsambungan dapat melekat kuat. Sambungan disemprotdengan insektisida dan fungisida dengan dosis 2 ml/liter air.Setelah sambungan berumur 3 bulan atau panjang tunasmencapai 45 cm, pucuk sambungan dipotong denganmeninggalkan 3-5 mata tunas untuk pembentukan dahanutama. Pemupukan dilakukan setelah sambungan berumur4-6 bulan, diikuti pemupukan lanjutan dua kali setahunpada awal dan akhir musim hujan.

Pada saat sambungan berumur 9 bulan dipotongmiring 45o dari pohon utama. Pemotongan dilakukan pada45-60 cm di atas tempat penyambungan. Bagian potongandiolesi dengan obat luka yang mengandung TAR (shell treewound dressing). Pemangkasan pemeliharaan dilakukansetiap bulan atau disesuaikan dengan kondisi pertunasan.

SAMBUNG SAMPING

Penyiapan entres

Penyiapan batang bawah

Page 43: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 35

Memasukkan entres, mengikat, dan menutup dengan plastik

Berturut-turut sambungan berumur 1,5 bulan, batangutama siap dipotong, buah dari hasil sambungan (Hasrun et

al., 2008)3. Sambung pucuk

Sambung pucuk (top grafting) adalah salah satumetode dalam peremajaan tanaman secara vegetatifdengan menanam klon yang unggul. Biasanya dilakukanpada bibit yang berumur tiga bulan. Hal ini dimaksudkanuntuk mendapatkan bibit baru yang mempunyaikeunggulan: produksi tinggi, tahan terhadap hama danpenyakit serta mudah dalam perawatan.

Hal yang Harus Diperhatikan(1) Peralatan adalah seperti berikut: tali rapiah, plastik

sungkup, nesco film, gunting pangkas, gunting kain,pisau, entres

(2) Dilakukan pada bibit yang telah berumur 3 bulan.

Page 44: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

36 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

(3) Bersihkan bagian pangkal sambungan pohon dari debudan tanah; pada potongan penyambungan, tinggalkan3-4 pucuk daun di bawah tempat sambungan pucuk.

(4) Mata tunas dari dahan mata tunas klon terpilih diambildengan membuat potongan sepanjang ± 10 cm ataumempunyai 2-3 mata tunas.

(5) Setelah siap menyediakan mata tunas, belah dua pucukyang akan disambung dari atas ke bawah dengan jarak4-5 cm atau mengikut ukuran irisan sambungan matatunas.

(6) Masukkan entris mata tunas ke dalam belahan pucuk.Hindari sentuhan kulit sebelah dalam mata tunaskarena dapat menyebabkan sambungan tidak berhasil.Sambungkan mata tunas dengan segera untukmenghindari kambium mata tunas kering.

(7) Mata tunas diikat kuat dengan menggunakan nescofilm atau tali rapiah berukuran kecil dengan ukuran 10cm. Mulai dari bawah ke atas di bagian tapakpenyambungan atau belahan. Tali rapiah boleh dibelahtiga.

(8) Sungkup dengan plastik es dan ikat dibagian bawah.

Kegiatan Setelah Penyambungan(1) Penyiraman bibit kakao sehari sebelum menyambung

hendaklah dihentikan.(2) Bibit tidak boleh disiram dalam jangka waktu 2-3 hari.

Untuk penyiraman cuma diperlukan 0.5 liter air per hari.(3) Setelah 10–15 hari tunas akan keluar.

Page 45: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 37

(4) Mata tunas yang masih hijau menandakan sambungantelah berhasil, manakala tunas hitam menandakansambungan gagal. Buka plastik penutup.

(5) Bibit tempelan boleh dipindahkan ke kebun setelah 4–6bulan untuk penanaman ulang, baru atau penyisipan.

Pengaturan Bentuk. Pengaturan bentuk yang dimaksuddisini adalah pengaturan pertumbuhan cabang-cabangyang tumbuh pada bibit ataupun tanaman kakao, sehinggamemudahkan pertumbuhan cabang produktif danmembantu dalam mengatur intensitas cahaya matahariyang masuk. Pengaturan bentuk dapat dilakukan pada bibit,juga pada tanaman.

Beberapa cara pengaturan bentuk di pembibitan.Ketika bibit berumur satu bulan setelah sambungan, lakukanpengaturan bentuk dengan cara mengikatnya dengan tali,memastikan supaya bibit dapat tumbuh tegak. Tanamanberumur empat bulan, di mana pertumbuhan cabangnyasudah baik

SAMBUNG PUCUK

Page 46: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

38 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Sambung pucuk pada pembibitan kakao (Hasrun et al., 2008)

43

21

65

7 8

Page 47: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 39

BAB

Penyiapan Lahan dan Penanaman

A. Pembersihan Areal

Pembersihan areal dilaksanakan mulai dari tahapsurvai/ pengukuran sampai tahap pengendalian ilalang.Pelaksanaan survai/pengukuran biasanya berlangsungselama satu bulan. Pada tahap ini, pelaksanaan pekerjaanmeliputi pemetaan topografi, penyebaran jenis tanah, sertapenetapan batas areal yang akan ditanami. Hasi survai akansangat penting artinya untuk tahapan pekerjaan lain,bahkan dalam hal penanaman dan pemeliharaan kakao.

Tahap selanjutnya dari pembersihan areal adalahtebas/babat. Pelaksanaan pekerjaan pada tahap ini adalahdengan membersihkan semak belukar dan kayu-kayu kecilsedapat mungkin ditebas rata dengan permukaan tanah,lama pekerjaan ini adalah 2-3 bulan baru kemudiandilanjutkan dengan tahap tebang .

Tahap berikut ini dilaksanakan selama 3-4 bulan, danmerupakan tahap yang paling lama dari semua tahappembersihan areal. Bila semua pohon telah tumbang,tumbangan itu dibiarkan selama 1- 1,5 bulan agar daunkayu mengering. Areal yang telah bebas dari semak belukar,kayu-kayu kecil, dan pohon besar, apalagi bila baru dibakar,biasanya cepat sekali menumbuhkan ilalang.

B. Pengolahan Tanah

Page 48: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

40 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Pembersihan areal sering juga diakhiri dengan tahappengolahan tanah. Pengolalaan tanah biasanyadilaksanakan secara mekanis. Pengolahan tanah selaindinilai mahal, juga dapat mempercepat pengikisan lapisantanah atas.

C. Tanaman Penutup TanahUntuk mempertahankan lapisan atas tanah dan

menambah kesuburan tanah, pembersihan areal terkadangdiikuti dengan tahap penanaman tanaman penutup tanah.Tanaman penutup tanah biasanya adalah jenis kacang-kacangan antara lain Centrosema pubescens, Colopogoniummucunoides, Puerarai javanica atau Pologonium caeruleum.

Biji dapat ditanam menurut cara larikan atau tugal,bergantung pada ketersediaan biji dan tenaga kerja. Jaraktanam kacang-kacangan biasanya disesuaikan dengan jaraktanam kakao yang hendak ditanam. Jika jarak tanam kakao 3 x3 m maka terdapat 3 baris kacang-kacangan di antara barisankakao. Bila jarak tanam kakao 4,2 x 2,5 maka akan terdapat duabarisan kacangan dengan jarak 1,2 m. Biji ditanam denganmempergunakan tugal.

D. Pohon Pelindung

Penanaman pohon pelindung sebelum penanamankakao bertujuan mengurangi intensitas sinar mataharilangsung. Bukan berarti bahwa pohon pelindung tidakmenimbulkan masalah yang menyangkut biaya, sanitasi kebun,kemungkinan serangan hama dan penyakit, atau kompetisihara dan air. Karena itu, jumlah pemeli-haraan untukmeniadakan pohon pelindung pada areal penanaman kakaosaat ini sedang dilakukan.

Page 49: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 41

Penanaman pohon kakao secara rapat atau penguranganpohon pelindung secara bertahap, misalnya, merupakan upayameniadakan pohon pelindung itu.

1. Manfaat pohon pelindung

Melindungi DaunPohon pelindung sangat berpengaruh terhadap kadar

gula pada batang dan cabang kakao. Pengaruh itumengisyaratkan perlunya pohon pelindung pada arealpenanaman yang sebagai faktor yang secara tidak langsungmempengaruhi proses fisiologis. Ditinjau dari kemampuanmenyerap sinar matahari sebagai sumber energi, kakaomasuk ke dalam tanaman C3, yaitu tanaman yang mampuberfotosintesis pada suhu daun rendah. Tanaman yangtergolong C3 membutuhkan temperatur optimum 10o-25o C.Adanya pohon pelindung akan mempengaruhi kemampuandaun kakao melakukan proses fisiologis.

Menciptakan Iklim MikroDi samping itu, pohon pelindung terutama pada areal

yang belum menghasilkan memainkan peranan pentingpula dalam menciptakan iklim mikro yang lembab.

Menghindari Pencucian HaraPohon pelindung juga berperan dalam memperbaiki

unsur hara tanah, mengembalikan hara tercuci, danmenahan terpaan angin terutama pada kakao yang belummenghasilkan.

Memperbaiki Struktur TanahPeranannya sebagai memperbaiki struktur tanah

dikarenakan sistem perakaran pohon pelindung umumnyadalam. Pengembalian hara yang tercuci bisa terjadi karena

Page 50: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

42 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

adanya guguran daun tanaman pelindung yang akanmelapuk membentuk senyawa organik.

2. Kerugian pohon pelindung

Seperti disebut di atas pohon pelindung juga dapatmembe-rikan pengaruh yang merugikan. Kerugian ituberkaitan dengan perbandingan biaya penanaman danpemeliharaan dengan peranannya sebagai peningkatanproduksi, terutama bagi tanaman yang menghasilkan. Hasildari beberapa penelitian telah membukti-kan bahwa tanpapohon pelindung kakao akan menghasilkan buah lebihbanyak dari pada kakao yang ada pohon pelindungnya.

Kakao tanpa pohon pelindung yang diberi pupukmenghasilkan biji kering yang lebih tinggi dari pada kakaoyang diberi pohon pelindung atau tanpa pupuk. Hasilpenelitian itu mengindikasikan bahwa kakao yang telahmenghasilkan pada hakikatnya mampu menciptakan iklimmikro sesuai dengan kebutuhanya. Tajuk yang salingbertemu akan membatasi intensitas matahari langsungkesebagian besar daun.

Kerugian lainya dari adanya pohon pelindung adalahtimbulnya persaingan dalam mendapatkan air dan haraantara tanaman pelindung dengan kakao. Persaingan dalammendapatkan air dan hara akan sangat tajam terutama padapohon pelindung yang ditanam lebih rapat dengan kakaoyang baru ditanam di lapangan.

Kerugian bisa juga timbul mengingat pohonpelindung punya kemungkinan menjadi inang hamaHelopeltis sp, seperti tanaman pelindung Accasia decurensdan Albissia chinensis.

