20
BUDIDAYA LADA HITAM DI LAMPUNG PENDAHULUAN Indonesia sejak dahulu dikenal sebagai Negara yang kaya akan rempah-rempah alam yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia, salah satunya adalah lada yang pada abad ke 12 telah memasok 80% dari kebutuhan dunia.Tanaman lada(Piper ningrum,I) awalnya dikembangkan dengan skala kecil yang lokasinya dipusatkan di pulau jawa dan seiring waktu dikembangkan secara besar-besaran disumatradan Kalimantan. BUDIDAYA LADA HITAM DI LAMPUNG Lada merupakan salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai peranan sebagai penghasil devisa , sumber pendapatan , penciptaan lapangan kerja dan juga mendukung agribisnis dan agroindustri Negara. Pada tahun 2000 Indonesia masih menempati peringkat pertama sebagai Negara penghasil lada terbesar didunia, posisi ini tergeser sejak Vietnam mengembangkan lada secara intensif. Penurununan posisi Indonesia juga dipengaruhi oleh melemahnya daya saing akibat rendahnya produktivitas dan mutu lada nasional. Dalam perkembangan secara nasional, Lampung masih menempati urutan nomor 1 sebagai wilayah dengan luas areal dan produksi lada tertinggi. Lada yang dihasilkan adalah lada hitam ( black pepper ) dengan ciri cita rasa dan aroma yang khas. Kejayaan lada lampung telah berkibar sejak tahun 1942 sampai dengan akhir tahun 1970 an dan pada saat itu telah memberikan sumbangan sekitar 50% dari kebutuhan dunia. Namun saat ini lada lampung mengalami penurunan produksi, produktivitas dan kualitas yang disebabkan oleh beberapa faktor , diantaranya adalah teknik budidaya yang kurang benar, penggunaan benih yang kurang bermutu , serangan hama dan tanaman yang sudah tua atau rusak. Oleh karena itu demi untuk mengembalikan kejayaan lada lampung maka penulis yang juga merupakan bagian dari kelompok tani MEKAR SARI lampung berkomitmen dan siap mengembangkan lada lampung serta bersedia bekerjasama dengan pihak – pihak yang peduli demi berkibarnya kembali lampung black pepper. PEMBAHASAN

Budidaya Lada

Embed Size (px)

DESCRIPTION

budidaya

Citation preview

BUDIDAYA LADA HITAM DI LAMPUNG

PENDAHULUANIndonesia sejak dahulu dikenal sebagai Negara yang kaya akan rempah-rempah alam yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia, salah satunya adalah lada yang pada abad ke 12 telah memasok 80% dari kebutuhan dunia.Tanaman lada(Piper ningrum,I)awalnya dikembangkan dengan skala kecil yang lokasinya dipusatkan di pulau jawa dan seiring waktu dikembangkan secara besar-besaran disumatradan Kalimantan.

BUDIDAYA LADA HITAM DI LAMPUNGLada merupakan salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai peranan sebagai penghasil devisa , sumber pendapatan , penciptaan lapangan kerja dan juga mendukung agribisnis dan agroindustri Negara. Pada tahun 2000 Indonesia masih menempati peringkat pertama sebagai Negara penghasil lada terbesar didunia, posisi ini tergeser sejak Vietnam mengembangkan lada secara intensif. Penurununan posisi Indonesia juga dipengaruhi oleh melemahnya daya saing akibat rendahnya produktivitas dan mutu lada nasional.