Page 51: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 43

3. Jenis pohon pelindung

Pada areal penanaman kakao ada dua jenis pohonpelindung, yaitu:

- Pohon pelindung sementara

- Pohon pelindung tetap.

Pohon pelindung sementara berfungsi bagi tanamanyang telah mulai menghasilkan. Untuk menetapkan pohonpelindung yang hendak ditanam maka hal-hal yangberkaitan dengan morfologi daun, letak kedududkan daun,ukuran tipe daun, tipe percabangan maupun ketahananterhadap hama penyakit, serta sifatnya di dalam penyerapanair dan hara patut diperhati-kan. Bila memungkinkan, pohonpelindung sebaiknya juga dimanfaatkan segi ekonomisnya,sehingga areal penanaman kakao dan pohon pelindung-nyamempunyai nilai tambah.

Pemilihan pohon pelindung kakao dengan kriteria:

- Mudah dan cepat tumbuhnya, percabangan dan daunnyamem-berikan perlindungan yang baik

- Tidak mengalami masa gugur daun pada musim tertentu- Mampu tumbuh dengan baik pada tanah-tanah kurang

subur dan tidak bersaing dalam hal kebutuhan akan airdan hara

- Tidak mudah terserang hama dan penyakit- Tidak menjadi inang hama dan penyakit- Tahan akan angin, dan mudah memusnahkannya, jika

sewaktu-waktu tidak dipakai lagi. Pohon pelindungsementara yang umum digunakan ialah: Maghoniamacrophylla, Albizzi falcata, dan Ceiba petranda.

Page 52: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

44 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Pada areal penanaman kakao, singkong, dan pisangsering juga digunakan sebagai pohon pelindung sementara.Akan tetapi keduanya memiliki persaingan terhadap haradan air yang sangat tinggi.

Kekhawatiran penanaman pohon pelindung jenislamtoro akhir-akhir ini berkaitan dengan saat ini pohonpelindung yang sering gunakan ialah hasil okulasi antaraLeucaene glauca sebagai batang bawah dan Leucaeneglabrata sebagai batang atas ditemu-kannya hama kutuloncat (Heteropsylla sp) pada habitat tanaman tersebut.Serangannya dapat mengakibatkan pohon pelindunggundul sehingga kehilangan fungsinya.

4. Bikultur dan penjarangan pohon pelindung

Penanaman kakao pada areal tanaman perkebunannon kakao sering dilakukan. Hal ini berdasarkan ataspemanfaatan tanaman perkebunan non kakao tersebutsebagai pohon pelindung bagi kakao. Penanaman kakao diantara barisan kelapa sawit pada awal pertumbuhannyamemberikan hasil yang baik, tetapi masa berbunga danpertumbuhan selanjutnya menjadi tertekan.

Penanam kakao secara bikultur sebaiknya pada arealtanaman kelapa. Kelapa ditanam berjarak 9 x 9 m (123pohon per ha) atau 10,5 x 10,5 m (91 pohon per ha),sedangkan, kakao ditanam di antara dua baris kelapadengan jarak tanam 3 x 3 m (650 pohon per ha).Penanaman kakao di antara tanaman kelapa tersebutdilakukan setelah tanaman kelapa berumur 5 tahun. Sistem

Page 53: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 45

bikultur lainnya bagi kakao dapat juga diterapkan padaareal tanaman karet, kapuk atau kopi. Penanaman demikianmemerlukan pemeliharaan yang lebih intensif lagi karenamenyangkut pengelolaan dua tanaman sekaligus yangsama-sama memberikan keuntungan ekonomi.

Penjarang pohon pelindung pada areal tanamankakao yang telah menghasilkan dapat dilakukan sebagaisalah satu usaha mengurangi kerugian atau biaya yangtelah ditimbulkan pohon pelindung. Yang pentingdiperhatikan dalam melakukan penjarangan pohonpelindung adalah jenis tanaman pelindung, umur tanamankakao, faktor tanah, dan iklim.

E. Jarak Tanam

Jarak tanam yang ideal bagi kakao adalah jarak yangsesuai dengan perkembangan bagian tajuk tanaman sertacukup tersedianya ruang bagi perkembangan akar.Pemilihan jarak tanam erat kaitannya dengan sifatpertumbuhan tanaman, sumber bahan tanam, dankesuburan tanah.

Kakao dengan bahan tanaman Sca 6 misalnyamembutuhkan ruang pertumbuhan tajuk yang lebih kecildibandingkan dengan klon lainnya. Dengan kata lain jaraktanam tergantung dari luasan tajuk yang akan dibentuktanaman.

Masing-masing klon kakao berbeda dalam bentuktajuknya. Pada tanah dengan kandungan hara (kesuburan)yang rendah maka jarak tanam yang digunakan lebih lebar,sedangkan pada tanah yang subur jarak tanamnya dapat

Page 54: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

46 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

dirapatkan. Berbagai jarak tanam dengan jumlah populasitanaman per hektar disajikan pada tabel berikut.

Jarak tanam dan jumlah pohon per hektar

Jarak tanam (m x m) Jumlah pohon per hektar2,4 x 2,4 1.680

3 x 3 1.1004 x 4 6255 x 5 400

3,96 x 1,83 1.3802,5 x 3 1.3334 x 2 1.250

3 x 2,6 1.250Sumber : Siregar et al.(2003)

F. Lubang Tanam

Pembuatan lubang tanam bertujuan untukmenyediakan lingkungan perakaran yang optimal bagi bibitkakao, baik secara fisik, kimia, maupun biologi. Tanah dilapangan sering terlalu padat bagi perakaran bibit kakaountuk berkembang dengan baik setelah dipindahkan daritanah gembur di dalam polibag. Karena itu, kondisi yangrelatif sama dengan kondisi di pembibitan perlu disiapkandi lapangan dengan cara mengolah tanah secara minimalatau dengan cara membuat lubang tanam. Dengandemikian diharapkan tanaman dapat beradaptasi denganbaik pada awal pertumbuhannya di lapangan.

Ukuran lubang tanam umumnya 60 x 60 x 60 cm.Ukuran ini sudah dianggap memadai untuk mendukungadaptasi perakaran bibit dengan kondisi lapangan. Namun,

Page 55: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 47

ukuran lubang tanam di tanah-tanah yang teksturnya lebihberat perlu diperbesar agar perakaran bibit memiliki waktuuntuk beradaptasi lebih lama dengan lingkungan fisikperakaran.

Di samping itu, lubang tanam sebaiknya tidak dibuatketika tanah dalam keadaan sangat basah, terutama padatanah bertekstur berat. Dalam kondisi sangat basah dindinglubang cenderung berlumpur ketika digali dan memadatketika kering. Keadaan ini menyebabkan terbentuknyalapisan kedap yang bisa menghambat perkembanganperakaran bibit. Selain itu, rembesan air hujan berlebihkeluar dari lubang tanam sehingga kondisi kelembabantanah di dalam lubang tanam cenderung berlebihan dansebaliknya aerasi tanah berkurang.

Lubang tanam dibuat 6 – 3 bulan sebelum tanamdengan cara membiarkan tanah galian teronggok di sekitarlubang 2 – 3 bulan. Tindakan ini bertujuan untuk mengubahsuasana reduktif tanah menjadi oksidatif dan unsur-unsuryang bersifat racun berubah menjadi tidak meracuni. Palinglambat sebulan sebelum tanam tanah galian dikembalikanke dalam lubang agar kondisi tanah berada dalamkeseimbangan dengan kondisi lingkungan di sekitarnya.

F. Penanaman

Bila jarak tanam dan pola tanam telah ditetapkan dankeadaan pohon pelindung tetap telah memenuhi syaratsebagai penaung, dan bibit dalam polibag telah berumur 4 -6 bulan dan tidak dalam keadaan flush, maka penanamansudah dapat dilaksanakan. Rencana penanaman hendaknya

Page 56: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

48 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

diiringi pula dengan rencana pemeliharaan sehingga bibityang ditanam tumbuh dengan baik untuk jangka waktuyang cukup lama.

Dua minggu sebelum penanaman, lebih dahuludisiapkan lubang tanah berukuran 40 x 40 x 40 cm atau 60 x60 x 60 cm, bergantung pada ukuran polibag. Lubangkemudian ditaburi 1 kg pupuk Agrophos dan ditutupi lagidengan serasah.

Pembuatan lubang tanam (atas) dan penanaman (bawah)

Page 57: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 49

Pembuatan rorak di antara pertanaman kakao dewasa

Page 58: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

50 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Rorak diisi serasah kakao (kiri) setelah penuh ditimbun (kanan)Pemberian pupuk tersebut dimaksudkan untuk

menyediakan hara bagi bibit yang akan ditanam beberapaminggu kemudian. Berikan pupuk kandang yang dicampurdengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1 - 5 gram perlubang. Bibit yang hendak ditanam sebaiknya tidak terlalusering dipindahkan dari suatu tempat ketempat lain. Untukitu diperlukan tempat pengumpulan polibag, misalnyauntuk setiap 50 lubang disediakan suatu tempatpengumpulan bibit. Dengan menyangga polibag ke lubangpenana-man maka mutu bibit akan jauh lebih terjamin.

Teknik penanamannya adalah dengan terlebih dahulumemasukkan polibag ke dalam lubang tanam, setelah itudengan menggunakan pisau tajam polibag disayat daribagian bawah ke arah atas. Polibag yang terkoyak dapatdengan mudah ditarik dan lubang ditutup kembali dengantanah galian. Pemadatannya dilakukan dengan bantuankaki. Tetapi di sekitar batang dipermu-kaan tanah haruslahlebih tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegahpenggenangan air di sekitar batang yang dapatmenyebabkan pembusukan.

Bibit yang baru ditanam di lapangan peka akan sinarmatahari. Bila tersedia tenaga dan bahan yang cukup, bibitdapat diberi naungan sementara dengan menancapkanpelepah kelapa sawit atau kelapa di sebelah timur danbarat.

G. Pembuatan Rorak

Rorak adalah galian yang dibuat di sebelah pokoktanaman untuk menempatkan pupuk organik dan dapat

Page 59: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 51

berfungsi sebagai lubang drainase. Rorak merupakan salahsatu praktek baku kebun yang bertujuan untuk mengelolalahan bahan organik dan tindakan konservasi tanah dan airdi perkebunan kakao. Rorak dapat diisi serasah tanamankakao atau sisa hasil pangkasan dan gulma hingga penuhdan ditutupi dengan tanah. Setelah rorak ini penuh, kitaharus membuat rorak baru di sebelah lain pokok tanaman.

Pembuatan rorak ini dilakukan sampai tiba di rorakawal yang sudah siap digali. Kompos yang dihasilkan darirorak pertama ditaburkan ke piringan tanaman. Piringantanaman merupakan lingkaran area berjarak sekitar 1 meterdi sekitar pokok tanaman yang selalu dipertahankan bersihdari gulma.

Ketika hujan deras, rorak dapat berfungsi sebagailubang drainase untuk mempercepat penyusutan air hujanyang menggenang di atas permukaan tanah. Air yangmenggenang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.Stagnasi air dapat berakibat fatal pada pertanaman kakao.Biasanya saluran drainase dibuat di pinggir blok kebun. Diblok kebun yang terlalu luas, air yang menggenang di atashamparan lahan pertanaman membutuhkan waktu cukuplama untuk keluar melalui saluran drainase ini. Karena itu,rorak yang dibuat di sekitar pertanaman dapat membantumempercepat keluarnya air dari hamparan pertanaman,khususnya di lahan yang tekstur tanahnya berat danberiklim sangat basah dengan curah hujan bulanan relatiftinggi.

Pada kasus yang ekstrem, di areal pertanaman dengancurah hujan dan intensitas hujan tinggi tanah berteksturberat, dan permukaan air tanahnya relatif dangkal, roraktambahan dapat dibuat di antara barisan tanaman kakaodengan ukuran rorak lebih panjang dan dalam. Di lahanmiring, pembuatan rorak dapat menekan erosi karena dapatmengurangi aliran permukaan yang bisa menyebabkan

Page 60: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

52 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

erosi. Di lahan miring yang dibuat teras, rorak dibuat disebelah dalam teras.

Rorak yang umum dibuat di perkebunan kakaoberukuran panjang 100 cm, lebar 30 cm, dan kedalaman 30cm. Jika volume bahan organik yang tersedia cukup besarukuran rorak dapat diperbesar. Rorak dibuat pada jarak 75 –100 cm dari pokok tanaman tergantung dari lebar terasyang tersedia di areal pertanaman.

BAB

Tumpangsari

Usaha tani kakao selalu menghadapi resiko kegagalanpanen akibat serangan hama dan penyakit serta kondisimusim yang tidak mendukung produksi. Fluktuasi harga bijijuga kadang-kadang menyebabkan perkebunan kakaomenderita kerugian besar. Laju peningkatan faktor inputyang pelan tetapi pasti, suatu saat tidak bisa diimbangi olehpeningkatan harga jual produk. Konsekuensinya adalahperkebunan kakao menyesuaikan penggunaan faktor inputpada tingkat yang optimal. Padahal tingkatan ini berisikomenurunkan kesehatan tanaman dan tingkat produksi.

Resiko kegagalan usaha tersebut dapat ditekandengan menerapkan diversifikasi (penganekaragaman)tanaman. Dalam budi daya kakao, peluang melakukandiversifikasi horisontal cukup luas karena tanaman initoleran terhadap penaungan. Pemakaian pohon naunganyang produktif serta tanaman sela yang tepat merupakanbentuk diversifikasi yang sebaiknya dikembangkan.

Page 61: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 53

Satu-satunya cara meningkatkan produktivitas dilahan kering adalah dengan tumpang sari. Tumpangsarimenjamin berhasilnya penanaman menghadapi iklim yangtidak menentu, serangan hama dan penyakit, serta fluktuasiharga. Selain itu, dengan pola ini distribusi tenaga kerjadapat lebih baik sehingga sangat berguna untuk daerahyang padat tenaga, luas lahan pertanian terbatas, sertamodal untuk memberi sarana produksi juga terbatas.Dengan kata lain, usaha tani tumpangsari berartimeminimalkan resiko dan memaksimalkan keuntungan.

Antar individu tanaman dan antar jenis tanaman yangdiusahakan secara tumpangsari terjadi interaksi dalammencari faktor tumbuh cahaya, air, dan unsur hara. Interaksiini sering disebut dengan kompetisi (persaingan). Kompetisiakan lebih parah jika salah satu jenis tanamanmengeluarkan zat beracun atau sebagai inang hama danpenyakit. Keragaman penyebaran serta aktivitas sistemperakaran juga menjadi penyebab kompetisi. Denganbegitu, persaingan tersebut sangat kompleks danmerupakan kumpulan dari semua proses yangmengakibatkan tidak meratanya penyebaran faktor tumbuhantar individu tanaman. Memperhatikan faktor penyebabkompetisi dan untuk menghindari dampak negatif yangditimbulkannya, pemilihan jenis tanaman yang diusahakandalam tumpang sari merupakan langkah awal yang sangatpenting.

A. Beberapa Istilah Penanaman

Berdasarkan hasil lokakarya pola tanam tanamanpangan pada tahun 1978, beberapa istilah pola tanam yang

Page 62: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

54 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

relevan untuk tanaman keras dapat diuraikan sebagaiberikut.(1) Diversifikasi tanaman yaitu usaha penanaman berbagai

jenis dan varietas tanaman di sebidang lahan dengantujuan memenuhi sebagian besar kebutuhanpenanaman.

(2) Pola tanam (cropping pottern) yaitu susunan atau urutantanaman di sebidang lahan selama periode waktutertentu.

(3) Tumpang sari (inter cropping) yaitu usaha penanamanlebih dari satu jenis tanaman yang ditanam dan tumbuhbersama di sebidang lahan dengan jarak tanam danlarikan yang teratur.

(4) Tanaman campuran (mixed cropping) yaitu usahapenanaman lebih dari satu jenis tanaman di sebidanglahan yang tumbuh bersama tanpa jarak tanam danlarikan yang teratur, tetapi tercampur secara acak.

(5) Tanaman sela (inter culture) yaitu usaha penanamantanaman semusim atau setahun di antara tanamantahunan.

B. Tumpangsari Kakao dengan Kelapa

Salah satu jenis tanaman yang paling banyak ditanamibersama dengan kakao adalah kelapa. Dari aspek tanamankakao, kelapa berperan sebagai tanaman penaung.Tumpang sari kedua jenis tanaman tersebut telah banyakditeliti dan menunjukkan kombinasi yang cukupmemuaskan.

1. Keuntungan dan kerugian tumpangsari dengankelapa

Page 63: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 55

Syarat tumbuh tanaman kelapa dengan kakao secaragaris besar sama. Keduanya merupakan tanaman daerahtropis, tumbuh di dataran rendah sehingga menghendakisifat-sifat iklim dan sifat fisik tanah yang relatif sama.

Perbedaan pokok antara keduanya adalah kebutuhanunsur hara klor (Cl) yang berlawanan. Untuk menopangpertumbuhan dan hasil yang tinggi, tanaman kelapamenghendaki unsur Cl yang cukup. Sebaliknya, bagitanaman kakao unsur Cl lebih banyak berdampak buruk,baik terhadap pertumbuhan vegetatif maupun buahnya.

Perbedaan yang lain adalah kebutuhan ketinggiantempat. Tanaman kelapa akan tumbuh dan berproduksitinggi jika ditanam di daerah yang ketinggiannya kurangdari 500 m dpl. Namun, kakao dapat di tanam di daerahyang tingginya 0 – 600 m dpl, bahkan lebih denganproduksi yang masih tinggi.

Pengusahaan tanaman kakao di bawah tanamankelapa merupakan langkah peningkatan efisiensipemanfaatan sumber daya alam. Dalam pola tanam ini,unsur penting yang digunakan lebih efisien yaitu lahan dancahaya matahari. Dari aspek lahan, penyebaran akartanaman kelapa dewasa (umur lebih dari 20 tahun)mencapai kerapatan tinggi hanya sampai batas 2 meter disekitar pohon dan kedalaman 0 – 60 cm. Pada radius 2 mpenyebaran akar kelapa berkisar 76 – 85%. Di luar batas itu,lahan dapat digunakan untuk jenis tanaman lain asalkantoleran terhadap penaungan.

Budidaya tanaman kakao memerlukan pohonpenaung yang berfungsi untuk mengurangi intensitas

Page 64: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

56 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

penyinaran, menekan suhu maksimal dan lajuevapotranspirasi , serta melindungi tanaman dari anginkencang. Dengan kata lain, pohon penaung berperansebagai penyangga (buffer) faktor-faktor yang lingkungankurang menguntungkan pertumbuhan kakao. Tanamankakao dapat berproduksi tinggi pada kondisi tanpapenaung asalkan semua faktor tumbuh dalam posisi yangoptimal. Kenyataannya, kondisi seperti itu sukar dicapai ataumahal untuk mencapainya. Upaya yang tepat dalambudidaya kakao adalah menggunakan pohon penaungtetapi dengan pengaturan yang baik.

Hasil pengamatan intensitas cahaya matahari di bawahtajuk tanaman kelapa yang berumur 20 tahun dengan jaraktanam 8 x 8 m menunjukkan nilai 60% terhadap penyinaranlangsung. Pengham-batan kelapa oleh tanaman kelapa tua(umur lebih dari 30 tahun) mencapai 50 – 70 % untuk kelapaDalam (103 pohon/ha) dan 60 – 80 % untuk kelapa genjah(223 pohon/ha). Kelapa Dalam adalah jenis tanaman kelapayang awal berbuahnya lama. Tinggi penetrasi cahayamatahari dari naungan pohon kelapa berubah seiringdengan umur kelapa, semakin tua umurnya penetrasicahaya justru semakin besar.

Pengaturan jarak tanam dalam tumpangsarimerupakan hal yang sangat penting karena berkaitanlangsung dengan tingkat tersedianya energi matahari dansebaran sistem perakaran. Mengingat konsentrasi perakarankelapa terletak pada radius 2 m dari pokok pohon, makajarak minimum tanaman kakao dari pokok kelapa adalah 3m.

Page 65: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 57

Walaupun akar lateral tanaman kakao tumbuh kesamping sampai batas tajuk tanaman, tetapi distribusi akaryang terbanyak hanya sampai jarak 90 – 120 cm dari pokoktanaman. Karena itu, jarak kakao ketanaman kelapa selebar3 m tersebut dipandang cukup optimal.

Selain aspek kompetisi dari sistem perakaran,persaingan dalam penggunaan cahaya matahari juga perlumendapat perhatian yang besar. Jarak tanam kelapamonokultur yang optimum adalah 8x8 m (156 pohon/ha)atau 9 x 9 m (123 pohon/ha). Dengan jarak tanam tersebutpopulasi kelapa dianggap terlalu banyak untuk pola tanamtumpang sari. Jika tanaman kelapa telah terlanjur ditanamdengan jarak tanam yang optimal, perkebunan dapatmemotong beberapa pelepahnya untuk mendapatkanintensitas cahaya yang cukup bagi kakao.

Pada dasarnya pemangkasan ini merugikan kelapa,tetapi hasil penelitian membuktikan pengurangan pelepahkelapa dapat dilakukan sampai jumlah 12,5% dari totalpelepah (5 – 6 pelepah) atau tersisa 12 – 14 pelepah perpohon. Agar pemangkasan itu tidak terlalu merugikan,disarankan memotong daun yang paling bawah. Untukmenopang produksi yang tinggi setiap tanaman kelapacukup memiliki 18 pelepah daun. Jika diperlukan cahayayang lebih banyak lagi, populasi kelapa harus dikurangi.Hasil percobaan di Malaysia menunjukkan penguranganpopulasi tanaman kelapa akan menurunkan produksi kelapatetapi meningkatkan hasil buah kelapa dan kakao perpohon.