Dalam perkembangan secara nasional, Lampung masih menempati urutan nomor 1 sebagai wilayah dengan luas areal dan produksi lada tertinggi. Lada yang dihasilkan adalah lada hitam( black pepper )dengan ciri cita rasa dan aroma yang khas. Kejayaan lada lampung telah berkibar sejak tahun 1942 sampai dengan akhir tahun 1970 an dan pada saat itu telah memberikan sumbangan sekitar 50% dari kebutuhan dunia.Namun saat ini lada lampung mengalami penurunan produksi, produktivitas dan kualitas yang disebabkan oleh beberapa faktor , diantaranya adalah teknik budidaya yang kurang benar, penggunaan benih yang kurang bermutu , serangan hama dan tanaman yang sudah tua atau rusak. Oleh karena itu demi untuk mengembalikan kejayaan lada lampung maka penulis yang juga merupakan bagian dari kelompok tani MEKAR SARI lampung berkomitmen dan siap mengembangkan lada lampung serta bersedia bekerjasama dengan pihak pihak yang peduli demi berkibarnya kembalilampung black pepper.PEMBAHASANDalam budidaya lada hitam , hal yang perlu diperhatikan adalah syarat tumbuh dan keadaan tanah, 2 hal ini menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi. syarat tumbuh dengan baik adalah iklim yang menunjang yaitu berada pada ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban tinggi , temperatur yang ideal diatas 23 derajat celcius dan dibawah 30 derajat celcius dengan curah hujan yang rata terbagi sepanjang tahun. Sedangkan keadaan tanah yang baik adalah tanah yang gembur dengan kandungan hara yang cukup serta drainase yang baik.

A.PEMBIBITAN Pembibitan adalah tahapan awal budidaya tanaman lada, tahapan ini meliputi proses persiapan bibit sebelum dipindahkan pada areal perkebunan. Di mulai dari persiapan tempat penyemaian, penyedian tanah , penataan tanah dalam polibek( kantong plastik), persiapan bibit lada ( stek dari sulur panjat/ gantung, biji lada dan tandas), pembentukan akar dan mata tunas pada bibit, pemindahan bibit kedalam polibek dan perawatan bibit.1. 1.Persiapan tempat penyemaian bibit lada ( sulur panjat / gantung )Tempat untuk penyemaian bibit lada perlu dipersiapkan dengan baik, dibuat dengan mempertimbangkan :Sistem drainase yang baik, sehinggabibit tidak tergenang air ketika hujanKeamanan pertumbuhan, untuk itu sebaiknya tempat penyemain dipagar menggunakan plastik bening sebagai batasan, selain harganya murah plastik juga tahan lama serta pertumbuhan bibit dapat terpantau setiap saat Sinar matahari , pada masa pembibitan awal sebaiknya diberikan waring atau atap dengan pori-pori yang rapat sehingga bibit tidak terkena matahari secara langsung.

2 . Penyedian tanahTanah yang dipakai untuk pembibitan adalah tanah yang telah diolah terlebih dahulu, pengolahanya yaitu campur tanah dengan pupuk kompos setelah itu tanah dibiarkan untuk beberapa waktu sampai tanah benar-benar siap,tujuanya tanah bebas dari unsur yang merugikan ( jamur atau unsur lain )

1.Penataan tanah dalam polibekTanah yang sudah siap kemudian ditata dan dimasukan dalam polibek atau kantong plastic, jangan terlalu padat karena akan menghambat pertumbuhan akar bibit.

2.Persiapan bibit ladaBibit yang akan disemai terlebih dahulu harus disiapkan, Stek Bibit lada diperoleh dari sulur panjat dan sulur gantung yang diambil dari tanaman yang berumur 2 atau 3 tahun, sulur yang telah diambil kemudian dipotong menjadi stek dua ruas , setelah itu ditanam terlebih dahulu dalam pot secara bersaman pada media tanah gembur dengan penyiraman setiap hari untuk menjaga kelembaban dan menghindari kekurangan air.

3.Pembentukan Akar Dan Mata Tunas Pada BibitBibit Stek yang telah ditanam dalam media pot seperti pada poin ke 5 dirawat sampai terbentuk mata tunas pada ruas , mata tunas yang terbentuk menandakan bibit stek siap dipindahkan kedalam polibek yang telah ditata dan diisi tanah.

4.Pemindahan Bibit Kedalam PolibekSetelah stek bibit lada terbentuk mata tunas pada ruas-ruasnya maka stek bibit ini dipilih dan dikelompokkan berdasarkan panjang mata tunas yang terbentuk, perlakuan ini dilakukan dengan tujuan agar pertumbuhan lada dalam polibek sama tinggi .