Penelitian mengenai tumpang sari kakao dan kelapa diJawa Timur telah membuktikan bahwa produksi kakao

Page 66: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

58 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

dengan penaung kelapa adalah normal dan cukup mantapseperti pola tanam monokultur. Pramono danWignjosoemarto melaporkan hal itu pada jarak tanamkelapa 12 x 8 m atau 104 pohon/ha dan jarak tanam kakao3 x 2 m atau 1.152 pohon/ha.

Dari suatu hasil penelitian, dinyatakan bahwa denganmengatur jarak tanam kelapa, kompetisi penggunaancahaya matahari serta penyerapan air dan unsur hara dapatdiperkecil. Karena itu, tanaman kelapa dipakai sebagaipenaung kakao yang cukup baik. Hal ini dapat dilakukandengan melakukan tata tanam yang tepat, yaitu populasikelapa maksimal 100 pohon/ha, jarak tanam kakao kekelapa minimum 3 meter, dan polulasi kakao minimum1.000 pohon/ha. Dalam keadaan darurat, pengaturanpenyediaan cahaya matahari agar sesuai dengan kebutuhankakao dapat dilakukan dengan memangkas sebagianpelepah tua tanaman kelapa.

Sebagai tanaman penaung kakao, kelapa memilikibeberapa keunggulan dibandingkan dengan jenis tanamanpenaung lainnya. Menurut Bakri et al. (1989) keunggulantersebut sebagai berikut.

(1) Kelapa relatif tahan kering dan tidak menggugurkandaun selama musim kemarau.

(2) Bentuk tajuk dan sistem perakaran yang kuatmenyebabkan kelapa tahan terhadap embusan anginkencang. Peran kelapa sebagai tanaman pematah angin(windbreak) adalah cukup efektif dan ekonomis.

(3) Dari aspek penaungan, tajuk kelapa termasuk mudahdiatur. Dengan cara memotong sebagian pelepahnya,

Page 67: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 59

jumlah naungan yang dikehendaki mudah disesuaikan.Dalam keadaan normal pemangkasan rutin tidak perludilakukan karena pelepah yang sudah tua dan keringakan gugur dengan sendirinya sehingga tidak akanterjadi kelebihan naungan karena jumlah pelepah daunrelatif tetap.

(4) Bila tanaman kelapa sudah dewasa akan terdapat jarakyang cukup lebar antara tajuk kelapa dan tajuk kakao.Keadaan ini akan menciptakan sirkulasi udara yang baiksehingga membantu sanitasi kebun secara keseluruhan.

(5) Tanaman kelapa akan memberikan nilai tambah yangmempunyai nilai ekonomis besar baik dari hasil buah,pelepah kering, atau batangnya.

(6) Secara tidak langsung, tanaman kelapa membantupengendalian Helopeltis secara biologis karena semuthitam (Dolichoderus tharacicus) suka bersarang di pohonkelapa sehingga Helopeltis akan terusik dan menyingkir.

Di samping keunggulan yang telah diuraikan, kelapamemiliki beberapa kekurangan yang menyebabkankekhawatiran pekebun jika digunakan sebagai penaungkakao. Namun, banyak juga penelitian yang membuktikanbahwa kekurangan tersebut bersifat teknis yang dapat diatasi dan secara ekonomi tidak membawa kerugian yangyang berarti.(1) Persaingan dalam penyerapan air dan hara karena kedua

tanaman ini mempunyai penyebaran sistem perakaranyang dekat dengan permukaan tanah. Meskipundemikian, hasil pengamatan di Sumatera yangmembandingkan penaung kelapa dengan lamtoro

Page 68: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

60 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

(Leucaena sp.) membuktikan produksi kakao dengankedua jenis pelindung tersebut relatif sama.

(2) Kemungkinan kerusakan tajuk kakao karena kejatuhanpelepah kering dan buah kelapa.

(3) Kelapa bukan termasuk suku Leguminoceae sehinggatidak dapat menambat N seperti penaung dari jenislamtoro.

(4) Tanaman kelapa merupakan inang berbagai jenis hamayang juga dapat menyerang kakao, seperti tupai, tikus,berbagai jenis ulat pemakan daun, belalang, danpenyakit Phytophthora palmivora yang sering menyerangumbut kelapa. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kelapakarena tanaman yang terserang akan mati.

2. Jenis kelapa

Untuk mendapatkan jenis naungan yang ideal bagitanaman kakao perlu dipilih kultivar-kultivar kelapa yangtepat. Kelapa Dalam (tall) dan kelapa hibrida adalah jenisyang cocok sebagai tanaman penaung karena cepattumbuh dan hasil kelapa hibrida lebih banyak. Kelapa yangtajuknya mengarah ke atas seperti jenis kelapa DalamTenaga (DTA) dari Sulawesi akan meneruskan sinar mataharilebih banyak dan merata sehingga lebih cocokdibandingkan dengan jenis kelapa yang tajuknya terbuka.Kelapa dengan jumlah pelepah sedikit juga lebih sesuaidibandingkan dengan kelapa yang pelepahnya padat. Untukmemperoleh penaungan yang cukup sepanjang tahun,kelapa Dalam Polynesia dan Karkar yang peka seranganpenyakit sebaiknya dihindari.

3. Jadwal tanam

Page 69: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 61

Dalam pola tanam tumpangsari, jadwal tanammemegang peranan penting karena melibatkan banyaktanaman yang menghendaki syarat tumbuh yang berbeda.Karena sifat fisiologis tanaman kakao menghendakinaungan, sebelum ditanam pohon pelindung harus sudahberfungsi baik. Peranan pohon pelindung (penaung) bagitanaman kakao muda sangat berpengaruh terhadappertumbuhan awal dan produksi.

Untuk mendapatkan pelindung yang cukup, minimumsatu tahun sebelum bibit kakao dipindahkan ke kebun, bibitkelapa sudah harus ditanam. Lebih baik lagi jika kelapaditanam 3 – 4 tahun sebelumnya. Penanaman kelapa yanglebih awal bertujuan agar pertumbuhan tajuk kelapa tidakmengganggu pertumbuhan kakao.

Penaung sementara Gliricidia sp. ditanam bersamaandengan tanam kelapa atau satu tahun sebelum menanamkakao. Gliricidia sp. diperlakukan sebagai tanaman penaungsementara karena nantinya akan dibongkar setelah tajukkelapa berfungsi secara optimal.

Pertumbuhan cabang Gliricidia sp. perlu diatursehingga memberikan perlindungan yang cukup. Pada umurtiga bulan, cabang Gliricidia sp. cukup disisakan 3 – 4cabang yang arah pertumbuhannya ke atas. Setelah bibitkakao ditanam, tanaman penaung Gliricidia sp. perludikurangi percabangannya setiap tiga bulan denganmeninggalkan tiga cabang dan menyisakan satu cabangketika kakao berumur sembilan bulan. Setelah kakao mulaiberbunga (umur 18 bulan) populasi Gliricidia sp. dikurangisetengahnya. Setelah kakao berumur empat tahun, semua

Page 70: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

62 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Gliricidia sp. yang masih tersisa dimusnahkan karenatanaman kelapa telah berfungsi baik sebagai penaung.

Tumpangsari kelapa-kakao

Page 71: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 63

Tumpagsari kelapa-kakao-kacang tanah (atas), kakao-pisang-kakao (tengah), dan kakao-kacang tanah (bawah)

Page 72: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

64 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Tumpangsari kelapa-kakao-padi (atas) dan kelapa-cabai(bawah)

C. Tumpangsari Kakao dengan Tanaman Lain

1. Kapuk randu

Kapuk randu (Ceiba pentandra) berpotensi sebagaitanaman penaung kakao. Namun kapuk randu telah terbuktisebagai inang berbagai jenis hama dan penyakit kakao.Selain itu, secara periodik tanaman ini menggugurkandaunnya. Akibatnya cahaya yang diteruskan terlalu banyakatau fungsi penaungnya kurang baik. Tajuknya yang tinggimenimbulkan risiko kerusakan tajuk kakao karena kejatuhancabang-cabangnya yang patah.

2. Petai

Petai (Parkia speciosa) memiliki kelemahan yaitupertum-buhannya lambat serta tajuknya tinggi dan besar.Percabangannya tidak teratur sehingga daunnya menyebartidak merata. Akibatnya cahaya yang diteruskan terlalubanyak atau fungsi penaungnya kurang baik. Tajuknya yang

Page 73: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 65

tinggi menimbulkan resiko kerusakan tajuk kakao karenakejatuhan cabang-cabangnya yang patah.

3. Kelapa sawit

Pemakaian tanaman kelapa sawit sebagai penaungkakao menunjukkan hasil yang tidak mantap. Variasi dalamjumlah baris kakao antar barisan kelapa sawit sangatmemengaruhi hasil kakao. Tata tanam yang memberikanhasil terbaik adalah kelapa sawit jarak tanam 10 x 7 mdiselang-seling dengan kakao jarak tanam 10 x 2,5 m.Dengan tata tanam seperti itu bisa memperbaiki interaksiantar kedua jenis tanaman atau tidak terjadi persainganyang merugikan.

4. Karet

Tumpang sari kakao dengan karet pada populasinormal menunjukkan penaungan yang berat bagi kakaosehingga hasil buahnya sangat rendah.

Pengamatan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao padatanaman karet yang berumur 30 tahun dengan jarak tanam3 x 7 m menunjukkan penerusan cahaya oleh tajuk karethanya sebesar 33,58 – 48,95% terhadap penyinaranlangsung. Kakao yang ditanam di antara dua lajur karetpada jarak dalam baris 3 m menunjukkan pertumbuhanvegetatif yang sehat. Namun, hasil buah pada umur 3,5tahun hanya 3,69 – 4,60 buah/pohon/semester. Sampaiumur 3,5 tahun tersebut tidak terdapat gejala keracunantanaman kakao oleh karet tua.

5. Pinang

Page 74: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

66 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Di India tanaman kakao secara luas ditanam di bawahtanaman pinang (Areca catechu). Tanaman ini mempunyaitajuk yang tinggi. Pada jarak tanam 4 x 4 m (setengah daripopulasi normal) sistem perakarannya tidak tumpang-tindih(overlaping) dengan sistem perakaran kakao. Sementara itu,dengan pola tersebut hasil pinang per pohon meningkatdan baik.

6. Tanaman Kayu

Di Ivory Coast, jenis tanaman penaung kakao rakyatyang digunakan mempunyai banyak fungsi, antara lainsebagai sumber bahan pangan, obat tradisional, dan kayubakar. Model pengembangan kakao adalah semi intensifdengan sistem agroforestry karena memiliki keunggulanberupa masukan rendah dan resiko kecil. Dengan modeltersebut, produktivitas kakao tidak maksimal, tetapipekebun memperoleh kompensasi dari hasil tanamanpenaung dan kelangsungan usaha taninya lebih terjamin.Pola seperti ini sudah berkembang di perkebunan rakyatIndonesia. Mereka menanam kakao di pekarangan denganberagam spesies dan fungsi.

Pengembangan perkebunan dengan pola tersebutlazim disebut dengan pola konservasi. Pola konservasibertujuan untuk memperoleh kondisi fisik dan daya dukunglahan. Dengan pola konservasi, budidaya tanamanperkebunan dikombinasikan dengan tanaman penyanggalingkungan atau dengan pergiliran tanaman kayu-kayuanyang bersifat pertumbuhannya cepat dan memiliki nilaiekonomi tinggi.

Page 75: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 67

Beberapa spesies tanaman kayu yang telah lazimdiusahakan bersama dengan kakao adalah sengon(Paraseriantes falcataria), jati (Tectona grandis), dan mahoni(Mahagony sp.). pengembangan diversifikasi kakao dengantanaman kayu industri dapat membantu fungsi hutansebagai penyangga lingkungan. Pola tanam diversifikasimerupakan pilihan yang menjanjikan karena selain tidakmemerlukan perawatan yang intensif, daur produksi sengonrelatif pendek sehingga dapat dipakai sebagai targetpendapatan jangka menengah. Sementara itu, tanaman jatidan mahoni lebih berfungsi sebagai tanaman sela yangmemiliki nilai tinggi sebagai investasi jangka panjang.

Tanaman kayu dapat dibuat pagar ganda dengankonsekuensi populasi tanaman kakao berkurang.Peningkatan populasi tanaman penghasil kayu disarankanditanam di lahan yang kesesuaiannya S3 (sesuai denganbanyak kendala) untuk komoditas kakao.

7. Pisang

Pisang (Musa sp.) sering dipilih sebagai penaungtanaman kakao muda, bukan karena fungsi penaungnyayang baik, tetapi atas dasar tanaman ini sangat mudahditanam dan memberikan pendapatan yang tinggi.Lazimnya pisang ditanam dengan jarak tanam yang samadengan kakao. Tanaman pisang akan memberikanpenaungan setelah berumur 6 – 9 bulan. Setelah berumursatu tahun, tanaman pisang mulai berbuah dan dapatmemberikan produksi 1.000 tandan setiap hektar selamasatu tahun.

Page 76: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

68 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Di Trinidad dan Brasil, pisang dianjurkan sebagaipenaung tanaman kakao muda. Pemakaian pisangdisebabkan oleh curah hujan di kedua daerah tersebuttinggi dan kelembaban tanah lebih baik dibandingkan diNigeria. Pemakaian pisang sebagai pohon penaungsementara bagi kakao dapat dipertahankan selama tajuktanaman kakao masih terbuka.

Hasil pengamatan di Pusat Penelitian Kakao Indonesiayang membandingkan pisang mas, cavendis, dan kayumenunjukkan pertumbuhan kakao muda dipengaruhi olehkultivar pisang yang ditanam. Dari tolok ukur diameterbatang kakao tampak bahwa kakao yang ditanam di bawahpisang mas pertumbuhannya lebih lambat dibandingkandengan yang ditanam di bawah kultivar pisang kayu dancavendish. Sebagai penyebabnya adalah intensitas cahayayang diterima kakao lebih tinggi sebagai akibat dari sosok(habitus) pisang mas yang lebih kecil daripada pisang kayudan cavendish.

Dari aspek populasi, pisang tidak menampakkanpengaruh yang jelas terhadap pertumbuhan kakao muda.Namun, dari aspek pendapatan, semakin tinggi populasisemakin besar pendapatannya. Dengan pertimbanganteknis dan ekonomis, jarak tanam pisang 3 x 6 m adalahpaling optimum untuk kakao yang jarak tanamnya 3 x 3 m.

Tanaman pisang akan berbunga setelah berumurdelapan bulan, selanjutnya 3–4 bulan kemudian buahpisang siap dipanen. Ketika bibit kakao dipindah kelapangan, pemilik kebun telah dapat memperolehpendapatan dari buah pisang. Panen buah pisang dapat

Page 77: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 69

dilakukan setiap 6–bulan sekali, bergantung padapengaturan umur anakan pisang.

Keuntungan lain yang penting adalah batang pisangmerupakan mulsa yang efektif dalam mengonservasikelembapan tanah. Kadar air dalam batang palsu pisangsangat tinggi, yaitu 95,63–96,44 %, dalam pelepah 85,82–88,87 %, dan dalam helai daun 73,80–82,23 % bergantungpada kultivarnya. Selain melembabkan, limbah tanamanpisang juga mengandung unsur hara. Unsur hara makroterbanyak yang dikandung limbah pisang adalah K, disusulCa, N, SO4, dan paling sedikit P.

BAB

Pemupukan dan Pemangkasan

A. Pemupukan

Pemupukan dilakukan setelah tanaman kakaoberumur dua bulan di lapangan. Pemupukan pada tanamanyang belum menghasilkan dilaksanakan dengan caramenaburkan pupuk secara merata dengan jarak 15 – 50 cm(untuk umur 2 – 10 bulan) dan 50 – 75 cm (untuk umur 14 –20 bulan) dari batang utama. Untuk tanaman yang telahmenghasilkan, penaburan pupuk dilakukan pada jarak 50 –75 cm dari batang utama. Penaburan pupuk dilakukan

Page 78: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

70 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

dalam alur sedalam 10 cm. Banyaknya pupuk yangdibutuhkan setiap tahun untuk lahan seluas 1 ha, tersajipada tabel berikut.

Kebutuhan pupuk Urea, SP-36, KCl, dan pupuk organik untuktanaman kakao menurut umur tanaman per hektar

Umur Tanaman(tahun)

Jenis Pupuk

Urea (g) SP-36 (g) KCl (g) Organik(kg)

1 - - - 3,6

2 22 20 25 3,6

3 44 41 50 5,5

4 89 83 100 5,5

5 178 105 200 7,3

6 222 207 331,8 7,3Sumber : Siregar et al. (2003)Keterangan : Penggunaan pupuk pada tahun ke-6 dan tahun – tahun

selanjutnya diasumsikan konstan.

B. Pemangkasan

Selama masa tanaman belum menghasilkanpemeliharaan ditunjukkan kepada pembentukan cabangyang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Disamping itu, pemangkasan pohoh pelindung tetap jugadilaksanakan agar percabangan dan dedaunnya tumbuhtinggi dan baik. Sedangkan pohon pelindung sementaradipangkas dan akhirnya dimusnahkan sejalan denganpertumbuhan kakao. Pohon pelindung sementara yangdibiarkan akan membatasi pertumbuhan kakao, karena

Page 79: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 71

menghalangi sinar matahari serta menimbulkan persaingandengan tanaman utama dalam mendapatkan air dan hara.

1. Pemangkasan pohon pelindung sementara

Pohon pelindung sementara harus dipangkas agartidak menutupi tanaman kakao. Caranya adalah denganmerampasnya dengan menggunakan pisau babat tajam.Pohon pelindung sementara harus tidak lebih tinggi dari 1,5m agar tanaman kakao mendapatkan sinar matahari yangsesuai dengan pertumbuhannya. Sisa pemangkasandiletakkan dipinggiran tanaman kakao agar dapat menekanpertumbuhan gulma dan menjadi sumber hara.

Sesuai dengan umur kakao, pohon pelindungsementara dipangkas semakin rendah. Bila percabangankakao telah tumbuh ke arah samping dan dedaunnya sudakcukup lebat, pohon pelindung sementara biasanya tidaktumbuh lagi.

Pohon pelindung sementara yang masih hidup harusdimusnahkan, kecuali yang tumbuh di pinggiran jalan utamakebun, yang kelak berfungsi sebagai pagar bagi kakao.

2. Pemangkasan pohon pelindung tetap

Pohon pelindung tetap dipangkas agar dapatberfungsi dalam jangka waktu yang lama. Pemangkasandilakukan terhadap cabang-cabang yang tumbuh rendahdan lemah.

Page 80: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

72 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Pemupukan tanam yang telah berproduksi

Page 81: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 73

Pemangkasan pemeliharaan

Dengan pemangkasan diharapkan paling tidak cabangterendah pohon pelindung akan berjarak lebih 1 m daritajuk tanaman kakao. Mengingat pohon pelindung tetapdapat diperbanyak dengan cara vegetatif, maka cabangyang dipangkas dapat digunakan sebagai bibit stek batanguntuk areal tertentu yang pohon pelindungnya telah mati.

Page 82: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

74 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Di samping itu pemeliharaan juga dilaksanakandengan memusnahkan pohon pelindung sementara sejauh50 cm dari batang pohon pelindung tetap. Dengandemikian pertumbuhannya tidak terhalang dan penyebarantajuk juga merata.

Untuk pohon pelindung tetap yang mempunyai duacabang utama sejak awal pertumbuhan sehingga dibiarkantumbuh sampai satu tahun. Setelah itu satu cabang harusdipotong agar tidak memberikan naungan yang terlalugelap bagi kakao. 466

3. Pemangkasan kakao

Bagi tanaman kakao, pemangkasan adalah suatuusaha meningkatkan produksi dan mempertahankan umurekonomis tanaman. Secara umum, pemangkasan bertujuanuntuk:

- Mendapatkan pertumbuhan tajuk yang seimbang dankokoh.

- Mengurangi kelembaban sehingga aman dari seranganhama dan penyakit.

- Memudahkan pelaksanaan panen dan pemeliharaan.- Mendapatkan produksi yang tinggi .

Pemangkasan BentukPada tanaman kakao yang belum menghasilkan (TBM),

setelah umur 8 bulan perlu dilaksanakan pemangkasan.Pemangkasan demikian disebut pemangkasan bentuk.Sekali dua minggu tunas-tunas air dipangkas dengan caramemotong tepat dipangkal batang utama atau cabangprimer yang tumbuh.

Page 83: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 75

Sebanyak 5 - 6 cabang dikurangi sehingga hanyatinggal 3 - 4 cabang saja. Cabang yang dibutuhkan adalahcabang yang simetris terhadap batang utama, kukuh, dansehat. Tanaman yang cabang-cabang primernya terbuka,sehingga jorket langsung terkena sinar matahari, sebaiknyadiikat melingkar agar pertumbuhannya membentuk sudutlebih kecil terhadap batang utama atau tajuk menjadi lebihramping.

Kadang-kadang dilakukan juga pemangkasanterhadap cabang primer yang tumbuhnya lebih dari 150 cm.Hal ini bertujuan untuk merangsang tumbuhanya cabang-cabang sekunder. Untuk bibit vegetatif, pemangkasan TMBdilaksanakan agar cabang yang tumbuh tidak rendah.

Pemangkasan bentuk dilaksanakan dalam selangwaktu dua bulan sekali selama masa TBM. Bentukpemangkasan yang bertujuan untuk menggantikan cabangyang patah karena angin atau tertimpa cabang pohonpelindung tetap dapat juga dimasukkan ke dalampelaksanaan pemangkasan pemeliharaan. Oleh sebagianperkebunan, pemangkasan tersebut dinamakanpemangkasan rehabilitasi yang dilaksanakan denganmemelihara chupon pada ketinggian 25 cm dari jorket.