5.PerawatanStek bibit LadaTahapan akhir dalam pembibitan adalah perawatan stek bibit lada, stek yang telah dipindahkan dalam polibek disiram setiap dua hari sekali untuk menjaga tanah dalam kantong plastik dalam keadaan basah sehingga kelembaban dapat terjaga.

B.Penanaman dikebun. Sebelum melakukan penanaman dikebun hal yang harus disiapkan adalah memastikan tiang panjatdalam keadaan hidup dan sehat, biasanya tiang panjat yang digunakan adalah tiang panjat dari pohon hidup seperti dadap minyak, dadap duri dan juga pohon randu, selain pohon hidup tiang panjat juga bias menggunakan kayu atau beton. Ukuran yang ideal untuk tiang panjat adalah 2,5 m x 2,5 m.

Tiang panjat ( pohon dadap duri )Setelah semuanya dipastikan dalam keadan baik maka lubang tanam dibuat di sisi tiang panjat , lubang ini dibiarkan minimal selama satu minggu agar tanah terbebas dari jamur atau unsur yang merugikan , setelah itu lubang diberi pupuk kandang atau kompos dan bibit stek lada siap ditanam.Dibawah ini adalah gambar - gambar perkembangan tanaman lada setelah penanaman sampai lada siap produksi.

Gambar stek lada yang berumur 1 bulan

Gambar stek lada yang berumur 6 bulan

Gambar stek lada yang berumur 1 tahun

Gambar tanaman lada yang telah berumur 2 tahun dan telah siap di jeng ( dirunduk kedalam tanah)

Gambar tanaman lada yang yang sedang dijeng atau di runduk

Gambar tanaman lada yang telah berumur 2,5 tahun

Gambar tanaman lada yang telah berumur 3- 4 tahun dan telah belajar buah

Gambar tanaman lada yang telah siap berproduksi ( berumur 5 tahunan )

Gambar tanaman lada yang telah berbuah.Sumber : http://mekarsarilampung.blogspot.com/2013/05/budidaya-lada-hitam.html

BUDIDAYA LADA22.44.00budidaya lada,cara pemesanan,distributor resmi nasa yogyakarta,hormonik,natural bvr,natural glio,natural nusantara,pestisida,pestona,poc nasa,power nutrition,pupuk supernasaI. PENDAHULUANTanaman lada termasuk tanaman rempah yang banyak dikembangkan di Indonesia. PT. Natural Nusantara berupaya membantu meningkatkan produksi tersebut secara kuantitas, kualitas dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan(Aspek K-3).

II. SYARAT PERTUMBUHAN2.1. Iklim Curah hujan 2.000-3.000 mm/th. Cukup sinar matahari (10 jam sehari). Suhu udara 200C - 34 0C. Kelembaban udara 50% - 100% lengas nisbi dan optimal antara 60% - 80% RH. Terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang.

2.2. Media Tanam Subur dan kaya bahan organik Tidak tergenang atau terlalu kering pH tanah 5,5-7,0 Warna tanah merah sampai merah kuning seperti Podsolik, Lateritic, Latosol dan Utisol. Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m. Kelerengan/kemiringan lahan maksimal 300. Ketinggian tempat 300-1.100 m dpl.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA3.1. Pembibitan Terjamin kemurnian jenis bibitnya Berasal dari pohon induk yang sehat Bebas dari hama dan penyakit Berasal dari kebun induk produksi yang sudah berumur 10 bulan-3 tahun (Kebutuhan bibit 2.000 bibit tanaman perhektar)

3.2. Pengolahan Media Tanama. Cangkul 1, pembalikan tanah sedalam 20-30 cm.b. Taburkan kapur pertanian dan diamkan 3-4 minggu.