Pemangkasan ProduksiBentuk pemangkasan yang lain adalah pemangkasan

produksi. Pada pemangkasan ini cabang-cabang yang tidakproduktif, tumbuh ke arah dalam, menggantung, ataucabang kering, menambah kelembaban, dan dapatmengurangi intensitas matahari bagi daun.

Pemangkasan Pemeliharaan

Page 84: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

76 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Pemangkasan pemeliharaan dilakukan dengan caramemotong cabang-cabang sekunder dan tersier yangtumbuhnya kurang dari 40 cm dari pangkal cabang primerataupun sekunder. Cabang-cabang demikian bila dibiarkantumbuh akan membesar sehingga semakin menyulitkanketepatan pemangkasan. Di samping itu pemangkasansemakin sukar dilaksanakan dan semakin merugikantanaman kakao tersebut.

Page 85: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 77

BAB

Pengendalian Hama danPenyakit

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, perkembanganluas areal perkebunan kakao meningkat secara pesatdengan tingkat pertumbuhan rata-rata 8% per tahun hinggasaat ini mencapai 1.462.000 ha. Hampir 90% dari luasantersebut merupakan perkebunan rakyat. Pesatnyapeningkatan luas areal tidak diimbangi dengan pesatnyapeningkatan tingkat produktivitas maupun mutu.Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan salahsatu faktor penting yang menghambat pencapaian sasaranproduksi dan mutu hasil. Diperkirakan rata-rata 30%pengurangan hasil disebabkan serangan OPT, bahkan adapenyakit penting yang menyebabkan kematian apabila tidakdikendalikan secara tepat.

Berdasarkan UU nomor 12 tahun 1992 dan PeraturanPemerintah Nomor 6 Tahun 1995, kegiatan penangananOPT merupakan tanggung jawab pemerintah danmasyarakat yang dilaksanakan dengan menerapkan sistemPengendalian Hama Terpadu (PHT). Untuk melaksanakanUU dan PP tersebut, penting kiranya petugas dan petani

Page 86: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

78 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

kakao mengetahui ciri dan tanda serangan, sehingga mudahmengidentifikasi hama penyakit di kebun kakao. Petanisebaiknya mampu melakukan pengamatan sederhana setiapminggu sehingga dapat memutuskan tindakan yang palingbaik untuk mengelola kebunnya. Bab ini akan menyajikanpengenalan terhadap hama penyakit penting kakao, gejalaserangan dan cara pengendaliannya.

A. Penggerek Buah Kakao (PBK) Conopomorphacramerella (Lepidoptera: Gracillaridae)

Hama PBK merupakan hama utama kakao yangmenyebabkan kerugian mencapai miliaran rupiah. Daerahsebarannya melanda hampir semua propinsi penghasilkakao di Indonesia. Stadium yang menimbulkan kerusakanadalah stadium larva yang menyerang buah kakao mulaiberukuran 3 cm sampai menjelang masak. Ulat merusakdengan cara menggerek buah, makan kulit buah, dagingbuah dan membuat saluran ke biji, sehingga biji salingmelekat, berwarna kehitaman, sulit dipisahkan danberukuran lebih kecil.

Telur diletakkan pada permukaan kulit buah di alurbuah. Berbentuk oval dengan panjang 0,4 - 0,5 mm danlebar 0,2 - 0,3mm. Berwarna orange ketika baru diletakkankemudian berubah menjadi kehitaman bila akan menetas.Lama stadium telur 2 - 7 hari. Setelah menetas telur masukke buah melalui bagian dasar telur.

Larva (ulat) putih kekuningan (transparan) denganpanjang maksimum 11 mm, lama stadium ulat 14 - 18 hari,terdiri atas 4 instar. Menjelang pembentukan kepompong,ulat keluar dari buah berkepompong pada permukaan buahatau pada daun, serasah atau keranjang tempat buah.

Rumah kepompong (kokon) transparan, kedap air dankurang kotor, sedang kepompong berwarna coklat dengan

Page 87: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 79

panjang 6 - 7 mm dan lebar 1 - 1,5 mm. Lama stadiumkepompong 5 - 8 hari.

Imago (dewasa) aktif pada malam hari. Siangberlindung di tempat teduh. Ngengat berukuran panjang 7mm, lama stadium ngengat 7 - 8 hari. Seekor ngengatbetina mampu bertelur hingga 50 - 100 butir semasahidupnya.

Serangan pada buah ditandai dengan memudarnyawarna kulit buah, muncul warna belang hijau kuning ataumerah jingga. Apabila buah digoncang tidak berbunyi.Apabila buah dibelah, terlihat biji yang berwarna hitam danmelekat satu sama lain.

Biji terserang penggerek buah kakao Conopomorphacramerella

Page 88: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

80 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Larva (kiri) ngengat Conopomorpha cramerella (tengah), danbuah kakao terserang PBK dengan gejala memudarnya warna

kulit buah, muncul warna belang hijau kuning atau merahjingga (kanan)

Sanitasi, buah busuk, kulit buah, plasenta dan sisa panendimasukkan ke dalam lubang (kiri); serta pemangkasan

tanaman kakao dan naungan (kanan)

Page 89: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 81

Pengendalian hama PBK menggunakan kantong plastik (kiri)dan semut hitam (kanan)

Hama ini dapat dikendalikan dengan sanitasi,pemangkasan, panen sering, pemupukan, kondomisasi danbiologi sebagai berikut:

Sanitasi dilakukan pada buah terserang yang sudahdipanen. Buah seluruhnya dibelah. Buah busuk, kulitbuah, plasenta dan sisa panen dimasukkan ke dalamlubang pada hari panen kemudian ditutup tanah setebal20 cm. Jika tidak segera dikerjakan karena panen puncak,simpanlah buah dalam karung plastik dan diikat rapatsupaya PBK tidak keluar dan menyerang buah di pohon.

Pemangkasan dilakukan baik terhadap tanaman kakaomaupun tanaman penaung. Tajuk tanaman kakaodipendekkan sampai 4 meter. Pemotongan cabangdilakukan terhadap cabang yang arahnya ke atas, yaknidiluar batas 3-4 m. Alat potong yang digunakan adalahgergaji tajam. Luka bekas potongan ditutupi dengan obatpenutup luka. Sebaiknya dilakukan pada awal musimhujan.

Berdasarkan pengamatan, lubang keluar PBK dijumpaipaling banyak pada buah yang masak sempurnakemudian buah yang agak menguning. Oleh sebab itupanen sebaiknya dilakukan seminggu sekali pada buahmasak awal dan buah masak sempurna, kemudianlangsung dipecah hari itu juga.

Page 90: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

82 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Pemupukan dilakukan untuk meningkatkan ketahanantanaman terhadap PBK. Dilakukan setelah pemangkasandengan jenis, dosis dan waktu yang tepat. Selain sehattanaman akan berproduksi lebih banyak

Kondomisasi dapat dilakukan dengan menggunakankantong plastik untuk mencegah serangan PBK. Kantongharus dilubangi bagian bawah supaya air bisa keluar danpenghindari pembusukan buah. Penyarungan dilakukansaat buah berukuran 8-10 cm.

Pengendalian hayati PBK dapat dilakukan denganmemanfaatkan semut hitam, jamur Beuveria bassiana danparasitoid telur Trichogram-matoidea spp. Peningkatanpopulasi semut hitam dapat dilakukan denganmenyediakan lipatan daun kelapa atau daun kakaokering atau koloni kutu putih. Penyemprotan jamurBeuveria bassiana. Sebaiknya pada buah kakao mudadengan dosis 50-100 gram spora/ha. Disemprot selama 5kali menggunakan knapsack sprayer. Di MalaysiaTrichogram-matoidea dibiakkan pada telur seranggaCorcyra cephalonica. Pelepasan sebanyak 7125 – 104410ekor/minggu pada areal 10 ha.

B. Kepik Pengisap Buah Helopeltis spp. (Hemiptera:Miridae)

Kepik ini merupakan hama utama yang mendudukiperingkat kedua setelah PBK. Terdapat lebih dari satuspesies/jenis oleh sebab itu disebut ”spp”. yaitu H. antonii,H. theivora dan H. claviver. Serangga muda (nimfa) danimago menyerang pucuk tanaman kakao dan buah mudadengan cara menusukkan alat mulutnya ke dalam jaringan

Page 91: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 83

kemudian mengisap cairan didalamnya. Bersamaan dengantusukan tersebut kepik mengeluarkan cairan yang bersifatracun yang dapat mematikan jaringan tanaman di sekitartusukan

Telur lonjong berwarna putih yang diletakkan di dalamjaringan kulit buah atau pucuk. Pada salah satu ujungnyaterdapat benang dengan panjang 0,5 mm yang mengembulkeluar jaringan. Lama periode telur 6 - 7 hari.

Serangga muda (nimfa) bentuknya sama dengandewasa (imago) tapi tidak bersayap. Mengalami empat kaliganti kulit (5 instar). Lama periode nimfa 10 - 11 hari.

Kepik dewasa mirip walang sengit dengan panjangtubuh sekitar 10 mm. Perkembangan dari telur hinggadewasa memerlukan waktu 30 - 48 hari. Seekor kepikdewasa mampu bertelur hingga 200 butir selama hidupnya.Waktu makannya pagi dan sore hari. Rentan terhadapcahaya, sehingga bila ada cahaya matahari akan berlindungdi sela-sela daun.

Serangan pada buah tua ditandai dengan munculnyabercak-bercak cekung yang berwarna coklat muda yanglama kelamaan berubah menjadi kehitaman. Serangan beratpada buah muda, bercahaya akan bersatu menyebabkanpermukaan kulit menjadi retak dan terjadi perubahanbentuk sehingga menghambat perkembangan biji.Serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan layu,kering dan kemudian mati. Daun akan gugur dan rantingtanaman akan seperti lidi. Penurunan produksi buah bisamencapai 50 - 60%.

Semut hitam dapat digunakan untuk mengendalikanHelopeltis spp. Semut ini merupakan bagian dariperkebunan kakao sejak 80 tahun yang lalu. Semut selalu

Page 92: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

84 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

hidup bersama dengan kutu putih karena kotoran yangdikeluarkan rasanya manis. Aktivitas semut hitamdipermukaan buah menyebabkan Helopeltis tidak sempatbertelur atau menusukkan alat mulutnya. Peningkatanpopulasi semut dapat dilakukan dengan membuat sarangsemut dari lipatan-lipatan daun kelapa.

Pengendalian kepik ini dapat dilakukan juga denganjamur Beauveria bassiana. Helopeltis akan mati setelah 2-5hari disemprot. Isolat yang digunakan Bby – 725 dengandosis 25-50 gram spora/ha. Penyemprotan pada imagolebih efektif dibandingkan pada nimfa.

C. Penyakit Busuk Buah Phytopthora palmivora(Pythiales: Phythiaceae)

Penyakit busuk buah merupakan penyakit terpentingkarena menyerang hampir di seluruh areal penanamankakao dan kerugiannya dapat langsung dirasakan. Penyakitini disebabkan oleh Phytopthora palmivora Bute, sejenisjamur yang dapat mempertahankan hidupnya dalam tanahbertahun-tahun. Pada musim kering spora hidup dalamtanah dalam bentuk siste yang mempunyai dinding tebal.

Penyebaran jamur dari buah satu ke buah lain melaluiberbagai cara ; percikan air hujan, persinggungan antarabuah sakit dan buah sehat, melalui binatang penyebarseperti tikus, tupai atau bekicot. Kerugian yang disebabkanpenyakit cukup besar persentase busuk buah di beberapadaerah mencapai 30-50%.

Gejala penyakit ini dapat terlihat mulai dari buahmuda sampai buah dewasa. Buah yang terinfeksi akanmembusuk disertai bercak coklat kehitaman dengan batasyang jelas, gejala ini dimulai dengan ujung atau pangkalbuah. Hal ini disebabkan adanya lekukan pada pangkalbuah yang menjadi tempat tergenangnya air sehinggasopra menyebabkan infeksi mulai dari pangkal atau ujung

Page 93: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 85

buah tempat menggantung air. Pembusukan pada buahhanya berlangsung beberapa hari saja sehingga tidak dapatdipanen.

Pengendalian penyakit ini dilakukan denganmemadukan tindakan sanitasi, penyemprotan fungisida danmemperbaiki lingkungan seperti tabel berikut:

Intensitas serangan Cara pengendalianRingan ( < 5%) SanitasiSedang (5-25%) Sanitasi + FungisidaBerat (>25%) Sanitasi + Fungisida + Lingkungan

Sanitasi dilakukan dengan memetik buah yang busukdilakukan bersamaan dengan pemangkasan atau panen.Kemudian dibenamkan di bawah tanah sedalam 30 cm.Apabila musim hujan, sanitasi dilakukan seminggu sekali.

Perbaikan lingkungan dilakukan dengan pengaturandan pemangkasan pohon penaung. Di daerah yang seringtergenang air perlu pembuatan saluran untuk memperbaikidrainase.

Helopeltis spp kepik pengisap buah kakao (kiri) dan buah yangdiserang ditandai dengan munculnya bercak-bercak berwarna

kehitaman (kanan)

Page 94: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

86 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Semut hitam dapat digunakan untuk mengendalikan Helopeltisspp.

Page 95: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 87

Phytopthora palmivora Bute, penyebab penyakit busuk buahkakao

Gejala penyakit busuk buah P. palmivora Bute (Konam et al.,2009)

D. Penyakit Vascular Streak Dieback (VCD)Oncobasidium theobromae (Ceratobasidiales :Ceratobasideceae)

Penyakit ini menyerang semua stadia tanaman, mulaidari pembibitan hingga stadium produktif. Penyakit menulardari satu pohon ke pohon lain melalui spora diterbangkanoleh angin pada tengah malam. Spora yang jatuh padadaun muda akan berkecambah apabila tersedia air dantumbuh masuk ke jaringan Xylem. Setelah 3 - 5 bulan baruterlihat gejala daun menguning dengan bercak hijau, dauntersebut mudah gugur. Kerugian hasil karena penyakit VSDsangat bervariasi antara 3 - 60%.

Page 96: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

88 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Gejala khusus yang terlihat adalah sari daun keduaatau ketiga dari titik tumbuh menguning dengan bercak-bercak berwarna hijau. Daun-daun terlihat akhirnya gugursehingga tampak gejala ranting ompong. Pada bekas dudukdaun bila disayat terlihat noktah tiga buah berwarna coklatkehitam-hitaman. Bila ranting dibelah membujur terlihatgaris-garis coklat pada jaringan Xylem yang bermuara padabekas duduk daun. Kalau dari bekas dudukan daun,potongan ranting dan potongan daun muncul benangberwarna putih maka dapat dipastikan penyebabnya O.theobromae .

Pengendalian dilakukan dengan cara: penanaman jeniskakao yang toleran, pangkasan sanitasi dan eradikasi. Padapembibitan yang masih sehat dilindungi dengan fungisidasistemik setiap 2 minggu. Pengendalian dibedakanberdasarkan daerah basah dan kering sebagai berikut :

IntensitasCara Pengendalian

Kering Basah

RinganPangkasan sanitasi 2bulan sekali

Pangkasan sanitasi 1bulan sekali

SedangPangkasan sanitasi 1bulan sekali

Pangkasan sanitasisetengah bulan sekali

Berat Eradikasi Eradikasi

Page 97: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 89

Gejala khas, garis berwarna coklat pada berkas pembuluh yangterlihat pada penampang membujur cabang (Hasrun et al.,

2008)

Akibat serangan VSD batang utama dan cabang tanamankakao mati

Pangkasan sanitasi adalah ranting sakit dipotongsampai batas garis coklat pada Xylem ditambah 30 cm.Dikatakan serangan ringan bila jumlah ranting sakit < 10%dan jamur menyerang hanya sampai cabang tertier.Dikatakan sedang bila jamur menyerang sampai cabang

Page 98: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

90 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

sekunder dan jumlah ranting sakit antara 10 – 30%.Dikatakan berat bila jumlah ranting sakit > 30% dan jamurmenyerang sampai cabang primer.

Hibrida dan klon toleran adalah DR1 x Sca6, DR1 xSca12, ICS60 x Sca6, Sca12 x ICS60, Sca6 x ICS6, klon DRC15, klonKEE2.

BAB

Panen dan Pasca Panen

Page 99: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 91

A. Pemetikan dan Sortasi Buah

Buah kakao dipetik apabila sudah cukup masak, yakniditandai dengan adanya perubahan warna kulit buah. Buahketika mentah berwarna hijau akan berubah menjadikuning pada waktu masak, sedangkan yang berwarnamerah akan berubah menjadi jingga pada waktu masak.

Pada satu tahun terdapat puncak panen satu atau dua kaliyang terjadi 5 - 6 bulan setelah perubahan musim. Padabeberapa negara ada yang panen sepanjang musim.

Buah hasil pemetikan dipisahkan antara yang baik danyang jelek. Buah yang jelek berupa buah yang kelewatmasak, yang terserang hama penyakit, buah muda ataubuah yang lewat masak. Frekuensi pemanenan ditentukanoleh jumlah buah yang masak pada satu periodepemanenan. Jumlah minimum fermentasi adalah 100 kgbuah segar. Petani biasanya memanen 5 - 6 kali padamusim puncak panen dengan interval satu minggu.

Buah siap panen dan pemetikan buah

B. Pemeraman dan Pemecahan Buah

Pemeraman dilakukan selama 5 - 12 hari tergantungkondisi setempat dan pematangan buah, dengan cara (a).Mengatur tempat agar cukup bersih dan terbuka, (b).

Page 100: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

92 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Menggunakan wadah pemeraman seperti keranjang ataukarung goni, (c). Memberi alas pada permukaan tanah danmenutup permukaan tumpukan buah dengan daun-daunkering. Cara ini menurunkan jumlah biji kakao rusak dari15% menjadi 5%.

Pemecahan buah dapat dilakukan dengan pemukulkayu, pemukul berpisau atau hanya dengan pisauapabila sudah berpengalaman. Selama pemecahandilakukan sortasi buah dan biji basah. Buah yang masihmentah, yang diserang hama tikus atau yang busuksebaiknya dipisahkan.

Penyimpanan buah sebelum fermentasi hal yang baikdilakukan. Di Malaysia penyimpanan dan penghamparanbuah sebelum fermentasi akan menghasilkan biji kakaoyang bercita rasa coklat lebih baik.

Kadar kulit buah berkisar 61.0 – 86.4% dengan rata-rata74.3%. dan kadar biji segar 39.0%-13.6% dengan rata-rata 25.7%.

Setelah pemecahan buah, biji superior dan inferiordimasukkan kedalam karung plastik dan ditimbanguntuk menentukan jumlah hasil pemanenan. Di pabrik,biji ditimbang ulang untuk melihat bobotpenyusutannya. Pemeriksaan mutu dilakukan sebelumdifermentasi.

C. Fermentasi

Fermentasi dilakukan untuk memperoleh biji kakaokering yang bermutu baik dan memiliki aroma serta citarasa khas coklat. Citra rasa khas coklat ditentukan olehfermentasi dan penyangraian. Biji yang kurang

Page 101: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 93

fermentasi ditandai dengan warna ungu, berteksturpejal, rasanya pahit dan sepat, sedang yang berlebihanfermentasi akan mudah pecah, berwarna coklat seperticoklat tua, cita rasa coklat kurang dan berbau apek.

Fermentasi dapat dilakukan dalam kotak, dalamtumpukan maupun dalam keranjang. Kotak dibuat darikayu dengan lubang didasarnya untuk membuangcairan fermentasi atau keluar masuknya udara. Bijiditutup dengan daun pisang atau karung goni untukmempertahankan panas. Selanjutnya diaduk setiap hariatau dua hari selama waktu 6-8 hari. Kotak yangkedalamannya 42 cm cukup diaduk sekali saja selama 2hari. Tingkat keasamannya lebih rendah dibandingkanlebih dari 42 cm. Fermentasi tidak boleh lebih dari 7hari. Setelah difermentasi biji kakao segera dikeringkan.

Pemecahan buah dan biji dalam kotak fermentasi

Page 102: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

94 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Proses fermentasi

Page 103: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 95

Penjemuran

Fermentasi tumpukan dilakukan dengan cara menimbunatau menumpuk biji kakao segar di atas daun pisanghingga membentuk kerucut. Permukaan atas ditutupdaun pisang atau lainnya yang memungkinkan udaramasuk, kemudian ditindih dengan potongan kayu. Padametode ini, fermentasi dilakukan selama 6 hari denganpengadukan dua kali. Fermentasi harus dilakukanditempat teduh agar terlindung dari hujan dan cahayamatahari langsung.

Fermentasi dalam keranjang dilakukan didalamkeranjang bambu atau rotan yang telah dilapisi daunpisang dengan kapasitas lebih dari 20 kg. Permukaan bijiditutup daun pisang atau karung. Pengadukan dilakukansetelah 2 hari fermentasi. Caranya dipindahkan kekeranjang lain atau ditempat yang sama kemudianditutup kembali. Lama fermentasi tidak boleh lebih dari7 hari.

C. Perendaman dan Pencucian Pencucian dilakukan setelah fermentasi untuk

mengurangi pulp yang melekat pada biji. Biji direndamselama 3 jam untuk meningkatkan jumlah biji bulat danpenampilan menarik. Kadar kulit biji yang dikehendakimaksimum 12%, yang melebihi 12 % akan dikenaipotongan harga.

Saat ini telah dihasilkan mesin cuci kakao berkapasitas 2ton biji segar/jam. Pencucian dimulai pukul 03.00 dandiakhiri pukul 10.00 sehingga kapasitas per hari adalah14 ton.