Dosis kapur pertanian : Pasir dan Lempung berpasir: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha. Lempung: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 1,7 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha. Lempung Berdebu: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 2,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 3,2 ton/ha. Lempung Liat: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 3,4 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 4,2 ton/ha. Cangkul 2, haluskan dan ratakan tanah

3.3. Teknik Penanaman Sistem penanaman adalah monokultur (jarak tanam 2m x 2m). Tetapi juga bisa ditanam dengan tanaman lain. Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x 35 cm, bawah 40 cm x 15 cm dan kedalaman 50 cm. Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah bibit ditanam. Waktu penanaman sebaiknya musim penghujan atau peralihan dari musim kemarau kemusim hujan, pukul 6.30 pagi atau 16.30-18.00 sore. Cara penanaman : menghadapkan bagian yang ditumbuhi akar lekat kebawah, sedangkan bagian belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat) menghadap keatas. Taburkan pupuk kandang 0,75-100 gram/tanaman yang sudah dicampur NATURAL GLIO. Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian atas yang sudah dicampur pupuk dasar :NPK 20 gram/tanaman.Untuk tanah kurang subur ditambahkan 10 gram urea, 7 gram SP 36 dan 5 gram KCl per tanaman.Segera setelah ditutup, disiram SUPERNASA :1. Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.2. Alternatif 2 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 - 4 bulan sekali.

3.4. Pemeliharaan Tanaman3.4.1. Pengikatan Sulur PanjatPanjatkan pada tiang panjat menggunakan tali. Ikatkan dengan dipilin dan dilipat hingga mudah lepas bila sulur tumbuh besar dan akar lekatnya sudah melekat pada tiang panjat.

3.4.2. Penyiangan dan PembumbunanPenyiangan setiap 2-3 bulan sekali. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.

3.4.4. PerempalanPerempalan atau pemangkasan dilakukan pada:Batang, dahan, ranting yang tidak produktif, atau terserang hama dan penyakit.Pucuk/batang, karena tidak memiliki dahan yang produktifBatang yang sudah tua agar meremajakan tanaman menjadi muda kembali.

3.4.5. Pemupukan SusulanPenyemprotan POC NASA (4-5 tutup) atau POC NASA (3- 4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 3 - 4 minggu sekali.Pupuk makro diberikan sebagai berikut :Umur(bln)Pupuk makro (gram/pohon)

UreaSP 36KCl

3-4351520

4-5

352025

5-6

3525

30

6-17353035

3.4.6. Pengairan dan PenyiramanPada musim kemarau penyiraman sehari sekali di sore hari. Pada musim hujan tidak boleh tergenang.

3.4.7. Pemberian MulsaUsia 3-5 bulan, beri mulsa alami berupa dedaunan tanaman tahunan ataupun alang-alang.

3.4.8. Penggunaan Tajar ( Ajir)Sebaiknya gunakan tajar mati dari bahan kayu. Pangkal tajar diruncingkan, bagian ujung dibuat cabang untuk menempatkan batang lada yang panjangnya telah melebihi tinggi tajar. Panjang tajar 2,5-3 m..

3.5. Hama dan Penyakit3.5.1. Hamaa. Hama Penggerek Batang(Laphobaris Piperis)Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda. Akibat lain bila Nimfanya (serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman. Pengendalian: memotong cabang batang; penyemprotan PESTONA.

b. Hama bungaCiri: Serangga dewasa berwarna hitam, sayap seperti jala, terdapat tonjolan pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm. Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1 bulan. Pengendalian: penyemprotan PESTONA, serta dapat juga dilakukan pemotongan pada tandan bunga.

c. Hama buahCiri: serangga berwarna hijau kecoklatan, nimfanya tidak bersayap, berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga dewasa atau nimfanya menyerang buah sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa diletakkan pada permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6 bulan. Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada pada tandan buah. Gunakan PESTONA.

3.5.2. Penyakita. Penyakit busuk pangkal batang (BPP)Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis. Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang pada pangkal batang memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan : penanaman jenis lada tahan penyakit BPB. Pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.

b. Penyakit kuningPenyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman. Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang, pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

3.6. Panen3.6.1. Ciri dan Umur PanenPanen pertama umur tiga tahun atau kurang. Ciri-ciri: tangkainya berubah agak kuning dan sudah ada buah yang masak (berwarna kuning atau merah).3.6.2. Cara PanenPemetikan dari buah bagian bawah hingga buah bagian atas, dengan mematahkan persendian tangkai buah yang ada diketiak dahan.3.6.3. Periode PanenPeriode panen sesuai iklim setempat, jenis lada yang ditanam dan intensitas pemeliharaan.

Sumber : http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-lada.html