Page 104: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

96 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

D. Pengeringan dan Tempering Tujuan utama pengeringan adalah mengurangi kadar air

biji dari 60% menjadi 6-7% sehingga aman selamapengangkutan dan pengapalan. Pengeringan tidakboleh terlalu cepat atau terlalu lambat. Pengeringandilakukan dengan penjemuran, memakai alat pengeringatau keduanya.

Penjemuran cara yang paling baik dan murah. Kapasitasper m2 lantai adalah 15 kg. Biji kakao dapat keringsetelah 7-10 hari. Selama penjemuran hamparan bijiperlu dibalikkan 1-2 jam sekali. Selama penjemuran bijidirawat dengan membuang serpihan kulit buah,plasenta, material asing dan biji yang cacat.

Pada daerah yang curah hujannya agak tinggi danproduksi biji kakao banyak, penjemuran saja tidak cukuptapi diperlukan pengering mekanis. Pengolahankonvensional yang masih ditetapkan adalah penjemuran1 hari dan pengeringan mesin selama 24 jam efektif,yaitu flat bed dryer yang dioperasikan suhu lebih dari60oC.

Tempering adalah proses penyesuaian suhu pada bijidengan suhu udara sekitarnya setelah dikeringkan, agarbiji tidak mengalami kerusakan fisik pada tahapberikutnya. Biasanya ditempat gudang timbunsementara kapasitasnya 330 kg biji kakao kering/m2.Sortasi kemudian dilakukan lagi setelah 5 hari dandilakukan pengemasan.

F. Sortasi

Sortasi ditujukan untuk memisahkan biji kakao darikotoran yang melekat dan mengelompokkan bijiberdasarkan kenampakan fisik dan ukuran biji. Biji kakao yang telah 5 hari kering disortasi

Page 105: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 97

Proses sortasi dilakukan secara manual

G. Pengemasan dan Penyimpanan

Biji kakao kering dan bersih dikemas dalam karung bersihdan disimpan dalam gudang.

Penyimpanan dan pengelolaan biji kakao keringdilkakukan mengikuti Standar Prosedur Operasional(SPO) penanganan biji kakao di kesportir, SPO fumigasikakao di gudang, dan SPO fumigasi kakao di container.

BAB

Analisis Usahatani

Analisis finansial usahatani kakao didekati denganmemperhatikan biaya dan penerimaan. Biaya yang dimasukkandalam penelitian ini meliputi semua biaya yang dikeluarkanpetani untuk proses produksi yang merupakan variabel terdiriatas pembelian pupuk, pestisida dan upah tenaga kerja.Jumlah dan nilainya bervariasi sesuai dengan kemampuanpetani. Hasil penelitian Dewi Sahara et al. menunjukkan bahwafaktor yang sangat mempengaruhi keuntungan usahatanikakao di Kabupaten Kolaka adalah luas areal dan harga pupuk.Artinya keuntungan maksimal akan diperoleh petani denganmemperluas areal tanaman dan meningkatkan penggunaanpupuk sesuai batas rekomendasi dosis pemupukan. Berikutdisampaikan tabel analisis kelayakan usahatani kakao apabiladiperhitungkan sampai tahun ke – 10 atau tabel analisiskelayakan usahatani apabila diperhitungkan secara parsial(hanya 1 tahun).

Page 106: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

98 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Walaupun hasil analisis akan sangat bervariasiberdasarkan kemampuan petani dan harga pada tahuntersebut serta nilai rupiah, kakao masih layak diusahakankarena B/C lebih besar dari satu.

Page 107: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan
Page 108: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

90 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Analisis kelayakan usahatani kakao (pola anjuran) di Desa Petimbe, Kecamatan Palolo, Kabupaten Donggala, 2004 (Rp.000).

Sumber : Hutahaean et al., 2004

UraianTahun

I II III IV V VI VII VIII IX XPenerimaan nilai produksi 0 0 7.200 8.256 9.504 10.944 10.944 10.368 10.368 9.408Jumlah penerimaan 0 0 7.200 8.256 9.504 10.944 10.944 10.368 10.368 9.408Pengeluaran biaya tetapSewa lahan 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500Pajak lahan 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30Alat dan bahan 500 300 500 1.100 700 1.100 700 1.100 700 1.100Biaya Tidak Tetap sarana produksiBibit (Rp) 1.500 0 0 0 0 0 0 0 0 0Pupuk 0 0 0 956 956 956 956 956 956 956Herbisida 0 200 200 275 275 275 275 275 275 275Insek/Fungisida 0 0 100 200 200 200 200 200 200 200Tenaga KerjaPengolahan lahan 500 0 0 0 0 0 0 0 0 0Penanaman 800 0 0 0 0 0 0 0 0 0Pemupukan 0 0 0 250 250 250 250 250 250 250Pemeliharaan 150 250 250 350 350 350 350 350 350 350Pemangkasan 0 200 325 425 425 425 425 425 425 425Pengendalian H/P 0 100 150 200 200 200 200 200 200 200Panen 0 0 600 688 792 912 912 864 864 784Pasca Panen 0 0 375 430 495 570 570 540 540 490Jumlah Pengeluaran 4.980 2.580 4.030 6.404 6.173 6.768 6.368 6.690 6.290 6.560

Net B/CNPVIRR

Harga (Rp/kg)Produktivitas (kg/ha)

1.893.687.737

32%9.6001.003

Page 109: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 91

Analisis usahatani kakao di Desa Labuan Ratu IV, Lampung Timur, Tahun 2007

No. Jenis PengeluaranUraian Biaya (Rp/ha)

Volume Satuan (Rp) Jumlah (Rp)1. Bahan (A)

Urea (kg) SP-36 (Rp) KCl (kg) Pupuk Majemuk (kg) Pupuk Kandang (kg) Kompos (kg) ZPT (lt) Herbisida (lt) Insektisida (lt) Fungisida (lt)

392,86210,7135,7151,78

1446,07196,431,961,980,50,98

1.3002.5006.0004.000300500

11.00030.00050.00011.000

510.718525.000814.260207.12098.212433.82121.56059.40028.00010.700

Jumlah 2.708.7912. Upah Tenaga Kerja Luar HOK (B)

Menyambung Buat Rorak Memangkas Memupuk Menyemprot Buat sarang semut Panen Prosesing hasil

0,100,21,460,960,75

05,14

0

20.00020.00020.00020.00020.00020.00020.000

2.0004.28029.20019.20015.000

0102.800

0Jumlah 172.480Jumlah (A + B) 2.881.271

3. Upah Tenaga KerjaKeluarga)/HOK (C) Menyambung Membuat Rorak GULUD Memangkas Memupuk Menyemprot Buat sarang semut Panen Prosesing hasil

61,070,8516,176,03

26

35,419,53

20.00020.00020.00020.00020.00020.00020.00020.00020.000

120.00021.40017.000323.400126.40040.000120.000708.400390.600

Jumlah 100,77 2.519.250Jumlah (A + B + C) 4.748.671Nilai Produksi 1.290 kg 12.750 16.447.500Pendapatan : NP-A+B 13.566.229Keuntungan NP-A+B+C 11.698.829B/C 2,46

Sumber : Firdausil et al., 2002

Page 110: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

92 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

BAHAN BACAAN

Anonim, 2008. Teknologi sambung samping tanaman kakao,kisah sukses Prima Tani di Sulawesi Tenggara. WartaPenelitin dan Pengembangan Pertanian Vol. 30, No. 52008.

Badan Litbang Pertanian. 2007. Prospek dan ArahPengembangan Agribisnis Kakao. Ed II. 26 hal.

Bakri, A.H., FX Soegabyo dan P. Sembiring, 1989. Kelapasebagai naungan kakao di PT. P.P. Londom SumateraIndonesia. Kump. Makalah Seminar Sehari TimpangKelapa-Kakao. Pusat Penelitian Bandar Kuala, SumateraUtara, 18 Januari 1989. 25p

Chairani Hanum, 2008. Teknik budidaya tanaman jilid 3 untukSMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan, DitjenManajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,Departemen Pendidikan Nasional. 178p

Direktorat Jendral Perkebunan. 2008. Gerakan PeningkatanProduksi dan Mutu Kakao Nasional. Bahan presentasiDirjenbun pada bulan Nopember 2008 di hadapan TimItjen Deptan. 26 hal.

Direktorat Perlindungan Perkebunan Ditjenbun. 2009.Pedoman Identifikasi Organisme Pengganggu Tumbuhan(OPT) Perkebunan. 110.hal.

_______2007. Pedoman Pengamatan dan Pengendalian OPTUtama Tanaman Kakao. 42 hal.

Firdausil AB, Nasriati, A. Yani. 2008. Teknologi Budidaya Kakao.Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi

Page 111: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 93

Pertanian, Badan Penelitian Dan PengembanganPertanian. 26p

Hasrun Hafid, Zeth Lapomi, Rebecca Branford-Bowd, SimonBadcock dan B.K. Matlick, 2008. Panduan Amarta UntukKeberlanjutan Kakao (Evaluasi Kebun, Rehabilitasi danPeremajaan)

Konam, J., Y. Namaliu, R. Daniel dan D. Guest. 2009.Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu untuk ProduksiKakao Berkelanjutan. Panduan pelatihan untuk petanidan penyuluh. 36 hal.

Lintje Hutahaean, Conny N. Manoppo, dan S. Bakhri. 2004.Prosiding Seminar Nasional Pengembangan InovasiPertanian Lahan Marginal. Badan Penelitian danPengembangan Pertanian.

Proyek PHTPR Ditlinbun. 2002. Musuh Alami, Hama danPenyakit Tanaman Kakao Ed II. 63 hal.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2006, PanduanLengkap Budidaya Kakao (Kiat mengatasi permasalahanpraktis), PT. Agromedia Pustaka.

Sri Mulato dkk, 2005, Pengolahan Produk Primer dan SekunderKakao, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia,Jember.

Tjitrosoepomo, Gembong, 1988, Taksonomi Tumbuhan(Sperma thopyta), Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Tumpal H.S. Siregar, Slamet Ryadi, Laili Nuraini. 2006,Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Cokelat, PenebarSwadaya Jakarta.182p

Wahyudi, T., T.R. Panggabean dan Pujianto. 2002. KAKAO.Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. PanduanLengkap. Penebar Swadaya. 363 hal.

Page 112: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

94 Budidaya dan Pasca Panen KAKAO

Wood, G.A.R, 1975, Cocoa Tropical Agriculture Series, 3 Ed,London, Longmans.

CATATAN

___________________________________________________

___________________________________________________

___________________________________________________

___________________________________________________

___________________________________________________

___________________________________________________

___________________________________________________

___________________________________________________

Page 113: Budidaya dan Pasca Panen KAKAO - Puslitbang Perkebunanperkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2011/01/... · C. Fisiologi ..... 17 IV. Perbanyakan Tanaman 20 A. Perbanyakan

Budidaya dan Pasca Panen KAKAO 95

___________________________________________________

___________________________________________________

___________________________________________________

___________________________________________________

___________________________________________________

___________________________________________________